Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi Papua

2 Peta Papua 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

3 Daftar Isi Peta Papua... 2 Daftar Isi... 3 Kata Pengantar... 4 Selayang Pandang... 5 Geografis dan Demografis... 6 Kondisi Pelayanan Publik... 8 Kondisi Perekonomian Kesejahteraan Masyarakat Potensi Daerah Gambaran Umum Keuangan Daerah Kondisi Keuangan Daerah Ucapan Terima Kasih Sumber Data Daftar Isi 3

4 Kata Pengantar Kondisi geografis, budaya, tipologi ekonomi yang sangat bervariasi antar-daerah menuntut adanya strategi kebijakan yang berbedabeda pula agar mampu mendorong akselerasi pembangunan daerah. Selaras dengan hal tersebut, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah pula membuka kesempatan bagi daerah untuk mengarahkan kebijakan publiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unggulan daerah yang dimilikinya. Inovasi, kreatifitas, sensitifitas dan kejelian pemerintah daerah dalam meramu kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah. Setelah lebih dari satu dasawarsa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, sudah banyak kemajuan dan peningkatan yang terjadi, baik dari sisi pelayanan publik, kondisi keuangan, maupun imbasnya pada perekonomian daerah. Untuk itulah, informasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan publik, kondisi keuangan daerah maupun profil perekonomian daerah menjadi penting untuk ditinjau lebih jauh dari berbagai sudut pandang. Buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Prov. Papua ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran menyeluruh bagi para stakeholder mengenai profil keuangan daerah serta perekonomian daerah di Prov. Papua. Kami berharap bahwa buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi yang informatif, komprehensif namun juga ringkas, dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Dr. Marwanto Harjowiryono. 4 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

5 Selayang Pandang Papua adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Nugini bagian barat atau West New Guinea. Provinsi ini sempat bernama Provinsi Irian Barat ( ) dimana saat itu berdirinya provinsi ini didasari oleh penyerahan kekuasaan dari UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority) kepada Republik Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963 dan sebagai hasil pelaksanaan PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) yang dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Agustus Provinsi ini kemudian diganti namanya menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No 21 Tahun 2001 Otonomi Khusus Papua. Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli. Pada tahun 2004 Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia, bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Irian Jaya Barat. Provinsi Papua merupakan provinsi yang terluas di Indonesia dengan beragam suku asli yang mencapai 255 jenis suku dan beberapa suku pendatang yang ikut membangun tanah Papua. Keanekaragaman flora dan fauna juga terdapat di provinsi ini. Selayang Pandang 5

6 Geografis dan Demografis Provinsi Papua merupakan wilayah paling timur di Indonesia yang terletak antara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Ibu kota provinsi Papua adalah Jayapura. Pada bagian utara berbatasan dengan Samudera Pasifik, bagian selatan dengan laut Arafura dan Samudera Indonesia dan pada bagian timur berbatasan dengan negara Papua Nugini. Daerah-daerah di wilayah Papua secara geografis berbeda satu dengan lainnya. Pegunungan kapur yang tinggi berelief curam, membentang di sebagian besar wilayah Papua, dengan ketinggian mencapai 3000 meter diatas permukaan laut. Deretan pegunungan tersebut diapit oleh daerah aluvial landai, yang terletak disisi utara (dataran Mamberamo), di bagian selatan (kawasan Asmat) serta dataran rendah Inanwatan di bagian barat. Sementara puncak tertinggi pegunungan yang terdapat di Papua terletak di bagian timur, bernama Puncak Jaya. Dengan ketinggian 4884 meter,puncak Jaya (Cartenz Pyramid) merupakan puncak tertinggi di Asia Tenggara, didampingi oleh Puncak Trikora (4750 m), Mandala (4760 m) dan Yamin (4595 m). Sebagai sebuah pulau besar dengan topografi berbukit-bukit dan bergunung-gunung dan pengaruh letak geografis dan anatomis, menyebabkan Papua memiliki iklim yang bervariasi di tiap daerah meskipun secara umum beriklim tropis. Sepanjang daerah pegunungan hujan turun hampir sepanjang tahun dan di bagian belahan utara, musim hujan pada umumnya lebih panjang daripada musim kemarau. Sedangkan pada bagian tenggara musim kemarau berlangsung lebih panjang. Pada tahun 2005, Provinsi Papua terdiri dari 19 kabupaten dan 1 kota dengan 250 kecamatan dan kelurahan/desa. Kemudian pada tahun 2010, mekar menjadi 28 kabupaten dan 1 kota dengan 385 kecamatan dan kelurahan/desa. Kabupaten Yahukimo memiliki jumlah kecamatan terbanyak (51 kecamatan dan 518 desa) dan Kabupaten Yalimo memiliki kecamatan paling sedikit (5 kecamatan dan 27 desa). 6 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

7 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi Papua Luas wilayah Provinsi Papua meliputi ,89 km 2. Kabupaten Merauke memiliki wilayah paling luas yaitu ,95 km 2. Sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil adalah Kota Jayapura yang luasnya hanya 786,18 km 2. Dari sisi demografi, total jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak jiwa. Kota Jayapura memiliki populasi tertinggi dengan jumlah penduduk jiwa, sedangkan daerah dengan populasi terendah adalah Kabupaten Supiori dengan jumlah penduduk jiwa. Kepadatan penduduk Provinsi Papua yaitu jiwa/km 2 yang cenderung terpusat di ibukota provinsi. Daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kota Jayapura dan Kab. Biak Numfor dengan kepadatan penduduk masing-masing sebesar 326,52 jiwa/ km 2 dan 64,53 jiwa/km 2. Kabupaten Merauke dengan luas wilayah terbesar di Provinsi Papua hanya memiliki tingkat kepadatan penduduk 0,45 jiwa/km 2 dan daerah ini sekaligus merupakan daerah dengan kepadatan penduduk terendah di Prov. Papua. Jumlah Penduduk (Orang) Luas Wilayah Kepadatan Penduduk No Daerah (Km 2 ) (Orang/Km 2 ) 1 Kab. Merauke ,95 0,45 2 Kab. Jayawijaya ,45 7,09 3 Kab. Jayapura ,95 7,80 4 Kab. Nabire ,68 11,25 5 Kab. Kepulauan Yapen ,56 34,21 6 Kab. Biak Numfor ,05 64,53 7 Kab. Paniai ,21 13,37 8 Kab. Puncak Jaya ,30 18,98 9 Kab. Mimika ,78 7,95 10 Kab. Boven Digoel ,73 2,00 11 Kab. Mappi ,01 3,15 12 Kab. Asmat ,31 4,16 13 Kab. Yahukimo ,75 12,70 14 Kab. Pegunungan Bintang ,91 4,08 15 Kab. Tolikara ,42 22,11 16 Kab. Sarmi ,98 3,08 17 Kab. Keerom ,58 5,54 18 Kab. Waropen ,78 1,62 19 Kab. Supiori ,26 16,38 20 Kab. Mamberamo Raya ,18 1,09 21 Kab. Nduga ,97 16,65 22 Kab. Lanny Jaya ,09 50,16 23 Kab. Mamberamo Tengah ,01 4,34 24 Kab. Yalimo ,30 1,38 25 Kab. Puncak ,83 8,94 26 Kab. Dogiyai ,67 16,02 27 Kab. Intan Jaya 0,00 0,00 0,00 28 Kab. Deiyai 0,00 0,00 0,00 29 Kota Jayapura ,18 326,52 Provinsi Papua ,89 3,608 Geografis dan Demografis 7

8 Kondisi Pelayanan Publik 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Infrastruktur 4. Perusahaan Air Minum 5. Sumber Daya Listrik 8 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

9 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Dasar (SD) se-prov. Papua Tahun 2010 Sarana pendidikan dasar berupa SD di Provinsi Papua pada tahun 2010 berjumlah buah yang bisa menampung murid dengan jumlah guru guru. Jumlah SD terbanyak berada di Kab. Merauke yaitu 103 buah, sedangkan jumlah guru terbanyak berada di Kota Jayapura yaitu sebanyak 752 orang. Jumlah murid terbanyak berada di Kab. Yahukimo yaitu sebanyak murid. Rasio jumlah murid per guru di Provinsi Papua adalah 29,31 sedangkan rasio murid per sekolah adalah sebesar Rasio murid per guru tertinggi berada di Kab. Yalimo yaitu 158,13 dan yang terendah berada di Kab. Waropen yaitu Sedangkan rasio murid per sekolah tertinggi berada di Kota Jayapura yaitu 378,65 dan yang terendah adalah di Kab. Supiori yaitu sebesar 71,10. No. Daerah Sekolah Dasar Guru Murid Rasio Murid / Guru Rasio Murid / Sekolah 1 Kab. Merauke ,32 160,58 2 Kab. Jayawijaya ,82 175,37 3 Kab. Jayapura ,92 155,66 4 Kab. Nabire ,48 201,14 5 Kab. Yapen Waropen ,52 126,14 6 Kab. Biak Numfor ,95 138,93 7 Kab. Paniai ,01 149,68 8 Kab. Puncak Jaya ,17 184,75 9 Kab. Mimika ,75 373,78 10 Kab. Boven Digoel ,72 133,06 11 Kab. Mappi ,61 130,36 12 Kab. Asmat ,38 121,96 13 Kab. Yahukimo ,46 291,38 14 Kab. Pegunungan Bintang ,85 147,67 15 Kab. Tolikara ,16 223,69 16 Kab. Sarmi ,13 106,84 17 Kab. Keerom ,40 123,67 18 Kab. Waropen ,50 102,42 19 Kab. Supiori ,96 71,10 20 Kab. Mamberamo Raya ,47 112,07 21 Kab. Nduga ,79 205,00 22 Kab. Lanny Jaya ,97 233,82 23 Kab. Mamberamo Tengah ,64 193,82 24 Kab. Yalimo ,13 215,64 25 Kab. Puncak ,74 179,58 26 Kab. Dogiyai ,37 189,87 27 Kab. Intan Jaya ,84 140,55 28 Kab. Deiyai ,89 175,56 29 Kota Jayapura ,69 378,65 Provinsi Papua ,31 178,65 Pelayanan Publik 9

10 No. Kabupaten/Kota Sekolah Guru Murid Rasio Murid / Guru Rasio Murid / Sekolah 1 Kab. Merauke ,28 206,91 2 Kab. Jayawijaya ,17 224,87 3 Kab. Jayapura ,94 190,07 4 Kab. Nabire ,10 219,90 5 Kab. Yapen Waropen ,91 174,67 6 Kab. Biak Numfor ,22 159,66 7 Kab. Paniai ,06 221,43 8 Kab. Puncak Jaya ,33 159,13 9 Kab. Mimika ,18 253,56 10 Kab. Boven Digoel ,88 234,63 11 Kab. Mappi ,28 277,63 12 Kab. Asmat ,71 159,22 13 Kab. Yahukimo ,91 152,79 14 Kab. Pegunungan Bintang ,72 219,50 15 Kab. Tolikara ,38 139,13 16 Kab. Sarmi ,26 127,09 17 Kab. Keerom ,26 205,90 18 Kab. Waropen ,19 138,38 19 Kab. Supiori ,02 95,78 20 Kab. Mamberamo Raya ,72 110,20 21 Kab. Nduga ,00 72,00 22 Kab. Lanny Jaya ,15 168,00 23 Kab. Mamberamo Tengah ,97 151,60 24 Kab. Yalimo ,26 143,80 25 Kab. Puncak ,16 273,33 26 Kab. Dogiyai ,60 133,08 27 Kab. Intan Jaya ,50 106,40 28 Kab. Deiyai ,71 264,67 29 Kota Jayapura ,76 585,43 Provinsi Papua Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) se-prov. Papua Tahun 2010 Sarana pendidikan dasar berupa SLTP di Provinsi Papua pada tahun 2010 berjumlah 368 buah yang bisa menampung murid dengan jumlah guru guru. Jumlah SLTP terbanyak berada di Kab. Biak Numfor yaitu 38 buah, sedangkan jumlah guru terbanyak berada di Kab. Merauke yaitu sebanyak 419 orang. Jumlah murid SLTP terbanyak berada di Kota Jayapura yaitu sebanyak murid. Rasio jumlah murid per guru di Provinsi Papua adalah 22 sedangkan rasio murid per sekolah adalah sebesar 196. Rasio murid per guru tertinggi berada di Kab. Intan Jaya yaitu dan yang terendah berada di Kab. Mamberamo Raya yaitu 11,72. Sedangkan rasio murid per sekolah tertinggi berada di Kota Jayapura yaitu 585,43 dan yang terendah adalah di Kab. Nduga yaitu sebesar Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

11 No. Daerah APM SD APM SLTP Angka Partisipasi Murni SD dan SLTP 2009/2010 Salah satu indikator keberhasilan pendidikan dasar di daerah adalah dengan melihat seberapa besar tingkat angka partisipasi murni anak usia sekolah SD dan SLTP. APM SD 2009/2010 yang tertinggi terdapat di Kab. Tolikara yaitu 98,46 dan yang terendah terdapat di Kab. Merauke yaitu74,34. APM SLTP 2009/2010 yang tertinggi terdapat di Kota Jayapura yaitu 89,05, sedangkan APM SLTP yang terendah terdapat di Kab. Tolikara yaitu hanya di kisaran 41,44. 1 Kab. Merauke 74,34 58,52 2 Kab. Jayawijaya 95,89 49,06 3 Kab. Jayapura 91,29 71,15 4 Kab. Nabire 91,53 59,47 5 Kab. Yapen Waropen 93,87 78,04 6 Kab. Biak Numfor 89,33 67,00 7 Kab. Paniai 96,80 55,58 8 Kab. Puncak Jaya 97,13 58,78 9 Kab. Mimika 96,45 59,20 10 Kab. Boven Digoel 97,67 63,48 11 Kab. Mappi 91,51 47,91 12 Kab. Asmat 93,14 61,61 13 Kab. Yahukimo 93,80 42,37 14 Kab. Pegunungan Bintang 97,69 49,82 15 Kab. Tolikara 98,46 41,44 16 Kab. Sarmi 94,05 64,05 17 Kab. Keerom 90,48 58,53 18 Kab. Waropen 97,27 59,82 19 Kab. Supiori 97,42 62,10 20 Kota Jayapura 96,16 89,05 Pelayanan Publik 11

12 No. Daerah Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling 1 Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kab. Jayapura Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Nabire Kab. Mimika Kab. Yapen Waropen Kab. Biak Numfor Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Mamberamo Raya Kab. Nduga Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura Provinsi Papua Jumlah Sarana Kesehatan di Provinsi Papua (2010) Sarana kesehatan yang bisa digunakan oleh masyarakat di Papua meliputi 30 rumah sakit, 320 buah puskesmas, 791 buah puskesmas pembantu dan 855 buah puskesmas keliling. Dari 16 daerah yang memiliki rumah sakit baik itu rumah sakit umum, swasta maupun TNI maka jumlah rumah sakit yang terbanyak berada di Kota Jayapura. Seluruh daerah di Papua memiliki puskesmas dan puskesmas pembantu. Daerah dengan jumlah puskesmas yang terbanyak adalah di Kab. Nabire yaitu sebanyak 21 buah, sedangkan daerah dengan puskesmas pembantu terbanyak adalah di Kab. Merauke yaitu sejumlah 147 buah. Sedangkan sarana kesehatan berupa puskesmas keliling yang terbanyak berada di Kabupaten Merauke yaitu sebanyak 169 buah. 12 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

13 No Kabupaten/Kota Diaspal Kerikil Beton Tanah Tidak Terinci Jumlah Baik Sedang Rusak 1 Kab. Merauke 355,53 369,10 33,00 425, ,08 360,01 207,67 255,78 359, ,08 2 Kab. Jayawijaya 129,00 109,10-85,80-323,90 105,20 18,00 121,80 78,90-323,90 3 Kab. Jayapura 447,13 104,84 1,80 455,44 68, ,21 522,65 348,16 81,80 56,60 68, ,21 4 Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Nabire 194,83 114, ,70 315,13 59,45 127,38 127,80 123,80 5,70 444,13 7 Kab. Mimika 25, ,00-154,00 30,75-8, ,75 8 Kab. Yapen Waropen 123, ,75 52,45 189,65 81,70-71,25 16,40 52,45 221,80 9 Kab. Biak Numfor 247, ,90-293,57 196,84 30,66 49,63 5,00-282,13 10 Kab. Boven Digoel ,46-34, Provinsi Papua Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi (km), 2010 Jenis Permukaan Kondisi Jalan Rusak Berat Tidak Terinci Jumlah 1.522,61 697,64 34, ,80 126, , ,60 731,87 716,06 640,32 126, ,00 Panjang jalan yang terdapat di Provinsi Papua secara keseluruhan mencapai kilometer. Dari 29 kabupaten dan kota di Papua maka data panjang jalan yang tersedia adalah di 10 kabupaten. Berdasarkan jenis permukaannya maka 1.522,61 jalan di Papua sudah teraspal, sedangkan 1.189,80 kilometer masih berupa jalan tanah. Kondisi jalan di Papua sepanjang 1.356,60 dalam keadaan yang baik, panjang jalan dengan kondisi yang sedang adalah kilometer sedangkan sisanya dalam kondisi rusak, rusak berat dan tidak terinci. Pelayanan Publik 13

14 Kabupaten/Kota Produksi Dialirkan Terjual Susut (KWH) (KWH) (KWH) (KWH) 1 Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kab. Jayapura Kab. Nabire ( ) 5 Kab. Kepulauan Yapen Kab. Biak Numfor Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Mimika Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Sarmi Kab. Keerom ( ) 18 Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Mamberamo Raya Kab. Nduga Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura Provinsi Papua Jumlah Tenaga Listrik yang Diproduksi Terpasang, Terjual dan Susut, 2010 Kebutuhan akan daya listrik di Papua bisa dipenuhi dengan jumlah produksi tenaga listrik yang pada tahun 2010 mencapai kwh. Tenaga listrik yang terjual di Provinsi Papua pada tahun 2010 mencapai kwh. Namun demikian, hanya 16 dari 29 daerah di Provinsi Papua yang tercatat dialiri listrik. 14 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

15 Kondisi Perekonomian 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2. Perhotelan 3. Produksi Tanaman Pangan 4. Produksi Perkebunan 5. Produksi Ternak 6. Produksi Perikanan 7. Industri 8. Tingkat Inflasi Perekonomian 15

16 Pertanian 9,45% Bangunan dan Konstruksi 7,81% Jasa-Jasa 7,24% Pengangkutan & Komunikasi 4,35% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2,08% Industri Pengolahan 1,39% Lainnya 12.35% Pertambangan 63,15% Perdagangan, Hotel & Restoran 4,41% Listrik, Gas & Air Minum 0,13% Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010) Kinerja ekonomi Provinsi Papua pada tahun 2009 dan 2010 berfluktuatif dimana pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan PDRB harga konstan sebesar 22,74% lalu di tahun 2010 mengalami kontraksi -2,65%. Meskipun demikian PDRB harga berlaku di Provinsi Papua tahun 2010 mencapai ,25 miliar rupiah, mengalami peningkatan 15,08% dari tahun sebelumnya. Pada dasarnya besarnya PDRB Provinsi Papua didominasi oleh empat sektor usaha yaitu sektor pertambangan yang porsinya mencapai 63,15%, lalu diikuti oleh sektor pertanian yang memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 9,45%, sektor bangunan dan konstruksi sebesar 7,81%, dan sektor jasa-jasa sebesar 7,24. Sedangkan kelima sektor lainnya bila diakumulasikan memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 12,35%. 16 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

17 Luas Panen Tanaman Bahan Makanan (ha), 2010 Kab/Kota Padi Sawah dan Padi Ladang Padi Palawija Jagung Ubi Kayu Kacang Ubi Jalar Tanah Kacang Hijau Kacang Kedelai 1 Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kab. Jayapura Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Nabire Kab. Mimika Kab. Yapen Waropen Kab. Biak Numfor Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Mamberamo Raya Kab. Nduga Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Intan Jaya *** Kab. Deiyai *** Kota Jayapura Jumlah Perekonomian 17

18 No. Daerah Padi Palawija 1 Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kab. Jayapura Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Nabire Kab. Mimika Kab. Yapen Waropen Kab. Biak Numfor Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Mamberamo Raya Kab. Nduga Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura Provinsi Papua Luas Panen Tanaman Bahan Makanan Tahun 2010 (dalam hektar) Kebutuhan pangan seluruh penduduk di Papua dipenuhi dengan hasil tanaman pangan yang berupa padi dan palawija. Pada tahun 2010 luas panen tanaman pangan berupa padi sebanyak hektar dimana luas panen terbesar berada di Kab. Merauke yaitu sebanyak hektar. Tanaman palawija di Papua pada tahun 2010 dihasilkan dari luas panen hektar. Tanaman palawija di Papua masih didominasi ubi jalar dan ubi kayu. 18 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

19 Jumlah Ternak menurut Jenisnya, 2010 Jumlah populasi ternak di Provinsi Papua pada tahun 2010 didominasi oleh jenis ternak babi yang mencapai ekor dimana Kab. Jayawijaya menjadi sentra ternak babi terbanyak yaitu ekor. Ternak sapi pada tahun 2010 mencapai ekor yang terbanyak berasal dari Kab. Merauke ekor. Ternak kambing relatif banyak juga dimana pada tahun 2010 mencapai ekor, dengan sentra ternak kambing yang paling besar berada di Nabire yaitu mencapai ekor. Ternak Kuda walaupun hanya ekor tapi terlihat sebagian besar berasal dari sentra ternak kuda di Kab. Merauke yaitu sebanyak ekor. No. Daerah Jenis Ternak Kuda Sapi Kerbau Kambing Domba Babi 1 Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kab. Jayapura Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Nabire Kab. Mimika Kab. Yapen Waropen Kab. Biak Numfor Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Waropen Kab. Supiori Kota Jayapura Jumlah Perekonomian 19

20 No. Daerah Perikanan Laut Perikanan Darat Perairan Umum Budidaya Jumlah 1 Kab. Merauke , ,8 112, Kab. Mappi , , Kab. Sarmi 675, Kab. Mimika 7.387,6 69,7 70, Kab. Nabire 2.215,7-225, Kab. Yapen Waropen 6.457,2-116, Kab. Biak Numfor ,4-7, Kab. Jayapura , ,8 369, Kab. Jayawijaya - 686,4 57, Kab. Yahukimo - 137, Kab. Paniai - 195,8 8, Kab. Puncak Jaya , Kab. Tolikara Kab. Waropen 3.835,4 235,7 32, Kab. Boven Digoel - 42, Kab. Pegunungan Bintang Kab. Keerom , Kab. Supiori 4.576,9-10, Kab. Asmat 5.482,3 47, Kab. Mamberamo Raya Kab. Nduga Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura ,5 65, , Provinsi Papua , , , Produksi Ikan Darat dan Ikan Laut Provinsi Papua 2010 (dalam ton) Produksi perikanan di Provinsi Papua banyak dihasilkan di 18 buah daerah kabupaten/kota. Produksi ikan laut di Provinsi Papua pada tahun 2010 mencapai ton sedangkan produksi ikan daratnya mencapai 9.889,50 ton., sehingga jumlah produksi ikan di Papua mencapai ton. Kabupaten Merauke merupakan daerah yang paling dominan memberikan kontribusi atas produksi ikan yaitu mencapai ton., sedangkan produksi ikan yang paling sedikit berada di Kabupaten Keerom yaitu hanya 27 ton. 20 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

21 Luas Panen Tanaman Perkebunan di Provinsi Papua 2008 (dalam hektar) Sebanyak 20 daerah di Provinsi Papua mempunyai lahan perkebunan yang terdiri dari beragam komoditi mulai dari Kelapa sawit hingga sagu. Komoditi perkebunan yang paling dominan di Provinsi Papua adalah kelapa. Yang pada tahun 2008 menghasilkan luas panen sebanyak hektar, lalu diikuti oleh coklat sebanyak hektar. Perkebunan kelapa sawit juga mulai berkembang di Provinsi Papua yang luas panennya mencapai hektar walaupun hanya terkonsentrasi di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Merauke. Jenis Tanaman No. Daerah Kelapa Kelapa Jambu Kelapa Kopi Coklat Cengkeh Karet Lada Kapuk Sawit Hibrida Mete Randu Panili Jarak Pagar Pinang Sagu 1 Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kab. Jayapura , Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Nabire Kab. Mimika Kab. Yapen Waropen Kab. Biak Numfor Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Mamberamo Raya Kab. Nduga Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura Provinsi Papua Perekonomian 21

22 Unit Satuan Nilai Produksi Penambangan Total bijih ditambang dmt ,00 Kadar Cu % 2,28 Kadar Au gr/t 2,70 Kadar Ag gr/t 6,99 Pengolahan Total bijih diolah dmt ,00 Kadar Cu % 2,34 Kadar Au gr/t 2,61 Kadar Ag gr/t 8,88 Pengeringan Total konsentrat dmt 1.831,13 Kadar Cu % 71,67 Total Cu ton 437,39 Kadar Au gr/t 70,95 Total Au kg 43,30 Kadar Ag gr/t 213,84 Total Ag kg 130,52 Pengapalan Total konsentrat dmt 1.934,72 Kadar Cu % 72,24 Total Cu ton 465,88 Kadar Au gr/t 73,92 Total Au kg 47,68 Kadar Ag gr/t 219,60 Total Ag kg 141,62 Produksi Pertambangan PT Freeport (2010) Sektor pertambangan di Papua masih didominasi oleh hasil tambang PT Freeport. Pada tahun 2010 bijih tambang yang dihasilkan mencapai dry million ton (DMT) atau naik 9,17 persen dibanding tahun sebelumnya. Rata-rata produksi per triwulan sama dengan jumlah produksi DMT Bijih tambang tersebut lalu diolah dan kemudian dikeringkan yang menghasilkan total konsentrat sebanyak dmt, dengan tembaga sebanyak 437,39 ton, emas sebanyak 43,30 kilogram, dan perak sebanyak 130,52 kilogram. 22 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

23 Banyaknya Hotel/Losmen Kamar Berbintang dan Tidak Berbintang, 2010 Sarana hotel dan akomodasi di Provinsi Papua yang bisa dimanfaatkan oleh para pebisnis dan wisatawan pada tahun 2010 mencapai 182 buah hotel baik yang berbintang maupun non bintang. Jumlah hotel terbanyak berada di Kota Jayapura yaitu sekitar 45 buah dengan kapasitas kamar mencapai kamar. Jumlah hotel yang tesedikit berada di Kab. Tolikara dan Puncak Jaya yaitu masing-masing 1 buah. Sebanyak 12 daerah di Provinsi Papua tercatat belum diketahui jumlah hotel dan akomodasinya. Daerah Bintang Non Bintang Jumlah Hotel Kamar Akomodasi Kamar Hotel Kamar 1 Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kab. Jayapura Kab. Nabire Kab. Kepulauan Yapen Kab. Biak Numfor Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Mimika Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Mamberamo Raya Kab. Nduga Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Dogiyai Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura Provinsi Perekonomian 23

24 Kesejahteraan Masyarakat 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2. Tingkat Pengangguran Terbuka 3. Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan 24 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

25 Bulan Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan dan Rekreasi Transport dan Komunikasi Umum Januari 131,43 130,95 110,54 114,61 112,56 107,81 112,42 119,03 Februari 128,69 131,40 110,45 114,35 112,50 107,96 112,62 118,41 Maret 131,17 131,89 110,37 114,27 112,19 107,89 112,66 119,07 April 127,12 133,93 110,39 114,65 112,35 108,05 113,17 118,46 Mei 129,89 134,82 110,33 116,12 112,79 108,05 112,90 119,30 Juni 132,28 137,31 110,57 116,87 113,15 108,06 112,70 120,30 Juli 132,22 137,33 110,48 115,99 113,21 108,08 114,33 120,59 Agustus 132,76 137,70 112,42 115,54 113,22 108,12 114,36 121,22 September 134,61 137,66 113,29 115,87 113,27 108,09 114,50 121,94 Oktober 125,82 139,45 113,75 117,19 113,43 108,09 114,32 120,09 November 127,34 139,66 113,86 118,13 113,71 108,26 114,05 120,54 Desember 132,32 142,63 114,46 119,03 114,30 108,33 115,82 122,80 Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) se-prov. Papua Tahun 2008 Indikator angka harapan hidup di Provinsi Papua pada tahun di Kota Jayapura yaitu mencapai 99,09% dan yang terendah 2008 adalah tahun dimana angka harapan hidup tertinggi terdapat di Kab. Nduga yaitu 30,52%. terdapat di Kab. Mimik ayaitu tahun dan yang terendah Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua adalah 64 berada di Kab. Merauke yaitu tahun. Indikator angka dimana angka IPM tertinggi terdapat di Kota Jayapura yaitu melek hurup di Papua 75,41% dimana yang tertinggi terdapat mencapai 74,56 dan yang terendah terdapat di 47,75. Kesejahteraan Masyarakat 25

26 No Tahun Garis Kemiskinan Penduduk Miskin (Rp/kap/bulan) (000) % 1 Kab. Merauke ,51 15,44 2 Kab. Jayawijaya ,41 46,30 3 Kab. Jayapura ,42 20,77 4 Kab. Nabire ,27 35,69 5 Kab. Yapen Waropen ,90 36,13 6 Kab. Biak Numfor ,49 36,51 7 Kab. Paniai ,85 47,68 8 Kab. Puncak Jaya ,37 46,92 9 Kab. Mimika ,65 24,74 10 Kab. Boven Digoel ,35 27,01 11 Kab. Mappi ,41 34,94 12 Kab. Asmat ,05 38,69 13 Kab. Yahukimo ,49 49,61 14 Kab. Pegunungan Bintang ,82 43,77 15 Kab. Tolikara ,95 44,63 16 Kab. Sarmi ,23 22,63 17 Kab. Keerom ,53 25,57 18 Kab. Waropen ,73 44,00 19 Kab. Supiori ,23 50,66 20 Kab. Mamberamo Raya ,79 44,43 21 Kab. Nduga ,19 47,28 22 Kab. Lanny Jaya ,39 47,73 23 Kab. Mamberamo Tengah ,16 47,07 24 Kab. Yalimo ,73 47,76 25 Kab. Puncak ,99 49,20 26 Kab. Dogiyai ,45 36,57 27 Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura ,05 17,87 Total ,41 34,77 Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk Miskin (2009) Jumlah penduduk miskin di Provinsi Papua pada tahun 2009 sangat besar yaitu mencapai orang miskin. Secara persentase seluruh penduduk miskin tersebut mencapai 34.77% dari total populasi di Provins Papua. Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kab. Yahukimo yaitu sekitar orang miskin dan yang paling sedikit ada di Kab. Sarmi yaitu orang miskin. 26 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

27 Potensi Daerah Potensi Daerah 27

28 Potensi Investasi A. Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Perkebunan kelapa sawit di Papua yang dikelola oleh PTPN II di Arso, Kab. Keerom memiliki perkebunan inti seluas ha. Kapasitas produksi 60 ton/jam TBS, dengan produktivitas sebesar 7,7-12,2 ton/ha/tahun TBS. Kualitas CPO dihasilkan dari perkebunan ini lebih rendah daripada kualitas CPO dari perkebunan di pulau lain. Kondisi tersebut perlu dijadikan sebagai pertimbangan agar para investor minyak sawit mau untuk membangun pabrik minyak goreng disana, karena dengan kualitas yang tidak standar serta waktu pengapalan yang lama, maka hasil minyak sawit yang diolah dari CPO Papua yang dikirim ke pabrik minyak sawit di pulau lain sangat rendah. B.Industri Pengolahan Hasil Perikanan dan Turunan Sektor perikanan Provinsi Papua yang memiliki luas perairan territorial mencapai km² yang di dalamnya mengandung berbagai jenis biota laut yang bernilai ekonomis penting. Secara umum potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar ton/tahun dan perikanan darat sebesa r ton/ tahun (belum termasuk potensi lahan untuk pengembangan budidaya laut dan tambak diperkirakan sebesar Ha). Pemerintah Provinsi Papua adalah menjadikan sektor perikanan dan kelautan sebagai salah satu sektor unggulan sumber PAD. Oleh karena itu sektor ini mempunyai peluang yang sangat luas untuk terus dipacu perkembangannya. Provinsi Papua memiliki ikan hias air tawar bernilai ekonomis tinggi seperti Arowana (Scleropages jardinii) di Merauke dan udang cherax di Jayawijaya. Jenis ikan hias lainnya seperti rainbow fish, bambit, iriatherina, kaca, banyak terdapat di perairan umum yang ada di kabupaten/kota di wilayah Provinsi Papua. C. Industri Pertambangan Potensi sektor pertambangan dan penggalian adalah batu bara, marmer, granit, pasir kuarsa dan batu gamping. Potensi sumber daya mineral dan energi di Provinsi Papua telah dikenal luas oleh masyarakat international sebelum perang dunia kedua. Pada awalnya minyak bumi merupakan komoditas yang paling menarik untuk dieksploitasi. Pada tahun 1972 dimulai pengapalan konsentrat tembaga untuk pertama kalinya ke Hibi Jepang, sejak saat itu mulailah Provinsi Papua menjadi pengekspor konsentrat tembaga. Produksi Freeport pada saat itu baru mencapai ton bijih/hari, kemudian meningkat menjadi ton bijih/hari. 28 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

29 D. Program Marauke Integrated Food And Energy Estate (MIFFE) Program ini merupakan suatu pengembangan atau pengusahaan pangan dalam skala luas, dengan konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi, mencangkup pertanian, perkebunan, dan peternakan yang berada di suatu kawasan lahan yang luas.misi utama dari program ini adalah mengejar swasembada pangan berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan ekspor pangan. Oleh karena program ini dilakukan dalam skala yang luas, maka pengusahaanya dilakukan dengan melibatkan pihak swasta bekerja sama dengan petani. dengan topografi datar dan subur, ditunjang oleh agroklimat yang sesuai; 3) Berbagai tanaman pangan dapat tumbuh dengan baik di kawasan ini, antara lain padi, jagung, kedelai, shorgum, gandum, dan hortikultura; 4) Memiliki savana yang luas untuk peternakan (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, kanguru, dan rusa); Memiliki pantai, sungai dan rawa untuk pengembangan perikanan. Sesuai dengan UU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), maka Food Estate yang dibangun pada suatu wilayah tertentu akan diberikan fasilitas investasi, baik berupa fiskal (pajak maupun bea) dan fasilitas lainnya. Lima pertimbangan penetapan Meauke sebagai lokasi food estate, yaitu: 1) Dalam RTRWN (PP 26/2008) Merauke dan sekitarnya ditetapkan sebagai kawasan andalan, di mana pertanian merupakan salah satu unggulannya; 2) Merauke memiliki lahan potensial untuk pertanian 2,5 juta ha, Potensi Daerah 29

30 Gambaran Umum Keuangan Daerah 30 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

31 Komposisi APBD Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota , ,00 Miliar Rupiah , , , ,00 - (5.000,00) Pendapatan , , , , ,70 Belanja , , , , ,44 Surplus/Defisit 31,75 994, , ,38 (1.058,74) Pembiayaan 930, , , ,72 (112,97) Keterangan: Realisasi; 2012 Anggaran Keuangan Daerah 31

32 Komposisi Pendapatan APBD Prov. Papua Agregat Prov., Kab.,dan Kota , ,00 Miliar Rupiah , , , PAD 796,30 887,86 888,28 908, ,99 Daper , , , , ,02 L2PyS 5.861, , , , ,69 Keterangan: Realisasi; 2012 Anggaran 32 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

33 Komposisi Belanja APBD Prov. Papua Agregat Prov., Kab.,dan Kota Miliar Rupiah 9.000, , , , , , , , , B. Pegawai 4.219, , , , ,93 B. Barang Jasa 3.664, , , , ,36 B. Modal 5.843, , , , ,16 B. Lain , , , , ,99 Keterangan: Realisasi; 2012 Anggaran Keuangan Daerah 33

34 Komposisi Pendapatan Asli Daerah APBD Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota (Rata-Rata Realisasi APBD ) Komposisi PAD Kab/Kota Komposisi PAD Prov. Pajak daerah 17,8% 44,3% 19,8% 17,3% Retribusi daerah 7,1% 18,6% Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 5,4% 69,6% Lain-lain PAD yang sah (Dalam Juta Rupiah) Uraian PAD Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah Kabupaten/Kota Provinsi Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

35 Komposisi Pajak Daerah APBD Prov. Papua (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD dengan Realisasi APBD 2011) % 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Bahan Pajak Air Bawah Bakar Kendaraan Tanah Bermotor Pajak Air Permukaan Bea Balik Nama Kendaraan di atas air rata-rata (Dalam Juta Rupiah) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Bawah Tanah Pajak Air Permukaan Bea Balik Nama Kendaraan di atas air rata-rata ,966 31,250 25,470 6,281 0,033 0, ,321 30,369 32,972 0,108 4,230 0,000 Keuangan Daerah 35

36 Komposisi Pajak Daerah APBD Kab./Kota Prov. Papua (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD dengan Realisasi APBD 2011) % 40,0 30,0 20,0 10,0 0, rata-rata rata-rata (Dalam Juta Rupiah) Pajak Restoran Pajak Hotel Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C Pajak Penerangan Jalan Pajak Air Bawah Tanah Pajak Reklame Pajak Hiburan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor lainlain BPHTB Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan Bermotor 27,92 22,36 22,02 15,37 3,59 3,83 2,06 0,00 2,70 0,00 0,00 0, ,32 18,30 16,71 15,45 7,16 4,08 1,60 1,00 0,82 0,56 0,35 0,32 36 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

37 Tren Simpanan Pemda se-provinsi Papua di Perbankan Agregat Prov., Kab., dan Kota Miliar Rupiah Jan feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt sep Okt Nov Des Keuangan Daerah 37

38 Potret Dana Simpanan Pemda di Perbankan Prov. Papua Dalam bentuk Tabungan, Simpanan Berjangka dan Giro Agregat Prov., Kab., dan Kota PAPUA Nasional PAPUA Nasional Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

39 Trend Persentase Dana Idle Terhadap Realisasi Belanja Daerah Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota 16,50% 16,00% 15,50% 15,00% 14,50% 14,00% 13,50% 16,15% 15,51% 15,35% 14,64% 14,66% 14,46% Trend persentase dana idle terhadap realisasi belanja daerah di wilayah Provinsi Papua mengalami penurunan pada tahun anggaran 2010 dan Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan belanja di wilayah Provinsi Papua mengalami kenaikan PAPUA Nasional NAS PAPUA NAS PAPUA NAS PAPUA Belanja 389,7 19, ,19 498,1 24,19 Idle 59,8 2,96 62,1 3,11 80,5 3,5 % Idle/Blj 15,35% 15,51% 14,65% 14,66% 16,16% 14,46% Keuangan Daerah 39

40 Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov., Kab. dan Kota Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase) % Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Secara persentase, estimasi realisasi belanja daerah sampai dengan bulan September 2012 adalah sebesar 57,8%, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

41 Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov. Papua Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase) , Kaltim Riau DKI Babel Papua Papbar Kalsel Bali Banten Bengkulu Kalbar Sumut Jambi Sumbar Jabar DIY Kalteng Sumsel Kepri Aceh Jateng Sultra NTT Sulbar NTB Sulteng Maluku Jatim Lampung Gorontalo Sulsel Sulut Malut + Rata-rata realisasi APBD 2012 sampai dengan bulan September 2012 agregat per prov. adalah sebesar 57,8%. + Terdapat 12 daerah yang mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata sedangkan 21 daerah mempunyai realisasi belanja di atas rata-rata. + Realisasi belanja terendah adalah Prov. Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,6% sedangkan yang tertinggi adalah Prov. Maluku Utara sebesar 71,2%. Keuangan Daerah 41

42 Opini BPK atas LKPD Pemda Se-Provinsi Papua Nama Daerah OPINI BPK OPINI BPK Nama Daerah Prov. Papua WDP WDP TMP Kab. Merauke TMP TMP Kab. Asmat TMP WDP WDP Kab. Mimika TMP WDP Kab. Biak Numfor TMP WDP TMP Kab. Nabire TMP TMP Kab. Boven Digoel TMP TMP TMP Kab. Nduga ** Kab. Deiyai ** Kab. Paniai TMP TMP Kab. Dogiyai TMP TMP Kab. Pegunungan Bintang WDP WDP TMP Kab.IntanJaya ** Kab. Puncak ** Kab. Jayapura WDP WDP WDP Kab. Puncak Jaya TMP TMP TMP Kab. Jayawijaya TMP TMP Kab. Sarmi WDP TMP Kab. Keerom TMP TMP Kab. Supiori TMP TMP Kab. Kepulauan Yapen TMP TMP TMP Kab. Tolikara TMP TMP Kab.LannyJaya ** Kab. Waropen TMP TMP Kab. Mamberamo Raya TMP* Kab.Yahukimo TMP TMP Kab. MamberamoTengah ** Kab.Yalimo ** Kab. Mappi TMP TMP TMP KotaJayapura WDP WDP 42 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

43 Kondisi Keuangan Daerah Indikator Kondisi Keuangan Daerah 1. Rasio Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk 2. Rasio PAD/ Total Pendapatan Daerah 3. Rasio Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah 4. Rasio Pajak Daerah dan Retribusi Daerah/ PDRB 5. Rasio Belanja Modal / Total Belanja Daerah 6. Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah 7. Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah 8. Rasio SiLPA tahun sebelumnya / Belanja Daerah 9. Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah Kondisi Keuangan Daerah 43

44 Kondisi Keuangan Daerah Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk PAD / Total Pendapatan Daerah 0,25 Ribuan , , , , , , , , , ,44 0,20 0,15 0,10 0,05 0,16 0,03 0,21 0,18 0,18 0,19 0,04 0,04 0,04 0, Nasional prov. Papua Nasional prov. Papua + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melayani per satu orang penduduknya + Rasio pendapatan daerah per kapita provinsi Papua memiliki yang fluktuatif tiap tahun anggaran. Namun demikian, pendapatan per kapita Provinsi Papua jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan per kapita nasional + Rasio ini mengukur tingkat kemandirian daerah yaitu kemampuan daerah dalam mendanai belanjanya dengan pendapatan asli daerah (PAD) + Rasio PAD Per Total Pendapatan Daerah Provinsi Papua memiliki tren yang relatif stabil tiap tahun anggaran. Namun demikian, rasio PAD per total Pendapatan Daerah Provinsi Papua lebih rendah dibandingkan rasio secara nasional 44 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

45 Kondisi Keuangan Daerah Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah Pajak Daerah + Retribusi Daerah / PDRB 0,60 0,40 0,55 0,55 0,49 0,44 0,41 0,40 0,43 0,41 0,41 0,40 2,00% 1,50% 1,00% 1,34% 1,42% 1,27% 1,33% 1,58% 0,20 0,50% 0,56% 0,74% 0,64% 0,53% 0,52% ,00% Nasional prov. Papua Nasional prov. Papua + Rasio ini mengukur seberapa besar ruang fiskal atau keleluasaan yang dimiliki daerah dalam menggunakan dananya secara bebas dalam menentukan prioritas belanja yang akan didanai + Tren rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Papua memiliki kecenderungan menurun seperti halnya rasio secara nasional. Rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Papua relatif sama dengan rasio secara nasional + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam menggali potensi pajak dan retribusi daerahnya + Tren rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB Provinsi Papua memiliki tren yang menurun berbeda dengan tren rasio tren nasional yang cenderung meningkat. Pada tahun 2011, rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB Provinsi Papua memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan rasio secara nasional Kondisi Keuangan Daerah 45

46 Kondisi Keuangan Daerah Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Belanja Modal / Total Belanja 33,85% 31,75% 32,00% 32,02% 31,56% 28,95% 27,46% 26,19% 22,17% 21,67% Nasional prov. Papua + Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja modal terhadap total belanjanya + Tren rasio belanja modal per total belanja Provinsi Papua cenderung stabil pada tiap tahun anggaran, namun pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan. Pada tahun 2011 tersebut, rasio belanja modal per total belanja Provinsi Papua lebih tinggi daripada rasio secara nasional 160,00% 140,00% 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah 137,90% 103,64% 102,66% 97,04% 102,22% 105,70% 100,17% 105,22% 105,73% 106,22% Nasional prov. Papua + Rasio ini mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah dalam mendanai belanja daerah + Tren rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Papua memiliki tren meningkat sebagaimana tren rasio secara nasional. Pada tahun 2011, rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Papua memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional. 46 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi PAPUA

47 Kondisi Keuangan Daerah Prov. Papua Agregat Prov., Kab., dan Kota Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah Rasio SiLPA Tahun Sebelumnya / Belanja Daerah 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 28,4% 35,9% 13,6% 12,0% 39,4% 40,6% 40,2% 17,8% 19,6% 21,3% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 20,06% 13,75% 17,07% 6,01% 17,56% 8,48% 12,29% 7,36% 11,47% 12,07% 0,0% ,00% Nasional prov. Papua Nasional prov. Papua + Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja pegawai tidak langsung terhadap total belanjanya + Rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Papua cenderung meningkat sebagaimana tren rasio secara nasional. Pada tahun 2011, rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Papua lebih kecil dibandingkan dengan rasio secara nasional. + Rasio ini mengukur proporsi SiLPA tahun sebelumnya terhadap belanja daerah tahun berjalan + Rasio SiLPA terhadap belanja daerah Provinsi Papua cenderung fluktuatif naik dan turun. Namun demikian, pada tahun 2011 rasio SiLPA terhadap belanja Provinsi Papua lebih tinggi dibandingkan rasio secara nasional. Kondisi Keuangan Daerah 47

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi NUSA TENGGARA TIMUR Peta Nusa Tenggara Timur 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 No. 32/06/94/Th. I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 IPM Provinsi Papua Tahun 2015 Hingga saat ini, pembangunan manusia di Provinsi Papua masih berstatus rendah yang ditunjukkan

Lebih terperinci

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan. Jiwa (Ribu) Persentase (%) 40 37.08 37.53 36.8 35 30 31.98 30.66 31.53 27.8 25 20 15 10 5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi MALUKU UTARA Peta Maluku Utara 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi SULAWESI Selatan Peta Sulawesi Selatan 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Peta Sulawesi Tengah 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah

Lebih terperinci

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 1 indikator kesejahteraan DAERAH provinsi papua sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 111 Telp

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi MALUKU Peta Maluku 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi maluku Daftar

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo Peta Gorontalo 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi GORONTALO

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi PAPUA BARAT Peta Papua Barat 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA 1 PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Papua terletak pada posisi2 o 25' LU - 9o LS dan 3 o 48' Lintang Selatan, serta 119 o 22' dan 124 o 22' Gambar 1. bujur Timur.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BAHAN SOSIALISASI PERMEN ESDM NOMOR 38 TAHUN 206 TENTANG PERCEPATAN ELEKTRIFIKASI DI PERDESAAN BELUM BERKEMBANG, TERPENCIL, PERBATASAN DAN

Lebih terperinci

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017 DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS April 2017 2 Data Sosial Ekonomi Strategis April 2017 Ringkasan Indikator Strategis Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Perdagangan Internasional Kemiskinan & Rasio Gini Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Peta Nusa Tenggara Barat 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan

Lebih terperinci

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA No. 01/08/53/TH.XIV, 5 AGUSTUS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN II TUMBUH 5,21 PERSEN Pertumbuhan ekonomi NTT yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi SULAWESI TENGGARA Peta Sulawesi Tenggara 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah

Lebih terperinci

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan http://simpadu-pk.bappenas.go.id 137448.622 1419265.7 148849.838 1548271.878 1614198.418 1784.239 1789143.87 18967.83 199946.591 294358.9 2222986.856

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23 No. 67/12/34/Th.XVIII, 1 Desember 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada November 2016,

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, baik negara ekonomi berkembang maupun negara ekonomi maju. Selain pergeseran

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DANA OTONOMI KHUSUS KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BAB 4 Kondisi Ketenagakerjaan Aceh kembali memburuk, terlihat dari TPAK yang menunjukkan penurunan cukup dalam dari 65,85 per Februari 212 menjadi

Lebih terperinci

Deskripsi dan Analisis

Deskripsi dan Analisis 1 Deskripsi dan Analisis APBD 2012 ii Deskripsi dan Analisis APBD 2012 Daftar Isi DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii KATA PENGANTAR... xi EKSEKUTIF SUMMARY...xiii BAB I PENDAHULUAN...1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tidak diragukan lagi Indonesia memiliki kekayaan alam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tidak diragukan lagi Indonesia memiliki kekayaan alam yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki potensi sumber daya yang sangat besar baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, untuk sumber daya alam tidak

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juli 2016, NTP Daerah

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41 No. 32/06/34/Th.XIX, 2 Juni 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2017, NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR F No. 49/09/34/Th.XIX, 4 September 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR 102.87 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR No. 36/07/34/Th.XIX, 3 Juli 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR 102.59 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juni 2017, NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22 No. 07/02/34/Th.XIX, 1 Februari 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Januari 2017, NTP

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 No. 25/05/94/ Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 Pada tahun 2016, IPM Papua mencapai 58,05. Angka ini meningkat sebesar 0,80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 yang sebesar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26 No. 59/11/34/Th.XVIII, 1 November 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Oktober 2016,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57 No. 20/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2016, NTP Daerah

Lebih terperinci

A. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH

A. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH No. 44/08/94/ Th. III, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 Produksi Cabai Besar Sebesar 3.089 Ton, Cabai Rawit Sebesar 3.649 Ton, Dan Bawang Merah Sebesar 718

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013 ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016 BADAN PUSAT STATISTIK 07 November 2016 Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah (Produk Domestik Regional Bruto) Indeks Tendensi Konsumen 7 November 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Pertumbuhan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64 No. 22/05/34/Th.XIX, 2 Mei 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada April 2017, NTP Daerah

Lebih terperinci

PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GAS RUMAH KACA

PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GAS RUMAH KACA 2 PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GAS RUMAH KACA 2.1. Profil dan Karakteristik Daerah Keadaan Geografis Provinsi Papua terletak antara 2º25-9 º lintang selatan dan 130º-14º bujur timur. Provinsi Papua

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan ridhonya sehingga penyusunan Pengembangan Model Solusi Strategik Penanganan Dampak Ancaman Disaster

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90 No. 24/05/34/Th.XVIII, 2 Mei 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada April 2016, NTP Daerah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kondisi Geografis Negara Indonesia Penulis menyajikan gambaran umum yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi di 33 provinsi Indonesia. Sumber : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 11/02/51/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JANUARI 2015, NTP BALI TURUN SEBESAR 0,01 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Januari

Lebih terperinci

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba 1.

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47 No. 50/09/34/Th.XVIII, 1 September 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Agustus 2016,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32 No. 18/04/34/Th.XIX, 3 April 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2017, NTP Daerah

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi SULAWESI BARAT Peta Sulawesi Barat 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 No. 15/02/63/Th.XVII, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN FEBRUARI 2013 NAIK 0,35

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua ht t p:

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI UMUM DAN TAMBAHAN DANA ALOKASI KHUSUS FISH( PADA ANGGARAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN SEPTEMBER 2016 NAIK 0,66 PERSEN No. 54/10/63/Th.XIX, 3 Oktober

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii 1 ii Deskripsi dan Analisis APBD 2014 KATA PENGANTAR Pelaksanaan desentralisasi fiskal yang dimulai sejak tahun 2001 menunjukkan fakta bahwa dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar. iii 1 ii Deskripsi dan Analisis APBD 2013 KATA PENGANTAR Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan fiskal yang utama bagi pemerintah daerah. Dalam APBD termuat prioritas-prioritas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER 2016 NAIK 0,08 PERSEN No. 03/01/63/Th.XXI, 3 Januari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2017 NAIK 0,40 PERSEN No. 08/02/63/Th.XXI, 1 Februari

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PENGETAHUAN PAPUA PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG DAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

Dr. Ir. Sukardi, M.Si BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Disampaikan Pada Acara : Rapat Koordinasi Pengendalian (RAKORDAL) Triwulan III Tahun Anggaran 2015 Provinsi Kalimantan Tengah Di Aula Serba Guna BAPPEDA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MARET TURUN 1,20 PERSEN No. 20/04/63/Th.XXI, 3 April Pada Maret NTP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012 No. 32 /06/63/Th.XV, 1 Juni 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN MEI 2012 SEBESAR 108,29 ATAU

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2016, NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN NOVEMBER 2016 NAIK 0,25 PERSEN No. 66/12/63/Th.XIX, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016 No. 50/09/63/Th.XIX, 1 September 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS 2016 TURUN 0,49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI TURUN 0,22 PERSEN Pada NTP

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak 438.524 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Papua Tahun 2013 hanya 40 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS SEBESAR 95,82 ATAU NAIK 0,44 PERSEN No. 51/09/63/Th.XXI, 4 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS A. PERKEMBANGAN NILAI

Lebih terperinci

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN 185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015 No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,36 PERSEN Pada Mei NTP Kalimantan

Lebih terperinci

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

Dr. Ir. Sukardi, M.Si DATA MENCERDASKAN BANGSA Disampaikan Pada Acara : Rapat Koordinasi Pembangunan antara Gubernur dengan Bupati/Walikota dan SKPD Provinsi Kalimantan Tengah Di Aula Serba Guna BAPPEDA Provinsi Kalteng, 12

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014 No. 53/09/63/Th.XVIII, 1 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS TURUN 0,29 PERSEN Pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH

DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN 2010-2014 PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH BAB.I ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN WILAYAH 2010-2014 1.1 Pendahuluan...

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah

Tinjauan Ekonomi. Keuangan Daerah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN Tinjauan Ekonomi & Keuangan Daerah Provinsi bali Peta Bali 2 Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi BALI Daftar Isi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014 No. 37/07/63/Th.XVIII, 1 Juli PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JUNI TURUN 0,23 PERSEN Pada Juni NTP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011 No. 46 /09/63/Th.XV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) AGUSTUS 2011 SEBESAR 108,22

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 No. 03/01/63/Th.XX, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER TURUN 0,41 PERSEN Pada

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 49/08/52/Th.XI, 1 Agustus 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN JULI 2017 Penghitungan Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015 No. 27/05/63/Th.XIX, 4 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 1,01 PERSEN Pada April NTP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JUNI SEBESAR 96,06 ATAU TURUN 0,64 PERSEN Pada Juni NTP Kalimantan Selatan tercatat 96,06 atau turun 0,64 persen dibanding NTP Mei yang mencapai 96,67. Turunnya NTP ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012 No. 67 /12/63/Th.XV, 3 Desember 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN NOPEMBER 2012 NAIK 0,19

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017 No. 24/05/63/Th.XXI, 2 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,67 PERSEN Pada April NTP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 24/05/63/Th.XIX, 2 Mei NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,14 PERSEN Pada NTP Kalimantan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Bengkulu Triwulan III-2017 No. 71/XI/17/VII, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BENGKULU Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Bengkulu Triwulan III - 2017 Indeks

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,33 PERSEN Pada NTP Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,06 PERSEN Pada Mei NTP Kalimantan Selatan tercatat 96,67 atau turun 0,06 persen dibanding NTP April yang mencapai 96,73. Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,33 PERSEN No. 16/03/63/Th.XXI, 1 Maret

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 No. 08/02/63/Th.XX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,01

Lebih terperinci