BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil dua simpulan besar sebagai berikut. Penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Kualitas proses dapat dilihat dari peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dapat dibuktikan dengan cara teknik analisis data yang diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif komparatif. Selanjutnya, penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kinerja guru mata pelajaran kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi mengalami peningkatan. Pratindakan tidak seorang siswapun yang tuntas. Pada siklus I berjumlah 12 siswa dengan persentase 33,33%, dan pada siklus II berjumlah 29 siswa dengan persentase 97,22%. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata prasiklus adalah 65,95, siklus I adalah 74,44, dan siklus II adalah 83,07. commit to user 187

2 digilib.uns.ac.id 188 B. Implikasi Penelitian tidakan kelas yang berjudul Peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi pada siswa kelas VII-C dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation di SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C di SMP Negeri 1 Rembang Purbalingga. Walaupun pembelajaran di atas tidak mudah untuk diciptakan dan dilaksanakan, setidaknya guru harus dapat memberikan ruang gerak yang lebih luas demi kepentingan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tidak dapat diremehkan bagi perkembangan semangat dan gairah siswa dalam belajar. Berdasarkan empat komponen kemampuan berbahasa, kemampuan menulis merupakan kemampuan yang masih dirasa sulit oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa mengenai cara menulis yang baik. Salah satu kemampuan menulis yang penting untuk dialami oleh siswa adalah menulis teks hasil observasi. Kemampuan menulis teks hasil observasi merupakan kemampuan yang memerlukan latihan berkesinambungan untuk mampu menguasainya dengan baik. Pada hakikatnya, teks hasil observasi bertujuan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus terkait masih berlangsung. Sementara itu Kosasih (2012: 61) menyatakan bahwa laporan adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau suatu instansi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya. Lebih lanjut, Keraf (2002: 324) mengungkapkan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Laporan yang dimaksud sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil. commit to user

3 digilib.uns.ac.id 189 Keraf (2002: 333) berpendapat seperti halnya tulisan-tulisan atau karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik. Bentuk lebih banyak dipertalikan dengan cara pengetikan dan penyusunan, sedangkan struktur lebih dipertalikan dengan organisasinya. Struktur laporan, seperti juga karangan lainnya yang berbentuk buku harus meliputi unsur-unsur berikut, (1) Halaman judul, biasanya pertamatama memuat pokok atau topik laporan. (2) Surat penyerahan, berfungsi sebagai kata pengantar pada sebuah buku, sifatnya dan panjangnya berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan sifat topiknya. (3) Daftar isi, pada prinsipnya daftar isi sama dengan daftar isi buku. Daftar isi memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu. (4) Ikhtisar dan abstrak, (5) Pendahuluan, sebagai bahan untuk menyusun pendahuluan sebuah laporan atau unsur yang dianggap sebagai latar belakang dari masalah yang akan dilaporkan dapat dikemukakan tujuan laporan. (6) Isi laporan, menyangkut inti persoalan, dan segala sesuatu yang bertalian langsung dengan persoalan tersebut. (7) Kesimpulan dan saran, seringkali pemberi laporan atau penerima laporan tidak dapat membaca seluruh laporan karena harus mengambil tindakan segera, atau karena kesibukan-kesibukan yang dihadapinya. (8) Bagian pelengkap, pada umumnya sesudah menyampaikan kesimpulan dan saran, laporan itu secara definit juga selesai. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis teks hasil observasi siswa dalam hal: (1) ketepatan pemilihan judul, (2) ketepatan analisis data dan penyimpulan, (3) kelengkapan struktur penulisan teks, (4) kebermaknaan keseluruhan tulisan, (5) ketepatan diksi, (6) ketepatan struktur kalimat, dan (7) ejaandan tata tulis. Berdasarkan capaian siswa di atas, dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran sejenis sebagai salah satu model pembelajaran yang inovatif. Penelitian tindakan ini memberikan suatu gambaran bahwa keberhasilan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa bergantung pada beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, dan memilih commit to user

4 digilib.uns.ac.id 190 model pembelajaran yang inovatif untuk diterapkan pada pembelajaran sebagai sarana menyampaiakan materi kepada siswa. Penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian kegiatan ini terdiri dari 16 indikator kegiatan, yakni: (1) Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mencerminkan perilaku hasil belajar); (2) Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik); (3) Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu), (4) Pemilihan sumber pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik); (5) Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti dan penutup); (6) Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap); (7) Kesesuaian teknik assesmen dengan tujuan pembelajaran; (8) Kelengkapan instrumen assesmen (soal, pedoman pensekoran); (9) Mengondisikan siswa; (10) Menyampaikan tujuan pembelajaran; (11) Menjelaskan materi menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran yang digunakan; (12) Membimbing siswa mencari informasi dan materi menulis teks hasil observasi sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan; (13) Membimbing siswa menulis teks hasil observasi; (14) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan; (15) Merefleksikan pembelajaran menulis teks hasil observasi; dan (16) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi terutama dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi masih kurang kreatif. Guru masih terpancang pada model pembelajaran yang menganggap bahwa guru merupakan satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran. Materi yang diberikan kepada siswa berupa materi hafalan yang terkesan sederhana tanpa ada pengembangan. Materi yang disampaikan hanya berupa ceramah yang tanpa ada pertukaran pendapat secara kelompok. Kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat pembelajaran juga masih dikatakan kurang baik. Hal ini dilihat pada saat guru menjelaskan materi kepada siswa, guru kurang memperhatikan siswa-siswa yang tidak memperhatikan dan bermain sendiri di kelas. Guru saat memberikan tugas kepada siswa juga masih kurang memperhatikan siswanya sudah paham atau belum dengan tugasnya. Guru kurang memberi motivasi commit belajar to siswa, user sehingga siswa dalam mengerjakan

5 digilib.uns.ac.id 191 tugas kurang bersemangat. Keadaan seperti itu membuat guru perlu menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis teks hasil observasi di sekolah merupakan salah satu aspek yang penting yang harus diperhatikan implementasinya. Implementasi yang baik, maksud pembelajaran menulis teks hasil observasi dapat tersampaikan dan terwujud secara nyata. Teks hasil observasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan, karena dalam setiap ilmu pengetahuan mempunyai kebenaran-kebenaran yang tertuang dalam data-data. Kemampuan menulis teks hasil observasi dipengaruhi oleh cara, model, atau teknik yang digunakan guru dalam mengajar. Proses pembelajaran menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang disiplin, aktif dan bermotivasi tinggi juga dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks hasil observasi. Proses pembelajaran menuntut guru untuk menciptakan suasana belajar yang disiplin, aktif, dan bermotivasi tinggi juga dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks hasil observasi. Guru perlu membuktikan konsep-konsep dalam menulis teks hasil observasi supaya mampu menerapkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan pembelajaran menulis teks hasil observasi pada khususnya. Konsep-konsep menulis teks hasil observasi adalah: (1) pembelajaran menulis teks hasil observasi diupayakan tidak hanya mengarah pada teori menulis teks hasil observasi saja tetapi lebih ditekankan proses dan hasil pembelajaran, (2) pembelajaran hendaknya melibatkan peran serta dan keaktifan siswa secara lengsung dalam proses pembelajaran, (3) proses pembelajaran diarahkan pada perolehan pengalaman siswa dalam menemukan informasi atau data, menyusun data menjadi kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi susunan laporan yang terstruktur, memiliki susunan kalimat yang benar, ejaan dan tata tulis yang benar. Maka dari itu, diperlukan solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajarannya. Majid (2013: 189) menjelaskan model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaan kooperatif commit yang to paling user kompleks dan paling sulit untuk

