BAB 5 HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira, Jakarta Barat Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira terletak di Perumahan Duta Mas Blok A-8, Jl. P. Tubagus Angke, Jakarta Barat. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dengan luas bangunan 5000 m2, yang diresmikan pada bulan September Lantai 1 terdiri dari aula serbaguna, ruang publikasi, ruang tamu, ruang makan, sekretaris, kantor sekolah minggu, perpustakaan, kantor KVMI, dapur, toilet, dan tiga buah kamar tidur. Lantai dua terdiri dari aula khotbah, ruang tamu, ruang sound system, publikasi audio, ruang meeting, ruang computer, toilet, dan 15 kamar tidur. Lantai tiga terdiri dari aula, ruang persiapan, audiovisual, ruang tamu, dan tiga buah kamar tidur. Lantai empat terdiri dari ruang drama, studio rekaman, ruang olahraga, tempat suci, dan delapan kamar tidur. Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira merupakan tempat kegiatan penataran dan ceramah setiap tiga minggu sekali, di mana setiap vihara Buddhis Maitreya dari seluruh Jakarta mengirimkan wakilnya untuk mengikuti penataran yang diselenggarakan. Selain itu, pusdiklat ini juga menjadi tempat merayakan upacara keagamaan. Pengikut agama Buddha sekte Maitreya menekankan kehidupan bervegetaris bagi pengikutnya (Ratna, 2007).

2 5.2. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel independen dan variabel dependen. Gambaran frekuensi variabel independen dan dependen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi Kejadian BBLR Tabel Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR Kejadian BBLR Frekuensi Persen 1 BBLR (< 2500 gram) 3 6,5 2 Non BBLR (>= 2500 gram) 43 93,5 Distribusi frekuensi berat badan bayi lahir dapat dilihat pada tabel di atas, terlihat bahwa dari 46 responden sebanyak 8,7% melahirkan bayi dengan berat badan bayi < 2500 gram (BBLR), sedangkan 91,3% responden melahirkan bayi dengan berat badan bayi 2500 gram (Normal) Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Umur Ibu Saat Melahirkan Tabel Distribusi Frekuensi Umur Ibu Saat Melahirkan Umur Saat Melahirkan Frekuensi Persen 1 > 35 tahun 4 8, tahun 42 91,3 Distribusi frekuensi umur ibu saat melahirkan terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa umur ibu hamil di bagi dalam 3 kategori yaitu umur < 20 tahun, umur tahun dan umur > 35 tahun. Pada penelitian ini ternyata tidak ada ibu yang hamil saat berusia < 20 tahun, kategori umur terbesar adalah tahun yaitu sebesar 91,3 % sedangkan umur < 20 tahun sebesar 8,7 %.

3 Usia Kandungan Ibu Saat Melahirkan Tabel Distribusi Frekuensi Usia Kandungan Ibu Saat Melahirkan Usia Kandungan Saat Melahirkan Frekuensi Persen 1 < 37 minggu 5 10,9 2 >= 37 minggu 41 89,1 Distribusi frekuensi usia kandungan ibu saat melahirkan dapat dilihat pada tabel di atas, terlihat bahwa dari 46 responden, sebanyak 89,1 % melahirkan bayi saat usia kandungan lebih >= 37 minggu, sedangkan 10,9 % melahirkan bayi saat usia kandungan < 37 minggu Status Ibu Bekerja saat Hamil Tabel Distribusi Frekuensi Status Ibu Bekerja Saat Hamil Status Ibu Bekerja Saat Hamil Frekuensi Persen 1 Bekerja 24 52,2 2 Tidak bekerja 22 47,8 Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari 46 responden, ternyata ada 52,2% responden yang bekerja saat hamil untuk menambah penghasilan keluarga dan ada 47,8% responden yang tidak bekerja selama hamil maupun setelah hamil Pendidikan Terakhir Ibu Tabel Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu Pendidikan terakhir Frekuensi Persen 1 Tidak tamat SD 1 2,2 2 Tamat SMP 1 2,2 3 Tamat SMA 13 28,3 4 Tamat akademi/pt 31 67,4

4 Distribusi frekuensi lama pendidikan responden dapat dilihat berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden sebanyak 67,4% tamat akademi/pt, 38,3% tamat SMA, dan hanya 2,2% yang tamat SMP Tinggi Badan Ibu pra Hamil Tabel Distribusi Tinggi Badan Ibu pra Hamil Variabel Jumlah Min- Mean Median SD 95% CI Mean Max TB pra hamil , , ,85-158,96 Distribusi Tinggi badan ibu terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden TB minimum adalah 145 cm dan TB max adalah 172 cm, dengan rata-rata 158,85, median 158, dan standar deviasi 6, Berat Badan Ibu pra Hamil Tabel Distribusi Berat Badan Ibu pra Hamil Variabel Jumlah Min- Max Mean Median SD 95% CI Mean BB pra hamil , ,650 49,24-53,19 Distribusi berat badan ibu sebelum hamil terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden berat badan minimumnya adalah 40 kg, berat badan maksimum 67 kg, rata-rata berat badan pra hamil adalah 51,22, dengan median 59, dan standar deviasi 6, Distribusi Frekuensi IMT Ibu pra Hamil Tabel Distribusi Frekuensi IMT Ibu pra Hamil IMT pra Hamil Frekuensi Persen 1 < 18,5 (kurus) 9 19,6 2 18,5-25 (normal) 35 76,1 3 >25 (gemuk) 2 4,3

5 Distribusi frekuensi IMT ibu pra hamil dapat dilihat dari tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden 19,6% memiliki IMT pra hamil < 18,5, 76% memiliki IMT pra hamil antara 18,5-25, dan 4,3% memiliki IMT pra hamil > 25. Dalam kaitannya dengan terjadinya risiko KEK pada ibu hamil, IMT merupakan indikator tindak lanjut bila ditemukan ibu hamil dengan LiLA < 23,5 cm. Penelitian di Jawa Timur menunjukkan bahwa LiLA yang rendah dapat menggambarkan IMT yang rendah pula. IMT yang akurat akan menggambarkan seorang ibu hamil benar-benar kurus. Sebagai cut off point ditetapkan bahwa ibu hamil dengan IMT < 18.5 adalah berisiko KEK dan 18,5 tidak berisiko KEK ( Irawati A, 2006) Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Tabel Distribusi Frekuensi Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Pertambahan Berat Badan selama hamil Frekuensi Persen 1 < 8 kg 2 4,3 2 >= 8 kg 44 95,7 Distribusi frekuensi pertambahan berat badan ibu selama hami terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden sebanyak 4,3 % mengalami pertambahan berat badan < 8 kg selama kehamilannya, sedangkan sebanyak 95,7 % mengalami pertambahan berat badan selama hamil >= 8 kg Riwayat Keguguran Tabel Distribusi Frekuensi Riwayat Keguguran Riwayat keguguran Frekuensi Persen 1 Ya 5 10,9 2 Tidak 41 89,1

6 Distribusi frekuensi riwayat keguguran ibu dapat dilihat berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden sebanyak 10,9% pernah mengalami keguguran dan sisanya sebesar 89,1% tidak pernah mengalami keguguran Paritas Ibu Tabel Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Paritas Frekuensi Persen 1 >= ,9 2 < ,1 Distribusi frekuensi paritas ibu dapat dilihat berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden sebanyak 89,1% mengalami paritas < 3, dan sebanyak 10,9% mengalami paritas >= Jenis Diet Vegetarian Ibu Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Diet Vegetarian Ibu Jenis Diet Vegetarian Ibu Frekuensi Persen 1 Ovo Vegetarian 2 4,3 2 Lacto-ovo vegetarian 44 95,7 Distribusi frekuensi jenis diet vegetarian ibu terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden sebanyak 4,3% responden menjalani diet ovo vegetarian (masih mengkonsumsi telur dan olahannya dalam diet sehari-hari) sedangkan sebanyak 95,7% responden menjalani diet lacto-ovo vegetarian (masih mengkonsumsi telur, susu, dan olahannya dalam diet sehari-hari).

7 Lama Menjadi Vegetarian Tabel Distribusi Lama Menjadi Vegetarian Variabel Jumlah Min- Max Mean Median SD 95% CI Mean Lama menjadi vegetarian ,72 8 4,375 7,42-10,02 Distribusi lama ibu menjadi vegetarian terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden minimal telah menjadi vegetarian adalah 1 tahun, maksimal telah menjadi vegetarian 18 tahun, rata-rata telah menjadi vegetarian 8,72 tahun, dengan median 8 tahun, dan standar error 4, Distribusi Frekuensi Antenatal Care (ANC) Frekuensi Suntikan TT Selama Kehamilan Tabel Distribusi Frekuensi Frekuensi Suntikan TT Selama Kehamilan Suntikan TT selama kehamilan Frekuensi Persen 1 Tidak pernah 41 89,1 2 >= 2 kali 1 2,2 3 < 2 kali 4 8,7 Distribusi frekuensi status imunisasi TT selama kehamilan terlihat pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 46 responden sebanyak 89,1% tidak pernah melakukan suntikan tetanus toksoid selama kehamilan, 8,7% melakukan suntikan TT < 2 kali selama kehamilan, dan hanya 2,2% yang melakukan suntikan TT selama kehamilan >= 2 kali.

8 Konsumsi Tablet Fe Selama Kehamilan Tabel Distribusi Frekuensi Konsumsi Tablet Fe Selama Kehamilan Konsumsi tablet Fe selama kehamilan Frekuensi Persen 1 Tidak mengkonsumsi >= 90 tablet < 90 tablet 6 13 Total Distribusi frekuensi konsumsi tablet Fe selama kehamilan dapat terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa dari 46 responden sebanyak 24% tidak mengonsumsi Fe selama kehamilannya, 63% mengonsumsi >= 90 tablet selama kehamilan, dan 13% mengonsumsi < 90 tablet selama kehamilan Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi Jenis Kelamin Bayi Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi Jenis Kelamin Bayi Frekuensi Persen 1 Perempuan Laki-laki Distribusi frekuensi jenis kelamin bayi dapat dilihat dari tabel diatas, terlihat bahwa proporsi bayi laki-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh ibu-ibu vegetarian dari Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang waktu Mei 2003-Mei 2008 terdistribusi merata yaitu masing-masing sebesar 50%. Panjang badan dan berat badan bayi setelah lahir akan diukur oleh tenaga kesehatan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah bayi lahir dengan panjang badan dan berat badan yang normal atau tidak. Umumnya panjang badan bayi saat lahir normal dengan panjang cm.

9 BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Keterbatasan Penelitian Adanya recall bias pada responden, dimana responden dalam memberikan jawaban mengenai beberapa variabel faktor resiko (seperti: umur saat melahirkan, umur kandungan saat melahirkan, berat badan pra hamil) sering lupa lama waktu yang berlalu antara peristiwa yang ditanyakan dengan saat mengingat. Itulah sebabnya variabel-variabel dalam penelitian ini tidak mencangkup semua faktor resiko kejadian BBLR karena dalam rangka mengurangi bias. Sampel yang ada kurang mewakili populasi karena sampel yang diambil adalah ibu-ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira, Jakarta Barat, tidak mewakili dari keseluruhan populasi vegetarian dari sekte Buddhis Maitreya di Indonesia. Sampel dipilih berdasarkan listing yang terdaftar, kemudian ibu-ibu dari listing tersebut diminta untuk mengumpulkan buku kunjungan kehamilan. Kesulitannya bahwa catatan yang berasal dari buku kunjungan kehamilan tersebut tidak lengkap, sehingga disamping data berasal dari catatan medis juga dilakukan wawancara via telepon, dan apabila no telepon tidak tercantum dalam listing maka responden tersebut dikeluarkan dari sampel. Ada juga responden yang nomor teleponnya lengkap, namun ketika dihubungi ternyata menolak untuk diwawancara.

10 6.2 Kejadian BBLR Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 46 kelahiran dari ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang waktu Mei 2003-Mei 2008 terdapat 3 kelahiran BBLR (6,5%). Hasil penelitian tersebut menunjukan persentase BBLR yang lebih besar dari angka BBLR nasional yaitu 5,6% (SDKI ). Untuk itu perlu penanganan lebih lanjut mengingat bayi dengan BBLR rentan dengan penyakit-penyakit infeksi, seperti infeksi saluran pernafasan bagian bawah, ganguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya (Agtini, 1996). Menkes DR. Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP, pada pembukaan seminar sehari Peran Ibu dan Bapak Dalam Tumbuh Kembang Anak yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-76 di Jakarta tanggal 16 Desember 2004 mengatakan bahwa menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar bayi lahir dengan berat rendah. Menurut Menkes, kalau bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada umur kehamilan yang cukup, maka anak tersebut nantinya pada umur 40 tahun (kalau dapat mencapai usia itu) akan menderita penyakit jantung, hipertensi, maupun diabetes. Dengan demikian setiap tahun akan terdapat sekitar calon-calon penderita penyakit degeneratif ( Bayi dengan berat lahir rendah umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, penurunan IQ, masalah perilaku, dan lain sebagainya (Depkes, 1998). Setiap anak yang berstatus gizi buruk

11 mempunyai resiko kehilangan IQ poin. Pada tahun 1999 diperkirakan terdapat kurang lebih1,3 juta anak bergizi buruk, maka berarti terjadi potensi kehilangan IQ sebesar 22 juta poin. Berat lahir merupakan salah satu penentu kualitas generasi penerus karena erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang. Kualitas yang baik akan dimulai dari berat lahir yang normal. Pada bayi berat lahir rendah (BBLR) ditemukan kadar transferin yang rendah. Transferin merupakan salah satu anti infeksi yang ada dalam tubuh, sehingga apabila jumlah transferin sedikit maka bayi tersebut akan mudah terkena infeksi (Soepinard, 1982). BBLR juga mempunyai resiko 6 kali untuk terjadinya kematian neonatal dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat lahir normal (Ronoatmodjo, 1996). Selain itu pada masa sekolah ditemukan bahwa anak-anak yang dilahirkan rendah mempunyai ukuran antropometrik yang rendah dibandingkan dengan anak-anak yang dilahirkan dengan berat lahir normal (Amirani, 1991) Gambaran karakteristik Ibu, ANC, dan Karakteristik Bayi Gambaran Karakteristik Ibu Umur Saat Melahirkan Umur ibu yang paling baik untuk melahirkan adalah antara 20 tahun sampai 30 tahun, makin jauh umur ibu dari rentang waktu tersebut makin besar resiko bagi ibu maupun anaknya (BKS Penfin, 1990). Hasil penelitian dari 46 ibu hamil vegetarian pada rentang waktu Mei 2003-Mei 2008, didapatkan ibu yang melahirkan pada usia tahun sebesar 91%, sedangkan sisanya sebesar 9% melahirkan pada usia > 35 tahun, hal ini berarti, ibu hamil yang mempunyai risiko terhadap terjadinya gangguan pada kehamilan dan persalinan sebesar 9 %. Angka ini masih di bawah

12 angka hasil analisa data SDKI tahun 1994 yang menunjukkan bahwa sekitar 23,7 % ibu hamil pada umur < 20 tahun dan > 35 tahun. Tingginya persentase (91%) ibu yang melahirkan pada rentang usia dikarenakan tingkat pendidikan ibu yang cukup tinggi, sehingga mereka menyadari akibat buruk bila melahirkan pada usia > 35 tahun. Selain itu, sampel yang diambil pada penelitian ini adalah ibu vegetarian yang mempunyai anak pada rentang Mei 2003-Mei 2008, sehingga kebanyakan ibu-ibu yang menjadi sampel ini adalah ibuibu muda yang berusia dibawah 35 tahun. Di pusdiklat Buddhis Maitreya Wira tidak didapatkan ibu yang melahirkan pada umur < 20 tahun, hal tersebut dikarenakan anggotanya yang menikah pada umur > 20 tahun. Menurut penuturan seorang anggota, di Pusdiklat ini justru banyak yang tidak menikah, menikah setelah mapan, ataupun menunda untuk mempunyai anak Umur Kandungan Saat Melahirkan Usia kandungan ibu saat melahirkan dibedakan menjadi dua yaitu >= 37 minggu dan < 37 minggu. Bayi yang dilahirkan ketika usia kandungan ibu melahirkan >= 37 minggu dikatakan bayi normal, sedangkan bayi yang dilahirkan ketika usia kandungan ibu melahirkan < 37 minggu dikatakan bayi prematur. Bayi yang lahir normal sesuai dengan waktu dia lahir lebih baik dibandingkan dengan bayi prematur, hal ini dikarenakan bayi normal telah sempurna pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan bayi prematur. Makin rendah usia kehamilan maka semakin kecil bayi yang dilahirkan, dan makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Bayi yang dilahirkan prematur (<37 minggu) belum mempunyai alat-alat yang tumbuh lengkap dan sempurna seperti bayi matur (>= 37 minggu), oleh

13 sebab itu ia memiliki lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya, sehingga makin mudah terjadi komplikasi dan makin tinggi angka kematiannya. Ibu-ibu vegetarian yang menjadi sampel pada penelitian ini memiliki berat badan yang adekuat untuk melahirkan (78,3%) dan memiliki IMT pra hamil >= 18,5 (80,4%) sehingga outcome kehamilannya lahir pada usia cukup bulan (89%). Ibu yang melahirkan pada umur kandungan < 37 minggu ada sebesar 11%, padahal kejadian BBLR sebesar 6,5%, artinya ada ibu hamil yang melahirkan prematur namun memiliki bayi dengan berat lahir > 2500 gram. Hal ini wajar terjadi, karena hampir 70% dari bayi yang lahir tersebut memiliki berat lahir > 3000 gr. Hal tersebut karena ibu yang menjalani diet vegetarian selama kehamilannya khawatir akan outcome kehamilannya, sehingga mereka mengkonsumsi menu vegetarian yang bergizi tinggi, akibatnya walaupun bayi lahir prematur ternyata masih memiliki berat lahir > 2500 gram Status Bekerja Selama Hamil Ibu yang bekerja pada waktu bayi dalam kandungan tidak begitu mempengaruhi keadaan bayi, asalkan pada trimester pertama dan kedua saja. Bila ibu bekerja di trimester ketiga maka angka prematuritas akan naik. Istirahat pada trimester ketiga adalah sangat penting untuk ibu dan calon bayi (Sumitro, 1986). Hasil penelitian didapatkan ibu yang bekerja selama hamil sebesar 52%, lebih banyak dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Hal ini dikarenakan ibu vegetarian yang menjadi sampel penelitian ini kebanyakan berpendidikan tinggi (Tamat Akademi/PT sebesar 67%) sehingga memilih untuk berkarir dengan modal ijazah yang dipegangnya. Dari proses wawancara yang berlangsung dengan responden, penulis menyimpulkan bahwa pekerjaan yang digeluti oleh responden bukanlah

14 pekerjaan yang menguras tenaga fisik, karena itu tidak membahayakan walaupun umur kehamilan telah memasuki trimester ketiga Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang mereka peroleh. Pendidikan sendiri amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan dapat mengambil tindakan secepatnya (Apriadji, 1986). Pada penelitian ini didapatkan hasil ibu yang berpendidikan akademi/pt sebesar 64,7%, pendidikan yang tinggi ini berimplikasi pada pengetahuan ibu mengenai gizi dan kesehatan, mereka sebagian besar sudah tahu bagaimana padu-padan makanan vegetarian yang menyehatkan tanpa kehilangan cara membuat makanan tersebut tetap lezat dan membangkitkan selera Tinggi Badan pra Hamil Tinggi badan selain ditentukan oleh faktor genetik juga ditentukan oleh status gizi sewaktu masa kanak-kanak, keadaan ini dapat diartikan bahwa gangguan gizi waktu anak-anak pengaruhnya sangat jauh sampai dengan masa reproduksi (Alisyahbana, 1985). Pengukuran tinggi badan ibu hamil sedapat mungkin dilaksanakan pada awal kehamilan, untuk menghindari kesalahan akibat perubahan postur tubuh. Pada penelitian ini, tinggi badan yang didapatkan berasal dari ingatan responden saja. Tidak dilakukan pengukuran tinggi badan, karena pengumpulan data berasal dari data masa lalu ibu yang telah mempunyai anak. Dari data yang terkumpul, didapatkan tinggi badan minimum adalah 145 cm dan tinggi badan maksimum adalah 172 cm, dengan mean 158,85. Terlihat bahwa rata-rata ibu vegetarian

15 memiliki tinggi badan diatas rata-rata tinggi badan wanita Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar dari mereka tidak mengalami gangguan gizi sewaktu kecil Berat Badan pra Hamil Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badannya selama hamil ternyata dapat berpengaruh terhadap kesehatan serta pertumbuhan janin dalam kandungannya. Kesehatan dan pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibunya. Salah satu faktor penting untuk kesehatan ibu adalah pengaturan berat badan, yang sebaiknya dilakukan sejak si ibu merencanakan kehamilan. Dari pengumpulan data yang telah dilakukan, didapatkan hasil berat badan pra hamil minimum adalah 40 cm dan berat badan pra hamil maksimum adalah 67 cm. Bila berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badannya selama hamil adalah kurang dari normal, maka si bayi akan berisiko lahir dengan berat badan yang kurang atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR akan terganggu perkembangan fisik maupun kecerdasannya IMT pra Hamil Dalam kaitannya dengan terjadinya risiko KEK pada ibu hamil, IMT merupakan indikator tindak lanjut bila ditemukan ibu hamil dengan LiLA < 23,5 cm. Penelitian di Jawa Timur menunjukkan bahwa LiLA yang rendah dapat menggambarkan IMT yang rendah pula. IMT yang akurat akan menggambarkan seorang ibu hamil benar-benar kurus. Sebagai cut off point ditetapkan bahwa ibu

16 hamil dengan IMT < 18.5 adalah berisiko KEK dan 18,5 tidak berisiko KEK ( Irawati A, 2006). Sebesar 20% responden memiliki IMT pra hamil < 18,5, berarti ada 20% responden berisiko untuk melahirkan BBLR, namun ternyata kejadian BBLR sebesar 6,5%. Hak tersebut dikarenakan ibu tersebut telah menyadari dirinya berisiko melahirkan BBLR dan berusaha untuk menambah berat badan selama kehamilan, terlihat dari pertambahan berat badan selama hamil yang adekuat (>= 8 kg) sebesar 96% Pertambahan Berat Badan Selama Hamil Ibu hamil sebaiknya tidak perlu khawatir bila mengalami kenaikan berat badan selama hamil. Kenaikan berat badan tersebut tidak hanya disebabkan oleh timbunan lemak, namun juga akibat proses tumbuh kembang si janin, pertambahan berat rahim, plasenta, volume darah, cairan ketuban, cairan dalam jaringan tubuh ibu, serta membesarnya payudara. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk pengaruh berat badan ibu terhadap kehamilan: Bila berat badan ibu sebelum hamil adalah normal, maka kenaikan berat badan ibu sebaiknya antara 9-12 kg Kalau berat badan sebelumnya adalah berlebih, maka kenaikan berat badannya cukup antara 6-9 kg. Bila sebelum kehamilan berat badan ibu adalah kurang, maka kenaikan berat badan sebaiknya antara kg

17 Dari hasil penelitian ini, diperoleh ibu yang memiliki berat badan pra hamil kurang (<47 kg) sebesarar 22%. Terlihat bahwa ibu yang mengalami kurang berat badan tersebut berusaha untuk menaikan berat badan yang cukup selama hamil, yang akhirnya terjadi kenaikan berat badan yang memadai (>= 8 kg) sebesar 95%. Ibuibu vegetarian yang berasal dari Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira berasal dari sosial-ekonomi menengah, sehingga walaupun mereka mengalami berat badan yang kurang selama hamil, namun karena rutin memeriksakan kehamilan akhirnya didapat kenaikan berat badan yang normal selama hamil Riwayat Keguguran Dari hasil penelitian diperoleh, ibu yang mempunyai riwayat keguguran sebesar 5,11%, tingginya angka tersebut disebabkan masih banyaknya ibu yang mengalami kehamilan pertama (54%), dimana biasanya kehamilan pertama sangat berisiko untuk mengalami keguguran Paritas Paritas adalah banyaknya ibu melahirkan anak selama masa reproduksi. Ibu dengan jumlah kehamilan yang lebih dari tiga mengalami kesulitan untuk pertambahan BB yang diharapkan. Berdasarkan analisis SDKI 1994, total fertilitas wanita berusia tahun rata-rata mempunyai 3,2 orang anak, hanya turun 0,2 orang dibangdingkan data SDKI Jadi secara umum masih memiliki faktor resiko dari aspek jumlah kelahiran (SDKI, 1994). Secara umum wanita dengan primipara melahirkan bayi yang lebih kecil dibandingkan dengan kelahiran multipara, akan tetapi ibu-ibu dengan paritas tinggi (melahirkan >3) cenderung mengalami komplikasi dalam kehamilan sehingga berpengaruh terhadap hasil-hasil kehamilan (Institute of Medicine, 1990).

18 Dari hasi penelitian, diperoleh ibu yang mengalami paritas > 3 sebanyak 11%, dengan demikian ibu-ibu ini berisiko untuk melahirkan BBLR dibandingkan ibu yang paritasnya <= 3, karena ibu yang telah mengalami banyak kelahiran mempunyai kecenderungan kekurangan zat gizi makro ataupun mikro dalam tubuhnya apalagi jika jarak dengan persalinan sebelumnya < 24 bulan Tipe Vegetarian Ibu Dari hasil penelitian ini, didapatkan ibu-ibu dari Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira hanya menjalani 2 macam tipe vegetarian, yaitu ovo vegetarian (4%) dan lacto-ovo vegetarian (96%). Ibu vegetarian bisa mendapatkan bayi yang sehat tanpa harus mengubah prinsip diet mereka. Tetapi memang harus lebih hati-hati dalam merencanakan diet dibanding ibu hamil yang bukan vegetarian. Apabila tidak mengikuti anjuran diet yang disarankan, maka diet vegetarian pada ibu yang sedang hamil seringkali rentan terhadap kekurangan vitamin B12, vitamin D, kalsium, zink, omega 3, dan riboflavin. Defisiensi vitamin B 12 selama kehamilan biasanya tidak terlihat sampai kelahiran. Dua kasus kerusakan neurologis dan kegagalan pertumbuhan terkait dengan defisiensi vitamin B12 ditemukan di Georgia pada tahun Kedua bayi tersebut dilahirkan dari seorang ibu yang mengikuti diet vegetarian selama kehamilan. Walaupun demikian, insiden defisiensi besi sama saja pada wanita vegetarian dan non vegetarian. Asupan protein secara umum mencukupi pada diet vegetarian tetapi tidak bagi vegans. Kebutuhan protein tercukupi dengan mengkonsumsi berbagai jenis sayuran secara teratur dan memenuhi kebutuhan energi. Pada wanita hamil vegetarian, variasi tanaman sebagai sumber protein nabati diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein. Sumber protein nabati yang dapat saling melengkapi

19 antara lain dengan mengkonsumsi kacang-kacangan dan serealia secara bersamaan. Kebutuhan protein pada vegetarian kira-kira 30% lebih tinggi daripada nonvegetarian. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kandungan asam amino esensial dan rendahnya daya cerna dari protein nabati (kecuali kedelai). Bagi vegetarian yang lacto-ovo, yaitu mereka yang masih makan telur dan minum susu, masukan protein yang memadai dapat dijamin dengan banyak memakan dua makanan ini, termasuk yoghurt dan keju. Tetapi pada vegan, vegetarian kuat yang tidak makan telur atau susu, harus mengganti dengan kombinasi protein sayuran untuk memenuhi lima porsi/bagian proteinnya, antara lain; kacangkacangan, biji-bijian, biji gandum. Beberapa bahan pengganti daging merupakan sumber protein yang cukup baik, namun beberapa bahan lainnya rendah protein dan tinggi lemak serta kalori. Kecukupan kalsium bukan masalah bagi vegetarian yang makan telur dan susu, tetapi bagi vegan, diperlukan strategi khusus. Banyak produk kedelai yang kaya kalsium, tetapi harus hati-hati akan susu kedelai yang diberi banyak gula (gula, sirup jagung, atau madu). Lebih aman bila mengkonsumsi produk susu kedelai murni. Tahu baru bisa dianggap kaya kalsium bila pada proses penggumpalannya diberikan kalsium, bila tidak, ia tidak mengandung atau hanya sedikit mengandung kalsium. Beberapa jenis penganan tepung jagung tortila yang ditumbuk dengan batu merupakan sumber kalsium yang bukan dari susu dan menyediakan 1/2 bagian kalsium per keratnya. Sumber kalsium lainnya adalah air jeruk yang ditambah kalsium, kacang almond, kasang tanha, buah kering. Ibu hamil vegan juga dianjurkan mengkonsumsi suplemen kalsium.

20 Vegetarian, khususnya vegan, seringkali tidak mendapat cukup vitamin B12 karena vitamin ini ditemukan pada makanan dari hewan. Pastikan ibu vegetarian mendapat vitamin tambahan yang mengandung B12, begitu pula asam folat dan zat besi. Vitamin D selain terdapat dalam minyak ikan, juga diproduksi kulit kita bila terkena sinar matahari. Meski demikian sinar matahari bukan sumber vitamin D yang dianjurkan bagi wanita dan ibu hamil. Karena itu untuk menjamin kecukupan vitamin D bagi ibu hamil, dianjurkan mengkonsumsi susu yang diperkaya vitamin D. Bila pada diet ibu vegetarian tidak minum susu jenis ini, pastikan untuk mengkonsumsi suplemen yang formulanya mengandung vitamin D Lama Menjadi Vegetarian Hasil penelitian didapatkan, minimum ibu telah menjadi vegetarian 1 tahun, dan maksimum 18 tahun, dengan mean 8,72 tahun. Dikhawatirkan telah terjadi defisiensi zat gizi mikro pada ibu yang sudah lama menjalankan diet vegetarian. Namun nampaknya hal tersebut tidak perlu kita risaukan pada ibu vegetarian dari Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira, karena 96% dari mereka menjalankan lacto-ovo vegetarian, sehingga mereka masih menngkonsumsi telur, susu, dan olahannya dalam diet harian mereka. Selain itu mereka juga rutin mengadakan seminar dan pelatihan yang dihadiri oleh pakar-pakar ilmu gizi, sehingga diet mereka sehari-hari sedikit banyak dipengaruhi oleh intervensi dari ahli gizi tersebut. Mereka juga punya banyak jejaring dengan rumah makan vegetarian, yang notabene menyajikan makanan yang variatif, mengundang selera, dan bergizi tinggi.

21 Antenatal Care (ANC) Imunisasi TT Pada umumnya di Indonesia masih banyak persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan, oleh karena itu vaksinasi Tetanus Toksoid antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus dan juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Pemberian vaksinasi Tetanus Toksoid merupakan kelengkapan dalam pelayanan antenatal, dengan demikian pemberian vaksinasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan menunjukan kualitas ANC yang baik. Penelitian ini menghasilkan persentase yang tinggi (89%) untuk ibu hamil yang tidak pernah mengalami imunisasi TT selama kehamilan. Angka ini cukup mencengangkan, yang berarti kualitas ANC dari ibu hamil vegetarian di Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira kurang baik. Standar kualitas ANC yang baik menurut Depkes adalah dengan 5T (ditimbang berat badan, diukur tinggi badan, disuntik TT minimal 2 kali selama kehamilan, diukur tekanan darah, konsumsi tablet Fe minimal 90 butir selama hamil) Konsumsi Fe Zat besi yang diberikan kepada ibu selama hamil adalah sekitar 1000 mg, ini termasuk 500 mg yang digunakan untuk meningkatkan massa pertumbuhan sel darah merah, 300 mg untuk janin, dan 200 mg untuk mengganti kehilangan zat besi setiap hari. Jadi, ibu hamil normal perlu menyerap rata-rata zat besi 3,5 mg/ hari. Kebutuhan zat besi meningkat secara tajam selama trimester ketiga, selama 12 minggu terakhir kehamilan janin menerima hampir semua zat besi yang dimakan oleh ibu. Karena banyak ibu di Indonesia mempumyai jarak kehamilan kurang dari 2

22 tahun dan karena banyak ibu hamil yang tidak memakan makanan yang mengandung zat besi tinggi maka suplemen zat besi direkomendasikan sebagai asupan yang rutin (depkes, 1993). Hasil penelitian mendapatkan, ibu yang tidak mengkonsumsi tablet Fe selama hamil sebesar 24%. Menurut wawancara yang penulis lakukan, alasan tidak mengkonsumsi adalah karena kadar Hb darahnya normal. Padahal dalam hampir semua kehamilan dialami anemia fisiologik kehamilan, yaitu kadar Hb darah menjadi 11 gr/dl (normal 12 gr/dl), yang merupakan konsekuensi wajar dari peningkatan cairan tubuh ibu Karakteristik Bayi Jenis Kelamin Bayi Jenis kelamin dari bayi yang lahir pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira adalah 50% perempuan dan 50% laki-laki.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil

Lebih terperinci

BAB 2. secara formal pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph Brotherton dan kawankawan,

BAB 2. secara formal pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph Brotherton dan kawankawan, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vegetarian Istilah vegetarian diciptakan pada tahun 1847 dan pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September 1847 oleh Joseph Brotherton dan kawankawan, di Northwood

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Hasil Peneltian Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa kejadian BBLR pada kelompok vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 adalah rendah, dengan persentase

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN 2003 Zulhaida Lubis Posted: 7 November 2003 STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN Oleh :Zulhaida Lubis A561030051/GMK e-mail: zulhaida@.telkom.net Pendahuluan Status gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Pada hakikatnya berpangkal pada keadaan ekonomi yang kurang dan terbatasnya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan (Sarwono, 2007). Menurut Sylviati (2008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang optimal manusia tidak dapat melakukan semua aktifitas kesehariannnya dengan sempurna.perilaku

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN Pendahuluan Masa hamil: masa sangat penting Keadaan ibu dan janin terkait satu dengan yang lain Keadaan kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan Ibu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RS Toto Kabila RS Toto Kabila Kabupaten Bonebolango terletak di desa permata kecamatan tilongkabila memiliki luas tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai untuk mewujudkan bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat dunia yang dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Angka prevalensi anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut

Lebih terperinci

makalah KEK dalam kehamilan

makalah KEK dalam kehamilan makalah KEK dalam kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia lebih dari 20 juta setiap tahunnya dilahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di negara berkembang kejadian BBLR 16,5%, 2 kali lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap wanita, menurut Depkes RI kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa ini ibu harus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut. Proporsi penduduk usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), anemia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin (KVA) dan obesitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah

Lebih terperinci

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Eko Winarti, SST.,M.Kes (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan sasaran pembangunan milenium yang telah disepakati oleh 189 negara yang tergabung dalam PBB pada tahun 2000. Konsep pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup bulan/lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi Malalayang II Manado ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS S1 Keperawatan 3A Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang lebih modern. Dimana saat ini telah berkembang berbagai teknologi canggih yang dapat membantu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita (1). Di mana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan ibu telah dipersiapkan sebelum dan selama kehamilan bertujuan untuk mendapatkan bayi yang sehat. Gangguan kesehatan yang terjadi selama kehamilan dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) BBLR masih merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia, di Indonesia kejadian BBLR bervariasi, secara nasional menurut analisa SDKI 2002-2003

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia adalah gizi yang seimbang. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil wawancara dengan partisipan penelitian dan hasil dokumentasi dari data rekam medik dan data buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menggambarkan

Lebih terperinci

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi 2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan suatu masalah gizi yang tersebar di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara maju. Penderita anemia di seluruh dunia diperkirakan mencapai

Lebih terperinci

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia ISSN 2442-7659 InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI di Indonesia 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi di ASEAN. Menurut data SDKI tahun 2007 didapatkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya peningkatan berat badan yang sesuai dalam masa kehamilan sangat penting untuk mengetahui berat badan janin yang dilahirkan. Peningkatan berat badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khususnya remaja (Bakta, 2006).

Lebih terperinci

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 OLEH : KELOMPOK 15 D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU Pengertian Gizi ibu hamil Zat gizi adalah : Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia (Rasmaliah,2004). Anemia dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO Indra Yulianti*, Reva Arliyanti Hargiono** Program Studi D3 Kebidanan STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang yang sehat adalah tulang yang kuat dan tidak mudah patah. Kekuatan tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring

Lebih terperinci

MAKALAH GIZI ZAT BESI

MAKALAH GIZI ZAT BESI MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi tumbuh kembang janinnya. Saat ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Karakteristik contoh meliputi usia, pendidikan, status pekerjaan, jenis pekerjaan, riwayat kehamilan serta pengeluaran/bulan untuk susu. Karakteristik contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goal s (MDG s) Sesuai target Nasional menurut MDGs yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga, terletak di Propinsi Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat saat ini memiliki perhatian yang lebih terhadap makanan yang mereka konsumsi. Pemilihan makanan tidak hanya mengutamakan kepuasan selera, tetapi juga mengutamakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu masalah gizi wanita yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan potensi dasar dan alami dari setiap individu yang sangat diperlukan pada awal kehidupan dan pertumbuhan manusia. Apabila unsur dasar tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita di negara berkembang berisiko meninggal sekitar 23 kali lebih tinggi dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia adalah penyebab kedua terkemuka didunia dari kecacatan dan dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius global ( WHO, 2014).

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan terjadi bila konsentrasi hemoglobin (Hb) jauh dibawah ambang batas yang ditentukan sebagai anemia.kekurangan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu tentang gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014.

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus.

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan analisis asuhan kebidanan pada Ny. A 32 tahun G2P1A0. Penulis melakukan asuhan mulai dari usia kehamilan 27 minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia dimulai sejak di dalam kandungan ibu. Sehingga calon ibu perlu mempunyai kesehatan yang baik. Kesehatan dan gizi ibu hamil merupakan kondisi yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola makan vegetarian telah menjadi pola makan yang mulai banyak menjadi pilihan masyarakat saat ini. Vegetarian adalah orang yang hidup dari mengkonsumsi produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci