BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan
|
|
- Susanti Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya, yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya (Yusuf, 2001). Memasuki tahap perkembangan yang baru, individu akan mengalami berbagai perubahan (Hurlock, 2004). Perubahan yang terjadi biasanya dipengaruhi oleh pengalaman dan proses belajar sepanjang hidupnya. Perjalanan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ditandai oleh periode transisional panjang yang dikenal dengan masa remaja (Papalia, 2008). Menurut Hurlock (2004) remaja adalah mereka yang berada pada usia tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah tahun. Sementara Hall (dalam Santrock, 2003) membatasi usia remaja pada rentang tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, dapat dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam peralihan masa remaja menuju masa dewasa awal.
2 Sebagian remaja ada yang mengalami perubahan peran secara drastis. Ia harus menjalankan peran dewasa lebih awal dibandingkan dengan teman-teman sebayanya, dalam keadaan ini dapat dikatakan sebagai masa remaja yang diperpendek. Sebaliknya, untuk masa remaja yang diperpanjang yaitu bila individu setelah melewati usia remaja masih bergantung dan berada dibawah otoritas orangtua. Keadaan seperti ini dapat membuat perkembangan remaja menuju proses kedewasaan menjadi terhambat. Pada masa remaja itu sendiri terjadi perubahan yang besar pada fisik, emosional, kognitif dan sosial (Hurlock, 2004). Rangkaian perubahan fisik yang dialami remaja nampak jelas pada perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada masa awal remaja. Seperti pertumbuhan yang pesat pada anggota tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa, dimana perubahan yang terjadi pada masa remaja terjadi pada tinggi dan berat badan, serta organ seksual. Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormon. Remaja umumnya memiliki kondisi emosi yang labil, tidak terkendali dan tampak irasional. Selain itu individu juga mengalami perubahan kognitif. Perubahan dalam kemampuan berpikir ini diungkapkan oleg Piaget sebagai tahap terakhir yang disebut formal operation dalam perkembangan kognitifnya. Pada tahapan ini, remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada, melainkan remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi pada masa remaja berhubungan dengan
3 penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam membentuk hubungan yang baru dan juga menyesuaikan diri dengan orang dewasa lainnya diluar lingkungan keluarga dan sekolah (Hurlock, 2004). Masa remaja secara umum dimulai dengan pubertas, yaitu proses yang mengarah kepada kematangan seksual dan kemampuan untuk bereproduksi. Perubahan biologis pubertas yang merupakan tanda akhir masa kanak-kanak, berakibat pada peningkatan pertumbuhan berat dan tinggi badan, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, serta pencapaian kematangan organ seksual (Papalia, 2008). Perubahan fisik dalam masa remaja lebih pesat daripada masa kanakkanak, dan perubahan yang pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan bentuk tubuhnya (Hurlock, 2004). Menurut Levine & Smolak (dalam Rey, 2002), permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan pada masa remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Sedangkan pada masa remaja tengah dan akhir permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimilikinya, yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkannya. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka menjadi kurang percaya diri. Salah satu dampak psikologis dari perubahan tubuh di masa puber yaitu, remaja cenderung merasa cemas dengan tubuh mereka dan membentuk citra diri mengenai bagaimana keadaan tubuh mereka. Hal ini dikenal dengan body image, yaitu gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya,
4 bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang ia pikirkan dan rasakan terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, dan bagaimana kirakira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum tentu benar-benar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil penilaian diri yang bersifat subyektif (Honigman & Castle dalam de Villiers, 2006). Dapat disimpulkan bahwa body image adalah persepsi subyektif seseorang akan penampilannya sendiri. Semua orang tentu ingin memiliki penampilan fisik yang menarik, termasuk para remaja baik wanita maupun pria. Bagi remaja yang bentuk tubuhnya tidak ideal, sering menolak kenyataan perubahan fisiknya sehingga mereka merasa minder dan kurang percaya diri untuk bergaul dengan teman sebayanya. Sedangkan bagi remaja yang menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar karena memang akan dialami oleh semua orang yang melalui pubertas (Hurlock, 2004). Kecantikan dan kesempurnaan fisik seringkali menjadi ukuran ideal bagi seseorang sehingga banyak yang berusaha mengejar kecantikan dan kesempurnaan dengan bantuan kosmetik, gymnastic, fashion yang up to date, ke salon untuk menata rambut, sampai dengan melakukan koreksi pada beberapa bagian wajah dan tubuh dengan bantuan operasi plastik. Usaha-usaha untuk mencapai bentuk tubuh yang ideal terus dilakukan oleh remaja yang mengalami ketidakpuasan akan body image mereka. Terdapat perbedaan gender dalam persepsi remaja mengenai tubuh mereka. Proses pembentukan body image yang baru pada masa remaja ke dalam
5 diri (self) adalah bagian dari tugas perkembangan yang sangat penting, dan biasanya remaja wanita mengalami penyesuaian yang lebih sulit daripada remaja pria (Dacey & Kenny, 2001). Menurut Gunn & Pikoff (dalam Santrock, 2007), selama masa puberitas secara umum remaja wanita tidak begitu senang dengan tubuh mereka dan memiliki body image yang lebih negatif dibandingkan dengan remaja laki-laki. Ketidakpuasan remaja wanita pada tubuh mereka mungkin lebih disebabkan karena kadar lemak tubuh mereka yang meningkat, sehingga menyebabkan peningkatan berat tubuh mereka dan hal ini membuat mereka terlihat lebih gemuk. Sebaliknya remaja laki-laki menjadi lebih puas saat mereka melalui masa puber, mungkin dikarenakan massa otot mereka meningkat, sehingga menyebabkan tubuh mereka menjadi lebih berotot (Gross dalam Santrock, 2007). Hal ini didukung oleh pernyataan dari Levine & Smolak (dalam Rey, 2002) bahwa 40-70% remaja wanita merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, bokong, perut dan paha. Peran masyarakat dan media, juga membawa pengaruh yang besar dalam mendorong seseorang untuk begitu peduli pada penampilan dan image tubuhnya. Menurut Thompson (2001) ada tiga unsur atau komponen yang membentuk body image, yaitu persepsi, perkembangan, dan sosiokultural. Komponen persepsi berhubungan dengan ketepatan individu dalam mempersepsi atau memperkirakan ukuran tubuhnya. Komponen perkembangan menjelaskan tentang pentingnya pengalaman dimasa kecil dan remaja terhadap hal-hal yang berkaitan dengan body image nya. Komponen sosiokultural, menjelaskan bahwa keindahan tubuh dan
6 standar tentang tubuh ditentukan oleh masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat menentukan apa yang dikatakan indah, ideal, dan apa yang tidak. Diantara ketiga komponen tersebut, sosiokultural memiliki pengaruh lebih besar terhadap body image pada remaja. Thompson (2001) juga menjelaskan pentingnya faktor media, khususnya media massa dalam membentuk nilai-nilai yang dianut masyarakat. Melalui media massa, gambaran mengenai tubuh yang ideal terbentuk di masyarakat. Artikel, sinetron, dan tayangan iklan yang dimunculkan pada media cetak, televisi, maupun internet seringkali menampilkan model-model dengan kriteria tubuh ideal, yaitu memiliki bentuk tubuh yang langsing, tinggi, dan kulit yang putih. Hal ini mendorong remaja wanita untuk mencoba tampak seperti model yang mereka saksikan di media, dan cenderung mengembangkan kepedulian yang berlebihan terhadap berat badan mereka (Papalia, 2008). Seiring dengan semakin banyaknya iklan yang menampilkan model-model yang memiliki tubuh yang ideal, secara tidak sadar keinginan seseorang untuk memiliki tubuh yang ideal akan semakin tinggi. Pernyataan ini juga didukung oleh Mostert (dalam de Villiers, 2006), yang meyakini bahwa masyarakat pada saat ini lebih menekankan pada penampilan fisik, dan media memainkan peran yang besar dalam menunjukkan pada masyarakat bagaimana image ideal yang disebut cantik. Kehadiran media tersebut, tidak dipungkiri semakin mendorong pribadi-pribadi untuk meletakkan standar ideal pada dirinya, seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Para remaja menyadari bahwa mereka yang menarik biasanya diperlakukan dengan lebih baik
7 daripada mereka yang kurang menarik (Hurlock, 2004). Menurut Corss & Cross (dalam Hurlock, 2004), kecantikan dan daya tarik fisik merupakan hal yang penting bagi remaja. Dukungan sosial, popularitas, pemilihan calon pasangan hidup dan karir di pengaruhi oleh daya tarik fisik seseorang. Remaja wanita beranggapan bahwa dengan memiliki tubuh yang ideal dan menarik, mereka akan lebih mudah untuk terlibat dalam hubungan yang romantis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Erickson (dalam Dacey & Kenny, 2001) yang menyatakan bahwa wanita dalam menilai penampilan fisik lebih mengarah kepada upaya untuk menarik perhatian lawan jenis, sedangkan pria lebih memfokuskan pada kemampuan bersaing dan kekuatan. Masa remaja merupakan masa meningkatnya ketertarikan terhadap lawan jenis. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis sehingga membuat mereka terlibat dalam hubungan romantis, yang biasa dikenal dengan sebutan pacaran atau berkencan. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Santrock (2007) yang mengatakan bahwa cinta romantis menandai kehidupan percintaan para remaja. Bagi sebagian remaja, bisa memiliki pacar merupakan prestasi tersendiri karena remaja merasa bisa diterima dan disukai orang lain. Individu yang memiliki body image positif akan menerima lebih banyak ajakan berkencan dibanding yang memiliki body image negatif, karena mereka yang merasa bahwa diri mereka cantik dan keliatan menarik dimata orang lain akan lebih memungkinkan untuk terlibat dalam hubungan yang romantis (de Villiers, 2006). Pernyataan ini juga didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Thompson (2001) bahwa untuk memulai suatu hubungan yang romantis,
8 seseorang harus terlebih dahulu merasa nyaman dengan tubuhnya, jika tidak maka akan sulit bagi individu tersebut untuk memulai suatu hubungan yang romantis. Dengan demikian, remaja yang memiliki body image positif biasanya cenderung memiliki self-esteem yang tinggi, sedangkan remaja yang memiliki body image negatif cenderung memiliki self-esteem yang rendah, sehingga mereka akan merasa kesulitan dalam memulai hubungan yang romantis dengan lawan jenis dibandingkan remaja yang memiliki body image positif. Remaja yang memiliki body image negatif, cenderung merasa ditolak dan tidak diinginkan. Perasaan ditolak ini bisa membawa remaja lari ke hal-hal negatif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moore dan Franko (dalam Cash & Pruzinsky,2002) bahwa body image adalah komponen yang penting dalam hidup manusia karena apabila terdapat gangguan pada body image dapat mengakibatkan banyak hal, seperti perasaan minder dan tidak percaya diri, gangguan pola makan (eating disorder), diet yang tidak sehat, anxiety, bahkan depresi. Masalah body image ini akan semakin berkembang dan dapat mempengaruhi kehidupan dari banyak remaja wanita. Jika masalah seperti ini tidak dapat diatasi pada masa remaja, maka permasalahan ini akan terbawa sampai memasuki usia dewasa (Thompson & Smolak dalam de Viller, 2006). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh body image terhadap romantic relationship satisfaction pada remaja wanita.
9 B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh body image terhadap romantic relationship satisfaction pada remaja wanita. C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh body image terhadap romantic relationship satisfaction pada remaja wanita. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur pengetahuan dalam bidang psikologi, khususnya Psikologi Perkembangan mengenai pengaruh body image terhadap romantic relationship satisfaction pada remaja wanita. Selain itu, dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti selanjutnya dan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian di masa mendatang, khususnya pengaruh body image dengan romantic relationship satisfaction pada remaja wanita. 2. Manfaat Praktis Menambah wawasan bagi masyarakat umum terutama bagi remaja wanita mengenai pengaruh body image dalam romantic relationship satisfaction, serta dapat membantu remaja untuk mengembangkan body image yang
10 positif, sehingga dapat mencapai kepuasan dalam menjalin hubungan yang romantis (romantic relationship satisfaction). E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II Landasan Teori Bab ini akan menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Bab ini berisi definisi romantic relationship, elemen-elemen romantic relationship, romantic relationship satisfaction, romantic relationship pada remaja wanita, definisi body image, komponen body image, faktor-faktor yang mempengaruhi body image, body image pada remaja wanita, definisi remaja, ciri-ciri umum remaja, tugas perkembangan remaja, pengaruh body image terhadap romantic relationship satisfaction pada remaja wanita, dan hipotesa. BAB III Metode Penelitian Bab ini berisi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis data.
11 BAB IV Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi gambaran subjek penelitian, hasil penelitian utama dan hasil penelitian tambahan. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini memuat tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan saran penelitian yang meliputi saran praktis dan saran untuk penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk menunjukkan pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi kepribadiannya. Obyek sosial ataupun persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bentuk tubuh dan berat badan merupakan persoalan perempuan yang paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa pengaruh besar dalam mendorong
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Diet 2.1.1 Pengertian Perilaku Diet Perilaku adalah suatu respon atau reaksi organisme terhadap stimulus dari lingkungan sekitar. Lewin (dalam Azwar, 1995) menyatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya berdasarkan cara berpakaian, cara berjalan, cara duduk, cara bicara, dan tampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering diperhatikan. Biasanya keinginan untuk tampil sempurna sering diartikan dengan memiliki tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang sering dialami oleh remaja seperti kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan bisa terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan individu yang merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan bentuk tubuh satu sama lain seringkali membuat beberapa orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya adalah permasalahan fisik yang berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan terhadap
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah sumber informasi yang sulit untuk dilepaskan dalam keseharian individu. Douglas Kellner (1995) mengemukakan bahwa media massa memang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia mempunyai kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tugas perkembangan remaja adalah menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif (Hurlock, 1980:10). Masa remaja disebut juga masa pubertas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja mengalami masa puber yang dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup masa akhir kanak-kanak dan masa awal remaja. Masa puber ditandai dengan pertumbuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Diet 1. Pengertian Perilaku Diet Perilaku diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangai berat badan (Kim & Lennon, 2006). Demikian pula Hawks (2008) mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinci9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Body Image (Citra Tubuh) 2.1.1 Definisi Body Image (Citra Tubuh) Body Image (Citra Tubuh) merupakan evaluasi dari pengalaman subjektif individu tentang persepsi, pikiran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi caloncalon intelektual. Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut.
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Body Image 1. Pengertian Body Image Menurut Schilder (dalam Carsini, 2002), body image adalah gambaran mental yang terbentuk tentang tubuh seseorang secara keseluruhan, termasuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 RUSTAM ROSIDI F100 040 101 Diajukan oleh: FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sternberg (dalam Florsheim, 2003), mengatakan bahwa love dan romantic
BAB II LANDASAN TEORI A. ROMANTIC RELATIONSHIP 1. Definisi Romantic Reationship Sternberg (dalam Florsheim, 2003), mengatakan bahwa love dan romantic relationship biasanya dideskripsikan dalam istilah-istilah
Lebih terperinciBAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada
BAB I Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk dipelajari karena pada masa remaja, seorang remaja dihadapkan pada berbagai tantangan dan permasalahan. Salah satu diantara permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
14 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Masa Dewasa Awal 2.1.1 Definisi Dewasa Awal Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dapat kita lihat adanya kecenderungan masyarakat yang ingin memiliki tubuh ideal.banyak orang yang selalu merasa bahwa bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa saat seseorang mengalami perubahan secara psikis dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa saat seseorang mengalami perubahan secara psikis dan fisik. Pada saat memasuki masa remaja, individu dihadapkan dengan keadaan baru seperti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Body Image II.A.1. Definisi Body Image Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai pengertian yaitu persepsi dan sikap seseorang terhadap tubuhnya sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai remaja, mahasisiwi merupakan sosok individu yang sedang dalam proses perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Perubahanperubahan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri
BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dan penyesuaian diri memiliki kaitan yang sangat erat. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan individu, masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang disebut juga masa transisi. Siswa SMA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.
HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa defenisi yang dikemukakan para ahli mengenai citra tubuh.
BAB II LANDASAN TEORI A. Citra Tubuh 1. Definisi citra tubuh Ada beberapa defenisi yang dikemukakan para ahli mengenai citra tubuh. Cash (1994) menyatakan bahwa citra tubuh merupakan evaluasi dan pengalaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction. body image sebagai suatu sikap dan penilaian individu mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Dissatisfaction 1. Pengertian Body Dissatisfaction Cash & Pruzinsky (Marshall & Lengyell, 2012) mendefinisikan body image sebagai suatu sikap dan penilaian individu mengenai
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita dan pria pada umumnya memiliki minat yang beragam ketika memasuki masa dewasa awal, seperti minat mengenai fisik, pakaian, perhiasan, harta dan belief
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menarik perhatian. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perempuan ingin terlihat cantik dan menarik. Hal ini wajar, karena perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menarik perhatian. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Body Dissatisfaction 1. Pengertian Body Dissatisfaction Body image pada awalnya diteliti oleh Paul Schilder (1950) yang menggabungkan teori psikologi dan sosiologi. Schilder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa pertumbuhan, baik secara fisik, yang ditandai dengan berkembangnya jaringan jaringan dan organ tubuh yang membuatnya
Lebih terperinciTAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, depresi sudah menjadi wabah dalam kehidupan modern dan sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu gangguan psikologis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini. Diet didefinisikan sebagai kegiatan membatasi dan mengontrol makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah masa transisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik wanita dewasa maupun remaja putri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya iklan di televisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. sendiri. Di dalam menilai dirinya sendiri, bangga, puas dan bahagia
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. BODY IMAGE 1. Pengertian Body Image Disadari atau tidak manusia akan selalu menilai perasaan dirinya sendiri. Di dalam menilai dirinya sendiri, bangga, puas dan bahagia akan muncul,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. positif. Artinya penerimaan diri apa adanya (Brewer, 2005).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri Pengertian kepercayaan diri adalah rasa percaya atau tentang keyakinan terhadap kesanggupannya, juga diperoleh suatu perasaan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan. dirinya (Havighurst dalam Monks, dkk., 2002, h.22).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek psikis manusia yang sangat penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Berhasil atau tidaknya individu dalam berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Citra Diri tentang Ciri-ciri Perkembangan Seksual Sekunder
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri tentang Ciri-ciri Perkembangan Seksual Sekunder 1. Citra Diri a. Pengertian Penilaian tentang fisik atau tubuh sendiri oleh beberapa ahli dinamakan citra diri (Tilaar,
Lebih terperinciManusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap
BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami perubahan sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang penting dalam kehidupan di masa kini. Dengan tampil menarik, wanita akan merasa lebih berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif, dan psikososial
Lebih terperinciUniversitas Indonesia
1 1. Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Kebanyakan individu tentunya ingin tampil sempurna dan menarik dihadapan individu lainnya. Untuk tampil baik, kebanyakan dari mereka menganggap citra tubuh (body image)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan fisik terjadi saat seorang individu mencapai usia remaja, dimana seorang remaja akan mengalami masa perubahan atau masa transisi dari anak-anak menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Ni Luh Rahayu Widiasti, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan media dan teknologi yang semakin pesat memungkinkan berbagai informasi dan budaya-budaya baru masuk ke berbagai penjuru dunia. Secara terus-menerus,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu hingga saat ini penampilan fisik bagi seorang individu merupakan salah satu hal yang seringkali mendapat perhatian khusus, seorang individu berusaha untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Putri Nurul Falah F 100
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Seksual Pranikah 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Menurut Sarwono (2005) perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan pada dasarnya upaya peserta didik termasuk remaja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk masalah penerimaan diri. Bimbingan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti melakukan pengukuran empiris
Lebih terperinciCITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)
CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031) 5633365 ABSTRACT Bentuk tubuh yang overweight sangat mengganggu remaja dan menimbulkan respon tersendiri bagi remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan berlanjut menjadi orang tua merupakan proses yang dilalui oleh setiap manusia secara berkesinambungan dalam hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa dimana perkembangan teknologi semakin maju ini, masyarakat aktif dalam mencari informasi mengenai produk yang bermanfaat dan sesuai dengan apa yang dijanjikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan tingkat pendidikan dasar secara formal setelah melalui tingkat sekolah dasar. Pada umumnya peserta tingkat pendidikan ini berusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini, anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam siklus kehidupan manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi fisik maupun psikologinya. Ini dapat dilihat dari semasa bayi sampai dewasa,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan masa dewasa. Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Pada usia remaja seorang individu mengalami berbagai perubahan, baik perubahan secara fisik, kognitif, maupun psikososial. Perubahan-perubahan tersebut juga berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengadilan dan kalaupun bersalah hukuman yang diterima lebih ringan. Selain
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Psikologi sosial menunjukkan bahwa ada peranan penting dari penampilan fisik seseorang terhadap kehidupan sehari-harinya (Berscheid dkk dalam Davison & McCabe,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepercayaan Diri 2.1.1. Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri adalah keyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbukanya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN BODY DISSATISFACTION
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN BODY DISSATISFACTION PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA. Nanang E.G. 15 Juli 2008
PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA Nanang E.G. 15 Juli 2008 Siapakah remaja? Masa puber, Adolesensi atau akil baliq Secara biologis 12-21 tahun Banyak mengalami perubahan psikis dan fisik Anak-anak bukan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan,
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Keharmonisan Keluarga II.A.1. Definisi Keharmonisan Keluarga Menurut Gunarsa (2000) keluarga harmonis adalah bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan manusia terbagi menjadi beberapa fase selama rentang kehidupan. Beberapa fase tersebut diantaranya fase bayi, anak-anak, remaja hingga dewasa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
8 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan dibahas teori mengenai body dissatisfaction, self esteem, media exposure, dan faktor-faktor lain yang mendasarinya. II.1. BODY IMAGE DAN KETIDAKPUASAN AKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa yang ditandai oleh perubahan mendasar yaitu perubahan secara biologis, psikologis, dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah proses panjang yang dialami seorang individu dalam kehidupannya. Proses peralihan dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam benak mereka, seperti Who am I?, Apa yang membuat saya berbeda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja menjadi salah satu tahap dalam rentang kehidupan yang harus dilalui individu. Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami transisi dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dimana seorang remaja mengalami perubahan baik secara fisik, psikis maupun sosialnya. Perubahan fisik remaja merupakan perubahan
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Republika tabloid (7 November 2013) membahas pada sebuah media cetak
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Republika tabloid (7 November 2013) membahas pada sebuah media cetak mengenai kasus seks remaja, belum selesai kasus video porno SMP 4 Jakarta dan menjadi
Lebih terperinciDefinisi remaja menurut para ahli - Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan
Pengertian Remaja Definisi Menurut Para Ahli Ciri Tahap dan Perkembangan Masa Remaja Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Pengertian Remaja -Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak dan masa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena perubahan yang terjadi dalam masyarakat dewasa ini khususnya bagi remaja merupakan suatu gejala yang dianggap normal, sehingga dampak langsung terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu
Lebih terperinci