6 digilib.uns.ac.id 192 diterapkan. Model pembelajaran Group Investigation dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Model pembelajaran Group Investigation ini siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan. Model pembelajaran Group Investigation ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada model pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunkaan skill berpikir level tinggi (Huda, 2014: 292). Kajian dan pembahasan berkenaan dengan model investigasi kelompok ini juga dikemukakan oleh Aunurrahman (2010: 152), yang berpandangan bahwa model investigasi kelompok merupakan cara yang langsung dan efisien untuk mengajarkan pengetahuan akademik sebagai suatu proses sosial. Model pembelajaran ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijaksanaan, kemandirian dalam belajar, serta hormat terhadap harkat dan martabat orang lain. Lebih penting lagi, adalah investigasi kelompok dapat dipergunakan pada seluruh areal subyek yang mencakup semua anak pada segala tingkatan usia dan peristiwa sebagai model sosial inti untuk semua sekolah. Oleh sebab itu, penerapan model ini untuk proses pembelajaran bagi siswa diyakini penting untuk dilakukan serta akan memberikan manfaat langsung bagi siswa dalam menggali pengalaman belajar mereka. Menurut Hamdani (2011: 90) mengungkapkan bahwa model Group Investigation melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skill). Model pembelajaran ini melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Alasan memilih menggunakan model pembelajaran Group Investigation karena model pembelajaran ini menawarkan pembelajaran yang menakankan pada proses dan hasil pembelajaran sehingga cocok digunakan untuk pembelajaran menulis teks hasil observasi. Penerapan model pembelajaran ini dalam proses pembelajaran, sama juga melatih siswa untuk bertukar pendapat, mencari data atau informasi di lapangan secara bersama-sama dalam kelompok. Kegiatan ini mendorong commit siswa to untuk user dapat saling bekerja sama dalam

7 digilib.uns.ac.id 193 bekerja. Melalui penerapan model Group Investigation seorang guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi dalam situasi pembelajaran, melainkan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa menggali info dari berbagai sumber. Seorang guru menjadi ringan dalam pekerjaanya dan siswa memiliki kebebasan dalam mencari informasi dari sumber apapun. Siswa dapat mempresentasikan haasil diskusi di hadapan guru dan temantemannya yang lain saat presentasi. Saat kegiatan prsesentasi, guru sebagai fasilitator dan siswa lain dapat memberi saran atau kritik tentang hasil pekerjaanya. Jadi, seorang guru hasurs dapat mengembangkan materi secara kreatif dan menyampaikan materi dengan pemilihan metode yang inovatif. Metode Group Investigation dapat dipilih guru sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Jadi, factor dari guru sangat berpengaruh dalam pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation menutamakan pembelajaran terstruktur atau terorganisir dan juga saling membantu dan saling menumbuhkan sifat kerjasama yang baik. Pembelajaran ini sangat menyenangkan dan menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran tidak membosankan. Belajar menjadi semangat dan terjalin komunikasi dengan teman-teman yang baik. Dengan belajar secara kelompok akan memudahkan siswa dengan saling bertukar pendapat atau data-data yang diperoleh dari kegiatan investigasi. Selama proses pembelajaran siswa dituntut untuk bekerjasama dengan teman satu kelompok yang sudah ditentukan oleh guru. Pengelompokan yang dilakukan oleh guru secara acak, tidak membuat siswa menjadi kurang kompak dalam kerja kelompoknya. Siswa yang biasanya pasif akan berubah menjadi aktif, siswa berusaha sendiri atau bersama-sama siswa dalam kelompok mempelajari dan mengetahui lebih jauh materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa berusaha untuk mengetahui tentang tekhik atau cara-cara menulis teks hasil observasi sesuai dengan aspek-aspek yang diukur. Pada akhir pembelajaran siswa dapat merefleksikan bahwa menulis teks hasil observasi bukanlah hal yang sulit. Bahkan siswa ada yang merasa tertarik untuk mencoba dan terus melakukan kegiatan menulis teks hasil observasi secara terus-menerus. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi. commit to user

8 digilib.uns.ac.id 194 Kegiatan menulis teks hasil observasi tidak hanya kemampuan dalam menulis katakata, memilih kata, tata tulis, tetapi juga perlu adanya semangat pada diri siswa, sehingga guru perlu memotivasi siswa agar siswa mempunyai semangat belajar atau membiasakan diri berlatih menulis teks hasil observasi. Dengan bekal semangat kemampuan menulis teks hasil observasi tentu akan mendorong siswa untuk menguasai kemampuan menulis teks hasil observasi. Untuk meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa kelas VII-C, guru harus membangkitkan motivasi siswa terhadap pembelajaran kemampuan menulis teks hasil observasi terlebih dahulu. Motivasi untuk mempelajari kemampuan menulis teks hasil observasi siswa melalui model pembelajaran Group Investigation, agar siswa dapat bekerja sama dalam kelompok investigasi. Melalui pembelajaran Group Investigation siswa dapat mempresentasikan hasil investigasi kelompok, memberikan sanggahan, pesan maupun saran tanpa rasa malu, takut dan tidak percaya diri. Dengan demikian, siswa dapat menulis teks hasil observasi dengan baik. Rendahnya kemampuan menulis teks hasil observasi pada siswa, akibat kurangnya latihan dalam pemilihan judul, ketepatan analisis data dan penyimpulan ketepatan struktur tulisan, ketepatan struktur kalimat, ejaan dan tata tulis, dan pemilihan diksi. Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajaran melalui model pembelajaran Group Investigation. Masalah yang diinvestigasi diharapkan yang berkaitan denga kehidupan sehari-hari yang ada disekitas lingkugan belajar. Dengan materi yang dipilih, siswa dapat tertarik dan belajar merasa senang serta materi itu sangat bermanfaat bagi dirinya. Demikian juga cakupan materi dapat bersumber dari guru namun juga dapat bersumber dari siswa melalui investigasi kelompok, Guru harus menunjukan sikap ketertarikan pada materi yang diajarkan, sikap yang ditunujukan guru akan berpengaruh positif terhadap tumbuh kembangnya minat siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation ternyata memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa. Group Investigation merupakan model pembelajaran yang efektif dan layak digunakan sebagai rujukan untuk meningkatatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Guru harus menekankan pada kerjasama antar anggota kelompok. commit Karena to user dengan kerjasama kesulitan dalam

9 digilib.uns.ac.id 195 pembelajaran dapat diatasi secara bersama-sama. Pembelajaran ini bila dilaksanakan secara bersamaan akan berlangsung secara komunikatif, aktif, dan menarik. Penerapan model pembelajaran Group Investigation tidak berpusat pada guru tetapi pada siswa. Siswa bukan menjadi objek melainkan menjadi subjek dalam pembalajaran. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mempelajari serta menemukan sendiri yang ditugaskan oleh guru. Jadi peran guru dalam pembelajaran ini hanya membimbing dan mengarahkan saja. Rancangan pembelajaran yang dibuat guru yang diakhiri kegiatan refleksi untuk mencari keberhasilan dan kendala yang dialami untuk diperbaiki selanjutnya. Proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan kondusif. Proses kerja kelompok sangat efektif dan terstruktur. Pada awal penerapan atau siklus pertama penerapan model pembelajaran Group Investigation siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Siswa pun terlihat antusias dalam proses pembelajaran. Hasil proses pembelajaran kelompok yang diperoleh siswa juga sangat baik. Siswa dalam pembelajaran kelompok (kinestetik) begitu aktif, mereka berdiskusi dengan baik dalam pembelajaran untuk saling bertukar informasi. Siswa sangat tertarik dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan model pembelajaran Group Investigation oleh guru. Namun pada siklus I (pertama) ini, hasil kemampuan menulis yang diperoleh siswa dalam tes individu masih belum mencapai nilai KKM, maka proses pemmbelajaran menulis teks hasil observasi dilanjutkan ke siklus II. Pembelajaran semakin berjalan denganoptimal pada siklus II. Siswa semakin paham dan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami pada siklus I sebelumnya. Siswa juga dapat memahami tentang manfaat pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation. Respon siswa semakin tampak saat kerja kelompok. Semua anggota kelompok aktif dan antusias. Proses kerja kelompok semakin meningkat. Proses pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan penerapan metode Group Investigation dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan kondusif. Proses kerja kelompok sangat efektif dan terstruktur. Pada awal penerapan atau siklus pertama penerapan metode Group Investigation siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan siswa mampu mengikuti proses pembelajaran commit dengan to baik. user Siswa pun terlihat antusias dalam

10 digilib.uns.ac.id 196 proses pembelajaran. Hasil proses pembelajaran kelompok yang diperoleh siswa juga sangat baik. Siswa dalam pembelajaran kelompok (kinestetik) begitu aktif, mereka berdiskusi dengan baik dalam pembelajaran untuk saling bertukar informasi. Siswa sangat tertarik dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi dengan med metode Group Investigation oleh guru. Namun pada siklus I (pertama) ini, hasil kemampuan menulis yang diperoleh siswa dalam tes individu masih belum mencapai nilai KKM, maka proses pemmbelajaran menulis teks hasil observasi dilanjutkan ke siklus II. Pembelajaran semakin berjalan denganoptimal pada siklus II. Siswa semakin paham dan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami pada siklus I sebelumnya. Siswa juga dapat memahami tentang manfaat pembelajaran dengan penerapan metode Group Investigation. Respon siswa semakin tampak saat kerja kelompok. Semua anggota kelompok aktif dan antusias. Proses kerja kelompok semakin meningkat. Tiap-tiap kelompok saling memberi masukan saat presentasi untuk melengkapi dan menyempurnakan teks berita yang ditulis oleh tiaptiap kelompok. Siswa tidak takut bertanya pada teman ataupun guru jika mengalami kesulitan. Siswa saling bertanya dan berpendapat tentang cara menulis teks hasil observasi Timbulnya minat dalam belajar bukan sesuatu yang ada begitu saja, melainkan perlu adanya upaya pembelajaran. Pembelajaran yang menumbuhkan atau merangsang minat siswa yaitu pembelajaran yang harus melibatkan atau merangsang minat siswa yaitu pembelajaran yang harus melibatkan siswa secara aktif. Peran serta siswa sangat diutamakan agar siswa tumbuh minat dan rasa tanggung jawab. Siswa sangat perlu diberikan kesempatan seluas-luasnya melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran. Walaupun demikian, hal tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan guru harus memberikan ruang gerak siswa atau kesempatan yang luas bagi siswa untuk menumbuhkan kemamuan semangat dalam belajar. Hal yang tidak kalah penting lagi perkembangan kemamuan semangat belajar yaitu guru mau mengubah sikap sehingga memiliki daya tarik. Hal ini akan terjadi bila guru berada di tengah-tengah materi pembelajaran tersebut, sikap yang diperhatikan seorang guru memiliki peranan penting dalam menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. commit to user

11 digilib.uns.ac.id 197 Faktor dari siswa yaitu perhatian dalam mengikuti pelajaran, keberania dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan dalam pembelajaran dan antusias dalam pembelajaran. Perhatian yang dimiliki siswa dapat dilihat melalui pengamatan yang menunjukan bahwa siswa tersebut di dalam kelas memperhatikan apapun yang disampaikan oleh guru. Siswa tersebut tidak berbicara sendiri saat guru menjelaskan materi. Siswa tanggap saat guru memberikan perintah dan langsung cepat mengerjakan tanpa harus berbicara sendiri dengan teman. Perhatian siswa terlihat saat guru membentuk kelompok kerja, siswa tidak mengeluh dan bermalas-malasan. Perhatian siswa juga terlihat saat diberi tugas, siswa yang memiliki perhatian tinggi akan langsung mengerjakan tugas tersebut dengan tepat waktu dan hasil yang baik. Keberanian dalam proses belajar juga menjadi faktor yang mendorong siswa dalam kemampuan menulis teks hasil observasi. Siswa yang memiliki keberanian dalam proses pembelajaran terlihat saat siswa menerima materi dari guru, siswa berani bertanya dan berpendapat, siswa juga berani menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Saat kegiatan investigasi berlangsung siswa berani menggali informasi sebanyak mungkin kepada sumber yang terkait. Keberanian tidak saja pada saat menggali informasi, tetapi pada saat berdiskusi. Siswa berani bertanya sesama dengan teman satu kelompok untuk saling bertukar informasi. Saat mempresentasikan hasil tulisan teks hasil observasi juga siswa memiliki keberanian yang tinggi untuk mempresentasikanya. Siswa percaya diri dalam mempresentasikannya, tidak malu-malu. Keakfitan juga merupakan faktor yang mendorong siswa dalam kemampuan menulis teks hasil observasi. Siswa yang memiliki semangat yang tinggi dapat terlihat saat siswa dalam kelas menerima pelajaran tidak melamun, tidur-tiduran meletakan kepalanya di atas meja dan tidak mengeluh ketika diberi tugas. Siswa dengan aktif saling bertukar pendapat, menunangkan gagasan ke dalam susunan yang terstruktur. Saat guru menjelaskan materi siswa mau bertanya jika masih belum mengerti. Siswa aktif bertanya, mengeluarkan pendapat dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh guru. Saat siswa melakukan investigasi juga siswa aktif menggali informasi. Antusias siswa dalam mengerjakan tugas dari guru merupakan faktor yang mendukung dalam kemampuan menulis commit teks to hasil user observasi siswa. Siswa memiliki

12 digilib.uns.ac.id 198 motivasi tinggi maka dapat dikatakan memiliki motivasi yang tinggi pula. Antusias siswa yang tinggi dapat terlihat saat diberi tugas dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan tidak asal-asalan. Siswa mengerjakan dengan bekerja sama secara kelompok bertukar pikiran dan saling berkontribusi menuangkan gagasan. Antusias siswa terlihat saat siswa berdiskuis dengan sungguh-sungguh tidak membicarakan hal lain dan fokus mengerjakan tugas dari guru. Selain keempat faktor yang hasrus dimiliki siswa dalam pembelajaran di atas, siswa juga harus selalu semangat dalam mengikuti pmbelajaran. Semangat juga merupakan faktor dari siswa yang mendukung dalam kemampuan menulis teks hasil observasi. Siswa yang memiliki semangat yang tinggi maka akan dapat dikatakan memiliki kemauan yang tinggi dalam belajar. Semangat siswa yang tinggi terlihat pula pada saat siswa di dalam kelas menerima pelajaran tidak berbicara sendiri, malamun, meletakkan kepala di atas meja, dan tidak mengeluh saat diberikan tugas. Pada pembelajaran menulis teks hasil observasi, semangat siswa terlihat saat saling berkontribusi memberikan pendapat. Siswa dengan aktif saling berukar pendapat, menuangkan gagasan untuk memecahkan masalah. Semangat siswa juga terlihat saar diberi tugas dan langsung dikerjakan. Tanggung jawab merupakan faktor yang mendukung pulan dalam pembelajaran. Siswa yang memiliki tanggung jawab besar terhadap tugasnya dalam belajar salah satu yang mendukung kelancaran dalam pembelajaran. Tanggung jawab siswa yang tinggi dapat terlihat saat diberi tugas, dikerjakan dengan sungguh0sungguh dan tidak asal-asalan. Siswa mengerjakan dengan bekerja sama dalam kelompo bertukat pendapat dan saling berkontribusi menuangkan gagasan. Tanggung jawab siswa terlihat saat siswa berdiskusi dengan sungguh-sungguh tidak membicarakan hal yang lain dan fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan harus diupayakan agar semua factor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru mempunyai kemampuan dalam menyampaikan materi, dapat mengelola kelas, dan dapat menggunakan fasilitas yang sudah ada untuk sarana penyampaian materi maka pembelajaran juga akan tepat juga akan mendukung jalannya pembelajaran yang efektif. Penyampaian materi dan pemilihan model commit to user

13 digilib.uns.ac.id 199 pembelajaran yang tepat akan mudah diterima siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran akan berjalan lancar, tepat dan efisien. Penerapan metode Group Investigation dalam pembalajaran menulis yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Dalam penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus ini dapat diketahui bahwa kualitas proses dan kemampuan menulis teks hasil observasi dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode metode Group Investigation. Metode Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi merupakan variasi dalam pembelajaran yang dapat menciptakan keaktifan dan meningkatkan antusias siswa. Penerapan metode Group Investigation menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang harus memanfaatkan potensi diri semaksimal mungkin dalam kelompok. Melalui metode Group Investigation, siswa dilatih untuk bekerja sama untuk mencari informasiinformasi yang ingin didapat. Objek yang digunakan sebagai investigasi yaitu tempat yang masih berada pada lingkungan sekitar sekolah tersebut. Siswa dituntut untuk menggali informasi yang ada di dalam tempat tersebut maupun kepada informan yang mengetahui tempat tersebut. Informasi-informasi yang didapat, akan didiskusikan dengan kelompok dan disusun hasil laporan teks hasil observasi. Hasil laporan teks hasil observasi yang disusun siswa tidak hanya secara kelompok, siswa dituntut bisa menyusun teks hasil observasi secara individu. Pemberian tindakan siklus 1 dan siklus II menggambarkan adanya kelemahan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi sehingga selalu dibutuhkan adanya perbaikan. Dari kegiatan analisis dan refleksi yang dilaksanakan setelah tindakan, diketahui adanya peningkatan, baik proses belajar-mengajar maupun kemampuan siswa dalam menulis teks hasil observasi. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari semakin meningkatnya nilai dan persentase (%) kegiatan siswa serta meningkatnya nilai kinerja guru pada setiap siklus. Pemaparan tersebut menunjukkan bahwa metode Group Investigation sangat baik diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran menulis teks hasil observasi. Dengan demikian, secara praktis metode Group Investigation dapat dipilih sebagai metode alternatif untuk meningkatkan kualitas proses dan kemampuan menulis teks hasil observasi. Namun demiakian, dengan commit melihat to user masih adanya siswa yang belum

14 digilib.uns.ac.id 200 mencapai KKM, penerapan metode Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi, guru perlu untuk lebih jeli dan aktif dalam membimbing siswa saat proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Penelitian ini memberikan gambaran tentang peningkatan kualitas proses dan hasil dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran guru, siswa, dan metode pembelajaran. Peran guru yang tepat, siswa yang aktif, dan pemanfaatn metode pembelajaran yang tepat akan menghasilkan proses dan hasil yang baik. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dengan baik akan memberikan pengaruh positif pada hasil dari kegiatan pembelajaran. Selain itu, persiapan pembelajaran yang matang akan berdampak pada proses pembelajaran yang baik. Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses dan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya guru, siswa, model pembelajaran, dan sumber belajar. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat akan berpengaruh pada proses belajar siswa kurangnya perhatian, keberanian siswa, keaktifan siswa dan antusias siswa dalam pembelajaran serta rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran, guru hendaknya juga memperhatikan kebermabfaatannya bagi perkembangan siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk guru yang akan menerapkan model pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif dalam guru mengajar menulis teks hasil observasi agar siswa lebih bersemangat dalam belajar. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk berpikir, berbicara, dan menulis. Siswa juga tidak bosan denga model pembelajaran Group Investigation karena saling berkontribusi antar anggota kelompok dan saling berdiskusi menyatukan gagasan. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation dalamsetiap siklusnya menunjukan adanya peningkatan minat dan motivasi dalammempelajari kemampuan menulis teks hasil observasi. Secara keseluruhan siswa yang awalnya kemampuan menulis teks commit hasil observasi to user masih kurang, setelah mengalami

15 digilib.uns.ac.id 201 proses pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation maka kemampuan menulis teks hasil observasi siswa meningkat. Peningkatan yang dialami dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi di kelas VII-C, tidak hanya dialami oleh siswa saja. Tetapi, dialami juga oleh guru, kinerja guru di dalam kelas meningkat. Guru dan siswa di dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi sudah baik. Penggunaan model pembelajaran yang inovatif serta dikaitkan dengan kehidupan nyata dirasakan lebih menarik dan efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks hasil observasi. Secara keseluruhan, temuan dalam penelitian ini memberikan implikasi bahwa untuk meningkatkan kemampuan menulis teks hasil observasi siswa, model pembelajaran Group Investigation dapat dijadikan alternative pembelajaran untuk menggantikan model pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan guru di dalam kelas. Praktiknya perlu diperhatikan prosedur kerjanya secara sistematis, mengutamakan proses dalam pemecahan permasalahan, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan, dan melatih melahirkan ide-ide dan kerja secara mandiri, sehingga pada titik tertentu unsur kreatif yang dimiliki dapat dikembangkan dan dihidupkan pada setian proses belajar berlangsung. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, perlu diperhatikan beberapa hal untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis teks hasil observasi. peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya di dalam pembelajaran kemampuan menulis teks hasil observasi menyadari pentingnya dan bermanfaat karena siswa dilatih untuk berpikir kritis dan objektif, serta dapat saling menghargai antar teman. b. Siswa hendaknya dapat menulis teks hasil observasi dengan menggunakan metode Group Investigation yang mampu membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa mampu berperan aktif dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif di kelas. commit to user

16 digilib.uns.ac.id 202 c. Siswa sebaiknya lebih kritis dan terbuka terhadap hal-hal yang baru mereka peroleh sehingga mampu menunjang proses dan hasil belajar mereka di sekolah, lebih aktif dan berani selama proses pembelajaran berlangsung, serta harus banyak berlatih menulis dan tidak segan-segan meminta bimbingan guru. 2. Bagi Guru a. Guru hendaknya dapat meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti penelitian dan forum-forum ilmiah. Selain mengubah cara mengajar yang kurang menarik menjadi pembelajaran yang menarik dan inovatif metode Group Investigation, pengetahuan guru tentang pembelajaran semakin bertambah. Guru juga harus mampu menyesuaikannya dengan kurikulum yang baru yaitu kurikulum b. Guru hendaknya dalam penerapan tersebut juga perlu memperhatikan minat serta motivasi siswa. Metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks hasil observasi khususnya dan pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya adalah metode Group Investigation. c. Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memanfaatkan lebih banyak sumber belajar dan sarana penunjang pembelajaran yang menarik dan dapat membuat siswa lebih aktif. Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk senantiasa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Bagi Sekolah a. Pihak sekolah sebaiknya membuat kebijakan sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru, misalnya mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti MGMP, seminar pendidikan, dan diklat dalam bidang pendidikan. b. Pihak sekolah juga harus memotivasi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran misalnya dengan melakukan penelitian tindakan kelas disertai pemilihan metode yang tepat. Selain itu, pihak sekolah juga sebaiknya dapat mengupayakan dan melengkapi sarana dan prasana yang mendukung terselenggaranya proses belajar-mengajar yang baik. commit to user

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A. digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A. Simpulan Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id 71 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian ini berdasarkan pada kajian teori, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan penulis. Hasil penilaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Sebelum

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. 1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan rangkaian kegiatan siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan rangkaian kegiatan siswa digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar merupakan rangkaian kegiatan siswa di bawah pembelajaran guru untuk mencapai tujuan diharapkan. Proses belajar mengajar terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan perangkat yang penting dan sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Melalui penggunaan bahasa, orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII. METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII Oleh: FAJAR WARJIANTO X4304009 Pendidikan Biologi Skripsi Ditulis dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

NICO SATYA YUNANDA A54F100019 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain demi kelangsungan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditunjukkan karena adanya peningkatan kualitas pendidikan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil tes formatif dan tes sub sumatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap keperibadian dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tolak ukur suatu Negara dikatakan berkembang atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia yang baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat terlepas dari peranan guru dan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DD/CT DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI BUMI DAN BENDA LANGIT SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA 2 SMK N 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA (Sains) adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan khususnya pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan telah banyak usaha yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam mningkatkan potensi belajar dan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan inti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol VII, No. 14, Oktober 2016 ISSN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 12 MIPA 3 SMA Negeri 2 Pekanbaru) *) Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Pekanbaru Oleh

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan di mana siswa dapat menuangkan ide atau gagasan kreatif dan imajinasinya ke dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan cara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil penelitian, mengenai kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik siswa melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Tanggel Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat terpisahkan dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, secara umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Darmanto Priyoutomo SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo e-mail:

Lebih terperinci

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 JURNAL SERAMBI ILMU ISSN 1693-4849 e-issn 2549-2306 VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017 Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Merancang Eksperimen Virtual Kimia Sederhana dengan Microsoft Power Point melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA 1 MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA Dina 1 H. Ali Jennah 2 Dwi Septiwiharti 3 ABSTRAK Masalah dalam

Lebih terperinci

Joko Setiyono* Kata kunci: inkuiri, menulis teks berita, multikultural

Joko Setiyono* Kata kunci: inkuiri, menulis teks berita, multikultural PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA BERWAWASAN MULTIKULTURAL DENGAN PADA SISWA KELAS VIII A SMP PGRI TUMBRASANOM TAHUN AJARAN 2014/2015 Joko Setiyono* Abstrak : Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Gina Rosarina 1, Ali Sudin, Atep Sujana 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mata pelajaran IPS memberikan pengetahuan pada

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN 2354-614X Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci