Distribusi Perawatan Ulang Endodontik Berdasarkan Etiologi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (Tahun )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Distribusi Perawatan Ulang Endodontik Berdasarkan Etiologi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (Tahun )"

Transkripsi

1 Distribusi Perawatan Ulang Endodontik Berdasarkan Etiologi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (Tahun ) Sandriana Nandari Irsan*, Munyati Usman, Kamizar Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia * Abstrak Latar Belakang: Berdasarkan penelitian Washington, perawatan ulang mencapai 5-10% dari 50 juta kasus perawatan endodontik. Tujuan: mengetahui dan mengevaluasi distribusi kasus perawatan ulang endodontik di RSKGM FKG UI tahun Metode: studi deskriptif melalui rekam medik dengan variabel diagnosis dan etiologi perawatan ulang endodontik Hasil: distribusi perawatan ulang endodontik di RSKGM FKG UI pada tahun sebesar 289 kasus (4.4%). Kesimpulan: etiologi perawatan ulang endodontik terbanyak di RSKGM FKG UI adalah pengisian saluran akar inadekuat sebesar 179 kasus (62%) dan yang paling jarang ditemukan adalah saluran akar tambahan atau salah satu saluran akar yang tidak terisi sebesar 7 kasus (3%). Case Distribution of Endodontic Retreatment Based on Etiology in RSKGM FKG UI Years Abstract Background: Based on Washington s research, endodontic retreatment reach 5-10% from the number of teeth treated exceeds 50 million. Aim: To identify and evaluate the distribution of endodontic retreatment cases at RSKGM FKG UI years Method: a descriptive study through the medical records with endodontic retreatment and etiology of endodontic retreatment variables. Result: that the distribution of endodontic retreatment at RSKGM FKG UI years amounted to 289 cases (4.4%). Conclusion: the most common etiology of endodontic retreatment at RSKGM FKG UI is inadequate obturation for 179 cases (62%) and the most rare etiology is missed canals for 7 cases (3%). Keywords : Endodontic Treatment, Etiology of Endodontic Retreatment, Endodontic Retreatment Pendahuluan Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di dunia. Studi Morbiditas pada tahun 2001 menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan karena penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat yaitu sebesar 60%. Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat adalah karies gigi. 1 Karies gigi dianggap sebagai penyebab utama penyakit pulpa yang nantinya dapat berlanjut menjadi penyakit periapikal. Pada profil kesehatan gigi 2003, penyakit

2 jaringan pulpa dan periapikal termasuk sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit umum di Indonesia. 2 Penyakit pulpa dan periapikal dapat diatasi dengan melakukan perawatan kuratif, yaitu perawatan saluran akar (endodontik). Tujuan dari perawatan endodontik adalah menghilangkan bakteri dari saluran akar dan menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi setiap mikroorganisme yang tersisa untuk dapat bertahan hidup. Gigi yang diindikasikan untuk perawatan endodontik adalah gigi dengan kelainan jaringan pulpa dan atau kelainan jaringan periapikal, sedangkan gigi yang tidak dapat direstorasi lagi atau gigi yang memiliki prognosis buruk merupakan kontraindikasi untuk perawatan endodontik. Perawatan endodontik yang baik berpedoman kepada Triad Endodontik, yaitu preparasi biomekanis meliputi pembukaan akses yang lurus, pembersihan dan pembentukan saluran akar yang baik serta obturasi saluran akar yang sempurna. Ketika ketiga pedoman endodontik tersebut sudah terpenuhi maka keberhasilan perawatan saluran akar dapat dievaluasi berdasarkan pemeriksaan klinis, radiografis, dan histologis. Jika hasil dari evaluasi tersebut menyatakan bahwa kriteria keberhasilan perawatan endodontik tidak terpenuhi, maka akan terjadi kegagalan perawatan endodontik. Penelitian menyatakan bahwa tingkat keberhasilan perawatan endodontik mencapai 90-95%. Sehingga kebutuhan perawatan ulang endodontik mencapai 5-10% dengan penyebab yang melibatkan banyak faktor. Berhubungan dengan tahapan perawatan endodontik, penyebab kegagalan perawatan endodontik yang umum ditemukan adalah penyebab pada saat perawatan dan penyebab paska perawatan. Kasus kegagalan perawatan endodontik yang tidak ditangani tidak hanya berpengaruh terhadap jaringan keras gigi terkait, tetapi juga dapat menyebar ke jaringan lunak di sekitarnya, bahkan dapat menyebabkan penyakit sistemik seperti mediastinal emfisema. 3 Maka dari itu, tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kegagalan perawatan endodontik adalah dilakukan perawatan ulang endodontik atau ekstraksi gigi terkait. Pada saat ini tindakan perawatan ulang endodontik lebih dipilih masyarakat luas dibandingkan dengan tindakan ekstraksi gigi. Hal ini didasari oleh berbagai faktor pertimbangan, diantaranya adalah dari segi kesehatan dan kesadaran individu untuk tetap mempertahankan gigi aslinya.

3 Tinjauan Teoritis 1.1 Perawatan Endodontik Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal gigi manusia. Bidang studi dan prakteknya mencakup sains klinik dan sains dasar yang meliputi biologi jaringan pulpa normal, etiologi, diagnosis, pencegahan, dan perwatan dari penyakit serta cedera jaringan pulpa dan jaringan periapikal. 4 Tujuan perawatan endodontik yaitu menghilangkan bakteri dari saluran akar dan menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi setiap organisme yang tersisa untuk dapat bertahan hidup, menghilangkan penyakit pulpa, penyakit periapikal dan mempercepat pertumbuhan serta perbaikan kerusakan jarongan periodontal. 5, 6 Indikasi dari perawatan endodontik adalah 1) gigi dengan kelainan jaringan pulpa berupa pulpitis, nekrosis atau kelainan periapikal lainnya, 2) gigi tanpa kelainan jaringan pulpa dan jaringan periapikal sebagai tempat pasak bagi retensi restorasinya, 3) gigi yang dipertahankan untuk menyangga suatu overlay denture, 4) gigi yang akan dipreparasi sedemikian rupa yang melibatkan kamar pulpa. Sedangkan kontraindikasi dari perawatan endodontik adalah 1) gigi yang tidak dapat difungsikan dan direstorasi, 2) gigi dengan dukungan periodontal yang tidak memadai, 3) gigi dengan prognosis buruk, pasien tidak kooperatif atau pasien dengan kondisi tidak memungkinkan dilakukan perawatan, 4) pasien dengan kondisi mulut yang buruk dan gigi tidak dapat diperbaiki dalam jangka waktu yang tepat. 7 Tahap perawatan endodontik yang baik berpedoman kepada Triad Endodontik, yaitu pembukaan akses yang lurus, preparasi biomekanis saluran akar (pembersihan dan pembentukan saluran akar), dan obturasi. Langkah pertama untuk pembersihan dan pembentukan saluran akar adalah membuat jalan masuk yang benar ke kamar pulpa yang menghasilkan penetrasi garis lurus ke orifis saluran akar. Langkah selanjutnya adalah eksplorasi saluran akar, ekstirpasi jaringan pulpa yang masih tertinggal dan debridemen jaringan nekrotik serta verifikasi/pembuktian kedalaman instrumen. Langkah ini diikuti oleh instrumentasi, irigasi dan debridemen yang benar, serta disinfeksi saluran akar. Langkah terakhir adalah pengisian saluran akar yang sempurna, hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah berkembangnya mikroorganisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa melalui foramen

4 apikal karena dapat menjadi media bakteri, dan menciptakan lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhan jaringan. Keberhasilan perawatan saluran akar ini dipengaruhi oleh preparasi dan pengisian saluran akar yang baik, terutama pada bagian sepertiga apikal. Tindakan preparasi yang kurang bersih dan pengisian saluran akar yang kurang baik akan mengalami kegagalan perawatan, bahkan kegagalan perawatan 60% diakibatkan pengisian yang kurang baik. 8 Berikut merupakan ilustrasi dari prosedur perawatan endodontik yang dilakukan mulai dari tahap pembukaan akses sampai pengisian saluran akar. Dilanjutkan dengan pembuatan restorasi dowel crown. Gambar Error! No text of specified style in document..1 Tahap Perawatan Endodontik 1.2 Evaluasi Perawatan Endodontik Kesembuhan jaringan periapikal setelah perawatan endodontik pada kasus kelainan periapikal merupakan hasil yang diharapkan baik oleh pasien maupun operator. Kesembuhan pada hakekatnya merupakan pemulihan jaringan dari suatu struktur jaringan yang rusak oleh karena suatu penyakit kembali ke struktur semula sehingga jaringan tersebut dapat berfungsi seperti sediakala. Untuk melakukan penilaian kesembuhan jaringan periapikal yakni ada atau tidaknya pemulihan

5 jaringannya, diperlukan adanya suatu tolok ukur yang dapat digunakan untuk menyatakan sampai seberapa jauh kesembuhan itu dapat dicapai. Saat ini, pada umumnya ada tiga pendekatan yang digunakan untuk melakukan penilaian kesembuhan jaringan periapikal, yaitu pendekatan klinis, radiolografis, dan histologis Pemeriksaan Klinis Penilaian utama perawatan endodontik adalah tanda dan gejala klinis. Perawatan dikatakan berhasil apabila tidak ada nyeri dan gejala, namun penyakit tanpa gejala yang signifikan merupakan keadaan yang umum terjadi. 4 Kriteria klinis keberhasilan perawatan yang disusun oleh Bennet dan kawan-kawannya adalah : Ø Tidak adanya nyeri atau pembengkakan Ø Hilangnya saluran sinus Ø Tidak ada fungsi yang hilang Ø Tidak ada bukti kerusakan jaringan lunak termasuk tidak adanya sulkus yang dalam pada pemeriksaan dengan sonde periodontium Temuan Radiografis Evaluasi radiograf berperan dalam penilaian dasar dari suatu perawatan. Dengan interpretasi radiograf dapat dilaporkan tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu perawatan. 13 Tiga kriteria dalam hasil radiografis, yaitu: Ø Berhasil, jika tidak ada lesi apeks yang resorptif secara radiologis. Suatu lesi yang terdapat pada saat perawatan telah membaik atau tidak timbul lesi yang tidak ada saat perawatan. Keberhasilan benar-benar terjadi jika radiolusensi tidak berkembang atau hilang setelah interval 1-4 tahun. 4 Ø Gagal, jika kelainanya menetap atau berkembangnya suatu tanda penyakit yang jelas secara radiografis. Secara khusus, terdapat lesi radiolusen yang telah membesar, telah menjadi persisten atau telah berkembang mulai di saat perawatan. 4

6 Ø Meragukan, jika terdapat tanda-tanda yang mencerminkan ketidakpastian. Situasinya dapat memburuk atau membaik. Status meragukan ini akan dikatakan gagal apabila keadaan terus berlangsung hingga lebih dari satu tahun Temuan Histologis Sering sekali ditemukan kasus dengan prosedur perawatan terlihat berhasil secara klinis, namun secara histologis masih dapat ditemukan lesi. Hal ini yang harus diwaspadai untuk tidak berasumsi bahwa perawatan lesi periapikal akan selalu berhasil. 13 Secara histologis, perawatan yang berhasil ditandai dengan perbaikan struktur periapeks dan tidak adanya inflamasi. 4 Dapat disimpulkan bahwa perawatan saluran akar dikatakan berhasil apabila memenuhi 3 kriteria, yaitu: 1) gigi yang dirawat asimptomatik dan fungsional, 2) jaringan lunak normal dan berespon normal pada pemeriksaan manual, 3) gambar radiograf menunjukkan lamira dura yang normal. Sedangkan perawatan endodontik dikatakan gagal apabila memiliki kriteria sebagai berikut: 1) gigi yang dirawat simptomatik dan terlihat abnormal, 2) jaringan lunak berespon abnormal pada pemeriksaan manual, 3) Gambar radiograf menunjukkan tidak ada perbedaan pada saat sebelum dan sesudah perawatan; perawatan tidak dilakukan dengan sempurna, 4) ditemukan lesi periapikal setelah perawatan atau terdapat penambahan ukuran lesi dibandingkan sebelum perawatan Penyebab Kegagalan Perawatan Endodontik Penyebab kegagalan perawatan endodontik telah diklasifikasikan berbeda-beda oleh beberapa penulis. Grossman membagi penyebab tersebut menjadi 4 kategori: diagnosis buruk, prognosis buruk, kesulitan teknis dan kecerobohan dalam perawatan. Peneliti lain membuat daftar beberapa alternatif untuk diferensial diagnosis dari kegagalan perawatan endodontik. Singkatannya adalah POOR PAST, yaitu Perforation, Obturation, Overfill, Root canal missed, Periodontal disease, Another tooth, Split and Trauma.. Studi di Washington menyatakan bahwa penyebab kegagalan perawatan diklasifikasikan menjadi 3 grup besar. Kebocoran apikal, sebagai hasil dari obturasi yag tidak baik dan saluran akar yang tidak terisi, terhitung sebesar

7 63.5% dari kegagalan total. Kesalahan operator, seperti perforasi akar, pengisian saluran akar berlebih dan instrumen yang patah terjadi sebesar 14.5%. Kesalahan dalam pemilihan kasus dan perawatan kasus dengan resorpsi akar atau patologi periodontal, terjadi sebesar 22%. 14 Sheltzer menyatakan kegagalan endodontik disebabkan oleh sebagian besar faktor-faktor lokal yang berhubungan dengan prosedur perawatan saluran akar. Di dalam klasifikasinya, faktor lokal yang berhubugan dengan prosedur operatif termasuk infeksi, debridement yang buruk, pendarahan berlebih, iritasi mekanik dan kimia, pengisian saluran akar yang kurang baik, perforasi dan patah instrumen. Faktor lokal lainnya termasuk fraktur akar, lesi periapikal sebelum perawatan, korosi metal dan keterlibatan periodontal. 14 Dihadapkan dengan kegagalan endodontik, klinisi harus menemukan kemungkinan penyebab dari masalah tersebut sehingga dapat ditangani dengan baik. Kadang penyebab kegagalan dapat diidentifikasi dengan mudah, tapi di lain kasus juga sering didapati penyebab yang tidak terbukti. Biasanya itu merupakan kombinasi dari beberapa faktor penyebab kegagalan. Contohnya, kegagalan yang disebabkan oleh instrumentasi yang tidak sesuai, obturasi yang tidak adekuat pada saluran menggunakan silver cone atau produk corrosive cone. 14 Dalam penelitian yang dilakukan pada Rakcods Dental Clinic terhadap 128 pasien yang diindikasikan untuk perawatan ulang, penyebab kegagalan perawatan endodontik yang paling umum terjadi adalah obturasi yang inadekuat (43.8%), penutupan korona yang inadekuat (17.2%), pengisian saluran akar yang berlebih (15.6%), patah instrumen (17.2%) dan saluran akar yang tidak terisi (6.3%). 15 Tabel Error! No text of specified style in document..1 Penyebab Kegagalan Perawatan Endodontik Defek Frekuensi Persentase Pengisian Saluran Akar Inadekuat % Pengisian Saluran Akar Berlebih % Saluran Akar Tambahan/Salah Satu Saluran Akar Tidak Terisi 8 6.3% Patah Instrumen % Penutupan Korona Inadekuat % Total %

8 Berbagai prosedur yang berhubungan dengan perawatan saluran akar dapat dibagi menjadi tiga tahap perawatan: sebelum perawatan, saat perawatan, dan paska perawatan. Kegagalan endodontik dapat berhubungan dengan ketiga tahap perawatan tersebut, namun penyebab kegagalan perawatan yang paling sering ditemukan dihubungkan dengan dua tahap perawatan, yaitu penyebab saat perawatan dan penyebab paska perawatan Penyebab Saat Perawatan Prosedur operatif dalam perawatan endodontik ditujukan untuk memperoleh tujuan mekanis dan biologis, memastikan pembersihan yang menyeluruh dan pembentukan sistem saluran akar Tujuan mekanis berhubungan dengan preparasi kavitas endodontik. Preparasi kavitas endodontik memfasilitasi pembersihan saluran akar dan obturasi dalam 3 dimensi. Akses kavitas yang tidak baik dapat berupa under/overextended, mengakibatkan kegagalan dalam memperoleh outline design dari anatomi internal ruang pulpa. 14 Sedangkan, tujuan biologis mencakup pembuangan seluruh iritan dari saluan akar serta kontrol infeksi dan inflamasi saluran periapikal. Bersama dengan tujuan mekanis menjadikan suatu rangkaian terapi endodontik yang baik; pada saat saluran akar dibentuk, debri organik juga akan dibersihkan. 14 Untuk memperoleh tujuan mekanis dan biologis, prosedur operatif dalam perawatan endodontik harus dilakukan dengan cermat dan teliti karena pembersihan debri pulpa yang tertinggal dapat mengiritasi jaringan periapikal dan membahayakan perbaikan periapikal. Pada kenyataannya kesalahan operatif dalam perawatan meyebabkan sekitar 76% kegagalan perawatan dalam penelitian di Washington. Hal tersebut mengakibatkan kesalahan operatif menjadi penyebab utama dalam kegagalan perawatan endodontik. Berdasarkan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, kegagalan saat perawatan yang umum terjadi, yaitu: Pengisian Saluran Akar Inadekuat Pengisian saluran akar dipengaruhi oleh bahan pengisi dan teknik pengisiannya. Masalah yang sering ditimbulkan pada saat pengisian saluran akar adalah kesalahan dalam pemilihan bahan pengisi

9 dan teknik kondensasinya. Maka yang terjadi pengisian saluran akar tidak hermetis atau tidak sesuai dengan panjang kerja sehingga masih tersisa ruang yang dapat menjadi tempat kolonisasi dan infeksi ulang bakteri. 9, 17 Penyebab pengisian saluran akar yang tidak hermetis atau tidak sesuai dengan panjang kerja adalah anatomi alami yang ada di dalam saluran akar, birai yang terbentuk selama preparasi saluran akar, pelebaran yang tidak cukup, kon utama yang tidak pas, dan tekanan pemampatan yang tidak memadai. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan preparasi saluran akar yang baik, yaitu berbentuk corong yang halus Pengisian Saluran Akar Berlebih Pengisian saluran akar yang terlalu panjang akan merusak jaringan dan menimbulkan inflamasi jaringan. Ketidaknyamanan paska perawatan biasanya akan berlangsung beberapa hari. Penyebab hal ini biasanya merupakan instrumentasi berlebihan melewati foramen apikalis, resorpsi inflamasi, dan perkembangan akar yang tidak sempurna.pencegahan obturasi yang terlalu panjang dapat dilakukan dengan preparasi yang menguncup ke arah apeks disertai dengan adanya matriks apikal serta berilah tanda pada file terbesar dan kon utamanya Saluran Akar Tambahan atau Salah Satu Saluran Akar Tidak Terisi Saluran akar yang tidak terisi dapat menimbulkan masalah karena mungkin saja masih dapat ditemukan bakteri pada daerah tersebut. Bakteri yang tertinggal pada saluran akar akan berkembang biak ketika kontak dengan nutrisi melalui daerah periapikal atau kanal lateral sehingga bila dibiarkan dan tidak dirawat ulang, bakteri akan menginfeksi kembali saluran akar yang sudah dipreparasi dan dibersihkan sebelumnya. 17

10 Patah Instrumen Kurang lentur dan kurang kuatnya instrumen intrakanal digabung dengan cara penggunaan yang tidak tepat dapat berakibat patahnya instrumen tersebut. Instrumen yang sering menyebabkan kecelakaan ini adalah file dan reamer. File yang sudah berulangkali dipakai biasanya merupakan penyebab utama patahnya istrumen. Untuk mencegah hal ini terjadi, sifat fisik dan batas daya tahan instrumen terhadap stres harus dipahami, serta pelumasan yang berkesinambungan baik dengan larutan irigasi maupun pelumas harus dilakukan Penyebab paska Perawatan Paska perawatan endodontik dapat menyebabkan kegagalan endodontik atau menimbulkan lesi yang dapat diartikan sebagai kegagalan endodontik. Penyebab paska operatif itu termasuk trauma dan fraktur, keterlibatan nonendodontik, dan desain restorasi akhir yang buruk atau kurangnya restorasi. 14 Dari seluruh penyebab yang disebutkan diatas, penyebab yang paling sering ditemukan adalah desain restorasi yang buruk atau kurangnya restorasi, sehingga penutupan bagian korona gigi yang tidak baik karena restorasi yang tidak adekuat. Gigi paska perawatan saluran akar mempunyai sifat fisik yang berbeda dengan gigi vital, yaitu rentan terhadap fraktur karena struktur gigi yang hilang akibat karies atau prosedur perawatan. Restorasi paska perawatan saluran akar harus mempunyai retensi dan berfungsi, serta dapat melindungi sisa jaringan gigi terhadap fraktur dan mempunyai kerapatan (seal) yang baik. Apabila salah satu persyaratan tidak dipenuhi dapat menyebabkan lepasnya restorasi atau terjadinya fraktur pada gigi atau restorasi sehingga perawatan menjadi gagal. 4 Penelitian Ray dan Trope menyatakan bahwa kualitas restorasi pada mahkota gigi yang dirawat saluran akarnya lebih penting dibandingkan dengan kualitas dari pengisian saluran akar itu sendiri. Melalui hasil gambaran radiografi, mereka menyimpulkan bahwa ketika prosedur perawatan saluran akar berjalan dengan buruk sedangkan prosedur pembuatan restorasi pada mahkota dilakukan dengan baik menghasilkan presentase tingkat keberhasilan sekitar 67,6%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan presentase tingkat keberhasilan perawatan saluran akar dimana prosedur perawatannya

11 berjalan dengan baik sedangkan prosedur restorasi pada mahkotanya yang buruk, yaitu sekitar 44.1% , Perawatan Ulang Endodontik Pengetahuan tentang penyebab kegagalan perawatan endodontik dapat memfasilitasi pillihan perawatan yang tepat untuk dilakukan. 21 Kasus kegagalan perawatan endodontik dapat ditangani dengan 2 cara, yaitu dengan perawatan ulang atau bedah endodontik 14 Bedah endodontik diindikasikan apabila perawatan ulang endodontik sudah tidak dapat dilakukan, seperti halnya pada kasus yang tidak mungkin dilakukan perawatan ulang (patah instrumen, terdapat birai (ledge), terdapat penyumbatan, terdapat material pengisi yang tidak dapat dikeluarkan, dll), kegagalan dalam prosedur perawatan ulang, prognosis perawatan ulang tidak baik, dan diperlukannya biopsi. 21 Bedah endodontik meliputi ekstraksi gigi, reseksi atau hemiseksi akar. Semua tindakan bedah memiliki tujuan untuk menghilangkan gigi yang mengalami gagal perawatan atau akar gigi yang sudah tidak dapat dirawat. Bedah endodontik juga digunakan untuk memperbaiki kegagalan endodontik dengan kuretase, apikoektomi dan retrofilling (pengisian saluran akar yang kurang) saluran akar. 14 Infeksi periradikuler yang persisten merupakan salah satu penyebab yang paling sering ditemukan pada kasus kegagalan perawatan endodontik, hal ini dapat diatasi dengan cara perawatan ulang saluran akar. Kontrol infeksi dan pencegahan infeksi sangat penting dilakukan untuk kesuksesan perawatan ulang endodontik; asepsis, preparasi kemomekanik yang sempurna dengan menggunakan irigasi antimikrobial, medikasi intrakanal, pengisian saluran akar yang adekuat, penututpan (restorasi) korona yang baik. Jika hal tersebut dilakukan, tingkat keberhasilan perawatan ulang dapat mencapai sekitar 2/3 kasus. Perawatan ulang endodontik bervariasi. Tujuan dari setiap terapi sama, tetapi kenyataan bahwa gigi yang dirawat sebelumnya tidak berhasil menimbulkan beberapa pertimbangan, yaitu: 1) gigi yang membutuhkan perawatan ulang biasanya sudah pernah di restorasi kemudian restorasi tersebut rusak dan membentuk akses ke dalam saluran akar, 2) keberhasilan perawatan gigi dengan pengisian saluran akar yang kurang baik tidak selalu berhasil, 3) dalam perawatan ulang faktor iaotrogenik juga memiliki pengaruh, 4) prognosis untuk perawatan ulang akan lebih buruk jika

12 dibandingkan dengan perawatan primer. Pertimbangan ini memunculkan kesadaran tentang perlunya mengulangi perawatan. 14 Semua pertimbangan ini menyulitkan interpretasi subyektif dalam proses seleksi kasus, sehingga dapat ditemukan variasi pendapat dokter tentang pengobatan kegagalan endodontik. Ketika dokter gigi umum ditanya dalam sebuah survey tentang perawatan untuk kegagalan perawatan endodontik spesifik, rencana perawatan yang didapat bervariasi mulai dari tidak dilakukan perawatan sampai ekstraksi. Maka perlu ditetapkan kriteria yang lebih tegas untuk pemilihan kasus kegagalan endodontik. 14 Beberapa tahun belakangan, perawatan ulang saluran akar telah terhitung meningkat dalam prosesur perawatan endodontik. Utamanya, dikarenakan oleh pengembangan kriteria seleksi kasus, pedoman untuk perencanaan pengobatan endodontik, dan pengenalan teknik-teknik khusus untuk memfasilitasi perawatan ulang. 14 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa kartu status kesehatan gigi di RSGMP FKG UI tahun Pengumpulan data dilakukan selama 5 bulan dari bulan Mei-September Berdasarkan observasi, didapatkan total pasien endodontik sebanyak orang dengan jumlah kasus sebanyak kasus. Dari pasien tersebut hanya didapatkan 264 pasien yang membutuhkan perawatan ulang endodontik dengan jumlah kasus sebanyak 289 kasus. Sisanya, perawatan endodontik yang telah berhasil dilakukan yaitu sebanyak kasus. Maka berdasarkan presentase, keberhasilan perawatan di RSKGM FKG UI mencapai 95,6%, sisanya yaitu 4,4% membutuhkan perawatan ulang. Tabel Error! No text of specified style in document..2 Tabel Distribusi Frekuensi Perawatan Ulang Endodontik Pasien yang Datang ke RSKGM FKG UI tahun Jenis Perawatan Jumlah Pasien Frekuensi Kasus Presentase Diulang % Berhasil % Total % Berdasarkan tabel 5.2, kebutuhan perawatan ulang endodontik dapat dikatakan cenderung meningkat setiap tahunnya walaupun terdapat penurunan pada tahun Puncak kebutuhan perawatan ulang endodontik tertinggi ada pada tahun 2013, yaitu sebanyak 88

13 pasien dengan total kasus sebanyak 96 kasus. Rincian data dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut. Gambar Error! No text of specified style in document..2 Diagram Jumlah Pasien dan Jumlah Kasus Perawatan Endodontik di RSKGM FKG UI Setiap Tahun ( ) Selanjutnya dari 264 pasien dengan kebutuhan perawatan ulang endodontik, dibuat pola penyebaran kebutuhan perawatan ulang endodontik berdasarkan etiologi di RSGMP FKG UI tahun Tabel dibawah ini akan menyajikan pola penyebaran etiologi dengan diagnosis kebutuhan perawatan ulang endodontik. Tabel Error! No text of specified style in document..3 Tabel Distribusi Perawatan Ulang Endodontik Berdasarkan Etiologi pada Pasien yang Datang ke RSKGM FKG UI tahun Tahun Pengisian Saluran Akar Inadekuat Pengisian Saluran Akar Berlebih Etiologi Saluran Akar Tambahan/Salah Satu Saluran Akar Tidak Terisi Patah Instrumen Penutupan Korona Inadekuat Total Frekuensi Persentase 62% 7% 3% 0% 28%

14 Berdasarkan tabel 5.3 terlihat pada tahun pengisian saluran akar inadekuat menjadi etiologi perawatan ulang endodontik yang paling sering ditemukan. Sedangkan etiologi perawatan ulang yang diakibatkan oleh patahnya instrumen sama sekali tidak ditemukan. Selanjutnya, perawatan ulang yang disebabkan oleh penutupan korona inadekuat paling sering ditemukan pada tahun Hal yang serupa terjadi pada penyabab perawatan ulang yang disebabkan oleh pengisian saluran akar berlebih. Sedangkan saluran akar tambahan atau salah saluran akar tidak terisi menjadi penyebab kegagalan perawatan yang paling sering ditemukan pada tahun Jika dilihat secara keseluruhan dari tahun 2009 hingga 2013, etiologi perawatan ulang endodontik yang paling banyak ditemukan pada data rekam medik pasien RSKGM FKG UI adalah pengisian saluran akar inadekuat, yaitu sebesar 179 kasus (62%). Diikuti oleh penutupan korona yang inadekuat pada posisi kedua sebesar 82 kasus (28%). Selanjutnya adalah pengisian saluran akar berlebih sebanyak 21 kasus (7%) dan saluran akar tambahan atau salah satu saluran akar yang tidak terisi sebanyak 7 kasus (3%). Terakhir, tidak ditemukan perawatan ulang yang disebabkan oleh perforasi. Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan observasi rekam medik kesehatan gigi dan mulut pada pasien yang datang ke RSKGM FKGUI tahun , khususnya yang membutuhkan perawatan ulang endodontik. Data penelitian ini diambil dari data rekam medik pasien selama 5 tahun terakhir karena menyesuaikan dengan Program Pembangunan Pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan yang berlangsung selama 5 tahun. Dalam proses penulisan penelitian ini, peneliti diharuskan untuk mencari secara manual rekam medik yang sesuai dengan penelitian dikarenakan sistem penyimpanan rekam medik pasien di RSKGM FKG UI belum menggunakan sistem Elctronic Medical Record. Selain itu, tidak semua data rekam medik pasien diisi dengan lengkap oleh operator sehingga penulis dituntut agar lebih cermat dalam menyeleksi rekam medik dengan data lengkap dan termasuk ke dalam kriteria inklusi penelitian. Dari data penelitian ini diketahui prevalensi kebutuhan perawatan ulang endodontik sebanyak 289 kasus dari kasus (tabel 4.1). Jika dibuat perhitungan dalam presentase, maka kebutuhan perawatan ulang yang ditemukan pada data rekam medik pasien RSKGM FKG UI tahun sebesar 4.4% (tabel 4.1). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

15 kegagalan perawatan endodontik yang ada di RSKGM FKG UI lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian Washington yang menyatakan bahwa keberhasilan perawatan endodontik mencapai 90-95%. Sehingga kebutuhan perawatan ulang endodontik mecapai 5-10% dengan penyebab yang melibatkan banyak faktor. 4 Pada penelitian ini, peneliti tidak hanya melihat jumlah keseluruhan kasus perawatan ulang selama 5 tahun namun juga melihat perkembangan kasus setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan peneliti ingin membuktikan kesesuaian hasil penelitian dengan pendapat Cohen dkk, dalam bukunya yang berjudul Pathways of The Pulp bahwa kebutuhan perawatan ulang endodontik mengalami peningkatan setiap tahunnya disebabkan oleh banyak faktor. Sesuai dengan literatur tersebut, hasil penelitian di RSKGM FKG UI menunjukkan bahwa kebutuhan perawatan ulang endodontik dapat dikatakan cenderung meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah kasus perawatan ulang endodontik terjadi dikarenakan kurangnya keterampilan dan pemahaman operator terhadap pedoman perawatan endodontik, yaitu triad endodontik yang mencakup pembukaan akses yang lurus, preparasi biomekanis saluran akar (pembersihan dan pembentukan saluran akar), dan obturasi yang sempurna. Selain itu, peningkatan jumlah kasus perawatan ulang juga dapat disebabkan karena kurangnya perhatian pada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan perawatan endodontik. 4 Faktor pertama yang perlu diperhatikan adalah faktor patologis, sebelum perawatan maupun pada saat dilakukan perawatan endodontik operator harus memperhatikan keberadaan lesi di jaringan pulpa dan lesi periapikal serta ada atau tidaknya resorpsi internal maupun eksternal. 4, 8, 9 Selain itu, faktor individu berupa motivasi, usia, dan keadaan kesehatan umum penderita sangat penting diperhatikan dalam pelaksanaan perawatan endodontik. Ketika usia penderita sudah lanjut usia dengan kesehatan umum buruk dan disertai motivasi yang rendah (kurang perhatian dengan kesehatan gigi dan mulutnya) maka resiko perawatan endodontik akan buruk. 4 Selanjutnya, faktor perawatan mencakup operator yang menangani kasus harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan semua prosedur perawatan saluran akar. Selain itu, pemilihan teknik preparasi saluran akar dan pengisian saluran akar yang baik juga perlu diperhatikan. 4, 9, 23 Faktor selanjutnya adalah faktor anatomis gigi normal dan variasiasinya, hal yang perlu diperhatikan mulai dari bentuk saluran akar gigi, jenis gigi yang akan di rawat dan saluran akar tambahan seperti lateral canal yang dapat menjadi jalur masuk bakteri yang tidak diperkirakan operator sebelumnya. 4, 11 Faktor terakhir adalah kecelakaan prosedural seperti terbentuknya birai, perforasi lateral dan fraktur akar vertikal dapat mempengaruhi hasil akhir perawatan saluran akar. Maka

16 semua prosedur perawatan saluran akar harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi kesalahan. 4 Berdasarkan data yang telah diperoleh, penyebab perawatan ulang endodontik yang paling banyak ditemukan di dalam penelitian ini adalah pengisian saluran akar inadekuat, yaitu sebesar 179 kasus (62%). Diikuti oleh penutupan korona inadekuat pada posisi kedua sebesar 82 kasus (28%). Selanjutnya adalah pengisian saluran akar belebih sebanyak 21 kasus (7%) dan saluran akar tambahan atau salah satu saluran akar yang tidak terisi sebanyak 7 kasus (3%). Keadaan ini menunjukkan bahwa penyebab kasus perawatan ulang endodontik pada saat perawatan lebih banyak dibandingkan dengan penyebab perawatan ulang paska perawatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Washington yang menyatakan bahwa kesalahan operatif dalam perawatan meyebabkan sekitar 76% kegagalan perawatan. 9 Selain penelitian Washington, penelitian yang dilakukan pada Rakcods Dental Clinic (POADJ) juga membuktikan bahwa kesalahan pada saat perawatan lebih sering terjadi, diurutkan dari kasus yang paling sering ditemukan hingga yang paling jarang ditemukan yaitu pengisian saluran akar inadekuat (43,8%), penutupan korona yang inadekuat (17,2%), patah instrumen (17,2%), pengisian saluran akar yang berlebih (15,6%), dan saluran akar tambahan atau salah satu saluran akar yang tidak terisi (6,3%). 15 Terdapat perbedaan antara penelitian yang dilakukan di RSGMP FKG UI tahun dengan penelitian yang dilakukan di Rakcods Dental Clinic. Pada kenyataannya, penelitian yang dilakukan di RSKGM FKG UI sama sekali tidak ditemukan adanya kasus perawatan ulang yang disebabkan oleh perforasi. Sesuai dengan pendapat Nisha Garg dkk, hal ini dapat dikaitkan dengan usaha pencegahan yang dilakukan oleh operator yaitu, mengevaluasi dan mempelajari anatomi dari saluran akar gigi yang akan dirawat, menggunakan file atau instrumen endodontik yang kecil dan fleksibel pada saluran akar yang melengkung, menentukan panjang kerja dan mempertahankan instrumen dalam batas panjang kerja yang telah ditentukan, menggunakan teknik pengisian antikurvatur pada saluran akar yang melengkung, meminimalisasikan penggunaan Gates-Glidden terlalu dalam atau terlalu lebar khususnya pada saluran akar yang melengkung serta menghindari penggunaan chelating agents berlebih dan pengunaan instrumen yang terlalu besar dan kaku. 24 Penyebab perawatan ulang endodontik yang paling sering terjadi di RSKGM FKG UI pada tahun adalah pengisian saluran akar inadekuat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Misri Khan dkk, sekarang ini kualitas pengisian saluran akar yang dinilai dari gambaran radiograf menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan perawatan endodontik yang penting untuk diperhatikan karena dapat menentukan prognosis perawatan. 23 Pengisian

17 saluran akar yang tidak hermetis atau kurang dari panjang kerja berarti masih ditemukannya ruang kosong dan masih ditemukannya mikroorganisme penyebab penyakit yang tertinggal di saluran akar. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan operator dalam memilih teknik preparasi saluran akar dan pengisian saluran akar. Tindakan preparasi yang kurang bersih dan pengisian saluran akar yang tidak sempurna akan menyebabkan kegagalan perawatan, bahkan 60% kegagalan perawatan diakibatkan pengisian yang kurang baik. 8 Sesuai dengan pendapat Cohen & Burn, 1mm ruang kosong yang ada pada saluran akar dapat menjadi tempat berkembang biaknya streptokokus. 14 Literatur menunjukkan bahwa kurangnya 1mm panjang kerja dapat meningkatkan kemungkinan kegagalan endodontik sebesar 14% pada gigi dengan periodontis apikal. 23 Kegagalan restorasi menjadi penyebab perawatan ulang endodontik kedua terbanyak setelah pengisian saluran akar inadekuat. Penelitian Ray & Trope manyatakan bahwa kualitas restorasi pada mahkota gigi yang dirawat saluran akarnya lebih penting dibandingkan dengan kualitas dari pengisian saluran akar itu sendiri. Menurut Walton & Torabinejad dalam buku prinsip dan praktikum ilmu endodonsi, berdasarkan penelitian klinis kegagalan restorasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang yang paling sering ditemukan ialah kebocoran tepi restorasi yang dapat terjadi karena hubungan antara gigi dan restorasi tidak harmonis dikaitkan dengan kualitas restorasi yang buruk atau restorasi yang tidak mencapai tepi ginggiva dengan baik. Dampak yang paling ringan dari kebocoran tepi ini adalah terjadinya karies sekunder yang dapat berlanjut ke dasar kavitas dan melarutkan semen sehingga akan mencapai daerah apeks. 4, 24 Selain itu, faktor selanjutnya adalah pemilihan jenis restorasi juga harus sesuai dengan kondisi sisa jaringan gigi dan posisinya. Struktur restorasi disesuaikan dengan sisa jaringan gigi agar dapat mencegah gigi fraktur atau dicabut. Sedangkan bentuk restorasi yang inadekuat misalnya penggunaan pasak, pasak berulir, dan pasak diameternya 4, 10 terlalu besar juga sangat berhubungan dengan retensi dan kebocoran tepi restorasi. Penyebab perawatan ulang endodontik selanjutnya yang sering terjadi adalah pengisian saluran akar yang berlebih, hal ini umumnya dapat dilihat dari gambaran radiografi berupa perpanjangan isi saluran akar hingga melebihi apeks. Menurut penelitian yang dilakuakan oleh Dr. Sadashiv Daokar dkk, pengisian saluran akar yang berlebih dapat disebabkan oleh kegagalan dalam menentukan lokasi yang tepat dari foramen apikal dan ketiadaan apical stop pada gigi dewasa, kesalahan dalam memilih master cone, dan apikal yang terbuka. Hal ini harus dihindari untuk keberhasilan perawatan endodontik. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan perawatan tertinggi diperoleh ketika isi saluran akar berakhir pada 1-2mm dari apeks. 13

18 Saluran akar tambahan atau salah satu saluran akar yang tidak terisi merupakan penyebab yang paling jarang ditemukan di RSKGM FKG UI pada tahun Saluran akar ini berisikan jaringan yang mengandung bakteri dan iritan lainnya yang dapat berkontribusi pada penyebaran penyakit sehingga dapat meningkatkan kasus kegagalan perawatan endodontik. Menurut Naisha Garg dkk, hal ini umum terjadi pada gigi premolar dan molar dan penyebab saluran akar yang tidak terisi yaitu kurangnya pengetahuan tentang anatomi saluran akar dan variasinya serta preparasi akses yang inadekuat. 15, 24 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian terhadap 289 kasus perawatan ulang di RSKGM FKG UI, etiologi perawatan ulang endodontik yang paling sering terjadi adalah pengisian saluran akar inadekuat sebesar 62%. Sedangkan etiologi yang paling jarang terjadi adalah akar tambahan atau salah satu saluran akar yang tidak terisi sebesar 3%. Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini antara lain diharapkan peneliti selanjutnya sebaiknya menambah variabel yang dapat diteliti sehingga penelitian di kemudian hari akan lebih akurat dan lengkap. Selain itu, penelitian dapat dilakukan dengan periode waktu yang lebih panjang agar data yang didapat lebih valid, dan dapat dilakukan di rumah sakit khusus gigi dan mulut di universitas lain agar dapat dijadikan sebagai data pembanding. Daftar Referensi 1. Anggita PS. Pengaruh Status Diabetes Melitus Terhadap Derajat Karies Gigi. Jurnal Media Medika Muda 2010;1: Agtini MD. Pola Status Kesehatan Gigi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Tahun Media Peneliti dan Pengembang Kesehatan 2009;XIX(3): Gregory K. An D, MPH, Boris Zats, DDS FADSA, and Marc Kunin, DDS, MA. Orbital, Mediastinal, and Cervicofacial Subcutaneous Emphysema after Endodontic Retreatment of Mandibular Premolar: A Case Report. American Association of Endodontist 2014;40(6): Walton RaT, M. Principles and Practice of Endodontics. 2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co.; 1996

19 5. Mohammad YZ. Sodium Hpochlorite in Endodontics: An Update Review. International Dental Journal 2008;58: Bence R. Buku Pedoman Endodontik Klinik. 1 ed. Jakarta: UI-PRESS; Endodontology ESo. Quality Guidelines for Endodontic Treatment:Cosensus Report of The European Society of Endonotology. International Endodontic Journal 2006;39: Ingle JLB, L.K.. Endodontics. 5th ed. Hamilton: B.C. Decker; Ingle JLB, L.K.. Endodontics. Philadelphia: Lea & Febiger; Guttman JL. Problem Solving in Endodontics, Prevention, identification and management. 2nd ed. St louis: Mosby Year Book.; Grossman LI, Oliet, S. and Del Rio, C.E. Endodontics Practice. 11th ed. Philadelphia: Lea & febiger; Hill RB LM. Principles of Pathobiology. 3 ed. New York, Oxford: Oxford University Press Dr. Sadashiv Daokar DAK. Endodontic Failures-A Review. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS) 2013;4(5): Cohen SaB, R.C. Pathway of the pulp. 6th ed. St. Louis Mosby; Osama Khattak B, FCPS, Ebadullah Raidullah BDS, Arvin Singh Kohli, BDS. Cross Sectional Study od Endodontic Failures In Patients Reporting at Rakcods Dental Clinic. Pakistan Oral & Dental Journal 2014;34(1): Weine FS. Endodontics Theraphy. 5th ed. St. Louis Mosby Year Book. Inc; Mohammad Hammad M, Alison Qualtrough, PhD, and Nick Silikas, PhD. Evaluation of Root Canal Obturation: A Three-dimensional In Vitro Study. Journal of Endodontic 2009: Eng YA. Coronal Seal VS Apical Seal-Which is important? endodon Bull 2001;12: McLean A. Predictably Restoring Endodontically Treated Teeth. J Can Dent Assoc 1998;64: Helling I GC, Slutzky H, Kopolovic K, Zalkind M, Goldberg IS. Endodontic Failure by Inadequate Restorative Procedures:Review and Treatment Recommendations. J Prosthet Dent 2002;87(674). 21. Jr JFS. Aetiology of root canal treatment failure: why well-treated teeth can fail. International Endodontic Journal 2001;34: Hanan Abdul Ghafour Balto BDS, M.Sc.; Ebtissam Mohammed Al-Madi, B.D.S., M.Sc. A Comparison of Retreatment Decisions Among General Dental Practitioners and Endodontists. Journal of Dental Education 2008;68(8): MISRI KHAN BP, MCPS (Pak), KHALID REHMAN, BDS (Pesh), MSc (UK), MOHAMMAD SALEEM, BDS (Pesh), MCPS (Pak). Causes of Endodontic Treatment Failure A Study. Pakistan Oral & Dental Journal 2010;30(1): Garg NGA. Textbook of Endodontics. 3rd ed: McGraw-Hill; p

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK Dokter gigi saat merawat endodontik membutuhkan pengetahuan tentang anatomi dari gigi yang akan dirawat dan kondisi jaringan gigi setelah perawatan

Lebih terperinci

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal Penyakit pulpa dan periapikal Kondisi normal Sebuah gigi yang normal bersifat (a) asimptomatik dan menunjukkan (b) respon ringan sampai moderat yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu endodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan jaringan periapikal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa BAB IV PEMBAHASAN Menurut Roberson (2006) tujuan dari restorasi adalah membentuk gigi seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa restorasi setelah perawatan endodontik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Pedersen, 1966). Selama melakukan prosedur pencabutan gigi sering ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Pedersen, 1966). Selama melakukan prosedur pencabutan gigi sering ditemukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Odontektomi atau pencabutan gigi dengan pembedahan merupakan tindakan pembedahan yang sering dilakukan oleh spesialis bedah mulut (Rahayu, 2014). Pencabutan gigi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pasien dihadapkan pada dua pilihan ketika mengalami sakit gigi yang terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa ini, pasien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi keberhasilan perawatan kaping pulpa direk dengan bahan kalsium hidroksida hard setting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering dilakukan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan endodontik yang bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar adalah tindakan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa terinfeksi dan membentuk

Lebih terperinci

KEDARURATAN ENDODONSIA. Dwi Kartika Apriyono Bagian Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

KEDARURATAN ENDODONSIA. Dwi Kartika Apriyono Bagian Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember KEDARURATAN ENDODONSIA Dwi Kartika Apriyono Bagian Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Abstract Emergency case in endodontic treatments need accuracy diagnostic and treatment

Lebih terperinci

Kuretase Periapikal Pada Gigi Insisivus Lateralis Kanan Atas Dengan Nekrosis Pulpa, Disertai Lesi Periapikal

Kuretase Periapikal Pada Gigi Insisivus Lateralis Kanan Atas Dengan Nekrosis Pulpa, Disertai Lesi Periapikal Kuretase Periapikal Pada Gigi Insisivus Lateralis Kanan Atas Dengan Nekrosis Pulpa, Disertai Lesi Periapikal Periapical Curretage On The Right Maxilla Incisivus Lateralis Pulp Necrosis, with Periapical

Lebih terperinci

ENDODONTIC-EMERGENCIES

ENDODONTIC-EMERGENCIES ENDODONTIC-EMERGENCIES (Keadaan darurat endodontik) Keadaan darurat adalah masalah yang perlu diperhatikan pasien, dokter gigi dan stafnya. Biasanya dikaitkan dengan nyeri atau pembengkakan dan memerlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan di RSGM UMY mengenai evaluasi klinis keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida tipe hard setting.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga 13 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. infeksi dan menutup sistem saluran akar dengan rapat. Perawatan saluran akar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. infeksi dan menutup sistem saluran akar dengan rapat. Perawatan saluran akar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar merupakan suatu prosedur perawatan dalam sistem saluran akar untuk mempertahankan gigi yang bebas infeksi agar dapat berfungsi kembali. Tujuan

Lebih terperinci

Jenny Krisnawaty dkk: Apeksifikasi gigi permanen muda insisivus pertama kiri atas yang non-vital

Jenny Krisnawaty dkk: Apeksifikasi gigi permanen muda insisivus pertama kiri atas yang non-vital Jenny Krisnawaty dkk: Apeksifikasi gigi permanen muda insisivus pertama kiri atas yang non-vital 119 Perawatan apeksifikasi pada gigi permanen muda insisivus pertama kiri atas yang non-vital Apexification

Lebih terperinci

Perawatan endodontik pada kasus periodontitis apikalis kronis

Perawatan endodontik pada kasus periodontitis apikalis kronis Vol. 63, No. 3, September-Desember 2014 Hal. 99-103 ISSN 0024-9548 Perawatan endodontik pada kasus periodontitis apikalis kronis (Endodontic treatment on chronis apical periodontitis case) Sari Dewiyani

Lebih terperinci

Distribusi Penyakit Periapikal berdasarkan Etiologi dan Klasifikasi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Tahun

Distribusi Penyakit Periapikal berdasarkan Etiologi dan Klasifikasi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Tahun Distribusi Penyakit Periapikal berdasarkan Etiologi dan Klasifikasi di RSKGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Tahun 2009-2013 Anka Aliya Matriani*, Kamizar, Munyati Usman Departement of Conservative

Lebih terperinci

BAHAN MEDIKAMEN DISINFEKSI SALURAN AKAR

BAHAN MEDIKAMEN DISINFEKSI SALURAN AKAR BAHAN MEDIKAMEN DISINFEKSI SALURAN AKAR Disinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai, pembersihan

Lebih terperinci

Perawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46

Perawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46 Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. suatu infeksi ulang (Namrata dkk., 2011). Invasi mikroorganisme terjadi melalui

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. suatu infeksi ulang (Namrata dkk., 2011). Invasi mikroorganisme terjadi melalui I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keberhasilan perawatan saluran akar bergantung pada teknik dan kualitas instrumentasi, irigasi, disinfeksi dan obturasi tiga dimensi pada sistem saluran akar.

Lebih terperinci

PERAWATAN ULANG SALURAN AKAR AKIBAT LEPASNYA RESTORASI Laporan Kasus

PERAWATAN ULANG SALURAN AKAR AKIBAT LEPASNYA RESTORASI Laporan Kasus PERAWATAN ULANG SALURAN AKAR AKIBAT LEPASNYA RESTORASI Laporan Kasus Estina Sisthaningsih, Endang Suprastiwi Dep. Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Re-root canal treatment

Lebih terperinci

BPM BLOK BUKU PANDUAN MAHASISWA ENDODONSIA DAN METODOLOGI PENELITIAN SEMESTER III TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

BPM BLOK BUKU PANDUAN MAHASISWA ENDODONSIA DAN METODOLOGI PENELITIAN SEMESTER III TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI BPM BUKU PANDUAN MAHASISWA ENDODONSIA DAN METODOLOGI PENELITIAN SEMESTER III TAHUN AKADEMIK 2012-2013 BLOK 2.3.6 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 BUKU PANDUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut, sehingga fungsi dalam lengkung gigi dapat terjaga dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar terbagi menjadi tiga tahapan utama yang disebut Triad Endodontic yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar terbagi menjadi tiga tahapan utama yang disebut Triad Endodontic yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan saluran akar merupakan upaya untuk mempertahankan gigi yang telah mengalami infeksi pulpa atau periapeks agar berada selama mungkin di dalam rongga mulut dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang menyebabkan infeksi pada jaringan pulpa gigi dan jaringan periapikal. Perawatan saluran akar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara observasional deskriptif dengan cara pengamatan terhadap hasil radiografi pasien yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan endodontik merupakan perawatan pada bagian pulpa gigi dengan tujuan mempertahankan gigi vital atau gigi non vital dalam lengkung gigi (Bakar, 2012). Perawatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap 540 kasus perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida melalui hasil radiografi periapikal pasien yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Menurut American Dental Association (ADA), fraktur dapat diartikan sebagai pecahnya satu bagian, terutama dari struktur tulang, atau patahnya gigi. Akar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang BAB 2 EKSTRAKSI GIGI 2.1 Defenisi Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang alveolar. Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan bagian terpenting dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa vital,

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Likky Tiara Alphianti 1 1

Abstrak. Abstract. Likky Tiara Alphianti 1 1 52 Likky Tiara Alphianti Perawatan Apeksifikasi dengan Pasta Kalsium Hidroksida: Evaluasi Selama 12 Bulan (Laporan Kasus) Perawatan Apeksifikasi dengan Pasta Kalsium Hidroksida: Evaluasi Selama 12 Bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang meliputi preparasi saluran akar (cleaning and shaping), sterilisasi saluran akar (sterilization)

Lebih terperinci

Novitasari et al, Frekuensi Kegagalan Pengisian Saluran Akar dengan Teknik Preparasi Step Back.

Novitasari et al, Frekuensi Kegagalan Pengisian Saluran Akar dengan Teknik Preparasi Step Back. Frekuensi Kegagalan Pengisian Saluran Akar dengan Teknik Preparasi Step Back pada Gigi Berakar Ganda di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember 0-06 (The Frequency of Failure Root Canal Filling with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah apeks atau ujung akar gigi. Penyakit periapikal dapat berawal dari infeksi pulpa.

Lebih terperinci

Bedah endodontik suatu pendekatan konservatif dalam penanggulangan kista yang lebih dari 2/3 panjang saluran akar gigi anterior

Bedah endodontik suatu pendekatan konservatif dalam penanggulangan kista yang lebih dari 2/3 panjang saluran akar gigi anterior Bedah endodontik suatu pendekatan konservatif dalam penanggulangan kista yang lebih dari 2/3 panjang saluran akar gigi anterior Laili Aznur Bagian UPF Gigi dan Mulut RSUP Hasan Sadikin Bandung ABSTRACT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu dicabut. Proses perawatan saluran akar meliputi preparasi biomekanis,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu dicabut. Proses perawatan saluran akar meliputi preparasi biomekanis, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar bertujuan menyelamatkan gigi yang sudah rusak sehingga memungkinkan struktur gigi yang tersisa untuk berfungsi dan gigi tidak perlu dicabut.

Lebih terperinci

BPM BLOK 2.4.8K BUKU PANDUAN MAHASISWA ENDODONSIA DAN METODOLOGI PENELITIAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BPM BLOK 2.4.8K BUKU PANDUAN MAHASISWA ENDODONSIA DAN METODOLOGI PENELITIAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2015/2016 BPM BUKU PANDUAN MAHASISWA ENDODONSIA DAN METODOLOGI PENELITIAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2015/2016 BLOK 2.4.8K FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 BUKU PANDUAN MAHASISWA BLOK 2.4.8K ENDODONSIA

Lebih terperinci

ribbon-shaped yang memutar 180 o dimulai dari mesial (mesiobukal dan atau mesiolingual) melintasi daerah bukal dan berakhir di distal. Sering ditemuka

ribbon-shaped yang memutar 180 o dimulai dari mesial (mesiobukal dan atau mesiolingual) melintasi daerah bukal dan berakhir di distal. Sering ditemuka PERAWATAN SALURAN AKAR PADA GIGI MOLAR 2 MANDIBULAR DENGAN KONFIGURASI C-SHAPED (Laporan Kasus ) Endang Suprastiwi,Estina Sisthaningsih. FKG-UI Konfigurasi C-shape Ditemukan oleh Cooke dan Cox. Potongan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ILMU KONSERVASI GIGI IV (KGK 461) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA JOGJAKARTA 2004 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi yang paling sering dilakukan adalah ekstraksi atau pencabutan gigi. 1 Ekstraksi gigi merupakan bagian paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mempertahankan gigi dalam rongga mulut semakin meningkat, sehingga perawatan saluran akar semakin popular (Widodo, 2008). Perawatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debridemen secara mekanik dan kimiawi merupakan bagian penting dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme beserta produknya serta

Lebih terperinci

MENCARI DAN MENEMUKAN ORIFIS SALURAN AKAR YANG TERSEMBUNYI DALAM PERAWATAN SALURAN AKAR MERUPAKAN TANTANGAN BESAR DALAM PRAKTEK DOKTER GIGI

MENCARI DAN MENEMUKAN ORIFIS SALURAN AKAR YANG TERSEMBUNYI DALAM PERAWATAN SALURAN AKAR MERUPAKAN TANTANGAN BESAR DALAM PRAKTEK DOKTER GIGI MENCARI DAN MENEMUKAN ORIFIS SALURAN AKAR YANG TERSEMBUNYI DALAM PERAWATAN SALURAN AKAR MERUPAKAN TANTANGAN BESAR DALAM PRAKTEK DOKTER GIGI (Case report video live) Harry Huiz Peeters Dokter gigi praktek

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PENGISIAN SALURAN AKAR DENGAN KEBERHASILAN PERAWATAN SALURAN AKAR

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PENGISIAN SALURAN AKAR DENGAN KEBERHASILAN PERAWATAN SALURAN AKAR HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PENGISIAN SALURAN AKAR DENGAN KEBERHASILAN PERAWATAN SALURAN AKAR Putu Ratna Kusumadewi Giri Bagian Ilmu Konservasi Gigi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan sisa jaringan nekrotik, mikroorganisme dan produk lain sehingga menciptakan kondisi yang menguntungkan

Lebih terperinci

Klasifikasi karies. Pulpotomi

Klasifikasi karies. Pulpotomi Klasifikasi karies Menurut ICDAS, karies diklasifikasikan : D1, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat kering2. D2, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat basah3. D3, karies mencapai email4.

Lebih terperinci

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik 11/18/2010 1 PERAWATAN INISIAL Perawatan Fase I Perawatan fase higienik Tahap Pertama serangkaian perawatan periodontal untuk : Penyingkiran semua iritan lokal penyebab inflamasi Motivasi dan instruksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: gigi impaksi, keadaan patologis, tindakan preventif, penatalaksanaan

ABSTRAK. Kata kunci: gigi impaksi, keadaan patologis, tindakan preventif, penatalaksanaan ABSTRAK Impaksi gigi adalah gagalnya erupsi lengkap gigi pada posisi fungsional normal. Insidensi terjadinya impaksi gigi terjadi hampir pada seluruh ras di dunia. Gigi yang impaksi dapat menimbulkan masalah

Lebih terperinci

Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri

Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan atau penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi ujung-ujung

Lebih terperinci

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 2012 1 Blok M e d i c a

Lebih terperinci

BAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus.

BAB 2 KANINUS IMPAKSI. individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus. BAB 2 KANINUS IMPAKSI Gigi permanen umumnya erupsi ke dalam lengkungnya, tetapi pada beberapa individu gigi permanen dapat gagal erupsi dan menjadi impaksi di dalam alveolus. Salah satunya yaitu gigi kaninus

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian perubahan lengkung oklusal akibat kehilangan gigi posterior ini, didapat sebanyak 103 jumlah sampel kemudian dipilih secara purposive sampling dan didapat sebanyak

Lebih terperinci

PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL

PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL Prognosis PROGNOSIS PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL Ramalan perkembangan,perjalanan dan akhir suatu penyakit Prognosis Penyakit Gingiva dan Periodontal Ramalan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap Tempat/ Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat Orangtua Ayah Ibu Riwayat Pendidikan : Ganesh Dorasamy : Kuala Lumpur, Malaysia / 25September1986 : Laki-laki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Foramen ini dilalui saraf mental, arteri dan vena. Nervus mentalis adalah cabang terkecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang. menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang. menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling banyak diderita pasien yang datang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Alur Pikir

Lampiran 1 Alur Pikir Lampiran 1 Alur Pikir Pada saat ini, endodonti merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang berkembang dengan cepat di dalam praktik klinis. Perawatan endodontik mencakup semua prosedur klinis

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Universitas Indonesia DAFTAR PUSTAKA 1. Gorlin, RJ, Goldman HM. Thoma s Oral Pathology. 6 th ed. Vol.1. St. Louis: The CV Mosby Co; 1970: p. 481-500. 2. Regezi, Joseph A, Sciubba, James J, Jordan, Richard CK. Oral Pathology,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100 akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Restorasi gigi pada perawatan endodonti yang mengabaikan integritas dari struktur

Lebih terperinci

rongga mulut, kenyamanan dan penampilan yang menyerupai gigi geligi asli. Pada

rongga mulut, kenyamanan dan penampilan yang menyerupai gigi geligi asli. Pada Localization of three-canals with special emphasis on radiographic interpretation and diagnosis Sarianoferni *, Twi Agnita Cevanti** * Radiology Department Faculty of Dentistry Hang Tuah University **

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Telah diketahui bahwa irigasi saluran akar memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan perawatan saluran akar. Jumlah bakteri yang ditemukan setelah instrumentasi pada

Lebih terperinci

I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)

I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa) I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa) Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena

Lebih terperinci

PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang

PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau sekelompok mikroorganisme tertentu, menghasilkan destruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement chemomechanical pada jaringan pulpa, debris pada dentin, dan penggunaan irigasi terhadap infeksi mikroorganisme.

Lebih terperinci

BAB I. dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk. untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyakit gigi dan mulut

BAB I. dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk. untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyakit gigi dan mulut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap insan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan pada dasarnya ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu konservasi gigi. Idealnya gigi dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik merupakan suatu faktor penting dalam pemeliharaan gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan umum perawatan ortodontik

Lebih terperinci

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF INDIRECT PULP CAPPING WITH HARD SETTING CALCIUM HYDROXIDE IN RSGM UMY

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF INDIRECT PULP CAPPING WITH HARD SETTING CALCIUM HYDROXIDE IN RSGM UMY RADIOGRAPHIC EVALUATION OF INDIRECT PULP CAPPING WITH HARD SETTING CALCIUM HYDROXIDE IN RSGM UMY EVALUASI RADIOGRAFI KEBERHASILAN KAPING PULPA INDIREK DENGAN BAHAN KALSIUM HIDROKSIDA TIPE HARD SETTING

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian tumpatan sementara sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan tumpatan sementara adalah menutup rongga jalan masuk saluran akar, mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Periodontitis merupakan inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi tulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulpitis merupakan salah satu penyakit pulpa (Ingle dkk., 2008) yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011 menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang disebabkan oleh bakteri dan produknya mengakibatkan hilangnya aliran darah dan kematian saraf

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan Diagnosa Dalam Perawatan Endodonti Trimurni Abidin,drg.,M.Kes.,Sp.KG Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis

Lebih terperinci

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang CROSSBITE ANTERIOR 1. Crossbite anterior Crossbite anterior disebut juga gigitan silang, merupakan kelainan posisi gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang bawah. Istilah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan gigi anak merupakan salah satu komponen penting dalam mencegah timbulnya permasalahan lebih lanjut pada rongga mulut. Pencegahan yang dilakukan sejak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terakhir dalam perawatan gigi dan mulut karena berbagai alasan, antara lain untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terakhir dalam perawatan gigi dan mulut karena berbagai alasan, antara lain untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dan tulang alveolar. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi (Adeyemo dkk.,

Lebih terperinci

Key words: root canal filling, C-shape, continuous wave condensation

Key words: root canal filling, C-shape, continuous wave condensation Pengisian Saluran Akar pada Gigi Molar Dua Kiri Bawah Konfigurasi C- Shaped dengan Metode Continuous Wave Condensation. (Laporan Kasus) Root Canal Filling with Continuous Wave Condensation on C-shaped

Lebih terperinci

BPM BLOK BUKU PANDUAN MAHASISWA PULPA AND PERIAPICAL DISEASE SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI

BPM BLOK BUKU PANDUAN MAHASISWA PULPA AND PERIAPICAL DISEASE SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI BPM BUKU PANDUAN MAHASISWA PULPA AND PERIAPICAL DISEASE SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 2.4.6 PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BUKU PANDUAN

Lebih terperinci

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) JUDUL MATA KULIAH : PEDODONSIA TERAPAN NOMOR KODE / SKS : KGM / 427 / 2 SKS A. DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini membahas mengenai

Lebih terperinci

PROFIL INDIKASI PENCABUTAN GIGI DI RSGM UNSRAT TAHUN 2015

PROFIL INDIKASI PENCABUTAN GIGI DI RSGM UNSRAT TAHUN 2015 PROFIL INDIKASI PENCABUTAN GIGI DI RSGM UNSRAT TAHUN 2015 Astria A. P. Palenewen 1), Michael A. Leman 1), Damajanty H. C. Pangemanan 1) 1) Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Hanna H. Bachtiar Iskandar Menik Priaminiarti. Dipresentasikan di forum ilmiah PDGI Jakarta Timur - Juni 2008

Hanna H. Bachtiar Iskandar Menik Priaminiarti. Dipresentasikan di forum ilmiah PDGI Jakarta Timur - Juni 2008 Hanna H. Bachtiar Iskandar Menik Priaminiarti Dipresentasikan di forum ilmiah PDGI Jakarta Timur - Juni 2008 Pemeriksaan radiografik Pemeriksaan lanjutan non interventif untuk memperoleh informasi diagnostik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua yaitu teknik intraoral dan ekstraoral. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental dikenal memiliki peranan yang penting dalam bidang kedokteran gigi yakni membantu dalam menegakkan diagnosa, menentukan rencana perawatan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 Vanesha Sefannya Gunawan 1, Johan Arifin 2, Akhmad Ismail 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Lesi endoperio. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia

Lesi endoperio. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia Makassar Dent J 2015; 4(3): 83-91 ISSN:2089-8134 83 Lesi endoperio 1 2 Marie Louisa, Yuniarti S. 1 Program Pendidikan Spesialis Periodonsia 2 Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Lebih terperinci

Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha

Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha Vol. 65, No. 2, Mei-Agustus 2016 Hal. 60 67 ISSN 0024-9548 Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha (Root canal treatment in permanent teeth of children with gutta percha)

Lebih terperinci

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF CAPPING PULP DIRECT WITH CALCIUM HIROXIDE HARD SETTING IN DENTAL HOSPITAL UMY

RADIOGRAPHIC EVALUATION OF CAPPING PULP DIRECT WITH CALCIUM HIROXIDE HARD SETTING IN DENTAL HOSPITAL UMY RADIOGRAPHIC EVALUATION OF CAPPING PULP DIRECT WITH CALCIUM HIROXIDE HARD SETTING IN DENTAL HOSPITAL UMY EVALUASI RADIOGRAF PERAWATAN KAPING PULPA DIREK DENGAN BAHAN KALSIUM HIDROKSIDA HARD SETTING DI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi.

I. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan saluran akar pada gigi desidui merupakan salah satu tindakan terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi. Perawatan saluran akar

Lebih terperinci

PREPARASI SALURAN AKAR DAN OBTURASI SALURAN AKAR

PREPARASI SALURAN AKAR DAN OBTURASI SALURAN AKAR A. PREPARASI SALURAN AKAR PREPARASI SALURAN AKAR DAN OBTURASI SALURAN AKAR DEFINISI Merupakan pembukaan akses ke saluran akar dengan membuang seluruh jaringan karies, membuka atap pulpa, dan membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periodontitis Apikalis Kronis (PAK) 2.1.1 Definisi Menurut Walton 9, periodontitis apikalis kronis (PAK) merupakan penyakit gigi yang berkembang setelah terjadinya nekrosis

Lebih terperinci

Management of open apex: a case report of permanent anterior teeth

Management of open apex: a case report of permanent anterior teeth 29 Management of open apex: a case report of permanent anterior teeth 1 ries Chandra Trilaksana, 2 Sri Eka Sari 1 Departemen Konservasi 2 PPDGS Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL

RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL 13 Rencana perawatan periodontal BAB 2 RENCANA PERAWATAN PERIODONTAL Dalam penanganan kasus periodontal, apabila diagnosis penyakit sudah ditegakkan dan prognosis diramalkan maka langkah berikutnya adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan perkembangan. 11 Evaluasi status maturitas seseorang berperan penting dalam rencana perawatan ortodonti, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu masalah gigi dan mulut yang sering terjadi dan berpotensi untuk menyebabkan masalah gigi dan mulut lainnya. Prevalensi karies gigi di

Lebih terperinci

SINDROM KOMBINASI MAKALAH

SINDROM KOMBINASI MAKALAH SINDROM KOMBINASI MAKALAH Disusun oleh: Drg. LISDA DAMAYANTI, Sp. Pros. NIP: 132206506 BAGIAN PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2009 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CAKRADENTA YUDHA POETERA G

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CAKRADENTA YUDHA POETERA G PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN NEKROSIS PULPA DENGAN ABSES APIKALIS KRONIS ANTARA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DAN NON DIABETES MELLITUS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci