LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015"

Transkripsi

1 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 NOMOR : LAKIP-015/PW23/6/2016 TANGGAL : 15 JANUARI 2016

2 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan penetapan kinerja (Tapkin) yang telah disepakati sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sedangkan bagi stakeholders lainnya, LAKIP ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas perannya sebagai mitra kerja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Target-target dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) sifatnya mengikat untuk dicapai dan dipertanggungjawabkan. Target-target tersebut secara kumulatif mengarah pada sasaran dan tujuan organisasi. Untuk dapat mengetahui sejauh mana pencapaian sasaran dan tujuan tersebut, maka perlu dilakukan pengukuran atas realisasi capaian dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Apabila terdapat perbedaan (performance gap) yang secara signifikan kurang atau melebihi dari target yang ditetapkan maka perlu diberikan penjelasan secukupnya sebagai umpan balik dalam perencanaan berikutnya. Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja untuk IKU outcome mencapai 88,34% atau kategori memuaskan, dengan tercapainya tiga dari empat indikator kinerja utama (IKU) outcome. Belum tercapainya IKU outcome Persentase Tingkat Kapabilitas APIP (Level 3) dikarenakan pencapaian atas outcome tersebut sangat tergantung dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan butuh rentang waktu lebih dari satu tahun untuk mencapainya. Target inipun rencananya dicapai maksimal pada tahun 2019 sesuai dengan RPJMN. Sementara rata-rata capaian IKU output telah mencapai 105,43% atau kategori memuaskan, dengan tercapainya seluruh sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) output sesuai tapkin. Keberhasilan memenuhi target-target dalam kontrak kinerja tersebut tentu bukan hal yang mudah, tetapi berkat kerja keras, kerja tuntas, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja penuh integritas dari seluruh jajaran i

3

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...v RINGKASAN EKSEKUTIF... vi BAB I PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... 1 B. Aspek Strategis Organisasi... 4 C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi... 6 D. Struktur Organisasi... 7 E. Sistematika Penyajian...10 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Pernyataan Visi Pernyataan Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Program dan Kegiatan...30 B. Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja...35 B. Analisis Capaian Kinerja Sasaran Program Sasaran Program Sasaran Program Sasaran Program C. Realisasi Keuangan...61 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Umum...64 B. Simpulan Capaian Kinerja...65 C. Rencana Tindak...67 iii

5 LAMPIRAN 1. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2015 LAMPIRAN 2. Perbandingan Realisasi IKK Tahun 2015 dengan Tahun 2014 LAMPIRAN 3. Daftar Opini BPK atas Laporan Keuangan Instansi Pemerintah Pusat Tahun Buku 2014 LAMPIRAN 4. Daftar Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemda di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 LAMPIRAN 5. Daftar Opini atas LK BUMD/PDAM Tahun Buku 2014 LAMPIRAN 6. Daftar Nilai Good Corporate Governance BUMD Tahun Buku 2014 LAMPIRAN 7. Daftar Kinerja BUMD/PDAM Tahun Buku 2014 LAMPIRAN 8. Capaian Kinerja Output Tahun 2014 Capaian Kinerja Output Tahun 2015 LAMPIRAN 9. Perbandingan Realisasi Output Tahun 2015 dengan Tahun 2016 LAMPIRAN 10. Perkembangan Terget, Realisasi dan Capaian IKK Tahun LAMPIRAN 11. Rekapitulasi Rekomendasi Hasil Pengawasan Tahun 2015 per Bidang per Jenis Rekomendasi iv

6 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Struktur Organisasi...8 Tabel 1.2. SDM Berdasarkan Jabatan...8 Tabel 1.3. SDM Berdasarkan Strata Pendidikan...9 Tabel 1.4. SDM Berdasarkan Usia...9 Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama...29 Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Dukungan Manajemen...30 Tabel 2.3. Program, Sasaran Strategis dan Kegiatan...32 Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama...35 Tabel 3.2. Capaian Output...36 Tabel 3.3. Realisasi Penyerapan Anggaran...37 Tabel 3.4. Daftar Opini BPK atas LKPD...41 Tabel 3.5. Level Kapabilitas APIP di Wilayah Nusa Tenggara Barat...55 Tabel 3.6. Komitmen Peningkatan Kapabilitas APIP...56 Tabel 3.7. Anggaran dan Realisasi Keuangan per Program...60 Tabel 3.8. Anggaran dan Realisasi Keuangan per jenis Belanja...60 v

7 RINGKASAN EKSEKUTIF Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta rencana pendanaan dalam tahun , yang selanjutnya menjadi acuan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam menyusun Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat , termasuk rencana pendanaan sekaligus sebagai acuan dalam melaksanakan kinerjanya. Dalam tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah merumuskan empat sasaran program. Perumusan sasaran program diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai dasar pengukuran capaian sasaran program. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun LAKIP ini juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan Negara yang berkualitas. Keberhasilan capaian sasaran program diukur dengan IKU yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi pengukuran atas realisasi 4 IKU outcome dan 7 IKU output yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja untuk IKU outcome mencapai 88,34% atau kategori memuaskan, dengan tercapainya tiga dari empat indikator kinerja utama (IKU) outcome. Belum tercapainya IKU outcome Persentase Tingkat Kapabilitas APIP (Level 3) dikarenakan pencapaian atas outcome tersebut sangat tergantung dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan butuh vi

8 rentang waktu lebih dari satu tahun untuk mencapainya. Target inipun rencananya dicapai maksimal pada tahun 2019 sesuai dengan RPJMN. Sementara rata-rata capaian IKU output telah mencapai 105,43% atau kategori memuaskan, dengan tercapainya seluruh Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) output sesuai tapkin. Capaian indikator kinerja utama tahun 2015 diuraikan sebagai berikut: 1. Persentase Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara Capaian IKU guna mendukung sasaran program Persentase Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara sebanyak 1 (satu) IKU adalah sebesar 101,65%. Capaian ini didasarkan pada 37 tindak lanjut atas 91 rekomendasi yang disampaikan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat atau sebesar 40,66%, dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar 40%. 2. Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secara Memadai Sasaran program Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secara Memadai belum dapat tercapai pada tahun 2015 dikarenakan pencapaiannya IKU ini sangat tergantung dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan butuh rentang waktu lebih dari satu tahun untuk mencapainya. Upaya yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain melakukan pembinaan SPIP pada pemerintah daerah maupun K/L serta evaluasi dan penilaian tingkat penyelenggaraan SPIP untuk mengetahui kelemahankelemahan dalam penyelenggaraan SPIP sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan dalam upaya untuk menerapkan kelima unsur SPIP secara memadai. Capaian IKU guna mendukung sasaran program Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/efektivitas SPI Korporasi secara Memadai sebanyak 1 (satu) IKU adalah sebesar 135,84%. Capaian ini didasarkan pada 36 K/L/P/Korporasi yang telah menerapkan kelima unsur SPI/P dengan kriteria minimal cukup memadai, dibandingkan dengan 53 vii

9 K/L/P/Korporasi yang dilakukan evaluasi/penilaian penerapan SPI/Pnya oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan evaluasi dan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPI/P pada 6 (enam) pemerintah daerah, 12 korporasi, dan 35 K/L. Hasil penilaian maturitas SPIP pada 6 pemda menunjukkan 2 (dua) pemda berada pada level 1 dan 4 (empat) pemda berada pada level 2 atau cukup memadai. Hasil penilaian SPI pada 12 korporasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan 1 korporasi berada pada kriteria cukup memadai, 3 korporasi berada pada kriteria kurang memadai dan 8 korporasi berada pada kriteria tidak memadai. Hasil penilaian SPIP pada 35 K/L (instansi vertikal) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan 8 K/L berada pada kriteria belum memadai, 9 K/L berada pada kriteria kurang memadai, 29 K/L berada pada kriteria cukup memadai dan 7 K/L berada pada kriteria memadai. Secara keseluruhan, tingkat penyelenggaraan SPI/P pada K/L/P/Korporasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat berada pada kriteria cukup memadai. 3. Persentase Tingkat Kapabilitas APIP (Level 3) Sasaran program Persentase Tingkat Kaabilitas APIP (Level 3) belum dapat tercapai pada tahun 2015 dikarenakan pencapaiannya IKU ini sangat tergantung dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan akan sulit tercapai dalam rentang waktu satu tahun. Upaya yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain melakukan pembinaan berupa bimbingan teknis pada instansi APIP sekaligus melakukan pendampingan dalam self assessment peningkatan tingkat kapabilitas APIP untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam peningkatan kapabilitas APIP sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan dalam upaya untuk mencapai tingkat kapabilitas APIP level III. Sampai dengan tahun 2015 belum terdapat APIP di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mencapai kapabilitas level 3, namun demikian proses kegiatan peningkatan Kapabilitas APIP terhadap 11 APIP Prov/Kab/Kota sudah berhasil/terdapat peningkatan leveling yaitu dari Level 1 ke Level 2 sebanyak 3 Inspektorat yaitu Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat, Inspektorat Kabupaten Sumbawa dan Inspektorat Kota Bima, terdapat 2 viii

10 Inspektorat yang telah bertahan di level 2 yaitu Inspektorat Kabupaten Lombok Timur dan Inspektorat Kabupaten Lombok Tengah serta satu inspektorat berpotensi untuk menuju level 3 di tahun 2016 yaitu Inspektorat Kabupaten Lombok Barat. 4. Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan Capaian IKU guna mendukung sasaran program Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan sebanyak 1 (satu) IKU adalah sebesar 115,86%. Capaian ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan dengan metode kuisioner kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat terkait kepuasan pada aspek layanan keuangan, kepegawaian, umum (sarana prasarana) dan program dan pelaporan. Hasil pengolahan data dengan tabulasi menunjukkan tigkat kepuasan pegawai atas keempat aspek tersebut mencapai 8,11 pada skala Likert 1-10, atau mencapai 115,86% dari target sebesar 7 pada skala Likert. Capaian IKU ini didukung dengan terealisasinya 64 laporan dukungan manajemen BPKP, 61 unit alat pengolah data BPKP, 50 unit alat rumah tangga BPKP serta selesainya pembangunan konstruksi gedung Perwakilan sampai dengan tahap struktur bangunan dan atap. Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2015 menggunakan dana sebesar Rp ,00 dari anggaran sebesar Rp ,00 atau tercapai 98,35%. Secara umum, seluruh sasaran program yang didukung dengan IKU output tahun 2015 telah tercapai sesuai dengan targetnya, namun masih terdapat satu IKU outcome yang belum mencapai target. Untuk itu, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan melakukan langkah-langkah perbaikan kinerja yaitu dengan meningkatkan pelayanan berupa pembinaan penyelenggaraan SPIP secara intensif bagi K/L/Pemda/Korporasi dan pembinaan dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP Daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. ix

11 BAB I PENDAHULUAN Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan pembangunan nasional agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberi masukan bagi penyusunan kebijakan terkait. Tugas, fungsi dan wewenang Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 diuraikan sebagai berikut: A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi Bab I Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional. Selanjutnya, dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; 2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya 1

12 yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah; 3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah; 4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis; 5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit isvestigatif terhadap kasuskasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi; 6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersamasama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya; 7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; 8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; 9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundangundangan; 10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor; 11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah; 12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 2

13 13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan 14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan : 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya; 2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan; 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya; 4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya; 5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya; 6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu : a. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan, dan sebagainya; b. meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan dalam pengawasan; c. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain; d. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya. Selain itu, BPKP bertugas sebagai auditor intern pemerintah yang bertanggungjawab kepada Presiden sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Tugas BPKP tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara melalui fungsi: 1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: 3

14 a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan. b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara(BUN). Khusus dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum Negara, Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi pemerintah lainnya. c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. 2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah. 3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden. 4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya). Secara khusus, kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Terkait kedudukan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. B. Aspek Strategis Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-955/K/SU/2011 tanggal 15 Agustus 2011 merupakan salah satu unit kerja BPKP. Sebagai unit kerja BPKP berarti Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga adalah auditor intern pemerintah yang memiliki dua peran, yaitu assurance dan consulting. Assurance meminta para auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang kesesuaian 4

15 penyelenggaraan control, risk management dan governance process dengan kualitas yang ditetapkan dengan kebijakan manajemen, standar atau norma lainnya yang diberlakukan untuk praktik dimaksud. Peran consulting diarahkan untuk memberikan rekomendasi terhadap praktik yang telah dilaksanakan oleh manajemen. Kendati praktik sudah sesuai dengan kualitas (kebijakan manajemen, standar atau norma lain), auditor intern, melalui peran consulting masih dituntut untuk memberi rekomendasi yang dapat meningkatkan efisiensi atau efektivitas kegiatan dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa peran pemberian jasa assurance dan jasa consultancy, berkonsentrasi pada tiga hal pokok: risk, control dan governance process. Berdasarkan uraian ringkas di atas, tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP memiliki dua area dalam melaksanakan perannya, yaitu pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern meliputi assurance dan consulting yang independen dan obyektif untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi Instansi/Satker Kementerian/Lembaga di daerah, BUMN/BUMD, serta Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Peran assurance tersebut bertujuan memberikan keyakinan yang memadai tentang efektivitas proses governance dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah. Sedangkan peran consulting memberikan saran dan masukan dan perbaikan dalam proses governance dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah. Peran assurance dan consulting tersebut memberikan gambaran bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP merupakan bagian dari pemerintah yang senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang profesional di bidang pengawasan dalam rangka mendukung upaya pemerintah mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel, dan partisipatif. Peran pengawasan yang dijabarkan dalam kegiatan konsultatif dan assurance tersebut merupakan dasar pengukuran capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi NTB. Keberhasilan capaian kinerja ditentukan juga oleh kinerja pihak-pihak yang difasilitasi terkait dengan kegiatan konsultatif dan pihak-pihak yang dibantu, serta penugasan audit keuangan maupun audit investigasi. 5

16 C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya melaksanakan berbagai kegiatan, yaitu: audit; konsultasi, asistensi dan evaluasi; pemberantasan KKN; serta pendidikan dan pelatihan pengawasan. 1. Audit Kegiatan audit mencakup: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). b. Laporan Keuangan dan Kinerja BUMN/D/Badan Usaha Lainnya. c. Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri. d. Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). e. Audit Tindak Lanjut atas Temuan-temuan Pemeriksaan. f. Audit Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK). g. Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan urgent untuk segera dilakukan. 2. Konsultasi, asistensi dan evaluasi Di bidang konsultasi, asistensi dan evaluasi, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berperan sebagai konsultan bagi para stakeholders menuju tata pemerintahan yang baik (good governance), yang mencakup: Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Pembinaan Penyelenggaraan SPIP serta Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP. 3. Pemberantasan Korupsi Di bidang perbantuan pemberantasan korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat membantu pemerintah memerangi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dengan membentuk gugus tugas anti korupsi dengan keahlian audit forensik. Dalam rangka penegakan hukum dan pemberantasan KKN di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah bekerjasama dengan Kejaksaan Agung 6

17 dan Kepolisian RI. BPKP juga bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tergabung dalam Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah). 4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi instansi pembina untuk mengembangkan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga sebagai kepanjangan tangan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP dan Pusat Pembinaan (Pusbin) JFA dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, sertifikasi,dan pembinaan seluruh auditor APIP di Provinsi NTB. D. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang baru ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 16 Tahun 2014 tanggal 16 Agustus 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 20 Tahun 2014 tanggal 23 September 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Perwakilan BPKP Tipe A. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan, yaitu Dr. Bonardo Hutauruk, Ak., M.M., berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-108/K/SU/2015 tanggal 3 Juni Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat beralamat di Jalan Sultan Salahuddin Nomor 23 Batudawa, Tanjung Karang, Kota Mataram. 7

18 Tabel 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Sumber daya manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan faktor penentu dalam mencapai keberhasilan organisasi. Berikut informasi terkait dengan SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat per 31 Desember 2015: Tabel 1.2. SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Jabatan Jabatan Tahun 2015 Tahun 2014 Orang % Orang % Pejabat Struktural 5 7,58 5 9,09 Pejabat Fungsional Auditor (PFA) 54 81, ,18 Pejabat Fungsional Umum dan lainnya 7 10, ,73 Jumlah , ,00 SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan komposisi jabatan secara kuantitatif pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014, antara lain karena pada tahun 2015 terjadi mutasi PFA pada internal BPKP. 8

19 Tabel 1.3. SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Strata Pendidikan Strata Pendidikan Tahun 2015 Tahun 2014 Orang % Orang % S-3 1 1,52 0 0,00 S-2 6 9,09 3 5,45 S-1/DIV 43 65, ,91 DIII 12 18, ,36 SLTA 4 6,06 4 7,27 Jumlah , ,00 Berdasarkan strata pendidikan pada tahun 2015 mengalami kenaikan jumlah secara keseluruhan dan pada masa mendatang jumlah ini diharapkan akan terus bertambah dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai. Tabel 1.4. SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan Usia Usia Pegawai (Tahun) Tahun 2014 Tahun 2013 Orang % Orang % 51 s.d , ,91 41 s.d , ,36 31 s.d , ,18 s.d , ,55 Jumlah , ,00 Berdasarkan komposisi usia perlu mendapat perhatian, agar tidak terjadi kekosongan jabatan sesuai kompetensi yang dibutuhkan. 9

20 E. Sistematika Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan penetapan kinerja (Tapkin) yang telah disepakati sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 adalah: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tugas, fungsi, dan wewenang organisasi, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur organisasi, dan sistematika penyajian. BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam bab ini berisi uraian tentang rencana strategis dan perjanjian kinerja BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai capaian kinerja dan analisis kinerja. BAB IV : PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas akuntabilitas, perbaikan rencana, pengukuran dan evaluasi kinerja, capaian sasaran strategis dari IKU beserta hambatan pecapaiannya. 10

21 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan dalam satu tahun anggaran. Penyusunan rencana kinerja tidak terlepas dari rencana strategis yang telah ditetapkan selama lima tahun ke depan. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP memiliki program beserta kegiatan-kegiatannya yang mendukung pencapaian perencanaan strategis BPKP secara keseluruhan. Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) memosisikan BPKP sebagai pembina SPIP yang telah dijabarkan dalam Renstra BPKP dan diturunkan dengan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Nua Tenggara Barat Selain itu, selaku auditor Presiden, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara. Strategi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Renstra juga menjadi strategi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka mencapai tujuan BPKP. A. Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) terpanggil untuk mampu menjadi yang terdepan bagi pembaruan manajemen pemerintahan, serta mendorong kelancaran dan keberhasilan tugas-tugas pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari KKN. Terbitnya mandat sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 menegaskan jati diri BPKP sebagai Auditor Presiden yang mampu memberikan informasi dan solusi bagi Presiden berdasarkan hasil-hasil pengawasan yang dilakukan. 1. Pernyataan Visi Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Nusa Tenggara Barat 11

22 Pernyataan Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat disusun seiring dengan reformasi penyelenggaraan negara, adanya perubahanperubahan di berbagai lingkungan strategis, dan perubahan paradigma baru di lingkungan BPKP. Mewujudkan visi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap personil Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku pelaksana kegiatan BPKP di daerah, sepenuhnya menyelaraskan visi, misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan BPKP sebagai landasan dalam menyusun Renstra Perwakilan untuk menjalankan aktivitasnya. Komitmen yang terkandung dalam pernyataan visi tersebut mempunyai beberapa kata kunci, yaitu: a. Auditor Internal Pemerintah Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah yaitu audit intern dan auditor pemerintah. i) Audit Intern Audit intern atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP mengacu pada definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal auditing yaitu an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktifitas peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan pengawasan intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa consultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud menuntut jasa assurance dan consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Lebih spesifik lagi, untuk program atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi 12

23 Nusa Tenggara Barat menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut. ii) Auditor Pemerintah Auditor pemerintah mengacu kepada posisi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menteri atau Kepala Lembaga atau Kepala Daerah atau pada tataran tertentu, Direktur Utama BUMN, adalah pembantu Presiden atau delegatee kekuasaan Presiden. Demi kepentingan Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga berfungsi sebagai mitra strategis KLPK dalam hal pemberian jasa consultancy. Jika informasi assurance di atas menunjukkan adanya risiko terhadap pencapaian tujuan program pemerintah, maka Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berfungsi memberikan rekomendasi perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat tercapai. Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi, kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara. Dalam konteks tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya terutama bukan hanya untuk melaksanakan fungsi atestasi terhadap 13

24 asersi manajemen, tetapi juga menekankan upaya perbaikan manajemen risiko, sistem pengendalian dan proses governance. Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi.dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diharapkan bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi. b. Auditor Berkelas Dunia Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai auditor internal berkelas dunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk. i) Profesionalisme Sumber Daya Manusia Sumber daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat wajib menerapkan due professional care dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi persyaratan minimal.kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan dalam standar pengawasan yang berlaku bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai organisasi profesi. SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkan menjadi personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kompetensi yang memungkinkan kemahiran profesional dalam pelaksanaan pengawasan intern, berdasarkan standard operating procedure (SOP) yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA, dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan kualitas proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan obyek pengawasan 14

25 dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan tahunan dengan memperhatikan risiko (risk based planning).demikian juga, pelaksanaan pengawasannya tetap memperhatikan risiko pengawasan (audit risk) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak ketiga. ii) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi Kewenangan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pengawasan program lintas di kementerian, lembaga dan pemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas yang independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di samping itu, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selalu mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta memahami perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan. Pengelolaan sumber daya manusia Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko, proses governance yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan sasaran. Laporan yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau Kepala Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan stratejik yang perlu diperbaiki dari pelaksanaan program pembangunan nasional. Pelaksanaan peran pengawasan intern tersebut telah dinyatakan dalam audit charter yang telah mendefinisikan kewenangan, ruang lingkup dan tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara 15

26 Barat. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden sebagaimana tertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat serta menjadi landasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern. Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking) melalui studi literatur maupun studi ke organisasi internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut, diharapkan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi aparat pengawasan pemerintah lainnya. Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diarahkan pada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model dengan target minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan karakteristik sebagai berikut: 1) Peran dan jasa pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini berupa jasa assurance & consulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan (Service and Role of Internal Audit Element). 2) Pengelolaan SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diarahkan untuk membangun pegawai yang profesional, meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan kerjasama tim (People Management Element). 3) Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rencana strategi pengawasan berfokus pada kebutuhan stakeholder dengan memperhatikan fokus prioritas dan risiko. Memperbaiki metodologi pengawasan berdasarkan perbaikan proses internal maupun praktek-praktek terbaik pengawasan (Professional Practices Element). 16

27 4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi maupun individu, melalui SIM HP dan IPMS untuk kepentingan manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber daya pengawasan (Performance Management and Accountability Element). 5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil pemeriksaan BPK RI. Sementara itu, hasil pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berupa rekomendasi kepada Presiden dan pimpinan daerah dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan efektif dengan mitra kerja (Organizational Relationship and Culture Element). 6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pengawasan secara independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri walaupun sebatas kegiatan lintas sektoral. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat aktif untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan organisasi (Governance Structure Element). Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat senantiasa dilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk memberi keyakinan bahwa tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat tercapai. Penerapan sistem pengendalian intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengan kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP. Maturitas penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan karakteristik bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua kegiatan pokoknya, sebagai media pengendalian (control design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan 17

28 keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten. iii) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat berupa informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan atas seluruh program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko, aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan. c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis. Dengan kualitas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diharapkan dapat menjadi mitra srategis pemerintah daerah menyukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat. dalam 18

29 Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai penjabaran Visi BPKP yaitu Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional Tahun Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya persinggungan antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritas Pembangunan Nasional (NAWA CITA) antara lain agenda kedua yang isinya adalah membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Dalam lingkup yang lebih spesifik, mempertimbangkan perubahan yang dinamis serta tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mengambil peran penting yang mengerucut sebagai Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Terpercaya. 2. Pernyataan Misi Misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun Rumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan turunan dari misi BPKP adalah: 1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Nusa Tenggara Barat; 2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Nusa Tenggara Barat; dan 3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Nusa Tenggara Barat. 19

30 Misi dan penjelasannya masing-masing diuraikan sebagai berikut: 1) Misi Pertama dan Penjelasannya Misi pertama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Nusa Tenggara Barat. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi serta manfaat Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tugas dimaksud adalah Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan dan manfaatnya yaitu mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Akuntabilitas Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan. Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi mitra kerja Kepala KLPK melalui jasa assurance dan consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut. Sedangkan 20

31 jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun PP 60/2008 memberi batasan pengawasan intern sebagai seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode , sesuai misi ini, sasaran program pengawasan 21

32 intern BPKP termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong mitra kerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK. Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepada penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan pengelolaan keuangan negara/ daerah termasuk korporasinya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan mencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi. 22

33 Pengelolaan Pembangunan Nasional Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib, (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Untuk melaksanakan strategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung sebagai prasyarat minimal yang harus terpenuhi. Indikator pencapaian sasaran strategi pembangunan tersebut dituangkan dalam Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN Dalam APBN 2015, maupun RPJMN terdapat beberapa program lintas bidang dimana sasaran pokok program pembangunan tersebut dirancang dilaksanakan oleh satu atau lebih KLPK. Dalam hal ini, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan memastikan sejauh mana program lintas bidang tersebut dijalankan secara terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan dari program lintas bidang tersebut. Arah Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selanjutnya adalah melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersama APIP KLPK untuk mengawal pencapaian Sasaran Program yang bersifat program lintas bidang dalam RPJMN. Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah di daerah diarahkan untuk melakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan pembangunan nasional secara komprehensif, sinergis dan integratif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat bekerjasama dengan APIP daerah terkait pengawalan pencapaian sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIP mengawal pencapaian sasaran pembangunan terkait Pemerintah Daerahnya masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan kapabilitas pengawasan intern APIP daerah. 23

34 Pengawasan intern terhadap tahapan penyelenggaraan kegiatan pembangunan juga mengikuti fungsi manajerial, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban. Pengawasan intern diarahkan untuk memastikan bahwa pengendalian intern sebagai proses yang integral dengan kegiatan utama. Tindakan manajemen dalam tahapan ini harus dirancang dan dilakukan secara memadai yang melibatkan semua pihak untuk mencapai tujuan kegiatan, dalam kerangka pengelolaan keuangan negara melalui pelaksanaan kegiatan secara efisien dan efektif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya memberi kepastian bahwa penyelenggaraan pembangunan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memenuhi aspek ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas dalam mencapai Sasaran Pokok Pembangunan dalam RPJMN Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus konsisten dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan kepada BPKP yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor. Dengan melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan nasional dan yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas (Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini terdapat dua atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola keuangan untuk pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional. Tanggung jawab ini mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pelaksanaan kewenangan ini sering menghambat sinergisitas yang pada akhirnya menghambat 24

35 pencapaian tujuan semula. Kehadiran peran pengawasan intern yang berkualitas dari BPKP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk peningkatan kinerja program pembangunan pusat, daerah dan korporasi, termasuk rekomendasi perbaikan untuk mengatasi hambatan kelancaran pembangunan. b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. 25

36 2) Misi Kedua dan Penjelasannya Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Nusa Tenggara Barat. Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pada periode , pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masingmasing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK. 26

37 Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat. 3) Misi Ketiga dan Penjelasannya Misi ketiga Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di wilayah Nusa Tenggara Barat. Misi ini juga terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya. 3. Tujuan Strategis Tujuan strategis merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. 27

38 Tujuan strategis yang ditetapkan mencakup : 1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat; 2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat; dan 3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Sasaran strategis yang ditetapkan mencakup: 1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Nusa Tenggara Barat; 2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di Wilayah Nusa Tenggara Barat; dan 3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Pemerintah Daerah di Wilayah Nusa Tenggara Barat. 5. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pengawasan akuntabilitas keuangan Negara, pembinaan penyelenggaraan SPIP dan pembinaan APIP di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Indikator kinerja utama merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan 28

39 peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi NTB. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat No Indikator Kinerja Utama (IKU) Tujuan 1: Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Sasaran Strategis 1.1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (1) Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Sasaran Strategis 2.1. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di Wilayah Nusa Tenggara Barat (1) Persentase Penerapan kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/ Efektivitas SPI Korporasi secara memadai 29

40 Tujuan 3: Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Pemerintah Daerah di Wilayah Nusa Tenggara Barat (1) Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3) Selain ketiga indikator kinerja utama (IKU) tersebut, terdapat juga indikator kinerja yang bersifat dukungan manajemen, seperti dalam tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat No Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Kegiatan 1: Tersedianya Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dalam mencapai kepuasan pelanggan (1) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Sasaran Kegiatan 2: Termanfaatkannya Aset secara Optimal dalam mencapai Kepuasan Layanan Kesesmaan 7 Skala Likert (1) Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP (2) Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP (3) Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Perwakilan BPKP 6. Program dan Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP melaksanakan program dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program dan kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada mandat yang diperoleh dari Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014, Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, dan peraturan perundangan lain seperti Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 25 30

41 Januari 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014, dan Peraturan Presiden RI Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu/lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh K/L. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menetapkan satu program teknis dan dua program generik dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas bahwa setiap LPND menggunakan satu program teknis yang spesifik dan satu atau beberapa program generik dengan nilai anggaran total sebesar Rp ,00 yaitu: 1) Program teknis Program Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional, Pembinaan Penyelenggaraan SPIP dan Pengembangan Kapabilitas APIP dengan anggaran sebesar Rp ,00. 2) Program generik, terdiri atas: (1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dengan anggaran sebesar Rp ,00. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan anggaran sebesar Rp ,00. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit eselon II yang bersifat memberikan pelayanan eksternal menggunakan satu program teknis yang sama. Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel

42 Tabel 2.3. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat No Kegiatan Program 1: Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara (1) Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL (2) Bimtek/asistensi penyusunan LKPD (3) Pengawasan atas proyek PHLN (4) Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral (5) Pengawasan atas permintaan presiden (6) Pengawasan atas permintaan stakeholders (7) Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LK BUMD (8) Pengawasan penerimaan negara (9) Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara (10) Pengawasan atas kinerja BUMD (11) Sosialisasi masalah korupsi (12) Bimtek/asistensi implementasi FCP (13) Evaluasi atas Hambatan Kelancaran Pembangunan, Audit Penyesuaian Harga dan Audit Klaim (14) Audit investigatif, penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan instansi penyidik (15) Audit investigasi atas permintaan instansi lainnya 2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi (1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang keuangan daerah (2) Pembinaan penyelenggaraabn SPIP K/L (3) Pembinaan penyelenggaraan SPI Korporasi 32

43 (4) Evaluasi dan Penilaian Tingkat Maturitas SPIP 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda (1) Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP (2) Pendampingan SA IACM Peningkatan Kapabilitas APIP (3) Penyelenggaraan Diklat Pembentukan dan Ujian Sertifikasi 4. Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan (1) Pengadaan alat pengolah data BPKP (2) Pengadaan alat rumah tangga BPKP (3) Pembangunan gedung Perwakilan BPKP B. Perjanjian Kinerja 2015 Dokumen Penetapan Kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja, antara BPKP Pusat dengan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome. Pada tahun 2015, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat 7 indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tercapainya 3 sasaran kegiatan dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat No Indikator Kinerja Utama (IKU) Satuan Target Sasaran Kegiatan: Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tata kelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas 33

44 No Indikator Kinerja Utama (IKU) Satuan Target APIP Output (1) Rekomendasi Hasil Pengawasan Rekomendasi 91 (2) Rekomendasi Pembinaan Rekomendasi 2 Penyelenggaraan SPI/SPIP (3) Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP Rekomendasi 2 Sasaran Kegiatan: Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan Output (1) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Lap 60 Sasaran Kegiatan: Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan kesesmaan 7 skala likert Output (1) Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP Unit 58 (2) Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP Unit 45 (3) Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Perwakilan BPKP Unit 1 34

45 A. Capaian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran capaian kinerja tahun 2015 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja output dan capaian kinerja outcome dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP telah merumuskan sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur berdasarkan kinerja sasaran program pendukungnya. Capaian sasaran program diindikasikan dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program. Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan terhadap perkembangan capaian IKU dan efisiensi penggunaan sumber dana dalam mencapai kinerja IKU. Capaian IKU dan capaian output disajikan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.1 Capaian Indikator Utama Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%) Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Persentase Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara Persentase Penerapan Kelima unsur SPIP pada K/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secara Memadai Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3) % 40 40,66 101,65 % 50 67,92 135,84 %

46 Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%) Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan Skala likert ,11 115,86 Sasaran Kegiatan Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara Tabel 3.2 Capaian Output Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian % Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, Rekomendasi Hasil perbaikan sistem pengendalian intern Pengawasan pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP Rekomendasi ,00 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPI P/SPI Rekomendasi ,00 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, Rekomendasi perbaikan sistem pengendalian intern Pembinaan Kapabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah, dan APIP peningkatan kapabilitas APIP Rekomendasi ,00 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan kesesmaan Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Tersedianya Alat Pengolah Data BPKP Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Kantor Perwakilan BPKP Laporan ,67 Unit ,17 Unit ,11 m ,00 36

47 Sedangkan penyerapan dana baik yang berasal dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dan biaya pihak ketiga/dana mitra disajikan sebagai berikut : Tabel 3.3 Realisasi Penyerapan Anggaran No. A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 Indikator Kinerja Outcome DIPA Dana Mitra Jumlah (dalam ribuan) Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara 1.1 Rekomendasi Hasil Pengawasan Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada Pemda secara Memadai 2.1 Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3) 3.1 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan Jumlah Layanan Dukungan 4.1 Manajemen Perwakilan BPKP Tersedianya Alat Pengolah Data BPKP Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Kantor Perwakilan BPKP Jumlah

48 B. Analisis Capaian Kinerja Sasaran Program 1 Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara Sasaran program perbaikan pengelolaan keuangan negara terkait dengan tujuan pertama BPKP yang dirujuk oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rencana strategis tahun yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif. Sasaran program ini diindikasikan oleh satu IKU yaitu Persentase perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara. Pengukuran capaian dilakukan dengan menghitung tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan terhadap jumlah rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pengawasan dibandingkan dengan targetnya. IKU dihitung total tindak lanjut atas rekomendasi dari masingmasing Sasaran Kegiatan, bukan dari rata-rata tertimbang IKU per bidang. Realisasi tahun 2015 IKU ini adalah sebanyak 37 tindak lanjut dari 91 Rekomendasi Hasil Pengawasan atau mencapai 40,66%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 40%, maka capaian IKU tahun 2015 adalah sebesar 101,65%. Untuk mendukung capaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan output berupa rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 91 rekomendasi atau 100% dari target sebanyak 91 rekomendasi hasil pengawasan. Rincian capaian kinerja kegiatan, kinerja keuangan dan kinerja SDM serta perbandingan dengan tahun 2014 dan target tahun 2016 disajikan pada lampiran 1 dan 2. Capaian kinerja tersebut didukung dengan tindak lanjut atas : 1. Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SIstem Pengendallian Intern Pemerintah, mandate yang diberikan kepada Perwakilan BPKP 38

49 Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai kepanjangan tangan BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya. Selama tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melaksanakan kegiatan-kegiatan lintas sektoral dengan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang diharapkan dapat digunakan sebagai perbaikan akuntabilitas pelaporan bagi mitra kerja. Uraian ringkas tindak lanjut rekomendasi perbaikan akuntabilitas pelaporan adalah sebagai berikut: Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat Tahun 2015 Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat melaksanakan penugasan pengawasan kaitannya dengan perbaikan akuntabilitas pelaporan dengan melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan pada 8 (delapan) instansi vertikal K/L di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perbaikan akuntabilitas pelaporan keuangan telah dilakukan Unit Akuntansi Wilayah (UAW) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) KemenPUPERA Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan dengan menginstruksikan satkersatker Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk melakukan perbaikan pencatatan dan pelaporan keuangan. Sedangkan untuk satu rekomendasi lainnya yaitu melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyerahterimakan aset-aset yang berasal dari program WRMP masih dalam proses tindak lanjut. Daftar instansi vertikal yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan TA 2014 serta opini atas laporan keuangan instansi pemerintah pusat TA 2014 disajikan pada lampiran 3. 39

50 Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah a. Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pendampingan penyusunan action plan atas temuan hasil pemeriksaan BPK dalam rangka peningkatan opini atas LKPD di Kabupaten Lombok Timur dengan memberikan rekomendasi untuk segera menyusun SOP dan Sisdur tentang pengelolaan piutang dan penyisihan piutang tidak tertagih serta penghapusannya, yang memuat cara pengadministrasian, pencatatan, dan pelaporannya, serta dokumen-dokumen isian rekonsiliasi periodik atas piutang yang sudah tertagih dan yang jatuh tempo. Atas rekomendasi dari kegiatan tersebut, telah disusun SOP dan Sisdur terkait. b. Kegiatan Penyusunan Database Permasalahan Aset Tetap Pemerintah Daerah di Wilayah se- Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan rekomendasi untuk mendorong dan mewajibkan penggunaan SIMDA BMD kepada semua pemerintah daerah di lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk meningkatkan ketertiban pengelolaan Aset Tetap. Sampai dengan akhir tahun 2015, seluruh pemerintah daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menggunakan aplikasi SIMDA BMD. Dukungan kegiatan tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan output berupa rekomendasi perbaikan akuntabilitas pelaporan sebanyak 18 rekomendasi. Dari 18 rekomendasi tersebut sebanyak 3 di antaranya telah ditindaklanjuti. Masih rendahnya tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan akuntabilitas pelaporan sampai dengan akhir tahun 2015 ini dikarenakan sebagian besar rekomendasi merupakan rekomendasi yang perbaikan dan implementasinya tidak dapat diukur secara langsung pada tahun berjalan. Pendampingan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat kaitannya dengan perbaikan akuntabilitas pelaporan pada pemerintah daerah menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan 40

51 dengan berhasil diraihnya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas 9 (sembilan) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) pada 2 (dua) LKPD lainnya, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.4 Daftar Opini BPK atas LKPD Pemerintah Daerah Opini Laporan Keuangan TA 2013 TA 2014 Provinsi Nusa Tenggara Barat WTP WTP Kabupaten Bima WDP WDP Kabupaten Dompu WDP WTP Kabupaten Lombok Barat WDP WTP Kabupaten Lombok Tengah WTP WTP Kabupaten Lombok Timur WDP WDP Kabupaten Sumbawa WTP WTP Kota Mataram WDP WTP Kota Bima WDP WTP Kabupaten Sumbawa Barat WDP WTP Kabupaten Lombok Utara WDP WTP Kontribusi Bidang APD Perwakilan BPKP provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mempertahankan dan meningkatkan LKPD dilakukan melalui Bimtek aplikasi SIMDA Berbasis Akrual, dan pendampingan penyusunan LKPD. Daftar opini BPK atas LKPD TA 2014 secara lebih rinci disajikan pada lampiran Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara Pemerintah melalui PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti 41

52 amanat tersebut, maka BPKP membentuk Indikator Kinerja Kegiatan berupa Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara. Kegiatan yang mendukung rekomendasi tersebut menghasilkan 7 rekomendasi dengan 2 di antaranya telah ditindaklanjuti, yaitu pembentukan satgas SIMDA Desa di Kabupaten Lombok Utara yang merupakan perbaikan atas rekomendasi dari kegiatan bimbingan teknis pengelolaan keuangan desa dengan aplikasi SIMDA Desa, serta melakukan koordinasi kepada instansi penitip (Kejaksaan dan Kepolisian) untuk efektivitas pelaksanaan Peraturan Bersama Kepala Kepolisian RI, Jaksa Agung RI, Komisi Pemberantasan Korupsi RI, Menteri Hukum dan HAM RI, dan Menteri Keuangan RI tentang Sinkronisasi Ketatalaksanaan Sistem Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara dengan menegaskan kewajiban instansi penitip untuk memberikan informasi secara periodik terkait status hukum barang sitaan yang dititipkan pada Rupbasan yang merupakan perbaikan atas rekomendasi dari kegiatan Audit Tujuan Tertentu atas Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Tahun 2015 pada Kementerian Hukum dan HAM RI di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sementara 5 rekomendasi lainnya sedang dalam proses tindak lanjut. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga telah melakukan pendampingan Integrasi SIMDA Keuangan dengan layanan CMS (Cash Management System) Bank NTB sebagai Kasda Pemda pada Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Dompu. Kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mendorong akuntabilitas & transparansi manajemen keuangan Pemda. 3. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan 42

53 Direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG. Selama tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pendampingan kepada BUMD dalam rangka penyelenggaraan korporasi yang baik. Hasil pendampingan tersebut antara lain beberapa PDAM telah menggunakan aplikasi SIA PDAM, penyusunan draft Corporate Plan, penyusunan infrastruktur GCG, penyusunan draft kebijakan akuntansi mengenai kapitalisasi atas pembelian barang/aset. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi yang telah disampaikan kepada mitra adalah sebanyak 7 rekomendasi dengan 2 di antaranya telah ditindaklanjuti. Daftar opini terhadap LK PDAM, skor GCG BUMD dan kinerja PDAM disajikan pada lampiran 5, 6 dan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah Capaian kinerja berupa tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan kebijakan keuangan daerah antara lain berupa : a. Selama tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan Koordinasi Supervisi dan Pencegahan Korupsi. Atas rekomendasi hasil kegiatan tersebut Pemerintah Daerah telah menyampaikan rencana tindak. Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) tahun

54 dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur. Tindak lanjut atas rekomendasi tersebut antara lain pengawasan yang intensif oleh Inspektorat terhadap pelaksanaan proses penyusunan APBD. b. Beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota telah melakukan perbaikan penginputan transaksi SIMDA versi , mempercepat penyajian kembali atas laporan keuangan tahun 2014, menyusun form dan melakukan pencatatan piutang, melakukan monitoring atas penatausahaan pendapatan. Dua perbaikan di atas merupakan tindak lanjut dari 11 rekomendasi yang diberikan. Sembilan rekomendasi lainnya masih dalam proses tindak lanjut. Untuk mendukung capaian kinerja tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan output sebanyak 11 rekomendasi. Kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian output adalah Kegiatan Korsupgah, Pendampingan penyusunan laporan keuangan berbasis akrual, pendampingan implementasi aplikasi SIMDA dan SIMDA Desa, pengawasan optimalisasi pendapatan asli daerah. Belum seluruh rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah dapat ditindaklanjuti, hal tersebut dsebabkan rekomendasi baru dapat ditindaklanjuti di tahun berikutnya, belum dapat dimonitoring perbaikannya di tahun berjalan. 5. Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tata kelola, 44

55 perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP. Capaian kinerja, antara lain beberapa PDAM meningkatkan cakupan pelayanan dengan menambah Sambungan Rumah (SR) pada tahun berjalan sebagai upaya mewujudkan Millenium Development Goals (MDG S), meningkatkan penyediaan air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), mengupayakan efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan melalui penyesuaian tarif, dan penambahan sambungan baru, Corporate Plan periode dan penyusunan SOP semua pelayanan. Beberapa Rumas Sakit telah meningkatkan mutu pelayanan baik dari segi SDM maupun sarana prasana yang mendukung pelayanan, mengalokasikan dana untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam menunjang kegiatan pengembangan produk baru di bidang pelayanan, pengembangan sistem manajemen dan penelitian, membuat dan melaksanakan program pemberian penghargaan bagi pegawai teladan. Dalam bidang kesehatan, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah telah menuangkan seluruh indikator SPM berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar serta menuangkan target 5 tahun, dan menuangkan seluruh indikator SPM dan target 1 tahun dalam dokumen RKPD untuk tahun berikutnya. Selama tahun 2015 dukungan kegiatan yang telah dihasilkan 34 rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi dengan 10 rekomendasi yang telah ditindaklanjuti. 6. Rekomendasi Hambatan Kelancaran Pembangunan Dalam tahun 2015, kegiatan pengawasan Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat kaitannya dengan hambatan kelancaan pembangunan menghasilkan satu rekomendasi yaitu menginventarisir dan menilai terkait permasalahan relokasi aset tetap Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di atas lahan Kerjasama 45

56 Operasional (KSO) PT. Patut Patuh Patju dengan PT. Bliss Pembangunan Sejahtera dengan bangunan baru sebagai pengganti oleh pihak yang independen atau expert sehingga mendapatkan nilai yang setara. Atas rekomendasi tersebut belum dilakukan tindak lanjut. 7. Rekomendasi Keinvestigasian Tindak lanjut atas rekomendasi keinvestigasian antara lain : a. Dalam menuntaskan kasus tindak pidana korupsi (TPK), Aparat Penegak Hukum (APH) memerlukan keahlian di bidang akuntansi dan audit baik dalam tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, maupun pemeriksaan perkara TPK di persidangan. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki SDM yang mempunyai keahlian di bidang akuntansi dan audit berperan aktif dalam pemberantasan TPK. Oleh karena itu, permintaan dari APH untuk melaksanakan kegiatan audit investigatif, audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli selalu direspon dengan maksimal. Salah satu upaya perbaikan pengelolaan keuangan negara antara lain dengan tertanganinya kasus TPK. Penanganan kasus yang berindikasi TPK yang dilaksanakan oleh auditor Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH). Selama tahun 2015 seluruh laporan maupun rekomendasi dari Hasil Audit Investigatif (LHAI), Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN), serta pemberian keterangan ahli yang merupakan output Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah dimanfaatkan oleh instansi penyidik dalam menangani perkara tindak pidana korupsi. Laporan hasil audit yang diterbitkan dan diserahkan kepada penyidik telah digunakan sebagai bukti surat dalam berkas perkara yang bersangkutan, yang dapat digambarkan sebagai berikut: LHAI serta LHPKKN dtindaklanjuti dengan pemberian keterangan ahli kepada penyidik akan digunakan oleh penyidik sebagai bahan 46

57 penyusunan dakwaan dan alat bukti pada proses pemeriksaan di persidangan. Di samping itu, LHAI dan LHPKKN serta pemberian keterangan ahli dalam sidang tindak pidana korupsi oleh Majelis Hakim juga digunakan sebagai rujukan dalam tiap amar putusannya. b. Proses pembangunan seringkali terhambat dan tidak terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Terkait hal itu Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya mengidentifikasi permasalahan yang mempengaruhi hambatan tersebut serta mengupayakan penyamaan persepsi dengan pihakpihak terkait dalam kegiatan evaluasi hambatan kelancaran pembangunan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penyelesaian masalah-masalah yang menghambat kelancaran pembangunan/kegiatan tersebut. c. Perikatan perjanjian (kontrak) antara instansi pemerintah atau BUMN/D dengan pihak ketiga kadang-kadang terjadi klaim yang disebabkan adanya perbedaan kondisi riil dengan kontrak atau karena terjadi sesuatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi pengguna jasa kepada penyedia jasa. BPKP dapat melakukan audit atas pengajuan klaim tersebut atas permintaan penanggungjawab kegiatan, pimpinan instansi, BUMN/D, maupun penetapan pengadilan/badan arbitrase. Hasil audit klaim akan digunakan olh auditan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian klaim d. Dalam rangka pencapaian tujuan meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat turut berupaya meningkatkan pemahaman publik terhadap permasalahan korupsi, antara lain dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui kegiatan Sospak. 47

58 Capaian kinerja dari pemanfaatan rekomendasi keinvestigasian tersebut didukung dengan capaian output kegiatan keinvestigasian sebanyak 20 rekomendasi yang terdiri atas satu rekomendasi hambatan kelancaran pembangunan, 18 (delapan belas rekomendasi keinvestigasian) dan satu rekomendasi dari hasil kegiatan FCP. Kegiatan-kegiatan yang mendukung output keinvestigasian antara lain : a. Audit Investigatif (AI) Target Kegiatan Audit Investigatif dalam tahun 2015 adalah sebanyak 2 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut direalisasi sebanyak 3 kegiatan yaitu Audit investigatif atas kasus dugaan tindak pidana korupsi pembangunan landscape Kantor Bupati Lombok Utara TA 2013, Audit Investigatif atas dugaan TPK Pengadaan Baju Kaos BBGRM Kabupaten Bima TA 2014 dan Audit Investigatif atas Kasus Dugaan TPK pada Kegiatan Pengadaan Barang Pangan untuk Kesejahteraan Sosial Tahap II Kabupaten Lombok Timur TA b. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) Target Kegiatan Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara dalam tahun 2015 adalah sebanyak 8 kegiatan. Dari target tersebut direalisasi sebanyak 18 kegiatan yang menghasilkan 18 laporan sekaligus rekomendasi dengan nilai kerugian negara sejumlah Rp ,16 yang terdiri atas Rp ,20 belum sidang, Rp ,00 dalam proses persidangan dan Rp ,00 sudah merupakan vonis/putusan. c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) Selama tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pemberian keterangan ahli di depan penyidik maupun di depan persidangan sebanyak 32 kali. Jumlah ini melebihi target PKA Bidang Investigasi tahun 2015 sebanyak 15 kali. d. Audit Klaim Telah dilaksanakannya kegiatan Audit Klaim dalam tahun 2015 sebanyak 1 kegiatan dari target sebanyak 1 kegiatan. Audit klaim 48

59 dilaksanakan atas pemutusan kerjasama pola BGS pembangunan pasar Labuhan Lombok Kabupaten Lombok Timur. e. Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sospak) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menyelenggarakan 2 (dua) kegiatan sosialisasi anti korupsi bagi siswa/pelajar SMA/SMK di Kota Mataram dan Gerung, Lombok Barat. Sosialisasi program anti korupsi merupakan strategi edukatif, salah satu pilar strategi (selain strategi preventif dan represif) pemberantasan dan pencegahan tindak pidana korupsi. Sosialisasi Program Anti Korupsi merupakan kegiatan lanjutan dari tahun tahun sebelumnya dan akan terus dilaksanakan pada tahun tahun yang akan datang. Diselenggarakannya kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang permasalahan korupsi dan upaya yang dapat dilakukan untuk memerangi korupsi. Tahun 2015 sosialisasi dilakukan kepada pelajar. f. Fraud Control Plan (FCP) Kegiatan Fraud Control Plan (FCP) dalam tahun 2015 telah dilaksanakan dengan memberikan rekomendasi untuk melakukan bimbingan teknis penyusunan sistem FCP atau sistem anti korupsi, namun belum cukup respon dari pimpinan dan jajaran instansi/ satuan kerja untuk merancang dan menerapkan Fraud Control Plan (FCP) pada instansinya. Kegiatan FCP tahun 2015 dilaksanakan di RSUD Kota Mataram. g. Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP) Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan satu penugasan pengawasan dalam kaitannya dengan hambatan kelancaran pembangunan dan menyampaikan satu rekomendasi strategis yaitu permasalahan relokasi aset tetap Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di atas lahan Kerjasama Operasional (KSO) PT. Patut Patuh Patju dengan PT. Bliss Pembangunan Sejahtera dengan bangunan baru sebagai pengganti agar diinventarisir dan dinilai oleh pihak yang independen atau 49

60 ekspert sehingga mendapatkan nilai yang setara. Atas rekomendasi tersebut belum dilakukan tindak lanjut. 8. Rekomendasi Perbaikan SPI Korporasi Tata kelola yang baik di sektor korporasi diharapkan mampu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan investasi kekayaan negara melalui penyelenggaraan usaha yang sehat, beretika dan memiliki daya guna yang dikenal dengan istilah Good Corporate Governance (GCG). Seiring dengan peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mendukung tercapainya akuntabilitas pengelolaan kekayaan negara dan daerah yang dipisahkan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berperan aktif dalam kegiatan assessment, evaluasi, asistensi/pendampingan, dan bimbingan teknis (Bimtek) penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN/BUMD/BUL. Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp ,00 (yang terdiri atas realisasi dana DIPA sebesar Rp ,00 dan dana mitra sebesar Rp ,00) atau realisasi dana DIPA mencapai 91,95% dari anggaran sebesar Rp ,00 dan SDM sebanyak OH atau 131,75% dari rencana sebanyak OH. Dari sisi penggunaan dana, IKU Persentase perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara sudah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 101,65% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 91,95%. Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Persentase perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara belum efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 101,65%, lebih rendah dibandingkan capaian OH sebesar 131,75%. Tingginya capaian penggunaan sumber daya manusia dikarenakan banyaknya penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (nonpkpt) yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selama tahun

61 Sasaran Program 2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masingmasing pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPI KLPK serta meningkatnya upaya pencegahan korupsi diindikasikan oleh satu indikator kinerja utama yaitu Persentase Jumlah Pemda yang telah menerapkan kelima Unsur SPIP pada Pemda secara memadai. Jumlah K/L/P/Korporasi yang telah menerapkan kelima unsur SPIP secara memadai % Capaian IKU = X 100% Jumlah K//P/Korporasi di NTB yang dilakukan Penilaian SPI/P pada 2015 Tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan pendampingan penyusunan Rencana Tindak Perbaikan (RTP) baik di lingkup SKPD maupun tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota, melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada pemda, evaluasi atas penyelenggaraan tingkat maturitas SPIP, dan evaluasi penerapan SPI pada K/L dan korporasi pada 35 K/L, 6 Pemda, dan 12 korporasi. Hasil penilaian maturitas SPIP pada 51

62 6 pemda menunjukkan 2 (dua) pemda berada pada level 1 dan 4 (empat) pemda berada pada level 2 atau cukup memadai. Hasil penilaian SPI pada 12 korporasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan 1 korporasi berada pada kriteria cukup memadai, 3 korporasi berada pada kriteria kurang memadai dan 8 korporasi berada pada kriteria tidak memadai. Hasil penilaian SPI pada 35 K/L (instansi vertikal) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan 8 K/L berada pada kriteria belum memadai, 9 K/L berada pada kriteria kurang memadai, 29 K/L berada pada kriteria cukup memadai dan 7 K/L berada pada kriteria memadai. Secara keseluruhan, tingkat penyelenggaraan SPI/P pada K/L/P/Korporasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat berada pada kriteria cukup memadai. Untuk mendukung capaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan output berupa rekomendasi pembinaan SPIP/SPI sebanyak 2 rekomendasi atau 100% dari target sebanyak 2 rekomendasi. Rekomendasi tersebut yaitu melakukan finalisasi penyusunan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk semua kegiatan pokok unit organisasi sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 serta melakukan sosialisasi atau diseminasi kebijakan dan prosedur kepada seluruh pegawai, dan mengintegrasikan dan menginternalisasikan pengendalian intern sebagai proses yang melekat/integral dengan proses kegiatan lainnya. Atas rekomendasi tersebut, sampai dengan akhir tahun 2015 pemerintah daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat sedang melakukan proses tindak lanjut. Realisasi IKU didukung 7 penugasan yang terdiri atas 3 penugasan yang direncanakan (PKPT) dan 4 penugasan yang tidak direncanakan (nonpkpt) dengan menggunakan dana sebesar Rp ,00 atau 92,45% dari anggaran sebesar Rp ,00 dan SDM sebanyak 505 OH atau 110,26% dari rencana sebanyak 458 OH. Realisasi tersebut merupakan realisasi penugasan yang dikhususkan untuk pembinaan dan evaluasi maturitas SPIP Pemda. Sementara evaluasi SPI pada K/L dan Korporasi dilakukan bersamaan (menyatu) dengan penugasan pengawasan lainnya. 52

63 Dari sisi penggunaan dana, IKU Jumlah Pemda yang telah menerapkan kelima Unsur SPIP pada Pemda secara memadai sudah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU output sebesar 100% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 92,45%. Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Jumlah Pemda yang telah menerapkan kelima Unsur SPIP pada Pemda secara memadai belum efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU output sebesar 100% lebih rendah dibandingan capaian OH sebesar 110,26%. Sasaran Program 3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dituntut untuk bisa menjalankan fungsi dan perannya sebagain pemberi jasa consultant dan assurance. Sebagai organisasi pengawasan, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan professional sumber daya manusianya (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi, SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlisan tersebut, SDM yang professional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan keahliannya. Sasaran meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L/P diindikasikan oleh satu IKU yaitu persentase tingkat kapabilitas APIP Pemda (level 3). Jumlah APIP Pemda telah mencapai Kapabilitas Level 3 % Capaian IKU = X 100% Jumlah Pemda 53

64 Sampai dengan tahun 2015 belum terdapat APIP di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mencapai kapabilitas level 3, namun demikian proses kegiatan peningkatan Kapabilitas APIP terhadap 11 APIP Prov/Kab/Kota sudah berhasil/terdapat peningkatan leveling yaitu dari Level 1 ke Level 2 sebanyak 3 Inspektorat yaitu Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat, Inspektorat Kabupaten Sumbawa dan Inspektorat Kota Bima, terdapat 2 Inspektorat yang telah bertahan di level 2 yaitu Inspektorat Kabupaten Lombok Timur dan Inspektorat Kabupaten Lombok Tengah dan satu inspektorat berpotensi untuk menuju level 3 yaitu Inspektorat Kabupaten Lombok Barat. Untuk mendukung proses kegiatan peningaktan kapabilitas APIP tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan output berupa rekomendasi pembinaan kapabilitas APIP sebanyak 2 rekomendasi dan sebanyak 1 rekomendasi telah ditindak lanjuti dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP. Rekomendasi yang telah ditindaklanjuti adalah telah tersusunnya Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter/IAC) pada seluruh APIP daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sementara rekomendasi yang masih dalam proses tindak lanjut adalah pemenuhan peningkatan anggaran pengawasan secara bertahap dan pemenuhan auditor sesuai kebutuhan ideal Inpektorat Provinsi/Kabupaten/Kota. Hambatan peningkatan kapabilitas APIP pada umumnya adalah : a. Indepedensi dan objektivitas APIP belum diterapkan sepenuhnya; b. Lemahnya implementasi kebijakan pengawasan dari tahap perencanaan hingga tahap pelaporan; c. Kurangnya alokasi anggaran belanja APIP dibandingkan dengan total belanja dalam APBD; d. Kurangnya implementasi kendali mutu sesuai dengan PermenpanRB Nomor 19 tahun 2009; e. Inkonsistensi implementasi kebijakan pengawasan; dan f. Kurangnya kegiatan pengembangan kompetensi dan lemahnya manajemen SDM APIP terutama rekrutmen, pola karier dan pola mutasi/rotasi. 54

65 Realisasi IKU didukung dengan pelaksanaan 21 penugasan yang terdiri atas 5 penugasan direncanakan (PKPT) dan 16 penugasan tidak direncanakan (nonpkpt) dengan menggunakan dana sebesar Rp ,00 atau 95,90% dari anggaran sebesar Rp ,00 dan SDM sebanyak 364 OH atau 168,52% dari rencana sebanyak 216 OH. Dari sisi penggunaan dana, IKU Jumlah APIP Pemda yang telah mencapai level 3 sudah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian penggunaan dana sebesar 95,90% dengan realisasi adanya 3 (tiga) APIP Pemda yang mengalami peningkatan level kapabilitas, 2 (dua) APIP Pemda yang berhasil bertahan pada level 2, serta 1 (satu) APIP Pemda berpotensi untuk menuju ke level 3. Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Jumlah APIP Pemda yang telah mencapai level 3 cukup efisien. Kondisi ini tampak dari capaian OH sebesar 168,52% dengan realisasi adanya 3 (tiga) APIP Pemda yang mengalami peningkatan level kapabilitas, 2 (dua) APIP Pemda yang berhasil bertahan pada level 2, serta 1 (satu) APIP Pemda berpotensi untuk menuju ke level 3. Salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan pelaksanaan kegiatan atas tapkin Pusbin JFA. Hal ini sebagai bukti sinergitas Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Pusbin JFA dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP. Level kapabilitas APIP di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat ditunjukkan dari tabel 3.5. di bawah ini Tabel 3.5 Level Kapabilitas APIP di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Inspektorat Posisi Jan 15 Posisi Des 15 Peningkatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Level 1 Level 2 Ya Kota Mataram Level 1 Level 1 - Kabupaten Lombok Barat Level 2 Level 2 - Kabupaten Lombok Utara Level 1 Level 1-55

66 Inspektorat Posisi Jan 15 Posisi Des 15 Peningkatan Kabupaten Lombok Tengah Level 2 Level 2 - Kabupaten Lombok Timur Level 2 Level 2 - Kabupaten Sumbawa Barat Level 1 Level 1 - Kabupaten Sumbawa Level 1 Level 2 Ya Kabupaten Bima Level 1 Level 1 - Kabupaten Dompu Level 1 Level 1 - Kota Bima Level 1 Level 2 Ya Dalam rangka peningkatan sinergitas antar instansi APIP di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah dibentuk dan dikukuhkan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) Wilayah Nusa Tenggara Barat oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat pada tanggal 16 September AAIPI NTB diharapkan dapat menjadi wadah koordinasi antar instansi APIP di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka efektivitas pengawasan intern pemerintah untuk mendukung tercapainya tujuan nasional di wilayah Nusa Tenggara Barat. Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga menginisiasi lahirnya komitmen pimpinan APIP se wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka peningkatan kapabilitas instansinya masing-masing, sebagai berikut: 56

67 Tabel 3.6 Komitmen Peningkatan Kapabilitas APIP Peningkatan level kapabilitas APIP menunjukkan perbaikan setiap elemen dalam APIP. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan terus melakukan pembinaan APIP daerah untuk mendukung tercapainya target RPJMN yaitu sebesar 85% APIP berada di level 3 selaras dengan Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 NOMOR : LAKIP-016/PW23/6/2017

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. - 2 - Mengingat : 1. Peraturan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi (Lembaran Negara Republik Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 Nomor: LKIN-007/PW03/6/2017 Tanggal: 10 Januari 2017 DAFTAR ISI Ikhtisar Kinerja Bab III Akuntabilitas Kinerja Kata Pengantar... Daftar

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN 2017 KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT NOMOR KEP 61/PW27/6/2017 TANGGAL 20 FEBRUARI 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT Nomor : LAP-011/PW03/1/2016 Tanggal : 20 Januari 2016 Kata Pengantar Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN 63 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Untuk

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015 PERWAKILAN KANTOR GUBERNUR BPKP PROVINSI MALUKU MALUKU UTARA UTARA NOMOR : S-14/PW33/1/2015 TANGGAL 25 Januari 2015 LAKIP

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah NOMOR: LAKIP - 023 /PW18/1/2014 TANGGAL 21 JANUARI 2014 Ringkasan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii

DAFTAR ISI. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan ii KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan media akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban atas capaian kinerja instansi pemerintah setingkat Eselon II ke atas.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.400, 2014 ADMINISTRASI. Keuangan. BPKP. Tugas. Fungsi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesejahteraan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 NOMOR : LAP-13/PW17/1/2017 TANGGAL : 11 JANUARI 2017

Lebih terperinci

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis Ringkasan Eksekutif Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mengantar BPKP memasuki babak baru yang menegaskan peran BPKP sebagai Auditor

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja INFORMASI KINERJA Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggarannya.

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) 201168 PANDEGLANG 42212 PIAGAM AUDIT INTERN 1. Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam

Lebih terperinci

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Papua Barat yang sebelumnya wilayah kerjanya berada/merupakan bagian dari Perwakilan BPKP Provinsi Papua telah menyusun

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : LAP-015/PW03/1/2016 TANGGAL: 28 JANUARI 2016 KATA PENGANTAR R encana Kinerja tahun 2016 menjabarkan target kinerja yang

Lebih terperinci

Suplemen Rencana Strategis

Suplemen Rencana Strategis Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 2010-2014 Lampiran Keputusan Nomor KEP-2220/PW14/1/2012 Tanggal 28 Desember 2012 SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA. Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015

RENCANA KINERJA. Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG RENCANA KINERJA Nomor : LKIN-129/PW08/1/2015 Tanggal : 05 Mei 2015 Jalan Basuki Rahmat Nomor 33 Bandar Lampung Telepon (0721) 483129

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 NOMOR : LAP-6/PW02/1/2016 TANGGAL : 8 JANUARI 2016 PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI

Lebih terperinci

A. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Perwakilan

A. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Perwakilan BAB ENDAHUUAN A. edudukan, Tugas okok, dan Fungsi erwakilan Badan engawasan euangan dan embangunan (B) merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA 2015-2019 Nomor../PW09/1/2015 Tanggal KATA PENGANTAR Sebagai upaya untuk mengefektifkan dan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,

Lebih terperinci

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar PENGANTAR PENGANTAR LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2015 Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA / DAERAH PADA PROVINSI PAPUA TAHUN 2012 Nomor: LAP- 20/PW26/1/2012 Tanggal: 18 Januari 2012 LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN Rencana strategis mengindikasikan bagaimana suatu organisasi akan dibawa pada masa mendatang. Renstra yang merupakan perencanaan jangka menengah dan merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j 2 0 1 6 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT N O M O R : L A P - 11 / P W 1 4 / 6 / 2 0 1 7 TA N G G A L : 1 2 J A N U A R I 2 0 1 7 PERWAKILAN BPKP PROVINSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF... BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi... B. Aspek Strategis Organisasi... 4 C. Kegiatan dan Layanan Produk

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien, pimpinan instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah wajib melakukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PEMBANGUNAN

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PEMBANGUNAN ` RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH 2015 2019 NOMOR : KEP-192/PW11/1/2015 TANGGAL : 27 APRIL 2015 i ` THIS PAGE IS INTENTIONALLY BLANK ii ` KATA

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang

Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang ` Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistim Pengendalian Intern dan Keandalan

Lebih terperinci

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL Lampiran II Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor Tentang Tahun Piagam Pengawasan Internal di Lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-67/DL/2/2013 TENTANG PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013 RINGKASAN EKSEKUTIF B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 2019 ` RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 2019 i ` KATA PENGANTAR Rencana Strategis Perwakilan BPKP

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi Visi adalah pandangan ideal keadaan masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan, dan secara potensial

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016

Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 : LKIN-158/PW28/1/2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kepulauan Riau LAPORAN KINERJA 2015 NOMOR : LKIN-158/PW28/1/2016 TANGGAL : 15 JANUARI 2016 Kata Pengantar Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat PERJANJIAN KINERJA P enetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan. Target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkesinambungan meliputi seluruh bidang kehidupan, maka masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta.

Nomor : S 13 /PW.09/1/ Januari Yth. Bapak Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan di Jakarta. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur 320 Telepon (02) 85907460, Faksimile (02) 890663, E-mail dki@bpkp.go.id

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berawal dari adanya aparat pengawasan pertama

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI PAPUA BARAT 2015 2019 Nomor : LSTRA-65-1/PW27/6/2015 Tanggal : 8 MEI 2015 [Type text]

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Laporan Kinerja Tahun 206 Provinsi Kalimantan Selatan KATA PENGANTAR Tahun 206 merupakan tahun kedua Renstra Provinsi Kalimantan Selatan yang telah disusun sebagai bagian dari Renstra BPKP. Tahun 206 juga

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU. bpkp

RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU. bpkp RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU 2015 bpkp 2019 Nomor : S-2211/PW25/1/2015 Tanggal : 31 Desember 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Perwakilan BPKP Provinsi Maluku menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban suatu instansi. pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban suatu instansi. pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya Nomor: LAKIP-009/PW18/1/2016 Tanggal 08 JANUARI 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA KATA PENGANTAR Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan dari kewajiban

Lebih terperinci

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina 11 T erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP), menegaskan BPKP bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi BAB I PENDAHULUAN

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), BPKP wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG GRAND DESIGN PENINGKATAN KAPABILITAS APARAT PENGAWASAN INTERN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APARAT PENGAWAS INTERN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 NOMOR : LAP - 04/PW17.1/2013 TANGGAL : 7 JANUARI 2013 Ringkasan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361) LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Jalan Kapten Tantular, Denpasar 80235 Telepon: (0361) 246772 Faksimili: (0361) 246771 E-mail: bali@bpkp.go.id N o m o r : L A P - 0 1 4 8 / P W 2 2 / 2 0 1 7 Tanggal 1 0 J a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat taktis strategis yang menjabarkan strategis

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 32,5 Banjarbaru 70711 Telp: (0511) 4781116 Faksimili : (0511) 4774501 email : kalsel@bpkp.go.id,

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Kepala, Ardan Adiperdana

Kepala, Ardan Adiperdana Nomor : LKIN-4/K/SU/2017 Tanggal : 21 FEBRUARI 2017 KATA PENGANTAR L aporan Kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian sasaran

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai P uji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR Menurut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP) dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. Pihak kepala unit organisasi berperan

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Nomor: LAP-11/D4/2016 Tanggal 30 Desember 2016 ii KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

KATA PENGANTAR Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional KATA PENGANTAR Sebagai upaya untuk mengefektifkan dan mengarahkan sumber daya yang ada dalam rangka mewujudkan peran BPKP sebagai mitra strategis Pemerintah dan Korporasi (KLPK) di wilayah Sulawesi Tenggara,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA) PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 LAP-20/PW14/1/16 2 FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 Nomor. : LAP 31/PW09/1/2016 Tanggal : 18 Januari 2016 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI

RENCANA STRATEGIS BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI Jalan Kapten Tantular, Denpasar 80235 Telepon: (0361) 246772, Faksimile: (0361) 246771 E-mail: bali@bpkp.go.id RENCANA STRATEGIS BADAN

Lebih terperinci

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR : LKIN-129/PW28/1/2017 TANGGAL: 10 JANUARI 2017 Kata Pengantar Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan rahmat-nya

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA. MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 812 TAHUN 2OI5 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut :

Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun dapat diuraikan sebagai berikut : RENCANA STRATEGIS 2010-2014 PERWAKILAN BPKP SULUT Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun 2010-2014 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pernyataan Visi Sejalan dengan

Lebih terperinci