PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna Anggaran mempunyai tugas menyusun dan menyampaikan laporan keuangan. Laporan Keuangan SKPD tersebut akan dikonsolidasikan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Pelaporan keuangan pemerintah daerah disusun untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan : 1) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; 2) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; 3) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai; 4) menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; 5) menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; LKD Kota Pekalongan Tahun

2 6) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Laporan Keuangan yang disusun dan disajikan oleh Pemerintah Kota Pekalongan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah Kota Pekalongan sudah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual pada tahun Pemerintah Kota Pekalongan mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan menyusun laporan keuangan daerah secara sistematis dan terstruktur sebagai wujud dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 untuk kepentingan antara lain: 1. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada pemerintah daerah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. 2. Manajemen Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu pemerintah daerah dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat. 3. Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan tingkat ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. 4. Keseimbangan antar generasi Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Laporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 yang disusun berdasarkan SAP Berbasis Akrual terdiri dari : LKD Kota Pekalongan Tahun

3 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Laporan Realisasi Angaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode laporan. 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 3. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. 4. Laporan Operasional (LO) Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. 5. Laporan Arus Kas (LAK) Laporan Arus Kas (LAK) menyajikan informasi sehubungan dengan aktivitas operasional, aktivitas investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pada periode tertentu. 6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) berisi penjelasan naratif atas informasi kuantitatif yang bersifat moneter yang disajikan pada LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK dan LPE. Melalui LKPD Pemerintah Kota Pekalongan, para pengguna laporan diharapkan dapat memperoleh informasi untuk menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. LKPD Pemerintah Kota Pekalongan menyajikan informasi-informasi sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

4 1. informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundangundangan; 2. informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; 3. informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai; 4. informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; 5. informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; 6. informasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut : 1) Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 dan 17 tahun 1950 tentang Pembentukan Kotakota Besar dan Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); LKD Kota Pekalongan Tahun

5 4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 9) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 10); 10) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 11); 11) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 7 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

6 Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Pendahuluan Bab ini memuat maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Daerah dan Pencapaian Target Kinerja APBD. Bab ini memuat informasi tentang keadaan umum Kota Pekalongan, ekonomi makro, kebijakan umum APBD Tahun Anggaran 2015, pendekatan penyusunan laporan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Bab ini menjelaskan ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan Kebijakan Akuntansi Bab ini memuat informasi tentang entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah, basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan daerah, dan basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan Bab ini memuat rincian dan penjelasan pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas. Penjelasan atas Informasi Non-keuangan Bab ini berisi penjelasan mengenai kerjasama pemerintah daerah, pencegahan dan penanggulangan bencana, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, serta penjelasan dana non-apbd. Penutup Bab ini memuat uraian penutup Catatan atas Laporan Keuangan. LKD Kota Pekalongan Tahun

7 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN DAERAH DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Keadaan Umum Letak Geografis Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut dengan posisi geografis antara 6º º55 44 LS dan 109º º42 19 BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00 518,00 km membujur dan 517,75 526,75 km melintang. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai 9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai 7 km. Batas-batas wilayah Kota Pekalongan secara administratif adalah : Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan Sebelah Timur : Kabupaten Batang Secara administratif Kota Pekalongan terbagi atas 4 (empat) kecamatan yang terbagi lagi menjadi 27 kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai ha atau 45,25 km 2 (Tabel 2.1) atau sekitar 0,14% dari luas wilayah Jawa Tengah. Kecamatan paling luas adalah Kecamatan Pekalongan Utara sekitar 33% dari luas Kota Pekalongan (1.488 Ha) dan kecamatan paling kecil adalah Pekalongan Timur sekitar 21% dari Kota Pekalongan (952 Ha). Tabel 2.1 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Pekalongan Tahun 2015 Kecamatan Banyaknya Kelurahan Luas Wilayah (km 2 ) Kec. Pekalongan Barat 7 10,05 22,21 Kec. Pekalongan Timur 7 9,52 21,04 Kec. Pekalongan Utara 7 14,88 32,88 Kec. Pekalongan Selatan 6 10,80 23,87 JUMLAH 27 45,25 100,00 Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka 2015 % Luas tanah di Kota Pekalongan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, namun apabila dilihat dari fungsi/penggunaannya maka mengalami LKD Kota Pekalongan Tahun

8 pergeseran. Tanah sawah luasnya setiap tahun berkurang, sebaliknya tanah kering mengalami peningkatan perluasan. Tahun 2014, luas tanah sawah adalah Ha, berkurang sekitar 0,67% dari luas Ha pada tahun Tanah kering seluas Ha, ada penambahan sekitar 0,83% dari luas Ha pada tahun Selama tahun 2014, jumlah hari hujan sebanyak 127 hari dengan curah hujan mm. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari 2014 sebanyak 23 hari dengan curah hujan mm Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2014 adalah jiwa, terdiri dari laki-laki (50,00 %) dan perempuan (50,00 %). Kepadatan penduduk di Kota Pekalongan cenderung meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Jumlah penduduk di Kota Pekalongan pada tahun 2014 meningkat sebesar 0,97% dibandingkan jumlah penduduk Kota Pekalongan tahun 2013 sebesar jiwa. Rasio ketergantungan (dependency ratio) Kota Pekalongan cukup kecil, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk usia tahun lebih besar dari penduduk usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas. Kecamatan Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk di Kota Pekalongan Tahun 2013 Luas Daerah (km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per km 2 Pekalongan Barat 10, Pekalongan Timur 9, Pekalongan Selatan 10, Pekalongan Utara 14, Jumlah 45, Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka 2015 Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Di Kota Pekalongan pada tahun 2014 sebagian besar pekerja di sektor industri, khususnya adalah industri batik. Peningkatan partisipasi penduduk dalam bidang pendidikan akan berpengaruh dalam peningkatan pembangunan Kota Pekalongan, yang tentunya LKD Kota Pekalongan Tahun

9 harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Pada tahun 2014 di Kota Pekalongan, jumlah TK sebanyak 77 sekolah, SD sebanyak 99 sekolah, SMP 27 sekolah, SMU 9 sekolah dan SMK 13 sekolah. Banyaknya murid TK adalah laki-laki dan perempuan. Murid SD sebanyak laki-laki, dan perempuan. Murid SMP sebanyak laki-laki dan perempuan. Murid SMA sebanyak laki-laki dan perempuan, dan murid SMK sebanyak laki-laki dan perempuan. Peningkatan sarana kesehatan juga sangat diperlukan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain pemerintah, peran swasta dalam menunjang sarana kesehatan juga sangat penting. Sarana kesehatan yang disediakan Pemerintah Kota Pekalongan adalah puskesmas. Jumlah puskesmas di Kota Pekaongan pada tahun 2014 sebanyak 14 buah, puskesmas pebantu 27 buah dan puskesmas keliling sebanyak 14 buah Sumber Daya Manusia Sesuai dengan hasil Pemilihan Kepala Daerah bulan Juni 2010, Pemerintah Kota Pekalongan dipimpin oleh : Walikota : dr. H. Mohamad Basyir Ahmad Wakil Walikota : H. A. Alf Arslan Djunaid, SE. Sekretaris Daerah : Drs. Dwi Arie Putranto, M.Si. Pada tahun 2015, pada Pemerintah Kota Pekalongan terjadi penggabungan kelurahan, dimana pada tahun 2014 terdapat 47 kelurahan sedangkan pada tahun 2015 menjadi 27 Kelurahan seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penggabungan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan dan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penggabungan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan. Sehingga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan terdiri dari: a. Sekretaris Daerah (2 Asisten dan 7 Bagian); b. Sekretariat DPRD; c. Staf Ahli; d. Lembaga Teknis Daerah, yang terdiri dari : LKD Kota Pekalongan Tahun

10 1) Inspektorat; 2) Badan Perencanaan Pembangunan; 3) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana; 4) Badan Kepegawaian Daerah; 5) Badan Lingkungan Hidup; 6) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; 7) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; 8) Kantor Ketahanan Pangan; 9) Kantor Riset, Teknologi dan Inovasi; 10) RSUD; e. Dinas Daerah, yang terdiri dari : 1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; 2) Dinas Kesehatan; 3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 4) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 5) Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan; 6) Dinas Komunikasi dan Informatika; 7) Dinas Pekerjaan Umum; 8) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 9) Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan; 10) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. f. Kecamatan, terdiri dari : 1) Kecamatan Pekalongan Barat; 2) Kecamatan Pekalongan Timur; 3) Kecamatan Pekalongan Utara; 4) Kecamatan Pekalongan Selatan. g. Kelurahan terdiri dari : 1) Kelurahan Sapuro Kebulen; 2) Kelurahan Bendan Kergon; 3) Kelurahan Pasirkratonkramat; 4) Kelurahan Pringrejo; 5) Kelurahan Medono; 6) Kelurahan Podosugih; LKD Kota Pekalongan Tahun

11 7) Kelurahan Tirto. 8) Kelurahan Noyontaansari; 9) Kelurahan Kauman; 10) Kelurahan Setono; 11) Kelurahan KaliBaros; 12) Kelurahan Poncol; 13) Kelurahan Klego; 14) Kelurahan Gamer; 15) Kelurahan Krapyak; 16) Kelurahan Pedukuhan Kraton; 17) Kelurahan Kandang Panjang; 18) Kelurahan Panjang Wetan; 19) Kelurahan Degayu; 20) Kelurahan Bandengan; 21) Kelurahan Panjang Baru; 22) Kelurahan Buaran Kradenan; 23) Kelurahan Kuripan Kertoharjo; 24) Kelurahan Yosorejo; 25) Kelurahan Soko Duwet; 26) Kelurahan Banyurip; 27) Kelurahan Jenggot. h. Lembaga lain, yang terdiri dari : 1) Satpol PP; 2) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu; 3) Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pada tahun 2015, Pemerintah Kota Pekalongan memiliki pegawai sebanyak orang, yang terdiri PNS dan CPNS dengan rincian menurut golongan seperti tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Rekapitulasi Jumlah PNS Pemerintah Kota Pekalongan Menurut Golongan No. Golongan Jumlah Prosentase Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun Golongan I ,03 4,31 2 Golongan II ,77 19,49 3 Golongan III ,87 47,92 4 Golongan IV ,33 28,28 Jumlah ,00 100,00 Sumber : Data Kepegawaian per 31 Desember 2015 LKD Kota Pekalongan Tahun

12 Jika dilihat dari tingkat pendidikan PNS/CPNS pada Pemerintah Kota Pekalongan, maka komposisi yang terbanyak adalah tingkat pendidikan S-1 yaitu sejumlah orang dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan Diploma 1 sebanyak 25 orang, seperti yang tersaji pada tabel dibawah ini : Tabel 2.4 Rekapitulasi Jumlah PNS Pemerintah Kota Pekalongan Menurut Golongan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun SD ,72 2 SLTP ,36 4,36 3 SLTA ,88 22,22 4 DIPLOMA I ,64 0,61 5 DIPLOMA II ,68 7,77 6 DIPLOMA III ,33 11,27 7 DIPLOMA IV ,64 0,71 8 S ,38 45,85 9 S ,33 3,48 10 S Jumlah ,00 100,00 Sumber : Data Kepegawaian per 31 Desember 2015 Sedangkan jumlah PNS/CPNS yang berlatar belakang pendidikan akuntansi pada tahun 2015, sebanyak 106 orang, yang dapat disajikan pada tabel dibawah ini : No Tabel 2.5 Rekapitulasi PNS/CPNS Pemerintah Kota Pekalongan yang Berlatar Belakang Pendidikan Akuntansi Tingkat Eselon Tingkat Pendidikan SLTA D1 D3 S1 S2 Jumlah 1 Eselon II Eselon III Eselon IV Staf Jumlah Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekalongan, Pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan yang terbanyak dari eselon IV.A yaitu sejumlah 305 (tiga ratus lima) orang atau 52,59%. Rincian jumlah pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan sampai dengan Desember 2015 tersaji pada Tabel dibawah ini. Sedangkan distribusi PNS/ CPNS per SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan sampai dengan bulan Desember 2015 disajikan pada Tabel dibawah ini. LKD Kota Pekalongan Tahun

13 Tabel 2.6 Rekapitulasi Pejabat Struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan Dilihat dari Tingkat Eselon Tahun 2014 s/d 2015 No Tingkat Eselon Jumlah Prosentase (%) II.A 1 1 0,16 0,17 2 II.B ,54 3,62 3 III.A ,27 7,24 4 III.B ,13 10,69 5 IV.A ,55 52,59 6 IV.B ,35 25,69 7 V.A Jumlah ,00 100,00 Tabel 2.7 Rekapitulasi Pejabat Struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan Dilihat dari Tingkat Eselon Tahun 2014 s/d 2015 No Tingkat Eselon Jumlah Prosentase (%) II.A 1 1 0,16 0,17 2 II.B ,54 3,62 3 III.A ,27 7,24 4 III.B ,13 10,69 5 IV.A ,55 52,59 6 IV.B ,35 25,69 7 V.A Jumlah ,00 100,00 Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekalongan, Ekonomi Makro Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2014 dipekirakan 5,8% - 6,3% (yoy), dengan kecenderungan bias kebawah. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan termoderasi di tahun Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 pada kisaran 5,1-5,5%. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2014 yang masih diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut ditopang oleh masih kuatnya konsumsi dan investasi yang tumbuh meningkat. Nilai ekspor juga diperkirakan membaik yang dibarengi dengan peningkatan impor yang lebih tajam. Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan juga tidak jauh berbeda dengan kondisi ekonomi secara nasional maupun regional. Sektor-sektor yang memberikan sumbangan besar terhadap PDRB Kota Pekalongan mengalami LKD Kota Pekalongan Tahun

14 pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan Tahun 2012 sebesar 5,60%. Pertumbuhan ini sedikit menguat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,45% sedang pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan sebesar 5,51%. Perkembangan ekonomi Kota Pekalongan dari tahun ke tahun dapat dilihat dari besarnya Indeks Perkembangan PDRB yang ditampilkan pada tabel dibawah ini. Dari tabel tersebut terlihat nilai PDRB Kota Pekalongan Tahun 2012 menurut harga berlaku sebesar Rp4,636 Triliun, menurut harga konstan sebesar Rp2,324 Triliun. Indeks Perkembangan tahun 2012 menurut harga berlaku 328,63%, artinya dari tahun 2000 sampai 2012 nilai PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan 3,28 kali. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan naik 1,64 kali. Tabel Produk Domestik Ragional Bruto dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan Tahun Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Laju Indeks Indeks Pertumbuhan Jutaan (Rp) Pembangunan Jutaan (Rp) Pembangunan Ekonomi (%) (%) (%) ,35 228, ,70 133,82 3, ,37 246, ,98 140,22 4, ,77 269, ,17 147,95 5, ,50 297, ,78 156,01 5, ,23 328, ,40 164,75 5,60 Sumber : Buku PDRB Kota Pekalongan, Tahun PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita. Pada tabel berikut menunjukkan bahwa PDRB per kapita Kota Pekalongan atas dasar harga berlaku maupun harga konstan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel PDRB Per Kapita Kota Pekalongan Tahun Tahun PDRB Perkapita (Rp) Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan , , , , , , , , , ,13 Sumber : Buku PDRB Kota Pekalongan Tahun LKD Kota Pekalongan Tahun

15 Untuk mencapai sasaran RKPD 2015, arah kebijakan ekonomi Kota Pekalongan Tahun 2015 ditekankan pada upaya mengembangkan dan mendayagunakan seluruh potensi yang ada untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, adapun rincian arah kebijakan ekonomi diuraikan sebagai berikut : 1. Optimalisasi kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah guna meningkatkan daya saing daerah. 2. Penguatan keberdayaan UMKM, optimalisasi daya saing koperasi serta pengembangan kewirausahaan. 3. Optimalisasi produktivitas industri kecil, menengah dan besar untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja. 4. Peningkatan realisasi investasi dan optimalisasi iklim usaha melalui penyederhanaan perijinan investasi. 5. Optimalisasi pelaksanaan program-program dan kegiatan prioritas yang hasilnya memberikan kemanfaatan langsung serta dapat dirasakan oleh masyarakat. 6. Optimalisasi pencapaian target sasaran pembangunan nasional maupun daerah yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan. 7. Penguatan dan pengembangan penguasaan iptek dan inovasi dalam mendukung perluasan ekonomi. 2.3 Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun 2015 Kebijakan Umum APBD pada dasarnya adalah rencana tahunan yang bersifat makro, merupakan bagian dari rencana jangka panjang daerah dan rencana jangka panjang dan rencana jangka menengah daerah. Kebijakan Umum APBD Kota Pekalongan Tahun 2015 merupakan implementasi tahun kelima dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pembangunan Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan yang memuat visi Pemerintah Kota Pekalongan Terwujudnya Kota Jasa yang Berwawasan Lingkungan menuju Masyarakat Madani Berbasis Nilai-Nilai Religiusitas. Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Walikota Pekalongan dengan DPRD Kota Pekalongan Nomor 900/02753 dan Nomor 900/01114 Tanggal 8 Agustus 2014 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015, dan Nota Kesepakatan Nomor 900/02554 dan Nomor 900/1060 tanggal 3 Juli 2015 tentang Kebijakan Umum LKD Kota Pekalongan Tahun

16 Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015, disepakati hal-hal sebagai berikut : Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyusunan APBD. Pendapatan daerah menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, sehingga potensi yang menjadi sumber-sumber pendapatan daerah harus dapat dikelola secara optimal oleh Pemerintah Daerah. Kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan pendapatan daerah melalui penggalian potensi pendapatan daerah, penyuluhan atau sosialisasi pajak/retribusi daerah kepada masyarakat dan tertib administrasi pendapatan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Realisasi pendapatan daerah Kota Pekalongan selama lima tahun terakhir ( ) menunjukkan perkembangan yang baik pada semua komponen pendapatan daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah. Sebagai perbandingan realisasi pendapatan Kota Pekalongan berdasarkan sumber pendanaannya (Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah) dapat dilihat bahwa ketergantungan sumber APBD terhadap dana pusat masih cukup tinggi walaupun disisi lain perkembangan PAD Kota Pekalongan juga signifikan. Hal ini tergambar pada grafik dibawah ini. LKD Kota Pekalongan Tahun

17 Grafik Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Pekalongan Tahun Penentuan kebijakan perencanaan pendapatan daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah; b. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil; c. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Perencanaan pendapatan daerah bersumber dari : 1) Pendapatan Asli Daerah a) Hasil Pajak Daerah; b) Hasil Retribusi Daerah; c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan; d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. 2) Dana Perimbangan LKD Kota Pekalongan Tahun

18 a) Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak; b) Dana Alokasi Umum; c) Dana Alokasi Khusus. 3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah a) Pendapatan Hibah; b) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi; c) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; d) Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Target Pendapatan Asumsi target pendapatan daerah tahun anggaran 2015 memperhatikan potensi dan kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi serta mempertimbangkan perkembangan dan capaian realisasi pendapatan pada tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan daerah Kota Pekalongan pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp831,543 M atau naik 8,55% dibanding target rancangan perubahan APBD Tahun Pendapatan tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Perencanaan target penerimaan PAD Tahun 2015 diproyeksikan dengan mempertimbangkan target pada Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 dan Realisasi Tahun Disamping itu juga didukung dengan perkembangan potensi pendapatan yang ada dan regulasi di bidang pajak dan retribusi daerah. Realisasi PAD pada Tahun 2013 mencapai Rp. 114,25 M dan target pada Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 104,20 M, pada rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 mencapai Rp. 115,23 M atau naik 0,86% dari realisasi tahun Asumsi perhitungan pada Tahun Anggaran 2015, PAD ditargetkan dapat naik sekitar 2% dibanding target Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran Kenaikan ini diperoleh dari kenaikan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah dan penurunan pada pos pendapatan pajak dan retribusi daerah. Kenaikan secara signifikan ada pada pos laba atas penyertaan modal pada Perusda/BUMD (BPR Bank Pekalongan dan PDAM) serta LKD Kota Pekalongan Tahun

19 pendapatan BLUD RSUD Bendan dan BLUD Puskesmas. Sedangkan penurunan ada pada pos pendapatan pajak, karena pada pajak BPHTB mengalami penurunan dikarenakan volume transaksi jual beli diproyeksikan menurun. Sedangkan pada pos retribusi daerah juga mengalami penurunan, walaupun ada obyek baru (Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing) tapi belum bisa mendongkrak kenaikan pendapatan. Asumsi penetapan target pendapatan sebagaimana diatas dengan memperhatikan ketentuan dalam Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran Penetapan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dilaksanakan dengan menggunakan ketentuan Peraturan Daerah yang baru sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Asumsi peningkatan PAD juga disebabkan oleh adanya peraturan daerah yang baru yang telah mengakomodir ketentuan dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan kondisi obyektif di lapangan serta upaya intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan oleh SKPD pengelola pendapatan. 2. Dana Perimbangan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena masing-masing jenis dana perimbangan tersebut saling mengisi dan melengkapi. Dana Perimbangan dialokasikan kepada daerah dalam satu kesatuan sistem transfer dana dari Pemerintah Pusat (APBN) kepada Pemerintah Daerah (APBD) serta merupakan satu kesatuan yang utuh, guna mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan daerah (vertical imbalance) dan mengurangi kesenjangan pendanaan urusan pemerintahan antar daerah (horizontal imbalance). LKD Kota Pekalongan Tahun

20 a) Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dana Bagi Hasil dialokasikan dari beberapa jenis pendapatan negara guna mendanai kebutuhan yang menjadi urusan daerah dan ditujukan untuk mengurangi ketimpangan fiskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. DBH bersumber dari penerimaan negara berupa pajak, cukai, dan penerimaan negara bukan pajak dari sumber daya alam. Pendapatan pajak yang dibagi hasilkan terdiri atas Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21), Pajak Penghasilan Pasal 25, dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh Pasal 25/29 WPOPDN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta Cukai Hasil Tembakau (CHT). DBH bersumber dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan, minyak bumi, gas bumi, dan pertambangan panas bumi. Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Hasil Pajak Kota Pekalongan pada tahun 2015 diestimasikan tetap sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak dan DBH-CHT Kabupaten/Kota Tahun Anggaran b) Dana Alokasi Umum (DAU) DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Besaran DAU Nasional ditetapkan dalam APBN yaitu sekurang-kurangnya 26% dari PDN netto. Kebijakan PDN netto senantiasa mempertimbangkan unsur-unsur pengurang PDN dengan tetap menjaga peningkatan riil alokasi DAU setiap tahun. Kebijakan alokasi DAU ke daerah dilakukan dengan menggunakan formula yang didasarkan pada data dasar perhitungan DAU, yaitu alokasi dasar (AD) dan celah fiskal (CF). Alokasi DAU berdasarkan celah fiskal tersebut merupakan komponen ekualisasi kemampuan keuangan antar daerah, yang merupakan selisih kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal masingmasing daerah, dengan ketentuan (1) daerah yang memiliki nilai celah fiskal lebih besar dari 0 (nol), menerima DAU sebesar alokasi dasar ditambah celah fiskal; (2) daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan 0 (nol), menerima DAU sebesar alokasi dasar; (3) daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar, menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah LKD Kota Pekalongan Tahun

21 diperhitungkan nilai celah fiskal; (4) daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar, tidak menerima DAU. Besaran DAU yang didistribusikan kepada provinsi dan kabupaten/kota dalam RAPBN 2014, berdasarkan pada : 1) Alokasi Dasar (AD), yang dihitung atas dasar jumlah gaji PNSD, antara lain meliputi gaji pokok ditambah dengan tunjangan keluarga, dan tunjangan jabatan sesuai dengan peraturan penggajian pegawai negeri sipil serta mempertimbangkan kebijakan-kebijakan terkait penggajian dan pengangkatan CPNS; dan 2) Celah fiskal (CF), yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal. Kebutuhan Fiskal tercermin dari variabel jumlah penduduk, luas wilayah (meliputi luas wilayah darat dan luas wilayah perairan/laut), indeks kemahalan konstruksi, indeks pembangunan manusia, dan PDRB per kapita. Kapasitas Fiskal diwakili oleh variabel PAD, Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) dan DBH-SDA (tidak termasuk DBH-SDA Dana Reboisasi). c) Dana Alokasi Khusus DAK dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional dalam rangka mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran nasional. Pengalokasian DAK dilakukan berdasarkan 3 (tiga) kriteria sebagai berikut : 1) Kriteria Umum, yang dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi dengan Belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah; 2) Kriteria Khusus, yang dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah; 3) Kriteria Teknis, disusun berdasarkan indikator kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK yang dirumuskan melalui indeks teknis oleh K/L terkait. LKD Kota Pekalongan Tahun

22 Mengacu pada APBN Tahun 2014, DAK terdiri atas 19 bidang, yaitu: (1) Prasarana Pemerintahan Daerah; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Keluarga Berencana; (5) Infrastruktur Air Minum; (6) Infrastruktur Sanitasi; (7) Infrastruktur Irigasi; (8) Infrastruktur Jalan; (9) Keselamatan Transportasi Darat; (10) Perumahan dan Kawasan Permukiman; (11) Transportasi Perdesaan; (12) Energi Perdesaan; (13) Pertanian; (14) Kelautan dan Perikanan; (15) Kehutanan; (16) Lingkungan Hidup; (17) Sarana Perdagangan; (18) Sarana Prasarana Daerah Tertinggal; serta (19) Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan. Selanjutnya dalam estimasi perolehan DAK Kota Pekalongan Tahun 2015 dalam penyusunan KUA dan PPAS 2015 diasumsikan sebesar usulan dari masing-masing SKPD teknis. Hal tersebut tentunya dengan kosekuensi bahwa dalam penyusunan APBD akan disesuaikan berdasarkan pagu definitif yang diberikan. Realisasi Dana Perimbangan pada tahun 2013 mencapai Rp. 450,21 Milyar dan tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp. 475,58 Milyar, sedangkan pada Rancangan Perubahan APBD 2014 mencapai Rp. 475,42 Milyar atau menurun 0,03% karena menyesuaikan PMK tahun Pada tahun 2015 Dana Perimbangan diasumsikan naik sekitar 8,2% dari Rancangan Perubahan APBD Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak diasumsikan sama dengan target Perubahan APBD Dana Alokasi Umum diasumsikan naik sekitar 5% dari Rancangan Perubahan APBD 2014 dan Dana Alokasi Khusus juga diasumsikan naik signifikan sekitar 53,69% dari Rancangan Perubahan APBD Kenaikan DAK tersebut karena dalam penganggarannya diasumsikan sesuai dengan usulan pemerintah daerah, namun demikian dalam pelaksanaannya nantinya tetap mengacu pada alokasi definitif yang diberikan oleh pemerintah pusat 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari Hibah, Dana Penyesuaian, Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Bantuan Keuangan Provinsi. 1) Hibah Hibah ke Daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan LKD Kota Pekalongan Tahun

23 dilakukan melalui perjanjian. Pemberian hibah kepada pemerintah daerah baik yang bersumber dari penerimaan dalam negeri, penerusan pinjaman luar negeri, dan hibah luar negeri dilakukan untuk mendanai penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah serta diprioritaskan untuk penyelenggaraan pelayanan publik. 2) Bagi Hasil Pajak Provinsi Target penerimaan dana Bagi Hasil Pajak Provinsi Tahun 2015 tetap menyesuaikan dengan target pada perubahan APBD tahun Penerimaan target Bagi Hasil Pajak Provinsi selanjutnya akan menyesuaikan dengan alokasi yang tercantum dalam APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun ) Dana Penyesuaian Dana Penyesuaian ditujukan untuk mendukung program/kebijakan tertentu pemerintah yang berdasarkan peraturan perundang-undangan, kegiatannya sudah menjadi urusan daerah. Dalam APBD Tahun 2015, alokasi Dana Penyesuaian terdiri atas Tunjangan Profesi Guru PNSD dan Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD, yang ditargetkan sesuai dengan alokasi Perubahan APBD Tahun ) Bantuan Keuangan Provinsi Bantuan Keuangan Provinsi tahun 2015 diproyeksikan sesuai dengan usulan SKPD teknis Tahun 2015 yang diajukan ke Gubernur Jawa Tengah. Namun demikian pagu definitif akan disesuaikan seiring proses pembahasan APBD dalam evaluasi yang dilakukan di Provinsi Jawa Tengah. Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada Tahun 2013 mencapai Rp. 110,9 Milyar, sedangkan target pada Perubahan APBD 2014 mencapai Rp. 160,42 Milyar atau naik signifikan 43,83%. Pada tahun 2015 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah juga diestimasikan mengalami kenaikan sekitar 14,27% dari target Perubahan APBD Tahun Anggaran Hal tersebut dikarenakan bantuan keuangan Provinsi diasumsikan sesuai dengan usulan Kota Pekalongan Upaya-Upaya Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Target Upaya-upaya yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan dalam mencapai target pendapatan daerah sebagaimana diproyeksikan diatas LKD Kota Pekalongan Tahun

24 dengan melaksanakan beberapa langkah kebijakan yang bersifat terpadu dengan melibatkan seluruh komponen dalam pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah dengan tetap tidak memberatkan pada masyarakat dan dunia usaha guna menjaga tingkat konsumsi masyarakat dan pemerintah sehingga mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Adapun upaya-upaya yang akan dilakukan untuk pencapaian target adalah sebagai berikut : a. Penguatan proses pemungutan melalui penyusunan Perda Pajak dan Perda Retribusi; b. Intensifikasi dan ekstensifikasi melalui pembenahan manajemen pemungutan dengan menggunakan sistem informasi yang akurat dan akuntabel, yang mampu menyediakan data menyeluruh terhadap potensi pendapatan daerah; c. Perbaikan administrasi pendapatan melalui penguatan Standart Operating System (SOP) pemungutan; d. Melaksanakan penyuluhan/sosialisasi pajak/retribusi daerah sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak/retribusi daerah; e. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pengelola pendapatan; f. Memperbaiki sistem pemungutan, pengawasan dan pemberian insentif pada petugas pemungut pendapatan daerah; g. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD pengelola pendapatan, Pemerintah Provinsi dan Pusat dalam rangka akurasi data; h. Kemudahan pelayanan pembayaran. Upaya peningkatan kinerja BUMD melalui bagi hasil deviden dilakukan melalui peningkatan penyertaan modal, peningkatan pengawasan, reformasi SDM dan peningkatan image publik terhadap kompetensi BUMD. Sedangkan untuk Lain-lain PAD yang Sah lebih diutamakan pada dua hal yaitu melalui optimalisasi pemanfaatan idle cash melalui penempatan deposito yang tepat dan peningkatan pelayanan RSUD Bendan sebagai rumah sakit pilihan utama di Kota Pekalongan dengan meningkatkan kualitas pelayanan, serta peningkatan pelayanan kesehatan melalui penerapan BLUD Puskesmas. Untuk target dana perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pos yang bisa dioptimalkan adalah dana bagi hasil pajak pusat dan dana bagi hasil pajak provinsi dengan ikut berperan aktif membayar pajak-pajak yang LKD Kota Pekalongan Tahun

25 dibagihasilkan seperti pajak penghasilan pasal 21 PNS, dan pajak kendaraan motor milik Pemerintah Kota. Upaya-upaya peningkatan pendapatan daerah yang dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan akan diiringi kebijakan-kebijakan sebagai berikut : a. Tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat; b. Tidak bertentangan dengan kebijakan investasi (pro investment); c. Menyelenggarakan pelayanan prima melalui pemanfaatan teknologi informasi yang memadai Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah Perubahan kebijakan pendapatan pada APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 disesuaikan berdasarkan evaluasi realisasi pendapatan daerah sampai dengan Mei Tahun Anggaran 2015 dan Rancangan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Tahun 2015 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran Perubahan kebijakan pendapatan disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor ekonomi yang bersifat kondisional maupun adanya perubahan faktor regulasi. Perubahan kebijakan pada beberapa komponen pendapatan daerah diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar Rp 5,38 Milyar dari penetapan APBD Tahun Anggaran Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penyesuaian penerimaan dana dari Bantuan Keuangan APBD Provinsi Jawa Tengah. Pada APBD Penetapan 2015, alokasi pendapatan bersumber dari Bantuan Keuangan APBD Provinsi Jawa Tengah diasumsikan sama dengan usulan yang disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun demikian, pada saat APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 ditetapkan, besaran anggaran yang diusulkan tersebut tidak terakomodir hingga mencapai Rp ,- dari usulan sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- Pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) diasumsikan mengalami peningkatan sebesar Rp ,-. Kenaikan tersebut akan diperoleh dari Pos Pajak Daerah sebesar Rp ,-, yaitu melalui kenaikan penerimaan Pajak Penerangan Jalan sebagai akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Kenaikan lain adalah pada pos Pajak BPHTB, yang disebabkan karena adanya transaksi yang cukup signifikan. Sedangkan kenaikan lainnya bersumber dari pos Lain- LKD Kota Pekalongan Tahun

26 lain PAD yang sah yang bertambah Rp ,- yang berasal dari penerimaan bunga deposito dan penerimaan lain-lain. Pendapatan pada pos Dana Perimbangan secara akumulasi mengalami peningkatan sebesar Rp ,-. Penyesuaian kenaikan tersebut terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp ,- mengacu pada penetapan alokasi PMK (Peraturan Menteri Keuangan). Disamping itu, kenaikan tersebut juga dipengaruhi oleh kenaikan DAK sebesar Rp ,-. Kenaikan DAK disebabkan adanya penambahan alokasi pada APBN-P Tahun 2015 pada tambahan Bidang Pertanian dan Bidang Sarana Perdagangan Sub Bidang Pasar. Kebijakan alokasi tersebut seiring dengan Program Penguatan Kedaulatan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Kerakyatan. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, yang terdiri dari Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian, dan Bantuan Keuangan Provinsi, secara akumulasi mengalami penurunan sebesar Rp ,-. Penurunan terbesar disebabkan oleh penyesuaian alokasi Bantuan Keuangan APBD Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp ,- Namun demikian, di sisi lain terdapat kenaikan pada pos Bagi Hasil Pajak Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp ,- terutama karena adanya peningkatan dari peningkatan Bagi Hasil Pajak Rokok sebanyak Rp ,- serta adanya hibah APBN Murni kepada Pemerintah Kota Pekalongan sebesar Rp ,- guna penguatan Sistem Penyediaan Air minum (SPAM) kepada PDAM Kota Pekalongan melalui penyertaan modal sebagai komitmen Pemerintah Pusat dalam Program Sanitasi Sehat pada tahun 2019 (100 persen pelayanan air bersih tercapai, 0 persen kawasan kumuh terselesaikan dan 100 persen terpenuhinya akses sanitasi sehat) Kebijakan Belanja Daerah Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015, belanja daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan LKD Kota Pekalongan Tahun

27 masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Melalui kebijakan dan alokasi anggaran belanja negara, pemerintah daerah dapat secara langsung berperan aktif dalam mencapai berbagai tujuan dan sasaran program pembangunan di segala bidang kehidupan, termasuk dalam mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi antar kegiatan, antar program, antar sektor dan antar fungsi pemerintahan, mendukung stabilitas ekonomi, serta menunjang distribusi pendapatan yang lebih merata Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah Fokus kebijakan belanja Pemerintah Kota Pekalongan masih berpijak pada sektor-sektor utama dan penunjangnya, yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur, inovasi daerah dan program penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan berbasis masyarakat yang mendukung prioritas pembangunan daerah sesuai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pekalongan. Selain untuk membiayai program pembangunan, belanja daerah juga diarahkan untuk membiayai belanja tidak langsung berupa pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, belanja barang dan jasa untuk operasional kegiatan pemerintahan daerah maupun kegiatan pemeliharaan rutin lainnya. Disamping itu terdapat pula jenis belanja lainnya yang bersifat bantuan keuangan, bantuan sosial maupun hibah serta belanja yang ditujukan untuk penanganan kondisi darurat dalam bentuk belanja tidak terduga. Pada tahun 2015 diproyeksikan total belanja pada APBD Kota Pekalongan meningkat dibandingkan dengan belanja pada Perubahan APBD Total perkiraan belanja pada tahun 2015 sebesar Rp ,- dengan estimasi 50,63% untuk belanja tidak langsung dan 49,37% untuk belanja langsung. Belanja Tidak Langsung (BTL) meliputi belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan Belanja Langsung (BL) adalah belanja yang terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan 33 bidang pemerintahan dan diukur dengan capaian kerja. Kebijakan terkait dengan LKD Kota Pekalongan Tahun

28 perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah dalam rangka pencapaian visi dan misi, maka Pemerintah Daerah akan mengerahkan seluruh alat dan perangkat kebijakan daerah untuk mendukung tercapainya visi dan misi daerah tersebut. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah tahun anggaran 2015 disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Kebijakan perencanaan belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun anggaran 2015 sebagai berikut: a. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan. b. Belanja pembangunan infrastruktur diprioritaskan untuk penanggulangan dan perbaikan infrastruktur akibat bencana banjir dan rob. c. Belanja pembangunan peningkatan sarana prasarana umum dan pengelolaan kebersihan kota guna meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat, bersih, aman dan nyaman. d. Mendorong terselenggaranya pembangunan masyarakat yang terpadu dan holistik melalui Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) dan Program Akselerasi Pembangunan Keluarga Sejahtera Berbasis Masyarakat (PAPKSBM) yang mengintegrasikan aspek ekonomi, ekologi, sosial, budaya masyarakat serta peningkatan partsipasi aktif masyarakat dalam agenda pembangunan daerah. e. Pengalokasian belanja untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah (Pemilihan Walikota dan Wakil walikota ) pada tahun f. Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS, serta penyediaan dana BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sesuai ketentuan yang berlaku. g. Penganggaran guna menindaklanjuti kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Perguruan Tinggi serta lembaga lainnya dibidang pendidikan tinggi dan menengah, lingkungan hidup, pariwisata dan budaya, penguatan sistem inovasi daerah. LKD Kota Pekalongan Tahun

29 h. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan mewujudkan visi misi Pemerintah Kota Pekalongan maka pelaksanaan percepatan pembangunan diupayakan melalui program Sistem Inovasi Daya Saing Daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi, antara lain melalui pembangunan e-development Kota Pekalongan, pengembangan integrasi SIM perencanaan dan Keuangan, Pekalongan Broadband City, pengembangan SIM keuangan daerah berbasis akrual, Pengembangan SIM Barang Daerah (SIMBADA) dan SIM Rujukan terpadu. i. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus bersifat inovatif yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. j. Belanja dari dana yang bersifat specific grant seperti Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) dan Bantuan Keuangan Provinsi diproyeksikan berdasarkan usulan yang diajukan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dimana peruntukan dana tersebut telah direncanakan sesuai dengan petunjuk teknis terkait dan peraturan perundangan yang berlaku dan menyediakan dana pendampingan dari APBD sesuai ketentuan. k. Penyesuaian kebijakan penganggaran perjalanan dinas yang dipusatkan pada satu kegiatan dalam Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan maksud untuk pengendalian pemanfaatan agar lebih efektif dan efisien. l. Penganggaran SKPD Kelurahan masih menggunakan asumsi 47 kelurahan. Apabila usulan penggabungan kelurahan telah disetujui oleh Kemendagri, maka akan dilakukan penyesuaian. m. Belanja Tak Langsung khusus belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dianggarkan dengan prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang akan dilakukan secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. n. Proyeksi penyediaan belanja tidak terduga akan dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2013 dan estimasi LKD Kota Pekalongan Tahun

30 kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi dan belum tertampung dalam bentuk program kegiatan pada tahun o. Pengalihan fasilitasi sebagian anggaran pendampingan PNPM-PDPM tahun 2015 dari Belanja langsung di Bappeda ke BTL hibah program Akselerasi- PDPM. p. Penyusunan plafon belanja program kegiatan prioritas tambahan atau waiting list yang akan dipertimbangkan sebagai usulan plafon belanja tambahan, apabila asumsi pendapatan dalam APBD mengalami peningkatan selama proses penyusunan APBD Tahun q. Dalam rangka mewujudkan anggaran berbasis kinerja dan berkeadilan gender maka penyusunan perencanaan anggaran mengacu kepada Perencanaan Penganggaran Berbasis Gender (PPRG) Kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. a. Belanja Pegawai Beberapa kebijakan dalam penyusunan belanja pegawai : 1) penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok sebesar 6% dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas. Dasar penghitungan menggunakan realisasi gaji bulan Juli 2014; 2) penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi tahun 2015; 3) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress sebesar 2% dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan; 4) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; LKD Kota Pekalongan Tahun

31 5) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian yang dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan Kesembilan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial; 6) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD; 7) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 8) Penganggaran tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD sesuai dengan dana transfer ke daerah. b. Belanja Hibah Penganggaran belanja hibah berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 dan perubahannya Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD. Belanja hibah pada tahun 2015 diproyeksikan meningkat signifikan diantaranya peralihan alokasi anggaran untuk Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) yang semula di anggarakan pada belanja bantuan sosial ke belanja hibah dan penganggaran belanja hibah untuk KPUD dan Panwaslu untuk persiapan Kegiatan Pilkada Kota Pekalongan Tahun 2015 yang bersumber dari pencairan dana cadangan sesuai dengan yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pembentukan dana Cadangan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Pekalongan Tahun Selain pos belanja tersebut juga direncanakan belanja Hibah untuk Pemerintah Kabupaten Pekalongan sesuai dengan amanat perjanjian kerjasama pembangunan TPA Regional di Kabupaten Pekalongan. Pada pos belanja hibah termasuk didalamnya terdapat alokasi belanja bantuan operasional dan fasilitasi pembangunan untuk sekolah swasta. LKD Kota Pekalongan Tahun

32 c. Belanja Bantuan Sosial Belanja bantuan sosial pada tahun 2015 diproyeksikan mengalami penurunan yang signifikan karena peralihan sebagian besar kegiatan PDPM kebelanja hibah sesuai rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan Daerah tahun Pengalihan ini dikecualikan untuk Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) sebagaimana telah diatur dalam Permenkeu No. 168 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pendanaan urusan Bersama, Urusan Pusat dan Daerah Untuk Penanggulangan Kemiskinan. Di dalam pos belanja bantuan sosial termasuk beasiswa untuk siswa tidak mampu pada sekolah swasta. d. Belanja Bantuan Keuangan Pada pos belanja bantuan keuangan dianggarkan bantuan keuangan kepada partai politik dimana besaran penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang bantuan keuangan kepada partai politik. Anggaran bantuan keuangan kepada partai politik tahun 2015 dialokasikan naik menyesuaian perolehan suara partai politik hasil Pemilihan Umum tahun e. Belanja Tidak Terduga Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2013 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, serta kepentingan penyelenggaraan pemerintah lainnya yang bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2015, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi belanja Tidak Terduga tahun 2015 dialokasikan Rp. 3,4 Milyar. LKD Kota Pekalongan Tahun

33 Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan daerah yang disusun secara integrasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang akan dilaksanakan di daerah. Pada tahun 2015 merupakan masa transisi pelaksanaan RPJMN , Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan Pemillu Presiden pada tahun Dengan terpilihnya presiden baru maka perlu disusun RPJMN , yang pada saat penyusunan RKP 2015, masih berupa draf rancangan teknokratis RPJMN Dalam RKP 2015 Pemerintah masih konsisten dalam melaksanakan berbagai program pembangunan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tema Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan. Didalam pelaksanaan program-program pembangunan tetap mengedepankan empat pilar strategi yang meliputi: pembangunan yang berpihak pada pertumbuhan (pro-growth), berpihak pada lapangan pekerjaan (pro-job), berpihak pada pengurangan kemiskinan (pro-poor), serta berpihak pada pengelolaan dan atau ramah lingkungan (pro-environment). Dengan demikian, pembangunan yang dilaksanakan bersifat inklusif, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Sejalan dengan penetapan tema tersebut, Pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), juga telah menyepakati untuk melanjutkan pelaksanaan 9 prioritas nasional beserta arah kebijakan dan sasarannya. Kesembilan prioritas nasional tersebut meliputi: (1) sosial budaya dan Kehidupan beragama; (2) Ekonomi; (3) sarana dan prasarana; (4) sumber daya alam dan Lingkungan Hidup; (5) IPTEK; (6) Politik; (7) Pertahanan dan Keamanan; (8) Hukum dan Aparatur; (9) Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang. Beberapa sasaran utama pembangunan nasional yang akan dicapai dalam tahun 2015 sesuai RKP 2015 meliputi (1) Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5-6,3%; (2) Inflasi diharapkan dapat terkendali pada kisaran 3-5%; (3) Tingkat kemiskinan 9-10%; (4) Tingkat pengangguran 5,7-5,9%. Selanjutnya, dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang dimiliki, kegiatan dari prioritas nasional akan ditekankan pada penanganan tiga isu strategis, agar upaya Pemerintah dapat dilakukan lebih fokus untuk hal-hal yang signifikan, berdampak luas, dan tuntas. Isu-isu strategis tersebut dapat LKD Kota Pekalongan Tahun

34 dikelompokkan dalam tiga bidang utama, yang meliputi: (1) Agenda Reformasi; (2) Agenda Percepatan Pembangunan; dan (3) Agenda pembangunan Berkeadilan. Keberhasilan dalam pencapaian prioritas pembangunan secara nasional sangat tergantung dengan sinergitas kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintah provinsi. Sinkronisasi kebijakan diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai kewenangan masing-masing. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus mendukung tercapainya sasaran utama dan prioritas pembangunan nasional sesuai dengan potensi dan kondisi masingmasing daerah, mengingat keberhasilan pencapaian sasaran utama dan prioritas pembangunan nasional sangat tergantung pada sinkronisasi kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintah provinsi yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Oleh karena itu, kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam RKPD 2015 selain disusun berdasarkan perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal, juga memperhatikan pencapaian terkini program-program pembangunan. Penetapan prioritas pembangunan daerah dalam proses penganggaran daerah harus merupakan 'titik-temu' yang dapat mempertemukan berbagai perspektif dan isu strategis, baik pada tingkat nasional, regional (provinsi), maupuan lokal (daerah), baik dalam perspektif jangka panjang, menengah maupun pendek. Program-program pembangunan yang ditetapkan sebagai program prioritas harus saling mendukung dengan satu tujuan untuk memberikan sebesar-besarnya manfaat menuju masyarakat yang sejahtera. Namun demikian dengan adanya keterbatasan kemampuan keuangan daerah sebagai sumber daya pembangunan dalam pembiayaan sesuai kebutuhan pembangunan yang diharapkan, maka diperlukan penyusunan prioritas program pembangunan sesuai dengan urgenitas yang dituangkan dalam dokumen RKPD. Sejalan dengan hal tersebut maka dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2015 juga mencantumkan program kegiatan tambahan yang menjadi prioritas lanjutan apabila terjadi kenaikan kemampuan keuangan daerah. Selanjutnya sebagai pentahapan pencapaian visi, misi dan tujuan pembangunan Kota Pekalongan sesuai dengan RPJMD Kota Pekalongan LKD Kota Pekalongan Tahun

35 2015, maka telah ditetapkan prioritas pembangunan dalam RKPD Kota Pekalongan Tahun 2015 sebagai berikut : 1. Peningkatan ekonomi daerah yang didukung oleh penguatan Sistem Inovasi Daerah dan IPTEK; 2. Peningkatan infrastruktur dan kerjasama antar daerah; 3. Pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran; 4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan dasar; 5. Peningkatan kualitas kehidupan bersama; 6. Peningkatan kesetaraan dan keasilan gender; 7. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup; 8. Peningkatan kualitas pelayanan publik untuk mendukung reformasi birokrasi. Tabel Sinkronisasi Kebijakan Prioritas Pemerintah Pusat/Provinsi/Kota Tahun 2015 Prioritas No Nasional 1 Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama Prioritas Provinsi Peningkatan Sinergitas dan Harmonisasi Program Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran Berdimensi Kewilayahan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Dasar yang makin luas Prioritas Daerah Pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Dasar Sasaran Daerah Menurunnya angka kemiskinan pada dibawah 9 persen dan menurunnya angka pengangguran sebesar ± 5 persen a. Menurunnya angka kematian dan angka kesakitan; b. Menurunnya Drop Out (DO) KB dan Unmet Need serta meningkatnya peserta KB aktif; c. Meningkatnya kesempatan masyarakat mengenyam pendidikan; d. Meningkatnya kualitas pendidikan; e. Meningkatnya budaya baca masyarakat; f. Meningkatnya pemenuhan kebutuhan air minum, sanitasi, perumahan layak huni; Peningkatan kualitas kehidupan beragama Peningkatan kesetaraan dan keadilan Meningkatnya upaya fasilitasi kehidupan beragama a. Meningkatnya pelaksanaan Anggaran Responsif Gender (ARG). LKD Kota Pekalongan Tahun

36 2 Ekonomi Peningkatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan daerah denga dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi 3 Sarana dan Prasarana 4 Sumber Daya Alam dan LH kerakyatan. Peningkatan Infrastruktur yang makin berkualitas guna mendukung pengembangan wilayah. Peningkatan pengelolaan SDA dan LH dengan tetap menjaga kelestarian fungsinya gender b. Meningkatnya kualitas hidup serta perlindungan terhadap perempuan dan termasuk anak. Peningkatan ekonomi daerah yang didukung oleh penguatan Sistem Inovasi Daerah Iptek dan Peningkatan Infrastruktur dan Kerjasama Antar Daerah Peningkatan Pengelolaan LH a. Meningkatnya kualitas daya saing dan produktivitas Koperasi dan UMKM. b. Meningkatnya kualitas produk unggulan orientasi ekspor. c. Meningkatnya realisasi investasi. d. Meningkatnya pengembangan Iptek dan Inovasi Daerah. a. Meningkatnya upaya penanganan rob dan banjir serta upaya rehabilitasi infrastruktur b. Meningkatnya upaya penataan kawasan perkotaan c. Meningkatnya kondisi dan ketersediaan infrastruktur dan transportasi strategis dan peran serta masyarakat. d. Meningkatnya cakupan layanan air minum dan sanitasi termasuk persampahan. e. Meningkatnya upaya pembenahan obyek wisata dan infrastruktur destinasi wisata untuk meningkatkan daya tarik wisata. Meningkatnya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan 5 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peningkatan ekonomi daerah yang didukung oleh penguatan Sistem Inovasi Daerah dan Iptek Meningkatnya pengembangan Iptek dan Inovasi Daerah 6 Politik Peningkatan Peningkatan Meningkatnya LKD Kota Pekalongan Tahun

37 tata kelola pemerintahan, demokratisasi dan kondusifitas wilayah Kualitas Pelayanan Publik untuk mendukung reformasi birokrasi penyelenggaraan pelayanan publik yang responsif, efektif dan efisien, kompeten, profesional dan akuntabel, akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, pemanfaatan teknologi dan informatika (TIK), pengembangan Sistem Inovasi Daya Saing Daerah (SIDA) dalam penyelenggaraan pemerintahan. 7 Hankam 8 Hukum dan Aparatur 9 Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang Peningkatan Pengelolaan LH Peningkatan kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan) dan SKPD Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, berkaitan dengan pelayanan dasar. Sedangkan Urusan Pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah. Kebijakan belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan ) dan SKPD dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan) dan SKPD Urusan Pemerintahan Urusan Wajib Program Pogram Wajib di setiap SKPD : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat (PPPM) SKPD LKD Kota Pekalongan Tahun

38 Pendidikan Kesehatan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Masyarakat Luar Sekolah Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pendidikan Keagamaan Program pendidikan masyarakat/luar sekolah Program Pelatihan bagi Pendidik untuk memenuhi standar kompetensi Program pembangunan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program pelayanan kesehatan penduduk miskin Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit / Rumah Sakit Jiwa /Rumah Sakit Paruparu Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia DISDIKPORA DINSOSNAKERTRANS DISDIKPORA DISDIKPORA; BKD DISDIKPORA; SETDA DINSOSNAKERTRANS DISDIKPORA KPAD DISDIKPORA DISDIKPORA; BAG. KESRA DISDIKPORA; DISPERINDAGKOP, DINSOSNAKERTRANS DISDIKPORA DISDIKPORA DINAS KESEHATAN RSUD BENDAN; DINKES DISPERINDAGKOP; DINKES; DINKES DINKES; BPMP2AKB DINKES DINKES DINKES DINKES; RSUD BENDAN DINKES RSUD DINKES; RSUD BENDAN DINKES DINKES; BPMP2AKB LKD Kota Pekalongan Tahun

39 Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program Peningkatan Pelayanan BLUD Program Pengembangan Sistem Informasi / Data Base Kesehatan Pekerjaan Umum Program pembangunan jalan dan jembatan Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program pembangunan turap/talud/bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program Pengendalian Banjir Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program pembangunan infrastruktur perdesaan Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Reservoir Pengendali Banjir Perumahan Program Pengembangan Perumahan Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran Penataan Ruang Program Perencanaan Tata Ruang Program Pemanfaatan Ruang Perencanaan Pembangunan Program pengembangan data/informasi Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan daerah Program perencanaan pembangunan ekonomi Program perencanaan sosial dan budaya Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Program Perencanaan Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat DINKES DINKES RSUD, DINKES RSUD DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU DPU BPBD DPU DPU BAPPEDA, KECAMATAN BAPPEDA; BPMP2AKB; KECAMATAN BAPPEDA; BAPPEDA; KELURAHAN BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA, RISTEKIN LKD Kota Pekalongan Tahun

40 Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Perhubungan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Pogram peningkatan pelayanan angkutan Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perlintasan Sebidang Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Pertanahan Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Program Keluarga Berencana Program kesehatan reproduksi remaja Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU RISTEKIN DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD BLH BLH BLH BLH BLH BLH BLH SETDA, DPPK, DPPKAD SETDA, DPPKAD DISDUKCAPIL; BPMP2AKB BPMP2AKB BPMP2AKB BPMP2AKB BPMP2AKB; DINKES BPMP2AKB; DINKES BPMP2AKB LKD Kota Pekalongan Tahun

41 Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pembinaan Lingkungan Sosial Ketenagakerjaaan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Pembinaan Lingkungan Sosial Perusahaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Penanaman Modal Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Kebudayaan Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pembinaan Tradisi dan Pengembangan nilai kekayaan dan keragaman budaya Kepemudaan dan Olahraga Program peningkatan peran serta kepemudaan Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga DINSOSNAKERTRANS DINSOSNAKERTRANS; BPMP2AKB DINSOSNAKERTRANS DINSOSNAKERTRANS DINSOSNAKERTRANS; DISPERINDAGKOP, BPMP2AKB DINSOSNAKERTRANS DINSOSNAKERTRANS DINSOSNAKERTRANS DINSOSNAKERTRANS DISPERINDAGKOP DISPERINDAGKOP SETDA DISPERINDAGKOP DAN UMKM BPMP2T BPMP2T, DISPERINDAGKOP DAN UMKM DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DAN KESBANGPOL DISHUBPARBUD DISDIKPORA, SETDA,, KESBANGPOL DINKES; DISDIKPORA; DISDIKPORA, SETDA LKD Kota Pekalongan Tahun

42 Program Peningkatan Sarana dan DINDIKPORA, DPU Prasarana Olah Raga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan KESBANGPOL, SATPOL PP Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal SATPOL PP, KESBANGPOL, KECAMATAN Program pengembangan wawasan kebangsaan KESBANGPOL; KECAMATAN Program peningkatan pemberantasan KESBANGPOL penyakit masyarakat (pekat) Program pendidikan politik masyarakat KESBANGPOL, KECAMATAN Program kemitraan pengembangan KESBANGPOL wawasan kebangsaan Program Pencegahan Dini dan BPBD Penanggulangan Kebakaran Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Program fasilitasi pindah/purna tugas BKD PNS Program peningkatan kapasitas SETWAN lembaga perwakilan rakyat daerah Program peningkatan pelayanan SETDA kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah Program peningkatan dan DPPKAD pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program pembinaan dan fasilitasi DPPKAD pengelolaan keuangan kabupaten/kota Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa KECAMATAN; KELURAHAN Program peningkatan sistem INSPEKTORAT pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program peningkatan profesionalisme INSPEKTORAT; BKD tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Program optimalisasi pemanfaatan DISKOMINFO teknologi informasi Program Penataan Peraturan SETDA Perundang-Undangan Program Peningkatan dan SETDA; DPPKAD Pengembangan Tanah Aset Daerah Program pembinaan dan BKD pengembangan aparatur Program pengembangan Komunikasi, DISKOMINFO Informasi dan media Massa Sosialisasi Ketentuan Di Bidang Cukai SETDA Pemberantasan Barang Kena Cukai SATPOL PP Ilegal Ketahanan Pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan) KKP, SETDA; DPPK, KELURAHAN LKD Kota Pekalongan Tahun

43 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa Statistik Program pengembangan data/informasi/statistik daerah Kearsipan Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Program pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Program peningkatan kualitas pelayanan informasi Komunikasi dan Informatika Program pengembangan Komunikasi, Informasi dan media massa Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi Program kerjasama informasi dengan mas media Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Program pengembangan Komunikasi, Informasi dan media Massa Program Optimalisasi Pengembangan Teknologi Informasi Program Pengembangan Infrastruktur TIK Perpustakaan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Urusan Pilihan Pertanian Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Program Peningkatan Prasarana Produksi Peternakan Kehutanan SETDA, KECAMATAN, KELURAHAN KECAMATAN; BPMP2AKB KECAMATAN BAPPEDA; RISTEKIN KPAD KPAD KPAD KPAD DISKOMINFO DISKOMINFO DISKOMINFO; BKD DISKOMINFO DISKOMINFO DISKOMINFO RISTEKIN RISTEKIN KPAD DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK LKD Kota Pekalongan Tahun

44 Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program rehabilitasi hutan dan lahan Pariwisata Program pengembangan pemasaran pariwisata Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan Kemitraan Kelautan dan Perikanan Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Program pengembangan budidaya perikanan Program pengembangan perikanan tangkap Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Program pengembangan agribisnis perikanan Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan Program Penguatan Kelembagaan Perikanan Budidaya Program Optimalisasi dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengolahan Program Penyediaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pemasaran Program Peningkatan SDM dan Kelembagaan Program Konservasi Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Perdagangan Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan Industri Program pengembangan industri kecil dan menengah Program Pengembangan Sentra Industri dan Kluster Industri Pogram Peningkatan SDM Pelatihan Teknologi Industri Program Penataan Struktur Industri Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Ketransmigrasian Program Transmigrasi Regional DPPK DPPK DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DISHUBPARBUD DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DPPK DISPERINDAGKOP dan UMKM; SETDA DISPERINDAGKOP dan UMKM DISPERINDAGKOP dan UMKM DISPERINDAGKOP dan UMKM DISPERINDAGKOP dan UMKM DISPERINDAGKOP dan UMKM DISPERINDAGKOP dan UMKM DISPERINDAGKOP dan UMKM DINSOSNAKERTRAS LKD Kota Pekalongan Tahun

45 2.3.4 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan Pemerintah antara lain terkait dengan penambahan alokasi DAK pada APBN-P Tahun Anggaran 2015 dan penyesuaian Perkiraan Alokasi DBHCHT. Kebijakan penambahan alokasi DAK tersebut merupakan Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2), serta seiring dengan penguatan sektor ekonomi berupa penguatan kedaulatan pangan. Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah belanja atas usulan pendanaan dari APBD Provinsi yang disesuaikan dengan alokasi pagu definitif yang ditetapkan dalam APBD Provinsi Tahun Sedangkan Kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan antara lain, penyesuaian alokasi atas kebutuhan rutin operasional SKPD dan pembiayaan beberapa program kegiatan prioritas dan urgen. Perubahan kebijakan belanja daerah yang signifikan antara lain : a. Belanja Tidak Langsung 1) Pada Belanja Pegawai, antara lain berupa penyesuaian tambahan penghasilan guru PNSD dan tunjangan profesi guru PNSD yang bersumber dari APBN-P dan SiLPA Tahun Anggaran Disamping itu, terdapat pula penyesuaian belanja insentif pemungutan pajak daerah sebagai akibat penyesuaian terhadap target pendapatan pajak dan retribusi daerah. 2) Penyesuaian belanja hibah antara lain kenaikan alokasi belanja hibah kepada masyarakat/lembaga masyarakat/ormas, utamanya dukungan pelaksanaan PILKADA sebagaimana amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang, penyesuaian belanja hibah dalam rangka pemberdayaan masyarakat, serta penyesuaian belanja hibah pendidikan atas perubahan alokasi definitif bantuan keuangan provinsi pada penetapan APBD serta pengalihan belanja Program Akselerasi Pembangunan Berbasis Masyarakat & PDPM ke Belanja Langsung. b. Belanja Langsung 1) Kebijakan Belanja langsung diprioritaskan untuk menyesuaikan anggaran atas evaluasi kebutuhan operasional rutin SKPD dan kegiatan LKD Kota Pekalongan Tahun

46 yang dipandang mendesak serta efisiensi anggaran maupun hal-hal yang terkait penyesuaian alokasi belanja lainnya seperti alokasi untuk penyesuaian honor tenaga kontrak, peningkatan pelayanan administrasi perkantoran, pembayaran listrik penerangan jalan dan penerangan di Pasar Terpadu Kuripan; 2) Penambahan pengalokasian anggaran dalam penyelesaian Pasar Terpadu Kuripan Kota Pekalongan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Pemerintah Daerah guna mengoptimalkan fungsi Pasar Terpadu Kuripan serta mengakomodir pemindahan pedagang Pasar Sayun yang selama ini menempati aset PT. KAI. 3) Mengakomodir alokasi DAK tambahan Bidang Pertanian dan Bidang Sarana Perdagangan Sub Bidang Pasar sesuai dengan juknis DAK, sejalan dengan Program Penguatan Kedaulatan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Kerakyatan. 4) Penyesuaian belanja program kegiatan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). 5) Penyesuaian belanja alokasi Bantuan Keuangan Provinsi dengan penetapan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran ) Mengalokasikan kembali dana transitoris SiLPA BLUD Puskesmas dan RSUD Bendan sesuai dengan peruntukannya guna mengoptimalkan pelayanan kesehatan. 7) Penanganan pendangkalan sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pekalongan dan pengadaan sarana dan prasarana penunjang, serta penanganan beberapa titik jalan yang mengalami kerusakan. 8) Penambahan belanja pengadaan sarana prasarana komunikasi dan informasi dalam rangka pelaksanaan program sistem inovasi daya saing daerah melalui pembangunan e-development Kota Pekalongan dan penyelesaian pembangunan Sistem Informasi Managemen Barang Daerah (SIMBADA). 9) Penambahan belanja pembangunan untuk fasilitasi layanan publik guna menyelesaikan pembangunan gedung kelurahan serta pengadaan tanah untuk pembangunan gedung kelurahan yang sebelumnya menempati lahan bukan milik Pemerintah Kota Pekalongan. 10) Peningkatan sarana dan prasarana dalam upaya mendukung pariwisata dan pelestarian budaya, melalui kegiatan dukungan pengelolaan museum LKD Kota Pekalongan Tahun

47 di daerah, pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah, serta fasilitasi Pusat Informasi Wisata/Tourist Information Center. 11) Penambahan belanja penataan kawasan kota untuk peningkatan kenyamanan dan kebersihan lingkungan kota melalui pengadaan armada pengelolaan sampah di SKPD/Kecamatan, serta peningkatan operasionalisasi armada sampah. 12) Pengalokasian anggaran guna penyusunan Detail Engineering Design dalam mendukung pelaksanaan Program NUSP (penuntasan kawasan kumuh) dan Program Penataan Kawasan Kota Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi difisit anggaran atau penggunaan dari surplus anggaran. Pembiayaan terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan dialokasikan jika terjadi defisit anggaran yang berfungsi untuk menutup Kebijakan Umum APBD selisih kurang anggaran. Adapun sumber penerimaan pembiayaan dapat dipilih dari berbagai alternatif yakni dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Dalam perencanaan penganggaran Pemerintah Kota Pekalongan penerimaan pembiayaan diperoleh dari perhitungan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya (SiLPA). Komponen penyediaan dana di sektor Penerimaan Pembiayaan difokuskan pada dua aspek. Pertama adalah memprediksi kemampuan penerimaan yang akan dicapai sampai dengan akhir tahun anggaran 2014, dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya kelebihan penerimaan (over-target). Kemudian yang kedua adalah estimasi efisiensi yang akan terjadi pada pelaksanaan APBD 2014 yaitu perkiraan selisih positif antara pengeluaran riil dengan anggaran yang disediakan. Dari kedua aspek ini akan menghasilkan angka-angka yang dikelompokkan menjadi komponen Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA). Penganggaran SiLPA didasarkan pada penghitungan yang cermat dan LKD Kota Pekalongan Tahun

48 rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2014 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2015 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selain SiLPA pada tahun 2015 juga ditargetkan ada pencairan dana cadangan dengan besaran dan penggunaan sesuai yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pembentukan dana Cadangan Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Pekalongan Tahun Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan dialokasikan jika terjadi surplus anggaran untuk memanfaatkan sisa lebih anggaran dengan berbagai alternatif seperti pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah. Untuk kebijakan pengeluaran pembiayaan pada APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 adalah pembiayaan untuk penyertaan modal bagi Perusahaan Daerah Kota Pekalongan dan Bank Jateng. Penyertaan Modal kepada Perusahaan Daerah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah dan sesuai dengan kajian analisis keuangan Perusahaan Daerah Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran atau penggunaan dari surplus anggaran. Pembiayaan terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Memperhatikan kebijakan pembiayaan daerah yang telah ditetapkan dalam Penetapan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 maka rencana pembiayaan daerah diprioritaskan untuk selalu surplus dalam pembiayaan netto agar dapat menutup defisit anggaran. Pada penerimaan pembiayaan, perubahan anggaran pembiayaan menyesuaikan dengan Laporan Realisasi APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014 yang berkaitan dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran SiLPA Tahun Anggaran 2014 semula diestimasikan pada penetapan APBD Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp ,-. Selanjutnya sesuai hasil audit BPK dan Raperda Kota Pekalongan tentang LKD Kota Pekalongan Tahun

49 Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2014, yang masih dalam proses pembahasan di DPRD, besarnya SiLPA adalah Rp ,-. Perhitungan lebih tersebut termasuk di dalamnya adalah SiLPA dari BLUD RSUD Bendan sebesar Rp ,- dan Dinas Kesehatan sebesar Rp ,- yang merupakan dana transitoris dan dipergunakan kembali untuk belanja langsung RSUD Bendan dan Dinas Kesehatan, SiLPA dari Tunjangan Sertifikasi Guru PNSD dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD (Non Sertifikasi) sebesar Rp ,- yang dianggarkan kembali pada belanja tidak langsung SKPD Dinas Pendidikan. Pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, perubahan kebijakan meliputi penyesuaian penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Penyertaan Modal Pemerintah Kota Pekalongan pada PDAM. 2.4 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas akuntansi, termasuk laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yaitu RSUD Bendan dan BLUD Puskesmas, sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal. Proses penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya. Penyajian laporan keuangan tahun sebelumnya, merupakan laporan keuangan tahun 2014 yang di restatement menjadi laporan keuangan per 1 Januari Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, laporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan yang di restatement adalah neraca, LRA dan LAK. LKD Kota Pekalongan Tahun

50 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2015 Realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 secara ringkas dapat disajikan pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Ikhtisar Realisasi Anggaran Tahun 2015 Uraian Anggaran (Rp) Realiasi (Rp) Sisa Penerimaan /Sisa Pengeluaran Pendapatan dan Belanja Pendapatan 818,541,441, ,733,612, (8,807,828,527.00) Belanja dan Transfer 918,311,537, ,543,896, (125,767,640,311.00) Surplus/(Defisit) (99,770,096,000.00) 17,189,715, ,959,811, Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan 111,870,096, ,743,099, ,003, Pengeluaran Pembiayaan 12,100,000, ,447,000, (653,000,000.00) Pembiayaan Netto 99,770,096, ,296,099, ,526,003, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ,485,815, ,485,815, Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa : 1. Relalisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus sembilan milyar tujuh ratus tiga puluh tiga juta enam ratus dua belas ribu empat ratus tujuh puluh tiga rupiah) atau sebesar 98,92% dari target pendapatan setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan ratus delapan belas milyar lima ratus empat puluh satu juta empat ratus empat puluh satu ribu rupiah). 2. Realisasi belanja daerah tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh ratus sembilan puluh dua milyar lima ratus empat puluh tiga juta delapan ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus delapan puluh sembilan rupiah) atau sebesar 86,30% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan ratus delapan belas milyar tiga ratus sebelas juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). 3. Pada realiasasi APBD Tahun 2015 terdapat surplus sebesar Rp ,00 (tujuh belas milyar seratus delapan puluh sembilan juta tujuh ratus lima belas ribu tujuh ratus delapan puluh empat rupiah). LKD Kota Pekalongan Tahun

51 Sedangkan pada pembiayaan terdapat pembiayaan netto sebesar Rp ,00 (seratus satu milyar dua ratus sembilan puluh enam juta sembilan puluh sembilan ribu lima ratus delapan puluh delapan rupiah), sehingga terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) sebesar Rp ,00 (seratus delapan belas milyar empat ratus delapan puluh lima juta delapan ratus lima belas ribu tiga ratus tujuh puluh dua rupiah) Perbandingan Realisasi Tahun Anggaran 2015 dengan Tahun Anggaran Perbandingan realisasi Tahun Anggaran 2015 dengan Tahun Anggaran 2014 dapat disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 3.2 Perbandingan Realisasi TA dengan TA Pendapatan dan Belanja 2015 (Rp) 2014 (Rp Pendapatan , ,00 6,25 Belanja dan Transfer , ,00 7,57 Surplus / (Defisit) , ,00 (32,10) Pembiayaan Uraian Realisasi Penerimaan Pembiayaan , ,00 24,13 Pengeluaran Pembiayaan , ,00 (22,50) Pembiayaan Netto , ,00 33,19 Sisa Lebih Pembiayaan , ,00 16,88 % 1. Realisasi pendapatan tahun anggaran 2015 meningkat sebesar Rp ,00 (empat puluh tujuh milyar enam ratus dua puluh tiga juta dua ratus empat puluh delapan ribu seratus delapan belas rupiah) atau meningkat sebesar 6,25% dibandingkan realisasi pendapatan tahun 2014 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus enam puluh dua milyar seratus sepuluh juta tiga ratus enam puluh empat ribu tiga ratus lima puluh lima rupiah). 2. Realisasi belanja dan transfer tahun anggaran 2015 meningkat sebesar Rp ,00 (lima puluh lima milyar tujuh ratus empat puluh sembilan juta tiga puluh lima ribu empat ratus dua puluh lima rupiah) atau sebesar 7,57% dibandingkan realisasi belanja dan transfer tahun 2014 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh enam milyar tujuh LKD Kota Pekalongan Tahun

52 ratus sembilan puluh empat juta delapan ratus enam puluh satu ribu dua ratus enam puluh empat rupiah). 3. Realisasi pembiayaan netto tahun anggaran 2015 meningkat sebesar Rp ,00 (dua puluh lima milyar dua ratus empat puluh satu juta lima ratus enam ribu tiga rupiah) atau meningkat sebesar 33,19% dibandingkan realisasi tahun 2014 sebesar Rp ,00 (tujuh puluh enam milyar lima puluh empat juta lima ratus sembilan puluh tiga ribu lima ratus delapan puluh lima rupiah) Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Pendapatan per SKPD Berdasarkan tabel 3.1 diatas, realisasi pendapatan Pemerintah Kota Pekalongan tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus sembilan milyar tujuh ratus tiga puluh tiga juta enam ratus dua belas ribu empat ratus tujuh puluh tiga rupiah) atau sebesar 98,92% dari target pendapatan setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan ratus delapan belas milyar lima ratus empat puluh satu juta empat ratus empat puluh satu ribu rupiah), yang dapat dirinci sebagai berikut : No. SKPD Tahun 2015 % Tahun 2014 Anggaran Realisasi Realisasi 1 DKK 12,148,640,000 12,933,304, ,365,291,424 2 RSUD Bendan 72,000,000,000 57,180,105, ,915,145,847 3 DPU 1,732,000,000 2,561,275, ,225,128,971 4 Dishubparbud 2,770,388,000 2,893,877, ,661,859,100 5 Dindukcapil 78,500,000 45,725, ,320,500 6 Dinsosnakertrans 75,962,000 46,959, ,985,000 7 Disperindagkop 2,200,000,000 2,297,036, ,086,660,150 8 BPMP2T 150,000, ,060, ,239,600 9 Bag. Tata Pemerintahan 873,130,000 1,007,860, ,625, Bag. Perekonomian 0 0 0,00 1,880,940, SKPKD 719,749,281, ,343,210, ,044,940, DPPKAD 1,023,500, ,328, ,823,676, BLH 392,500, ,175, ,934, Diskominfo 495,040, ,985, ,826, DPPK 4,852,500,000 5,772,708, ,362,790,443 Jumlah 818,541,441, ,733,612, ,110,364,355 Realisasi belanja Pemerintah Kota Pekalongan tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh ratus sembilan puluh dua milyar lima ratus empat puluh tiga juta delapan ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus LKD Kota Pekalongan Tahun

53 delapan puluh sembilan rupiah) atau sebesar 86,30%. Adapun rincian realisasi belanja Pemerintah Kota Pekalongan dapat dirinci sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

54 No. SKPD Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Realisasi 2014 (Rp) (Rp) (Rp) 1 DINDIKPORA , DKK , RSUD , DPU , BAPPEDA , RISTEKIN , DISHUBPARBUD , BLH , DINDUKCAPIL , DINSOSNAKER , DISPERINDAGKOP , BPMP2T , KESBANGPOL , SATPOL PP , BPBD , DPRD , WALIKOTA , BAG. TAPEM , BAG. HUKUM , BAG. PEREKONOMIAN , BAG. ADM.PEMBNG , BAG. KESRA , BAG. ORPEG , BAG. UMUM & KEU , SEKRETARIAT DPRD , INSPEKTORAT , KEC. PEKL UTARA , KEC. PEKL SELATAN , KEC. PEKL BARAT , KEC. PEKL. TIMUR , DPPKAD (SKPKD) , DPPKAD , BKD , KEL. KANDANG PANJANG , KEL. PANJANG WETA , KEL. DEGAYU , KEL. BANDENGAN , KEL. PANJANG BARU , KEL. KRAPYAK , KEL. PADUKUHAN KRATRON , JUMLAH , LKD Kota Pekalongan Tahun

55 No SKPD Anggaran 2015 Realisasi 2015 % Realisasi 2014 (Rp) (Rp) (Rp) Saldo Pindahan 851,992,162, ,641,277, ,371,616, KEL. JENGGOT 215,000, ,007, ,696, KEL. BUARAN KREDENAN 290,400, ,460, ,994, KEL. KURIPAN KERTOHARJO 276,450, ,762, ,966, KEL. KURIPAN YOSOREJO 261,375, ,641, ,176, KEL. SOKO DUWET 292,700, ,886, ,027, KEL. BANYURIP 269,200, ,286, ,886, KEL. MEDONO 272,000, ,237, ,417, KEL. PODOSUGIH 204,900, ,307, ,384, KEL. TIRTO 209,400, ,195, ,710, KEL. SAPURO KEBULEN 331,450, ,128, ,969, KEL. BENDAN KERGON 368,186, ,089, ,306, KEL. PASIRKRATONKRAM 386,650, ,294, ,127, KEL. PRINGREJO 358,550, ,823, ,266, KEL. KAUMAN 555,100, ,570, ,087, KEL. PONCOL 395,200, ,951, ,006, KEL. KLEGO 219,400, ,605, ,644, KEL. GAMER 183,700, ,246, ,598, KEL. NOYONTAANSARI 298,850, ,707, ,144, KEL. SETONO 320,410, ,868, ,506, KEL. KALIBAROS 244,000, ,048, ,393, KKP 1,621,587,000 1,486,732, ,424,086, BPMP2AKB 11,254,609,000 9,840,086, ,337,820, KPAD 3,008,590,000 2,918,044, ,728,069, DISKOMINFO 12,816,452,000 11,410,566, ,718,821, DPPK 31,665,216,000 29,499,068, ,357,134,809 JUMLAH 918,311,537, ,543,896, ,794,861,264 Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penggabungan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan dan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penggabungan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan, pada tahun 2015 terjadi penggabungan kelurahan sebagai berikut : No. Nama Kelurahan Yang Digabung Nama Kelurahan Hasil Penggabungan Nama Kelurahan Yang Tidak Digabung Kecamatan Pekalongan Barat 1 a. Kebulen Sapuro Kebulen b. Sapuro 2 a. Kergon Bendan Kergon LKD Kota Pekalongan Tahun

56 b. Bendan 3 a. Kramatsari b. Kraton Kidul c. Pasirsari 4 a. Tegalrejo b. Bumirejo Pasirkratonkramat Pringrejo c. Pringlangu 5 Medono 6 Podosugih 7 Tirto Kecamatan Pekalongan Timur 1 a. Landungsari b. Noyontaan 2 a. Keputran b. Kauman c. Sampangan d. Sugihwaras Noyontaansari Kauman 3 a. Dekoro Setono b. Karangmalang 4 a. Baros b. Sokorejo Kalibaros 5 Poncol 6 Klego 7 Gamer Kecamatan Pekalongan Utara 1 a. Krapyak Kidul b. Krapyak Lor 2 a. Kraton Lor b. Dukuh c. Pabean Krapyak Padukuhan Kraton 3 Kadang Panjang 4 Panjang Wetan 5 Degayu 6 Bandengan 7 Panjang Baru Kecamatan Pekalongan Selatan 1 a. Kradenan b. Buaran Buaran Kradenan 2 a. Kertoharjo Kuripan Kertoharjo b. Kuripan Kidul 3 a. Kuripan Lor Kuripan Yosorejo b. Yosorejo 4 a. Duwet Sokoduwet b. Soko 5 a. Banyurip Alit b. Banyurip Ageng Banyurip 6 Jenggot LKD Kota Pekalongan Tahun

57 3.2 Hambatan dan Kendala yang ada dalam Pencapaian Target Yang Telah Ditetapkan Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan pada tahun 2015 antara lain : a. Belum semua SKPD mematuhi jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan; b. Tidak dapat dilaksanakannya kegiatan yang telah ditetapkan pada APBD Penetapan dikarenakan ketidaktepatan akun belanja dan revisinya harus dilakukan dalam APBD Perubahan. LKD Kota Pekalongan Tahun

58 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Entitas pelaporan adalah Pemerintah Kota Pekalongan yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku entitas akuntansi, seperti yang disajikan pada Tabel 4.1. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk dikonsolidasikan pada entitas pelaporan. SKPD di Pemerintah Kota Pekalongan meliputi Dinas, Badan, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Kantor, Kecamatan dan Kelurahan. Tabel 4.1 Entitas Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA DINAS KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BENDAN DINAS PEKERJAAN UMUM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KANTOR RISET TEKNOLOGI INOVASI DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD INSPEKTORAT KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET LKD Kota Pekalongan Tahun

59 12012 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KELURAHAN KANDANG PANJANG KELURAHAN PANJANG WETAN KELURAHAN DEGAYU KELURAHAN BANDENGAN KELURAHAN PANJANG BARU KELURAHAN KRAPYAK KELURAHAN PADUKUHAN KRATON KELURAHAN JENGGOT KELURAHAN BUARAN KRADENAN KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KELURAHAN KURIPAN YOSOREJO KELURAHAN SOKO DUWET KELURAHAN BANYURIP KELURAHAN MEDONO KELURAHAN PODOSUGIH KELURAHAN TIRTO KELURAHAN SAPURO KEBULEN KELURAHAN BENDAN KERGON KELURAHAN PASIRKRATONKRAMAT KELURAHAN PRINGREJO KELURAHAN KAUMAN KELURAHAN PONCOL KELURAHAN KLEGO KELURAHAN GAMER KELURAHAN NOYONTAANSARI KELURAHAN SETONO KELURAHAN KALI BAROS KANTOR KETAHANAN PANGAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, PERLIN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, DAN KELAUTAN Selain entitas akuntansi berupa SKPD sebagaimana tersebut diatas, Pemerintah Kota Pekalongan juga menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada unit kerja RSUD Bendan dan BLUD Puskesmas. LKD Kota Pekalongan Tahun

60 4.2 Kebijakan Akuntansi Pada tahun 2015, Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan kebijakan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kebijakan Akuntansi serta Sistem dan Prosedur Akuntansi yang diterapkan pada Pemerintah Kota Pekalongan diatur dalam Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan dan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan. Beberapa bagian penting dari Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan dapat diuraikan sebagai berikut : A. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2015 menggunakan basis akrual, namun demikian Laporan Realisasi Anggaran tetap disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis akrual diterapkan pada pos-pos aset, kewajiban dan ekuitas, pendapatan dan beban. B. Dasar Pengukuran yang digunakan dalam Penyusunan Laporan Keuangan. Basis pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan meliputi basis pengukuran aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-lo dan beban. 1. Pengukuran Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Pekalongan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh Pemerintah Kota Pekalongan, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk LKD Kota Pekalongan Tahun

61 penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi, aset tetap dan aset lainnya. a. Aset Lancar Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka waktu 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan dan surat berharga yang mudah diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi dan piutang lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan. Aset Lancar diakui sebagai berikut : 1) Kas Kas dicatat sebesar nilai nominal. 2) Investasi Jangka Pendek Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat, atau nilai wajar lainnya. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai sebesar setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. LKD Kota Pekalongan Tahun

62 Investasi jangka pendek dalam bentuk nonsaham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. Penilaian Investasi Jangka Pendek Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan metode biaya. Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait. 3) Piutang Piutang yang timbul karena ketentuan perundang-undangan diakui setelah diterbitkan Surat Ketetapan dan/atau Surat Tagihan pada periode berikutnya dan dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum dalam tagihan. Pengukuran piutang pendapatan yang berasal dari peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut : a. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan; b. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk WP yang mengajukan banding; c. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum ditetapkan oleh majelis hakim Pengadilan Pajak; d. Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) untuk piutang yang tidak diatur dalam undang-undang tersendiri dan kebijakan penyisihan piutang tak tertagih telah diatur dalam Peraturan Walikota Pekalongan. Untuk piutang dalam valuta asing akan disajikan sebagai piutang di neraca berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. LKD Kota Pekalongan Tahun

63 Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan dari kas daerah dan atau apabila berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan atas barang/jasa tersebut. Pengukuran Piutang karena Tuntutan Ganti Rugi adalah sebagai berikut : a. Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan kedepan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan. b. Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12 (dua belas) bulan berikutnya. Pengakuan Piutang Secara garis besar, pengakuan piutang terjadi pada saat penerbitan Surat Ketetapan tentang Piutang. Pengakuan piutang yang berasal dari pendapatan daerah, didahului dengan pengakuan terhadap pendapatan yang mempengaruhi piutang tersebut. Pengakuan piutang yang berasal dari peraturan perundangundangan harus memenuhi kriteria : a. Telah diterbitkannya surat ketetapan; dan/atau b. Telah diterbitkannya surat penagihan. Pengakuan pendapatan pajak yang menganut sistem self assessment, setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak daerah. Pengakuan piutang yang berasal dari perikatan harus memenuhi kriteria : a. Harus didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas; b. Jumlah piutang dapat diukur; c. Telah diterbitkan surat penagihan; dan d. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode laporan. Piutang yang berasal dari pemberian pinjaman LKD Kota Pekalongan Tahun

64 Piutang tersebut berkurang apabila terjadi penerimaan angsuran pokok pinjaman di rekening kas daerah. Piutang yang berasal dari Kemitraan Berdasarkan naskah perjanjian kemitraan, dapat diketahui adanya hak tagih pemerintah. Piutang atas peristiwa ini timbul apabila terdapat hak pemerintah yang dapat dinilai dengan uang yang sampai dengan berakhirnya periode pelaporan belum dilunasi oleh mitra kerjasamanya, piutang ini dicatat sebagai aset di neraca pemda. Piutang yang berasal dari pemberian fasilitas/jasa Berdasarkan naskah perjanjian sewa menyewa, apabila ada hak tagih atas suatu pemberian fasilitas/jasa, pada setiap akhir periode akuntansi, maka hak tersebut dicatat sebagai piutang di neraca. 4) Persediaan Persediaan disajikan sebesar : a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; b. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; c. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. Pengakuan Persediaan Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik (stock opname). Pencatatan persediaan menggunakan metode perpektual dengan tetap mendasarkan hasil inventarisasi. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal untuk dijual, seperti karcis peron, dinilai dengan biaya perolehan terakhir. Beban Persediaan Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan. 5) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan piutang tidak tertagih adalah cadangan yang dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan umur LKD Kota Pekalongan Tahun

65 piutang. Penyisihan piutang yang kemungkinan tidak tertagih diprediksi berdasarkan pengalaman masa lau dengan melakukan analisa terhadap saldo-saldo piutang yang masih beredar (outstanding). Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan berdasarkan umur piutang dan jenis piutang. Berdasarkan jenisnya, umur piutang beserta penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang pajak ditetapkan sebagai berikut : No. Uraian Umur % Piutang Penyisihan 1. Piutang Lancar Kurang dari 1 tahun 10% 2. Piutang Kurang Lancar 1 tahun sampai dengan 30% atau kurang dari 3 tahun 3. Piutang Diragukan 3 tahun sampai dengan 50% atau kurang dari 5 tahun 4. Piutang Macet 5 tahun atau lebih dari 5 tahun 100% Berdasarkan jenisnya, umur piutang beserta penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang retribusi, piutang PAD lainnya, piutang berdasarkan perikatan dan piutang TP-TGR ditetapkan sebagai berikut : No. Uraian Umur Piutang % Penyisihan 1. Piutang Lancar Kurang dari 1 tahun 10% 2. Piutang Kurang Lancar 1 tahun sampai 30% dengan atau kurang dari 2 tahun 3. Piutang Diragukan 2 tahun sampai 50% dengan atau kurang dari 3 tahun 4. Piutang Macet lebih dari 3 tahun 100% 6) Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalty, atau manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi jangka panjang terdiri atas investasi permanen dan investasi non permanen. a. Investasi Jangka Panjang : Pengukuran investasi jangka panjang adalah sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

66 Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, tercatat, atau nilai wajar lainnya. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran investasi jangka panjang pemerintah daerah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah daerah adalah sebesar biaya perolehan atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada. Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode, yaitu : 1) Metode Biaya Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada usaha/badan hukum yang terkait. 2) Metode Ekuitas Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah daerah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah daerah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah daerah akan mengurangi nilai investasi pemerintah daerah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah daerah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap. 3) Metode Nilai Bersih yang dapat Direalisasikan Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat. LKD Kota Pekalongan Tahun

67 Penggunaan metode diatas didasarkan pada kriteria sebagai berikut : a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya; b. Kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikakn menggunakan metode ekuitas; c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas. d. Kepemilikan bersifat non permanen menggunakan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan. b. Investasi Non Permanen Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Pengukuran investasi non permanen adalah sebagai berikut : Investasi non permanen misalnya dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. Sedangkan investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan perbankan yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Investasi non permanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga. c. Investasi Permanen Invetasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Pengukuran investasi permanen adalah sebagai berikut ; Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah daerah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut. LKD Kota Pekalongan Tahun

68 Pengakuan Hasil Investasi Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah daerah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba yang diperoleh oleh pemerintah daerah akan dicatat mengurangi nilai investasi pemerintah daerah dan dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Kecuali untuk dividen dalam bentuk saham yang diterima akan menambah nilai investasi pemerintah daerah dan ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah yang sama. 7) Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah Kota Pekalongan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari : Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Jaringan dan Instalasi; Aset Tetap Lainnya; Konstruksi Dalam Pengerjaan; dan Akumulasi Penyusutan. Pengukuran Aset Tetap : Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap baiya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. LKD Kota Pekalongan Tahun

69 Pengakuan Aset Tetap Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria: a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan; dan e. Aset tersebut membutuhkan belanja pemeliharaan. Pengakuan aset tetap sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya. Penilaian Awal Aset Tetap Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, LKD Kota Pekalongan Tahun

70 suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada. Kapitalisasi Aset Tetap Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilainilai aset tersebut. Pengeluaran yang Dikapitalisasi a. Pengeluaran yang dikapitalisasikan dilakukan terhadap pengadaan tanah, pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai, dan pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya. b. Pengeluaran yang dikapitalisasi adalah sebagai berikut : 1) Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran, dan pengurugan; 2) Pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai meliputi harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, dan biaya selama masa uji coba; 3) Pembuatan perlatan, mesin dan bangunan meliputi : (a) Pembuatan peralatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran sebesar nilai kontrak ditambah biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan; (b) Pembuatan peralatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan dan biaya perizinan. LKD Kota Pekalongan Tahun

71 4) Pembangunan gedung dan bangunan meliputi : (a) Pembangunan gedung dan bangunan yang dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama; (b) Pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama. 5) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan meliputi : (a) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan; (b) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan. 6) Pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai meliputi harga kontrak/beli, ongkos angkut, dan biaya asuransi. 7) Pembangunan/pembuatan aset tetap lainnya (a) Pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya yang dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, LKD Kota Pekalongan Tahun

72 biaya perencanaan dan pengawasan, dan biaya perizinan; (b) Pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai, meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan. Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap adalah pengeluaran pengadaan/pembangunan baru yang dapat menambah nilai aset tetap dengan kriteria sebagai berikut: a. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan; b. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual; c. Barang yang dibeli merupakan obyek pemeliharaan atau barang tersebut memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara; d. Perolehan barang tersebut untuk digunakan dan tidak untuk dijual / dihibahkan / disumbangkan /diserahkan kepada pihak ketiga; dan e. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap. Nilai Satuan Minimum Pemeliharaan Kapitalisasi Aset Tetap adalah pengeluaran pemeliharaan yang dapat menambah nilai aset tetap dengan kriteria sebagai berikut: a. Bertambah ekonomis/efisien, dan/atau; b. Bertambah umur ekonomis, dan/atau; c. Bertambah volume, dan/atau; d. Bertambah kapasitas produksi, dan/atau e. Bertambah estetika/keindahan/kenyamanan. LKD Kota Pekalongan Tahun

73 Pertukaran Aset Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh, yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas. Aset Donasi Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Pengeluaran Setelah Perolehan Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Pengukuran Berikutnya terhadap Pengakuan Awal Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Penyusutan Aset Tetap Metode penyusutan yang digunakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan adalah metode garis lurus. LKD Kota Pekalongan Tahun

74 Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Penilaian Kembali Aset Tetap Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan Pemerintah Kota Pekalongan yang berlaku secara nasional. Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif Pemerintah Kota Pekalongan tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Akuntansi Tanah Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Peralatan dan Mesin Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Gedung dan Bangunan Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian LKD Kota Pekalongan Tahun

75 atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak. Jalan, Jaringan dan Instalasi Biaya perolehan jalan, jaringan, dan instalasi menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, jaringan, dan instalasi sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan, dan instalasi tersebut siap pakai. Aset Tetap Lainnya Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai Konstruksi dalam Pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. 8) Aset Lainnya Aset lainya adalah aset Pemerintah Kota Pekalongan yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana cadangan. Aset Lainnya terdiri dari : Tagihan piutang penjualan angsuran Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas umum daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah; Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas umum daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. Tuntutan Ganti Rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keterangan Tanggungjawab Mutlak (SKTM) setelah dikurangi LKD Kota Pekalongan Tahun

76 dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas umum daerah. Kemitraan dengan Pihak Ketiga; Bangun, Kelola, Serah (BKS) dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk membangun aset BKS tersebut. Aset yang berada dalam BKS ini disajikan terpisah dari Aset Tetap. Bangun, Serah, Kelola (BSK) dicatat sebesar nilai perolehan aset yang dibangun, yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga/investor untuk membangun aset tersebut. Aset Tak Berwujud; Aset tidak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan sendiri oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Aset Lain-lain. 2. Pengukuran Kewajiban Dalam neraca Pemerintah Kota Pekalongan, kewajiban diklasifikasikan dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Pengukuran kewajiban : Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Sentral pada tanggal neraca. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban Pemerintah Kota Pekalongan pada surat utang Pemerintah Kota Pekalongan yang substansinya sama dengan SUN. Untuk utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa perhitungan pihak ketiga (PFK) yang belum disetorkan ke pihak lain harus dicatat sebagai utang perhitungan pihak ketiga pada laporan keuangan sebesar jumlah yang masih harus disetorkan. LKD Kota Pekalongan Tahun

77 Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) setelah tanggal pelaporan. Untuk Utang Pemerintah Kota Pekalongan yang tidak dapat diperjualbelikan, nilai nominal atas utang Pemerintah Kota Pekalongan tersebut merupakan kewajiban Pemerintah Kota Pekalongan kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggal pelaporan. Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat sekarang dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul. 3. Pengukuran Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah. Pendapatan LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode pelaporan yang bersangkutan. Pengukuran Pendapatan LRA dan Pendapatan LO adalah sebagai berikut : Pendapatan LRA dan Pendapatan LO diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan Hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengan Bank Indonesia. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang akan diterima dan atau akan diterima. Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing akan dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan. LKD Kota Pekalongan Tahun

78 Pendapatan Retribusi Daerah : Pendapatan retribusi daerah yang diperoleh melalui penerbitan karcis diakui pada saat kas yang berasal dari pendapatan tersebut diterima oleh Bendahara Penerimaan SKPD. Pendapatan retribusi daerah yang diperoleh melalui kontrak antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan pihak ketiga diakui pada tanggal ditandatanganinya kontrak tersebut. Pendapatan retribusi daerah yang diperoleh dari penerbitan SKR-D diakui pada tanggal diterbitkannya SKR-D tersebut dan akan disesuaikan setelah diadakan terlebih dahulu pemeriksaan retribusi pada akhir tahun. Pendapatan dari BUMD Pendapatan yang berasal dari laba BUMD diakui pada tanggal terbitnya Laporan Keuangan Auditan oleh Kantor Akuntan Publik atau pada saat selesainya RUPS. Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan pajak daerah yang diperoleh melalui kontrak antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan pihak ketiga diakui pada tanggal ditandatanganinya kontrak tersebut. Pendapatan pajak daerah yang diperoleh dari penerbitan SKP-D diakui pada tanggal diterbitkannya SKP-D tersebut dan akan disesuaikan setelah terlebih dahulu pemeriksaan pajak pada akhir tahun. 4. Pengukuran Belanja dan Beban Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas dana, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Pengukuran Belanja adalah sebagai berikut : Belanja diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan, pengukuran belanja non modal menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. LKD Kota Pekalongan Tahun

79 Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam pengukuran aset tetap. Belanja yang diukur dengan mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan belanja. Pengakuan Belanja Belanja diakui pada saat : a. Timbulya kewajiban. Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan kewajiban dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah Pemerintah Kota Pekalongan. b. Terjadinya pengeluaran kas. Yang dimaksud dengan terjadinya pengeluaran kas adalah saat terjadinya pengeluaran uang dari bendahara pengeluaran SKPD atau bendahara umum daerah Pemerintah Kota Pekalongan untuk: pembayaran gaji pegawai; membiayai pelaksanaan suatu kegiatan. c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa. Yang dimaksud dengan penurunan manfaat ekonomis/potensi jasa adalah penurunan aktiva/potensi jasa yang terjadi sebagai akibat penggunaan aktiva tersebut. Koreksi atas belanja, termasuk penerimaan kembali belanja, yang terjadi pada periode belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas belanja dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Pengakuan Akuntansi atas Belanja Barang Pakai Habis dan Belanja Modal. Suatu belanja akan diperlakukan sebagai belanja modal (nantinya akan menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : a. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan. b. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual. c. Pengeluaran untuk persatuan peralatan dan mesin yang sama dan atau lebih dari Rp ,00 (tiga ratus ribu rupiah). d. Pengeluaran selain peralatan dan mesin serta aset tetap lainnya yang sama atau lebih dari Rp ,00 (sepuluh juta rupiah). LKD Kota Pekalongan Tahun

80 Belanja yang tidak memenuhi kriteria diatas merupakan belanja barang dan jasa. Perlakuan Akuntansi Belanja Pemeliharaan Suatu belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut: a. Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara: Bertambah ekonomis/efisien, dan/atau Bertambah umur ekonomis, dan/atau Bertambah volume, dan/atau Bertambah kapasitas produksi. b. Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan. Belanja yang tidak memenuhi kriteria tersebut, merupakan belanja barang dan jasa. Belanja Hibah Belanja hibah adalah pengeluaran anggaran untuk pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah pusat atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas dan ditetapkan dengan keputusan walikota. Pemberian hibah dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang atau jasa di catat dan diakui sebesar nilai yang dikeluarkan dan dapat diberikan kepada pemerintah daerah tertentu sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Belanja Bantuan Sosial Belanja bantuan sosial adalah pengeluaran anggaran untuk pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai politik. LKD Kota Pekalongan Tahun

81 Pemberian bantuan sosial dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang atau jasa dicatat dan diakui sebagai belanja bantuan sosial sebesar nilai yang dikeluarkan. Bantuan sosial tersebut diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran. Belanja Bagi Hasil Belanja bagi hasil dicatat dan diakui sebesar nilai yang dikeluarkan. Apabila pada akhir tahun belum direalisasi, maka akan menjadi utang sebesar nilai yang harus dibayar. Kemudian dibalik (reverse) pada awal tahun berikutnya, dan pada saat realisasi belanja bagi hasil, mekanismenya melalui belanja bagi hasil. Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga Belanja Bantuan Keuangan Bantuan keuangan dalam bentuk uang, barang dan jasa dicatat dan diakui sebagai belanja bantuan keuangan sebesar nilai yang dikeluarkan. Pengukuran Beban adalah sebagai berikut : Beban diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan dan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. Beban yang diukur dengan mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan beban. Pengakuan Beban Beban diakui pada saat : a. Timbulnya kewajiban Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah b. Terjadinya konsumsi aset LKD Kota Pekalongan Tahun

82 Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi asset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset non kas dalam kegiatan operasional pemerintah. c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa Terjadinya penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai asset sehubungan dengan penggunaan asset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh adalah penyusutan atau amortisasi. Dalam hal badan layanan umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Beban transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang undangan. Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang terjadi pada periode beban dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas beban dibukukan dalam pendapatan lain-lain. C. Penerapan Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 1. Pengakuan Pendapatan LRA Berkaitan dengan pengakuan pendapatan LRA, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran pada paragraph 21 menyatakan bahwa Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Dalam PSAP Nomor 2 tentang Pengakuan Pendapatan yang diterima pada Kas Umum Negara/Daerah, bahwa pendapatan tersebut termasuk Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan yang sebagai pendapatan negara/daerah dan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN/RKUD, dengan ketentuan bendahara penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUN/BUD. Dalam laporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan : LKD Kota Pekalongan Tahun

83 Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan LRA. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan LRA pada periode yang sama. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada akun SILPA pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. 2. Pengakuan Pendapatan LO Berkaitan dengan pengakuan pendapatan LO, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 12 tentang Laporan Operasional, paragraph 19 menyatakan bahwa Pendapatan-LO diakui pada saat : (a) Timbulnya hak atas pendapatan; (b) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Dalam laporan operasional Pemerintah Kota Pekalongan, Pendapatan LO diakui pada saat : a. Pemerintah Kota Pekalongan memiliki hak atas pendapatan. b. Pemerintah Kota Pekalongan menerima kas yang berasal dari pendapatan. Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundangundangan, diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih. LKD Kota Pekalongan Tahun

84 Pendapatan-LO diakui pada saat direalisasi artinya pendapatan diakui apabila kas telah diterima oleh Pemerintah Kota Pekalongan di rekening kas umum daerah. Pendapatan-LO diakui pada saat dapat direalisasi jika kemungkinan besar kas akan diterima oleh pemerintah, dapat diukur secara andal, dan kemungkinan besar potensi ekonomi akan mengalir masuk ke rekening kas umum daerah. Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-lo pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-lo yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-lo yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada akun SILPA pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Dalam hal badan layanan umum daerah, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum daerah. 3. Pengakuan Belanja Berkaitan dengan pengakuan belanja, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran pada paragraph 31 dan 32 menyatakan sebagai berikut : 31. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dan Rekening Kas Umum Negara/Daerah. 32. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Untuk memenuhi ketentuan paragraph 31 tersebut diatas, belanja yang pembayarannya diajukan melalui Surat Perintah Membayar Langsung LKD Kota Pekalongan Tahun

85 (SPM LS) diakui pada saat diterbitkannya SP2D atas SPM LS tersebut. Sedangkan pelaksanaan ketentuan paragraph 32, untuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran melalui bendahara pengeluaran dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Kuasa BUD menerbitkan SP2D Ganti Uang (GU) sebagai perintah pencairan dana sekaligus sebagai bentuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran Uang Persediaan (UP) yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. Pada akhir tahun diterbitkan SP2D Nihil sebagai pengesahan atas penggunaan UP. (2) Kuasa BUD menerbitkan SP2D Nihil atas pengeluaran Tambah Uang (TU) sebagai pengesahan atas pertangggungjawaban pengeluaran TU. D. Metode Penilaian Investasi PSAP No. 06 tentang Akuntansi Investasi pada paragraph 36 dan 37 mengatur metode penilaian yang digunakan pada investasi pemerintah, yaitu : (a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya; (b) Kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas; (c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas; (d) Kepemilikan bersifat nonpermanent menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. Sesuai dengan ketentuan dalam paragraf 36 dan 37 tersebut, pada laporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 untuk penilaian investasi Pemerintah Kota Pekalongan adalah sebagai berikut : a. Investasi Pemerintah Kota Pekalongan pada PDAM Kota Pekalongan, PD BPR Bank Pekalongan, PD BKK Pekalongan Utara dan PD BPR BKK Kota Pekalongan menggunakan metode ekuitas. b. Investasi Pemerintah Kota Pekalongan pada PT. Bank Jateng dan PRPP Jateng menggunakan metode biaya. LKD Kota Pekalongan Tahun

86 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1 Penjelasan Pos Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah disampaikan bahwa Pemerintah daerah menyajikan kembali LRA, Neraca dan LAK tahun sebelumnya pada tahun pertama penerapan SAP berbasis akrual. Berdasarkan pasal tersebut, guna memenuhi prinsip perbandingan antara laporan keuangan tahun sebelumnya dengan tahun 2015, maka Pemerintah Kota Pekalongan menyajikan kembali Laporan Realisasi Anggaran Kota Pekalongan per 31 Desember 2014 menjadi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Pekalongan per 1 Januari Pada LRA restatement ini terdapat perubahan pada kode rekening belanja barang dan jasa, belanja hibah, belanja peralatan dan mesin, serta belanja jalan, irigasi dan jaringan. Adapun penjelasan masing-masing rekening belanja tersebut akan diuraikan pada penjelasan masing-masing pos belanja Penjelasan Pos-Pos Pendapatan Realisasi pendapatan daerah Kota Pekalongan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami perkembangan yang positif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah / Berkurang ,860,254, ,929,023, ,068,769, ,105,910, ,166,700, ,060,790, ,193,332, ,375,467, ,182,135, ,087,541, ,110,364, ,022,823, ,541,441, ,733,612, (8,807,828,527) Pendapatan Daerah Kota Pekalongan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Realisasi pendapatan daerah tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus sembilan milyar tujuh ratus tiga puluh tiga juta enam ratus dua belas ribu empat ratus tujuh puluh tiga rupiah) atau sebesar 98,92% dari anggaran setelah LKD Kota Pekalongan Tahun

87 perubahan sebesar Rp ,00 (delapan ratus delapan belas milyar lima ratus empat puluh satu juta empat ratus empat puluh satu ribu rupiah). Realisasi pendapatan daerah tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 6,25% atau sebesar Rp ,00 (empat puluh tujuh milyar enam ratus dua puluh tiga juta dua ratus empat puluh delapan ribu seratus delapan belas rupiah) dari realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus enam puluh dua milyar seratus sepuluh juta tiga ratus enam puluh empat ribu tiga ratus lima puluh lima rupiah). Anggaran dan realisasi pendapatan daerah 31 Desember 2015 dan 1 Januari 2015 dapat dirinci sebagai berikut : Pendapatan Daerah : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Pendapatan Asli Daerah 155,549,952, ,044,596, ,065,424,017 Pendapatan Transfer 632,150,196, ,460,716, ,131,875,764 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 30,841,293,000 30,228,299, ,913,064,574 Jumlah 818,541,441, ,733,612, ,110,364,355 Berdasarkan rincian pendapatan daerah tersebut diatas, terlihat bahwa pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan transfer tidak memenuhi target yang sudah ditetapkan dalam APBD Perubahan tahun Jika dilihat dari sumber pendanaan dalam membiayai pembangunan di Pemerintah Kota Pekalongan maka bergantung kepada Pemerintah Pusat. Hal ini dapat dilihat pada grafik 5.2 dibawah ini. Gambar 5.2 Proporsi Pos-Pos Pendapatan terhadap Total Pendapatan Daerah 4% 19% PAD Pendapatan Transfer 77% Lain-lain Pendapatan Yang Sah Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015, pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2015 memberikan kontribusi sebesar 19% LKD Kota Pekalongan Tahun

88 dari total pendapatan daerah, sedangkan sumber pendanaan dari pemerintah baik pemerintah pusat dan pemerintah propinsi masih menjadi dominan dalam pendanaan pembiayaan pembangunan di Kota Pekalongan yang mempunyai proporsi 81% dari total pendapatan daerah Kota Pekalongan. Proporsi masingmasing pos pendapatan terhadap total pendapatan pada 31 Desember 2015 masih sama dengan proporsi pada 1 Januari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Pekalongan tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh dua milyar empat puluh empat juta lima ratus sembilan puluh enam ribu tiga ratus tiga puluh dua rupiah) atau sebesar 97,75% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh lima milyar lima ratus empat puluh sembilan juta sembilan ratus lima puluh dua ribu rupiah). Realisasi penerimaan pendapatan asli daerah dapat dirinci sebagai berikut : Uraian 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Pajak Daerah 41,690,000,000 47,499,120, ,209,839,165 Retribusi Daerah 14,947,160,000 16,594,929, ,140,630,188 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 3,870,000,000 3,181,034, ,503,688,202 Lain-lain PAD yang sah 95,042,792,000 84,769,512, ,211,266,462 Jumlah 155,549,952, ,044,596, ,065,424,017 Realisasi pendapatan asli daerah tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 5,54% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (seratus empat puluh empat milyar enam puluh lima juta empat ratus dua puluh empat ribu tujuh belas rupiah). Realisasi masing-masing jenis pendapatan asli daerah 31 Desember 2015 dan 1 Januari 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pajak Daerah Pajak daerah merupakan suatu bentuk iuran wajib yang dibebankan kepada perorangan dan atau badan tanpa imbalan langsung. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pajak daerah yang dapat dipungut oleh Pemerintah Kota Pekalongan sebanyak 9 jenis pajak yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak LKD Kota Pekalongan Tahun

89 parkir, pajak sarang burung walet, pajak air tanah dan pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Pajak Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Kota Pekalongan. Pemungutan, penerimaan dan pengelolaan pendapatan Pajak Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ( DPPKAD ) Kota Pekalongan selaku SKPKD. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, yang menyebutkan bahwa apabila pemungutan pajak dilakukan oleh pejabat pengelolaan keuangan daerah (PPKD) selaku BUD, maka pajak daerah dianggarkan dan dicatat oleh PPKD. Pemungutan pajak daerah di Pemerintah Kota Pekalongan menerapkan mekanisme penetapan oleh aparat (official assessment) dan mekanisme penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Jenis pajak yang menggunakan mekanisme official assessment seperti PBB, pajak reklame dan pajak air bawah tanah, sedangkan yang menggunakan self assessment seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan, BPHTB, pajak parkir dan pajak sarang burung wallet. Realisasi penerimaan pajak daerah tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (empat puluh tujuh milyar empat ratus sembilan puluh sembilan juta seratus dua puluh ribu seratus sembilan puluh rupiah) atau sebesar 113,93% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat puluh satu milyar enam ratus sembilan puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan pajak 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 12,53% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (empat puluh dua milyar dua ratus sembilan juta delapan ratus tiga puluh sembilan ribu seratus enam puluh lima rupiah). Adapun rincian pendapatan pajak daerah adalah sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

90 Pajak Daerah: 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Hotel 2,350,000,000 2,665,353, ,115,348,957 Restoran 2,800,000,000 3,679,870, ,055,539,051 Hiburan 490,000, ,827, ,794,025 Reklame 1,350,000,000 1,368,048, ,291,626,457 Penerangan Jalan 16,500,000,000 17,057,286, ,083,636,083 Parkir 160,000, ,995, ,210,200 Air Bawah Tanah 220,000, ,242, ,162,017 Sarang Burung Walet 20,000,000 5,350, ,075,000 PBB 8,300,000,000 10,072,141, ,428,903,041 BPHTB 9,500,000,000 11,522,004, ,291,544,334 Jumlah 41,690,000,000 47,499,120, ,209,839,165 Berdasarkan tabel diatas, hampir semua jenis pajak terealisasi melebihi target yang sudah ditetapkan dalam APBD Perubahan, kecuali pajak sarang burung walet yang terealisasi hanya 26,75%. a. Pajak Hotel Penerimaan dari pajak hotel berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel dengan tarif sebesar 10% dari pendapatan hotel setiap bulan. Realisasi penerimaan pajak hotel tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (dua milyar enam ratus enam puluh lima juta tiga ratus lima puluh tiga ribu delapan ratus enam puluh lima rupiah) atau 113,42% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah), dan naik sebesar 26% dari realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (dua milyar seratus lima belas juta tiga ratus empat puluh delapan ribu sembilan ratus lima puluh tujuh rupiah). Pendapatan hotel terdiri dari : Pajak Hotel : 31-Des Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Hotel Bintang Satu , Hotel Melati Satu , Losmen/Rumah , Jumlah , Peningkatan penerimaan pajak hotel dikarenakan : Adanya peningkatan upaya intensifikasi dan pengawasan kepada wajib pajak hotel di Kota Pekalongan melalui Tim Intensifikasi Pajak LKD Kota Pekalongan Tahun

91 Daerah untuk meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kewajiban pajak. Adanya penambahan obyek pajak baru seperti Hotel The Sidji dan Hotel Santika. b. Pajak Restoran Penerimaan pajak restoran berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran dengan tarif sebesar 10% dari omset. Realisasi penerimaan pajak restoran tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tiga milyar enam ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh ribu seratus enam belas rupiah) atau sebesar 131,42% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua milyar delapan ratus juta rupiah). Penerimaan pajak restoran ini mengalami kenaikan sebesar 20,43% dari penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tiga milyar lima puluh lima juta lima ratus tiga puluh sembilan ribu lima puluh satu rupiah). Pajak Restoran 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Restoran 1,900,000,000 2,538,386, ,921,127,842 Rumah Makan ,118,805 Café ,305,000 Katering 900,000,000 1,141,483, ,000,987,404 Jumlah 2,800,000,000 3,679,870, ,055,539,051 Pada tahun 2015, pajak rumah makan dan cafe dimasukkan dalam pajak restoran. Kenaikan penerimaan pajak restoran ini dikarenakan : Adanya peningkatan upaya intensifikasi dan pengawasan kepada wajib pajak restoran di Kota Pekalongan melalui Tim Intensifikasi Pajak Daerah untuk meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kewajiban pajak. Adanya penambahan objek pajak restoran baru seperti objek pajak katering. c. Pajak Hiburan Pajak Hiburan berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan, jenis pajak hiburan terdiri : dari pertunjukan dan keramaian umum yang menggunakan sarana film di bioskop besar 20%, bioskop mini sebesar 10% dan bioskop keliling sebesar 5%. Pagelaran kesenian, LKD Kota Pekalongan Tahun

92 musik, tari, dan/atau busana sebesar 15%. Kontes kecantikan, binaraga, pameran dan sejenisnya sebesar 15%. Diskotik, karaoke, klub malam dan sejenisnya sebesar 30%. Sirkus, akrobat, dan sulap sebesar 15%. Permainan billyar, golf dan bowling sebesar 25%. Pacuan kuda, kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan sebesar 25%. Panti Pijat, refleksi, mandi uap/spa dan sejenisnya sebear 45%. Pusat Kebugaran dan sejenisnya sebesar 10%. Pertandingan olahraga dan sejenisnya sebesar 10%. Kesenian pertunjukan rakyat/ tradisional sebesar 5%. Realisasi penerimaan pajak hiburan tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (enam ratus empat puluh tiga juta delapan ratus dua puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga belas rupiah) atau sebesar 131,39% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat ratus sembilan puluh juta rupiah). Penerimaan ini naik sebesar 13,99% dari realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima ratus enam puluh empat juta tujuh ratus sembilan puluh empat ribu dua puluh lima rupiah). Rincian penerimaan pajak hiburan tahun 2015 adalah sebagai berikut : Pajak Hiburan : 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Tontonan Film/Bioskop 73,800,000 65,450, ,300,000 Pagelaran Kesenian /Musik/Tari/Busana 31-Dec ,000 6,762,500 1, ,845,000 Karaoke 214,400, ,483, ,539,794 Permainan Biliar 3,300,000 3,600, ,785,000 Permainan Ketangkasan 163,860, ,348, ,314,607 Mandi Uap/Spa 20,400,000 27,968, ,629,624 Pusat Kebugaran 13,800,000 20,215, ,380,000 Jumlah 490,000, ,827, ,794,025 Kenaikan penerimaan pajak hiburan ini dikarenakan adanya upaya intensifikasi dan pengawasan oleh Tim Intensifikasi. d. Pajak Reklame Pajak Reklame berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame dengan tarif sebesar 25% dari nilai sewa reklame. Realisasi penerimaan pajak reklame tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus enam puluh delapan juta empat puluh delapan ribu empat puluh empat rupiah) atau sebesar LKD Kota Pekalongan Tahun

93 101,34% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah). Penerimaan pajak reklame mengalami kenaikan sebesar 5,92% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (satu milyar dua ratus sembilan puluh satu juta enam ratus dua puluh enam ribu empat ratus lima puluh tujuh rupiah). Kenaikan ini dikarenakan adanya penambahan obyek pajak baru dan intensifikasi penagihan. e. Pajak Penerangan Jalan Pajak Penerangan Jalan berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2011 Pajak Penerangan Jalan, dengan tarif sebesar 5% dari pembayaran. Realisasi penerimaan pajak penerangan jalan tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh belas milyar lima puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh enam ribu lima rupiah) atau sebesar 103,38% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (enam belas milyar lima ratus juta rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 13,08% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima belas milyar delapan puluh tiga juta enam ratus tiga puluh enam ribu delapan puluh tiga rupiah). Rincian penerimaan pajak penerangan jalan dapat disajikan sebagai berikut : Pajak Penerangan Jalan : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Penerangan Jalan PLN 16,498,000,000 17,056,398, ,082,774,204 Penerangan Jalan Non PLN 2,000, , ,879 Jumlah 16,500,000,000 17,057,286, ,083,636,083 Kenaikan penerimaan tahun 2015 dikarenakan adanya kenaikan tarif dasar listrik. f. Pajak Parkir Pajak Parkir berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir, yang ditetapkan dengan tarif sebesar 20% dari dasar pengenaan pajak. Realisasi penerimaan pajak parkir tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh lima ribu delapan ratus lima puluh rupiah) atau sebesar 131,25% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (seratus LKD Kota Pekalongan Tahun

94 enam puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 35,30% jika dibandingkan dengan penerimaan pajak parkir 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh lima juta dua ratus sepuluh rupiah). Kenaikan penerimaan pajak parkir dikarenakan meningkatnya omset obyek pajak parkir. g. Pajak Air Bawah Tanah Pajak air bawah tanah diatur dengan Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Air bawah tanah yang ditetapkan dengan tarif sebesar 20% dari dasar pengenaan pajak. Realisasi penerimaan pajak air bawah tanah pada tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus tujuh puluh lima juta dua ratus empat puluh dua ribu sembilan ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah) atau sebesar 125,11% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus dua puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan pajak ini mengalami kenaikan sebesar 27,33% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (dua ratus enam belas juta seratus enam puluh dua ribu tujuh belas rupiah). Kenaikan penerimaan pajak ini dikarenakan meningkatnya omset pajak air tanah. h. Pajak Sarang Burung Walet Pajak Sarang Burung Walet diatur dengan Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pajak Sarang Burung Wallet, yang ditetapkan dengan tarif sebesar 10% dari dasar pengenaan pajak. Realisasi penerimaan pajak sarang burung walet tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (lima juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar 26,75% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan sarang burung walet mengalami penurunan sebesar 24,38% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh juta tujuh puluh lima ribu rupiah). Penurunan ini dikarenakan beberapa obyek pajak sarang burung walet telah tutup dan sudah beralih fungsi. i. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Pemerintah Kota Pekalongan mengelola Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2) sebagai pajak daerah mulai 1 LKD Kota Pekalongan Tahun

95 Januari Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar tujuh puluh dua juta seratus empat puluh satu ribu dua ratus tujuh puluh rupiah) atau sebesar 121,35% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan milyar tiga ratus juta rupiah). Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan ini mengalami kenaikan sebesar 19,50% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (delapan milyar empat ratus dua puluh delapan juta Sembilan ratus tiga ribu empat puluh satu rupiah). Kenaikan penerimaan ini dikarenakan adanya upaya intensifikasi dan meningkatnya kesadaran dalam memenuhi kewajiban pajak. j. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan diatur dengan Perda Nomor 8 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang ditetapkan dengan tarif sebesar 5% dari dasar pengenaan pajak. Realisasi penerimaan pajak BPHTB tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (sebelas milyar lima ratus dua puluh dua juta empat ribu seratus lima puluh empat rupiah) atau sebesar 121,28% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan milyar lima ratus juta rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 2,04% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (sebelas milyar dua ratus sembilan puluh satu juta lima ratus empat puluh empat ribu tiga ratus tiga puluh empat rupiah). 2. Retribusi Daerah Retribusi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Jenis Retribusi Daerah yang menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah Kota Pekalongan meliputi: Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi LKD Kota Pekalongan Tahun

96 Perijinan tertentu. Ketiga obyek retribusi tersebut dibagi lagi menjadi 19 jenis penerimaan. Retribusi Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Perda, dan terkait langsung dengan pelayanan umum yang diberikan oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Pemungutan dan pengelolaan Pendapatan Retribusi Daerah dilakukan oleh masing-masing SKPD Penghasil Pendapatan. Rincian pendapatan retribusi daerah dapat disajikan sebagai berikut : Retribusi Daerah : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Ret. Jasa Umum 9,147,276,000 9,788,085, ,259,248,187 Ret. Jasa Usaha 4,367,244,000 4,692,550, ,316,200,801 Ret. Perijinan Tertentu 1,432,640,000 2,114,293, ,565,181,200 Jumlah 14,947,160,000 16,594,929, ,140,630,188 Realisasi pendapatan retribusi daerah tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (enam belas milyar lima ratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus dua puluh sembilan ribu seratus dua belas rupiah) atau 111,02% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat belas milyar sembilan ratus empat puluh tujuh juta seratus enam puluh ribu rupiah). Realisasi penerimaan retribusi daerah memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah sebesar 10,91%. Realisasi penerimaan retribusi tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 9,61% jika dibandingkan dengan penerimaan retribusi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima belas milyar seratus empat puluh juta enam ratus tiga puluh ribu seratus delapan puluh delapan rupiah). Pencapaian target retribusi tahun 2015 dikarenakan beberapa hal, antara lain optimalisasi pemungutan, peningkatan jumlah obyek retribusi dan peningkatan tarif. Rincian lebih lanjut realisasi penerimaan retribusi adalah sebagai berikut : a. Retribusi Jasa Umum Penerimaan retribusi jasa umum sebesar Rp ,00 (Sembilan milyar tujuh ratus delapan puluh delapan juta delapan puluh lima ribu seratus empat belas rupiah) atau 107,01% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan milyar seratus empat puluh tujuh juta dua ratus tujuh puluh enam ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 5,71% jika dibandingkan penerimaan 1 LKD Kota Pekalongan Tahun

97 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 (sembilan milyar dua ratus lima puluh sembilan juta dua ratus empat puluh delapan ribu seratus delapan puluh tujuh rupiah). Penerimaan dari retribusi jasa umum dapat dirinci sebagai berikut : Retribusi Jasa Umum 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Pelayanan Kesehatan 648,640, ,535, ,345,021 Pelayanan Persampahan /Kebersihan 297,500, ,460, ,269,000 Penggantian Biaya KTP dan Akte Capil ,670,500 Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Pelayanan Parkir ditepi jalan umum 10,000,000 2,305, ,394, ,000, ,241, ,125,000 Pelayanan Pasar 2,037,076,000 2,121,115, ,897,651,150 Pengujian Kendaraan Bermotor 479,020, ,524, ,262,900 Pelayanan TPI 4,700,000,000 5,621,298, ,962,967,530 Pengendalian Menara Telekomunikasi 31-Dec ,040,000 33,604, ,563,086 Jumlah 9,147,276,000 9,788,085, ,259,248,187 Berdasarkan tabel diatas, terdapat beberapa jenis retribusi yang dapat memenuhi target penerimaan seperti retribusi palayanan kesehatan, pelayanan parkir ditepi jalan umum, retribusi pengujian kendaraan bermotor, dan retribusi pelayanan TPI. Sedangkan jenis retribusi yang tidak dapat tercapai seperti retribusi pelayanan persampahan, retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan, dan retribusi pengendalian menara telekomunikasi. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan terealisasi sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh tujuh juta empat ratus enam puluh ribu rupiah) atau 52,93% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah). Hal ini dikarenakan retribusi persampahan rumah tangga di tepi jalan, ruko dan warung tidak bisa mencapai target karena telah ditarik iuran oleh pihak lain/petugas kebersihan LPM/BKM) dan retribusi persampahan gang kecil tidak berjalan lancar karena terjadi tumpang tindih penarikan iuran kebersihan di tingkat RT. LKD Kota Pekalongan Tahun

98 Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan terealisasi sebesar Rp ,00 atau 23,05% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sepuluh juta rupiah). Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran WR untuk membayar retribusi meskipun sudah dilaksanakan penagihan. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi terealisasi sebesar Rp ,00 (tiga puluh tiga juta enam ratus empat ribu delapan ratus delapan puluh empat rupiah) atau 12,22% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus tujuh puluh lima juta empat puluh ribu rupiah). Hal ini dikarenakan Keputusan MK 46/PUU- XII/2014 yang memerintahkan kepada Pemda agar menghitung tarif retribusi pengendalian dan pengawasan menara telekomunikasi berdasarkan biaya yang dikeluarkan Pemda untuk melakukan kegiatan atas Penataan, Pengendalian dan Pengawasan Menara Telekomunikasi. b. Retribusi Jasa Usaha Penerimaan retribusi jasa usaha sebesar Rp ,00 (empat milyar enam ratus sembilan puluh dua juta lima ratus lima puluh ribu sembilan ratus empat puluh delapan rupiah) atau 107,45% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat milyar tiga ratus enam puluh tujuh juta dua ratus empat puluh empat ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 8,71% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 (empat milyar tiga ratus enam belas juta dua ratus ribu delapan ratus satu rupiah). Penerimaan retribusi jasa usaha dapat dirinci sebagai berikut : Retribusi Jasa Usaha: 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Pemakaian Kekayaan Daerah 2,523,516,000 2,728,776, ,589,016,801 Terminal 797,228, ,766, ,614,000 Tempat Penginapan /Pesanggrahan/Villa Penyediaan dan / atau Penyedotan Kakus 48,000,000 50,100, ,900,000 95,000,000 80,715, ,890,000 Rumah Potong Hewan 120,000, ,420, ,174,000 Tempat Rekreasi dan Olahraga 783,500, ,773, ,606,000 Jumlah 4,367,244,000 4,692,550, ,316,200,801 LKD Kota Pekalongan Tahun

99 Berdasarkan tabel diatas, hanya retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang tidak dapat tercapai, hal ini dikarenakan retribusi penyedotan kakus oleh swasta tidak mencapai target karena yang membuang tinja di TPA hanya 3 armada saja. c. Retribusi Perijinan Tertentu Penerimaan retribusi perijinan tertentu sebesar Rp ,00 (dua milyar seratus empat belas juta dua ratus sembilan puluh tiga ribu lima puluh rupiah) atau 147,58% dari anggaran setelah perubahan sebesar ,00 (satu milyar empat ratus tiga puluh dua juta enam ratus empat puluh ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 35,08% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 (satu milyar lima ratus enam puluh lima juta seratus delapan puluh satu ribu dua ratus rupiah). Penerimaan retribusi ijin tertentu dapat dirinci sebagai berikut : Retribusi Perijinan Tertentu : 31-Des Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Izin Mendirikan Bangunan , Izin Gangguan/Keramaian , Izin Trayek , Izin Usaha Perikanan , Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing , Jumlah , Berdasarkan tabel diatas, penerimaan retribusi perijinan tertentu yang tidak tercapai adalah retribusi izin mempekerjakan tenaga asing, hal ini dikarenakan pada tahun 2015, banyak tenaga asing yang bekerja di Kota Pekalongan tidak memperpanjang izin kerjanya dikarenakan kontrak kerja selesai dan kembali ke negara asalnya. 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan merupakan PAD dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (PMPD) pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (PD/BUMD), Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan Non Bank, dan pihak ketiga lainnya. Realisasi penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang LKD Kota Pekalongan Tahun

100 dipisahkan tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tiga milyar seratus delapan puluh satu juta tiga puluh empat ribu enam ratus tujuh belas rupiah) atau 82,20% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga milyar delapan ratus tujuh puluh juta rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 9,21% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 (tiga milyar lima ratus tiga juta enam ratus delapan puluh delapan ribu dua ratus dua rupiah). Rincian penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dapat disajikan sebagai berikut : Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusda 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi PD.BPR Bank Pekalongan 250,000, ,342, ,328,240 PT Bank Jateng 1,500,000,000 1,640,412, ,622,747,474 PD.BPR BKK Kota Pekalongan 130,000,000 26,660, ,668,838 PD.BKK Pekalongan Utara 690,000, ,652, ,121,150 PDAM Kota Pekalongan 1,300,000, ,967, ,822,500 Jumlah 3,870,000,000 3,181,034, ,503,688,202 Bedasarkan tabel diatas, penerimaan yang tidak tercapai adalah penerimaan bagi hasil dari PD BPR BKK Kota Pekalongan dan PDAM Kota Pekalongan. Penerimaan PD BPR BKK Kota Pekalongan terealisasi sebesar Rp ,00 (dua puluh enam juta enam ratus enam puluh ribu dua ratus enam puluh lima rupiah) atau 20,51% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (seratus tiga puluh juta rupiah). Hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan peraturan Bank Indonesia No. 13/26 tahun 2011 yang mengatur tentang PPAP dimana terdapat perbedaan dalam penjaminan agunan : Kredit macet 2 tahun, jaminan diakui hanya 50% sebagai pengurang dan Kredit macet 3 tahun atau lebih maka jaminan tidak diakui sebagai pengurang. Penerimaan bagi hasil dari PDAM Kota Pekalongan terealiasi sebesar Rp ,00 (tiga ratus delapan puluh sembilan juta sembilan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) atau 30% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus juta rupiah). Hal ini dikarenakan laba PDAM turun dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan subsidi pemasangan baru MBR sejumlah SR (Rp. LKD Kota Pekalongan Tahun

101 ,-/SR) masuk dalam biaya perusahaan (Rp. 15 M) sedangkan subsidi MBR dari Pemerintah Pusat yang seharusnya masuk pendapatan diakui sebagai Penyertaan Modal sehingga tidak masuk pos pendapatan. 4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan pendapatan asli daerah dari berbagai sumber yang bersifat tidak tetap/rutin. Realisasi penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah sebesar Rp ,00 (delapan puluh empat milyar tujuh ratus enam puluh sembilan juta lima ratus dua belas ribu empat ratus tiga belas rupiah) atau 89,19% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan puluh lima milyar empat puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 1,87% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 (delapan puluh tiga milyar dua ratus sebelas juta dua ratus enam puluh enam ribu empat ratus enam puluh dua rupiah). Rincian lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dapat disajikan sebagai berikut : Lain-lain PAD Yang Sah : Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi 9,000,000 6,540, ,770,000 Penerimaan Jasa Giro 900,000,000 1,186,051, ,751,601 Penerimaan bunga deposito 7,830,000,000 9,863,957, ,460,104,220 Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 22,737, ,194, ,706,800 Pendapatan denda pajak 0 474,461, Pendapatan denda retribusi 78,500,000 45,725, ,650,000 Pendapatan dari pengembalian 0 316,621, Penerimaan lain-lain 2,590,000,000 3,162,321, ,859,547,944 Pendapatan BLUD 83,500,000,000 69,441,874, ,524,092,250 Penerimaan bunga pinjaman dana bergulir 31-Dec-15 87,555, ,765, ,821,013 Hasil Pengelolaan dana bergulir 14,822,634 Pendapatan sewa konstruksi reklame 25,000,000 10,000, ,000,000 Jumlah 95,042,792,000 84,769,512, ,211,266,462 Realisasi penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dapat dijelaskan sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

102 a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan Realisasi penerimaan hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan merupakan hasil penjualan drum bekas. Penerimaan ini terealisasi sebesar Rp ,00 (enam juta lima ratus empat puluh ribu rupiah) atau 72,67% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan juta rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 3,40% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam juta tujuh ratus tujuh puluh ribu rupiah). Penerimaan ini tidak tercapai dikarenakan berkurangnya penjualan bahan bekas bangunan. b. Penerimaan Jasa Giro Realisasi penerimaan jasa giro merupakan penerimaan jasa giro atas rekening giro kas umum daerah dan bunga atas rekening bendahara pengeluaran se Kota Pekalongan yang dikelola oleh PT. Bank Jateng Cabang Pekalongan. Penerimaan jasa giro ini terealisasi sebesar Rp ,00 (satu milyar seratus delapan puluh enam juta lima puluh satu ribu enam ratus dua puluh delapan rupiah) atau 131,78% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan ratus juta rupiah). Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 18,99% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (sembilan ratus sembilan puluh enam juta tujuh ratus lima puluh satu ribu enam ratus satu rupiah). c. Penerimaan Bunga Deposito Penerimaan bunga deposito merupakan hasil penempatan kas daerah yang belum dimanfaatkan untuk belanja daerah (idle cash) pada bank umum yang sehat dengan kisaran bunga antara 7,25% sampai dengan 8,5% perbulan. Realisasi penerimaan bunga deposito tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (sembilan milyar delapan ratus enam puluh tiga juta sembilan ratus lima puluh tujuh ribu dua ratus enam puluh delapan rupiah) atau 125,98% dari anggaran perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh milyar delapan ratus tiga puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan bunga deposito mengalami kenaikan sebesar 16,59% jika dibandingan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 LKD Kota Pekalongan Tahun

103 sebesar Rp ,00 (delapan milyar empat ratus enam puluh juta seratus empat ribu dua ratus dua puluh rupiah). d. Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR) Realisasi penerimaan tuntutan ganti kerugian daerah sebesar Rp ,00 (seratus satu juta seratus sembilan puluh empat ribu rupiah) atau 445,06% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua puluh dua juta tujuh ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). Realisasi penerimaan tuntuktan ganti kerugian daerah berasal dari penerimaan kerugian uang daerah, yang merupakan pengembalian atau penyetoran dana BPO/TKI anggota DPRD masa bakti , karena adanya upaya penagihan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Realisasi penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 440,95% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (delapan belas juta tujuh ratus enam ribu delapan ratus rupiah). e. Pendapatan Denda Pajak Realisasi pendapatan denda pajak sebesar Rp ,00 (empat ratus tujuh puluh empat juta empat ratus enam puluh satu ribu enam ratus lima puluh dua rupiah). Kenaikan pendapatan denda pajak dikarenakan adanya upaya penagihan denda pajak bumi dan bangunan. f. Pendapatan Denda Retribusi Pendapatan denda retribusi berasal dari penerimaan denda retribusi keterlambatan pengurusan akte catatan sipil sebesar Rp ,00 (empat puluh lima juta tujuh ratus dua puluh lima ribu rupiah) atau 58,25% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 37,06% jika dibandingkan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh puluh dua juta enam ratus lima puluh ribu rupiah). g. Pendapatan dari Pengembalian Realisasi pendapatan dari pengembalian merupakan pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan PNS akibat terbitnya LKD Kota Pekalongan Tahun

104 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, dan kelebihan pembayaran iuran BPJS kesehatan. Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (tiga ratus enam belas juta enam ratus dua puluh satu ribu dua ratus lima puluh lima rupiah). h. Penerimaan Lain-lain Realisasi penerimaan lain-lain adalah sebesar Rp ,00 (tiga milyar seratus enam puluh dua juta tiga ratus dua puluh satu ribu dua ratus lima puluh satu rupiah) atau 122,10% dari anggaran perubahan sebesar Rp ,00 (dua milyar lima ratus sembilan puluh juta rupiah). Penerimaan lain-lain ini mengalami kenaikan sebesar 70,06% jika dibandingkan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (satu milyar delapan ratus lima puluh sembilan juta lima ratus empat puluh tujuh ribu sembilan ratus empat puluh empat rupiah). Penerimaan lain-lain dapat dirinci sebagai berikut : Penerimaa Lain-Lain : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Penghapusan Barang 250,000, ,655, ,670,000 Percetakan Daerah 7,500, ,000,000 Sewa Hand Tractor 10,000,000 10,504, ,671,000 Penerimaan Kebon Bibit 2,500,000 2,500, ,500,000 Penerimaan RSPD 140,000, ,194, ,243,870 Penerimaan TV Batik 80,000, ,186, ,020,000 Penerimaan Sapi Gaduhan - 0 dan lain-lain 0 6,948, ,509,500 Pengembalian Kompensasi Tenaga Harian 0 0-1,500,000 Penerimaan Lainnya 2,100,000,000 2,566,333, ,412,433,574 Jumlah 2,590,000,000 3,162,321, ,859,547,944 i. Pendapatan BLUD Pendapatan BLUD terealisasi sebesar Rp ,00 (enam puluh sembilan milyar empat ratus empat puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus tujuh puluh satu rupiah) atau 83,16% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan puluh tiga milyar lima ratus juta rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 2,91% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 LKD Kota Pekalongan Tahun

105 (tujuh puluh satu milyar lima ratus dua puluh empat juta sembilan puluh dua ribu dua ratus lima puluh rupiah). Pendapatan BLUD dapat dirinci sebagai berikut : Pendapatan BLUD : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi BLUD RSUD Bendan 72,000,000,000 57,180,105, ,915,145,847 BLUD Puskesmas 11,500,000,000 12,261,769, ,608,946,403 Jumlah 83,500,000,000 69,441,874, ,524,092,250 Berdasarkan tabel diatas, pendapatan BLUD RSUD Bendan hanya terealisasi 79,42%. Hal ini dikarenakan karena dalam target pendapatan tahun 2015 direncanakan ada penambahan pendapatan yang berasal dari Jasa Layanan Rawat Inap Kelas 3 dan 5 Unit pelayanan Hemodialisa yang akan dilayani dengan pembangunan gedung baru yang sudah direncanakan sejak tahun 2014 dengan dana APBN. Pada tahun 2015 pembangunan gedung baru tidak dapat terealisasi karena RSUD Bendan Kota Pekalongan tidak mendapatkan dana APBN yang direncanakan untuk membangun gedung baru, sehingga tidak ada tambahan pelayanan sesuai yang telah direncanakan. j. Penerimaan bunga pinjaman dana bergulir Realisasi penerimaan bunga pinjaman dana bergulir sebesar Rp ,00 (seratus enam puluh juta tujuh ratus enam puluh lima ribu lima ratus delapan puluh delapan rupiah) atau 183,62% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan puluh tujuh juta lima ratus lima puluh lima ribu rupiah). Penerimaan ini bisa tercapai dikarenakan adanya upaya penagihan yang intensif dengan bekerjasama dengan KPKNL Kota Pekalongan kepada para debitur. Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 30,95% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (dua ratus tiga puluh dua juta delapan ratus dua puluh satu ribu tiga belas rupiah). k. Pendapatan Sewa Konstruksi Reklame Realisasi pendapatan sewa kontruksi reklame adalah sebesar Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) atau 40% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00. LKD Kota Pekalongan Tahun

106 Pendapatan Transfer Pendapatan transfer merupakan pendapatan daerah yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Realisasi pendapatan transfer tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam ratus dua puluh tujuh milyar empat ratus enam puluh juta tujuh ratus enam belas ribu tiga ratus lima puluh dua rupiah) atau 99,26% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (enam ratus tiga puluh dua milyar seratus lima puluh juta seratus sembilan puluh enam ribu rupiah). Realisasi penerimaan tansfer ini mengalami peningkatan sebesar 7,42% jika dibandingkan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima ratus delapan puluh empat milyar seratus tiga puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh lima ribu tujuh ratus enam puluh empat rupiah). Realisasi pendapatan transfer dapat dirinci sebagai berikut : Pendapatan Transfer : Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi 498,056,908, ,178,295, ,269,482,764 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 81,314,598,000 81,502,635, ,070,237,000 Transfer Pemerintah Provinsi 52,778,690,000 54,779,785, ,792,156,000 Jumlah 632,150,196, ,460,716, ,131,875,764 Pendapatan transfer dari pemerintah pusat memberikan kontribusi sebesar 77,49% terhadap total pendapatan Kota Pekalongan. Pendapatan transfer dapat dirinci sebagai berikut : 1. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan merupakan pendapatan yang berasal dari Pemerintah Pusat, yang terdiri dari bagi hasil pajak, bagi hasil sumber daya alam, DAU, dan DAK. Pendapatan transfer pemerintah pusat dana perimbangan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan transfer pemerintah pusat dana perimbangan dapat dirinci sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

107 Pendapatan Transfer - Dana Perimbangan : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak 29,968,690,000 23,504,861, ,031,160,317 Dana Bagi Hasil SDA 1,403,571, ,786, ,193,518,447 Dana Alokasi Umum 421,276,527, ,276,527, ,871,094,000 Dana Alokasi Khusus 45,408,120,000 45,408,120, ,173,710,000 Jumlah 498,056,908, ,178,295, ,269,482,764 Realisasi penerimaan transfer pemerintah pusat dana perimbanagn tahun 2015 adalal sebesar Rp ,00 (empat ratus sembilan puluh satu milyar seratus tujuh puluh delapan juta dua ratus sembilan puluh lima ribu enam ratus enam puluh lima rupiah) atau 98,62% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat ratus sembilan puluh delapan milyar lima puluh enam juta sembilan ratus delapan rupiah). Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 3,35% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (empat ratus tujuh puluh lima milyar dua ratus enam puluh sembilan juta empat ratus delapan puluh dua ribu tujuh ratus enam puluh empat rupiah). Rincian pendapatan transfer dana perimbangan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Dana Bagi Hasil Pajak Realisasi penerimaan dana bagi hasil pajak tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (dua puluh tiga milyar lima ratus empat juta delapan ratus enam puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh rupiah) atau 78,43% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua puluh sembilan milyar sembilan ratus enam puluh delapan juta enam ratus sembilan puluh ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 13,05% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (dua puluh tujuh milyar tiga puluh satu juta seratus enam puluh ribu tiga ratus tujuh belas rupiah). Penerimaan dana bagi hasil pajak dapat dirinci sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

108 Bagi Hasil Pajak - Pusat 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Bagi Hasil dari PBB 8,050,949,000 6,895,348, ,824,226,936 Bagi Hasil dari PPh 15,673,807,000 9,404,284, ,518,372,373 Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau 6,243,934,000 7,205,229, ,688,561,008 Jumlah 29,968,690,000 23,504,861, ,031,160,317 Rincian penerimaan bagi hasil pajak pusat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan Penerimaan bagi hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan PMK Nomor 249/PMK.07/2015, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil pajak bumi dan bangunan sebesar Rp ,00 (tujuh milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta lima ratus lima ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil dari pajak bumi dan bangunan sebesar Rp ,00 (enam milyar delapan ratus sembilan puluh lima juta tiga ratus empat puluh delapan ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) atau 85,65% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan milyar lima puluh juta sembilan ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini megalami kenaikan sebesar 1,04% jika dibandingkan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam milyar delapan ratus dua puluh empat juta dua ratus dua puluh enam ribu sembilan ratus tiga puluh enam rupiah). 2) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Penerimaan bagi hasil berdasarkan PMK Nomor 249/PMK.07/2015, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasi pajak penghasilan sebesar Rp ,00 (tiga belas milyar sembilan ratus tiga puluh juta lima ratus sembilan puluh ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini adalah sebesar Rp ,00 (sembilan milyar empat ratus empat juta dua ratus delapan puluh empat ribu dua ratus rupiah) atau 60% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (lima belas milyar enam ratus tujuh puluh tiga juta delapan ratus tujuh ribu rupiah). LKD Kota Pekalongan Tahun

109 Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 35,22% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (empat belas milyar lima ratus delapan belas juta tiga ratus tujuh puluh dua ribu tiga ratus tujuh puluh tiga rupiah). 3) Bagi hasil dari cukai hasil tembakau Berdasarkan PMK Nomor 135/PMK.07/2015 tentang Rincian dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2015, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil cukai hasil tembakau sebesar Rp ,00 (tujuh milyar dua ratus lima juta dua ratus dua puluh sembilan ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil cukai tembakau sebesar Rp ,00 (tujuh milyar dua ratus lima juta dua ratus dua puluh sembilan ribu rupiah) atau 115,40% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (enam milyar dua ratus puluh tiga juta sembilan ratus tiga puluh empat ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 26,66% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima milyar enam ratus delapan puluh delapan juta lima ratus enam puluh satu ribu delapan rupiah). b. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam sebesar Rp (sembilan ratus delapan puluh delapan juta tujuh ratus delapan puluh enam ribu tujuh ratus lima belas rupiah) atau 70,45% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (satu milyar empat ratus tiga juta lima ratus tujuh puluh satu ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 17,15% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (satu milyar seratus sembilan puluh tiga juta lima ratus delapan belas ribu empat ratus empat puluh tujuh rupiah). Rincian penerimaan bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam dapat dirinci sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

110 Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam : 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Sumber Daya Hutan 341,981, ,414, ,205,657 Pengutan Pengusahaan Perikanan 31-Dec ,093, ,264, ,182,410 Pertambangan Minyak Bumi 81,675,000 57,172, ,468,039 Pertambangan Gas Bumi 32,091,000 22,463, ,578,713 Pertambangan Panas Bui 15,416,000 11,570, ,602,070 Pertambangan Umum 17,315,000 26,900, ,481,558 Jumlah 1,403,571, ,786, ,193,518,447 Rincian penerimaan bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam dapat dirinci sebagai berikut : a. Bagi hasil dari provisi Sumber Daya Hutan Bagi hasil dari provisi Sumber Daya Hutan berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (tiga ratus empat puluh satu juta sembilan ratus delapan puluh satu ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (seratus enam puluh tujuh juta empat ratus empat belas ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan rupiah) atau 48,95% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga ratus empat puluh satu juta sembilan ratus delapan puluh satu ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 59,29% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (empat ratus sebelas juta dua ratus lima ribu enam ratus lima puluh tujuh rupiah). b. Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan Bagi hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (sembilan ratus lima belas juta sembilan puluh tiga ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga juta dua ratus enam puluh empat ribu tiga puluh tiga rupiah) atau 76,85% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 LKD Kota Pekalongan Tahun

111 (sembilan ratus lima belas juta sembilan puluh tiga ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 83,53% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tiga ratus delapan puluh tiga juta seratus delapan puluh dua ribu empat ratus sepuluh rupiah). c. Bagi Hasil Pertambangan Minyak Bumi Bagi hasil dari pertambangan minyak bumi berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (delapan puluh satu juta enam ratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (lima puluh tujuh juta seratus tujuh puluh dua ribu lima ratus rupiah) atau 70% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan puluh satu juta enam ratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Realisasi ini mengalami penurunan sebesar 75,92% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (dua ratus tiga puluh tujuh juta empat ratus enam puluh delapan ribu tiga puluh sembilan rupiah). d. Bagi hasil dari pertambangan gas bumi Bagi hasil dari pertambangan gas bumi berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (tiga puluh dua juta sembilan puluh satu ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (dua puluh dua juta empat ratus enam puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) atau 70% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga puluh dua juta sembilan puluh satu ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 60,30% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima puluh enam juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu tujuh ratus tiga belas rupiah). LKD Kota Pekalongan Tahun

112 e. Bagi hasil dari pertambangan panas bumi Bagi hasil dari pertambangan panas bumi berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (lima belas juta empat ratus enam belas rupiah). Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (sebelas juta lima ratus tujuh puluh ribu delapan ratus sembilan puluh tujuh rupiah) atau 75,06% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (lima belas juta empat ratus enam belas rupiah). Penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 14,93% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tiga belas juta enam ratus dua ribu tujuh puluh rupiah). f. Bagi hasil dari pertambangan umum Bagi hasil dari pertambangan umum berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (tujuh belas juta tiga ratus lima belas ribu rupiah). Penerimaan ini terealisasi sebesar Rp ,00 (dua puluh enam juta sembilan ratus ribu enam ratus delapan puluh enam rupiah) atau 155,36% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh belas juta tiga ratus lima belas ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 70,59% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (sembilan puluh satu juta empat ratus delapan puluh satu ribu lima ratus lima puluh delapan rupiah). c. Dana Alokasi Umum (DAU) Alokasi dana alokasi umum berdasarkan Perpres Nomor 162 Tahun Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (empat ratus dua puluh satu milyar dua ratus tujuh puluh enam juta lima ratus dua puluh tujuh rupiah). Realisasi penerimaan DAU sebesar Rp ,00 (empat ratus dua puluh satu milyar dua ratus tujuh puluh enam juta lima ratus dua puluh tujuh rupiah) atau 100% dari LKD Kota Pekalongan Tahun

113 anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat ratus dua puluh satu milyar dua ratus tujuh puluh enam juta lima ratus dua puluh tujuh rupiah). d. Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Kota Pekalongan berdasarkan Perpres Nomor 162 Tahun 2015 mendapatkan alokasi DAK sebesar Rp ,00 (tiga puluh sembilan milyar tiga ratus tiga puluh enam juta tujuh ratus dua puluh rupiah) dan berdasarkan PMK Nomor 92/PMK.07/2015 tentang Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tambahan Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 mendapatkan alokasi DAK Tambahan (Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja / P3K2) sebesar Rp ,00 (enam milyar tujuh puluh satu juta empat ratus ribu rupiah). Rincian penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat disajikan sebagai berikut : Dana Alokasi Khusus : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi DAK Bid.Pendidikan 13,476,780,000 13,476,780, ,816,460,000 DAK Bid.Kesehatan 5,815,700,000 5,815,700, ,194,270,000 DAK Bid.Lingkungan Hidup 1,369,930,000 1,369,930, ,050,000 DAK Bid.KB dan Kel. Sejahtera 895,750, ,750, ,180,000 DAK Bid.Pertanian 2,007,920,000 2,007,920, ,283,830,000 DAK Bid.Kehutanan 1,241,430,000 1,241,430, DAK Bid.Kelautan & Perikanan 3,810,010,000 3,810,010, ,566,390,000 DAK Bid.Perdagangan 3,018,510,000 DAK Bid.Infrastruktur Air Minum 1,715,910,000 1,715,910, ,660,000 DAK Bid.Infrastruktur Sanitasi 1,517,210,000 1,517,210, ,079,840,000 DAK Bid. Infrastruktur Jalan 4,551,710,000 4,551,710, ,973,780,000 DAK Bid.Keselamatan & Transp.Darat 572,740, ,740, ,740,000 DAK Bid.Sarpras Pemadam 2,361,630,000 2,361,630, DAK Bid. Perdagangan DAK Tambahan Bid. Pertanian 4,244,600,000 4,244,600, DAK Tambahan Bid. Sarana Perdagangan 1,826,800,000 1,826,800, Jumlah 45,408,120,000 45,408,120, ,173,710,000 Mekanisme pencairan DAK tahun 2015 mengacu pada PMK Nomor 241/PMK.07/2014 tentang Pelaksanaan Dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Desa, serta PMK Nomor 213/PMK.07/2015 tentang Penyaluran Dana Alokasi Khusus Triwulan IV Tahun 2015, dijelaskan bahwa : LKD Kota Pekalongan Tahun

114 Penyaluran DAK tahun anggaran 2015 dilakukan secara triwulanan dengan rincian : a. triwulan I sebesar 30%; b. triwulan II dan III masing-masing sebesar 25%; dan c. triwulan IV sebesar 20% Penyaluran DAK tahun anggaran 2015 untuk triwulan IV dilakukan setelah penyerapan mencapai 90% dari DAK yang telah diterima di Rekening Kas Umum Daerah. Penyaluran DAK Tambahan Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) untuk triwulan IV dilakukan setelah penyerapan mancapai 75% dari DAK Tambahan Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) yang telah diterima di Rekening Kas Umum Daerah. 2. Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Penerimaan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya terdiri dari dana penyesuaian tambahan penghasilan guru PNSD dan tunjangan profesi guru PNSD. Realisasi penerimaan pusat lainnya sebesar Rp ,00 (delapan puluh satu milyar lima ratus dua juta enam ratus tiga puluh lima ribu lima ratus rupiah) atau 100,23% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan puluh satu milyar tiga ratus empat belas juta lima ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah). Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 21,52% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam puluh tujuh milyar tujuh puluh juta dua ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). Rincian penerimaan transfer pemerintah pusat lainnya dapat disajikan sebagai berikut : Dana Penyesuaian : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Tambahan Penghasilan Guru 326,000, ,037, Tunjangan Profesi Guru 80,988,598,000 80,988,598, ,070,237,000 Jumlah 81,314,598,000 81,502,635, ,070,237,000 a. Dana Penyesuaian Tambahan Penghasilan Guru PNSD Penerimaan dana penyesuaian tambahan penghasilan guru PNSD berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran LKD Kota Pekalongan Tahun

115 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan ini adalah sebesar Rp ,00 (lima ratus empat belas juta tiga puluh tujuh ribu lima ratus rupiah). b. Dana Penyesuaian Tunjangan Profesi Guru PNSD Penerimaan dana tunjangan profesi guru PNSD berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 162 Tahun 2014 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (delapan puluh milyar sembilan ratus delapan puluh delapan juta lima ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini sebesar Rp Rp ,00 (delapan puluh milyar sembilan ratus delapan puluh delapan juta lima ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah) atau 100%. Penerimaan ini mengalami kenaikan sebesar 20,75% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam puluh tujuh milyar tujuh puluh juta dua ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). Kenaikan ini dikarenakan adanya kenaikan gaji pokok tahun 2015 dan meningkatnya jumlah guru yang bersertifikasi. 3. Transfer Pemerintah Provinsi Penerimaan ini merupakan penerimaan bagi hasil pajak dari Propinsi Jawa Tengah. Mekanisme pencairan bagi hasil pajak/retribusi dari Provinsi Jawa Tengah adalah dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Provinsi ke Rekening Kas Umum Daerah setiap bulan setelah Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah mendapatkan rekomendasi Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan mempertimbangkan Realisasi Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Jawa Tengah. Realisasi penerimaan transfer pemerintah provinsi adalah sebesar Rp ,00 (lima puluh empat milyar tujuh ratus tujuh puluh tujuh sembilan juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu seratus delapan puluh tujuh rupiah) atau 103,79% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (lima puluh dua milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta enam ratus LKD Kota Pekalongan Tahun

116 sembilan puluh ribu rupiah). Rincian penerimaan bagi hasil pajak Provinsi dapat disajikan sebagai berikut : Bagi Hasil Pajak dari Provinsi : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Bagi Hasil PKB 12,224,346,000 13,753,893, ,555,801,000 Bagi Hasil BBNKB 14,391,180,000 8,289,650, ,689,231,758 Bagi Hasil PBBKB 13,807,322,000 14,496,705, ,691,232,557 Bagi Hasil PAP 1,514,000 2,065, ,723,794 Bagi Hasil Pajak Rokok 12,354,328,000 18,237,470, ,854,166,891 Jumlah 52,778,690,000 54,779,785, ,792,156,000 Realisasi penerimaan ini mengalami peningkatan sebesar 31,08% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (empat puluh satu milyar tujuh ratus sembilan puluh dua juta seratus lima puluh enam ribu rupiah). Kenaikan realisasi penerimaan ini dikarenakan realisasi penerimaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan sehingga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dibagikan kepada Pemerintah Kota Pekalongan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Realisasi lain-lain pendapatan yang sah terdiri dari pendapatan hibah dari AUSAID untuk PDAM dan Bantuan Keuangan dari Provinsi. Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (tiga puluh milyar dua ratus dua puluh delapan juta dua ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus delapan puluh sembilan rupiah atau 98,01% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga puluh milyar delapan ratus empat puluh satu juta dua ratus sembilan puluh tiga ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 10,87% jika dibandingkan dengan penerimaan 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tiga puluh tiga milyar sembilan ratus tiga belas juta enam puluh empat ribu lima ratus tujuh puluh empat rupiah). Penerimaan Bantuan Keuangan dari Propinsi Jawa Tengah meliputi Bantuan Kegiatan FEDEP, TMMD, Kegiatan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD), Bantuan Sarpras Daerah, Bantuan Pendidikan, Pendidikan Untuk Semua (PUS), Bantuan Keuangan bersifat umum dari Retribusi Daerah Ijin Perikanan, Bantuan Keuangan bersifat umum dari Retribusi Daerah Tera Ulang, Minapolitan, dan Tim Koordinasi Pengendalian Kemiskinan (TKPKD). Penerimaan bantuan keuangan dari Propinsi berdasarkan DPA dan DPPA LKD Kota Pekalongan Tahun

117 Propinsi Jawa Tengah. Mekanisme pencairan bantuan keuangan dari Propinsi mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran Lain-lain pendapatan daerah yang sah dapat disajikan sebagai berikut : Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah : 31 Des Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Hibah AUSAID 8,895,000,000 7,587,000, ,165,000,000 FEDEP 80,000,000 80,000, ,000,000 TMMD 320,000, ,000, ,000,000 Sistem Informasi Profil Daerah 50,000,000 50,000, ,000,000 Bantuan Sarpras Daerah 13,800,000,000 14,800,000, ,420,000,000 Bantuan Pendidikan 7,316,434,000 7,016,334, ,488,790,000 Pendidikan Untuk Semua (PUS) 50,000,000 50,000, ,000,000 Retribusi Izin Perikanan 6,290,000 5,716, ,162,000 Retribusi Izin Tera Ulang 23,569,000 19,249, ,807,574 Retribusi SP3 Kayu 0 0-4,305,000 Minapolitan 250,000, ,000, ,000,000 TKPKD 50,000,000 50,000, Jumlah 30,841,293,000 30,228,299, ,913,064, Penjelasan Pos-Pos Belanja Belanja Daerah digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan tahun anggaran Belanja Daerah meliputi Belanja Operasi (BO), Belanja Modal (BM), dan Belanja Tak Terduga (BTT). Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Lain-lain/Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah. Realisasi belanja dan transfer tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh ratus sembilan puluh dua milyar lima ratus LKD Kota Pekalongan Tahun

118 empat puluh tiga juta delapan ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus delapan puluh sembilan rupiah) atau 86,30% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan ratus delapan belas milyar tiga ratus sebelas juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah). Realisasi belanja dan transfer ini mengalami kenaikan sebesar 7,57% jika dibandingkan realisasi belanja dan transfer 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh enam milyar tujuh ratus sembilan puluh empat juta delapan ratus enam puluh satu ribu dua ratus enam puluh empat rupiah). Rincian belanja dan transfer dapat disajikan sebagai berikut : Belanja dan Transfer : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Belanja Operasi 736,886,932, ,875,056, ,436,535,131 Belanja Modal 177,624,605, ,668,840, ,183,156,133 Belanja Tidak Terduga 3,800,000, ,175,170,000 Jumlah 918,311,537, ,543,896, ,794,861,264 Proporsi masing-masing pos belanja dan transfer terhadap total belanja dan transfer dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Proporsi Masing-Masing Pos Belanja dan Transfer terhadap Total Belanja dan Transfer 19,89% 0% 80,11% Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa proporsi belanja operasi Pemerintah Kota Pekalongan sebesar 80,11%, belanja modal sebesar 19,89%, dan belanja tidak terduga sebesar 0%. LKD Kota Pekalongan Tahun

119 Belanja Operasi Belanja Operasi (BO) Pemerintah Kota Pekalongan meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah, dan Belanja Bantuan Sosial. Rincian belanja operasional dapat dilihat sebagai berikut : Belanja Operasi : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Belanja Pegawai 380,408,680, ,309,432, ,867,388,510 Belanja Barang 274,520,970, ,950,882, ,802,086,121 Belanja Hibah 80,129,400,100 70,843,754, ,679,734,500 Bantuan Sosial 1,129,000, ,766, ,457,324,000 Bantuan Keuangan 698,881, ,221, ,002,000 Jumlah 736,886,932, ,875,056, ,436,535,131 Realisasi belanja operasi tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (enam ratus tiga puluh empat milyar delapan ratus tujuh puluh lima juta lima puluh enam ribu tiga ratus empat puluh delapan rupiah) atau 86,16% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh enam milyar delapan ratus delapan puluh enam juta sembilan ratus tiga puluh dua ribu rupiah). Belanja operasi ini mengalami kenaikan sebesar 10,14% jika dibandingkan dengan realisasi belanja operasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima ratus tujuh puluh enam milyar empat ratus tiga puluh enam juta lima ratus tiga puluh lima ribu seratus tiga puluh satu rupiah). Realisasi belanja operasi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Belanja Pegawai Belanja Pegawai (BP) meliputi gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH, biaya pemungutan pajak daerah, insentif pemungutan pajak daerah, insentif pemungutan retribusi daerah, honorarium PNS, honorarium Non PNS, Uang lembur, uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat, dan honorarium pengelolaan dana BLUD. Realisasi belanja pegawai tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tiga ratus empat puluh satu milyar tiga ratus sembilan juta empat ratus tiga puluh dua ribu delapan ratus tiga puluh tiga rupiah) atau 89,72% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga ratus delapan puluh milyar empat ratus delapan juta enam ratus delapan puluh LKD Kota Pekalongan Tahun

120 ribu rupiah). Realisasi belanja pegawai ini mengalami penurunan sebesar 0,74% jika dibandingkan dengan realisasi belanja pegawai 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tiga ratus empat puluh tiga milyar delapan ratus enam puluh tujuh juta tiga ratus delapan puluh delapan ribu lima ratus sepuluh rupiah). Realisasi belanja pegawai dapat dirinci sebagai berikut : Belanja Pegawai : 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Gaji dan Tunjangan 247,389,733, ,688,722, ,278,091,604 Tambahan Penghasilan PNS 109,492,633,000 79,354,262, ,025,228,500 Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH Insentif Pemungutan Pajak Daerah Insentif Pemungutan Retribusi Daerah 2,868,000,000 2,785,100, ,911,600,000 2,084,500,000 2,066,656, ,647,725, ,358, ,492, ,420,900 Honorarium PNS 12,254,572,000 11,327,256, ,333,603,383 Honorarium Non PNS 5,195,282,000 5,061,537, ,306,195,350 Uang Lembur 376,602, ,404, ,238,000 Honorarium Pengelolaan Dana BLUD 31-Dec ,528,285,773 Jumlah 380,408,680, ,309,432, ,867,388,510 Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Belanja Gaji dan Tunjangan Realisasi belanja gaji dan tunjangan tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus tiga puluh sembilan milyar enam ratus delapan puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh dua ribu dua belas rupiah) atau 96,89% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus empat puluh tujuh milyar tiga ratus delapan puluh sembilan juta tujuh ratus tiga puluh tiga ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 7,83% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 (dua ratus dua puluh dua milyar dua ratus tujuh puluh delapan juta sembilan puluh satu ribu enam ratus empat rupiah). Kenaikan ini dikarenakan pada tahun 2015 terjadi kenaikan gaji PNS dan kenaikan tunjangan perumahan bagi ketua dan anggota DPRD. Pada belanja gaji dan tunjangan pegawai juga dianggarkan pembayaran LKD Kota Pekalongan Tahun

121 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian bagi PNS/CPNS sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga puluh sembilan juta seratus empat ribu rupiah) dan terealisasi sebesar Rp ,00 (delapan ratus sembilan puluh enam juta empat ratus delapan puluh satu ribu tiga ratus delapan puluh lima rupiah). Pembayaran JKK/JKM bagi PNS/CPNS dimulai pada bulan Januari Keikutsertaan Pemerintah Kota Pekalongan pada program JKK/JKM bagi PNS berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 109 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran Besaran iuran JKK/JKM adalah sebesar 0,54% dari gaji pokok PNS/CPNS. Pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus, Pemerintah Kota Pekalongan membayarkan iuran JKK/JKM kepada BPJS Ketenagakerjaan, dengan jumlah iuran yang dibayarkan sebesar Rp ,00 (lima ratus sembilan puluh satu juta delapan ratus ribu seratus enam puluh delapan rupiah). Pada bulan September 2015 muncul Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara, sehingga Pemerintah Kota Pekalongan mulai bulan September 2015 mengikutsertakan PNS/CPNS ke program JKK/JKM kepada PT. Taspen. Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara, maka timbul pemindahbukuan pembayaran iuran JKK/JKM yang sebelumnya dibayarkan kepada BPJS Ketenagakerjaan ke PT. Taspen (pembayaran dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2015) sebesar Rp ,00 (seratus tujuh puluh tiga juta empat ratus tiga puluh ribu empat puluh tiga rupiah). Adapun klaim yang pernah terjadi selama keikutsertaan ke BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

122 No Nama Peserta Bulan SKPD Jumlah Klaim Sudah/Belum Diklaimkan 1 Tarjuki Januari Dindikpora 21,000, Sudah 2 Joko Susilo Pebruari Dindikpora 21,000, Sudah 3 Kastolani Pebruari DKK 21,000, Sudah 4 Nuryanto, SPd Pebruari Dindikpora 21,000, Sudah 5 Ulifah, SPd Maret Dindikpora 21,000, Sudah 6 Aris Susanto Maret Dindikpora 21,000, Sudah 7 Djumiyati April Dindikpora 21,000, Belum 8 Sri Murwati Mei Dindikpora 21,000, Sudah 9 Sudarman Juni Dindikpora 21,000, Sudah 10 Nur Hasanah Juni Kec. Selatan 21,000, Belum 11 Bambang Sudarmadi, SH Agustus Diskominfo 21,000, Sudah Jumlah 231,000, b. Tambahan Penghasilan PNS Realisasi tambahan penghasilan PNS tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh puluh sembilan milyar tiga ratus lima puluh empat juta dua ratus enam puluh dua ribu tujuh ratus tiga puluh tiga rupiah) atau 72,47% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (seratus sembilan milyar empat ratus sembilan puluh dua juta enam ratus tiga puluh tiga ribu rupiah). Rincian belanja tambahan penghasilan PNS dapat disajikan pada tabel dibawah ini : Tambahan penghasilan PNS : Tambahan penghasilan PNS berdasarkan beban kerja Tambahan penghasil bagi Guru PNSD Tunjangan Profesi Guru PNSD 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi 14,948,800,000 13,415,406, ,791,044, ,425, ,050, ,537,500 93,975,408,000 65,397,806, ,554,646,700 Tambahan Penghasilan PNS berdasarkan beban kerja Tambahan penghasilan PNS berdasarkan beban kerja diberikan berdasarkan Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil pada Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kecamatan dan Kelurahan Kota Pekalongan Tahun Realisasi belanja tambahan LKD Kota Pekalongan Tahun

123 penghasilan PNS berdasarkan beban kerja sebesar Rp ,00 (tiga belas milyar empat ratus lima belas juta empat ratus enam ribu dua ratus tiga puluh tiga rupiah) atau 89,74% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat belas milyar sembilan ratus empat puluh delapan juta delapan ratus ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 24,32% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar tujuh ratus sembilan puluh satu juta empat puluh empat ribu tiga ratus rupiah). Hal ini dikarenakan adanya perubahan / kenaikan pemberian tambahan penghasilan kepada PNS. Tambahan Penghasilan bagi Guru PNSD Tambahan Penghasilan bagi Guru PNSD adalah tambahan penghasilan yang diberikan kepada Guru PNSD yang belum mendapatkan tunjangan profesi guru PNSD sebesar Rp ,00 per bulan per orang. Pembayaran dana tambahan penghasilan bagi Guru PNS Daerah setiap triwulan. Jumlah guru yang menerima tambahan penghasilan berjumlah 181 orang. Realisasi belanja tambahan penghasilan bagi guru PNSD adalah sebesar Rp ,00 (lima ratus empat puluh satu juta lima puluh ribu rupiah) atau 95,18% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (lima ratus enam puluh delapan juta empat ratus dua puluh lima ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami penurunan sebesar 20,38% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam ratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu lima ratus rupiah). Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah guru bersertifikasi. Tunjangan Profesi Guru Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah adalah tunjangan profesi yang diberikan kepada Guru PNSD yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tunjangan profesi guru dibayarkan setiap triwulan. Realisasi belanja ini adalah sebesar Rp ,00 (enam puluh lima milyar tiga ratus sembilan puluh tujuh juta LKD Kota Pekalongan Tahun

124 delapan ratus enam ribu lima ratus rupiah) atau 69,59% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan puluh tiga milyar sembilan ratus tujuh puluh lima juta empat ratus delapan ribu rupiah). Pada tahun 2015, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi tunjangan profesi guru yang berlebih dari Pemerintah Pusat. Realisasi belanja ini mengalami penurunan sebesar 0,24% jika dibandingkan dengan realisasi belanja 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam puluh lima milyar lima ratus lima puluh empat juta enam ratus empat puluh enam ribu tujuh ratus rupiah). c. Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta KDH/WKDH. Belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD dan tunjangan komunikasi insentif pimpinan dan anggota DPRD berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sedangkan untuk belanja penunjang operasional KDH/WKDH berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Realisasi belanja ini adalah sebesar Rp ,00 (dua milyar tujuh ratus delapan puluh lima juta seratus ribu rupiah) atau 97,11% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua milyar delapan ratus enam puluh delapan juta rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 45,69% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (satu milyar sembilan ratus sebelas juta enam ratus ribu rupiah). Kenaikan ini dikarenakan naiknya belanja penunjang operasi dan tunjangan komunikasi insenstif ketua dan anggota DPRD. d. Insentif Pemungutan Pajak Daerah Pelaksanaan pemberian insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah berdasarkan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 7A Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pemberian Insentif Pemungutan Pajak LKD Kota Pekalongan Tahun

125 Daerah dan Retribusi Daerah Kota Pekalongan. Insentif pemungutan pajak dan retribusi ditetapkan sebesar 5% dari rencana penerimaan pajak daerah tahun anggaran berkenaan. Insentif pemungutan pajak dan retribusi diberikan jika mencapai target penerimaan pajak dan retribusi yang telah ditetapkan dalam APBD dan dibayarkan secara triwulanan. Realisasi belanja insentif pemungutan pajak daerah tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua milyar enam puluh enam juta enam ratus lima puluh enam ribu sembilan ratus tujuh rupiah) atau 99,14% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua milyar delapan puluh empat juta lima ratus ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 25,42% jika dibandingkan dengan realisasi belanja 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (satu milyar enam ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus dua puluh lima ribu rupiah). Kenaikan ini dikarenakan semakin meningkatnya penerimaan pajak daerah. e. Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Realisasi belanja insentif pemungutan retribusi daerah adalah sebesar Rp ,00 (tujuh ratus dua belas juta empat ratus sembilan puluh dua ribu tiga ratus rupiah) atau 95,33% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh ratus empat puluh tujuh juta tiga ratus lima puluh delapan ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 10,91% jika dibandingkan dengan belanja 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam ratus empat puluh dua juta empat ratus dua puluh ribu sembilan ratus rupiah). f. Honorarium PNS Belanja honorarium PNS dibayarkan berdasarkan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Standar Harga. Realisasi belanja honorarium PNS tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (sebelas milyar tiga ratus dua puluh tujuh juta dua ratus lima puluh enam ribu sembilan ratus lima belas rupiah) atau 92,43% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua belas milyar dua ratus lima puluh empat juta lima ratus tujuh puluh dua ribu rupiah). Realisasi belanja honorarium PNS ini LKD Kota Pekalongan Tahun

126 mengalami penurunan sebesar 0,06% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 yaitu sebesar Rp ,00 (sebelas milyar tiga ratus tiga puluh tiga juta enam ratus tiga ribu tiga ratus delapan puluh tiga rupiah). Rincian belanja honorarium PNS dapat disajikan pada tabel dibawah ini : Honorarium PNS 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Panitia Pelaksana Kegiatan 8,674,940,000 7,987,794, ,027,158,883 Tim Pengadaan Barang Jasa 84,050,000 61,075, ,760,000 Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan 62,045,000 48,870, ,620,000 Penatausahaan Keuangan 3,085,780,000 2,919,270, ,901,929,000 Tim Identifikasi Keb. Latihan 6,430,000 6,430, ,820,000 Tim Monitoring 53,310,000 45,880, ,803,500 Tim Penyusunan Materi 263,902, ,067, ,712,000 Tim Perencanaan Pengadaan ,000,000 Tim Pengadaan Tanah 24,115,000 19,870, ,800,000 Jumlah 12,254,572,000 11,327,256, ,333,603,383 g. Honorarium Non PNS Belanja Honorarium Non PNS digunakan untuk membayar honorarium non PNS yang ber SK Walikota. Realisasi belanja honorarium non PNS adalah sebesar Rp ,00 (lima milyar enam puluh satu juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu sembilan ratus lima puluh enam rupiah) atau 97,43% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (lima milyar seratus sembilan puluh lima juta dua ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 17,54% jika dibandingkan dengan realisasi belanja 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (empat milyar tiga ratus enam juta seratus sembilan puluh lima ribu tiga ratus lima puluh rupiah). Kenaikan ini dikarenakan adanya kenaikan UMK. h. Uang Lembur Realisasi belanja uang lembur tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tiga ratus tiga belas juta empat ratus empat ribu sepuluh rupiah) atau 83,22% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga ratus tujuh puluh enam juta enam ratus dua ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 61,35% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 sebesar LKD Kota Pekalongan Tahun

127 Rp ,00 (seratus sembilan puluh empat juta dua ratus tiga puluh delapan ribu rupiah). 2. Belanja Barang dan Jasa Belanja Barang dan Jasa (BBJ) meliputi Belanja bahan pakai habis kantor, belanja bahan/material, belanja jasa kantor, belanja premi asuransi, belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja cetak dan penggandaan, belanja sewa rumah/gedung/gudang/parkir, belanja sewa sarana mobilitas, belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor, belanja makanan dan minuman, belanja pakaian dinas dan atributnya, belanja pakaian kerja, belanja pakaian khusus dan hari hari tertentu, belanja perjalanan dinas, belanja beasiswa Pendidikan PNS, dan belanja kursus, pelatihan sosialisasi dan bimbingan teknis PNS, belanja pemeliharaan, belanja jasa konsultansi, belanja barang dana BOS, uang yang akan diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga, belanja beasiswa pendidikan non PNS, dan belanja barang dan jasa dana BLUD. Realisasi belanja barang dan jasa tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus dua puluh satu milyar sembilan ratus lima puluh juta delapan ratus delapan puluh dua ribu dua ratus sembilan puluh rupiah) atau 80,85% dari anggaran setelah perubahan sebasar Rp ,00 (dua ratus tujuh puluh empat milyar lima ratus dua puluh juta sembilan ratus tujuh puluh ribu Sembilan ratus rupiah). Realisasi belanja barang dan jasa ini mengalami kenaikan sebesar 24,13% jika dibandingkan dengan realisasi belanja 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (seratus tujuh puluh delapan milyar delapan ratus dua juta dua delapan puluh enam ribu seratus dua puluh satu rupiah). Realisasi belanja barang dan jasa dapat dirinci sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

128 Belanja Barang dan Jasa : 1 Januari 2015 Anggaran Realisasi % Realisasi Bahan Pakai Habis Kantor 5,682,801, ,505,223, ,058,832,543 Bahan/Material 8,126,689, ,448,326, ,174,473,734 Jasa Kantor 77,891,979, ,770,963, ,226,401,139 Premi Asuransi 13,470,934, ,931,249, ,973,810 Perawatan Kend. Bermotor 6,675,806, ,342,905, ,871,953,907 Cetak & Penggandaan 5,792,457, ,202,881, ,099,502,277 Sewa Rumdin/Gedung 2,253,872, ,086,098, ,041,152,855 Sewa Sarana Mobilitas 591,470, ,630, ,750,000 Sewa alat berat 35,800,000 Sewa perlengkapan dan Peralatan Kantor 1,786,805, ,449,603, ,217,032,079 Makanan dan Minuman 13,745,865, ,724,835, ,031,752,143 Pakaian Dinas dan Atribut 648,206, ,110, ,195,350 Pakaian Kerja 1,019,837, ,050, ,145,000 Pakaian Khusus 324,850, ,555, ,981,150 Perjalanan Dinas 18,617,496, ,410,233, ,170,297,798 Beasiswa Pendidikan PNS 242,380, ,077, ,219,800 Kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis 31 Desember ,129,390,000 1,116,665, ,386,010,000 Pemeliharaan 11,900,896,300 10,825,372, ,092,026,854 Jasa Konsultansi 2,095,095,000 1,672,329, ,715,514,500 Barang Dana BOS 980,310, ,310, Belanja Barang Yg akan diserahkan kepada Masy/Pihak Ketiga 5,486,861,910 Hibah Barang atau Jasa Bansos Barang Yg Akan diserahkan Uang Yg akan diserahkan ke Masyarakat 1,037,600,000 1,005,475, ,772,033,000 Beasiswa Pendidikan Non PNS 2,766,760,000 2,514,060, Barang dan Jasa BLUD 97,739,468,000 64,601,927, ,393,176,272 Jumlah 274,520,970, ,950,882, ,802,086, Belanja Hibah Belanja hibah adalah pengeluaran yang digunakan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/ perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah ini bersifat bantuan yang tidak mengikat/tidak secara terus menerus dan harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah. Pelaksanaan belanja hibah dan bantuan sosial berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 LKD Kota Pekalongan Tahun

129 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 900/237 Tahun 2014 tentang Penetapan Daftar Penerima Dana Bantuan Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan Dari Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Pekalongan. Realisasi belanja hibah tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh puluh milyar delapan ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh empat ribu dua ratus dua puluh lima rupiah) atau 88,41% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan puluh milyar seratus dua puluh sembilan juta empat ratus seratus rupiah). Realisasi belanja hibah mengalami kenaikan sebesar 78,54% jika dibandingkan dengan realisasi belanja 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tiga puluh sembilan milyar enam ratus tujuh puluh sembilan juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu lima ratus rupiah). Hal tersebut dikarenakan adanya pengalihan belanja bantuan sosial untuk Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat dari pos belanja bantuan sosial ke pos belanja hibah sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar empat puluh juta sembilan ratus ribu rupiah). Capaian realisasi belanja hibah pada tahun anggaran 2015 juga dipengaruhi oleh adanya peraturan perundangan terbaru yang mensyaratkan bahwa penerima hibah harus berbadan hukum, sehingga beberapa penerima hibah tahun 2015 tidak dapat merealisasi pencairan dana hibah karena tidak bisa memenuhi ketentuan kelengkapan badan hukum yang dipersyaratkan tersebut. Adapun rincian realisasi belanja hibah tahun 2015 adalah sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

130 31-Dec-15 1-Jan-15 BELANJA HIBAH Anggaran Realisasi % Realisasi I Hibah kepada Pemerintah 879,000, ,000, II Hibah kepada M asyarakat 46,923,520,100 41,116,297, ,458,900,000 1 Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swas 16,531,000,000 16,217,187, ,674,500,000 2 Hibah kepada Kelompok Masyarakat/Perorangan 19,965,984,100 18,367,130, ,511,500,000 3 Hibah kepada Yayasan 275,000, ,000, ,500,000 4 Hibah kepada Organisasi Profesi 342,700, ,200, ,500,000 5 Hibah kepada Masjid 794,000, ,000, ,000,000 6 Hibah kepada Musholla 507,500, ,500, ,000,000 7 Hibah kepada Pondok Pesantren (Ponpes) 125,000,000 85,000, ,000,000 8 Hibah kepada Penyelenggara Kegiatan Keagama 824,500, ,000, ,000,000 9 Hibah kepada Kegiatan-Kegiatan Kependidikan 7,557,836,000 4,393,280, ,902,900,000 III Hibah kepada Organisasi Kemasyarakatan 32,326,880,000 28,873,456, ,220,834,500 1 Hibah kepada Organisasi Kemasyarakatan 423,500, ,500, ,500,000 2 Hibah kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarak 31,903,380,000 28,537,956, ,973,334,500 JUM LAH HIBAH ( I + II + III ) 80,129,400,100 70,843,754, ,679,734, Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2015 meliputi belanja bantuan Sosial kepada individu dan atau keluarga serta belanja bantuan sosial kepada masyarakat. Realisasi belanja bantuan sosial tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (tiga ratus lima puluh juta tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah) atau 31,07% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (satu milyar seratus dua puluh sembilan juta rupiah). Realisasi belanja bantuan sosial ini mengalami penurunan sebesar 97,39% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (tiga belas milyar empat ratus lima puluh tujuh juta tiga ratus dua puluh empat ribu rupiah). Besar capaian realisasi bantuan sosial pada tahun 2015 cenderung dipengaruhi oleh jumlah pengajuan/permohonan bantuan sosial yang masuk dan disetujui atas kejadian yang mengandung resiko sosial serta sifatnya yang tidak terencana. Adapun rincian realisasi Belanja Bantuan Sosial adalah sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

131 3 1-D e c J a n-15 B ELA N J A B A N TUA N S OS IA L A ng g a ra n R e a lis a s i % R e a lis a s i I B a ntua n S o s ia l ke pa da Indiv idu da n a ta u Ke lua rg a 8 5 9,0 0 0, ,7 6 6, ,5 6 5, Bantuan So s ial Relo kas i P enghuni P erumahan Liar 400,000, ,500, Bantuan So s ial kepada HANSIP Ko ta P ekalo ngan (Uang Duka) Bantuan So s ial kepada Ahli Waris /P elaku Sejarah P erjuangan 3 Okt Ko ta P ekalo ngan 30,000,000 8,000, ,000,000 24,000,000 16,500, ,000,000 4 Bantuan So s ial pada P arimirna 5,000, Bantuan So s ial kepada Mas yarakat Akibat Res iko So s ial Bidang Kemis kinan Bantuan So s ial kepada Mas yarakat Akibat Res iko So s ial Bidang P endidikan Bantuan So s ial kepada Mas yarakat Akibat Res iko So s ial Bidang Kes ehatan 50,000,000 10,200, ,500,000 75,000,000 19,590, ,975, ,000,000 36,476, ,090,000 8 Bantuan So s ial Kepada Mas yarakat Akibat Bencana 175,000,000 92,500, ,000,000 II B a ntua n S o s ia l ke pa da M a s ya ra ka t 2 7 0,0 0 0, ,7 14,3 3 9, DDUB P NP M/Sharing Replika 270,000, Bantuan So s ial kepada BKM (P DP M) 12,714,339,000 III B a ntua n S o s ia l B e a s is wa ba g i Ke lua rg a Tida k M a m pu 6 5 6,4 2 0, SD/SMP 289,620,000 2 SMA/SMK Swas ta 366,800,000 J UM LA H B A N TUA N S OS IA L ( I + II + III ) 1,12 9,0 0 0, ,7 6 6, ,4 5 7,3 2 4, Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Keuangan dialokasikan untuk belanja bantuan keuangan kepada Partai Politik pemenang Pemilu dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan, Penganggaran dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. Realisasi belanja bantuan kepada Partai Politik tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (empat ratus dua puluh juta dua ratus dua puluh satu ribu rupiah) atau 60,13% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (enam ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus delapan puluh satu ribu rupiah). Realisasi bantuan keuangan kepada parpol ini mengalami penurunan sebesar 33,30% jika dibandingkan dengan realisasi 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (enam ratus tiga puluh juta dua ribu rupiah). Hal ini disebabkan terdapat 2 (dua) partai politik yang tidak mencairkan bantuan keuangan Parpolnya yaitu Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) karena belum dapat memenuhi persyaratan pencairan. Sesuai dengan peraturan perundangan bahwa salah satu persyaratan administrasi pengajuan bantuan keuangan partai politik adalah susunan kepengurusan partai tingkat kabupaten/kota yang sah sebagaimana yang disahkan oleh DPP LKD Kota Pekalongan Tahun

132 Partai Politik yang terdaftar dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Adapun rincian realisasi belanja bantuan keuangan tahun 2015 adalah sebagai berikut : Belanja Bantuan Keuangan : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realiasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai GOLKAR 191,749, ,210,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PKS 78,156,400 78,156, ,301,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai DEMOKRAT 32,116,000 32,116, ,040,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PDIP 106,346, ,346, ,782,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai GERINDRA 52,745,700 52,745, ,773,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PKB 91,644,000 91,644, ,050,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PPP 86,908, ,495,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PAN 59,214,300 59,214, ,586,000 Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PKNU (2014) 14,765,000 Jumlah 698,881, ,221, ,002, Belanja Modal Belanja Modal Pemerintah Kota Pekalongan meliputi Belanja Modal Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya dan Aset Lainnya. Realisasi belanja modal tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh tujuh milyar enam ratus enam puluh delapan juta delapan ratus empat puluh ribu tiga ratus empat puluh satu rupiah) atau 88,77% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (seratus tujuh puluh tujuh milyar enam ratus dua puluh empat juta enam ratus lima ribu rupiah). Realisasi belanja modal ini mengalami penurunan sebesar 0,95% jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh sembilan milyar seratus delapan puluh tiga juta seratus lima puluh enam ribu seratus tiga puluh tiga rupiah). Rincian belanja modal tahun 2015 dapat disajikan sebagai berikut : LKD Kota Pekalongan Tahun

133 Belanja Modal : 31-Dec-15 1-Jan-15 Anggaran Realisasi % Realisasi Tanah 8,858,695,000 8,364,831, ,518,907,640 Peralatan dan Mesin 46,373,271,000 37,001,674, ,379,421,460 Gedung dan Bangunan 70,521,713,000 60,962,991, ,973,506,001 Jalan, Irigasi & Jaringan 49,423,124,000 49,116,719, ,912,382,582 Aset Tetap Lainnya 2,127,972,000 2,028,333, ,212,781,450 Aset Lainnya 319,830, ,290, ,157,000 Jumlah 177,624,605, ,668,840, ,183,156,133 Berikut disajikan proporsi masing-masing pos belanja modal tahun 2015 sebagai berikut : Proporsi Realisasi Belanja Modal Tahun ,15% 0,12% 1,29% 5,31% 38,67% 24,46% BM - Tanah BM - Peralatan dan Mesin BM - Gedung dan Bangunan BM - Jalan, Irigasi dan Jaringan BM - Aset Tetap Lainnya BM - Aset Lainnya 1. Belanja Modal Tanah Realisasi belanja modal tanah tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (delapan milyar tiga ratus enam puluh empat juta delapan ratus tiga puluh satu ribu rupiah) atau 94,43% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (delapan milyar delapan ratus lima puluh delapan juta enam ratus sembilan puluh lima ribu rupiah). Realisasi ini mengalami kenaikan sebesar 51,57% jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal tanah 1 Januari 2015 sebesar Rp ,00 (lima milyar lima ratus delapan belas juta sembilan ratus tujuh ribu enam ratus empat puluh ribu rupiah). Realisasi belanja modal tanah sebesar Rp Rp ,00 (delapan milyar tiga ratus enam puluh empat juta delapan ratus tiga puluh satu ribu rupiah), pada SKPD : LKD Kota Pekalongan Tahun

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN Jl. Mataram No. 1 Kota Pekalongan 51111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN CAPAIAN KINERJA Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DASAR PEMIKIRAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH DAERAH HARUS MEMPUNYAI SUMBER-SUMBER KEUANGAN YANG MEMADAI DALAM MENJALANKAN DESENTRALISASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Belanja Langsung Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Pasal 36 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja langsung merupakan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 26 TAHUN 26 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17

Lebih terperinci

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 1 REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 U R A I A N TARGET JUMLAH PERUBAHAN 2015 S/D BULAN INI % ( Rp ) ( Rp ) 1 2 3 4 PENDAPATAN DAERAH

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Fiscal Stress Ada beberapa definisi yang digunakan dalam beberapa literature. Fiscal stress terjadi ketika pendapatan pemerintah daerah mengalami penurunan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 SALINAN NOMOR 3/A, 2010 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 PENDANAAN Rencana alokasi pendanaan untuk Percepatan Pembangunan Daerah pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2009 memberikan kerangka anggaran yang diperlukan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH I. UMUM Berdasarkan amanat Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU Pemerintah Kabupaten gresik dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

BAB V PENDANAAN DAERAH

BAB V PENDANAAN DAERAH BAB V PENDANAAN DAERAH Dampak dari diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kota Medan tahun 2005-2009 diselenggarakan sesuai dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah - 4 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu BAB - III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kinerja Keuangan Masa Lalu Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kebijakan Umum Anggaran Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum mengenai pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13

DAFTAR ISI. Halaman BAB III PENUTUP... 13 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 1 1.2. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBK... 2 1.3. Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv DAFTAR ISI Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv Bab I Pendahuluan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015... 1 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY KEUANGAN DAERAH Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Akuntansi Sektor Publik, Khususnya di Negara Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR I. PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah yang mencakup penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 21/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang :

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN A. KINERJA KEUANGAN TAHUN 2011-2015 Pengelolaan keuangan daerah telah mengalami berbagai perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan

Lebih terperinci

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab yang diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berkaitan dengan manajemen keuangan pemerintah daerah, sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 1/A, 2010 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang :

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Kapasitas keuangan Daerah akan menentukan kemampuan pemerintah Daerah dalam

Lebih terperinci

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam rangka pelaksanaan prinsip keterbukaan sebagai salah satu azas umum dalam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 of 41 1/31/2013 12:38 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Hal mendasar dalam perencanaan pembangunan tahunan adalah kemampuannya dalam memproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah secara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, Kata Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas penyertaan-nya maka penyusunan Buku Statistik Kinerja Keuangan Provinsi NTT Beserta SKPD 2009-2013 ini dapat diselesaikan. Dalam era

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN, PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN, PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG a WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 75 TAHUN 2017 2017 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Kebijakan pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah secara efektif

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t No.825, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. APBD TA 2018. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 c. Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) merupakan PAD pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (PMPD) Kabupaten Pekalongan pada Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03 /KB/BTD-2012 03/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 15 OKTOBER 2012 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD LAMPIRAN II.3 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD II-3.1. KERANGKA

Lebih terperinci

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Dgchuank.blogspot.com I. PENDAHULUAN Dalam rangka menciptakan suatu sistem perimbangan keuangan yang proporsional, demokratis, adil,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, pendapatan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci