PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 SEJARAH KARYA F. VAN LITH S.J. DI JAWA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: BERNADUS BRURRY NUGROHO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 SEJARAH KARYA F. VAN LITH S.J. DI JAWA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: BERNADUS BRURRY NUGROHO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

3 ii

4 iii

5 PERSEMBAHAN Makalah ini saya persembahkan kepada: Kedua orang tuaku Bapak A.P. Marsin Nugroho dan Ibu Martha Tuminem yang telah membesarkanku, kedua adikku Bernadetha Sundari Nugroho dan Theodora Tiris Wigati serta tidak lupa yang tersayang Theresia Jabut yang selalu mendewasakanku dan menguji kesabaranku dengan segala kelebihan dan kekurangannya. iv

6 MOTTO Ketuklah maka kamu akan dibukakan pintu, mintalah maka kamu akan diberi, berusahalah maka kamu akan meraih apa yang kamu dambakan (Bernadus) Jadilah garam yang bukan hanya mengasinkan lautan saja (Brurry) Jangan berjalan di depanku karena aku tak mau mengikutimu, jangan berjalan di belakangku karena aku tak ingin memimpinmu, berjalanlah di sampingku dan jadilah temanku (Albert Camus) v

7 vi

8 vii

9 ABSTRAK SEJARAH KARYA F. VAN LITH S.J. DI JAWA Bernadus Brurry Nugroho Universitas Sanata Dharma 2015 Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga permasalahan pokok, yaitu:1. Latar belakang kehidupan dari F. van Lith S.J. 2. Karya misioner F. van Lith S.J. dalam bidang pendidikan. 3. Dampak dari pendidikan yang diberikan F. van Lith S.J. bagi orang-orang Jawa. Melalui studi pustaka yang ditulis secara deskriptik analitis diperoleh hasil sebagai berikut: 1. F. van Lith lahir pada 17 Mei 1863 di Oirschot, Belanda, bercita-cita menjadi imam Jesuit, ditahbis menjadi imam pada tanggal 8 September 1894, kemudian dikirim ke Belgia untuk menjalani masa tersiat. 2. F. van Lith S.J. dikirim ke Jawa untuk berkarya di Hindia Belanda dengan membangun: Kweekschool-A, Kweekschool-B, Kolese Xaverius, dan seminari di Muntilan. 3. Dampak dari karyanya berupa munculnya para pemimpin dan kaderkader penerus yang berperan pada karya misioner dan perjuangan Bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. viii

10 ABSTRACT THE WORK HISTORY OF F. VAN LITH S.J. IN JAVA Bernadus Brurry Nugroho Sanata Dharma University 2015 This paper aims to describe three basic problems, namely: 1. The background of the life of F. van Lith S.J. 2. The missionary work of F. van Lith S.J. in the field of education. 3. The impact of education provided F. van Lith SJ for the people of Java. By means of library study, the research results are as follows: 1. F. van Lith was born on May 17, 1863 in Oirschot, Netherlands, aspires to be a Jesuit priest, was ordained to the priesthood on September 8, 1894, then sent to Belgium for a period tertianship. 2. F. van Lith S.J. sent to Java to work in the Dutch East Indies to build: Kweekschool-A, Kweekschool-B, Xavier College and seminary in Muntilan. 3. The impact of his works include the emergence of leaders and cadres successor whose role in missionary work and struggle of the Indonesian nation to achieve independence. ix

11 KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan restu-nya sehingga makalah yang berjudul Sejarah Karya F. van Lith S.J. di Jawa pada akhirnya bisa terselesaikan dengan baik. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah. Penulisan karya ini tentunya tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. 3. Bapak Drs. B. Musidi M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, dampingan, dan dukungan dalam pelaksanaan penulisan makalah ini. 4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan motivasi, semangat, pengarahan serta masukan selama penyusunan makalah ini. x

12 xi

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.... HALAMAN PENGESAHAN.... HALAMAN PERSEMBAHAN.... HALAMAN MOTTO.... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.... i ii iii iv v vi vii ABSTRAK.... viii ABSTRACT.... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... ix x xii DAFTAR LAMPIRAN.... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penulisan... 6 D. Manfaat Penulisan... 7 E. Sistematika Penulisan... 7 BAB II Latar Belakang Kehidupan F.van Lith S.J... 9 A. Kehidupan Masa Kecil F. Van Lith S.J. Hingga Menjadi Seorang Imam Jesuit... 9 B. Penunjukan F. van Lith S.J. ke Tanah Misi di Jawa C. Keadaan Misi di Jawa BAB III Karya F. van Lith S.J. di Jawa A. Mengawali Karya Dengan Membongkar Kebobrokan Para Katekis xii

14 B. Pertentangan Antara Hovenaars S.J. Dengan F. van Lith S.J Masalah Metode Masalah Doa Bapa Kami Masalah Jumlah Baptisan C. F. van Lith S.J. Pendidik Kaum Pribumi BAB IV Dampak Karya F.van Lith S.J. Dalam Bidang Pendidikan Bagi Masyarakat Jawa A. Bertambah Banyaknya Jumlah Pengikut Ajaran Katolik B. Munculnya Pemimpin Asli Jawa BAB V KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Silabus Lampiran 2: RPP xiv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mulai tahun 1808 banyak imam dari Negeri Belanda datang ke Indonesia untuk memulai karya misionernya. Pada tahun tersebut tanah misi di Indonesia berada di bawah tanggung jawab Gereja Katolik di Belanda. Pada babak awal karya misionernya mereka mengalami kegagalan. Kegagalan yang dialami oleh para misionaris antara lain karena pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah Belanda. Misionaris yang dikirim ke Indonesia lebih besar kaitannya dengan kepentingan pemerintahan dibandingkan dengan kepentingan misi. Perubahan yang signifikan terjadi ketika Paus menetapkan berdirinya Vikariat Apostolik Batavia pada tanggal 20 September Mgr. Jacobus Groff S.J. ditetapkan sebagai Vikaris Apostolik (Uskup)-nya yang pertama. Kebijakan pendirian Vikariat Apostolik Batavia oleh Paus tidak lain adalah untuk memajukan karya misi di Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Kebijakan tersebut muncul karena Paus melihat bahwa banyak penduduk Eropa yang ada di tanah Jawa serta jumlah populasi penduduk Jawa lebih banyak dari daerah lain sehingga akan memungkinkan terwujudnya keberhasilan karya misi di sana. Pada waktu itu karya misionaris dikatakan berhasil apabila banyak orang pribumi khususnya yang memeluk Agama Katolik dan turut serta dalam karya para misionaris. 1 1 G. Moedjanto, dkk, Garis-Garis Besar Sejarah Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang, Semarang, K.A.S, 1991, hlm

17 2 Pada bagian awal karya misioner di Hindia Belanda mengalami kegagalan. Jumlah orang Jawa yang sudah beragama Katolik masih sedikit. Sebagian besar pemeluk Agama Katolik adalah orang-orang Eropa. Selain itu, misionaris yang ada di Kepulauan Indonesia waktu itu sebatas untuk bekerja pada pemerintah kolonial dan jumlah merekapun sangat sedikit. Para misionaris didatangkan dan dipekerjakan di wilayah jajahan dan sekaligus tanah misi untuk melayani kebutuhan orang-orang Eropa dan keturunannya yang ada di daerah kekuasaan pemerintah kolonial. 2 Jumlah misionaris yang sedikit merupakan akibat dari adanya aturan yang menyatakan bahwa pengiriman para misionaris ke wilayah Hindia Belanda jika ada permintaan dari Gubernur Jenderal yang berkuasa di sana saja. Pembatasanpembatasan ini dilakukan untuk menjaga kekuasaan dari pemerintah kolonial dengan orang pribumi atau bahkan penguasa lokal tetap berjalan dengan baik. Larangan tersebut juga berlaku di Pulau Jawa. Pemerintah Hindia Belanda tidak ingin merusak hubungan yang sudah terjalin baik dengan penguasa lokal di Pulau Jawa menjadi buruk seperti ketika terjadi perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro dan sekutunya. Pertentangan antara Pangeran Diponegoro dengan pemerintah Hindia Belanda tersebut mengakibatkan melemahnya perekonomian dan pemerintah Hindia Belanda terbelit hutang. Pemerintah Hindia Belanda juga tidak menginginkan pemimpin lokal melakukan pemberontakan seperti yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro dan komplotannya. Alasannya 2 Anton Haryono, Awal Mulanya adalah Muntilan,Yogyakarta, Kanisius, 2009, hlm. 41.

18 3 adalah orang Jawa masih memegang kepercayaan bahwa pemimpin masyarakat pada waktu itu juga menjabat sebagai pemimpin agama. 3 Selain jumlah misionaris yang kurang mencukupi untuk wilayah kepulauan Indonesia, para misionaris juga lebih banyak yang bekerja kepada pemerintah Belanda yang ada di Indonesia karena motif ekonomi saja dan bukan untuk mengabdikan diri sepenuhnya pada masyarakat pribumi. Demikian juga yang terjadi di Jawa, para misionaris juga berkarya di antara orang Eropa di Jawa dan hanya untuk mengejar upah meskipun sebenarnya hasil atau gaji yang diterima digunakan lagi untuk memperlancar misinya. Selain itu, banyak kalangan misionaris tidak mau berpindah tempat ke daerah misi yang baru dan meninggalkan daerah sebelumnya karena mereka sudah nyaman dan pesimis dengan keadaan di Pulau Jawa. Ketika J. Keijer S.J. mengawali misinya di Pulau Jawa pada tahun 1894, beliau juga menjabat sebagai pemimpin para misionaris yang ada di Pulau Jawa. Waktu itu wilayah misi Jesuit Belanda masih meliputi seluruh Kepulauan Indonesia. Dalam menjalankan karya misionernya J. Keijer S.J. dibantu oleh dua katekis yang bernama M. Taffer dan J. Vreede yang telah menguasai Bahasa Jawa. Kedua katekis ini baru saja masuk Agama Katolik dan sebelumnya mereka memeluk Agama Kristen. Perkembangan mulai terlihat dalam kurun waktu ada 340 orang Jawa diterima sebagai warga Katolik. Pada tahun 1896, di Mlaten dan Nglamper (Semarang) dibuka dua sekolah kecil. Sebuah kursus guru 3 Fl. Hasto Rosarianto, Van Lith Pembuka Pendidikan Guru di Jawa Sejarah 150 tahun Serikat Jesus di Jawa, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2009, hlm. 93.

19 4 katekis juga dibuka di Gedangan pada tahun Berawal dari keberhasilan inilah yang mendorong munculnya usulan yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dan pusat misi di Belanda supaya menambah misionaris yang ada di Pulau Jawa. Pada akhirnya dikirimlah empat orang misionaris dari Belanda untuk wilayah Hindia Belanda. Tiga orang romo untuk meluaskan karya misi di Jawa yaitu E. Engbers S.J., P. Hovenaars S.J., F. van Lith S.J. yang nantinya menjalani misi di Mendut dan Muntilan, serta P. Frencken S.J. satu-satunya misionaris yang dikirim ke daerah Larantuka. 5 Kota Muntilan merupakan kota yang dianggap sebagai tonggak awal keberhasilan karya misionaris di Pulau Jawa. Muntilan merupakan salah satu Paroki di bawah Vikariat Apostolik Batavia. Di kota Muntilan inilah didirikan Kolose Xaverius Muntilan. Pendiri Kolese Xaverius Muntilan adalah seorang misionaris Jesuit yang bernama F. van Lith S.J. Sekolah yang didirikan di Muntilan ini merupakan wujud dari keinginan F. van Lith S.J. yang ingin membela masyarakat pibumi dari penindasan dan kesengsaraan pada masa pendudukan Belanda di Hindia Belanda. F. van Lith S.J. ingin mengubah keadaan karya misi di Pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Waktu masih muda, F. van Lith S.J. sudah menjadi seorang yang bijaksana seperti ketika beliau menolak bekerja sebagai penarik pajak. Beliau menginginkan perubahan bentuk karya misioner yang ada di Indonesia pada waktu itu, supaya tidak hanya sebatas melayani orang-orang Belanda dan mengkatolikkan orang pribumi tetapi juga memperjuangkan hak-hak 4 5 G. Moedjanto, dkk, op. cit., hlm Fl. Hasto Rosarianto, op.cit., hlm

20 5 orang pribumi untuk maju dan mendapat pengakuan dari perintah Hindia Belanda. F. van Lith S.J. yakin bahwa tidak akan ada keberhasilan karya misioner di Indonesia dan Jawa khususnya jika para misionaris tidak mampu memberikan kemakmuran bagi masyarakat pribumi. 6 Hak mendapatkan pendidikan bagi kaum pribumi merupakan salah satu tujuan yang sedang diupayakan oleh F. van Lith S.J. Beliau ingin memperbaiki taraf hidup masyarakat pribumi dengan pendidikan yang berorientasi pada lulusan sekolahnya yang nantinya bisa menjadi seorang guru dan calon pemimpin bagi masyarakat Jawa. Selain itu, beliau juga mengajak para misionaris supaya lebih menghargai dan belajar tradisi yang ada dalam masyarakat Jawa sehingga mempermudah jalan menuju keberhasilan misinya. Tradisi Jawa bisa dijadikan sarana penyebaran misi agama. Menyatu dengan masyarakat pribumi menjadi jalan menjalin relasi yang sangat kokoh dengan masyarakat pribumi. Hidup sebagai seorang guru yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain menjadi ciri khas F. van Lith S.J. Perdebatan dan pertentangan mengenai cara beliau dalam melayani masyarakat Jawa sering kali muncul. Rekan kerjanya P. Hovenars S.J. dan para katekis adalah tantangan pertama yang harus dihadapi ketika F. van Lith S.J. mengawali karya misionernya. Akan tetapi, beliau mampu membuktikan bahwa apa yang dilakukannya benar dan membuahkan hasil banyak benih yang tumbuh dalam masyarakat pribumi dari apa yang telah beliau rintis. Mereka kelak akan menjadi para pemimpin dan kader penerus yang mampu membawa perbaikan 6 Hubertus Josephus Willbrordus Maria Boelaars, Indonesianisasi, Yogyakarta, Kanisius, 2005, hlm

21 6 kehidupan masyarakat pribumi juga. Seluruh perjuangan beliau tidak sia-sia dan bahkan membawa angin segar bagi perkembangan misi di Pulau Jawa selanjutnya. Oleh sebab itu, sudah layak dan sepantasnya apa yang telah dikaryakan oleh F. van Lith S.J. ini di kaji kembali. Kehadiran F. van Lith S.J. di Pulau Jawa memberikan sumbangsih yang begitu besar bagi kemajuan kehidupan manusia di Jawa. Banyak karya misionernya yang banyak berpengeruh positif bagi perkembangan masyarakat Jawa. Dalam karya tulis ini penulis lebih menyoroti bagaimana karya F. van Lith S.J. ketika sampai di Indonesia hingga wafat yakni tahun Dikarenakan F. van Lith S.J. merupakan salah satu pendiri pendidikan bagi kaum pribumi yang beragama Katolik dan non Katolik baik laki-laki maupun perempuan di Jawa, maka penulis mengangkat karya tulis yang berjudul Sejarah Karya F. van Lith S.J. di Jawa B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang kehidupan F. van Lith S.J.? 2. Bagaimana karya dari F. van Lith S.J. dalam hal pendidikan bagi masyarakat di Jawa? 3. Apa saja dampak dari karya F. van Lith S.J. dalam bidang pendidikan bagi masyarakat di Jawa?

22 7 C. Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan bagaimana latar belakang kehidupan F. van Lith S.J. sebelum datang ke Indonesia. 2. Mendeskripsikan bentuk usaha dan karya dalam bidang pendidikan F. van Lith S.J. bagi para penduduk Jawa serta kemajuan karya misionarisnya. 3. Mendesripsikan dampak dari usaha F. van Lith S.J. dalam mengembangkan pendidikan di antara orang pribumi. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, karya ilmiah ini akan membuka khasanah tentang sejarah karya dari F. van Lith S.J. di Jawa. 2. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan penulisan karya ilmiah ini menyumbang informasi baru bagi dunia pendidikan. 3. Penulisan ini menjadi ajakan bagi generasi muda untuk semakin mengerti dan memprioritaskan pendidikan bagi dirinya, orang lain, alam dan negara. 4. Bagi penulis menjadi sebuah tuntunan supaya tetap mendedikasikan hidupnya bagi dunia pendidikan, selalu taat akan sebuah aturan dan selalu pantang menyerah dalam melakukan sebuah usaha untuk hidupnya, orang lain serta bangsa dan negara. E. Sistematika penulisan Makalah yang berjudul SEJARAH KARYA F. VAN LITH S.J. DI JAWA memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

23 8 BAB I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan karya ilmiah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. BAB II : Perjalanan hidup F. van Lith S.J. sebelum menjadi seorang imam Jesuit. BAB III BAB IV : Karya F. van Lith S.J. dalam pendidikan di Jawa. : Dampak dari karya F. van Lith S.J. dalam bidang pendidikan bagi masyarakat Jawa. BAB V : Kesimpulan.

24 BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN F. VAN LITH S.J. A. Kehidupan Masa Kecil F. van Lith S.J. Hingga Menjadi Seorang Jesuit F. van Lith lahir pada tanggal 17 Mei 1863 di Oirschot, sebuah kota kecil di antara kota Tilburg dan Endhoven, di Propinsi Brabant, Belanda Selatan. Pada saat dia berumur 4 tahun keluarganya pindah ke Kota Eindoven. Ayahnya bekerja sebagai seorang juru sita di kota tersebut. Pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang diwariskan oleh ayahnya. Seperti halnya sebuah tradisi, kelak F. van Lith juga akan diwarisi pekerjaan tersebut. Akan tetapi, F. van Lith ingin menjadi guru sekolah atau bahkan menjadi seorang imam. 7 Kota Eindhoven merupakan pusat kebudayaan dan perdagangan pada waktu F. van Lith muda atau sekitar tahun Selain itu, Kota Eindhoven merupakan kota terbesar di Nort Brabanth. Dahulunya kota Brabath adalah kota yang cukup besar dengan ribuan penduduknya serta menjadi kota dagang dan pusat kebudayaan. Akan tetapi, pada saat itu kota Brabanth menjadi medan perang antar agama (Katolik melawan Kristen Protestan). Tidak hanya itu, kekuasaan asing dan taufan juga silih berganti menggempur arca-arca gereja di sana. Meskipun Kota Brabanth sudah hancur lebur, semangat dan keberanian masyarakat di sana tak kunjung padam. Suatu ketika kemenangan bagi penduduk Brabanth muncul, yaitu ketika kebebasan untuk memeluk Agama Katolik hadir. 7 Fl. Hasto Rosarianto, op. cit., hlm

25 10 Meskipun pada akhirnya mereka terbelakang dalam hal materi, akan tetapi mereka kaya akan jiwa Katolik mereka. Watak welas asih, bijaksana, murah hati dan pekerja keras menjadi modal awal semangatnya untuk menjadi seorang Jesuit yang baik di antara orang Jawa nantinya. Dia menolak keinginan orang tuanya untuk meneruskan tradisi sebagai juru sita. F. van Lith tidak ingin menjadi duri dalam daging bagi sesamanya. Jika dia menjadi seorang juru sita, pasti akan gemar menyakiti orang serta mengusir orang seenaknya saja dan hal itu adalah sesuatu yang amat tidak diinginkannya. Karena ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang guru, akhirnya F. van Lith memutuskan untuk masuk sekolah Latin yang dipimpin oleh tuan Gemert. F. van Lith muda kemudian mengikuti kursus di sana dan belajar dengan tekun. Dalam dua tahun, dia mampu menyelesaikan kursus yang seharusnya empat tahun ditempuhnya. F. van Lith sangat gemar membaca buku. Kebanyakan dari bacaannya adalah mengenai keagamaan, khususnya tentang Agama Katolik. Dalam benaknya muncul keinginan supaya Agama Katolik dapat berkembang dengan pesat. Ketika F. van Lith membaca mengenai bagaimana perlawanan para Jesuit menentang kritik yang ditujukan kepada mereka, terbesit dalam hatinya untuk menjadi seorang Jesuit. 8 Setelah menyelesaikan kursusnya di tempat tuan Gamert, F. van Lith melanjutkan belajar di novisiat milik imam-imam Jesuit di Marindal dekat Grave. 8 Panitia Kerja Pembangunan Monumen Romo van Lith S.J., Manunggal Dengan Rakyat Dasar mengrasul Romo Van Lith S.J. Pendiri Misi Jawa Tengah , Yogyakarta, Panitia Kerja Pembangunan Monumen Romo van Lith S.J, 1979, hlm. 5-6.

26 11 Di sana F. van Lith terkenal sebagai pribadi yang penyendiri dan pemalu. F. van Lith menyadari bahwa sifatnya itu tidak baik bagi kariernya kelak jika menjadi seorang imam. Dia berusaha menghilangkan kebiasaan buruk tersebut dengan berlatih seni berpidato. Lambat laun kebiasaan buruknya itu hilang dengan sendirinya. Setelah menyelesaikan proses belajarnya bersama dengan para Jesuit di Marindal, F. van Lith melanjutkan studi filsafat di Inggris. Dia menjalani studi di Stonyhurst, Inggris selama 3 tahun. Sepulangnya dari Inggris F. van Lith. menjalani Orientasi Kerasulan sebagai seorang guru matematika dan Bahasa Inggris di Kolese Katwick. Selama mengajar di Kolese Katwich F. van Lith dikenal sebagai pribadi yang sederhana, murah hati, jujur, adil, dan tegas oleh murid dan sesama guru. Setelah menyelesaikan tugasnya di Kolese Katwich, F. van Lith melanjutkan studi Teologi di Maastricht. Barulah setelah tiga tahun F. van Lith dapat menyelesaikan studi Teologinya. F. van Lith ditahbis menjadi imam pada tanggal 8 September Satu tahun sesudah ditahbis menjadi seorang imam, F. van Lith S.J. dikirim ke Drongen, Belgia, untuk memulai tersiat. Hal yang tidak terduga harus dijalani seorang Jesuit baru ini. F. van Lith S.J dikirim ke Jawa untuk menjalankan misinya sebagai seorang misionaris. Karena beliau seorang yang taat kepada perintah pemimpin misi dan aturan sebagai seorang misionaris, akhirnya beliau menjalankan perintah untuk berkarya di Hindia Belanda. 9 9 Ibid., hlm. 6-7.

27 12 B. Penunjukan F. van Lith S.J. ke Tanah Misi di Jawa F. van Lith S.J. sudah mengetahui kemungkinan besar jika dia akan dikirim ke tanah misi. Kemungkinan tersebut sudah tergambar dalam benak F. van Lith S.J. sejak dia masih berada di Maastricht ( ). Sering kali saat sedang makan para misionaris dibacakan surat yang berasal dari Jawa. Isi dari surat tersebut mengenai tantangan, perkembangan dan keberhasilan misi di Jawa. Pada akhirnya benarlah apa yang ada dalam pikiran F. van Lith S.J. bahwa akhirnya dia ditunjuk sebagai calon misionaris yang dikirim ke Jawa bersama dengan dua Misionaris lainnya pada bulan Agustus F. van Lith S.J. menerima sebuah pesan singkat dari Provinsialnya yang bernama H. van den Boogaard S.J. pada tanggal 18 Agustus 1896, dan waktu itu beliau sedang berada di Nijmegen. Dalam surat tersebut menyatakan bahwa dia harus segera berangkat ke Indonesia. Dia akan berangkat dengan kapal dari Maseilles pada tanggal 28 Agustus. 10 F. van Lith S.J. mengalami kebimbangan setelah menerima surat penunjukan dirinya untuk berkarya di tanah misi yaitu di Jawa. Beliau merasa sangat berat jika harus meninggalkan negeri asalnya Belanda yang saat itu sebagai tanah kelahiran dan pusat misi. Ada beberapa alasan kenapa beliau bimbang dengan keputusan dari pemimpin misinya. Pertama, F. van Lith S.J. memikirkan bagaimana dengan nasib kedua orang tuanya yang akan ditinggalkan jika dia berangkat ke tanah Jawa. Beliau merasa kurang tepat jika harus meninggalkan mereka. Terlebih lagi beliau adalah satu-satunya anak laki-laki dan memiliki 10 Fl. Hasto Rosarianto, op. cit., hlm. 13.

28 13 kewajiban merawat dan mencukupi kebutuhan kedua orang tuanya. Beliau sangat sadar bahwa orang tuanya sangat membutuhkan perhatian darinya. Kedua, F. van Lith S.J. merasa bahwa yang sebenarnya harus dibangun terlebih dahulu adalah pusat-pusat misi yang ada di Eropa dan bukan di Indonesia. Pusat Misi di Eropa haruslah kuat karena dijadikan pondasi perkembangan misi di luar Eropa. Gereja Katolik di Eropa harus bisa bersatu supaya mampu mengembangkan misi di tempat lain. 11 C. Keadaan Misi di Jawa Pada waktu kedatangan F. van Lith S.J. ke Indonesia tahun 1896 hanya ada sekitar empat puluh Jesuit yang berkarya di Indonesia. Pada tahun 1893 mulai terlihat perubahan yang signifikan dari karya para misionaris. Para misionaris lebih banyak yang mengkaryakan dirinya bagi masyarakat pribumi dibandingkan dengan komunitas Eropa. Tahun-tahun terakhir menjelang abad 20 inilah misi di antara para penduduk pribumi Jawa dimulai. Masa depan misi di Jawa bergantung pada para misionaris yang baru datang, yaitu F. van Lith S.J. dan P. Hovenars S.J. Sebelum terjun langsung ke dalam misi di Jawa, F. van Lith S.J. belajar bahasa dan kebudayaan Jawa terlebih dahulu. Mereka harus paham mengenai seluk beluk masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa sangatlah menjunjung tinggi nilai-nilai, norma-norma, serta adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Satu-satunya jalan supaya bisa masuk ke dalam masyarakat Jawa adalah dengan menyatu atau membaur dengan mereka. 11 Ibid., hlm

29 14 Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang ramah dan sebenarnya tidak senang dengan konflik atau peperangan. Oleh sebab itu, F. van Lith S.J. sangat paham apa yang harus dilakukan dan dikerjakan. Misi pada waktu itu lebih banyak dilakukan oleh para katekis hasil karya J. Keyjer S.J. di Gedangan, Semarang lewat sekolah katekisnya. Sebenarnya kurang bijak jika memberikan tugas sebagai seorang katekis kepada katekis baru tersebut, karena latar belakang mereka kebanyakan dari Kristen Protestan dan banyak dari mereka memiliki catatan buruk sebelum masuk Katolik. Kebanyakan dari mereka terlibat penggelapan uang. Selain itu, terkesan bahwa orang Katolik baru ini masuk kedalam komunitas Katolik hanya sekedar untuk berlindung saja dan bukan merupakan sebuah pertobatan yang murni. G. Hellings S.J. waktu itu cukup berhasil berkarya di antara masyarakat pribumi di Semarang mencoba inovasi baru demi kemajuan misinya. Di sana beliau mengumpulkan ratusan orang Jawa-Katolik di wilayahnya. Kemudian mereka dibagi menjadi beberapa kelompok yang nantinya akan menjadi guru agama dan katekis di daerah Yogyakarta, Kedu, Ambarawa, dan Semarang. Mereka diberi wewenang yang cukup besar dari G. Hellings S.J. Tidak hanya itu saja, G. Hellings S.J. juga megusulkan kepada Vikaris Apostolik supaya misi menggaji mereka supaya dapat memanfaatkan mereka secara total. G. Hellings S.J. menganggap para katekis baru tersebut layak mendapatkan wewenang yang lebih dari para misionaris. Bahkan, G. Hellings S.J. menyebut mereka sebagai Paulus van Java.

30 15 Penolakan atas usulan G. Hellings S.J. muncul dari I. Vogel S.J. dan para imam Jesuit di sekitar Magelang. Surat dari I. Vogel S.J. kepada Vikaris Batavia sudah menjelaskan bahwa latar belakang dari para katekis ini sudah tidak baik. Beberapa katekis yang dahulunya penganut Kristen merupakan para koruptor yang kemudian beralih masuk ke Katolik. Mereka dikucilkan setelah melakukan tindakan korupsi. Selain itu, beliau berpendapat bahwa penunjukan dan pemberian wewenang yang besar kepada para katekis yang sebagian mantan penganut Kristen tersebut merupakan sebuah ungkapan keputusasaan dari G. Hellings S.J. I. Vogel S.J. meyebut para katekis tersebut sebagai maling, koruptor, pencuri, lalim, peminum opium. 12 Keputusan besar ini akan berimbas buruk bagi karya F. van Lith S.J. nantinya. Para Katekis tidak lagi mementingkan karya misionaris, tetapi lebih mementingkan materi saja. Kebobrokan para katekis ini akan terbongkar saat F. van Lith S.J. memulai karyanya. Tindakan korupsi dan keburukan lainnya dari pera katekis baru ini terbongkar dan menjadikan karya misioner di Hindia tercoreng. Perubahan besar demi kemajuan sebuah misi Jawa akan dilakukannya. Keberhasilan misi di Jawa sangat erat kaitannya dengan karya-karya yang dilakukannya. 12 Ibid,. hlm

31 BAB III KARYA F. VAN LITH S.J. DI JAWA A. Mengawali Karya dengan Membongkar Kebobrokan Para Katekis Pada tahun 1897, F. van Lith S.J. ditunjuk untuk menggantikan C. Stipouth di Muntilan. Selain Muntilan dan Magelang, daerah lain disekitarnya seperti stasi Bedono dan Ambarawa dipercayakan kepadanya. Beliau tinggal di sebelah Sungai Lamat yang nantinya dijadikannya pusat misi. Di sebelah Utara menjulang tinggi Gunung Merapi dan Merbabu. Candi Borobudur dan Candi Mendut menambah daya tarik Jawa bagi F. van Lith S.J. supaya tetap tinggal di Muntilan. Suasana yang sedemikian nyamannya membawa F. van Lith S.J. jatuh cinta pada tanah Jawa beserta rakyatnya. Pada waktu itu belum banyak yang bisa dilakukan oleh F. van Lith S.J. Beliau mengawali karya dengan melakukan observasi dengan mengunjungi wilayah yang dikaryakan kepadanya. Beliau mencoba menyatu dengan masyarakat Jawa dan memulai karyanya dengan perbaikan kecil tapi berimbas besar bagi perkembangan misi seterusnya. F. van Lith S.J. percaya bahwa keberhasilan karya misionarisnya di tanah Jawa sangat bergantung pada penguasaan Bahasa Jawa. F. van Lith S.J. sangat mengagumi Bahasa Jawa yang sangat kaya akan keindahan. Menurut pendapat beliau, orang Jawa merupakan salah satu suku bangsa yang senang bersemedi, memiliki perjalanan sejarah yang gemilang, kaya akan sastrawan dan penyair, suku yang banyak memiliki pemimpin yang arif dan bijaksana, serta kaya akan pelaut dan pahlawan yang 16

32 17 tangguh dalam perang. Gending dan gamelan Jawa juga memiliki daya tarik tersendiri baginya. Tidak ada waktu terbuang untuk tidak belajar. Dari makan pagi sampai makan malam digunakannya untuk belajar. Sesekali beliau meluangkan waktu untuk berjalan-jalan di sekitar Muntilan untuk membaur dengan masyarakat sekitar. 13 Saat kedatangan F. van Lith S.J. di Muntilan, karya misi dikelola oleh seorang katekis bernama Josaphat Martodirejo setelah mendapat kepercayaan dari pimpinan misi yaitu G. Helling S.J. F. Voogel S.J. yang sebelum F. van Lith S.J. bertugas melayani di daerah Magelang berpendapat lain. Josaphat Martodirejo merupakan seorang yang korup, malas, senang berhutang dan yang ada dalam pikirannya bukan agama, melainkan hanya uang menurut pendapat beliau. Pendapat F. Vogel S.J. ini akhirnya dibenarkan oleh F. van Lith S.J. ketika beliau mulai membaur dengan masyarakat sekitar untuk melihat perkembangan misi di Muntilan dan belajar bahasa, kebudayaan, kebuasaan hidup orang Jawa dengan Josaphat Martodirejo. Saat belajar Bahasa Jawa dengan Josaphat Martodirejo, kebusukan dan kecurangan yang dilakukan oleh katekis ini terbongkar semua. Sebenarnya Josaphat Mertodirejo sudah menerima uang sebanyak ƒ. 15 dari C. Stiphout S.J. untuk membeli sebidang tanah yang akan digunakan sebagai pemakaman umum umat Katolik di Muntilan. Akan tetapi, ternyata uang tersebut tidak digunakannya untuk membayar tanah tersebut. Uang tersebut ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya saja. Kebusukan dan kecurangan ini terungkap pada bulan 13 Panitia Kerja Pembangunan Monumen Romo van Lith S.J., op. cit., hlm. 10.

33 18 Oktober Selain itu, atas perintah F. van Lith S.J. juga sebenarnya Martodirejo sudah diberikan uang sebanyak ƒ. 70 untuk menebus sawah yang terlebih dahulu digadaikan oleh orang-orang Katolik. F. van Lith S.J. berpendapat bahwa ketika sawah yang digadaikan oleh rakyat ditebus maka penghasilan mereka meningkat. Selain itu, sebagai timbal baliknya pastoran memperoleh pemasukan sedikit dari sistem bagi hasil dari apa yang dihasilkan oleh sawah yang ditebus. Pada tahun 1898 terungkap bahwa uang yang seharusnya untuk membayar tanah tersebut digunakan oleh Josaphat Martodirejo untuk membeli opium karena dia sudah kecanduan. Melihat apa yang sudah terjadi di Muntilan, F. van Lith S.J. mengarahkan perhatian ke daerah lain seperti Amabarawa dan Bedono. Beliau khawatir apabila kejadian buruk seperti di Muntilan juga terjadi di tempat-tempat tersebut. Beliau menilai bahwa kebanyakan dari para katekis yang ada di Ambarawa dan Bedono juga melakukan hal demikian. Pada awal penyelidikannya, beliau memeriksa inventaris misi di sana. Beliau menanyakan soal tanah yang dibeli oleh katekis yang bernama Martinus. Katekis ini diberikan kepercayaan supaya mengelola tanah yang dibeli oleh misi yang kemudian digunakan oleh orang-orang Katolik untuk mencukupi kebutuhan mereka. Tarnyata tanah yang dibeli oleh katekis Martinus tidak ada dan orang-orang Katolik di sana kebanyakan memeluk Agama Katolik karena godaan uang yang dibagikan oleh katekis Martinus. Sebagai contoh, sejumlah besar orang yang telah dibabtis hanyalah untuk megelabuhi para misionaris. Banyak orang memang telah dibabtis untuk menunjukan betapa besar 14 MAWI, Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Jakarta, Bagian Dokumentasi Penerangan Kantor Wali Gereja Indonesia, 1974, hlm. 849.

34 dan kerja keras usaha para katekis dalam melebarkan kerajaan Allah sehingga pantaslah jika mereka mendapatkan gaji. Kenyataannya mereka dibabtis dan menjadi Katolik tanpa pengajaran agama yang tepat serta hanya karena sogokan dari para katekis. 15 Tidak hanya berhenti pada katekis Martinus, F. van Lith S.J. mulai mengarahkan penyelidikannya pada Y. Vrede. Menurut berita dari misi pusat, Y. Vrede telah diberikan uang sebesar $ untuk membangun Gereja di Bedono dan untuk membeli kuda. Akan tetapi, ketika F. van Lith S.J. datang ke sana Gereja dan kudanya tidak ada. Setelah mengakui segala kesalahannya Y. Vrede meninggalkan Bedono dan F. van Lith S.J. 16 Sebenarnya bagi F. van Lith S.J. uang yang telah diselewengkan oleh para katekis tidaklah terlalu penting. Yang terpenting bagi beliau adalah bagaimana menyikapi pemahaman masyarakat soal Agama Katolik yang sangat dangkal. Beliau melihat bahwa ternyata pengajaran agama yang menggunakan Bahasa Belanda kurang efektif. Masyarakat Jawa hanya sebatas tau itu sebuah doa yang diajarkan oleh katekis tetapi belum sampai pada tahapan memahami dan meresapi makna di balik sebuah doa yang diajarkan. Seperti halnya ketika beliau mengunjungi Bedono, dalam catatan hariannya: Bangunan gereja masih sangat sederhana. Stasi Bedono memang masih sangat muda. Umat dari stasi ini juga masih sangat sederhana. Tempat pengakuan dosa terdiri dari satu kursi dan satu bangku doa; sungguh memprihatinkan lagi adalah mereka yang datang kepadaku. Aku duduk di kursi, dan satu demi satu mereka datang mengaku dosa. Mereka berlutut di bangku doa dan mengucapkan kata yang sama Pater Noster lalu pergi. Ketika aku mengajukan pertanyaan: apa kamu bohong?, lalu mereka menjawab tidak, tapi kebanyakan dari mereka mengulangi menjawab perkataan tadi, Pater Noster Fl. Hasto Rosarianto, op. cit., hlm Panitia Kerja Pembangunan Monumen Romo van Lith S.J. op. cit., hlm Fl. Hasto Rosariyanto, op. cit. hlm. 118.

35 20 Hal ini menunjukan bahwa sangat penting bagi para misioner untuk lebih menyelami budaya masyarakat Jawa. Doa dan nyanyian yang menggunakan Bahasa Belanda harusnya diubah ke dalam Bahasa Jawa. Selain itu, harus disesuaikan pula dengan tata cara penulisannya. Mengucapkan sebuah doa tidak hanya sekedar mengucapkan tetapi haruslah dengan menghayatinya. Jika masyarakat Jawa masih menggunakan doa dengan Bahasa Belanda mereka tidak akan bisa memahami makna dari doa tersebut. Hal ini diperparah dengan tidak banyak orang pribumi yang mengerti dan dapat berbahasa Belanda. Pada saat yang sama, P. Hovenaars S.J. ditugaskan menjalankan misi di antara orang Jawa di Yogyakarta melanjutkan karya P. Palinckx S.J. Di Yogyakarta sudah ada sekitar 100 orang yang telah dibaptis oleh G. Hellings S.J. dan L. Hebrans S.J. Meskipun baru satu bulan mengawali karyanya di Yogyakarta, P. Hovenaars S.J. sudah mampu mempermandikan 62 orang yang sudah menjalani pengajaran Agama Katolik. Akan tetapi, seperti sudah diramalkan oleh J. Palinckx S.J. bahwa kelak P. Hovenaars S.J. akan mengalami kendala. Suatu ketika P. Hovenaars S.J. dipanggil oleh Residen J.A. Ement yang berada di Yogyakarta. Residen J.A. Ement mengatakan Sri Sultan Hamengku Buwono VII menolak segala kegiatan misi di Yogyakarta. Saat itu sudah jelas bahwa memang kesultanan Yogyakarta adalah kerajaan bercorak Islam. Namun, apa yang diutarakan oleh Resident J.A. Ement tidaklah benar. Sebenarnya yang tidak suka dengan keberadaan misi di Yogyakarta adalah Residen J.A. Ement sendiri. Menurut Patih, Sri Sultan Hamengku Buwono VII sudah menasehati Residen J.A. Ement supaya tidak melarang karya misionaris di Yogyakarta, tetapi

36 21 tidak didengarkan dan sebagai imbasnya adalah P. Hovenaars S.J. harus dipindahkan ke Semarang dan berkarya di daerah Barankaring dekat Kudus. 18 Setelah kepergian P. Hovenaars S.J., memang terungkap bahwa sebenarnya orang-orang yang bersedia dibaptis di Yogyakarta hanya mencari keuntungan materiil saja. Meskipun P. Hovenaars S.J. tidak lama berkarya di Yogyakarta, namun beliau juga bisa bergaul dengan orang-orang yang baik yang nantinya membukakan jalan bagi misi di Yogyakarta. Salah satu orang baik yang beliau temui adalah Pengeran Ario Sasraningrat, putera dari Paku Alam III. Beberapa putera dan abdi Pangeran Sasraningrat akan menjadi Katolik dan memainkan peran penting bagi perkembangan umat Katolik di Yogyakarta. 19 Melihat kebobrokan katekis yang secara tidak langsung telah mencoreng wajah misi di Indonesia, beberapa yang masih menginginkan mukjizat akan keberhasilan misi di Jawa berkumpul di Magelang. Pada tanggal 20 Desember 1988 F. van Lith S.J., P. Hovenaars S.J., dan E. Engbers S.J. duduk bersama untuk membahas bagaimana baiknya menyikapi kejadian yang buruk tersebut. Dalam perundingan tersebut mereka berpendapat bahwa jika pusat misi masih berada di Semarang, perkembangan akan kurang baik karena terlalu jauh dengan daerah misi yang banyak mengalami perkembangan. Mereka berpendapat bahwa daerah Kedu terutama yang berdekatan dengan Muntilan akan didirikan sebuah daerah misi baru. Pemilihan tempat haruslah tepat mengingat harus dekat dengan Yogyakarta, Muntilan, Semarang, serta daerah tersebut harus memiliki prospek yang baik untuk perkembangan misi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan Karel Steenbrik, Orang-Orang Katolik Di Indonesia , Maumere, Lederado, 2006, hlm MAWI, op. cit., hlm. 848.

37 22 mengingat kegiatan misi masih saling berkaitan dan daerah satu dengan daerah lain harus memiliki koordinasi dan kerjasama yang baik demi kelancaran misi. Pada bulan Mei 1899 dibelilah sebuah pabrik minyak kacang yang bangkrut di daerah Mendut sekitar 3 km dari Borobudur dan 10 km dari Muntilan. P. Hovenaars S.J. dan P. Hebrans S.J. menetap di sana dengan murid-murid sekolah guru dari Semarang. Gereja dan sekolah di Lamper dibongkar dan dibawa ke Muntilan. Andreas Manasse yang sebelumnya mengajar di sana pada akhirnya juga dipindah ke sana. Tidak lama setelah bersama di Mendut, kini tinggallah sendiri P. Hovenaars S.J. karena rekannya dipindah ke Semarang dan ada juga yang dipulangkan ke negeri Belanda karena alasan kesehatan. Saat ini tinggal 2 orang yang masing-masing memiliki karakteristik serta cara yang berbeda namun berdekatan letaknya yang mengemban misi yang berat serta memiliki tanggung jawab besar terhadap keberhasilan misi. B. Pertentangan Antara P. Hovenaars S.J. Dengan F. van Lith S.J. Penugasan P. Hovenaars S.J. dan F. van Lith S.J. untuk berkarya di Jawa menumbuhkan harapan besar bagi misi yang baru saja dimulai. Setelah beberapa lama belajar di Semarang mengenai seluk beluk masyarakat Jawa mereka kini mencoba berhadapan langsung untuk menjalankan misi melayani dan melebarkan jalan menuju Allah. Meskipun mereka selalu bersama pada awal kedatangannya di Jawa, namun mereka ketika berhadapan langsung dengan masyarakat Jawa terus saja mengalami perbedaan-perbedaan yang mengarah pada pertentangan yang bisa mencoreng karya misi mulai dari metode, jumlah babtisan, terjemahan doa Bapa Kami.

38 23 1. Masalah Metode F. van Lith S.J. merupakan seorang yang istimewa. Beliau memiliki penglihatan yang tajam dan tahan uji terhadap apa yang yang sedang beliau hadapi. Masyarakat Jawa beruntung memiliki seorang misionaris seperti F. van Lith S.J. karena beliau mampu mencetak orang-orang yang meresapi dan menghayati dirinya. Orang yang beliau didik juga memiliki watak, kinerja dan semangat seperti dirinya. Memang situasi di Jawa berbeda dengan masyarakat Indonesia lainnya, sehingga dalam menjalankan misi seorang misionaris seperti F. van Lith S.J. masih menerapkan metode yang bersifat eksperimental. 20 Metode yang beliau terapkan pada awalnya adalah melakukan pengenalan awal yang mendalam terhadap masyarakat setempat. Pengenalan mengenai bahasa, cara hidup, kebutuhan pokok dan lain sebagainya sangat menentukan pengambilan keputusan langkah apa yang nantinya akan ditempuh untuk mensukseskan misi di Jawa. Sikap hati-hati dalam mendekati masyarakat Jawa adalah cara yang paling baik dalam mensukseskan misi di Jawa. Menyatu dengan masyarakat Jawa adalah metode pendekatan yang paling cocok untuk mensukseskan karya misionernya di Jawa. Hal inilah yang membedakan F. van Lith S.J. dengan para misionaris sebelumnya dalam pelaksanaan misinya. Tidak hanya membaur dengan masyarakat, F. van Lith S.J. juga memikirkan bagaimana cara supaya orang Jawa dengan sendirinya menjadi orang Katolik. Perbaikan ekonomi masyarakat Jawa adalah solusinya. Beliau berpikir bahwa ketika segala macam kebutuhan pokok seperti pangan dan sandang orang- 20 Panitia Kerja Pembangunan Monumen Romo van Lith S.J., op. cit,. hlm. 26.

39 24 orang Jawa terpenuhi maka mereka akan mampu berfikir secara baik. Mereka akan mampu menilai seperti apa ajaran Agama Katolik dan seperti apa sebenarnya inti ajarannya. Masyarakat Jawa juga bisa melihat bahwa cinta kasih para misionaris di Muntilan ibarat kasih seorang ayah terhadap anak-anaknya. Dengan semacam sistem sewa tanah, klinik kesehatan gratis bagi masyarakat dan usaha produksi anyam-anyaman bambu yang berwarna-warni, F. van Lith S.J. yakin bisa memberikan peluang bagi masyarakat Jawa untuk lebih maju. Pendidikan masyarakat pribumi menjadi cara yang efektif bagi perkembangan misi. Sebenarnya pendidikan masyarakat pribumi sudah ada sejak adanya karya misi di Jawa. Akan tetapi, yang membedakan dari misi sebelumnya adalah F. van Lith S.J. tidak memanfaatkan langsung sekolah yang beliau dirikan untuk sarana mentaubatkan dan membaptis murid-muridnya. Beliau lebih ingin menunjukan bahwa karya misi adalah untuk mensejahterakan masyarakat pribumi. Beliau berpendapat bahwa dengan adanya pendidikan terutama pendidikan guru bantu yang beliau rintis masyarakat Jawa dan karya misi akan maju beberapa tahap. Beliau mengupayakan semacam pabrik tikar dan semacam sistem sewa tanah bagi petani di sekitar Muntilan. Selain itu, beliau juga ingin mendirikan sekolah guru bantu di Muntilan. Dengan adanya sekolah guru bantu akan mempermudah kegiatan misi dari guru-guru bantu yang telah diluluskan. Setidaknya setelah muncul benih-benih guru di Jawa mereka akan punya inisiatif sendiri untuk membangun pendidikan bagi kaum pribumi. F. van Lith S.J. tidak puas dengan hanya pertobatan di berbagai tempat dan di antara murid-muridnya saja. Beliau menginginkan adanya sekolah yang

40 25 mendidik calon pemimpin-pemimpin orang Jawa. Mereka yang lulus dari sekolah yang beliau dirikan kelak akan menjadi kader-kader penerus perjuangannya. Beliau mencanangkan dua prinsip yaitu pembentukan watak dan mental yang diwujudkan bersama dengan pencetakan pemimpin-pemimpin. Untuk merealisasikan hal tersebut F. van Lith S.J. menggunakan sekolah pribumi yaitu Kweekschool dengan asrama yang dikelola oleh misionaris yang selanjutnya berkembang dengan didirikannya sekolah bagi imam-imam pribumi. 21 P. Hovenaars S.J. memiliki metode yang berbeda dengan metode yang diterapkan oleh F. van Lith S.J. ketika berkarya diantara masyarakat Jawa. P. Hovenaars S.J. tidak melakukan usaha untuk lebih mengenal masyaraka Jawa. Beliau terlalu fokus pada upayanya untuk membaptis orang pribumi sebanyakbanyaknya. Hal inilah yang menjadi alasan mendasar kenapa kelak karya P. Hovenaars S.J. gagal. P. Hovenaars S.J. tidak paham mengenai bagaimana karakter, kebiasaan, kebutuhan, dan tatacara hidup masyarakat Jawa. P. Hovenaars S.J. sebenarnya juga memikirkan bagaimana cara supaya masyarakat Jawa terlepas dari kemiskinan. Beliau mengupayakan adanya sebuah kredit union yang diperuntukan bagi petani. Kredit union tersebut akan diberi nama dengan Retnoguno. Selain itu, beliau juga memiliki cita-cita yang cukup besar yaitu membangun sebuah pabrik tapioka, penggilingan padi dan pabrik kacang. Untuk kemajuan dalam bidang kesehatan dan pendidikan beliau menginginkan adanya sebuah rumah sakit dan sekolah kejuruan. Untuk memajukan perkembangan misi beliau juga ingin membuat sekolah katekis di 21 Ibid.,hlm

41 26 Mendut supaya kelak para katekis yang telah lulus membantunya dalam menjalankan misi di Jawa. Di Mendut, P. Hovenaars S.J. juga mendirikan sekolah bagi kaum pribumi. Akan tetapi, tujuan utama dari sekolah ini adalah supaya dia bisa membaptis banyak anak dari sekolahnya. Beliau tidak memikirkan jauh kedepan bagaimana kelak cara memajukan misinya di Mendut. Beliau tidak berusaha mencetak caloncalon kader penerusnya yang berasal dari masyarakat pribumi. Sekolah yang beliau kelola dipandang hanya sebatas umpan supaya masyarakat pribumi mau masuk Agama Katolik. Yang membedakan F. van Lith S.J. dengan P. Hovenaars S.J. adalah P. Hovenaars S.J. tidak memikirkan segala macam tentang karakteristik orang-orang Jawa waktu itu. Beliau hanya sebatas kenal dan tidak mendalami pola pikir dan keinginan masyarakat Jawa waktu itu. Sebagai imbasnya adalah nantinya banyak kejadian yang justru merugikan karyanya dan karya misi di Jawa. Sebagai contoh adalah dimana banyak orang Katolik yang dibaptisnya hanya sekedar ingin mendapatkan uang saja. Selain itu, P. Hovenaars S.J. juga tidak pernah berusaha percaya pada orang lain. Beliau selalu ingin memperlihatkan kepada para misionaris bahwa beliau mampu menjalankan karyanya seorang diri. Sebagai contoh ketika beliau membuka sebuah klinik kesehatan, beliau mengurusinya sendiri dengan mengesampingkan kegiatan lain dan sebagai akibatnya kegiatan misi menjadi kacau dan banyak pekerjaan terbengkalai. Hal seperti inilah yang membedakan P. Hovenaars S.J. dan F. van Lith S.J. Kesabaran, kerjasama,

42 ketulusan dalam berkarya, serta kerja keras akan menentukan keberhasilan dan berkembangnya misi di Jawa Masalah Doa Bapa Kami Pertentangan yang terjadi antara F. van Lith S.J. dengan P. Hovenaars S.J. tidak hanya sebatas pada pertentangan mengenai metode saja. Keduanya juga memperdebatkan mengenai siapa yang paling benar dalam menterjemahkan doa Bapa Kami ke dalam Bahasa Jawa. Doa Bapa Kami dalam Bahasa Jawa sebenarnya sudah ada sejak Gereja Kristen mulai berkembang di Indonesia. Dalam hal ini P. Hovenaars S.J. maupun F. van Lith S.J. sependapat bahwa doa Bapa Kami yang sudah ada tersebut sudah tidak layak lagi untuk dipakai pada kegiatan misi mereka. Dengan alasan tersebut, F. van Lith S.J. dan P. Hovenaars S.J. masingmasing mencoba menterjemahkan kembali doa Bapa Kami ke dalam Bahasa Jawa. Kedua misionaris tersebut menganggap bahwa terjemahan merekalah yang paling benar. Pertentangan kemudian muncul antara Muntilan dan Mendut karena perbedaan terjemahan doa Bapa Kami. Superior misi segera mengetahui akan berita pertentangan tersebut. Superior misi tidak menginginkan adanya dua versi doa Bapa Kami di Mendut dan Muntilan. Menurut pendapat Superior Misi, perbedaan ajaran yang terjadi di Muntilan dan Mendut akan menimbulkan kebingungan bagi para pengikutnya. Untuk itu, karya misi haruslah dimulai dengan persatuan dan hal tersebut harus diawali di antara para misionaris itu sendiri.

43 28 Perbedaan versi itu langsung tampak dalam pilihan kata tetapi pada sudut pandang yang berbeda tentang penterjemahan itu sendiri. Tidak banyak manfaatnya banyak menganalisa teks karena keduanya berpendapat bahwa terjemahan mereka belum definitif dan baku. Di dalam alasan-alasan itulah tercermin visi kedua belah pihak mengenai karya misi mereka. Visi karya misi inilah yang paling penting untuk dibahas dan dipahami. Melalui visi dan misi yang dipaparkan oleh P. Hovenaars S.J. maupun F. van Lith S.J. akan terlihat bahwa F. van Lith S.J. lebih mengenal dan lebih memperjuangkan hak-hak kaum pribumi. Dalam menterjemahkan doa Bapa Kami dan doa-doa lain, F. van Lith S.J. mempelajari berbagai kamus, paramasastra, terjemahan Kitab Suci, buku ngelmu dan sebagainya. Beliau juga selalu belajar dengan orang-orang biasa maupun pamong praja. Lebih dari 30 kali beliau pergi ke Solo dan Yogyakarta untuk bertemu dengan beberapa pangeran untuk memperdalam pemahamannya tentang tata cara orang Jawa dalam berkomunikasi dengan Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini P. Hovenaars S.J. berpendapat lain mengenai penggunaan Bahasa krama inggil dalam doa Bapa Kami. Beliau berpendapat bahwa menggunakan kata-kata krama dalam doa adalah semangat budak-belian. F. van Lith S.J. mencapai kesimpulan bahwa penulisan dalam Bahasa Jawa krama inggil sama sekali tidak mentiadakan hubungan cinta kasih dan kepercayaan di antara ayah dan anak. Menurutnya doa Bapa Kami yang diterjemahkannya telah dicocokkan atau didasarkan pada konsep dan perasaan orang Jawa. Menurutnya ketika masyarakat Jawa membaca doa

44 tersebut tidak sebatas hanya di mulut saja tetapi haruslah sampai merasuk ke dalam perasaannya. Terjemahan Bapa Kami yang dibuat F. van Lith S.J. dengan ejaan jaman itu dan sesuai dengan konsep ungkapan perasaan orang Jawa tersebut berbunyi sebagai berikut: Kandjeng Rama ing swargo. Soemonggo angloehoraken asmo dalem. Soemonggo andjomenengaken kraton dalem. Soemonggo sakarso dalem kaleksana ing donja kados ing swarga. Abdi dalem njadong paring dalem redjeki kangge sapoenika. Sakatahing dosa kawoela njowoen pangaksama dalem. Dene abdi dalem sampoen angapoenten lepatipoen sesami. Abdi dalem soepados lepat saking panggoda. Saha mardika saking pihawon. Amin. 22 Sementara itu, argumentasi P. Hovenaars S.J. mengenai terjemahan doa Bapa Kami dan doa lainnya berpatokan pada praktek paling biasa di dalam Gereja Katolik, yaitu selalu menterjemahkan doa-doa secara harafiah. Menterjemahkan doa secara harafiah juga layak dilakukan oleh Gereja Protestan. Setia pada tradisi tersebut P. Hovenaars S.J. juga menterjemahkan secara harafiah doa Bapa Kami dari Bahasa Belanda. Beliau tetap berpedoman kepada tradisi tersebut. Perbedaan pendapat ini secara langsung menghancurkan kerjasama antara P. Hovenaars S.J. dengan F. van Lith S.J. 23 Masalah mengenai perbedaan pendapat ini juga nantinya akan terselesaikan dan pendapat F. van Lith S.J. dibenarkan oleh Provinsial dan Superior misi. Dalam hal ini pemimpin misi melihat dari sudut pandang lain yaitu lewat argumentasi-argumentasi yang dikirimkan oleh kedua misionaris yang berselisih paham. P. Hovenaars S.J. selalu menyudutkan dan ingin menunjukan kebenaran atas apa yang telah beliau lakukan. Superior misi terkadang TIM K.A.S, Garis-Garis Besar Sejarah Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang, Semarang, Keuskupan Agung Semarang, 1991, hlm Fl. Hasto Rosarianto, op. cit., hlm. 129.

BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau

BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah membuat Serikat Yesuit lebih fokus melaksanakan karya

Lebih terperinci

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Foto Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J. Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J

Lampiran 1. Foto Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J. Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Foto Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J Sumber: Rijckevorsel, 1952, Pastoor F. Van Lith S.J: de Stichter van de missie in Midden-Java

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA A. Wilayah Kerja Misi Indonesia sebagai salah satu wilayah misi Katolik yang luas sangat menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN ROMO VAN LITH. A. Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan Romo van Lith

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN ROMO VAN LITH. A. Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan Romo van Lith BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN ROMO VAN LITH A. Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan Romo van Lith 1. Kehidupan Romo van Lith Sebelum Datang ke Jawa Franciscus Georgius Yosephus van Lith dilahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai utara provinsi Jawa Tengah. Karesidenan Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar dan sering menjadi tempat

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang

Lebih terperinci

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI Minggu, 15 Mei 2016 PERSIAPAN *Doa Pribadi Umat *Doa Konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P2: Selamat malam dan selamat beribadah di hari Minggu, Hari Pentakosta,

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh : Falihah Untay Rahmania Sulasmono KELOMPOK E NIM. 11.11.5273 11-S1TI-09 Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013)

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) (Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013) Makin Beriman, Makin Bersaudara, Makin Berbela Rasa Melalui Pangan Sehat Para Ibu dan Bapak, Suster, Bruder, Frater,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan hal yang dapat membangun bangsa dan menjadikan bangsa besar. Hal itu menekankan pendidikan sebagai prioritas untuk diperhatikan, anak bangsa yang akan meneruskan

Lebih terperinci

Kisah Hidup Jean-Claude Colin Pendiri Perkumpulan Maria (the Society of Mary)

Kisah Hidup Jean-Claude Colin Pendiri Perkumpulan Maria (the Society of Mary) Indonesian Dalam usia tuanya, dia meninggal dengan damai. Hari ini dia diingat dan dicintai oleh keluarga Marist sebagai pendiri dan ayah mereka. Kisah Hidup Jean-Claude Colin Pendiri Perkumpulan Maria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. TAHUN AYIN ALEPH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Minggu I Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berubah

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 01 OKTOBER 2017 emaat GIDEON Kelapadua Depok l. Komjen Pol M. asin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua- h

Lebih terperinci

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

I. YOSUA TELAH MENAATI SEMUA PERINTAH ALLAH

I. YOSUA TELAH MENAATI SEMUA PERINTAH ALLAH Yang paling ditakutkan kita adalah apabila orang-orang yang dipakai begitu luar biasa oleh Tuhan pada masa mudanya, namun begitu lanjut usia justru mengecewakan Tuhan. Tidak jarang kita menemukan contoh-contoh

Lebih terperinci

FRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH ( ) SKRIPSI

FRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH ( ) SKRIPSI FRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH (1896-1926) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN

BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN BAB IV PEMAHAMAN TENTANG PERSEMBAHAN Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan. Berkaitan dengan itu, maka dari penelitian dalam bab tiga, dapat disimpulkan bahwa, pemahaman

Lebih terperinci

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: 1 Tahun A Hari Minggu Adven I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 2 : 1-5 Tuhan menghimpun semua bangsa dalam Kerajaan Allah yang damai abadi. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Inilah Firman yang dinyatakan

Lebih terperinci

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya,

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya, 1 Tahun C Hari Minggu Prapaskah I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ul. 26 : 4-10 Pengakuan iman bangsa terpilih. Bacaan diambil dari Kitab Ulangan: Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi

Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi Perjuangan Wong Agung Wilis Melawan VOC Belanda di Banyuwangi 1767 1769 SKRIPSI Oleh: A n g g a M a y R a w a n NIM : 050210302229 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN. Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah

MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN. Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah 1506749552 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

I. MENGHADAP TUHAN. NYANYIAN UMAT : MAZMUR 98 : 1, 3 & 4 (do=g) Kantoria

I. MENGHADAP TUHAN. NYANYIAN UMAT : MAZMUR 98 : 1, 3 & 4 (do=g) Kantoria TATA IBADAH HARI MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V

TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di hari Minggu

Lebih terperinci

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH

HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH TATA IBADAh HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH Minggu 14 Mei 201 TATA IBADAH PERSIAPAN - Memastikan kesiapan; semua yang akan melayani - Prasarana ibadah ( P1 ) - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan. Theresiana Ani Larasati

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan. Theresiana Ani Larasati RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan Theresiana Ani Larasati Sejarah Rumah Sakit Panti Rapih tidak dapat dilepaskan dari sejarah Yayasan Panti Rapih yang menaunginya.

Lebih terperinci

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang Tahun 2009 Dewan Paroki Santo Yusup - Gedangan Jl. Ronggowarsito 11 Semarang - 50127 Telp. 3552252,

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) TATA IBADAH TEMATIS DIPANGGIL MENJADI PEKERJA ATAU PELAYAN 23 April 2017 (Jam 19.00 Wib) Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua,

Lebih terperinci

PEKABARAN KEPADA 3 JEMAAT SARDIS, FILADELFIA, DAN LAODIKIA. Pdt Gerry CJ Takaria

PEKABARAN KEPADA 3 JEMAAT SARDIS, FILADELFIA, DAN LAODIKIA. Pdt Gerry CJ Takaria PEKABARAN KEPADA 3 JEMAAT SARDIS, FILADELFIA, DAN LAODIKIA Kota Sardis terletak 30 mil sebelah Tenggara Tiatira dan 50 mil sebelah Timur Smirna Berada di kaki gunung Tmolus dan lembah sungai Hermus Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa periode. perkembangan. Perkembangan pendidikan Indonesia bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa periode. perkembangan. Perkembangan pendidikan Indonesia bersamaan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa periode perkembangan. Perkembangan pendidikan Indonesia bersamaan dengan perkembangan sistem politik di Indonesia.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat

Lebih terperinci

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini?

A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini? MALAM KETIGA Yesus Adalah Utusan (Rasul) Tuhan A: Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini? B: Memang demikian, karena kedatangan kami kemari khususnya

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,

Lebih terperinci

MENGAMPUNI ORANG LAIN

MENGAMPUNI ORANG LAIN Level 2 Pelajaran 9 MENGAMPUNI ORANG LAIN Oleh Don Krow Hari ini kita akan membahas mengenai pengampunan yang di ambil dari Matius 18:21-22: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:"Tuhan, sampai

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

TEMA 1 IBADAH YANG SEJATI DAFTAR TEMA KOTBAH

TEMA 1 IBADAH YANG SEJATI DAFTAR TEMA KOTBAH DAFTAR TEMA KOTBAH TEMA 1 IBADAH YANG SEJATI A. Dasar: Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup terkenal. Ordo Serikat Yesuit memliki peran yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. cukup terkenal. Ordo Serikat Yesuit memliki peran yang sangat besar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ordo Serikat Yesuit atau SJ merupakan ordo biarawan Katolik modern yang cukup terkenal. Ordo Serikat Yesuit memliki peran yang sangat besar bagi perkembangan misi Katolik

Lebih terperinci

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 20 Agustus 2017 Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua-

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa

Lebih terperinci

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal 28-32 Paul Suparno, S.J. Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1997 telah menetapkan bahwa tanggal 2 Februari, pada pesta Kanak-kanak

Lebih terperinci

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga Hari Pertama Kamis, 25 Mei 2006 Kerajaan Kristus...dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem,

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Katolik Roma (5) API PENYUCIAN

Studi Perbandingan Katolik Roma (5) API PENYUCIAN API PENYUCIAN "Gereja mempercayai adanya Api Penyucian, bukan sebagai suatu tempat tersendiri yang lain daripada surga maupun neraka. Api Penyucian diterima sebagai orang meninggal yang belum layak menikmati

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan."

Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan. "Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan." SOPAN SANTUN Nilai sopan santun sangat kurang dihargai. Banyak orang yang baik hatinya kurang memiliki tingkah laku yang baik. Banyak orang dihormati karena

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN WIRAUSAHAWAN BAPAK BUDI SUTIKNO PADA PT. SEKAR JAYA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN WIRAUSAHAWAN BAPAK BUDI SUTIKNO PADA PT. SEKAR JAYA SKRIPSI 0 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN WIRAUSAHAWAN BAPAK BUDI SUTIKNO PADA PT. SEKAR JAYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB

Lebih terperinci

KARYA ORDO SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH AWAL ABAD XX. Oleh: HY. Agus Murdiyastomo, Husain Haikal, Ajat Sudrajat. ABSTRAK

KARYA ORDO SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH AWAL ABAD XX. Oleh: HY. Agus Murdiyastomo, Husain Haikal, Ajat Sudrajat. ABSTRAK KARYA ORDO SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH AWAL ABAD XX Oleh: HY. Agus Murdiyastomo, Husain Haikal, Ajat Sudrajat. ABSTRAK Agama Katolik adalah salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Walau

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini Apa yang Dilakukan oleh Gereja 1Uhan untuk Dunia Ini Dalam pelajaran 6, kita melihat bahwa orang percaya mempunyai tanggung jawab terhadap orang-orang percaya lainnya. Semua orang percaya termasuk keluarga

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 26 Februari 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 26 Februari 2017 TATA IBADAH HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU VIII SESUDAH EPIFANIA Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3 Pengantar Dalam dua bagian pertama pelajaran ini, kita telah belajar pentingnya menerima Roh Kudus, membaca Alkitab, dan berkembang di mana kita ditanamkan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah sesuatu yang sangat sakral. Kesakralan itu berada dalam proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan menjalaninya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung dengan perkembangan ketatanegaraan maka Undang-undang

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA TATA IBADAH HARI MINGGU XII SESUDAH PENTAKOSTA Minggu, 27 Agustus 2017 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- PERSIAPAN

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

Yesus yang terkasih, selamatkanlah kami dari tipuan nabi palsu itu. Yesus yang terkasih, lindungilah kami dengan DarahMu Yang Berharga.

Yesus yang terkasih, selamatkanlah kami dari tipuan nabi palsu itu. Yesus yang terkasih, lindungilah kami dengan DarahMu Yang Berharga. Doa Litani 1 : M emohon perlindungan terhadap nabi palsu Yesus yang terkasih, selamatkanlah kami dari tipuan nabi palsu itu. Yesus kasihanilah kami. Yesus selamatkanlah kami dari penganiayaan. Yesus pertahankanlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Palembang muncul sebagai Kesultanan Palembang sekitar pada tahun 1659 dan

I. PENDAHULUAN. Palembang muncul sebagai Kesultanan Palembang sekitar pada tahun 1659 dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palembang merupakan salah satu wilayah terpenting yang berada di Sumatera dikarenakan keadaan geografinya yang kaya akan sumber daya alamnya dan didominasi oleh

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 24 September 2017 Jam 06.00, 09.00, 15.30 WIB Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp.

Lebih terperinci

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014 HARI/TANGGAL : KAMIS, 25 SEPTEMBER 2014 WAKTU : PUKUL 08.00 WIB TEMPAT : SE-KOTA BANDUNG BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga

Lebih terperinci

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER 2 Pelajaran 12. Sakramen Bapis 1) Ada 7 sakramen yang diakui oleh Gereja, yaitu: a) Sakramen Bapis b) Sakramen Ekarisi c) Sakramen Krisma d) Sakramen

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU XV SESUDAH PENTAKOSTA

TATA IBADAH HARI MINGGU XV SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : ] TATA IBADAH HARI MINGGU XV SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 17 Juli 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 17 Juli 2016 TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Umat Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

2

2 Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB I PENDAHULUAN. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti tradisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III mengatakan Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan yang

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1:

Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Sam. 1: 1 Tahun C Pesta Keluarga Kudus : Yesus, Maria, Yusuf LITURGI SABDA Bacaan Pertama 1 Sam. 1:20-22. 24-28 Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan. Bacaan diambil dari Kitab Pertama Samuel: Setahun

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 6 SD Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen... 1

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen... 1 TATA IBADAH HARI MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di

Lebih terperinci