KAPABILITAS MILITERISME JEPANG DAN STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAPABILITAS MILITERISME JEPANG DAN STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TIMUR"

Transkripsi

1 KAPABILITAS MILITERISME JEPANG DAN STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TIMUR Oslan Amril, S.S., M.Si. Staf Pengajar Prodi Sastra Jepang Universitas Bung Hatta Abstrak Increased military power of the country almost automatically going to be pressures subject and contains replies from all political constellation s member. Any increase in military weapons by Japan in East Asia, will come criticism and pressure from other countries in East Asia, such as China, North Korea, South Korea or Taiwan, and so on. The increase in Japan's military capabilities have implications for security and stability in East Asia this causes disruption the balance of power. And improvement of military capabilities is also a trigger of an arms race in East Asia region that impact on political stability, economic, social and cultural. Kata kunci : Kebijakan Militer Jepang, Stabilitas Keamanan Kawasan Asia Timur 1. Pendahuluan Keadaan kawasan Asia Timur sampai saat ini masih tidak menentu walaupun Perang Dingin telah berakhir. Sejarah Perang Dingin masih membekas dan masih belum sepenuhnya usai dengan rivalitas antar negara Asia Timur. Dinamika keamanan regional di kawasan Asia Timur berkisar pada tiga isu: masalah hubungan Jepang dengan negara-negara tetangganya, ketegangan hubungan antara Cina dan Taiwan, dan perang yang tak terselesaikan antara dua negara Korea. Potensi konflik regional merupakan hal yang dirasakan oleh negara-negara Asia Timur sebagai ancaman yang besar. Oleh sebab itu, negara-negara di Asia Timur saling berusaha untuk terus meningkatkan pertahanan nasionalnya dengan meningkatkan pembelanjaan militer maupun modernisasi persenjataan karena ada rasa saling curiga satu sama lain. Cina setelah Perang Dingin muncul sebagai kekuatan ekonomi dan militer di Asia. Sejumlah perselisihan yang terjadi antara Cina dan Jepang, terutama yang berkaitan dengan luka sejarah ekspansi Jepang ke Cina yang diikuti dengan aktivitas modernisasi 1

2 militer Cina telah menimbulkan kecemasan di kawasan Asia Timur. Cina saat ini selain melakukan modernisasi pada angkatan laut dan udaranya, juga memperluas jangkauan operasi maritimnya. Cina bahkan terus mengarahkan puluhan peluru kendalinya ke wilayah Jepang dalam posisi tembak. Selain itu, masalah Cina-Taiwan tentu menjadi salah satu isu penting yang tidak mungkin dilupakan di dalam strategi keamanan negara-negara Asia Timur. Ketegangan Cina- Taiwan diperkirakan akan membawa imbas yang besar terhadap kawasan. Perubahan fundamental yang terjadi dalam reorientasi kebijakan pertahanan Jepang yang telah menimbulkan kontroversi di kawasan Asia Timur. Di satu sisi, perubahan ini merupakan hak prerogratif Jepang dalam melindungi dan mencapai kepentingan keamanan nasionalnya, namun di sisi lain, telah menimbulkan berbagai kecurigaan dan negara-negara tetangganya, khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Sikap ekspansionisme militer Jepang pada masa Perang Dunia dan berbagai kecenderungan memburuknya lingkungan keamanan di kawasan telah menjadi faktor utama kecurigaan negara-negara tersebut. Benua Asia sebagai kawasan yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, telah menjadikan negara-negara yang berada dalam kawasan ini khususnya negara-negara yang berada dalam kawasan Asia Timur dengan pertumbuhan GNP yang tinggi (rata-rata sekitar 7% per tahun) bahkan beberapa negara sudah menyandang gelar sebagai The new industrializing countrie's. Tampaknya di kawasan ini selain memiliki kemajuan yang pesat dalam pertumbuhan ekonominya, ternyata juga memiliki berbagai persoalan yang bermuatan konflik, baik itu konflik yang menyangkut kebijakan politik suatu negara yang bertentangan dengan kebijakan politik negara lainnya juga terdapat konflik regional yang berkaitan dengan batas-batas teritorial dan klaim kepemilikian wilayah-wilayah tertentu. Atas dasar potensi konflik yang terdapat di wilayah yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi secara pesat ini, maka konsekuensi logisnya adalah negara-negara yang memendam potensi konflik tersebut mau tidak mau dihadapkan pada 2

3 kondisi untuk memperkuat postur militernya. Fakta berbicara bahwa, negara-negara yang berada dalam kawasan Asia Timur juga merupakan negara-negara yang mengalami peningkatan terpesat di bidang anggaran belanja militer daripada wilayah lainnya di dunia. Dalam hal ini negara Jepang yang sedang meningkatkan kapabilitas militernya di kawasan Asia Timur mengikuti hal serupa yan tengah dilakukan oleh negara-negara di kawasan Asia Timur lainnya. 2. Kebijakan Pertahanan Nasional Jepang Merupakan hal yang umum kita ketahui bahwa bangsa Jepang saat ini termasuk dalam negara-negara di dunia yang menonjol dalam bidang militer. Pandangan ini terutama disebabkan oleh perkembangan bangsa Jepang sejak Restorasi Meiji 1868 sampai Jepang terlibat dalam Perang Dunia II. Tetapi sebenarnya keadaan sebelum Restorasi Meiji telah memperkuat kebenarannya, karena waktu itu strata masyarakatnya menempatkan kaum samurai yang notabene militer sebagai golongan paling atas. Pada awal masa pemerintahan Meiji, ketika Jepang menghapuskan golongan dalam masyarakatnya, maka untuk mempunyai kekuatan militer dibentuk angkatan perang melalui wajib militer bagi semua rakyat Jepang terutama kaum petani. Ujian pertama angkatan perang ini adalah menumpas habis pemberontakan Saigo Takamori di Kagoshima yakni pemberontakan para mantan samurai yang kemudian lebih dikenal dengan nama Seinan Sensho (Perang Barat Daya). Keberhasilan ini merupakan awal keberadaan militer Jepang sebagai sebuah kekuatan militer modern. Setelah itu dunia melihat lebih banyak lagi bukti dari keberadaan militer bangsa Jepang mulai dari perang Jepang-Cina 1894, Jepang-Rusia 1904, sampai akhirnya terjun dan terlibat dalam Perang Dunia II. Meskipun menghadapi kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis, Jepang awalnya dapat menguasai seluruh wilayah Asia Tenggara dan melumpuhkanarmada Amerika Serikat di Hawaii sampai akhirnya takluk oleh keunggulan industri dan organisasi militer Amerika 3

4 Serikat. Jepang takluk dengan hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki oleh bom atom Amerika Serikat. Kalau Jepang merupakan negara yang seakan-akan tidak mempunyai kekuatan militer, khususnya jika dibandingkan dengan kekuatan ekonominya, itu hanyalah sebuah fakta yang tersembunyi. Timbulnya penderitaan lahir dan bathin akibat bom atom Amerika Serikat dalam Perang Dunia II membuat bangsa Jepang lebih bersikap pasif. Pasal 9 Konstitusi baru Jepang (Nihon Koku Kempo) yang berlaku pada tahun 1947 sebagai dasar kebijakan militer Jepang : Article 9 : Aspiring sincerely to an international peace based on justice and order, the Japanese people forever renounce war as a sovereign right of the nation and threat or use of force as means of settling inernational disputes. In order to accomplish the aim of the preceding paragraph, land, sea, and air forces, as well as other war potential, will never be maintained. The right of belligerency of the states will not be recognized. Pasal 9 ayat 1 : Dengan keinginan sungguh-sungguh dalam upaya menjunjung tinggi perdamaian internasional yang didasarkan atas keadilan dan ketertiban, rakyat Jepang untuk selamanya menolak perang sebagai hak berdaulat dari bangsa dan penggunaan ancaman atau kekerasan sebagai sarana penyelesaian sengketa internasional. Pasal 9 ayat 2 : Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, Angkatan Darat, Angktan Laut, dan Angkatan Udara serta kekuatan perang lain, tidak dimiliki. Selain itu hak negara untuk berperang tidak akan diakui. Berdasarkan kepada konstitusi Jepang di atas, terlihat jelas bahwa bangsa Jepang dalam masalah pengembangan kekuatan militer pada awalnya dibatasi dengan ketat oleh konstitusinya sendiri. Akan tetapi dengan kondisi keamanan dunia saat ini mereka harus menyesuaikan dengan perkembangan kekuatan militer setidaknya untuk kawasan Asia Timur. Hal ini berkaitan erat dengan masalah-masalah lain yang berkembang antara lain politik, sosial ekonomi, dan budaya. Kekuatan militer Jepang secara modern dimulai dengan dibentuknya Pasukan Beladiri Jepang (Self Defense Force) pada April 1952 atau lima tahun 4

5 sejak diberlakukannya konstitusi baru Jepang baru tahun Pembentukan Pasukan Beladiri Jepang mengakibatkan terjadinya perdebatan di kalangan bangsa Jepang sendiri. Sebagian rakyat dan anggota parlemen Jepang menentang karena mereka beranggapan bahwa pembentukan Pasukan Beladiri telah melanggar Nihon Koku Kempo khususnya pasal 9 yang menyangkal perang, melarang adanya potensi perang, dan menolak hak berperang. Di kalangan pemerintah, mereka beranggapan bahwa Pasukan Beladiri itu diperlukan untuk melindungi kedaulatan Jepang di segala bidang kehidupan baik sosial, ekonomi, dan politik serta jika terjadi serangan atau gangguan dari negara lain maupun dari dalam negeri. Pemerintah juga berpendapat bahwa keberadaan Pasukan Beladiri tidak bertentangan dengan konstitusi Jepang, karena tindakan bersenjata apapun juga yang dilakukan oleh Jepang harus semata-mata bersifat defensif (membela diri). Persenjataan yang membentuk kekuatan pertahanan Jepang, juga terbatas pada persenjataan yang hanya diperuntukkan bagi tujuan-tujuan defensif belaka. Disamping keberadaan Pasukan Beladiri dalam masalah pertahan Jepang, yang juga dicermati adalah masalah Perjanjian Keamanan Jepang-Amerika Serikat (Japan-US Security Treaty) tahun Perjanjian ini diantaranya mengatur kewajiban Amerika Serikat untuk mempertahankan keutuhan wilayah Jepang dari serangan luar, dan memberikan hak kepada Amerika Serikat atas pangkalan Jepang di Okinawa dalam rangka menjaga keamanan kawasan Asia Timur. 3. Tantangan Keamanan Jepang di Kawasan Asia Timur Perubahan sistem internasional dan meningkatnya potensi ancaman Pasca Perang Dingin menyebabkan Jepang merasa perlu mengantisipasi dengan mengubah kebijakan pertahanan. Perubahanj kebijakan pertahanan Jepang tertera dalam NDPO (National Defence Program Outline) 1996 sebagai dasar kebijakan pertahanan Jepang pasca Perang Dingin. NDPO 1996 memasukan peran pertahanan Jepang di kawasan selepas Perang Dingin yang mengendapkan rencana kerjasama Jepang-Amerika 5

6 Serikat untuk menghadapi ancaman seperti bila terjadi agresi militer, baik terhadap Jepang atau wilayah lain di luar Jepang yang dapat menggangu stabilitas kawasan. Hal ini menunjukan adanya perubahan kebijakan pertahanan Jepang pada NDPO 1996 dari NDPO 1976 hanya berfokus pada kerjasama Jepang-Amerika Serikat dalam menghadapi serangan terhadap Jepang semata. Dalam upaya menghadapi perubahan situasi keamanan di kawasan, Jepang pun memperluas kerjasama pertahanan dengan Amerika Serikat pada 17 April 1996 melalui Jepang-US Joint Declaration on Security, Aliance For The 21 st Century. Pada tahun 2006 dibentuk Defense Posture Review Board di dalam Japan Defense Agency (JDA) yang melakukan rangkaian diskusi untuk mengulas kapabilitas pertahanan Jepang. Jepang pun mempelajari dengan seksama potensi ancaman di kawasan. Pada Defense White Paper Jepang tahun 2001 dilaporkan adanya peningkatan pesat dari kesiapan militer Cina dalam kualitas dan kuantitas kekuatan angkatan laut dan udara. Inilah titik dimana Jepang menitik perhatian resmi terhadap upaya pengembangan militer Cina. Pada Desember 2004 Kabinet Jepang meluluskan National Defense Program Guidelines (NDPG) sebagai kebijakan baru pertahanan Jepang yang mulai diterapkan pada tahun Perhatian mengenai peningkatan potensi ancaman di kawasan tercantum dalam NDPG NDPG 2005 meletakan Teori Ancaman Militer Cina kedalam dokumen resmi kebijakank pemerintah yang belum tercantum dalam NDPO Jepang sebelumnya. Rencana pertahanan Jepang untuk pertama kalinya menyebut Cina sebagai ancaman. Sebagai tambahan, ketidakjelasan dan ketidakpastian tetap ada pada situasi di Semenanjung Korea dan isu Taiwan. Disebutkan bahwa Korea Utara mengembangkan, menempatkan dan memproliferasi senjata pemusnah massal dan rudal balistik. Kegiatan militer Korea Utara seperti itu menjadi faktor ketidakstabilan utama terhadap keamanan kawasan. Cina yang memiliki pengaruh kuat atas keamanan kawasan telah memodernisasi kemampuan nuklir dan rudalnya seperti 6

7 pasukan laut dan udara dan memperluas wilayah operasi di laut. Jepang menyatakan sikapnya untuk tertap waspada terhadap arah perkembangan militer Cina ini dimasa depan. Perlu diperhatikan pada pernyataan dalam NDPG 2005 ini adalah bahwa Jepang menyebut dengan jelas ancaman serius yang ditimbulkan Terlihat bahwa Jepang saat ini menghadapi ancaman baru dan berbagai situasi sebagai masalah keamanan di kawasan. Selain itu, Jepang juga memiliki kerawanan dalam negeri seperti daratan yang sempit, garis pantai panjang dengan sejumlah pulau kecil, kepadatan penduduk tinggi dan di mana secara geografis dan geologi Jepang juga rawan terhadap bencana alam (disaster relief) dan bahwa keamanan komunikasi garis pantai sangat penting untuk kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi Jepang. Penyesuaian besar dalam NDPG 2005 selanjutnya adalah dalam hal penentuan tujuan dari kebijakan keamanan Jepang yang memiliki dua tujuan. Tujuan pertama adalah untuk mencegah ancaman apapun dari secara langsung mencapai Jepang dan jika hal itu terjadi, untuk mengusir ancaman sekaligus meminimalisir kerusakan. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi kesempatan munculnya ancaman apapun di berbagai bagian dunia sebagai upaya untuk mencegah mencapai Jepang. Tujuan pertama upaya yang diraih Jepang adalah melalui peningkatan kemampuan pertahanan dan peningkatan kerjasama pertahanan dengan AS. Tujuan kedua dilakukan melalui peran serta aktif Jepang sendiri dalam kerjasama dengan komunitas internasional. Tujuan pertama merupakan satu bentuk strategi kemanan nasional, sementara tujuan kedua merupakan bentuk dari strategi keamanan internasional. Sejak uji coba peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara pada tahun 1993, 1998 dan 2003 Jepang merasakan ancaman yang nyata atas serangan rudal ataupun nuklir karena jangkauan rudal balistik Korea Utara tersebut dapat mencapai dan bahkan melampaui wilayah Jepang. Bahkan beberapa waktu lalu, Korea Utara juga baru melaksanakan uji coba senjata nuklirnya dan secara sepihak 7

8 memutuskan perjanjian kerjasamanya dengan Korea Selatan. Bukan hanya Korea Utara, Cina pun turut mengembangkan rudal balistik yang dimilikinya. Dari ancaman tersebut terlihat bahwa langkah yang paling tepat dilakukan Jepang adalah untuk mengembangkan sistem pertahanan rudal balistik dengan AS agar tidak menyimpang dari Konstitusi Jepang serta meneguhkan prinsip non nuklir, sekali lagi ditegaskan bahwa pengembangan rudal balistik tersebut dilakukan untuk tujuan deterence sebagaimana telah dicantumkan dalam NDPO Jadi jelas terlihat bahwa sistem pertahanan rudal balistik merupakan suatu sistem yang dimanfaatkan Jepang untuk mengatasi potensi ancaman militer yang datang dari kawasan. Persamaan Cina dan Jepang adalah sama-sama mempunyai national images sebagai negara dengan beradaban yang besar. Cina sangat mengagungkan masa lalunya sebagai salah satu negara besr yang memiliki kebudayaan dan peradaban tertua di dunia. Dimulai pada masa pemerintahan Dinasti Tang pengaruh kekuasaan Cina meluas ke seluruh wilayah Asia Timur dan melahirkan apa yang kemudian disebut Pax Sinica atau The Asia Middle Kingdom. Seperti juga Cina, Jepang merupakan negara yang memiliki tradisi yang kuat untuk mempertahankan kejayaan masa lalunya. Jepang sendiri masih membanggakan kejayaan masa lalunya dan pengaruh kekuatannya yang besar pada masa Perang Dunia II sebagai The Greater East Asian War atau menyebut dirinya sebagai saudara tua (old brother) bagi negara-negara di Asia Tenggara. Hubungan bilateral Cina-Jepang yang memburuk tidak dapat dilepaskan dari pengaruh images yang diberikan masing-masing negara terhadap pihak lawannya. Cina dan Jepang mempunyai kepentingan nasional yang berbenturan (berbeda). Pemerintah masing-masing negara mempunyai agenda yang berbeda dalam mempertahankan kepentingan negaranya dalam beberapa masalah seperti nampak pada masalah sengketa teritorial di Kepulauan Diaoyu. Sejak berakhirnya PD II, kedua negara terlibat sengketa perbatasan di kepulauan Diaoyo (versi Cina) atau 8

9 Senkaku (versi Jepang) wilayah laut Cina Selatan. Kepulauan ini semula merupakan bagian dari wilayah Cina. Namun akibat kekalahan Cina dalam perang terhadap Jepang di tahun 1895, kepemilikan kepulauan ini kemudian beralih kepada Jepang. Cina tidak pernah mengakui kepemilikan Jepang atas Kepulauan tersebut. Kepulauan ini dinilai memiliki potensi minyak dan gas cukup besar, diperkirakan hingga sekitar 100 juta barrel minyak. Kedua negara saling mengklaim sumber energi tersebut seagai miliknya berdasarkan konvensi hukum laut PBB yang menyatakan negara pantai mempunyai hak ZEE sejauh 370 km atau 230 mil dari pantai mereka. Perebutan pulau ini menjadi sangat penting karena kedua negara tersebut merupakan pengimpor energi terbesar di dunia. Cina dan Jepang adalah negara kedua dan ketiga pengkonsumsi energi minyak terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Cina sangat membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk melaksanakan pembangunan ekonominya. Begitu pula Jepang, yang saat ini tengah berupaya mengurangi ketergantungan energinya dari Timur Tengah. Ketegangan yang terjadi antara Cina dengan Taiwan diyakini akan mengganggu stabilitas keamanan Asia Timur, lebih dari pada itu dikhawatirkan juga dapat mengganggu stabilitas perekonomian Asia. Jepang dan Amerika Serikat merasa berkepentingan untuk melakukan berbagai langkah persiapan menghadapi hal ini, termasuk dengan cara meningkatkan kerjasama keamanan kedua negara karena efek dari konflik Taiwan tersebut pasti akan mengganggu perekonomian Jepang. Pemerintah Jepang telah memperluas kerjasama militernya dengan Amerika Serikat, dengan memasukan isu Selat Taiwan. Serangan militer Cina terhadap Taiwan akan dianggap sebagai ancaman perdamaian dan keamanan kawasan, sehingga Amerika Serikat dan Jepang akan bergabung membela Taiwan dari setiap serangan Cina agar tercipta keseimbangan kekuatan di Asia Timur. Bagi Jepang keterlibatannya mendukung Taiwan merupakan strategi keamanan untuk melindungi wilayah yang selama ini berperan sebagai buffer zone bagi agresifitas militer Cina. Sekaligus sebagai sarana memperkuat 9

10 ikatan kerjasama militernya dengan Amerik Serikat. Perbedaan lainnya antara Jepang dan Cina juga terlihat dari upaya Cina yang berusaha menahan eksistensi Jepang agar tidak meluas secara internasional. Salah satu caranya adalah dengan menghalangi upaya Jepang menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Jepang dan Cina merupakan dua negara yang berpengaruh dan bersaing di Asia Timur. Meski memiliki kerjasama ekonomi yang paling menguntungkan, kedua negara yang bertentangan ini mempunyai hubungan politik yang kurang harmonis. Cina dengan tegas menyatakan akan menghalangi Jepang duduk di Dewan Keamanan PBB. Selain berjanji untuk menggunakan kekuatan vetonya, Cina juga berupaya menggalang sentimen anti Jepang secara internasional, terutama di kalangan negara-negara Asia, dengan terus membuktikan bahwa Jepang tidak mau mengakui sejarah kekejaman imperialismenya di masa PD II. Perbedaan lainnya juga terlihat dari kenyataan bahwa Cina adalah sekutu terdekat Korea Utara yang sampai sekarang tetap melakukan upaya pembangunan dan uji coba nuklir sebagai faktor pemicu lainnya perselisihan Cina dan Jepang. Perubahan kebijakan pertahanan dan politik luar negeri Jepang terhadap Cina sebagai mana yang dinyatakan secara terbuka oleh Menteri Luar Negri Jepang, Taro Aso, di akhir bulan Desember 2005, Cina merupakan ancaman bagi Jepang. Cina merupakan negara tetangga yang memiliki penduduk lebih dari satu milyar jiwa, memiliki senjata nuklir, serta belanja militernya yang meningkat diatas 10 persen setiap tahun dalam 17 tahun terakhir dan tidak pernah bersikap terbuka mengenai anggaran militernya. Alasan tersebut bagi pemerintah Jepang merupakan bukti bahwa Cina merupakan sebuah ancaman nyata. Menganggap Cina sebagai musuh dari pada regional patner akan sangat membahayakan hubungan bilateral kedua negara, dan sekaligus stabilitas keamanan di Asia Timur. 4. Kapabilitas Militerisme Jepang dan Stabilitas Keamanan Kawasan Asia Timur 10

11 Pasukan Beladiri Jepang sebagai ujung tombak kebijakan pertahana Jepang telah memiliki strategi militer menghadapi Cina berdasarkan hipotesa serangan Cina terhadap Jepang. Garis besar kemungkinan serangan Cina itu adalah bagian dari rahasia strategi pertahanan Jepang. Para perencana pertahanan Jepang membuat berbagai perkiraan arah datangnya serangan Cina. Skenario satu, Cina akan menyerang Jepang dengan alasan untuk mengamankan sumber energi di pulau Diaoyo Cina akan mengerahkan militernya untuk mengamankan pulau tersebut. Hal ini akan menimbulkan konflik militer lokal karena tindakan Cina tersebut akan dibalas Jepang dengan mengirimkan tentaranya dan merebut kembali pulau Diaoyo. Skenario dua, Cina akan menyerang Jepang dengan alasan terkait masalah Taiwan. Setelah Taiwan menyatakan merdeka Cina akan melakukan invasi miter untuk mengembalikan Taiwan kedalam wilayahnya, Cina kemudian akan menyerang Jepang untuk mengusir dan menguasai pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa, agar kekuatan Amerika Serikat lumpuh dan tidak melakukan intervensi ke Taiwan. Jepang akan mengirimkan pasukan militer demi mengamankan Jepang dan pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa. Skenario ketiga, Jepang meyakini Cina dapat mengambil tindakan militer untuk menjaga kepentingannya dilaut Cina Timur. Untuk itu pemerintah Jepang dalam laporan rahasia mengenai strategi pertahanannya, telah mempersiapkan skenario pertahanan dari serangan Cina, yang bisa dipicu oleh isu Taiwan ataupun sumber daya energi. Sementara itu, sejalan dengan perkembangan di bidang ekonomi, perkiraan mengenai perhitungan akan keperluan bahan energi cepat atau lambat akan mengakibatkan ketegangan-ketegangan milier antar negara-negara yang menuntut kedaulatan atas wilayah laut yang mengandung kekayaan mineral strategis, misalnya Laut Cina Selatan, Selat Ambalat dan Kepulauan Natuna. Energi dipandang sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu perkiraan tentang kemungkinan terjadinya 11

12 perebutan dan tuntutan wilayah yang kaya akan bahan-bahan energi didasar laut maupun di lepas pantai akan masuk dalam perhitungan-perhitungan strategis negara-negara besar di kawasan. Lebih dari itu, banyak yang percaya bahwa kekuatan industri dan teknologi Jepang, dalam keadaan tertentu, dapat diubah untuk keperluan militer. Jepang adalah negara yang sangat tergantung dalam segi sumber daya alam, rute internasional, dan pasokan energi. Pada September 2010, misalnya, sempat terjadi ketegangan antara Cina dan Jepang atas Kepulauan Senkaku/Diaoyu yang mengungkap adanya potensi konflik kedua negara bertetangga ini di dalam beberapa bulan atau tahun mendatang. Pada September 2010 itu Tokyo sempat menahan seorang kapten kapal RRC di ibukota Okinawa, Naha, dengan tuduhan kapten kapal Bejing itu melanggar kedaulatan hukum Jepang. Peneliti asing memprediksi akan pecah konflik militer terbuka antara Amerika dan Cina di kawasan Asia Pasifik pada sekitar Namun yang jelas, beberapa prakondisi untuk memantik perang terbuka Cina dan Jepang sepertinya sudah tersedia. Pertama, pada Desember 2010 lalu, Tokyo telah mengumumkan haluan Pertahanan Baru sebagai respons atas meningkatnya anggaran militer Cina dan sepak-terjangnya di kawasan Asia Pasifik. Berarti, ada satu tren terjadinya militerisasi baik di pihak Jepang yang notabene masih terikat pada perjanjian persekutuan keamanan bersama antara Jepang dan Amerika Serikat. Kedua, sebagai konsekuensi dari haluan baru pertahanan Jepang untuk mengimbangi kekuatan militer Cina, Jepang memutuskan untuk menjalin kerjasama strategis dengan Amerika Serikat untuk menjamin keamanan nasional Jepang. Dan konsekuensinya, Jepang akan mempersilahkan kehadiran militer Amerika di Jepang (Mainichi Daily News, 2011). Potensi konflik regional merupakan hal yang dirasakan oleh negara-negara Asia Timur sebagai ancaman yang besar. Oleh sebab itu, negara-negara di Asia Timur saling berusaha untuk terus meningkatkan pertahanan nasionalnya dengan 12

13 meningkatkan pembelanjaan militer maupun modernisasi persenjataan karena ada rasa saling curiga satu sama lain. Melihat perkembangan situasi di kawasan Asia Timur, terutama pasca pertumbuhan pesat militer Cina dan konflik dua Korea membuat Jepang berpikir ulang untuk menata ulang kekuatan militernya. Kekhawatiran Jepang perlu dijadikan perhatian lebih mengingat armada militer Cina yang semakin menjadi jadi, terutama angkatan laut dan program peluru kendalinya. Saat ini untuk menangkal ancaman militer Cina, Jepang secara perlahan sedang membangun alutsista canggih untuk militernya yakni Kapal Induk, Kapal Selam, Jet tempur Siluman dan lainnya. Cepat atau lambat kebutuhan akan kekuatan militer yang tangguh akan dirasakan oleh rakyat Jepang untuk menghadapi tetangga besarnya yang semakin tangguh, dibuktikan dengan ranking ekonominya yang sudah disalip Cina. Jepang hanya membutuhkan ijin dari Amerika Serikat untuk merubah Pasukan Beladiri Jepang (JSDF) menjadi sebuah organisasi militer penuh yang bebas seperti dulu kala. Andai kata sudah tidak ada lagi kekangan dari Amerika Serikat dan segel terbuka, niscaya militer Jepang akan ditakuti dengan segala teknologi yang dimilikinya. 5. Penutup Keinginan kuat dari pemerintahan Jepang beberapa waktu lalu untuk mengamandemen konstitusinya di bidang militer, agar Jepang dapat berkiprah lebih besar dalam perpolitikan dunia perlu dikaji secara seksama. Fenomena ini juga menyiratkan bahwa situasi di Kawasan Asia Timur akan semakin kompleks. Keragaman kebijaksanaan dan tindakan negara-negara di kawasan ini dapat bersifat konvergen atau divergen, dan dapat berkembang ke arah konfigurasi politik yang berakhir pada suatu struktur perdamaian dan kerjasama atau pada suatu suasana yang diliputi keretakan dan konflik. Tiada negara manapun di kawasan ini, yang dapat menutup diri terhadap perkembangan-perkembangan itu. Analisis tentang situasi Kawasan Asia Timur menunjukkan bahwa arah perkembangannya masih sangat tidak 13

14 menentu. Satu faktor yang utama adalah peranan Amerika Serikat di kawasan ini. Sampai pada suatu tingkat yang cukup besar Amerika Serikat masih menentukan laju dan arah perkembangan di Kawasan Asia Timur dan Kawasan Asia Pasifik, terlepas dari sadar tidaknya Amerika Serikat akan hal ini, dan terlepas dari senang tidaknya negara-negara di kawasan ini mengenai keadaan tersebut. 14

15 Daftar Pustaka Betts, Richard K. Conflict After the Cold Arguments on Cause of War and Peace, Mac Millan Publishing Company, New York, Diplomatic Bluebook Japanese Diplomacy and Global Affairs in 2003, Ministry of Foreign Affairs, Japan, Irsan, Abdul. Jepang : Politik Domestik, Global & Regional, Hasanuddin University Press, Maksassa, 2005 Japan Defense Agency, Defense of Japan Tokyo, 2001 Luney, Percy R, Jr., Takahashi, Kazuyuki, Japanese Constitutional Law. University of Tokyo Press. Tokyo,1993 Mas oed, Mohtar. Ilmu Hubungan Internasional - Disiplin dan Metodologi,LP3ES, Jakarta, Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Morgenthau, Hans J. Politik Antar Bangsa, Penterjemah A.M Fatwa, Cetakan Pertama, Yayasan Obor Indonesia. Jakarta, Nusa Bakti, Ikrar : Forum Regional ASEAN dan Pengaturan Keamanan Regional di Asia Pasifik. Jurnal Ilmu Politik, Prasetyono, Edy. Peningkatan Kekuatan Militer Negara-negara Asia Pasifik dan Implikasinya Terhadap Keamanan Regional, Analisis CSIS, Scalapino, Robert A., Sato, Seizaburo, Internal and External Security Issues in Asia. Institute of East Asia, University of California. Berkeley, 1986 Singh, Bilveer. The Chalenge of Conventional Arms Proliferation In Southeast Asia, CSIS, Jakarta, Sukma, Rizal. Transformasi Peranan Strategis RRC menuju Skenario Dominant Power, Analisis CSIS, Jakarta, 1991 Waltz, Kenneth N. Theory of International Politics, Reading Mass: Addison Wesley,

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan BAB V KESIMPULAN Secara keseluruhan, upaya kelima negara China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Korea Utara dalam meningkatkan kekuatan pertahanannya dilakukan untuk memberikan daya gentar terhadap

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar 80% merupakan wilayah lautan. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai jalur alur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang BAB V KESIMPULAN Fenomena hubungan internasional pada abad ke-20 telah diwarnai dengan beberapa konflik. Terutama di Kawasan Asia Pasifik atau lebih tepatnya kawasan Laut China Selatan. Laut China Selatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang merupakan negara yang unik karena konsep pasifis dan anti militer yang dimilikinya walaupun memiliki potensi besar untuk memiliki militer yang kuat. Keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI 44312098 1. Perkembangan hubungan luar negeri antara Tiongkok- Korea Selatan semakin hari semakin membaik, hal ini terbukti dengan adanya pertemuan dua petinggi Negara Tiongkok-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFORMASI PERTAHANAN JEPANG PASCA PERANG DINGIN (1990-2007) SEBAGAI BENTUK ADAPTASI JEPANG TERHADAP PERKEMBANGAN KEAMANAN INTERNASIONAL DAN RESPON NEGARA ASIA TENGGARA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI Introduksi Perbedaan Latar belakang sejarah, status ekonomi, kepentingan nasional,

Lebih terperinci

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2008 DAFTAR 151 PEN D A H U l U A N... 1 Latar Belakang Buku Putih.................................. 1 Esensi Buku Putih..............................4

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Peranan jieitai..., Nurlita Widyasari..., FIB UI, 2008

1. PENDAHULUAN. Peranan jieitai..., Nurlita Widyasari..., FIB UI, 2008 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara industri di dunia yang mampu bersaing dengan negara industri lainnya, seperti Eropa Barat dan Amerika Serikat. 1 Persaingan antara negara-negara

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

Politik dan Pemerintahan Jepang

Politik dan Pemerintahan Jepang Politik dan Pemerintahan Jepang Dasar Sistem Pemerintahan Jepang Jepang adalah negara Monarkhi Konstitusional dengan parlemen bikameral Japan dipimpin oleh Kaisar namun tidak memiliki kewenangan mengatur

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada

Lebih terperinci

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMERINTAH TIONGKOK MENGHADAPI KEBANGKITAN MILITER JEPANG ( )

STRATEGI PEMERINTAH TIONGKOK MENGHADAPI KEBANGKITAN MILITER JEPANG ( ) STRATEGI PEMERINTAH TIONGKOK MENGHADAPI KEBANGKITAN MILITER JEPANG (2007-2016) The Chinese Government s Strategy Faces a Revival of The Japanese Military (2007-2016) Friska Ramasanti Ilmu Hubungan Internasional

Lebih terperinci

Realisme dan Neorealisme I. Summary

Realisme dan Neorealisme I. Summary Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, negara juga memiliki kepentingan-kepentingan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, negara juga memiliki kepentingan-kepentingan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara-negara dalam melakukan hubungan-hubungan yang sesuai kaidah hukum internasional tidak terlepas dari sengketa. Seperti halnya manusia sebagai makhluk individu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Selatan. Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 1,046-kilometer

Pendahuluan. Selatan. Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 1,046-kilometer Pendahuluan A. Latar Belakang Pakistan merupakan salah satu negara yang terletak diwilayah Asia Selatan. Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 1,046-kilometer (650 mi) dengan Laut Arab dan Teluk Oman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh BAB V KESIMPULAN Laut memiliki peranan penting baik itu dari sudut pandang politik, keamanan maupun ekonomi bagi setiap negara. Segala ketentuan mengenai batas wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat membuat Jepang termotivasi untuk melakukan ekspansi wilayah ke

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat membuat Jepang termotivasi untuk melakukan ekspansi wilayah ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika militer mewarnai sejarah militer Jepang dimasa sebelum dan pasca Perang Dunia II. Sebelum kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang dikenal akan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal hubungan antar negara didalamnya. Di kawasan ini terdapat negara. tetap berdiri sendiri sebagai sebuah negara bebas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal hubungan antar negara didalamnya. Di kawasan ini terdapat negara. tetap berdiri sendiri sebagai sebuah negara bebas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asia Timur merupakan wilayah yang sejak lama penuh dengan dinamika dalam hal hubungan antar negara didalamnya. Di kawasan ini terdapat negara seperti Republik

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Timur sejak lama merupakan bagian dunia yang penuh dinamika.

BAB I PENDAHULUAN. Asia Timur sejak lama merupakan bagian dunia yang penuh dinamika. BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Asia Timur sejak lama merupakan bagian dunia yang penuh dinamika. Ketika dunia masih diliputi Perang Dingin, Asia Timur dalam penilaian strategis AS sama pentingnya

Lebih terperinci

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun multilateral antar negara biasanya mengalami suatu kondisi dinamika pasangsurut yang disebabkan

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. memiliki isu-isu high politics dan low politics yang menarik untuk dibicarakan.

BAB I. Pendahuluan. memiliki isu-isu high politics dan low politics yang menarik untuk dibicarakan. BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Tiongkok dan Jepang adalah dua negara di kawasan Asia Timur yang memiliki isu-isu high politics dan low politics yang menarik untuk dibicarakan. Selain memiliki kedekatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Melalui penelitian mengenai peran ASEAN dalam menangani konflik di Laut China Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sengketa di Laut China Selatan merupakan sengketa

Lebih terperinci

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur. BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang) NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang) Ketidakamanan (insecurity) merupakan perpaduan dari threats

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI] KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI] INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2015 1 HISTORICAL BACKGROUND 2 Secara geografis kawasan Laut Cina Selatan dikelilingi sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin buruk. Penyebabnya adalah pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) yang semakin

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan

Lebih terperinci

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni Pengertian Dasar & Jenisnya Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional By Dewi Triwahyuni Definisi : Keamanan (security) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan mempertahankan diri (survival) dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

Hak Lintas Damai di Laut Teritorial

Hak Lintas Damai di Laut Teritorial Hak Lintas Damai di Laut Teritorial A. Laut Teritorial HAK LINTAS DAMAI DI LAUT TERITORIAL (KAJIAN HISTORIS) Laut teritorial merupakan wilayah laut yang terletak disisi luar dari garis-garis dasar (garis

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

STATUS KEPULAUAN DOKDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (STUDI TERHADAP KASUS SENGKETA KEPULAUAN DOKDO ANTARA KOREA SELATAN-JEPANG) SKRIPSI

STATUS KEPULAUAN DOKDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (STUDI TERHADAP KASUS SENGKETA KEPULAUAN DOKDO ANTARA KOREA SELATAN-JEPANG) SKRIPSI STATUS KEPULAUAN DOKDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (STUDI TERHADAP KASUS SENGKETA KEPULAUAN DOKDO ANTARA KOREA SELATAN-JEPANG) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya tanpa berhubungan dengan negara lain. setiap negara pasti akan memiliki kepantingan

Lebih terperinci

UPAYA JEPANG DIBAWAH PEMERINTAHAN SHINZO ABE DALAM MENINGKATKAN PERTAHANAN MILITER. Oleh. Abstract

UPAYA JEPANG DIBAWAH PEMERINTAHAN SHINZO ABE DALAM MENINGKATKAN PERTAHANAN MILITER. Oleh. Abstract UPAYA JEPANG DIBAWAH PEMERINTAHAN SHINZO ABE DALAM MENINGKATKAN PERTAHANAN MILITER Oleh Ananda F Ayu 1, Christy Damayanti 2, Herning Suryo 3 Abstract This study describes how Japan's efforts to improve

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) Copyright 2002 BPHN UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) *9571 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL

KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL RESUME SKRIPSI LATAR BELAKANG KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL Disusun oleh: DAHLIA NUR FARIDA NIM. 151040188 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

DASAR KLAIM DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA GUGUS KEPULAUAN SENKAKU ATAU DIOYU OLEH JEPANG DAN TIONGKOK SKRIPSI

DASAR KLAIM DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA GUGUS KEPULAUAN SENKAKU ATAU DIOYU OLEH JEPANG DAN TIONGKOK SKRIPSI DASAR KLAIM DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA GUGUS KEPULAUAN SENKAKU ATAU DIOYU OLEH JEPANG DAN TIONGKOK SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF ACTS OF NUCLEAR TERRORISM (KONVENSI INTERNASIONAL PENANGGULANGAN TINDAKAN TERORISME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

ZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si

ZONASI LAUT TERITORIAL. Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si ZONASI LAUT TERITORIAL Oleh Dr. Ir. HJ. KHODIJAH ISMAIL, M.Si Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas. Untuk landas kontinen negara Indonesia berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta km² dan mempunyai kedalaman sekitar meter. 1 Laut China Selatan

BAB I PENDAHULUAN. juta km² dan mempunyai kedalaman sekitar meter. 1 Laut China Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laut China Selatan terletak di antara Samudera Pasifik di sebelah Timur dan Samudera Hindia di sebelah Barat. Laut China Selatan memiliki luas 3.447 juta km²

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI Oleh: Yasir M Hadi Sebelum kita berbicara tentang masalah konflik antara India dengan Pakistan,terlebih dahulu kita harus

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan.

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam hubungan pergaulan masyarakat internasional, kerjasama antar negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan. Namun demikian,

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Selama kurun waktu tahun 2000 hingga 2004 atau berdasarkan tahun pelaksanaan Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Pertahanan Tahun 2000-2004, pertumbuhan anggaran pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

Sayidiman Suryohadiprojo. Jakarta, 24 Juni 2009

Sayidiman Suryohadiprojo. Jakarta, 24 Juni 2009 Sayidiman Suryohadiprojo Jakarta, 24 Juni 2009 Pada tanggal 23 Juni 2009 di Markas Besar Legiun Veteran RI diselenggarakan ceramah tentang masalah Ambalat. Yang bertindak sebagai pembicara adalah Laksma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri tanpa tekanan dari negara lain. Meskipun negara tersebut mempunyai masa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri tanpa tekanan dari negara lain. Meskipun negara tersebut mempunyai masa BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Suatu negara tentunya mempunyai keinginan untuk maju dan berdiri sendiri tanpa tekanan dari negara lain. Meskipun negara tersebut mempunyai masa lalu yang memang

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

MI STRATEGI

MI STRATEGI ------...MI STRATEGI KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, buku "Strategi Pertahanan Negara" yang merupakan salah satu dari produk-produk strategis di bidang pertahanan

Lebih terperinci