BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menjabarkan hasil penelitian melalui analisis dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan narasumber sebanyak empat subjek biarawati. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber sebagai bentuk pengujian keabsahan data dengan melakukan wawancara terstruktur dan mendalam dengan teman terdekat subjek. Peneliti menggunakan empat subjek untuk melihat bagaimana gambaran motivasi diri setiap subjek pada kaum biarawati berdasarkan delapan tahapan hirarki kebutuhan Abraham Maslow serta hasil observasi. Dalam bab ini pula, akan dibantu dengan beberapa tabel yang mempermudah analisis data dan merangkum inti permasalahan pada setiap individu. 50

2 Tabel Gambaran umum (data demografis) 4 subjek : Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4 Nama Sr. Francelin Sr. Yashinta Sr. Lusi Sr. Elena Usia 40 tahun 38 tahun 31 tahun 43 tahun Suku Flores Flores Flores Jawa Tinggi Badan 155 cm 155 cm 145 cm 157 cm Warna Kulit Sawo Matang Kuning Langsat Cokelat Sawo Matang Jumlah Saudara Anak ke-5 dari 7 bersaudara Anak ke-10 dari 10 bersaudara Anak ke-3 dari 7 bersaudara Anak ke-3 dari 7 bersaudara Pendidikan S1 Pendidikan Agama Katolik S1 Bahasa dan Sastra Inggris Mahasiswi S1 Komunikasi; Mahasiswi Teologi Pekerjaan Pengajar Pengajar Sekretaris - Tempat Wawancara Gereja Mikael Santo Biara CIJ Biara CIJ Biara PI Tanggal Wawancara 26 Mei 2017 ; 2 Juni Juni 2017 ; 18 Juni Juni 2017 ; 18 Juni Juli 2017 ; 7 Juli 2017 Observasi Subjek (Umum) Selama wawancara berlangsung Subjek 1 sangat ekspresif dengan melakukan beberapa gerakan tangan untuk menegaskan sesuatu. Dalam menjawab pertanyaan, subjek 1 selalu melihat mata peneliti. Selama wawancara, subjek 2 menjawab semua pertanyaan yang diajukan tanpa adanya rasa malu ataupun takut. Subjek 2 antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Selama wawancara, intonasi subjek 3 selalu berubah. Jika pertanyaan bersifat pribadi, intonasi subjek langsung melemah. Dan jika menyangkut pada hal umum, intonasi subjek menguat. Selama wawancara, subjek 4 terlihat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan. Penekanan suaranya cukup jelas dan menggunakan gerakan tangan sesekali. 51

3 4.1. Subjek 1 (Sr. Francelin) Data Demografis Tabel Data Demografis Subjek 1 Kriteria Identitas Nama Usia Suku Tinggi Badan Warna Kulit Jumlah Saudara Pendidikan Pekerjaan Tempat Wawancara Tanggal Wawancara Subjek 1 (Sr. Francelin) Sr. Francelin 40 tahun Flores 155 cm Sawo Matang Anak ke 5 dari 7 bersaudara S1 Pendidikan Agama Katolik Pengajar Gereja Santo Mikael 26Mei 2017 ; 2 Juni Deskripsi Hasil Observasi 1) Wawancara I Wawancara I (pertama) dilakukan pada lokasi Gereja Santo Mikael yang terletak di Bekasi. Wawancara berlangsung di sebuah ruang rapat yang biasa digunakan oleh umat dan/atau masyarakat sekitar Gereja Santo Mikael. Ruangan yang digunakan berupa ruangan lepas dengan panjang sekitar 12 meter dan lebar sekitar 4 meter. Ruangan ini juga menggunakan Air-Conditioner (AC) sehingga suhu didalam ruangan tempat berlangsungnya proses wawancara sangat sejuk. Sumber pencahayaan saat wawancara tidak menggunakan lampu pada ruangan tersebut, namun hanya menggunakan cahaya yang masuk dari jendela. Lokasi wawancara cukup jauh dari keramaian sehingga suasana disekitar tempat wawancara sangat tenang dan leluasa untuk digunakan dalam berdiskusi. 52

4 Peneliti tiba di lokasi wawancara lebih awal dari waktu pertemuan dengan responden yang telah ditetapkan yaitu pada pukul WIB. Responden tiba di lokasi wawancara pada waktu WIB. Responden merupakan seorang wanita dengan tinggi sekitar 155 cm yang memiliki wajah oval seperti bulat telur dan memiliki warna kulit sawo matang. Responden menggunakan jubah suster biara berwarna putih, penutup kepala yang berwarna putih pula, serta menggunakan sepatu sandal berwarna hitam. Peneiti kemudian menyapa dan bersalaman dengan responden berbicara tentang tujuan umum wawancara ini dilakukan, lalu setelah itu, responden mengajak peneliti ke tempat wawancara yang akan digunakan yang merupakan ruang rapat tersebut. Wawancara dilakukan di meja kayu berwarna putih. Sebelum melakukan wawancara, responden mengatur posisi kursi dan menyalakan penyejuk terlebih dahulu serta membuka tirai yang menutup jendela agar pencahayaan dapat masuk dengan mudah. Responden dan peneliti duduk berhadapan dengan posisi responden membelakangi jendela dan peneliti menghadap jendela. Selama proses wawancara, responden duduk tegak dan terkadang pada beberapa pertanyaan yang mengarah pada jalan kehidupan pribadinya, badan responden lebih mengarah condong kedepan. Penekanan yang dilakukan responden saat proses wawancara berlangsung yaitu menggunakan gerakangerakan tangan serta beberapa pengulangan kata-kata saat menjawab pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, dijawab dengan baik dan lacar. Dan jika ada yang kurang jelas, responden akan mempertanyakan ulang maksud dari pertanyaan tersebut. 53

5 2) Wawancara II Pada wawancara kedua dilakukan ditempat yang sama dengan wawancara sebelumnya yaitu tempat pertemuan di Gereja Santo Mikael. Wawancara tersebut dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2017 pada pukul Wawancara kedua berlangsung selama 40 menit saja, karena Subjek memliki kesibukan saat itu pada pukul Wawancara yang dilakukan berjalan cukup lancar. Saat itu, Suster Francelin sedang memberikan pelajaran Katekumenat pada seseorang yang ingin masuk ke Katolik. Peneliti yang datang lebih awal yaitu pukul perlu menunggu 10 menit terlebih dahulu agar Suster Francelin menyelesaikan bimbingannya. Subjek menggunakan jubah biarawati yang berbeda dari sebelumnya yaitu jubah berwarna abu-abu saat itu, serta menggunakan kalung salib. Sebelum dimulainya wawancara, peneliti membangun rapport dengan menanyakan perihal kabar dan apa yang dilakukan Subjek sebelum wawancara. Selama wawancara kedua ini, ekspresi yang diberikan subjek terkesan lebih serius tetapi terkadang memberikan kesan hangat seperti senyum dan tertawa di sela-sela wawancara. Suster Francelin lebih singkat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti karena beliau mengkondisikan pada kesibukannya pada pukul Saat diberikan pertanyaan yang bersifat lebih mengarah kepada pribadi, Suster Francelin langsung merubah posisi duduknya menjadi duduk dengan posisi punggung yang tegak. 54

6 Analisis Intra Subjek Suster Francelin sudah hidup membiara selama 22 tahun lamanya. Dorongan untuk menjadi biarawati pada Suster Francelin dikarenakan ia selalu menyukai apa yang menjadi kegiatan-kegiatan pada biarawati gereja. Dorongan itu juga timbul, sebab sejak kecil Suster Francelin senang berinteraksi dengan para Suster yang tinggal dekat dengan tempat tinggalnya. Subjek juga sudah dibekali oleh pendidikan agama Katolik yang kuat melalui pendidikan formal yang telah ia lalui. Figur seorang biarawati yang tegas namun selalu ramah terhadap seluruh masyarakat serta tekun dalam berdoa membuat Suster Francelin terdorong ingin menjadi biarawati. Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh biarawati seperti berinteraksi dengan masyarakat berbagai golongan, juga merupakan salah satu alasan kuat Suster Francelin ingin menjadi biarawati. Pada perjalanan sebelum Suster Francelin memutuskan untuk masuk dan hidup sebagai biarawati, Suster Francelin pernah dua kali tidak diijinkan oleh anggota keluarganya. Yang pertama adalah dari pihak Ibu yang tidak mengijinkannya. Hal ini disebabkan karena kekhawatiran pada anaknya bila tidak dapat mengimbangi situasi dan kondisi di dalam biara, karena kehidupan biara yang banyak memiliki kegiatan-kegiatan sosial dan harus terjun ke lapangan. Dan yang kedua adalah dari pihak saudara (Kakak). Kakak dari Suster Francelin tidak mengijinkan dikarenakan ia ragu akan keputusan yang diambil oleh adiknya. Namun, Suster Francelin mencoba untuk mengatakannya kepada kedua belah pihak dan memutuskan untuk menjadi seorang biarawati hingga akhir hayatnya, 55

7 sebab menjadi biarawati adalah cita-cita yang beliau ingin capai dan bekerja apa saja sebagai biarawati. Dan akhirnya, pada tahun 2004, Suster Francelin resmi menjadi seorang biarawati dengan dibawah kongregasinya dengan menerima cincin dalam pentahbisan Kaul Kekalnya. Berikut akan dijabarkan dan dijelaskan secara detail tentang gambaran pemenuhan hirarki kebutuhan dalam pencapaian motivasi diri pada kehidupan menbiara dari Suster Francelin. 1) Dimensi Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Kebutuhan fisiologis pada Suster Francelin terbilang cukup dalam hal pemenuhan yang meliputi makanan, minuman, istirahat yang cukup dan pemenuhan akan kebutuhan asupan gizi untuk tubuh. Dan sebagaimana secara finansial Suster Francelin tetap pada hidup yang menurut tarekat yaitu hidup terpenuhi namun dengan kesederhanaan dan hidup dengan saling berbagi dan memiliki. Oh ya terima kasih...finansial yaa..? ok.baik..eehm.. kalau saya pribadi dan menurut saya, dan saya juga merasa ini juga berlaku untuk sesama teman Suster yang ada di Kongregasi saya. Secara finansial kalau hidupnnya Suster itu hidup sederhana..tetapi tercukupi artinya semua kebutuhan kita,semua kebutuhan kita yaa..baik itu kebutuhan secara pribadi maupun kebutuhan secara bersama dalam satu komunitas itu amat sangat di penuhi ya di perhatikan. (Francelin, W1, 70) Pada konten ini pula, dalam menjaga kesehatan saat menjalankan tugasnya sebagai biarawati, Suster Francelin hanya menjaga pola makan, istirahat yang cukup, dan memberikan energi positif pada dirinya agar tidak mudah terkena penyakit. 56

8 Oh iyaa... Bagaimana caranya supaya saya tetap eksis dalam pelayanan? Tidak sakit.. Puji Tuhan untuk Suster Francelin sampai hari ini sakitnya cuman flu aja biasa-biasa kaya begitu, sakit-sakit yang lain kurang, karena memang secara pribadi, sejak motivasi awal ketika saya menjadi suster, saya tidak mau menjadi orang yang sakit, artinya saya harus sungguh-sungguh hidup memberikan diri kepada orang banyak, maka saya harus menjaga kesehatan ya...menjaga kesehatan itu mudah, selain menjaga pola makan juga menjaga waktu untuk istirahat dan hidup untuk tetap bahagia, bahagia artinya ya..ketika kita menghadapi masalah atau kesulitan atau tantangan apapun itu harus bisa memanagenya supaya kita tidak tenggelam dengan masalah itu. (Francelin, W1, 80) Dan pada konten untuk menjalani bermati raga, kebutuhan fisiologis yang juga termasuk akan kebutuhan seksual dan ketertarikan pada lawan jenis. Tetapi, pada Suster Francelin, hal ini merupakan hal peristiwa yang sangat lampau dan hanya bersifat menyukai saat masa remaja. Untuk keinginan seksual atau bahkan memiliki keluarga atau keturunan, Suster Francelin tidak memiliki pemikiran seperti itu, sebab disamping ia adalah seorang biarawati yang tidak dapat berkeluarga, ia juga hanya ingin memberikan bentuk afeksi secara umum kepada anak-anak yang membutuhkan. Jujur saya menyukai anak-anak ya. Pastinya saya menyukai anak-anak. Tapi kalau saya menginginkan untuk memiliki anak sendiri, saya tidak pernah berpikir untuk memiliki anak sendiri. Dari darah daging sendiri, karena pertama, itu tidaklah mungkin, yang kedua, karena saya memang ingin memberikan rasa kasih sayang saya kepada anak-anak itu merata begitu. Jadi saya tidak ingin terlalu memanjakan atau menganak-emaskan salah satu anak. Karena saya itu seneng gitu, kalau dikumpulin ama anak-anak, mereka ngajak main, bercanda. Jadi untuk tersirat punya anak atau berkeluarga untuk saya sendiri sih, tidak ya. (Francelin, W2, 90) Bagi Suster Francelin pada konten ini, pemenuhan kebutuhan fisiologis yang cukup banyak dibatasi dalam hal bermati raga bukanlah hal yang berat untuk dijalankan. Suster Francelin menjalankan kehidupan tersebut dengan respon yang 57

9 positif dan menerima apa yang ia dapatkan baik dari dalam biara maupun dari orang-orang disekitarnya. 2) Dimensi Kebutuhan Keamanan (Safety Needs) Pada konten ini, Suster Francelin merupakan individu yang sangat cepat dalam beradaptasi. Subjek mengakui bahwa kemampuan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar adalah suatu hal yang menjadi kelebihan yang ia miliki walaupun ia pindah dari Flores ke kota besar seperti Jakarta. Sehingga, bila ia mengalami kesulitan ataupun menghadapi masalah, ia mampu menghadapinya dengan meminta pertolongan dari orang-orang sekitar. Dan pada Suster Francelin, ia menciptakan rasa aman dan nyaman pada lingkungannya dikarenakan atas kelebihannya dalam berkomunikasi dengan sesama, baik pada orang-orang awam maupun pada rekan sesama biarawati.... misalnya kalau saya ada kesulitan, ada tantangan baik itu di tempat kerja kalau di tempat kerja pasti saya membutuhkan rekan-rekan guru, para kepala sekolah pasti saya membutuhkan mereka tapi dalam tanda petik orang orang tertentu aja, kalau di biara juga, kalau saya mengalami kesulitan dalam biara juga saya melakukan konsultasi dengan suster-suster saya yang lebih senior... Yang bisa menangani masalah yang saya hadapi.dan syukurnya bahwa Tuhan itu memberikan eeh..apa ya? bakat kemampuan kepada saya itu bahwa saya itu tipenya orangnya yang tidak terlalu sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, sehingga ketika saya mempunyai masalah saya mudah untuk membicarakan masalah saya itu... (Francelin, W1, 95) Pada pencapaian rasa aman dan nyaman pada diri Suster Francelin tentu ia perlu menerima dan menjalankan apa yang menjadi tugas perutusan dari Kongregasi. Beliau menceritakan awal mula hingga perjalanannya sampai berkarya di Jakarta dan menyatakan bahwa segala yang ia lakukan merupakan atas dasar perutusan yang diberikan. 58

10 ... Januari 2015 itu saya bekerja di Yayasan Perguruan Santo Belarminus sehingga sampai kenapa jadi suster sampai tiba tiba di sini ini karena perutusan. Hahaha... tetapi bisa tahu itu utusannya jadi begitu..jadi Suster berada disini karena memang di tugaskan oleh pimpinan pusat. Pemimpin general pusat di Flores. (Francelin W1, 45) Pada subjek juga tidak pernah mengalami kesulitan yang membuat ia merasakan takut atau trauma dalam suatu permasalahan. Hal ini dikarenakan segala permasalahan yang ia hadapi dapat diselesaikan melalui jalinan komunikasi yang telah ia bangun bersama dengan orang-orang sekitarnya dan yang dapat membantunya untuk keluar dari pada permasalahan subjek sendiri. Menurut pada subjek sendiri, ia adalah seseorang yang mudah memaafkan pada orang lain yang bersalah, sehingga permasalahan tidak menjadi permasalahan besar bagi dirinya. Untuk takut, untuk trauma sampai saat ini tidak. Sampai saat ini sih tidak karena memang saya itu tipe pribadinya orang misalnya kalau saya melakukan kesalahan itu kita alami kan karena dari dua belah pihak yaa..bisa saja saya yang salah bisa saja orang lain yang salah. Nah bagaimana caranya supaya saya tidak punya rasa takut misalnya ada rasa takut atau ada rasa benci, jengkel, marah kaya gitu yaa..saya tipe orang yang mudah untuk memaafkan dan melupakan he eh... (Francelin, W1, 115) 3) Dimensi Kebutuhan Kasih Sayang (Love Needs/Belonging-ness) Konten ini mencangkup tentang perhatian dan kasih sayang yang diperoleh dari orang-orang sekitar subjek. Pada kebutuhan dasar ketiga ini, terbagi atas dua hal atau dua sub kategori tema yakni, D-Love (Deficiency-Love) yaitu kebutuhan cinta akan kekurangan karena tidak dapat memiliki serta bagaimana cara memperoleh cinta. Dan B-Love (Being-Love) yaitu kebutuhan cinta yang tidak berniat memiliki dan lebih bersifat memberikan cinta terhadap orang yang dikasihi. 59

11 A. D-Love (Deficiency-Love) Penggambaran D-Love pada Suster Francelin tidak terlihat dan ia ungkapkan dalam menginginkan seseorang secara fisik atau hal-hal yang merupakan dasar ego manusia. Hal ini disebabkan oleh komitmen yang ia pegang dalam jalan kehidupan biaranya, sehingga tidak ada keinginan selama menjalani masa biaranya untuk tertarik pada lawan jenis....tapi, jujur, saat saya sudah menjalani kehidupan membiara, saya tidak ada menyukai lawan jenis. Karena, apa ya... Bukannya saya tidak tertarik, tapi memang saya betul-betul ingin memfokuskannya pada diri saya untuk menggapai apa yang memang sudah saya cita-citakan. (Francelin, W2, 85) Pada keluarga, subjek cukup tergolong dekat, tetapi pada penggambaran perasaan rindu atau kehilangan secara fisik Suster Francelin jarang dalam merasakan hal tersebut. Hal itu dikarenakan Suster Francelin yang sudah tidak hidup bersama orang tuanya sejak berumur 14 tahun dan saat selesai pembelajaran formal pada tahap Sekolah Menengah Atas (SMA) ia langsung melanjutkan pendidikan dan kehidupannya di biara.... Dengan orang lain seperti apa karena memang saya dari kecil sejak umur 14 tahun sejak SMP pindah di Dilli ke Timor Leste kemudian SMA di sana juga kemudian pulang langsung masuk biara sehingga sudah terbiasa hidup di luar untuk terlalu ingat dengan. Kadang orang bilang durhaka tetapi bukan juga soalnya eehh sudah sering di luar yaa...sehingga untuk merasa bahwa saya ko merasa rindu sekali itu tidak ada juga. (Francelin, W1, 155) Gambaran pada konten D-Love pada Suster Francelin cukup pudar dan tidak terlalu terlihat pada kehidupannya, karena pada Suster Francelin sendiri rasa rindu secara fisik pada orang-orang terdekatnya tidak selalu muncul akibat sudah lama hidup secara mandiri. Sehingga pada konten ini, Suster Francelin tidak menampakkan rasa keinginan yang kuat pada hal atau rasa ingin memiliki. 60

12 B. B-Love Pada konten ini, peneliti menanyakan pada Suster Francelin bentuk dari menerima dan memberi cinta pada konsep dan sudut pandang biarawati. Suster Francelin menjelaskan bahwa konsep tersebut didapatkan dari sosok almarhum Ayah subjek. Dan subjek percaya bahwa setiap ia memberikan perhatian dan kasih sayang pada masyarakat, pasti segalanya ada hak yang positif dapat kembali kepada dirinya.... Lalu ketika dalam perjalanan sebagai orang yang religius yang sudah di bekali dengan berbagai macam pengetahuan tentang keagamaan, tentang hidup sebagai seorang suster lebih paham lagi apa itu arti memberi dan menerima dan benar seperti pengalaman yang pernah saya alami ketika masih bersama dengan orang tua dimana Bapak mengatakan ketika kita diberi oleh Tuhan jangan lupa kita bersyukur kepada Tuhan dan kita coba untuk memberikan juga kepada Tuhan melalui orang orang di sekitar kita eehh..pemahaman itu yang saya pakai dalam kehidupan saya sebagai seorang suster sehingga sampai hari ini untuk mendapatkan kekurangan itu tidak ada... (Francelin, W1, 160) Secara keseluruhan, gambaran kebutuhan tahap ketiga pada Suster Francelin ini, tentunya Suster Francelin sangat memaknai bagaimana memberi perhatian dan kasih sayang pada berbagai golongan masyarakat (B-Love). Namun, tidak ada keinginan memiliki cinta yang berdasarkan pada ego-nya. Sehingga, ia tetap fokus pada karyanya dan tidak pernah tersirat untuk memiliki keluarga (D- Love). 4) Dimensi Kebutuhan Harga Diri (Esteem Needs) Tema pada konten ini membahas tentang adanya kebutuhan harga diri yang mencangkup pada dua sub tema pula yaitu tentang : penghargaan terhadap diri sendiri (Self-Respect) dan penghargaan dari orang lain (Respect from others). 61

13 A. Self-Respect Suster Francelin adalah sosok individu yang sangat mandiri, karena ia sudah terbiasa hidup tidak satu atap bersama orang tuanya sejak ia masih duduk di bangku SMP mengikuti kakaknya ke Dilli, Timor-Timur. Sehingga selama dia hidup di biara jika ia sedang mengalami permasalahan yang berat, ia tidak ingin membuka dan membicarakannya dengan keluarganya. Maka, apa yang menjadi kemampuan dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan melakukan penyelesaian melalui orang-orang yang tinggal dekat dengannya.... Nah kebetulan, tidak kebetulan saya tipe orangnya yang ketika saya menghadapi masalah seperti itu masalah berat..saya tidak mau cerita dengan keluarga saya karena saya takut, tidak mau kalau mereka itu mengkhawatirkan saya, merisaukan saya itu. Saya tidak mau. Jadi saya berbuat seolah olah hidup saya baik baik saja di biara... (Francelin, W1, 100) Penggambaran pada subjek juga ia adalah orang yang aktif pada setiap kegiatan baik di Gereja maupun di tempat kerjanya (sekolah). Kompetensi atau kemampuan yang ia dapat lakukan adalah membimbing dan memimpin. Ia merupakan individu yang memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi dalam suatu keaktifannya pada organisasi. Hahaha... kalau, kalau boleh jujur nih, saya orangnya tidak terlalu mampu juga sih, tapi kemampuan yang di berikan oleh Tuhan cukup lah untuk saya, jadi yang namanya kalau kemampuan itu, saya lebih suka untuk misalnya mengarahkan, menuntun, membimbing, memimpin begitu iya.. (Francelin, W1, 195) B. Respect from others Dan pada konten ini, Suster Francelin cukup mendapatkan banyak perhatian pada orang-orang sekitarnya karena memiliki kemampuan dalam memimpin organisasi. Ia menyatakan bahwa, walaupun ia mampu dalam 62

14 memimpin, tetapi hal itu hanya sebatas dari kewajiban yang ia lakukan sebagai seorang biarawati. Beliau juga menceritakan tentang apa yang menjadi tanggapan orang-orang sekitarnya, khususnya pada orang-orang yang tidak puas akan gaya kepemimpinan yang ia lakukan pada organisasi.... Memang sih ada yang merasa puas..banyak-banyak yang merasa puas,tetapi yaa..tetapi selalu saja ada orang-orang tertentu yang tidak merasa puas yaa..karena mereka tidak merasa puas karena memang ehm.. Yang mereka inginkan itu tidak terwujud tidak terpenuhi...dan saya tipe orang yang misalnya, orang dekat denga saya yaa..dan kamu dengan saya ada maunya jangan harap ke saya. (Francelin, W1, 215) Pada kebutuhan ini, subjek menunjukkan individu yang cukup dominan pada organisasi atau kelompok. Maka, setiap apa yang dikatakan orang-orang sekitarnya pada gaya kepemimpinan yang ia anut secara tegas, ia merasa tidak menyukainya dan selalu mengambil tindakan tegas pada kesalahan. Hal inilah yang membuat Suster Francelin memiliki pihak yang tidak menyukai dan pihak yang mendukungnya. 5) Dimensi Kebutuhan Mengetahui dan Memahami/ Kebutuhan Kognitif (Need to Know and Understand/Cognitive Needs) Dalam pembahasan ini, Suster Francelin sudah menyelesaikan pendidikan formalnya yaitu Pendidikan Agama Katolik Strata satu. Pembelajaran yang ia jalani hanya berupa pengalaman-pengalaman kerja yang ia sedang laksanakan dan mengajar di sekolah tersebut sebagai Guru. Maka, pada Suster Francelin pengalaman-pengalaman yang ia telah dapat selama melaksanakan tugas penggilannya seperti bertemu dengan orang-orang yang menjadi panutan, 63

15 merupakan salah satu sumber ia belajar dan mempraktekannya dalam kehidupannya.... Sebelumnya waktu di Malang saya belajar banyak dari Pastor, Pastor itu chinese..romo itu yang membimbing saya,dia itu orangnya sangat bijaksana,sangat adil dan sangat perhatian dari orang-orang kecil he eh..mungkin sekolah Kolesius Malang tau? Sekolah itu sekolah yang cukup terkenal di Jawa timur dengan mutu yang sangat bagus, dan bagaimana saya melihat Romo itu memimpin yaa..saya belajar dari dia itu bagaimana memimpin orang-orang itu, bagaimana kita mengalami musibah atau tantangan atau kesulitan dengan orang-orang rekan sekerja kita, bagaimana cara kita menghadapi.saya banyak belajar dari orang-orang itu dan memang orang itu mengatakan kalau benar bilang benar kalau salah bilang salah, kalo kita benar kita pertahankan kebenaran kita,tapi kalau kita salah kita tidak boleh takut untuk meminta maaf. (Francelin, W1, 220) Pada Suster Francelin pendidikan formal hanyalah sebagai bentuk kewajiban yang diberikan oleh pimpinan semata. Ia tidak menunjukkan keinginan untuk mencapai pembelajaran yang lebih tinggi tingkatannya. Disebabkan segala alur hidup dan rencana yang akan ia lakukan hanya berdasarkan melalui campur tangan pimpinan kongregasi. Oke, karena saya sebagai Suster yang menghayati Kaul Ketaatan. Jadi ibaratnya, saya hanya melaksanakan tugas yang diberikan oleh Tuhan begitu. Tugas itu diberikan melalui pimpinan kami, pimpinan kongregasi.kalau saya diberikan tugas untuk melanjutkan studi saya lagi. Saya akan mencoba menerima dan pastinya berjuang ya. Berjuang untuk menjalaninya. Berjuang apa yang diberikan oleh pimpinan. (Francelin, W2, 15) Ia pun juga mengatakan bahwa dalam mengembangkan pembelajaran formal pada tahap yang selanjutnya bukan menjadi prioritas utama baginya, sebab ia lebih menyukai bekerja dan menerapkan segala pengalaman pada hidup seharihari daripada mengenyam pendidikan yang jauh lebih tinggi. Hahaha, kalau saya boleh jujur ya dek. Saya lebih nyaman itu sekarang. Saya orang yang memang suka. Suka sekali dengan pekerjaan. Jadi dengan saya ambil 64

16 bagian dan bekerja di sekolah-sekolah gini ini justru saya lebih. Apa ya. Suka gitu. Karena saya merasa, Oh, inilah yang namanya kita bekerja dan disamping itu kita melakukan pelayanan sekaligus. Karena saya rasa, kalau inilah yang menjadi kemampuan saya. dan inilah yang saya suka. Bisa bertemu dengan anakanak, mengajar, melakukan pelayanan. Ya, inilah yang betul-betul pelayanan gitu. (Francelin, W2, 20) 6) Dimensi Kebutuhan Estetika (Aesthetic Needs) Pada kategori tema kebutuhan estetika ini ada dua hal yang merupakan nilai didalamnya, yaitu pemahaman nilai estetika serta kesenian. Suster Francelin memiliki pandangan nilai estetika pada lingkungannya sudah muncul karena kesadaran akan diri setiap individu di lingkungan tempat tinggalnya, yang merupakan rekan-rekan di biara. Dan menurutnya mereka sangat menyukai dan menjaga keindahan dan kerapihan lingkungannya. Mmm. Estetika ya. Nilai estetika kalau sekitar tempat tinggal saya, menurut saya sudah ada. Ada dalam arti kata, di lingkungan saya ini, disini tentunya, orangorangnya sudah mengerti tentang kesadaran diri pada lingkungannya. Jadi kalau ada yang kurang mereka benahi, atau tambahkan apa yang perlu dibenahi. Terus, kalau disini, para Suster juga mereka sudah bisa memperjuangkan gitu nilai estetika pada lingkungannya. Yang otomatis, pasti para Suster menjaga lingkungan tempat tinggal mereka juga. Jadi kita saling, saling apa ya. Saling membenah, saling menjaga begitu. (Francelin, W2, 40) Suster Franelin juga adalah salah satu individu yang sangat menyukai kesenian. Walaupun ia tidak memiliki bakat dalam memainkan alat musik, namun ia menunjukkan kecintaannya sejak ia masih bersekolah di Timor.... Apalagi saya kan cukup berbakat dalam bernyanyi, saya pernah mengatakan dalam hati saat melihat di kota itu peluang kerjanya banyak bisa jadi apa saja. Suara saya ya... walaupun jelek, tapi masih bisa lah. saya ingin sekali kalau suatu waktu nanti saya bisa jadi penyanyi, pernah sempat waktu itu. Tapi waktu SMP kelas 3 kebetulan di sekolah kita itu ada band. Jadi saya ikut dalam grup band itu. Kalau ada lomba-lomba juga saya ikut... (Francelin, W1, 40) 7) Dimensi Aktualisasi Diri (Self-Actualization) 65

17 Kebutuhan ini muncul setelah sebagian besar setiap konten kebutuhan terpenihi. Pada dimensi kebutuhan meta ini terdiri dari potensi-potensi yang diciptakan melalui kreatifitas pemikiran maupun karya yang dibuat oleh individu sendiri, Suster Francelin selain aktif pada organisasi, ia juga menyukai kreatifitas seperti pekerjaan tangan. Terkadang hasil pada pekerjaan tangan ini ia berikan kepada anak-anak OMK (OrangMuda Katolik) untuk membantunya dalam penggalangan dana. Ada hahaha...selain rosario sih, iya ada. Nah seperti ini, suster bikin sendiri...terus skill yang lain saya suka juga...untuk apa...bukan seni juga tapi artinya saya juga bisa merangkai bunga atau apa begitu bisa juga. Kalau di desa cukup laku kalau di kota engga, di kota kan sainganya banyak itu kalau di desa kan orang tidak ada yaaaa..mau ngga mau harus kita buat. (Francelin, W1, 200) Pada subjek harkat kemanusiaan dalam mencapai tujuan digambarkan melalui penggambaran akan perjalanan dan pengalaman visi dan misi dalam hidup membiara. Penggambaran yang ia berikan sangat umum dalam konteks religiusitas yang ia laksanakan dalam hidupnya. Kalau bagi saya sih, visi adalah bisa bersatu dan selalu berjalan dengan Tuhan Yesus seumur hidup sampai saya akhirnya dipanggil nanti. Dan sebagaimana misinya, mm...saya ingin mengikuti Tuhan Yesus dan melaksanakan kehendak yang Ia berikan dalam kehidupan saya ya. Melalui tugas-tugas pelayanan yang diberikan oleh kongregasi. Dan saya menjalankannya tanpa ada berat hati, ikhlas, dan pastinya pasrah seratus persen hidup percaya kepada Tuhan. (Francelin, W2, 60) Dalam menghadapi ketidak-puasan dalam kehidupannya, subjek melakukan introspeksi diri melalui keadaan situasi maupun kondisi yang telah terjadi. Hal ini ia katakan jika ia berada dalam kondisi pada pekerjaannya di sekolah ataupun didalam memimpin suatu kelompok organisasi. 66

18 Rasa tidak puas ya. Pernah sih, pernah. Apalagi saat-saat kerja di sekolah seperti ini yang dimana saya harus memiliki target dalam pekerjaan saya. jadi terkadang kalau saya merasa ada yang kurang atau ada yang belum mencapai hasil yang saya mau, saya itu... gimana ya, yah pasti ada rasa kecewa ya dalam hati. Hahaha, apalagi kalau dari hasil tidak memenuhi apa yang saya mau, otomatis apa yang menjadi pencapaian target untuk yang lain-lain, kadang ada aja yang tidak sesuai gitu. Jadi, begitulah. Tapi kalau, untuk menghadapinya, saya pribadi berusaha untuk... apa... menyadari dulu kelemahan saya, kekurangan saya. (Francelin, W2, 75) Pada dimensi aktualisasi diri yang dihadapi oleh Suster Francelin, ia berkembang dan terdorong dari pengalaman-pengalaman hidup serta dalam pekerjaan yang sedang ia laksanakan di sekolah tersebut. Bagi subjek hal ini yang menjadi tolak ukur perkembangannya sebagai biarawati yang berkarya pada masyarakat luas. 8) Dimensi Transendensi Diri (Self-Transendence) Konten transendensi diri merupakan bagian dimana subjek diminta untuk mengetahui tentang perbedaan serta jembatan antara spiritualitasnya dengan kemanusiaannya. Pada pemahaman akan perasaan manusiawinya dalam berkarya sebagai rohaniwan, Suster Francelin hanya memberikan gambaran dasar saja. Ia tidak menceritakan apa yang menjadi titik berat untuk menjadi seorang biarawati, namun ia hanya menjelaskan perasaan manusiawi sepeti layaknya macam-macam emosi orang-orang awam miliki. Perasaan saya ya... Yah, selayaknya manusia biasa. Hahaha... Sebenarnya sebagai biarawati itu gaya hidupnya saja yang berbeda dengan orang awam ya. Tapi selebihnya itu perasaan manusia biasa. (Francelin, W2, 95) Pandangan spiritualitas Suster Francelin adalah dengan berpasrah dan menjalankan apa yang sudah diberikan padanya. Maka mengenyam karya yang diberikan dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab merupakan salah 67

19 satu kunci spiritualitas yang Suster Francelin praktekkan pada kehidupan membiaranya. Hal ini juga menjadi nilai spiritualitas Suster Francelin dalam mendekatkan diri pada Tuhan. Tuhan Yesus. Itu sudah paten dan menjadi acuan saya dalam berjalan. Jadi pencapaian hidup saya itu tergantung pada kehendak-nya sudah. Hahaha. Jadi tidak ada alasan atau tujuan hidup lain karena mendekatkan diri kepada Tuhan, menjadi salah satu alat-nya, itu sudah menjadi jalan hidup saya. jadi pasrah. Berpasrah itu kata yang bisa menggambarkan hidup saya sekarang dan seterusnya. Perjuangan memang ada, tapi lebih banyak berpasrah pada hidup ini yang menurut saya adalah goal supaya saya bisa lebih dekat dengan Tuhan. (Francelin, W2, 105) Sebagai seorang biarawati tentu harus menjadi seorang yang dapat memberikan panutan, inspirasi serta motivator bagi orang-orang sekitar. Suster Francelin mendorong orang melakukan hal-hal baik melalui caranya dengan terjun ke lapangan dan menolong orang-orang yang membutuhkan. Hal ini diharapkan oleh Suster Francelin agar orang-orang banyak dapat mencontoh apa yang ia lakukan pada sesama. Kalau kita biarawati itu cukup untuk terjun langsung ke lapangan. Tidak memandang golongan, suku, agama, kepercayaan, atau apapun itu saya harus bisa berbaur dan pastinya dorongan mau menolong mereka. Kalangan masyarakat dari situ kan pasti bisa menilai, kalau kami bisa datang kepada mereka, mau membantu mereka, mendoakan mereka. Jadi menurut saya dari kita terjun ke lapangan itu, masyarakat awam sendiri pasti bisa terinspirasi dengan sendirinya. Memotivasi mereka untuk mengasihi sesama. Saya bukan menilai diri saya sebagai tempat inspirasi atau motivator ya. Hahaha. Tapi mungkin dari kita melakukan itu, pasti ada hasil yang dimana orang-orang dapat petik, dapat ambil untuk bisa melakukan hal yang sama untuk orang yang membutuhkan bantuan, atau lebih baik lagi dari kita-kita para Suster-Suster ini. (Francelin, W2, 115) Dan pada konten membangun keintiman pada berbagai golongan masyarakat, Suster Francelin lebih memandang anak-anak dalam membinanya sebagai masa depan bangsa dan negara. Ia berharap, melalui pendidikan yang ia 68

20 berikan terutama bimbingan untuk bersikap dan berkarya, dapat mendorong anakanak pula dalam melakukan hal-hal yang baik di masa depan nantinya. Mendidik dan membimbing anak-anak ke arah yang lebih baik lagi. Karena saya juga sekarang bekerja di sekolah jadi apapun yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab saya adalah mendidik mereka, supaya mereka tumbuhberkembang untuk menjadi cita-cita dan masa depan untuk mereka sendiri maupun orang tuanya, dan juga orang-orang sekitarnya. (Francelin, W2, 120) Dalam dimensi ini, subjek menunjukkan bahwa kehidupan spiritualitas dapat diimbangi dengan pelayanannya yang merupakan pekerjaan subjek di sekolah. Subjek juga membuat pekerjaan yang ia dalami dan tekuni itu menjadi suatu bentuk kegiatan religiusitasnya sehingga dari apa yang ia dapat melalui pengalaman kehidupannya, ia praktekkan pada kegiatan yang diutus dari tarekatnya Subjek 2 (Sr. Yashinta) Data Demografis Tabel Data Demografis Subjek 2 Kriteria Identitas Subjek 2 Nama Sr. Yashinta Usia 38 tahun Suku Flores Tinggi Badan 155 cm Warna Kulit Kuning Langsat Jumlah Saudara Anak ke-10 dari 10 bersaudara Pendidikan S1 Bahasa dan Sastra Inggris Pekerjaan Pengajar Tempat Biara CIJ Wawancara Tanggal 3 Juni 2017 ; 18 Juni 2017 Wawancara 69

21 Deskripsi Hasil Observasi 1) Wawancara I Wawancara I (pertama) yang dilakukan bersama dengan subjek kedua bertempat di lokasi tempat tinggal subjek yaitu biara CIJ. Wawancara berlangsung di ruang tamu biara tersebut. Ruangan yang digunakan merupakan ruangan dengan panjang sekitar 7 meter dan lebar sekitar 5 meter. Ruangan ini hanya menggunakan kipas angin dan atap pada ruangan tersebut cukup pendek sehingga kondisi pada ruangan tersebut cukup panas dan pengap, sedangkan udara diperoleh dari pintu ruang tamu yang dibuka dengan angin dari kipas angin. Sumber pencahayaan saat wawancara tmenggunakan lampu pada ruangan tersebut, mengingat ruangan tersebut cukup gelap bila tidak memakai energi seperti lampu. Lokasi wawancara berada disekitar rumah-rumah penduduk namun suasana disekitar tempat wawancara cukup tenang. Peneliti tiba di lokasi wawancara tepat dan sesuai dari waktu pertemuan dengan responden yang telah ditetapkan yaitu pada pukul WIB. Responden kedua adalah Suster Yashinta. Saat tiba di lokasi Suster Yashinta masih berada di dalam kamar dan akhirnya muncul sekitar 5 menit setelah dipanggil oleh temannya. Suster Yashinta merupakan seorang wanita dengan tinggi badan sekitar 155 cm yang memiliki wajah oval dan memiliki warna kulit kuning langsat. Suster Yashinta menggunakan jubah suster biara berwarna putih, penutup kepala yang berwarna putih, menggunakan kalung salib, serta menggunakan sandal jepit berwarna biru sebagai alas kaki didalam tempat tinggalnya. Peneiti kemudian menyapa dan bersalaman dengan subjek, lalu setelah itu, peneliti 70

22 memulai wawancaranya setelah menjelaskan tujuan wawancara dengan memberikan lembar persetujuan dalam melakukan wawancara Wawancara dilakukan di sofa ruang tamu dengan meja kaca yang cukup pendek. Dan posisi tempat duduk yang berhadap-hadapan dengan responden yang membelakangi jalan lorong untuk menuju ke ruang makan dan menghadap ke pintu ruang tamu dan peneliti yang menghadap ke jalan lorong untuk menuju ruang makan dan membelakangi pintu ruang tamu. Selama proses wawancara, Suster Yashinta duduk santai dengan menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dan terkadang pada beberapa pertanyaan yang menekankan pada arah hidupnya menjadi biarawati, badan subjek lebih mengarah condong kedepan. Penekanan yang dilakukan Suster Yashinta saat proses wawancara berlangsung yaitu dengan menggunakan gerakangerakan tangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, dijawab dengan baik dan lancar. Dan jika ada yang kurang jelas, subjek akan mempertanyakan ulang maksud dari pertanyaan tersebut. Subjek juga menjawab semua pertanyaan yang diajukan secara singkat, padat, dan sesuai apa yang ditanyakan Tidak ada hal yang signifikan yang menghambat jalannya wawancara. Namun, karena bertempat di ruang tamu terkadang masih terdengar orang lain lalu-lalang di biara tersebut dan adanya orang yang sedang berbicara, sehingga diperlukan konsentrasi yang cukup dalam menangkap apa yang disampaikan oleh subjek. 2) Wawancara II 71

23 Wawancara kedua dilakukan ditempat dan lokasi yang sama dengan wawancara sebelumnya yaitu ruang tamu pada biara CIJ. Wawancara tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2017 dan dilakukan pada pukul Wawancara kedua berlangsung selama 40 menit karena Suster Yashinta tengah mengerjakan tugas yang diberikan dari kursus. Pada pertemuan kedua, subjek mengenakan jubah yang sama yaitu jubah Suster berwarna putih, memakai penutup kepala Suster yang berwarna putih pula, serta kalung salib. Wawancara juga dimulai pada pukul 11.10, dimana peneliti membangun rapport terlebih dahulu terhadap subjek dengan menanyakan beberapa perihal seperti kabar dan kondisi subjek. Selama wawancara, Suster Yashinta menjawab dengan cara seperti sebelumnya yaitu singkat, padat, dan sesuai apa yang ditanyakan oleh peneliti. Saat proses wawancara berlangsung, sesekali Suster Yashinta melihat jam dinding yang terdapat di ruang tamu tersebut. Wawancara kedua pun berakhir tepat pada pukul WIB Analisis Intra Subjek Pada gambaran motivasi dasar dan awal keinginan Suster Yashinta menginginkan untuk masuk dan hidup membiara, karena adanya ketertarikannya serta cita-cita yang ia impikan dan harapkan dari sejak dini. Dorongan itu timbul bukan hanya dari dirinya melainkan peranan dari lingkungan tempat tinggalnya yang dibesarkan dan dididik dengan agama Katolik yang sangat kental. Suster Yashinta juga merupakan individu yang sudah sangat aktif saat masih mengemban 72

24 pembelajaran di sekolah dalam aktifitas serta kegiatan-kegiatan yang terdapat di gereja. Namun saat dirinya memutuskan untuk memilih jalannya sebagai biarawati, hal tersebut dihalangi dan tidak diperbolehkan oleh Ayah dari Suster Yashinta. Hal itu dikarenakan, Ayah subjek menuntut dan menginginkan Suster Yashinta untuk menikah dan berkeluarga serta memiliki keturunan pada keluarganya. Alasan yang dikemukakan oleh Ayah Suster Yashinta, karena kepercayaan setempat bila memiliki anak dengan jumlah yang banyak, maka kesuksesan dan penghasilan pada keluarga dapat banyak pula. Tetapi, hal itu dapat dilaluinya karena keinginan subjek untuk hidup sebagai biarawati. Hal lain yang mendorong Suster Yashinta untuk menjadi biarawati adalah karena ia tidak ada keinginan untuk menikah yang disebabkan adanya trauma ditinggalkan oleh sanak saudaranya yang meninggal akibat melahirkan. Hal inilah yang membuat Suster Yashinta makin mantap dalam memilih jalannya sebagai biarawati gereja. Berikut akan dijabarkan tentang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan Suster Yashinta menurut Abraham Maslow. 1. Dimensi Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Pada konten ini, pemenuhan akan kebutuhan dasar meliputi atas : Pemenuhan asupan gizi (makan dan minum), pemenuhan kebutuhan kesehatan fisik, dan kebutuhan hasrat seks pada subjek. Pertama yaitu, pemenuhan asupan gizi pada diri subjek terbilang sangat terpenuhi karena hal ini sudah disediakan didalam biara tesebut yang sesuai akan kebutuhan jasmani. 73

25 ... Sistem sentralisasi gitu. Jadi untuk semua suster memiliki uang saku yang sama gitu. Lalu makan minum yang sudah di standarkan, sehat jasmani gitu. Nah..nah..itu aturan sudah di bicarakan dalam tingkat kongregasi. Jadi tidak ada yang namanya suster ini dia berkelebihan gitu, sehingga suster makan dari makanan yang sama, sehat makanan yang sama gitu. Jadi semua sudah dia atur, sehingga kita tidak berkelebihan... (Yashinta, W1, 80) Kedua adalah kebutuhan kesehatan fisik pada subjek. Suster Yashinta tidak memiliki kegiatan yang spesifik dalam menjaga kesehatan badannya. Menurut Suster Yashinta, dengan melaksanakan apa yang menjadi aktifitas dan jadwal yang telah diberikan dan ditetapkan oleh biara.... Tadi seperti yang saya bilang, orang biara itu sangat beruntung, kenapa saya bilang begitu? Karena hidupnya sudah teratur. Jam berapa dia harus rekreasi, jam berapa dia harus makan, jam berapa dia harus tidur, jam berapa dia harus istirahat, jam berapa dia harus bangun, jam berapa dia harus olahraga, jadi semua sudah di atur. (Yashinta, W1, 85) Menurut Suster Yashinta pula hal-hal tersebut yang dapat membantunya dalam menjaga kesehatan tubuhnya baik secara jasmani maupun rohani. Suster kerja, sapu, ngepel, jalan, lari gitu..jadi itu yang membuat dia bisa sehat gitu. Jadi suster bisa mengerjakan semua sendiri tidak harus pake pembantu atau karyawanya yang mengerjakan gitu. Tiap kali suster bisa kerja, suster di beri tugas.oo..satu minggu ini suster ini ngepel gitu, satu minggu ini suster bersihkan ini gitu, itu sudah di atur, sudah ada pembagian jadwal dalam komite, jadi kita sudah,,sudah tahu gitu dan kerja kecil-kecil gitu arrtinya kita bisa olah raga atau dia jalan gitu. Bentuk olah raga supaya bagaimana keseimbangan antara rohani dan jasmani di jaga begitu (Yashinta, W1, 90) Dan pada perihal ketiga yaitu hasrat seks. Suster Yashinta tidak memiliki keinginan untuk memiliki keluarga. Ini disebabkan karena Suster Yashinta mengalami peristiwa traumatis yang membuat ia harus kehilangan anggota keluarganya akibat saat melakukan persalinan.... Cita-cita saya itu tumbuh memang sejak kecil gitu..memang sejak kecil saya ingin mau masuk biara tapi saya dekat dengan seorang kakak saya kakak 74

26 perempuan..nah waktu dia menikah..waktu dia hamil lalu melahirkan, pada saat melahirkan itu anaknya selamat dan dia meninggal, itulah menjadi trauma untuk saya, karena kakak saya sangat dekat dengan saya, lalu saya berpikir..ah ternyata menikah itu harus mempertaruhkan nyawa begitu,saya berpikir mendingan diri saya, saya persembahkan untuk Tuhan begitu. (Yashinta, W1, 30) Kebutuhan fisiologis pada Suster Yashinta pada pemenuhan kebutuhan yang bersifat pemenuhan dasar pada tubuh seperti makan dan minum sangat terpenuhi walaupun tergolong sederhana. Namun dari kesederhanaan itu, yang membuat Suster Yashinta memiliki fisik yang sehat dan bugar. Lalu, pada pemenuhan kebutuhan secara fisiologis dalam hal seksualitas, Suster Yashinta tidak pernah memikirkannya, karena hal ini merupakan suatu hal yang bukan ia impikan. Disamping itu juga terdapat masa lalu yang dapat mempengaruhi keinginannya dalam menginginkan hasrat seks sehingga pemenuhan tersebut terhenti dan tidak ada. 2. Dimensi Kebutuhan Keamanan (Safety Needs) Gamabaran pemenuhan kebutuhan kedua yaitu keamanan pada Suster Yashinta terdiri atas : penggambaran rasa aman dan nyaman di lingkungan subjek ; pemahaman pada batasan-batasan (peraturan) yang ada ; serta perasaan bebas dari rasa takut dan cemas. Menurut Suster Yashinta rasa aman dan nyaman ia ciptakan melalui komunikasi dan sikap rendah hati kepada sesama. Suster Yashinta yang merupakan pindahan dari Flores mengungkapkan bahwa melalui sikap rendah hati dan berkomunikasi dengan baik itulah yang membuat subjek merasa diterima oleh 75

27 masyarakat awam, umat, maupun rekan-rekan di dalam biara dan mampu beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan yang ia tinggali saat ini. Ya..di rumah kita kan, bisa mau makan jam berapa aja, ya biasanya kita kalau mau makan ambil saja makan gitu, terus mau ini ambil saja tanpa harus minta ijin, kan karena tahu bahwa ini memang punya kita gitu,kalau di biara tidak, kita makan pada jam makan gitu,terus kalau kita mau sesuatu kita harus minta, belajar untuk jadi rendah hati. Misalnya saya mau makan..mau minta beli sepatu gitu kita harus ngomong ke suster ekonom, suster sepatu saya sudah putus, bisakah saya meminta uang untuk membeli sepatu? jadi semua di ajar untuk jadi rendah hati, tidak hanya ambil saja. (Yashinta, W1, 125) Selanjutnya, sebagaimana penggambaran pemahaman Suster Yashinta terhadap peraturan. Ia menyatakan bahwa ia menjalani hidup sebagai biarawati dengan aturan-aturan yang diminta oleh tarekatnya. Perihal ini tentu sudah menjadi acuan pada hidup sebagai biarawati. Ternyata kita bekerja seperti orang diluar juga. Bekerja di kantor, di sekolah ada yang di kebun, tergantung dengan profesi masing masing begitu. Tetapi begitu jam dua belas setengah dua belas berhenti. Jam dua belas ibadat bersama sampai dengan setengah satu, habis itu makan, makan tidur siang begitu, sore bangun berdoa lagi, setelah itu kerja jam enam lagi berdoa lagi. Begitu, setelah itu eh..kerja lagi atau rekreasi lalu berdoa untuk tidur malam (Yashinta, W1, 65) Sebagai biarawati tentu subjek perlu bebas dari rasa takut dan cemas. Suster Yashinta merupakan seseorang yang cukup berani dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya secara pesat. Maka, rasa takut dan cemas tidak pernah ia rasakan saat tinggal pada biara tersebut.... Tidak sih, biara itu kan lingkungan besar terus kita kan orang banyak,juga kan terus ada satpam di depan, jadi kan tidak ada perasaan insecure, karena saya merasa bahwa ketika kita berdoa kita percaya Tuhan melindungi kita, ngapain takut gitu. (Yashinta, W1, 135) 3. Dimensi Kebutuhan Kasih Sayang (Love Needs/Belonging-ness) 76

28 A. D-Love Suster Yashinta merupakan pribadi yang tidak ada keinginan untuk jatuh cinta, menyukai atau bahkan memiliki seseorang. Dasar alasan dari pada itu, ia berkomitmen untuk hidup menjadi seorang biarawati serta alasan awal karena tidak ingin berkeluarga. Hal ini, subjek kemukakan jika ia mendapatkan perhatian dan pernyataan cinta dari lawan jenis. Orang jatuh cinta pada suster, mereka mencintai, mereka terbuka suka dengan suster, Saya jatuh cinta dengan suster gitu, yaa..kita terima kasih karena Tuhan hadir dalam diri orang itu, untuk menyatakan cintanya, tetapi saya tahu bahwa saya punya cinta, yang sudah saya persembahkan khusus kepada Tuhan gitu. Jadi saya mengasihi dia dengan cinta yang bebas gitu, saya tidak mengikat dia, ketika dia mengatakan saya mencintaimu atau saya jatuh cinta kepada orang itu, saya tidak bisa mengikat dia untuk menjadi milik saya. (Yashinta, W1, 185) B. B-Love Konten B-Love yang ditunjukkan pada Suster Yashinta adalah sesuai dengan bentuk kasih sayang yang diajarkan pada tarekatnya, yang biasa disebut dengan cinta agape. Cinta agape sendiri merupakan yang berasal dari istilah Yunani yang berarti cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, atau cinta tanpa batas dan syarat. Bentuk cinta agape ini sangat identik dengan ajaran yang diberikan oleh para biarawati termasuk pada subjek sendiri. Pada dasarnya cinta yang..yang, kami apa ya? kami geluti, cinta yang kami pahami, cinta yang kami hidupi adalah cinta agape tahukan cinta agape itu apa? Memberi tidak untuk menerima gitu, jadi kita tidak bisa mencintai orang yang sama terus, lalu orang itu. Akhirnya mengikat diri pada saya, tapi saya mengasihi dia, saya mengasihi orang ini dengan cinta yang sama gitu. Saya tidak mengikat orang itu orang itu supaya orang itu hanya mencintai saya, seperti kalau misalnya, di luar kan kalau saya mencintai laki_laki itu lalu pasti dia cinta saya, terus saya mengikat diri padanya dan dia itu mengikat diri pada saya. Saya 77

29 sebagai orang biara saya tidak mencintai seperti itu, saya mengasihi semua orang dengan cinta yang sama, saya beri perhatian pada keluarga ini, saya beri perhatian pada anak ini, saya beri perhatian pada gadis ini, saya beri perhatian kepada orang ini, tetangga ini, tetangga itu dengan perhatian yang sama begitu, jadi saya tidak bisa mengikat orang dengan cinta pribadi. saya Mengasihi dengan yang Tuhan Yesus ajarkan. (Yashinta, W1, 180) Pada gambaran kebutuhan kasih sayang pada Suster Yashinta secara keseluruhan. Pada konten D-Love, Suster Yashinta sama sekali tidak menunjukkannya kepada lawan jenis sekalipun saat Suster Yashinta disukai oleh orang tersebut. Namun pada B-Love, Suster Yashinta sendiri menerapkannya dalam bentuk cinta agape yang memang sudah diajarkan di tarekat tersebut 4. Dimensi Kebutuhan Harga Diri (Esteem Needs) A. Penghargaan terhadap diri sendiri (Self-Respect) Suster Yashinta adalah salah satu individu yang sangat menyukai untuk terjun di setiap organisasi dan kegiatan-kegiatan sosial. Namun hal ini hanya ia karyakan saat masih di Flores, karena di Jakarta ia hanya melaksanakan kursus untuk berkarya dan bertugas di Jerman. Aktif, kita pergi doa rosario terus saya emm..sebelum disini sih..karena saya kan di sini saya kursus gitu tapi sebelumnya kan saya di Flores, saya aktif sekali. Jadi di Paroki, di Gereja terus di kemasyarakatan gitu. Emm..karena saya di sekolah, otomatis kan em... Semua kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan juga kita ikut. Seperti kegiatan PGRI pelatihan-pelatihan yang diadakan Pemerintah gitu, kita kan ikut. (Yashinta, W1, 200) Dalam mengasah kompetensi pada dirinya, Suster Yashinta pernah mengikuti beberapa kali kompetisi atau perlombaan yang diadakan di Universitas saat ia kuliah. Suster Yashinta merupakan pribadi yang suka mengeksplorasi dan mencoba segala hal. Hal tersebut ia kemukakan dari percakapannya tentang 78

30 kompetisi yang selalu ia ikuti saat masih kuliah dan ia praktekan pada anak-anak didiknya yang sekarang. Ehm, ya studi sih waktu kita selalu ikut perlombaan, eh..kan diadakan oleh universitas, em terus di tingkat universitas itu di dalam itu ada program studi kan dan program studi itu juga ada jurusanya gitu. Jurusannya itu lalu kita per semester biasanya diadakan perlombaan,seperti itu, tetapi ketika saya menjadi guru saya memberi lomba untuk siswa-siswi. (Yashinta, W2, 5) B. Penghargaan dari Orang Lain (Respect from Others) Dalam suatu organisasi ataupun kelompok Suster Yashinta selalu dipercayakan serta dianggap pemimpin oleh para anggota kelompoknya. Kelompok tersebut adalah kelompok para pendidik dan ia yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam setiap tugas dari para pendidik. Oh iya, bukan saya berpikir, tapi orang yang berpikir untuk saya menjadi pemimpin. (Yashinta, W2, 30) Emm...kami ada suatu kelompok, kelompok yang itu guru mata pelajaran gitu, kelompok guru mata pelajaran, yaa..mereka pilih saya. Untuk ketua gitu, sehingga saya yang menghandle, kapan kita bertemu gitu? Perubahan apa yang kita buat gitu?supaya kemampuan bahasa inggris semakin tingkat,apa yang harus kita buat sehingga anak-anak yang menjadi sasaran kita didik itu semakin mencintai mata pelajaran yang kita geluti gitu. (Yashinta, W2, 35) Pada kebutuhan keempat ini, Suster Yashinta menunjukkan akan kepercayaan dirinya dan mengasah kompetensi melalui kompetisi-kompetisi yang diikutinya. Pencapaiannya melalui prestasi dari kompetisi tersebut yang membuat rasa kepercayaan diri dan dominan didalam organisasinya sanga tinggi, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh para anggotanya untuk menjadikan Suster Yashinta sebagai pemimpin. 79

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan, diskusi, dan saran mengenai penelitian ini. 5.1. Kesimpulan Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda satu

Lebih terperinci

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Kita semua sebagai anggota suatu kongregasi diharapkan hidup saling membantu satu sama lain dalam semangat kasih

Lebih terperinci

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Sr. Bundanita mensharingkan pengalamannya bagaimana ia pernah mempunyai anak mas waktu mengajar di Sekolah

Lebih terperinci

DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.

DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Lemahnia sering mengeluh dan sedih karena kerap kali mengikuti kelemahannya. Ia sudah tahu

Lebih terperinci

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Suara alunan piano terdengar begitu lembut Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

Sang Pangeran. Kinanti 1

Sang Pangeran. Kinanti 1 Sang Pangeran Langkah Rara terhenti mendengar percakapan dari ruang tamu. Suara seseorang yang sangat dikenalnya. Suara tawa yang terdengar khas itu semakin memperkuat dugaannya, membuat jantung Rara berpacu

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Peduliata oleh kongregasinya diberi tugas menjadi pimpinan asrama siswi-siswi SMA. Suster Peduliata

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

Oleh: Windra Yuniarsih

Oleh: Windra Yuniarsih Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat

Lebih terperinci

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal 28-32 Paul Suparno, S.J. Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1997 telah menetapkan bahwa tanggal 2 Februari, pada pesta Kanak-kanak

Lebih terperinci

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) CHAPTER 1 Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) Kepala Sekolah Soedjono-Tresno Private High School atau STPHS, Christoper Rumbewas, menerima sejumlah buku, berkas siswa, dan juga seragam sekolah

Lebih terperinci

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya CATATAN KECIL MASA SEKOLAH dan cerita-cerita lainnya Isi Buku PENGANTAR THE LOVE BETWEEN ME AND MY BEST FRIEND SAHABAT MASA KECIL PERTEMUAN DI KEDAI PERJALANAN PERKENALAN SINGKAT BELUM ADA JUDUL 5CM HUBUNGAN

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data yang peneliti peroleh dari lapangan adalah data hasil dari observasi adan interview atau wawancara. Dalam hal ini peneliti tidak mengalami kendala yang

Lebih terperinci

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya

Lebih terperinci

Arif Rahman

Arif Rahman INT. DESA SANGIA - PAGI HARI Dengan penuh makna hidup, setiap pagi dan bangun lebih cepat. Mereka harus mempersiapkan diri untuk ke sawah demi tetap merawat tanaman mereka agar selalu sehat. Di saat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang

Lebih terperinci

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah: 1 PERAN PIMPINAN DALAM HIDUP MEMBIARA Musyawarah PRR, Lebao, Flores Timur, 18 Desember 2015 Paul Suparno, SJ Abstrak Peran pimpinan bagi perkembangan kongregasi sangat penting. Maju tidaknya kongregasi

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja merupakan sebuah institusi yang dibentuk secara legal dan berada di bawah hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi seluruh dunia dalam gereja Katolik adalah seorang Paus, saat ini bernama Paus

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Lampiran 1 STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Nama klien : Ny. M Ruangan : Nakula No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

Bab 1. Awal Perjuangan

Bab 1. Awal Perjuangan Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,

Lebih terperinci

PMS: Petuah Menulis Sukses

PMS: Petuah Menulis Sukses Jul M : PMS: Petuah Menulis Sukses Oleh: Jul M Desain Sampul: Jul_mila (IG) Art by:@li.art278 (IG) Diterbitkan secara mandiri oleh: Nulisbuku.com Copyright: November, 2017 2 Teruntuk Sahabatku di Surga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan analisis data, yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan observasi keempat partisipan, pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca Puzzle-Puzzle Fiksi Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan menginspirasi pembaca JULIE 2 Akhirnya Buku Ini Milikku Aku tidak menghiraukan panasnya matahari di siang hari ini. Aku tetap berlari

Lebih terperinci

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu Pelajaran 11 MENGUNGKAPKAN PERASAANMU Semuanya Sekitar, Naik, Turun 15 Desember 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 7:12 Yohanes 15:11 2 Samuel 6:14 Efesus 4:26-32 Yohanes 2:13-15 Matius 26:38 Mazmur 6:6,7

Lebih terperinci

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi Skala 1 Skala Kecerdasan Emosional 1. UNFAVORABLE Kesadaran Diri o Saya merasa tidak mengerti perasaan saya sendiri o Saya kurang tahu penyebab kekecewaan yang saya rasakan o Saya malas bergaul dengan

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal 28-31 Paul Suparno, S.J. Suster Credentia tidak krasan di komunitas. Ia merasa tidak dipercaya karena tidak pernah diberi kepercayaan

Lebih terperinci

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

MENJADI TUA DAN BAHAGIA 1 MENJADI TUA DAN BAHAGIA Rohani, November 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Hepiana sudah berumur 80 tahun. Ia tinggal di rumah orang tua. Ia dikenal sebagai suster lansia yang gembira dan bahagia.

Lebih terperinci

Level 2 Pelajaran 12

Level 2 Pelajaran 12 Level 2 Pelajaran 12 KASIHNYA ALLAH (Bagian 1) Oleh Don Krow Hari ini kita akan bahas mengenai kasihnya Allah. Di 1 Korintus 13:13 tertulis berikut ini: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,

Lebih terperinci

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian

***** 2 Bintang Bersinar di Negeri Berlian AWAL PERJUANGAN Pertengahan bulan Mei 1984, aku diam-diam mendaftarkan diriku masuk KPG atau Kursus Pendidikan Guru yang ada di Tanah Grogot Kabupaten Paser. Kenapa aku harus mengatakan diam-diam? Karena

Lebih terperinci

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Relasiata suatu hari menjadi kaget dan sedih karena digosipkan berpacaran dengan seorang bapak keluarga, teman dia bekerja di sekolah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN)

HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA ADAT PANJAITAN JABODETABEK( NELSON PANJAITAN) X : Selamat siang pak N : Iya, siang X : Saya ingin bertanya-tanya tentang perkawinan semarga pak, kenapa perkawinan semarga itu

Lebih terperinci

Lika-liku Mencari Pasangan Hidup yang Seiman. Ditulis oleh Krismariana Senin, 30 Januari :02

Lika-liku Mencari Pasangan Hidup yang Seiman. Ditulis oleh Krismariana Senin, 30 Januari :02 Ini cerita seorang teman, sebut saja namanya Fifi. Setelah berpacaran bertahun-tahun, lima tahun lebih, akhirnya Fifi memutuskan untuk menikah. Senang? Yaaa, senang. Senang, karena akhirnya dia tiba sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NADIA AKU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com JUDUL BUKU Oleh: Nadia Copyright 2015 by Nadia Penerbit nulisbuku nulisbuku.com admin@nulisbuku.com Desain Sampul: nadia Diterbitkan melalui:

Lebih terperinci

Aku dan adik kelasku.

Aku dan adik kelasku. Punya banyak impian, cita-cita dan mimpi. Mudah jatuh hati ke setiap cowok yg mudah membuatnya nyaman. Hobby menulis, apa aja ditulis hehe. Itulah aku gadis belia yg akan beranjak remaja. Dan aku itu cewek

Lebih terperinci

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Namaku nanda, lengkapnya Nanda Prastika. Aku tinggal di sebuah desa bersama seorang wanita paruhbaya yang biasa aku panggil dengan sebutan emak ijah. Hidup

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

S a t u DI PAKUAN EXPRESS S a t u DI PAKUAN EXPRESS Ya, awal tahun 2008. Pindah ke rumah sendiri. Berpisah dari orangtua, pindah kerja pula ke Jakarta. Meninggalkan kenyamanan kerja di Bogor rupanya membuatku terkaget-kaget dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : E Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Yogyakarta B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan Konseli adalah anak tunggalketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 1. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 1. Kebutuhan fisiologis Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 1. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar, antara lain pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan

Lebih terperinci

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III Inisial A D V Usia 22 tahun 27 tahun 33 tahun Tempat/Tanggal Jakarta, 24 Mei 1986 Jakarta, 19 Maret 1981 Jakarta Lahir Agama Islam Kristen Protestan Katolik Suku

Lebih terperinci

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN 7 TEORI HIRARKI KEBUTUHAN Motivasi : Teori Hirarki Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Identitas Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Banjarmasin, dengan jumlah keseluruhan subjek ada 3 pasangan, adapun yang menjadi karakteristik utama dalam penelitian

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) Dia indah, dia cantik. Bagiku dia penghuni taman hatiku. Namanya Andin. Buatku melihatnya tertawa, melihat dia tak terbebani itu bahagiaku. Andini Soebagio, perempuan cantik

Lebih terperinci

Perjuangan Meraih Cita-cita

Perjuangan Meraih Cita-cita Perjuangan Meraih Cita-cita Matahari terik membakar ubun-ubun kepala. Senin pagi ini di SMA Negeri 1 Batangan telah berjejer rapi menghadap tiang bendera sekaligus pembina upacara hari ini. Pukul 08.00

Lebih terperinci

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Pastor Lonelinus sejak temannya meninggal menjadi sangat kesepian. Di rumah orang tua, ia biasa berbicara, ngomong

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3 Nyai Ontosoroh Heny Marwati Pagi yang terasa panas. Matahari sepertinya terlalu cepat memunculkan sinarnya. Kulihat ayam jantan mulai malas untuk mengumandangkan suaranya membangunkan warga Boerderij Buitenzorg.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Setiap manusia akan selalu dihadapkan pada suatu pilihan atau keputusan yang harus diambil dalam mencari makna hidupnya. Beberapa perempuan telah mengambil

Lebih terperinci

Loyalitas Tanpa Batas

Loyalitas Tanpa Batas Loyalitas Tanpa Batas Cintailah perusahaan dimana kamu bekerja meski tidak membuat mu kaya, tetapi dapat memberikan kehidupan. Itulah sepenggal kata yang dapat saya simpulkan setelah mendengar, merangkum,

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training

Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan. untuk masa depan Anda. Basic Training Temukan diri Anda dan kemungkinankemungkinan baru untuk masa depan Anda. Basic Training Anda adalah guru terbaik untuk diri Anda sendiri. Basic Training AsiaWorks menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek JP P : Assalamu alaikum, selamat pagi S : Wa alaikum salam, pagi.. P : Sebelum nya kakak mintaa maaf dik, mungkin mengganggu waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini dapat terwujud dengan adanya partisipasi dan dukungan perangkat yang baik. Salah satu perangkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS

3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS Quote of The Day 12 Desember 2017 3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS Kabar serangan siber yang melanda 125.000 sistem komputer di seluruh dunia pada Jumat (12/05) lalu mendadak viral. Akibat serangan

Lebih terperinci

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja BAB 1 Peacock Coffee, masih menjadi tempat favoritku dan sahabat untuk melepas penat dari rutinitas sekolah seharihari. Kafe ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, namun terkesan mewah dan simpel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) merupakan salah satu fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mempunyai visi dan misi

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

I Love My Job and My Family:

I Love My Job and My Family: I Love My Job and My Family: My Job is My Life & My Family is My Breath Jadilah emas, bukan anak emas Anonymous Mungkin beliau bukanlah seseorang yang telah lama bekerja di Eka Hospital, namun ia memiliki

Lebih terperinci

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 63 SKALA KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE Usia : Mulai Menopause umur : Masih Bersuami : ya / tidak Alamat : NO PERNYATAAN SS S TS STS 1. Saya menghadapi masa-masa menopause ini dengan biasa seperti

Lebih terperinci

It s a long story Part I

It s a long story Part I It s a long story Part I #throwback MFR. Mantan terakhirku di zaman smp dulu. Semasa aku dan kamu mempunyai status, orang orang di sekolah bilang pasangan paling sweet satu sekolah. Bagaimana aku dan kamu

Lebih terperinci