ANALISA PUTUSAN HAKIM NOMOR : 1358/Pdt.G/2009/PA. Kab.Mlg.TENTANG GUGAT CERAI YANG DIAJUKAN OLEH ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PUTUSAN HAKIM NOMOR : 1358/Pdt.G/2009/PA. Kab.Mlg.TENTANG GUGAT CERAI YANG DIAJUKAN OLEH ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW)"

Transkripsi

1 ANALISA PUTUSAN HAKIM NOMOR : 1358/Pdt.G/2009/PA. Kab.Mlg.TENTANG GUGAT CERAI YANG DIAJUKAN OLEH ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) PENULISAN HUKUM Diajukan Kepada: Fakultas Agama Islam dan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata (S-1) Oleh: BAGUS ROMDHONY JURUSAN SYARI`AH (TWINING PROGRAM) FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

2 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN i LEMBAR PENGESAHAN..... ii SURAT PERNYATAAN..... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN..... iv ABSTRAKSI....v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI ix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian... 6 E. Metode Penelitian Metode Pendekatan Sumber Bahan Hukum 8 3. Pengumpulan bahan Hukum Analisis Bahan Hukum 9 5. Sistematika Bahan Hukum... 9 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Perkawinan Dasar Hukum Perkawinan Rukun dan Syarat Sah Perkawinan Tujuan Perkawinan Hikmah Perkawinan B. Pengertian Gugatan Perceraian Isi Gugatan Kelengkapan Surat Gugatan C. Pengertian Putusan Hakim Macam-macam Putusan Hakim Bentuk dan Isi Putusan... 30

3 3. Kekuatan Putusan Hakim D. Pengertian Tenaga Kerja Wanita (TKW) TKW Dalam Perspektif Islam Kedudukan TKW dalam Perspektif Ekonomi Kedudukan TKW dalam Hukum Positif BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi.. 42 B. Dasar Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Kabupaten malang Pada Putusan Hakim Nomor : 1358/Pdt.G/2009/PA. Kab.Mlg C. Kesesuaian Putusan Hakim Nomor : 1358/Pdt.G/2009/PA. Kab.Mlg BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

4

5

6

7 PERSEMBAHAN Penulisan hukum ini kami persembahkan kepada: 1. Orang yang paling berjasa dalam hidup kami Ayahanda Murdjianto dan bunda Sri Mujayanah terima kasih atas semua jerih payahnya dalam mendidik dan membesarkan kami. 2. Keluarga, Saudara-saudara, dan teman-teman kami yang telah membrikan dukungan, sehingga penulisan hukum ini dapat terselesaikan. 3. Sahabat-sahabat kami seluruh anggota Komisariat HMI Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang yang kami cintai. Terima kasih semuanya atas partisipasinya baik berupa dukungan secara moral maupun materiil semoga amal ibadah baik kalian semua dibalas oleh Dzat yang maha kuasa di atas segala-galanya. Allah Hussomad Lam Yalid walam Yuulad. MOTTO Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.( Q.S., Ali Imran`03 : 103)

8 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Mujahidin, Pembaharuan Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari`ah di Indonesia. Ikatan Hakin Indonesia, Jakarta Pusat. Bambang Waluyo, Implementasi Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta. Bayu Dwiwidday Jatmiko Penerapan Kompilasi Hukum Islam Dalam Keputusan hakim Agama (Studi di Pengadilan Agama Malang). Malang. Laporan Penelitian. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Hariyani, Pengaruh Wanita Pekerja Terhadap Kelangsungan Hidup Kelurga Dalam Perspektif Hukum Islam, Studi Kasus di Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Skripsi Jurusan syari`ah Fakultas Agama Islam, UMM, Malang. Hadis Riwayat Bukhori, Kitab Janaiz bab Maqiilah fii auladin wa-al Musrikiin. Nomor Hadist Hadist Riwayat Ahmad,. Kitab Baqi Musnad al Maksturiin, bab Baqi Musnad as Sabiqi. Nomor Hadist Kartini Hartono,1992. Psikologi Wanita, cet. Ke II, CV. Mandar Maju, Bandung. Komariah, Hukum Perdata, UMM Press, Malang. Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari`ah. Sinar Grafika, Jakarta. Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, terjemah Saefullah Ma`shum. Pustaka Firdaus, Jakarta.

9 Muhammad Mutawalli Sya`rowi, 1993, Wanita Dalam Al-Qur`an, Gema Insani Press, Jakarta. Muslimin, Tenaga Kerja Wanita, Studi Tentang Tenaga Kerja Wanita Pembantu Rumah Tangga di Kodia Malang (Laporan Hasil Penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMM, Malang. M. Tholib, 1997, 20 Perilaku Durhaka Suami Terhadap Istri. Irsyadin Baitussalam. Bandung. Observasi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang, Kepanjen-Malang, pada tanggal 19 November Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor I Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Sepenggal Kisah Dari TKI UMMI. No.7. Sidik Sunaryo Penguatan Peran dan Kedudukan Tenaga Kerja Wanita (TKW) dalam sektor publik, Studi Pada PPJTKI di Jawa Timur. Malang. Lembaga Penelitian UMM. Malang. Soejono Soekanto, dan Sri Mamuji, Peneliti Hukum normatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Cet. Ke XXVII. Jakarta. Subekti Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta. Cet. 31. Tihami dan Thohari Sahrani, Fiqh Munakahat: Kajian Fiqh Nikah Lengkap, Jakarta. Zakiyah Darajat dkk, Ilmu Fiqh. Jilid III. Depag RI Jakarta.

10 Zuhdi Muhdlor Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai, dan Rujuk) Menurut Hukum Islam, UU nomor 7 tahun 1974 tentang perkawinan, UU nomor 7 tahun 1989 (UU Peradilan Agama), dan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Bandung. Komilasi Hukum Islam. Buku I Tentang Hukum Perkawinan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1975 Tentang Perkawinan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Undang-undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Penyebab Perceraian Tertinggi-di Indonesia. htm, Inilah Penyebab Perceraian Tertinggi di Indonesia diakses pada tanggal 25 Maret 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di muka bumi ini Tuhan telah menciptakan segala sesuatu saling berpasangan, ada laki-laki dan perempuan agar merasa tenteram saling memberi kasih sayang dari suatu ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah menjadikan makhluk-nya berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, menjadikan hewan jantan betina begitu pula tumbuhtumbuhan dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan.

BAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan. 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan-pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini, dasar hukum yang digunakan oleh majelis hakim untuk

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI UNTUK MENCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERKARA CERAI GUGAT

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI UNTUK MENCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERKARA CERAI GUGAT EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI UNTUK MENCAPAI PERDAMAIAN DALAM PERKARA CERAI GUGAT (Studi Di Pengadilan Agama Kabupaten Malang) PENULISAN HUKUM Oleh : One Widhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PERKAWINAN BERKAITAN DENGAN KEDUDUKAN WALI NIKAH TERHADAP PERKAWINAN ANAK LUAR KAWIN

TINJAUAN PELAKSANAAN PERKAWINAN BERKAITAN DENGAN KEDUDUKAN WALI NIKAH TERHADAP PERKAWINAN ANAK LUAR KAWIN TINJAUAN PELAKSANAAN PERKAWINAN BERKAITAN DENGAN KEDUDUKAN WALI NIKAH TERHADAP PERKAWINAN ANAK LUAR KAWIN (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Klojen Kota Malang) PENULISAN HUKUM Oleh : HELMI BUDIMAN

Lebih terperinci

TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I

TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I Diajukan guna memenuhi kewajiban dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama dalam Ilmu Hukum Islam Disusun Oleh : M A W A R D

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERMOHONAN TALAK SEBAB MURTAD

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERMOHONAN TALAK SEBAB MURTAD ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERMOHONAN TALAK SEBAB MURTAD (Telaah Putusan Pengadilan Agama Wonogiri Nomor : 0080/Pdt.G/2013/PA.Wng dan Nomor : 0838/Pdt.G/2009/PA. Wng) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974

TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974 TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974 SKRIPSI Oleh: LUTFI MAYA NIRWANA NIM. 07120007 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H Status Perkawinan Orang Murtad (Studi Komparatif Mazhab Syafi'i dan KHI) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Fakultas Syari'ah/Jurusan Ahwal Asy-Syakhsiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim baik laki-laki maupun perempuan yang telah memenuhi syarat. Tidak jarang pernikahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ikatan suci yang dinamakan perkawinan. Perkawinan adalah suatu hubungan

BAB I PENDAHULUAN. ikatan suci yang dinamakan perkawinan. Perkawinan adalah suatu hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di muka bumi ini, Tuhan telah menciptakan segala sesuatu saling berpasangan, ada laki-laki dan perempuan agar merasa tentram, saling memberi kasih sayang dan

Lebih terperinci

PROSES PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA SALAH SATU PIHAK DIPENJARA (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas IA Semarang) SKRIPSI

PROSES PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA SALAH SATU PIHAK DIPENJARA (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas IA Semarang) SKRIPSI PROSES PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA SALAH SATU PIHAK DIPENJARA (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas IA Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat guna menyelesaikan Program

Lebih terperinci

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6 BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu

Lebih terperinci

JURUSAN SYARI AH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JURUSAN SYARI AH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh gelar Kesarjanaan Hukum Islam Oleh : Agus Salim NIM. 06120027 JURUSAN SYARI AH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.

BAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama. BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota Banjarmasin tentang harta bersama. a. Harta bersama menurut pendapat ulama Muhammadiyah kota Banjarmasin. - Harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,

Lebih terperinci

PERBEDAAN AGAMA SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Kelas 1A Kendari )

PERBEDAAN AGAMA SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Kelas 1A Kendari ) PERBEDAAN AGAMA SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN ( Studi Kasus Pengadilan Agama Kelas 1A Kendari ) S K R I P S I Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-syakhshiyah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja. Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

DAFTAR PUSTAKA. A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja. Grafindo Persada, Jakarta, 2002. DAFTAR PUSTAKA A. Buku A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Abd. Shomad, Hukum Islam : Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia,

Lebih terperinci

PEMBERIAN DISPENSASI NIKAH OLEH PENGADILAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN. ( STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN TEGAL )

PEMBERIAN DISPENSASI NIKAH OLEH PENGADILAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN. ( STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN TEGAL ) PEMBERIAN DISPENSASI NIKAH OLEH PENGADILAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN. ( STUDI KASUS PENGADILAN AGAMA KABUPATEN TEGAL ) SKRIPSI diajukan kepada Fakultas Hukum guna memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan tanggung jawab. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan BAB I PENDAHULUAN L Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah suatu perbuatan hukum. Suatu perbuatan hukum yang sah menimbulkan akibat berupa hak-hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak (suami dan istri)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

DAFTAR PUSTAKA. Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977. DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH NAFIDHATUL LAILIYA NIM. 3222113012 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH 66 BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH A. Analisis terhadap Pertimbangan Hakim Dalam putusan

Lebih terperinci

PENYEBAB PEMBATALAN PERKAWINAN DAN AKIBAT HUKUMNYA DI PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG SKRIPSI. Oleh: ISMAIL NIM:

PENYEBAB PEMBATALAN PERKAWINAN DAN AKIBAT HUKUMNYA DI PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG SKRIPSI. Oleh: ISMAIL NIM: PENYEBAB PEMBATALAN PERKAWINAN DAN AKIBAT HUKUMNYA DI PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG SKRIPSI Oleh: ISMAIL NIM: 07120025 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN SYARI AH 2012 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan 58 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM MEMUTUSKAN PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH DUA KALI DI KUA DAN KANTOR CATATAN SIPIL NOMOR: 2655/PDT.G/2012/PA.SDA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN 55 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Tentang Praktik Penjatuhan Talak Seorang Suami Melalui

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN A. Analisis Terhadap Dasar Putusan Hakim Pengadilan Agama Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting yang dialami dua insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari karunia Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP OBJEK JAMINAN HAK TANGGUNGAN YANG DIAJUKAN DI

ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP OBJEK JAMINAN HAK TANGGUNGAN YANG DIAJUKAN DI ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP OBJEK JAMINAN HAK TANGGUNGAN YANG DIAJUKAN DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu Nomor 0003/Pdt.P/2011/PA.Bn tentang kedudukan wali adhal dalam perkawinan, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Perbandingan Antara Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dengan Fikih Islam) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1) Hukum Islam(SHI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul amanah dan tanggung jawab.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN (STUDI EMPIRIK DI KELAS V SD MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012)

PEMAHAMAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN (STUDI EMPIRIK DI KELAS V SD MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012) PEMAHAMAN DAN PERILAKU KEAGAMAAN (STUDI EMPIRIK DI KELAS V SD MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI.

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI. KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI Oleh: ARINA NIM. 07120001 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Bidang Ilmu Hukum

PENULISAN HUKUM. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Bidang Ilmu Hukum PENULISAN HUKUM ANALISIS YURIDIS NORMATIF TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PERJUDIAN (Studi Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam

BAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan rumah tangga suatu permasalahan terkadang dapat diatasi, sehingga antara kedua belah pihak dapat berbaikan kembali, tetapi adakalanya perselisihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta Islam mengatur hubungan manusia dengan

Lebih terperinci

PERCERAIAN YANG TERJADI ATAS PELANGGARAN TAKLIK TALAK DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PERCERAIAN YANG TERJADI ATAS PELANGGARAN TAKLIK TALAK DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERCERAIAN YANG TERJADI ATAS PELANGGARAN TAKLIK TALAK DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Kajian Putusan Nomor: 0689/Pdt.G/2008/PA. Kra dan Putusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam dunia filsafat, para filosof, khususnya Aristoteles menjuluki manusia dengan zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu mempunyai keinginan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN WANPRESTASI KREDIT JAMINAN FIDUSIA DENGAN JAMINAN KENDARAAN BERMOTOR

PENYELESAIAN WANPRESTASI KREDIT JAMINAN FIDUSIA DENGAN JAMINAN KENDARAAN BERMOTOR PENYELESAIAN WANPRESTASI KREDIT JAMINAN FIDUSIA DENGAN JAMINAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi di PT. Pegadaian Unit Pembantu Cabang Purwosari Kabupaten Pasuruan) PENULISAN HUKUM Oleh: DINA SUPENO 201210110311113

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai taraf kesejahteraan dan kebahagiaan yang selalu didambakan setiap

BAB I PENDAHULUAN. mencapai taraf kesejahteraan dan kebahagiaan yang selalu didambakan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya perkawinan adalah penyatuan dua insan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk sebuah rumah tangga (keluarga) yang harmonis dan

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM PENGGUNAAN SUMPAH POCONG SEBAGAI SUMPAH PEMUTUS (SUMPAH DECISOIR) DALAM KASUS PERCERAIAN DAN PEMBAGIAN

PENULISAN HUKUM PENGGUNAAN SUMPAH POCONG SEBAGAI SUMPAH PEMUTUS (SUMPAH DECISOIR) DALAM KASUS PERCERAIAN DAN PEMBAGIAN PENULISAN HUKUM PENGGUNAAN SUMPAH POCONG SEBAGAI SUMPAH PEMUTUS (SUMPAH DECISOIR) DALAM KASUS PERCERAIAN DAN PEMBAGIAN HARTA BERSAMA DI PENGADILAN AGAMA (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 1252/Pdt.G/1996/PA.Lumajang).

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDAFTARAN DESAIN INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK MENURUT UNDANG-UNDANG NO.31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PELAKSANAAN PENDAFTARAN DESAIN INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK MENURUT UNDANG-UNDANG NO.31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PELAKSANAAN PENDAFTARAN DESAIN INDUSTRI KERAJINAN KERAMIK MENURUT UNDANG-UNDANG NO.31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI (Studi pada Kawasan industri keramik-dinoyo, Malang) PENULISAN HUKUM/SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI (Studi Putusan Pengadilan Agama Magetan Nomor: 445/Pdt.G/2012/PA.Mgt).

ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI (Studi Putusan Pengadilan Agama Magetan Nomor: 445/Pdt.G/2012/PA.Mgt). ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI (Studi Putusan Pengadilan Agama Magetan Nomor: 445/Pdt.G/2012/PA.Mgt). Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM STUDI KASUS PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN PENJUALAN OBJEK HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH SECARA DI BAWAH TANGAN

PENULISAN HUKUM STUDI KASUS PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN PENJUALAN OBJEK HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH SECARA DI BAWAH TANGAN PENULISAN HUKUM STUDI KASUS PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN PENJUALAN OBJEK HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH SECARA DI BAWAH TANGAN (Studi di Koperasi Mitra Mandiri Malang) Oleh: Jaibun Nisak NIM 06400064 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia, dari sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu kenyataan atas keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun 1989 yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan kehakiman, peradilan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Contohnya dalam hal pemenuhan kebutuhan lahiriah dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN KETENAGAKERJAAN TERKAIT HAK JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KETENAGAKERJAAN TERKAIT HAK JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELAKSANAAN PERJANJIAN KETENAGAKERJAAN TERKAIT HAK JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Studi di PT. Perkebunan Nusantara X PG Jombang Baru Jombang) SKRIPSI Oleh: YUYUN SUPIYANINGSIH 05400066 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM PEMENUHAN HAK-HAK ISTERI DALAM PERCERAIAN. (Studi di Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur)

PENULISAN HUKUM PEMENUHAN HAK-HAK ISTERI DALAM PERCERAIAN. (Studi di Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur) PENULISAN HUKUM PEMENUHAN HAK-HAK ISTERI DALAM PERCERAIAN (Studi di Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur) Oleh: GETAR DANURAMANDA 09400011 JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap bertahan hingga

Lebih terperinci

SKRIPSI GUGATAN PERCERAIAN YANG BERAKIBAT PEMBATALAN PERKAWINAN ANTARA ANDRIANI DENGAN OENTORO. (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 441.

SKRIPSI GUGATAN PERCERAIAN YANG BERAKIBAT PEMBATALAN PERKAWINAN ANTARA ANDRIANI DENGAN OENTORO. (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 441. SKRIPSI GUGATAN PERCERAIAN YANG BERAKIBAT PEMBATALAN PERKAWINAN ANTARA ANDRIANI DENGAN OENTORO (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 441.K/Pdt/1992) OLEH : ANIS IKA HARIYANTI NIM 02110098 FAKULTAS HUKUM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. alasan-alasan perceraian di luar Undang-undang yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia karena dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan kelangsungan generasinya. Pengertian Perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan kebutuhan fitri setiap manusia yang memberikan banyak hasil yang penting, diantaranya adalah pembentukan sebuah keluarga yang didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan hukum Islam dalam jangka waktu setengah abad ini memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya pembaharuan dan perkembangan masalah-masalah

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN HUKUM

PROPOSAL PENELITIAN HUKUM PROPOSAL PENELITIAN HUKUM ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS TENTANG KENDARAAN SEPEDA LISTRIK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN. (Studi di Wilayah Kepolisian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan, manusia pun tak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filsuf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial yang harus diakui keberadaanya, dalam membentuk keluarga, masyarakat dan negara. Anak juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial yang harus diakui keberadaanya, dalam membentuk keluarga, masyarakat dan negara. Anak juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah makhluk sosial yang harus diakui keberadaanya, dihargai harkat dan martabatnya sebagaimana orang dewasa, karena anak adalah aset yang berharga dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua pribadi antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam, yakni separuh nyawa antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (uji materil) undang-undang terhadap Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. (uji materil) undang-undang terhadap Undang-undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahkamah Konstitusi sebagai sebuah institusi kekuasaan kehakiman di Indonesia memiliki salah satu wewenang untuk melakukan judicial review (uji materil) undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Amiruddin dan H. Zainal Asikin. Pengantar

Lebih terperinci

TIDAK DAPAT MENJALANKAN KEWAJIBAN HUBUNGAN INTIM SUAMI ISTRI MENYEBABKAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM 1 Oleh : Nabila Basalama

TIDAK DAPAT MENJALANKAN KEWAJIBAN HUBUNGAN INTIM SUAMI ISTRI MENYEBABKAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM 1 Oleh : Nabila Basalama TIDAK DAPAT MENJALANKAN KEWAJIBAN HUBUNGAN INTIM SUAMI ISTRI MENYEBABKAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM 1 Oleh : Nabila Basalama ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah

Lebih terperinci

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena berbagai hal. 1 Putus ikatan bisa berarti salah seorang diantara keduanya meninggal dunia, antara pria dengan wanita

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN HAK ASUH ANAK KEPADA AYAH AKIBAT PERCERAIAN. ( STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG ) SKRIPSI

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN HAK ASUH ANAK KEPADA AYAH AKIBAT PERCERAIAN. ( STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG ) SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN HAK ASUH ANAK KEPADA AYAH AKIBAT PERCERAIAN. ( STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG ) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISA PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENGGELAPAN

ANALISA PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENGGELAPAN ANALISA PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENGGELAPAN (Berkas Perkara No.559/Pid.B/2004/PN. Kepanjen dengan Berkas Perkara No.560/Pid.B/2004/PN. Kepanjen) LEGAL MEMORANDUM Oleh: DIAN NOVITA SARI 02400075

Lebih terperinci

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL Muchamad Arif Agung Nugroho Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang agungprogresif@gmail.com ABSTRAK Perkawinan heteroseksual merupakan suatu perikatan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN HUKUM ALAT BUKTI ELEKTRONIK DALAM HUKUM ACARA PIDANA (Studi Komparatif KUHAP dan UU ITE)

KEDUDUKAN HUKUM ALAT BUKTI ELEKTRONIK DALAM HUKUM ACARA PIDANA (Studi Komparatif KUHAP dan UU ITE) KEDUDUKAN HUKUM ALAT BUKTI ELEKTRONIK DALAM HUKUM ACARA PIDANA (Studi Komparatif KUHAP dan UU ITE) PENULISAN HUKUM Oleh: EKO VERDIANTO 05400052 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM 2011 PENULISAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : MAKNO BAMBANG TUTUKO

SKRIPSI. Disusun oleh : MAKNO BAMBANG TUTUKO PENINGKATAN KUALITAS APARATUR PEMERINTAH DESA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA BULUREJO, KECAMATAN BULUKERTO, KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas tugas Akhir

Lebih terperinci

PENULISAN HUKUM TINJAUAN YURIDIS NORMATIF TERHADAP PERBUATAN INCEST DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANANYA

PENULISAN HUKUM TINJAUAN YURIDIS NORMATIF TERHADAP PERBUATAN INCEST DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANANYA PENULISAN HUKUM TINJAUAN YURIDIS NORMATIF TERHADAP PERBUATAN INCEST DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANANYA Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perceraian itu sesungguhnya dibenci tanpa adanya hajat. Akan tetapi Nabi menyebutnya sebagai barang halal. Dikarenakan perceraian itu menghilangkan nikah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, pengertian perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai seorang suami

Lebih terperinci

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Bidang Hukum Perdata Islam Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan perkawinan dalam pelaksanaannya diatur dengan PP No. 9 Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II Pasal 2 ayat (1) PP

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat GunaMemperoleh Gelar Sarjana S1 dalam

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN HAKIM PADA PUTUSAN GUGAT REKONVENSI TERHADAP CERAI TALAK

PERTIMBANGAN HAKIM PADA PUTUSAN GUGAT REKONVENSI TERHADAP CERAI TALAK PERTIMBANGAN HAKIM PADA PUTUSAN GUGAT REKONVENSI TERHADAP CERAI TALAK (Studi Putusan Perkara No. 1537/Pdt.G./2009/PA.Mlg.) SKRIPSI Oleh: Anisah Mamduhah NIM: 07120011 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. Ahmad Isa Asyur, Kewajiban dan Hak Ibu, Ayah, dan Anak Pengugah Setiap Insan Selaku Anak, CV

Lebih terperinci

Oleh: Ahmada Chafida NIM :

Oleh: Ahmada Chafida NIM : DIWAJIBKANNYA PERSETUJUAN ISTRI SEBAGAI SYARAT IJIN POLIGAMI (TINJAUAN UU NOMOR 1 TAHUN 1974 PASAL 5 AYAT 1 DAN KHI PASAL 58 AYAT 1 PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah S.W.T berfirman dalam surat :

BAB I PENDAHULUAN. Allah S.W.T berfirman dalam surat : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berpasang- pasangan adalah salah satu sunnah Allah yang berlaku pada segenap Makhluk ciptaan-nya 1. Allah S.W.T berfirman dalam surat : Dan segala sesuatu Kami ciptakan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Adelia Ramadhini Putri

Disusun Oleh : Adelia Ramadhini Putri TERJADINYA PERCERAIAN KARENA PELANGGARAN TA LIK TALAK DITINJAU BERDASAR KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN ( Studi Kasus di Pengadilan Agama Semarang) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan

Lebih terperinci