Bauran Pemasaran Terung ungu (Solanum melogena L.) di STA Baliak Mayang Unit LKMA Pincuran Bonjo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bauran Pemasaran Terung ungu (Solanum melogena L.) di STA Baliak Mayang Unit LKMA Pincuran Bonjo"

Transkripsi

1 Bauran Pemasaran Terung ungu (Solanum melogena L.) di STA Baliak Mayang Unit LKMA Pincuran Bonjo Lisa Dwi Nofrita 1 Raeza Firsta Wisra 2 RINGKASAN Terung ungu (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman hortikultura yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Tanaman terung berasal dari Sri Lanka dan India. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkannya. Bauran pemasaran sangat penting peranannya dalam pemasaran produk terung ungu dengan menggunakan seluruh elemen-elemen bauran pemasaran yakni Produkproduk yang ditawarkan (product), Harga jual (price), Penyaluran (place) dan Promosi (promotion). Terung ungu merupakan salah satu komoditi yang banyak diminati pedagang maupun konsumen langsung karena produk terung ungu yang ditawarkan di STA Baliak Mayang memiliki kualitas yang bagus sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli produk terung ungu di STA Baliak Mayang. Kata Kunci : Bauran pemasaran, Komoditi terung ungu 1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1

2 PENDAHULUAN a. Latar Belakang Terung ungu (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman hortikultura yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Tanaman terung berasal dari Sri Lanka dan India. Di Indonesia, terung sering disajikan dalam berbagai hidangan, mulai dari sayuran berkuah hingga lalapan. Sama seperti sayuran lainnya, terung menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh. Manfaat terung bagi kesehatan tubuh adalah terdapat pada kandungan nutrisinutrisinya. Rukmana (1994) menyatakan bahwa terung kaya vitamin C, K, B6, niasin, magnesium, fosfor, tembaga, serat, asamfolat, kalium, dan mangan. Selain itu, terung sedikit sekali mengandung kolesterol atau lemak jenuh. Prospek budidaya terung ungu (Solanum melongena L.) di Indonesia sangat baik karena terung ungu banyak digemari oleh masyarakat. Terung ungu merupakan tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, terung sangat potensial untuk dikembangkan. Terung ungu merupakan salah satu komoditi pertanian yang ada di STA Baliak Mayang. Ketersediaan terung ungu di STA Baliak Mayang terjamin bagi konsumen atau pedagang yang membeli produk tersebut secara langsung dengan jumlah yang cukup banyak. Komoditi pertanian terutama terung ungu menjadi salah satu produk unggulan yang ada di STA Baliak Mayang karena kualitas yang diberikan oleh STA Baliak Mayang sesuai dengan kriteria produk yang banyak diminati konsumen karena STA Baliak Mayang lebih mementingkan kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Sub Terminal Agribisnis (STA) Baliak Mayang adalah unit kegiatan dari LKMA yang merupakan wadah tempat menampung hasil produksi kelompok tani. Kegiatan yang dilakukan STA adalah mulai dari penerimaan sayuran dari petani, penanganan pasca panen 2 (sortasi, grading), pengemasan, penimbangan dan pemasaran. Pemasaran mempunyai peranan penting untuk keberhasilan suatu perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Pemasaran juga mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut aspek kehidupan termasuk bidang ekonomi dan sosial. Karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke konsumen maka, untuk itu pemasaran merupakan sektor yang penting dalam pendapatan masyarakat. Keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan dan sasaran perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan memasarkan produknya. Tujuan perusahaan untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya, berkembang dan mampu bersaing, hanya mungkin apabila perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kuantitas yang diharapkan serta mampu mengatasi tantangan dari para pesaing dalam pemasaran. Setiap perusahaan akan menganut sistem pemasaran yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan besar kecilnya perusahaan tersebut, salah satu unsur dalam pemasaran yaitu acuan/ bauran pemasaran (marketing mix) yang merupakan cara yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya (Kotler,2000). Beberapa variabel yang dapat digunakan untuk mempengaruhi tanggapan pembeli antara lain : Produk yang ditawarkan (Product), harga jual (Price), distribusi/ prnyaluran (Place), promosi (Promotion). Bauran pemasaran dapat melihat sejauh mana penerapan strategi pemasaran dalam suatu usaha. STA Baliak mayang sebagai salah satu usaha dengan komoditas unggulan yaitu terung ungu juga perlu memahami langkah atau cara apa yang dapat dilakukan untuk

3 meningkatkan pemasaran komoditas unggulannya. b. Tujuan 1). Mengetahui bauran pemasaran pada sayuran terung ungu di STA Baliak Mayang dengan elemen 4P. 2). Mengetahui manfaat dari adanya bauran pemasaran dengan elemen 4P pada produk sayuran khususnya terung ungu di STA Baliak Mayang. METODE PELAKSANAAN a. Tempat dan Waktu Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama 2,5 bulan (10 minggu) dimulai dari Tanggal 14 Maret Mei PKPM dilakukan di STA Baliak Mayang unit LKMA Pincuran Bonjo yang berada di Kelurahan Padang Alai Bodi, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat. b. Ruang Lingkup Penulisan Laporan Tugas Akhir ini mencakup Bauran pemasaran denagn menggunakan 4P (Product, Price, Place dan Promotion) dari komoditi Terung ungu yang ada di STA Baliak Mayang unit LKMA Pincuran Bonjo. c. Teknik Pengumpulan Data 1).Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada responden seperti pimpinan perusahaan pembimbing lapangan serta karyawan di STA Baliak Mayang. 2).Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dilapangan selama kegiatan PKPM berlangsung yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam Laporan Tugas Akhir. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil 1. Gambaran umum perusahaan Lahirnya Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Pincuran Bonjo(LKMA) Pincuran Bonjo ini berawal dari beberapa orang petani penggarap yang berdomisili di Kelurahan Padang Alai Kecamatan Payakumbuh Timur, tahun 2004 mereka mencoba menumpang hidup di hamparan lahan rawa yang berlokasi dibagian Timur Kelurahan Padang Alai berbatasan langsung dengan Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Hamparan lahan rawa tersebut mereka kenal dengan namaareal Baliak Mayang. Areal Baliak Mayang mempunyai kedalaman lumpur rata-rata 120 cm, sehingga ditumbuhi oleh semak belukar, pohon perdu dan dihuni oleh binatang berbisa. Tanah rawa tersebut dibersihkan dan diolah dengan membuat bedengan-bedengan, saluran drainase antar bedengan dibuat lebih dalam dari ukuran standar, 6 bulan lamanya tanah tersebut dibiarkan terbuka.setelah 6 bulan baru diolah kembali sampai selesai tanam. Pertengahan November 2007, dari hasil musyawarah yang dilakukan oleh petani dengan melihat kondisi yang ada, maka timbul niat untuk membuat kelompok tani dengan nama Kelompok Tani Baliak Mayang. Nama ini sesuai dengan nama hamparan lahan tempat para petani bercocok tanam. Dengan adanya usaha secara berkelompok, maka suatu pekerjaan akan lebih mudah dikerjakan. Sejalan dengan itu, untuk mengatasi permasalahan pemasaran, maka sesama anggota mengumpulkan uang dan uang tersebut digunakan untuk menyewa rumah penduduk yang tidak berpenghuni sebagai tempat menampung hasil produksi. Oleh sebab itu, maka berdirilah sebuah gudang penjualan yang dikenal dengan nama Sub Terminal Agribisnis (STA) Baliak Mayang. Setiap anggota kelompok diwajibkan untuk menjual hasil produksinya ke STA yang telah didirikan. Bagi anggota yang

4 melanggar aturan akan diberi sanksi yang telah ditetapkan. Permintaan yang terus meningkat tentunya harus diimbangi dengan produksi yang meningkat pula, dengan begitu pengembangan usaha juga harus dilakukan. Dalam pengembangan usaha membutuhkan modal yang cukup besar, sementara petani tidak memiliki dana. Permasalahan kekurangan modal ini dimusyawarahkan oleh anggota kelompok tani agar memperoleh solusi yang baik.pada tanggal 19 Desember 2007 anggota kelompok tani mengikuti pelatihan dan pengembangan usaha kelompok tani secara partisipatif yang diadakan oleh Dipertanbunhut Kota Payakumbuh. Dari pelatihan tersebut diperoleh informasi mengenai Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis yang pada saat itu telah ada didirikan oleh Bapak Masril Koto di daerah Baso. Pada tanggal 15 Februari 2008 Kelompok Tani Baliak Mayang bekerjasama dengan Kelompok Tani Ujung Pandang dan Kelompok Tani Sei Baih yang kemudian menjadi gabungan kelompok tani (gapoktan) yang diberi nama Kelompok Tani Tigo Sapilin membentuk sebuah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dengan nama Pincuran Bonjo. Pincuran Bonjo ini didasarkan atas nama mata air yang terus mengeluarkan air walaupun pada saat musim kering, mata air ini terletak didaerah Baliak Mayang. Setelah membentuk STA dan LKM-A, anggota kelompok tani juga membentuk kegiatan P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya). Peranan P4S sangat penting untuk meningkatkan kualitas petani dengan memberikan penambahan pengetahuan dan keterampilan, sehingga hasil budidaya juga akan semakin meningkat. Pelatihan tidak hanya diberikan kepada kelompok tani saja, namun juga kepada instansi lain yang menginginkan. 4 LKM-A Pincuran Bonjo yang terletak di Kelurahan Padang Alai Bodi, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat telah mampu menjadi bank petani dengan berbagai produk simpanan maupun produk pembiayaan yang dimiliki untuk memberikan jasa pelayanan kepada petani. Hasil pertanian juga dapat dipasarkan di STA Baliak Mayang serta adanya P4S sebagai pusat pelatihan yang semuanya merupakan unit LKM-A Pincuran Bonjo. 2. Deskripsi Kegiatan Bisnis 2.1 Simpanan Simpanan atau tabungan merupakan jenis usaha yang melayani anggota LKMA khususnya serta masyarakat Kelurahan Padang Alai Bodi dan sekitarnya untuk menyimpan uangnya di LKMA Pincuran Bonjo. Adapun jenis produk simpanan yang ditawarkan yaitu: Simas,Sipen, Sidufi, Sibumil, Sikendur, Siaqur. 2.2 Budidaya Budidaya yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo berasal dari kelompok tani yang tergabung di LKMA. Jenis budidaya yang dilakukan yaitu budidaya tanaman hortikultura seperti mentimun, pare, gambas, kacang panjang, terung ungu, terung telunjuk dan terung hijau. 2.3 Sub Terminal Agribisnis Unit STA yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo ini diberi nama STA Baliak Mayang. STA Baliak Mayang merupakan tempat pemasaran hasil komoditi pertanian yang dibudidayakan oleh kelompok tani yang tergabung di LKMA Pincuran Bonjo khususnya, serta petani yang ada di kelurahan Padang Alai Bodi dan sekitarnya juga ada yang menjual hasil pertaniannya di STA ini. Bahan baku sayuran diperoleh dari pemasok yang berasal dari anggota tani Baliak Mayang yaitu pemasok sayuran dari anggota yang ikut mendirikan STA Baliak Mayang dan melakukan budidaya sayuran,dan mitra tani Baliak Mayang

5 yaitu merupakan kerjasama petani dengan STA yang akan diseleksi berdasarkan kriteria sayuran yang akan dipasok seperti ukuran, kualitas dan kuantitas. Komoditi yang biasanya dipasarkan adalah jenis sayuran hortikultura seperti mentimun, pare, gambas, kacang panjang, terung ungu, terung hijau dan terung telunjuk.hasil pertanian yang telah dibeli oleh STA dari petani dijual kembali kepada para pedagang yang telah menjadi mitra STA BaliakMayang. Kegiatan yang dilakukan di STA yaitu berupa kegiatan pasca panen sayuran mulai dari kegiatansortasi, grading, pengemasan, penimbangan dan pemasaran. 2.4 Kios Saprodi LKMA Pincuran Bonjo memiliki unit kios saprodi yang menyediakan berbagai macam kebutuhan sarana produksi pertanian diantaranya pupuk kompos, benih, pestisida, pupuk an organik dan mulsa.kios Saprodi ini memberikan kemudahan kepada anggota LKMA ataupun petani lainnya sekitar Padang Alai Bodi untuk memperoleh sarana produksi yang dibutuhkan. 2.5 P4S (Pusat pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) P4S merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan dibidang pertanian dan perdesaan yang dimilliki dan dikelola oleh LKMA Pincuran Bonjo yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Narasumber pada saat pelatihan berasal dari tim pelatih yang merupakan pengurus atau anggota LKMA Pincuran Bonjo sendiri maupun dari luar seperti dari dinas pertanian dan instansi terkait 3. Deskripsi Pelanggan Pelanggan merupakan orang yang membeli suatu barang atau menggunakan jasa yang ditawarkan oleh produsen. Pelanggan dari LKMA Pincuran Bonjo adalah anggota LKMA itu sendiri serta masyarakat lainnya yang bukan anggota. Untuk pembiayaan yang menjadi pel anggan adalah anggota LKMA, sedangkan pelanggan atau nasabah dari simpanan tidak hanya anggota saja namun juga masyarakat lain yang bertempat tinggal di Padang Alai Bodi dan sekitarnya. Kegiatan pemasaran untuk produk jasa seperti simpanan dan pinjaman dilakukan di Padang Alai Bodi dan sekitarnya. Kegiatan simpan pinjam ini dimulai dari dilakukannya promosi untuk produk tabungan kepada anggota, masyarakat umum serta siswa SD agar mau menabung di LKMA Pincuran Bonjo. Setelah itu uang yang terkumpul dikelola oleh LKMA Pincuran Bonjo dan dipinjamkan kepada anggota LKMA yang membutuhkan sebagai tambahan modalusaha tani yang dilakukan. Untuk produk simpanan, LKMA Pincuran Bonjo memiliki pelayanan khusus dengan menjemput uang tabungan ke tempat masing-masing nasabah yang tidak memiliki kesempatan langsung ke LKMA untuk menabung. Untuk produk sayuran yang dikelola STA Baliak Mayang unit LKMA Pincuran Bonjo dipasarkan kepada pedagang yang membeli dalam skala besar untuk dijual kembali ke pasar tradisional baik yang ada di Payakumbuh maupun daerah Bukittinggi, Bangkinang, Pekanbaru, Duri, Dumai dan Bengkalis.Untuk distributor dari Bengkalis yang sudah menjadi pelanggan tetap, pemasaran ke Bengkalis dilakukan setiap 2 kali seminggu. Selain itu juga ada masyarakat lainnya yang membeli dalam skala kecil untuk keperluan konsumsi sehari-hari. Setiap pengambilan sayuran dijemput langsung oleh pelanggan ke STA Baliak Mayang. Saprodi yang dimiliki oleh LKMA Pincuran Bonjo dipasarkan kepada anggota dan petani lainnya, namun untuk pupuk kompos dipasarkan hingga ke Pekanbaru. 5

6 b. Pembahasan 1. Bauran pemasaran terung ungu di STA Baliak Mayang. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran suatu produk, yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yang dapat dikendalikan dan ditentukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. STA Baliak Mayang merupakan wadah untuk menampung hasil pertanian anggota tani dan sebagai sarana pemasaran dari hasil pertanian, khususnya sayuran. Salah satu sayuran produksi yang ada di STA Baliak Mayang adalah terung ungu, terung ungu merupakan salah satu produk yang banyak diminati konsumen dan ketersediaan terung ungu di STA Baliak Mayang bisa memenuhi permintaan konsumen. Adapun bauran pemasaran (marketing mix) terhadap terung ungu di STA Baliak Mayang yaitu : 1. Produk terung ungu Produk merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Salah satu produk yang dipasarkan di STA Baliak Bayang adalah terung ungu, sebelum dipasarkan produk terung ungu terlabih dahulu dilakukan proses pasca panen yaitu sortasi dan grading. Kegiatan sortasi dan grading pada terung ungu dilakukan secara bersamaan. Kegiatan pasca panen ini dilakukan untuk menjaga kualitas produk terung ungu hingga sampai ketangan konsumen. Terung ungu pada STA Baliak Mayang memiliki grade (ukuran) yang berbeda-beda, sesuai dengan permintaan konsumen. Setelah 6 melakukan kegiatan grading maka akan ada 3 ( tiga ) kelompok terung ungu yaitu: a)terung ungu super memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai panjang lebih dari 20 cm dan diameter lebih dari 4 cm serta berbentuk lurus, bagus, warna ungu mengkilat, kulit buah bersih tanpa cacat serta terbebas dari hama dan penyakit, dan kematangan terung ungu sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan apabila terdapat terung ungu yang memiliki ukuran yang sesuai dengan yang ditetapkan dan berbengkok tetapi kematangannya tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan maka terung ungu tersebut termasuk kedalam kategori terung ungu afkiran. b) Terung ungu ampera ( bawah super ) : berbentuk bagus dan bentuk terung ada yang bengkok, warna ungu mengkilat, kulit buah bersih tanpa cacat, terbebas dari hama dan penyakit dan kematangannya sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Perbedaan dengan terung ungu super ukuran panjangnya kurang dari 20 cm dan diameternya kurang dari 4 cm. Kematangan dari terung ungu yaitu apabila terung ungu tidak keras dan warnanya tidak berubah menjadi keabuabuan, maka terung tersebut bisa dimasukkan dalam kategori terung ungu ampera. c) Terung ungu afkiran : yaitu terung yang tidak layak dijual seperti terserang hama dan penyakit, warnanya stidak ungu mengkilat, dan terung ungu tersebut keras dan biasanya dijadikan untuk pakan ternak. 2. Harga terung ungu Penetapan harga yang dilakukan STA Baliak Mayang dilakukan berdasarkan harga pasar yang berlaku karena harga produk hortikultura di pasaran fluktuasi.

7 Sebelum melakukan pembelian terhadap produk pihak STA melakukan survey pasar terlebih dahulu. Dari hasil tersebut pihak STA menentukan harga beli produk ke petani. Apabila harga dipasaran 3000/ kg maka pihak STA membeli produk ke petani Rp / kg. Pihak STA hanya mengambil keuntungan Rp.300,/kg, dari harga yang ditetapkan kepada pedagang Keuntungan tersebut juga dibagi untuk pengelola Rp. 200,- dan untuk STA Rp. 100,-. Pembayaran atas pembelian produk terhadap petani dilakukan secara tunai (cash) maupun pembelian dari pedagang langganan. Penetapan harga terung ungu ke konsumen langsung. Penetapan harga terung ungu,terung ungu kualitas super STA Baliak Mayang membeli dengan harga Rp.2.500/ kg dari petani tergantung harga yang ada dipasaran saat pembelian dari petani dan menjual ke pedagang Rp.2.800/kg, sedangkan untuk terung kualitas ampera (bawah super) pihak STA Baliak Mayang membeli dengan harga Rp /kg saat pembelian dari petani yang ditentukan menurut harga pasar yang ada pada saat itu, maka pihak STA Baliak Mayang akan menjual produk terung ungu tersebut kepada pedagang Rp.1.300/kg. Penetapan harga terung ungu ke pedagang. Penetapan harga terung ungu,terung ungu kualitas super STA Baliak Mayang membeli dengan harga Rp.2.500/ kg dari petani tergantung harga yang ada dipasaran saat pembelian dari petani dan menjual ke pedagang Rp.2.800/kg, sedangkan untuk terung kualitas ampera (bawah super) pihak STA Baliak Mayang membeli dengan harga Rp /kg saat pembelian dari petani yang ditentukan menurut harga pasar yang ada pada saat itu, maka pihak STA Baliak Mayang akan menjual produk terung ungu tersebut kepada pedagang Rp.1.300/kg. 3. Tempat/distribusi Dalam memasarkan suatu produk maka tempat menjadi hal yang penting dan juga saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir. STA Baliak Mayang berdiri dan dibangun di tempat yang strategis, terletak di tepi jalan (dapat dilihat pada lampiran 2.) dan dapat terjangkau oleh para pedagang dengan mudah. Kegiatan pemasaran terung ungu di STA Baliak Mayang dilakuan secara langsung, yaitu pedagang atau konsumen langsung datang ke STA Baliak Mayang untuk membeli produk. STA Baliak Mayang menggunakan dua saluran distribusi yaitu Saluran distribusi langsung dan tidak langsung. 1) Saluran distribusiti langsung merupakan saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana untuk barang-barang konsumsi sering disebut saluran langsung karena tidak melibatkan pedagang besar. Produsen dapat menjual produk yang dijual secara langsung kepada konsumen. 2) Saluran distribusi tidak langsung : Produsen menjual produk kepada pengecer setelah itu pengecer melakukan pemasaran produk kepada konsumen. 4. Promosi Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen dan mengingatkan pasar bahwa produk yang kita produksi siap untuk dibeli atau kita siap menawarkan produk kita kepada konsumen. Penentuan 7

8 media promosi yang yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri. Dalam memasarkan produknya terutama terung ungu STA Baliak Mayang yang juga merupakan unit dari LKMA Pincuran Bonjo melakukan hal sebagai berikut : Promosi secara langsung (Personal selling) yaitu mengatakan kepada masyarakat sekitar dan orang-orang yang menjadi mitra STA secara langsung bahwa STA Baliak Mayang melakukan kegiatan membeli / menjual produk pertanian seperti : produk sayur-sayuran, cabay kopay, benih padi, dan saprodi sehingga konsumen atau pedagang bisa melihat secara langsung di STA Baliak Mayang bagaimana produk sayuran yang ada dan bisa melihat secara langsung kualitas dari produk sayuran tersebut salah satunya adalah produk sayuran terung ungu dan bisa juga menggunakan media komunikasi seperti telepon/hp yang ada pada manajer pemasaran. Promosi dari mulut ke mulut (Word of mouth) : Dengan cara beberapa orang konsumen yang telah membeli produk terung ungu di STA Baliak Mayang yang tertarik untuk memberikan informasi kepada konsumen lain atau menceritakan bagaimana kualitas produk yang ditawarkan oleh STA Baliak Mayang sehingga konsumen lain tertarik untuk membeli produk yang telah ada. Hubungan Masyarakat (Public relation), dilakukan dengan cara sosialisasi yaitu menginformasikan kepada masyarakat dan orang-orang yang melakukan kunjungan ke STA Baliak Mayang, dan juga saat memberikan pelatihan kepada kelompok tani dan masyarakat daerah lain dengan memberi gambaran secara umum kegiatan yang dilakukan oleh STA Baliak Mayang dan produk sayuran produksi apa saja yang ada di STA Baliak Mayang. 8 Periklanan (advertising), STA Baliak Mayang mempromosikan produknya terutama terung ungu menggunakan beberapa media iklan yaitu sebagai berikut: Melalui media cetak (brosur,stiker, imsakiyah), Media elektronik, yaitu dilakukan secara online dengan menggunakan website yaitu :http//: dan memberikan informasi tentang kegiatan, produk yang ada di STA Baliak Mayang. 2. Manfaat bauran pemasaran terung ungu di STA Baliak Mayang 1. Produk Dari sisi produk, manajer pemasaran mampu mengetahui atau memprediksikan kapan petani dapat melakukan budidaya atau produksi terhadap produk terung ungu sehingga tidak terjadi produksi yang melimpah (over) produksi yang berdampak pada turunnya harga jual yang akan merugikan petani. Manajer juga dapat menentukan atribut apa saja yang sesuai dan dapat ditambahkan pada produk sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan untuk membeli, contoh atribut yang digunakan terhadap terung ungu di STA Baliak Mayang yaitu : kemasan, pelayanan dan jaminan produk. 2. Harga Dari sisi harga, dapat menentukan kebijakan harga, mampu mengetahui berapa harga dasar dari produk yang akan dijual serta beban lain yang mempengaruhi penentuan harga produk. Dalam penetapan harga, STA Baliak Mayang tidak berorientasi pada laba lebih berorientasi pada kesejahteraan petani. 3. Tempat/distribusi Dari sisi tempat dan distribusi, letak atau tempat pemasaran suatu produk sangat menentukan pada keberhasilan suatu perusahaan. Tempat yang strategis akan memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perusahaan, oleh karena itu survey terhadap tempat pemasaran perlu dilakukan. Tempat pemasaran di STA

9 Baliak Mayang sangat strategis dan mudah terjangkau oleh konsumen. Distribusi memiliki peran yang sangat penting dalam rangkaian pemasaran produk sayuran terutan terung ungu di STA Baliak Mayang. Dengan adanya saluran distribusi yang tepat dan terjalinnya hubungan yang baik dengan para pedagang-pedagang yang menjadi konsumen di STA Baliak Mayang maka produk pertanian yang ada di STA Baliak Mayang selalu terjamin dan selalu habis, tidak pernah menumpuk dan membusuk di STA Baliak Mayang. Produk (sayuran) yang dihasilkan oleh STA Baliak Mayang bisa sampai pada sasaran yang tepat dan juga produk aman selama dalam perjalanan. 4. Promosi Dari sisi promosi, STA Baliak Mayang telah melakukan promosi dengan baik melalui berbagai macam media dan memberikan informasi yang jelas kepada konsumen ataupun orang-orang tentang kegiatan yang ada di STA Baliak Mayang dan produk-produk yang disediakan oleh STA Baliak Mayang, sehingga telah banyak konsumen ataupun pelanggan yang tertarik untuk membeli produk sayuran di STA Baliak Mayang melainkan di STA lain dan telah mampu menciptakan kesan didalam benak konsumen bahwa produk sayuran yang mereka sediakanlah yang paling baik dalam segi kualitas maupun kuantitas sehingga mampu meningkatkan volume penjualan. Dengan adanya elemen 4P yang diterapkan oleh STA Baliak Mayang maka akan mempermudah dalam pemasaran suatu produk terutama terung ungu yang memiliki ketersediaan produk yang cukup banyak, untuk itu STA Baliak Mayang akan mengetahui bagaimana produk yang ditawarkan dapat diminati oleh konsumen dengan kualitas, serta harga yang ditawarkan oleh STA Baliak Mayang. Karena suatu perusahaan dikatakan berhasil dilihat dari pemasaran produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. 9 KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan pada laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Bauran pemasaran terhadap sayuran terung ungu dengan elemen 4P yang ada di STA Baliak Mayang yaitu : a. Produk terung ungu DI STA Baliak Mayang melakukan beberapa kategori terung ungu yaitu: terung ungu super, terung ungu ampera, dan terung ungu afkiran. b. Penetapan harga pada produk terung ungu pihak STA Baliak Mayang menetapkan harga berdasarkan harga pasar. c. Distribusi produk dilakukan secara langsung kepada pedagang pengecer(langganan) yang mana para pedagang langsung membeli produk tersebut ke STA Baliak Mayangdan tidak langsung menggunakan pengecer (pedagang perantara). d. Promosi yang dilakukan pihak STA Baliak Mayang yaitu dengan menggunakan Periklanan seperti (media cetak, media elektronik dan media iklan luar ruangan), Hubungan masyarakat (public relation), dan menggunakan media sosial (online) menggunakan website. 2. Dengan adanya Bauran pemasaran dengan elemen 4P yang diterapkan pada sayuran khususnya terung ungu di STA Baliak Mayang maka dapat memperlancar proses pemasaran sayuran terung ungu di STA Baliak Mayang dan produk sayuran khusunya terung ungu selalu diminati konsumen karena kualitas yang telah terjamin. DAFTAR PUSTAKA Kotler, P Manajemen PemasAran di Indonesia: Analisis, Perencanaan,

10 Implementasi, dan pengendalian. Buku Satu. Terjemahan A.B.Susanto. Salemba Empat. Jakarta Rukmana,R Bertanam Terung. Kanisus. Yogyakarta 10

MANAJEMEN SIMPANAN POKOK KHUSUS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER MODAL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS PINCURAN BONJO PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT

MANAJEMEN SIMPANAN POKOK KHUSUS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER MODAL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS PINCURAN BONJO PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT MANAJEMEN SIMPANAN POKOK KHUSUS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER MODAL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS PINCURAN BONJO PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT Rezi Ferina 1 Raeza Firsta Wisra 2 RINGKASAN Penulisan artikel

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI SAYUR KACANG PANJANG PADA STA BALIAK MAYANG UNIT LKM-A PINCURAN BONJO. Mira Embun Dini 1 Hidayat Raflis 2

MANAJEMEN PRODUKSI SAYUR KACANG PANJANG PADA STA BALIAK MAYANG UNIT LKM-A PINCURAN BONJO. Mira Embun Dini 1 Hidayat Raflis 2 MANAJEMEN PRODUKSI SAYUR KACANG PANJANG PADA STA BALIAK MAYANG UNIT LKM-A PINCURAN BONJO Mira Embun Dini 1 Hidayat Raflis 2 Abstrak Manajemen dalam kegiatan produksi berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman

I. PENDAHULUAN. Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Terung (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk tanaman hortikultura yang sudah banyak tersebar di Indonesia. Tanaman terung berasal dari Sri Lanka

Lebih terperinci

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Rahmad Hidayat 1 Hasan Ibrahim 2 ABSTRAK Indonesia sebagai Negara

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR Violin Febritaha Sitepu 1 Regia Indah Kemala Sari 2 RINGKASAN Jamur tiram mengandung gizi yang tinggi serta manfaatnya

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi bangsa, karena pada kegiatan tersebut terjadi proses antara produsen dan konsumen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut semua lapisan masyarakat harus turut

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut semua lapisan masyarakat harus turut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman menuntut semua lapisan masyarakat harus turut bersaing untuk meningkatkan taraf hidup agar dapat memenuhi kebutuhankebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan kesempatan kerja; pemerataan

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bauran Pemasaran 2.2. Unsur-Unsur Bauran Pemasaran Strategi Produk

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bauran Pemasaran 2.2. Unsur-Unsur Bauran Pemasaran Strategi Produk 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Terminal Agribisnis Baliak Mayang adalah kepercayaan antara petugas Sub

BAB IV PENUTUP. Terminal Agribisnis Baliak Mayang adalah kepercayaan antara petugas Sub BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Kepercayaan antar aktor yang ditemukan pada pembangunan Sub Terminal Agribisnis Baliak Mayang adalah kepercayaan antara petugas Sub Terminal Agribisnis Baliak Mayang dan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH S u w a n d i DASAR PEMIKIRAN Bawang merah merupakan salah satu komoditi strategis dan ekonomis untuk pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang dialami perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin lama dirasa semakin kompleks. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bermacam-macam faktor,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. rahmat dan Karunia-Nya atas selesainya laporan PUM ini dengan judul Pemanfaatan

KATA PENGANTAR. rahmat dan Karunia-Nya atas selesainya laporan PUM ini dengan judul Pemanfaatan KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya atas selesainya laporan PUM ini dengan judul Pemanfaatan Tithonia Sebagai Pupuk Hijau Untuk

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Model pada penelitian ini digunakan untuk melihat perbedaan pendapatan petani yang menggunakan Sub Terminal Agribisnis (STA) dengan petani yang tidak menggunakan Sub Terminal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pedagang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencarian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) dimana sektor pertanian menduduki posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, industri informasi semakin penting keberadaannya diberbagai bidang dalam kehidupan seperti halnya perekonomian, sosial, maupun politik, dimana hal ini mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

BAB 4 Marketing Mix Strategy

BAB 4 Marketing Mix Strategy BAB 4 Marketing Mix Strategy Marketing Mix Strategy Kombinasi dari 4P: 1. Product 2. Price 3. Place 4. Promotion Product Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden penelitian memiliki persepsi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian didalam pembangunan sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumberdaya yang ada, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan akan selalu berusaha agar tujuannya dapat tercapai secara maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja dan target yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan gabungan pendekatan kualitatif deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan analisis ekonometrika. 3.2. Spesifikasi Model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur dan tidak boleh disilangkan kembali karena merupakan produk akhir ayam ras (Sudaryani

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat. perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu dapat bersaing dengan usaha pesaingnya.

Lebih terperinci

BAB VI. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI SAYURAN ORGANIK INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK

BAB VI. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI SAYURAN ORGANIK INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK BAB VI. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI SAYURAN ORGANIK INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK 6.1 Kegiatan Strategi Bauran Promosi IPO Aie Angek Saat Ini IPO Aie Angek merupakan produsen baru dalam usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya teknologi membuat perkembangan di sektor industri semakin pesat. Banyak perusahaan baru dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2016

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2016 WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK KOMODITI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KOTA SOLOK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat kondisi sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen agar

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Bauran Pemasaran 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG NOMOR 1 BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SERI E HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) DAN ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Sub Terminal Agribisnis (STA) merupakan sarana pusat informasi dan komoditi produksi unggulan pertanian dan tempat untuk mempertemukan pengusaha/pedagang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia dewasa ini semakin mempengaruhi daya beli yang ada pada masyarakat, semakin banyak macam hasil produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu poin kebijakan tersebut ditujukan bagi pemberdayaan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis A. Karakteristik Petani V. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, luas lahan dan pengalaman bertani. Jumlah responden

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudera Pasifik dan Samudera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting, dimana dalam kegiatannya bank sebagai penghimpun dana masyarakat (funding) dalam bentuk

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis Kubis juga disebut kol dibeberapa daerah. Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan pada sektor agribisnis yang dapat memberikan sumbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Steak Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang biasanya diolah menjadi steak adalah daging merah dan dada ayam. Kebanyakan steak dipotong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian dalam arti yang seluas-luasnya merupakan sektor andalan (basic sector) bagi suatu bangsa dan negara besar seperti Indonesia sebab kebutuhan akan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Beberapa peran penting sektor pertanian yaitu menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Potensi Daerah Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah terletak pada bagian tengah Provinsi Lampung dengan luas areal seluas 4.789,82 km 2. Kabupaten Lampung Tengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri besar maupun kecil. Pemasaran bertujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan melontarkan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN 7.1 Ragam Bidang Usaha UMKM mitra binaan IPB terdiri dari beragam jenis bidang usaha, diantaranya UMKM pangan, jasa,

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke:

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke: Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke: Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian khususnya tanaman hortikultura selama ini mempunyai peluang yang besar, tidak hanya sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 15 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 15 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 15 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK KOMODITI TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN KOTA SOLOK

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT Fani Mutiara Putri 1 Riva Hendriani 2 RINGKASAN Tanaman hias

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE 13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Bidang usaha peternakan saat ini sudah mengalami kemajuan pesat. Kemajuan ini terlihat dari konsumsi masyarakat akan kebutuhan daging meningkat, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, kondisi dunia bisnis telah berkembang menjadi semakin kompetitif, bergerak dengan cepat serta semakin sulit untuk diprediksi. Konsumsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan yang berkaitan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan pengembangan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Pemasaran Pengertian Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan penduduk dunia khususnya di negara-negara Asia Tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) DAN KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut,

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan yang besar. Hal itu ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN BAB X MANAJEMEN PEMASARAN UTILITAS Utilitas adalah kemampuan barang atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan Pemasaran menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan. Utilitas waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci