BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yenny Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Facebook Menurut Siswoutomo (dalam Nugraha dkk, 2010) Facebook adalah situs web jejaring sosial. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard yang juga mantan murid Ardsley High School dan diluncurkan pada 4 Februari Keanggotaan Facebook pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, dan lainnya). Dalam kurun waktu 4 bulan semenjak peluncurannya, Facebook memiliki 30 kampus dalam jaringannya. Dengan kesuksesannya tersebut, Zuckerberg beserta 2 orang temannya memutuskan pindah ke negara bagian Palo Alto dan menyewa apartemen di sana. Setelah beberapa minggu di Palo Alto, Zuckerberg bertemu dengan Sean Parker (cofounder Napster) dan dari hasil pertemuannya tersebut Parker setuju pindah ke apartemen untuk bekerjasama mengembangkan Facebook. Tidak lama setelah itu, Parker berhasil mendapatkan Peter Thiel (cofounder Paypall) sebagai investor pertamanya. Thiel menginvestasikan 500 ribu US Dollar untuk pengembangan Facebook (Yudha, 2010). Yudha (2010) mengatakan bahwa, jumlah akun di Facebook terus meningkat, hingga pada pertengahan 2004, Friendster mengajukan tawaran kepada Zuckerberg untuk membeli Facebook seharga 10 juta US Dollar, tetapi Zuckerberg menolak. Ia tidak menyesal sebab setelah itu, Facebook menerima bantuan dana sebesar 12,7 juta US Dollar dari Accel Partners. Semenjak itu bantuan dana dari berbagai investor
2 8 terus mengalir untuk perkembangan Facebook. Pada September 2005, Facebook tidak lagi membatasi jaringanya hanya untuk mahasiswa, tetapi untuk para siswa SMU. Beberapa waktu kemudian Facebook dibuka untuk pekerja kantoran. Akhirnya September 2006, Facebook membuka pendaftaran bagi siapa saja yang memiliki alamat . Nugraha, dkk (2010) menambahkan bahwa hingga Juli 2007, situs ini memiliki pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya di seluruh dunia. Dari September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 menjadi posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya. Selain menolak tawaran dari Friendster seharga 10 juta US dollar, Zuckerberg pernah menolak tawaran dari Viacom (750 juta US Dollar) dan Yahoo (1 milyar US Dollar). Tahun 2009 jumlah pengguna Facebook semakin meningkat, CEO Facebook, Mark Zuckerberg dengan bangga mengumumkan via blog resmi Facebook bahwa jumlah pengguna Facebook telah menembus angka mencengangkan, yakni 200 juta pemakai. Pertumbuhan Facebook yang sedemikian pesat terbilang fenomenal mengingat situs ini ini baru berjalan 5 tahun. Facebook kini menjadi situs jejaring yang paling populer (Kristo dalam Yudha, 2010).
3 9 Berikut ini tabel pertumbuhan pengguna Facebook: Tabel 2.1 Tabel pertumbuhan pengguna Facebook Bulan Tahun Jumlah Pengguna Desember juta Desember ,5 juta Desember juta April juta Oktober juta Agustus juta Februari juta April juta Sumber: (dalam Yudha, 2010) 2.2 Usia Mahasiswa / i Umumnya, usia rata-rata mahasiswa / i yang mengambil jenjang studi strata 1 adalah tahun terhitung dari semester 1 sampai semester akhir. Oleh karena itu, kisaran umur tersebut berdasarkan pengelompokkan Santrock (2003, p 26) terdapat 2 tahap yaitu tahap remaja dan tahap dewasa muda. Usia remaja adalah sekitar usia tahun, sedangkan usia dewasa muda adalah awal 20-30an tahun. Dalam penelitian ini, penulis memilih tahap dewasa muda, yaitu usia tahun karena pada tahap dewasa muda individu mulai karier dan biasanya mencari pasangan intim untuk pacaran yang lebih serius atau bahkan membangun rumah tangga (Santrock, 2008) Tahap Dewasa Muda Menurut Santrock (2008, p 42), tahap dewasa muda berkisar antara awal usia 20-30an tahun. Berikut akan dijelaskan tahap ini dari berbagai segi perkembangan, yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional.
4 Perkembangan Fisik Kondisi fisik tidak hanya mencapai puncaknya pada awal masa dewasa, tetapi juga menurun selama periode ini. Puncak kemampuan fisik dicapai pada usia di bawah 30 tahun. Perhatian pada kesehatan meningkat di antara orang dewasa, dengan perhatian khusus terhadap diet, berat badan, olah raga, dan ketergantungan obat-obatan Perkembangan Kognitif Piaget (dalam Santrock, 2002), mengatakan bahwa setiap individu melalui perkembangan empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut: 1. Tahap sensorimotor (sensorimotor stage), Tahap ini terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama Piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi, seperti melihat dan mendengar melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. 2. Tahap praoperasional (preoperational stage) Tahap ini terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua Piaget. Di sini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar dan mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif dirinya dengan perspektif orang lain atau anak hanya melihat sesuatu dari sisi dirinya saja. Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam
5 11 kehidupan dan dapat bertindak, seperti seorang anak yang mengatakan, Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh. Sedangkan intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional. 3. Tahap operasional konkrit (concrete operational stage) Tahap ini berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga Piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit. 4. Tahap operasional formal (formal operational stage) Tahap ini terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terakhir dari Piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke tahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai. Setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah patokan hal utama. Perry (dalam Santrock, 2002) mengatakan bahwa terdapat perubahanperubahan penting dalam cara berpikir tahap dewasa muda dengan tahap remaja sebelumnya. Pada remaja sering memandang dunia dalam dualisme pola polaritas,
6 12 seperti benar/ salah, baik/ buruk, atau kami/ mereka. Tetapi pada tahap dewasa muda sudah menyadari perbedaan pendapat dan berbagai perspekitif yang dipegang orang lain, yang telah mengguncang dualistik mereka. Sudut pandang lain tentang perubahan kognitif pada orang dewasa dikemukakan oleh K. Warner Schaie. Schaie (dalam Santrock, 2002 ), ia percaya bahwa tahap-tahap kognitif Piaget menggambarkan peningkatan efisiensi dalam pemerolehan informasi yang baru. Schaie (dalam Santrock, 2002) membagi empat fase kognitif pada dewasa, yaitu fase mencapai prestasi (achieving stage), fase tanggung jawab (the responsibility stage), fase eksekutif (the executive stage), dan fase reintegratif (the reintegrative stage), berikut dijelaskan fase-fase yang terjadi pada dewasa muda yaitu fase mencapai prestasi dan fase tanggung jawab: 1. Fase mencapai prestasi (achieving stage) adalah fase di masa dewasa awal yang melibatkan penerapam intelektualitas pada konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan. 2. Fase tanggung jawab (the responsibility stage) adalah fase yang terjadi ketika keluarga terbentuk dan perhatian diberikan kepada keperluankeperluan pasangan dan keturunan Perkembangan Sosio-Emosional Menurut Erikson (dalam Santrock, 2002), pada masa dewasa muda, individu mengalami fase keenam dari tahap-tahap perkembangan, yaitu keintiman versus isolasi. Jika keintiman tidak berkembang pada dewasa awal, individu mungkin akan mengalami apa yang disebut Erikson sebagai isolasi. Erikson (dalam Santrock, 2002) juga menambahkan bahwa pada masa ini, individu menghadapi tugas membentuk hubungan intim dengan orang lain.
7 13 Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain dapat berbahaya bagi kepribadian individu. Hal itu mungkin menyebabkan seseorang menolak, mengabaikan, atau menyerang orang-orang yang dianggap membuat mereka frustasi. Berbicara tentang keintiman yang berhubungan dengan percintaan, berdasarkan Sternberg s triangular theory of love (dalam Papalia, dkk, 2002) terdapat 3 elemen cinta, yaitu: a. Intimacy, elemen emosional yang melibatkan self-disclosure, yang memunculkan untuk menjalin hubungan, kehangatan, dan kepercayaan. b. Passion, elemen emosional yang berdasarkan dorongan dalam diri yang menerjemahkan keinginan psikologis ke dalam gairah seksual. c. Commitment, elemen kognitif yaitu keputusan untuk mencintai dan tetap setia dengan orang yang disayangi. 2.3 Kecemburuan Arti Kecemburuan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, kecemburuan berasal dari kata dasar cemburu yang memiliki definisi kurang senang, curiga, iri, kurang percaya terhadap sesuatu. Menurut Hupka (dalam Thompson, 2006) kecemburuan meliputi perasaan takut kehilangan, kekhawatiran, kecurigaan, dan kemarahan yang merujuk pada pengkhianatan nilai-nilai suatu hubungan. Parrott & Smith (dalam Thompson, 2006), kecemburuan merupakan suatu pemikiran yang meliputi perasaan dendam dan sakit hati yang akan menimbulkan persaingan untuk mendapatkan perhatian.
8 14 Mullen (dalam Marizitti 2010, p. 53) kecemburuan romatis adalah fenomena kompleks yang dapat didefinisikan sebagai persepsi ancaman akan kehilangan nilainilai dalam suatu hubungan yang disebabkan saingan nyata ataupun imajinasi yang mana meliputi afektif, kognitif dan perilaku. Kecemburuan melibatkan 3 unsur, yaitu diri sendiri, pasangan, dan saingan yang menyita perhatian pasangan (Thompson, 2006) Penyebab Kecemburuan Muise, Christofides, Desmarais (2009, p 441), berpendapat bahwa penunjukan informasi terhadap teman dan interaksi sosial pasangan dapat meningkatkan tingkat kecemburuan seseorang. Ada empat kategori yang dapat menimbulkan kecemburuan: a. saat pasangan menunjukan ketertarikan terhadap orang lain, b. saat orang lain menunjukan ketertarikan terhadap pasangan, c. saat pasangan berbicara tentang atau berinteraksi dengan lawan jenisnya, dan d. hubungan yang ambigu dari pasangan. Lain halnya menurut Harris & Darby (dalam Legerstee & Hart, 2010), ada 2 hal yang menyebabkan kecemburuan yaitu: 1. Kepuasan dan kualitas hubungan Beberapa penelitian tentang kecemburuan menghasilkan semakin tinggi tingkat kecurigaan dan rasa cemburu yang berlebihan akan memunculkan pengkhianatan terhadap individu atau pasangannya, kecurigaan dan rasa cemburu tersebut membuat pasangan merasa kurang puas dalam hubungan dan secara keseluruhan membuat kualitas hubungan rendah.
9 15 2. Ketidakpastian hubungan Ketidakpastian perasaan seseorang terhadap dirinya dan pasangannya serta hubungannya di masa datang bisa memicu kecurigaan dari ancaman-ancaman yang mungkin akan muncul. Salah satu faktor penyebab ketidakpastian adalah munculnya saingan. Saingan yang dimaksud adalah individu lain yang masuk dalam hubungan sehingga memunculkan ancaman dan dapat membangkitkan cemburu Dimensi Kecemburuan Menurut Marazzitti, dkk (2010, p. 55) membagi kecemburuan dalam 5 dimensi, yaitu: 1 Kecemburuan yang obsesif (obsessionality), ditandai dengan perasaan cemburu tanpa sadar yang mana individu itu pada akhirnya menyadari rasa tersebut terlalu berlebihan dan tidak realistis tetapi tetap diperjuangkan dengan banyak penekanan terhadap pasangannya. 2 Kecemburuan yang depresif (self-esteem), ditandai dengan rasa ketidakcukupan dan rendah diri dibandingkan dengan pasangannya sehingga ia tidak mempercayai kesetiaan pasangannya dan akhirnya pasangannya berpotensi menjalin hubungan jarak jauh dengan saingannya. 3 Kecemburuan perpisahan atau takut kehilangan (separation anxiety-related jealousy/ fear of loss), ditandai dengan tidak mampu menerima kehilangan pasangan di masa datang, sehingga membuat hubungan menjadi ketergantungan, dan individu selalu ingin didekat pasangan dan menunjukan tanda-tanda tertekan jika berpisah.
10 16 4 Kecemburuan paranoid (suspisciousness), ditandai dengan kecurigaan ekstrim, seperti menginterpretasikan dan mengendalikan tingkah laku pasangan. Tidak memberikan kepercayaan terhadap pasangan meskipun pasangannya ini setia. 5 Kecemburuan sensitivitas (interpersonal sensitivity), ditandai dengan sensitivitas yang berlebihan terhadap pasangan dengan stimulus dan situasi eksternal, segalanya dianggap berpotensi agresif terhadap dirinya baik orang atau sesuatu yang tidak dikenalnya Komponen Kecemburuan Menurut Ben-ze ev (dalam Legerstee & Hart, 2010) mengkategorikan komponen dalam kecemburuan percintaan, yaitu ketakutan kehilangan pasangan karena orang lain, kecintaan dengan pasangan, dan kemarahan atau kesedihan yang ditimbulkan dari situasi negatif. Berikut penjelasan dari ketiga komponen tersebut: 1. Ketakutan kehilangan pasangan karena orang lain Pada dasarnya, kecemburuan merupakan suatu ancaman untuk menilai kualitas suatu hubungan. Ketakutan kehilangan karena orang lain dan akhirnya berpisah merupakan hal yang buruk. Kecemburuan tidak hanya sekedar diasosiasikan sebagai situasi yang buruk dalam hubungan tetapi juga kemungkinan yang bisa mengakibatkan berakhirnya suatu hubungan, dalam hal ini kecemburuan dikategorikan sebagai rasa takut. Contoh kasusnya apabila ada orang lain yang tertarik dan jatuh cinta kepada pasangan, jika Anda terlalu bersedih maka bisa mengakibatkan putusnya hubungan, lain hal nya jika Anda percaya terhadap
11 17 kesetiaan pasangan maka Anda akan lebih berpikir rasional bahwa Anda tidak akan kehilangan pasangan karena keberadaan orang lain. 2. Kecintaan dengan pasangan Biasanya kecemburuan diartikan sebagai wujud perhatian dan cinta yang berkorelasi positif terhadap keromantisan percintaan. Kecemburuan bisa menjadi bayang-bayang komitmen di suatu hubungan, ia bisa menyita kepedulian individu terhadap hubungan percintaan dengan pasangannya sehingga disebut the shadow of love. 3. Kesedihan yang ditimbulkan dari situasi negatif Kesedihan akibat kecemburuan muncul untuk mengekspresikan tekanantekanan yang terjadi. Kesedihan dalam kecemburuan diasosiasikan sebagai kemarahan, rasa malu, frustasi, merasa tidak aman, keputusasaan, dan ketidakberuntungan dalam percintaan. Kesedihan dalam hal ini bukan berfokus pada ketahanan tetapi pada kepasrahan terhadap situasi yang tidak bisa kita kendalikan. Dari kesedihannya seseorang bisa terus memperjuangkan hubungannya untuk tidak kehilangan pasangan atau dapat memunculkan kemarahan atas pengkhianatan pasangannya Perbedaan Gender dalam Kecemburuan Menurut Harris & Darby (dalam Legerstee & Hart, 2010) salah satu hipotesis mengatakan bahwa lelaki akan sangat marah jika pasangannya berkhianat dengan berhubungan seksual dengan lelaki lain, sedangkan perempuan akan sangat marah jika pasangannya berkhianat secara emosional. Menurut Denisiuk (2004), berpendapat tentang perbedaan gender dalam kecemburuan menggunakan teori struktur sosial (the social sctructure theory) yaitu,
12 18 menekankan bahwa kecemburuan merupakan ancaman dalam sebuah hubungan dengan pasangan karena penampilan fisik. Pada lelaki, kecemburuan dipicu karena isyarat-isyarat yang mengindikasikan perselingkuhan seksual. Ini terjadi misalnya ketika kekasihnya tersenyum kepada lelaki lain, terlebih jika lelaki lain tersebut lebih muda, tampan, dan berstatus sosial tinggi. Akibatnya, lelaki berusaha terlibat dalam segala perilaku kekasihnya untuk memonopoli akses seksual pasangannya. Lain halnya dengan kecemburuan pada perempuan, menurut Denisiuk (2004), perempuan akan lebih peduli dengan perselingkuhan emosional, karena mereka sangat bergantung pada sumber daya pasangan yang tersedia untuk mereka. Sehingga, jika kekasih mereka secara emosional tertarik dengan wanita lain, maka akan mempengaruhi komitmen yang telah terjalin. Menurut Looy (dalam Denisiuk, 2004), kecemburuan perempuan dipicu oleh isyarat yang terkait dengan hubungan emosional atau kehadiran wanita yang lebih muda dan lebih menarik dari dirinya. Harris & Darby (dalam Legerstee & Hart, 2010) menambahkan bahwa perempuan dari terdahulunya dihadapkan pada tantangan untuk mencegah pasangannya berbagi entah itu material maupun non material yang seharusnya untuk keluarganya kepada perempuan lain. Akibat dari kehilangan material dan non material tersebut perempuan memikirkan keberlangsungan hidupnya dan juga anakanaknya. Perempuan berpikir dari perselingkuhan emosional merupakan sebuah petunjuk bahwa ia akan kehilangan material dan non material pasangannya sehingga perempuan akan cemburu walaupun pasangannya berselingkuh secara emosional.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Dalam penelitian ini, responden yang digunakan adalah mahasiswa atau mahasiswi di Universitas X Jakarta yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Kriteria
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dalam bab terakhir ini peneliti akan menguraikan tentang kesimpulan dari
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab terakhir ini peneliti akan menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. Selain itu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Online Shop yang terdapat pada jejaring sosial Facebook. Obyek Penelitian adalah para konsumen yang pernah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori berupa definisi, dimensi, dan faktor yang berpengaruh dalam variabel yang akan diteliti, yaitu bahasa cinta, gambaran tentang subjek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam aktifitas promosi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam aktifitas promosi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek dan jenis-jenis promosi yang ada di negara lain, khususnya negara-negara yang telah maju perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Parsons (dalam Nazir, 2005, p. 13), penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan dengan orang lain yang meliputi interaksi di lingkungan sekitarnya. Sepanjang hidup, manusia akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Cemburu. Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Cemburu 1. Pengertian cemburu Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Kepuasan dalam Hubungan Romantis
BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan dalam Hubungan Romantis 1. Definisi Kepuasan dalam Hubungan Romantis Hubungan romantis merupakan aktivitas bersama yang dilakukan oleh dua individu dalam usaha untuk saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa berada pada masa dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa berada pada masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa transisi ini banyak hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin canggih membuat komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin canggih dan berbagai sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan individu dewasa adalah merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis yang akan menimbulkan hubungan interpersonal sebagai bentuk interaksi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI
0 HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang rentang kehidupan individu, banyak hal yang dipelajari dan mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman bersama keluarga dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada dapat menjadikan hubungan dan relasi antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global yang terjadi sekarang ini menuntut manusia untuk berusaha sebaik mungkin dalam menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan romantis. Hubungan romantis (romantic relationship) yang juga
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemburuan merupakan hal yang wajar terjadi dalam sebuah hubungan antarindividu. Afeksi yang terlibat dalam hubungan tersebut membuat individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat seseorang memasuki usia dewasa awal, ia mengalami perubahan dalam hidupnya. Pada usia ini merupakan transisi terpenting dalam hidup manusia, dimana remaja mulai
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu situs jejaring sosial yang terkenal saat ini adalah Facebook, lewat situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun. Fitur-fitur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan awal untuk studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi apabila
Lebih terperinciBAB II OBJEK PENELITIAN. mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki account di Facebook. Tak
BAB II OBJEK PENELITIAN A. Facebook Facebook diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg sebagai media untuk saling mengenal bagi para mahasiswa Harvard. Dalam waktu dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam seluruh aspek kehidupan. Media komunikasi pun semakin berkembang seriring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan mulai resmi dapat di akses secara umum pada tahun
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dalam menjalin sebuah kehidupan. Salah satu dasar dalam bersosialisasi adalah cinta. Cinta adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang wanita yang memilih untuk menikah dengan prajurit TNI bukanlah hal yang mudah, wanita tersebut harus memiliki komitmen yang kuat dalam hubungan pernikahannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan ini. Pertumbuhan penggunaan internet yang pesat juga terjadi di Indonesia, beberapa
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTAR PRIBADI
HUBUNGAN ANTAR PRIBADI Modul ke: Fakultas Psikologi Macam-macam hubungan antar pribadi, hubungan dengan orang belum dikenal, kerabat, hubungan romantis, pernikahan, masalah-masalah dalam hubungan pribadi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Dewasa Muda Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pacaran adalah istilah yang sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat dapat melihat atau menjadi subjek dalam fenomena pacaran ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Perkembangan hidup pada manusia akan membawa seorang manusia menuju sebuah usia yang memiliki tugas untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup, menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan kecemburuan, pola
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan kecemburuan, pola attachment, dewasa awal dan pacaran. 2.1 Attachment 2.1.1 Definisi Attachment Bowlby adalah tokoh pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas, dilihat dari konsumen yang menuntut produk dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenal konsumen dengan kebutuhan konsumsi yang cukup tinggi, perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai bahan evaluasi perusahaan dalam meningkatkan kualitas,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebahagiaan 1. Pengertian Kebahagiaan Menurut Seligman (2005) kebahagiaan hidup merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan dan Yayasan Embun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan dan Yayasan Embun Surabaya pada bulan Juli-Oktober 2012 pada pelajar SMA dan sederajat yang berusia 15-17 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap
7 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap perkembangan khususnya pada tahapan dewasa muda, hubungan romantis, attachment dan tipe attachment. 2.1 Dewasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intimacy (Keintiman) 2.1.1 Definisi Intimacy Menurut Erikson (dalam Valentini, & Nisfiannoor, 2006) intimacy sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dan juga berperan penting
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Loneliness 2.1.1 Definisi Loneliness Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Seksual. laku individu yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Seksual 1. Definisi Perilaku Seksual Sarwono (2005) mengungkapkan bahwa perilaku seksual adalah tingkah laku individu yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal merupakan awal dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang kehidupan seseorang. Individu pada masa ini telah melewati masa remaja dan akan memasuki
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui dengan cepat melalui informasi-informasi yang tersedia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan dunia yang semakin pesat, perkembangan kondisi pasar yang sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan memahami
Lebih terperinciBagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh
Bagan 2 Kondisi keluarga : penuh tekanan, memandang agama sebagai rutinitas dan aktivitas, ada keluarga besar yang selingkuh, Relasi ayah-ibu : ibu lebih mendominasi dan selalu menyalahkan sedangkan ayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang paling penting, karena pada masa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu tidak akan pernah dapat hidup sendirian, mereka selalu membutuhkan orang lain untuk dapat diajak berteman atau pun bercerita dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan orang lain yang meliputi interaksi di lingkungan. sekitarnya. Salah satu bentuk hubungan yang sering terjalin dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari hubungan dengan orang lain yang meliputi interaksi di lingkungan sekitarnya. Salah satu bentuk hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan salah satu proses yang biasanya dijalani individu sebelum akhirnya memutuskan menikah dengan pasangan. Pada masa pacaran, individu saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin menuntut pengorbanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi tersebut adalah internet. menjadi fenomena masa modern ini adalah facebook.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan teknologi adalah sebuah fenomena alam nyata yang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan manusia. Karena kemajuan teknologi merupakan dampak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu
BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode iliah secara sistematis yang hasilnya berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjaga hubungan romantis dengan pasangan romantis (romantic partner) seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjaga hubungan romantis dengan pasangan romantis (romantic partner) seperti saat masih menjadi teman dekat atau pacar sangat penting dilakukan agar pernikahan bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada masa dewasa awal merupakan masa puncak dalam bersosialisasi. Individu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang menuntut manusia untuk berpikir dan berperilaku selaras dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di tengah perkembangan jaman yang semakin maju dan sarat perubahan di segala bidang menuntut manusia untuk berpikir dan berperilaku selaras dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah, semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan baik dalam kemampuan fisik maupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penyesuaian Diri Penyesuaian berarti adaptasi yang dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan serta memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam sejarah manusia, belum. ditemukan seorang manusia yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam sejarah manusia, belum ditemukan seorang manusia yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (Dr.
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup saling membutuhkan satu sama lain. Salah satunya adalah hubungan intim dengan lawan jenis atau melakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dukungan Sosial Orang Tua Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri 1. Pengertian Harga Diri Menurut Coopersmith (1967 ; dalam Sert, 2003; dalam Challenger, 2005; dalam Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa indikator kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi informasi seperti internet, teknologi ini tidak hanya mungkin menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciKETERTARIKAN ANTAR PRIBADI
KETERTARIKAN ANTAR PRIBADI Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id www.uny.ac.id 1 Afiliasi : Asal Mula Ketertarikan Akar afiliasi pada saat infancy 6 hal penting yang dapat diperoleh dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berpacaran Pada tinjauan pustaka ini akan dibicarakan terlebih dahulu definisi dari intensi, yang menjadi konsep dasar dari variabel penelitian ini. Setelah membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan jarak jauh (long distance relationship) Pengertian hubungan jarak jauh atau sering disebut dengan long distance relationship adalah dimana pasangan dipisahkan oleh jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia yang didapatkan lewat sekolah. Setiap orang yang bersekolah harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perceraian merupakan suatu perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan relasi antar pribadi pada masa dewasa. Hubungan attachment berkembang melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin lahir dalam keadaan normal, namun pada kenyataannya ada orang yang dilahirkan dengan keadaan cacat. Bagi orang yang lahir dalam keadaan cacat
Lebih terperinci