BAB II PERUM BULOG SUBDIVRE PEMATANGSIANTAR. A. Sejarah Kantor Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PERUM BULOG SUBDIVRE PEMATANGSIANTAR. A. Sejarah Kantor Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar"

Transkripsi

1 BAB II PERUM BULOG SUBDIVRE PEMATANGSIANTAR A. Sejarah Kantor Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar Melihat kondisi geografis Negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan yang cukup besar maka untuk memaksimalkan kinerja perusahaan khususnya penumpukan stok beras nasional yang hampir 70% sumber pengadaannya dari Pulau Jawa, maka dipandang perlu untuk disebar di seluruh wilayah startegis Indonesia. Setelah Negara Indonesia mengalami reformasi pada tahun 1998, barulah disusun kembali mengenai tugas pokok dan fungsi Bulog dan ditetapkan pada tahun 2003 bahwasannya status bulog dari Lembaga Pemerintah Non Departemen menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan bentuk Perusahaan Umum. Untuk itu Depot Logistik yang berada di Seluruh Ibukota Provinsi berubah nama menjadi Divisi Regional. Maka dengan sendirinya Depot Logistik Sumatera Utara berubah nama menjadi Divisi Regional Sumatera Utara atau yang lebih popular disebut Perum Bulog Divre Sumut. Setelah itu Divre Sumut membagi wilayah kerjanya yang disebut sebagai Sub Divisi Regional. Divre Sumut membagi wilayah kerjanya menjadi 11 Subdivre. Salah satunya adalah Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar. Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar awal berdiri pada tahun Yang sebelumnya bernama Sub Dolog(Sub Depot Logistik). Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar merupakan perpanjangan tangan dari Perum 8

2 9 Bulog Divre Sumatera Utara sebagai pelaksanan tugas khususnya diwilayah Pematangsiantar. Dimana tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pelayan publik dan kegiatan perencanaan & pengembangan usaha khususnya di bidang perberasan. Dimana untuk kegiatan di Kantor SubDivre Pematangsiantar memiliki wilayah kerja ssebagai berikut ; 1. Kab. Simalungun 2. Kab. Tapanuli Utara 3. Kota Pematang SiantarKab. Samosir 4. Kab. Humbang Hasundutan. Visi dan misi perusahaan Visi Perum Bulog adalah Menjadi Perusahaan yang handal dalam mewujudkan pangan yang cukup, aman dan terjangkau bagi rakyat, yang dituangkan dalam Misi Perusahaan Memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyat. Tugas pokok dan fungsi Berdasarkan hukum pendirian Perum Bulog PP No. 7 Tahun 2003 disebutkan bahwa Tupoksi Perum Bulog dibagi atas 2 kategori, sebagai berikut; 1. Tugas Pelayanan Publik (Public Service Obligation) Adapun tugas pokok dan fungsi dalam bidang pelayanan publik, antara lain ;

3 10 a. Melakukan pengadaan Dalam Negeri sesuai ketentuan Harga pembelianpemerintah (HPP) yang berlaku. b. Menyalurkan atau mendistribusikan beras untuk rumah tangga miskin (Rastra Beras Sejahtera). c. Mengelola cadangan beras pemerintah (CBP) dalam hal penanganan bencana alam, kerawanan pangan dan sekaligus menjaga stabilitas harga beras ditingkat konsumen (pasar). 2. Tugas Komersial (Trading) Sementara Tugas pokok dan fungsi Perum Bulog dalam bidang komersial antara lain : a. Pengembangan industri beras dan turunnya (tepung, menir, katul dan sekam) b. Pengembangan jasa logistic, jasa survey, jasa perawatan kualitas maupun optimalisasi asset untuk mendukung kegiatan pelayanan publik. c. Ikut serta dalam sinergi BUMN di bidang pangan. d. Perdagangan komoditi pangan dengan fokus pada beras, gula, jagung dan kedelai. e. Pengembangan anak perusahaan di bidang industri, perdagangan dan jasa. Untuk proses pelaksanaan kegiatan perusahaan, Perum Bulog membagi tanggungjawab kerja berdasarkan wilayah cakupannya. Dimana untuk seluruh Indonesia di koordinir oleh Kantor Pusat sedangkan untuk masing-masing provinsi diberikan tanggungjawab kepada Divisi Regional.

4 11 Logo Perum Bulog Gambar 2.1 Logo Perum Bulog Sumber : Perum Bulog Arti dari lambang tersebut adalah: 1. Keterangan Umum Motto : Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan Tata Warna : Warna kuning ke merah 2. Makna a. Bulog Logo merupakan jati diri perusahaan dan diletakkan pada sudut kiri atas bagian kertas kop surat sesuai dengan Buku Standard Graphic Manual. b. Logo Matahari Matahari dengan gradasi warna kuning ke merah menggambarkan Perum Bulog sebagai perusahaan yang menjadi sumber dari seluruh rangkaian kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam termasuk berbagai suku dan kultur di dalamnya. Matahari juga mencerminkan adanya semangat perubahan dalam diri Perum Bulog, untuk menjadi perusahaan yang lebih profesional, transparan dan sehat.

5 12 c. Logo Type Huruf / tipografi Bulog berwarna biru menjadi refleksi konkrit yang besarnya peranan Bulog dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sedangkan bentuk huruf / tipografi yang kokoh menggambarkan bentuk fisik Perum Bulog sebagai sebuah perusahaan yang solid dalam mengelola berbagai misinya (Pedoman Administrasi dan Kearsipan Perum Bulog:2007).

6 13 B. Struktur Organisasi KEPALA SUB DIVRE KASI GASAR, PENGADAAN & PELAYANAN PUBLIK KASI ADMINISTRA SI & KEUANGAN KASI AKUNTANSI & MANAJEMEN RESIKO KASI KOMERSIAL C. STAFF STAFF STAFF STAFF D. KEPALA GUDANG GBB LUMBAN PEA KEPALA GUDANG GBB NAGA PITA STAFF STAFF Sumber : Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar

7 14 C. Job Description Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Umum (Perum) Bulog 1. Divisi Regional a. Divisi Regional yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Divre, merupakan unit organisasi yang berada di daerah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama b. Divre dipimpin oleh seorang Kepala, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Kadivre. Kadivre mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan perusahaan dan menyelenggarakan kegiatan pengadaan, operasional dan pelayanan publik, komersial, pengelolaan administrasi dan keuangan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pengelolaan administrasi dan keuangan termasuk SOM, hukum, umum, sekretariat, humas, teknologi informasi, keuangan, akuntansi serta manajemen risiko dan kepatuhan, Kadivre melaksanakan koordinasi dengan Wakadivre. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kadivre mempunyai fungsi merencanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan: a. pengadaan gabah/beras dan pangan pokok lain b. operasional dan tugas pelayanan publik c. usaha bisnis komersial d. pengelolaan keuangan;pengelolaan SOM dan umum pembinaan Subdivre, Gudang, Pusat Distribusi dan Unit Pengolahan.

8 15 2. Wakil Kepala Divisi Regional a. Wakil Kepala Divisi Regional, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Wakadivre, adalah unsur pimpinan yang bertanggung jawab langsung kepada Kadivre. b. Wakadivre mempunyai tugas pokok: 1) membantu Kadivre dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya; 2) mengelola fungsi administrasi dan keuangan termasuk SDM, hukum, umum, sekretariat, humas, teknologi informasi, keuangan, akuntansi serta manajemen risiko dan kepatuhan; 3) mewakili Kadivre apabila berhalangan Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Wakadivre mempunyai fungsi membantu Kadivre dalam merencanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan: a. pengadaan gabah/beras dan pangan pokok lain; b. operasional dan tugas pelayanan publik; c. usaha bisnis komersial; d. pengelolaan keuangan; e. pengelolaan SDM dan umum. 3. Bidang Pengadaan Kepala Bidang Pengadaan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan analisis harga dan pasar, program kemitraan dan on farm, pengadaan gabah, beras, dan pengadaan pangan pokok lain. Dalam melaksanakan tugas

9 16 pokok, Kepala Bidang Pengadaan mempunyai fungsi merencanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan: a. analisis harga dan pasar; b. program kemitraan dan onfarm; c. pengadaan gabah/beras; d. pengadaan pangan pokok lain. Bidang Pengadaan terdiri dari: a. Kepala Seksi Analisis Harga dan Pasar mempunyai tugas pokok melakukan pengamatan dan pengumpulan data harga, kondisi dan struktur pasar, tata niaga komoditas gabah, beras, dan pangan pokok lain serta melakukan market intelligence; penyiapan data meliputi perkiraan permintaan komoditas yang dibutuhkan pasar, pasokan komoditas, perencanaan jannqan dan penya!uran/penjualan; penyediaan data statistik, rangkuman penyusunan rencana kerja Divre untuk mendukung kegiatan operasional dan komersial; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan analisis harga dan pasar ; b. Kepala Seksi Kemitraan dan On Farm mempunyai tugas pokok melakukan pendataan, seleksi, evaluasi, dan pembinaan mitra kerja pengadaan; penyiapan rencana, penyediaan dan pengelolaan lahan untuk kegiatan on farm (padi dan pangan pokok lain) baik secara mandiri maupun dengan pola kerjasama kemitraan atau sinergi antar badan usaha; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan kemitraan dan on farm.

10 17 c. Kepala Seksi Pengadaan Gabah/Beras mempunyai tugas pokok melakukan penyiapanprogram pengadaan gabah dan beras medium/premium serta perangkat pemeriksa kualitas di laboratorium pemeriksaan kualltas: penghitungan kebutuhan yang meliputi bahan pendukung (karung pembungkus, benang kuralon dan lainlain), UC pengadaan, biaya eksploitasi; penyiapan administrasi pengadaan seperti kontrak jual beli, dan dokumen lainnya; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengadaan gabah dan beras medium/premium hasil produksi dalam negeri. d. Kepala Seksi Pengadaan Pangan Pokok Lain mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan program pengadaan pangan pokok lain meliputi hasil pertanian Uagung, kedelai, cabai, bawang merah dan lainnya), hasil industri (tepung terigu, minyak goreng, gula, dan lainnya) dan hasil peternakan dan perikanan (daging sapi, daging ayam, ikan, dan lainnya); penghitungan kebutuhan yang meliputi bahan pendukung (karung pembungkus, benang kuralon dan lain-lain), UC pengadaan, biaya eksploitasi; penyiapan administrasi pengadaan seperti kontrak jual bell, dan dokumen lainnya; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengadaan pangan pokok lain. 4. Bidang Operasional dan Pelayanan Publik Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pengolahan, pengelolaan pergudangan, dan pemeliharaan sarana pengolahan, persediaan dan penyediaan angkutan,

11 18 perawatan kualitas dan pengendalian mutu, serta penyaluran beras, pangan pokok lainnya, dan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk pelayanan publik. Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik mempunyai fungsi merencanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan: a. pengolahan; b. pergudangan, persediaan dan angkutan; c. perawatan dan pengendalian mutu; Bidang Operasional dan Pelayanan Publik terdiri dari: a. Kepala Seksi Pengolahan mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan rencana operasional, sarana dan prasarana, administrasi, biaya, dan bahan pendukung (kemasan, mesin jahit, benang kuralon) untuk kegiatan pengolahan gabah/beras dan pangan pokok lainnya; standarisasi mutu/good Manufacturing Practice(GMP) termasuk penggilingan gabah dan mesin pengolahan lainnya; penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana pengolahan yang dibutuhkan termasuk biayanya, serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengolahan. b. Kepala Seksi Pergudangan, Persediaan, dan Angkutan mempunyai tugas pokok melakukanpengelolaan pergudangan meliputi kebutuhan kapasitas penyimpanan dan sarana gudang, biaya sewa gudang, biaya operasional dan biaya rawat ringan gudang (RwR); penerapan ISO dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; administrasi persediaan meliputi

12 19 jumlah, posisi dan mutasi persediaan gabah, beras, dan pangan pokok lainnya; penyiapan pelaksanaan operasional dan administrasi angkutan movenas, movereg, dan movelok danangkutan pangan pokok lain untuk mendukung kegiatan pelayanan publik dan komersial; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengelolaan pergudangan, persediaan, dan angkutan. c. Kepala Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu mempunyai tugas pokok melakukan operasional dan administrasi perawatan dan pengendalian mutu; penyiapan sarana dan prasarana perawatan kualitas; penghitungan dan pengajuan biaya perawatan kualitas; standarisasi mutu gabah, beras, dan pangan pokok lainnya termasuk sarana penunjangnya; pengendalian dokumen dan manajemen standarisasi mutu (ISO, SNI dan standarisasi lainnya) d. Kepala Seksi Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok melakukan operasional dan administrasi penyaluran beras kepada kelompok masyarakat berpendapatan rendah,kelembagaan pemerintah, dan CPP; pengajuan kebutuhan biaya operasional, eksploitasi, sosialisasi dan koordinasi dengan pihak lain; penghimpunan data dan penyelesaian pengaduan masyarakat; administrasi dokumenpenagihan penyaluran beras; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pelayanan publik.

13 20 5. Bidang Komersial Kepala Bidang Komersial mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pengembangan, pemasaran, pengendalian perdagangan, penjualan langsung, penjualan distributor dan toko binaan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Bidang Komersial mempunyai fungsi merencanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan: a. pengembangan produk dan pemasaran; b. pengendalian perdagangan; c. penjualan langsung, penjualan distributor dan toko binaan; d. supervisi unit bisnis. Bidang Komersial terdiri dari: a. Kepala Seksi Produk dan Pemasaran mempunyai tugas pokok melakukan analisis pengembangan produk perberasan, produk hasil pertanian dan industri sertaproduk hasil peternakan dan perikanan beserta turunannya sesuai permintaan pasar; pemantauan spesifikasi, kualitas, dan harga penjualan produk dan kemasannya; pemasaran dan promosi produk; kerjasama pemasaran dan promosi dengan pihak lain; penghitungan dan pengajuan biaya promosi; evaluasi kepuasan dan keluhan pelanggan; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan produk dan pemasaran. b. Kepala Seksi Pengendalian Perdagangan mempunyal tugas pokok melakukan perencanaan (forecasting) penjualan produk dan strategi

14 21 penetapan harga penjualanbeserta keuntungan; pengendalian persediaan produk dagang, penempatan dan pengiriman produk dagang di/dari pusat distribusi (distribution center); distribusi produk antar tempat, modal, biaya penjualan, penagihan dan penerimaan hasil penjualan; penyiapan laporan manajemen Bidang Komersial; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengendalian perdagangan. c. Kepala Seksi Penjualan mempunyai tugas pokok melakukan penjualan produk secara langsung kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah, badan usaha milik negara, dan badan usaha lainnya termasuk hotel, restoran dan katering, badan usaha pemerintah, swasta dan badan usaha lainnya; penjualan produk secara tidak langsung melalui distributor dan jaringan toko binaan; administrasi biaya operasional dan hasil penjualan produk; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan penjualan. 6. Bidang Administrasi dan Keuangan Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan SOM dan hukum, sekretariat dan hubungan masyarakat (humas), umum dan teknologi informasi, keuangan, akuntansi, perpajakan, manajemen risiko dan kepatuhan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan mempunyai fungsi merencanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan:

15 22 a. SDM dan hukum; b. sekretariat dan humas; c. umum dan teknologi informasi; d. keuangan; e. akuntansi dan manajemen risiko dan kepatuhan. Bidang Administrasi dan Keuangan terdiri dari: a. Kepala Seksi SDM dan Hukum mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan data dan sistem informasi SOM; pendataan kebutuhan dan pengembangan SOM; pengusulan rotasi, mutasi dan promosi karyawan; pengelolaan administrasi dan kesejahteraan karyawan; penerapan K3LH; penyusunan dan penelaahan perjanjian/kontrak; pelayanan konsultansi hukum; penanganan dan pemantauan penyelesaian klaim; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengelolaan SOM dan Hukum. b. Kepala Seksi Sekretariat dan Humas mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan surat menyurat, ekspedisi, dokumentasi, dan arsip dokumen perusahaan; kegiatan protokoler; administrasi dan perjalanan dinas; pengolahan berita dan informasi, menjalin komunikasi dengan media massa, masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya; pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam rangka meningkatkan citra baik perusahaan; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan sekretariat dan humas.

16 23 c. Kepala Seksi Umum dan Teknologi lnformasi mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan kerumahtanggaan; pemeliharaan sarana dan prasarana (bangunan, kendaraan dan sarana lainnya) Divre; pengajuan usulan pengadaan sarana penyimpanan, sarana kantor, sarana lainnya, dan Replacement and Rehab (RR); inventarisasi dan administrasi aset tetap; pelayanan teknologi informasi, update data dan informasi pada website; pemantauan ketersediaanlayanan, pemeliharaan sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan umum dan teknologi informasi. d. Kepala Seksi Keuangan mempunyai tugas pokok melakukan administrasi dan verifikasi seluruh proses penerimaan dan pengeluaran transaksi keuangan, baik untuk kegiatan operasional maupun komersial; penyelesaian tagihan/piutang usaha; pengendalian dan realisasi anggaran; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan keuangan. e. Kepala Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan mempunyai tugas pokok melakukan pencatatan, pengecekan, pengkoreksian dan pengarsipan seluruh transaksi keuangan; pencatatan transaksi buku tambahan terhadap akun/kodering uang muka, piutang, aset tetap, hutang dan lainnya; pengecekan,penghitungan, pemungutan, penyetoran, pelaporan dan penyimpanan dokumen PPN, PPh, dan pajak lainnya; penyusunan laporan keuangan Divre; pengelolaan dan

17 24 penerapan manajemen risiko dan kepatuhan di Divre; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan. 7. Kepala Seksi a. Kepala Seksi Gasar, Pengadaan dan Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok melakukan pengamatan dan pengumpulan data harga dan pasar komoditas gabah, beras, dan pangan pokok lain serta melakukan market intelligence; penyediaan data statistik untuk mendukung kegiatan operasional dan komersial; pendataan,seleksi, evaluasi, dan pembinaan mitra kerja pengadaan; pengelolaan kegiatan kemitraan dan on farm (padi dan pangan pokok lain); pengadaan gabah dan beras medium/premium dan pangan pokok lain meliputi hasil pertanian Uagung, kedelai, cabai, bawang merah dan lainnya), hasil industri (tepung terigu, minyak goreng, gula, dan lainnya) dan hasil peternakan dan perikanan (daging sapi, daging ayam, ikan, dan lainnya); serta penyiapan perangkat pemeriksa kualitas di laboratorium pemeriksaan kualitas, administrasi pengadaan; pengelolaan pergudangan; penyiapan sarana dan prasarana pengolahan gabah, beras, dan pangan pokok lainnya; administrasi dan operasional persediaan, perawatan, pengendalian mutu, dan angkutan; administrasi dan operasional penyaluran beras kepada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, kelembagaan pemerintah, dan CPP;

18 25 serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Gasar, Pengadaan, dan Pelayanan Publik. b. Kepala Seksi Komersial mempunyai tugas pokok melakukan pemasaran dan promosi produk, kerjasama pemasaran dan promosi dengan pihak lain; pengendalian persediaan produk dagang; penjualan produk secara langsung, penjualan produk secara tidak langsung; administrasi biaya operasional dan hasil penjualan produk; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan komersial. c. Kepala Seksi Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan data SOM; administrasi dan verifikasi seluruh proses penerimaan dan pengeluaran transaksi keuangan baik untuk kegiatan operasional maupun komersial; pengelolaan surat menyurat, arsip, dan perjalanan dinas; pengelolaan kerumahtanggaan; pemeliharaan sarana dan prasarana (bangunan, kendaraan dan sarana lainnya); pengajuan usulan pengadaan sarana penyimpanan, sarana kantor, sarana lainnya, dan Replacement and Rehab (RR); inventarisasi dan administrasi aset tetap; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan administrasi dan keuangan. d. Kepala Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan mempunyai tugas pokok melakukan pencatatan, pengecekan, pengkoreksian, dan pengarsipan seluruh transaksi keuangan dan buku tambahan terhadap akun/kodering uang muka, piutang, aset tetap, hutang dan lainnya; pengecekan, penghitungan,pemungutan, penyetoran, pelaporan dan

19 26 penyimpanan dokumen PPN, PPh, dan pajak lainnya; penyusunan laporan keuangan Subdivre; penerapan manajemen risiko dan kepatuhan di Subdivre; serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan. 8. Kantor Seksi Logistik a. Kantor Seksi Logistik, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Kansilog, merupakan unit organisasi pada wilayah tertentu yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kadivre atau Kasubdivre sesuai dengan kedudukannya. b. Kedudukan Kansilog sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan tersendiri dalam Keputusan Direksi. c. Kansilog dipimpin oleh seorang Kepala, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Kakansilog. Kakansilog mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pengadaan, operasional pelayanan publik, komersial, serta pengelolaan administrasi dan keuangan, di wilayah kerjanya.dalam menyelenggarakan tugas pokok Kakansilog mempunyai fungsi merencanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi pelaksanaan: a. pengadaan, operasional, pelayanan publik, dan komersial; b. administrasi dan keuangan. c. Susunan organisasi Kansilog terdiri dari :

20 27 1. Petugas Operasional mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan pengadaan, operasional dan pelayanan publik, serta komersial. 2. Petugas Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan administrasi dan keuangan. 9. Gudang a. Gudang Perum BULOG, yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Gudang BULOG, adalah sarana yang dipergunakan untuk menyimpan barang komoditi Perum BULOG yang dalam pengelolaannya baik secara administratif maupun operasional dilakukan oleh Divre, Subdivre, atau Kansilog. b. Gudang BULOG dipimpin oleh seorang Kepala, yang selanjutnya di dalam Peraturan ini disebut Kagud. c. Kagud berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kadivre atau Kasubdivre atau Kakansilog sesuai kedudukannya. Kagud mempunyai tugas pokok melakukan pemasukan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran barang komoditi Perum BULOG serta administrasi di lingkungan Gudang. a. Tipologi Gudang BULOG terdiri dari 3 (tiga) tipe, yaitu : 1) Gudang BULOG Tipe A 2) Gudang BULOG Tipe B 3) Gudang BULOG Tipe C.

21 28 b. Perbedaan tipe Gudang BULOG sebagaimana dimaksud ini didasarkan kapasitas simpan gudang, yaitu: 1) Gudang BULOG Tipe A mempunyai kapasitas simpan > ton; 2) Gudang BULOG Tipe B mempunyai kapasitas simpan > sampai dengan ton; 3) Gudang BULOG Tipe C mempunyai kapasitas simpan s ton. c. Gudang BULOG Tipe A, terdiri dari: 1) Kepala; 2) Kerani, paling banyak 4 (empat) orang; 3) Juru Timbang, paling banyak 4 (empat) orang ; 4) Petugas Administrasi, sebanyak 1 (satu) orang d. Gudang BULOG Tipe B, terdiri dari : 1) Kepala; 2) Kerani, paling banyak 2 (dua) orang; 3) Juru Timbang, paling banyak 2 (dua) orang ; 4) Petugas Administrasi, sebanyak 1 (satu) orang. e. Gudang BULOG Tipe C, terdiri dari: 1) Kerani mempunyai tugas melakukan urusan penyortiran dan penyusunan barang komoditi Perum BULOG serta membantu Kagud dalam urusan pemasukan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran barang komoditi Perum BULOG di Gudang. 2) Juru Timbang mempunyai tugas melakukan urusan penimbangan, pencatatan dan perhitungan masuk dan keluarnya barang komoditi

22 29 Perum BULOG serta pengamatan dan pengujian ketepatan alat timbang dan membantu Kagud dalam urusan pemasukan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran barang komoditi Perum BULOG di Gudang. 10. Pusat Distribusi a. Pengelolaannya baik secara administratif maupun operasional dilakukan oleh Divre atau Subdivre. b. Pusat Distribusi dipimpin oleh seorang Manajer yang selanjutnya di dalam Peraturan ini disebut Manajer Pusat Distribusi. c. Manajer Pusat Distribusi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kadivre atau Kasubdivre sesuai kedudukannya. Kedudukan Pusat Distribusi sebagaimana ditetapkan tersendiri dalam Keputusan Direksi. d. Susunan organisasi Pusat Oistribusi terdiri dari : 1) Manajer Pusat Distribusi mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan pusat distribusi yang meliputi penerimaan, penyimpanan, perawatan, pengeluaran dan pendistribusian produk komersial, serta pengelolaan SOM, administrasi dan pelaporan kegiatan pusat distribusi. 2) Petugas Persediaan mempunyai tugas pokok melakukan urusan penerimaan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran produk komersial. 3) Pusat Distribusi Perum BULOG adalah sarana gudang yang khusus dipergunakan untuk menerima, menyimpan, merawat, dan melayani pengeluaran serta distribusi produk komersial yang dalam

23 30 Petugas Distribusi mempunyai tugas pokok melakukan urusan pendistribusian produk komersial. 4) Petugas Administrasi mempunyai tugas pokok melakukan urusan administrasi dan pelaporan kegiatan pusat distribusi. 11. Unit Pengolahan a. Unit Pengolahan adalah sarana yang dipergunakan untuk mengolah komoditi gabah/beras dan pangan pokok lainnya yang dalam pengelolaannya baik secara administratif maupun operasional dilakukan oleh Divre atau Subdivre. b. Unit Pengolahan dipimpin oleh seorang Kepala, yang selanjutnya di dalam Peraturan ini disebut Kepala Unit Pengolahan. c. Kepala Unit Pengolahan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kadivre atau Kasubdivre sesuai kedudukannya. d. Kedudukan Unit Pengolahan sebagaimana ditetapkan tersendiri dalam Keputusan Direksi. e. Susunan organisasi Unit Pengolahan terdiri dari: 1) Kepala Unit Pengolahan mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan dan pemeliharaan unit pengolahan, serta pengelolaan SDM, administrasi dan pelaporan kegiatan unit pengolahan. 2) Petugas Operasi mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan operasional pengolahan dan pemeliharaan sarana pengolahan.\ 3) Petugas Administrasi mempunyai tugas pokok melakukan urusan

24 31 administrasi dan pelaporan kegiatan unit pengolahan. D. Jenis Kegiatan Perum BULOG Sub Divre Pematangsiantar memiliki dua jenis kegiatan utama sesuai dengan tupoksi Perum BULOG berdasarkan PP No.7 Tahun 2003 yaitu: 1. Kegiatan Pelayanan Publik (Public Service Obligation(PSO)) Beberapa Kegiatan yang telah dilaksanakan Perum BULOG Sub Divre Pematangsiantar adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan pengadaan Dalam Negeri sesuai ketentetuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang berlaku. Tujuan utama kegiataan ini adalah untuk dapat membantu menjaga stabilitas harga gabah maupun beras di tingkat petani khususnya yang berada di wilayah kerja Sub Divre Pematangsiantar. b. Melaksanakan pendistribusian Rastra (Beras Sejahtera) bagi masyarakat yang berpendapatan rendah. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mendistribusikan beras langsung kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap bulannya yang berada di 1 Kotamadya dan 5 Kabupaten yang termasuk dalam wilayah kerja Sub Divre Pematangsiantar. c. Kegiataan yang terakhir adalah mengelola dan menjaga Cadangan Beras Pemerintah (CBP) khususnya kepada pemerintah daerah wilayah kerja Sub Divre Pematangsiantar 1 Kotamadya dan 5 Kabupaten yang dipergunakan pada saat kondisi yang sifatnya darurat seperti bencana alam dan kerawanan pangan. Cadangan Beras Pemerintah juga dipergunakan

25 32 pihak pemerintah daerah pada kondisi situasional seperti menjaga kestabilan harga beras khususnya di tingkat konsumen (pasar). 2. Kegiatan Komersial (Trading) Kegiatan bidang komersial di Perum BULOG Sub Divre Pematangsiantar adalah mencakup peningkatan perdagangan komoditi pangan dengan fokus pada beberapa komoditi pangan seperti beras, minyak goring, gula, bawang merah, cabe merah dan daging. Tujuan utama kegiatan komersial ini adalah untuk pengembangan perusahaan khususnya Sub Divre Pematangsiantar di bidang perdagangan dan untuk menjaga kestabilan harga yang ada di beberapa pasar sekitar wilayah kerja Sub Divre Pematangsiantar. E. Kinerja Kegiatan Terkini Kinerja Kegiatan yang dilaksanakan Perum BULOG Sub Divre Pematangsiantar baik kegiatan Pelayanan Publik dan Komersial sudah berjalan sesuai dengan peraturan dan standar operasional yang diatur oleh Perum BULOG. Seluruh kegiatan yang terdapat di Sub Divre Pematangsiantar dapat berjalan dengan baik dan lancar dikarenakan Sub Divre Pematangsiantar dapat menjalin koordinasi, komunikasi dan kerja sama yang baik dengan pihak pemerintah daerah yang mencakup 6 Kabupaten/Kota. Hal lain yang mendukung kinerja Sub Divre Pematangsiantar adalah terjalinnya kerja sama dan komunikasi yang lancar dengan pihak luar seperti petani, gapoktan, penggilingan yang berada di wiayah kerja Sub Divre Pematangsiantar serta mitra-mitra kerja yang mendukung kinerja baik kegiatan pelayanan publik dan kegiatan komersial.

26 33 F. Rencana kegiatan Rencana kerja yang terdapat di Perum BULOG Sub Divre Pematangsiantar adalah: 1. Pelaksanaan pendistribusian beras sejahtera (rastra) yang merupakan beras subsidi pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap alokasinya (bulan) secara tepat dan benar langsung ke daerah yang menjadi wilayah kerja Sub Divre Pematangsiantar yaitu Kotamadya Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Melaksanakan penyerapan gabah dan beras baik beras keperluan pelayanan public maupun beras keperluan komersial dengan harapa membantu petani dalam menjaga kestabilan harga dan untuk membantu pendistribusian hasil panen petani demi peningkatan taraf hidup dan pendapatan di pihak produsen. 3. Menjaga dan mengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan menyalurkan dengan cepat dan tepat Cadangan Beras Pemerintah kepada daerah-daerah yang mengalami bencana alam dan kerawanan pangan. 4. Melaksanakan Operasi Pasar Murah (OPM) dengan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah yang mengalami gejolak/kenaikan harga pangan. Operasi Pasar yang disebabkan kenaikan harga bahan-bahan pangan dengan tujuan menjaga kestabilan harga di tingkat konsumen (pasar).

27 34 5. Peningkatan penjualan komersial bahan pangan pokok Sub Divre Pematangsiantar seperti beras, gula, minyak goring, bawang merah dan cabe merah dengan peningkatan jumlah mitra kerja demi mendukung kegiatan komersial tersebut.

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT 9 BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan BAB II Perum BULOG GBB Mabar Medan A. Sejarah Ringkas Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Singkat Perusahaan Umum (Perum) BULOG Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Penugasan. PERUM BULOG. Ketahanan Pangan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan. 2.1.1Sejarah Singkat Perum Bulog Sebelum Jadi Perum. Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah

BAB II PROFIL INSTANSI. Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah BAB II PROFIL INSTANSI E. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Umum Badan Logistik atau disingkat Perum BULOG adalah sebuah lembaga pangan di Indonesia yang mengurusi tata niaga beras. Bulog dibentuk

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan BULOG adalah perusahaan umum milik Negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ pergudangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan milik BUMN ini meliputi usaha logistik/pergudangan,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan yang sampai saat ini dianggap sebagai komoditi terpenting dan strategis bagi perekonomian adalah padi, karena selain merupakan tanaman pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan lembaga yang begitu penting bagi kehidupan karena dapat membuka lapangan kerja, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 927, ,10

I. PENDAHULUAN 927, ,10 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan hidup yang terpenting bagi manusia setelah udara dan air adalah kebutuhan akan pangan. Pangan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia agar dapat melangsungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari 3 kebutuhan pokok yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, kebutuhan pokok tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 - 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1 Ringkasan Eksekutif Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1 Perum Bulog didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2003. Merujuk pada PP tersebut, sifat usaha, maksud, dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Aplikasi atau program

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi. Kecukupan, aksesibilitas dan kualitas pangan yang dapat dikonsumsi seluruh warga masyarakat, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang berfungsi sebagai makanan pokok sumber karbohidrat. Beras merupakan komoditi pangan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya selalu berusaha mencari yang terbaik. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari

I. PENDAHULUAN. Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS,FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON SALINAN RANCANGAN NOMOR 72 TAHUN 2016, SERI D. 21 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 72 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

I. Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko

I. Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko Fungsi dan Tugas Berdasarkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko (berdasarkan Peraturan Bupati Mukomuko Nomor 36 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PERUM BULOG PUSAT NAMA : RINI WIDODO NPM : 44209934 PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap perusahaan atau instansi pemerintah memerlukan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pendistribusian beras miskin atau yang lebih dikenal dengan sebutan raskin, sebagai salah satu program penanggulangan kemisikinan kluster 1. Termasuk Program

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA NAMA : INES LARAHATI NPM : 40209228 PEMBIMBING : Dr. HARY WACHYUNI ACHMAD RAMADHON SE, MM., BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya Piutang

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS, Mengingat

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. BULOG Sebelum menjadi PERUM. ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha BULOG Sebelum menjadi PERUM Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS, TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PAJAK DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 39 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 39 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 39 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang : a. Bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KEMENTAN REALISASI FISIK KEGIATAN BKP April REALISASI (Rp) Mei Juni KETERANGAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Umun Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) merupakan lembaga Pemerintah yang menangani masalah pengadaan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA Menimbang

Lebih terperinci

KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007

KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007 KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehari sebelum kunjungan ke New York menyempatkan meninjau Pasar Kramat Jati, Jakarta

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA DAN PERSANDIAN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/MDAG/PER/5/2017 TENTANG PENETAPAN HARGA ACUAN PEMBELIAN DI PETANI DAN HARGA ACUAN PENJUALAN DI KONSUMEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS Strategi Operasional Bulog Awal Tahun Awal tahun 2007 dibuka dengan lembaran yang penuh kepedihan. Suasana iklim yang tidak menentu. Bencana demi bencana terjadi di hadapan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM OPERASI PASAR PENGENDALIAN HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015 PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015 Berdasarkan pemantauan harga dan pasokan pangan pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dengan melibatkan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi

BAB I PENDAHULUAN. pangan. Perum BULOG berkantor pusat di Jakarta, memiliki 26 Divisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha A. Sejarah perusahaan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) merupakan lembaga Pemerintah yang menangani masalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN. iv viii xi xii I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 9 1.3. Tujuan Penelitian 9 1.4. Manfaat Penelitian 10

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPPRES 103/1993, BADAN URUSAN LOGISTIK Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 103 TAHUN 1993 (103/1993) Tanggal: 4 NOPEMBER 1993 (JAKARTA) Sumber: Tentang: BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Laporan Praktek Kerja PROSEDUR PENJUALAN RUMAH PANGAN KITA (RPK) PERUM BULOG DIVRE D.I.YOGYAKARTA

Laporan Praktek Kerja PROSEDUR PENJUALAN RUMAH PANGAN KITA (RPK) PERUM BULOG DIVRE D.I.YOGYAKARTA Laporan Praktek Kerja PROSEDUR PENJUALAN RUMAH PANGAN KITA (RPK) PERUM BULOG DIVRE D.I.YOGYAKARTA Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk dinyatakan lulus dari Program Studi Diploma

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan Pola Inflasi Ramadhan 1 Tracking bulan Juni 2014 2 Risiko Inflasi s.d Akhir 2014 3 Respon Kebijakan 4 Pola Inflasi Ramadhan Bila mengamati pola historis inflasi selama periode Ramadhan-Idul Fitri, umumnya

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah organisasi yang berdiri sejak tahun 1976. Bidang usaha PLN (Persero)

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN,

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci