BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Ibu vegetarian bisa mendapatkan bayi yang sehat tanpa harus mengubah prinsip diet mereka. Tetapi memang harus lebih hati-hati dalam merencanakan diet dibanding ibu hamil yang bukan vegetarian. Apabila tidak mengikuti anjuran diet yang disarankan, maka diet vegetarian pada ibu yang sedang hamil seringkali rentan terhadap kekurangan zat gizi tertentu. Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR (Depkes RI, 1996). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram (WHO, 1994:9). Berat lahir dipengaruhi dua proses penting, yaitu: lamannya (umur) kehamilan dan pertumbuhan intrauterine. WHO memperkirakan lebih dari 20 juta Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) lahir setiap tahun dan mempengaruhi sekitar 16% dari BBLR di negara berkembang. Kejadian

2 BBLR di 25 negara berkembang sebesar 23,6%, sedangkan di 11 negara maju kejadian BBLR sebesar 5,9%. Terlihat bahwa kejadian BBLR di negara berkembang 4 kali lebih besar dibanding dengan BBLR di negara maju (Agustina, 2006). Di Indonesia kejadian BBLR bervariasi, secara nasional menurut analisa SDKI kejadian BBLR sebesar 6%. Kejadian BBLR berdasarkan provinsi bervariasi dengan rentang 2 %-15,1 % dimana yang terendah di provinsi Sumatera Utara dan tertinggi di provinsi Sulawesi Selatan. Di Jawa Barat BBLR merupakan penyebab kematian bayi (0-1 tahun) nomor 3 pada tahun 1998 (8.5%) dan nomor 4 pada tahun 1999 (8.71%). Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR, menurut WHO faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian BBLR di negara berkembang berbeda dengan di negara maju. Pada negara maju kejadian BBLR dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, asupan kalori ibu dan pertambahan berat badan selama hamil yang kurang, berat badan sebelum hamil yang rendah, bayi prematur, jenis kelamin bayi, etnis/ras, dan tinggi badan ibu. Di negara berkembang BBLR dipengaruhi oleh asupan kalori ibu, pertambahan berat badan selama hamil yang kurang, berat badan sebelum hamil yang rendah, tinggi badan ibu, penyakit malaria, dan jenis kelamin bayi (WHO,1992). Sampai saat ini bayi berat lahir rendah masih menjadi salah satu masalah kesehatan penting di negara-negara berkembang. Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tinggi yaitu sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan BBLR merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain merupakan faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi, BBLR dapat berakibat pada

3 terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, ganguan pendengaran, penglihatan, ganguan belajar, retardasi mental, masalah perilaku dan cerebral palsy, serta rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah (Agustina, 2006). Sekitar 45% kematian bayi terjadi pada bayi yang berumur kurang dari 1 bulan terutama disebabkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Depkes, 1996). Risiko kematian neonatal dengan BBLR adalah 6.5 kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayi lahir berat badan cukup (Ronoatmodjo, 1996). Penelitian lain di Amerika menyatakan bahwa risiko kematian neonatal pada bayi dengan BBLR hampir 40 kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan cukup (Institute of medicine, 1990). Data epidemiologi di Inggris dan berbagai Negara maju lainnya memperlihatkan, setelah menjadi dewasa bayi dengan berat lahir rendah untuk masa kehamilannya akan lebih mudah terkena penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 maupun penyakit kordiovaskuler (PKV) (Sayogo, 2003). Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi (Anonim, 2006) Rumusan Masalah Ibu vegetarian bisa mendapatkan bayi yang sehat tanpa harus mengubah prinsip diet mereka. Tetapi memang harus lebih hati-hati dalam merencanakan diet dibanding ibu hamil yang bukan vegetarian. Apabila tidak mengikuti anjuran diet yang disarankan, maka diet vegetarian pada ibu hamil seringkali rentan terhadap kekurangan zat gizi mikro. Walaupun demikian, insiden defisiensi besi sama saja pada wanita vegetarian dan non vegetarian. Terkait dengan diet yang dijalankan

4 selama kehamilan, satus gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energi kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan. Berdasarkan hal tersebutlah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kejadian BBLR, karakteristik ibu, ANC, dan karakteristik bayi pada bayi dari ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran kejadian BBLR? 2. Bagaimanakah gambaran karakteristik ibu (umur, umur kehamilan, status bekerja, pedidikan terakhir, berat badan pra hamil, tinggi badan pra hamil, IMT pra hamil, pertambahan berat badan selama hamil, riwayat keguguran, paritas, tipe vegetarian ibu, lama menjadi vegetarian)? 3. Bagaimanakah gambaran ANC (imunisasi TT, konsumsi Fe)? 4. Bagaimanakah gambaran karakteristik bayi (jenis kelamin)?

5 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Diperolehnya gambaran kejadian BBLR, karakteristik ibu, ANC, dan karakteristik bayi pada bayi dari ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira, Jakarta Barat tahun Tujuan Khusus 1. Diperolehnya gambaran kejadian BBLR. 2. Diperolehnya gambaran karakteristik ibu (umur, umur kehamilan, status bekerja, tingkat pedidikan, berat badan pra hamil, tinggi badan pra hamil, IMT pra hamil, pertambahan berat badan selama hamil, riwayat keguguran, paritas, tipe vegetarian ibu, lama menjadi vegetarian). 3. Diperolehnya gambaran ANC (imunisasi TT, konsumsi Fe). 4. Diperolehnya gambaran karakteristik bayi (jenis kelamin) Manfaat Penelitian 1. Untuk Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira Memberikan informasi terkait kejadian BBLR yang terjadi pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira, sehingga dapat dicegah kejadian BBLR untuk kelahiran berikutnya. 2. Untuk Penelitian Berikutnya Memberikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya mengenai tema terkait, khususnya untuk dilakukan di Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira.

6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ini ingin melihat gambaran kejadian BBLR, karakteristik ibu, ANC, dan karakteristik bayi pada bayi dari ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira Jakarta Barat. Di Indonesia belum ada penelitian mengenai hal ini, sehingga peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian di lokasi tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008 dengan menggunakan instrumen kuesioner, wawancara dilakukan via telepon dengan menggunakan listing data ibuibu vegetarian yang mempunyai anak antara Mei 2003-Mei Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian cross-sectional, dimana variabel independen dan variabel dependen diukur pada waktu yang bersamaan.