BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta Secara Geografis, Kota Surakarta berada diantara dataran rendah dan terletak diantara beberapa sungai kecil seperti Kalianyar, Kalipepe, kali Janes dan Bengawan Solo dengan ketinggian diantara ±92 m di atas permukaan air laut. Kota Surakarta terletak antara 110º 45' 15' sampai 110º 45' 35' BT serta antara 7º 36' dan 7º 56' LS. Surakarta merupakan kota yang strategis di Jawa Tengah yang menunjang kota kota lainnya, seperti Semarang dan Yogyakarta. Wilayah Surakarta berbatasan langsung dengan daerah-daerah seperti Kab. Karanganyar dan Kab. Boyolali di sebelah Utara, Kab. Sukoharjo di sebelah Selatan, Kab. Karanganyar dan Kab. Sukoharjo di sebelah Barat, serta Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar di sebelah Timur. Luas wilayah Surakarta ialah ± 4,404,05 Ha yang terbagi untuk pemukiman 2674,25 m; jasa 422,60 m; perusahaan 282,12 m; industri 101,42 m; tegalan 99,98 m; sawah 190,87 m; dan sisanya untuk sarana hiburan dan lapangan olah raga. 1 Secara administratif wilayah kotamadya Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan, 51 Kelurrahan, 589 RW, dan 2616 RT pada tahun Dengan pembagian wilayah sebagai berikut: 1. Badan Pusat Statistik, Surakarta dalam Angka

2 17 1. Kecamatan Laweyan, yang terbagi atas 11 Kelurahan, yaitu Karangasem, Jajar, Kerten, Purwosari, Sondakan, Pajang, Laweyan, Bumi, Penumping, Sriwedari dan Panularan. 2. Kecamatan Serengan, yang terbagi menjadi 7 Kelurahan, yaitu Joyotakan, Danukusuman, Tipes, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, dan Serengan. 3. Kecamatan Pasar Kliwon, yang terbagi menjadi 9 Kelurahan, yaitu Kampung Baru, Kauman, Kedung lumbu, Sangkrah, Joyosuran, Semanggi, Pasar Kliwon dan Baluwarti. 4. Kecamatan Jebres yang terbagi atas 11 Kelurahan, yaitu Mojosongo, Jebres, Jagalan, Pucang sawit, Kepatihan kulon, Kepatihan wetan, Tegalharjo, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu dan Purwodinigratan. 5. Kecamatan Banjarsari yang terbagi atas 13 Kelurahan, yaitu Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Stabelan, Kestalan, Keprabon, Timuran, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber dan Banyuanyar. 2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian Kepadatan Penduduk di Pulau Jawa cukup tinggi, karena sebagian besar penduduk Indonesia bermukim di Jawa, terutama di daerah pedesaan. Berdasarkan data penduduk tahun 2000, kota Surakarta mengalami pertumbuhan penduduk rata-rata 0,62% yang berarti kepadatan penduduk sebesar 4908 jiwa per km 2. Berikut adalah tabel jumlah

3 18 penduduk, luas wilayah, dan tingkat kepadatan penduduk di Surakarta pada tahun Tabel 1 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Tingkat Kepadatan Penduduk di Surakarta Tahun 1980 Kecamatan Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km 2 ) 8,638 3,194 4,815 12,582 14,811 Tingkat Kepadatan 10,201 17,344 15,470 8,667 8,867 Jumlah ,040 10,327 Sumber: Surakarta Dalam Angka Tabel 2 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Tingkat Kepadatan Penduduk di Surakarta Tahun 2000 Kecamatan Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km 2 ) 8,638 3,194 4,815 12,582 14,811 Tingkat Kepadatan 12,201 19,344 17,470 10,667 10,867 Jumlah ,040 12,408 Sumber: Surakarta Dalam Angka Kepadatan Penduduk yang paling tinggi ada di Kecamatan Serengan dengan luas wilayah yang paling kecil, apabila dibandingkan dengan Kecamatan Kecamatan

4 19 lainnya di Surakarta. Banjarsari merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas di Surakarta, tingkat kepadatannya relatif lebih rendah walaupun jumlah penduduknya paling banyak. Tabel 3 Jumlah penduduk Kota Surakarta tahun Tahun Jumlah Penduduk Sumber: Surakarta Dalam Angka Kenaikan jumlah penduduk di Surakarta dari Tahun 1980 sampai tahun 2000 sebesar 19.82%. Selain karena faktor alami yaitu perbandingan antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian, faktor urbanisasi telah mempengaruhi tingkat kepadatan penduduk di Surakarta. Fenomena ini sering dijumpai di kota-kota yang menjadi pusat perekonomian masyarakat, baik yang ada di dalam kota maupun dari wilayah sekitarnya. Masyarakat pendatang di kota Surakarta sebagian besar berasal dari wilayah-wilayah pendukungnya, seperti Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Sragen, maupun Karanganyar. Masyarakat saling berinteraksi karena kepentingankepentingan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Mata pencaharian penduduk Surakarta bervariasi jenisnya. Sebagian besar bekerja sebagai buruh industri maupun buruh bangunan, sedangkan pekerjaan sebagai petani dan buruh tani hanya sebagian kecil saja karena wilayah Surakarta bukanlah

5 20 daerah agraris melainkan daerah industri. Berikut ini adalah tabel mengenai mata pencaharian penduduk kota Surakarta tahun Tabel 4 Mata Pencaharian Penduduk Kota Surakarta Tahun 2000 Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Petani 350 Buruh tani 394 Nelayan - Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan PNS/ABRI Pensiunan Dll Sumber: Surakarta Dalam Angka Sarana Transportasi B. Sarana dan Prasarana Transportasi Sarana Transportasi memiliki fungsi untuk mempercepat laju perkembangan ekonomi dan menambah dinamika masyarakat, masyarakat kota tentu sangat membutuhkan dalam berinteraksi. 2 Kebutuhan akan pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai cara yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan, perjalanan, frekuensi, jenis kargo (muatan) yang diangkut, dan lain-lain. Hal ini tidak dapat dipungkiri 2. Sarana Transportasi: alat pengangkutan yang merupakan hasil produksi dalam bentuk jasa yang merupakan kegiatan untuk memindahkan barang maupun orang dari satu tempat ke tempat asal ke tempat tujuan. Lihat M.D. Sutrisno Manajemen Pengangkutan. Bandung: Alumni, hlm 5.

6 21 mengingat kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup dan tempat berekreasi. 3 Jangkauan pelayanan di bidang transportasi diperluas merupakan realisasi dari pemerintah di bidang perhubungan karena tidak hanya mempermudah interaksi masyarakat dalam kota, sarana trasnportasi akan mempermudah mobilitas penduduk dari daerah pinggiran dengan kota induk. Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bus atau dengan mobil penumpang. Adapun pelayanan dengan kendaraan umum di kota Surakarta adalah sebagai berikut: a. Kendaraan umum dalam trayek teratur Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur, dilakukan dalam jaringan trayek. Berikut adalah trayek yang berlaku di wilayah kota Surakarta: 1) Angkutan kota. Berkembangnya pemukiman di wilayah pinggiran kota Surakarta lengkap dengan jalan-jalan baru telah meningkatkan kebutuhan angkutan umum khususnya angkuta yang melayani jalur-jalur samping kota. 4 2) Bus kota. 3. N. Daldjoeni, Geografi Kota dan Desa, (Bandung:Alumni, 1998), hlm Angkutan umum, setiap kendaraan yang biasanya disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan pembayaran sebagai imbalannya. Lihat Undang- Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya No.3 tahun 1965, pasal 1.

7 22 Lalu lintas dan angkutan kota merupakan suatu unsur yang sangat penting dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan lingkungan kota yang produktif sekaligus merupakan suatu aspek dari suatu kehidupan kota. 5 Selain angkuta, bus kota merupakan salah satu angkutan umum yang biasa dan sering digunakan oleh warga kota Surakarta untuk menunjang kegiatan mereka sehari-hari. Bagaimanapun, kapan pun, dan dimana pun juga, pengangkutan memberi kegunaan dalam bentuk dan waktu. Dimana barang yang dibutuhkan konsumen senantiasa harus tersedia pada waktu dan tempat yang dimaksud oleh konsumen tersebut. b. Kendaraan umum tidak dalam trayek Pengangkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek di kota Surakarta, meliputi sebagai berikut: 1) Taksi. Sarana transportasi alternatif lain adalah taksi. Taksi merupakan sarana transportasi mewah yang mengutamakan kenyamanan dan ketepatan waktu bagi penggunanya, dan apabila diperlukan calon penumpang dapat menghubungi dengan menggunakan sarana telepon untuk memanggil melalui operator taksi. 5. Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat No. 006/LLAJR/152/1982/tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kota.

8 23 2) Becak. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki ciri transportasi yang bersifat dualistik, selain alat transportasi modern beroperasi pula alat transportasi tradisional baik di kota maupun pedesaan. Becak adalah alat transportasi tradisional yang masih digemari dan popular di seluruh kota di Indonesia termasuk kota Surakarta, menurut Sartono Kartodirdjo, ada 3 hal yang menjadikan becak sangat popular di kalangan masyarakat, yaitu: 6 a) Becak melayani penumpang atau pengguna dari pintu ke pintu, dapat memuat 2 atau 3 orang atau jenis muatan lainnya. b) Bentuknya sederhana dan menggunakannya mudah. c) Untuk mengemudi becak tidak perlu mempunyai ketrampilan khusus. 3) Ojek. Sarana transportasi jarak dekat selain becak adalah ojek. Salah satu jenis angkutan informal, yang melayani rute menurut kesepakatan penumpang pada kawasan strategis baik di dalam maupun di pinggiran kota. 7 Ojek banyak ditemui di daerah-daerah menuju perkampungan ataupun perumahan-perumahan tempat 6. Sartono Kartodirdjo, The Pedicab in Yogyakarta: A Study of Low Cost Transportation and Poverty Problem, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1978), hlm Yulia Listyaningsih, Transpotasi Bus Kota di Surakarta Tahun , (Surakarta: FSSR UNS, 2003), hlm 27.

9 24 mangkal para tukang ojek biasanya di tempat penurunan penumpang dari angkutan formal, yang mengambil tempat di trotoar atau pun di lahan kosong yang dipangkal untuk berteduh Prasarana Transportasi Selain mengembangkan sarana transportasi, pemerintah kota juga membangun berbagai prasarana transportasi sebagai penunjang transportasi angkutan kota untuk kelancaran di berbagai bidang dan keperluan lain, yang membutuhkan waktu yang lebih cepat. a. Jalan Jalan adalah suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi. Jalan disediakan sebagai basis alat angkutan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat tujuannya sehingga jalan merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi dan tanpa adanya jalan tidak akan mungkin disediakan jasa transpor. 9 Jaringan jalan raya pertama dibangun pada jaman kerajaan Mataram oleh Sultan Agung, kemudian pada tahun 1811, Daendles membuka jalan raya dari Banten sampai Banyuwangi (Anyer-Panarukan). 10 Secara umum, jalan dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan penting menurut fungsinya, yaitu 8. Jefta Leibo, Pelayanan Angkutan Ojek Bagi Masyarakat Pinggiran Kota Yogyakarta, (Surakarta: FISIP UNS, 2000), hlm Rustian Kamaluddin, Ekonomi Transportasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), hlm Kristiani, Manajemen Transportasi. (Surakarta: UNS Press, 2005), hlm 34.

10 25 1) Jalan utama, yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota yang penting dan melayani lalu lintas yang cepat dan berat. 2) Jalan Sekunder, yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting dan kota yang lebih kecil di sekitarnya. 3) Jalan Penghubung, yaitu jalan-jalan untuk keperluan aktifitas daerah dan jalan yang menghubungkan antara jalan dari golongan yang sama dan golongan berlainan. Jenis-jenis jalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Jalan Negara, yaitu jalan yang merupakan jalan umum yang dibina dan dibiayai pemeliharaannya oleh pemerintah pusat. 2) Jalan Propinsi, adalah jalan umum yang dibina dan dibiayai pemeliharaannya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I (Propinsi). 3) Jalan Kabupaten/Kotamadya, merupakan jalan umum yang dibina dan dibiayai pemeliharaannya oleh Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya). 4) Jalan Desa, adalah jalan umum yang dibina dan dibiayai pemeliharaannnya oleh pemerintah desa. 11 Di samping berbagai jenis jalan tersebut juga terdapat jalan khusus, yaitu jalan yang dibina atau dibiayai pemeliharaannya oleh organisasi/badan hukum tertentu karena berhubungan dengan kegiatannya memerlukan jalan 11. Ibid, hlm 36.

11 26 khusus, di luar jalan umum seperti jalan perkebunan, jalan kehutanan, jalan kompleks, dan sebagainya. Di Indonesia terdapat pengklasifikasian jalan yang didasarkan pada kriteria tekanan gandar atau sumbu kendaraan, yaitu jalan kelas I dapat menahan tekanan sumbu 7 ton, kelas II yaitu 5 ton, kelas III yaitu 3,5 ton. Apabila didasarkan pada daerah lokasinya, jalan dapat diklasifikasikan atas jalan desa dan jalan kota. Sedangkan di Indonesia diklasifikasikan atas jalan negara, jalan propinsi, jalan kabupaten, dan jalan desa. Biasanya pengklasifikasian jalan ini didasarkan atas tanggung jawab dalam pembuatan, pemeliharaan, dan pengelolaanya. 12 Jalan Kabupaten/Kotamadya Jalan Propinsi Jalan Negara Tabel 5 Kelas Jalan di Surakarta Status Jalan Kelas Jalan Panjang Jalan (Km 2 ) I 14,000 II 50,750 III 86,980 IIIA - IV 40,570 V 384,310 Tidak terperinci 411,370 I 3,140 I 13,250 Sumber: Surakarta Dalam Angka Ibid, hlm 53.

12 27 b. Terminal Prasarana transportasi yang salah satunya menjadi unsur terpenting dalam hal pengadaan transportasi adalah terminal. Muchtaruddin Siregar menjelaskan bahwa terminal adalah sebagai tempat untuk memberikan pelayanan kepada penumpang dalam perjalanan, barang dalam pengiriman dan kendaraan sebelum dan sesudah melakukan operasinya. Terminal dibangun di tempat asal, di tempat tujuan dan diantara tempat asal dan tujuan. 13 Terdapat dua jenis terminal angkutan umum di Surakarta, yaitu terminal induk dan sub terminal. 14 1) Terminal Induk Terminal induk yang ada di Surakarta adalah Terminal Tirtonadi. Tirtonadi mulai digunakan sejak tahun Saat itu di Timur taman Tirtonadi merupakan pemukiman penduduk dan sebuah lapangan. Lokasi tersebut dijadikan terminal bus menggantikan terminal bus Harjodaksino yang kondisinya sudah tidak memungkinkan dikembangkan lagi. Pemilihan lahan di tempat itu dikarenakan dekat dengan jalan antar provinsi Solo bagian Utara. Terminal ini tidak mempunyai pangkalan khusus untuk angkutan perkotaan dan hanya berfungsi sebagai pangkalan bus-bus antar kota baik dengan tujuan 13. Muchtaruddin Siregar, Beberapa Masalah Ekonomi dan Manajemen Pengangkutan, (Jakarta: Lembaga Penerbitan UI, 1990), hlm DLLAJ Kota Surakarta.

13 28 akhir Solo maupun yang hanya transit saja. Angkutan perkotaan seperti angkuta, bus kota, dan taksi mempunyai pangkalan di luar terminal tepatnya di sekililing terminal. Rencananya lokasi terminal akan dipindahkan ke daerah utara kota Surakarta mengingat telah dibukanya jalur ring road utara yang menghubungkan kota Surakarta dengan jalan propinsi di Kabupaten Karanganyar. 2) Sub Terminal Sub terminal berfungsi untuk melengkapi keberadaan terminal induk. Sub terminal merupakan aset yang mampu menarik Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena digunakan untuk tempat pemberhentian angkuta dan bus kota. Di kota Surakarta terdapat lima sub terminal yaitu di Jongke, Gading, Kerten, Kadipiro, dan Jurug. 15 Kondisi kelima sub terminal tersebut kini sangat memprihatinkan. Sub terminal Jongke dan Gading sekarang berubah menjadi pasar, sub terminal Jurug sudah tidak berfungsi, sub terminal Kadipiro sudah rusak dan sub terminal Kerten sekarang beralih fungsi menjadi Tempat Penarikan Retribusi (TPR) Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Disfungsi dari sub terminal tersebut tentunya juga mempengaruhi Pendapatan Asli 15. Suara Merdeka. Sub Terminal Jadi Pasar. Tanggal 13 Oktober 2001.

14 29 Daerah (PAD) dari retribusi yang masuk serta dalam hal pemenuhan sarana dan prasarana transportasi kota Surakarta Terminal dan sub terminal termasuk dalam empat unsur penting transportasi selain kendaraan/alat angkutan, tenaga penggerak dan jalan. Lihat: Kristiani Manajemen Transportasi. Surakarta: UNS Press, hlm 1.

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir menurut Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN:

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: SEBUAH PENGANTAR TENTANG KOTA SOLO 3 Sekilas tentang Solo 7 Memahami Sistem Perkotaan 13 Mencari Bentuk 17 Memahami Kelurahan Kita BANJARSARI JEBRES KOTA SOLO LAWEYAN SERENGAN

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis 64 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan real estat Kota Surakarta berdasarkan besaran, sebaran dan pola pergerakannya serta dampaknya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan dalam beberapa aspek dewasa ini sangat berpengaruh terhadap sektor transportasi.pengaruh tersebut di tandai dengan adanya kecenderungan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Matriks Asal Tujuan yang dihasilkan dari data arus lalu lintas pada kondisi keseimbangan di Kota Surakarta. Model sebaran

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH KOTA SURAKARTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah membawa pengaruh perubahan di dalam kehidupan manusia disegala bidang terutama pada bidang pendidikan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) Hardanti Nur Astuti, Yuliana Susanti dan Dewi Retno Sari Saputro Program

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : TITIS WULANDARI

Lebih terperinci

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA 2.1 Data Kantor Pemerintahan dan Publik Servis Di Surakarta Wilayah Surakarta yang disurvey yaitu seluruh wilayah Surakarta yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta terletak antara 110 0 45 14 BT - 110 0 45 35 BT dan 7 0 36 LS -7 0 56 LS. Kota Surakarta yang terkenal dengan sebutan Solo ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng Gunung Lawu dan Gunung Merapi dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016)

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) 49 BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN 3.1. Lokasi/Data fisik Gambar 3.1.1 Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016) Kota Surakarta merupakan kota budaya dengan status kota dibawah Provinsi jawa tengah.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Surakarta merupakan pusat Wilayah Pengembangan VIII Propinsi Jawa Tengah, mempunyai peran yang strategis bagi pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN BAB III TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA III.1.1 Data Fisik Surakarta 1.1.1 Peta Kota Surakarta Batas Administratif Kota Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS ARAHAN PERSEBARAN SUMUR RESAPAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

ANALISIS ARAHAN PERSEBARAN SUMUR RESAPAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 ANALISIS ARAHAN PERSEBARAN SUMUR RESAPAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 Erwin Santosa 1,*, Chatarina Muryani 2 dan Setya Nugraha 2 1 Program Studi Pendidikan Geografi, PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Lebih terperinci

2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN BAB 2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011-2031 Bab ini berisi muatan RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031 yang terdiri dari tujuan penataan ruang, kebijakan dan strategi, rencana struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya jaman yang semakin maju menyebabkan kebutuhan manusia semakin banyak dan beragam. Setiap tahap pembangunan pasti menimbulkan tuntutan berkelanjutan dalam

Lebih terperinci

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Mohammad Iqbal Rizky Fauzan *1), Yuniaristanto 2), dan Wahyudi Sutopo 2) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016

PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016 PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA Jl. Jendral Sudirman No. 2 Surakarta No.Telp. (0271) 639554,

Lebih terperinci

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Istikomah NIM : E100090054 Kepada FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ZONASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan sektor perdagangan di perkotaan merupakan basis utama, hal ini dikarenakan kegiatan penghasil barang lebih dibatasi dalam perkotaan. Kota umumnya

Lebih terperinci

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah disertai pertambahan penduduk dengan pergerakan yang tinggi mempengaruhi peningkatan mobilitas antar Propinsi, Kabupaten, Kecamatan,

Lebih terperinci

Layanan Persampahan di Kota Surakarta dengan Pemetaan Barbasis Sistem Informasi Geografis

Layanan Persampahan di Kota Surakarta dengan Pemetaan Barbasis Sistem Informasi Geografis MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 1, Februari 2016 Layanan Persampahan di Kota Surakarta dengan Pemetaan Barbasis Sistem Informasi Geografis Rudy Yoga Lesmana Dosen Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Drs. Suwarta, SH, MM NIP

Kata Pengantar. Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Drs. Suwarta, SH, MM NIP Kata Pengantar Terimakasih kami ucapkan untuk dukungan berbagai pihak sebagai penghimpun data, pengolah data, penyusun analisis, dan penyaji Penyusunan Buku Profil Kependudukan Kota Surakarta 2014. Buku

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. berada di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. berada di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi digilib.uns.ac.id BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berbentuk Kantor Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pemenuhan kebutuhan hidup harus melaksanakan aktivitas yang tidak hanya dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Aspek Geografi dan Demografi 1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Surakarta merupakan wilayah yang memiliki posisi strategis di Provinsi Jawa Tengah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,

Lebih terperinci

Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta

Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta Umrotun 1*, Muhammad Wahyuddin 2, Muhammad Sholahuddin 3 1 Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang

Lebih terperinci

Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta

Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta Bab II Gambaran Umum Kota Surakarta Luas wilayah Kota Surakarta 44,04 km 2 dan terletak di Propinsi Jawa Tengah (central java) yang terdiri ata satu) kelurahan, 606 (enam ratus enam) Rukun Warga (RW) serta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk jiwa (2010) dan

BAB IV GAMBARAN UMUM. provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk jiwa (2010) dan BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kotamadya Surakarta 1. Nama Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan

Lebih terperinci

MAKALAH IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN Oleh : Bhian Rangga J.R K Pendidikan Geografi Jurusan P.

MAKALAH IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN Oleh : Bhian Rangga J.R K Pendidikan Geografi Jurusan P. MAKALAH IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 Oleh : Bhian Rangga J.R K 5410012 Pendidikan Geografi Jurusan P. IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA. : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 huruf h. : 1. Undang-Urldang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

WALIKOTA SURAKARTA. : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 huruf h. : 1. Undang-Urldang Nomor 16 Tahun 1950 tentang -! WALIKOTA SURAKARTA KBPUTUSAN WALIKOTA SURAKARTA NMR: bl/ q7-c /t /au TNTANG PNTAPAN LOKASI PBRUMAHAN DAN PBRMUKIMAN KUMUH DI KOTA SURAKARI'A WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan modern saat ini, aktivitas manusia semakin bertambah dan berkembang. Berkembangnya aktivitas manusia, maka berkembang pula sarana dan prasarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah perkotaan identik dengan pusat diselenggarakannya segala kegiatan baik di bidang pemerintahan, ekonomi, maupun sosial. Hal tersebut yang menjadi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut

Lebih terperinci

SURAT PERINTAH NOMOR : 180 / / 2015

SURAT PERINTAH NOMOR : 180 / / 2015 PEMERINTAH KOTA SURAT PERINTAH NOMOR : 180 / 1.702 / 2015 Nama Jabatan : KINKIN SULTANUL HAKIM, SH, MM. : Kepala Bagian Hukum dan HAM Setda Kota Surakarta Selaku Ketua Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Lebih terperinci

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K 5410012 Prodi Geografi FKIP UNS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya air merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR PERINGKAT NILAI UJIAN NASIONAL SD/MI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DAFTAR PERINGKAT NILAI UJIAN NASIONAL SD/MI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DAFTAR PERINGKAT NILAI UJIAN NASIONAL SD/MI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NO SEKOLAH DASAR JML NILAI 1 SD Muh Program Khusus 26,74 2 SD AL-Azhar Syifa Budi 26,46 3 SD Ta' Mirul Islam 26,43 4

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakekat Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan memperhatikan tiap-tiap gejala secara teliti (yang merupakan bagian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Terminal Terminal dapat dianggap sebagai alat pemroses, dimana suatu urutan kegiatan tertentu harus dilakukan untuk memungkinkan suatu lalu lintas (kendaraan, barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan Iklim (2011) menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA DAN KAWASAN HERITAGE DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA DAN KAWASAN HERITAGE DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA DAN KAWASAN HERITAGE DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Penelitian tentang kampung kota dari pakar teknik arsitektur pada umumnya lebih banyak yang mengupas masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Kota Surakarta atau dikenal juga dengan sebutan Solo secara administratif terdiri dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN A. Geografi Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada prinsipnya semua bentuk dan keadaan kehidupan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada prinsipnya semua bentuk dan keadaan kehidupan dalam kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada prinsipnya semua bentuk dan keadaan kehidupan dalam kegiatan masyarakat baik sosial budaya, sosial ekonomi maupun jumlah penduduk akan mengalami perubahan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan transportasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan. Perbaikan dalam transportasi pada umumnya akan dapat

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM SETDA KOTA SURAKARTA SELAKU KETUA PUSAT JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM SETDA KOTA SURAKARTA SELAKU KETUA PUSAT JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM SETDA KOTA SURAKARTA SELAKU KETUA PUSAT JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM NOMOR : 042.05 / 45.17 / 1 / 2015 TENTANG PENUNJUKAN PENGELOLA JARINGAN DOKUMENTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan

Lebih terperinci

Menghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008

Menghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008 Menghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008 Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geohidrologi Dosen Pengampu : Setya Nugraha, S.Si, M.Si Disusun Oleh Kelompok 5 : 1. Achmad Mashfufi

Lebih terperinci

III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA 28 III. GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA 3.1. Kondisi Fisik Kota Surakarta 3.1.1. Kondisi Geografis dan Administrasi 3.1.1.1. Kotamadya Kota Surakarta terletak antara 110 45 15 dan 110 45 35 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN

BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang Lingkup Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya

Lebih terperinci

MEMBACA PETA RBI LEMBAR SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

MEMBACA PETA RBI LEMBAR SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K MEMBACA PETA RBI LEMBAR 1408-343 SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K 5410012 PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilangsari : yaitu desa yang berada di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pilangsari : yaitu desa yang berada di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Pilangsari Sragen (Penekanan fasilitas untuk kaum difabel) dari judul tersebut dapat diartikan sebagai berikut : Redesain Terminal : adalah proses

Lebih terperinci

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : SATI HANJARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang transportasi mempunyai peranan yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa sehingga kelancaran arus transportasi antar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA Kota Surakarta atau yang sering kita kenal dengan nama Kota Solo termasuk dalam wilayah pemerintahan daerah administratif kota yang dipimpin oleh seorang Walikota. Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kota Semarang disamping sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, telah berkembang menjadi kota metropolitan. Dengan pertumbuhan penduduk rata-rata di Semarang pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA

BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA Kebijaksanaan umum pengembangan tata ruang merupakan penjabaran dari tata ruang kota. Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta memiliki beberapa rumusan dan konsepsi, salah

Lebih terperinci

SIMULASI PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA BALITA DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN GAME OF LIFE

SIMULASI PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA BALITA DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN GAME OF LIFE F.4 SIMULASI PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA BALITA DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN GAME OF LIFE Sarngadi Palgunadi 1*, Totok Herlambang 2* Jurusan Informatika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan kurang lebih 70,8 % dari luas permukaan bumi yang luasnya

Lebih terperinci

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng TERMINAL DEFINISI TERMINAL Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi merupakan: 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan umum. 2. Tempat pengendalian,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta telah ada sejak lama dengan berbagai istilah. Sebelum tahun 1966, KPP Pratama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan tinggi sekalipun tetap terdapat orang yang membutuhkan dan menggunakan angkutan umum penumpang. Pada saat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah wilayah. Menurut Nasution (1996), transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMEKARAN KELURAHAN SEMANGGI DAN KELURAHAN KADIPIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 96 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Dalam bab ini, akan dipaparkan secara umum tentang 14 kabupaten dan kota yang menjadi wilayah penelitian ini. Kabupaten dan kota tersebut adalah

Lebih terperinci

FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL MUSRENBANGCAM TAHUN 2015 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA

FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL MUSRENBANGCAM TAHUN 2015 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL TAHUN 2015 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA KELURAHAN PENUMPING 1 Bantuan dana untuk latihan serta pembelian 1 Kelompok 0 12.000.000 0 Kecamatan Laweyan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan akan transportasi dalam suatu wilayah merupakan kebutuhan akan akses untuk menuju fungsi-fungsi pelayanan kota di lokasi berbeda yang ditentukan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang semakin modern ini pembangunan pesat terjadi pada berbagai bidang yang memberikan kemajuan pada sektor ekonomi, kesehatan, teknologi maupun berbagai

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Gambaran Umum Kondisi Daerah Gambaran umum kondisi daerah mencakup aspek geografi dan demografi,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan. Masyarakat Untuk Memilih Tinggal. di Kawasan Perumahan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan. Masyarakat Untuk Memilih Tinggal. di Kawasan Perumahan 1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Tinggal di Kawasan Perumahan ( Studi Kasus Perumahan Mojosongo di Kota Surakarta) Disusun oleh : Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Semarang terletak antara garis 6 50-7 10 lintang selatan dan 109 35-110 50 bujur timur dengan 16 wilayah kecamatan di dalamnya. Kota Semarang memiliki

Lebih terperinci

BAB II ASPEK DAN PROFIL KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA

BAB II ASPEK DAN PROFIL KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA BAB II ASPEK DAN PROFIL KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA A. Aspek Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang sangat kompleks, bukan hanya terkait dengan masalah pendapatan, tetapi juga menyangkut

Lebih terperinci

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur: TERMINAL Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rusaknya ekologi. Akhir Tahun 2012 hingga saat ini di Tahun 2013, hujan. sebagian kota kota di Indonesia antara lain kota solo.

BAB I PENDAHULUAN. rusaknya ekologi. Akhir Tahun 2012 hingga saat ini di Tahun 2013, hujan. sebagian kota kota di Indonesia antara lain kota solo. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana alam meliputi banjir, tanah longsor, tsunami, angin topan, gempa bumi, angin puyuh dan gunung meletus, sedangkan bencana yang terjadi karena ulah manusia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transportasi sudah lama ada dalam perkembangan kehidupan manusia, dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang terjadi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Menurut Abubakar I, dkk (1995) bahwa terminal transportasi merupakan : 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagi pelayanan umum. 2. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kota menimbulkan permasalahan perkotaan, baik menyangkut penataan ruang penyediaan fasilitas pelayanan kota maupun manajemen perkotaan. Pesatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang baru, karena hampir setiap hari kita menggunakannya. Transportasi merupakan alat/teknik/cara untuk melawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Balai Pustaka Jakarta, Idem

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Balai Pustaka Jakarta, Idem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Rest Area di Mantingan Kabupaten Ngawi. 1.1.1 Arti Kata Rest : Istirahat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. sebagai jantungnya kecamatan Pasar Kliwon, daerah pemukiman Arab-Indonesia

BAB II DESKRIPSI LOKASI. sebagai jantungnya kecamatan Pasar Kliwon, daerah pemukiman Arab-Indonesia BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran Umum Pasar Kliwon Pasar Kliwon adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Kelurahan ini memiliki kode pos 57118. Kelurahan ini bisa dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, baik dalam urusan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, baik dalam urusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah menggariskan bahwa melalui otonomi, maka daerah diberi wewenang yang luas menyelenggarakan rumah tangganya

Lebih terperinci

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR Oleh : NITA MARLINA L2D 001 444 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1224, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Kabupaten Sukoharjo dengan Kota Surakarta. Provinsi Jateng. Batas Daerah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banjir sebagai fenomena alam terkait dengan ulah manusia terjadi sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Surakarta sebagai pusat Wilayah Pengembangan VIII Propinsi Jawa Tengah, mempunyai peran yang strategis bagi pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah. Secara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR Oleh: AGUS SARWO EDI S L2D 001 395 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci