BAB I PENDAHULUAN. Allah S.W.T berfirman dalam surat :
|
|
- Yohanes Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berpasang- pasangan adalah salah satu sunnah Allah yang berlaku pada segenap Makhluk ciptaan-nya 1. Allah S.W.T berfirman dalam surat : Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2 (Adz-Dzariyaat : 49) Hai sekalian manusia, bertakwalah kalian pada Allah yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. 3 (An- Nisa : 1). Para Sarjana Ilmu Alam menyatakan bahwa segala sesuatu kebanyakan terdiri dari dua pasangan. Misalnya, air yang kita minum (terdiri dari Oksigen dan 1 Sayyid Sabiq Fiqih Sunnah Jilid 2. Jakarta. Al- I thisom. Hal Departemen Agama RI al-qur`an dan terjemahnya. Bandung. PT. Syaamil Cipta Media. Adz-Dzariyaat (51): Ibid. An- Nisa (4) : 1. 1
2 Hidrogen), listrik, ada positif dan ada negatifnya dan sebagainya. 4 Oleh karena itu perkawinan merupakan sunnatullah atau bagian dari hukum alam di dunia ini. Perkawinan itu sendiri dilakukan oleh seluruh makhluk hidup di dunia ini baik itu manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan sekalipun. 5 Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap bertahan hingga pasangan tersebut dipisahkan oleh keadaan dimana salah satunya meninggal dunia. Perkawinan dianggap penyatuan antara dua jiwa yang sebelumnya hidup sendiri-sendiri sehingga begitu gerbang perkawinan sudah dimasuki, masing-masing individu tidak bisa lagi memikirkan diri sendiri akan tetapi harus memikirkan orang lain yang bergantung hidup kepadanya. Perkawinan secara bahasa berarti penggabungan dan percampuran, dengan persetujuan dan akad. Sedangkan menurut istilah perkawinan adalah menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahram. 6 Menurut Hukum Islam perkawinan adalah suatu akad yaitu akad yang menghalalkan pergaulan (hubungan suami isteri) dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara laki-laki dan seorang perempuan yang dua-duanya bukan muhrim, artinya apabila seorang pria dan seorang perempuan 4 H.S.A Al-Hamdani Risalah Nikah, terjemah Agus Salim. Jakarta. Pusaka Amani. Edisi ke-2. Hal H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani Fiqih Munakaha.. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Cetakan ke-2. Hal Sulaiman Rasjid Fiqh Islam. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Hal
3 bersepakat diantara mereka untuk membentuk suatu rumah tangga, maka hendaknya kedua calon suami isteri tersebut terlebih dahulu melakukan akad nikah. 7 Undang-Undang No.l Tahun 1974 tentang Perkawinan memberikan pengertian bahwa perkawinan merupakan ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 8 Sementara itu, dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia dinyatakan bahwa Perkawinan merupakan akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah, yang bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawadah, rahmah. Dijelaskan juga bahwa perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan pegawai pencatat nikah tidak mempunyai kekuatan hukum 9 atau dianggap tidak sah dalam pandangan hukum. Dewasa ini perundang-undangan telah mengatur tata cara perkawinan dan perceraian secara jelas dan rinci, keadaan ini dapat menjamin adanya kepastian hukum di bidang hukum perkawinan. 10 Sehingga masyarakat tidak lagi 7 A. Rahman Bakri dan Ahmad Sukardja Hukum Perkawinan Menurut Hukum Islam, Undangundang Perkawinan dan Hukum Perdata/BW. Jakarta. Hidakarya Agung. Hal Undang-undang RI No. 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan Bandung. Citra Umbara. Cet. VI. Hal Instruksi Presiden RI.No.l Tahun Tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta. Dirbinbapera, Dirjen Binbaga Islam, Departemen Agama RI. Hal KUA Muara Komam. Tata Cara dan administrasi perkawinan dan perceraian. diakses tanggal 25 Januari
4 mengalami kebingungan ketika akan melaksanakan perkawinan di Kantor Urusan Agama. Peraturan-peraturan tersebut dibuat agar semua pihak baik pegawai Kantor Urusan Agama maupun masyarakat memahami akan kewajiban dan syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika akad nikah hendak dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar perkawinan dianggap sah secara hukum. Untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam melakukan pernikahan dan mengatur agar pernikahan yang terjadi tidak dikatakan ilegal maka dibentuklah suatu lembaga khusus yang mengatur atau mengurusi segala kebutuhan maupun syarat yang harus dipenuhi oleh pasangan yang akan melakukan pernikahan. Baik itu berupa pengarahan kepada kedua mempelai, mengenai apa saja syarat yang harus dilengkapi sebelum menikah, biaya administrasi yang harus dibayar oleh kedua mempelai tersebut, termasuk menyediakan pejabat pencatat pernikahanan dan tempat dilaksanakannya akad nikah. Lembaga tersebut ialah Kantor Urusan Agama atau yang lebih di kenal dengan sebutan KUA. Terkait dengan tempat pelaksanaan akad nikah, Kantor Urusan Agama telah menyediakan tempat pelaksanaan akad nikah disalah satu bagian Kantor Urusan Agama yang biasa disebut dengan balai nikah. Namun anggota masyarakat yang hendak melangsungkan akad nikah di luar balai nikah diperkenankan untuk melangsungkan akad nikah di tempat lain sesuai dengan pilihannya sendiri. Hal demikian sudah barang tentu dapat menimbulkan 4
5 konsekuensi bertambahnya biaya pernikahan, misalnya saja transportasi bagi penghulu. Baru-baru ini kantor urusan agama menjadi sorotan publik dikarenakan tertangkapnya kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kota Kediri, oleh Kejaksaan Negeri Kota Kediri, Jawa Timur dalam kasus dugaan pungutan ilegal biaya pencatatan pernikahan. 11 Dalam kasus ini, kepala kantor urusan agama diketahui memungut biaya nikah sebesar Rp ,00 (dua ratus dua puluh lima ribu rupiah) untuk pernikahan di luar kantor dan Rp ,00 (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) di dalam kantor. Padahal biaya pencatatan nikah dan rujuk yang ditetapkan dalam Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 adalah sebesar Rp ,00 (tiga puluh ribu rupiah) per peristiwa. Pungutan sebesar Rp ,00 (tiga puluh ribu rupiah) per peristiwa tersebut adalah biaya pencatatan atas peristiwa nikah dan rujuk yang terjadi di KUA, sedangkan biaya pencatatan peristiwa yang dilangsungkan di luar KUA (biasa disebut dengan bedolan ) tidak diatur dalam PP tersebut. 12 Sehingga biasanya para pegawai yang mencatat penikahan diluar balai nikah akan menerima fasilitas dan dana tambahan dari masyarakat tanpa diminta oleh pihak Kantor Urusan Agama sebagai pengganti transport yang besarannya bervariasi. Hal ini dianggap lumrah oleh masyarakat maupun KUA, sehingga kebiasaan ini 11 Asmaul Chusna. Kejaksaan Tahan Kepala KUA Kota Kediri. diakses tanggal 28 Februari ibid 5
6 menjadi bagian dari tradisi yang tak terpisahkan saat dilaksanakannya akad nikah, khususnya yang dilakukan diluar balai nikah. Kenyataan sebagaimana telah dipaparkan tersebut menarik minat penelti untuk melakukan penelitian terhadap praktek plaksanaan akad nikah yang dilakukan di luar balai nikah dengan mengangkatnya dalam judul Analisis Yurdis Sosiologis Praktek Pelaksanaan Akad Nikah di Luar Balai Nikah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah praktek pelaksanaan akad nikah yang dilakukan di luar balai nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu Ditinjau dari Hukum Positif dan Hukum Islam? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan memahami praktek pelaksanaan akad nikah yang dilakukan di luar balai nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu apakah telah bejalan sesuai peraturan yang berlaku atau terdapat permasalahan terkait penerapan peraturan yang telah berlaku. 6
7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Bagi pemerintah dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang bagaimana sebenarnya praktek pelaksanaan akad nikah yang terjadi di masyarakat untuk menjadi bahan pertimbangan penerapan hukum sesuai dengan tiga azaz tujuan hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum, khususnya yang terkait dengan permasalahan pernikahan. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk membuka wawasan serta memberikan pengetahuan bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya bagi masyarakat Kecamatan Junrejo Kabupaten Malang tentang permasalahan pelaksanaan akad nikah, baik itu dari segi Hukum Positif maupun Hukum Islam. 3. Bagi Universitas Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap universitas dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa yang hendak melaksanakan penelitian ilmiah selanjutnya dibidang Hukum positif maupun Hukum Islam. 7
8 E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan di bidang keperdataan, khususnya menambah khazanah keilmuan di bidang hukum perkawinan mengenai permasalahan pelaksanaan akad nikah yang sering dilakukan di tengah-tengah masyarakat, dengan tetap bepedoman pada Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, peraturan menteri agama nomor 11 tahun 2007 tentang pencatatan nikah, Kompilasi Hukum Islam, Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2004 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen agama serta Kitab-kitab Fiqih yang membahas tentang permasalahan perkawinan. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasusk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang seuatu fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan keadaan sekarang, interaksi dengan lingkungan, baik individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat Partino Metodologi Penelitian. Jayapura. Pustaka Mahasiswa. Hal
9 2. Metode Pendekatan Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yuridis sosiologis, yang berarti pendekatan yang dititikberatkan pada aturan hukum atau yuridis yang dikaitkan dengan fakta-fakta tentang perilaku masyarakat. Metode pendekatan dalam suatu penelitian dikatakan yuridis sosiologis apabila jawaban permasalahannya dicari melalui studi kepustakaan dan studi lapangan (field research). 14 Metode pendekatan yang dilakukan melalui 2 tahapan. Pertama, penulis melakukan pendekatan secara sosiologis kepada masyarakat guna mendapatkan data dan informasi tentang faktor penyebab masyarakat ingin melaksanakan akad nikah di luar Kantor Urusan Agama yang dilakukan masyarakat Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu, kemudian dilakukan pembahasan dengan menggunakan aspek yuridis yang bertumpu pada aturan-aturan hukum mengenai perkawinan yang telah diatur dalam UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Aturan Pelaksananya PP No. 9 Tahun 1975, peraturan menteri agama nomor 11 tahun 2007 tentang pencatatan nikah, Inpres No.1 tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam dan mengenai biaya Perkawinan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun Muslan Abdurrahman Sosisologi dan Metode Penelitian Hukum. Malang. UMM Press. Hal
10 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu. Adapun alasan kenapa memilih lokasi ini menjadi tempat penelitian dikarenakan daerah ini banyak ditemukan praktek pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah yang dilakukan oleh berbagai kalangan. 4. Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakan data/sumber utama dalam penelitian yang dihimpun langsung dari hasil observasi. 15 Data primer dalam penelitian ini penulis peroleh langsung dari lokasi penelitian dengan melibatkan diri dalam kegiatan pencatatan nikah, wawancara (interview) dengan Kepala Kantor Urusan Agama, pasangan yang melaksanakan akad nikah di luar balai nikah, dan dokumentasi yang berkaitan dengan praktek pelaksanaan akad nikah. b. Data Sekunder Merupakan data penunjang data primer dalam suatu penelitian. Data sekunder tersebut meliputi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkawinan yaitu Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan beserta Aturan Pelaksanaannya PP No.9 Tahun 1974, Inpres No.1 Tahun 1991 Tentang 15 Mukhtar Metode Praktis Penelitian Deskriptif kualitatif. Jakarta Selatan. Referensi. Hal
11 Kompilasi Hukum Islam (KHI), peraturan menteri agama nomor 11 tahun 2007 tentang pencatatan nikah, Peratu ran Pemerintah Nomor 51 tahun 2000 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen agama, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS, Kitab-kitab fiqh munakahat, serta data-data penunjang lain seperti buku-buku, skripsi, tesis, jurnal dan media elektronik (internet) yang berkaitan dengan pelaksanaan akad nikah. c. Data Tersier Data tersier juga merupakan data penunjang lain dalam penelitian ini yang digunakan untuk menjelaskan pengertian-pengertian baku dalam penelitian ini. Data tersier tersebut diperoleh melalui kamus. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki secara langsung yang dikenal dengan partisipan observation. 16 Pengamatan dan pencatatan dilakukan pada pelaksanaan akad 16 ibid 11
12 nikah yang terjadi wilayah kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu. b. Metode Wawancara Teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah teknik memperoleh informasi secara langsung melalui permintaan keteranganketerangan kepada pihak pertama yang dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan. 17 pada penelitian ini penulis mewawancarai responden yang merupakan subyek dalam penelitian ini, baik Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu, masyarakat yang melakukan akad nikah di luar balai nikah, serta pihak-pihak yang berkaitan dalam permasalahan pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui tanya jawab secara langsung sehingga diperoleh data, pendapat, gambaran yang akurat dan seimbang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data-data/dokumendokumen yang berhubungan dengan praktek pelaksanaan akad nikah seperti foto, gambar, peta, grafik, struktur organisasi, data jumlah pelaku perkawinan yang tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu, data jumlah 17 ibid 12
13 pelaksanaan akad nikah yang dilakukan di balai nikah maupun di luar balai nikah, dan hal lain yang relevan dengan penelitian ini Analisa Data Setelah melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka selanjutnya penulis menganalisa data-data tersebut dengan menggunakan metode deskriptif analitis kritis atau yang lazim disebut juga dengan analitis kritis, yakni metode yang mendeskipsikan gagasan manusia denagn suatu nalisis yang bersifat kritis. 19 Menurut Isaac dan Michael, yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah mendeskripsikan situasi atau kawasan penting secara sistematis, faktual dan aktual. 20 Setelah memperoleh dan mendeskripsikan fakta tentang pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah maka selanjutnya penulis akan mengaitkan dan menganalisanya dengan aturan-aturan hukum yang mengatur tentang pelaksanaan akad nikah, sehingga ditemukan suatu kesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai kepastian hukum praktek pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah. 18 ibid 19 Mastuhu dan Deden Ridwan (eds) TradisiBaru penelitian agama tinjauan antar disiplin ilmu. Bandung.Nuansa. Hal Isaac dan Michael dalam Cik Hasan Bisri Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. Hal
14 G. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini agar menjadi suatu kesatuan dalam suatu susunan yang utuh dan runtut, disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada Bab ini akan penulis uraikan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Metode Penelitian yang digunakan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab II merupakan sebuah landasan teori yang berisi tentang pengertian perkawinan, dasar hukum perkawinan, hukum perkawinan di Indonesia, pencatatan perkawinan, Kantor Urusan Agama sebagai penyelenggara pencatatan nikah, ketentuan dasar penyelenggaraan pencatatan nikah, akad nikah syarat dan rukun. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan tentang pembahasan dari hasil penelitian, yang dikaji dan dianalisa secara yuridis dan sistematis sesuai dengan rumusan masalah yang disampaikan, yaitu berkaitan dengan bagaimana praktek pelaksanaan akad nikah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Junrejo Kecamatan 14
15 Junrejo Kota Batu dan bagaimana akibat hukumnya dalam perspektif yuridis dan sosiologis. BAB IV : PENUTUP Bagian ini akan berisi kesimpulan dari hasil analisa hukum dan pembahasan terkait penelitian yang dilakukan, serta saran yang memuat rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. 15
BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan kepada umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PRAKTEK PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI LUAR BALAI NIKAH DITINJAU DARI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PRAKTEK PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI LUAR BALAI NIKAH DITINJAU DARI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM (Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu) SKRIPSI Oleh: Abdilbarr
Lebih terperinciH.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6
BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena ia tidak saja menyangkut pribadi kedua calon suami isteri saja tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan
BAB I PENDAHULUAN L Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah suatu perbuatan hukum. Suatu perbuatan hukum yang sah menimbulkan akibat berupa hak-hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak (suami dan istri)
Lebih terperinciAKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)
AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa perkawinan yang oleh masyarakat disebut sebagai peristiwa yang sangat penting dan religius. Arti perkawinan sendiri ialah ikatan lahir batin antara seorang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH (Studi Kasus Penyelenggaraan Pernikahan di KUA Kec. Mantingan Kab. Ngawi dalam Perspektif Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dilahirkan ke dunia manusia sudah mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup. Di dalam bentuknya yang terkecil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang indah ini, Allah SWT menciptakan makhluknya berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan berkasih-kasihan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Allah S.W.T yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, namun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Contohnya dalam hal pemenuhan kebutuhan lahiriah dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, sesuai dengan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, LN tahun 1974 Nomor 1, TLN no. 3019, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia diatas permukaan bumi ini pada umumnya selalu menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi miliknya. Sesuatu kebahagiaan itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu amalan sunah yang disyari atkan oleh Al- Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, segala sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan perkawinan sangat penting dalam kehidupan berumah tangga, terutama bagi kaum perempuan. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk melindungi hak-hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan perkawinan dalam pelaksanaannya diatur dengan PP No. 9 Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II Pasal 2 ayat (1) PP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk diciptakan saling berpasangan, begitu juga manusia. Jika pada makhluk lain untuk berpasangan tidak memerlukan tata cara dan peraturan tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Yang Maha Indah sengaja menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan sebagai salah satu bagian dari romantika kehidupan. Supaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, lebih khusus lagi agar mereka bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah menjadikan makhluk-nya berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, menjadikan hewan jantan betina begitu pula tumbuhtumbuhan dan lain sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya untuk membina suatu hubungan. Sebagai realisasi manusia dalam membina hubungan
Lebih terperinciBAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo
BAB I 1. LATAR BELAKANG Salah satu kebutuhan hidup manusia selaku makhluk sosial adalah melakukan interaksi dengan lingkungannya. Interaksi sosial akan terjadi apabila terpenuhinya dua syarat, yaitu adanya
Lebih terperincial-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mensyariatkan perkawinan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai ibadah dan untuk memadu kasih sayang serta untuk memelihara kelangsungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan diciptakan Allah untuk mendampingi lelaki, demikian pula sebaliknya. Ciptaan Allah itu pastilah yang paling baik dan sesuai buat masingmasing. Perempuan pastilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang lebih dimuliakan dan diutamakan Allah dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan adanya aturan tentang perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang memadai mendorong para pekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan sakral dalam kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup saling berdampingan dengan manusia yang lain sebagaimana sifat manusia sebagai makhluk sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan salah satu pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT sebagai jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di muka bumi ini Tuhan telah menciptakan segala sesuatu saling berpasangan, ada laki-laki dan perempuan agar merasa tenteram saling memberi kasih sayang dari suatu ikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup bermasyarakat, karena sebagai individu, manusia tidak dapat menjalani kehidupannya sendiri untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: ANDRIYANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan perkawinan adalah persoalan yang selalu aktual dan selalu menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat dan hajat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup terpisah dari kelompok manusia lainnya. Dalam menjalankan kehidupannya setiap manusia membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aristoteles (384-322 SM) seorang ahli filsafat Yunani kuno menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta Islam mengatur hubungan manusia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai salah satu asas hidup yang utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna bahkan Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan melihat kepada hakikat perkawinan itu merupakan akad yang membolehkan laki-laki dan perempuan melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dibolehkan, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan institusi atau lembaga yang sangat penting dalam, masyarakat. Eksistensi institusi ini adalah melegalkan hubungan hukum antara seorang pria dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia di dunia ini yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik antara satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih sayang sebagai sebuah rahmat dari-nya. Dimana semua itu bertujuan agar manusia dapat saling berkasih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif dan erat sekali hubunganya dengan kerohanian seseorang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perkawinan adalah bukanlah sekedar masalah pribadi dari mereka yang melangsungkan perkawinan itu saja, tetapi merupakan salah satu masalah keagamaan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup. Hidup bersama di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap bertahan hingga
Lebih terperincidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.
DAMPAK PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT WALI YANG TIDAK SEBENARNYA TERHADAP ANAK DAN HARTA BERSAMA MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA KEDIRI (Zakiyatus Soimah) BAB I Salah satu wujud kebesaran Allah SWT bagi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pasal 1 UU.No 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpasang-pasangan, menjadikan manusia laki-laki berpasangan dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial dimana memiliki sifat saling membutuhkan, karena sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk senantiasa
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO
PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciSKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)
SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan.
70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan-pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini, dasar hukum yang digunakan oleh majelis hakim untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan manusia, karena perkawinan tidak saja menyangkut pribadi kedua calon suami istri, tetapi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara suami, istri dan anak akan tetapi antara dua keluarga. Dalam UU
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkawinan merupakan salah satu asas pokok yang paling utama dalam kehidupan rumah tangga yang sempurna. Perkawinan bukan hanya merupakan satu jalan yang amat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup rumah tangga setelah masing-masing pasangan siap untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu sunnatullah yang penting dalam kehidupan manusia untuk melahirkan keturunan yang sah dan kelestarian hidup rumah tangga setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. 1 Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan seperti laki-laki dan perempuan, tapi manusia tidak samadengan makhluk lain nya, yang selalu bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan dengan manusia lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam pergaulan hidup masyarakat sangat membutuhkan atau adanya ketergantungan dengan manusia lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia merupakan makhluk sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu hal yang terpenting di dalam realita kehidupan umat manusia. Perkawinan dikatakan sah apabila dilaksanakan menurut hukum masingmasing agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah S.W.T sebagai makhluk sosial yang ingin berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh keinginan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang dilakukan secara sadar oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mensyariatkan perkawinan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai ibadah dan untuk memadu kasih sayang serta untuk memelihara kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama dengan orang lain mengikatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan ujung tombak Kementerian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan ujung tombak Kementerian Agama di bidang keagamaan di Daerah. Ia menempati posisi yang sangat strategis, karena letaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan kebutuhan fitri setiap manusia yang memberikan banyak hasil yang penting, diantaranya adalah pembentukan sebuah keluarga yang didalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini dikarenakan pada hakikatnya kehidupan setiap manusia diawali dengan perjanjian dengan-nya untuk
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN. (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta )
1 TINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Dimana memiliki sifat yang saling membutuhkan, karena sejak lahir manusia telah dilengkapi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bagian hidup yang sakral, karena harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bagian hidup yang sakral, karena harus memperhatikan norma dan kaidah hidup dalam masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua orang berprinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia karena dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan kelangsungan generasinya. Pengertian Perkawinan
Lebih terperinciDengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan dua sub masalah, yaitu :
Pembatalan Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di Pengadilan Agama Tana Toraja) A. Latar Belakang Hampir semua mahluk ciptaan Allah swt, di atas dunia ini bila hendak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama kabupaten/kota di bidang urusan agama islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam, bahwa dua orang manusia dengan jenis kelamin yang berlainan seorang wanita dan seorang laki-laki, ada rasa saling tertarik antara satu sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan, manusia pun tak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filsuf
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menegakkan rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan berdasarkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan titik awal tekat bersama dari kedua insan pria dan wanita sebagai suami istri untuk membentuk, memelihara dan menegakkan rumah tangga (keluarga)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin
BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
Lebih terperinciSKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG
SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh HENDRIX
Lebih terperinciKAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN KEDUA SEORANG ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI
KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN KEDUA SEORANG ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI 1) TITIN APRIANI, 2) RAMLI, 3) MUHAMMAD AFZAL 1),2) Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi dapat juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ta rif pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan dan pembatasan hak dan kewajiban serta tolong menolong antara seorang laki-laki dan perempuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mîtsâqan ghalîdhan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
Lebih terperincipengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena berbagai hal. 1 Putus ikatan bisa berarti salah seorang diantara keduanya meninggal dunia, antara pria dengan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melalui pernyataan bahwa manusia adalah makhluk zoonpoliticon 75, yaitu bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang sejarah perkembangan manusia, manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, kecuali dalam keadaan terpaksa manusia dapat berpisah dari kelompoknya
Lebih terperincimenikah akan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah. Dalam pernikahan yang berlandaskan al- Qur an dan Sunnah. Tata cara tersebut antara
Latar Belakang Masalah Dalam Islam setiap orang diwajibkan untuk menikah. Karena dengan menikah akan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah. Dalam Islam juga telah diberikan konsep yang jelas
Lebih terperinci