PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Sabar Priyono NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016

2 PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL" yang disusun oleh Sabar Priyono, NIM ini telah disetujui oleh dosen pernbirnbing untuk diujikan. Yogyakarta, 16 Maret 2016 Dosen Pernbirnbing Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. NIP

3 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang dituhs atau diterbitkan orang lain kecuali dengan acuan atau kutipan dengan tata penulisan karya ilmiah yang berlaku. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah ash, Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya. Yogyakarta, 16 Maret 2016 Yang menyatakan, Fr. Sabar Priyono NIM '- 111

4 PENGESAHAN Skripsi yang berjudul "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN., KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERl KARANGJATI KECAMATAN KASlHAN KABUPATEN BANTUL" yang disusun oleh Sabar Priyono, NIM ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal28 Maret 2016 dan dinyatakan lulus. DEWAN PENGUJI Nama Jabatan Tanda tangan Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. Apri1ia Tina Lidyasari, M.Pd. Dr. Insih Wilujeng, M.Pd. Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji Utama rf;tj/j L1i4::.~... Tanggal L\.. AV.:c~\.. ~'b?.avj~.\ tclb ~ A\?(\\ 2c>\b IV

5 MOTTO Pengalaman merupakan pembelajaran yang paling berharga (Anonim) Pembelajaran yang menyenangkan akan memberikan makna yang berarti ( Anonim ) v

6 PERSEMBAHAN Dengan mengharap ridho Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberikan semangat. Terimakasih atas semangat dan doa yang selalu diberikan untuk kesuksesan dan kebahagiaanku. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, Bangsa, dan Agama. vi

7 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL Oleh Sabar Priyono NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment dengan desain penelitian Nonequivalent control group design. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran kontekstual dan variabel terikat yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karangjati tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 61 siswa yang terdiri dari 2 kelas. Kelas IV A berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B berjumlah 31 siswa sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan instrumen tes dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji-t yaitu nilai t sebesar 2,665 dan sig 0,010. Nilai sig menyatakan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal tersebut juga ditunjukkan dari rata-rata hasil post-test yaitu kelompok kontrol sebesar 73,22 dan kelompok eksperimen sebesar 80,66 Kata kunci: Pembelajaran kontekstual, hasil belajar IPA. vii

8 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menempuh akademik di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Suparlan, M.Pd.I. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah mendukung kelancaran penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd. Pembimbing Akademik (PA), yang telah memberikan dorongan dalam melaksanakan penelitian ini. 5. Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. viii

9 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada penulis. 7. Dewan penguji yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap skripsi yang telah disusun penulis. 8. UPT perpustakaan UNY, UPP I, dan UPP II yang telah memberikan pelayanan yang baik ramah kepada peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini. 9. Ibu Jumiyatin, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Karangjati yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian di sekolah. 10. Bapak dan Ibu Guru SD Negeri Karangjati yang telah memberikan banyak masukan dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian di sekolah. 11. Seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karangjati, atas kerjasama dan partisipasinya dalam pembelajaran selama penulis melakukan penelitian. 12. Orang tua tercinta, Ibunda Minah dan Ayahanda Darmadi yang selalu mendoakan dan memberi motivasi. 13. Keluargaku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. 14. Lukman Primadi dan Eko Nur F yang telah bersedia membantu menjadi observer selama penelitian. 15. Teman-teman Kelas D PGSD FIP UNY angkatan 2012 yang telah memberi semangat, dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. ix

10 16. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak. Yogyakarta, 16 Maret 2016 Penulis Sabar Priyono NIM x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran IPA... 9 xi

12 1. Pengertian IPA Komponen IPA Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar B. Kajian Tentang Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar IPA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar C. Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual Pengertian Pembelajaran Kontekstual Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Prinsip Pembelajaran Kontekstual Komponen Pembalajaran Kontekstual Penerapan Pembalajaran Kontekstual dalam Pembelajaran D. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar E. Hasil Penelitian yang Relevan F. Kerangka Pikir G. Hipotesis Penelitian H. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian B. Desain Penelitian C. Tempat dan Waktu Penelitian xii

13 D. Variabel Penelitian E. Populasi dan Sampel Penelitian F. Instrumen Penelitian G. Validasi Instrumen H. Teknik Pengumpulan Data I. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.69 a. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol b. Data Hasil Observasi Kelompok Eksperimen Data Hasil Belajar Siswa a. Data Hasil Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen b. Data Hasil Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen c. Perbandingan Skor Hasil Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan kelompok Eksperimen C. Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji Homogenitas D. Pengujian Hipotesis xiii

14 1. Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen E. Pembahasan Hasil Penelitian F. Keterbatasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Uji Coba Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Uji Coba Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Guru Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Siswa Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tabel 6. Interpretasi Nilai r Tabel 7. Kriteria Penilaian Hasil Belajar IPA Tabel 8. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan Tabel 9. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I Tabel 10.Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II Tabel 11. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II Tabel 12. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I Tabel 13. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I Tabel 14. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II xv

16 Tabel 15. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II Tabel 16. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Kontrol Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen. 84 Tabel 18. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Kontrol Tabel 19. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Eksperimen 87 Tabel 20. Perbandingan Skor Hasil Pre test dan Post Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Tabel 23. Hasil Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Tabel 24. Hasil Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen xvi

17 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Diagram Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Gambar 2. Rancangan Nonequivalent Control Group Design Gambar 3. Langkah-Langkah Penelitian Gambar 4. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan I Gambar 5. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I Gambar 6. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II Gambar 7. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II Gambar 8. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I Gambar 9. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I Gambar 10. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II Gambar 11. Diagram Perolehan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II Gambar 12. Diagram Hasil Pre test Kelompok Kontrol Gambar 13. Diagram Hasil Pre test Kelompok Eksperimen xvii

18 Gambar 14. Diagram Hasil Post test Kelompok Kontrol Gambar 15. Diagram Hasil Post test Kelompok Eksperimen Gambar 16. Diagram Perbedaan Hasil Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen xviii

19 DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol Lampiran 5. Materi Ajar Lampiran 6. Soal Instrumen Tes Sebelum Uji Coba Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Uji Coba Lampiran 8. Soal Instrumen Tes Setelah Uji Coba Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Uji Coba Lampiran 10. Lembar Jawaban Instrumen Tes Lampiran 11. Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 14. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Lampiran 15. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Kontrol Lampiran 16. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Lampiran 17. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen Lampiran 18. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Lampiran 19. Data Hasil Pre test Kelompok Kontrol Lampiran 20. Data Hasil Pre test Kelompok Eksperimen xix

20 Lampiran 21. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Kontrol Lampiran 22. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Eksperimen Lampiran 23. Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol Lampiran 24. Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen Lampiran 25. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Kontrol Lampiran 26. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Eksperimen Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 29. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 30. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 31. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Lampiran 32. Contoh Hasil Tes Siswa Lampiran 33. Gambar Penelitian Lampiran 34. Surat Penelitian xx

21 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan sangat luas dengan kehidupan manusia. Menurut Srini M Iskandar (1997:2) IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Sejalan dengan itu Usman Samatowa (2010:3) mengungkapkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA juga sebagai dasar untuk mengembangkan teknologi yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. IPA sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pengetahuan tentang alam dan kejadian yang ada di dalamnya mempengaruhi kehidupan manusia. Guru sebagai pendidik harus paham akan pentingnya Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di Sekolah Dasar. IPA merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa Sekolah Dasar, karena di Sekolah Dasar merupakan cikal bakal perkembangan sains pada mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi yang akan didapatkan pada jenjang pendidikan selanjutnya. IPA di Sekolah Dasar merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan sikap, dan nilai ilmiah pada siswa. Sejak dini pemahaman konsep IPA dengan baik harus dimulai, 1

22 sehingga para siswa pada pendidikan selanjutnya dapat menguasai dan senang dengan konsep-konsep IPA yang lebih kompleks. Sudah selayaknya IPA dikuasai siswa sejak usia Sekolah Dasar. Untuk itu guru perlu mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran IPA agar pembelajaran mudah dipahami oleh siswa. IPA tidak cukup dibelajarkan hanya dengan memberikan pengetahuan yang hanya bersifat informasi akan tetapi, membelajarkan IPA perlu melibatkan anak secara aktif, belajar bersama teman sebaya, menemukan sendiri dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan kreativitas dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA yaitu pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Udin Syaefudin, 2009:162). Pembelajaran kontekstual memandang bahwa belajar bukanlah menghafal, akan tetapi belajar adalah proses pengalaman dalam kehidupan nyata. Pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual mendorong anak agar dapat menemukan makna dari pembelajaran dengan menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, sehingga pengetahuan yang didapat akan tertanam erat dalam memorinya. 2

23 Pembelajaran kontekstual merupakan sebuah sistem yang menyeluruh dan terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung (Elaine B. Jhonson, 2008:65). Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain maka akan membuat para siswa mampu membuat hubungan yang menghasilkan makna. Pembelajaran kontekstual mempunyai tujuh elemen penting, yaitu inkuiri, pertanyaan, konstruktivistik, pemodelan, masyarakat belajar, penilaian autentik, dan refleksi. Ketujuh unsur tersebut dapat diaplikasikan dalam keseluruhan proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual muncul sebagai reaksi terhadap teori behavioristik yang mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan pendekatan yang berakar pada sebuah pandangan baru dan belum populer di Indonesia serta belum banyak diterapakan di sekolah-sekolah khususnya di Sekolah Dasar. Guru dan pakar pendidik khususnya di Sekolah Dasar belum begitu mengerti dan paham mengenai pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) dan penerapannya dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman mengajar guru kelas IV di SD Negeri Karangjati, pembelajaran kontekstual jarang diterapkan guru dalam pembelajaran IPA. Guru masih sering menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran IPA. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah dalam pembelajaran IPA guru masih menerapkan pembelajaran secara monoton dan hanya berpegang pada buku-buku paket dan tidak menghubungkannya dengan kehidupan nyata yang dialami siswa. 3

24 Pembelajaran konvensional ini menyebabkan siswa cepat bosan dalam pembelajaran sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Guru dalam pembelajaran IPA seharusnya menggunakan pendekatan yang tepat agar apa yang dipelajari oleh siswa dapat dimengerti dengan baik. Pembelajaran IPA yang dilakukan secara aktif, belajar bersama dan bekerja sama akan lebih menyenangkan dan meningkatkan kreativitas siswa sehingga dapat meningkatkan pemahaman mereka. Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran IPA agar siswa menjadi aktif dan tidak bosan dengan pelajaran yang disampaikan. Pada kenyataannya di sekolah-sekolah khususnya di Sekolah Dasar guru belum banyak mengetahui bagaimana Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual ini. Salah satunya di SD Negeri Karangjati guru belum mengetahui dan memahami penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA sehingga pembuktian pengaruh pendekatan pembelajaran kotekstual terhadap pembelajaran IPA belum diketahui oleh guru. Guru perlu menerapkan pendekatan-pendekatan baru dalam mengajar salah satunya pendekatan pembelajaran kontekstual agar guru mengetahui perbedaan dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat diterapkan guru pada siswa kelas IV. Hal ini dikarenakan siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir. Anak pada masa operasional konkret sudah mulai menggunakan operasi mentalnya untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual. Anak 4

25 mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kemampuan berpikir ditandai dengan adanya aktivitasaktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Dengan menerapakan pendekatan pembelajaran kontekstual guru dapat mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa dan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan berbagai masalah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Karangjati Kasihan Bantul. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran IPA yang dilakukan guru cenderung monoton dan kurang inovatif sehingga menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan anak dalam berpikir. 2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam penerapan pendekatan pembelajaran IPA salah satunya guru belum mengetahui dan memahami penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA. 3. Guru jarang menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA. 5

26 4. Belum ada bukti empirik mengenai pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap pembelajaran IPA. 5. Belum ada pembuktian pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa di SD Negeri Karangjati. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, maka peneliti membatasi permasalahan, yaitu pada pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Adapun hasil belajar IPA siswa dibatasi pada hasil belajar pada ranah kognitif. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. 6

27 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis a. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai pendekatan kontekstual, terutama penggunaannya dalam mata pelajaran IPA. b. Membimbing peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Secara praktis a. Bagi siswa 1) Membantu siswa agar dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan pembelajaran. 2) Membantu siswa memahami materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. b. Bagi guru 1) Menambah wawasan, pengetahuan dan memberikan motivasi bagi guru serta sebagai masukan dalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA di SD. 2) Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan proses pembelajaran yang menyenangkan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. 7

28 3) Memberikan pengetahuan kepada guru mengenai seberapa jauh pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. c. Bagi sekolah 1) Sebagai masukan dalam usaha peningkatan kualitas dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 2) Sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyediakan fasilitas yang lengkap di Sekolah. d. Bagi peneliti 1) Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang pendekatan pembelajaran IPA di SD. 2) Sebagai bahan kajian untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya. 8

29 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata- kata Bahasa Inggris yaitu Natural Science. Secara bahasa Natural artinya almiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara harfiah IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terkait dengan alam (Srini M. Iskandar, 1996:2). Sejalan dengan itu Hendro Darmodjo (1991:3) mengungkapkan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut Usman Samatowa (2006:2) IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam yang ada disekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah (Depdikbud, 1994:97). Berdasarkan beberapa pengertian IPA di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari secara rasional dan objektif tentang peristiwa-peristiwa alam. IPA merupakan pengetahuan yang didapat dari proses ilmiah melalui percobaan dan pengamatan yang 9

30 dilakukan oleh manusia. IPA bukan hanya sebagai pengetahuan tentang alam tetapi IPA juga merupakan cara atau proses untuk menemukan pengetahuan tentang alam. 2. Komponen IPA IPA sebagai disiplin ilmu yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan manusia memiliki beberapa komponen di dalamnya. Menurut Patta Bundu (2006:11) IPA memiliki tiga komponen yaitu : (1) proses ilmiah, misalnya mengamati,mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melaksanakan eksperimen, (2) produk ilmiah misanya prinsip, hukum, dan teori, (3) sikap ilmiah, misanya ingin tahu, hati-hati, jujur dan obyektif. a. IPA Sebagai Proses IPA sebagai proses adalah suatu pengkajian IPA dari segi proses atau sering disebut keterampilan proses IPA. Keterampilan proses IPA adalah suatu keterampilan untuk menganalisis kejadian alam dengan cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh suatu ilmu dan mengembangkan ilmu itu. Menurut Hendro Darmodjo (1991:11) IPA sebagai proses adalah proses mendapatkan IPA dengan metode ilmiah. Pada tingkat Sekolah Dasar metode ilmiah tidak diajarkan secara utuh namun keterampilan proses IPA atau metode ilmiah ini dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan agar nantinya akan terbentuk suatu paduan utuh sehingga anak Sekolah Dasar dapat melakukan penelitian sederhana. 10

31 b. IPA Sebagai Produk IPA sebagai produk mempunyai beberapa isi berupa prinsip, hukum, dan teori untuk menjelaskan dan memahami alam serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA sebagai disiplin ilmu disebut juga produk IPA hal ini karena didalamnya berisi berbagai hasil empirik dan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan yang berbentuk fakta-fakta, konsep-konsep,prinsipprinsip,hukum-hukum dan teori-teori IPA. c. IPA Sebagai Sikap Ilmiah Komponen ketiga dari Sains atau IPA adalah sikap Sains atau yang sering kita sebut dengan sikap ilmiah. Menurut Srini M Iskandar (1996:2) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah merupakan keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah meliputi ingin tahu, hati-hati, obyektif, dan jujur. Sikap ilmiah sangat penting dimiliki dalam proses IPA agar produk yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menurut Muslichach Asy ari (2006:20) beberapa kriteria yang termasuk sikap ilmiah utama dalam IPA ialah : obyektif, teliti, terbuka, kritis, dan tidak mudah putus asa. 11

32 3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Guru dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus mengetahui pendekatan pembelajaran yang tepat agar siswa memahami apa yang di pelajari. Pendekatan pembelajaran IPA yang sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar adalah pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan situasi dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat (Usman Samatowa, 2006:11). Menurut Polo dan Marten dalam Srini M. Iskandar (1997:15) IPA untuk anak-anak didefinisikan mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, menggunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar perlu ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung sesuai dengan lingkungan dan kehidupan nyata melalui keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan (Srini M. Iskandar, 1996:5). Muslichach Asy ari (2006:22) mengungkapkan bahwa keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar yaitu mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, sedangkan keterampilan proses terintegrasi yaitu 12

33 merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Keterampilan proses IPA dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar harus dimodifikasi dan disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif anak. Hal ini karena struktur kognitif anak Sekolah Dasar berbeda dengan struktur kognitif Ilmuan. Proses pembelajaran dan perkembangan anak masih bersifat konkret dan memandang sesuatu secara utuh. untuk itu keterampilan proses IPA pada tingkat Sekolah Dasar harus dimodifikasi. Razbe et.al. (dalam Patta Bundu, 2006:12) menyarankan keterampilan dasar proses IPA yang perlu dikuasai pada tingkat Sekolah Dasar meliputi keterampilan mengamati, mengelompokkan, mengukur, mengkomunikasikan, meramalkan, dan menyimpulkan. Guru dalam melakukan proses pembalajaran IPA di Sekolah Dasar harus memenuhi hakikat IPA. Hakikat IPA memiliki tiga komponen, yaitu sains sebagai produk, sains sebagai proses, dan sains sebagai sikap ilmiah (Patta Bundu, 2006: 11). Pembelajaran dengan menerapkan proses ilmiah diharapkan siswa mampu menghasilkan suatu produk dan membentuk suatu sikap yaitu sikap ilmiah yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang benar serta dapat dipertanggungjawabkan. 13

34 4. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Menurut Piaget (Muslichach Asy ari, 2006:37-38) Perkembangan kognitif anak dapat dibedakan antara beberapa tahap sejalan dengan usianya, yaitu : 1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun), 2. Tahap praoperasional (2-7 tahun), 3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan 4. Tahap operasional formal (12-15 tahun) Siswa kelas IV Sekolah Dasar berkisar antara usia 9 tahun atau 10 tahun, hal ini didasarkan umumnya anak Indonesia mulai masuk Sekolah Dasar pada usia 6-7 tahun dan waktu belajar di Sekolah Dasar selama 6 tahun. Berdasarkan tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget diatas, siswa kelas IV Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret dalam berpikir. Anak pada tahapan operasional konkret sudah mampu berpikir untuk memecahkan masalah-masalah aktual dan konkret dalam kehidupan sehari-hari. Anak pada tahap opersional konkret juga sudah mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, namun sudah lebih logis. Selain itu dalam tahap operasional konkret anak sudah mampu mengklarifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri-ciri suatu objek. Usman Samatowa (2006:7) mengungkapkan bahwa anak-anak masa Sekolah Dasar dibagi menjadi dua fase yaitu masa-masa kelas rendah sekolah dasar (kelas 1 sampai dengan kelas 3) dan masa-masa kelas tinggi 14

35 sekolah dasar (kelas 4 sampai dengan kelas 6). Berdasarkan pembagian fase masa Sekolah Dasar, siswa kelas IV sekolah dasar termasuk dalam kelas tinggi. Anak kelas tinggi Sekolah Dasar memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Senang terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang bersifat konkret. 2) Realistis, ingin tahu dan ingin belajar. 3) Adanya minat terhadap hal-hal aau mata pelajaran khusus. 4) Memandang nilai sebagai ukran yang tepat mengenai prestasi sekolah. 5) Senang membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk dalam tahap operasional konkret dan termasuk pada kelompok kelas tinggi Sekolah Dasar. Siswa kelas IV Sekolah Dasar berpikir secara realistis yaitu berpikir sesuai dengan apa yang ada disekitarnya. Siswa kelas IV Sekolah Dasar memerlukan bendabenda yang bersifat konkret dalam mengembangakan pengetahuannya. Guru dalam proses pembelajaran harus mampu menghubungakan materi pembelajaran dengan hal-hal yang dialami siswa sehari-hari dan dapat mengaitkannya dengan benda-benda konkret di lingkungan sekitar. Selain itu guru dalam membuat rencana proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik anak agar anak mampu memahami materi pembelajaran dengan baik. 15

36 B. Kajian Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan kegiatan manusia yang dilakukan sepanjang hayat. Melalui kegiatan belajar, manusia dapat mengetahui berbagai hal daninformasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut Aunurrahman (2010:36) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. senada dengan itu Winkel (2004:59) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah interksi antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar yang dilakukan siswa dapat diketahui dari hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku siswa akibat belajar. Menurut Asep Jihad (2013:15) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam belajar. Sejalan dengan itu Purwanto (2010: 46) mengungkapan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian 16

37 itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah disiapkan. Hasil itu dapat berupa perbuahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan teori dan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu adalah merupakan hasil dari perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual berupa pengetahuan atau penalaran. Aspek afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. 2. Hasil Belajar IPA Hasil belajar pada hakekatnya merupakan perubahan tingkah laku individu sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar IPA adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA (Patta Bundu, 2006:19). Hasil belajar IPA dapat dikelompokkan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk, proses dan sikap keilmuan. IPA sebagai produk diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. IPA sebagai proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan 17

38 sehari-hari. IPA dari segi sikap, siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis,mawas diri, bertanggung jawab dan dapat bekerja sama. Menurut Patta Bundu Menurut Patta Bundu (2006: 18-19) hasil belajar sains sekolah dasar hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Penguasaan produk ilmiah atau produk sains yang mengacu pada seberapa besar siswa mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahamannya tentang sains berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori. 2) Penguasaan proses ilmiah atau proses sains mengacu pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuwan yang terdiri atas keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terintegrasi. Untuk tingkat pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses sains difokuskan pada keterampilan proses sains dasar (basic science process skill) yang meliputi keterampilan mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), menghitung (kuantifikasi), meramalkan (prediksi), menyimpulkan (inferensi), dan mengkomunikasikan (komunikasi). 3) Penguasaan sikap ilimiah atau sikap sains merujuk pada sejauh mana siswa mengalami perubahan dalam sikap dan sistem nilai dalam proses keilmuwan. Sikap ilmiah yang sangat penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan sains adalah hasrat ingin tahu, menghargai kenyataan (fakta dan data), ingin menerima ketidakpastian, refleksi kritis dan hati-hati, tekun, ulet, tabah, kreatif untuk penemuan baru, berpikiran terbuka, sensitif terhadap lingkungan sekitar dan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA merupakan perubahan perilaku yang terjadi pada bidang IPA terhadap siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA dikelompokkan berdasarkan hakikat IPA yaitu berupa produk, proses dan sikap keilmuan yang mencakup kognitif,afektif dan psikomotorik. 18

39 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku dari hasil dari interaksi individu dengan lingkungan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Baharuddin (2010:19) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut : a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu. Faktor internal ini berkitan dengan fisiologis dan psikologis individu. Faktor fisiologis berupa keadaan fisik dan kondisi panca indera. Faktor psikologis berupa minat,bakat, motivasi, dan kecerdasan. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Syah (dalam Baharuddin, 2010:26-28) faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu 1) lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan sosial sekolah dan lingkungan sosial keluarga, 2) lingkungan non sosial yang terdiri dari lingkungan alamiah, faktor instrumental dan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Pembelajaran kontekstual sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa faktor diatas pembelajaran kontekstual 19

40 berpengaruh terhadap faktor eksternal yaitu lingkungan alamiah. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena berhubungan langsung dengan lingkungan alam dan kehidupan nyata, sehingga faktor lingkungan alam akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. C. Kajian Tentang Pembelajaran Kontekstual 1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Menurut Wina Sanjaya (2008:109) pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sejalan dengan itu Nurhadi (2005:103) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka (Elaine B. Jhonson, 2008:67). Blanchard (dalam 20

41 Trianto, 2013: ) berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,warga negara dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual membuat siswa menemukan hubungan penuh makna antara pengetahuan-pengetahuan abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata. Siswa mendapatkan suatu konsep melalui penemuan, penguatan dan keterhubungan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya. Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang didapat oleh siswa akan lebih bermakna. Berdasarkan definisi pembelajaran kontekstual dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif untuk mendapat pengetahuan melalui pengalaman langsung dan menghubungkan materi pelajaran yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata yang dialami siswa serta mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang telah didapatkannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menekankan pada penemuan makna dalam pembelajaran sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih tahan lama dan dapat diterima serta dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan mereka. 21

42 2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Menurut Trianto (2013:110) Pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) kerja sama; 2) Saling menunjang; 3) menyenangkan,mengasyikkan; 3) tidak membosankan; 5) belajar dengan bergairah; 6) pembelajaran terintegrasi; dan 7) menggunakan berbagai sumber siswa aktif. Sejalan dengan itu Nurhadi (dalam Masnur Muslich, 2009:42-23) berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual terdiri dari 10 kata kunci yaitu : kerja sama, saling menunjang, menyenangkan,belajar dengan gairah, pembelajaran terintegrasi, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru kreatif. Menurut Wina Sanjaya (2008:110) pembelajaran kontekstual mempunyai lima karakteristik penting sebagai berikut : pembelajaran kontekstual merupakan proses pengaktifan pengetahuan, belajar memperoleh dan menambah pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, mempraktikkan pengetahuan dan melakukan refleksi. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan lebih rinci mengenai karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu : a. Pembelajaran kontekstual merupakan pengaktifan pengetahuan, hal ini berarti apa yang akan dipelajari tidak lepas pengetahuan yang sudah dipelajari. b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Kegiatan memperoleh pengetahuan baru dilakukan 22

43 dengan cara mempelajari keseluruhan kemudian mempelajari secara detailnya. c. Pemahaman pengetahuan artinya pengetahuan yang telah diperoleh tidak untuk dihafal tetapi untuk difahami. d. Mempraktikkan pengetahuan maksudnya pengetahuan yang telah didapat dan dipahami harus di praktikkan dalam kehidupan siswa. e. Melakukan refleksi sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan. Pembelajaran dengan menerapan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat menjadikan siswa lebih paham terhadap materi pelajaran yang disampaikan khususnya materi pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan pembelajaran kontekstual merupakan proses pengaktifan pengetahuan dari pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan merupakan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa. 3. Prinsip Pembalajaran Kontekstual Pembalajaran kontekstual mempunyai prinsip-prinsip yang harus diterapkan agar penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat berhasil. Elaine B. Jhonson (2008:68-85) mengemukakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam pembelajaran kontestual meliputi prinsip saling ketergantungan, prinsip diferensasi, dan prinsip pengaturan diri. a. Prinsip Saling Ketergantungan Prinsip saling ketergantungan merupakan prinsip yang memungkinkan para siswa untuk membuat suatu hubungan yang 23

44 bermakna sehingga menghasilkan pemahaman-pemahaman baru. Prinsip saling ketergantungan akan mendukung terjadinya kerja sama sehingga membuat suatu keberhasilan dapat tercapai dengan mudah. Prinsip saling ketergantungan akan menciptakan suatu hubungan yang bermakna, sehingga dengan menerapkan prinsip saling ketergantungan akan mendorong siswa dalam membuat hubunganhubungan untuk menemukan makna. b. Prinsip Diferensiasi Prinsip diferensiasi merujuk pada sifat alam secara terus menerus yang menimbulkan perbedaan, keragaman dan keunikan. Prinsip diferensiasi menunjukan kreativitas yang luar biasa dari alam semesta. Diferensiasi bukan hanya merujuk pada perubahan dan kemajuan tanpa batas, namun merujuk juga pada saling berhubungannya kesatuankesatuan yang berbeda dan salaing ketergantungan dalam keterpaduan yang bersifat saling menguntungkan. Para pendidik hendaknya dapat mendidik, mengajar, melatih, dan membimbing sejalan dengan prinsip diferensiasi dan harmoni alam semesta ini. Prinsip diferensiasi dalam pembelajaran proses pembelajaran dilaksanakan dengan menekankan kreativitas, keunikan, variasi, dan kolaborasi. c. Prinsip Pengaturan Diri Prinsip pengaturan diri merupakan prinsip yang menuntut para pendidik untuk mendorong setiap siswa untuk memahami dan 24

45 mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya. Prinsip pengaturan diri dalam pembelajaran kontekstual harus disesuaikan agar siswa dapat mencapai keunggulan akademik memperoleh keterampilan dan mengembangkan sikap yang dimiliknya dengan menghubungkan materi pelajaran yang diterimanya dengan pengalaman dan pengetahuan pribadinya. 4. Komponen Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Eliane B. Jhonson (2008:15) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual terdiri dari delapan komponen yaitu : membuat keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, pembelajaran mandiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi dan menggunakan penilaian autentik. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Membuat keterkaitan yang bermakna Keterkaitan yang mengarah pada perolehan makna dalam suatu pembelajaran merupakan inti dari pendekatan pembelajaran kontekstual. Ketika siswa dapat mengaitkan isi dari pembelajaran dengan pengalaman mereka maka mereka akan menemukan makna dan makna yang mereka dapat akan memberikan dorongan kepada mereka untuk belajar. Keterkaitan yang bermakna akan membangun 25

46 berbagai macam keterkaitan yang berbeda dalam pembelajaran dan akan meningkatkan kemampuan siswa agar berkembang mencapai standar pendidikan yang tinggi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengaitkan pembelajaran dengan konteks situasi kehidupan sehari-hari siswa. Eliane B. Jhonson (2008:99) menyatakan bahwa ada enam metode yang dapat digunakan dalam mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata siswa. Enam metode itu yaitu : 1. Ruang kelas tradisional untuk mengaitkan materi dengan konteks siswa. 2. Memasukkan materi dari bidang lain dalam kelas. 3. Mata pelajaran yang tetap terpisah, mencakup topik-topik yang saling berhubungan. 4. Mata pelajaran gabungan yang menyatukan dua atau lebih disiplin. 5. Menggabungkan sekolah dengan pekerjaan 6. Penerapan hal-hal yang dipelajarai ke masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, membangun keterkaitan untuk menemukan makna dapat meningkatkan pengetahuan dan memperdalam wawasan. Mengaitkan pelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari akan membuat siswa menjadi dinamis dan membuat siswa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupannya. b. Melakukan pekerjaan yang berarti Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk melakukan pekerjaan yang berati. Pekerjaan yang berati yang dimaksud yaitu siswa dituntut untuk menemukan makna dalam pembelajaran yang diajarkan. Siswa dalam menemukan makna harus melakukan 26

47 pekerjaan yang berarti yaitu dengan mencari menggunakan proses berfikir secara sistematis. c. Pembelajaran mandiri Pembelajaran mandiri merupakan pembelajaran yang membebaskan siswa untuk menggunakan gaya belajar mereka, menggali dan mengembangkan bakat dan minat yang ada pada dirinya dan menggunakan kecerdasannya sesuai minta yang disukai. Pembelajaran mandiri dapat dilihat dari dua prespektif yang berbeda yaitu pembelajaran mendiri mengharuskan siswa untuk memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan pembelajaran mandiri mengharuskan siswa untuk melakukan hal-hal tertentu seperti menggunakan pengetahan sesuai dengan langkah yang logis dan sistematis. Pembelajaran mandiri adalah sebuah proses. Menurut Eliane B. Jhonson (2008: ) dalam pembelajaran mandiri terdapat proses yang harus dilalui siswa yaitu : siswa mandiri menetapkan tujuan, siswa mandiri memuat rencana, siswa mandiri mengikuti rencana dan mengukur kemajuan diri, siswa mandiri membuahkan hasil akhir, dan siswa mandiri menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik. Dengan pembelajaran mandiri siswa diberi kebebasan untuk menemukan dan menghubungkan pengetahuan akadeik dengan kehidupan mereka sehari-hari. 27

48 d. Bekerja sama Bekerja sama merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran kontekstual. Anita Lie (2007:28) mengungkapkan bahwa kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah. Bekerja sama membuat siswa dapat menghilangkan berbagai hambatan metal yang ada pada dirinya akibat dari terbatasnya pengalaman yang dia miliki dan cara pandang yang sempit. Belajar dengan bekerja sama dalam kelompok membuat siswa mendengarkan berbagai pendapat dari anggota kelompoknya dan dapat menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghargai. e. Berpikir kritis dan kreatif Dengan berpikir kritis dan kreatif siswa akan mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berbagai tantangan dengan cara yang terorganisasi dan merumuskan pertanyaan yang inovatif serta merancang solusi yang tepat. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah (Eliane B. Jhonson, 2008:183) Siswa yang mampu berpikir kritis akan merumuskan keyakinan dan pendapat mereka sendiri mengenai suatu permasalahan. Tujuan 28

49 dari berpikir kritis ini ialah untuk mencapai pemahaman yang mendalam, sedangkan berpikir kreatif adalah proses berfikir yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, memunculkan imajinasi, mengungapkan ide-ide yang tak terduga dan membuka sudut pandang yang baru. Berfikir kritis dan kreatif ibarat dua sisi mata uang, sisi pertama berpikir kreatif menemukan cara baru dalam menyelasaikan suatu permasalahan dan sisi kedua berpikir kritis mempelajari apakah cara itu layak dan tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan itu. Pembelajaran kontekstual banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu permasalahan yang berhubungan dengan kehidupannya dan membuat mereka berpikir kritis dan kreatif dalam meyelesaikan berbagai permaalahan tersebut. f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang Pembelajaran kontekstual menuntut guru untuk dapat mengenal setiap siswa dan mengetahui karakteristiknya. Guru harus mengetahui dan mengenal siswanya agar guru dapat membantu individu itu tumbuh dan berkembang mencapai prestasi terbaiknya. Pembelajaran kontekstual mengharuskan setiap guru untuk membantu setiap siswa tumbuh dan berkembang, agar dapat membantu siswa tumbuh dan berkembang guru harus membangun hubungan dengan siswa, salah satunya dengan cara mengenal kehidupan setiap siswa di rumahnya. 29

50 g. Mencapai standar yang tinggi Salah satu komponen yang tidak kalah penting dalam pembelajaran konteksual adalah menetapkan standar akademik yang tinggi untuk dicapai oleh setiap siswa (Eliane B. Jhonson, 2008:260). Standar akademik yang dimaksud adalah aspek-aspek yang harus dikuasai siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Pembelajaran kontekstual tidak hanya menetapkan standar akademik yang tinggi, tetapi menetapkan tujuan yang menggabungkan pengetahuan dan tindakan yang bermakna bagi siswa. Salah satu contoh yang dapat dilakukan guru untuk mencapai standar yang tinggi yaitu guru menentukan standar nilai yang tingi untuk setiap materi yang akan diajarkan. Setelah materi tersebut diajarkan, guru mengadakan evaluasi dan siswa harus mencapai standar yang telah ditentukan. Jika siswa belum mencapai standar yang ditentukan maka dilakukan remedial agar standar yang tinggi itu dapat tercapai. h. Menggunakan Penilaian Autentik Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat berpikir siswa menjadi lebih tinggi. Masnur Muslichach (2009:51) mengungkapakan bahwa penilaian autentik dapat membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik mengajak para siswa untuk 30

51 menggunakan pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan bermakna (Eliane B. Jhonson, 2008:288). Penialaian autentik merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa (Wina Sanjaya, 2008:122). Penilaian autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian autentik yang dilakukan guru diperoleh bukan hanya dari hasil pembelajaran saja, tetapi hasil proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika proses pembelajaran berlangsung. Penilaian autentik mempunyai empat jenis penilaian yang dapat digunakan oleh guru, yaitu portofolio, pengukuran kinerja, proyek, dan jawaban tertulis secara lengkap (Eliane B. Jhonson, 2008:290). Selain komponen-komponen yang di jelaskan diatas, Wina Sanjaya (2008:118) mengembangkan dan menyederhanakan delapan komponen diatas menjadi tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata. Ketujuh komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Kontruktivisme Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan 31

52 pengalaman (Udin Syaefudin Sa ud, 2010:168). Secara garis besar kontruktivisme merupakan proses membangun pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang bermakna. Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan berasal dari luar dan kemudian dikontruksi didalam diri seseorang. Pengetahuan terbentuk dari dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek dalam menginterpretasi objek tersebut. Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep dan kaidah yang siap dipraktikkan., akan tetapi siswa harus mengkontruksi terlebih dahulu pengetahuan tersebut melalui pengalaman nyata agar tercipta pengetahuan yang bermakna. Guru dalam proses pembelajaran harus bisa membuat siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa dalam pembelajaran dibimbing untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan mengembangkan ide-ide yang ada dalam dirinya. b. Inkuiri Inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis (Udin Syaefudin Saud, 2010:169). Inkuiri merupakan bagian inti dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam 32

53 inkuiri pengetahuan bukanlah hasil mengingat seperangkat fakta-fakta namun hasil dari menemukan sendiri. Guru dalam dalam pembelajaran harus menerapkan langkahlangkah pembelajaran yang merujuk pada kegiatan menemukan. Langkah langkah kegiatan inkuiri yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan (Sugiyanto, 2009:18). c. Bertanya Bertanya adalah merupakan cara untuk menemukan pengetahuan. Menurut Sugiyanto (2010:18) bertanya merupakan bagian inti dalam belajar dan menemukan penetahuan. Bertanya pada dasarnya merupakan suatu ungkapan dari keingintahuan setiap individu. Pengetahuan yang dimilik seseorang selalu bermula dari proses bertanya. Untuk itu keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Bertanya dalam proses pembelajaran mempunyai manfaat yang sangat besar. Bertanya dalam pembelajaran berguna untuk : menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, memngetahui kadar keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang diketahuai siswa, memfokuskan perhatian siswa, membangkitakan lebih banyak pertanyaan pada diri siswa dan menyegarkan pengetahuan siswa (Masnur Muslich, 2009:44). 33

54 Kegiatan bertanya selalu ada dalam proses pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan bertanya dan teknik-teknik bertanya yang dimilikinya. d. Masyarakat Belajar Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontektual memandang bahwa hasil belajar harus diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Vygotsky (dalam Wina Sanjaya, 2008:120) menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalah tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan orang lain dalam memecahakannya, sehingga kerja sama dan komunikasi dengan orang lain sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah. Konsep masyarakat belajar dalam penerapanya pada pembelajaran kontekstual dapat dilakukan melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen dilihat dari kecerdasannya, kecepatan belajar dan bakat serta minatnya. Masyarakat belajar akan terjadi ketika proses komunikasi dua arah. Belajar didalam sebuah kelompok akan terjadi hubungan saling membantu, saling membelajarkan agar setiap siswa dapat berkembang kemampuannya. 34

55 e. Permodelan Permodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa (Sugiyanto, 2010:19). Dalam proses pembelajaran terdapat model yang bisa ditiru oleh siswa, misalnya guru memodelkan cara menggunakan suatu alat dalam percobaan IPA. Permodelan dapat dilakukan dengan mendemonstrasikan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran. Proses permodelan tidak hanya terbatas dari guru saja, namun guru bisa mendatangkan luar yang ahli dalam bidangnya atau memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Permodelan merupakan komponen penting dalam pembelajaran kontekstual, karena dengan permodelan siswa dapat terhidar dari pembelajaran yang hanya bersifat teori dan abstrak. f. Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadiankejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya (Wina Sanjaya, 2008:122). Melalui proses refleksi pengalaman belajar siswa akan dimasukan kedalam struktur kognitifnya dan akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran akan membuat siswa memperbarui pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Dalam 35

56 proses pembelajaran menggunakan pembelajaran kontekstual, setiap akhir dari pembelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Siswa diberi kesempatan untuk menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajar yang telah dipelajarinya. g. Penilaian Nyata Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa (Sugiyanto, 2010:19). Perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar guru mengetahui apakah siswa benarbenar belajar. Penilaian nyata diperoleh bukan hanya dari hasil pembelajaran saja, tetapi penilaian nyata merupakan proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika proses pembelajaran berlangsung berupa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai hasil belajar siswa secara nyata, hal itu antara lain : proyek/kegiatan, pekerjaan rumah (PR), kuis, karya siswa,penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis (Trianto, 2013:120) Berdasarkan uraian di atas mengenai komponen-komponen yang ada dalam pembelajaran kontekstual, dapat disimpulkan bahwa dalam 36

57 pembelajaran kontekstual pengetahuan yang diberikan kepada siswa bukan merupakan informasi yang diberikan orang lain, akan tetapi pengetahuan itu diperoleh dari proses menemukan sendiri. Maka dari itu, dalam pembelajaran kontekstual harus dihindari mengajar dengan penyampaian informasi saja dari guru kepada siswa. Guru dalam melaksanakan pembelajaran harus memperhatikan komponenkomponen dalam pembelajaran kontekstual agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat menggunakan pengetahuan yang dia miliki dalam kehidupan mereka. Berdasarkan beberapa komponen yang dipaparkan diatas peneliti cenderung menggunakan komponen pembelajaran kontekstual yang dikemukakan Eliane B. Jhonson. 5. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dalam Pembelajaran Pembelajaran kontekstual memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan agar dalam penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Menurut Sugiyanto (2010:22-23) langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri, pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompokkelompok). e. Hadirkan "model" sebagai contoh pembelajaran. f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 37

58 g. Lakukan penilaian yang sebenarnya. Menurut Wina Sanjaya (2018: ) secara garis besar langkahlangkah penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual: a) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan siswa. b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke tempat yang telah ditentukan sesuai materi pembelajaran. c) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan. 3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. b. Inti Di lapangan 1) Siswa melakukan observasi ke tempat yang telah ditentukan sesuai dengan pembagian tugas kelompok. 38

59 2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lapangan sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. Di dalam kelas 1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing. 2) Siswa melaporkan hasil diskusi. 3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. c. Penutup 1) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai. 2) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka sesuai tema yang ditentukan. Udin Syaefudin Sa ud (2010: ) mengungkapkan bahwa terdapat empat tahapan dalam penerapan pembelajaran kontekstual yaitu : invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan. Dari pendapat diatas dapat dijelaskan mengenai tahapan dalam penerapan pembelajaran kontekstual sebagai berikut : a. Tahap Invitasi Tahap invitasi meminta siswa agar mengemukakan pengetahuan awal yang diketahuainya mengenai konsep yang akan dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan dan mengkomunikasikan pengetahuan yang ia miliki tentang konsep tersebut. 39

60 b. Tahap Eksplorasi Siswa dalam tahap eksplorasi diberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan menemukan konsep melalui pengumpulan data dalam sebuah kegiatan yang telah dibuat guru. Tahap ini akan memenuhi keingintahuan siswa tentang kehidupan disekelilingnya. c. Tahap Penjelasan dan Solusi Pada tahap ini siswa diminta untuk menjelaskan solusi dari hasil observasi yang telah dilakukan dan kemudian membuat rangkuman dari hasil observasi yang telah dilakukan. d. Tahap Pengambilan Tindakan Siswa dalam tahap pengambilan tindakan diminta untuk membuat keputusan menggunakan pengetahuan dan keterampilan dan berbagai informasi dan gagasan yang telah dibuat sehingga dapat memecahkan masalah yang ada. Pembelajaran kontekstual dalam penerapannya siswa diarahkan untuk mendapatkan pemahaman konsep melalui pengalaman langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan. Lingkungan kehidupan nyata itulah sebagai sumber informasi dan sebagai tepat belajar siswa. Berdasarkan beberapa langkah pembelajaran yang dikemukakan diatas, peneliti lebih cenderung menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Sugiyanto dan Wina Sanjaya. 40

61 D. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan kejadian-kejadian yang ada di alam. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan yang jelas. IPA berobjek pada benda-benda alam dan mengungkap gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yanag didasarkan pada hasil pengamatan yang dilakukan oleh anak. Dalam membelajarkan IPA disekolah dasar tidak cukup hanya memberikan pengetahuan yang bersifat fakta saja. Dalam membelajarkan IPA disekolah dasar harus melibatkan anak secara aktif, belajar bersama teman sebaya, menemukan sendiri dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan pembelajaran kontekstual memberikan pandangan bahwa pembelajaran harus melibatkan anak secara aktif dan menemukan sendiri makna dari pembelajaran serta menghubungkannya dengan kehidupan nyata yang dialami anak. Menurut Wina Sanjaya (2008:109) pembelajaran kontekstual merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pendekatan pembelajaran kontekstual sangat tepat digunakan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, karena anak akan belajar mengenai suatu konsep sesuai konteks dalam kehidupan nyata dan dapat menerapkan konsep itu dalam kehidupan mereka. 41

62 Pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kontekstual memungkinkan anak untuk terlibat aktif dalam proses belajar, mengalami langsung terhadap hal-hal yang sifatnya konkret sesuai konteks yang ada dalam kehidupan mereka. Blanchard (dalam Trianto, 2013:105) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang terjadi dalam hubungan erat dengan pengalaman sesungguhnya. Pengalaman langsung yang dilami siswa berperan penting terhadap pemahaman anak mengenai materi pembelajaran yang diajarkan. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran diharapkan membuat hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung secara ilmiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami serta bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan anak lebih memahami konsep-konsep yang mereka pelajari karena anak aktif dalam pembelajaran dan menemukan makna dari pemebelajaran. Pengetahuan dan konsep-konsep yang mereka dapatkan sesuai dengan situasi kehidupan nyata. Membelajarkan IPA melalui pembelajaran bermakna dan sesuai konteks, siswa menjadi lebih memahami materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran. Hal itu tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA. 42

63 E. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Penelitian Glynn dan Winter (2004) yang berjudul Cotextual Teaching and Learning of Science in Elementary School. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tinggi. 2. Penelitian Ririn Rahayu (2011) dengan judul Pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kota Gede 1. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan penelitian relevan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar IPA. F. Kerangka Pikir Guru dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif 43

64 dan menemukan sendiri makna dari pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk berpikir kritis, dan membangun makna pembelajaran dengan menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami siswa. Penggunaan pendekatan ini bertujuan untuk membantu guru dalam menjelaskan fakta, konsep, prinsip, hukum, prosedur tertentu agar siswa lebih paham dan mengerti terhadap materi yang diajarkan. Penggunaan pendekatan ini juga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Dengan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas proses pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa. Berikut adalah bagan kerangka berpikir penelitian ini yang ditunjukkan pada gambar 1. Pembelajaran IPA Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Hasil belajar IPA Gambar 1. Diagram Bagan Kerangka Berpikir Penelitian. 44

65 G. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diungkapkan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD. H. Definisi Operasional Variabel 1. Pembelajaran Kontekstual Variabel bebas penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif untuk mendapat pengetahuan melalui pengalaman langsung dan menghubungkan materi pelajaran yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata yang dialami siswa serta mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang telah didapatkannya dalam kehidupan mereka. Penerapan pembelajaran kontekstual terdiri dari empat tahap yaitu : invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan, selain itu dalam penerapan pembelajaran kontekstual memuat tujuh aspek yaitu kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata. 2. Hasil Belajar IPA Hasil Belajar merupakan variabel terikat dalam penelitian ini. Hasil belajar IPA adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan materi Sumber Daya Alam dan Pengaruhnya 45

66 terhadap Lingkungan yang terfokus pada ranah kognitif. Nilai diperoleh siswa melalui tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup aspek pengetahuan(c1), pemahaman(c2), dan aplikasi(c3). 46

67 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian terdiri dari dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, biasa digunakan untuk meneliti sampel atau populasi tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2007:14). Pendekatan kuantitatif pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif bersifat deduktif, yaitu untuk menjawab suatu rumusan masalah digunakan teori-teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Setelah ada hipotesis maka dilakukan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, setelah data terkumpul kemudian data dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptis atau inferensial sehingga dapat ditarik kesimpulan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif agar tidak ada subjektivitas dalam penelitian. Dalam pendekatan kuantitatif data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2007:13). Menurut Purwanto (2008:16) Bilangan merupakan merupakan bahasa 47

68 artifisial yang objektif dan tanpa emosi sehingga dipandang tepat untuk mewakili komunikasi penelitian yang menjunjung objektivitas dan netralitas. B. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:207) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Menurut Moh. Nazir (2005:63), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Manipulasi adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat. Kontrol adalah usaha untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel yang mungkin mempengaruhi variabel tersebut (Sukardi, 2011:181). Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimen, yaitu pre experimental, true experimental, factorial experimental dan quasi experimental. Adapun desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan nonequivalent control group design. Pada desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol, namun kelompok kontrol pada desain ini tidak dapat mengontrol sepenuhnya variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan 48

69 ekperimen. Desain quasi experimental digunakan dikarenakan sulitnya mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Pada desain quasi experimental dengan rancangan nonequivalent control group design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:79). Adapun gambaran mengenai rancangan nonequivalent control group design dapat dilihat pada gambar di bawah ini O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 2. Rancangan Nonequivalent Control Group Design Keterangan : O 1 : Pre-test kelompok eksperimen O 2 : Post-test kelompok eksperimen X : Perlakuaan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual O 3 : Pre-test kelompok kontrol O 4 : Post-test kelompok kontrol (Sugiyono, 2011:79) Berdasarkan gambar 1, penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberikan pre-test dan post test, tetapi diberi perlakuan berbeda. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, sedangkan pada kelompok kontrol diberi perlakuan seperti keadaan biasanya. 49

70 Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitaian ini adalah sebagai berikut 1. Pre-test ( Tes Awal) Pre-test diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan (treatment) untuk mengetahui keadaan awal kedua kelas tersebut. Apabila hasil tes awal yang diberikan menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu pemberian perlakuan (treatment). 2. Treatment (Pemberian Perlakuan) Pemberian perlakuan (treatment) diberikan pada kedua kelompok. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual, sedangkan pada kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya berpegang pada buku teks pelajaran. 3. Post-test (Tes Akhir) Post-test (tes akhir) dilakukan untuk mengetahui pemberian perlakuan yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen. Post-test ini diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan soal yang sma dengan tes awal. Hasil post test kedua kelompok tersebut kemudian dibandingakan dengan hasil yang didapat pada waktu pre-test. 50

71 Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Kelompok eksperimen melaksanaakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontesktual. Pre-test Post-test Kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran konvensional yang berpedoman pada buku teks pelajaran. Gambar 3. Langkah-langkah Penelitian Berdasarkan gambar 3, langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dimulai dari pemberian pre-test kepada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Apabila hasil pre-test menunjukkan bahwa kedua kelas itu homogen, maka langkah seanjutnya adalah memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran pembelajaran konvensional yang berpedoman pada buku teks pelajaran seperti yang biasa dilakukan guru. Setelah itu dilakukan post tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan. 51

72 C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian bermanfaat untuk membatasi variabel-variabel yang akan diteliti. Tempat penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung (Sukardi, 2007:53). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangjati yang beralamat di Jalan Karangjati, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Sekolah ini merupakan Sekolah Dasar Inti di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2015 sampai Februari 2016, yaitu dimulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga proses penyusunan laporan. D. Variabel Penelitian Sugiyono (2007:60) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Suharsimi Arikunto (2006:118) mengungkapkan bahwa variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Moh. Nazir (2013:12) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. 52

73 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala objek dan nilai yang ditetapkan peneliti sebagai titik perhatian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini dibagi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pendekatan Pembelajaran Kontesktual. 2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian. Sejalan dengan itu Sugiyono (2007:117) mengemukakan bahwa populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi penelitian adalah subjek penelitian yang meliputi karaketeristik yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karangjati tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari dua kelas yaitu IV A dan IV B. Kelas IV A berjumlah 30 siswa dan kelas IV B berjumlah 31 siswa sehingga jumlah totalnya ada 61 siswa. Populasi dalam penelitian ini 53

74 sekaligus digunakan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006:134) bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel, sehingga yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yang berjumlah 61 siswa. F. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2007:148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Sejalan dengan itu Suharsimi Arikunto (2006:130) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data atau tentang keadaan subjek yang diteliti. Penelitian ini 54

75 menggunakan dua macam instrumen untuk mengumpulkan data yaitu tes dan observasi. 1. Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes yang berasal dari materi IPA, yaitu materi sumber daya alam. Tes berbentuk tes individu. Bentuk tes berupa tes objektif jenis pilihan ganda. Soal tes terdiri dari 25 butir soal pilihan ganda yang mengungkapkan kemampuan awal sebelum diberi perlakuan dan kemampuan akhir setelah diberi perlakuan. Pemilihan bentuk pilihan ganda dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemberian skor penilaian. Sebelum tes disusun, terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Adapun kisikisi instrumen tes sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Uji Coba Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan Indikator menyebutkan macammacam sumber daya alam menjelaskan macam macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam No Item Jumlah C1 C2 C menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan Jumlah

76 keterangan : C1 = soal pengetahuan C2 = soal pemahaman C3 = soal penerapan Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa soal dengan tingkat kesulitan C1 berjumlah 10 soal, C2 berjumlah 12 soal dan C3 berjumlah 3 soal, sehingga jumlah total soal berjumlah 25 soal. Hasil uji coba instrumen yang dilakukan menunjukkan ada 5 soal yang tidak valid, yaitu soal nomer 5, 6, 10, 18 dan 21, sehingga masih tersisa 20 soal yang valid dan dapat digunakan. Soal yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 soal. Kisi-kisi instrumen tes setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Uji Coba Kompetensi Dasar Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan Indikator menyebutkan macammacam sumber daya alam menjelaskan macam macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam No Item Jumlah C1 C2 C menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan Jumlah keterangan : C1 = soal pengetahuan C2 = soal pemahaman C3 = soal penerapan

77 Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa soal dengan tingkat kesulitan C1 berjumlah 8 soal, C2 berjumlah 9 soal dan C3 berjumlah 3 soal, sehingga jumlah total soal berjumlah 20 soal. 2. Observasi Observasi dilakukan dengan cara mengamati dan melakukan pencatatan hasil dari gejala yang ada. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual berlangsung. Selain itu juga observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Instrumen observasi yang dipakai adalah check list. Adapun kisi-kisi instrumen observasi guru dan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 57

78 Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Guru No Aspek Indikator 1. Kegiatan Awal 1) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran 2) Memeriksa kesiapan siswa 3) Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa 4) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti a. persiapan 1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen 2) Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa b. pelaksanaan 1) Membimbing siswa dalam melakukan observasi 2) Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi 3) Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi c. pembahasan 1) Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi 2) Membahas hasil observasi bersama siswa 3) Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa 3. Kegiatan Akhir 1) Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa 2) Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari 3) Melakukan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut 58

79 Tabel 4. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Siswa No Indikator 1 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman 3 Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4 Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5 Bekerja sama didalam kelompok 6 Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8 Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10 Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru G. Validasi Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2006:173). Penelitian ini menggunakan validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas kontrusksi dan validitas isi. Sugiyono (2006:176) mengemukakan bahwa validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi validitas kontruksi dan validitas isi. Validitas isi merupakan pengujian validitas atas isinya untuk memastikan apakah isi instrumen mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur. Sedangkan Validitas konstruksi merupakan derajat yang 59

80 menunjukkan suatu tes mengukur sebuah kontruksi sementara (Sukardi, 2011:123). Instrumen tes akan duji tingkat validitasnya melalui validitas isi. Sebelum validitas isi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas konstuksi. Cara mengukur instrumen tes dengan mengkonsultasikan butir soal tes kepada ahli (expert judgement), selanjutnya diujicobakan pada subjek yang berbeda namun mempunyai karakteristik hampir sama dengan yang akan diteliti. Validitas eksternal diukur menggunakan rumus korelasi product moment pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan valid jika r xy lebih besar dari r tabel. Proses perhitungan validitas ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan uji coba instrumen soal dari uji validitas terdapat 5 butir soal yang tidak valid dari 25 soal yang diuji cobakan. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 5. 60

81 Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Butir r hitung Keterangan 1 0,522 Valid 2 0,369 Valid 3 0,515 Valid 4 0,338 Valid 5 0,238 Tidak Valid 6 0,147 Tidak Valid 7 0,478 Valid 8 0,660 Valid 9 0,299 Valid 10 0,089 Tidak Valid 11 0,625 Valid 12 0,372 Valid 13 0,467 Valid 14 0,410 Valid 15 0,299 Valid 16 0,710 Valid 17 0,487 Valid 18 0,262 Tidak Valid 19 0,413 Valid 20 0,635 Valid 21 0,158 Tidak Valid 22 0,678 Valid 23 0,300 Valid 24 0,546 Valid 25 0,364 Valid Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa terdapar 5 butir soal yang tidak valid, yaitu butir soal nomer 5, 6, 10, 28 dan 21. Kelima butir soal tersebut memiliki r hitung < 0,266, pada taraf signifikansi 5% dan N = 55. Butir soal yang tidak valid ini tidak dgunakan dalam penelitian, sehingga soal yang digunakan dalam penelitian ini hanya 20 soal. 61

82 2. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006:178). Reliabilitas merupakan kesamaan hasil pengukuran suatu instrumen nila diukur berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Sukardi (2007:127) menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20, dalam proses perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for Windows. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh koefesien alpha sebesar 0,828, kemudian besar koefesien nilai alpha tersebut diinterpretasikan dengan nilai r. Penafsiran koefesien reliabilitas ini berpedoman pada penggolongan Suharsimi Arikunto (2006:276) yang dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Interpretasi Nilai r Besarnya Nilai r Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Interpretasi Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat Rendah (Tak berkorelasi) Berdasarkan tabel 6, koefesien alpha yang diperoleh berada pada tingkat interpretasi tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan dalam pengambilan data penelitian. 62

83 H. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 2006:160). Teknik pengumpulan data merupakan hal utama dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. 1. Tes Tes adalah suatu set stimuli yang diberikan kepada subjek atau objek yang hendak diteliti (Sukardi, 2011:138). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes di gunakan peneliti untuk mengungkapkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, dalam hal ini pengusaan terhadap materi sumber daya alam sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu tes awal (pre test) yang dilakukan diawal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir (post test) yang dilakukan di akhir setelah diberi perlakuan. Teknik ini dipilih karena tes merupakan cara yang paling tepat untuk mengungkapkan pengaruh perlakuan penerapan pembelajaran kontesktual pada mata pelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa. 63

84 2. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono 2007:203). Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan gejala alam serta responden yang diamati tidak terlalu besar. Peneliti menggunakan jenis observasi langsung yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat berlangsungnya peistiwa, sehingga observer berada bersama dengan objek yang diamati. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi sebagai instrumen penelitian. I. Teknik Analisi Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data penelitian yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Suharsimi Arikunto (2006:314) menyatakan bahwa uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data. Penyebaran data maksudnya adalah bagaimana persebaran data antara nilai yang paling tinggi sampai nilai paling rendah dan variabilitas yang ada di dalam data tersebut. Suatu data membentuk distribusi normal apabila jumlah data di atas dan di 64

85 bawah rata-rata adalah sama serta simpangan bakunya juga sama. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus kolmogorovsmirnov dengan bantuan SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan perhitungan, apabila nilai uji kolmogorov-smirnov lebih kecil dari tabel atau nilai sig > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Model yang sesuai dengan keadaan data adalah apabila simpangan estimasinya mendekati nol. Untuk mendeteksi agar penyimpangan estimasi tidak terlalu besar, maka homogenitas variansi kelompokkelompok populasi dari mana sampel diambil perlu diuji. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji levene statistics yang dibantu dengan program SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan perhitungan, apabila nilai uji levene statistics lebih kecil dari tabel atau nilai sig > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat homogen. 65

86 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mencari pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Uji t digunakan untuk membandingkan mean dari kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji t yang dibantu dengan program SPSS 16 for windows. Setelah dilakukan perhitungan, apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 ( p < 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perolehan mean kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebaliknya apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 ( p > 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara perolehan mean kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. J. Kriteria Penilaian Tujuan dari pemberian kriteria penilaian adalah untuk membandingkan hasil pengukuran (skor) hasil belajar IPA dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas yang bersifat kuantitas (Masidjo, 1995: 149). Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 66

87 Tabel 7. Kriteria Penilaian Hasil Belajar IPA Huruf Angka ( ) Predikat A Sangat Baik B Baik C Cukup D Kurang E 0-39 Sangat Kurang (Sumber: Oemar Hamalik, 1989:122) 67

88 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangjati yang terletak di Jalan Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. SD Negeri Karangjati terdiri dari 12 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang KKG, masjid, laboratorium IPA, laboratorium komputer, kantin, koperasi sekolah, UKS, perpustakaan, gudang, 6 kamar kecil siswa dan 2 kamar kecil guru dan halaman sekolah. SD Negeri karang jati memiliki 16 orang tenaga pendidik, 1 orang kepala sekolah, 1 orang staf perpustakaan, 2 orang pengawai TU dan 1 orang penjaga sekolah. Siswa yang bersekolah di SD Negeri Karangjati berasal dari anak-anak yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan sekolah. Lingkungan SD Negeri Karangjati masih asri karena dekat dengan persawahan dan sungai serta jauh dari jalan raya sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan nyaman. SD Negeri Karangjati dipilih sebagai lokasi peneliitian karena memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian yaitu terdapat kelas pararel yang mendukung pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada kelas IV, yaitu kelas IV A yang berjumlah 30 siswa dan kelas IV B yang berjumlah 31 siswa. Dalam penelitian ini kelas IV A dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dijadikan sebagai kelompok kontrol. 68

89 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen a. Data Hasil Observasi Kelompok Kontrol Observasi pada kelompok kontrol dilakukan 2 kali, yaitu pada pertemuan I dan pertemuan II. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Kelompok Kontrol Pertemuan I a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas guru pada kelompok kontrol pertemuan I dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan 1 No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 3 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 10 Skor maksimal 17 Bedasarkan tabel 8, hasil observasi guru pada kelompok kontrol Pertemuan I dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 4. 69

90 Skor 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Gambar 4. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan I Berdasarkan tabel 8 dan gambar 4, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan I didapatkan hasil pada kegiatan awal memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 3, dan kegiatan akhir memperoleh skor 3. b) Hasil Observasi Aktvitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan I dapat dilihat pada tabel 9. 70

91 Skor Tabel 9. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I No Indikator Skor 1 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 12 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman 11 3 Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 0 4 Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 0 5 Bekerja sama didalam kelompok 20 6 Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 15 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi 0 8 Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 0 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 31 Jumlah 120 Skor Maksimal 310 Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan I pada tabel 9, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar Indikator Gambar 5. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I 71

92 Berdasarkan tabel 9 dan gambar 5, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pada pertemuan I didapatkan hasil indikator 1 memperolehi skor 12, indikator 2 memperoleh skor 11, indikator 3 dan 4 memperoleh i skor 0,,indikator 5 memperoleh skor 20, indikator 6 memperoleh skor 15, indikator 7 dan 8 memperoleh skor 0, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 31. 2) Hasil Observasi Kelompok Kontrol Pertemuan II a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas guru pada kelompok kontrol pertemuan II dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 3 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 10 Skor maksimal 17 Bedasarkan tabel 10, hasil observasi guru pada kelompok kontrol Pertemuan II dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 6 72

93 Skor. 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Gambar 6. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Kontrol Pertemuan II Berdasarkan tabel 10 dan gambar 6, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok kontrol pertemuan I didapatkan hasil pada kegiatan awal memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 3, dan kegiatan akhi memperoleh skor 3. b) Hasil Observasi Aktvitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan II dapat dilihat pada tabel

94 Skor Tabel 11. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II No Indikator Skor 1 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 8 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman 10 3 Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 0 4 Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 0 5 Bekerja sama didalam kelompok 11 6 Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 15 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi 0 8 Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 0 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 31 Jumlah 106 Skor maksimal 310 Kriteria keberhasilan 34,19% Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pertemuan II pada tabel 11, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar Indikator Gambar 7. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II 74

95 Berdasarkan tabel 11 dan gambar 7, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pada pertemuan II didapatkan hasil indikator 1 memperoleh skor 8, indikator 2 memperoleh skor 10, indikator 3 dan 4 memperoleh skor 0,,indikator 5 memperoleh skor 11, indikator 6 memperoleh skor 15, indikator 7 dan 8 memperoleh skor 0, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 31. b. Data Hasil Observasi Kelompok Ekperimen Observasi pada kelompok kontrol dilakukan 2 kali, yaitu pada pertemuan I dan pertemuan II. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Kelompok Eksperimen Pertemuan I a) Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I Hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 8 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 15 Skor maksimal 17 75

96 Skor Bedasarkan tabel 12, hasil observasi guru pada kelompok eksperimen pertemuan I dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Gambar 8. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan I Berdasarkan tabel 12 dan gambar 8, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I didapatkan hasil pada kegiatan awal memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 8, dan kegiatan akhir memperoleh skor 3. b) Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I Hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan I dapat dilihat pada tabel

97 Skor Tabel 13. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I No Indikator Skor 1 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 12 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman 12 3 Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 30 4 Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 30 5 Bekerja sama didalam kelompok 30 6 Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 15 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi 30 8 Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 11 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 30 Jumlah 230 Skor maksimal 300 Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan I pada tabel 13, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar Indikator Gambar 9. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I 77

98 Berdasarkan tabel 13 dan gambar 9, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pada pertemuan I didapatkan hasil indikator 1 memperoleh skor 12, indikator 2 memperoleh skor 12, indikator 3, 4, dan 5 memperoleh skor 30, indikator 6 memperoleh skor 15, indikator 7 memperoleh skor 30 dan 8 memperoleh skor 11, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 30. 2) Hasil Observasi Kelompok Esperimen Pertemuan 2 a) Observasi Aktivitas Guru Pertemuan II Hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II No Aspek Skor 1. Kegiatan Awal 4 2. Kegiatan Inti 8 3. Kegiatan Akhir 3 Jumlah 16 Skor maksimal 17 Bedasarkan tabel 14, hasil observasi guru pada kelompok eksperimen pertemuan II dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar

99 Skor Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Gambar 10. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Guru Kelompok Eksperimen Pertemuan II Berdasarkan tabel 14 dan gambar 10, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru kelompok eksperimen pertemuan I didapatkan hasil pada kegiatan awal memperoleh skor 4, kegiatan inti memperoleh skor 9, dan kegiatan akhir memperoleh skor 3. b) Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan II Hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan II dapat dilihat pada tabel

100 Skor Tabel 15. Hasil Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II No Indikator Skor 1 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 15 2 Menjawab pertanyaan guru atau teman 13 3 Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 30 4 Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 30 5 Bekerja sama didalam kelompok 30 6 Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 20 7 Menyusun laporan hasil kerja/observasi 30 8 Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 5 9 Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 30 Jumlah 233 Skor maksimal 300 Berdasakan hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pertemuan II pada tabel 15, dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar Indikator Gambar 11. Diagram Perolehan Skor Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II 80

101 2. Data Hasil Belajar Siswa Berdasarkan tabel 15 dan gambar 11, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pada pertemuan II didapatkan hasil indikator 1 memperoleh skor 15, indikator 2 memperoleh skor 13, indikator 3, 4, dan 5 memperoleh skor 30, indikator 6 memperoleh skor 20, indikator 7 memperoleh skor 30 dan 8 memperoleh skor 5, indikator 9 dan 10 memperoleh skor 30. a. Data Hasil Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Pre test merupakan tindakan awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pre test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hasil pre test dapat digunakan dalam penelitian apabila tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga diketahui bahwa kemampuan siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen sama. 1) Data Pre test Kelompok Kontrol Pre test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 16 Februari Setelah pre test dilaksanakan maka data hasil pre test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data pre test pada 81

102 kelompok kontrol. Data distribusi frekuensi hasil pre test kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Kontrol Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) 30 Sangat Kurang Sangat Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Total ,0 Rata-rata Skor Terendah 30 Skor Tertinggi 85 Standar Deviasi (SD) 1,492 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 16, hasil pre test kelompok kontrol untuk skor terendah adalah 30, skor tertinggi 85, dan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 56,12 dengan standar deviasi 1,492. Data pada tabel 16 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar

103 Frekuensi Skor Gambar 12. Diagram Hasil Pre test Kelompok Kontrol 2) Data Pre test Kelompok Eksperimen Pre test pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 16 Februari Setelah pre test dilaksanakan maka data hasil pre test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data pre test pada kelompok eksperimen. Data distribusi frekuensi hasil pre test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel

104 Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) 30 Sangat Kurang Sangat Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup Baik Baik Total ,0 Rata-rata Skor Terendah 30 Skor Tertinggi 80 Standar Deviasi (SD) 1,535 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 17, hasil pre test kelompok eksperimen untuk skor terendah adalah 30, skor tertinggi 80, dan skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 57,83 dengan standar deviasi 1,535. Data pada tabel 17 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar

105 Frekuensi Gambar 13. Diagram Hasil Pre test Kelompok Eksperimen b. Data Hasil Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Post test merupakan tindakan yang dilakukan setelah dilakukan perlakuan terhadap kelompok kontrol dan eksperimen. Post test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil post test digunakan untuk membandingkan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil post test yang baik akan menunjukkan perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 1) Data Post test Kelompok Kontrol Post test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 20 Februari Setelah post test dilaksanakan maka data hasil post test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data post test pada kelompok kontrol. Data distribusi frekuensi hasil post test kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel Skor

106 Frekuensi Tabel 18. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Kontrol Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) 45 Kurang Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Total Rata-rata Skor Terendah 45 Skor Tertinggi 90 Standar Deviasi (SD) 9,447 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil post test kelompok kontrol untuk skor terendah adalah 45, skor tertinggi 90, dan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 73,22 dengan standar deviasi 9,447. Data pada tabel 18 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar Skor Gambar 14. Diagram Hasil Post test Kelompok Kontrol 86

107 2) Data Post test Kelompok Eksperimen Post test pada kelompok Eksperimen dilaksanakan pada tanggal 19 Februari Setelah post test dilaksanakan maka data hasil post test diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows untuk mengetahui distribusi frekuensi data post test pada kelompok eksperimen. Data distribusi frekuensi hasil post test kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 19. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Eksperimen Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) 55 Cukup Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Total Rata-rata Skor Terendah 55 Skor Tertinggi 100 Standar Deviasi (SD) 1,222 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 19, hasil post test kelompok eksperimen untuk skor terendah adalah 55, skor tertinggi 100, dan skor ratarata kelompok eksperimen adalah 80,66 dengan standar deviasi 1,222. Data pada tabel 19 dapat sajikan dalam bentuk diagram pada gambar

108 Frekuensi Skor Gambar 15. Diagram Hasil Post test Kelompok Eksperimen. c. Perbandingan Skor Rata-Rata Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Setelah dilakukan pre test dan post test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen serta dilakukan pembelajaran pada kedua kelompok ternyata terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa. Adapun perbedaan skor rata-rata pre test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen data dilihat pada tabel 20. Tabel 20. Data Perbandingan Skor Rata-Rata Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Skor Rata-Rata Kelompok Kelompok Kontrol Eksperimen Selisih Pre test ,83 1,71 Post test 73, ,44 Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 20, rata-rata hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan perbedaan, skor rata-rata pre test kelompok kontrol sebesar 56,12, skor rata-rata pre test kelompok eksperimen sebesar 57,83, selisih 88

109 Skor skor rata-rata pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 1,71. Skor rata-rata post test kelompok kontrol sebesar 73,22, skor rata-rata post test kelompok eksperimen sebesar 80,66, selisih skor rata-rata post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 7,44. Perbandingan skor rata-rata pre test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar ,12 57,83 73,22 80,66 Mean Kelompok Kontrol Mean Kelompok Eksperimen 10 0 Pre test Post test Gambar 16. Diagram Perbandingan Skor Rata-Rata Pre test dan Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. C. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Penghitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogrov-Smirnov yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16 for windows. Kriteria data yang berdistribusi normal yaitu apabila 89

110 harga koefisien Asymptotic Sig pada output Kolmogorov- Smirnov tes lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Rangkuman data hasil uji normalitas pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Variabel Kolmogorov- Asymp. Sig Smirnov (2-tailed) Keterangan Kontrol Pre test 0,618 0,840 Normal Post test 0,864 0,445 Normal Eksperimen Pre test 0,802 0,541 Normal Post tes 0,758 0,613 Normal Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 21, maka dapat diketahui nilai koefisien Asymptotic Sig pada output Kolmogorov- Smirnov variabel pre test kelompok kontrol sebesar 0,840, post test kelompok kontrol sebesar 0,445, pre test kelompok eksperimen sebesar 0,541, dan post test kelompok eksperimen sebesar 0,613, yang berarti lebih besar dari taraf taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bersistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Penghitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Uji Levene yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 16 for windows. Kriteria data yang homogen yaitu apabila harga koefisien Sig. pada output Levene Statistic lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% 90

111 (0,05). Rangkuman data hasil uji homogenitas pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Variabel Levene Sig Keterangan Pre test Kelompok Kontrol- Eksperimen 0,365 0,548 Homogen Post test Kelompok Kontrol- Eksperimen 2,896 0,094 Homogen Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 22, dapat diketahui bahwa uji homogenitas pre test kelompok kontrol dan eksperimen didapat nilai signifikansi 0,548, dan nilai signifikansi post test kelompok kontrol dan eksperimen 0,094. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semua nilai signifikansi lebih besar dari taraf taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi dalam penelitian ini memiliki varian yang homogen atau berasal dari populasi dengan varian yang sama. D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t (ttest) yang dalam perhitungannya dibantu dengan program komputer SPSS 16 for windows. Dari perhitungan yang dilakukan, apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 ( p < 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara 91

112 perolehan nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebaliknya apabila uji t menunjukkan probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 ( p > 0,05), maka hasil perhitungan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara perolehan nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut rincian dari masing-masing uji t. 1. Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Uji t pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara nilai pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah : Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Ha : ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis yaitu apabila t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai signfikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil hasil pre-test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari t tabel atau nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji t pre test 92

113 kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 23. Tabel 23. Hasil Uji t Pre test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Variabel Mean Perbedaan t Sig Keterangan Kelompok 56,12 Tidak ada Kontrol 1,71 0,440 0,662 perbedaan Kelompok 57,83 signifikan Eksperimen Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 23, dapat diketahui bahwa hasil analisis uji t menunjukkan nilai t sebesar 0,440 dan signifikansi 0,662. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang sama. 2. Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Uji t pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara nilai post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah : Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Ha : ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen 93

114 Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis yaitu apabila t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai signfikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Sebaliknya, apabila t hitung lebih kecil dari t tabel atau nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji t post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 24. Tabel 24. Hasil Uji t Post test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Variabel Mean Perbedaan t Sig Keterangan Kelompok Kontrol Ada 7,44 2,665 0,010 perbedaan Kelompok signifikan Eksperimen Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 24, dapat diketahui bahwa hasil analisis uji t menunjukkan nilai t sebesar 2,665 dan signifikansi 0,010. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD. 94

115 E. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati. Penelitian dilakukan pada kelas IV A yang terdiri dari 30 siswa dan kelas IV B yang terdiri dari 31 siswa. Setelah dilakukan pengundian ditetapkan kelas IV A sebagai kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan guru menggunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016 yang berlangsung selama 4 kali pertemuan dengan rincian 1 kali pre test, 2 kali perlakuan, dan 1 kali post test. Setelah dilakukan penelitian, maka diperoleh hasil penelitian. Pre test hasil belajar IPA pada kelompok kontrol dan eksperimen dilaksanakan pada tanggal 16 Februari Hasil pre test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata pre test yang relatif sama yaitu kelompok kontrol sebesar 56,12 dan kelompok eksperimen sebesar 57,83. Setelah dilakukan uji prasyarat normalitas dan homogenitas, kedua kelompok tersebut dinyatakan berdistribusi normal dan homogen atau mempunyai kemampuan yang sama. Sebelum dilakukan perlakuan, hasil pre test kedua kelompok juga di uji menggunakan uji t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari hasil pre test kedua kelompok tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh t hitung sebesar 0,440 dan 95

116 sig 0,662. Nilai sig menyatakan > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil pre test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang sama sehingga dapat dilakukan penelitian pada kedua kelompok. Pemberian perlakuan dilakukan selama 2 kali pertemuan untuk masingmasing kelompok. Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan dengan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan seperti yang biasa dilakukan guru dengan materi sumber daya alam dan hubungannya dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan dengan pembelajaran kontekstual dengan materi yang sama. Pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2016 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 18 Februari Pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelompok berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Setelah dilakukan perlakuan, maka dilakukan post test pada kedua kelompok untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan hasil rata-rata yang berbeda yaitu kelompok kontrol sebesar 73,22 dan kelompok eksperimen sebesar 80,66. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka dilakukan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t 96

117 hitung sebesar 2,665 dan sig 0,010. Nilai sig menyatakan < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Perbedaan hasil post test ini disebabkan karena penerapan pembelajaran kontekstual pada kelas eksperimen. Berdasarkan pengamatan dan hasil belajar siswa, penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran serta dapat menghubungkannya dengan kehidupan nyata yang dialami siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2008:109), yang mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kontekstual memungkinkan anak untuk terlibat aktif dalam proses belajar, mengalami langsung terhadap hal-hal yang sifatnya konkret sesuai konteks yang ada dalam kehidupan mereka. Elaine B. Jhonson (2008:57) juga menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna yang menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat mencapai standar tinggi yang telah ditentukan. Pendapat tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan Trianto (2013:108) yang menyatakan bahwa materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih berarti dan menyenangkan serta siswa dapat 97

118 mencapai standar yang tinggi. Dengan menerapkan pembelajaran kontekstual pembelajaran akan lebih bermakna, makna inilah yang penting dalam proses pembelajaran, karena dengan memperoleh makna dalam pembelajaran siswa akan lebih mudah paham terhadap materi yang disampaikan, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pengujian hipotesis diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa dipengaruhi oleh penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. F. Keterbatasan Penelitian Simpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Namun demikian, penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain : 1. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan nonequivalent control group design dimana kelompok kontrol yang digunakan dalam penelitian ini tidak bisa mengontrol sepenuhnya variabel-variabel luar yang mempengaruhi penelitian seperti gaya belajar siswa, tingkat kecerdasan siswa dan keadaan psikologis siswa. 98

119 2. Keterbatasan observer dalam melaksanakan penelitian, yaitu hanya 2-3 observer dalam mengamati dan memperhatikan 30 siswa kelas eksperimen dan 31 siswa kelas kontrol. 99

120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangjati Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,010 lebih kecil dari taraf signifikansi 5 % (0,05). Selain itu nilai rata-rata hasil post test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Nilai rata-rata hasil post test eksperimen sebesar 80,66, sedangkan nilai ratarata hasil post test kelompok kontrol sebesar 73,22. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan mendukung dan memfasilitasi sekolah dengan baik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, terutama untuk mendukung penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran. 100

121 2. Bagi Guru Guru diharapkan menerapkan pembelajaran kontekstual sesuai dengan langkah-langkah yang ada dan mengikuti berbagai diklat tentang pembelajaran kontekstual agar guru paham mengenai penerapan pembelajaran kontekstual. 3. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA, disarankan agar dapat meneliti hasil belajar secara keseluruhan mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 101

122 DAFTAR PUSTAKA Anita Lie Cooperative Learning : mempraktikkan cooperative learning diruang-runag kelas. Jakarta: Gramedia. Asep Jihad Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Baharuddin Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. Depdikbud Kurikulum Pendidikan Dasar: GBPP IPA SD. Jakarta: Depdikbud. Elaine B. Jhonson Contextual Teaching and Learning: Menjadikan kegiatan belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.(Penerjemah:Ibnu seiawan). Bandung: Kaifa. Hartono SPSS 16.0 Analisis Data Stastistika dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hendro Darmodjo. 1991/1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius. Maslichah As ary Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Masnur Muslich KTSP:Pembelajaran Berbasis kmpetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Moh. Nazir Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Nurhadi Kurikulum 2004(Pertanyaa dan jawaban). Jakarta: PT Grasindo. Oemar Hamalik. (1982). Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Patta Bundu Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yoyakarta: Pustaka Pelajar. 100

123 Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar. Ririn Rahayu Gampang Pengaruh penggunaan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV Sd Negeri Kota Gede 1. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Glynn & Winter Contextual Teaching and learning of Science in Elementari Schools.Journal of Elementary Science Educations 16 (2) : Srini M. Iskandar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sugiyanto Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pressindo. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Sukardi Metodologi Penelitaian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Udin Syaefudi Sa ud Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfa Beta. Usman Samatowa Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Wina Sanjaya Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis kompetensi. Jakarta: Kencana. Winkel Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. 101

124 LAMPIRAN 102

125 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Pertemuan Ke- 1 Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV A / 2 Waktu : 2 X 35 menit Hari/Tanggal : Rabu /17 Februari 2016 A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengerti macam-macam sumber daya alam dengan benar. 2. Dengan melakukan observasi di lingkungan sekitar kelas dan sekolah, siswa dapat menyebutkan macam macam sumber daya alam dengan benar. 3. Setelah melakukan observasi dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya di alam dengan tepat. 104

126 4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan macammacam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam dengan benar. E. Materi Pokok Sumber Daya Alam F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Metode G. Kegiatan Pembelajaran : Tanya Jawab, Observasi, Diskusi, Penugasan dan Ceramah bervariasi. Deskripsi Kegiatan Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Awal a. Guru membuka pelajaran a. Siswa menjawab salam. dengan mengucapkan salam. b. Guru memimpin siswa untuk berdoa sebelum pelajaran di mulai. c. Guru melakukan presensi terhadap kehadiran siswa. d. Guru memberikan apersepsi untuk menggali kemampuan awal siswa dengan memperlihatkan benda-benda seperti kursi, air, pasir dan kapas. (Invitasi) (Kontruktivisme)/ e. Guru bertanya, Apakah kalian tahu dari manakah benda kursi, air, pasir dan kapas berasal? (Kontruktivisme)/ (Invitasi) 105 b. Siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. c. Siswa memberitahukan kehadirannya. d. Siswa mengamati bendabenda yang diperlihatkan oleh guru. (Kontruktivisme)/ (Invitasi) e. Siswa memberikan jawaban bermacammacam sesuai dengan pengetahuan dimilikinya. (Kontruktivisme)/ (Invitasi) yang Alokasi Waktu 10 menit

127 Inti f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang macam-macam sumber daya alam. Persiapan a. Guru memberikan penjelasan dan peragaan menggunaka benda yang ada bahwa macammacam sumber daya alam dapat di bagi berdasarkan asalnya, jenisnya dan ketersediaannya di alam.(permodelan) b. Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok. Masingmasing kelompok berjumlah 5-6 orang. Setiap kelompok diberi tanda pengenal sesuai kelompoknya. (Masyarakat Belajar) c. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk melakukan observasi atau pengamatan di sekitar lingkungan kelas dan lingkungan sekolah. d. Guru memberikan lembar kerja siswa dan menyuruh siswa untuk mengamati dan mencatat semua benda yang ada di lingkungan sekitar kelas dan f. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran a. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai macam macam sumber daya alam.. b. Siswa membentuk kelompok. Masingmasing kelompok berjumlah 5 6 orang. siswa memakai tanda pengenal sesuai dengan kelompoknya. (Masyarakat Belajar) c. Siswa memperhatikan tugas yang diberikan oelh guru dan bersiapsiap untuk melakukan observasi. d. Siswa dari masing-msing kelompok mengambil LKS dan membagi tugas bersama teman sekelompoknya. 50 menit 106

128 sekolah. e. Guru melakukan tanya jawab tentang tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. (Bertanya) e. Siswa bertanya mengenai hal yang belum jelas mengenai tugas yang akan dikerjakan. (Bertanya) Pelaksanaan f. Guru mengamati siswa dalam melakukan observasi di lingkungan kelas dan sekolah. (Inkuiri) f. Siswa melakukan observasi di sekitar lingkungan kelas dan sekolah sesuai pembagian tugas masing-masing kelompok. (Inkuiri)/ (Tahap Eksplorasi) g. Guru membimbing siswa dalam melakukan observasi di sekitar lingkungan kelas dan sekolah. Pembahasan h. Guru meminta siswa untuk membahas hasil penemuan dari observasi yang telah dilakukan bersama kelompoknya masingmasing.(masyarakat Belajar)/(Tahap Pengambilan g. Siswa dari masingmasing kelompok mencatat benda-benda yang ada di sekitar lingkungan kelas dan sekolah pada LKS yang telah dibagikan. h. Siswa yang bersama kelompoknya membahas hasil temuan observasi yang telah dilakukan. (Masyarakat Belajar)/(Tahap 107

129 Tindakan dan Solusi) i. Guru meminta siswa membuat laporan hasil observasi dan mengelompokkan benda-benda hasil temuan observasi yang telah di catat kedalam sumberdaya alam sesuai dengan jenisnya dan ketersediannya di alam. (Masyarakat Belajar)/ (Tahap Pengambilan Tindakan) j. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk melaporkan dan menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan. (Penilaian nyata) k. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap laporan yang disampaikan kelompok yang ditunjuk. l. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami mengenai sumber daya alam.(bertanya) Pengambilan Tindakan dan Solusi) i. Siswa bersama kelompoknya membuat laporan hasil observasi dan mengelompokkan benda yang telah di catat kedalam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. Belajar)/ (Tahap Tindakan) (Masyarakat Pengambilan j. Siswa yang ditunjuk, mengemukakan hasil diskusi sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan. (Penilaian nyata) k. Siswa dari kelompok lain memberi tanggapan terhadap laporan hasil observasi yang telah disampaikan. l. Siswa dari setiap kelompok menayakan hal-hal yang kurang dimengerti mengenai sumber daya alam. (Bertanya) 108

130 m. Guru memfasilitasi siswa untuk m. Siswa mengemukakan mengemukakan hal-hal apa saja hal-hal apa saja yang yang dapat diambil dari dapat dipelajari dari observasi yang telah dilakukan. kegiatan observasi yang (Refleksi) telah dilakukan. (Refleksi) Penutup a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kegiatan a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan 10 menit pembelajaran tentang macam- kegiatan pembelajaran macam sumber daya alam tentang macam-macam berdasarkan jenis dan sumber daya alam ketersediaannya di alam. berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. b. Guru melakukan refleksi b. Siswa melakukan tentang materi yang telah refleksi tentang materi dipelajari.( Refleksi) yang telah dipelajari. ( Refleksi) c. Guru memberikan soal evaluasi c. Siswa mengerjakan soal kepada siswa untuk mengetahui evaluasi yang diberikan pemahaman siswa terhadap oleh guru. materi yang telah dipelajari. (Penilaian Nyata) (Penilaiaan Nyata) d. Guru memberikan tindak lanjut d. Siswa memperhatikan kepada siswa. Guru meminta dan mencatat tugas yang siswa ntuk mencari hal-ha apa diberikan guru. saja yang bisa merusak sumber daya alam. e. Guru menutup pelajaran dengan e. Siswa berdoa sesuai berdoa. dengan agama dan kepercayaan masingmasing. 109

131 - Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media: a. Lingkungan kelas b. Lingkungan sekitar sekolah 2. Sumber: a. Heri Sulistiyanto Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD' Kelas n 179.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Penilain Proses Menggunakan format pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembel sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b. Penilaian Hasil Belajar 1) Menggunakan LKS 2) Menggunakan instrument penilaian hasil belajar dengan tes tulis. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) PenilaianUnjuk Kerja. 2) Penilaian Pengamatan Langsung 2) Penilaian Hasil Belajar 1) LKS 2) Isian Singkat Mengetahui, Guru Kelas IV A Kasihan, Februari 2016 Peneliti '. Ika Puji Astuti, S.Pd NIP. Sabar Priyono NIM

132 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Pertemuan ke-2 Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV A / 2 Waktu : 2 X 35 menit Hari/Tanggal : Kamis /18 Februari 2016 A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam 2. Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 3. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan melakukan observasi di lingkungan sekitar kelas dan sekolah, siswa dapat menyebutkan macam macam sumber daya alam dengan benar. 2. Setelah melakukan observasi dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya dengan tepat. 3. Dengan berdiskusi dengan teman sekelompoknya siswa dapat menjelaskan Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan tepat. 110

133 E. Materi Pokok Sumber Daya Alam dan Lingkungan F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Metode : Tanya Jawab, Observasi, Diskusi, Penugasan dan Ceramah bervariasi. G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Awal a. Guru membuka pelajaran a. Siswa menjawab salam. dengan mengucapkan salam. b. Guru memimpin siswa untuk b. Siswa berdoa menurut berdoa sebelum pelajaran di agama dan keyakinan mulai. masing-masing. c. Guru melakukan presensi c. Siswa memberitahukan terhadap kehadiran siswa. kehadirannya. d. Guru memberikan apersepsi d. Siswa mengamati untuk menggali kemampuan benda-benda yang awal siswa dengan diperlihatkan oleh guru. memperlihatkan sebuah toples (Kontruktivisme)/ berisi air yang ada ikan Tahap Invitasi didalamnya kemudian guru memasukkan berbagai sampah dan deterjen ke dalam toples e. Siswa memberikan itu.(kontruktivisme)/ Tahap jawaban bermacammacam Invitasi sesuai dengan e. Guru bertanya, Apakah yang pengetahuan yang terjadi pada ikan tersebut? dimilikinya. mengapa hal itu bisa terjadi? (Kontruktivisme)/ (Kontruktivisme)/ Tahap Tahap Invitasi Invitasi Alokasi Waktu 10 menit 111

134 f. Guru menyampaikan tujuan f. Siswa mendengarkan pembelajaran hari ini yaitu guru menyampaikan tentang macam-macam sumber tujuan pembelajaran daya alam dan hubungannya dengan lingkungan. Inti Persiapan 50 menit a. Guru melakukan peragaan a. Siswa memperhatikan dengan benda yang ada di penjelasan guru dalam kelas dan menjelaskan mengenai macam bahwa macam-macam sumber macam sumber daya daya alam dapat di bagi alam dan hubungannya berdasarkan asalnya, dan dengan lingkungan. sumber daya alam berhubungan (Permodelan) erat dengan lingkungan.(permodelan) b. Guru membentuk siswa dalam b. Siswa membentuk beberapa kelompok. Masing- kelompok. Masing- masing kelompok berjumlah 5- masing kelompok 6 orang. Setiap kelompok diberi berjumlah 5 6 orang. tanda pengenal sesuai siswa memakai tanda kelompoknya.(masyarakat pengenal sesuai dengan Belajar) kelompoknya. (Masyarakat Belajar) c. Guru memberikan tugas kepada c. Siswa memperhatikan setiap kelompok untuk tugas yang diberikan melakukan observasi atau oelh guru dan bersiap- pengamatan di sekitar siap untuk melakukan lingkungan kelas dan observasi. lingkungan sekolah. 112

135 d. Guru memberikan lembar kerja siswa dan menyuruh siswa untuk mengamati dan mencatat semua benda yang ada di lingkungan sekitar kelas dan sekolah. e. Guru melakukan tanya jawab tentang tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. (Bertanya) d. Siswa dari masingmasing kelompok mengambil LKS dan membagi tugas bersama teman sekelompoknya. e. Siswa bertanya mengenai hal yang belum jelas mengenai tugas yang akan dikerjakan. (Bertanya) Pelaksanaan f. Guru mengamati siswa dalam melakukan observasi di lingkungan kelas dan sekolah. (Inkuiri)/Tahap Eksplorasi g. Guru membimbing siswa dalam melakukan observasi di sekitar lingkungan kelas dan sekolah. (Inkuiri)/Tahap Eksplorasi f. Siswa melakukan observasi di sekitar lingkungan kelas dan sekolah sesuai pembagian tugas masing-masing kelompok. (Inkuiri)/Tahap Eksplorasi g. Siswa dari masingmasing kelompok mencatat benda-benda yang ada di sekitar lingkungan kelas dan sekolah pada LKS yang telah dibagikan. (Inkuiri)/Tahap Eksplorasi 113

136 Pembahasan h. Guru meminta siswa untuk membahas hasil penemuan dari observasi yang telah dilakukan bersama kelompoknya masingmasing. (Masyarakat Belajar)/ (Tahap penjelasan dan Solusi) i. Guru meminta siswa membuat laporan hasil observasi dan mengelompokkan benda-benda hasil temuan observasi yang telah di catat kedalam sumberdaya alam sesuai dengan asalnya dan hubungannya dengan lingkungan. (Masyarakat Belajar)/ (Tahap Pengambilan Tindakan) j. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk melaporkan dan menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan. (Penilaian Nyata) k. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap laporan yang disampaikan kelompok yang h. Siswa yang bersama kelompoknya membahas hasil temuan observasi yang telah dilakukan. (Masyarakat Belajar)/ (Tahap penjelasan dan Solusi) i. Siswa bersama kelompoknya membuat laporan hasil observasi dan mengelompokkan benda yang telah di catat kedalam sumber daya alam asalnya hubungannya lingkungan. berdasarkan dan dengan (Masyarakat Belajar)/ (Tahap Tindakan) Pengambilan j. Siswa yang ditunjuk, mengemukakan hasil diskusi sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan. (Penilaian Nyata) k. Siswa dari kelompok lain memberi tanggapan terhadap laporan hasil observasi yang telah disampaikan. (Penilaian 114

137 ditunjuk. (Penilaian Nyata) Nyata) l. Guru memberikan kesempatan l. Siswa dari setiap kepada setiap kelompok untuk kelompok menayakan menanyakan hal-hal yang hal-hal yang kurang belum dipahami mengenai dimengerti mengenai sumber daya alam dan sumber daya alam dan hubungannya dengan hubungannya dengan lingkungan.(bertanya) lingkungan. (Bertanya) m. Guru memfasilitasi siswa untuk m. Siswa mengemukakan mengemukakan hal-hal apa saja hal-hal apa saja yang yang dapat diambil dari dapat dipelajari dari observasi yang telah kegiatan observasi yang dilakukan.(refleksi) telah dilakukan. (Refleksi) Penutup a. Guru membimbing siswa untuk a. Siswa dengan bimbingan 10 menit menyimpulkan kegiatan pembelajaran tentang sumber daya alam dan hubungannya dengan lingkungan b. Guru melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari. (Refleksi) guru kegiatan menyimpulkan pembelajaran tentang sumber daya alam dan hubungannya dengan lingkungan b. Siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari. c. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.(penilaian Nyata) d. Guru menutup pelajaran dengan berdoa. (Refleksi) c. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. (Penilaian Nyata) d. Siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing. 115

138 Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media: a. Lingkungan kelas b. Lingkungan sekitar sekolah 2. Sumber: a. Heri Sulistiyanto Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas IV hal:. L 179.Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Penilain Proses Menggunakan format pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awa1 sampai dengan kegiatan akhir. b. Penilaian Basil Belajar 1) Menggunakan LKS 2) Menggunakan instrument penilaian hasil belajar dengan tes tulis. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) Penilaian Unjuk Kerja. 2) Penilaian Pengamatan Langsung b. Penilaian Basil Belajar 1) LKS 2) Isian Singkat Kasihan, Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas IV A Peneliti Ika Puji Astuti, S.Pd NIP. NIM

139 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Pertemuan 1 Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV B / 2 Waktu : 2 X 35 menit Hari/Tanggal : Rabu /17 Februari 2016 A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengerti macam-macam sumber daya alam dengan benar. 2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan macam macam sumber daya alam dengan benar. 3. Dengan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya di alam dengan tepat. 117

140 4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan macammacam sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam dengan benar. E. Materi Pokok Sumber Daya Alam F. Metode Pembelajaran Pendekatan : PAKEM Model : EEK ( Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi) Metode : Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi dan Penugasan G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Kegiatan Awal a. Siswa menjawab salam dari guru 10 menit b. Siswa berdoa untuk memulai kegiatan pembelajaran c. Siswa dipresensi kehadirannya oleh guru d. Siswa disiapkan secara fisik dan mental oleh guru untuk semangat mengikuti pembelajaran e. Siswa memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. f. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang Sumber daya alam. Kegiatan Inti Eksplorasi: a. Siswa penjelasan guru mengenai macam-macam sumber daya alam b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai macam-macam sumber daya alam. c. Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Elaborasi: 50 menit 118

141 a. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil, satu kelompok terdiri 5-6 siswa. b. Siswa bersama kelompoknya diminta untuk mengerjakan LKS mencatat berbagai macam sumber daya alam. c. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan LKS yang diberikan guru. d. Siswa bersama kelompoknya mengelmpokkan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam Lembar Kerja Siswa yang telah berikan guru. e. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. f. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil telah yang telah dilakukan di depan kelas. g. Kelompok yang lain diminta memperhatikan dan memberikan masukan kepada kelompok yang presentasi di depan kelas. Konfirmasi: a. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan memberikan umpan balik kepada kelompok siswa yang hasilnya baik. b. siswa diberi penjelasan kembali mengenai materi yang belum dimengerti siswa c. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang telah dipelajari Kegiatan Akhir a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari b. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari 10 menit 119

142 c. Siswa diberi soa1 eva1uasi oleh guru untuk mengetahui pemahaman siswa d. Siswa diberi motivasi oleh guru agar rajlll be1ajar e. Guru menutup pembe1ajaran dengan pesan moral yang baik f. Siswa berdoa untuk mengakhiri pembe1ajaran g. Siswa menjawab salam dari guru. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media: a. Gambar macam-macam sumber daya a1am. 2. Sumber: a. Dwi Suhartanti dkk Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas IV hal : Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Penilaian 1. Prosedur Peni1aian : Peni1aian Proses dan hasi1 2. Bentuk : Non tes dan tes 3. Jenis : Lembar Pengamatan dan tes tertu1is 4. Kriteria Keberhasi1an : Pembe1ajaran dikatakan berhasi1 apaqi1a 70% siswa mendapat Mengetahui, Guru Ke1as IV B ni1ai minimal 70 Kasihan, Februari 2015 Pene1iti '. NIP. Sabar Priyono NIM

143 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Pertemuan Ke-2 Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV B / 2 Waktu : 2 X 35 menit Hari/Tanggal : Kamis /18 Februari 2016 A. Standar Kompetensi 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat B. Kompetensi Dasar 11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan C. Indikator 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya, jenisnya, dan ketersediaannya dialam 2. Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 3. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengerti macam-macam sumber daya alam dengan benar. 2. Dengan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya dengan tepat. 3. Dengan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa dapat menjelaskan Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam 4. Setelah berdiskusi dengan teman sekelompoknya, siswa siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan tepat. 121

144 E. Materi Pokok Sumber Daya Alam F. Metode Pembelajaran Pendekatan : PAKEM Model : EEK ( Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi) Metode : Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi dan Penugasan G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Kegiatan Awal a. Siswa menjawab salam dari guru 10 menit b. Siswa berdoa untuk memulai kegiatan pembelajaran c. Siswa dipresensi kehadirannya oleh guru d. Siswa disiapkan secara fisik dan mental oleh guru untuk semangat mengikuti pembelajaran e. Siswa memperhatikan apersepsi yang diberikan guru. f. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu tentang Sumber daya alam dan hubungannya denga lingkungan. Kegiatan Inti Eksplorasi: a. Siswa penjelasan guru mengenai macam-macam sumber daya alam berdasarkan asalnya dan hubungannya dengan lingkungan. b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai macam-macam sumber daya alam. c. Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Elaborasi: a. Siswa di bagi menjadi kelompok kecil dengan teman sebangkunya. 50 menit 122

145 b. Guru memberikan lembar kerja siswa ke masing-masing siswa. c. Siswa diminta mengelompokkan macam-macam sumber daya asalnya dan hubungan sumber daya alam dengan lingkuangan di Lembar Kerja Siswa yang telah berikan guru. d. Siswa bersama kelompoknya mengerjakan LKS yang diberikan guru. e. Siswa bersama kelompoknya mengelmpokkan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam Lembar Kerja Siswa yang telah berikan guru. f. Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. g. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil telah yang telah dilakukan di depan kelas. h. Kelompok yang lain diminta memperhatikan dan memberikan masukan kepada kelompok yang presentasi di depan kelas. Konfirmasi: a. Siswa bersama guru membahas hasil LKS yang dikerjakan siswa dan memberikan umpan balik kepada kelompok siswa yang hasilnya baik. b. siswa diberi penjelasan kembali mengenai materi yang belum dimengerti siswa c. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang telah dipelajari Kegiatan Akhir a. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari b. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan 10 menit 123

146 materi pembelajaran yang telah dipelajari c. Siswa diberi soal evaluasi oleh guru untuk mengetahui pemahaman siswa d. Guru menutup pembelajaran dengan pesan moral yang baik e. Siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran f. Siswa menjawab salam dari guru.. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Media: a. Gambar macam-macam sumber daya alamo 2. Sumber: a. Dwi Suhartanti dkk Ilmu Pengetahuan Alam untuk 3D Kelas IV hal: Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 1. Penilaian 1. Prosedur Penilaian : Penilaian Proses dan hasil 2. Bentuk : Non tes dan tes 3. Jenis : Lembar Pengamatan dan tes tertulis 4. Kriteria Keberhasilan : Pembelajaran dikatakan berhasil apabila 70% siswa mendapat nilai minimal 70 I5-asihan, Februari 2015 Mengetahui, Guru Kelas IV B Peneliti NIP. Sabar Priyono NIM

147 Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 Sekolah : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : IV A/ 2 Hari/ Tanggal : Rabu, 17 Februari 2016 Waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok : , A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenis dan Ketersediaanya di Alam B. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam C. Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sumber daya alam. 2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. 3. Siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. 125

148 D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. Lembar pengamatan E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan pengamatan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. 3. Catatlah hasil pengamatan. F. Langkah Kerja 1. Pergilah menuju lokasi pengamatan yang telah ditentukan. 2. Amatilah segala sesuatu yang terdapat pada lokasi tersebut. 3. Catatlah sumber daya alam yang kamu temui di lokasi tersebut pada tabel dibawah ini. NO Nama Sumber Daya Alam Hayati Jenisnya Non Hayati Ketersediaannya di Alam Dapat di Perbaharui Tidak Dapat di Perbaharui 4. Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam yang ada di lokasi pengamatan, masuklah ke dalam kelas. 5. Diskusikanlah hasil pengamatanmu bersama teman kelompokmu. 126

149 6. Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat pada saat observasi kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam. 7. Presentasikanlah laporan hasil pengamatanmu di depan kelas 127

150 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelas Eksperimen Pertemuan 2 Sekolah : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : IV A/ 2 Hari/ Tanggal : Kamis, 18 Februari 2016 Waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok : , A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Asalnya dan hubungannya dengan lingkungan B. Indikator 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan C. Tujuan 1. Siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. Lembar pengamatan E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan peengamatan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. 3. Catatlah hasil pengamatan. 128

151 F. Langkah Kerja 1. Pergilah menuju lokasi pengamatan yang telah ditentukan. 2. Amatilah segala sesuatu yang terdapat pada lokasi tersebut. 3. Catatlah sumber daya alam yang kamu temui di lokasi tersebut. 4. Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam yang ada di lokasi pengamatan, masuklah ke dalam kelas. 5. Diskusikanlah hasil pengamatanmu bersama teman kelompokmu. 6. Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat pada saat observasi kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan asalnya dan kerjakan pertanyaan di bawah ini. 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya NO Nama Sumber Daya Alam Asalnya Hewan Tumbuhan Benda mati 2. Tulislah sumber daya alam yang terganggu akibat kerusakan lingkungan yang terjadi pada kolom di bawah ini. No Kerusakan Lingkungan Sumber daya Alam yang terganggu 1 Kebakaran Hutan 2 Sungai tercemar 3 Perburuan Liar 4 Banjir 7. Setelah selesai mengerjakan, presentasikanlah laporan hasil pengamatanmu di depan kelas. 129

152 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelompok Kontrol Pertemuan 1 Sekolah : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : IV B/ 2 Hari/ Tanggal : Rabu, 17 Februari 2016 Waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok : , A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenis dan Ketersediaanya di Alam B. Indikator 1. Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 2. Menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam 3. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya dialam C. Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam sumber daya alam. 2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. 3. Siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam. 130

153 D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. 1 Lembar kertas E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan yang telah disediakan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. F. Langkah Kerja 1. Bekerjalah dengan teman sekelompokmu. 2. Catatlah macam-macam sumber daya alam yang kamu ketahui pada tabel dibawah ini. NO Nama Sumber Daya Alam Hayati Jenisnya Non Hayati Ketersediaannya di Alam Dapat di Perbaharui Tidak Dapat di Perbaharui 3. Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam, diskusikanlah bersama teman kelompokmu. 4. Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan jenisnya dan ketersediaannya di alam. 5. Presentasikanlah laporan hasil diskusimu di depan kelas 131

154 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelas kontrol Pertemuan 2 Sekolah : SD Negeri Karangjati Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : IV B/ 2 Hari/ Tanggal : Kamis, 18 Februari 2016 Waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok : A. Judul Sumber Daya Alam Berdasarkan Asalnya dan hubungannya dengan lingkungan B. Indikator 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan C. Tujuan 1. Siswa dapat mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya 2. Siswa dapat menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan lingkungan D. Alat dan Bahan 1. Buku teks pelajaran 2. Bolpoin 3. 1 Lembar kertas E. Petunjuk 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Lakukan percobaan kelompok sesuai petunjuk kerja. F. Langkah Kerja 1. Bekerjalah dengan teman sekelompokmu. 2. Catatlah macam-macam sumber daya alam yang kamu ketahui. 3. Setelah selesai mencatat semua sumber daya alam, diskusikanlah bersama teman kelompokmu. 132

155 4. Kelompokkanlah benda-benda yang telah dicatat kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan asalnya dan kerjakan pertanyaan di bawah ini. 1. Mengelompokkan sumber daya alam berdasarkan asalnya NO Nama Sumber Daya Alam Asalnya Hewan Tumbuhan Benda mati 2. Tulislah sumber daya alam yang terganggu akibat kerusakan lingkungan yang terjadi pada kolom di bawah ini. No Kerusakan Lingkungan Sumber daya Alam yang terganggu 1 Kebakaran Hutan 2 Sungai tercemar 3 Perburuan Liar 4 Banjir 5. Setelah selesai mengerjakan, presentasikanlah laporan hasil diskusimu di depan kelas. 133

156 Lampiran 5. Materi Ajar Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan Sumber daya alam adalah bahan-bahan dari alam yang dimanfaatkan manusia. Manusia memanfaatkan bahan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai Jenis Sumber Daya Alam 1. Berdasarkan ketersediaanya di alam dapat dikelompokkan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. a. Sumber daya alam yang dapat diperbarui Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang memiliki sifat dapat pulih kembali. Dengan sifat tersebut, sumber daya alam ini dapat terus digunakan dan tidak akan pernah habis. Beberapa contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui, antara lain air, udara, hewan dan tumbuhan. b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui Sumber daya alam yang tidak dapat di perbarui adalah sumber daya alam yang akan habis apabila digunakan secara terus menerus. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, antara lain minyak bumi, batu bara, gas alam dan bahan tambang lainnya. Sumber daya alam ini dapat habis karena tidak mengalami daur. Semakin banyak penggunaan sumber daya alam tersebut maka akan semakin cepat pula habisnya. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui biasanya terbentuk melalui proses tertentu. 134

157 2. Berdasarkan jenisnya sumber daya alam terdiri atas sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati. a. Sumber daya alam hayati Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Sumber daya alam hayati dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan. contohnya sapi, telur, daging, buah-buahan, wol, kursi kayu dll. b. Sumber daya alam non hayati Sumber daya alam non hayati adalah sumber daya alam yang bukan berasal dari makhluk hidup. Contoh sumber daya alam non hayati antara lain, sinar matahari, udara, air, dan tanah Selain itu, ada pula sumber daya alam nonhayati yang berasal dari dalam bumi. Sumber daya alam tersebut antara lain bahan tambang, dan minyak bumi. 135

158 .3. Berdasarkan Asalnya sumber daya alam berasal dari tumbuhan, hewan dan benda mati. a. Sumber Daya Alam yang berasal dari hewan dan tumbuhan contohnya : Kapas, sutera, kain wol, meja kayu, daging, telur dll b. Sumber daya alam yang berasal dari benda mati contohnya : besi, batu bara, bensin, air,udara, tanah dll Pelestarian Sumber Daya Alam Agar sumber daya alam tidak rusak maka harus dilestarikan Upaya pelestarian sumber daya alam antara lain dengan cara : 1. Tebang pilih yaitu cara penebangan hutan dengan tujuan agar produksi kayu-kayu yang dapat dijual tidak terus menurun dan menyelamatkan tanah dan air. Pohon yang ditebang yang diameter batangnya 50 cm atau lebih. 2. Penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang ditebang. 3. Melakukan reboisasi terhadap hutan yang gundul. Hubungan sumber daya alam dengan Lingkungan Sumber daya alam terkait dengan lingkungan karena sumber daya alam berasal dari lingkungan. salah satu contoh jika lingkungan sungai rusak maka sumber daya yang ada didalamnya akan terganggu seperti ikan, air dan udara disekitar sungai. Cara untuk melestarikan binatang liar dan langka yaitu dengan membuat cagar alam, cagar alam adalah tempat untuk melindungi makhluk hidup baik binatang liar tumbuhan dan dll. 136

159 Lampiran 6. Soal Instrumen Tes Sebelum Uji Coba Nama : Kelas : No Presensi : Berilah tanda silang pada jawaban yang benar! 1. Segala sesuatu yang ada di alam yang dimanfaatkan manusia disebut... a. sumber makanan c. cagar alam b. sumber daya alam d. kekayaan alam 2. Sumber daya alam berdasarkan ketersediaannya di alam terbagi atas.... a. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui b. sumber daya alam dapat di perbaharui dan sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui c. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam non hayati d. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui 3. Air, tumbuhan dan hewan merupakan jenis sumber daya alam.... a. dapat diperbaharui c. tidak dapat diperbaharui b. non hayati d. hayati 4. Air merupakan sumber daya alam yang tidak pernah habis walaupun kita gunakan terus menerus. Hal ini disebabkan karena... a. air merupakan benda mati b. air dapat berkembang biak c. air mengalami daur sehingga dapat diperbaharui d. air tersedia dalam jumlah banyak 5. Berdasarkan jenis dan ketersediaannya di alam udara merupakan sumber daya alam... a. hayati dan dapat diperbaharui b. non hayati dan tidak dapat diperbaharui c. hayati dan tidak dapat diperbaharui d. non hayati dan dapat diperbaharui 6. Kapas merupakan sumber daya alam yang berasal dari... a. hewan c. tanah b. tumbuhan d. laut 137

160 7. Berdasarkan jenisnya, daging, sutera dan buah-buahan merupakan sumber daya alam... a. non hayati c. hayati b. hutan d. tidak dapat diperbaharui 8. Benda dibawah ini yang termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah a. air, bensin, dan batu bara c. emas, bensin dan batu bara b. hewan, tumbuhan dan udara d. air, udara dan bensin 9. Kebutuhan manusia akan sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan berupa kayu sekarang ini kian meningkat seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan manusia. Saat ini banyak sekali terjadi penebangan liar yang mengakibatkan hutan menjadi gundul sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan. Tindakan yang harus dilakukan agar manusia bisa tetap mengambil hasil hutan berupa kayu tanpa menyebabkan hutan menjadi gundul adalah... a. melakukan tebang pilih b. menganti bahan bangunan dengan besi c. melakukan daur ulang kayu yang sudah lapuk d. membuat hutan buatan 10. Sumber daya alam sangat berkaitan erat dengan lingkungan, karena... a. sumber daya alam berada di lingkungan b. sumber daya alam merusak lingkungan c. sumber daya alam terbuat dari lingkungan d. sumber daya alam membentuk lingkungan 11. Minyak bumi, batu bara dan emas dapat digolongkan menjadi sumber daya alam... a. hayati c. kekal b. dapat di perbaharui d. tidak dapat diperbaharui 12. Jika lingkungan mengalami kerusakan, sumber daya alam yang ada di dalamnya akan... a. rusak c. tetap b. kekal d. mati 13. Lingkungan sangat mempengaruhi sumber daya alam karena lingkungan merupakan tempat asal sumber daya alam. Saat ini banyak terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan hilanganya lingkungan hidup bintang liar sehingga banyak binatang liar yang masuk ke pemukiman penduduk. Usaha yang harus dilakukan agar binatang liar 138

161 yang habitatnya hilang akibat kebakaran hutan dapat tetap hidup sesuai dengan habitatnya adalah... a. membuat kandang untuk menampung binatang liar b.memelihara bintang liar di rumah c. membuat cagar alam untuk menampung bintang liar d. membuat kebun raya untuk menampung binatang liar. 14. Jika suatu lingkungan sungai rusak dan tercemar, maka sumber daya alam yang tidak akan terganggu ialah... a. ikan c. udara b. air d. pohon 15. Sumber daya alam yang dapat di produksi dan didaur ulang lagi serta dapat digunakan lagi disebut sumber daya alam... a. dapat di perbaharui c. non hayati b. hayati d. tidak dapat diperbaharui 16. Kelompok sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup yaitu... a. kapas, kain sutera dan emas. b. mutiara, daging dan batu bara. c. kapas, kain sutera dan kain wol. d. air, minyak bumi dan kapas. 17. Agar sumber daya alam yang ada di bumi ini tidak rusak maka harus di... a. lestarikan c. biarkan b. eksploitasi d. manfaatkan 18. Susu, daging dan telur merupakan sumber daya alam yang berasal dari hewan, oleh karena itu susu, daging dan telur dapat di kelompokkan ke dalam sumber daya alam... a. buatan c. alami b. hayati d. non hayati 19. Sumber daya alam sangat terkait dengan lingkungan karena sumber daya alam berasal dari... a. makhluk hidup c. lingkungan b. benda mati d. hutan 139

162 20. Jika tidak dilestarikan dengan baik maka sumber daya alam non hayati akan mengalami kerusakan. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan sumber daya alam non hayati yaitu.... a. menanam pohon b. melindungi satwa liar c. memanfaatkan minyak tanah sebagai bahan bakar d. hemat energi 21. Daerah pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli disebut... a. taman wisata c. taman nasional b. kebun raya d. kebun binatang tanah, udara dan air 2. minyak bumi, kapas dan air 3. emas, gas alam dan batu bara 4. hewan, tumbuhan dan air Dari daftar sumber daya alam diatas, sumber daya alam yang dapat diperbaharui di tunjukkan nomer... a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 4 d. 3 dan Ayam hampir setiap hari dikonsumsi manusia. Namun jumlah ayam yang ada tidak pernah habis. Oleh karena itu ayam tidak punah. Hal ini karena adanya peternakan ayam. Sekarang ini banyak terjadi perburuan liar, misalnya perburuan harimau. Banyak harimau yang diburu untuk diambil kulit dan tulangnya. Jika demikian terus menerus lama kelamaan harimau akan habis dan punah. Upaya yang harus dilakukan agar harimau tidak mengalami kepunahan adalah... a. membuat peternakan harimau b. memelihara harimau dirumah c. membuat cagar alam untuk melestarikan harimau d. menjaga hutan agar pemburu tidak masuk 24. Sumber daya alam meliputi. a. hewan dan tumbuhan b. batuan dan logam c. hewan, tumbuhan, dan batuan 140

163 d. hewan, tumbuhan, batuan, minyak bumi dan logam 25. Usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah hutan gundul adalah.... a. irigasi c. eksploitasi b. reboisasi d. terasering 141

164 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Uji Coba 1. B 11. D 21. C 2. B 12. A 22. B 3. A 13. C 23. C 4. C 14. D 24. D 5. D 15. A 25. B 6. B 16. C 7. C 17. A 8. B 18. B 9. A 19. C 10. C 20. D 142

165 Lampiran 8. Soal Instrumen Tes Setelah Uji Coba Nama : Kelas : No Presensi : Berilah tanda silang pada jawaban yang benar! 1. Segala sesuatu yang ada di alam yang dimanfaatkan manusia disebut... a. sumber makanan c. cagar alam b. sumber daya alam d. kekayaan alam 2. Sumber daya alam berdasarkan ketersediaannya di alam terbagi atas.... a. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui b. sumber daya alam dapat di perbaharui dan sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui c. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam non hayati d. sumber daya alam hayati dan sumberdaya alam dapat diperbaharui 3. Air, tumbuhan dan udara merupakan jenis sumber daya alam.... a. dapat diperbaharui c. tidak dapat diperbaharui b. non hayati d. hayati 4. Air merupakan sumber daya alam yang tidak pernah habis walaupun kita gunakan terus menerus. Hal ini disebabkan karena... a. air merupakan benda mati b. air dapat berkembang biak c. air mengalami daur sehingga dapat diperbaharui d. air tersedia dalam jumlah banyak 5. Berdasarkan jenisnya, daging, sutera dan buah-buahan merupakan sumber daya alam... a. non hayati c. hayati b. hutan d. tidak dapat diperbaharui 6. Benda dibawah ini yang termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah a. air, bensin, dan batu bara c. emas, bensin dan batu bara b. hewan, tumbuhan dan udara d. air, udara dan bensin 7. Kebutuhan manusia akan sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan berupa kayu sekarang ini kian meningkat seiring dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan manusia. Saat ini banyak sekali terjadi penebangan liar yang mengakibatkan hutan menjadi gundul sehingga menyebabkan 143

166 kerusakan lingkungan. Tindakan yang harus dilakukan agar manusia bisa tetap mengambil hasil hutan berupa kayu tanpa menyebabkan hutan menjadi gundul adalah... a. melakukan tebang pilih b. menganti bahan bangunan dengan besi c. melakukan daur ulang kayu yang sudah lapuk d. membuat hutan buatan 8. Minyak bumi, batu bara dan emas dapat digolongkan menjadi sumber daya alam... a. hayati c. kekal b. dapat di perbaharui d. tidak dapat diperbaharui 9. Jika lingkungan mengalami kerusakan, sumber daya alam yang ada di dalamnya akan... a. rusak c. tetap b. kekal d. alami 10. Lingkungan sangat mempengaruhi sumber daya alam karena lingkungan merupakan tempat asal sumber daya alam. Saat ini banyak terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan hilanganya lingkungan hidup binatang liar sehingga banyak binatang liar yang masuk ke pemukiman penduduk. Usaha yang harus dilakukan agar binatang liar yang habitatnya hilang akibat kebakaran hutan dapat tetap hidup sesuai dengan habitatnya adalah... a. membuat kandang untuk menampung binatang liar b.memelihara binatang liar di rumah c. membuat cagar alam untuk menampung bintang liar d. membuat kebun raya untuk menampung binatang liar. 11. Jika suatu lingkungan sungai rusak dan tercemar, maka sumber daya alam yang tidak akan terganggu ialah... a. ikan c. udara b. air d. pohon 12. Sumber daya alam yang dapat di produksi dan didaur ulang lagi serta dapat digunakan lagi disebut sumber daya alam... a. dapat di perbaharui c. non hayati b. hayati d. tidak dapat diperbaharui 13. Kelompok sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup yaitu... a. kapas, kain sutera dan emas. b. mutiara, daging dan batu bara. c. kapas, kain sutera dan kain wol. 144

167 d. air, minyak bumi dan kapas. 14. Agar sumber daya alam yang ada di bumi ini tidak rusak maka harus di... a. lestarikan c. biarkan b. eksploitasi d. manfaatkan 15. Sumber daya alam sangat terkait dengan lingkungan karena sumber daya alam berasal dari... a. makhluk hidup c. lingkungan b. benda mati d. hutan 16. Jika tidak dilestarikan dengan baik maka sumber daya alam non hayati akan mengalami kerusakan. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan sumber daya alam non hayati yaitu..... a. menanam pohon b. melindungi satwa liar c. memanfaatkan minyak tanah sebagai bahan bakar d. hemat energi tanah, udara dan air 2. minyak bumi, kapas dan air 3. emas, gas alam dan batu bara 4. hewan, tumbuhan dan air Dari daftar sumber daya alam diatas, sumber daya alam yang dapat diperbaharui di tunjukkan nomer. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 4 d. 3 dan Ayam hampir setiap hari dikonsumsi manusia. Namun jumlah ayam yang ada tidak pernah habis. Oleh karena itu ayam tidak punah. Hal ini karena adanya peternakan ayam. Sekarang ini banyak terjadi perburuan liar, misalnya perburuan harimau. Banyak harimau yang diburu untuk diambil kulit dan tulangnya. Jika demikian terus menerus lama kelamaan harimau akan habis dan punah. Upaya yang harus dilakukan agar harimau tidak mengalami kepunahan adalah... a. membuat peternakan harimau b. memelihara harimau dirumah c. membuat cagar alam untuk melestarikan harimau d. menjaga hutan agar pemburu tidak masuk 145

168 19. Sumber daya alam meliputi. a. hewan dan tumbuhan b. batuan dan logam c. hewan, tumbuhan, dan batuan d. hewan, tumbuhan, batuan, minyak bumi dan logam 20. Usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah hutan gundul adalah.... a. irigasi c. eksploitasi b. reboisasi d. terasering 146

169 Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Uji Coba 1. B 2. B 3. A 4. C 5. C 6. B 7. A 8. D 9. A 10. C 11. D 12. A 13. C 14. A 15. C 16. D 17. B 18. C 19. D 20. B 147

170 Lampiran 10. Lembar Jawaban Instrumen Tes LEMBAR JAWABAN Nama : Kelas : No Presensi : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. A B C D 11. A B C D 2. A B C D 12. A B C D 3. A B C D 13. A B C D 4. A B C D 14. A B C D 5. A B C D 15. A B C D 6. A B C D 16. A B C D 7. A B C D 17. A B C D 8. A B C D 18. A B C D 9. A B C D 19. A B C D 10. A B C D 20. A B C D 148

171 Lampiran 11. Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes No Nama Kelas B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B 10 1 FHS IV A MNR IV A DDA IV A ARS IV A AD IV A DDN IV A SDA IV A AA IV A BB IV A WS IV A AYS IV A AD IV A NBT IV A PNB IV A SDS IV A ARS IV A NRD IV A SA IV A SE IV A NS IV A B 11 B 12 B 13 B 14 B 15 B 16 B 17 B 18 B 19 B 20 B 21 B 22 B 23 B 24 B 25 Jumlah

172 21 RBA IV A ASD IV A NDE IV A NM IV A MA IV A KM IV A FKR IV A KDL IV B AN IV B FR IV B BC IV B CA IV B GR IV B ARS IV B FW IV B YR IV B AD IV B SW IV B ASL IV B AEB IV B AM IV B DH IV B FN IV B

173 44 HD IV B LA IV B NK IV B NAH IV B NAS IV B MA IV B RAH IV B RN IV B SLM IV B SJ IV B SDF IV B SF IV B Jumlah

174 Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows CORRELATIONS /VARIABLES=B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 TOTAL /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE. Correlations Total B1 Pearson Correlation,522 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B2 Pearson Correlation,369 ** Sig. (2-tailed),006 N 55 B3 Pearson Correlation,515 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B4 Pearson Correlation,338 * Sig. (2-tailed),012 N 55 B5 Pearson Correlation,238 Sig. (2-tailed),080 N 55 B6 Pearson Correlation,147 Sig. (2-tailed),285 N 55 B7 Pearson Correlation,478 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B8 Pearson Correlation,660 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B9 Pearson Correlation,299 * Sig. (2-tailed),026 N 55 B10 Pearson Correlation,089 Sig. (2-tailed),517 N

175 B11 Pearson Correlation,625 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B12 Pearson Correlation,372 ** Sig. (2-tailed),005 N 55 B13 Pearson Correlation,467 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B14 Pearson Correlation,410 ** Sig. (2-tailed),002 N 55 B15 Pearson Correlation,299 * Sig. (2-tailed),026 N 55 B16 Pearson Correlation,710 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B17 Pearson Correlation,487 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B18 Pearson Correlation,262 Sig. (2-tailed),053 N 55 B19 Pearson Correlation,413 ** Sig. (2-tailed),002 N 55 B20 Pearson Correlation,635 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B21 Pearson Correlation,158 Sig. (2-tailed),248 N 55 B22 Pearson Correlation,678 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B23 Pearson Correlation,300 * 153

176 Sig. (2-tailed),026 N 55 B24 Pearson Correlation,546 ** Sig. (2-tailed),000 N 55 B25 Pearson Correlation,364 ** Sig. (2-tailed),006 N 55 TOTAL Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 55 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). * 154

177 Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen dengan SPSS 16 for Windows RELIABILITY /VARIABLES=B1 B2 B3 B4 B7 B8 B9 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B19 B20 B22 B23 B24 B25 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA. Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid ,0 Excluded a 0,0 Total ,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,

178 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted B1 11, ,091,445,819 B2 11, ,517,302,825 B3 11, ,645,485,816 B4 11, ,756,197,831 B7 11, ,121,351,823 B8 12, ,037,605,810 B9 11, ,744,223,829 B11 11, ,374,573,812 B12 11, ,332,294,826 B13 11, ,015,371,822 B14 11, ,258,311,825 B15 11, ,596,259,827 B16 11, ,867,654,807 B17 11, ,329,410,820 B19 11, ,337,324,824 B20 12, ,312,562,812 B22 11, ,899,655,807 B23 12, ,571,239,829 B24 11, ,628,462,817 B25 11, ,944,299,

179 Lampiran 14. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelompok Kegiatan Hari/Tanggal Waktu Materi Eksperimen Pre test Pertemuan I Pertemuan II Selasa/16 Februari 2016 Rabu/17 Februari 2016 Kamis/18 Fabruari Sumber daya alam dan lingkungan Macammacam sumber daya alam Hubungan sumber daya alam dengan lingkungan Kontrol Post test Pre test Pertemuan I Pertemuan II Jumat/19 Februari 2016 Selasa/16 Februari 2016 Rabu/17 Februari 2016 Kamis/18 Fabruari Sumber daya alam dan lingkungan Sumber daya alam dan lingkungan Macammacam sumber daya alam Hubungan sumber daya alam dengan lingkungan Post test Sabtu/20 Februari Sumber daya alam dan lingkungan 157

180 Lampiran 15. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Kontrol Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 1 Berilah tanda pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No Aspek Indikator Ya Tidak 1) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran 2) Memeriksa kesiapan siswa 1. Kegiatan Awal 3) Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa 4) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti a. persiapan 1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen 2) Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa b. pelaksanaan 1) Membimbing siswa dalam melakukan observasi 2) Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi 3) Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi c. pembahasan 1) Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi 2) Membahas hasil observasi bersama siswa 3) Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa 3. Kegiatan Akhir 1) Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa 2) Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari 3) Melakukan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut Jumlah

181 Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan 2 Berilah tanda pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No Aspek Indikator Ya Tidak 1) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran 2) Memeriksa kesiapan siswa 1. Kegiatan Awal 3) Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa 4) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti a. persiapan 1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen 2) Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa b. pelaksanaan 1) Membimbing siswa dalam melakukan observasi 2) Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi 3) Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi c. pembahasan 1) Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi 2) Membahas hasil observasi bersama siswa 3) Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa 3. Kegiatan Akhir 1) Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa 2) Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari 3) Melakukan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut Jumlah

182 Lampiran 16. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Kontrol Pertemuan 1 Berilah tanda pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No Nama Siswa Indikator ASG 2 AN 3 AC 4 AM 5 AN 6 ASG 7 AP 8 DP 9 FD 10 FAN 11 FFA 12 GH 13 IA 14 IPK 15 INI 16 IK 17 KDP 18 LL 19 MD 20 MA 21 MF 22 MH 23 RDP 24 RDH 25 SA 26 TR 27 WA 28 ZH 29 FFA 30 MF 31 AA Jumlah Keterangan Indikator : 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 160

183 Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Kontrol Pertemuan 2 Berilah tanda pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No Nama Siswa Indikator ASG 2 AN 3 AC 4 AM 5 AN 6 ASG 7 AP 8 DP 9 FD 10 FAN 11 FFA 12 GH 13 IA 14 IPK 15 INI 16 IK 17 KDP 18 LL 19 MD 20 MA 21 MF 22 MH 23 RDP 24 RDH 25 SA 26 TR 27 WA 28 ZH 29 FFA 30 MF 31 AA Jumlah Keterangan Indikator : 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 161

184 Lampiran 17. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 1 Berilah tanda pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No Aspek Indikator Ya Tidak 1) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran 2) Memeriksa kesiapan siswa 1. Kegiatan Awal 3) Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa 4) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti a. persiapan 1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen 2) Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa b. pelaksanaan 1) Membimbing siswa dalam melakukan observasi 2) Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi 3) Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi c. pembahasan 1) Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi 2) Membahas hasil observasi bersama siswa 3) Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa 3. Kegiatan Akhir 1) Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa 2) Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari 3) Melakukan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut Jumlah

185 Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 2 Berilah tanda pada kolom Ya atau Tidak sesuai indikator yang telah ditentukan. No Aspek Indikator Ya Tidak 1) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran 2) Memeriksa kesiapan siswa 1. Kegiatan Awal 3) Menyampaikan apersepasi dan membangun pengetahuan awal siswa 4) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan Inti a. persiapan 1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen 2) Mengajak siswa untuk melakukan observasi ke tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa b. pelaksanaan 1) Membimbing siswa dalam melakukan observasi 2) Berperan sebagai fasilitator selama kegiatan observasi 3) Mendorong siswa berperan aktif dalam kegiatan observasi c. pembahasan 1) Membimbing siswa dalam berdiskusi mengenai hasil observasi 2) Membahas hasil observasi bersama siswa 3) Memberi kesempatan siswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa 3. Kegiatan Akhir 1) Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa 2) Melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari 3) Melakukan evaluasi 4) Memberikan tindak lanjut Jumlah

186 Lampiran 18. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 Berilah tanda pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No Nama Siswa Indikator AA 2 LJ 3 AFG 4 AE 5 ER 6 AK 7 AD 8 AR 9 CW 10 DN 11 DY 12 DN 13 DNP 14 DSS 15 DH 16 FS 17 FA 18 HF 19 MA 20 MD 21 MR 22 NA 23 OR 24 PA 25 RS 26 KL 27 RSH 28 ULK 29 RPN 30 RNS Jumlah Keterangan Indikator : 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 164

187 Lembar Observasi Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pertemuan 2 Berilah tanda pada siswa yang melakkan kegiatan sesuai indikator. No Nama Siswa Indikator AA 2 LJ 3 AFG 4 AE 5 ER 6 AK 7 AD 8 AR 9 CW 10 DN 11 DY 12 DN 13 DNP 14 DSS 15 DH 16 FS 17 FA 18 HF 19 MA 20 MD 21 MR 22 NA 23 OR 24 PA 25 RS 26 KL 27 RSH 28 ULK 29 RPN 30 RNS Jumlah Keterangan Indikator: 1. : Mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari 2. : Menjawab pertanyaan guru atau teman 3. : Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan bersama kelompoknya 4. : Melakukan diskusi membahas hasil observasi bersama kelompoknya 5. : Bekerja sama didalam kelompok 6. : Menyatakan pendapat/gagasannya dalam diskusi kelompok 7. : Menyusun laporan hasil kerja/observasi 8. : Menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan 9. : Menyimpulkan materi pelajaran bersama guru 10. : Mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru 165

188 Lampiran 19. Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol No. Nama Kelas B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 Jumlah Nilai 1 ASG IV B AN IV B AC IV B AM IV B AN IV B ASG IV B AP IV B DP IV B FD IV B FAN IV B FFA IV B GH IV B IA IV B IPK IV B INI IV B IK IV B KDP IV B LL IV B MD IV B MA IV B MF IV B MH IV B RDP IV B RDH IV B SA IV B TR IV B WA IV B ZH IV B FFA IV B MF IV B AA IV B Jumlah 56,13 166

189 Lampiran 20. Data Hasil Pre test Kelompok Eksperimen No. Nama Kelas B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 Jumlah Nilai 1 AA IV A LJ IV A AFG IV A AE IV A ER IV A AK IV A AD IV A AR IV A CW IV A DN IV A DY IV A DN IV A DNP IV A DSS IV A DH IV A FS IV A FA IV A HF IV A MA IV A MD IV A MR IV A NA IV A OR IV A PA IV A RS IV A KL IV A RSH IV A ULK IVA RPN IVA RNS IVA Jumlah 57,

190 Lampiran 21. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Kontrol Statistics Pretest_Kontrol N Valid 31 Missing 0 Mean Median 55 Mode 45 a Std. Deviation Variance Range 55 Minimum 30 Maximum 85 Sum 1740 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Hasil Pre-test Kelompok Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

191 Lampiran 22. Data Distribusi Frekuensi Hasil Pre test Kelompok Eksperimen Statistics Pretest_Eksperimen N Valid 30 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation E1 Variance Range Minimum Maximum Sum Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

192 Lampiran 19. Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol No. Nama Kelas B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 Jumlah Nilai 1 ASG IV B AN IV B AC IV B AM IV B AN IV B ASG IV B AP IV B DP IV B FD IV B FAN IV B FFA IV B GH IV B IA IV B IPK IV B INI IV B IK IV B KDP IV B LL IV B MD IV B MA IV B MF IV B MH IV B RDP IV B RDH IV B SA IV B TR IV B WA IV B ZH IV B FFA IV B MF IV B AA IV B Jumlah 73,

193 Lampiran 20. Data Hasil Pre test Kelompok Eksperimen No. Nama Kelas B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 Jumlah Nilai 1 AA IV A LJ IV A AFG IV A AE IV A ER IV A AK IV A AD IV A AR IV A CW IV A DN IV A DY IV A DN IV A DNP IV A DSS IV A DH IV A FS IV A FA IV A HF IV A MA IV A MD IV A MR IV A NA IV A OR IV A PA IV A RS IV A KL IV A RSH IV A ULK IVA RPN IVA RNS IVA Jumlah 80,

194 Lampiran 25. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Kontrol Statistics Post-test_Kontrol N Valid 31 Missing 0 Mean Median Mode a Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Hasil Post-test Kelompok Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

195 Lampiran 26. Data Distribusi Frekuensi Hasil Post test Kelompok Eksperimen Statistics Post-test_Eksperimen N Valid 30 Missing 1 Mean Median Mode a Std. Deviation E1 Variance Range Minimum Maximum Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Hasil Post-test Kelompok Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

196 Lampiran 27. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 16 for Windows Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol Uji Normalitas NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre-test Kontrol Post-test Kontrol N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre-test Eksperimen Post-test Eksperimen N Normal Parameters a Mean Std. Deviation E E1 Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 174

197 Lampiran 28. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 16 for Windows Uji Homogenitas Oneway Test of Homogeneity of Variances Pre-test Kelompok kontrol-eksperimen Levene Statistic df1 df2 Sig Oneway Test of Homogeneity of Variances Post-test Kelompok Kontrol-Eksperimen Levene Statistic df1 df2 Sig

198 Lampiran 29. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows Uji t T-Test Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pretest Kontrol dan Eksperimen Kontrol Eksperimen Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. Mean Std. Error Difference F Sig. t df (2-tailed) Difference Difference Lower Upper Pre-test Kontrol & Eksperimen Equal variances assumed Equal variances not assumed 176

199 Lampiran 30. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen dengan SPSS 16 for Windows T-Test Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Post-test Kontrol dan Eksperimen Kontrol Eksperimen Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. Mean Std. Error Difference F Sig. t df (2-tailed) Difference Difference Lower Upper Post-test Kontrol& Eksperimen Equal variances assumed Equal variances not assumed

200 Lampiran 31. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I 178

201 Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan II 179

202 180

203 Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I 181

204 Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan II 182

205 183

206 Lampiran 32. Contoh Hasil Tes Siswa Pre-test Kelompok Kontrol 184

207 Pre-test Kelompok Kontrol 185

208 Post-test Kelompok Kontrol 186

209 Post-test Kelompok Kontrol 187

210 Pre-test Kelompok Eksperimen 188

211 Pre-test Kelompok Eksperimen Post-test Kelompok Eksperimen 189

212 Post-test Kelompok Eksperimen 190

213 Lampiran 33. Gambar Penelitian Gambar Penelitian Kelompok Eksperimen Gambar 1. Guru Menyampaikan Materi Pembelajaran dengan Pembelajaran Kontekstual Gambar 2. Siswa sedang melakukan pengamatan tentang berbagai sumber daya alam di lingkungan sekolah 192

214 Gambar 3. Siswa Bersama Kelompoknya Membahas dan Membuat Laporan Hasil Pengamatan Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Tes Individu 193

215 Gambar Penelitian Kelompok Kontrol Gambar 5. Guru Menyampaikan Materi Pembelajaran dengan metode Konvensional yang biasa dilakukan. Gambar 6. Siswa Bersama Kelompoknya Mengerjakan LKS yang Diberikan Guru 194

216 Gambar 7. Siswa Mengerjakan Soal Tes Individu 195

217 Lampiran 34. Surat Penelitian Surat Permohonan Izin dari Fakultas. 196

218 Surat Penelitian dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 197

219 Surat Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Bantul 198

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI 894 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 ke-5 Tahun 2016 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI THE EFFECT OF CONTEXTUAL LEARNING

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN LAGU ANAK-ANAK TERHADAP HASIL BELAJAR APRESIASI PUISI KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN LAGU ANAK-ANAK TERHADAP HASIL BELAJAR APRESIASI PUISI KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN LAGU ANAK-ANAK TERHADAP HASIL BELAJAR APRESIASI PUISI KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING GUNA PEMBENTUKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGEBUNG BERAN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGEBUNG BERAN TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGEBUNG BERAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Evi Nur Eka Purnamasari NIM

SKRIPSI. Oleh Evi Nur Eka Purnamasari NIM PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TAMANSARI DAN SD NEGERI 2 KARANGGUDE, KARANGLEWAS, BANYUMAS SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Fitri Utami NIM

SKRIPSI. Oleh Fitri Utami NIM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI PANEMBAHAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER SKRIPSI Oleh : Yova Agustian Prahara Ema Putra ( 080210102037 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar

Lebih terperinci

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum pendidikan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI KLEGUNG 1 TEMPEL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI KLEGUNG 1 TEMPEL SKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI KLEGUNG 1 TEMPEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD N 4 WATES SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD N 4 WATES SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD N 4 WATES SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: Netta Wahyu Ariany NIM

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: Netta Wahyu Ariany NIM P PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh: Netta Wahyu Ariany NIM 080210102024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta

Lebih terperinci

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP SKRIPSI

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP SKRIPSI OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP SKRIPSI Oleh Dinicen Viclara NIM 090210102026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERBEDAAN METODE INQUIRY DAN METODE CERAMAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 AJIBARANG.

PERBEDAAN METODE INQUIRY DAN METODE CERAMAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 AJIBARANG. PERBEDAAN METODE INQUIRY DAN METODE CERAMAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 AJIBARANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DEEP DIALOGUE AND CRITICAL THINKING (DDCT) DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL DEEP DIALOGUE AND CRITICAL THINKING (DDCT) DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENERAPAN MODEL DEEP DIALOGUE AND CRITICAL THINKING (DDCT) DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI Oleh Eka Triana Sari NIM. 060210192230 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Lebih terperinci

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis) SKRIPSI Oleh Jayanti Oktaviana NIM 090210102064 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD Binti Muakhirin SD Negeri Cibuk Lor Seyegan Abstrak Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI Oleh SISCA LINDA PRAHESTI NIM 090210102069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan berupa fakta, konsep,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Siwi Utaminingtyas NIM

SKRIPSI. Oleh Siwi Utaminingtyas NIM PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI PANJATAN, PANJATAN, KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND DENGAN SIKAP TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD DI KELAS SE-GUGUS KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR FLASHCARD DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS SISWA KELAS II SDN SALATIGA 06 KOTA SALATIGA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR FLASHCARD DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS SISWA KELAS II SDN SALATIGA 06 KOTA SALATIGA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR FLASHCARD DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS SISWA KELAS II SDN SALATIGA 06 KOTA SALATIGA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI I GOMBANG

Lebih terperinci

Eges, Pengaruh Pemahaman Konsep IPA Melalui Pendekatan Diskoveri Terbimbing

Eges, Pengaruh Pemahaman Konsep IPA Melalui Pendekatan Diskoveri Terbimbing 1 Pengaruh Pemahaman Konsep IPA Melalui Pendekatan Discovery Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Wringinagung 1 Kecamatan Jombang Kabupaten Jember Eges Triwahyuni Program Studi PG Anak

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Eneng Siti Fatimah Nurlela 1, Atep Sujana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterampilan Proses Sains 2.1.1 Hakikat Sains Kata sains atau Science menurut Wonorahardjo (2010) dilihat dari sudut bahasa berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Scientia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI LKS KARTUN FISIKA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN BANTUAN LKS ADAPTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN BANTUAN LKS ADAPTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK SKRIPSI. Oleh PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN BANTUAN LKS ADAPTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TTW (THINK-TALK-WRITE) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: SYAHRIYATUL M NIM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TTW (THINK-TALK-WRITE) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: SYAHRIYATUL M NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TTW (THINK-TALK-WRITE) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh: SYAHRIYATUL M NIM 050210102125 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Sakiinatus Sajadah NIM 090210102009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI SYNDICATE GROUP

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI SYNDICATE GROUP PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI SYNDICATE GROUP DAN METODE DISKUSI BUZZ GROUP DI SMP NEGERI 2 BERBAH SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh IKNASIUS NIM:

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh IKNASIUS NIM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI JEBENGSARI KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL DIPADU PENILAIAN PROYEK PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI MA SKRIPSI.

IMPLEMENTASI MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL DIPADU PENILAIAN PROYEK PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI MA SKRIPSI. IMPLEMENTASI MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL DIPADU PENILAIAN PROYEK PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI MA SKRIPSI Oleh Titim Matus Solichah NIM 090210102047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA

PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SDN SEKARPUTIH 01 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakulltas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Tyas April Lia NIM 080210204044 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pemebelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari Bahasa Inggris, yaitu natural science. Nature artinya berhubungan dengan alam atau yang bersangkut paut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia termasuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : Widi Nugroho NIM

SKRIPSI. Disusun oleh : Widi Nugroho NIM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS III PADA MATERI PECAHAN DALAM TEMA PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KERTAS KARTON BERWARNA DI SDN DEPOK 1 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV SDN GEDANGAN 01 SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA BONDOWOSO SKRIPSI Oleh: Rifa Aghina Arif NIM 080210192009 PROGRAM

Lebih terperinci

Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version -

Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - PENERAPAN MODEL POE (PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION) DISERTAI TEKNIK MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INKUIRI MODIFIKASI (MODIFIED INQUIRY) DISERTAI METODE FISH BOWL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL INKUIRI MODIFIKASI (MODIFIED INQUIRY) DISERTAI METODE FISH BOWL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL INKUIRI MODIFIKASI (MODIFIED INQUIRY) DISERTAI METODE FISH BOWL PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Eni Lutfiyah NIM 070210192154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Derin Nurfajriyah 1, Ani Nur Aeni 2, Asep Kurnia Jayadinata

Lebih terperinci

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh. Rianty Chanshera Dewi NIM

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh. Rianty Chanshera Dewi NIM MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Rianty Chanshera Dewi NIM 070210192051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: Oktavia Winarsi NIM

SKRIPSI. Disusun oleh: Oktavia Winarsi NIM PENGARUH PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 TEMPEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Gilang Ajeng Pratiwi NIM 080210102019 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BIOLOGI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BIOLOGI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA BIOLOGI BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN VIDEO PEMBELAJARAN PADA POKOK BAHASAN BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN UNTUK SMP KELAS VIII SKRIPSI Oleh: RESTU MULYAWATI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER SKRIPSI Oleh Pandu Setyowidi NIM 080210192013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh:

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

PERBEDAAN HASIL PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS PERBEDAAN HASIL PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD N TIMURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting dalam pengembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan matematika merupakan ilmu dasar bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nanda Pradhana NIM

SKRIPSI. Oleh Nanda Pradhana NIM PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD SE GUGUS ONTOSENO BAGELEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Isnaeni Rahayu NIM

SKRIPSI. Oleh Isnaeni Rahayu NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PERUBAHAN BENDA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI DI SDN TEGALGEDE 02 JEMBER SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Contextual Teaching and Learning (CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkontruksi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Siti Fatimah NIM

SKRIPSI. Oleh Siti Fatimah NIM PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DISERTAI PERTANYAAN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP (STUDI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK KALOR KELAS VII SMP NEGERI 5 TANGGUL SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD)

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA MENJAWAB PERTANYAAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 NGRANDAH KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DIPADU DIAGRAM ROUNDHOUSE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SISKA RAHMAWATI K4310078 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : RIYANDA OKTA DEWI HARIYADI

SKRIPSI. Oleh : RIYANDA OKTA DEWI HARIYADI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN LEMBENGAN 01 JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RIYANDA OKTA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X DI SMA PLUS DARUL HIKMAH SKRIPSI Oleh Deni Juwita Ningrum NIM. 070210192110

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh CARINA ASTRIE LEONY WIYANDA NIM 090210102082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Windy Kartika Martiningtyas NIM

SKRIPSI. Oleh Windy Kartika Martiningtyas NIM PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI SDN SUMBERDANTI 01 SUKOWONO, JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran fisika pada umumnya dikenal sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead i PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead (School of Trainer and Leader) yang disusun oleh Zamzam Adnan FE, NIM 08601241100 ini telah disetujui oleh pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCED ORGANIZER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMA KELAS X SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCED ORGANIZER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMA KELAS X SKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCED ORGANIZER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMA KELAS X SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci