TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Eni Budiyanti NIM B12126 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i

2 HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN Diajukan Oleh : Eni Budiyanti NIM B Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal... Pembimbing Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes NIK ii

3 HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN Karya Tulis Ilmiah Diajukan Oleh: Eni Budiyanti NIM B PENGUJI I Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada Tanggal... PENGUJI II Ernawati, S.ST.,M.Kes NIK Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes NIK Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan Retno Wulandari, S.S.T NIK iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Balita Di Desa Pengkok Kedawung Sragen. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Suci Handayani, Amd.Keb, selaku Bidan Desa Pengkok Kedawung Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST.,M.Sc, selaku Dosen Pembiming Akademik yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan. 7. Kepada seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. iv

5 Penulis menyadari bahawa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2015 Penulis v

6 Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Eni Budiyanti B TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN xiii + 5 Halaman + 22 lampiran + 10 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan. Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya posyandu. Partisipasi atau peran serta masyarakat yang diharapkan terutama partisipasi kader atau tokoh masyarakat dan dengan peran serta kader kesehatan ini, bila dilaksanakan dengan baik akan membantu dalam meningkatkan hasil cakupan posyandu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen pada tanggal 27 Oktober 2014, hasil wawancara kepada 10 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu dan 7 kader belum mengerti tentang posyandu. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu balita dalam tingkatan baik, cukup, kurang, dan faktor penghambat pendorong. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada tanggal 30 Mei 2015 sampai tanggal 04 Juni Jumlah populasi sebanyak 45 orang. Jumlah sampel sebanyak 45 orang, dengan teknik pengambilan sampel meggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat Pengetahuan responden pada kategori baik sebanyak 5 responden (11,1%), pada kategori cukup sebanyak 31 responden (68,9%) dan pada kategori kurang sebanyak 9 responden (20%). Kesimpulan : Jadi tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen dalam kategori cukup yaitu sebesar 31 responden (68,9%). Faktor pendorongnya umur, pekerjaan, informasi, minat, dan pengalaman dan faktor penghambatnya pendidikan dan kebudayaan lingkungan sekitar. Kata Kunci : Pengetahuan, Kader, Posyandu. Kepustakaan : 19 Literatur (Tahun 2006 s/d 2014) vi

7 MOTTO 1. Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha. 2. Sesungguhnya setiap kesulitan disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyirah) 3. Lakukan yang terbaik dan Tuhan akan memberikan yang terbaik. 4. Kesuksesan berbanding lurus pada tindakan yang dilakukan. PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga tercipta karya tulis ini. 2. Ayah, Ibu dan kakak ku tercinta yang selalu memberikan dukungan disetiap langkahku. 3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.Kes terima kasih telah memberikan bimbingan dan masukan kepada saya hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 4. Ibu Kartika Dian Listyaningsih, S.ST., M.Sc terima kasih atas dukungan dan semangat kepada saya untuk menjadi lebih baik lagi. 5. Seluruh dosen dan staff almamater ku tercinta, yaitu STIKes Kusuma Husada Surakarta. 6. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan yang telah memberikan semangat serta dukungannya, dan seseorang yang selalu memberi semangat dan doa untuk ku dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. vii

8 CURICULUM VITAE Nama : Eni Budiyanti Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 10 November 1993 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Mlokolegi Rt 05/II, Celep, Kedawung, Sragen Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri Celep 1 Kedawung Sragen : Lulus tahun SMP Negeri 1 Kedawung Sragen : Lulus tahun SMK Negeri Sragen : Lulus tahun Prodi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Angkatan viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii CURICULUM VITAE... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Keaslian Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori... 7 B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Instrumen Penelitian ix

10 G. Teknik Pengumpulan Data H. Metode Pengolahan dan Analisis Data I. Etika Penelitian J. Jadwal Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN A. Gambaran Umum B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standard Deviation Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tabel 4.7 Umur Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.8 Pendidikan Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.9 Pekerjaan Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.10 Sumber Informasi Pengetahuan Crosstabulation xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Konsep xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 22. Jadwal penelitian Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Surat Balasan Penggunaan Lahan Surat Permohonan Menjadi Responden Lembar Persetujuan Responden (Inform Concent) Hasil Wawancara Studi Pendahuluan Kuesioner Validitas Pedoman Skoring Kuesioner Validitas Kuesioner Penelitian Pedoman Skoring Kuesioner Penelitian Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Data Hasil Uji Validitas Data Hasil Uji Reliabilitas Data Tabulasi hasil Penelitian Perhitungan Standart Deviation dan Mean Secara Manual Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Dokumentasi Penelitian (foto) Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Prasetyawati, 2012). Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan. Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya posyandu. Partisipasi atau peran serta masyarakat yang diharapkan terutama partisipasi kader atau tokoh masyarakat dan dengan peran serta kader kesehatan ini, bila dilaksanakan dengan baik akan membantu dalam meningkatkan hasil cakupan posyandu. Surat edaran Mendagri No /536/SJ tanggal 3 Maret 1999 bertujuan meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu sehingga mampu mempertahankan dan meningkatkan status gizi, dan status kesehatan ibu dan anak (Runjanti, 2011). 1

15 2 Kader sebagai ujung tombak terdepan dalam upaya kesehatan berbasis (UKBM) memegang peranan penting untuk menggerakkan partisipasi masyarakat supaya hidup bersih dan sehat (Yuni, 2014). Kader dapat menggerakkan dan memperdayakan masyarakat agar tercipta masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat terutama pada Kesehatan Ibu dan Anak guna mencapai penurunan AKI dan AKB di Indonesia (Karwati, 2011). Perlu ditekankan bahwa para kader kesehatan masyarakat itu tidak bekerja dalam sistem yang tertutup. Tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman (Syafrudin, 2009). Posyandu di Desa Pengkok Kedawung Sragen sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader 5 orang. Hasil survaistudi pendahuluan yang dilakukan di bidan Desa Pengkok Kedawung Sragen tanggal 27 Oktober 2014 di dapatkan jumlah posyandu yang ada di wilayah tersebut ada 9 posyandu. Jumlah kader sebanyak 45. Setelah dilakukan wawancara kepada 10 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu dan 7 kader belum mengerti tentang posyandu, dilihat dari ketepatan jawaban yang diajukan penulis kepada masing-masing kader tersebut.

16 3 Berdasarkan studi pendahuluan tersebut dan mengingat pengetahuan kader yang masih belum maksimal serta pentingnya Posyandu bagi peningkatan kesehatan masyarakat, peneliti tertarik untuk mengambil judul Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen tahun 2015?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen pada kategori kurang.

17 4 d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu pengetahuan Dapat menambah kajian dan wawasan ilmu pengetahuan tentang posyandu Balita. 2. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian. 3. Bagi Institusi a. Pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang posyandu Balita. b. Posyandu Dapat meningkatkan kinerja kader dan kualitas posyandu di Desa Pengkok Kedawung Sragen sehingga derajat kesehatan masyarakat setempat menjadi lebih baik.

18 5 E. Keaslian Penelitian 1. Nory Risnelty (2012), dengan judul Tingkat Pengetahuan Kader tentang Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) di Desa Kadilangu Sukoharjo. Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo pada bulan Juni tahun 2012 sejumlah 30 reponden dengan menggunakan teknik Total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Kadilangu Sukoharjo dengan 17 responden (56,67%) mempunyai pengetahuan baik, 10 responden (33,33%) mempunyai pengetahuan cukup, dan 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan kurang. 2. Ika Ayuning Tyas (2010), dengan judul Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%) mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai pengetahuan cukup, dan 4 responden (13,33%) mempunyai pengetahuan kurang. Persamaan penelitian ini dengan keaslian terletak pada instrumen penelitian yang digunakan, jenis penelitian, variable, teknik analisis, teknik pengambilan sampel. Sedangkan perbedaan keaslian dengan

19 6 penelitian ini antara lain pada waktu penelitian, tempat, populasi penelitian, dan teknik pengambilan sampel.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). b. Tingkat pengetahuan Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif, mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2011), yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 7

21 8 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

22 9 c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal trial and error. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak di sengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara Kekuasaan atau Otoritas Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

23 10 pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. e) Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. f) Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. h) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

24 11 i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum yang ke khusus. 2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

25 12 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupanya.

26 13 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. 2. Kader a. Pengertian Kader Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).

27 14 Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalahmasalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang dekat dengan pemberian pelayana kesehatan. Tugastugas mereka meliputi pelayanan kesehatan dan pembangunan masyarakat, tetapi hanya terbatas pada bidang-bidang atau tugastugas yang pernah diajarkan kepada mereka miliki. Perlu ditekankan bahwa para kader kesehatan itu tidak bekerja dalam system yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman (Syafrudin, 2009). Menurut Ismawati dkk (2010), seorang warga masyarakat dapat diangkat menjadi seorang kader Posyandu apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Dapat membaca dan menulis 2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan 3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat 4) Mempunyai waktu yang cukup 5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu 6) Berpenampilan ramah dan simpatik 7) Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu

28 15 b. Fungsi Kader Menurut Fallen (2010), fungsi kader adalah : 1) Merencanakan kegiatan, antara lain : menyiapkan data-data, melaksanakan survey mawas diri, membahas hasil survey, menyajikan dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan ada bersama-sama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. 2) Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi, kunjungan, dengan menggunakan alat peraga dan percontohan. 3) Menggerakkan masyarakat : mendorong masyarakat untuk bergotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. 4) Memberikan pelayanan a) Membagi obat b) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan c) Mengawasi pendatang di desanya dan melapor d) Memberikan pertolongan pemantauan penyakit e) Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya 5) Melakukan pencatatan tentang Jumlah akseptor KB, KIA, Imunisasi, Gizi, Diare.

29 16 6) Melakukan pembinaan keluarga mengenai lima program keterpaduan KB-kesehatan. c. Tugas Kader Menurut Fallen (2010), kegiatan pokok yang dilakukan kader adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan di Posyandu a) Melaksanakan pendaftaran b) Menimbang bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS) atau Wanita Usia Subur (WUS) c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan d) Mengisi KMS e) Memberikan penyuluhan f) Memberi dan membantu pelayanan 2) Kegiatan diluar Posyandu a) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu b) Melaksanakan kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada, misalnya : (1) Pemberantasan penyakit menular (2) Penyehatan rumah dan pembuangan sampah (3) Pembersihan sarang nyamuk (4) Penyediaan sarana air bersih

30 17 (5) Penyediaan saran jamban keluarga (6) Pembuatan sarana pembuangan air limbah 3. Posyandu a. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memperdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita (Karwati, 2011). b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu Menurut Prasetyawati (2012), tujuan penyelenggaraan posyandu antara lain : 1) Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak 2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality Rate). 3) Mempercepat penerimaan NKKBS 4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat. 5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan.

31 18 6) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat. c. Manfaat Posyandu Menurut Karwati (2010), manfaat posyandu antara lain : 1) Bagi Masyarakat a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi anak dan ibu. b) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. c) Bayi dan balita mendapat vitamin A. d) Ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi tetanus toxoid (TT). e) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah. f) Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak. g) Apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. h) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.

32 19 2) Bagi Kader a) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. b) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. c) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan. d) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu. d. Kegiatan Pokok Posyandu Menurut Prasetyawati (2012), kegiatan pokok posyandu antara lain : 1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) 2) KB (Keluarga Berencana) 3) Imunisasi 4) Gizi 5) Penanggulangan Diare e. Sasaran Posyandu Menurut Ambarwati (2011), sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah : 1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun 2) Anak balita berusia 1-5 tahun 3) Ibu hamil 4) Ibu menyusui

33 20 5) Ibu nifas 6) Wanita Usia Subur f. Dana Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat (Fallen, 2010). g. Strata Posyandu Menurut Prasetyawati (2012), Posyandu dikelompokkan menjadi empat, yakni : 1) Posyandu Pratama (warna merah) Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. 2) Posyandu Madya (warna kuning) Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. 3) Posyandu Purnama (warna hijau) Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan program utamanya

34 21 (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi), sudah ada program tambahan dan bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. 4) Posyandu Mandiri (warna biru) Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat. Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). h. Sistem Lima Meja di Posyandu Menurut Ismawati (2010), sistem lima meja di Posyandu yaitu : 1) Kegiatan di meja 1 a) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita. b) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak sudah ditimbang. Minta KMS nya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan. c) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan. Ambil KMS baru. Kolomnya didisi secara lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.

35 22 2) Kegiatan di meja 2 a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS. b) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju meja 3 (meja pencatatan). 3) Kegiatan di meja 3 a) Buka KMS balita yang bersangkutan. b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya. c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS. d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut. e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya. f) Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat. 4) Kegiatan di meja 4 a) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.

36 23 b) Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal (lima) kali selama kehamilan pada petugas kesehatan, bidan di desa atau dukun terlatih. 5) Kegiatan di meja 5 Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas dari puskesmas.

37 24 B. Kerangka Teori Pengetahuanmeliputi : 1. Pengertian 2. Tingkat Pengetahuan 3. Cara Memperoleh Pengetahuan 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Kader meliputi : 1. Pengertian Kader 2. Fungsi Kader 3. Tugas Kader Posyandu meliputi : a. Pengertian Posyandu b. Tujuan penyelenggaraan Posyandu c. Manfaat Posyandu d. Kegiatan pokok Posyandu e. Sasaran Posyandu f. Dana pelaksanaan Posyandu g. Strata Posyandu h. Sistem 5 Meja Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber :Notoatmodjo (2012), Ismawati dkk (2010), Karwati dkk (2011),Prasetyawati (2012)

38 25 C. Kerangka Konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Informasi Baik Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita Cukup Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Minat 2. Pengalaman 3. Kebudayaan lingkungan sekitar Kurang Faktor penghambat dan pendorong Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka Konsep

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deksriptif kuantitatif. Menurut Notoadmojo (2012), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Deksriptif kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti menggunakan angkaangka dengan analisis univariat berupa persentase dan ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011). Rancangan dalam penelitian ini, mengambil rancangan survey cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2012) cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Pada penelitian ini akan mendiskripsikan tentang tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pengkok Kedawung Sragen. 26

40 27 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk memperoleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei Juni C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua kader di Desa Pengkok Kedawung Sragen. Populasi kader di desa tersebut adalah sebanyak 45 responden. 2. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil 10% -15% atau 20% -25% atau lebih (Arikunto, 2006). Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kader di Desa Pengkok Kedawung Sragen yang berjumlah 45 responden.

41 28 3. Teknik pengambilan sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Hidayat, 2007). Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kader yang ada di Desa Pengkok Kedawung Sragen yang berjumlah 45 responden. D. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu balita. E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).

42 29 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Pengetahu an kader tentang Posyandu Balita Definisi Operasional Kemampuan kader dalam menjawab pernyataan yang dituangkan dalam kuesioner mengenai Posyandu meliputi: 1. Pengertian 2. Tujuan, 3. Manfaat 4. Kegiatan pokok 5. Sasaran, 6. Dana pelaksanaan 7. Strata Posyandu 8. Sistem 5 meja Indikator Alat Ukur Skala Ukur 1. Pengertian Posyandu 2. Tujuan penyeleng garaan Posyandu 3. Manfaat Posyandu 4. Kegiatan pokok Posyandu 5. Sasaran Posyandu 6. Dana 7. Strata Posyandu 8. Sistem 5 Meja Sumber : Ismawati dkk (2010), Karwati dkk (2011),Prasetyawati (2012) Hasil Ukur Kuesioner Ordinal a. Baik: bila skor x> mean + 1 SD b. Cukup: apabila skor mean - 1SD < x < mean + 1 SD c. Kurang: apabila skor x < mean - 1 SD (Riwidikdo, 2013) F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007). Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup (closedended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Menurut

43 30 Hidayat (2007), kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu favorable (pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable (pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan un favorable (pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Indikator Pernyataan Favorable Unfavorable Jumlah 1. Pengertian Posyandu 1*, Tujuan penyelenggaraan Posyandu 4,6, 5, Manfaat Posyandu 9,10, 11,13*,14 8, Kegiatan pokok Posyandu 16,17 15, Sasaran Posyandu 20,21 19, Dana pelaksanaan Posyandu 24,25 23*, Strata Posyandu 27,29,31,33 28,30*, Sistem 5 meja 34*,35,37,40 36,38,39 7 Total Keterangan : * : Pernyataan yang tidak valid Kuisioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabililitas pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Maret 2015 di Desa Celep Kedawung Sragen dengan jumlah kader 30 orang dan menggunakan 40 item pernyataan.

44 31 2. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai ρ < (0,05). Menurut Arikunto (2013), rumus product moment adalah: Keterangan: r N x y xy : Korelasi antara masing-masing butir pertanyaan : Jumlah responden : Skor pertanyaan : Skor total pertanyaan : Skor pertanyaan dikalikan skor total Instrument dikatakan valid jika nilai ρ < (0,05) (Arikunto, 2013). Setelah dilakukan uji validitas yang dilakukan di Desa Celep Kedawung Sragen dengan 30 responden, dari 40 soal yang di ujikan diperoleh 35 pernyataan yang dinyatakan valid. Sedangkan untuk nomor 1, 13, 23, 30 dan 34 tidak valid dikarenakan nilai product moment dikatakan valid jika nilai ρ < (0,05). Jika salah satu dari kuisioner dinyatakan tidak valid, maka pernyataan tersebut dihilangkan atau diperbaiki. Pernyataan kuisioner dihilangkan apabila salah satu indicator dalam kisi-kisi tersebut

45 32 sudah terwakili. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013). Menurut Arikunto (2013), rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: k b k 1 t 2 r Keterangan : r 11 k : Reliabilitas Instrument : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 : Jumlah varian butir t 2 : Varians total Uji validitas dan uji reliabilitas dilaksanakan di Desa Celep Kedawung Sragen, sebanyak 30 kader. Untuk melakukan uji validitas, metode yang kita lakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butirbutir pertanyaan dengan skor pertanyaan dengan keseluruhan. Melakukan

46 33 uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang (Riwidikdo, 2013). Hasil perhitungan dengan Alpha Chronbach dinyatakan reliabel jika nilai alpha (α) minimal 0,7. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai alpha (α) 0,977> alpha (α) 0,7, sehingga instrumen ini dikatakan reliabel. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah merupakan cara penelitian untuk mengumpukan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperoleh hasil penelitian (Hidayat, 2007). Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan kader tentang posyandu balita yang didapat dari pengisian kuesioner oleh responden. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara

47 34 komersial maupun nonkomersial (Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari data yang dimiliki bidan desa mengenai berapa jumlah kader di Desa Pengkok Kedawung Sragen. H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Metode Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Menurut (Notoatmodjo, 2012) proses pengolahan data ada 5 yaitu : a. Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner (Notoatmodjo, 2012). b. Coding Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). c. Memasukkan data(processing) Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk entri data penelitian adalah paket program SPSS for Window (Notoatmodjo, 2012).

48 35 d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. e. Pembersihan data (cleaning) Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2012). 2. Analisis Data Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2011). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter: a) Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD b) Cukup, bila nilai Mean -1 SD x Mean + 1 SD c) Kurang, bila nilai responden (x) < Mean -1 SD

49 36 dengan rumus: Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari rata-rata diperoleh Keterangan : X : Rata rata (mean) x : Jumlah seluruh jawaban responden n : Jumlah data Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Keterangan : SD : Simpangan Baku ( Standart Deviation ) Xi n : Nilai responden : Jumlah data prosentase diperoleh dengan rumus : Skor prosentase = Menurut Riwidikdo (2013), untuk rumus

50 37 I. Etika Penelitian Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika dalam penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi : 1. Informed Consent Infomed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan (Hidayat, 2007). 2. Anonymity (Tanpa Nama) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).

51 38 3. Confidentiality (kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007). J. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal sampai dengan penulisan laporan proposal, beserta waktu berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini terlampir.

52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Desa Pengkok terdiri atas 8 RW dan 45 RT. Batas wilayah Desa Pengkok antara lain sebelah timur berbatasan dengan Desa Mlokolegi, sebelah utara perbatasan dengan Desa Sanggung, sebelah barat perbatasan dengan Desa Bunder, dan sebelah selatan perbatasan dengan Desa Celep. Jumlah total penduduk Desa Pengkok adalah jiwa, dengan perincian : Penduduk laki-laki sebanyak orang, dan penduduk perempuan sebanyak orang. Desa Pengkok memiliki 9 Posyandu yang dikelola oleh seorang Bidan. Posyandu tersebut diberi nama Posyandu Kenanga I - IX. Jumlah total kader dalam 9 Posyandu tersebut adalah 45 orang dan rata-rata setiap posyandu ada 5 orang kader. Di Desa Pengkok diadakan pertemuan kader sebulan sekali di Balai Desa setempat, kader mendapatkan materi penyuluhan oleh bidan Desa, Petugas Puskesmas dan Kepala Puskesmas yang dapat menambah pengetahuan kader untuk hidup sehat. 39

53 40 B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Setelah dilakukan penelitian data dapat diketahui karakteristik responden yang meliputi : a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No. Responden Frekuensi Prosentase (%) , ,8 Total Sumber: Data primer, 2015 Berdasarkan tabel 4.1 di atas kelompok umur responden tahun sebanyak 19 responden (42,2%), tahun sebanyak 18 responden (40%), tahun sebanyak 8 responden (17,8 %). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No. Responden Frekuensi Prosentase (%) 1. SD 11 24,44 2. SMP 15 33,33 3. SMA 17 37,79 4. Perguruan Tinggi 2 4,44 Total Sumber: Data primer, 2015 Berdasarkan tabel 4.2 di atas kelompok responden berpendidikan SD sebanyak 11 responden (24,44%), berpendidikan SMP sebanyak 15 responden (33,33%), berpendidikan SMA sebanyak 17 responden (37,79%), dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 responden (4,44%). Dari data di atas dapat

54 41 disimpulkan bahwa pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17 responden (37,79%). c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Responden Frekuensi Prosentase (%) 1. IRT 14 31,11 2. Swasta 26 57,78 3. Wiraswasta 3 6,67 4. PNS 2 4,44 Total Sumber: Data primer, 2015 Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 14 responden (31,11%), sebagai pekerja Swasta sebanyak 26 responden (57,78%), sebagai Wiraswasta sebanyak 3 responden (6,67%), dan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (4,44%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai pekerja swasta yaitu 26 responden (57,78%). d. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi No. Sumber Informasi Frekuensi Prosentase (%) 1. Kepala Puskesmas 3 6,67 2. Petugas Puskesmas 10 22,22 3. Bidan 26 57,78 4. Kader Lain 6 13,33 Total Sumber: Data primer, 2015

55 42 Berdasarkan tabel 4.4 di atas kelompok responden yang mendapat informasi kesehatan dari Kepala Puskesmas sebanyak 3 responden (6,67%), petugas kesehatan sebanyak 10 responden (22,22%), bidan sebanyak 26 responden (57,78%), dan yang mendapat informasi dari kader lain sebanyak 6 responden (13,33%). 2. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai mean dan Standard Deviation seperti pada tabel di bawah ini : a. Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Penelitian Mean Standar Deviasi Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita Sumber: Data primer, 2015 b. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu Balita di Desa Pengkok Kedawung Sragen No Pengetahuan Responden Prosentase (%) 1 Baik 5 11,1 2 Cukup 31 68,9 3 Kurang 9 20 Jumlah Sumber: Data primer, 2015 Tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen adalah 31 responden (68,9%) memiliki pengetahuan cukup, 5 responden (11,1%) memiliki pengetahuan baik, 9 responden (20%) memiliki

56 43 pengetahuan kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen pada kategori cukup yaitu sebesar 31 responden (68,9%). c. Hasil Crosstabulation 1) Umur Pengetahuan Crosstabulation Tabel 4.7 Umur Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total Umur tahun Count % of Total 0% 37,8% 4,4% 42,2% tahun Count % of Total 2,2% 24,4% 13,3% 40,0% tahun Count % of Total 8,9% 6,7% 2,2% 17,8% Total Count % of Total 11,1% 68,9% 20,0% 100,0% Sumber: Data Primer, 2015 Umur tahun berjumlah 19 responden dari 19 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 2 responden (4,4 %), yang pengetahuan kategori cukup ada 17 responden (37,8 %), dan yang kurang ada 0 responden (0 %). Umur tahun berjumlah 18 responden dari 18 responden tersebut yang berpengetahuan baik ada 6 responden (13,3%), yang berpengetahuan cukup ada 11 responden (24,4%), dan yang kurang ada 1 responden (2,2%).

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Di ajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran 1. Pengertian Peran (role) diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian diarahkan untuk mendiskripsikan suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991

CURICULUM VITAE. : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 CURICULUM VITAE Nama : Margi Astuti Tempat/Tanggal Lahir : Karanganyar, 27 september 1991 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Desa Banjaran RT 01 RW 06, Kelurahan Jumantoro, Kecamatan Jumapolo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN Kartika Dian Listyaningsih 1), Deny Eka Widyastuti 2), Megayana Yessy Mareta 3) 1, 2,3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian discriptive corelation yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesa

Lebih terperinci

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. POSYANDU Pengertian Suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA 0 3 TAHUN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KIA DI DESA PLOSOREJO GONDANG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA 0 3 TAHUN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KIA DI DESA PLOSOREJO GONDANG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA 0 3 TAHUN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KIA DI DESA PLOSOREJO GONDANG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Metode yang digunakan adalah survey, melalui wawancara dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan PHBS yang ada dimasyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. 40 Variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif korelasi, merupakan suatu penelitian yang menguji hubungan dua variabel kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU LANSIA DI DESA SAWAHAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai analitik yaitu survai atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakkan adalah penelitian eksplantory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan pemaksimalan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi suatu hasil.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai dengan 4 Juni Lokasi penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas

BAB III METODE PENELITIAN. sampai dengan 4 Juni Lokasi penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo dan penelitian telah di laksanakan pada tanggal 21 Mei sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci