HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD IBNU SINA GRESIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD IBNU SINA GRESIK"

Transkripsi

1 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD IBNU SINA GRESIK (The Relationship of Family Support with Liquid Intake Obedience of Chronic Kidney Failure s Patient Who Has Hemodialisis in RSUD Ibnu Sina Gresik) Nurul Kartika Sari Prodi S1 Keperawatan STIKES NU Tuban ABSTRAK Kepatuhan asupan cairan merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis untuk menjaga keadaan tubuhnya agar tetap seimbang. Faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan ialah dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi 273, sehingga didapatkan besar sampel 73 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi, sedangkan uji statistik yang digunakan adalah koefisien phi. Hasil penelitian didapatkan responden dengan dukungan keluarga baik 40 (54,8%), responden yang patuh dalam asupan cairan sebanyak 41 (56,2%) dan responden dengan dukungan keluarga baik yang patuh dalam asupan cairan sebanyak 35 (87,5%) responden. Berdasarkan uji koefisien phi terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepatuhan asupan cairan, sehingga diharapakan keluarga lebih memberikan dukungan kepada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Kata Kunci:Keluarga, Kepatuhan, Gagal Ginjal Kronis, Hemodialisis ABSTRACT The obedience of liquid intake is a must requirement which has been done by chronic kidney failure s patient who has Hemodialisis for taking care of their balanced body. The obedience can be influenced by the factor family support. The purpose of this research is for finding out the relationship of family support and the obedience of liquid intake. This research uses cross sectional as the research design and 273 populations, with the result that 73 respondent of samples. This research uses systematic random sampling as the sample taking technique and the data collected by using questionnaires and observation sheets, besides the statistical test uses koefisien phi. Based on the research, has been got 40 respondents with good family support (54,8%), 41 obedient respondents of liquid intake (56,2%) and 35 respondents with good family support with the obedience of liquid intake (87.5%). Based on the koefisien phi test, there is a relationship between family support and liquid intake obedience. From the clarification above, it can be concluded that family support can influence the liquid intake obedience, so that it is be expected that family can give more supports to chronic kidney failure s patient who has hemodialisis. Keywords:Family, Obedience, Chronic Kidney Failure s, Hemodialisis PENDAHULUAN Gagal ginjal kronis sebagai kerusakan ginjal progresif dengan Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 60 ml/mnt/1,73m² lebih dari 3 bulan, dimanifestasikan dengan abnormalitas patologis dan komplikasi darah dan urin National Kidney Foundation dalam (Armiyati, 2009).Penyakit ginjal kronis 247

2 memerlukan terapi pengganti ginjal salah satunya hemodialisis. Menurut (Sylvia A. Price, 2013) hemodialisis adalah suatu mesin ginjal buatan (atau alat hemodialisis) terutama terdiri dari membran semipermeabel dengan darah di satu sisi dan cairan dialisis di sisi lain. Penyakit gagal ginjal kronis pada saat ini semakin tahun penderitanya semakin meningkat, dan pengobatannya mengarah pada hemodialisis. Survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Desember 2014 di ruang hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik terdapat masalah ketidakpatuhan asupan cairan. Didapatkan pada 20 pasien (100%) gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis terdapat 15 pasien (75%) yang menunjukkan ketidakpatuhan asupan cairan yang di tandai dengan odem, sesak nafas, hipertensi dan asites. Sedangkan 5 pasien (25%) dalam kondisi patuh dalam asupan cairan. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpatuhan asupan cairan menjadi masalah pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik. Menurut Sackett dalam (Niven, 2002) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Data yang diperoleh dari rekam medis RSUD Ibnu Sina Gresik, penderita gagal ginjal kronis berada pada urutan pertama pada tahun Peningkatan terjadi dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 sebanyak 514 penderita (15,40%), tahun 2013 sebanyak 520 penderita (13,03%) dan tahun 2014 data yang terkumpul sampai dengan bulan November sebanyak 733 penderita (27,67%). Sedangkan pasien hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik pada akhir tahun 2012 berjumlah 204 pasien, 248 pada akhir tahun 2013 berjumlah 242 pasien dan tahun 2014 pada bulan November berjumlah 273 pasien. Penderita gagal ginjal kronik apabila tidak melakukan pembatasan asupan cairan maka cairan akan menumpuk di dalam tubuh dan akan menimbulkan edema di sekitar tubuh seperti tangan, kaki dan muka. Penumpukan cairan dapat terjadi di rongga perut disebut ascites. Kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat dan memperberat kerja jantung. Penumpukan cairan juga akan masuk ke paru-paru sehingga membuat pasien mengalami sesak nafas. Secara tidak langsung pasien juga akan mengalami peningkatan berat badan yang cukup tajam, mencapai lebih dari berat badan normal (0,5 kg /24 jam) yang dianjurkan bagi penderita gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Karena itulah perlunya pasien gagal ginjal kronis mengontrol dan membatasi jumlah asupan cairan yang masuk dalam tubuh. Pembatasan asupan cairan penting agar penderita gagal ginjal kronis tetap merasa nyaman pada saat sebelum, selama dan sesudah terapi hemodialisis (Suddarth, 2002). Perawat melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisi, ditemukan berbagai masalah keperawatan termasuk kepatuhan. Data demografi, kondisi fisik seperti status nutrisi, situasi sosial maupun status emosional dapat dievaluasi untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien (Suddarth, 2002). Perawat dapat menegakkan diagnosis terkait ketidakpatuhan yang selanjutnya dibuat perencanaan dan implementasi dengan tujuan utama mencakup upaya pencapaian kepatuhan. Intervensi diharapkan

3 mampu memotivasi pasien untuk patuh pada program pengobatan sehingga tidak terjadi komplikasi. Evaluasi diharapkan mencapai kepatuhan pasien terhadap anjuran pendidikan kesehatan, adanya keseimbangan diet, cairan, dan terapi obat-obatan (Suddarth, 2002). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik. METODE DAN BAHAN Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan mengidentifikasi struktur dimana penelitian dilaksanakan (Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik observasional dengan pendekatan waktu Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu benda, manusia, dan lain-lain(nursalam, 2013). Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2008) dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2008) da lam penelitian ini adalah kepatuhan asupan cairan. Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notostmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 249 pasien hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik berjumlah 273 pasien. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagian pasien hemodialisis yang berada di RSUD Ibnu Sina Gresik. Kriteria yang akan dijadikan sampel penelitian terdiri dari dua kriteria, yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang meliputi: 1) Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi dalam penelitian ini, ialah: (1) Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin (2) Kesadaran composmentis (3) Mampu berkomunikasi, membaca dan menulis 2) Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kiteria eksklusi dan studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, ialah: (1) Pasien hemodialisis bukan karena gagal ginjal kronis (2) Pasien hemodialisis yang tidak sesuai jadwalnya Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008), dalam penelitian ini carapengambilan sampel yang akan digunakan adalah probability samplingdengan teknik Systematic Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan cara setiap pasien datang dengan urutan ke K dari titik awal yang dipilih secara random. Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah (Nursalam, 2013). Instrumen yang digunakan

4 dalam penelitian ini adalah: kuesioner dukungan keluarga dan lembar observasi kepatuhan asupan cairan dan timbangan berat badan. Pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara mendatangi responden saat menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik. Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) Melakukan pendekatan kepada subyek penelitian 2) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian 3) Membuat legalitas persetujuan dengan surat persetujuan menjadi subyek penelitian 4) Mengukur berat badan sebelum dilakukan hemodialisis dan menanyakan berat badan kemarin setelah dilakukan hemodialisis 5) Memberikan lembar kuesioner dukungan keluarga pada responden yang melakukan hemodialisis. Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah pernyataan-pernyataan penelitian dalam mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2013). Penelitian ini menggunakan uji koefisien phi, karena pada variabel independen menggunakan skala nominal dan variabel dependen menggunakan skala nominal. Setelah data terkumpul semua dari hasil pengumpulan data, maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tahap sebagai berikut: 1) Hasil pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.. 2) Coding, yaitumemberi tanda kode terhadap data yang telah terkumpul, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah waktu 250 mengadakan tabulasi dan analisis. 3) Scoring, yaitumenentukan skor atau nilai untuk item pertanyaan dan menentukan nilai terendah dan tertinggi. 4) Interpretasi Data, yaitu menjelaskan bahwa interpretasi data berdasarkan subvariabel dikategorikan dengan kriteria: 1. Seluruhnya : 100% 2. Hampir Seluruhnya : 76 % - 99 % 3. Sebagian Besar : 51 % 75 % 4. Setengahnya : 50 % 5. HampirSetengahnya : 26 % - 49 % 6. Sebagian Kecil : 1 % - 25 % 7. Tidak Satupun : 0 % 5) Tabulating, yaitu teknik menstabulasi data yang diperoleh sesuai item pertanyaan. 6) Uji statistik, selanjutnya data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan softwere SPSS for windows. 7) Cara penarikan kesimpulan a. Jika p value > 0,05 maka H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan antara variabel. b. Jika p value 0,05 maka H1 diterima, artinya ada hubungan antara variabel. Analisa Data Univariat Menguji hubungan variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji koefisien phi. Teknik analisi data dalam penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif yaitu teknik statistik yang digunakan untuk mengolah data dalam bentuk angka (Notoadmodjo, 2002). Variabel independen dalam penelitian ini yaitu dukungan keluarga, dimana dukungan

5 keluaga itu terdiri dari emosional, instrumental, penghargaan dan informasional. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kepatuhan asupan cairan dimana berat badan pasien normal apabila kenaikan kurang dari 0,5kg/24 jam. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Responden dalam penelitan ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis berdasarkan umur responden yang berada di RSUD Ibnu Sina Gresik dengan jumlah 73 responden. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik pada Bulan Maret 2015 No Umur Frekuensi % Tahun Tahun Tahun Tahun ,4 21,9 69,9 6,8 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 73 responden sebagian besar berumur tahun yaitu 51 (69,9%). Rata-rata umur responden dalam penelitian ini yaitu 49 tahun, umur termuda 16 tahun, umur tertua 68 tahun dan mediannya 46,6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden dalam penelitan ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis berdasarkan tingkat pendidikan responden yang berada di RSUD Ibnu Sina Gresik dengan jumlah 73 responden. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik pada Bulan Maret 2015 No Pendidikan Frekuensi % SD SMP SMA PT ,0 19,2 34,2 20,5 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 73 responden hampir setengahnya berpendidikan SMA yaitu 25 (34,2%). Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden dalam penelitan ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan responden yang berada di RSUD Ibnu Sina Gresik dengan jumlah 73 responden. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik pada Bulan Maret 2015 No 1 2 Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki 42 57,5 Perempuan 31 42,5 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 73 responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu 42 (57,5%). Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan 251

6 Responden dalam penelitan ini adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis berdasarkan pekerjaan responden yang berada di RSUD Ibnu Sina Gresik dengan jumlah 73 responden. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik pada Bulan Maret 2015 No Pekerjaan Frekuensi % PNS Petani Swasta Wiraswasta IRT ,3 6,8 37,0 12,3 31,5 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 73 responden hampir setengahnya responden bekerja swasta yaitu 27 (37,0%). Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik Dukungan keluarga merupakan suatu upaya yang diberikan kepada anggota keluarga, baik moril maupun materil dalam bentuk motivasi, informasi, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku. Dukungan Keluarga responden yang berada di RSUD Ibnu Sina Gresik dengan jumlah 73 responden. Tabel 5 Distribusi Dukungan Keluarga pada Responden di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik pada Bulan Maret 2015 No 1 2 Dukungan Keluarga Buruk Baik Frekuens i % 45,2 54,8 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 73 responden sebagian besar mendapat dukungan keluarga baik sebanyak 40 (54,8%) dan hampir setengahnya mendapat dukungan keluarga buruk sebanyak 33 (45,2%). Distribusi Frekuensi Kepatuhan Asupan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik Kepatuhan asupan cairan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan mengenai asupan cairan atau minum. Tabel 6 Distribusi Kepatuhan Asupan Cairan pada Responden di Ruang Hemodialisis RSUD Ibnu Sina Gresik pada Bulan Maret 2015 No Kepatuhan Frekuensi % Asupan Cairan 1 2 Tidak patuh Patuh ,8 56,2 Jumlah Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 73 responden sebagian besar patuh dalam asupan cairan sebanyak 41 (56,2%) sedangkan hampir setengahnya tidak patuh dalam asupan cairan sebanyak 32 (43,8%). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Asupan Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik Tabulasi silang dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan disajikan sebagai berikut: 252

7 Tabel 7 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Asupan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik pada Bulan Maret 2015 DUK UNG AN KEL UAR GA KEPATUHA N ASUPAN CAIRAN Tidak Patuh Buruk 27 (81,8 %) Baik 5 (12,5 %) Total 32 (43,8 %) Patu h 6 (18, 2%) 35 (87, 5%) 41 (56, 2%) Tota l 33 (100 %) 40 (100 %) 73 (100 %) P Valu e 0,00 0 Tabel di atas menjelaskan bahwa responden yang mempunyai dukungan keluarga buruk dengan tidak patuh dalam asupan cairan hampir seluruhnya yaitu 27 (81,8%), dan yang patuh dalam asupan cairan yaitu sebagian kecil 6 (18,2%) dari 33 (100%) responden. Dukungan keluarga baik dengan tidak patuh dalam asupan cairan sebagian kecil 5 (12,5%) dan yang patuh dalam asupan cairan hampir seluruhnya yaitu 35 (87,5%) dari 40 (100%) responden. Total keseluruhan responden tidak patuh dalam asupan cairan hampir setengahnya yaitu 33 (43,8%) dan sebagian besar patuh dalam asupan cairan 40 (56,2%) jadi jumlah keseluruhan responden 73 (100%). Hasil uji statistik koefisien phi dengan SPSS didapatkan ρ = 0,000 dimana nilai significant 0,05. Maka H1 diterima, atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan 253 keluarga dengan kepatuhan asupan cairan. Analisa Data Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan pada pasien gagl ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik dapat diketahui menggunakan program SPSS for windows dengan uji koefisien phi dengan tingkat kemaknaan =0,05 didapatkan p value= 0,000, nilai p <a maka disimpulkan H1 diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik. PEMBAHASAN Identifikasi Dukungan Keluarga Tabel 5.5 menjelaskan bahwa sebagian besar pasien memiliki dukungan keluarga baik yaitu 40 (54,8%) dan hampir setengahnya memiliki dukungan keluarga buruk yaitu 33 (45,2%). Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang diterima. Niven (2002) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan. Keluarga dapat membantu menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan dan keluarga seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang hidup dalam satu rumah karena ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan

8 fisik, mental, emosional, dan sosial dari setiap anggota keluarga. Keluarga sebagai suatu sistem yang terdiri atas ayah, ibu, anak, nenek dan semua individu dalam satu rumah yang saling berinteraksi untuk mencapai tujan bersama Friedman dkk dalam (Suprajitno, 2012). Keluarga memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. Keluarga juga berperan dalam memahami kondisi pasien baik secara fisik, psikis, sosial dan spiritual. Hal ini dikarenakan keluarga mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sangat penting bagi anggota keluarganya. Smet dalam (Wardani, 2014) menjelaskan bahwa dukungan keluarga merupakan suatu upaya yang diberikan kepada anggota keluarga, baik moril maupun materil dalam bentuk motivasi, informasi, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku. Orang yang mendapat dukungan secara emosional akan merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik saat ini hampir seluruhnya memiliki dukungan keluarga baik, hal ini di buktikan dengan keluarga sudah dapat memberikan dukungan instrumental yaitu hampir seluruhnya keluarga tahu jumlah minum pasien yang diminum setiap harinya sebanyak 91,8%, dan sebagian besar keluarga ikut membantu menyediakan minum yang dibutuhkan oleh pasien sebanyak 74,0%. Dukungan informasional hampir seluruhnya keluarga dapat memberi semangat kepada pasien untuk menahan rasa haus yang di alami sebanyak 98,6%, dan sebagian besar keluarga mencari informasi tentang cara mengurangi rasa haus yang dialami pasien sebanyak 75,3%. 254 Dukungan emosional hampir seluruhnya keluarga memberi semangat pada pasien untuk patuh pada aturan minum yang dianjurkan sebanyak 97,3%, dan keluarga memberi perhatian terhadap jenis minuman yang pasien minum sebanyak 95,9%. Dukungan penghargaan hampir seluruhnya keluarga dapat memberi dukungan pada pasien saat mematuhi aturan minum yang dianjurkan sebanyak 98,6% dan keluarga dapat mengarahkan pasien kepada pasien lain untuk meminta nasihat dan saran tentang cara menahan rasa haus sebanyak 90,4%. Penelitian sebelumnya Desitasari (2014) hasil terbukti bahwa dari 36 responden ada 23 (63,9%) yang memiliki dukungan keluarga baik dan 13 (36,1%) memiliki dukungan keluarga buruk yang dapat mempengaruhi kepatuhan asupan cairan. Identifikasi Kepatuhan Asupan Cairan Tabel 5.6 menjelaskan bahwa sebagian besar pasien patuh dalam asupan cairan yaitu 41 (56,2%) dan hampir setengahnya pasien tidak patuh dalam asupan cairan yaitu 32 (43,8%). Tingkat kepatuhan adalah sikap yang ditunjukkan oleh penderita GGK untuk mematuhi asupan cairan yang harus dijalani. Menurut Sackett dalam (Niven, 2002) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Kepatuhan berkenaan dengan kemauan dan kemampuan dari individu untuk mengikuti cara sehat yang berkaitan dengan nasihat, aturan yang ditetapkan, mengikuti jadwal. Kepatuhan adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan untuk pengobatan seperti

9 diet, kebiasaan hidup sehat dan ketepatan berobat (Niven, 2002). Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan menurut WHO dalam (Syamsiah, 2011). Kepatuhan pasien terhadap rekomendasi dan perawatan dari pemberi pelayanan kesehatan adalah penting untuk kesuksesan suatu intervensi. Ketidakpatuhan menjadi masalah yang besar terutama pada pasien yang menjalani hemodialisis, sehingga berdampak pada berbagai aspek perawatan pasien, termasuk konsistensi kunjungan, regimen pengobatan serta pembatasan makanan dan cairan menurut Kutner dalam (Syamsiah, 2011). Pasien gagal ginjal kronik yang tidak mematuhi pembatasan asupan cairan akan mengalami penumpukan cairan sehingga menyebabkan edema paru dan hipertropi pada ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2002). Penumpukan cairan dalam tubuh menyebabkan fungsi kerja jantung dan paru-paru semakin berat, yang berakibat pada respon fisik pasien yang cepat lelah dan sesak, aktifitas fisik juga mengalami gangguan baik pada saat beraktifitas ringan maupun sedang (Riyanto, 2011). Pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik saat ini sebagian besar patuh dalam asupan cairan hal ini di buktikan oleh peningkatan berat badan pasien yang tidak lebih dari 0.5kg/24 jam. Kepatuhan asupan cairan pasien hemodialisis ini baik karena dapat memperbaiki keadaan umum pasien. Kepatuhan asupan cairan pada pasien hemodialisis juga dapat dilihat pada penelitian sebelumnya Lita kartika sari 255 (2009) diketahui bahwa kepatuhan asupan cairan dari 73 responden yang patuh sebanyak 50 (68,5%) dan 23 (31,5%) responden tidak patuh dalam asupan cairan. Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Asupan Cairan Hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik, setelah dilakukan uji statistik koefisien phi dengan SPSS didapatkan nilai pvalue= 0,000 dimana nilai significant 0,05, dengan demikian H1 diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan. Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang kepatuhan asupan cairan. Niven (2002) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan. Keluarga dapat membantu menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan dan keluarga seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan. Data dari responden tentang tingkat kepatuhan asupan cairan, sebagian besar pasien menyatakan patuh dalam asupan cairan sebanyak 41 (56,2%) dan hampir setengahnya pasien menyatakan tidak patuh sebanyak 32 (43,8%). Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa sebagian besar 40 (54,8%) responden yang memiliki dukungan keluarga baik dan hampir setengahnya 33 (45,2%) memiliki dukungan keluarga buruk.

10 Penelitian lain yang dilakukan oleh Ridlwan (2009) yang berjudul analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronis dengan hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwakarta menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penguat atau pendorong terjadinya perilaku Green dalam (Notoatmodjo, 2005). Dukungan keluarga dalam hal ini memberikan motivasi, perhatian, mengingatkan untuk selalu melakukan pembatasan asupan cairan sesuai dengan anjuran tim medis. Penelitian yang dilakukan Foote dalam (Sari, 2009) membuktikan bahwa dukungan sosial juga mempunyai hubungan yang positif yang dapat mempengaruhi kesehatan individu dan kesejahteraannya atau dapat meningkatkan kreativitas individu dalam kemampuan penyesuaian yang adaptif terhadap stres dan rasa sakit yang dialami. Dukungan keluarga diperlukan karena klien gagal ginjal kronik akan mengalami sejumlah perubahan bagi hidupnya sehingga menghilangkan semangat hidup klien, diharapkan dengan adanya dukungan keluarga dapat menunjang kepatuhan klien (Suddarth, 2002). Pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik saat ini hampir seluruhnya mendapat dukungan keluarga baik dengan patuh dalam asupan cairan, hal ini dikarenakan dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien mempengaruhi kepatuhan asupan cairan terbukti dengan kenaikkan berat pasien yang menjalani hemodialisis tidak lebih dari 0,5kg/24 jam. 256 Adapun faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan adalah sebagai berikut: 1) Pendidikan Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2005). Azwar (1995) dalam Sari (2009) menyebutkan terdapat kaitan antara tingkat pendidikan terhadap perilaku positif yang menjadi dasar pengertian (pemahaman) dan perilaku dalam diri seorang individu. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini membutuhkan waktu lama, tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri. Tingkat pendidikan individu memberikan kesempatan yang lebih banyak terhadap diterimanya pengetahuan baru termasuk informasi kesehatan. 2) Pengetahuan (Notoatmodjo, 2005) mengemukakan bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku didasarkan atas pengetahuan, walaupun pengetahuan yang mendasari sikap seseorang masih dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang sangat kompleks sehingga terbentuk perilaku yang nyata (Notoatmodjo, 2003). 3) Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi

11 yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2005). Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2005) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan atau reaksi tertutup). 4) Lama menjalani hemodialisis Individu dengan hemodialisis jangka panjang sering merasa khawatir akan kondisi sakitnya yang tidak dapat diramalkan dan gangguan dalam kehidupannya. Gaya hidup terencana dalam jangka waktu lama, yang berhubungan dengan terapi hemodialisis dan pembatasan asupan makanan dan cairan klien gagal ginjal kronik sering menghilangkan semangat hidup klien sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan klien dalam terapi hemodialisis ataupun dengan pembatasan asupan cairan (Suddarth, 2002). 5) Informasi Dalam teori Lawrence Green 1980 yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2005), salah satu faktor yang berpengaruh dalam perilaku adalah faktor pemungkin ( enabling factor) yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin yang di maksud adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Salah satu sarana dan prasarana yang digunakan adalah informasi. Dengan adanya kemudahan memperoleh informasi mengenai pentingnya pembatasan asupan cairan pada klien gagal ginjal kronik sehingga dapat memfasilitasi terjadinya perilaku kepatuhan dalam melakukan pembatasan asupan cairan. 257 Snehandu yang dikutip (Notoatmodjo, 2005) menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah terjangkaunya informasi yaitu tersedianya informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil seseorang. 6) Dukungan keluarga Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penguat atau pendorong terjadinya perilaku Green dalam (Notoatmodjo, 2005). Dukungan keluarga dalam hal ini memberikan motivasi, perhatian, mengingatkan untuk selalu melakukan pembatasan asupan cairan sesuai dengan anjuran tim medis. Pada Penelitian yang dilakukan Foote dalam (Sari, 2009) membuktikan bahwa dukungan sosial juga mempunyai hubungan yang positif yang dapat mempengaruhi kesehatan individu dan kesejahteraannya atau dapat meningkatkan kreativitas individu dalam kemampuan penyesuaian yang adaptif terhadap stres dan rasa sakit yang dialami. Dukungan keluarga diperlukan karena klien gagal ginjal kronik akan mengalami sejumlah perubahan bagi hidupnnya sehingga menghilangkan semangat hidup klien, diharapkan dengan adanya dukungan keluarga dapat menunjang kepatuhan klien (Suddarth, 2002). 7) Usia Usia berpengaruh terhadap cara pandang seseorang dalam kehidupan, masa depan dan pengambilan keputusan. Penderita GGK usia 35 tahun dengan 2 orang anak balita dibandingkan dengan penderita lain yang berusia 78 tahun dimana semua anaknya sudah mandiri tentu saja berbeda dalam menentukan pilihan untuk mendapatkan kesehatan. Penderita yang dalam usia produktif merasa terpacu untuk sembuh mengingat dia masih muda mempunyai harapan hidup yang

12 tinggi, sebagai tulang punggung keluarga, sementara yang tua menyerahkan keputusan pada keluarga atau anak-anaknya Tidak sedikit dari mereka merasa sudah tua, capek, hanya menunggu waktu, akibatnya mereka kurang motivasi dalam menjalani terapi haemodialisis.usia juga erat kaitannya dengan prognose penyakit dan harapan hidup mereka yang berusia diatas 55 tahun kecenderungan untuk terjadi berbagai komplikasi yang memperberat fungsi ginjal sangat besar bila dibandingkan dengan yang berusia dibawah 40 tahun. Peningkatan usia mempengaruhi tingkat kematangan sesorang untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya. Orang dewasa cenderung mampu mempertahankan peningkatan kepatuhan terhadap program terapi yang diberikan terkait pembatasan cairan terutama pada pasien CKD. Elizabeth B. Hurlock merumuskan tahap perkembangan manusia secara lebih lengkap sebagai berikut: (1) Masa Prantal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir (2) Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua (3) Masa Bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua (4) Masa Kanak-kanak awal, umur 2-6 tahun (5) Masa kanak-kanak akhir, umur 6-10 atau 11 tahun (6) Masa Pubertas (pra adolesence), umur tahun (7) Masa remaja awal, umur tahun, masa remaja akhir, tahun (8) Masa Dewasa awal, umur tahun (9) Masa Setengah Baya, umur tahun (10) Masa Tua, umur 60 tahun keatas 258 SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebagian besar dukungan keluarga yaitu dukungan keluarga baik dan hampir setengahnya mendapat dukungan keluarga buruk. 2. Sebagian besar kepatuh asupan cairan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis yaitu dalam kondisi patuh sedangkan hampir setengahnya tidak patuh dalam asupan cairan. 3. Berdasarkan analisis ini didapatkan hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan asupan cairan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Ibnu Sina Gresik. SARAN Hasil penelitian yang diperoleh maka saran yang disampaikan adalah sebagai berikut: Bagi Peneliti Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mempelajari aspek lain dari kepatuhan asupan cairan dan diharapkan dapat melakukan penelitian terhadap kepatuhan asupan cairan tidak hanya melihat berat badan pasien saja tetapi dapat menggunakan observasi skala odema atau melakukan kunjungan rumah (home visit). Bagi Institusi Institusi ilmu keperawatan disarankan untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu sumber informasi mengenai gagal

13 ginjal kronik, hemodialisis, dukungan keluarga dan kepatuhan asupan cairan. Bagi Masyarakat Masyarakat diharapkan lebih menjaga kesehatan, terutama kesehatan ginjal karena semakin banyak angka kejadian gagal ginjal kronis. Masyarakat yang memiliki keluarga yang menjalani hemodialisis agar memberi dukungan yang baik, karena dukungan keluarga dapat meningkatkan kepatuhan asupan cairan pasien gagal ginjal kronis. KEPUSTAKAAN Arif Muttaqin, K.S., Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, S Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Armiyati, Y., Komplikasi Intradialisis yang Dialami Pasien CKD saat Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: FIK UI. Corwin, E.J., Buku Saku Patofisiologi. 3rd ed. Jakarta: EGC. Disitasari, Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Keperawatan Universitas Riau. Gallon, H.&., Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. 6th ed. Jakarta: EGC. Hardi Kusuma, A.H.N., Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda Nic-Noc. Yokjakarta: Media Hardy. Hidayat, A.A.A., Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Kamaluddin, R., Analisis Faktofaktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Asupan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman, VI. Niven, N., Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. 2nd ed. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S., Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsipprinsip Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S., Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S., Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam, F., Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tensis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 259

14 Patricia Gonce Morton, D.F.C.M.H.B.M.G., Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik. 8th ed. Jakarta: EGC. Potter, P., Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Rini, S., Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan dalam Pembatasan Asupan Nutrisi dan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis dengan Hemodialisis. Jurnal Keperawatan Universitas Riau. Riyanto, W. (2011). Hubungan antara penmabahan berat badan diantara dua waktu hemodialisa (interdialysis weight gain = IDWG) terhadap kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di unit Hemodialisa IP2K RSUP Fatmawati Jakarta. Sari, L.K., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Fatmawati Jakarta Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: UIN. Saryono, S.&., Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Sitepu, N.F., Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Ketidakpatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Melakukan Hemodialisa Di RSUD Djasamen Saragih di Pematang Siantar Tahun Jurnal Keperawatan STILES Deli Husada, I, pp Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC. Suddarth, B., Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta. Suprajitno, Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. Suwitra, K., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publising. Syaifuddin, Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. 2nd ed. Jakarta: Salemba Medika. Syamsiah, N., Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien CKD yang Menjalani Hemodialisa di RSPAU dr. Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma Jakarta.Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: FIK UI. Sylvia A. Price, L.M.W., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. Jakarta: EGC. Wardani, I.O., Hubungan Depresi dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Menjalani rehabilitasi Pada Pasien Strok Di RSU Haji Surabaya. pp Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FIK UNAIR. 260

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah usaha yang diarahkan agar setiap penduduk dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Upaya tersebut sampai saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini penyakit gagal ginjal kronis menduduki peringkat ke- 12 tertinggi angka kematian atau angka ke-17 angka kecacatan diseluruh dunia, serta sebanyak

Lebih terperinci

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat selama ini menganggap penyakit yang banyak mengakibatkan kematian adalah jantung dan kanker. Sebenarnya penyakit gagal ginjal juga dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan irreversible. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit ginjal kronik (PGK) disebut sebagai penyakit renal tahap akhir yang merupakan gangguan fungsi renal yang progesif dan irreversibel dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi ekskresi, fungsi pengaturan dan fungsi hormonal dari ginjal sebagai kegagalan sistem sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh

Lebih terperinci

ejournal Keperawatan (e-kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

ejournal Keperawatan (e-kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI IRINA C2 DAN C4 RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Geledis Sumigar Sefty Rompas Linnie Pondaag Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA Desitasari 1, Gamya Tri Utami 2, Misrawati 3 Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik hampir selalu bersifat asimtomatik pada stadium awal. Definisi dari penyakit ginjal kronik yang paling diterima adalah dari Kidney Disease:

Lebih terperinci

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA KLIEN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2016 Setiawan Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik yang selanjutnya disebut CKD (chronic kidney disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi penderita akan meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal berperan sangat penting bagi sistem pengeluaran (ekskresi) manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronis adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan adanya uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah).

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : MEGAWATI SATYANINGRUM 070201076

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS (Studi Pada Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dokter Soekardjo Tasikmalaya) Andina Dea Priatna 1) Nur Lina dan Siti Novianti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic 10 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic Nephropathy, Hypertensi, Polycystic Kidney, penyakit ginjal obstruktif dan infeksi dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Penyakit ginjal kronik (PGK) atau Cronik Kidney Disease (CKD) merupakan perkembangan dari gagal ginjal dan hasil akhir destruksi jaringan gradual yang progresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis adalah kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan medis dan keperawatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN GGK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO Chris Manguma*, Gene H. M. Kapantow**, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan hanya di Indonesia bahkan di negara maju. Di Amerika Serikat misalnya, angka

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z. GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Engelbertus A. Wutuna,c*, Serlibrina Turwewib, Angela

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronis mempunyai prevalensi yang terus meningkat di seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis diperkirakan mengakibatkan sebanyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh : Atik Nur Shoumah G2A009025 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M Dunda Limboto. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KRATON PEKALONGAN Wahyu Suci Priyanti ABSTRAK Hemodialisis merupakan suatu proses pengobatan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KETERATURAN TINDAKAN HAEMODIALISA DI BLU RSUP PROF Dr. R.D KANDOU MANADO

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KETERATURAN TINDAKAN HAEMODIALISA DI BLU RSUP PROF Dr. R.D KANDOU MANADO HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KETERATURAN TINDAKAN HAEMODIALISA DI BLU RSUP PROF Dr. R.D KANDOU MANADO arundeng Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado ABSTRAK Prevalensi

Lebih terperinci

Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 2, Nov 2016 : ARTIKEL PENELITIAN

Mahakam Nursing Journal Vol 1, No. 2, Nov 2016 : ARTIKEL PENELITIAN ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PASIEN HEMODIALISIS Rini Ernawati 1), Ismansyah 2) 1) Jurusan Keperawatan, Stikes Muhammadiyah Samarinda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI Delia Ulpa*, Mahnum Lailan Nst.** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada masalah medik, ekonomi dan sosial yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, baik di

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Oleh: Diah Kartikasari

ABSTRAK. Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Oleh: Diah Kartikasari i ii iii ABSTRAK Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Oleh: Diah Kartikasari Pasien gagal ginjal membutuhkan salah satu terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisa.

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah sebuah rancangan penelitian yang menjadi pedoman peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan,

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers For Diseae Control and Prevention, ginjal (Foote & Manley, 2008; Haryono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers For Diseae Control and Prevention, ginjal (Foote & Manley, 2008; Haryono, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemodialisis (HD) merupakan prosedur medis untuk pasien yang telah kehilangan fungsi ginjal baik sementara maupun permanen karena Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal bagi tubuh, sehingga tubuh tidak mampu untuk mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan terjadinya peningkatan penyakit,

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : naniknurrosyidahdh@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014 Oleh: Indah Christiana, S.ST., M.Kes. Ns. Heny Nurma Yunita, S.Kep, MMRS Endah Kusuma Wardani, SST Ns. Masroni, S.Kep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain non eksperimen dengan rancangan penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan rancangan survei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini teramasuk ke dalam jenis penelitian observasi korelasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana mengkaji hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai peran penting dalam sistem ekskresi dan sekresi pada tubuh manusia. Apabila ginjal gagal melakukan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal merupakan suatu keadaan dimana terjadinya penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami GGK,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan antar variabel melalui pengujian pertanyaan

Lebih terperinci

Idea Nursing Journal Vol. V No ISSN:

Idea Nursing Journal Vol. V No ISSN: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT GINJAL TAHAP AKHIR YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2013 RELATED

Lebih terperinci

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PASIEN PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DALAM MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANGAN HEMODIALISA RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 Afniwati, Amira

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan, menguraikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript GAMBARAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN Manuscript Oleh : HARYANTO NIM. G2A212012 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Metode penelitian ini berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik adalah kondisi jangka panjang ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan normal dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit ginjal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016) HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016) Husnul Muthoharoh *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh

Lebih terperinci

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Roni Ferdi Dosen Akper Al-Maarif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian Peneliti No (tahun) 1 Sunarni (2009) 2 Dwi susilo wati (2003) 3 Ahmad Sapari (2009) Judul Hubungan antara kepatuhan pelaksanaan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90 PENGARUH PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWI KABUPATEN NGAWI Erwin Kurniasih, Hamidatus Daris Sa adah Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain quasy eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control. Rancangan dapat diilustrasikan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. desain quasy eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control. Rancangan dapat diilustrasikan sebagai berikut : 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain quasy eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control group. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA T.SUDIAN Mahasiswa Prodi S Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Inti

Lebih terperinci

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik

Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik Halaman 72 Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik Ida Rafidah dan Arief Wibowo Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemodialisis (HD) merupakan tindakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi ginjal. Tindakan ini rutin dilakukan pada penderita penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI, HARAPAN, DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK UNTUK MENJALANI HEMODIALISIS

HUBUNGAN MOTIVASI, HARAPAN, DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK UNTUK MENJALANI HEMODIALISIS HUBUNGAN MOTIVASI, HARAPAN, DAN DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK UNTUK MENJALANI HEMODIALISIS Rahma Dani 1, Gamya Tri Utami 2, Bayhakki 3 Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Karena ginjal memiiki peran vital dalam mempertahankan homeostasis, gagal ginjal menyebabkan efek sistemik multipel. Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular. Hal ini

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA Ns. Edy Mulyadi, M.Kep 1 1 Dosen STIKes Cut Nyak Dhien Langsa

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Adrian.. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien GGK di ruang hemodialisa RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN CKD YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN CKD YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN CKD YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Fitri Hanifah Hambali*), Rosalina**), M. Imron Rosidi***)

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci