CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN Jl. Mataram No. 1 Kota Pekalongan 51111

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahuben 2013, Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan disusun dan disajikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, sebagai wujud dari pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 untuk kepentingan antara lain : 1. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada pemerintah daerah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. 2. Manajemen Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu pemerintah daerah dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat. 3. Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan tingkat ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. 1

3 4. Keseimbangan antar generasi Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah pemerintah daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Laporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016, terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Laporan Realisasi Angaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode laporan. 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 3. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. 4. Laporan Operasional (LO) Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. 5. Laporan Arus Kas (LAK) Laporan Arus Kas (LAK) menyajikan informasi sehubungan dengan aktivitas operasional, aktivitas investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pada periode tertentu. 6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) berisi penjelasan naratif atas informasi kuantitatif yang bersifat moneter yang disajikan pada LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK dan LPE. 2

4 Melalui LKPD Pemerintah Kota Pekalongan, para pengguna laporan diharapkan dapat memperoleh informasi untuk menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. LKPD Pemerintah Kota Pekalongan menyajikan informasi-informasi sebagai berikut : 1. informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; 2. informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; 3. informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai; 4. informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; 5. informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; 6. informasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut : 1) Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 dan 17 tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3

5 3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 9) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 10); 10) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 11); 11) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun ) Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penjabaran Perubahan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut : 4

6 Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Pendahuluan Bab ini memuat maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Daerah dan Pencapaian Target Kinerja APBD Bab ini memuat informasi tentang keadaan umum Kota Pekalongan, ekonomi makro, kebijakan umum APBD Tahun Anggaran 2015, pendekatan penyusunan laporan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Bab ini menjelaskan ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Kebijakan Akuntansi Bab ini memuat informasi tentang entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah, basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan daerah, dan basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan Bab ini memuat rincian dan penjelasan pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas. Penjelasan atas Informasi Non-Keuangan Bab ini berisi penjelasan mengenai kerjasama pemerintah daerah, pencegahan dan penanggulangan bencana, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, serta penjelasan dana non-apbd. Penutup Bab ini memuat uraian penutup Catatan atas Laporan Keuangan. 5

7 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN DAERAH DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Keadaan Umum Letak Geografis Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut dengan posisi geografis antara 6º º55 44 LS dan 109º º42 19 BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00 518,00 km membujur dan 517,75 526,75 km melintang. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai 9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai 7 km. Batas-batas wilayah Kota Pekalongan secara administratif adalah : Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan Sebelah Timur : Kabupaten Batang Secara administratif Kota Pekalongan terbagi atas 4 (empat) kecamatan yang terbagi lagi menjadi 27 kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai ha atau 45,25 km 2 (Tabel 2.1) atau sekitar 0,14% dari luas wilayah Jawa Tengah. Kecamatan paling luas adalah Kecamatan Pekalongan Utara sekitar 33% dari luas Kota Pekalongan (1.488 Ha) dan kecamatan paling kecil adalah Pekalongan Timur sekitar 21% dari Kota Pekalongan (952 Ha). Tabel 2.1 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Pekalongan Tahun 2016 Kecamatan Banyaknya Kelurahan Luas Wilayah (km 2 ) Kec. Pekalongan Barat 7 10,05 22,21 Kec. Pekalongan Timur 7 9,52 21,04 Kec. Pekalongan Utara 7 14,88 32,88 Kec. Pekalongan Selatan 6 10,80 23,87 JUMLAH 27 45,25 100,00 Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka 2016 % 6

8 2.1.2 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2015 adalah jiwa yang terdiri dari laki-laki (50%) dan perempuan (50%). Kepadatan penduduk di Kota Pekalongan cenderung meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Rasio ketergantungan (dependency ratio) Kota Pekalongan cukup kecil, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk usia tahun lebih besar dari penduduk usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas. Kecamatan Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk di Kota Pekalongan Tahun 2013 Luas Daerah (km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per km 2 Pekalongan Barat 10, Pekalongan Timur 9, Pekalongan Selatan 10, Pekalongan Utara 14, Jumlah 45, Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka 2016 Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi Di Kota Pekalongan pada tahun 2015 sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri, khususnya adalah industri batik. Peningkatan partisipasi penduduk dalam bidang pendidikan tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Pada tahun 2015 di Kota Pekalongan, jumlah TK sebanyak 77 sekolah, SD sebanyak 98 sekolah, SMP 28 sekolah, SMU 10 sekolah dan SMK 13 sekolah. Selain peningkatan sarana pendidikan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga diperlukan upaya peningkatan sarana kesehatan. Selain pemerintah, peran swasta dalam menunjang sarana kesehatan juga cukup tinggi. Sarana kesehatan yang lain adalah Puskesmas, yang merupakan sarana kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat. Jumlah puskesmas di Kota Pekalongan pada tahun 2016 sebanyak 14 buah, puskesmas pebantu 27 buah dan puskesmas keliling sebanyak 14 buah Sumber Daya Manusia Sesuai dengan hasil Pemilihan Kepala Daerah tahun 2015, Pemerintah Kota Pekalongan dipimpin oleh : 7

9 Walikota : H. Achmad Alf Arslan Djunaid, SE. Wakil Walikota : H. Saelani Mahfud, SE Sekretaris Daerah : Sri Ruminingsih, SE.,M.Si Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan terdiri dari : a. Sekretaris Daerah (2 Asisten dan 7 Bagian); b. Sekretariat DPRD; c. Staf Ahli; d. Lembaga Teknis Daerah, yang terdiri dari : 1) Inspektorat; 2) Badan Perencanaan Pembangunan; 3) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana; 4) Badan Kepegawaian Daerah; 5) Badan Lingkungan Hidup; 6) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; 7) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; 8) Kantor Ketahanan Pangan; 9) Kantor Riset, Teknologi dan Inovasi; 10) RSUD; e. Dinas Daerah, yang terdiri dari : 1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; 2) Dinas Kesehatan; 3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 4) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 5) Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan; 6) Dinas Komunikasi dan Informatika; 7) Dinas Pekerjaan Umum; 8) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 9) Dinas Pertanian, Peternakan dan Kelautan; 10) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. f. Kecamatan, terdiri dari : 1) Kecamatan Pekalongan Barat; 8

10 2) Kecamatan Pekalongan Timur; 3) Kecamatan Pekalongan Utara; 4) Kecamatan Pekalongan Selatan. g. Kelurahan terdiri dari : 1) Kelurahan Sapuro Kebulen; 2) Kelurahan Bendan Kergon; 3) Kelurahan Pasirkratonkramat; 4) Kelurahan Pringrejo; 5) Kelurahan Medono; 6) Kelurahan Podosugih; 7) Kelurahan Tirto. 8) Kelurahan Noyontaansari; 9) Kelurahan Kauman; 10) Kelurahan Setono; 11) Kelrahan KaliBaros; 12) Kelurahan Poncol; 13) Kelurahan Klego; 14) Kelurahan Gamer; 15) Kelurahan Krapyak; 16) Kelurahan Pedukuhan Kraton; 17) Kelurahan Kandang Panjang; 18) Kelurahan Panjang Wetan; 19) Kelurahan Degayu; 20) Kelurahan Bandengan; 21) Kelurahan Panjang Baru; 22) Kelurahan Buaran Kradenan; 23) Kelurahan Kuripan Kertoharjo; 24) Kelurahan Yosorejo; 25) Kelurahan Soko Duwet; 26) Kelurahan Banyurip; 27) Kelurahan Jenggot. h. Lembaga lain, yang terdiri dari : 1) Satpol PP; 9

11 2) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu; 3) Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pada tahun 2016, Pemerintah Kota Pekalongan memiliki pegawai sebanyak orang, yang terdiri dari PNS dan CPNS dengan rincian menurut golongan seperti tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Rekapitulasi Jumlah PNS Pemerintah Kota Pekalongan Menurut Golongan No. Golongan Jumlah Prosentase Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun Golongan I ,35 3,10 2 Golongan II ,44 18,11 3 Golongan III ,41 50,44 4 Golongan IV ,80 28,35 Jumlah ,00 100,00 Sumber : Data Kepegawaian per 31 Desember 2016 Jika dilihat dari tingkat pendidikan PNS/CPNS pada Pemerintah Kota Pekalongan, maka komposisi yang terbanyak adalah tingkat pendidikan S-1 yaitu sejumlah orang dan yang paling sedikit adalah S-3 yaitu 1 orang, seperti yang tersaji pada tabel dibawah ini: No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun SD ,19 3,26 2 SLTP ,80 3,82 3 SLTA ,97 20,28 4 DIPLOMA I ,57 0,57 5 DIPLOMA II ,45 2,51 6 DIPLOMA III ,00 10,02 7 DIPLOMA IV ,69 0,83 8 S ,26 53,51 9 S ,04 5,17 10 S ,03 0,03 Jumlah ,00 100,00 Sumber : Data Kepegawaian per 31 Desember 2016 Sedangkan jumlah PNS/CPNS yang berlatar belakang pendidikan akuntansi pada tahun 2016, sebanyak 223 orang, yang dapat disajikan pada tabel dibawah ini : 10

12 No Rekapitulasi PNS/CPNS Pemerintah Kota Pekalongan yang Berlatar Belakang Pendidikan Akuntansi Tingkat Eselon Tingkat Pendidikan SLTA D1 D3 S1 S2 Jumlah 1 Eselon II Eselon III Eselon IV Staf Jumlah Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekalongan, Pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan yang terbanyak dari eselon IV.A yaitu sebanyak 289 orang atau 53,32%. Rincian jumlah pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan sampai dengan Desember 2016 tersaji pada tabel dibawah ini. Rekapitulasi Pejabat Struktural di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan Dilihat dari Tingkat Eselon Tahun 2015 s/d 2016 No Tingkat Eselon Jumlah Prosentase (%) II.A 1 1 0,17 0,18 2 II.B ,65 3,32 3 III.A ,51 8,49 4 III.B ,72 10,70 5 IV.A ,43 53,32 6 IV.B ,52 23,99 7 V.A Jumlah Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Pekalongan, Ekonomi Makro Perekonomian Kota Pekalongan tahun 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas harga konstan sebesar 5,48% yang menurun dari tahun sebelumnya sebesar 5,91%. Sektor perdagangan memberikan sumbangan tertinggi terhadap struktur perekonomian di Kota Pekalongan yaitu sebesar 22,33%. Secara umum laju inflasi Kota Pekalongan tahun 2015 cukup terkendali yaitu sebesar 3,46%. Pada tahun 2016 prioritas kebijakan pembangunan ekonomi Kota Pekalongan secara makro adalah (1) pemantapan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan tujuan utama meningkatkan penanaman modal, (2) memperluas kesempatan kerja dan mendorong wirausaha baru, (3) meningkatkan perlindungan usaha mikro, kecil dan sektor informal, (4) 11

13 mengurangi jumlah penduduk miskin dan (5) meningkatkan pelatihan keterampilan dan perintisan usaha. Keterbatasan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah. Pemerintah Kota Pekalongan diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), efisiensi pendanaan pembangunan dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Berkaitan dengan kondisi tersebut, upaya-upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan dalam rangka pemantapan perekonomian daerah adalah sebagai berikut : a. Mewujudkan ketertiban hukum dan ketenteraman dalam masyarakat guna menjamin kegiatan usaha dapat terselenggara dengan baik. b. Meningkatkan pelayanan perijinan usaha secara terpadu, untuk meningkatkan unit-unit layanan dan fasilitasi perijinan bagi usaha mikro, kecil serta sektor informal secara gratis agar dapat menjadi usaha formal dan mudah mengakses kredit perbankan. c. Menjamin ketersediaan prasarana dan sarana perekonomian (revitalisasi pasar tradisional, perlindungan UMKM) agar berfungsi dengan baik dan sektor-sektor lain sebagai penunjang kebutuhan dan distribusi barang semakin efisien. d. Peningkatan produktivitas tenaga kerja, meyempurnakan sistem pengupahan, peningkatan keterampilan dan kewirausahaan dalam masyarakat. e. Meningkatkan koordinasi antar SKPD, kerjasama antar daerah, mengembangkan kemitraan usaha dan pemberdayaan usaha mikro, kecil dan sektor informal. Melalui kerjasama kemitraan dan program tanggung jawab sosial perusahaan (program CSR) dari dunia usaha untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan lembaga keuangan mikro (LKM) di tingkat Rukun Warga (RW). f. Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan, pendidikan kecakapan hidup (life skills), teknologi tepat guna dan produktivitas kerja dan keterampilan yang bersifat teknis. g. Memperkuat upaya-upaya promosi dan ciri khas/potensi unggulan Kota Pekalongan dalam rangka mendorong dan meningkatkan daya jual produk ataupun masuknya investasi di Kota Pekalongan. 2.3 Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun 2016 Kebijakan Umum APBD pada dasarnya adalah rencana tahunan yang bersifat makro, merupakan bagian dari rencana jangka panjang daerah dan rencana jangka panjang dan 12

14 rencana jangka menengah daerah. Kebijakan Umum APBD Kota Pekalongan Tahun 2016 merupakan implementasi tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pembangunan Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan yang memuat visi Pemerintah Kota Pekalongan Terwujudnya Kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya berlandaskan nilai-nilai religiusitas. Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekalongan Nomor : 900/04115 dan Nomor : 900/1672 tanggal 4 November 2015 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016, dan Nota Kesepakatan Nomor : 900/02576 dan Nomor 900/0788 tanggal 11 Agustus 2016 tentang Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016, disepakati hal-hal sebagai berikut : Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah : 1) Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2) Perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun 2014 dan RAPBD Perubahan b. Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah. c. Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah diperoleh dari pendapatan bunga atau jasa giro, pendapatan BLUD dan penerimaan lain-lain. 13

15 2. Dana Perimbangan Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Penggaran Dana Bagi Hasil (DBH) terdiri dari : 1) Pendapatan dari DBH-Pajak yang terdiri dari DBH-Pajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) selain PBB Perkotaan dan Perdesaan, dan DBH-Pajak Penghasilan (DBH-PPh) yang terdiri dari DBH-PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN) dan PPh Pasal 21 dianggarkan sesuai Peraturan Presiden menganai Rincian APBD Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran ) Pendapatan dari DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran ) Pendapatan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-SDA) yang terdiri dari dari DBH Kehutanan, DBH Pertambangan Mineral dan Batubara, DBH Perikanan, DBH Minyak Bumi, DBH Gas Bumi, dan DBH Pengusahaan Panas Bumi dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran b. Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) DAU mengalami peningkatan sekitar 8,5% dibandingkan penetapan APBD Tahun Anggaran c. Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK): Penganggaran DAK ditetapkan sesuai dengan pagu definitif yang telah ditetapkan oleh Pemerintah pada APBN Tahun Anggaran 2016, dimana penggunaannya akan disesuaikan dengan usulan, besaran pagu dan mempedomani Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh Kementerian terkait. 14

16 d. Penerimaan pendapatan hibah APBN Murni dari Pemerintah Pusat dalam rangka penguatan program SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) guna mewujudkan pencapaian target 100% akses air bersih pada tahun Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Penganggaran Dana Penyesuaian yang terdiri dari Tambahan Penghasilan Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PNSD diasumsikan sama dengan alokasi pada Peraturan Presiden tentang Dana Transfer Tahun Anggaran b. Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah tentang prakiraan alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran c. Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi diasumsikan sesuai dengan usulan tahun 2016, akan tetapi didalam pelaksanaan nantinya tetap akan mengacu pada pagu definitif dari Pemerintah Provinsi. Kebijakan umum pendapatan daearah dalam APBD Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Menyempurnakan dan memberlakukan peraturan daerah yang mengatur tentang pendapatan disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada. 2. Mengoptimalkan sumberdaya manusia dan prasarana dalam proses pemungutan dan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah agar sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3. Pemberian penghargaan terhadap pengelola pajak daerah yang berprestasi. 4. Pemberian penghargaan terhadap wajib pajak daerah yang patuh terhadap peraturan dan sanksi terhadap wajib pajak/wajib retribusi yang melanggar. 5. Pemanfaatan aset-aset daerah yang memiliki nilai ekonomi tinggi bekerja sama dengan masyarakat dan pelaku usaha. 6. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi dengan melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi. 7. Melaksanakan koordinasi bidang pendapatan dengan SKPD Pengelola Pendapatan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. 15

17 2.3.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah Perubahan kebijakan pendapatan daerah pada APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016 disesuaikan berdasarkan evaluasi realisasi pendapatan daerah triwulan II Tahun Anggaran 2016 dan Rancangan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran Perubahan kebijakan pendapatan disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor ekonomi yang bersifat kondisional maupun adanya perubahan faktor regulasi. Perubahan kebijakan pendapatan daerah antara lain : 1. Dalam upaya memaksimalkan kinerja pendapatan, Pemerintah Kota Pekalongan agar meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari pengajuan sebesar Rp ,00 naik sebesar Rp ,00 menjadi Rp , Pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) diasumsikan mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 dengan perincian sebagai berikut : a. Pos Pajak Daerah diasumsikan naik sebesar Rp ,00 terdiri dari kenaikan Pajak Hotel sebesar Rp ,00; Pajak Restoran sebesar Rp ,00; Pajak Hiburan sebesar Rp ,00; Pajak Penerangan Jalan Rp ,00; Pajak Parkir sebesar Rp ,00; Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah sebesar Rp ,00, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebesar Rp ,00 serta Pajak BPHTB sebesar Rp ,00. b. Pos Retribusi Daerah diasumsikan naik sebesar Rp ,00 terdiri dari kenaikan Retribusi Jasa Umum sebesar Rp ,00 dan penurunan pada Retribusi Jasa Usaha sebesar Rp ,00. c. Pos Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan diasumsikan naik sebesar Rp ,00. d. Pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah diasumsikan naik sebesar Rp ,00 terddiri dari kenaikan hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak dipisahkan Rp ,00; Penerimaan Jasa Giro Rp ,00; Penerimaan Bunga Deposito Rp ,00; Tuntutan Ganti Rugi Daerah Rp ,00; Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Rp ,00; Pendapatan Denda Pajak Rp ,00; Pendapatan dari 16

18 Pengembalian sebesar Rp ,00 dan Pendapatan hasil sewa, penyiaran, sumbangan dan lain-lain sebesar Rp , Pendapatan pada pos Dana Perimbangan secara akumulasi mengalami peningkatan sebesar Rp ,00 dengan perincian sebagai berikut : a. Pos Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak diasumsikan turun sebesar Rp ,00 mengacu pada alokasi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nommor 137 Tahun 2015; b. Dana Alokasi Umum diasumsikan tidak mengalami perubahan. c. Dana Alokasi Khusus diasumsikan naik sebesar Rp ,00 sesuai dengan alokasi pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 137 Tahun Anggaran DAK Fisik telah disesuaikan pada Peraturan Walikota tentang Perubahan sebelum Perubahan APBD Disamping itu ada pengurangan/pemotongan pada DAK Fisik secara mandiri sesuai dengan amanat Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : SE-10/MK.07/2016 tentang Pengurangan/Pemotongan Dana Alokasi Khusus Fisik Secara Mandiri Tahun Anggaran Sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, yang terdiri dari Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian, dan Bantuan Keuangan Provinsi, secara akumulasi mengalami penurunan sebesar Rp ,00. Penurunan terbesar disebabkan oleh reklasifikasi kode rekening yang semula masuk pada Pos Dana Penyesuaian Tambahan Penghasilan Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PNSD dialihkan ke Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK Non Fisik) Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan dan alokasi anggaran belanja diarahkan antara lain untuk menunjang kelancaran kegiatan penyelenggaraan operasional pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, mendukung stabilitas dan kegiatan ekonomi daerah dalam memacu pertumbuhan ekonomi, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, serta mengurangi kemiskinan. Total perkiraan belanja pada tahun 2016 sebesar Rp ,00 dengan estimasi 45,19% untuk belanja tidak langsung dan 54,81% untuk belanja langsung. Belanja Tidak Langsung (BTL) meliputi belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan Belanja Langsung (BL) adalah belanja yang terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan bidang pemerintahan dan diukur dengan capaian kerja. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah tahun anggaran

19 disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Kebijakan perencanaan belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016 sebagai berikut : 1. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan. 2. Belanja pembangunan infrastruktur selain melanjutkan upaya-upaya penanggulangan banjir dan rob, juga memprioritaskan penataan jaringan jalan, khususnya dalam rangka peningkatan kualitas jalan kota serta secara bertahap mulai melakukan upaya-upaya pelebaran jalan pada ruas-ruas penghubung, baik dengan memanfaatkan daerah milik jalan/ruang milik jalan yang ada ataupun melalui pengadaan tanah dalam rangka mendukung kedudukan Kota Pekalongan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dalam RTRW Nasional ataupun RTRW Provinsi Jawa Tengah, serta penataan sarana penerangan jalan umum dalam rangka penghematan energi melalui upaya meterisasi dan penggunaan teknologi LED. Disamping itu, pembangunan sarana dan prasarana juga diarahkan untuk menata kawasan strategis kota. 3. Pembangunan sarana dan prasarana juga diarahkan dalam rangka mendukung upaya pencapaian target nasional dalam penataan kawasan kumuh, yaitu 100% terpenuhinya akses air minum, 0% bebas kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi sehat pada tahun Upaya ini antara lain diwujudkan melalui sinergi penyelenggaraan pembangunan masyarakat yang terpadu seperti Program NUSP, P2KKP yang merupakan kebijakan Pemerintah Pusat dengan Program daerah Pemberayaan Masyarakat (PDPM) dan Program Akselerasi Pembangunan Keluarga Sejahtera Berbasis Masyarakat (PAPKSBM) yang merupakan wujud partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan daerah. 4. Belanja pembangunan peningkatan sarana prasarana umum dan pengelolaan kebersihan kota guna meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat, bersih, aman dan nyaman. 5. Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS, serta penyediaan dana BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan sesuai ketentuan yang berlaku. 18

20 6. Peningkatan gaji bagi tenaga kontrak minimal sebesar Upah Minimum Kota serta penyediaan dana BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sesuai ketentuan yang berlaku. 7. Peningkatan alokasi anggaran pendidikan dasar yang meliputi Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs baik Negeri ataupun Swasta, diberikan melalui peningkatan Bantuan Kesra bagi Guru dan Tenaga Kependidikan Non PNS baik pada Sekolah Negeri ataupun Sekolah / Madrasah Swasta, peningkatan Fasilitasi Operasional Pendidikan (FOP), ataupun pengalokasian dana untuk pemeliharaan/rehab ringan. 8. Dalam upaya untuk tetap mendorong kemampuan masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan menengah dan tinggi, dimana mulai tahun 2017 akan dipindahkan kewenangannya kepada Pemerintah Provinsi (khususnya pendidikan menengah), maka perlu diambil kebijakan melalui peluncuran program peningkatan akses layanan pendidikan. 9. Penganggaran guna menindaklanjuti kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Perguruan Tinggi serta lembaga lainnya dibidang pendidikan tinggi dan menengah, lingkungan hidup, pariwisata dan budaya, penguatan sistem inovasi daerah. 10. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, maka pelaksanaan percepatan pembangunan diupayakan melalui program Sistem Inovasi Daya Saing Daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi, antara lain melalui pembangunan e- development Kota Pekalongan, penguatan integrasi SIM perencanaan dan keuangan, Pekalongan Broadband City, pengembangan SIM keuangan daerah berbasis akrual, Pengembangan SIM Barang Daerah (SIMBADA) dan SIM Rujukan terpadu. 11. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus bersifat inovatif yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 12. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana bangunan gedung pada kantor penyelenggara layanan publik serta pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah. 19

21 13. Kerangka kebijakan pengalokasian dana transfer Pemerintah Pusat mengalami perubahan yang signifikan terkait dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT). Pada tahun 2016, Pemerintah Kota Pekalongan tidak menyediakan dana pendamping. Sedangkan untuk Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBH-CHT), kebijakan penggunaannya mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan DBHCHT dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi DBHCHT sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 20/PMK.07/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 84/PMK.07/2008 tahun 2008 tentang Penggunaan DBHCHT dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi DBHCHT, juga memperluas penggunaan DBHCHT yang semula digunakan untuk mendanai 5 kegiatan utama, yaitu : (1) peningkatan kualitas bahan baku, (2) pembinaan industri, (3) pembinaan lingkungan sosial, (4) sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan/atau (5) pemberantasan barang kena cukai illegal, menjadi dapat juga digunakan sebagian untuk kegiatan lain sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah (block grant) dengan porsi paling banyak 50%. 14. Dalam rangka pengendalian dan efektifitas penganggaran, kebijakan penganggaran perjalanan dinas dan belanja Alat Tulis Kantor diarahkan agar dipusatkan pada kegiatan yang berada di bawah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. 15. Belanja penguatan manajemen aset daerah baik melalui penguatan SDM Pengelola Barang Daerah ataupun melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dalam rangka mewujudkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 16. Belanja Tidak Langsung khusus belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dianggarkan dengan prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang akan dilakukan secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta kemampuan keuangan daerah. 17. Proyeksi penyediaan belanja tidak terduga akan dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2014 dan estimasi kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi dan belum tertampung dalam bentuk program kegiatan pada tahun Penyusunan plafon belanja program kegiatan prioritas tambahan atau waiting list yang akan dipertimbangkan sebagai usulan plafon belanja tambahan, apabila asumsi 20

22 pendapatan dalam APBD mengalami peningkatan selama proses penyusunan APBD Tahun Dalam rangka mewujudkan anggaran berbasis kinerja dan berkeadilan gender maka penyusunan perencanaan anggaran mengacu kepada Perencanaan Penganggaran Berbasis Gender (PPRG) Kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. a. Belanja Pegawai Beberapa kebijakan dalam penyusunan belanja pegawai : 1. Penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan rencana pemberian gaji ketiga belas dan keempat belas, dan tunjangan PNSD. Dasar penghitungan menggunakan realisasi gaji bulan Juli 2015; 2. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan CPNS, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress sebesar 2% dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan; 3. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD mempedomani Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah ddengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. 4. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD berpedoman pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan Kesembilan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Presdien Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial. 21

23 5. Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD guna mendorong kinerja PNSD selaku aparatur sipil negara dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. 6. Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 7. Penganggaran tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD sesuai dengan dana transfer ke daerah. b. Belanja Hibah 1. Penganggaran belanja hibah berpedoman pada ketentuan Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 dan perubahannya Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah. 2. Belanja Hibah pada tahun 2016 diproyeksikan mengalami penurunan sejalan dengan implementasi kebijakan pengalokasian Belanja Hibah sebagaimana diatur dalam Pasal 298 ayat (5) huruf d Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta dengan selesainya pelaksanaan Pemilihan lagi hibah untuk KPUD, Panwaslu dan hibah Pengamanan Pilkada kepada Polresta Pekalongan. c. Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial pada tahun 2016 diproyeksikan mengalami penurunan yang signifikan karena dialihkan menjadi Belanja Langsung. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, dimana kegiatan penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat menganggarkannnya dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan. 22

24 d. Belanja Bantuan Keuangan Pos belanja bantuan keuangan dianggarkan untuk bantuan keuangan kepada partai politik dimana besaran penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 dan perubahannya Nomor 26 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. Anggaran bantuan keuangan kepada Partai Politik tahun 2016 dialokasikan berdasarkan perolehan suara partai politik hasil Pemilihan Umum tahun e. Belanja Tidak Terduga Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun anggaran 2014 dan kemungkinan adanya kegiatankegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan penagruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, seperti kepentingan penyelenggaraan pemerintah lainnya yang bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah daerah yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun anggaran 2016, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi belanja tidak terduga tahun 2016 dialokasikan Rp9,9 Milyar Kebijakan Belanja berdasarkan urusan Pemerintah Daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan) dan SKPD. Kebijakan Belanja berdasarkan urusan Pemerintahan Daerah (Urusan Wajib dan Urusan Pilihan) dan SKPD dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Kebijakan Belanja Berdasarkan urusan Pemerintahan Daerah Kode Urusan/Bidang/SKPD Pelaksana Plafon Wajib Pendidikan DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

25 BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KELURAHAN DEGAYU KELURAHAN PANJANG BARU KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KELURAHAN KURIPAN YOSOREJO KELURAHAN MEDONO KELURAHAN PRINGREJO KELURAHAN PONCOL KELURAHAN KLEGO Kesehatan DINAS KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BENDAN BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA 1.03 Pekerjaan Umum DINAS PEKERJAAN UMUM Perumahan DINAS PEKERJAAN UMUM BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Penataan Ruang DINAS PEKERJAAN UMUM Perencanaan Pembangunan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KANTOR RISET TEKNOLOGI INOVASI BAGIAN TATA PEMERINTAHAN KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KELURAHAN KANDANG PANJANG KELURAHAN PANJANG WETAN KELURAHAN DEGAYU KELURAHAN BANDENGAN KELURAHAN PANJANG BARU KELURAHAN KRAPYAK KELURAHAN PADUKUHAN KRATON KELURAHAN JENGGOT KELURAHAN BUARAN KRADENAN KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KELURAHAN KURIPAN YOSOREJO KELURAHAN SOKO DUWET KELURAHAN BANYURIP KELURAHAN MEDONO KELURAHAN PODOSUGIH KELURAHAN TIRTO

26 KELURAHAN SAPURO KEBULEN KELURAHAN BENDAN KERGON KELURAHAN PASIRKRATONKRAMAT KELURAHAN PRINGREJO KELURAHAN KAUMAN KELURAHAN PONCOL KELURAHAN KLEGO KELURAHAN GAMER KELURAHAN NOYONTAANSARI KELURAHAN SETONO KELURAHAN KALIBAROS Perhubungan DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN Lingkungan Hidup DINAS PEKERJAAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP BAGIAN TATA PEMERINTAHAN Pertanahan DINAS PEKERJAAN UMUM BAGIAIN TATA PEMERINTAHAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 1.10 Kependudukan dan Catatan Sipil DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BADAN PERMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA 1.12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera DINAS KESEHATAN BADAN PERMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA 1.13 Sosial DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT BADAN PERMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA 1.14 Ketenagakerjaan DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH BAGIAN PEREKONOMIAN Penanaman Modal DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

27 1.17 Kebudayaan DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Kepemudaan dan Olahraga DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian DINAS PEKERJAAN UMUM DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BAGIAN TATA PEMERINTAHAN BAGIAN HUKUM BAGIAN PEREKONOMIAN BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DPRD INSPEKTORAT KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KELURAHAN KANDANG PANJANG KELURAHAN PANJANG WETAN KELURAHAN DEGAYU KELURAHAN BANDENGAN KELURAHAN PANJANG BARU KELURAHAN KRAPYAK KELURAHAN PADUKUHAN KRATON KELURAHAN JENGGOT

28 KELURAHAN BUARAN KRADENAN KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KELURAHAN KURIPAN YOSOREJO KELURAHAN SOKO DUWET KELURAHAN BANYURIP KELURAHAN MEDONO KELURAHAN PODOSUGIH KELURAHAN TIRTO KELURAHAN SAPURO KEBULEN KELURAHAN BENDAN KERGON KELURAHAN PASIR KRATON KRAMAT KELURAHAN PRINGREJO KELURAHAN KAUMAN KELURAHAN PONCOL KELURAHAN KLEGO KELURAHAN GAMER KELURAHAN NOYONTAANSARI KELURAHAN SETONO KELURAHAN KALIBAROS Ketahanan Pangan BAGIAN PEREKONOMIAN KELURAHAN KANDANG PANJANG KELURAHAN PANJANG WETAN KELURAHAN DEGAYU KELURAHAN BANDENGAN KELURAHAN PANJANG BARU KELURAHAN KRAPYAK KELURAHAN PADUKUHAN KRATON KELURAHAN JENGGOT KELURAHAN BUARAN KRADENAN KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KELURAHAN KURIPAN YOSOREJO KELURAHAN SOKO DUWET KELURAHAN BANYURIP KELURAHAN MEDONO KELURAHAN PODOSUGIH KELURAHAN TIRTO KELURAHAN SAPURO KEBULEN KELURAHAN BENDAN KERGON KELURAHAN PASIR KRATON KRAMAT KELURAHAN PRINGREJO KELURAHAN KAUMAN KELURAHAN PONCOL KELURAHAN KLEGO KELURAHAN GAMER KELURAHAN NOYONTAANSARI KELURAHAN SETONO

29 KELURAHAN KALIBAROS KANTOR KETAHANAN PANGAN Pemberdayaan Masyarakat dan Desa BAGIAN TATA PEMERINTAHAN KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KELURAHAN KANDANG PANJANG KELURAHAN PANJANG WETAN KELURAHAN DEGAYU KELURAHAN BANDENGAN KELURAHAN PANJANG BARU KELURAHAN KRAPYAK KELURAHAN PADUKUHAN KRATON KELURAHAN JENGGOT KELURAHAN BUARAN KRADENAN KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KELURAHAN KURIPAN YOSOREJO KELURAHAN SOKO DUWET KELURAHAN BANYURIP KELURAHAN MEDONO KELURAHAN PODOSUGIH KELURAHAN TIRTO KELURAHAN SAPURO KEBULEN KELURAHAN BENDAN KERGON KELURAHAN PASIR KRATON KRAMAT KELURAHAN PRINGREJO KELURAHAN KAUMAN KELURAHAN PONCOL KELURAHAN KLEGO KELURAHAN GAMER KELURAHAN NOYONTAANSARI KELURAHAN SETONO KELURAHAN KALIBAROS BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA 1.23 Statistik BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Kearsipan BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Komunikasi dan Informatika KANTOR RISET TEKNOLOGI INOVASI BAGIAN HUKUM BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN SEKRETARIAT DPRD

30 INSPEKTORAT BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Perpustakaan KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH Pilihan Pertanian DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, DAN KELAUTAN Pariwisata DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN Kelautan dan Perikanan DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, DAN KELAUTAN Perdagangan DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BAGIAN PEREKONOMIAN Industri DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH 2.08 Ketransmigrasian DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI JUMLAH BELANJA LANGSUNG Perubahan Kebijakan Belanja Daerah Perubahan kebijakan belanja daerah menyesuaikan adanya perubahan kebijakan, baik dari Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Kota Pekalongan, dan perubahan asumsi dalam KUA PPAS Penetapan APBD Kebijakan Pemerintah antara lain terkait dengan penyesuaian dan pengurangan alokasi DAK sebesar 10% pada APBN-P dan penyesuaian perkiraan alokasi DBHCHT. Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah belanja atas usulan pendanaan dari Bantuan Keuangan APBD Provinsi yang disesuaikan dengan alokasi pagu difinitif yang ditetapkan dalam APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Sedangkan Kebijakan Pemerintah Kota Pekalongan antara lain penyesuaian alokasi atas kebutuhan rutin operasional SKPD dan pembiayaan beberapa program kegiatan prioritas dan urgen serta perubahan asumsi dalam penyusunan KUA PPAS penetapan APBD 2016 yang cukup siginifikan adalah perolehan SiLPA tahun 2015 hasil audit BPK atas Laporan Keuangan Daerah Kota Pekalongan Tahun Perubahan kebijakan belanja daerah yang signifikan antara lain : a. Belanja Tidak Langsung 29

31 1. Pada Belanja Pegawai, beberapa perubahan adalah penyesuaian kebutuhan belanja pegawai Gaji dan Tunjangan PNSD/Kepala Daerah/DPRD berdasarkan realisasi bulan Juli 2016, yang telah memperhitungkan gaji ke-13 dan tunjangan hari raya. Perubahan lainnya adalah penyesuaian atas anggaran pendapatan dan belanja Tambahan Penghasilan Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PNSD atas dasar alokasi DAK Non Fisik APBN TA 2016 dan SiLPA TA Disamping itu, terdapat pula penyesuaian belanja insentif pemungutan pajak daerah sebagai akibat penyesuaian terhadap target pendapatan pajak dan retribusi daerah. 2. Penyesuaian belanja hibah antara lain penambahan atas usulan-usulan hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan yang telah berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun Penyesuaian belanja hibah lainnya yaitu penganggaran kembali luncuran alokasi bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah bidang pendidikan TA 2015 yang belum terlaksana, serta penambahan hibah guna mendukung program PAPKSBM tahun Belanja Bantuan Sosial bertambah pada alokasi anggaran bantuan sosial tidak terencana akibat resiko kemiskinan dan pendidikan, guna menyediakan pendanaan atas usulan bantuan sosial dari masyarakat pada triwulan 4 tahun 2016, serta penyesuaian alokasi definitif anggaran bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah bidang pendidikan TA Belanja Tidak Terduga bertambah guna penyediaan dan belanja tanggap darurat dan belanja mendesak lainnya sampai dengan akhir tahun 2016, untuk menggantikan dana belanja tidak terduga yang telah terealisasi pada penanganan tanggap darurat banjir rob bulan Juni Juli b. Belanja Langsung 1. Kebijakan Belanja Langsung diprioritaskan pada kebutuhan operasional rutin SKPD dan kegiatan yang dipandang mendesak serta efisiensi anggaran maupun hal-hal yang terkait penyesuaian alokasi belanja lainnya seperti alokasi untuk penyesuaian honor tenaga kontrak dan pembayaran listrik penerangan jalan. 2. Penyesuaian anggaran pada Dana Alokasi Khusus (DAK) yang mengalami perubahan sebagai akibat kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Bantuan Keuangan APBD Provinsi Jawa Tengah seusai dengan penetapan APBD Provinsi Jawa Tengah. 3. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang mobilitas Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 30

32 4. Penambahan pengalokasian anggaran perjalanan dinas untuk menyesuaikan dengan perubahan standar biaya perjalanan diinas. 5. Tahun 2016 merupakan tahun pertama periode RPJMD Kota Pekalongan Tahun Oleh karena itu, dilakukan penyesuaian pada beberapa program dan kegiatan sebagai upaya pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Pekalongan Tahun Rehabilitasi bangunan gedung kantor dan infrastruktur pelayanan publik sebagai akibat bencana rob. 7. Penambahan alokasi anggaran pennyelenggaraan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin yang belum dapat dilayani dengan penyelenggaraan jaminan kesehatan dari Pemerintah Pusat. 8. Untuk menurunkan jumlah Rumah Tidak Layak Huni, dialokasikan anggaran pendampingan baik untuk alokasi pugar Rumah Tidak Layak Huni itu sendiri ataupun untuk validasi sasaran pugar RTLH. 9. Dalam upaya sinergitas dengan pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah Pusat berupa pembangunan jalan tol, pembangunan jalan lingkar, dan pembangunan polder, maka dialokasikan anggaran pengadaan lahan sebagai wujud komitmen Pemerintah Kota Pekalongan dalam kegiatan tersebut. 10. Penanganan persampahan tidak hanya bertumpu pada sisi hilir tetapi juga pada sisi proses dari rumah tangga. Oleh karena itu, dilakukan upaya penanganan mulai dari sisi hulu yang diharapkan akan mengurangi volume yang akan diolah di TPA. 11. Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan permukiman, Pemerintah Kota Pekalongan agar meningkatkan upaya dan alokasi anggaran untuk sarana dan prasarana lingkungan perumahan dan permukiman. 12. Mengingat Peraturan Pemerintah sebagaimana amanat Pasal 230 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah belum terbit, maka kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Lokal Kelurahan dialihkan ke Belanja Hibah Pemberdayaan Masyarakat. 13. Pelaksanaan kegiatan penyusunan single data base kemiskinan, baik yang dilaksanakan melalui Validasi PBDT oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi ataupun melalui Validasi RTLH oleh Dinas Pekerjaan Umum agar dikoordinasikan oleh BAPPEDA. Berkaitan dengan hal tersebut, alokasi anggaran Penyusunan Single Data Base pada BAPPEDA didrop. 31

33 14. Pugar rumah tidak layak huni (RTLH) ditetapkan agar memprioritaskan data dari PBDT dan hasil validasi pendataan serta dengan tetap mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan. 15. Penataan lapangan Banyurip sebelah timur SDLB untuk diperhatikan, sehingga menjadi ruang publik. 16. Untuk memberikan rasa aman kepada warga masyarakat yang akan mengakses pelayanan di Kantor Kelurahan Sapuro Kebulen khususnya bagi warga masyarakat yang berada di sebelah utara Jl. Jenderal Sudirman, maka agar diberikan penambahan marka jalan bagi penyeberang di depan Kantor Kelurahan Sapuro Kebulen. 17. Pagar Kantor Kelurahan Sapuro Kebulen agar direhab sehingga terlihat lebih rapid an indah sebagai bagian dari tampilan kantor yang berada di pinggir jalan PANTURA. 18. Pembangunan / rehab Kantor Kelurahan Degayu dilakukan menunggu hasil penyusunan Detail Engineering (DE). 19. Kegiatan pengadaan kendaraan dinas roda 4 pada DPPKAD agar dihitung kembali sesuai dengan kebutuhan dan peruntukan mobil dinas jabatan. 20. Permasalahan pencemaran udara yang ditimbulkan dari RPU Kuripan supaya menjadi catatan dan dibahas lebih lanjut dalam rapat kerja dengan Komisi B DPRD. 21. Pembangunan ruang pelatihan pada BLK dari dana DBHCHT yang belum selesai agar diselesaikan dengan penambahan anggaran sebesar Rp ,00 (dua ratus juta rupiah). 22. Pagar bumi yang roboh di Puskesmas Sokorejo agar dialokasikan penggeseran dari anggaran lain sebesar Rp , Pemeliharaan saluran drainase Jl. Urip Sumoharjo agar dialokasikan anggaran Rp , Untuk meningkatkan upaya pelestarian budaya di Kota Pekalongan, maka kegiatan Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah pada Dinas Perhubungan dan Pariwisata ditambah sebesar Rp , Untuk mendukung peningkatan sarana prasarana permukiman, maka ditambahkan anggaran sebesar Rp ,00 pada kegiatan peningkatan jalan dan jembatan pedesaan. 26. Dalam Pembangunan Pasar Anyar lanjutan direkomendasikan : 32

34 a. Alokasi anggaran ditetapkan sebagaimana dalam Rancangan KUA PPAS yang diajukan oleh TAPD. Namun demikian, tambahan alokasi anggaran bersumber dari APBD semula sebesar Rp ,00 berkurang Rp ,00 (sisa tender) menjadi Rp ,00. Selanjutnya, pada waktu yang akan datang Pemerintah Kota Pekalongan agar memprediksikan secara cermat besaran bantuan keuangan ataupun dana lain yang bersumber dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Sehingga, kegiatan yang direncanakan dapat terselesaikan dari dana yang diajukan tersebut dan tidak membebani APBD. b. Pemerintah Kota Pekalongan agar memberikan copy sertifikat dan catatan history tanah serta data pedagang Pasar Anyar kepada DPRD sebagai bahan informasi penjelasan kepada masyarakat terkait dengan pembangunan Pasar Anyar. c. Pemerintah Kota Pekalongan agar memprioritaskan penempatan pedagang yang selama ini telah menempati Pasar Anyar. 27. Usulan tambahan anggaran kegiatan fasilitasi peningkatan ketrampilan dan kinerja PKK pada BPMP2AKB sebesar Rp ,00 tidak disetujui. 28. Usulan tambahan anggaran kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan pada BLH sebesar Rp ,00 tidak disetujui Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran atau penggunaan dari surplus anggaran. Pembiayaan terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan pada tahun 2016 diasumsikan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA), dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya kelebihan penerimaan (over-target). Selain itu, SiLPA ini juga mengasumsikan adanya efisiensi yang akan terjadi pada pelaksanaan APBD 2015 yaitu perkiraan selisih positif antara pengeluaran riil dengan anggaran yang disediakan Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Untuk kebijakan pengeluaran pembiayaan pada APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016 adalah pembiayaan untuk penyertaan modal bagi Perusahaan Daerah Kota 33

35 Pekalongan dan Bank Jateng, serta penyertaan modal dari penerusan hibah APBN Murni kepada PDAM. Penyertaan Modal kepada Perusahaan Daerah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah dan sesuai dengan kajian analisis keuangan Perusahaan Daerah Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah Memperhatikan kebijakan pembiayaan daerah yang telah ditetapkan dalam Penetapan APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016 maka rencana pembiayaan daerah diprioritaskan untuk selalu surplus dalam pembiayaan netto agar dapat menutup defisit anggaran Perubahan Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Perubahan kebijakan anggaran penerimaan pembiayaan adalah menyesuaikan dengan Laporan Realisasi APBD Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 yang berkaitan dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2015, yaitu sebesar Rp , Perubahan Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Perubahan kebijakan anggaran pengeluaran pembiayaan meliputi penyesuaian penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah kepada PT. Bank Jateng sesuai dengan hasil RUPS Tahun Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas akuntansi, termasuk laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yaitu RSUD Bendan, BLUD Puskesmas, BLUD BKPM dan BLUD PSPJ, sehingga tersaji sebagai entitas tunggal. Proses penggabungan antara akun-akun yang diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas akuntansi lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode laporan yang sama dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnnya. 34

36 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Keuangan Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2016 Realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2016 secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut : Uraian Pendapatan dan Belanja Ikhtisar Realisasi Anggaran Tahun 2016 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Penerimaan / Sisa Pengeluaran Pendapatan 901,999,688, ,642,985, (44,356,702,221.00) Belanja dan Transfer 1,008,226,488, ,324,083, (138,902,404,146.00) Surplus / (Defisit) (106,226,800,000.00) (11,681,098,075.00) 94,545,701, Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan 118,485,800, ,528,996, ,196, Pengeluaran Pembiayaan 12,259,000, ,259,000, (2,000,000,000.00) Pembiayaan Netto 106,226,800, ,269,996, ,043,196, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ,588,898, ,588,898, Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa : 1. Realisasi pendapatan daerah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus lima puluh tujuh milyar enam ratus empat puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh sembilan rupiah) atau sebesar 95,08% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan ratus satu milyar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta enam ratus delapan puluh delapan ribu rupiah). 2. Realisasi belanja daerah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus enam puluh sembilan milyar tiga ratus dua puluh empat juta delapan puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh empat rupiah) atau sebesar 86,22% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (satu trilyun delapan milyar dua ratus dua puluh enam juta empat ratus delapan puluh delapan ribu rupiah). 3. Pada tahun 2016, Kota Pekalongan mengalami defisit anggaran sebesar Rp ,00 (sebelas milyar enam ratus delapan puluh satu juta sembilan puluh delapan ribu tujuh puluh lima rupiah), hal ini dikarenakan beberapa pendapatan 35

37 daerah yang bersumber dari dana transfer pusat dan propinsi tidak memenuhi target seperti dana DAK, Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Bantuan Keuangan dari Provinsi Perbandingan Realisasi Tahun Anggaran 2016 dengan Tahun Anggaran Perbandingan realisasi anggaran tahun anggaran 2016 dengan tahun anggaran 2015 dapat disajikan sebagai berikut : Perbandingan Realisasi Anggaran TA dengan TA Uraian Ralisasi TA TA % Pendapatan dan Belanja Pendapatan 857,642,985, ,733,612, Belanja dan Transfer 869,324,083, ,543,896, Surplus / (Defisit) (11,681,098,075.00) 17,189,715, (167.95) Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan 118,528,996, ,743,099, Pengeluaran Pembiayaan 10,259,000, ,447,000, (10.38) Pembiayaan Netto 108,269,996, ,296,099, Sisa Lebih Pembiayaan 96,588,898, ,485,815, (18.48) 1. Realisasi pendapatan tahun anggaran 2016 meningkat sebesar Rp ,00 (empat puluh tujuh milyar sembilan ratus sembilan juta tiga ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus enam rupiah) atau meningkat sebesar 5,92% jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan daerah tahun 2015 sebesar Rp ,00 (delapan ratus sembilan milyar tujuh ratus tiga puluh tiga juta enam ratus dua belas ribu empat ratus tujuh puluh tiga rupiah). 2. Realisasi belanja dan transfer tahun anggaran 2016 meningkat sebesar Rp ,00 (tujuh puluh enam milyar tujuh ratus delapan puluh juta seratus delapan puluh tujuh ribu seratus enam puluh lima rupiah) atau meningkat sebesar 9,69% jika dibandingkan dengan realisasi belanja daerah tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus sembilan puluh dua milyar lima ratus empat puluh tiga juta delapan ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus delapan puluh sembilan rupiah). 3. Realisasi pembiayaan netto tahun anggaran 2016 meningkat sebesar Rp ,00 (enam milyar sembilan ratus tujuh puluh tiga juta delapan ratus sembilan puluh tujuh ribu sembilan puluh enam rupiah) atau sebesar 6,88% jika 36

38 dibandingkan dengan pembiayaan netto tahun 2015 sebesar Rp ,00 (seratus satu milyar dua ratus sembilan puluh enam juta sembilan puluh sembilan ribu lima ratus delapan puluh delapan rupiah) Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Pendapatan per SKPD Berdasarkan tabel diatas, realisasi pendapatan Pemerintah Kota Pekalongan tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus lima puluh tujuh milyar enam ratus empat puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh sembilan rupiah) yang dapat dirinci sebagai berikut : No SKPD Tahun 2016 Tahun 2015 % Anggaran Realisasi Realisasi 1 DKK 13,431,140, ,651,907, ,933,304, RSUD BENDAN 75,000,000, ,350,041, ,180,105, DPU 2,000,000, ,320,483, ,561,275, DISHUBPARBUD 2,956,890, ,753,854, ,893,877, DINDUKCAPIL 3,000, ,500, ,725, DINSOSNAKERTRANS 72,000, ,566, ,959, DISPERINDAGKOP 2,400,000, ,487,579, ,297,036, BPMP2T 150,000, ,897, ,060, BAG. TATA PEMERINTAHAN 1,060,000, ,089,725, ,007,860, SKPKD 797,280,476, ,884,498, ,343,210, DPPKAD 843,900, ,394, ,328, BLH 592,500, ,126, ,175, DISKOMINFO 352,512, ,463, ,985, DPPK 5,857,270, ,452,946, ,772,708, Jumlah 901,999,688, ,642,985, ,733,612, Sedangkan realisasi belanja Pemerintah Kota Pekalongan pada tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus enam puluh sembilan milyar tiga ratus dua puluh empat juta delapan puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh empat rupiah) dengan rincian sebagai berikut : 37

39 No. SKPD TA Realisasi % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) TA (Rp) 1 DINDIKPORA 282,801,264, ,892,198, ,190,372, DKK 88,744,500, ,367,458, ,880,704, RSUD 113,108,907, ,692,185, ,430,605, DPU 159,289,271, ,851,351, ,940,151, BAPPEDA 6,605,820, ,304,634, ,998,420, RISTEKIN 2,664,661, ,580,285, ,388,846, DISHUBPARBUD 19,666,275, ,570,503, ,595,651, BLH 22,834,271, ,871,990, ,678,329, DINDUKCAPIL 7,496,674, ,261,496, ,636,933, DINSOSNAKERTRANS 15,011,037, ,942,602, ,485,256, DISPERINDAGKOP 27,042,070, ,952,105, ,949,267, BPMP2T 4,292,189, ,050,432, ,789,037, KESBANGPOL 2,383,090, ,290,226, ,938,608, SATPOL PP 6,370,883, ,270,452, ,709,025, BPBD 3,649,256, ,484,061, ,274,728, DPRD 9,584,796, ,737,211, ,723,721, WALIKOTA 756,644, ,050, ,345, BAG. TAPEM 1,356,700, ,151,523, ,225,576, BAG. HUKUM 1,488,750, ,417,185, ,342,735, BAG. PEREKONOMIAN 1,202,200, ,092,996, ,314,294, BAG. ADM PEMBANGUNAN 1,183,000, ,087,861, ,434, BAG. KESRA 7,264,375, ,566,168, ,553,073, BAG. ORPEG 1,466,850, ,389,966, ,958, BAG. UMUM&KEUANGAN 25,987,234, ,503,544, ,423,240, SEKRETARIAT DPRD 33,580,464, ,235,066, ,323,845, INSPEKTORAT 4,672,062, ,272,308, ,998,065, KEC.PEKALONGAN UTARA 9,492,137, ,199,680, ,364,893, KEC.PEKALONGAN SELATAN 7,054,355, ,437,353, ,329,987, KEC.PEKALONGAN BARAT 9,745,554, ,466,719, ,681,263, KEC.PEKALONGAN TIMUR 10,197,654, ,879,771, ,763,120, SKPKD 36,706,185, ,177,335, ,363,611, DPPKAD 23,123,199, ,729,828, ,102,992, BKD 7,851,339, ,843,606, ,981,782, KEL.KANDANG PANJANG 250,110, ,970, ,615, KEL.PANJANG WETAN 280,776, ,585, ,451, KEL.DEGAYU 257,090, ,482, ,965, KEL.BANDENGAN 209,250, ,207, ,233, KEL.PANJANG BARU 272,510, ,937, ,805, KEL.KRAPYAK 421,320, ,691, ,657, KEL.PADUKUHUAN KRATON 328,630, ,490, ,665, Jumlah 956,693,352, ,208,532, ,641,277,

40 No. SKPD TA Realisasi % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) TA (Rp) Saldo Pindahan 956,693,352, ,208,532, ,641,277, KEL. JENGGOT 241,170, ,160, ,007, KEL.BUARAN KRADENAN 264,710, ,438, ,460, KEL.KURIPAN KERTOHARJO 234,480, ,730, ,762, KEL.KURIPAN YOSOREJO 297,595, ,141, ,641, KEL.SOKODUWET 251,010, ,675, ,886, KEL.BANYURIP 289,570, ,671, ,286, KEL.MEDONO 317,850, ,796, ,237, KEL.PODOSUGIH 210,990, ,054, ,307, KEL.TIRTO 229,328, ,470, ,195, KEL.SAPURO KEBULEN 315,650, ,460, ,128, KEL.BENDAN KERGON 358,650, ,195, ,089, KEL.PASIRKRATONKRAMAT 357,910, ,995, ,294, KEL.PRINGREJO 544,390, ,077, ,823, KEL.KAUMAN 420,545, ,552, ,570, KEL.PONCOL 283,310, ,486, ,951, KEL.KLEGO 272,390, ,840, ,605, KEL.GAMER 213,865, ,302, ,246, KEL.NOYONTAANSARI 291,805, ,821, ,707, KEL.SETONO 310,450, ,314, ,868, KEL.KALIBAROS 247,645, ,275, ,048, KKP 2,020,075, ,942,087, ,486,732, BPMP2AKB 9,769,528, ,108,358, ,840,086, KPAD 6,135,091, ,913,329, ,918,044, DISKOMINFO 10,136,631, ,525,242, ,410,566, DPPK 17,518,498, ,956,071, ,499,068, Jumlah 1,008,226,488, ,324,083, ,543,896, Hambatan dan Kendala yang ada dalan Pencapaian Target Yang Telah Ditetapkan Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan pada tahun 2016 antara lain : a. Pendapatan Daerah Pendapatan daerah tahun 2016 yang tercapai hanya 95,08%, disebabkan karena beberapa hal antara lain : 1. Transfer pendapatan daerah yang bersumber dari Pemerintah Pusat tidak memenuhi target, antara lain : Dana Alokasi Khusus. 39

41 Pendapatan Daerah yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus Fisik terealisasi sebesar 83,29%, yang disebabkan karena beberapa DAK Fisik triwulan IV sebesar 20% dari total pagu DAK Fisik Tahun 2016 tidak cair ke rekening kas daerah. Dana Alokasi Khusus Non Fisik. Pemerintah Kota Pekalongan pada tahun 2016, tidak mendapatkan pencairan dana tunjangan profesi guru triwulan IV, dan pada triwulan III hanya disalurkan sebesar Rp ,00 (dua ratus dua puluh enam juta rupiah). Hal ini sesuai dengan surat dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27001/B/PR/2016 tanggal 23 Agustus 2016 perihal Penggunaan Sisa Dana (SILPA) dan Penghentian Penyaluran Transfer TPG dan DTP Tahun 2016, disampaikan bahwa bagi daerah yang masih mempunyai sisa dana tahun sebelumnya, maka dana tersebut dapat dipergunakan untuk penyaluran TP dan DTP di tahun berjalan. Berdasarkan surat tersebut, penyaluran TPG Kota Pekalongan untuk triwulan IV dihentikan. Sehingga Kota Pekalongan menerima dana TPG sampai dengan triwulan III. 2. Transfer bagi hasil dari Propinsi Pendapatan bagi hasil pajak dari Provinsi pada tahun 2016, tidak memenuhi target dikarenakan berdasarkan surat dari Badan Pengelola Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 900/00100 tanggal 6 Januari 2017 perihal konfirmasi penundaan penyaluran dana bagi hasil pajak daerah Provinsi Jawa Tengah kepada Kabupaten/Kota Bulan November 2016, disampaikan bahwa karena keterbatasan dana pada RKUD Provinsi Jawa Tengah maka bagi hasil dari PBBKB bulan Nopember 2016 belum disalurkan ke rekening kas daerah Kota Pekalongan sebesar Rp ,00 (satu milyar seratus sembilan belas juta enam ratus delapan puluh sembilan ribu sembilan ratus lima puluh satu rupiah). Sedangkan bagi hasil pajak bulan Desember 2016 akan menjadi kurang salur yang akan disalurkan pada perubahan anggaran tahun b. Belanja Daerah Penyerapan belanja daerah tahun 2016 hanya terealisasi sebesar 86,22%, yang antara lain disebabkan karena : Belum semua SKPD mematuhi jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan; 40

42 Tidak dapat dilaksanakannya kegiatan yang telah ditetapkan pada APBD Penetapan dikarenakan ketidaktepatan akun belanja dan revisinya harus dilakukan dalam APBD Perubahan; Belum matangnya perencanaan yang disusun oleh SKPD. Pada tahun 2016, terdapat 11 kegiatan yang sampai dengan 31 Desember 2016 tidak selesai, antara lain : No. SKPD Pekerjaan Nilai Kontrak (Rp) 1. DPU Pelebaran Jalan Kusuma Bangsa 2. DPU Peningkatan Jalan. Perintis Kemerdekaan 3. DPU Peningkatan Jalan Letjen Suprapto 4. DPU Pembangunan Saluran Drainase Kel. Pasirkraton kramat 5. DPU Pembangunan Dinding Saluran Pabean Kel. Padukuhankraton 6. DPU Pembangunan Saluran Drainase Krapyak 7. DPU Peningkatan Jalan dan Saluran RW 02, 04 dan 07 Kel. Tirto 8. DPU Pembangunan IPAL Komunal Kel. Setono 9. Perindagkop Pembangunan Pasar dan UMKM Anyar Tahap I (Bankeu Prov Jateng 2016) 10. Perindagkop Pembangunan Pasar dan UMKM Anyar Tahap II (APBD) 11. BLH Pembangunan Pagar Pengaman SPJ s/d 31 Desember 2016 (Rp) Sisa Yang Belum Dibayarkan (Rp) Atas kegiatan/pekerjaan yang belum selesai sampai dengan 31 Desember 2016, sesuai dengan mekanisme Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu dengan diberikannya perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan 50 hari kalender. Atas sisa pekerjaan yang belum dibayarkan akan dibayarkan pada perubahan APBD Tahun Namun demikian terdapat tiga pekerjaan yang sampai dengan 50 hari kalender tidak dapat diselesaikan yaitu : 41

43 a. Pembangunan Pasar Anyar Tahap I dan Tahap II b. Pembangunan Pagar Pengaman. c. Pembangunan Saluran Drainase Kelurahan Pasirkratonkramat. 42

44 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Entitas pelaporan adalah Pemerintah Kota Pekalongan yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku entitas akuntansi, seperti yang disajikan pada Tabel 4.1. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk dikonsolidasikan pada entitas pelaporan. SKPD di Pemerintah Kota Pekalongan meliputi Dinas, Badan, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Kantor, Kecamatan dan Kelurahan. Tabel. Entitas Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA DINAS KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BENDAN DINAS PEKERJAAN UMUM BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KANTOR RISET TEKNOLOGI INOVASI DINAS PERHUBUNGAN, PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD INSPEKTORAT KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 43

45 12023 KELURAHAN KANDANG PANJANG KELURAHAN PANJANG WETAN KELURAHAN DEGAYU KELURAHAN BANDENGAN KELURAHAN PANJANG BARU KELURAHAN KRAPYAK KELURAHAN PADUKUHAN KRATON KELURAHAN JENGGOT KELURAHAN BUARAN KRADENAN KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KELURAHAN KURIPAN YOSOREJO KELURAHAN SOKO DUWET KELURAHAN BANYURIP KELURAHAN MEDONO KELURAHAN PODOSUGIH KELURAHAN TIRTO KELURAHAN SAPURO KEBULEN KELURAHAN BENDAN KERGON KELURAHAN PASIRKRATONKRAMAT KELURAHAN PRINGREJO KELURAHAN KAUMAN KELURAHAN PONCOL KELURAHAN KLEGO KELURAHAN GAMER KELURAHAN NOYONTAANSARI KELURAHAN SETONO KELURAHAN KALI BAROS KANTOR KETAHANAN PANGAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, PERLIN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, DAN KELAUTAN Selain entitas akuntansi berupa SKPD sebagaimana tersebut diatas, Pemerintah Kota Pekalongan juga menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada unit kerja RSUD Bendan, BLUD Puskesmas, BLUD BKPM dan BLUD PSPJ. 4.2 Kebijakan Akuntansi Pada tahun 2015, Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan kebijakan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kebijakan Akuntansi serta Sistem dan Prosedur Akuntansi yang diterapkan pada Pemerintah 44

46 Kota Pekalongan diatur dalam Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan dan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan. Beberapa bagian penting dari Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan dapat diuraikan sebagai berikut : A. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2016 menggunakan basis akrual, namun demikian Laporan Realisasi Anggaran tetap disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis akrual diterapkan pada pos-pos aset, kewajiban dan ekuitas, pendapatan dan beban. B. Dasar Pengukuran yang digunakan dalam Penyusunan Laporan Keuangan Basis pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan meliputi basis pengukuran aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan LRA, belanja, pembiayaan, pendapatan-lo dan beban. 1. Pengukuran Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Pekalongan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh Pemerintah Kota Pekalongan, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi, aset tetap dan aset lainnya. a. Aset Lancar Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka waktu 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan dan surat berharga yang mudah diperjualbelikan. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi dan piutang lainnya yang diharapkan diterima dalam waktu 12 45

47 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan. Aset Lancar diakui sebagai berikut : 1) Kas Kas dicatat sebesar nilai nominal 2) Investasi Jangka Pendek Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat, atau nilai wajar lainnya. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai sebesar setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. Investasi jangka pendek dalam bentuk nonsaham, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. Penilaian Investasi Jangka Pendek Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan metode biaya. Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait. 3) Piutang Piutang yang timbul karena ketentuan perundang-undangan diakui setelah diterbitkan Surat Ketetapan dan/atau Surat Tagihan pada periode berikutnya dan dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum dalam tagihan. 46

48 Pengukuran piutang pendapatan yang berasal dari peraturan perundangundangan adalah sebagai berikut: a. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar yang diterbitkan; b. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak untuk WP yang mengajukan banding; c. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum ditetapkan oleh majelis hakim Pengadilan Pajak; d. Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) untuk piutang yang tidak diatur dalam undang-undang terendiri dan kebijakan penyisihan piutang tak tertagih telah diatur dalam Peraturan Walikota Pekalongan Untuk piutang dalam valuta asing akan disajikan sebagai piutang di neraca berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan dari kas daerah dan atau apabila berupa barang/jasa harus dinilai dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan atas barang/jasa tersebut. Pengukuran Piutang karena Tuntutan Ganti Rugi adalah sebagai berikut : a. Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan kedepan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan. b. Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12 (dua belas) bulan berikutnya. Pengakuan Piutang Secara garis besar, pengakuan piutang terjadi pada saat penerbitan Surat Ketetapan tentang Piutang. Pengakuan piutang yang berasal dari pendapatan daerah, didahului dengan pengakuan terhadap pendapatan yang mempengaruhi piutang tersebut. 47

49 Pengakuan piutang yang berasal dari peraturan perundang-undangan harus memenuhi kriteria : a. Telah diterbitkannya surat ketetapan; dan/atau b. Telah diterbitkannya surat penagihan. Pengakuan pendapatan pajak yang menganut sistem self assessment, setiap wajib pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak daerah. Pengakuan piutang yang berasal dari perikatan harus memenuhi kriteria : a. Harus didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas; b. Jumlah piutang dapat diukur; c. Telah diterbitkan surat penagihan; dan d. Belum dilunasi sampai dengan akhir periode laporan. Piutang yang berasala dari pemberian pinjaman 4) Persediaan Persediaan disajikan sebesar : a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; b. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. Pengakuan Persediaan Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik (stock opname). Pencatatan persediaan menggunakan metode perpektual dengan tetap mendasarkan hasil inventarisasi. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal untuk dijual, seperti karcis peron, dinilai dengan biaya perolehan terakhir. Beban Persediaan Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan 48

50 5) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan piutang tidak tertagih adalah cadangan yang dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan umur piutang. Penyisihan piutang yang kemungkinan tidak tertagih diprediksi berdasarkan pengalaman masa lau dengan melakukan analisa terhadap saldo-saldo piutang yang masih beredar (outstanding). Penyisihan piutang tidak tertagih dilakukan berdasarkan umur piutang dan jenis piutang. Berdasarkan jenisnya, umur piutang beserta penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang pajak ditetapkan sebagai berikut : No. Uraian Umur Piutang % Penyisihan 1. Piutang Lancar Kurang dari 1 tahun 10% 2. Piutang Kurang Lancar 1 tahun sampai dengan 30% atau kurang dari 3 tahun 3. Piutang Diragukan 3 tahun sampai dengan 50% atau kurang dari 5 tahun 4. Piutang Macet 5 tahun atau lebih dari 5 tahun 100% Berdasarkan jenisnya, umur piutang beserta penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang retribusi, piutang PAD lainnya, piutang berdasarkan perikatan dan piutang TP-TGR ditetapkan sebagai berikut : No. Uraian Umur Piutang % Penyisihan 1. Piutang Lancar Kurang dari 1 tahun 10% 2. Piutang Kurang Lancar 1 tahun sampai 30% dengan atau kurang dari 2 tahun 3. Piutang Diragukan 2 tahun sampai 50% dengan atau kurang dari 3 tahun 4. Piutang Macet lebih dari 3 tahun 100% 6) Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalty, atau 49

51 manfaat sosial sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi jangka panjang terdiri atas investasi permanen dan investasi non permanen. a. Inevstasi Jangka Panjang : Pengukuran investasi jangka panjang adalah sebagai berikut : Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, tercatat, atau nilai wajar lainnya. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran investasi jangka panjang pemerintah daearah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah daerah adalah sebesar biaya perolehan atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada. Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode, yaitu : 1) Metode Biaya Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada usaha/badan hukum yang terkait. 2) Metode Ekuitas Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah daerah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah daerah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah daerah akan mengurangi nilai investasi pemerintah daerah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah daerah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap. 3) Metode Nilai Bersih yang dapat direalisasikan Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat. 50

52 Penggunaan metode diatas didasarkan pada kriteria sebagai berikut : a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya; b. Kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikakn menggunakan metode ekuitas; c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas. d. Kepemilikan bersifat non permanen menggunakan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan. b. Investasi Non Permanen Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Pengukuran investasi non permanen adalah sebagai berikut : Investasi non permanen misalnya dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. Sedangkan investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan perbankan yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan. Investasi non permanen dalam bentuk penanaman modal di proyekproyek pembangunan pemerintah dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga. c. Investasi Permanen Invetasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Pengukuran investasi permanen adalah sebagai berikut : Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah daerah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut. Pengakuan Hasil Investasi Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah daerah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba yang diperoleh oleh 51

53 pemerintah daerah akan dicatat mengurangi nilai investasi pemerintah daerah dan dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Kecuali untuk dividen dalam bentuk saham yang diterima akan menambah nilai investasi pemerintah daerah dan ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah yang sama 7) Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah Kota Pekalongan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap terdiri dari : Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Instalasi; Aset Tetap Lainnya; Konstruksi Dalam Pengerjaan; dan Akumulasi Penyusutan. Pengukuran Aset Tetap : Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap baiya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Pengakuan Aset Tetap Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria : a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan; dan 52

54 e. Aset tersebut membutuhkan belanja pemeliharaan. Pengakuan aset tetap sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah. Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya. Penilaian Awal Aset Tetap Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada. Kapitalisasi Aset Tetap Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap paki, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut. Pengeluaran yang Dikapitalisasi a. Pengeluaran yang dikapitalisasikan dilakukan terhadap pengadaan tanah, pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, 53

55 mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai, dan pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya. b. Pengeluaran yang dikapitalisasi adalah sebagai berikut : 1) Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran, dan pengurugan; 2) Pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai meliputi harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, dan biaya selama masa uji coba; 3) Pembuatan perlatan, mesin dan bangunan meliputi : (a) Pembuatan perlatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran sebesar nilai kontrak ditambah biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan; (b) Pembuatan peralatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan dan biaya perizinan. 4) Pembangunan gedung dan bangunan meliputi : (a) Pembangunan gedung dan bangunan yang dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama; (b) Pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama. 5) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan meliputi : (a) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan 54

56 pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan; (b) Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan. 6) Pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai meliputi harga kontrak/beli, ongkos angkut, dan biaya asuransi. 7) Pembangunan/pembuatan aset tetap lainnya : (a) Pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya yang dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, dan biaya perizinan; (b) Pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai, meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan. Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap adalah pengeluaran pengadaan/pembangunan baru yang dapat menambah nilai aset tetap dengan kriteria sebagai berikut : a. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan; b. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual; c. Barang yang dibeli merupakan obyek pemeliharaan atau barang tersebut memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara; d. Perolehan barang tersebut untuk digunakan dan tidak untuk dijual / dihibahkan / disumbangkan /diserahkan kepada pihak ketiga; dan 55

57 e. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap. Nilai Satuan Minimum Pemeliharaan Kapitalisasi Aset Tetap adalah pengeluaran pemerliharaan yang dapat menambah nilai aset tetap dengan kriterian sebagai berikut : a. Bertambah ekonomis/efisien, dan/atau; b. Bertambah umur ekonomis, dan/atau; c. Bertambah volumen, dan/atau; d. Bertambah kapasitas produksi, dan/atau e. Bertambah estetika/keindahan/kenyamanan Pertukaran Aset Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh, yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntukngan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas. Aset Donasi Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Pengeluaran Setelah Perolehan Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Pengukuran Berikutnya terhadap Pengakuan Awal 56

58 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Penyusutan Aset Tetap Metode penyusutan yang digunakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan adalah metode garis lurus. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Penilalian Kembali Aset Tetap Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Pekalongan menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan Pemerintah Kota Pekalongan yang berlaku secara nasional Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif Pemerintah Kota Pekalongan tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Akuntansi Tanah Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Peralatan dan Mesin Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Gedung dan Bangunan 57

59 Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak Jalan, Jaringan dan Irigasi Biaya perolehan jalan, jaringan, dan instalasi menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, jaringan, dan instalasi sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan, dan instalasi tersebut siap pakai. Aset Tetap Lainnya Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Konstruksi dalam Pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. 8) Aset Lainnya Aset lainya adalah aset Pemerintah Kota Pekalongan yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana cadangan. Aset Lainnya terdiri dari : Tagihan piutang penjualan angsuran Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas umum daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. Tagihan Tuntan Ganti Rugi Kerugian Daerah Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas umum daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. Tuntutan Ganti Rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keterangan Tanggungjawab Mutlak (SKTM) setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas umum daerah. Kemitraan dengan Pihak Ketiga 58

60 Bangun, Kelola, Serah (BKS) dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk membangun aset BKS tersebut. Aset yang berada dalam BKS ini disajikan terpisah dari Aset Tetap. Bangun, Serah, Kelola (BSK) dicatat sebesar nilai perolehan aset yang dibangun, yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga/investor untuk membangun aset tersebut. Aset Tak Berwujud Aset tidak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan sendiri oleh Pemerintah Kota Pekalongan Aset Lain-lain 2. Pengukuran Kewajiban Dalam neraca Pemerintah Kota Pekalongan, kewajiban diklasifikasikan dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Pengukuran kewajiban : Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Sentral pada tanggal neraca. Nilai nominal atas kewajiban mencerminkan nilai kewajiban Pemerintah Kota Pekalongan pada surat utang Pemerintah Kota Pekalongan yang substansinya sama dengan SUN. Untuk utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa perhitungan pihak ketiga (PFK) yang belum disetorkan ke pihak lain harus dicatat sebagai utang perhitungan pihak ketiga pada laporan keuangan sebesar jumlah yang masih harus disetorkan. Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) setelah tanggal pelaporan. Untuk Utang Pemerintah Kota Pekalongan yang tidak dapat diperjualbelikan, nilai nominal atas utang Pemerintah Kota Pekalongan tersebut merupakan kewajiban Pemerintah Kota Pekalongan kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan 59

61 bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan pada tanggal pelaporan. Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat sekarang dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul. 3. Pengukuran Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah. Pendapatan LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode pelaporan yang bersangkutan. Pengukuran Pendapatan LRA dan Pendapatan LO adalah sebagai berikut : Pendapatan LRA dan Pendapatan LO diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan Hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang akan diterima dan atau akan diterima. Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing akan dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan. Pendapatan Retribusi Daerah : Pendapatan retribusi daerah yang diperoleh melalui penerbitan karcis diakui pada saat kas yang berasal dari pendapatan tersebut diterima oleh Bendahara Penerimaan SKPD. Pendapatan retribusi daerah yang diperoleh melalui kontrak antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan pihak ketiga diakui pada tanggal ditandatanganinya kontrak tersebut. 60

62 Pendapatan retribusi daerah yang diperoleh dari penerbitan SKR-D diakui pada tanggal diterbitkannya SKR-D tersebut dan akan disesuaikan setelah diadakan terlebih dahulu pemeriksaan retribusi pada akhir tahun. Pendapatan dari BUMD Pendapatan yang berasal dari laba BUMD diakui pada tanggal terbitnya Laporan Keuangan Auditan oleh Kantor Akuntan Publik atau pada saat selesainya RUPS. Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan pajak daerah yang diperoleh melalui kontrak antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan pihak ketiga diakui pada tanggal ditandatanganinya kontrak tersebut. Pendapatan pajak daerah yang diperoleh dari penerbitan SKP-D diakui pada tanggal diterbitkannya SKP-D tersebut dan akan disesuaikan setelah terlebih dahulu pemeriksaan pajak pada akhir tahun. 4. Pengukuran Belanja dan Beban Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas dana, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Pengukuran Belanja adalah sebagai berikut : Belanja diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan, pengukuran belanja non modal menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam pengukuran aset tetap. Belanja yang diukur dengan mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan belanja. Pengakuan Belanja Belanja diakui pada saat : a. Timbulnya kewajiban. 61

63 Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan kewajiban dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah Pemerintah Kota Pekalongan. b. Terjadinya pengeluaran kas Yang dimaksud dengan terjadinya pengeluaran kas adalah saat terjadinya pengeluaran uang dari bendahara pengeluaran SKPD atau bendahara umum daerah Pemerintah Kota Pekalongan untuk: pembayaran gaji pegawai; membiayai pelaksanaan suatu kegiatan c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa. Yang dimaksud dengan penurunan manfaat ekonomis/potensi jasa adalah penurunan aktiva/potensi jasa yang terjadi sebagai akibat penggunaan aktiva tersebut. Koreksi atas belanja, termasuk penerimaan kembali belanja, yang terjadi pada periode belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas belanja dibukukan dalam pendapatan lain-lain Pengakuan Akuntansi atas Belanja Barang Pakai Habis dan Belanja Modal Suatu belanja akan diperlakukan sebagai belanja modal (nantinya akan menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : a. Manfaat ekonomi barang yang dibeli lebih dari 12 (dua belas) bulan. b. Perolehan barang tersebut untuk operasional dan pelayanan, serta tidak untuk dijual. c. Pengeluaran untuk persatuan peralatan dan mesin yang sama dan atau lebih dari Rp ,00 (tiga ratus ribu rupiah). d. Pengeluaran selain peralatan dan mesin serta aset tetap lainnya yang sama atau lebih dari Rp ,00 (sepuluh juta rupiah). Belanja yang tidak memenuhi kriteria diatas merupakan belanja barang dan jasa. Perlakukan Akuntansi Belanja Pemeliharaan Suatu belanja pemeliharaan akan diperlakukan sebagai belanja modal (dikapitalisasi menjadi aset tetap) jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : a. Manfaat ekonomi atas barang/aset tetap yang dipelihara : Bertambah ekonomis/efisien, dan/atau Bertambah umur ekonomis, dan/atau 62

64 Bertambah volume, dan/atau Bertambah kapasitas produksi b. Nilai rupiah pengeluaran belanja atas pemeliharaan barang/aset tetap tersebut material/melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan. Belanja yang tidak memenuhi kriteria tersebut, merupakan belanja barang dan jasa. Belanja Hibah Belanja hibah adalah pengeluaran anggaran untuk pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah pusat atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas dan ditetapkan dengan keputusan walikota. Pemberian hibah dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang atau jasa di catat dan diakui sebesar nilai yang dikeluarkan dan dapat diberikan kepada pemerintah daerah tertentu sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Belanja Bantuan Sosial Belanja bantuan sosial adalah pengeluaran anggaran untuk pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai politik. Pemberian bantuan sosial dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang atau jasa dicatat dan diakui sebagai belanja bantuan sosial sebesar nilai yang dikeluarkan. Bantuan sosial tersebut diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran. Belanja Bagi Hasil Belanja bagi hasil dicatat dan diakui sebesar nilai yang dikeluarkan. Apabila pada akhir tahun belum direalisasi, maka akan menjadi utang sebesar nilai yang harus dibayar. Kemudian dibalik (reverse) pada awal tahun berikutnya, dan pada saat realisasi belanja bagi hasil, mekanismenya melalui belanja bagi hasil. 63

65 Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga Belanja Bantuan Keuangan Bantuan keuangan dalam bentuk uang, barang dan jasa dicatat dan diakui sebagai belanja bantuan keuangan sebesar nilai yang dikeluarkan. Pengukuran Beban adalah sebagai berikut : Beban diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan dan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. Beban yang diukur dengan mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan beban. Pengakuan Beban Beban diakui pada saat : a. Timbulnya kewajiban Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. b. Terjadinya konsumsi aset Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi asset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset non kas dalam kegiatan operasional pemerintah c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa Terjadinya penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai asset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh adalah penyusutan atau amortisasi. Dalam hal badan layanan umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Beban transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang undangan. Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang terjadi pada periode beban dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas beban dibukukan dalam pendapatan lain-lain. 64

66 C. Penerapan Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 1. Pengakuan Pendapatan LRA Berkaitan dengan pengakuan pendapatan LRA, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran pada paragraph 21 menyatakan bahwa Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Dalam PSAP Nomor 2 tentang Pengakuan Pendapatan yang diterima pada Kas Umum Negara/Daerah, bahwa pendapatan tersebut termasuk Pendapatan kas yang diterima oleh bendahara penerimaan yang sebagai pendapatan negara/daerah dan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUN/RKUD, dengan ketentuan bendahara penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUN/BUD. Dalam laporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan : Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan LRA. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan LRA yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan LRA dibukukan sebagai pengurang pendapatan LRA pada periode yang sama. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada akun SILPA pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut 2. Pengakuan Pendapatan LO Berkaitan dengan pengakuan pendapatan LO, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 12 tentang Laporan Operasional, paragraph 19 menyatakan bahwa Pendapatan-LO diakui pada saat : (a) Timbulnya hak atas pendapatan; (b) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. 65

67 Dalam laporan operasional Pemerintah Kota Pekalongan, Pendapatan LO diakui pada saat: a. Pemerintah Kota Pekalongan memiliki hak atas pendapatan. b. Pemerintah Kota Pekalongan menerima kas yang berasal dari pendapatan. Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundangundangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih. Pendapatan-LO diakui pada saat direalisasi artinya pendapatan diakui apabila kas telah diterima oleh Pemerintah Kota Pekalongan di rekening kas umum daerah. Pendapatan-LO diakui pada saat dapat direalisasi jika kemungkinan besar kas akan diterima oleh pemerintah, dapat diukur secara andal, dan kemungkinan besar potensi ekonomi akan mengalir masuk ke rekening kas umum daerah. Pencatatan dari setiap jenis pendapatan dan masing-masing nilai pendapatannya dicatat sampai dengan rincian obyek. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-lo pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-lo yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-lo yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada akun SILPA pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Dalam hal badan layanan umum daerah, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum daerah. 3. Pengakuan Belanja Berkaitan dengan pengakuan belanja, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran pada paragraph 31 dan 32 menyatakan sebagai berikut : 66

68 31. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dan Rekening Kas Umum Negara/Daerah. 32. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Untuk memenuhi ketentuan paragraph 31 tersebut diatas, belanja yang pembayarannya diajukan melalui Surat Perintah Membayar Langsung (SPM LS) diakui pada saat diterbitkannya SP2D atas SPM LS tersebut. Sedangkan pelaksanaan ketentuan paragraph 32, untuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran melalui bendahara pengeluaran dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Kuasa BUD menerbitkan SP2D Ganti Uang (GU) sebagai perintah pencairan dana sekaligud sebagai bentuk pengesahan atas pertanggungjawaban pengeluaran Uang Persediaan (UP) yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran. Pada akhir tahun diterbitkan SP2D Nihil sebagai pengesahan atas penggunaan UP. (2) Kuasa BUD menerbitkan SP2D Nihil atas pengeluaran Tambah Uang (TU) sebagai pengesahan atas pertangggungjawaban pengeluaran TU. D. Metode Penilaian Investasi PSAP No. 06 tentang Akuntansi Investasi pada paragraph 36 dan 37 mengatur metode penilaian yang digunakan pada investasi pemerintah, yaitu : (a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya; (b) Kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas; (c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas; (d) Kepemilikan bersifat nonpermanent menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan. Sesuai dengan ketentuan dalam paragraf 36 dan 37 tersebut, pada laporan keuangan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2015 untuk penilaian investasi Pemerintah Kota Pekalongan adalah sebagai berikut : a. Investasi Pemerintah Kota Pekalongan pada PDAM Kota Pekalongan, PD BPR Bank Pekalongan, PD BKK Pekalongan Utara dan PD BPR BKK Kota Pekalongan menggunakan metode ekuitas. b. Investasi Pemerintah Kota Pekalongan pada PT. Bank Jateng dan PRPP Jateng menggunakan metode biaya. 67

69 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1 Penjelasan Pos Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Secara garis besar Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Pekalongan dapat disajikan sebagai berikut : Uraian Pendapatan dan Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Penerimaan / Sisa Pengeluaran Pendapatan 901,999,688, ,642,985, (44,356,702,221.00) Belanja dan Transfer 1,008,226,488, ,324,083, (138,902,404,146.00) Surplus / (Defisit) (106,226,800,000.00) (11,681,098,075.00) 94,545,701, Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan 118,485,800, ,528,996, ,196, Pengeluaran Pembiayaan 12,259,000, ,259,000, (2,000,000,000.00) Pembiayaan Netto 106,226,800, ,269,996, ,043,196, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ,588,898, ,588,898, Penjelasan Pos-Pos Pendapatan Realisasi pendapatan daerah Kota Pekalongan untuk tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus lima puluh tujuh milyar enam ratus empat puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh sembilan rupiah). Realisasi pendapatan daerah dari tahun 2011 mengalami perkembangan yang cukup baik, seperti yang disajikan pada tabel dibawah ini : Tahun Anggaran Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran Target Setelah Perubahan APBD Realisasi % Bertambah / Berkurang ,860,254, ,929,023, ,068,769, ,105,910, ,166,700, ,060,790, ,193,332, ,375,467, ,182,135, ,087,541, ,110,364, ,022,823, ,541,441, ,733,612, (8,807,828,527) ,999,688, ,642,985, (44,356,702,221) 68

70 Struktur pendapatan daerah dalam APBD terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Realisasi pendapatan daerah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus lima puluh tujuh milyar enam ratus empat puluh dua juta sembilan ratus delapan puluh lima ribu tujuh ratus tujuh puluh sembilan rupiah) atau sebesar 95,08% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan ratus satu milyar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta enam ratus delapan puluh delapan ribu rupiah), yang dapat dirinci sebagai berikut : Pendapatan Daerah : TA Anggaran Realisasi % TA Pendapatan Asli Daerah 177,984,656, ,604,460, ,044,596, Pendapatan Transfer 697,052,848, ,492,340, ,460,716, Lain-lain Pendapatan Yang Sah 26,962,184, ,546,184, ,228,299, Jumlah. 901,999,688, ,642,985, ,733,612, Berdasarkan rincian pendapatan daerah tersebut diatas, terlihat bahwa pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan yang sah tidak memenuhi target yang telah ditetapkan dalam perubahan APBD Tahun Anggaran Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat dilihat bahwa sumber pendanaan Pemerintah Kota Pekalongan masih sangat bergantung dari Pemerintah Pusat. Proporsi masing-masing jenis pendapatan daerah dalam membiayai pembangunan daerah dapat dilihat pada grafik dibawah ini Proporsi Jenis Pendapatan Daerah terhadap Total Pendapatan Daerah TA ,98% 20,82% PAD 76,20% PENDAPATAN TRANSFER LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pos Pendapatan Asli Daerah memberikan kontribusi sebesar 20,82% terhadap total pendapatan daerah. Pada tahun 69

71 2016, kontribusi pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan daerah mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015 yang hanya memberikan kontribusi sebesar 19%. Sedangkan pendapatan transfer memberikan kontribusi sebesar 76,20% dan lain-lain pendapatan yang sah memberikan kontribusi sebesar 2,98% Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Pekalongan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (seratus tujuh puluh delapan milyar enam ratus empat juta empat ratus enam puluh ribu delapan ratus tujuh puluh rupiah) atau sebesar 100,35% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (seratus tujuh puluh tujuh milyar sembilan ratus delapan puluh empat juta enam ratus lima puluh enam ribu rupiah). Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dapat dirinci sebagai berikut : Uraian TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Pajak Daerah , ,00 110, ,00 Retribusi Daerah , ,00 103, ,00 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan , ,00 100, ,00 Lain-lain PAD Yang Sah , ,00 95, ,00 Jumlah , ,00 100, ,00 Realisasi pendapatan asli daerah tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 17,47% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh dua milyar empat puluh empat juta lima ratus sembilan puluh enam ribu tiga ratus tiga puluh dua rupiah). Realisasi masing-masing jenis pendapatan asli daerah tahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pajak Daerah Pajak daerah merupakan suatu bentuk iuran wajib yang dibebankan kepada perorangan dan atau badan tanpa imbalan langsung. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pajak daerah yang dapat dipungut oleh Pemerintah Kota Pekalongan sebanyak 9 jenis pajak yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Pajak Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Kota Pekalongan. Pemungutan, penerimaan dan pengelolaan pendapatan Pajak Daerah 70

72 dikelola oleh Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ( DPPKAD ) Kota Pekalongan selaku SKPKD. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, yang menyebutkan bahwa apabila pemungutan pajak dilakukan oleh pejabat pengelolaan keuangan daerah (PPKD) selaku BUD, maka pajak daerah dianggarkan dan dicatat oleh PPKD. Pemungutan pajak daerah di Pemerintah Kota Pekalongan menerapkan mekanisme penetapan oleh aparat (official assessment) dan mekanisme penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self assessment). Jenis pajak yang menggunakan mekanisme official assessment seperti PBB P2, pajak reklame dan pajak air tanah, sedangkan yang menggunakan self assessment seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, BPHTB, dan pajak parkir. Realisasi penerimaan pajak daerah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (lima puluh dua milyar delapan ratus tiga puluh tujuh juta empat ratus tujuh puluh tiga ribu delapan puluh satu rupiah) atau sebesar 110,91% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat puluh tujuh milyar enam ratus empat puluh juta rupiah). Penerimaan pajak daerah tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 11,24% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (empat puluh tujuh milyar empat ratus sembilan puluh sembilan juta seratus dua puluh ribu seratus sembilan puluh rupiah). Adapun rincian pendapatan pajak daerah dapat disajikan sebagai berikut : Pajak Daerah : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Hotel 3,660,000, ,156,117, ,665,353, Restoran 4,000,000, ,893,407, ,679,870, Hiburan 670,000, ,931, ,827, Reklame 1,350,000, ,312,569, ,368,048, Penerangan Jalan 17,250,000, ,402,213, ,057,286, Parkir 250,000, ,003, ,995, Air Bawah Tanah 260,000, ,075, ,242, Sarang Burung Walet ,350, PBB 10,200,000, ,524,484, ,072,141, BPHTB 10,000,000, ,289,669, ,522,004, Jumlah 47,640,000, ,837,473, ,499,120, Masing masing jenis pajak dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut : 71

73 a. Pajak Hotel Penerimaan pajak hotel berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel dengan tarif sebesar 10% dari pendapatan hotel setiap bulan. Realisasi penerimaan pajak hotel tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (empat milyar seratus lima puluh enam juta seratus tujuh belas ribu sepuluh rupiah) atau sebesar 113,56% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga milyar enam ratus enam puluh juta rupiah). Pendapatan pajak hotel dapat dirinci sebagai berikut : Pajak Hotel : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Hotel Bintang Satu 3,347,400, ,844,780, ,415,902, Hotel Melati Satu 252,600, ,278, ,130, Losmen/Rumah 60,000, ,058, ,321, Jumlah 3,660,000, ,156,117, ,665,353, Penerimaan pajak hotel mengalami peningkatan sebesar 55,93% jika dibandingkan dengan penerimaan pajak hotel tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua milyar enam ratus enam puluh lima juta tiga ratus lima puluh tiga ribu delapan ratus enam puluh lima rupiah). Peningkatan penerimaan pajak hotel dikarenakan : Adanya peningkatan upaya intensifikasi dan pengawasan kepada wajib pajak hotel di Kota Pekalongan melalui Tim Intensifikasi Pajak Daerah guna meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kewajiban pajak. Adanya penambahan obyek pajak hotel baru seperti Hotel Pesona. b. Pajak Restoran Penerimaan pajak restoran berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran sebagaimana telah diubah dengan Perda Nomor2 Tahun Besaran tarif pajak restoran sebesar 10% dari omset. Realisasi penerimaan pajak restoran tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (empat milyar delapan ratus sembilan puluh tiga juta empat ratus tujuh ribu lima ratus lima puluh sembilan rupiah) atau sebesar 122,34% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat milyar rupiah), yang dapat dirinci sebagai berikut : 72

74 Pajak Restoran TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Restoran 3,100,000, ,648,834, ,538,386, Katering 900,000,000 1,244,573, ,141,483,222 Jumlah 4,000,000,000 4,893,407, ,679,870,116 Penerimaan pajak restoran tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 32,98% jika dibandingkan dengan penerimaan pajak restoran tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tiga milyar enam ratus tujuh puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh ribu seratus enam belas rupiah). Peningkatan penerimaan pajak restoran dikarenakan : Adanya peningkatan upaya intensifikasi dan pengawasan kepada wajib pajak restoran di Kota Pekalongan melalui Tim Intensifikasi Pajak Daerah untuk meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kewajiban pajak. Adanya penambahan objek pajak restoran baru seperti objek pajak katering. c. Pajak Hiburan Pajak Hiburan berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan, jenis pajak hiburan terdiri : dari pertunjukan dan keramaian umum yang menggunakan sarana film di bioskop besar 20%, bioskop mini sebesar 10% dan bioskop keliling sebesar 5%. Pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana sebesar 15%. Kontes kecantikan, binaraga, pameran dan sejenisnya sebesar 15%. Diskotik, karaoke, klub malam dan sejenisnya sebesar 30%. Sirkus, akrobat, dan sulap sebesar 15%. Permainan billyar, golf dan boling sebesar 25%. Pacuan kuda, kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan sebesar 25%. Panti Pijat, refleksi, mandi uap/spa dan sejenisnya sebear 45%. Pusat Kebugaran dan sejenisnya sebear 10%. Pertandingan olahraga dan sejenisnya sebesar 10%. Kesenian pertunjukan rakyat/ tradisional sebesar 5%. Realisasi penerimaan pajak hiburan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga belas juta sembilan ratus tiga puluh satu ribu empat ratus tujuh puluh tiga rupiah) atau sebesar 106,56% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (enam ratus tujuh puluh juta rupiah). Penerimaan pajak hiburan dapat dirinci sebagai berikut : 73

75 Pajak Hiburan : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Tontonan Film/Bioskop 62,400, ,500, ,450, Pagelaran Kesenian /Musik/Tari/Busana 15,100, ,555, ,762, Karaoke 272,400, ,763, ,483, Permainan Biliar 3,600, ,330, ,600, Permainan Ketangkasan 267,960, ,613, ,348, Mandi Uap/Spa 28,200, ,819, ,968, Pusat Kebugaran 20,340, ,350, ,215, Jumlah 670,000, ,931, ,827, Penerimaan pajak hiburan mengalami peningkatan sebesar 10,89% jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam ratus empat puluh tiga juta delapan ratus dua puluh tujuh ribu sembilan ratus tiga belas rupiah). Hal ini dikarenakan adanya upaya intensifikasi dan pengawasan oleh Tim Intensifikasi. d. Pajak Reklame Pajak Reklame berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame dengan tarif sebesar 25% dari nilai sewa reklame. Realisasi penerimaan pajak reklame tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus dua belas juta lima ratus enam puluh sembilan ribu delapan ratus sembilan belas rupiah) atau sebesar 97,23% dari target yang telah dianggarkan setelah perubahan sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus lima puluh juta rupiah). Penerimaan pajak ini mengalami penurunan sebesar 4,06% jika dibandingkan dengan penerimaan pajak reklame tahun 2015 sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus enam puluh delapan juta empat puluh delapan ribu empat puluh empat rupiah). e. Pajak Penerangan Jalan Pajak Penerangan Jalan berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2011 Pajak Penerangan Jalan, dengan tarif sebesar 9% untuk penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain untuk keperluan bukan industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, sedangkan 3% untuk penggunaan tenaga listrik yang berasal dari sumber lain untuk keperluan industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, dan 1,5% untuk penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri. Realisasi penerimaan pajak 74

76 penerangan jalan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh belas milyar empat ratus dua juta dua ratus tiga belas ribu sembilan ratus empat belas rupiah) atau sebesar 100,88% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh belas milyar dua ratus lima puluh juta rupiah). Rincian pajak penerangan jalan dapat disajikan sebagai berikut : Pajak Penerangan Jalan : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Penerangan Jalan PLN 17,240,000, ,395,085, ,056,398, Penerangan Jalan Non PLN 10,000, ,128, , Jumlah 17,250,000, ,402,213, ,057,286, Penerimaan pajak penerangan jalan tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,02% jika dibandingkan dengan penerimaan pajak penerangan jalan tahun 2015 sebesar Rp (tujuh belas milyar lima puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh enam ribu lima rupiah). Kenaikan pajak penerangan jalan ini dikarenakan pada tahun 2016 terjadi kenaikan tarif dasar listrik. f. Pajak Parkir Pajak Parkir berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir, yang ditetapkan dengan tarif sebesar 20% dari dasar pengenaan pajak. Realisasi penerimaan pajak parkir tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus enam puluh empat juta tiga ribu delapan ratus rupiah) atau sebesar 105,60% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan pajak parkir tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 25,72% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak parkir tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua ratus sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh lima ribu delapan ratus lima puluh rupiah). Kenaikan penerimaan pajak parkir dikarenakan meningkatnya omset obyek pajak parkir. g. Pajak Air Tanah Pajak air tanah diatur dengan Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Air tanah yang ditetapkan dengan tarif sebesar 20% dari dasar pengenaan pajak. Realisasi penerimaan pajak air bawah tanah pada tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus delapan puluh satu milyar tujuh puluh lima ribu tujuh ratus enam puluh tujuh rupiah) atau sebesar 108,11% dari target setelah 75

77 perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus enam puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan pajak air bawah tanah mengalami kenaikan sebesar 2,12% jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua ratus tujuh puluh lima juta dua ratus empat puluh dua ribu sembilan ratus tujuh puluh tiga rupiah). Kenaikan penerimaan pajak ini dikarenakan meningkatnya omset pajak air tanah. h. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Pemerintah Kota Pekalongan mengelola Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2) sebagai pajak daerah mulai 1 Januari 2013 sebagaimana telah diubah dengan Perda Nomor 3 Tahun Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (sebelas milyar lima ratus dua puluh empat juta empat ratus delapan puluh empat ribu tiga ratus empat rupiah) atau sebesar 112,99% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar dua ratus juta rupiah). Penerimaan pajak bumi dan bangunan dan perkotaan mengalami peningkatan sebesar 14,42% jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar tujuh puluh dua juta seratus empat puluh satu ribu dua ratus tujuh puluh rupiah). Kenaikan penerimaan ini dikarenakan optimalisasi penagihan piutang PBB. i. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan diatur dengan Perda Nomor 8 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yang ditetapkan dengan tarif sebesar 5% dari dasar pengenaan pajak. Realisasi penerimaan pajak BPHTB adalah sebesar Rp ,00 (dua belas milyar dua ratus delapan puluh sembilan juta enam ratus enam puluh sembilan ribu empat ratus tiga puluh lima rupiah) atau sebesar 112,99% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah). Penerimaan pajak BPHTB tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 6,6% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan BPHTB Tahun 2015 sebesar Rp ,00 (sebelas milyar lima ratus dua puluh dua juta empat ribu seratus lima puluh empat rupiah). Hal ini dikarenakan adanya kenaikan volume transaksi penjualan tanah. 76

78 2. Retribusi Daerah Retribusi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Jenis Retribusi Daerah yang menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah Kota Pekalongan meliputi: Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perijinan tertentu. Ketiga obyek retribusi tersebut dibagi lagi menjadi 19 jenis penerimaan. Retribusi Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Perda, dan terkait langsung dengan pelayanan umum yang diberikan oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Pemungutan dan pengelolaan Pendapatan Retribusi Daerah dilakukan oleh masingmasing SKPD Penghasil Pendapatan. Realisasi pendapatan retribusi daerah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam belas milyar tujuh ratus sembilan puluh sembilan juta seratus delapan puluh tiga ribu seratus tiga puluh dua rupiah) atau sebesar 103,38% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (enam belas milyar dua ratus empat puluh sembilan juta empat ratus empat puluh dua ribu rupiah). Penerimaan retribusi daerah mengalami kenaikan sebesar 1,23% jika dibandingkan penerimaan retribusi daerah tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam belas milyar lima ratus sembilan puluh empat juta sembilan ratus dua puluh sembilan ribu seratus dua belas rupiah). Rincian pendapatan retribusi daerah dapat disajikan sebagai berikut : TA TA Retribusi Daerah : Anggaran Realisasi % Realisasi Ret. Jasa Umum 10,066,772, ,438,160, ,788,085, Ret. Jasa Usaha 4,675,030, ,848,840, ,692,550, Ret. Perijinan Tertentu 1,507,640, ,512,182, ,114,293, Jumlah 16,249,442, ,799,183, ,594,929, Rincian lebih lanjut pendapatan retribusi daerah adalah sebagai berikut : a. Retribusi Jasa Umum Realisasi penerimaan retribusi jasa umum tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar empat ratus tiga puluh delapan juta seratus enam puluh ribu lima ratus lima rupiah) atau sebesar 103,69% dari target setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar enam puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah). Penerimaan retribusi jasa umum tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 6,64% jika dibandingkan dengan realisasi 77

79 penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (sembilan milyar tujuh ratus delapan puluh delapan juta delapan puluh lima ribu seratus empat belas rupiah) Penerimaan retribusi jasa umum dapat dirinci sebagai berikut : Retribusi Jasa Umum TA Anggaran Realisasi % Realisasi Pelayanan Kesehatan 251,140, ,757, ,535, Pelayanan /Kebersihan 532,100, ,036, ,460, ,000, ,450, ,305, ,000, ,895, ,241, Pelayanan Pasar 2,210,000, ,284,145, ,121,115, ,020, ,951, ,524, Pelayanan TPI 5,700,000, ,288,798, ,621,298, Pengendalian Menara Telekomunikasi Persampahan Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Pelayanan Parkir ditepi jalan umum Pengujian Kendaraan Bermotor TA ,512, ,126, ,604, Jumlah 10,066,772, ,438,160, ,788,085, Berdasarkan tabel diatas, terdapat beberapa retribusi daerah yang tidak memenuhi target yang sudah ditetapkan seperti : Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, hanya terealisasi sebesar Rp ,00 (seratus sembilan puluh tiga juta tiga puluh enam ribu rupiah) atau sebesar 36,28% dari target yang ditetapkan setelah anggaran perubahan sebesar Rp ,00 (lima ratus tiga puluh dua juta seratus ribu rupiah). Hal ini dikarenakan tarif retribusi persampahan masih menggunakan tarif Perda yang lama, sedangkan Perda yang baru masih dalam proses pembahasan. a. Pelayanan mobil sedot kakus berhenti beroperasi selama 4 bulan; b. Semakin banyaknya layanan sedot kakus yang disediakan oleh pihak swasta. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan, terealisasi sebesar Rp ,00 (empat juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) atau sebesar 89% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (lima juta rupiah), dikarenakan kurangnya kesadaran wajib retribusi untuk membayar retribusi meskipun sudah dilaksanakan penagihan. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi hanya terealisasi sebesar Rp ,00 (dua puluh empat milyar seratus dua puluh enam ribu 78

80 sembilan ratus rupiah) atau sebesar 29,24% dari target yang sudah ditetapkan sebesar Rp ,00 (delapan puluh dua juta lima ratus dua belas ribu rupiah). Hal ini dikarenakan para provider melakukan pembayaran pada tahun b. Retribusi Jasa Usaha Penerimaan retribusi jasa usaha tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (empat milyar delapan ratus empat puluh delapan juta delapan ratus empat puluh ribu lima ratus dua puluh tujuh rupiah) atau sebesar 103,72% dari target yang setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat milyar enam ratus tujuh puluh lima juta tiga puluh ribu rupiah). Penerimaan retribusi jasa usaha tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 3,33% jika dibandingkan dengan penerimaan retribusi jasa usaha tahun 2015 sebesar Rp ,00 (empat milyar enam ratus sembilan puluh dua juta lima ratus lima puluh ribu sembilan ratus empat puluh delapan rupiah). Penerimaan rertibusi jasa usaha dapat dirinci sebagai berikut: Retribusi Jasa Usaha: TA Anggaran Realisasi % Realisasi Pemakaian Kekayaan Daerah 2,728,776, Terminal 800,230, ,476, ,766, Tempat Penginapan /Pesanggrahan/Villa Penyediaan dan / atau Penyedotan Kakus 48,000, ,600, ,100, ,400, ,090, ,715, Rumah Potong Hewan 130,000, ,173, ,420, Tempat Rekreasi dan Olahraga 895,800, ,507, ,773, Pemakaian Kekayaan Daerah : TA Sewa Rumah Dinas 66,500, ,031, Sewa Ruangan/Bagunan/ Gedung Pertemuan 66,600, ,625, Sewa Kantin/Toko/Kios 190,000, ,434, Sewa Alat Berat 193,500, ,350, Sewa Lahan Titik Strategis 500,000, ,874, Sewa Tanah 150,000, ,419, Sewa Garapan Eks Bengkok 1,060,000, ,089,725, Sewa Alat Laboratorium 17,400, ,700, Sewa Hunian Rusunawa 471,600, ,834, Sarana Prasarana Reklame 25,000, ,000, Jumlah 4,675,030, ,848,840, ,692,550,

81 Berdasarkan tabel diatas, terdapat retribusi jasa usaha yang tidak memenuhi target yang sudah ditetapkan, antara lain : Retribusi Terminal terealisasi sebesar Rp ,00 (tujuh ratus sembilan puluh dua juta empat ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) atau sebesar 99,03% dari target yang sudah ditetapkan sebesar Rp ,00 (delapan ratus juta dua ratus tiga puluh ribu rupiah). Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggarahan/Villa terealisasi sebesar Rp ,00 (empat puluh dua juta enam ratus ribu rupiah) atau sebesar 88,75% dari target yang sudah ditetapkan sebesar Rp ,00 (empat puluh delapan juta rupiah). Hal ini dikarenakan beberapa kali dilakukan rehab ditempat penginapan pada tahun Retribusi Penyediaan dan/atau penyedotan kakus terealisasi sebesar Rp ,00 (empat puluh juta sembilan puluh ribu rupiah) atau sebesar 66,37% dari target yang ditetapkan pada perubahan sebesar Rp ,00 (enam puluh juta empat ratus ribu rupiah). Hal ini dikarenakan : a. Pelayanan mobil sedot kakus berhenti beroperasi selama 4 bulan; b. Semakin banyaknya layanan sedot kakus yang disediakan oleh pihak swasta. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga terealisasi sebesar Rp ,00 (enam ratus tujuh puluh lima juta lima ratus tujuh ribu lima ratus rupiah) atau sebesar 75,41% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (delapan ratus sembilan puluh lima juta delapan ratus ribu rupiah). Hal ini dikarenakan menurunnya pemakaian tempat olahraga dan menurunnya jumlah pengunjung tempat rekreasi. Retribusi Sewa Alat Laboratorium terealisasi sebesar Rp ,00 (dua belas juta tujuh ratus ribu rupiah) atau sebesar 72,99% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (tujuh belas juta empat ratus ribu rupiah). Hal ini dikarenakan berlakunya Perda Pemakaian Kekayaan Daerah terkait sewa alat laboratorium baru berlaku pertengahan tahun Retribusi Pemakaian Fasilitas/Sarana Prasarana Reklame terealisasi sebesar Rp ,00 (dua belas juta rupiah) atau sebesar 48% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (dua puluh lima juta rupiah). Hal ini 80

82 dikarenakan berkurangnya minat masyarakat untuk menyewa sarana dan prasarana rekalme yang ada. c. Retribusi Perijinan Tertentu Realisasi penerimaan retribusi perijinan tertentu tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (satu milyar lima ratus dua belas juta seratus delapan puluh dua ribu seratus rupiah) atau sebesar 100,30% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (satu milyar lima ratus tujuh juta enam ratus empat puluh ribu rupiah). Realisasi ini penerimaan retribusi perijinan tertentu tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 28,48% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan retribusi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua milyar seratus empat belas juta dua ratus sembilan puluh tiga ribu lima puluh rupiah). Penerimaan retribusi perijinan tertentu dapat dirinci sebagai berikut : Retribusi Perijinan Tertentu : TA Anggaran Realisasi % Realisasi Izin Mendirikan Bangunan 1,275,000, ,286,299, ,872,664, Izin Gangguan/Keramaian 150,000, ,897, ,060, Izin Trayek 10,640, ,419, ,572, Izin Usaha Perikanan , Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing TA ,000, ,566, ,959, Jumlah 1,507,640, ,512,182, ,114,293, Berdasarkan tabel diatas, terdapat retribusi yang tidak memenuhi target pendapatan yang sudah ditetapkan antara lain : Retribusi Izin Trayek, terealisasi sebesar Rp ,00 (sembilan juta empat ratus sembilan belas ribu dua ratus rupiah) atau sebesar 88,53% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (sepuluh juta enam ratus empat puluh ribu rupiah). Hal ini dikarenakan menurunnya jumlah armada yang memperpanjang ijin trayek. Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing terealisasi sebesar Rp ,00 (enam puluh empat juta lima ratus enam puluh enam ribu rupiah) atau sebesar 89,69% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). Hal ini dikarenakan banyak tenaga asing yang bekerja di Kota Pekalongan tidak memperpanjang izin kerjanya dikarenakan kontrak kerja selesai dan kembali ke negara asalnya. 81

83 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan merupakan PAD dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (PMPD) pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (PD/BUMD), Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan Non Bank, dan pihak ketiga lainnya. Realisasi penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkann tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (sembilan milyar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus delapan puluh empat ribu rupiah) atau sebesar 100% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (sembilan milyar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus delapan puluh tujuh ribu dua ratus tiga puluh satu rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami peningkatan sebesar 213,66% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tiga milyar seratus delapan puluh satu juta tiga puluh empat ribu enam ratus tujuh belas rupiah). Rincian penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dapat disajikan sebagai berikut : Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusda TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi PD.BPR Bank Pekalongan , ,00 100, ,00 PT Bank Jateng , ,00 100, ,00 PD.BPR BKK Kota Pekalongan , ,00 100, ,00 PD.BKK Pekalongan Utara , ,00 100, ,00 PDAM Kota Pekalongan , ,00 100, ,00 Jumlah , ,00 100, ,00 Khusus untuk PD. BPR Bank Pekalongan, besaran realisasi Rp ,00 (dua ratus empat puluh delapan juta delapan ratus tujuh ribu tujuh ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) terdiri dari Rp ,00 (dua ratus empat puluh enam juta enam raus empat puluh dua ribu seratus tujuh puluh dua rupiah) merupakan deviden dan Rp ,00 (dua juta seratus enam puluh lima ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah) merupakan setoran atas sisa dana pengembangan. 4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah merupakan pendapatan asli daerah dari berbagai sumber yang bersifat tidak tetap/rutin. Realisasi penerimaan lain-lain 82

84 pendapatan asli daerah yang sah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (sembilan puluh delapan milyar sembilan ratus sembilan puluh juta dua ratus tujuh belas ribu empat ratus dua puluh enam rupiah) atau sebesar 95,08% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (seratus empat milyar seratus tujuh belas juta enam ratus tiga puluh ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami peningkatan sebesar 16,78% jika dibandingkan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (delapan puluh empat milyar tujuh ratus enam puluh sembilan juta lima ratus dua belas ribu empat ratus tiga belas rupiah). Rincian lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dapat disajikan sebagai berikut : Lain-lain PAD Yang Sah : Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan TA Anggaran Realisasi % Realisasi , ,00 102, ,00 Penerimaan Jasa Giro , ,00 136, ,00 Penerimaan bunga deposito , ,00 142, ,00 Tuntutan Ganti Kerugian Daerah , ,00 115, ,00 Pendapatan Denda Keterlambatan , , ,43 Pendapatan denda pajak , ,00 128, ,00 Pendapatan denda retribusi , ,00 50, ,00 Pendapatan dari pengembalian , ,00 113, ,00 Pendapatan Hasil Sewa, Penyiaran, Sumbangan dan Lain-lain , ,00 84,63 Penerimaan lain-lain 0,00 0,00 0, ,00 Pendapatan BLUD , ,00 89, ,00 Penerimaan bunga pinjaman dana bergulir Hasil Pengelolaan dana bergulir Pendapatan sewa konstruksi reklame TA , ,00 255, , ,00 Jumlah , ,00 95, ,00 Realisasi penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan Realisasi penerimaan atas hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus lima puluh enam juta dua puluh delapan ribu tujuh ratus dua puluh dua rupiah atau sebesar 102,11% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (satu milyar tiga ratus ratus dua puluh delapan juta rupiah). Realisasi penerimaan ini meningkat sangat signifikan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam juta lima ratus empat puluh ribu rupiah), yang dikarenakan 83

85 adanya pelepasan aset tanah SD Duwet yang digunakan untuk pembangunan jalan tol. Rincian hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan dapat disajikan dibawah ini : Uraian Tahun 2016 Anggaran Realisasi % Pelepasan Hak Atas Tanah 975,000, ,218, Penjualan Peralatan/Perlengkapan Kantor Tidak Terpakai 50,000, ,860, Penjualan Kendaraan Roda 2 100,000, Penjualan Drum Bekas 3,000, , Penjualan bahan-bahan bekas bangunan 200,000, ,700, Jumlah 1,328,000, ,356,028, b. Penerimaan Jasa Giro Realisasi penerimaan jasa giro merupakan penerimaan jasa giro atas rekening giro kas umum daerah dan bunga atas rekening bendahara pengeluaran se Kota Pekalongan yang dikelola oleh PT. Bank Jateng Cabang Pekalongan. Realisasi penerimaan jasa giro tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (satu milyar tujuh ratus sembilan juta lima puluh enam ribu tiga puluh lima rupiah) atau sebesar 136,72% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (satu milyar dua ratus lima puluh juta rupiah). Penerimaan jasa giro tahun 2016, mengalami peningkatan sebesar 44,10% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (satu milyar seratus delapan puluh enam juta lima puluh satu ribu enam ratus dua puluh delapan rupiah). c. Penerimaan Bunga Deposito Penerimaan bunga deposito merupakan hasil penempatan kas daerah yang belum dimanfaatkan untuk belanja daerah (idle cash) pada bank umum yang sehat dengan kisaran bunga antara 6,5% sampai dengan 7% perbulan. Realisasi penerimaan bunga deposito tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (sepuluh milyar lima puluh sembilan juta seratus enam puluh lima ribu sembilan puluh rupiah) atau sebesar 142,08% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (tujuh milyar delapan puluh juta rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami peningkatan sebesar 1,98% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan bunga deposito tahun 2015 sebesar Rp ,00 (sembilan milyar delapan ratus 84

86 enam puluh tiga juta sembilan ratus lima puluh tujuh ribu dua ratus enam puluh delapan rupiah). Rincian penerimaan deposito dapat disajikan sebagai berikut : Uraian Tahun 2016 Anggaran Realisasi % Deposito pada : Bank Jateng 5,295,000, ,008,458, Bank BNI 550,000, ,123, Bank BRI 380,000, ,965, Bank Mandiri 550,000, ,356, Bank BTN 225,000, ,726, Bank BNI Syariah 50,000, ,053, Bank BRI Syariah 6,700, ,780, Bank Danamon 23,300, ,701, Jumlah 7,080,000, ,059,165, d. Tuntutan Ganti Kerugian Daerah (TGR) Realisasi penerimaan tuntutan ganti kerugian daerah terealisasi sebesar Rp ,00 (dua puluh delapan juta delapan ratus tujuh puluh rupiah) atau sebesar 115% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (dua puluh lima juta rupiah). Rincian penerimaan tuntutan ganti rugi daerah terdiri dari : - Pengembalian dana BPO TKI Anggota DPRD masa bhakti sebesar Rp ,00 (dua puluh empat juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah); - Pengembalian TGR Sdr. Darwati atas hilangnya sepeda motor sebesar Rp ,00 (empat juta dua puluh ribu rupiah). e. Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Penerimaan denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan merupakan penerimaan yang berasal dari denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa/barang karena melewati batas akhir kontrak. Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (tiga puluh delapan juta sembilan puluh enam ribu delapan ratus enam puluh satu rupiah), yang terdiri dari denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan di bidang : Uraian Jumlah Bidang Pekerjaan Umum 21,472, Bidang Pemerintahan Umum 15,216, Bidang Kelautan dan Perikanan 1,407, Jumlah 38,096,

87 f. Pendapatan Denda Pajak Realisasi dari penerimaan denda pajak merupakan pendapatan denda yang bersumber dari denda pajak PBB. Realisasi penerimaan ini sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tujuh puluh tiga juta delapan ratus empat puluh dua ribu seratus tiga puluh satu rupiah) atau sebesar 128,97% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (enam ratus juta rupiah). Realisasi penerimaan denda pajak PBB mengalami peningkatan sebesar 63,10% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (empat ratus tujuh puluh empat juta empat ratus enam puluh satu ribu enam ratus lima puluh dua rupiah). Peningkatan penerimaan denda pajak ini berbanding lurus dengan meningkatnya realisasi piutang PBB. g. Pendapatan Denda Retribusi Pendapatan denda retribusi merupakan penerimaan denda atas keterlambatan bagi WNA yang melaporkan SKTT (Surat Keterangan Tempat Tingga) kepada Pemerintah Kota Pekalongan. Sesuai UU No. 24 Tahun 2013 tentang Adminnduk dan PErda No. 8 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Adminduk untuk Pengurusan dan Penerbitan dokumen kependudukan tidak dipungut biaya, namun bagi WNA yang terlambat melaporkan keterangan tinggal sementara lebih dari 30 hari dikenakan denda addministrasi sebesar Rp ,00. Realisasi penerimaan denda ini sebesar Rp ,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). h. Pendapatan dari Pengembalian Realisasi pendapatan dari pengembalian sebesar Rp ,00 (lima milyar delapan ratus dua puluh tujuh juta delapan ratus enam puluh dua ribu dua ratus delapan rupiah) atau sebesar 113,15% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (lima milyar seratus lima puluh juta enam ratus enam puluh ribu rupiah). Rincian pendapatan dari pengembalian terdiri dari : 86

88 Uraian Pendapatan dari Pengembalian : Tahun 2016 Anggaran Realisasi % Pajak Penghasilan Pasal , ,00 124,96 Pengembalian Kelebihan Pembayaran ,00 0,00 0,00 Uang Kompensasi 0, ,00 0,00 Pengembalian Bendahara 0, ,00 0,00 Iuran PT. Taspen , ,00 687,52 Kelebihan Belanja Tahun Sebelumnya , ,00 101,71 Jumlah , ,00 113,15 Pendapatan dari pengembalian dapat dijelaskan sebagai berikut : Pendapatan dari Pengembalian Pajak Penghasilan Pasal 21 terealisasi sebesar Rp ,00 (satu milyar seratus delapan puluh tujuh juta seratus enam belas ribu delapan puluh delapan rupiah), yang merupakan pengembalian atas kelebihan pembayaran PPh Pasal 21 karena adanya perubahan PTKP. Pengembalian uang kompensasi sebesar Rp ,00 (tiga ratus enam puluh tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Pengembalian uang kompensasi merupakan pengembalian dari asuransi atas klaim yang diajukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan karena kecelakaan mobil dinas Walikota. Pengembalian Bendahara sebesar Rp ,00 (satu juta seratus tujuh puluh dua ribu tiga rupiah), merupakan pengembalian atas kelebihan penyetoran sisa uang persediaan para Bendahara Pengeluaran. Pengembalian Iuran PT. Taspen sebesar Rp ,00, merupakan pengembalian kelebihan gaji para PNS yang sudah pension / purna tugas. Pengembalian Kelebihan Belanja Tahun Sebelumnya sebesar Rp ,00 (empat milyar dua ratus tujuh puluh satu juta tujuh ratus empat puluh sembilan ribu tujuh belas rupiah) merupakan setor kembali belanja SKPD tahun tahun sebelumnya atas temuan-temuan pemeriksa. i. Pendapatan Hasil Sewa, Penyiaran, Sumbangan dan Lain-lain Realisasi pendapatan hasil sewa, penyiaran, sumbangan dan lain-lain adalah sebesar Rp ,00 (tiga ratus tujuh satu juta tiga ratus dua belas ribu dua ratus lima belas rupiah) atau sebesar 84,63% dari target yang sudah ditetapkan 87

89 sebesar Rp ,00 (empat ratus tiga puluh delapan juta tujuh ratus tujuh puluh ribu rupiah), yang dapat dirinci sebagai berikut : Uraian Tahun 2016 Anggaran Realisasi % Penerimaan Sewa Hand Tractor , ,00 167,76 Penerimaan Kebon Bibit , ,00 100,00 Penerimaan RSPD , ,00 115,29 Penerimaan TV Batik , ,00 70,33 Penerimaan Sapi Gaduhan dan Lain-lain , ,00 232,92 Penerimaan Aset Kemitraan , ,00 51,61 Penerimaan lainnya 0, ,00 0,00 Jumlah , ,00 84,63 j. Pendapatan BLUD Realisasi pendapatan BLUD tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh puluh delapan milyar enam ratus enam puluh enam juta seratus sembilan puluh satu ribu empat ratus sembilan puluh lima rupiah) atau sebesar 89,21% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (delapan puluh delapan milyar seratus delapan puluh juta rupiah). Penerimaan dari BLUD mengalami peningkatan sebesar 13,28% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam puluh sembilan milyar empat ratus empat puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus tujuh puluh satu rupiah). Hal ini dikarenakan pada tahun 2016, Pemerintah Kota Pekalongan membentuk badan layanan umum daerah baru yaitu BLUD BKPM (Balai Kesehatan Paru Masyarakat) dan BLUD PSPJ (Pusat Saintifikasi Pelayanan Jamu). Rincian penerimaan BLUD dapat disajikan sebagai berikut : TA TA Pendapatan BLUD : Anggaran Realisasi % Realisasi BLUD RSUD Bendan 75,000,000, ,350,041, ,180,105, BLUD Puskesmas 12,500,000, ,948,304, ,261,769, BLUD BKPM 530,000, ,871, BLUD PSPJ 150,000, ,974, Jumlah 88,180,000, ,666,191, ,441,874, k. Penerimaan Bunga Pinjaman Dana Bergulir Realisasi penerimaan bunga pinjaman dana bergulir tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh delapan juta dua ratus empat puluh dua ribu 88

90 enam ratus enam puluh sembilan rupiah) atau sebesar 255,23% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (enam puluh dua juta rupiah), hal ini dikarenakan adanya upaya penagihan yang intensif dengan bekerjasama dengan KPKNL Kota Pekalongan kepada para debitur. Rincian penerimaan bunga pinjaman dana bergulir dapat disajikan sebagai berikut : Uraian Tahun 2016 Anggaran Realisasi % Dana bergulir Koperasi 2,000, ,284, Dana Bergulir UMKM Trading House 10,000, Dana Bergulir KKP Perikanan 50,000, ,958, Jumlah 62,000, ,242, Pendapatan Transfer Pendapatan transfer merupakan pendapatan daerah yang berasal dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Realisasi pendapatan transfer tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam ratus lima puluh tiga milyar empat ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus empat puluh ribu sembilan ratus sembilan rupiah) atau sebesar 93,75% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (enam ratus sembilan puluh tujuh milyar lima puluh dua juta delapan ratus empat puluh delapan ribu rupiah). Realisasi penerimaan pendapatan transfer mengalami kenaikan sebesar 4,15% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam ratus dua puluh tujuh milyar empat ratus enam puluh juta tujuh ratus enam belas ribu tiga ratus lima puluh dua rupiah). Realisasi pendapatan transfer dapat dirinci sebagai berikut : Pendapatan Transfer : Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi 640,274,158, ,621,163, ,178,295, Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya ,502,635, Transfer Pemerintah Provinsi 56,778,690, ,871,177, ,779,785, Jumlah 697,052,848, ,492,340, ,460,716, Pendapatan transfer dapat dirinci sebagai berikut : 1. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan merupakan pendapatan yang berasal dari Pemerintah Pusat, yang terdiri dari bagi hasil pajak, bagi hasil sumber 89

91 daya alam, DAU, dan DAK. Penerimaan dana perimbangan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran Sedangkan tata cara transfer dari rekening kas negara ke rekening kas daerah berdasarkan PMK Nomor 48/PMK.07/2016 tentang Pengelolaan Transfer Ke Kas Daerah dan Dana Desa, dan PMK Nomor 187/PMK.07/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Pendapatan transfer pemerintah pusat dana perimbangan dapat dirinci sebagai berikut : Pendapatan Transfer - Dana Perimbangan : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak 29,302,929, ,837,688, ,504,861, Dana Bagi Hasil SDA 2,082,290, ,285,550, ,786, Dana Alokasi Umum 457,085,256, ,085,256, ,276,527, Dana Alokasi Khusus 151,803,683, ,412,669, ,408,120, Jumlah 640,274,158, ,621,163, ,178,295, Realisasi penerimaan transfer pemerintah pusat dana perimbangan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (lima ratus sembilan puluh delapan milyar enam ratus dua puluh satu juta seratus enam puluh tiga ribu delapan ratus tiga puluh rupiah). Rincian pendapatan transfer dana perimbangan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Dana Bagi Hasil Pajak Realisasi penerimaan dana bagi hasil pajak tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tiga puluh milyar delapan ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus delapan puluh delapan ribu seratus empat puluh llima rupiah) atau sebesar 105,24% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (dua puluh sembilan milyar tiga ratus dua juta sembilan ratus dua puluh sembilan ribu rupiah). Realisasi penerimaan dana bagi hasil pajak mengalami peningkatan sebesar 31,20% jika dibandingkan dengan penerimaan dana bagi hasil pajak tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua puluh tiga milyar lima ratus empat juta delapan ratus enam puluh satu ribu sembilan ratus lima puluh rupiah). Penerimaan dana bagi hasil pajak dapat dirinci sebagai berikut : 90

92 Bagi Hasil Pajak - Pusat TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Bagi Hasil dari PBB 6,567,282, ,899,433, ,895,348, Bagi Hasil dari PPh 16,016,636, ,104,812, ,404,284, Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau 6,719,011, ,833,441, ,205,229, Jumlah 29,302,929, ,837,688, ,504,861, Rincian penerimaan bagi hasil pajak pusat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan Penerimaan bagi hasil pajak bumi dan bangunan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil pajak bumi dan bangunan sebesar Rp ,00 (enam milyar lima ratus enam puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil pajak bumi dan bangunan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam milyar delapan ratus sembilan puluh sembilan juta empat ratus tiga puluh tiga ribu empat ratus sembilan puluh tiga rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil pajak bumi dan bangunan mengalami peningkatan sebesar 0,06% jika dibandingka dengan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam milyar delapan ratus sembilan puluh lima juta tiga ratus empat puluh delapan ribu tujuh ratus lima puluh rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran DBH PBB dan Biaya Pemungutan PBB adalah sebagai berikut : a. Triwulan I dan triwulan II disalurkan sebesar 25% dari pagu alokasi; b. Triwulan III paling tinggi disalurkan sebesar 30%; c. Triwulan IV sebesar selisih antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II dan III. 2) Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 WP orang pribadi dalam Negeri dan PPh Pasal 21 Penerimaan bagi hasil dari PPh Pasal 25, Pasal 29 dan Pasal 21 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden 91

93 Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil pajak penghasilan sebesar Rp ,00 (enam belas milyar enam belas juta enam ratus tiga puluh enam ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil dari pajak penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh belas milyar seratus empat juta delapan ratus dua belas ribu tujuh ratus empat puluh sembilan rupiah) atau sebesar 106,79% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (enam belas milyar enam belas juta enam ratus tiga puluh enam ribu rupiah). Realisasi penerimaan mengalami peningkatan sebesar 81,88% jika dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (sembilan milyar empat ratus empat juta dua ratus delapan puluh empat ribu dua ratus rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran DBH PPh adalah sebagai berikut : a. Triwulan I dan triwulan II disalurkan sebesar 25% dari pagu alokasi; b. Triwulan III paling tinggi disalurkan sebesar 30%; c. Triwulan IV sebesar selisih antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II dan III. 3) Bagi Hasil dari Cukai Hasil Tembakau Penerimaan bagi hasil dari Cukai Hasil Tembakau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.07/2016 tentang Rincian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Menurut Provinsi/Kabupaten/kota Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil dari Cukai Hasil Tembakau sebesar Rp ,00 (enam milyar tujuh ratus sembilan belas juta sebelas ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil Cukai Hasil Tembakau tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam milyar delapan ratus tiga puluh tiga juta empat ratus empat puluh satu ribu sembilan ratus tiga rupiah) atau sebesar 101,70% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (enam milyar tujuh ratus sembilan belas juta sebelas ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil dari cukai hasil tembakau tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 5,16% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh milyar dua ratus 92

94 lima juta dua ratus dua puluh sembilan ribu rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran DBH Cukai Hasil Tembakau adalah sebagai berikut : a. Triwulan I dan triwulan II disalurkan sebesar 25% dari pagu alokasi; b. Triwulan III paling tinggi disalurkan sebesar 30%; c. Triwulan IV sebesar selisih antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II dan III. b. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Realisasi penerimaan dana bagi hasil bukan pajak / sumber daya alam Tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (satu milyar dua ratus delapan puluh lima juta lima ratus lima puluh ribu lima ratus tiga puluh satu rupiah) atau sebesar 61,74% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (dua milyar delapan puluh dua juta dua ratus sembilan puluh ribu rupiah). Penerimaan bagi hasil bukan pajak/sda mengalami peningkatan sebesar 30,01% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp (sembilan ratus delapan puluh delapan juta tujuh ratus delapan puluh enam ribu tujuh ratus lima belas rupiah). Rincian penerimaan bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam dapat dirinci sebagai berikut : Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam : TA Anggaran Realisasi % Realisasi Sumber Daya Hutan 175,900, ,401, ,414, Pengutan Pengusahaan Perikanan TA ,089,194, ,025, ,264, Pertambangan Minyak Bumi 83,938, ,187, ,172, Pertambangan Gas Bumi 714,507, ,804, ,463, Pertambangan Panas Bumi 18,007, ,945, ,570, Pertambangan Mineral & Batubara 744, Pertambangan Umum , ,900, Jumlah 2,082,290, ,285,550, ,786, Rincian penerimaan bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam dapat dirinci sebagai berikut : 1) Bagi hasil dari provisi Sumber Daya Hutan Penerimaan bagi hasil dari provisi Sumber Daya Hutan berdasarkan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 93

95 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil dari provisi Sumber Daya Hutan sebesar Rp ,00 (seratus tujuh puluh lima juta sembilan ratus ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasi dari provisi Sumber Daya Hutan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan puluh delapan milyar empat ratus satu ribu empat ratus delapan puluh empat rupiah) atau sebesar 50,26% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (seratus tujuh puluh lima juta sembilan ratus ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil dari provisi Sumber Daya Hutan mengalami penurunan sebesar 47,20% jika dibandingkan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (seratus enam puluh tujuh juta empat ratus empat belas ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran dana bagi hasil ini adalah : a. Triwulan I, II, dan III masing-masing 15% dari pagu alokasi; b. Triwulan IV sebesar selisihh antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II, dan III. 2) Pungutan Pengusahaan Perikanan Penerimaan bagi hasil pungutan pengusahaan perikanan berdasarkan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil pungutan pengusahaan perikanan sebesar Rp ,00 (satu milyar delapan puluh sembilan juta seratus sembilan puluh empat ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil pungutan pengusahaan perikanan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh dua juta dua puluh lima ribu lima ratus tiga puluh sembilan rupiah) atau sebesar 41,50% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (satu milyar delapan puluh sembilan juta seratus sembilan puluh empat ribu rupiah). Penerimaan pengusahaan perikanan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 35,72% jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga juta dua ratus enam puluh empat ribu tiga puluh tiga rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran dana bagi hasil ini adalah : a. Triwulan I, II, dan III masing-masing 15% dari pagu alokasi; 94

96 b. Triwulan IV sebesar selisihh antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II, dan III. 3) Bagi Hasil Pertambangan Minyak Bumi Penerimaan bagi hasil pertambangan minyak bumi berdasarkan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil pertambangan minyak bumi sebesar Rp ,00 (delapan puluh sembilan juta sembilan ratus tiga puluh delapan ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil pertambangan minyak bumi adalah sebesar Rp ,00 (tiga puluh enam juta seratus delapan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) atau sebesar 43,11% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (delapan puluh tiga juta sembilan ratus tiga puluh delapan ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil pertambangan minyak bumi tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 36,70% jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (lima puluh tujuh juta seratus tujuh puluh dua ribu lima ratus rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran dana bagi hasil ini adalah : a. Triwulan I dan triwulan II disalurkan sebesar 25% dari pagu alokasi; b. Triwulan III paling tinggi disalurkan sebesar 30%; c. Triwulan IV sebesar selisih antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II dan III. 4) Bagi Hasil dari Pertambangan Gas Bumi Penerimaan bagi hasil pertambangan minyak bumi berdasarkan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil dari pertambangan gas bumi sebesar Rp ,00 (tujuh ratus empat belas juta lima ratus tujuh ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil dari pertambangan gas bumi tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam ratus sembilan puluh juta delapan ratus empat ribu sembilan ratus lima puluh 95

97 delapan rupiah) atau sebesar 96,68% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (tujuh ratus empat belas juta lima ratus tujuh ribu rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran dana bagi hasil ini adalah : a. Triwulan I dan triwulan II disalurkan sebesar 25% dari pagu alokasi; b. Triwulan III paling tinggi disalurkan sebesar 30%; c. Triwulan IV sebesar selisih antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II dan III. 5) Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi Penerimaan bagi hasil pertambangan panas bumi berdasarkan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil pertambangan panas bumi sebesar Rp ,00 (delapan belas juta tujuh ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil pertambangan panas bumi tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh belas juta sembilan ratus empat puluh lima ribu lima puluh rupiah) atau sebesar 99,66% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (delapan belas juta tujuh ribu rupiah). Sedangkan ketentuan penyaluran dana bagi hasil ini adalah : a. Triwulan I dan triwulan II disalurkan sebesar 25% dari pagu alokasi; b. Triwulan III paling tinggi disalurkan sebesar 30%; c. Triwulan IV sebesar selisih antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II dan III. 6) Bagi Hasil Pertambangan Mineral dan Batubara Penerimaan bagi hasil pertambangan mineral dan batubara berdasarkan Presiden Nomor Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi bagi hasil pertambangan mineral dan batubara sebesar Rp ,00 (tujuh ratus empat puluh empat ribu rupiah). Realisasi penerimaan bagi hasil pertambangan mineral 96

98 dan batubara tahun 2016 adalah sebesar Rp0,00. Sedangkan Sedangkan ketentuan penyaluran dana bagi hasil ini adalah : d. Triwulan I dan triwulan II disalurkan sebesar 25% dari pagu alokasi; e. Triwulan III paling tinggi disalurkan sebesar 30%; f. Triwulan IV sebesar selisih antara pagu alokasi dengan jumlah dana yang telah disalurkan pada triwulan I, II dan III c. Dana Alokasi Umum (DAU) Penerimaan dana alokasi umum berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi dana alokasi umum sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh tujuh milyar delapan puluh lima juta dua ratus lima puluh enam ribu rupiah). Dana Alokasi disalurkan dari rekening kas umum negara ke rekening kas daerah setiap akhir bulan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 tentang Penundaan Penyaluran Sebagian Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan termasuk yang tertunda DAU nya selama 4 (empat) bulan, mulai bulan September sampai dengan Desember Akan tetapi pada bulan Desember 2016, realisasi penerimaan DAU tahun 2016 tersalurkan semua ke rekening kas daerah Pemerintah Kota Pekalongan. Sehingga realisasi penerimaan DAU Tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh tujuh milyar delapan puluh lima juta dua ratus lima puluh enam ribu rupiah) atau 100% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh tujuh milyar delapan puluh lima juta dua ratus lima puluh enam ribu rupiah). d. Dana Alokasi Khusus (DAK) Berdasarkan Peraturan Presiden Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa, bahwa alokasi DAK dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu DAK Fisik dan Non Fisik. Pada tahun 97

99 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi DAK sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh satu milyar delapan ratus tiga juta enam ratus delapan puluh tiga rupiah), yang terdiri dari DAK Fisik sebesar Rp ,00 (tujuh puluh delapan milyar lima ratus empat puluh enam juta lima ratus delapan ribu rupiah) dan DAK Non Fisik sebesar Rp ,00 (tujuh puluh tiga milyar dua ratus llima puluh tujuh juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Realisasi penerimaan DAK tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (seratus sembilan milyar empat ratus dua belas ribu enam ratus enam puluh sembilan ribu seratus lima puluh empat rupiah) atau sebesar 72,08% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh satu milyar delapan ratus tiga juta enam ratus delapan puluh tiga ribu rupiah). Penjelasan lebih lanjut tentang Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah sebagai berikut : a. DAK Fisik Alokasi pagu DAK Fisik Tahun 2016 sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp ,00 (tujuh puluh delapan milyar lima ratus empat puluh enam juta lima ratus delapan ribu rupiah). Rincian DAK Fisik dapat disajikan sebagai berikut : 98

100 Dana Alokasi Khusus : 31 Desember Desember 2015 Anggaran Realisasi % Realisasi DAK Bid.Pendidikan 3,298,220, ,638,576, ,476,780, DAK Bid.Kesehatan 16,585,805, ,585,804, ,815,700, DAK Bid. Perumahan, Air Minum dan Sanitasi 508,410, ,626, DAK Bid. Kedaulatan Pangan 3,563,627, ,959,995, DAK Bid.Lingkungan Hidup 1,655,386, ,324,309, ,369,930, DAK Bid.KB dan Kel. Sejahtera - 895,750, DAK Bid. Transportasi 218,052, ,052, DAK Bid. IPD 51,499,984, ,199,987, DAK Bid.Pertanian 2,007,920, DAK Bid.Kehutanan 1,241,430, DAK Bid.Kelautan & Perikanan 1,217,024, ,217,023, ,810,010, DAK Bid.Infrastruktur Air Minum 1,715,910, DAK Bid.Infrastruktur Sanitasi 1,517,210, DAK Bid. Infrastruktur Jalan 4,551,710, DAK Bid.Keselamatan & Transp.Darat 572,740, DAK Bid.Sarpras Pemadam 2,361,630, DAK Bid. Perdagangan - DAK Tambahan Bid. Pertanian 4,244,600, DAK Tambahan Bid. Sarana Perdagangan 1,826,800, Jumlah 78,546,508, ,423,372, ,408,120, Realisasi DAK Fisik Tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam puluh lima milyar empat ratus dua puluh tiga juta tiga ratus tujuh puluh dua ribu sembilan ratus empat puluh sembilan rupiah) atau sebesar 83,29% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh puluh delapan milyar lima ratus empat puluh enam juta lima ratus delapan ribu rupiah). Perlu diinformasikan bahwa meskipun penyaluran DAK Fisik dari rekening kas negara ke kas daerah sampai dengan bulan 31 Desember 2016 tidak sampai 100%, akan tetapi fisik kegiatan yang bersumber dari DAK Fisik mencapai 100%. Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI Nomor S-96/PK/2017 tentang Penyaluran Dana Alokasi Khusus TA. 2016, disampaikan bahwa dalam hal pemerintah daerah telah menyampaikan laporan output kegiatan DAK Fisik yang sudah mencapai 100% (seratus persen) pada tahun 2016, maka penyelesaian pembayaran DAK Fisik tersebut dapat dipertimbangkan untuk diusulkan dalam RAPBNP 2017 dengan memperhatikan kondisi keuangan negara dan hasil verifikasi fisik serta administrasi. 99

101 b. DAK Non Fisik Alokasi pagu DAK Non Fisik Tahun 2016 Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tujuh puluh tiga milyar dua ratus lima puluh tujuh juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Realisasi penerimaan DAK Non Fisik adalah sebesar Rp (empat puluh tiga milyar sembilan ratus delapan puluh sembilan juta dua ratus sembilan puluh enam ribu dua ratus lima rupiah). Rincian realiasi penerimaan DAK Non Fisik adalah sebagai berikut : Tahun 2016 Uraian Tahun 2015 Anggaran Realisasi % DAK Non Fisik : Tunjangan Profesi Guru 66,282,403, ,681,934, ,988,598, Tambahan Penghasilan Guru PNSD ,000, ,037, BOK dan BOKB 3,482,772, ,666,049, DAK P2D ,313, BOP Pendidikan 3,492,000, ,492,000, Jumlah 73,257,175, ,989,296, ,502,635, Perlu diinformasikan bahwa pada tahun 2015, Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD dianggarkan pada rekening Dana Penyesuaian. Dana Tunjangan Profesi Guru tahun 2016 Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan pagu alokasi sebesar Rp ,00 (enam puluh enam milyar dua ratus delapan puluh dua juta empat ratus tiga rupiah), namun realisasi dari pemerintah pusat ke rekening kas daerah adalah sebesar Rp ,00 (tiga puluh enam milyar enam ratus delapan puluh satu juta sembilan ratus tiga puluh empat ribu dua ratus lima rupiah) atau sebesar 55,34% dari anggaran setelah perubahan. Hal ini dikarenakan adanya surat dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27001/B/PR/2016 tanggal 23 Agustus 2016 perihal Penggunaan Sisa Dana (SILPA) dan Penghentian Penyaluran Transfer TPG dan DTP Tahun 2016, 100

102 disampaikan bahwa bagi daerah yang masih mempunyai sisa dana tahun sebelumnya, maka dana tersebut dapat dipergunakan untuk penyaluran TP dan DTP di tahun berjalan. Berdasarkan surat tersebut, penyaluran TPG Kota Pekalongan untuk triwulan IV dihentikan. Sehingga Kota Pekalongan menerima dana TPG sampai dengan triwulan III, dengan rincian sebagai berikut : Uraian Tanggal Jumlah Triwulan I 24 Maret ,884,721, Triwulan II 25 Juli ,570,601, Triwulan III 28 Oktober ,612, Triwulan IV - - Total 36,681,934, Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan tidak mendapatkan aloksi pagu. Berdasarkan surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64959/A.A1.1/PR/2016 perihal Permohononan Pencairan Dana Cadangan Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan Dana Tambahan Penghasilan (Tamsil) Bagi Guru PNSD Tahap III T.A 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan dana cadangan Tambahan Penghasilan Guru PNS sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh tiga juta rupiah) yang diterima kas daerah pada tanggal 23 November Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi dan BOK sebesar Rp ,00 (tiga milyar empat ratus delapan puluh dua juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah). Realisasi penyaluran dana BOK Tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (dua milyar enam ratus enam puluh enam juta empat puluh sembilan ribu rupiah) atau sebesar 76,55% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga milyar empat ratus delapan puluh dua juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu rupiah). 101

103 Kota Pekalongan hanya menerima penyaluran BOK sampai dengan Triwulan III, dengan rincian sebagai berikut : Uraian Tanggal Jumlah BOK TW I 29 Februari ,187,944, BOKB Semester I 1 Maret ,940, BOK TW II 9 Juni ,187,944, BOKB Semester II 9-Sep ,940, BOK TW III 23-Nov-16 74,281, Total 2,666,049, DAK Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) Pada tahun 2016 melalui PMK Nomor 160/PMK.07/2016 tentang Pedoman Umum dan Rincian Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi Menurut Propinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) yang merupakan insentif dari Pemerintah Pusat atas capaian output DAK bidang infrastruktur. Realisasi penerimaan dana P2D2 adalah sebesar Rp ,00 (empat ratus enam belas juta tiga ratus tiga belas rupiah). BOP Pendidikan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan pagu alokasi sebesar Rp ,00 (tiga milyar empat ratus sembilan puluh dua juta rupiah). Realisasi penerimaan BOP PAUD adalah sebesar Rp ,00 (tiga milyar empat ratus sembilan puluh dua juta rupiah) atau 100% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp Rp ,00 (tiga milyar empat ratus sembilan puluh dua juta rupiah). 2. Transfer Pemerintah Propinsi Penerimaan ini merupakan penerimaan bagi hasil dari Propinsi Jawa Tengah. Penerimaan transfer dari Pemerintah Propinsi berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 971/003/2016 tentang Alokasi Bagi Hasil Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Jawa Tengah kepada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 102

104 Anggaran Berdasarkan Keputusan Gubernur tersebut, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan alokasi sebesar Rp ,00 (tujuh puluh empat milyar tujuh ratus delapan puluh delapan juta lima ratus lima belas ribu rupiah). Mekanisme pencairan bagi hasil pajak/retribusi dari Provinsi Jawa Tengah adalah dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Provinsi ke Rekening Kas Umum Daerah setiap bulan setelah Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah mendapatkan rekomendasi Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan mempertimbangkan Realisasi Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Jawa Tengah. Realisasi penerimaan transfer dari Pemerintah Provinsi tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (lima puluh empat milyar delapan ratus tujuh puluh satu juta seratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh puluh sembilan rupiah) atau sebesar 96,64% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00 (lima puluh enam milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta enam ratus sembilan puluh ribu rupiah). Rincian penerimaan bagi hasil pajak Provinsi dapat disajikan sebagai berikut : Bagi Hasil Pajak dari Provinsi : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Bagi Hasil PKB 14,693,120, ,299,350, ,753,893, Bagi Hasil BBNKB 8,511,720, ,566,992, ,289,650, Bagi Hasil PBBKB 13,190,140, ,172,889, ,496,705, Bagi Hasil PAP 2,232, ,222, ,065, Bagi Hasil Pajak Rokok 20,381,478, ,829,722, ,237,470, Jumlah 56,778,690, ,871,177, ,779,785, Realisasi penerimaan ini mengalami peningkatan sebesar 0,17% jika dibandingkan realisasi penerimaan bagi hasil pajak Propinsi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (lima puluh empat milyar tujuh ratus tujuh puluh sembilan juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu seratus delapan puluh tujuh rupiah). Kenaikan realisasi penerimaan ini dikarenakan realisasi penerimaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan sehingga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dibagikan kepada Pemerintah Kota Pekalongan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Realisasi lain-lain pendapatan yang sah terdiri dari pendapatan hibah dari AUSAID untuk PDAM dan Bantuan Keuangan dari Provinsi. Realisasi penerimaan Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp ,00 (dua puluh lima milyar lima ratus 103

105 empat puluh enam juta seratus delapan puluh empat ribu rupiah) atau sebesar 94,75% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua puluh enam milyar sembilan ratus enam puluh dua juta seratus delapan puluh empat ribu rupiah). Realisasi penerimaan ini mengalami penurunan sebesar 15,49% jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tiga puluh milyar dua ratus dua puluh delapan juta dua ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus delapan puluh sembilan rupiah). Penerimaan Bantuan Keuangan dari Propinsi Jawa Tengah meliputi kegiatan FEDEP, TMMD, Kegiatan Sistem Informasi Profil Daerah, Sarpras Daerah, Pendidikan, Pendidikan Untuk Semua (PUS), TKPKD (Tim Koordinasi Pengendalian Kemiskinan Daerah) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Penerimaan bantuan keuangan dari Propinsi berdasarkan DPA dan DPPA Propinsi Jawa Tengah. Mekanisme pencairan bantuan keuangan dari Propinsi mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 49 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah. Lain-lain pendapatan daerah yang sah dapat disajikan sebagai berikut : Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Hibah AUSAID 3,000,000, ,000,000, ,587,000, FEDEP 80,000, ,000, ,000, TMMD 320,000, ,000, ,000, Sistem Informasi Profil Daerah 50,000, ,000, ,000, Bantuan Sarpras Daerah 19,825,000, ,825,000, ,800,000, Bantuan Pendidikan 3,547,184, ,131,184, ,016,334, Pendidikan Untuk Semua (PUS) 50,000, ,000, ,000, Retribusi Izin Perikanan 5,716, Retribusi Izin Tera Ulang 19,249, Gangguan Akibat Kekurangan Yodiu 40,000, ,000, Minapolitan 250,000, TKPKD 50,000, ,000, ,000, Jumlah 26,962,184, ,546,184, ,228,299, Pendapatan Hibah AUSAID terealisasi sebesar Rp ,00 (dua milyar rupiah) atau sebesar 66,67% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga milyar rupiah), hal ini dikarenakan pencairan hibah PDAM menyesuaikan hasil verifikasi target sambungan rumah (SR) yang berhasil dicapai oleh PDAM. 104

106 Bantuan Pendidikan terealisasi sebesar Rp ,00 (tiga milyar seratus tiga puluh satu juta seratus delapan puluh empat ribu rupiah) atau sebesar 88,27% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga milyar lima ratus empat puluh tujuh juta seratus delapan puluh empat ribu rupiah), hal ini dikarenakan tidak terlaksananya beberapa kegiatan yang bersumber dari bantuan keuangan Propinsi karena regulasi tentang syarat penerima hibah. Adapun kegiatan yang bersumber dari bantuan pendidikan Propinsi Jawa Tengah yang tidak dapat terlaksana sejumlah Rp ,00 (empat ratus enam belas juta rupiah), dengan rincian sebagai berikut : a. Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Paket B sebesar Rp ,00; b. Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Paket C sebesar Rp ,00; c. Bantuan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebesar Rp ,00; d. Bantuan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan /LKP untuk Akreditasi sebesar Rp ,00; e. Bantuan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Desa Vokasi sebesar Rp ,00; dan f. Bantuan Fasilitasi Rintisan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Desa Vokasi sebesar Rp , Penjelasan Pos-Pos Belanja Belanja Daerah digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dari pelaksanaan pembangunan tahun anggaran Belanja daerah meliputi Belanja Operasi (BO), Belanja Modal (BM), dan Belanja Tidka Terduga (BTT). Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja Lain-lain/Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah. Realisasi belanja daerah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan ratus enam puluh sembilan milyar tiga ratus dua puluh empat juta delapan puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh empat rupiah) atau sebesar 86,22% dari anggaran 105

107 perubahan sebesar Rp ,00 (satu trilyun delapan milyar dua ratus dua puluh enam juta empat ratus delapan puluh delapan ribu rupiah). Realisasi belanja daerah mengalami kenaikan sebesar 9,69% jika dibandingkan dengan realisasi belanja daerah tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus sembilan puluh dua milyar lima ratus empat puluh tiga juta delapan ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus delapan puluh sembilan rupiah). Rincian belanja dan transfer dapat disajikan sebagai berikut : Belanja dan Transfer : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Belanja Operasi 765,117,523, ,776,828, ,875,056, Belanja Modal 238,508,965, ,951,325, ,668,840, Belanja Tidak Terduga 4,600,000, ,595,930, Jumlah 1,008,226,488, ,324,083, ,543,896, Proporsi masing-masing belanja dan transfer terhadap total belanja dan transfer dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Proporsi Masing-Masing Pos Belanja dan Transfer terhadap Total Belanja dan Transfer 23,23% 0,18% Belanja Operasi 76,59% Belanja Modal Belanja Tidak Terduga Berdasarkan gambar diatas, bahwa proporsi belanja operasi Pemerintah Kota Pekalongan sebesar 76,59%, belanja modal sebesar 23,23% dan belanja tidak terduga sebesar 0,18%. Proporsi belanja operasi semakin turun jika dibandingkan belanja operasi tahun 2015 sebesar 80,01%, sedangkan proporsi belanja modal semakin naik jika dibandingkan dengan belanja modal tahun 2015 sebesar 19,89% Belanja Operasi Belanja Operasi (BO) Pemerintah Kota Pekalongan meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Hibah, dan Belanja Bantuan Sosial. Rincian belanja operasional dapat disajikan sebagai berikut : 106

108 Belanja Operasi : TH TA Anggaran Realisasi % Realisasi Belanja Pegawai 398,605,356, ,664,316, ,309,432, Belanja Barang 309,818,982, ,202,277, ,950,882, Belanja Hibah 51,345,304, ,333,784, ,843,754, Bantuan Sosial 4,649,000, ,964,481, ,766, Bantuan Keuangan 698,881, ,970, ,221, Jumlah 765,117,523, ,776,828, ,875,056, Realisasi belanja operasi tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam ratus enam puluh lima milyar tujuh ratus tujuh puluh enam juta delapan ratus dua puluh delapan ribu lima ratus dua puluh tiga rupiah) atau sebesar 87,02% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh ratus enam puluh lima milyar seratus tujuh belas juta lima ratus dua puluh tiga rupiah). Realisasi belanja operasi mengalami peningkatan sebesar 4,87% jika dibandingkan dengan realisasi belanja operasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam ratus tiga puluh empat milyar delapan ratus tujuh puluh lima juta lima puluh enam ribu tiga ratus empat puluh delapan rupiah). Realisasi belanja operasi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Belanja Pegawai (BP) Belanja Pegawi (BP) meliputi gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH, biaya pemungutan pajak daerah, insentif pemungutan pajak daerah, insentif pemungutan retribusi daerah, honorarium PNS, honorarium Non PNS, dan Uang lembur. Realisasi belanja pegawai tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tiga ratus lima puluh enam milyar enam ratus enam puluh empat juta tiga ratus enam belas ribu seratus enam puluh satu rupiah) atau sebesar 89,48% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga ratus sembilan puluh delapan milyar enam ratus lima juta tiga ratus lima puluh enam ribu rupiah). Realisasi belanja pegawai mengalami kenaikan sebesar 4,87% jika dibandingkan dengan realisasi belanja pegawai tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tiga ratus empat puluh satu milyar tiga ratus sembilan juta empat ratus tiga puluh dua ribu delapan ratus tiga puluh tiga rupiah). Realisasi belanja pegawai dapat dirinci sebagai berikut : 107

109 Belanja Pegawai : TAHUN 2015 Anggaran Realisasi % Realisasi Gaji dan Tunjangan 256,996,526, ,735,138, ,688,722, Tambahan Penghasilan PNS 115,104,325, ,344,602, ,354,262, Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH Insentif Pemungutan Pajak Daerah Insentif Pemungutan Retribusi Daerah TAHUN ,068,000, ,838,000, ,785,100, ,369,285, ,301,785, ,066,656, ,230, ,999, ,492, Honorarium PNS 13,107,520, ,755,812, ,327,256, Honorarium Non PNS 5,768,596, ,684,960, ,061,537, Uang Lembur 458,873, ,016, ,404, Jumlah 398,605,356, ,664,316, ,309,432, Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Belanja Gaji dan Tunjangan Realisasi belanja gaji dan tunjangan tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus empat puluh tujuh milyar tujuh ratus tiga puluh lima juta seratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh lima rupiah) atau sebesar 96,40% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus lima puluh enam milyar sembilan ratus sembilan puluh enam juta lima ratus dua puluh enam ribu delapan ratus rupiah). Realisasi belanja gaji dan tunjangan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 3,36% jika dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua ratus tiga puluh sembilan milyar enam ratus delapan puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh dua ribu dua belas rupiah). Jumlah PNS Kota Pekalongan per 31 Desember adalah orang. Kenaikan realisasi belanja gaji dan tunjangan dikarenakan adanya pembayaran gaji ke 14 bagi PNS dan gaji ke 13 dan ke 14 bagi anggota DPRD. b. Tambahan Penghasilan PNS Realisasi belanja tambahan penghasilan PNS tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (delapan puluh lima milyar tiga ratus empat puluh empat juta enam ratus dua ribu delapan puluh rupiah) atau sebesar 74,15% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (seratus lima belas milyar seratus empat juta tiga ratus dua puluh lima ribu dua ratus rupiah). Realisasi belanja ini 108

110 mengalami kenaikan sebesar 7,55% dari realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh puluh sembilan milyar tiga ratus lima puluh empat juta dua ratus enam puluh dua ribu tujuh ratus tiga puluh tiga rupiah). Rincian belanja tambahan penghasilan PNS dapat disajikan sebagai berikut : Tambahan penghasilan PNS : Tambahan penghasilan PNS berdasarkan beban kerja Tambahan penghasil bagi Guru PNSD Tunjangan Profesi Guru PNSD TH TH Anggaran Realisasi % Realisasi 20,028,908, ,482,840, ,415,406, ,412, ,287, ,050, ,860,004, ,131,474, ,397,806, Jumlah 115,104,325, ,344,602, ,354,262, Tambahan Penghasilan PNS berdasarkan beban kerja Tambahan penghasilan PNS berdasarkan beban kerja diberikan berdasarkan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil Kota Pekalongan Tahun Realisasi belanja tambahan penghasilan PNS berdasarkan beban kerja sebesar Rp ,00 (sembilan belas milyar empat ratus delapan puluh dua juta delapan ratus empat puluh ribu lima ratus rupiah) atau sebesar 97,27% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua puluh milyar dua puluh delapan juta sembilan ratus delapan ribu dua ratus rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 45,23% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tiga belas milyar empat ratus lima belas juta empat ratus enam ribu dua ratus tiga puluh tiga rupiah). Hal ini dikarenakan adanya kenaikan besaran tambahan penghasilan yang diterima oleh PNS. Tambahan Penghasilan bagi Guru PNSD Tambahan Penghasilan bagi Guru PNSD adalah tambahan penghasilan yang diberikan kepada Guru PNSD yang belum mendapatkan tunjangan profesi guru PNSD sebesar Rp ,00 per bulan per orang. Jumlah guru yang menerima tambahan penghasilan Guru PNS adalah 199 orang. Realisasi belanja tambahan penghasilan bagi Guru PNSD adalah sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh juta dua ratus delapan puluh tujuh ribu lima ratus rupiah) atau 109

111 sebesar 339,02% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua ratus lima belas juta empat ratus dua belas ribu lima ratus rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 34,98% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (lima ratus empat puluh satu juta lima puluh ribu rupiah). Realisasi belanja tambahan penghasilan bagi guru tahun 2016 melebihi dari pagu yang dianggarkan karena pada tahun 2016 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016, Pemerintah Kota Pekalongan tidak mendapatkan alokasi pagu dari Pemerintah Pusat. Namun berdasarkan surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64959/A.A1.1/PR/2016 perihal Permohononan Pencairan Dana Cadangan Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan Dana Tambahan Penghasilan (Tamsil) Bagi Guru PNSD Tahap III T.A 2016, Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan dana cadangan Tambahan Penghasilan Guru PNS sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh tiga juta rupiah) yang diterima kas daerah pada tanggal 23 November 2016, yang dianggarkan pada perubahan Perwal APBD sesudah Perubahan APBD Tahun 2016, dengan nomor Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 46 Tahun Tunjangan Profesi Guru Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah adalah tunjangan profesi yang diberikan kepada Guru PNSD yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Realisasi belanja tunjangan profesi guru tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam puluh lima milyar seratus tiga puluh satu juta empat ratus tujuh puluh empat ribu delapan puluh rupiah) atau sebesar 68,66% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (sembilan puluh empat milyar delapan ratus enam puluh juta empat ribu lima ratus rupiah). Realisasi belanja tunjangan profesi guru mengalami penurunan sebesar 0,41% jika dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp ,00 (enam puluh lima milyar tiga ratus sembilan puluh tujuh juta delapan ratus enam ribu lima ratus rupiah). 110

112 c. Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta KDH/WKDH. Belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD dan tunjangan komunikasi insentif pimpinan dan anggota DPRD berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sedangkan untuk belanja penunjang operasional KDH/WKDH berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Realisasi belanja ini pada tahun 2016, terealisasi sebesar Rp ,00 (dua milyar delapan ratus tiga puluh delapan juta rupiah) atau sebesar 69,76% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat milyar enam puluh delapan juta rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 1,90% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua milyar tujuh ratus delapan puluh lima juta seratus ribu rupiah). Kenaikan ini dikarenakan naiknya belanja penunjang operasi dan tunjangan komunikasi intenstif ketua dan anggota DPRD. d. Insentif Pemungutan Pajak Daerah Pelaksanaan pemberian insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah berdasarkan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 7A Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kota Pekalongan. Insentif pemungutan pajak dan retribusi ditetapkan sebesar 5% dari rencana penerimaan pajak daerah tahun anggaran berkenaan. Insentif pemungutan pajak dan retribusi diberikan jika mencapai target penerimaan pajak dan retribusi yang telah ditetapkan dalam APBD dan dibayarkan secara triwulanan. Realisasi belanja ini pada tahun 2016 terealisasi sebesar Rp ,00 (dua milyar tiga ratus satu juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu lima ratus rupiah) atau sebesar 97,15% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (dua milyar tiga ratus enam puluh sembilan juta dua ratus delapan puluh lima ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami peningkatan sebesar 11,38% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua milyar enam puluh enam juta enam ratus lima puluh enam ribu sembilan ratus tujuh rupiah). Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya penerimaan pajak daerah. 111

113 e. Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Realisasi belanja insentif pemungutan retribusi daerah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam ratus dua puluh satu juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu empat ratus rupiah) atau sebesar 84,95% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh dua juta dua ratus tiga puluh ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami penurunan sebesar 12,70% jika dibandingkan realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tujuh ratus dua belas juta empat ratus sembilan puluh dua ribu tiga ratus rupiah). f. Honorarium PNS Belanja honorarium PNS dibayarkan berdasarkan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 41 Tahun 2015 tentang Standarisasi Biaya Kegiatan dan Honorarium, Biaya Pemeliharaan, Dan Standarisasi Harga Pengadaan Barang/Jasa Kebutuhan Pemerintah Kota Pekalongan Tahun Realisasi belanja honorarium PNS sebesar Rp ,00 (sebelas milyar tujuh ratus lima puluh lima juta delapan ratus dua belas ribu sembilan ratus sembilan puluh delapan rupiah) atau sebesar 89,69% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga belas milyar seratus tujuh juta lima ratus dua puluh ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami peningkatan sebesar 3.78% jika dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp ,00 (sebelas milyar tiga ratus dua puluh tujuh juta dua ratus lima puluh enam ribu sembilan ratus lima belas rupiah). Rincian belanja honorarium PNS dapat disajikan sebagai berikut : Honorarium PNS TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Panitia Pelaksana Kegiatan 8,783,745, ,744,867, ,987,794, Tim Pengadaan Barang Jasa 151,825, ,720, ,075, Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan 104,490, ,885, ,870, Penatausahaan Keuangan 3,955,385, ,748,190, ,919,270, Tim Identifikasi Keb. Latihan - 6,430, Tim Monitoring ,880, Tim Penyusunan Materi 42,375, ,750, ,067, Tim Perencanaan Pengadaan 44,100, ,400, Tim Pengadaan Tanah 25,600, ,000, ,870, Jumlah 13,107,520, ,755,812, ,327,256,

114 g. Honorarium Non PNS Belanja Honorarium Non PNS digunakan untuk membayar honorarium non PNS yang ber SK Walikota. Realisasi belanja honorarium non PNS tahun 2016 adalah Rp ,00 (lima milyar enam ratus delapan puluh empat juta sembilan ratus enam puluh ribu empat ratus tujuh puluh satu rupiah) atau sebesar 98,55% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (lima milyar tujuh ratus enam puluh delapan juta lima ratus sembilan puluh enam ribu rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 12,32% dari realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp ,00 (lima milyar enam puluh satu juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu sembilan ratus lima puluh enam rupiah). Kenaikan ini terjadi karena adanya kenaikan UMK. h. Uang Lembur Realisasi belanja uang lembur tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tiga ratus delapan puluh dua juta enam belas ribu delapan ratus empat puluh tujuh rupiah) atau sebesar 83,25% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat ratus lima puluh delapan juta delapan ratus tujuh puluh tiga juta rupiah). Realisasi belanja ini mengalami kenaikan sebesar 21,89% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tiga ratus tiga belas juta empat ratus empat ribu sepuluh rupiah). 2. Belanja Barang dan Jasa Belanja Barang dan Jasa (BBJ) meliputi belanja bahan pakai habis kantor, belanja bahan/material, belanja jasa kantor, belanja premi asuransi, belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja cetak dan penggandaan, belanja sewa rumah/gedung/gudang/parkir, belanja sewa sarana mobilitas, belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor, belanja makanan dan minuman, belanja pakaian dinas dan atributnya, belanja pakaian kerja, belanja pakaian khusus dan hari hari tertentu, belanja perjalanan dinas, belanja beasiswa Pendidikan PNS, dan belanja kursus, pelatihan sosialisasi dan bimbingan teknis PNS, belanja pemeliharaan, belanja barang yang akan diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga, dan belanja barang dan jasa dana BLUD. Realisasi belanja barang dan jasa tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus enam puluh empat milyar dua ratus dua juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu seratus lima puluh dua rupiah) atau sebesar 85,28% dari 113

115 anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (tiga ratus sembilan milyar delapan ratus delapan belas juta sembilan ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Realisasi belanja barang dan jasa tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 19,04% jika dibandingkan dengan realisasi belanja barang dan jasa tahun 2015 sebesar Rp ,00 (dua ratus dua puluh satu milyar sembilan ratus lima puluh juta delapan ratus delapan puluh dua ribu dua ratus sembilan puluh rupiah). Realisasi belanja barang dan jasa dapat dirinci sebagai berikut : Belanja Barang dan Jasa : TA Anggaran Realisasi % Realisasi Bahan Pakai Habis Kantor 3,949,010, ,433,007, ,505,223, Bahan/Material 13,339,161, ,050,290, ,448,326, Jasa Kantor 90,411,830, ,561,153, ,770,963, Premi Asuransi 8,804,473, ,658,147, ,931,249, Perawatan Kend. Bermotor 6,890,918, ,491,100, ,342,905, Cetak & Penggandaan 7,317,812, ,128,194, ,202,881, Sewa Rumdin/Gedung 2,243,382, ,017,257, ,086,098, Sewa Sarana Mobilitas 706,000, ,800, ,630, Sewa alat berat 43,750, ,500, Sewa perlengkapan dan Peralatan Kantor 1,954,029, ,483,861, ,449,603, Makanan dan Minuman 15,908,650, ,957,241, ,724,835, Pakaian Dinas dan Atribut 565,405, ,025, ,110, Pakaian Kerja 777,471, ,168, ,050, Pakaian Khusus 1,228,855, ,175,840, ,555, Perjalanan Dinas 28,640,925, ,457,858, ,410,233, Beasiswa Pendidikan PNS 548,390, ,099, ,077, Kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis 1,613,354, ,533,237, ,116,665, Pemeliharaan 12,648,669, ,354,276, ,825,372, Jasa Konsultansi 2,940,607, ,591,959, ,672,329, Barang Dana BOS - 980,310, Uang Yg akan diserahkan ke Masyarakat TA ,077,300, ,675, ,005,475, Beasiswa Pendidikan Non PNS 364,000, ,000, ,514,060, Belanja Jasa Pelayanan Kesehatan 8,094,000, ,051,694, Belanja Jasa Narsum/Tenaga Ahli 6,995,431, ,014,624, Barang dan Jasa BLUD 92,755,555, ,846,263, ,601,927, Jumlah 309,818,982, ,202,277, ,950,882,

116 3. Belanja Hibah Belanja Hibah adalah pengeluaran yang digunakan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang dan barang yang ditujukan kepada pemerintah, pemerintah daerah lain, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah, dan/atau badan, lembaga, dan Organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia yang ditujukan untuk menunjang pencapaian program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Belanja hibah ini bersifat bantuan yang peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan, tidak wajib, tidak mengikat atau tidak secara terus menerus, dan memenuhi persyaratan penerima hibah serta harus digunakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah. Pelaksanaan belanja hibah dan bantuan sosial berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan. Realisasi belanja hibah tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (empat puluh milyar tiga ratus tiga puluh tiga juta tujuh ratus delapan puluh empat ribu dua ratus sepuluh rupiah) atau 78,55% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (lima puluh satu milyar tiga ratus empat puluh lima juta tiga ratus empat ribu rupiah). Realisasi belanja hibah mengalami penurunan sebesar 26,12% jika dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2015 sebesar Rp ,00 (lima puluh empat milyar lima ratus sembilan puluh dua juta enam ratus dua puluh empat ribu dua ratus dua puluh lima rupiah). Adapun rincian realisasi belanja hibah tahun 2016 adalah sebagai berikut : 115

117 2015 BELANJA HIBAH Anggaran Realisasi % Realisasi 1 Hibah kepada Pemerintah 1,324,000, ,324,000, ,000, Hibah kepada Pemerintah Daerah Lain Hibah kepada Badan Usaha 3 Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah Hibah kepada Badan / 4 Lembaga / Organisasi 25,434,304, ,680,954, ,738,624, Kemasyarakatan 2016 Hibah Barang atau Jasa 5 Yang diserahkan ke 23,785,340, ,673,429, Masyarakat Bantuan Sosial Barang Yang 7 Diserahkan kepada 801,660, ,401, masyarakat JUMLAH HIBAH 51,345,304, ,333,784, ,592,624, Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2016 meliputi belanja bantuan Sosial kepada individu dan atau keluarga serta belanja bantuan sosial kepada lembaga non pemerintahan. Realisasi belanja bantuan sosial tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (tiga milyar sembilan ratus enam puluh empat juta empat ratus delapan puluh satu ribu rupiah) atau 85,28% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (empat milyar enam ratus empat puluh sembilan juta rupiah). Realisasi belanja bantuan sosial ini mengalami kenaikan sebesar 1.030,24% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (tiga ratus lima puluh juta tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah). Besar capaian realisasi belanja bantuan sosial tahun anggaran 2016 sebanding dengan adanya kenaikan pagu belanja bantuan sosial yang cukup signifikan dibandingkan tahun anggaran 2015 yaitu naik sebesar Rp ,00 (tiga milyar lima ratus dua puluh juta rupiah) yang dialokasikan untuk bantuan sosial penanganan rumah tidak layak huni (RTLH) yang merupakan tindak lanjut dari program pemerintah pusat, dan untuk pemberian bantuan sosial berupa beasiswa bagi keluarga tidak mampu (BKTM) yang bersumber dari bantuan keuangan provinsi. Adaapun rincian realisasi belanja bantuan sosial adalah sebagai berikut : 116

118 TA BELANJA BANTUAN SOSIAL Anggaran Realisasi % Realisasi I Bantuan Sosial kepada Individu 2,299,000, ,664,981, ,766, dan atau Keluarga 1 2 Bantuan Sosial ongkos bongkar dan pindah bagi penghuni lahan milik pemerintah Bantuan Sosial Uang Duka Kemataian Anggota Linmas Kota Pekalongan TA ,000, ,000, ,500, ,000, ,000, ,000, Bantuan Sosial kepada Ahli Waris/Pelaku Sejarah Perjuangan 3 Okt Kota Pekalongan 18,000, ,000, ,500, Bantuan Sosial pada Parimirna 5,000, Bantuan Sosial Akibat Resiko Sosial Bidang Kemiskinan 100,000, ,450, ,200, Bantuan Sosial Akibat Resiko Sosial Bidang Pendidikan 200,000, ,281, ,590, Bantuan Sosial Akibat Resiko Sosial Bidang Kesehatan 36,476, Bantuan Sosial Akibat Bencana 350,000, ,250, ,500, Bantuan Sosial Beasiswa bagi Keluarga Tidak Mampu (BKTM) SMA/SMK 1,096,000, ,085,000, II Bantuan Sosial kepada Masyarakat DDUB PNPM/Sharing Replika 0.00 III Bantuan Sosial kepada Lembaga 2,350,000, ,299,500, Non Pemerintahan 1 GNOTA Kota Pekalongan 50,000, Forum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (F-LPM) Kota Pekalongan (Penanganan RTLH) 1,299,500, ,299,375, Forum Antar Badan Keswadayaan Masyarakat (FA-BKM) Kota Pekalongan (Penanganan RTLH) JUMLAH ( I + II + III ) 1,000,500, ,000,125, ,649,000, ,964,481, ,766, Belanja Bantuan Keuangan Belanja Bantuan Keuangan dialokasikan untuk belanja bantuan keuangan kepada Partai Politik pemenang Pemilu dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan, Penganggaran dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. Realisasi belanja bantuan kepada Partai Politik tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (enam ratus sebelas juta sembilan ratus tujuh puluh 117

119 ribu rupiah) atau 87,56% dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp ,00 (enam ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus delapan puluh delapan satu ribu rupiah). Realisasi bantuan keuangan kepada parpol ini mengalami kenaikan sebesar 45,63% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar Rp ,00 (empat ratus dua puluh juta dua ratus dua puluh satu ribu rupiah). Hal ini disebabkan terdapat partai politik yang tidak mencairkan bantuan keuangan Parpolnya yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) karena belum dapat memenuhi persyaratan pencairan. Sesuai dengan peraturan perundangan bahwa salah satu persyaratan administrasi pengajuan bantuan keuangan partai politik adalah susunan kepengurusan partai tingkat kabupaten/kota yang sah sebagaimana yang disahkan oleh DPP Partai Politik yang terdaftar dan disahkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Adapun rincian realisasi belanja bantuan keuangan tahun 2016 adalah sebagai berikut : Belanja Bantuan Keuangan : TH 2016 TH Anggaran Realisasi % Realiasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai GOLKAR 191,749, ,749, Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PKS 78,156, ,156, ,156, Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai DEMOKRAT 32,116, ,116, ,116, Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PDIP 106,346, ,346, ,346, Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai GERINDRA 52,745, ,745, ,745, Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PKB 91,644, ,644, ,644, Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PPP 86,908, Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai PAN 59,214, ,214, ,214, Jumlah 698,881, ,970, ,221, Belanja Modal Belanja Modal Pemerintah Kota Pekalongan meliputi belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, belanja modal aset tetap lainnya dan belanja modal aset lainnya. Realisasi belanja modal tahun 2016 adalah sebesar Rp ,00 (dua ratus satu milyar sembilan ratus lima puluh satu juta tiga ratus dua puluh lima ribu tiga ratus tiga puluh satu rupiah) atau sebesar 84,67% dari anggaran setelah perubahan sebesar 118

120 Rp ,00 (dua ratus tiga puluh delapan milyar lima ratus delapan juta sembilan ratus enam puluh lima ribu rupiah). Realisasi belanja modal ini mengalami kenaikan sebesar 28,09% jika dibandingkan dengan realisasi belanja modal tahun 2015 sebesar Rp ,00 (seratus lima puluh tujuh milyar enam ratus enam puluh delapan juta delapan ratus empat puluh ribu tiga ratus empat puluh satu rupiah). Rincian belanja modal tahun 2016 dapat disajikan sebagai berikut : Belanja Modal : TA TA Anggaran Realisasi % Realisasi Tanah 13,688,000, ,030,857, ,364,831, Peralatan dan Mesin 63,721,071, ,254,998, ,001,674, Gedung dan Bangunan 70,845,368, ,209,241, ,962,991, Jalan, Irigasi & Jaringan 87,797,980, ,676,528, ,116,719, Aset Tetap Lainnya 2,248,524, ,576,186, ,028,333, Aset Lainnya 208,020, ,512, ,290, Jumlah 238,508,965, ,951,325, ,668,840, Proporsi masing-masing belanja modal tahun 2016 dapat disajikan sebagai berikut : Proporsi Realisasi Belanja Modal Tahun ,95% 0,78% 0,10% 2,49% 29,32% 27,36% BM - Tanah BM - Peralatan dan Mesin BM - Gedung dan Bangunan BM - Jalan, Irigasi & Jaringan BM - Aset Tetap Lainnya BM - Aset Lainnya Realisasi belanja modal tahun 2016 dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut : 1. Belanja Modal Tanah Belanja modal pengadaan tanah tahun 2016 digunakan untuk jalan interchange tol, dengan membeli tanah warga di Kelurahan Sokoduwet, Kelurahan Kalibaros, dan Kelurahan Kuripan Yosorejo. Keseluruhan luas tanah yang dibeli oleh Pemerintah Kota Pekalongan adalah seluas M2, dengan harga yang dibayarkan sebesar Rp ,00 (lima milyar tiga puluh juta delapan ratus lima puluh tujuh ribu 119

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku Pengguna Anggaran mempunyai tugas menyusun

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 75 TAHUN 2017 2017 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 26 TAHUN 26 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 21/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Pekalongan dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 1/A, 2010 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang :

Lebih terperinci

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas

Lebih terperinci

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 2013 PERDA KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 13 HLM, LD No. 23 ABSTRAK : -

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah - 4 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 SALINAN NOMOR 3/A, 2010 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2016

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUPA) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUPA) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN : NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/2537-910/4584 TENTANG : KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

[A.1] PENYUSUNAN KUA DAN PPAS. 1. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang RKPD dan Peraturan Menteri Dalam

[A.1] PENYUSUNAN KUA DAN PPAS. 1. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang RKPD dan Peraturan Menteri Dalam [A.1] LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 68 TAHUN 2012 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PENYUSUNAN KUA DAN PPAS A. KETENTUAN UMUM Gubernur menyusun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA LAMPIRAN II.1 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Daerah Nomor : TAHUN 08 Tanggal : Januari 08 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA RINGKASAN APBD Tahun Anggaran 08 NOMOR URUT URAIAN JUMLAH. PENDAPATAN.8..0.8,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH.008.78..8,00..

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KOTA PASURUAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KOTA PASURUAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 2 SERI A TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2012 SERI A

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2012 SERI A LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2012 SERI A PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 SERI A TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 SERI A TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 SERI A TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK NOMOR : 06/PIMP.DPRD/2015 TENTANG PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU SALINAN PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Lembaran Daerah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 SALINAN NOMOR 3/A,2009 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD LAMPIRAN II.3 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD II-3.1. KERANGKA

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t No.825, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. APBD TA 2018. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03/KB/BTD-2012 02/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 31 JULI 2012 TENTANG PRIORITAS DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI MAGETAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MAGETAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MAGETAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGETAN,

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN RENCANA KERJA ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Hal mendasar dalam perencanaan pembangunan tahunan adalah kemampuannya dalam memproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah secara

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI PAMEKASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BUPATI GARUT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2011 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH TENTANG APBD TAHUN 2017 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD TAHUN 2017

DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH TENTANG APBD TAHUN 2017 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD TAHUN 2017 DAFTAR ISI A B PERATURAN DAERAH TENTANG APBD TAHUN 7 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD TAHUN 7 I II III RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci