SPESIALISASI DAN KONSENTRASI SEKTOR USAHA NON PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA. Abstrak
|
|
- Utami Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SPESIALISASI DAN KONSENTRASI SEKTOR USAHA NON PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA Muhammad Fajar Staf Statistik Sosial BPS Kabupaten Waropen Abstrak Tujuan studi ini adalah untuk menyelidiki spesialisasi dan konsentrasi sektor usaha pada perekonomian Provinsi Papua. Data yang digunakan dalam penelitian adalah jumlah tenaga kerja menurut sektor usaha dan kabupaten hasil SE 2016 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan indeks Herfindahl-Hirschman untuk spesialisasi dan konsentrasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Intan Jaya, Lanny Jaya dan Tolikara yang berpredikat spesialisasi tinggi dan merupakan kabupaten pemekaran yang terletak di wilayah pegunungan dengan topografis yang sulit dibandingkan pesisir dan pedataran. Namun, tingkat spesialisasi dari ketiga kabupaten tersebut secara dominan disumbang oleh sektor usaha G (sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor), karena sektor G memiliki pangsa gabungan yang besar dalam perekonomian di ketiga daerah tersebut. Kemudian terdapat tiga sektor berpredikat konsentrasi kuat, yaitu sektor B, S, dan M, dimana sektor B (Penggalian dan Pertambangan) merupakan sektor yang sangat kuat terkonsentrasi pada wilayah Provinsi Papua, yang secara dominan disumbang oleh Kabupaten Mimika. Kata Kunci: Spesialisasi, Konsentrasi, Indeks Herfindahl-Hirschman, Sektor Non Pertanian. I. PENDAHULUAN Provinsi Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia dengan luas wilayah mencapai 319, km 2 dimana wilayah meliputi pesisir, pegunungan, pedataran, dan rawa serta luas daratan kawasan hutan mencapai 29,368,482 Ha membuat kaya dan beragamnya flora dan fauna yang hidup serta sumber-sumber mineral yang terkandung di dalam perut bumi Papua. Berdasarkan hasil sensus ekonomi 2016 terdapat sebanyak 153,296 usaha/perusahaan yang beraktivitas pada perekonomian Provinsi Papua, dimana ada sebanyak 150,122 UMK (Usaha Mikro dan Kecil) dan 3,174 UMB (Usaha Menengah dan Besar) yang tersebar di 29 kabupaten/ kota di Provinsi Papua. Jika dirinci ternyata lebih dari 50 persen bergerak di sektor perdagangan dan tenaga kerja yang terserap ke dalam 153,296 usaha/ perusahaan mencapai tenaga kerja. Perlu diketahui bahwa sensus ekonomi 2016 adalah salah satu sensus yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik setiap 10 tahun sekali, dimana dilakukan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan yang berada dalam batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seluruh informasi yang dikumpulkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang performa dan struktur ekonomi baik menurut wilayah, lapangan usaha, maupun skala usaha. Sektor usaha yang dicakup dalam sensus ekonomi 2016 adalah 18 sektor usaha (secara rinci dijelaskan pada bagian berikutnya) utamanya sektor usaha non pertanian. Hasil sensus ekonomi 2016 tersebut dapat memberikan potret perekonomian baik secara regional maupun sectoral. Lalu hasil SE 2016 dapat dikaji dari ilmu ekonomi regional karena aktivitas ekonomi Provinsi Papua tersebar di 29 kabupaten/ kota, dimana setiap daerah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda beda dan dapat dilihat 18 sektor usaha yang dicakup SE 2016 terfokus di sektor usaha apa saja, sehingga lahirlah dua isu diantara isu-isu dalam ekonomi regional yang bersesuaian dengan argumentasi tersebut, yaitu spesialisasi regional (selanjutnya disebut spesialisasi) dan konsentrasi geografis (selanjutnya disebut konsentrasi). Gokan (2012) memberikan penjelasan mengenai spesialisasi dan konsentrasi, yaitu spesialisasi didefinisikan sebagai distribusi andil dari sebuah sektor usaha i dalam sebuah daerah (specific region) k. Sebuah daerah dianggap sangat terspesialisasi jika sejumlah kecil sektor usaha memiliki pangsa gabungan yang besar dalam perekonomian di daerah tersebut. Berbeda dengan daerah yang memiliki sektor usaha yang banyak dapat dikatakan daerah tersebut terdiversifikasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai distribusi andil sebuah daerah k dalam sebuah sektor usaha i pada sebuah teritorial atau himpunan daerah setingkat, sektor usaha sangat terkonsentrasi akan memiliki andil sangat besar yang terletak di sejumlah kecil wilayah. Sebagai contoh kasus negara-negara ASEAN, daerah pesisir timur Thailand dapat dianggap spesialisasi di industri otomobil, karena
2 industri tersebut memiliki andil terbesar pada sektor manufaktur di pesisir timur Thailand. Industri otomobil dapat dikatakan terkonsentrasi di pesisir timur Thailand. Sementara itu, menurut Goschin et al. (2009), spesialisasi regional mengungkapkan perspektif regional dan menggambarkan distribusi andil sectoral di dalam keseluruhan aktivitas ekonomi, biasanya dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sebuah daerah atau wilayah (region) dianggap sangat terspesialisasi (spesialisasi kuat) jika sejumlah kecil sektor usaha memliki pangsa gabungan yang besar di daerah itu. Sedangkan, konsentrasi geografi dari sektor usaha tertentu merefleksikan distribusi andil daerahnya. Sektor usaha yang sangat terkonsentrasi akan memiliki bagian sangat besar yang terletak di sejumlah kecil daerah. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka tujuan dari studi ini untuk mengkaji spesialisasi dan konsentrasi sektor usaha yang terjadi di Provinsi Papua. Penelitian terkait tentang spesialisasi dan konsentrasi antara lain Ohlin (1935) menyatakan teori perdagangan Neoklasik menunjukkan bahwa spesialisasi industry tergantung pada keunggulan komparatif yang ditentukan oleh disparitas antar wilayah dalam kelimpahan faktor sumber daya yang dimilikinya. Kim (1995) menginvestigasi pergerakan trend jangka panjang struktur manufaktur regional USA selama periode , dia menemukan bahwa spesialisasi sektor muncul secara signifikans dari tahun 1860 kemudian turun secara substansial turun terus menerus sejak tahun 1930 dan dia juga menemukan bahwa trend dan perubahan konsentrasi regional manufaktur konsisten dengan spesialisasi. Dalam kasus 14 negara Uni Eropa, Midekfart-Knarvik et al. (2000) menemukan adanya peningkatan trend dalam spesialisasi industri tetapi juga penurunan trend pada konsentrasi regional manufaktur Uni Eropa dari awal 1980 dan seterusnya. Aiginger dan Davies (2004) menunjukkan bahwa spesialisasi yang lebih besar dalam struktur ekonomi individu negara tidak berarti sektor usaha akan menjadi lebih terkonsentrasi secara geografis. Kemudian secara individu negara, Moga dan Constantin (2011) menyelidiki spesialisasi dan konsentrasi geografis Romania sebelum dan sesudah masuk Uni Eropa, Bai et al. (2004) menemukan spesialisasi di Cina meningkat selama periode Dixon dan Freebairn (2009) menemukan spesialisasi regional di Australia menurun selama dua puluh tahun terakhir. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan indeks Herfindahl-Hirschman untuk mengukur spesialisasi dan konsentrasi aktivitas ekonomi di Provinsi Papua, karena indeks tersebut mudah diinterpretasikan. Data yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja pada 18 sektor usaha yang dicakup SE II. DATA DAN METODE 2.1 Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja pada setiap sektor usaha non pertanian seluruh kabupaten di wilayah Provinsi Papua berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Dalam sensus ekonomi 2016, sektor usaha yang dicakup meliputi: Sektor B: Pertambangan dan Penggalian; Sektor C: Industri Pengolahan; Sektor D: Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin; Sektor E: Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah dan Aktivitas Remedisi; Sektor F: Konstruksi; Sektor G: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor; Sektor H: Pengangkutan dan Pergudangan; Sektor I: Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum;
3 Sektor J: Informasi dan Komunikasi; Sektor K: Aktivitas Keuangan dan Asuransi; Sektor L: Real Estate, kecuali own occupied dwelling; Sektor M: Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis; Sektor N: Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya; Sektor P: Pendidikan; Sektor Q: Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial, kecuali golongan pokok 86 pada klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI); Sektor R: Kesenian, Hiburan dan Rekreasi, kecuali golongan pokok 87 pada KBLI; Sektor S: Aktivitas Jasa Lainnya, kecuali golongan 9412, 942, dan 949 pada KBLI; Sektor U: Kegiatan Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya. 2.2 Metode Indeks Herfindahl-Hirschman (IHH) Herfindahl (1950, 1959) dan Hirschman (1945) merumuskan suatu indeks yang mengukur konsentrasi dan spesialisasi: n H S k = ( i=1 m H C i = ( E ki n i=1 E ki E ki m k=1 E ki dengan: H k S : IHH untuk spesialisasi pada kabupaten k dalam suatu provinsi, k = 1,2,, m. H i C : IHH untuk konsentrasi sektor usaha i dalam suatu provinsi, i = 1,2,, n. k=1 Rentang nilai IHH untuk konsentrasi adalah 1/n H C i 1, dan rentang nilai IHH untuk spesialisasi adalah 1/m H S k 1. IHH cocok untuk menganalisis kasus ekstrim konsentrasi sektor usaha seperti monopoli, karena agen dengan pangsa pasar memiliki pengaruh lebih besar pada indeks tersebut dibandingkan agen berpangsa pasar kecil (Encaoua dan Jacquemin, 1980). IHH juga menunjukkan diversitas yang kuat, ketika IHH bernilai rendah dimana spesialisasi suatu sektor usaha di wilayah adalah lemah. US Federal Trade Commission (FTC) mengklasifikasikan nilai IHH untuk pengukuran konsentrasi menjadi (Horizontal Merger Guidelines, 2010): - Tidak terkonsentrasi : jika H C i < 0.15; - Terkonsentrasi Moderat : jika 0.15 H C i 0.25; - Terkonsentrasi Kuat : jika H C i > 0.25 Demikian juga analogi yang sama untuk pengukuran spesialisasi diklasifikasi kedalam tiga jenis, yaitu: - Tidak terspesialisasi : jika H S k < 0.15; - Terspesialisasi Moderat : jika 0.15 H S k 0.25; - Terspesialisasi Kuat : jika H S k > ) 2 ) III. PEMBAHASAN Dilihat dari IHH untuk spesialisasi yang disajikan pada tabel 1, dari 29 kabupaten/ kota terdapat 18 kabupaten berpredikat spesialisasi kuat dan sisanya 11 kabupaten/ kota berpredikat spesialisasi moderat. Dari 18 kabupaten berpredikat spesialisasi kuat, umumnya merupakan kabupaten pemekaran dan didominasi kabupaten yang berlokasi di wilayah pegunungan. Tiga kabupaten yang memiliki IHH spesialisasi tertinggi, yaitu Kabupaten Intan Jaya (0.667),
4 Kabupaten Lanny Jaya (0.513), dan Kabupaten Tolikara (0.505). Ketiga kabupaten tersebut merupakan kabupaten pemekaran yang terletak di wilayah pegunungan, dimana mempunyai topografis yang sulit dibandingkan pesisir dan pedataran, sehingga wajar indeks kemahalan konstruksi pada ketiga kabupaten tersebut tinggi. Jika dilihat lebih dalam lagi, ternyata tingginya tingkat spesialisasi yang secara dominan disumbang oleh sektor usaha G (sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor)karena sektor G memiliki pangsa gabungan yang besar dalam perekonomian di ketiga daerah tersebut Sedangkan, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Biak merupakan kabupaten induk dan dianggap secara infrastruktur dan ekonomi jauh lebih baik dibandingkan ketiga kabupaten tersebut yang berlokasi pengunungan tengah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa daerah tersebut memiliki sektor usaha berkembang lebih banyak dibandingkan kabupaten yang berlokasi di pegunungan, sehingga dapat dikatakan daerah ini terdiversifikasi secara sektor usaha. Tabel 1. Indeks Herfindahl-Hirschman (IHH) untuk Spesialisasi Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Papua Tahun 2016 Kabupaten/ Kota IHH Spesialisasi Keterangan Kabupaten/ Kota IHH Spesialisasi Keterangan [01] MERAUKE Spesialisasi Moderat [19] SARMI Spesialisasi Moderat [02] JAYAWIJAYA Spesialisasi Kuat [20] KEEROM Spesialisasi Kuat [03] JAYAPURA Spesialisasi Kuat [26] WAROPEN Spesialisasi Kuat [04] NABIRE Spesialisasi Moderat [27] SUPIORI Spesialisasi Moderat [08] KEPULAUAN YAPEN Spesialisasi Moderat [28] MAMBERAMO RAYA Spesialisasi Moderat [09] BIAK NUMFOR Spesialisasi Moderat [29] NDUGA Spesialisasi Kuat [10] PANIAI Spesialisasi Kuat [30] LANNY JAYA Spesialisasi Kuat [11] PUNCAK JAYA Spesialisasi Kuat [31] MAMBERAMO TENGAH Spesialisasi Kuat [12] MIMIKA Spesialisasi Kuat [32] YALIMO Spesialisasi Kuat [13] BOVEN DIGOEL Spesialisasi Kuat [33] PUNCAK Spesialisasi Moderat [14] MAPPI Spesialisasi Moderat [34] DOGIYAI Spesialisasi Kuat [15] ASMAT Spesialisasi Kuat [35] INTAN JAYA Spesialisasi Kuat [16] YAHUKIMO Spesialisasi Kuat [36] DEIYAI Spesialisasi Moderat [17] PEGUNUNGAN BINTANG Spesialisasi Kuat [71] JAYAPURA Spesialisasi Moderat [18] TOLIKARA Spesialisasi Kuat Sumber: pengolahan penulis. Berdasarkan hasil penghitungan IHH untuk konsentrasi disajikan pada tabel 2, diperoleh informasi bahwa dari 18 sektor usaha yang dicakup SE 2016 terdapat satu sektor usaha yang tidak ada aktivitasnya diperekonomian Papua yaitu sektor U, ada tiga sektor usaha berpredikat konsentrasi kuat, yaitu sektor B, S, dan M. Namun, IHH tertinggi untuk konsentrasi dicapai oleh sektor B (Pertambangan dan Penggalian) sebesar (konsentrasi sangat kuat), jika dirinci lagi kontribusi konsentrasi pada IHH disumbang oleh Kabupaten Mimika dan menariknya Kabupaten Mimika juga berpredikat spesialisasi kuat, dimana derajat spesialisasi disumbang dominan dari sektor B. Hal tersebut dapat dijelaskan karena keberadaan PT. Freeport di Kabupaten Mimika yang bergerak di bidang pertambangan, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak sehingga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi struktur ekonomi Provinsi Papua. Ternyata hal tersebut berimplikasi juga pada sektor M (Aktivitas Profesional, Ilmiah, dan Teknis), dimana Kabupaten Mimika juga merupakan penyumbang derajat konsentrasi tertinggi karena sektor M sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan sektor M. Kemudian sektor M berpredikat sektor konsentrasi kuat ketiga, dimana secara dominan derajat konsentrasi disumbang oleh Kota Jayapura.
5 Tabel 2. Indeks Herfindahl-Hirschman untuk Konsentrasi Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Papua Sektor IHH Konsentrasi Keterangan B Konsentrasi Kuat C Tidak Terkonsentrasi D Tidak Terkonsentrasi E Konsentrasi Moderat F Konsentrasi Moderat G Tidak Terkonsentrasi H Tidak Terkonsentrasi I Konsentrasi Moderat J Konsentrasi Moderat K Konsentrasi Moderat L Konsentrasi Moderat M Konsentrasi Kuat N Konsentrasi Moderat P Tidak Terkonsentrasi Q Tidak Terkonsentrasi R Konsentrasi Moderat S Konsentrasi Kuat U - - Sumber: pengolahan penulis. IV. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapt ditarik kesimpulan bahwa terdapat tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Intan Jaya, Lanny Jaya dan Tolikara yang berpredikat spesialisasi tinggi merupakan kabupaten pemekaran yang terletak di wilayah pegunungan, dimana mempunyai topografis yang sulit dibandingkan pesisir dan pedataran. Namun, tingkat spesialisasi dari ketiga kabupaten tersebut secara dominan disumbang oleh sektor G (sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor), karena sektor G memiliki pangsa gabungan yang besar dalam perekonomian di ketiga daerah tersebut. Lalu, terdapat tiga sektor berpredikat terkonsentrasi kuat, yaitu sektor B, S, dan M, dimana sektor B (Penggalian dan Pertambangan) merupakan sektor yang terkonsentrasi kuat pada wilayah Provinsi Papua dengan derajat konsentrasi secara dominan disumbang oleh Kabupaten Mimika. REFERENSI Aiginger, K. and Davies, S Industrial Specialization and Geographic Concentration: Two Sides of the Same Coin? Not for the European Union. J Appl Econ 2: Dixon, R. dan Freebairn, J Trends in Regional Specialization in Australia. Australasian Journal of Regional Studies, Vol. 15, No. 3 Encaoua, D., dan Jacquemin, A Degree of Monopoly, Indices of Concentration and Threat of Entry. International Economic Review, 21(1), pp Gokan, T Measures for Geographical Concentration and Specialization with Administrative-area Data. Dalam Kuroiwa, I Economic Integration and the Location of Industries The Case of Less Developed East Asian Countries. UK, Palgrave Macmillan.
6 Goschin, Z., Constantin, D.L., Roman, M. dan Ileanu, B Regional Specialisation and Geographic Concentration of Industries in Romania. South-Eastern Europe Journal of Economics, Vol.7, No.1: pp Herfindah O.C Concentration in the US Steel Industry, Dissertion. New York: Columbia University. Herfindahl, O. C Copper Costs and Prices: , Baltimore: The Johns Hopkins Press. Hirschman, A. O National Power and the Structure of Foreign Trade, Berkeley and Los Angeles: University of California Press. Horizontal Merger Guidelines html#5c. Diakses 10 Juni Kim, S Expansion of Markets and the Geographic Distribution of Economic Activities: the Trends in U.S. Regional Manufacturing Structure, Q J Econ 110: Midelfart-Knarvik, K.H., Overman, H., Redding, S., dan Venables, A The Location of European Industry. European Commission, Working paper 142, DG ECFIN. Moga, L.M. dan Constantin, D.L Specialization and Geographic Concentration of the Economic Activities in the Romanian Regions. Journal of Applied Quantitative Methods, vol. 6 no.2. Ohlin, B Interregional and International Trade. Harvard University Press, Cambridge.
7 LAMPIRAN 1. Proses Pengolahan IHH Untuk Spesialisasi Kabupaten/ Kota B C D E F G H I J K L M N P Q R S U [01] MERAUKE [02] JAYAWIJAYA [03] JAYAPURA [04] NABIRE [08] KEPULAUAN YAPEN [09] BIAK NUMFOR [10] PANIAI [11] PUNCAK JAYA [12] MIMIKA [13] BOVEN DIGOEL [14] MAPPI [15] ASMAT [16] YAHUKIMO [17] PEGUNUNGAN BINTANG [18] TOLIKARA [19] SARMI [20] KEEROM [26] WAROPEN [27] SUPIORI [28] MAMBERAMO RAYA [29] NDUGA [30] LANNY JAYA [31] MAMBERAMO TENGAH [32] YALIMO [33] PUNCAK [34] DOGIYAI [35] INTAN JAYA [36] DEIYAI [71] JAYAPURA IHH Spesialisasi
8 2. Proses Pengolahan IHH Untuk Konsentrasi Kabupaten/ Kota B C D E F G H I J K L M N P Q R S U [01] MERAUKE #DIV/0! [02] JAYAWIJAYA #DIV/0! [03] JAYAPURA #DIV/0! [04] NABIRE #DIV/0! [08] KEPULAUAN YAPEN #DIV/0! [09] BIAK NUMFOR #DIV/0! [10] PANIAI #DIV/0! [11] PUNCAK JAYA #DIV/0! [12] MIMIKA #DIV/0! [13] BOVEN DIGOEL #DIV/0! [14] MAPPI #DIV/0! [15] ASMAT #DIV/0! [16] YAHUKIMO #DIV/0! [17] PEGUNUNGAN BINTANG #DIV/0! [18] TOLIKARA #DIV/0! [19] SARMI #DIV/0! [20] KEEROM #DIV/0! [26] WAROPEN #DIV/0! [27] SUPIORI #DIV/0! [28] MAMBERAMO RAYA #DIV/0! [29] NDUGA #DIV/0! [30] LANNY JAYA #DIV/0! [31] MAMBERAMO TENGAH #DIV/0! [32] YALIMO #DIV/0! [33] PUNCAK #DIV/0! [34] DOGIYAI #DIV/0! [35] INTAN JAYA #DIV/0! [36] DEIYAI #DIV/0! [71] JAYAPURA #DIV/0! IHH untuk konsentrasi #DIV/0!
Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.
Jiwa (Ribu) Persentase (%) 40 37.08 37.53 36.8 35 30 31.98 30.66 31.53 27.8 25 20 15 10 5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun
Lebih terperinciHASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016
HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 1. Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak 108.467 usaha/perusahaan non pertanian yang dikelompokkan dalam 15 kategori
Lebih terperinciHASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3572/Th.I,13 Juni 2017 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BLITAR HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 1. Hasil
Lebih terperinciSeuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciPaparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015
Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba 1.
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Hasil pendaftaran (listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/07/2017,21 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ASAHAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Nomor. 01/06/3506/Th. I, 19 Juni 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftran Sensus Ekonomi 2016
Lebih terperinciProyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK
Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua ht t p:
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016
No. 25/05/94/ Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 Pada tahun 2016, IPM Papua mencapai 58,05. Angka ini meningkat sebesar 0,80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 yang sebesar
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 28/05/31/th-XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DKI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
No. 31/05/82/Th. XVI, 24 MEI 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Maluku Utara Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Hasil Pendaftaran (Listing ) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3579/Th.1, 12 Juni 2017 Hasil Pendaftaran (listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran (listing) usaha/perusahaan
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kota Bekasi
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kota Bekasi No. 03/06/Th. XVII, 17 Juni 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kota Bekasi Hasil pendaftaran
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 35/05/19/Th. I, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Hasil Pendaftaran (Listing)
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014
i KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan ridhonya sehingga penyusunan Pengembangan Model Solusi Strategik Penanganan Dampak Ancaman Disaster
Lebih terperinciProvinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total
Tabel 1. Perkiraan Jumlah Responden yang Mewakili Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Provinsi Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) 01. Fakfak 10,747 6,081 16,828 02. Kaimana
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 50/04/Th. XX, 27 April 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3511/Th.I, 12 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
No. 30/05/94/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI PAPUA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 50/04/Th. XX, 27 April 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasilpendaftaran
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kabupaten Karawang
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Karawang No. 09/09/Th. XVII, 26 September 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Di Kabupaten Karawang
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/34/Th. XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciHASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 KOTA PROBOLINGGO
Edisi bulan Juni tahun 2017 HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 KOTA PROBOLINGGO Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat sebanyak 33.391 usaha/perusahaan non
Lebih terperinciDrg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Drg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Terbatasnya sistem transportasi terpadu yang menghubungkan antar pusat pelayanan Ada beberapa kabupaten pemekaran yang wilayahnya sebagian
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 36/05/52/Th. I, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Hasil
Lebih terperinciRILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO
RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO 2 Penjelasan Umum Sensus Ekonomi 2016 Sensus Ekonomi merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan (kecuali
Lebih terperinciHasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 o.01/06/3502/th.i, 13 Juni 2017 Hasil Pendaftaran(Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus konomi 2016 (S2016)
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/12784/06/2017, 11 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK KOTA GUNUNGSITOLI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DANA OTONOMI KHUSUS KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Banten No. 31/05/36/Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BANTEN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
No. 29/05/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi Sulawesi Tenggara Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Sulawesi Tenggara Hasil Pendaftaran Sensus Ekonomi
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Bali Sensus Ekonomi 2016 No. 35/05/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PENGETAHUAN PAPUA PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG DAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciPotret Potensi Ekonomi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) Provinsi Nusa
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 16/05/5300/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi Nusa Tenggara Timur Potret Potensi Ekonomi
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015
No. 32/06/94/Th. I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 IPM Provinsi Papua Tahun 2015 Hingga saat ini, pembangunan manusia di Provinsi Papua masih berstatus rendah yang ditunjukkan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 16/05/Th. I, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/07/Th. I, 15 Juli 2017 KABUPATEN KETAPANG Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran usaha/perusahan
Lebih terperinciTEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN
DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2016 TEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN This image cannot currently be displayed. Wilayah Pembangunan Mamta
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/72/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGAH Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Bengkulu No. 30/05/17/II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BENGKULU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/61/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 31/04/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kepulauan Riau No. 40/05/21 Th. XII, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),
KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/Th. XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018
DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan
Lebih terperinciSensus Ekonomi 2016 di Provinsi Jambi
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 29/05/15/Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAMBI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha / Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Lebih terperinciPemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat
Nomor : BRS-01/BPS-9415/Th. I, 26 April 2016 Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. Jumlah rumah tangga hasil Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015 di Kabupaten
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang
Hasil Pendaftaran (Listing ) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang No. 02/3604/Th. I, 3 Juli 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang 1 1 5.
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
No. 09/05/81/Th. IX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI MALUKU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) di Provinsi tercatat
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 09/05/81/Th. IX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI MALUKU Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTAR DAERAH
Perbandingan Antar Daerah/ Inter Regency Comparison 349 BAB 13 PERBANDINGAN ANTAR DAERAH Inter Regency Comparison Secara Regional, daerah di Provinsi Papua yang memiliki jumlah penduduk terbesar pada tahun
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Papua Barat Sensus Ekonomi 2016 No. 50/04/Th. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing)
Lebih terperinciA. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH
No. 44/08/94/ Th. III, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 Produksi Cabai Besar Sebesar 3.089 Ton, Cabai Rawit Sebesar 3.649 Ton, Dan Bawang Merah Sebesar 718
Lebih terperincihttps://bulungankab.bps.go.id
No. 03/07/65/Th.XX, 28 Juli 2017 HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 KABUPATEN BULUNGAN JUMLAH USAHA NON PERTANIAN SEBANYAK 11.031 USAHA Hasil Pendaftaran Sensus Ekonomi 2016
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Papua Tahun 2013 sebanyak 438.524 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Papua Tahun 2013 hanya 40 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Sumatera Selatan No. 30/05/16/Th. XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Hasil Pendaftaran (Listing)
Lebih terperinciSurvei Khusus Neraca Produksi, 2015
BADAN PUSAT STATISTIK Survei Khusus Neraca Produksi, 2015 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini mengimplementasikan System National Account (SNA) 2008, dimana salah satu rekomendasinya adalah
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat
Nomor : BRS-02/BPS-9415/Th. I, 28 Juni 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. IPM pertama kali diperkenalkan oleh United Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 1990
Lebih terperinciDAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V
DAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V Lampiran I Surat No. B.41/S.KT.03/2018 Tanggal: 19 Februari 2018 Kementerian/Lembaga 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Sekretaris Jenderal
Lebih terperinciMenyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1
SE2016 1 SE2016 2 LATAR BELAKANG Sensus Ekonomi (SE) dilaksanakan 10 tahun sekali, pada tahun berakhiran angka 6 SE2016 adalah SE yang ke 4 (1986, 1996, dan 2006) Sensus dilaksanakan di seluruh wilayah
Lebih terperinciPROFIL PEMBANGUNAN PAPUA
1 PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Papua terletak pada posisi2 o 25' LU - 9o LS dan 3 o 48' Lintang Selatan, serta 119 o 22' dan 124 o 22' Gambar 1. bujur Timur.
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17.A TAHUN 2014 TENTANG PENGALOKASIAN DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR KEPADA KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciHasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kalimantan Tengah
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kalimantan Tengah Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) berjumlah 237.092
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN
7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA 2014
OUTLINE ANALISIS PROVINSI 1. Perkembangan Indikator Utama 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 1.2 Pengurangan Pengangguran 1.3 Pengurangan Kemiskinan 2. Kinerja Pembangunan Kota/ Kabupaten 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Lebih terperinciBPS KABUPATEN BATU BARA
BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik
Lebih terperinciPROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GAS RUMAH KACA
2 PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GAS RUMAH KACA 2.1. Profil dan Karakteristik Daerah Keadaan Geografis Provinsi Papua terletak antara 2º25-9 º lintang selatan dan 130º-14º bujur timur. Provinsi Papua
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 No. 01/06/3508/Th. I, 12 Juni 2017 BRITA RSMI STATISTIK LUMAJAN PUSAT STATISTIKBUPATN LUMAJAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI UMUM DAN TAMBAHAN DANA ALOKASI KHUSUS FISH( PADA ANGGARAN
Lebih terperinciDapat undangan tetapi musyawarah dilakukan pada waktu yang salah. Dapat undangan terlambat N % N % N % N % N % N %
Tabel 26. Perkiraan Jumlah dan Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Alasan Utama Menghadiri Pertemuan Umum/Musyawarah yang Dilakukan pada Pertemuan Terakhir selama Setahun Terakhir Alasan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 01/06/3505/Th. I, 13 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BLITAR Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas 1.371,78 Km2, penggunaan wilayah Ponorogo sebagaian besar untuk area ke hutanan yaitu
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN LAMONGAN Nomor 01/06/3524/Tahun II, 14 Juni 2016 HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 57, 2008 OTONOMI KHUSUS. PEMERINTAHAN. PEMERINTAH DAERAH. Papua. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842) PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI
Lebih terperincihttps://binjaikota.bps.go.id
BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara
Lebih terperinciDAFTAR DAERAH TERTINGGAL
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah
Lebih terperinciDaftar Daerah Tertinggal
DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari semua hasil pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil analisis Model Rasio Pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016
No. 010/0/15/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH,37 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional
Lebih terperinciBPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk
Lebih terperinciBPS KABUPATEN LANGKAT No. 01/11/1213/Th. IX, 1 Nopember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Langkat tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik
Lebih terperinciBPS KABUPATEN MALINAU
BPS KABUPATEN MALINAU No. 03/07/6501/Th.I, 19 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 TUMBUH 1,71 PERSEN Perekonomian Malinau tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah terbesar dengan jumlah penduduk yang masih sedikit. Pemberlakuan Undang- Undang Desentralisasi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/08/31/75/Th.VII, 10 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2016 tumbuh 4,65 persen. Pada tahun 2016, besaran Produk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016
Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar
Lebih terperinci