(2) Keterangan : s = standar deviasi x = rata-rata n = banyak data
|
|
- Indra Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Analisis Multi Dimensional Scaling pada Kabupaten di Papua Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2013 Syahrul Eka A.L, Dedi Setiawan, Rizky Mubarok, Ernawati dan Bambang W. Otok Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia ernawati.offstat@gmail.com, dr.otok.bw@gmail.com Abstract Development is a step in making something that has not existed yet or made a change that make things better or improved. A national development based on equitable distribution of development and outcomes, high economic growth and healthy and dynamic national stability. The main goal of development is to create an environment that enables people to have enjoy, healthy, and productive lives. There are three factors that influence the human development index (HDI), those are education, health, and economy. Some of the variables to assess HDI from a region are literacy rates, life expectancy, and poverty. Literacy rate is the percentage of population aged 15 years and over who can read and write to all population aged 15 years and above in an area. Literacy rate is used as an educational indicator that is used to know the number of people who are literate in an area. The higher the literacy rate means the better the quality of the population in the region. The expectation of life at birth, usually symbolized by the e0 symbol and often abbreviated to life expectancy, is the average life to be lived by a newborn in a given year. Life expectancy is one of the common indicators used to describe the level of progress in health. With life expectancy, it can be seen the development of health level in a region and also can be seen comparison of health level between regions. Based on the analysis result, there are 4 groups. For the characteristics of each group, group 3 was characterized by high literacy rate and low poverty percentage, group 2 had high life expectancy characteristic, group 1 had high poverty percentage while for group 4 characteristic it had low life expectancy. The grouping results are very suitable because it has a stress value of 0,525% and r-square of 99,992%. Keywords Multi Dimensional Scaling Analysis, Human Development Index, Literacy Rates, Life Expectancy, Poverty. P I. PENDAHULUAN embangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan nasional yang berlandaskan pemerataan pembangunan dan hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi IPM adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Beberapa variabel untuk menilai IPM dari suatu daerah adalah angka melek huruf (AMH), angka harapan hidup (AHH), dan kemiskinan. Angka melek huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis terhadap seluruh penduduk berumur 15 tahun ke atas di suatu daerah. AMH ini digunakan sebagai indikator pendidikan yang digunakan untuk mengetahui banyaknya penduduk yang melek huruf di suatu daerah. Semakin tinggi nilai melek huruf berarti makin baik mutu penduduk di wilayah tersebut. Angka harapan hidup waktu lahir (expectation of life at birth) yang biasanya dilambangkan dengan simbol e0 dan sering disingkat dengan AHH adalah rata rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. AHH ini merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menggambarkan tingkat kemajuan dibidang kesehatan. Dengan angka harapan hidup, dapat dilihat perkembangan tingkat kesehatan pada suatu wilayah serta dapat pula dilihat perbandingan tingkat kesehatan antar wilayah [1]. Multi dimensional scaling merupakan suatu teknik statistik yang mengukur obyek-obyek dalam ruangan multidimensional didasarkan pada penilaian responden mengenai kemiripan (similarity) obyek-obyek tersebut. Perbedaan persepsi diantara semua obyek direfleksikan di dalam jarak relatif diantara obyek-obyek tersebut didalam suatu ruangan multidimensional. Dalam laporan ini penulis menjelaskan dan memaparkan hasil analisis multi dimensional scaling terhadap kabupaten di Papua pada tahun Terdapat 3 variabel diantaranya adalah angka melek huruf (AMH), angka harapan hidup (AHH), dan kemiskinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkelompokkan daerah di papua berdasarkan variabel tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Statistika Deskriptif Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Mean adalah salah satu ukuran untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang sekumpulan data. Mean juga merupakan wakil dari sekumpulan data atau dianggap suatu nilai yang paling dekat dengan hasil pengukuran yang sebenarnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung mean data adalah : n x x i n i 1 1 (1) Keterangan: X i = data pengamatan ke-i n = banyaknya data Standar deviasi merupakan akar kuadrat dari varians. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai standar deviasi adalah : Keterangan : s = standar deviasi x = rata-rata n = banyak data n x 2 i x s i 1 (2) n 1
2 2 Minimum adalah nilai terendah dari suatu data sedangkan maksimum adalah nilai tertinggi dari suatu data [2]. B. Multidimensional Scaling (MDS) Multidimensional Scaling (MDS) adalah satu teknik yang digunakan untuk mencari hubungan antar data secara spasial. MDS juga dapat menentukan dimensi secara minimun dari sekelompok scale value pada tiap dimensi yang terlibat di dalamnya. Pengklasifikasian MDS dibuat berdasarkan kesamaan data jika data tersebut bersifat kualitatif disebut dengan nonmetric MDS, sedangkan untuk data kuantitatif disebut dengan metric MDS. Cara kerja MDS dengan mengelompokkan obyek yang saling berdekatan atributnya [3]. Multidimensional Scaling( MDS) memberikan informasi tentang hubungan yang ada antar obyek ketika dimensidimensi evaluasi yang penting yang tidak diketahui. Dasar dari Multidimensional Scaling ini adalah asumsi yang menekankan persepsi subyek terhadap sejumlah obyek dikarenakan oleh sejumlah atribut atau dimensi. Jadi dalam subyek, untuk membedakan obyek tidak hanya berdasarkan atas dimensi tertentu saja, namun meliputi perbedaan secara keseluruhan [4]. Ukuran ketakmiripan antara obyek ke-i dengan ke-j, (d ij), merupakan fungsi yang memenuhi persyaratan berikut. 1) d ij 0, untuk setiap i dan j 2) d ii = 0, untuk setiap i 3) d ij = d ji 4) d ik + d jk d ij, untuk setiap i, j dan k Ukuran kriteria kesalahan (lack of fit error) metode penaksiran interval ganda dengan melihat nilai stress. Hal ini berarti semakin kecil nilai stress memberi indikasi bahwa semakin kecil error antar jarak dan nilai kemiripan dari ruang yang disajikan. Stress dapat diinterpretesikan secara informal berdasarkan garis pedoman kriteria mengenai hubungan antara kemiripan dan jarak akhir. Nilai stress didefinisikan sebagai berikut. dimana, d ik = jarak euclid Stress(q) = { (d (q) (q) ik d ik ) 2 i<k (q) [d ik ] 2 i<k } (3) d ik = nilai deviasi hubungan kehomogenan antara jarak d ik dengan dissimilaritas obyek yang diobservasi. Adapun untuk rumus jarak Euclid dari objek ke-i menuju objek ke-j dirumuskan pada persamaan [3]: p k 1 2 d( i, j) ( x ik x ) (4) dimana, i = 1,2,...,n (banyaknya observasi) k = 1,2,...,p (banyaknya variabel) i j Tabel kriteria Stress menurut Hair (1998: 540) sebagai berikut. Tabel 1 Kiteria Nilai Stress Stress Kesesuaian > 20 % Poor (buruk) 10 % - 20 % Fair (cukup) 5 % - 10 % Good (baik) % Excellent (sangat baik) < 2.5 % Perfect C. Scatter plot Scater plot atau diagram scatter adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua atau tiga macam variabel dan menunjukkan jk keeratan hubungan antara dua variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Diagram scatter adalah alat untuk menganalisis hubungan antara dua atau tiga variabel. Satu variabel diplot pada sumbu horizontal dan yang lainnya diplot pada sumbu vertikal. D. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pembangunan manusia dalam tiga dimensi kehidupan yang sangat mendasar yaitu dimensi kesehatan, dimensi pendidikan, serta dimensi ekonomi yang diukur dari tingkat kehidupan yang layak (kesejahteraan)secara keseluruhan. Pembangunan manusia yang berhasil akan membuat usia rata-rata masyarakatnya meningkat dan peningkatan pengetahuan yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pencapaian dual hal tersebut selanjutnya akan meningkatkan produktivitas sehingga pada akhirnya akan meningkatkan mutu hidup dalam arti hidup layak [5]. III. METODE PENELITIAN A. Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS untuk data pada tahun Data yang digunakan berjumlah 29, yaitu sejumlah kab/kota di Papua. B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1, dimana variabel-variabel tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi IPM di Papua. Tabel 2 Variabel Penelitian Variabel Keterangan Satuan X1 Angka Melek Huruf (AMH) Persen (%) X2 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun X3 Kemiskinan (persen) Persen (%) Variabel angka melek huruf (AMH) mewakili komponen pendidikan, variabel angka harapan hidup (AHH) mewakili dari komponen kesehatan, sedangkan untuk variabel prosentase kemiskinan di provinsi Papua mewakili komponen ekonomi C. Langkah Analisis Langkah analisis yang dilakukan dalam proses pembuatan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data sekunder. 2. Menginput data. 3. Melakukan eksplorasi data. 4. Melakukan analisis multivariat dengan menggunakan analisis cluster. 5. Interpretasi data. 6. Kesimpulan dan saran. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada analisis dan pembahasan ini akan dianalisis mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua pada tahun Berikut analisis multi dimensional scaling dari faktor-faktor yang mempengaruhi IPM Papua. A. Statistika Deskriptif Sebelum melakukan analisis multi dimensional scaling perlu dilihat untuk karateristik dara data faktor-faktor yang
3 3 mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Papua pada tahun 2013, berikut merupakan karakteristik data Angka Melek Huruf, Angka Harapan Hidup, dan Persentase Kemiskinan di Papua pada tahun 2013 Tabel 3 Statistika Deskriptif Variabel Mean StDev Min Max N* Angka melek huruf Angka harapan hidup % kemiskinan (Intan Jaya) (Merauke) (Merauke) (Jayapura) (Mimika) (Deiyai) N* jumlah missing value Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa lebih dari setengah penduduk di provinsi Papua sudah bisa membaca, untuk di Kota Jayapura memiliki AMH yang terbesar diantara yang lain. Kab. Intan Jaya memiliki AMH yang paling rendah yaitu hanya sebesar artinya dari 100 penduduk di Kab. Intan jaya hanya ada 28 penduduk yang bisa membaca. Sedangkan untuk angka harapan hidup di papua sebesar tahun, untuk Kab. Mimika memiliki AHH yang paling tinggi di Prov. Papua. Sedangkan untuk Merauke memiliki AMH yang paling rendah yaitu hanya sebesar tahun. Sepertiga dari jumlah penduduk di Papua mengalami kemiskinan, untuk Kab. Deiyai memiliki jumlah penduduk miskin paling banyak yaitu sebesar Pada data juga tidak ditemukan missing value sehingga tidak dilakukan penanganan khusus. B. Common Space Analisis berikutnya yaitu untuk mengelompokkan data ke dalam bebrapa kelompok, dimana dalam analisis ini menggunakan 2 dimensi. Berikut merupakan koordinat setiap objek untuk selanjutnya digunakan dalam penggambaran peta pengelompokkan. Tabel 4 Final Coordinates pada Data 29 Kota/Kabupaten Kab/Kota Dimension 1 2 Merauke Jayawijaya Jayapura Nabire Yapen Waropen Biak Numfor Paniai Puncak Jaya Mimika Boven Digoel Mappi Asmat Yahukimo Pegunungan Bintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Mamberamo Raya Nduga Lanny Jaya Mamberamo Tengah Yalimo Puncak Dogiyai Intan Jaya Deiyai Kota Jayapura Berikut merupakan hasil pengelompokkan data kota/kabupaten Papua dalam empat kelompok Gambar 1 Pengelompokan Data 29 Kota/Kabupaten di Papua kedalam Empat Kelompok. Berdasarkan Gambar 1 secara keseluruhan terdapat empat kelompok yang memiliki kemiripan antar anggotanya tetapi berbeda dengan anggota kelompok lainnya, penentuan kelompok berdasarkan kedekatan antar titik-titik (daerah) observasi. Pada kelompok 1 beranggotakan Deiyai, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Puncak, Yalimo, Intan Jaya dan Maberamo Tengah. Pada kelompok 2 beranggotakan Paniai, Supiori, Puncak Jaya, Waropen, Biak Numfor, Yapen Waropen, Mamberamo Raya dan Nabire. Pada kelompok 3 beranggotakan Keerom, Mimika, Jayapura, sarmi, Kota Jayapura dan Merauke. Sedangkan kelompok 4 beranggotakan Nduga, Tolikara, Pegunungan Bintang, Asmat, Dogiyai, Mappi dan Boven Digoel. Selanjutnya akan dievaluasi untuk hasil pengelompokan multidimensional scaling menggunkan nilai stress dan r-square C. Nilai Stress Setelah dilakukan analisis mengggunkan bantuan software, berikut nilai stress dan nilai dari r-square hasil perhi-tungan untuk multidimensional scalling Tabel 5 Nilai Stress dan R-square Nilai Stress 0.525% R-Square % Berdasarkan Tabel 4 di atas diperoleh informasi bahwa nilai stress sebesar 0.525% artinya model atau hasil pengelompokan memiliki tingkat kelayakan / kesesuaian yang sempurna. Untuk r-square diperoleh sebesar %, semakin tinggi nilai r-square menunjukkan model atau kelayakan yang sangat baik. Pada hasil analisis dapat dijelaskan bahwa model/pengelompokan sudah sempurna dan sudah layak digunakan. D. Scatterplot Setelah pengelompokan menggunakan MDS maka dapat diketahui karakteristik data setiap kelompok menggunakan scatter plot, sehingga dapat diketahui untuk ciri-ciri dari masing-masing kelompok yang sudah terbentuk diatas. Berikut hasil yang diperoleh A MH Kemiskinan A HH Kelompok Gambar 2 Hasil Pengelompokkan Menggunakan MDS
4 4 Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bagaimana keadaan untuk variabel yang mempengaruhi IPM di Papua pada tahun 2013 untuk setiap kelompok yang dibentuk. Kelompok 3 mempunyai ciri khas yaitu AMH yang tinggi dan persentase kemiskinan yang rendah dimana untuk kelompok ini terdiri atas kab/kota Keerom, Mimika, Jayapura, sarmi, Kota Jayapura dan Merauke. Kelompok 2 mempunyai ciri AHH yang tinggi yaitu untuk kab/kota Paniai, Supiori, Puncak Jaya, Waropen, Biak Numfor, Yapen Waropen, Mamberamo Raya dan Nabire. Kelompok 1 mempunyai per-sentase kemiskinan yang tinggi yang beranggotakan kab/kota Deiyai, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Puncak, Yalimo, Intan Jaya dan Maberamo Tengah. Untuk ciri dari kelompok 4 adalah mempunyai AHH yang rendah yaitu untuk kab/kota Nduga, Tolikara, Pegunungan Bintang, Asmat, Dogiyai, Mappi dan Boven Digoel. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis menggunakan Multi Dimensional Scaling (MDS) didapatkan pengelompokan sebanyak 4 kelompok yaitu. Pada kelompok 1 beranggotakan Deiyai, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Puncak, Yalimo, Intan Jaya dan Maberamo Tengah. Pada kelompok 2 beranggotakan Paniai, Supiori, Puncak Jaya, Waropen, Biak Numfor, Yapen Waropen, Mamberamo Raya dan Nabire. Pada kelompok 3 beranggotakan Keerom, Mimika, Jayapura, sarmi, Kota Jayapura dan Merauke. Sedangkan kelompok 4 beranggotakan Nduga, Tolikara, Pegunungan Bintang, Asmat, Dogiyai, Mappi dan Boven Digoel. Untuk ciri masing-masing kelompok adalah kelompok 3 mempunyai ciri khas yaitu AMH yang tinggi dan persentase kemiskinan yang rendah, kelompok 2 mempunyai ciri AHH yang tinggi, kelompok 1 mempunyai persentase kemiskinan yang tinggi sedangkan untuk ciri dari kelompok 4 adalah mempunyai AHH yang rendah. Hasil pengelompokan tersebut sangat sesuai karena mempunyai nilai stress sebesar 0.525% dan r- square sebesar %. B. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah pegambilan data harus dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dan kehilangan data. Bagi pemerintah provinsi Papua diharapkan dapat melakukan peningkatan IPM dengan cara meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi IPM berdasarkan kelompoknya, sehingga nantinya setiap kab/kota tidak sama dalam hal penangannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Indikator Kesehatan dalam IPKM. Diakses pada - kesehatan-dalam-ipkm.html tanggal 30 April 2017 [2] Hair, J. F. Jr Multivariate Data Analysis with Readings, 4th edition. Madison : Pearson Prentice-Hall. [3] Johnson, Richard Applied Multivariate Statistical Analysis. Madison: Pearson Prentice Hall. [4] Dillon, William R. dan Goldstein, Matthew Multivariate Analysis: Methods and Applications. Canada: John Wiley & Sons, Inc. [5] Badan Pusat Statistik. (2008). Indeks Pembangunan Manusia Badan Pusat Statistik. Jakarta. Senin
5 5 Lampiran A.1 LAMPIRAN Kab/Kota AMH AHH Kemiskinan Lampiran A.2 Merauke 88,55 63,85 12,33 Jayawijaya 53,08 66,86 41,81 Jayapura 97,21 67,74 17,58 Nabire 83,73 68,05 27,69 Yapen Waropen 90,94 69,10 29,32 Biak Numfor 99,01 67,06 30,28 Paniai 62,97 68,36 40,15 Puncak Jaya 86,83 67,86 39,92 Mimika 88,27 70,88 20,37 Boven Digoel 35,28 67,62 23,70 Mappi 33,50 66,66 30,35 Asmat 31,18 67,34 33,84 Yahukimo 32,77 67,44 43,27 Pegunungan Bintang 32,64 66,24 37,23 Tolikara 33,56 66,24 38,00 Sarmi 87,77 66,58 17,72 Keerom 92,50 67,53 23,23 Waropen 78,35 66,24 37,27 Supiori 96,76 66,53 41,50 Mamberamo Raya 65,43 66,34 34,25 Nduga 30,61 66,02 39,69 Lanny Jaya 36,93 66,70 43,79 Mamberamo Tengah 34,58 66,62 39,59 Yalimo 33,72 66,78 40,33 Puncak 32,17 67,85 41,96 Dogiyai 34,68 67,44 32,25 Intan Jaya 28,08 66,87 42,03 Deiyai 31,05 66,64 47,52 Kota Jayapura 99,86 68,77 16,19
6 Lampiran A.2 6
7 7 Lampiran A.3 Lampiran A.4
8 Lampiran A.5 8
9 9 Lampiran A.6 Lampiran A.7
Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.
Jiwa (Ribu) Persentase (%) 40 37.08 37.53 36.8 35 30 31.98 30.66 31.53 27.8 25 20 15 10 5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Statistika Deskriptif
Analisis pada Kabupaten di Papua Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 0 Syahrul Eka A.L, Dedi Setiawan, Rizky Mubarok, Ernawati dan Bambang W. Otok Departemen
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016
No. 25/05/94/ Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 Pada tahun 2016, IPM Papua mencapai 58,05. Angka ini meningkat sebesar 0,80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 yang sebesar
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTAR DAERAH
Perbandingan Antar Daerah/ Inter Regency Comparison 349 BAB 13 PERBANDINGAN ANTAR DAERAH Inter Regency Comparison Secara Regional, daerah di Provinsi Papua yang memiliki jumlah penduduk terbesar pada tahun
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015
No. 32/06/94/Th. I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 IPM Provinsi Papua Tahun 2015 Hingga saat ini, pembangunan manusia di Provinsi Papua masih berstatus rendah yang ditunjukkan
Lebih terperinciSeuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciPaparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015
Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba 1.
Lebih terperinciProyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK
Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua ht t p:
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat
Nomor : BRS-02/BPS-9415/Th. I, 28 Juni 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. IPM pertama kali diperkenalkan oleh United Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 1990
Lebih terperinciProvinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total
Tabel 1. Perkiraan Jumlah Responden yang Mewakili Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Provinsi Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) 01. Fakfak 10,747 6,081 16,828 02. Kaimana
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014
i KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan ridhonya sehingga penyusunan Pengembangan Model Solusi Strategik Penanganan Dampak Ancaman Disaster
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PENGETAHUAN PAPUA PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG DAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DANA OTONOMI KHUSUS KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,
Lebih terperinciA. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH
No. 44/08/94/ Th. III, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 Produksi Cabai Besar Sebesar 3.089 Ton, Cabai Rawit Sebesar 3.649 Ton, Dan Bawang Merah Sebesar 718
Lebih terperincijayapurakota.bps.go.id
INDEKS PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA TAHUN 2015/2016 ISSN: Nomor Katalog : 2303003.9471 Nomor Publikasi : 9471.1616 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : : 16,5
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018
DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan
Lebih terperinciPemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMP Menggunakan Metode Regresi Nonparametrik Spline di Papua
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-103 Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMP Menggunakan Metode Regresi Nonparametrik Spline di Papua Latifatul Mubarokah, I Nyoman
Lebih terperinciTEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN
DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2016 TEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN This image cannot currently be displayed. Wilayah Pembangunan Mamta
Lebih terperinciPemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat
Nomor : BRS-01/BPS-9415/Th. I, 26 April 2016 Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. Jumlah rumah tangga hasil Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015 di Kabupaten
Lebih terperinciDrg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Drg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Terbatasnya sistem transportasi terpadu yang menghubungkan antar pusat pelayanan Ada beberapa kabupaten pemekaran yang wilayahnya sebagian
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 57, 2008 OTONOMI KHUSUS. PEMERINTAHAN. PEMERINTAH DAERAH. Papua. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842) PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI
Lebih terperinciTIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
1 indikator kesejahteraan DAERAH provinsi papua sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 111 Telp
Lebih terperinciDapat undangan tetapi musyawarah dilakukan pada waktu yang salah. Dapat undangan terlambat N % N % N % N % N % N %
Tabel 26. Perkiraan Jumlah dan Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Alasan Utama Menghadiri Pertemuan Umum/Musyawarah yang Dilakukan pada Pertemuan Terakhir selama Setahun Terakhir Alasan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPROFIL PEMBANGUNAN PAPUA
1 PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Papua terletak pada posisi2 o 25' LU - 9o LS dan 3 o 48' Lintang Selatan, serta 119 o 22' dan 124 o 22' Gambar 1. bujur Timur.
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17.A TAHUN 2014 TENTANG PENGALOKASIAN DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR KEPADA KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V
DAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V Lampiran I Surat No. B.41/S.KT.03/2018 Tanggal: 19 Februari 2018 Kementerian/Lembaga 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Sekretaris Jenderal
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPenerapan Metode Multidimensional Scaling dalam Pemetaan Sarana Kesehatan di Jawa Barat
Jurnal Matematika Integratif ISSN 141-6184 Volume 1 No 1, April 016, pp 43 50 Penerapan Metode Multidimensional Scaling dalam Pemetaan Sarana Kesehatan di Jawa Barat Julita Nahar Program Studi Matematika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah terbesar dengan jumlah penduduk yang masih sedikit. Pemberlakuan Undang- Undang Desentralisasi
Lebih terperinciWaktu Check In Waktu Pembukaan PLPG Tahap Agustus 2015 LPMP Provinsi
Nomor KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PANITIA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN RAYON 131 UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA Alamat: Kampus UNCEN Abepura Jalan Sentani-Abepura Tlp. (0967)
Lebih terperinciEFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI PAPUA : SUATU PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DI SEKTOR PENDIDIKAN
EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI PAPUA : SUATU PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DI SEKTOR PENDIDIKAN Yundy Hafizrianda 3 Hariman.andalan@gmail.com Abstract In general,
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak 438.524 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Papua Tahun 2013 hanya 40 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM
PEMILIHAN CLUSTER OPTIMUM PADA FUZZY C-MEANS (Studi kasus: Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah berdasarkan Indikator Indeks Pembangunan Manusia) SKRIPSI Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI
Lebih terperinciSERIAL PUSAT DATA DAN ANALISIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI PAPUA
SERIAL PUSAT DATA DAN ANALISIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI PAPUA i KEPALA KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Patut kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016
Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar
Lebih terperinciPemetaan Pulau-pulau di Indonesia terhadap Atribut Indikator Kesejahteraan Rakyat dengan Multidimensional Scaling
Pemetaan Pulau-pulau di Indonesia terhadap Atribut Indikator Kesejahteraan Rakyat dengan Multidimensional Scaling Nadia Dwi Andriani 1, Atika Nurani Ambarwati 2 1,2 Statistika, Akademi Statistika Muhammadiyah
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI UMUM DAN TAMBAHAN DANA ALOKASI KHUSUS FISH( PADA ANGGARAN
Lebih terperinciJayapura, November 2016 KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA. DR. Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-nya sehingga publikasi Analisa Pembangunan Manusia Provinsi Papua Tahun 2015 dapat diterbitkan. Publikasi ini disusun oleh
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah
Lebih terperinciDaftar Daerah Tertinggal
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan
Lebih terperinciANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013)
ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013) SKRIPSI Disusun Oleh : BUNGA MAHARANI 24010211120008 JURUSAN
Lebih terperinciKOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN
E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN RI Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta Telepon : (021) (Hunting)
P E N G U M U M A N 02NoNOMOR: TU.02.06/IV/1344/2016/II/584/2014 HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DAN PELAKSANAAN UJIAN TES KOMPETENSI DASAR PENERIMAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA (ASPM) KOTA JAYAPURA 2014
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA (ASPM) KOTA JAYAPURA 2014 Nomor Katalog / Catalog Number : 1164.9471 Nomor Publikasi / Publication Number :9471.1303 Ukuran Buku
Lebih terperinciLampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan
Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Boalemo 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Bone Bolango 3. Kepala Badan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI PRADITA
PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/ KOTA DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa dengan telah
Lebih terperinciANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH PROVINSI PAPUA
Provinsi Papua 2015 ANALISIS PEMBANGUNAN WILAYAH PROVINSI PAPUA 1. KINERJA PEMBANGUNAN WILAYAH 1 1.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR UTAMA 1 1.2. KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA 4 2. ANALISIS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat
Lebih terperinciSecond-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-78 Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada di Kabupaten Jombang Masnatul Laili dan Bambang Widanarko Otok Jurusan Statistika,
Lebih terperinciINDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. Minggu 13
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN Minggu 13 Continuum of family welfare Satiety Affluence Deprivation The common man Poverty TODAY S TOPICS Berapa ukuran pembangunan ekonomi: HDI GDI dan GEM GII HPI PMI
Lebih terperinciTabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN
1101 Simeulue 62,52 62,70 62,75 62,84 62,91 62,98 63,05 63,12 63,21 63,29 63,38 63,46 63,55 63,63 63,72 1102 Aceh Singkil 63,16 64,00 64,27 64,46 64,69 64,92 65,10 65,28 65,58 65,89 66,19 66,49 66,79 67,10
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN NAMA KABUPATEN YAPEN WAROPEN MENJADI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi
Lebih terperinciANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013)
ISSN: 339-541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 015, Halaman 755-764 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Lebih terperinciSPESIALISASI DAN KONSENTRASI SEKTOR USAHA NON PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA. Abstrak
SPESIALISASI DAN KONSENTRASI SEKTOR USAHA NON PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA Muhammad Fajar Staf Statistik Sosial BPS Kabupaten Waropen Abstrak Tujuan studi ini adalah untuk menyelidiki spesialisasi dan konsentrasi
Lebih terperinciSemakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).
3 fungsi diskriminan cukup untuk memisahkan k buah kelompok. Karena fungsi-fungsi diskriminan tidak saling berkorelasi, maka komponen aditif dari V masing-masing didekati dengan khi-kuadrat dengan V j
Lebih terperinciPENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL
Lebih terperinciPenggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot
Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com
Lebih terperinciBAB XIII. PERBANDIGAN REGIONAL KARANGASEM GINI RATIO : 0,337 IPM : 64,01 JEMBRANA BANGLI BULELENG TABANAN
BAB XIII PERBANDIGAN REGIONAL TABANAN JEMBRANA GINI RATIO : 0,386 IPM : 68,67 BANGLI BULELENG GINI RATIO : 0,393 IPM : 69,16 KARANGASEM GINI RATIO : 0,337 IPM : 64,01 GINI RATIO : 0,329 IPM : 65,75 GINI
Lebih terperinciPERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK SEPATU OLAHRAGA DI SPORT STATION MEGAMALL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTIDIMENSIONAL SCALING
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK SEPATU OLAHRAGA DI SPORT STATION MEGAMALL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTIDIMENSIONAL SCALING Triana J. Masuku 1), Marline S. Paendong 1), Yohanes A.R. Langi 1) 1) Program
Lebih terperinciANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN PADANG LAWAS SKRIPSI B. PERRY SIMANUNGKALIT
ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN PADANG LAWAS SKRIPSI B. PERRY SIMANUNGKALIT 110823017 PROGRAM STUDI MATEMATIKA EKSTENSI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciMULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 711-718 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI
Lebih terperinciTransformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan
Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Desi_its@yahoo.com Mustika Hadijati Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: MAS AD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWPCA) ADAPTIVE BANDWIDTH SKRIPSI Disusun Oleh: MAS
Lebih terperinciPEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU
REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 9 November 2016 1 1. MENGHADIRKAN KEMBALI NEGARA UNTUK MELINDUNGI
Lebih terperinciDIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS Jln. RS Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan12410 Telepon
Lebih terperinciPENGARUH INDIKATOR KOMPOSIT INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN SKRIPSI
PENGARUH INDIKATOR KOMPOSIT INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SULAWESI SELATAN SKRIPSI YUNITA MAHRANY A 111 08 293 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
Lebih terperinciDaftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)
Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinciAnalisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.
Lebih terperinciPROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GAS RUMAH KACA
2 PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GAS RUMAH KACA 2.1. Profil dan Karakteristik Daerah Keadaan Geografis Provinsi Papua terletak antara 2º25-9 º lintang selatan dan 130º-14º bujur timur. Provinsi Papua
Lebih terperinciPENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT KUALITAS FISIK AIR MINUM DENGAN MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTER
PENGELOMPOKAN PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT KUALITAS FISIK AIR MINUM DENGAN MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTER Artanti Indrasetianingsih Dosen Program Studi Statistika, FMIPA
Lebih terperinciTinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi Papua Peta Papua 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA Daftar
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2
Lebih terperinciANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X
ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUKSI FILTER ROKOK SUPER SLIM JENIS MONO DI PT. X Utami Rizky Damayanti 1308 030 06 Dosen Pembimbing: Dra. Sri Mumpuni R., MT Sidang Tugas Akhir Diploma III Statistika Institut
Lebih terperinciISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:
ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 907-916 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN
Lebih terperinciPENGGEROMBOLAN DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN FUZZY K-RATAAN (Clustering Backward Region in Indonesia Using Fuzzy C-Means Cluster)
, April 2010 p : 22-27 ISSN : 0853-8115 Vol 15 No.1 PENGGEROMBOLAN DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN FUZZY K-RATAAN (Clustering Backward Region in Indonesia Using Fuzzy C-Means Cluster) Titin Agustin
Lebih terperinciPEMETAAN BAHAYA GENANGAN PASANG AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR. Dimas Musa Sulistio Aulia El Hadi
PEMETAAN BAHAYA GENANGAN PASANG AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR Dimas Musa Sulistio Aulia El Hadi musadimas@gmail.com Sukamdi sukamdi@ugm.ac.id ABSTRACT In recent years, the demographic
Lebih terperinciPENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)
PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) SKRIPSI Disusun Oleh : SINDY SAPUTRI 24010210141007 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BURUK BALITA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE SPATIAL DURBIN MODEL SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BURUK BALITA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE SPATIAL DURBIN MODEL SKRIPSI Oleh: Ikha Rizky Ramadani J2E 009 020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL
PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008 2013 DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL SKRIPSI Disusun oleh : MUHAMMAD RIZKI 24010210141014 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciPEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION
PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN MODEL FORWARD SELECTION DAN ALL POSSIBLE SUBSET SELECTION PADA JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) ( Studi Kasus di Provinsi
Lebih terperinciJumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, P1 (Indeks Kedalaman Kemiskinan), P2 (Indeks Keparahan Kemiskinan), dan Garis Kemiskinan
DATA Indikator Kemiskinan Data Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, P1 (Indeks Kedalaman Kemiskinan), P2 (Indeks Keparahan Kemiskinan), dan Garis Kemiskinan Data Susenas tingkat kabupaten
Lebih terperinciANALISIS LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN GRAFIK BIPLOT SQRT (SQUARE ROOT BIPLOT)
ANALISIS LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN GRAFIK BIPLOT SQRT (SQUARE ROOT BIPLOT) SKRIPSI Disusun Oleh : ANIK NURUL AINI 240 102 111 300 28 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinciAnalisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016
Analisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016 Rana Amani Desenaldo 1 Universitas Padjadjaran 1 rana.desenaldo@gmail.com ABSTRAK Kesejahteraan sosial adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang sulit untuk diatasi. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah penurunan tingkat kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik,
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: M-14 ANALISIS K-MEANS CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN /KOTA DI JAWABARAT BERDASARKAN INDIKATOR MASYARAKAT
M-14 ANALISIS K-MEANS CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN /KOTA DI JAWABARAT BERDASARKAN INDIKATOR MASYARAKAT Soemartini 1, dan Enny Supartini 2 1,2) Departemen Statistika FMIPA UNPAD Bandung tine_soemartini@yahoocom,
Lebih terperinciAnalisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan
511 Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan Titin Agustin Nengsih Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Abstrak Analisis pengelompokkan adalah salah satu metode eksplorasi data untuk
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEMODELAN ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH JENJANG MENENGAH ATAS DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun oleh: NOVIAN TRIANGGARA
PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENGGUNAKAN SPATIAL PANEL FIXED EFFECT (Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Jawa Tengah Periode 2008-2013) SKRIPSI Disusun oleh: NOVIAN TRIANGGARA 24010211130045
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun oleh: Alin Citra Suardi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DENGAN METODE REGRESI PROBIT ORDINAL (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun 2013) SKRIPSI Disusun oleh: Alin Citra Suardi 24010211130066
Lebih terperinciHubungan Industri Dengan Lingkungan Sosial Masyarakat Menetap (Studi Kasus: Tipologi Lingkungan Industri Sedang di Jalan Raya Bogor)
Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Hubungan Industri Dengan Lingkungan Sosial Masyarakat Menetap (Studi Kasus: Tipologi Lingkungan Industri Sedang di Jalan Raya Bogor) Deskripsi Dokumen:
Lebih terperinciSAGU UNTUK KEMAJUAN INDONESIA. Prof. Dr. Ir. H. Mochamad Hasjim Bintoro, MAgr
SAGU UNTUK KEMAJUAN INDONESIA Prof. Dr. Ir. H. Mochamad Hasjim Bintoro, MAgr IMPOR BERAS NASIONAL 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Lebih terperinciPROVINSI/KABUPATEN/KOTA
DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 17 APRIL 2017) NO 1 Provinsi Maluku Utara 2 Kabupaten
Lebih terperinci