3. Membiasakan diri menjaga kerapihan dan kebersihan baik ditempat kerja maupun di tempat tinggal kita /Mess

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. Membiasakan diri menjaga kerapihan dan kebersihan baik ditempat kerja maupun di tempat tinggal kita /Mess"

Transkripsi

1 waspada penyakit pada musim hujan Tuesday, September 27, :23:51 AM sepuluh cara sehat menghadapi musim hujan WASPADALAH PENYAKIT PADA MUSIM HUJAN. DENGAN POLA 10 TIPS MENJAGA KESEHATAN Seperti kita ketahui bahwa sekarang ini kita berada di iklim penghujan, artinya musim hujan telah tiba. Maka hendak lah kita semua waspada karena dampak musim hujan ini banyak sekali mendatangkan penyakit seperti Flu, demam / febris, malaria, tipes, kolera dll, penyakit tersebut disebakan antara lain juga karena perubahan cuaca dimana system imun atau kekebalan tubuh kita melemah, kemudian dipengaruhi juga oleh lingkungan yang tidak bersih. seperti kita lihat banyak air yang tergenang di lokasi tempat kerja kita sehingga dapat menyebakan nyamuk berkembang biak. penyakit malaria, demam berdarah merupakan penyakit yang perantaranya adalah nyamuk. Kemudian kita semua tahu mengenai penyakit yang didatangkan oleh lalat pada materi safety talk yang lalu. Jadi untuk itu kami menghimbau kembali kepada bapak-bapak dan ibu-ibu agar selalu menjaga kebersihan. baik di office ataupun di lapangan. Mari kita bersama-sama waspada penyakit pada musim hujan kali ini dengan pola sepuluh tips menjaga agar tubuh kita sehat dan kuat diantaranya adalah : 1. Berniat dan berdoa agar kita semua diberikan kesehatan 2. Melakukan olahraga / pemanasan sebelum bekerja 3. Membiasakan diri menjaga kerapihan dan kebersihan baik ditempat kerja maupun di tempat tinggal kita /Mess 4. Makan makanan yang bersih dan bergizi 5. Buang lah sampah pada tempatnya 6. Memanage istirahat yang baik, jangan tidur larut malam 7. Gunakan kawat nyamuk di tempat tinggal kita / mess 8. Memakai anti nyamuk berbentuk lation,bila perlu gunakan kelambu 9. Segera periksa kesehatan bilamana kita merasakan ada gangguan kesehatan 10. Memenuhi kebutuhan cairan / minum. Demikianlah materi safety talk ini kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan juga dapat menjadi acuan kedepan supaya kita semua

2 sehat dan selamat dari awal project sampai nanti kita pulang kerumah kita masing masing.setuju.? SAFETY FIRST.? YESS ACCIDENT? NO. TERIMA KASIH. No comments materi safety talk lalat Sunday, September 25, :36:56 AM lingngan bersih lalat lari LALAT MERUPAKAN SUMBER PERANTARA PENYAKIT Perlu bapak-bapak dan ibu ketahui bahwa Lalat atau dalam bahasa latinnya subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Lalat merupakan salah satu jenis serangga pengganggu dan sebagai serangga penular berbagai macam penyakit terhadap kesehatan manusia antara lain yaitu Kolera, typhus, disentri, infeksi alat pencernaan dll. Perkembangbiakan lalat yaitu mulai dari telur larva, pulpa hingga menjadi lalat dewasa cukup memerlukan waktu 18 hari. Lalat tersebut berkembang biak di tempat-tempat yang kotor yaitu disampahsampah,dikandang-kandang hewan,selokan-selokan yang kotor dsb yang pasti ditempat yang lembab dan kotor Tempat- tempat yang disukai atau sering disingahi lalat diantanya adalah Tempat Pembuangan Sampah, Kotoran-kotoran Hewan/manusia, sisa-sisa makanan,bangkai-bangkai dsb,atau didalam-dalam kantor yang sekarang ini terjadi.pertanyaannya APAKAH KITA TIDAK MERASA JIJIK jika lalat tersebut singgah dimakanan/minuman kita??? Kita tidak pernah tahu lalat tersebut habis singgah dari mana? Dapat kita bayangkan berapa banyak sumber penyakit yang baru saja menempel dimakanan /minuman kita atau dibadan kita. Apakah kita harus membawa bibit penyakit dulu baru ada tindakan pencegahan,tentunya tidak!!!!!. Sekarang Bagaimana dengan Lokasi kerja Bapak-bapak sekalian apakah bersih,apakah bungkus makanan-minuman dibuang pada tempatnya? Akhir-akhir

3 ini Sering ditemukan banyak sampah-sampah bekas makanan/minuman yg tidak dibuang pada tempatnya dan itu terdapat dilokasi kerja bapak-bapak sendiri. Pertanyaannya, ini memang sengaja dibuang biar orang lain yang mengumpulkan sampah tersebut atau memang dari diri kita yang tidak mau membudayakan atau berdisiplin dengan membuang sampah pada tempatnya atau mungkin lupa???? yang tau pasti jawabannya tersebut adalah Diri kita masing-masing HARAPANNYA Mulai saat ini marilah kita bersama-sama membudayakan dan berdisiplin untuk kebersihan tempat kerja kita ataupun dirumah kita masingmasing dengan membuang sampah pada tempatnya agar lalat tidak berkembang biak ataupun lalat tersebut datang dengan mengajak temantemannya untuk berpesta ditempat kita : ada beberapa tips yang mungkin dapat bermanfaat untuk pecegahan terhadap lalat yaitu 1. Menjaga kebersihan lingkungan / sanitasi lingkungan terutama dilingkungan sekitar kita 2. Tempat sampah harus tertutup rapat, atau sampah dibungkus rapat dengan kantong plastik 3. Jangan biarkan sisa makanan terbuka atau berceceran karna lalat dapat berkembang biak / bertelur 4. Bersihkan area tempat yang di sukai lalat seperti tong sampah,kandangkandang hewan,dsb secara berkala 6. Pakailah semprotan insectisida, kemudian semprotkan di tempat pembuangan sampah (tong sampah) agar telur-telur lalat bersebut mati Dari cara tersebut diharapkan agar lalat tidak berkembang biak atau singgah ditempat kita,lingkungan kerja kita Sekarang tinggal pelaksanaanya apakah sudah dilakukan atau belum. jika belum!. Bagaimana jika mulai hari ini kita semua bertekad untuk melakukan pencegahan lalat dengan cara menciptakan lingkungan yang bersih. setuju? Demikian lah materi safety talk pagi ini kami sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. SAFETY FIRST..? YES, ACCIDENT.? NO No comments TIPS MEMBASMI LALAT DI TEMPAT KERJA DAN SEKITARNYA

4 Thursday, September 22, :53:33 AM MEMBASMI LALAT SELAMAT PAGI SEMUA DIBAWAH INI MERUPAKAN BEBERAPA TIPS/ LANGKAH UNTUK MEMBASMI LALAT, LANGKAH LANGKAH MEMBASMI LALAT 1. JAGALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERUTAMA LINGKUNGAN KERJA 2. TEMPAT SAMPAH HARUS TERTUTUP, ATAU SAMPAH DIBUNGKUS RAPAT DENGAN KANTONG PLASTIK 3. JANGAN BIARKAN SISA MAKANAN TERBUKA ATAU BERCECERAN KARNA LALAT DAPAT BERKEMBANG BIAK / BERTELUR 4. BERSIH KAN AREA TEMPAT YANG DI SUKAI LALAT SEPERTI TONG SAMPAH SECARA BERKALA 5. PAKAILAH INSECTKILLER DI RUANGAN ATAU PAKAI RAKET NYAMUK. 6. PAKAILAH SEMPROTAN INSECTISIDA, KEMUDIAN SEMPROTKAN DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH (TONG SAMPAH) 7. GUNAKAN LEM PEREKAT LALAT UNTUK DI PANTRY. Peralatan yang digunakan Al : 1. Raket nyamuk 2. Tempelan cap gajah 3. Insectkiller 4. Tempat sampah tertutup (tong sampah) DEMIKIAN LAH AMAR SAMPAIKAN SEMOGA LANGKAH LANG KAH INI DAPAT DIJADIKAN PEDOMAN KESEHATAN LINGKUNGAN. MOHON MAAF ATAS KEKURANGANNYA DAN ATAS PERHATIANNYA TERIMA KASIH, HORMAT SAYA,

5 MUAMMAR M No comments TRAINING BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Tuesday, September 20, :55:59 AM BASIC LIFE SUPPORT DI BERIKAN OLEH : 1. YUNITA AP 2. MUAMMAR M 3. dr IKA BUDIRETNO

6

7 1. PENDAHULUAN Usaha yang dilakukakan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar/Basic Life Support (BLS). Sedangkan bantuan yang diberikan pada pasien /korban yang dilakukan dirumah sakit sebagai kelanjutan dari BHD disebut Bantuan Hidup Lanjut/Advance Cardiac Life Support (ACLS). Yang dilakukan pada saat pertama kali menemukan pasien/korban adalah melakukan penilaian dini. Jika dalam penilaian dini penolong menemukan gangguan pada salah satu dari tiga komponen ini: a. Tersumbatnya jalan nafas b. Tidak menemukan adanya nafas c. TidaK ada nadi Maka penolong harus segera melakukan tindakan Bantuan Hidup dasar 2. BANTUAN HIDUP DASAR/ BHD (BASIC LIFE SUPPORT) A. SISTEM PERNAFASAN DAN SIRKULASI - Tubuh manusia terdiri dari beberapa sistem, diantaranya yang utama adalah sistem pernafasan dan sistem sirkulasi - Kedua sistem ini meruapakan komponen utama dalam mempertahankan hidup.terganggunya salah satu fungsi ini dapat mengakibatkan ancaman kehilangan nyawa. Tubuh dapat menyimpan makanan untuk beberapa minggu

8 dan menyimpan air untuk beberapa hari, tetapi hanya dapat menyimpan oksigen (O²) untuk beberapa menit saja. - Sistem pernafasan mensuplai oksigen kedalam tubuh sesuai dengan kebutuhan dan juga mengeluarkan karbondioksida (CO²). Sistem sirkulasi inilah yang bertanggungjawab memberikan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh. B. Komponen-komponen yang berhubungan dengan sirkulasi adalah: - Jantung - Pembuluh Darah ( Arteri, Vena, Kapiler) - Darah dan kompone-komponennya.jantung berfungsi untuk memompa darah dan kerjanya sangat berhubungan erat dengan sistem pernafasan, pada umumnya semakin cepat kerja jantung semakin cepat pula frekuensi pernafasan dan sebaliknya. C. Jantung dapat berhenti bekerja karena banyak sebab,diantaranya: - Penyakit jantung - Gangguan pernafasan - Syok - Komplikasi penyakit lain: Stroke - Penurunan kesadaran D. KENAPA AIRWAY PRIORITAS PERTAMA Pembunuh yang tercepat pada penderita trauma adalah ketidakmampuan untuk mengantarkan darah yang teroksigenisasi ke otak dan struktur vital lainnya. Pencegahan hipoksemia memerlukan airway yang terlindungi, terbuka dan ventilasi yang cukup merupakan prioritas yang harus didahulukan dibanding yang lainnya. Bagaimana mungkin dapat memenuhi kebutuhan oksigen apabila jalan napasnya tersumbat, apalagi jika mengalami sumbatan total. Semua penderita trauma memerlukan oksigen. OLeh karena itu setiap gangguan pada airway harus segera ditangani. E. 1. MATI Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua istilah untuk mati: mati klinis dan mati biologis - Mati Klinis Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi.mati klinis dapat reversible.pasien /korban mempunyai kesempatan waktu selama 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi,sehingga memberikan kesempatan kedua sistem tersebut berfungsi kembali.

9 - Mati Biologis Terjadi kematian sel, dimana kematian sel dimulai terutama sel otak dan bersifat irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8 10 menit dari henti jantung. Apabila Bantuan Hidup Dasar dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat dihindari seperti tampak pada tabel di bawah ini: Keterlambatan Kemungkinan berhasil (%) 1 menit 98 dari menit 50 dari menit 1 dari TANDA-TANDA PASTI BAHWA PASIEN/KORBAN SUDAH MENGALAMI KEMATIAN : a. Lebam mayat Muncul sekitar menit setelah kematian, darah akan berkumpul pada bagian tubuh yang paling rendah akibat daya tarik bumi. Terlihat sebagai warna ungu pada kulit. b.kakumayat Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah kematian. Terjadi 1-23 jam kematianhir;iogv;oiabhb c. Tanda lainnya : cedera mematikan Cedera yang bentuknya begitu parah sehingga hampir dapat dipastikan pasien/korban tersebut tidak mungkin bertahan hidup. F. AHA (American Heart Association) : Pasien/korban mengalami henti nafas dan henti jantung mempunyai harapan hidup lebih baik jika semua langkah dalam rantai penyelamatan (Chain of Survival) dilakukan. Rantai ini diperkenalkan oleh AHA (American Heart Association) : 1. Kecepatan dalam permintaan bantuan 2. Kecepatan dalam melakukan RJP (Resusitasion Jantung Paru) 3. Kecepatan dalam melakukan Defibrilasi 4. Kecepatan dalam pertolongan Hidup Lanjut di RS (Advance Cardiac Life Support) G. INDIKASI

10 a. Henti Nafas Henti nafas adalah berhentinya pernafasan pada pasien/korban yang ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari pasien/korban. Merupakan kasus yang harus dilakukan Bantuan Hidup dasar. Henti nafas sendiri dapat disebabkan atau terjadi karena: Tenggelam - Stroke - Obstruksi jalan nafas - Epiglositis - Overdosis karena obat - Tersengat listrik - Infark miokard - Tesambar petir - Koma akibat berbagai macam kasus Pada saat awal terjadinya henti nafas oksigen(o²) masih beredar dalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih berdenyut sehingga darah masih disirkulasikan keseluruh tubuh termasuk organ vital lainya terutama otak. Bila pada keadaan ini diberikan bantuan nafas akan sangat bermanfaat dan dapat mencegah terjadinya henti jantung. b. Henti Jantung Pada keadaan henti jantung sirkulasi berhenti. Keadaan ini dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital lainnya kekurangan oksigen( O²) dan biasanya ditandai dengan tanda awal nafas yang tersengal-sengal atau air Hunger. Tujuan dari bantuan hidup dasar sendiri, yaitu: Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas) Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP). Dalam melakukan RJP dibagi menjadi dua tahap: a. Survei Primer ( Primary Survey)

11 Dapat/boleh dilakukan oleh setiap orang ( orang awam) yang sudah dilatih BHD b. Survei Sekunder (Secondary survey) Dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer (advance) A. SURVE PRIMER Survei ini difokuskan pada bantuan nafas dan sirkulasi serta defibrilasi. Untuk dapat mengingat dengan mudah tindakan pada survei primer ini dirumuskan dengan huruf abjad : A, B, C, dan D. A airway (jalan nafas) B breathing (bantuan nafas) C circulation (bantuan sirkulasi) D defibrillation (terapi listrik) Sebelum melakukan tahapan A (airway) terlebih dahulu dilakukan prosedur awal pada pasien/korban, yaitu: - Memastikan keamanan lingkungan Aman bagi penolong maupun aman bagi pasien/korban itu sendiri. - Memastikan kesadaran pasien/korban Dalam memastikan pasien/korban dapat dilakukan dengan menyentuh atau menggoyangkan bahu pasien/korban dengan lembut dan mantap, sambil memanggil namanya atau Pak!!!/Bu!!!!/ Mas!!!/Mbak!!!, dll. - Meminta pertolongan Bila diyakini pasien/korban tidak sadar atau tidak ada respon segera minta pertolongan dengan cara : berteriak tolong!!!! beritahukan posisi dimana, pergunakan alat komunikasi yang ada, atau aktifkan bel/sistem emergency yang ada. A. (AIRWAY) JALAN NAFAS Setelah melakukan tahap awal kemudian : 1. PEMERIKSAAN JALAN NAFAS Untuk memastikan jalan nafas bebas dari sumbatan karena benda asing. Bila sumbatan ada dapat dibersihkan dengan tehnik cross finger ( ibu jari diletakkan berlawan dengan jari telunjuk pada mulukorban) 2. MEMBUKA JALAN NAFAS

12 Pada pasien/korban tidak sadar tonus otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan menutup farink dan larink sehingga menyebabkan sumbatan jalan nafas.keadaan ini dapat dibebaskan dengan tengadah kepala topang dahi ( Head tild Chin lift) dan manuver pendorongan mandibula ( Jaw thrush manuver). B. ( B R E A T H I N G ) BANTUAN NAFAS Terdiri dari 2 tahap : 1.Memastikan pasien/korban tidak bernafas Dengan cara melihat pergerakan naik turunya dada, mendengar bunyi nafas dan merasakan hembusan nafas, dengan tehnik penolong mendekatkan telinga diatas mulut dan hidung pasien/korban sambil tetap mempertahankan jalan nafas tetap terbuka. Dilakukan tidak lebih dari 10 detik 3 Memberikan bantuan nafas Bantuan nafas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke stoma( lubang yang dibuat pada tenggorokan). Bantuan nafas diberikan sebanyak 2 kali, waktu tiap kali hembusan 1,5 2 detik dan volume 700 ml 1000 ml (10 ml/kg atau sampai terlihat dada pasien/korban mengembang.konsentrasi oksigen yang diberikan %. Perhatikan respon pasien. Cara memberikan bantuan pernafasan : 1. Mulut ke mulut Merupakan cara yang cepat dan efektif. Pada saat memberikan penolong tarik nafas dan mulut penolong menutup seluruhnya mulut pasien/korban dan hidung pasien/korban harus ditutup dengan telunjuk dan ibu jari penolong.volume udara yang berlebihan dapat menyebabkan udara masuk ke lambung 2. Mulut ke hidung Direkomendasikan bila bantuan dari mulut korban tidak memungkinkan,misalnya pasien/korban mengalami trismus atau luka berat.penolong sebaiknya menutup mulut pasien/korban pada saat memberikan bantuan nafas. 3. Mulut ke stoma Dilakukan pada pasien/korban yang terpasang trakheostomi atau mengalami laringotomi. C. CIRCULATION (SIRKULASI) Terdiri dari 2 tahap : 1. Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien/korban

13 Ditentukan dengan meraba arteri karotis didaerah leher pasien/korban dengan cara dua atau tiga jari penolong meraba pertengahan leher sehingga teraba trakea, kemudian digeser ke arah penolong kira-kira 1-2 cm, raba dengan lembut selam 5 10 detik. Bila teraba penolong harus memeriksa pernafasan, bila tidak ada nafas berikan bantuan nafas 12 kali/menit. Bila ada nafas pertahankan airway pasien/korban. 2. Memberikan bantuan sirkulasi Jika dipastikan tidak ada denyut jantung berikan bantuan sirkulasi atau kompresi jantung luar dengan cara: a. Tiga jari penolong ( telunjuk,tengan dan manis) menelusuri tulang iga pasien/korban yang dekat dengan sisi penolong sehingga bertemu tulang dada (sternum) b. Dari tulang dada (sternum) diukur 2-3 jari ke atas. Daerah tersebut merupakan tempat untuk meletakkan tangan penolong. c. Letakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu telapak tangan diatas telapak tangan yang lain.hindari jari-jar menyentuh didnding dada pasien/korban. d. Posisi badan penolong tegak lurus menekan dinding dada pasien/korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 15 kali dengan kedalaman penekanan 1,5 2 inchi ( 3,8 5 cm) e. Tekanan pada dada harus dilepaskan dan dada dibiarkan mengembang kembali ke posisi semula setiap kali kompresi.waktu penekanan dan melepaskan kompresi harus sama ( 50% duty cycle) f. Tangan tidak boleh berubah posisi g. Ratio bantuan sirkulasi dan bantuan nafas 15 : 2 baik oleh satu penolong maupun dua penolong.kecepatan kompresi adalah 100 kali permenit. Dilakukan selama 4 siklus. Tindakan kompresi yang benar akan menghasilkan tekanan sistolik mmhg dan diastolik yang sangat rendah.selang waktu mulai dari menemukan pasien/korban sampai dilakukan tindakan bantuan sirkulasi tidak lebih dari 30 detik. D. DEFEBRILATION Terapi dengan memberikan energi listrik Dilakukan pada pasien/korban yang penyebab henti jantung adalah gangguan irama jantung. Penyebab utama adalah ventrikel takikardi atau ventrikel fibrilasi.pada penggunaan orang awam tersedia alat Automatic External Defibrilation (AED) B. SURVEI SEKUNDER (SECONDARY SURVEY)

14 Dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer (advance) 3. PENILAIAN ULANG Sesudah 4 siklus ventilasi dan kompresi kemudian pasien/korban dievaluasi kembali Jika tidak ada denyut jantung dilakukan kompresi dan bantuan nafas dengan ratio 15 : 2 Jika ada nafas dan denyut jantung teraba letakkan korban pada posisi sisi mantap Jika tidak ada nafas tetapi teraba denyut jantung, berikan bantuan nafas sebanyak 12 kali permenit dan monitor denyut jantung setiap saat. 4. ALUR PASTIKAN LINGKUNGAN AMAN PASTIKAN KESADARAN KORBAN MINTA PERTOLONGAN PERBAIKI POSISI KORBAN POSISI PENOLONG AIRWAY Pertahankan airway (Periksa jalan nafas) Recovery position (Buka jalan nafas) BREATHING TIDAK beri Nafas 12x/mnt (Pastikan ada/tidak nafas) ADA TIDAK Bantuan nafas 2 kali CIRCULATION

15 (Pastikan ada / tidak nadi) ADA TIDAK BANTUAN SIRKULASI (30 kali kompresi 2 kali blow) dilakukan 5 kali siklus CEK NADI 5. KESIMPULAN Yang dilakukan pada saat pertama kali menemukan pasien/korban adalah melakukan penilaian dini, memastikan lingkungan aman, memastikan kesadaran korban, meminta pertolongan, perbaiki posisi korban, dan berikan bantuan hidup dasar sesuai dengan alur dia atas. Jangan ragu ragu dalam memberikan pertolongan. Yakin lah bahwa anda mampu melakukan pertolongan dan hati hati. Semoga apa yang kita pelajari hari ini dapat bermanfaat di kemudian hari. tetap lah selalu hati hati dalam bekerja. Safety first...yess...accident...no. Wassalam, Paramedic TPEC SSNP * 1 No comments TRAINING BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Tuesday, September 20, :55:57 AM BASIC LIFE SUPPORT BANTUAN HIDUP DASAR / BASIC LIFE SUPPORT (BLS)

16 DI BERIKAN OLEH : 1. YUNITA AP 2. MUAMMAR M 3. dr IKA BUDIRETNO [/COLOR] 1. PENDAHULUAN Usaha yang dilakukakan untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar/Basic Life Support (BLS). Sedangkan bantuan yang diberikan pada pasien /korban yang dilakukan dirumah sakit sebagai kelanjutan dari BHD disebut Bantuan Hidup Lanjut/Advance Cardiac Life Support (ACLS). Yang dilakukan pada saat pertama kali menemukan pasien/korban adalah melakukan penilaian dini. Jika dalam penilaian dini penolong menemukan gangguan pada salah satu dari tiga komponen ini: a. Tersumbatnya jalan nafas b. Tidak menemukan adanya nafas c. TidaK ada nadi Maka penolong harus segera melakukan tindakan Bantuan Hidup dasar 2. BANTUAN HIDUP DASAR/ BHD (BASIC LIFE SUPPORT) A. SISTEM PERNAFASAN DAN SIRKULASI

17 - Tubuh manusia terdiri dari beberapa sistem, diantaranya yang utama adalah sistem pernafasan dan sistem sirkulasi - Kedua sistem ini meruapakan komponen utama dalam mempertahankan hidup.terganggunya salah satu fungsi ini dapat mengakibatkan ancaman kehilangan nyawa. Tubuh dapat menyimpan makanan untuk beberapa minggu dan menyimpan air untuk beberapa hari, tetapi hanya dapat menyimpan oksigen (O²) untuk beberapa menit saja. - Sistem pernafasan mensuplai oksigen kedalam tubuh sesuai dengan kebutuhan dan juga mengeluarkan karbondioksida (CO²). Sistem sirkulasi inilah yang bertanggungjawab memberikan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh. B. Komponen-komponen yang berhubungan dengan sirkulasi adalah: - Jantung - Pembuluh Darah ( Arteri, Vena, Kapiler) - Darah dan kompone-komponennya.jantung berfungsi untuk memompa darah dan kerjanya sangat berhubungan erat dengan sistem pernafasan, pada umumnya semakin cepat kerja jantung semakin cepat pula frekuensi pernafasan dan sebaliknya. C. Jantung dapat berhenti bekerja karena banyak sebab,diantaranya: - Penyakit jantung - Gangguan pernafasan - Syok - Komplikasi penyakit lain: Stroke - Penurunan kesadaran D. KENAPA AIRWAY PRIORITAS PERTAMA Pembunuh yang tercepat pada penderita trauma adalah ketidakmampuan untuk mengantarkan darah yang teroksigenisasi ke otak dan struktur vital lainnya. Pencegahan hipoksemia memerlukan airway yang terlindungi, terbuka dan ventilasi yang cukup merupakan prioritas yang harus didahulukan dibanding yang lainnya. Bagaimana mungkin dapat memenuhi kebutuhan oksigen apabila jalan napasnya tersumbat, apalagi jika mengalami sumbatan total. Semua penderita trauma memerlukan oksigen. OLeh karena itu setiap gangguan pada airway harus segera ditangani. E. 1. MATI Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua istilah untuk mati: mati klinis dan mati biologis

18 - Mati Klinis Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut nadi.mati klinis dapat reversible.pasien /korban mempunyai kesempatan waktu selama 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi,sehingga memberikan kesempatan kedua sistem tersebut berfungsi kembali. - Mati Biologis Terjadi kematian sel, dimana kematian sel dimulai terutama sel otak dan bersifat irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8 10 menit dari henti jantung. Apabila Bantuan Hidup Dasar dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat dihindari seperti tampak pada tabel di bawah ini: Keterlambatan Kemungkinan berhasil (%) 1 menit 98 dari menit 50 dari menit 1 dari TANDA-TANDA PASTI BAHWA PASIEN/KORBAN SUDAH MENGALAMI KEMATIAN : a. Lebam mayat Muncul sekitar menit setelah kematian, darah akan berkumpul pada bagian tubuh yang paling rendah akibat daya tarik bumi. Terlihat sebagai warna ungu pada kulit. b.kakumayat Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah kematian. Terjadi 1-23 jam kematianhir;iogv;oiabhb c. Tanda lainnya : cedera mematikan Cedera yang bentuknya begitu parah sehingga hampir dapat dipastikan pasien/korban tersebut tidak mungkin bertahan hidup. F. AHA (American Heart Association) : Pasien/korban mengalami henti nafas dan henti jantung mempunyai harapan hidup lebih baik jika semua langkah dalam rantai penyelamatan (Chain of Survival) dilakukan. Rantai ini diperkenalkan oleh AHA (American Heart Association) : 1. Kecepatan dalam permintaan bantuan 2. Kecepatan dalam melakukan RJP (Resusitasion Jantung Paru)

19 3. Kecepatan dalam melakukan Defibrilasi 4. Kecepatan dalam pertolongan Hidup Lanjut di RS (Advance Cardiac Life Support) G. INDIKASI a. Henti Nafas Henti nafas adalah berhentinya pernafasan pada pasien/korban yang ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan dari pasien/korban. Merupakan kasus yang harus dilakukan Bantuan Hidup dasar. Henti nafas sendiri dapat disebabkan atau terjadi karena: Tenggelam - Stroke - Obstruksi jalan nafas - Epiglositis - Overdosis karena obat - Tersengat listrik - Infark miokard - Tesambar petir - Koma akibat berbagai macam kasus Pada saat awal terjadinya henti nafas oksigen(o²) masih beredar dalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih berdenyut sehingga darah masih disirkulasikan keseluruh tubuh termasuk organ vital lainya terutama otak. Bila pada keadaan ini diberikan bantuan nafas akan sangat bermanfaat dan dapat mencegah terjadinya henti jantung. b. Henti Jantung Pada keadaan henti jantung sirkulasi berhenti. Keadaan ini dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital lainnya kekurangan oksigen( O²) dan biasanya ditandai dengan tanda awal nafas yang tersengal-sengal atau air Hunger. Tujuan dari bantuan hidup dasar sendiri, yaitu: Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)

20 Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung) dan ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary Resuciation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP). Dalam melakukan RJP dibagi menjadi dua tahap: a. Survei Primer ( Primary Survey) Dapat/boleh dilakukan oleh setiap orang ( orang awam) yang sudah dilatih BHD b. Survei Sekunder (Secondary survey) Dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer (advance) A. SURVE PRIMER Survei ini difokuskan pada bantuan nafas dan sirkulasi serta defibrilasi. Untuk dapat mengingat dengan mudah tindakan pada survei primer ini dirumuskan dengan huruf abjad : A, B, C, dan D. A airway (jalan nafas) B breathing (bantuan nafas) C circulation (bantuan sirkulasi) D defibrillation (terapi listrik) Sebelum melakukan tahapan A (airway) terlebih dahulu dilakukan prosedur awal pada pasien/korban, yaitu: - Memastikan keamanan lingkungan Aman bagi penolong maupun aman bagi pasien/korban itu sendiri. - Memastikan kesadaran pasien/korban Dalam memastikan pasien/korban dapat dilakukan dengan menyentuh atau menggoyangkan bahu pasien/korban dengan lembut dan mantap, sambil memanggil namanya atau Pak!!!/Bu!!!!/ Mas!!!/Mbak!!!, dll. - Meminta pertolongan Bila diyakini pasien/korban tidak sadar atau tidak ada respon segera minta pertolongan dengan cara : berteriak tolong!!!! beritahukan posisi dimana, pergunakan alat komunikasi yang ada, atau aktifkan bel/sistem emergency yang ada. A. (AIRWAY) JALAN NAFAS Setelah melakukan tahap awal kemudian :

21 1. PEMERIKSAAN JALAN NAFAS Untuk memastikan jalan nafas bebas dari sumbatan karena benda asing. Bila sumbatan ada dapat dibersihkan dengan tehnik cross finger ( ibu jari diletakkan berlawan dengan jari telunjuk pada mulukorban) 2. MEMBUKA JALAN NAFAS Pada pasien/korban tidak sadar tonus otot menghilang, maka lidah dan epiglotis akan menutup farink dan larink sehingga menyebabkan sumbatan jalan nafas.keadaan ini dapat dibebaskan dengan tengadah kepala topang dahi ( Head tild Chin lift) dan manuver pendorongan mandibula ( Jaw thrush manuver). B. ( B R E A T H I N G ) BANTUAN NAFAS Terdiri dari 2 tahap : 1.Memastikan pasien/korban tidak bernafas Dengan cara melihat pergerakan naik turunya dada, mendengar bunyi nafas dan merasakan hembusan nafas, dengan tehnik penolong mendekatkan telinga diatas mulut dan hidung pasien/korban sambil tetap mempertahankan jalan nafas tetap terbuka. Dilakukan tidak lebih dari 10 detik 3 Memberikan bantuan nafas Bantuan nafas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke stoma( lubang yang dibuat pada tenggorokan). Bantuan nafas diberikan sebanyak 2 kali, waktu tiap kali hembusan 1,5 2 detik dan volume 700 ml 1000 ml (10 ml/kg atau sampai terlihat dada pasien/korban mengembang.konsentrasi oksigen yang diberikan %. Perhatikan respon pasien. Cara memberikan bantuan pernafasan : 1. Mulut ke mulut Merupakan cara yang cepat dan efektif. Pada saat memberikan penolong tarik nafas dan mulut penolong menutup seluruhnya mulut pasien/korban dan hidung pasien/korban harus ditutup dengan telunjuk dan ibu jari penolong.volume udara yang berlebihan dapat menyebabkan udara masuk ke lambung 2. Mulut ke hidung Direkomendasikan bila bantuan dari mulut korban tidak memungkinkan,misalnya pasien/korban mengalami trismus atau luka berat.penolong sebaiknya menutup mulut pasien/korban pada saat memberikan bantuan nafas. 3. Mulut ke stoma

22 Dilakukan pada pasien/korban yang terpasang trakheostomi atau mengalami laringotomi. C. CIRCULATION (SIRKULASI) Terdiri dari 2 tahap : 1. Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien/korban Ditentukan dengan meraba arteri karotis didaerah leher pasien/korban dengan cara dua atau tiga jari penolong meraba pertengahan leher sehingga teraba trakea, kemudian digeser ke arah penolong kira-kira 1-2 cm, raba dengan lembut selam 5 10 detik. Bila teraba penolong harus memeriksa pernafasan, bila tidak ada nafas berikan bantuan nafas 12 kali/menit. Bila ada nafas pertahankan airway pasien/korban. 2. Memberikan bantuan sirkulasi Jika dipastikan tidak ada denyut jantung berikan bantuan sirkulasi atau kompresi jantung luar dengan cara: a. Tiga jari penolong ( telunjuk,tengan dan manis) menelusuri tulang iga pasien/korban yang dekat dengan sisi penolong sehingga bertemu tulang dada (sternum) b. Dari tulang dada (sternum) diukur 2-3 jari ke atas. Daerah tersebut merupakan tempat untuk meletakkan tangan penolong. c. Letakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk satu telapak tangan diatas telapak tangan yang lain.hindari jari-jar menyentuh didnding dada pasien/korban. d. Posisi badan penolong tegak lurus menekan dinding dada pasien/korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 15 kali dengan kedalaman penekanan 1,5 2 inchi ( 3,8 5 cm) e. Tekanan pada dada harus dilepaskan dan dada dibiarkan mengembang kembali ke posisi semula setiap kali kompresi.waktu penekanan dan melepaskan kompresi harus sama ( 50% duty cycle) f. Tangan tidak boleh berubah posisi g. Ratio bantuan sirkulasi dan bantuan nafas 15 : 2 baik oleh satu penolong maupun dua penolong.kecepatan kompresi adalah 100 kali permenit. Dilakukan selama 4 siklus. Tindakan kompresi yang benar akan menghasilkan tekanan sistolik mmhg dan diastolik yang sangat rendah.selang waktu mulai dari menemukan pasien/korban sampai dilakukan tindakan bantuan sirkulasi tidak lebih dari 30 detik. D. DEFEBRILATION

23 Terapi dengan memberikan energi listrik Dilakukan pada pasien/korban yang penyebab henti jantung adalah gangguan irama jantung. Penyebab utama adalah ventrikel takikardi atau ventrikel fibrilasi.pada penggunaan orang awam tersedia alat Automatic External Defibrilation (AED) B. SURVEI SEKUNDER (SECONDARY SURVEY) Dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari survei primer (advance) 3. PENILAIAN ULANG Sesudah 4 siklus ventilasi dan kompresi kemudian pasien/korban dievaluasi kembali Jika tidak ada denyut jantung dilakukan kompresi dan bantuan nafas dengan ratio 15 : 2 Jika ada nafas dan denyut jantung teraba letakkan korban pada posisi sisi mantap Jika tidak ada nafas tetapi teraba denyut jantung, berikan bantuan nafas sebanyak 12 kali permenit dan monitor denyut jantung setiap saat. 4. ALUR PASTIKAN LINGKUNGAN AMAN PASTIKAN KESADARAN KORBAN MINTA PERTOLONGAN PERBAIKI POSISI KORBAN POSISI PENOLONG AIRWAY Pertahankan airway (Periksa jalan nafas) Recovery position (Buka jalan nafas) BREATHING TIDAK beri Nafas 12x/mnt (Pastikan ada/tidak nafas) ADA TIDAK

24 Bantuan nafas 2 kali CIRCULATION (Pastikan ada / tidak nadi) ADA TIDAK BANTUAN SIRKULASI (30 kali kompresi 2 kali blow) dilakukan 5 kali siklus CEK NADI 5. KESIMPULAN Yang dilakukan pada saat pertama kali menemukan pasien/korban adalah melakukan penilaian dini, memastikan lingkungan aman, memastikan kesadaran korban, meminta pertolongan, perbaiki posisi korban, dan berikan bantuan hidup dasar sesuai dengan alur dia atas. Jangan ragu ragu dalam memberikan pertolongan. Yakin lah bahwa anda mampu melakukan pertolongan dan hati hati. Semoga apa yang kita pelajari hari ini dapat bermanfaat di kemudian hari. tetap lah selalu hati hati dalam bekerja. Safety first...yess...accident...no. Wassalam, Paramedic TPEC SSNP * 1 No comments WASPADA MENGKONSUMSI ES BATU Sunday, September 18, :24:05 AM

25 BAKTERI DI DALAM ES BATU MATERI SAFETY TALK : ES BATU MENGANDUNG BAKTERI ES batu yang biasa kita nikmati bersama teh atau jus buah di berbagai tempat makan ternyata tidak semuanya steril. Itu tak hanya terjadi di Indonesia. Tercatat 1 dari 3 pub, restoran, dan kafe di Amerika Serikat menyediakan es batu yang tak steril. Hal itu disimpulkan setelah para peneliti Badan Perlindungan Kesehatan AS menemukan bakteri pada tangan karena kurang bersih membasuh tangan. Tes pun dilakukan terhadap mesin penghasil es di 88 perusahaan. Ditemukan, 30 persen tidaknya higienis. Rincian itu diterbitkan setelah sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa sejumlah orang mengalami masalah pada perut melonjak hingga 50 persen jika dibandingkan dengan 1990-an. Sebanyak 17 juta kasus sakit perut terjadi setiap tahunnya di AS. Penyebabnya, es, sendok, dan mesin yang kurang bersih. "Sebesar 30 persen sampel es yang ditemukan memiliki kadar bakteri coliform. Dari jumlah tersebut, tiga sampel juga ditemukan mengandung bakteri enterococci dan E coli," jelas salah satu peneliti.. Penelitian di AS juga menemukan bahwa mesin es di restoran cepat saji dan kafe sebagian besarnya digunakan oleh pelanggan, bukan oleh staf sehingga sangat mungkin terkontaminasi. "Praktik-praktik kebersihan yang buruk ketika mempersiapkan es dapat menimbulkan risiko bagi bakteri berbahaya untuk mengontaminasi makanan dan minuman." Lalu, bagaimana dengan di Tanah Air? Apakah Anda sudah yakin dengan kebersihan es batu yang menyegarkan? (sumber : metro tv news 18 september 2011) Jadi kami dari tim safety mengingat kan kembali kepada bapak bapak dan ibuibu sekalian agar dapat mengurangi konsumsi minuman es batu disamping itu juga kami tak henti-hentinya mengimbau kepada bapak-bapak agar berhati hati dalam bekerja dan terus selalu mengutamakan keselamatan, kesehatan dalam bekerja sesuai dengan harapan dan cita cita kita semua. tentunya kita semua ingin selamat, ingin sehat, ingin sukses dan tak ada satupun yang ingin celaka. setuju bapak bapak? Setuju ibu-ibu. Jika kita semua sepakat dengan ucapan setuju maka kita perlu wasapada dan hati hati dalam bekerja. dan hendak lah kita mengetahui dampak negatif atau resiko dari masing masing pekerjaan kita. kemudian tentunya kita akan menyadarinya hingga timbul lah di dalam diri kita rasa ingin safety (selamat), Ingin sehat dan bekerjalah sesuai dengan prosedure yang telah ditetapkan di dalam JSA Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan masing masing pekerjaan.

26 Dan akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas kerja samanya selama satu minggu ini kita tidak ada yang celaka, kemudian kami mengharapkan kedepan kita semua tidak ada yang celaka sampai akhir project ini. setuju? Safety first? Yesss. Accident..? No comments BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Tuesday, September 13, :26:32 PM B3 BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Sembilan bahan kimia ke daftar zat berbahaya sesuai Konvensi Stockholm Sebanyak 160 negara pada Konvensi Stockholm sepakat memasukkan Sembilan bahan kimia ke daftar zat berbahaya yang dapat menewaskan manusia, merusak saraf dan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan kanker, dan merusak organ Modul Teknik Penanganan Barang Berbahaya Halaman 6 reproduksi serta mengganggu pertumbuhan janin dan anak-anak. Sembilan bahan kimia itu seperti yang dirilis itu antara lain: [/ALIGN][/COLOR] 1. Alpha hexachlorocyclonehexane 2. Beta hexachlorocyclohexane; Meskipun penggunaan alfa dan beta HCH sebagai insektisida sudah dihapuskan secara bertahap beberapa tahun lalu, tapi bahan kimia itu masih terus penggunaan lindane, bahan kimia yang digunakan sebagai insektisida untuk pertanian. 3. Hexabromodiphenyl ether dan heptabromodiphenyl ether 4. Tetrabromodiphenyl ether dan pentabromodiphenyl ether; Varian bromodiphenyl ether merupakan kelompok bahan kimia mengandung bromin yang dapat mencegah pembakaran pada bahan organik. Substansi ini sering digunakan sebagai zat tambahan pada alat pemadam api. 5. Chlordecone; merupakan senyawa organik yang yang digunakan untuk pestisida pertanian

27 6. Hexabromobiphenyl; merupakan bahan kimia industrial yang digunakan sebagai pemadam api. Berdasarkan data yang ada, HBB sudah tidak lagi diproduksi ataupun digunakan 7. Lindane; dulu sering digunakan sebagai insektisida dalam skala yang lebih luas, misalnya untuk perawatan benih dan tanah, penggunaan pupuk foliar, perawatan pohon dan kayu, dan juga untuk melawan bakteri ectoparasite di tubuh hewan atupun manusia. 8. Pentachlorobenzene; digunakan dalam produk-produk PCB, bahan pewarna, pemadam api, dan bahan kimia perantara seperti quintozene. PeCB juga diproduksi secara tidak sengaja selama proses pemanasan atau pembakaran dalam kegitan industri. 9. Perfluorooctane sulfonis acid dan perfluorooctane sulfonyl fluoride; sering ditemukan pada alat elektronik, busa pemadam api, cairan hidrolik, dan industri tekstil. Mengingat Bahan B3 ini sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan, maka terhadap bahan B3 ini perlu adanya perlakuan/pengelolaan yang khusus/hatihati.pengelolaan B3 dilakukan dengan tujuan : 1. Mencegah dan atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. 2. Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan. Untuk dapat mengelola suatu bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan baik dan benar, maka kita perlu mengetahui pengelompokkan/pengklasifikasian B3 tersebut. by : Muammar Mubaraq No comments RESIGN LETTER Sunday, September 11, :17:02 AM

28 SURAT PENGUNDURAN DIRI Dear All, Due to my resignation, today is my last day working for Tripatra. I realized, sometime in our life we face the condition that we have to make a hard decision, and that's happened to me right now. I am proud and enjoy working here for more than three years, but perhaps it was also the right time for me to step into new challenges and gain valuable to continue study Master. I would like to say thanks to (us company name)[/font] Management for giving me a lot of opportunities, trust, and appreciation in handling discipline task and projects. It was a lucky for me to work with you, Proposal Dept and (the name company Team). It was solid teams who gave me a true friendship and foster each others. Thanks for the helps and supports during my presence here. Thanks also for another teams and seniors who shared the knowledge and experiences in helping me to choose the correct decision in the project. Thanks for the guidance. Neither one of us are perfect. Neither one of us are free from doing mistakes. I apologize if I did any mistaken or any inconvenience. It's a small world, I am sure we will meet again. I hope we only nourish the positive things in our relationships for the future work opportunities, with the faith that tomorrow will be better than today. EMPLOYEES

29 No comments Hand Over Before Leave Wednesday, September 7, :51:05 AM serah terima tanggung jawab di klinik sebelum pula LAPORAN SERAH TERIMA TUGAS CLINIC (Hand Over) Laporan Serah Terima Tugas Dan Tanggung Jawab Paramedic di klinik Tpec Ssnp Parabumulih Site adalah sebagai berikut : 1. Memberikan form kuesioner kesehatan untuk karyawan tripatra yang baru masuk 2. Mendokumentasikan obat- obatan sesuai dengan masa expire date agar tidak terjadi malpraktik 3. Melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan yang baru masuk di perusahaan atau mulai bekerja 4. Memberikan form kuesioner kesehatan untuk karyawan tripatra yang baru masuk 5. Mendokumentasikan peralatan klinik 6. Mencatat nama-nama karyawan baru untuk dilakukan general check up 7. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja bagi yang membutuhkan pertolongan 8. Me record pasien yang bekunjung dan mencatat obat yang di berikan 9. Membuat laporan pemakaian obat 10. Mendokumentasikan register pasien perhari 11. Membuat laporan bulanan 12. Menganalisa penyebab penyakit dan memberikan masukan solusi pencegahan 13. Melakukan inspection fisrt aid box di semua area yang telah di tentukan 14. Mengisi Absensi Kehadiran dan mencatat kegiatan harian di form yang sudah di sediakan

30 15. Menyipakan Materi training first aid Continue 16. Menjaga kebersihan dan kerapihan klinik Diserahkan Oleh Medic Site Diterima Oleh : Nama Penerima Medic Site Diketahui Oleh : Nama Safety Coord. No comments STRATEGI MENGHADAPI MUSIM KEMARAU BERHUBUNGAN DENGAN CUACA PANAS : Sunday, September 4, :05:50 AM

31 STRATEGI STRATEGI MENGHADAPI MUSIM KEMARAU BERHUBUNGAN DENGAN CUACA PANAS : Apa kabar..semua? Sehat? Sudah sarapan..? Puji sukur kita dapat berkumpul lagi bersama- sama di site prabumulih ini dalam keadaan sehat. Sebelum di bacakan materi ini kami ucapakan selamat hari raya idul fitri 1432 H, minal aidil wal fa izin, mohon maaf lahir dan batin. Baik untuk memanfaat kan waktu mari kita simak bersama materi safty talk kali ini yang berjudul strategi menghadapi musim kemarau yang berhubungan dengan cuaca panas. Pada akhir akhir ini tanpa kita sadari bapak- bapak bahwa cuaca sekarang ini sangat panas sekali. ini pertanda bahwa sekarang kita berada dalam suasana musim kemarau. jadi kami dari safety team tak hentinya mengingatkan kembali kepada bapak- bapak dan Ibu - ibu untuk selalu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam hal ini kami mempunyai beberapa acuan starategi dalam menghadapi musim kemarau kali ini. Perlu bapak bapak dan ibu ibu ketahui bahwa banyak penyakit yang dapat disebabkan oleh debu pada musim kemarau ini misalnya: Penyakit Silikosis, Penyakit Beriliosis dan penyakit lainnya yang sudah kita bahas pada safety talk yang lalu. Untuk itu mari kita bersama sama menjaga kesehatan kita karena sehat itu investasi jadi kita harus tetap sehat,,,..setuju..? Adapun strategi menghadapi musim kemarau ini yang dapat kami sampaikan kepada bapak bapak dan ibu- ibu antara lain adalah : 1. Berniat, dan berdoa agar kita semua sehat dan selamat 2. Berusaha untuk menjaga kesehatan contohnya : a. Makan yang teratur dan banyak minum air putih b. Istirahat yang cukup,usahakan jangan tidur terlalu larut malam c. Membiasakan diri untuk melakukan olah raga selama menit sebelum memulai aktivitas kerja 3. Memakai APD ( Alat Pelindung Diri sesuai dengan pekerjaan ), 4. Pakailah Masker agar debu tidak masuk ke saluran pernapasan

32 5. Membiasakan diri untuk hidup bersih, baik di tempat pekerjaan maupun di tempat tinggal kita Demikianlah materi safety talk ini saya sampaikan kepada bapak dan ibu semoga bermanfaat. Dan terima kasih atas perhatiannya. Safety First..Yes. Accident..No No comments 1 2 Next» Blog search Photos Foto-0386.jpg more from this album Friends (2) * bharat1111 photobharat1111 * tama00 phototama00 Show all friends Latest comments * photo newdamar diambil dari : M...

33 Twitter updates September 2011 M T W T F S S August 2011October Tags * B3 * BAKTERI DI DALAM ES BATU * BASIC LIFE SUPPORT * BROO * FIRST AID BOX * KESLAP * lingngan bersih lalat lari * makalahsehat * MEDIVAC * MEMBASMI LALAT * obat sakit magh * polahidupbersih * RESEP MEDIC * sehat * SENGATAN LISTRIK * sepuluh cara sehat menghadapi musim hujan * serah terima tanggung jawab di klinik sebelum pula

34 * STRATEGI * SUKA DUKA MEDIC LAPANGAN * SURAT PENGUNDURAN DIRI Recent visitors * alonamenoalonameno * maedhaniemaedhanie * muktichiecancer45muktichiecancer * bharat1111bharat1111 * rockerz375rockerz375 Download Opera

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas BASIC LIFE SUPPORT Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa disebabkan karena korban mengalami

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support) Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) Sistem utama tubuh manusia Sistem Pernapasan Sistem Peredaran Darah Mati Mati klinis Pada saat pemeriksaan penderita tidak menemukan adanya fungsi sistem perdarahan

Lebih terperinci

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR ) RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR ) 1 MINI SIMPOSIUM EMERGENCY IN FIELD ACTIVITIES HIPPOCRATES EMERGENCY TEAM PADANG, SUMATRA BARAT MINGGU, 7 APRIL 2013 Curiculum vitae

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Tahapan-tahapan BHD tindakan BHD dilakukan secara berurutan dimulai dengan penilaian dan dilanjutkan dengan tindakan. urutan tahapan BHD adalah

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I Lampiran Surat Keputusan Direktur RSPP No. Kpts /B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA 2 0 1 3 BAB I 0 DEFINISI Beberapa definisi Resusitasi Jantung

Lebih terperinci

REKOMENDASI RJP AHA 2015

REKOMENDASI RJP AHA 2015 REKOMENDASI RJP AHA 2015 Ivan Laurentius NIM 112014309 Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi Fakultas Kedokteran UKRIDA Periode 26 Oktober 14 November 2015 Rumah Sakit Bhakti Yudha Depol Pembimbing: dr. Amelia,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bantuan Hidup Dasar (Basic life support) 2.1.1. Definisi Istilah basic life support mengacu pada mempertahankan jalan nafas dan sirkulasi. Basic life support ini terdiri

Lebih terperinci

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR APA YANG HARUS DILAKUKAN? 2 Kategori penolong (TMRC) (dokter/perawat) (penolong awam) BANTUAN HIDUP DASAR Bantuan hidup dasar (BHD)

Lebih terperinci

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA Pilih jawaban yang paling benar 1. Pada cardiac arrest yang bukan karena asphiksia dilakukan tindakan: a. Pijat jantung b. DC shock c. Pijat jantung nafas buatan

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

RJPO. Definisi. Indikasi

RJPO. Definisi. Indikasi Algoritma ACLS RJPO Definisi Resusitasi atau reanimasi mengandung arti harfiah menghidupkankembali, dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatue pisode henti jantung berlanjut menjadi

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER KONTROL POLITEKNIK MADIUN 2016 P E D O M A N SISTEM KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja di tempat

Lebih terperinci

Adult Basic Life Support

Adult Basic Life Support Adult Basic Life Support Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan pondasi untuk menyelamatkan hidup seseorang dengan henti jantung. Aspek mendasar dari BHD adalah immediate recognition of sudden cardiac arrest

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif

Lebih terperinci

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital * Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital * PENILAIAN AWAL (PRIMARY SURVEY) HARTONO** *dibacakan pada acara workshop "Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital IndoHCF, Bidakara Hotel,

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM) Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM) Medical Emergency Response Plan merupakan bagian integral dari tanggap darurat keseluruhan, bertujuan mengurangi dampak penyakit mendadak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan seluruh pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki seorang individu yang

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskuler masih mendominasi sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia (WHO, 2012) dan kematian akibat kecelakaan di jalan raya pada remaja usia

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia.sebagian

Lebih terperinci

INDIKASI DAN KETERAMPILAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

INDIKASI DAN KETERAMPILAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) INDIKASI DAN KETERAMPILAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Kaliammah Ganthikumar Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (kaliammah_kumar@yahoo.com) ABSTRAK Resusistasi Jantung

Lebih terperinci

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG 14.41 No comments BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh

Lebih terperinci

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat

Lebih terperinci

MANUSIA DAPAT HIDUP. 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara

MANUSIA DAPAT HIDUP. 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara (Udara) MANUSIA DAPAT HIDUP 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara Keluarga dengan Lima Anggota Berangkat ke kabin di pegunungan San Bernardino untuk

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016 TENTANG PELAYANAN PENANGANAN HENTI JANTUNG (RESUSITASI) DI RS.MITRA HUSADA DIREKTUR RS.MITRA HUSADA Menimbang : a. bahwa dalam upaya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

RESUSITASI JANTUNG PARU. sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah

RESUSITASI JANTUNG PARU. sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah RESUSITASI JANTUNG PARU Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis. Dalam

Lebih terperinci

PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital *

PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital * PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital * PENILAIAN AWAL (PRIMARY SURVEY) HARTONO** *dibacakan pada acara workshop "Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital IndoHCF, Bidakara Hotel,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ). PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan tindakan darurat untuk mencegah kematian biologis dengan tujuan mengembalikan keadaan henti jantung dan napas (kematian klinis) ke

Lebih terperinci

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) A. PENGERTIAN Resusitasi merupakansegala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do

Lebih terperinci

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT I. PENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan

Lebih terperinci

Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Khalilati, et. al., hubungan tingkat pengetahuan..

Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Khalilati, et. al., hubungan tingkat pengetahuan.. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KETEPATAN KOMPRESI DADA DAN VENTILASI MENURUT AHA GUIDELINES 2015 DI RUANG PERAWATAN INTENSIF RSUD. dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN or Khalilati, Supinah,

Lebih terperinci

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM By Yoani Maria V.B.Aty Tenggelam (drowning) merupakan cedera oleh karena perendaman (submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 24

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

SEJARAH CPR. Bermula di Baltimore, Amerika pada tahun Teknik mulut ke mulut ditemui oleh Dr. James Elam & Peter Safar

SEJARAH CPR. Bermula di Baltimore, Amerika pada tahun Teknik mulut ke mulut ditemui oleh Dr. James Elam & Peter Safar DEFINISI CPR:- Satu tindakan bantuan awalan bagi memulihkan mangsa yang terhenti pernafasan dengan menggunakan teknik tekanan di atas dada (tekanan dari luar) dan bantuan hembusan pernafasan SEJARAH CPR

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

Universita Sumatera Utara

Universita Sumatera Utara PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Bapak/Ibu.. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian mendadak hingga saat ini masih menjadi penyebab utama kematian. WHO menjelaskan bahwa sebagian besar kematian mendadak dilatarbelakangi oleh penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI 13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara Modul Diklat Basic PKP-PK 13.1 Kecelakaan pesawat udara 13.1.1 Terjadinya kecelakaan pesawat udara a. Kecelakaan pesawat udara diketahui sebelumnya;

Lebih terperinci

Tips Sehat Saat Musim Hujan. Ditulis oleh

Tips Sehat Saat Musim Hujan. Ditulis oleh Setelah kita dilanda terik berkepanjangan, kehadiran musim hujan memang menyegarkan. Tetapi hati-hati, ada banyak penyakit yang mengintai di musim ini. Misalnya, keracunan makanan, kolera, flu, batuk,

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

Stroke: Pertolongan Pertama

Stroke: Pertolongan Pertama Stroke: Pertolongan Pertama PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA STROKE Dari Mailing List Dokter Indonesia, berita tsb dinyatakan Hoax. Hati2 thp medical hoax, alih-alih menyelamatkan malah bikin keadaan

Lebih terperinci

P3K Posted by faedil Dec :48

P3K Posted by faedil Dec :48 P3K Posted by faedil011-06 Dec 2009 20:48 PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:

Lebih terperinci

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS)

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS) PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS) Nurul Hidayah 1 *, Muhammad Khoirul Amin 2 1 Program Studi Profesi Ners/Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN... Definisi Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari WHO (2014), yang menyebutkan bahwa tercatat satu milyar orang di

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA Latar belakang: Sumber bahaya di tempat kerja Disadari tapi tidak dimengerti Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja (manusianya) Adanya kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup populer di Indonesia. Pada kenyataannya aktivitas berenang ini diikuti oleh banyak orang mulai anak-anak,

Lebih terperinci

(electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara. tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat

(electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara. tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat SENGATAN LISTRIK A. Definisi Sengatan Listrik Kesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan

Lebih terperinci

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan Standar Prosedur Operasional (SPO) PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Diperiksa Oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan

Lebih terperinci

2. Pesticide Type Depends on the pesticide type, Herbisida, Fungisida, or Insektisida (see Products attachment).

2. Pesticide Type Depends on the pesticide type, Herbisida, Fungisida, or Insektisida (see Products attachment). Front 1. Company Logo Please put the logo of danken using Levenim MT font or as below: Please make sure that danken can be easily seen and associated with the brand name, in order to build company awareness,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BANTUAN VENTILASI PADA KEGAWATDARURATAN

BANTUAN VENTILASI PADA KEGAWATDARURATAN BANTUAN VENTILASI PADA KEGAWATDARURATAN Diana Christine Lalenoh Bagian Anestesiologi FK UNSRAT / RSU Prof. R.D. Kandou Simposium Kegawatdaruratan Medis & P2KB IDI Hotel Peninsula, 26 Januari 2010 Latar

Lebih terperinci

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA Penjelasan gambar Zat aktif + pencampur Pestisida Sebagian besar pestisida digunakan di pertanian,perkebunan tetapi bisa digunakan di rumah tangga Kegunaan : - Mencegah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah satunya adalah musim penghujan. Pada setiap musim penghujan datang akan mengakibatkan banyak genangan

Lebih terperinci

KELUARGA DENGAN LIMA ANGGOTA

KELUARGA DENGAN LIMA ANGGOTA UDARA SEGAR MANUSIA DAPAT HIDUP MANUSIA DAPAT HIDUP 6 minggu tanpa makanan MANUSIA DAPAT HIDUP beberapa hari tanpa minum, MANUSIA DAPAT HIDUP hanya beberapa menit saja, tanpa udara KELUARGA DENGAN LIMA

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN

Lebih terperinci

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp No. Urut Sikap Total Skor Kategori Umur Pendidikan Lama Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 41 Positif 25 BIDAN 5 Tahun 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 22 Negatif

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

Oleh : DARIEL R SELVARAJAH

Oleh : DARIEL R SELVARAJAH 1 KARYA TULIS ILMIAH Gambaran Pengetahuan Pekerja Hotel pada Manajemen Internasional dan Lokal tentang Bantuan Hidup Dasar Oleh : DARIEL R SELVARAJAH 100100316 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN HUBUNGN PENGETAHUAN TENTANG TRAUMA KEPALA DENGAN PERAN PERAWAT (PELAKSANA) DALAM PENANGANAN PASIEN TRAUMA KEPALA DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT QADR TANGERANG

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 #7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi tugas dari petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway Primary Survey Primary survey menyediakan evaluasi yang sistematis, pendeteksian dan manajemen segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang mengancam kehidupan. Tujuan dari Primary survey adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh dunia, Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana terbebas dari suatu penyakit. Di Indonesia mengadakan

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kecelakaan Lalu Lintas Kota Yogyakarta a. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kecelakaan Lalu Lintas Kota Yogyakarta a. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kecelakaan Lalu Lintas Kota Yogyakarta a. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Kecelakaan lalu lintas adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan usaha yang pertama kali di lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami kegawatdaruratan (Musliha,2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

2

2 2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan

Lebih terperinci

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN

INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN 1 INFEKSI NOSOKOMIAL OLEH : RETNO ARDANARI AGUSTIN PENGERTIAN Infeksi adalah proses ketika seseorang rentan (susceptible) terkena invasi agen patogen/infeksius dan menyebabkan sakit. Nosokomial berasal

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Tujuan 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi sekaligus kewajiban yangharus diberikan perhatian penting oleh setiap orang (Depkes RI, 2004). Pemerintah dan

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015 AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015 Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyababkan pengeluaran energi

Lebih terperinci

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari Nama Obat : Lavemir Kandungan : Insulin Indikasi : Diabetes Mellitus (Darah manis) Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari Cara Kerja Obat : Insulin akan berikatan dengan gula

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI

KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI A. PENDAHULUAN Penanggulangan penderita gawat darurat adalah suatu pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 KELOMPOK 9 Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan

Lebih terperinci