BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran
|
|
- Utami Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Telah diketahui bahwa irigasi saluran akar memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan perawatan saluran akar. Jumlah bakteri yang ditemukan setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran yang diirigasi. disingkirkan Penyakit endodonti akan bertahan sampai sumber iritasi Pada tahap instrumentasi mekanis, jaringan nekrotik dan koloni bakteri disingkirkan dari saluran akar utama secara fisis. Instrumentasi mekanis tidak mempunyai efek pada celah dan saluran akar aksesori atau lateral yang tidak terjangkau instrumen. 3 Hal ini disebabkan oleh desain interior saluran akar yang kompleks dengan adanya ceruk, cekungan, komunikasi antar saluran, saluran buntu, saluran kecil yang tidak terjangkau, ramifikasi di daerah apeks dan daerah-daerah tertutup lainnya yang tidak mungkin dicapai oleh instrumen. Instrumentasi yang cermat pada saluran akar yang terinfeksi akan mengurangi jumlah bakteri secara signifikan tetapi instrumentasi saja tidak bisa membersihkan semua permukaan dalam saluran akar. Bakteri dapat ditemukan pada dinding kanal, 12 diantara tubulus dentin dan di kanal lateral. 22 Efek instrumentasi mekanis dapat ditingkatkan dengan penggunaan irigan saluran akar yang disuntikkan secara terusmenerus atau pada selang waktu tertentu ke dalam saluran akar selama instrumentasi. 3 Pada keadaan seperti ini, larutan irigasi sangat penting untuk
2 meminimisasi bakteri, mengeliminasi sisa-sisa jaringan organik dan inorganik serta mendesinfeksi area tersebut yang tidak tercapai instrumen. Selama preparasi saluran akar, dentin akar terpapar faktor mekanik dan khemis yang berbeda. Bahan irigasi dan medikasi dapat mempengaruhi sifat fisik, mekanikdan khemis dentin. Perubahan-perubahan pada sifat fisik dentin timbul dikaitkan dengan perubahan pada fase inorganik dan organik dentin.kekuatan dan/atau peningkatan energi ketegangan diberikan oleh fraksi organik, terutama sekali kolagen pada dentin. 7,24,25 Kekuatan dentin mungkin, sebagian, bergantung pada hubungan antara dua komponen utamanya, jaringan hidroksiapatit dan kolagen. 90% fase organik adalah kolagen, yang semata-mata Tipe I. Kolagen tipe I adalah polimer fibrous yang kuat, tiga dimensi yang biasanya berada di lingkungan biologis yang aqueous. Kolagen ini sering dihubungkan dengan proteoglikan, yang mengandung banyak air yang mengelilinginya. Dugaan umum adalah bahwa ada dua jenis air di dalam dentin. Satu jenis terhubung dengan kristal apatit dari fase inorganik, dan protein matriks kolagen dan non-kolagen dari fase organik. Air ini secara alamiterikat kuat. Jenis kedua adalah air yang bebas atau tidak terikat, dan jenis air ini mengisi tubulus dentin dan celah lainnya di dalam matriks dentin. 7 Kolagen merupakan protein struktural dan sifat mekanik material ini berhubungan erat dengan mekanisme molekuler daripada kimia dan morfologi secara keseluruhan. Ketika beban kompresi diterapkan pada spesimen dentin yang secara penuh terhidrasi, air yang bebas di tubulus dentin dan ruang pulpa menghasilkan respon khas stress-strain dari material tough, sementara itu kehilangan air bebas ini 23
3 menghasilkan respon khas dari material brittle. Telah ditunjukkan bahwa lapisan mono molekul air akan diserap ke permukaan hidroksiapatit oleh ikatan hidrogen. Dari perpektif mekanik teoritis, stabilitas struktural dentin adalah fungsi dari mineralisasi dan kadar kelembaban. Dentin adalah jaringan termineralisasi yang berpori, berisi cairan yang memberikan dukungan mekanik kepada enamel yang melapisinya dan integritas gigi. Cairan dentin memberikan integritas biomekanik pada gigi dan cairan yang mengisi tubulus berfungsi untuk memindahkan dan meringankan secara hidrolik beban yang diberikan pada gigi. Ada kesan klinis bahwa gigi yang dirawat endodonti lebih rapuh. Pengurangan struktur gigi karena karies, intervensi restorasi dan endodonti dengan jelas melemahkan struktur gigi membuatnya lebih rentan terhadap fraktur. Persepsi kerapuhan ini juga telah dihubungkan dengan penurunan kadar kelembaban. Penurunan kadar kelembaban pada gigi yang dirawat endodonti tidaklah signifikan secara statistik. Oleh karena itu, kadar kelembaban antara gigi vital dan yang dirawat endodonti dianggap serupa Irigasi Saluran Akar Pembersihan atau debridemen saluran akar meliputi penyingkiran seluruh mikroorganisme dan zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya. 21 Kebanyakan bakteri yang ditemukan di ruang kanal dapat disingkirkan dengan aksi mekanik instrumen endodonti. Tetapi, pada beberapa situasi, oleh karena anatomi saluran akar yang sangat kompleks, sisa-sisa materi organik dan bakteri tersangkut jauh di dalam tubulus dentin dan tidak dapat dicapai oleh instrumen meskipun setelah instrumentasi
4 mekanis yang cermat. Pada keadaan demikian, penggunaan bahan irigasi penting untuk meminimisasi dan eliminsasi sisa jaringan organik. Bahan irigasi yang digunakan selama preparasi saluran akar harus mempunyai sifat-sifat yaitu antimikroba spektrum luas; tidak mutagenik, karsinogenik ataupun sitotoksik; membantu lubrikasi dinding kanal; melunakkan dentin; menyingkirkan debris dan smear layer; melarutkan materi organik, sisa jaringan pulpa nekrotik; membunuh mikroorganisme dan memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga dapat membersihkan area yang tidak tercapai instrumen. Irigan tidak boleh mencederai jaringan periradikuler, tetap aktif dalam penyimpanan dan relatif tidak mahal. 12,22,26,27 Tujuan akhir perawatan saluran akar adalah untuk mempersiapkan saluran akar yang bersih, bebas bakteri dan debris untuk obturasi. Kakehashi et al. (cit. Farhad et al.) menyatakan bahwa mikroorganisme dan produk samping mereka adalah faktor penyebab utama penyakit pulpa dan periradikular, dan perawatan endodonti yang berhasil bergantung pada penyingkiran bakteri-bakteri ini disertai dengan pencegahan terhadap rekontaminasi yang akan terjadi. Larutan irigasi yang paling sering digunakan dalam perawatan endodonti adalah NaOCl. Bahan ini merupakan basa lemah yang beraksi pada albumin (sisa jaringan pulpa, makanan dan mikroorganisme) dan mengubah sifat mereka menjadi larut dalam air.keberhasilan sifat antimikrobial larutan ini dikarenakan kemampuannya mengoksidasi dan menghidrolisis protein sel dan, sampai tingkat tertentu, mengeluarkan cairan secara osmotik dari sel untuk hipertonisnya. 2,28 NaOCl mempunyai kemampuan membersihkan yang sangat baik, melarutkan dan 23 14
5 detoksifikasi jaringan nekrotik, mempunyai efek antibakteri yang pasti, dan ditolerir dengan baik oleh jaringan vital. 3 Larutan ini digunakan sebagai agen irigasi utama untuk menyingkirkan komponen organik karena mempunyai sifat bakterisidal, mampu melarutkan materi organik dan jaringan nekrotik, kemampuan antimikrobial spektrum luas yang telah terbukti efektif menghilangkan bakteri, spora, jamur dan virus. 15,29 Efek antimikroba NaOCl tergantung pada beberapa faktor, diantaranya ph, waktu kontak, temperatur dan juga konsentrasi yang digunakan. NaOCl mempunyai aktivitas antibakteri yang tinggi dengan waktu kontak singkat. Makin tinggi konsentrasi larutan, maka makin kuat daya antimikroba yang dihasilkan, namun juga menyebabkan makin besarnya iritasi terhadap jaringan. Telah banyak kontroversi mengenai konsentrasi larutan hipoklorit yang digunakan di endodonti. 27,28,29,30 NaOCl pada konsentrasi 0,5-5,25% adalah konsentrasi yang dianjurkan untuk pemakaian pada endodonti dan pada konsentrasi ini, NaOCl mampu melarutkan debris organik pulpa pada area yang tidak terjangkau instrumen endodonti. NaOCl 0,5% dengan NaOCl 5% terbukti sebagai antimikroba yang efektif pada penelitian klinik tetapi NaOCl 5% lebih efektif dibandingkan NaOCl 0,5% dalam hal pelarut organik. 10,21 Walaupun NaOCl tampil sebagai larutan irigasi yang ideal, larutan ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak mampu melarutkan partikel inorganik dentin sehingga tidak dapat menghilangkan smear layer secara keseluruhan selama instrumentasi, serta mempunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan. Meskipun banyak penelirian telah menunjukkan bahwa larutan NaOCl dan saline tidak efektif mengurangi smear layer, pada area dimana tidak ada smear layer yang terbentuk,
6 NaOCl dapat menyingkirkan predentin dengan efek proteolitik. Penyingkiran smear layer yang tuntas memerlukan penggunaan agen khelasi yang diikuti dengan pelarut jaringan karena tidak ada irigan tunggal yang mampu melarutkan komponen organik dan inorganik sekaligus (Gambar 1). Oleh karena itu, dalam penggunaannya larutan irigasi NaOCl dikombinasikan dengan EDTA yang berfungsi sebagai agen khelasi dan melarutkan komponen inorganik. 5,10,29 A B Gambar 1. A. Kehadiran smear layer pada permukaan pertengahan saluran akar yang diirigasi dengan NaOCl 5,25% dan irigasi final dengan larutan yang sama. B. Penyingkiran smear layer pada apikal saluran akar dengan NaOCl 5,25% sebagai irigan saluran akar dan 5 menit EDTA 17% sebagai irigan final. Masih ada debris di dalam tubulus dentin. (Magnifikasi x5000) 31 EDTA merupakan agen khelasi yang umum digunakan sebagai larutan irigasi dengan konsentrasi 17%. 1 EDTA digunakan dalam meningkatkan pembesaran khemomekanik kanal untuk menyingkirkan smear layer yang terbentuk setelah preparasi saluran akar. 7,28 EDTA tidak antibakteri, tidak melarutkan jaringan nekrotik ataupun menyingkirkan debris superfisial tetapi sangat efektif dalam melarutkan materi inorganik. Telah dibuktikan bahwa EDTA mempunyai sifat antibakteri dan
7 antifungal yang lemah bahkan hampir tidak mempunyai aktivitas antibakteri. 22,28,30 Mekanisme kerja EDTA adalah membentuk khelat dengan ion kalsium dari dentin dan debris dentin (smear layer) sehingga mudah larut dalam air dan dikeluarkan dari saluran akar. 29 EDTA mampu menyingkirkan ion kalsium dentin, meningkatkan demineralisasi dan sebagai akibatnya, meningkatkan permeabilitas saluran akar. Efektifitas agen khelasi umumnya bergantung pada banyak faktor, misalnya panjang saluran akar, kedalaman penetrasi material, kekerasan dentin, waktu aplikasi, ph, dan konsentrasi. Agen khelasi mempersiapkan permukaan dinding kanal sehingga aksi antibakteri pembersih dan medikasi menjadi efektif. 2 EDTA sangat biokompatibel, dapat mengakibatkan demineralisasi dentin intertubular dan mengurangi kekerasan permukaan dinding dentin saluran akar. Harus diperhatikan bahwa perpanjangan pemaparan terhadap khelator kuat seperti EDTA dapat melemahkan dentin akar. Torabinejad et al. (2003), tidak ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan air destilasi dan NaOCl untuk menyingkirkan smear layer dari permukaan saluran akar yang terinstrumentasi karena kedua irigan tersebut tidaklah efektif. Smear layer terdiri dari komponen organik dan inorganik. Untuk menyingkirkan smear layer, larutan irigasi harus melarutkan kedua komponen tersebut. Ketika EDTA digunakan secara bergantian dengan NaOCl 5,25%, smear layer tersingkirkan semuanya pada sepertiga tengah dan korona kanal, tetapi kombinasi ini kurang efektif pada sepertiga apikal. Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 5% dan EDTA 17% secara bergantian terlihat sangat baik. Kombinasi ini kelihatannya meningkatkan 31 27,30
8 kemampuan NaOCl dalam melarutkan jaringan dan lebih efisien dalam mengurangi mikroba intraradikular daripada NaOCl sendiri. Setelah irigasi kanal dengan EDTA, NaOCl harus digunakan untuk menetralisasi efek keasaman EDTA dan untuk memperkenankan NaOCl penetrasi ke dalam tubulus dentin, yang telah terbuka setelah penggunaan EDTA Desinfeksi Saluran Akar Perawatan endodonti pada gigi non vital menurut aturan seharusnya tidak diselesaikan pada kunjungan pertama, tetapi pada kunjungan kedua setelah satu periode desinfeksi final akar dan sistem saluran akar. Selama perawatan saluran akar, diperlukan untuk menyingkirkan bakteri sebanyak mungkin dari saluran akar. Penggunaan medikamen intrakanal telah dipertimbangkan sebagai langkah yang diperlukan untuk mengurangi populasi mikroba tepat sebelum pengisian saluran akar. Bakteri yang bertahan setelah preparasi dan irigasi akan dengan sangat cepat berlipatganda di antara kunjungan jika tidak ada medikamen intrakanal yang digunakan. 3,10,16,21 Medikamen antar kunjungan harus mampu melanjutkan penyingkiran bakteri yang tersisa setelah preparasi khemomekanik dan bertahan lama; mencegah kebocoran mikro koronal dan tidak berdifusi sepanjang restorasi sementara; membantu mengeringkan kanal yang terus-menerus basah; tidak diinaktivasi dengan kehadiran materi organik, tetapi seharusnya menetralisasi dan melarutkan debris jaringan yang tersisa; mengurangi inflamasi periapikal dan toksisitas rendah terhadap jaringan periapikal serta harus tidak menurunkan sifat fisik struktur akar. 10
9 Telah terbukti pada penelitian klinis bahwa sekitar 50% saluran akar yang terinfeksi tidak didesinfeksi, hanya dengan irigan antibakteri saja selama perawatan saluran akar. Meskipun preparasi khemomekanik yang cermat dapat membantu mengurangi populasi bakteri, penyingkiran yang total sangat sulit dicapai. Tersisanya medikamen di dalam saluran akar di antara kunjungan, akan dapat membantu menyingkirkan bakteri yang bertahan. Medikamen antibakteri digunakan di antara kunjungan untuk menyingkirkan sisa bakteri dan mencegah re-infeksi saluran akar. Agen seperti Ca(OH) 2 ditunjukkan sangat efektif. Agen harus mempunyai spektrum antibakteri yang luas, dan harus tetap aktif selama periode di antara kunjungan. Pilihan medikamen intrakanal terkini adalah Ca(OH) 2. Sejak diperkenalkan pada tahun 1920, calcium hydroxide telah banyak digunakan di endodonti sebagai medikamen intrakanal antar kunjungan. Bahan ini merupakan basa kuat yang diperoleh melalui calcination (pemanasan) dari calcium carbonate sampai berubah menjadi calcium oxide. Calcium hydroxide diperoleh melalui hidrasi calcium oxide, dan reaksi kimia antara calcium hydroxide dan carbon dioxide membentuk calcium carbonate. Merupakan bubuk putih dengan ph tinggi (±12,6) dan mudah larut dalam air (kelarutan 1,2 g/l pada temperatur 25ºC). Bahan ini mempunyai berbagai sifat biologis misalnya aktivitas antimikroba, mampu melarutkan jaringan, menghambat resorpsi gigi, dan mempengaruhi perbaikan pembentukan jaringan keras. 16,17,32 Sifat Ca(OH) 2 berasal dari disosiasinya menjadi ion kalsium dan hidroksil. Ca(OH) 2 mendorong deposisi jembatan jaringan keras yang biasanya melindungi pulpa. Kemampuannya untuk menstimulasi mineralisasi dihubungkan dengan 17,22 efektivitas antimikroba memberi keberhasilan sebagai medikasi endodonti. Ca(OH) 2
10 mempunyai aktivitas antimikroba spektrum luas dan aksi durasi panjang. Bahan ini relatif aman, mudah digunakan dan kombinasi dengan NaOCl dapat membantu melarutkan materi organik. 10 Ca(OH) 2 telah dinyatakan sebagai agen antibakteri intrakanal yang paling baik dan paling efektif. Efek antibakterial Ca(OH) 2 dikarenakan ph yang tinggi yaitu ±12,5 dan pelepasan ion hidroksil. Tidak ada patogen endodonti yang diketahui dapat bertahan pada ph ini, dan akan langsung mati seketika saat terpapar langsung dengan pasta. 3,28,33 Di dalam pulpa, Ca(OH) 2 telah digunakan sebagai agen pulp capping karena kemampuannya menstimulasi mineralisasi; sebagai dressing intrakanal mempunyai aksi antimikroba yang sangat baik, yang mendukung penyingkiran mikroorganisme setelah pembersihan dan pembentukan, untuk menetralisasi toksin yang tersisa, di samping mempertahankan sealing sementara. Efek terapeutik Ca(OH) 2 berhubungan dengan ion hidroksil yang menyebabkan penurunan tekanan oksigen dan peningkatan ph pada jaringan periapikal yang terinflamasi. Tekanan oksigen yang rendah pada jaringan memperkenankan pembentukan dan perbaikan tulang. Tingginya ph dikombinasikan dengan ketersediaan ion kalsium dan ion hidroksil mempunyai efek pada jalan enzimatik dan karena itu terjadi mineralisasi. Ion kalsium dan ph yang alkali dikemukakan untuk bereaksi secara terpisah atau bersamaan dalam mendorong terjadinya kalsifikasi. 3,33 Efek terapeutik ion kalsium menstimulasi enzim jaringan seperti alkali fosfatase yang menyebabkan mineralisasi sehingga membentuk jaringan keras. Juga 32
11 menghambat enzim bakteri sehingga menghasilkan sifat antimikroba. Aktivasi enzim alkali fosfatase mendorong terjadinya restorasi jaringan melalui mineralisasi. Efek antibakteri pasta Ca(OH) 2 yang tahan lama sangat bergantung pada tingginya alkalinitas pasta yang konstan. Darah, eksudat, jaringan gigi, dan cairan jaringan akan segera menurunkan ph pasta Ca(OH) 2 yang memiliki sifat destruktif pada dinding sel bakteri dan struktur protein. Bahan ini bekerja lambat dan harus berada dalam kuantitas yang cukup, minimal 1 minggu dalam saluran akar agar menjadi efektif. 3,10,33 3, Ketahanan Fraktur Dentin Saluran Akar Fraktur gigi telah digambarkan sebagai masalah utama di kedokteran gigi, dan kasus ketiga tersering yang menyebabkan kehilangan gigi setelah karies dan penyakit periodontal. Umumnya, gigi yang dirawat endodonti mengalami kehilangan jaringan mahkota dan akar. Kehilangan struktur gigi ini merupakan faktor penting dalam mengurangi ketahanan terhadap fraktur pada gigi yang dirawat endodonti. Fraktur gigi yang dirawat endodonti telah dipahami asal mulanya yang multifaktorial. Salah satu faktor resiko terjadinya fraktur gigi yang dirawat endodonti adalah faktor kimia berupa irigan endodonti dan medikamen pada dentin. Perubahanperubahan pada sifat fisik dentin timbul karena perubahan fase organik dan inorganik dentin. Irigasi EDTA 17% diikuti irigasi NaOCl menyebabkan terbukanya orifisi tubulus dentin, perusakan dentin intertubular dan penurunan kekerasan mikro dentin. Penyingkiran fase inorganik dentin oleh EDTA, pemberian NaOCl yang 7
12 menyingkirkan fase organik dentin, menghasilkan permukaan dentin yang poreus dengan banyak kanal. 7 Pemaparan jangka panjang terhadap Ca(OH) 2 mengubah sifat fisik dentin. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan matriks organik. Telah dibuktikan bahwa Ca(OH) 2 melarutkan jaringan pulpa, suatu proses yang terjadi karena denaturasi dan hidrolisis. Sebagai tambahan, peningkatan ph yang diamati setelah pemaparan terhadap Ca(OH) 2 juga mengurangi dukungan organik matriks dentin. Proses ini dapat mengganggu interaksi fibril kolagen dan kristal hidroksiapatit yang dapat mempengaruhi sifat mekanis dentin. 3
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan sisa jaringan nekrotik, mikroorganisme dan produk lain sehingga menciptakan kondisi yang menguntungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. layer. 4 Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi
layer. 4 Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeliminasi semua jaringan vital ataupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut, sehingga fungsi dalam lengkung gigi dapat terjaga dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga
13 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang menyebabkan infeksi pada jaringan pulpa gigi dan jaringan periapikal. Perawatan saluran akar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yaitu preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang terinfeksi agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Perawatan saluran akar adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pasien dihadapkan pada dua pilihan ketika mengalami sakit gigi yang terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa ini, pasien
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. suatu infeksi ulang (Namrata dkk., 2011). Invasi mikroorganisme terjadi melalui
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keberhasilan perawatan saluran akar bergantung pada teknik dan kualitas instrumentasi, irigasi, disinfeksi dan obturasi tiga dimensi pada sistem saluran akar.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri memegang peranan utama dalam perkembangan dan terjadinya penyakit pulpa dan periapikal. Penyakit pulpa dan periapikal dapat terjadi karena adanya infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement chemomechanical pada jaringan pulpa, debris pada dentin, dan penggunaan irigasi terhadap infeksi mikroorganisme.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu dicabut. Proses perawatan saluran akar meliputi preparasi biomekanis,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar bertujuan menyelamatkan gigi yang sudah rusak sehingga memungkinkan struktur gigi yang tersisa untuk berfungsi dan gigi tidak perlu dicabut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan bagian terpenting dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa vital,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk mempertahankan gigi dalam rongga mulut serta mengembalikan keadaan gigi agar dapat diterima secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dkk, 2005). Namun gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar umumnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan endodonti bertujuan menghilangkan jaringan nekrotik dan jaringan dentin yang terinfeksi, mengeliminasi mikrooganisme dari saluran akar dan tubulus dentin,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering dilakukan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan endodontik yang bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi di dalam saluran akar dan menciptakan lingkungan yang asepsis sehingga tidak dapat bertahan
Lebih terperinciLampiran 1 Alur Pikir
Lampiran 1 Alur Pikir Pada saat ini, endodonti merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang berkembang dengan cepat di dalam praktik klinis. Perawatan endodontik mencakup semua prosedur klinis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolismenya dari saluran akar (Stock dkk., 2004). Tujuan perawatan saluran
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar adalah suatu perawatan pada pulpa yang terdapat di dalam saluran akar dengan menghilangkan bakteri serta produk hasil metabolismenya dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan perawatan sistem saluran akar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enterococcus faecalis menjadi bahasan dalam bidang endodontik karena dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan perawatan sistem saluran akar. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang meliputi preparasi saluran akar (cleaning and shaping), sterilisasi saluran akar (sterilization)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debridemen secara mekanik dan kimiawi merupakan bagian penting dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme beserta produknya serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan saluran akar adalah salah satu bentuk perawatan gigi yang bertujuan untuk mempertahankan gigi agar tetap berfungsi dengan baik. 1 Salah satu prosedur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mempertahankan gigi dalam rongga mulut semakin meningkat, sehingga perawatan saluran akar semakin popular (Widodo, 2008). Perawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberhasilan suatu perawatan endodontik bergantung pada triad endodontik yang terdiri dari preparasi, pembentukan dan pembersihan, sertaobturasi dari saluran akar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan endodontik merupakan perawatan pada bagian pulpa gigi dengan tujuan mempertahankan gigi vital atau gigi non vital dalam lengkung gigi (Bakar, 2012). Perawatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar selama atau sesudah perawatan endodontik. Infeksi sekunder biasanya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan endodontik merupakan bagian dari perawatan pulpa gigi yang bertujuan untuk menjaga kesehatan pulpa baik secara keseluruhan maupun sebagian serta menjaga kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun bangsa (Taringan, 2006). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu penyakit infeksius yang sering terjadi pada manusia dan terdapat di seluruh dunia tanpa memandang usia, ekonomi, maupun bangsa (Taringan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi sering menimbulkan masalah estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan karena banyak orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi desidui berada pada rongga mulut dalam waktu yang singkat tetapi ketika terjadi karies, gigi desidui perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan restorasi resin komposit pertama sekali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1962. 1 Resin komposit merupakan suatu bahan restorasi yang memiliki banyak kelebihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawatan saluran akar merupakan perawatan endodontik yang paling banyak dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan keberhasilannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar adalah tindakan untuk mempertahankan gigi selama mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa terinfeksi dan membentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang disebabkan oleh bakteri dan produknya mengakibatkan hilangnya aliran darah dan kematian saraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu endodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan jaringan periapikal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dalam proses reparasi gigi baik pada perawatan endodontik maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan kavitas pada gigi merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam proses reparasi gigi baik pada perawatan endodontik maupun preparasi gigi lainnya (Tarigan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adhesif atau bonding sistem (Puspitasari, 2014). Sistem mekanik yang baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resin komposit semakin populer karena memiliki estetis yang baik. Tumpatan resin komposit tidak dapat berikatan secara alami dengan struktur gigi, ikatan ini diperoleh
Lebih terperinciBAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai
BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK Dokter gigi saat merawat endodontik membutuhkan pengetahuan tentang anatomi dari gigi yang akan dirawat dan kondisi jaringan gigi setelah perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah apeks atau ujung akar gigi. Penyakit periapikal dapat berawal dari infeksi pulpa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme memegang peranan penting pada perkembangan penyakit pulpa dan jaringan periapikal.dari sekitar 500 spesies bakteri yang dikenal sebagai flora normal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. infeksi dan menutup sistem saluran akar dengan rapat. Perawatan saluran akar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan saluran akar merupakan suatu prosedur perawatan dalam sistem saluran akar untuk mempertahankan gigi yang bebas infeksi agar dapat berfungsi kembali. Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan periapikal. Tujuan perawatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan etiologi, pencegahan, diagnosis dan terapi terhadap penyakit-penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu endodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan etiologi, pencegahan, diagnosis dan terapi terhadap penyakit-penyakit yang mengenai pulpa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Tujuan perawatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan restorasi gigi ada dua macam, yaitu restorasi langsung dan restorasi tidak langsung. Restorasi langsung adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 ALUR PIKIR
70 LAMPIRAN 1 ALUR PIKIR Irigasi dalam Perawatan Endodonti 1. Perawatan endodonti meliputi preparasi saluran akar (cleaning & shaping), desinfeksi, dan obturasi. 2. Irigasi penting pada perawatan endodonti
Lebih terperinciBAB 2 PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIXTURE OF A TETRACYCLINE ISOMER, AN ACID AND A DETERGENT (MTAD) SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR
13 BAB 2 PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIXTURE OF A TETRACYCLINE ISOMER, AN ACID AND A DETERGENT (MTAD) SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR Perawatan saluran akar merupakan cara yang paling aman dan efisien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kedokteran gigi restoratif memiliki tujuan utama untuk mengembalikan dan mempertahankan kesehatan gigi melalui perawatan restoratif yang adekuat guna melindungi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman yang berkhasiat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit pulpa dan jaringan sekitar akar gigi secara langsung maupun tidak langsung ada hubungannya dengan mikroorganisme. Bakteri yang paling banyak diisolasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi, sterilisasi dan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Perawatan saluran akar bertujuan untuk mempertahankan fungsi gigi. Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi, sterilisasi dan obturasi saluran akar.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir 700 spesies bakteri dapat ditemukan pada rongga mulut. Tiap-tiap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir 700 spesies bakteri dapat ditemukan pada rongga mulut. Tiap-tiap individu biasanya terdapat 100 hingga 200 spesies. Jika saluran akar telah terinfeksi, infeksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan pemutihan gigi (bleaching) dan cara restoratif yaitu pembuatan mahkota jaket / pelapisan (veneer).
Lebih terperinciI. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)
I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa) Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian tumpatan sementara sangat diperlukan dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan tumpatan sementara adalah menutup rongga jalan masuk saluran akar, mencegah
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah estetik pada gigi banyak ditemukan saat ini. Diskolorasi gigi merupakan salah satu masalah estetik yang membuat pasien terdorong untuk memutihkan gigi.
Lebih terperinciDiagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal
Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal Penyakit pulpa dan periapikal Kondisi normal Sebuah gigi yang normal bersifat (a) asimptomatik dan menunjukkan (b) respon ringan sampai moderat yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan karena adanya aktivitas suatu jasad renik yang ditandai dengan demineralisasi atau hilangnya mineral
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pemutihan gigi adalah prosedur yang telah digunakan pada bidang kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin banyak dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kesuksesan perawatan endodontik dari pulpa gigi yang tidak sehat tergantung pada beberapa faktor seperti cleaning dan shaping yang baik, desinfeksi dan obturasi yang adekuat pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,
laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi pulpa dapat disebabkan oleh iritasi mekanis. 1 Preparasi kavitas yang dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem di dalam rongga
Lebih terperinciMIXTURE OF A TETRACYCLINE ISOMER, AN ACID AND A DETERGENT (MTAD) SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR
1 MIXTURE OF A TETRACYCLINE ISOMER, AN ACID AND A DETERGENT (MTAD) SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi yang membutuhkan perawatan saluran akar pada umumnya mengalami kerusakan pada jaringan pulpa dan mahkota, baik karena proses karies, restorasi sebelumnya atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian bahan cetak di kedokteran gigi digunakan untuk mendapatkan cetakan negatif dari rongga mulut. Hasil dari cetakan akan digunakan dalam pembuatan model studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bakteri semakin hari semakin tidak dapat terkontrol. Peralatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dokter, perawat dan juga pasien memiliki resiko tinggi berkontak dengan mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus dan jamur selama perawatan. Perkembangan bakteri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar terbagi menjadi tiga tahapan utama yang disebut Triad Endodontic yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan saluran akar merupakan upaya untuk mempertahankan gigi yang telah mengalami infeksi pulpa atau periapeks agar berada selama mungkin di dalam rongga mulut dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pencetakan merupakan proses untuk mendapatkan suatu cetakan yang tepat dari gigi dan jaringan mulut, sedangkan hasil cetakan merupakan negative reproduction dari jaringan mulut tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan restorasi yang memiliki nilai estetis yang tinggi merupakan keinginan masyarakat saat ini. Penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi di bidang kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia. Setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia. Setiap orang mengalami infeksi Staphylococcus aureus, dengan keparahan yang bervariasi, mulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik dapat meningkatkan mastikasi, bicara dan penampilan, seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan ortodontik memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Teknologi bahan restorasi berkembang dari aspek kualitas dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi minuman maupun makanan asam secara global oleh masyarakat seluruh dunia telah banyak menimbulkan kasus erosi serta kerusakan lain pada gigi. 1 Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut merupakan salah satu tujuan kesehatan gigi, khususnya di bidang ilmu konservasi gigi. Idealnya gigi dalam keadaan
Lebih terperinciPerawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46
Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan
Lebih terperinciEtiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri
Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan atau penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi ujung-ujung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah gigi yang paling sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang terbuka jika
Lebih terperinciDENTIN PULPA ENDODONTIK ATAU OPERATIVE DENTISTRY? Hubungan yang sangat erat antara dentin dan pulpa. Perlindungan jaringan pulpa terhadap iritasi luar
PULPO DENTINAL KOMPLEKS Trimurni Abidin,drg.,M.Kes.,Sp.KG DENTIN PULPA ENDODONTIK ATAU OPERATIVE DENTISTRY? Hubungan yang sangat erat antara dentin dan pulpa. Perlindungan jaringan pulpa terhadap iritasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan mulut merupakan suatu keadaan yang bebas dari nyeri kronik mulut dan wajah, kanker mulut dan tenggorokan, sariawan, penyakit periodontal, gigi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori
TINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori Hidroksiapatit berpori digunakan untuk loading sel (Javier et al. 2010), pelepas obat (drug releasing agents) (Ruixue et al. 2008), analisis kromatografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu masalah gigi dan mulut yang sering terjadi dan berpotensi untuk menyebabkan masalah gigi dan mulut lainnya. Prevalensi karies gigi di
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Mikroorganisme dan produknya erat hubungannya dengan penyebab penyakit
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme dan produknya erat hubungannya dengan penyebab penyakit pulpa dan lesi periapikal. Mereka dapat menyebabkan nekrosis pulpa oleh karena persistensinya di dalam saluran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan medikamen saluran akar dapat mengeliminasi bakteri yang mungkin tertinggal setelah dilakukannya teknik preparasi chemo-mechanical, dapat mengurangi inflamasi dan menghilangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan warna yang terjadi pada gigi depan seringkali menimbulkan masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan dampak psikologis berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama restorasi pada daerah yang tidak mendapat tekanan besar (Zoergibel dan Illie, 2012). Terlepas dari
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN ADHESIF. Kata adhesi berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti menyatukan
BAB 2 BAHAN ADHESIF Salah satu material restorasi yang sering dipakai pada bidang keokteran gigi adalah resin komposit. Bahan resin komposit tersebut berikatan dengan struktur gigi melalui bahan adhesif.
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
33 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka konsep Kegagalan pada endodonti dapat disebabkan oleh terjadinya ekstrusi debris dan larutan irigasi pada saat tindakan irigasi. Debris yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, untuk itu dalam memperoleh kesehatan rongga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karies Gigi dan S-ECC Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan demineralisasi. Demineralisasi terjadi akibat kerusakan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cukup tinggi. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, indeks DMF-T Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi terjadinya karies di Indonesia masih menunjukkan angka yang cukup tinggi. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, indeks DMF-T Indonesia sebesar 4,6, yang memiliki
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kompleksitas anatomi saluran akar, invasi mikroorganisme ke dalam tubulustubulus dentin dan pembentukan smear layer selama instrumentasi merupakan hambatan terbesar dalam proses
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
22 BAB 5 HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kebocoran mikro pada tumpatan GIC Fuji IX, GIC Fuji II, dan GIC Fuji II LC. Kebocoran mikro tersebut dapat terdeteksi dengan terlihatnya
Lebih terperinciPENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR
TESIS PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR PROGRAM STUDI ILMU KONSERVASI Diajukan oleh ; drg. Pradnya Widyo Septodika (12 / 338285 / PKG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal 700 sebelum masehi, desain gigitiruan telah dibuat dengan menggunakan gading dan tulang. Hal ini membuktikan bahwa gigitiruan telah ada sejak ribuan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan masyarakat. Obat kumur digunakan untuk membunuh bakteri rongga mulut, menghilangkan bau mulut, mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Poket infraboni merupakan kerusakan tulang yang terjadi pada jaringan pendukung gigi dengan dasar poket lebih apikal daripada puncak tulang alveolar yang terjadi akibat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah
di atas. 3 Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigitiruan adalah alat untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di seluruh dunia dan dialami oleh hampir seluruh individu pada sepanjang hidupnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi tiruan cekat merupakan protesa permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa untuk menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi (Shilingburg dkk., 1997).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang paling sering ditemui dalam kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi dan penyakit periodontal. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000,
Lebih terperinci