Azianul Aslam *), Asrizal **), Hidayati **) ABSTRACT PENDAHULUAN. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, 57-64

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Azianul Aslam *), Asrizal **), Hidayati **) ABSTRACT PENDAHULUAN. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, 57-64"

Transkripsi

1 PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR FISIKA BERORIENTASI METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM IMPLEMENTASI STANDAR PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 7 PADANG Azianul Aslam *), Asrizal **), Hidayati **) *) Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNP **) Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP azianulaslam@yahoo.co.id ABSTRACT Learning in process standard asks learning material. In fact, the use of learning materials is not optimal yet. A solution to solve this problem is using learning material oriented problem solving method. This research aims to investigate the effect of using teaching material oriented problem solving method in implementation of process standard toward students learning outcomes in SMAN 7 Padang. Type of this research is Quasi Experimental Research which is designed by using Randomized Control Group Only Design. The population in this research consisted of 4 classes from XI IPA 3 to XI IPA 6 in SMAN 7 Padang. The technique used to take the sample is purposive sampling. The sample of the research is grade XI IPA 5 as experimental class and XI IPA 6 as control class. The technique of data collection are written test for cognitive aspect and observation sheet for affective and psychomotor aspect. The technique of data analysis is done in hypothesis test through t-test in real level 0,05 for cognitive, affective, and psychomotor aspect. The results obtained from this research as follows: first, the students score for each aspects is 76,182 in cognitive, 81, 333 in affective, and 78, 182 in psychomotor. The result of students score is above KKM that is standardized by the school 75. Second, physics learning material oriented problem solving method is not very influential to increase students score in cognitive aspect but it has been influence in affective and psychomotor aspect. Keywords: Learning Material, Problem Solving Method, Process Standard, Learning Outcomes PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu aspek dari program pemerintah yang perlu mendapat perhatian serius dalam pembangunan bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pembelajaran, yaitu suatu proses untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang sesuatu hal dan proses dimana seseorang dilatih dan dibimbing untuk menjadi pribadi yang lebih berilmu dan berakal sehat serta dapat berpikir secara rasional. Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung kepada proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah sesuai dengan standar proses pendidikan. Standar proses pendidikan merupakan salah satu dari delapan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran yang baik harus ada interaksi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran merupakan interaksi siswa dengan sumber belajar baik guru, materi, media, maupun sumber belajar lainya [1]. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan pada upaya guru untuk mendorong dan memfasilitasi siswa untuk belajar, sehingga dapat dapat membentuk kemandirian pada diri siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan penerapan dari rencana proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada jenjang pendidikan formal di sekolah menengah adalah Fisika. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam. Fisika juga merupakan mata pelajaran yang berada dalam rumpun sains dimana ilmu Fisika dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara analitis, mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. Sebagian besar teknologi yang diciptakan oleh manusia merupakan aplikasi dari Fisika, sudah seharusnya siswa lebih dapat memahami pembelajaran Fisika itu sendiri. Memahami pembelajaran Fisika membutuhkan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sumber belajar merupakan semua sumber baik berupa data, orang maupun bentuk tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran 57

2 atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar juga merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru karena sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu seorang guru dalam pembelajaran dan menampilkan kompetensinya. Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan siswa belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Salah satu contoh sumber belajar yang digunakan siswa di sekolah adalah bahan ajar. Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penggunaan bahan ajar dapat memberikan manfaat yaitu guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam memahami materi pelajaran. Bahan ajar yang dibuat dan dikembangkan oleh guru harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakterisitik materi ajar yang disajikan. Guru perlu membuat bahan ajar karena ketersediaan bahan ajar merupakan tuntutan kurikulum. Ketersediaan bahan ajar dalam pembelajaran akan membuat proses pembelajaran menarik dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara mandiri sehingga dapat mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru. Manfaat lain dari ketersediaan bahan ajar yaitu memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Kenyataannya sebagian besar siswa belum mampu menguasai konsep-konsep pembelajaran Fisika karena dianggap susah untuk dipelajari dan dipahami. Salah satu penyebab Fisika belum dikuasai oleh sebagian besar siswa adalah penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari siswa terkesan pasif dalam menerima pelajaran. Siswa belajar hanya mengandalkan materi yang disampaikan guru. Walaupun banyak buku pelajaran Fisika yang dapat dipelajari, siswa lebih memilih mendengarkan ceramah guru. Hal ini disebabkan oleh motivasi siswa untuk membaca yang masih rendah. Ini dapat terlihat dari sedikitnya siswa yang berkunjung ke perpustakaan baik untuk membaca maupun meminjam buku dan hanya sedikit siswa yang menjawab pertanyaan guru pada saat memberikan apersepsi di awal pembelajaran. Kendala lain adalah materi pelajaran yang ada dalam buku sulit dicerna oleh siswa dan struktur isinya yang belum sesuai dengan kurikulum. Mencermati permasalahan ini, salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah. Secara umum proses pembelajaran di sekolah mengacu kepada standar proses pendidikan. Standar proses merupakan salah satu dari delapan standar nasional pendidikan yang berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah atau satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan [2]. Standar proses merupakan kriteria mininal proses pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Proses pembelajaran menurut standar proses terdiri dari empat kegiatan yaitu: perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan yang terakhir pengawasan proses pembelajaran [3]. Pada prinsipnya proses pembelajaran membutuhkan sumber belajar yang dapat memberikan kemudahan untuk melaksanakan pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah bahan ajar. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas [4]. Bahan ajar dan materi pembelajaran pada umumnya mencangkup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pada umumnya bahan ajar bersifat mandiri, artinya bahan ajar dapat dipelajari dan dipahami oleh peserta didik secara mandiri karena bahan ajar disusun secara sistematis dan materi pelajarannya lengkap [5]. Jadi, bahan ajar dapat mempermudah dan memandirikan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak, dan perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam penyusunannya. Penyusunan bahan ajar umumnya mencangkup: petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihanlatihan, petunjuk kerja, evaluasi, dan umpan balik [6]. Bahan ajar yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam kegiatan pembelajaran, namun guru juga dapat memanfaatkan buku teks atau bahan dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau ditata sedemikian rupa sehingga dapat menjadi bahan ajar. Guru harus mampu memilih dan menyiapkan bahan ajar agar siswa dapat mencapai komptensi tertentu. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam bahan ajar adalah metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah adalah suatu cara dalam menyajikan bahan pelajaran yang dimana masalah sebagai inti dari metode pembelajaran ini yang harus dianalisis dan disintesis oleh siswa dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya [7]. Metode pemecahan masalah juga merupakan salah satu dari kegiatan metode inkuiri yang paling sering digunakan, metode inkuiri juga disebut metode penyelesaiaan masalah atau discovery [8]. Suatu masalah yang disajikan harus berkaitan dengan pokok bahasan dalam pelajaran, dimana masalah ini 58

3 harus diselesaikan oleh siswa dengan bimbingan guru. Masalah yang dipilih mempunyai sifat kontroversional, artinya masalah tersebut dianggap penting dan dapat diselesaikan. Ada empat langkah pemecahan masalah melalui kegiatan kelompok yaitu: mendefenisikan masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi, menetukan dan menerapkan strategi [8]. Metode pemecahan masalah menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah itu sendiri. Kelebihan metode ini mendorong peserta didik untuk berpikir secara ilmiah, praktis, intuitif, bekerja atas dasar kemauan sendiri, menumbuhkan sikap jujur, objektif, dan terbuka. Sementara itu kelemahannya dari metode ini yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak semua materi pelajaran mengandung masalah, memerlukan perencanaan yang teratur, tepat, dan matang, serta tidak efektif jika dalam proses penyelsaian masalahnya terdapat beberapa siswa yang pasif. Tujuan akhir dari bahan ajar berorientasi metode pemecahan masalah ini yaitu untuk menyelidiki hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat dikategorikan dalam lima macam yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual strategi kognitif sikap, dan keterampilan motorik [9]. Dalam proses pembelajaran hasil belajar siswa terdiri dari tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor [8]. Pada ranah kognitif ini dapat dikelompokkan atau dapat dibagi atas beberapa tingkatan atau level yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran. Pada ranah afektif terdiri dari 5 aspek yaitu: menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan mengahayati [10]. Pada ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada ranah psikomotor terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap hasil [11]. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu ( Quasi Experimental Research). Dalam penelitian eksperimen ini digunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah, sedangkan kelas kontrol hanya diberi pembelajaran sesuai dengan standar proses. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design yaitu perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dan kedua kelas sama-sama diberikan tes akhir. Populasi dasar penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 sampai kelas XI IPA 6 di SMA N 7 Padang yang terdaftar pada semester 2 tahun ajaran 2012 / Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sampel terdiri dari dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Variabel penelitian terdiri dari: variabel bebas yaitu bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah, variabel terikat yaitu hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor selama dan setelah perlakuan diberikan, variabel kontrol yaitu guru, materi pelajaran, standar proses, waktu dalam proses pembelajaran yang sama. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Data ini tergolong data primer. Untuk ranah kognitif diambil melalui tes tertulis. Untuk ranah afektif dan ranah psikomotor digunakan lembaran observasi yang dilengkapi dengan rubrik penskoran. Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, perlu disusun prosedur penelitian yang sistematis. Secara umum, prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Pada tahap persiapan., peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, seperti: menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah, menyusun instrumen penelitian yaitu soal-soal tes akhir, lembar observasi ranah afektif dan psikomotor. Selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini pembelajaran yang diberikan kepada dua kelas sampel berdasarkan standar proses, sedangkan perlakuan terhadap kedua sampel ini berbeda. Perlakuan diberikan peneliti pada kelas eksperimen dengan menggunakan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah. Pada kelas kontrol, peneliti menerapakan pembelajaran berdasarkan standar proses. Terakhir yaitu tahap penyelasaian, pada tahap ini di lakukan analisis data yang didapat selama penelitian kemudian ditarik suatu kesimpulan. Instrumen penelitian dirancang untuk mendapatkan data hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Instrumen ini mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu: pertama, lembar tes hasil belajar untuk ranah kognitif. 59

4 Sebelum melakukan tes akhir kepada siswa. Lembaran tes harus diuji cobakan ke sekolah lain, kemudian dilakukan analisis terhadap soal uji coba untuk melihat apakah soal tersebut valid, reliabel, memiliki daya beda, dan tingkat kesukarannya. Kedua, lembaran observasi untuk ranah afektif dan psikomotor. Pada lembaran ini berisikan aspekaspek yang dinilai pada setiap pertemuan untuk ranah afektif dan pada saat melakukan pratikum untuk ranah psikomotor. Langkah-langkah dalam menganalisis data yang diperoleh yaitu analisis deskriptif untuk mengetahui serta menggambarkan informasi yang telah diperoleh seperti data hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis memliki syarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Liliefors. Selanjutnya, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian melakukan uji hipoesis yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dari hasil belajar kelas sampel akibat dari diberikan perlakuan pada kelas eksperimen, maka digunakan uji kesamaan dua rata-rata hasil belajar kedua kelas sampel, dengan statistik penguji [12]. Pada penelitian ini sampel terdistribusi normal dan kedua kelompok data homogen, maka digunakan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil belajar Fisika siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Data penelitian ini diperoleh melalui penilaian yang dilakukan baik dalam proses pembelajaran maupun pada akhir pembelajaran. Data hasil belajar Fisika siswa pada masing-masing ranah tersebut dijelaskan berikut ini. Data hasil belajar ranah kognitif diperoleh melalui tes akhir yang dilakukan di akhir penelitian pada kedua kelas sampel. Tes akhir yang diberikan berupa tes objektif dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 32 soal untuk materi Fluida dan 17 soal untuk materi Teori Kinetik Gas. Hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Ranah Kognitif Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol (XI IPA 5) (XI IPA 6) No. siswa siswa Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa hasil tes akhir di kelas eksperimen menunjukan nilai terendah yaitu pada nilai 61 dengan jumlah siswa 1 orang dan nilai tertinggi yaitu pada nilai 89 dengan jumlah siswa 2 orang, serta nilai yang paling dominan yaitu pada nilai 79 dengan jumlah siswa sebanyak 4 orang. Pada kelas kontrol, nilai terendahnya yaitu pada nilai 61 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang dan nilai tertinggi yaitu pada nilai 88 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang, serta nilai yang paling dominan yaitu pada nilai 71 dengan jumlah siswa sebanyak 5 orang. Dari data skor hasil belajar tes akhir dilakukan perhitungan terhadap skor rata-rata, simpangan baku (S), dan varians (S 2 ) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diperoleh yaitu nilai rata-ratanya sebesar 76,18, simpangan bakunya sebesar 6,82, dan variansnya sebesar 46,472. Pada kelas kontrol diperoleh yaitu nilai rata-ratanya sebesar 73,50, simpangan bakunya sebesar 7,42, dan variansnya sebesar 55,116. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata ranah kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, namun simpangan baku kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol,artinya nilai pada kelas kontrol lebih bervariasi dibandingkan dengan nilai kelas eksperimen. Sebelum menarik kesimpulan dari hasil penelitian, dilakukan analisis data melalui uji hipotesis secara statistik. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji hipotesis adalah melalui uji normalitas dan uji homogenitas kedua kelas sampel terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji hipotesis. Untuk melihat apakah data hasil belajar kelas sampel terdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas. Pada uji normalitas ini, digunakan uji Lilliefors terhadap nilai tes hasil belajar pada kedua kelas sampel pada taraf nyata 0,05. Pada kelas eksperimen diperoleh L 0 sebesar 0,068 dan L t sebesar 0,154, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh L 0 sebesar 0,133 dan L t sebesar 0,148. Hal 60

5 ini menunjukkan bahwa nilai L 0 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari nilai L t. Ini berarti data pada kedua kelas terdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data hasil belajar kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pada uji homogenitas digunakan uji F. Setelah dilakukan perhitungan pada kedua kelas sampel diperoleh hasil pada taraf nyata( ) = 0.05 yaitu F hitung untuk kedua kelas sampel sebesar 1,19 dan untuk F Tabel sebesar Hal ini menunjukkan bahwa F hitung kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari F Tabel (F hitung < F Tabel ). Berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen. Pengujian hipotesis didasarkan pada data hasil belajar ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Untuk pengujian hipotesis pada ranah kognitf dalam penelitian ini digunakan uji-t. Berdasarkan jumlah siswa, nilai rata-rata, dan varians kedua kelas sampel diperoleh nilai t hitung untuk ranah kognitif adalah 1,558. Untuk menentukan harga t tabel, dapat dilihat pada tabel distribusi t pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan 67 adalah 1,998. Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan bahwa t hitung berada berada di dalam daerah -t t < t h < t t. Ini berarti bahwa t hitung berada di dalam daerah penerimaan H o dan di luar daerah penerimaan H i. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas sampel pada ranah kognitif tidak berbeda secara signifikan. Karena itu penggunaan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar ranah kognitif. Data hasil belajar ranah afektif diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dua belas kali pertemuan. Hasil belajar afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Ranah Afektif Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol (XI IPA 5) (XI IPA 6) No. Siswa Siswa Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa hasil belajar ranah afektif di kelas eksperimen menunjukan nilai terendah yaitu pada nilai 71 dengan jumlah siswa 2 orang dan nilai tertinggi yaitu pada nilai 87 dengan jumlah siswa 2 orang, serta nilai yang paling dominan yaitu pada nilai 83 dan 84 dengan jumlah siswa masing-masing sebanyak 6 orang. Pada kelas kontrol, nilai terendahnya yaitu pada nilai 68 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang dan nilai tertinggi yaitu pada nilai 87 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang, serta nilai yang paling dominan yaitu pada nilai 78 dan 83 dengan jumlah siswa masing-masing sebanyak 4 orang. Dari data skor hasil belajar ranah afektif tersebut dapat dilakukan perhitungan terhadap skor rata-rata, simpangan baku (S), dan varians (S 2 ) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diperoleh yaitu nilai rataratanya sebesar 81,33, simpangan bakunya sebesar 4,38, dan variansnya sebesar 19,167. Pada kelas kontrol diperoleh yaitu nilai rata-ratanya sebesar 78,28, simpangan bakunya sebesar 3,56, dan variansnya sebesar 12,696. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, artinya nilai pada kelas eksperimen lebih bervariasi jika dibandingkan dengan nilai pada kelas kontrol. Sebelum menarik kesimpulan dari hasil penelitian, dilakukan analisis data melalui uji hipotesis secara statistik. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji hipotesis adalah melalui uji normalitas dan uji homogenitas kedua kelas sampel terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji hipotesis. Untuk melihat apakah data hasil belajar kelas sampel terdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas. Pada uji normalitas ini, digunakan uji Lilliefors terhadap nilai tes hasil belajar pada kedua kelas sampel pada taraf nyata 0,05. Pada kelas eksperimen diperoleh L 0 sebesar 0,139 dan L t sebesar 0,154, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh L 0 sebesar 0,128 dan L t sebesar 0,148. Hal ini menunjukkan bahwa nilai L 0 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari nilai L t. Ini berarti data pada kedua kelas terdistribusi normal. 61

6 Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data hasil belajar kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pada uji homogenitas digunakan uji F. Setelah dilakukan perhitungan pada kedua kelas sampel diperoleh hasil pada taraf nyata = 0.05 yaitu F hitung untuk kedua kelas sebesar 1,51 sedangkan untuk F Tabel sebesar Hal ini menunjukkan bahwa F hitung kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari F Tabel (F hitung < F Tabel ). Berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen. Pengujian hipotesis didasarkan pada data hasil belajar ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Untuk pengujian hipotesis pada ranah afektif dalam penelitian ini digunakan uji-t. Berdasarkan jumlah siswa, nilai rata-rata, dan varians kedua kelas sampel diperoleh nilai t hitung untuk ranah kognitif adalah 3,192. Untuk menentukan harga t tabel, dapat dilihat pada tabel distribusi t pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan 67 adalah 1,998. Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan bahwa t hitung berada berada di luar daerah -t t < t h < t t. Ini berarti bahwa t hitung berada di luar daerah penerimaan H o dan di dalam daerah penerimaan H i. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas sampel pada ranah afektif berbeda secara signifikan. Hal ini diyakini akibat daari pengaruh penggunaan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar ranah afektif. Data hasil belajar ranah psikomotor diperoleh melalui pengamatan oleh peneliti beserta guru Fisika sebagai observer dengan menggunakan format penilaian psikomotor siswa. Penilaian dilakukan pada saat melakukan pratikum sebanyak 1 kali pratikum. Hasil belajar psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Ranah Psikomotor Kelas Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol (XI IPA 5) (XI IPA 6) No. Siswa Siswa Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa hasil belajar ranah psikomotor di kelas eksperimen menunjukan nilai terendah yaitu pada nilai 60 dengan jumlah siswa 1 orang dan nilai tertinggi yaitu pada nilai 88 dengan jumlah siswa 2 orang, serta nilai yang paling dominan yaitu pada nilai 80 dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang. Pada kelas kontrol, nilai terendahnya yaitu pada nilai 58 dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang dan nilai tertinggi yaitu pada nilai 85 dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang, serta nilai yang paling dominan yaitu pada nilai 80 dengan jumlah siswa sebanyak 6 orang. Dari data skor hasil belajar ranah afektif tersebut dapat dilakukan perhitungan terhadap skor rata-rata, simpangan baku (S), dan varians (S 2 ) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diperoleh yaitu nilai rata-ratanya sebesar 78,18, simpangan bakunya sebesar 76,16, dan variansnya sebesar 51,278. Pada kelas kontrol diperoleh yaitu nilai rata-ratanya sebesar 74,33, simpangan bakunya sebesar 6,98, dan variansnya sebesar 48,698. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata ranah psikomotor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, artinya nilai pada kelas eksperimen lebih bervariasi jika dibandingkan dengan nilai pada kelas kontrol. Sebelum menarik kesimpulan dari hasil penelitian, dilakukan analisis data melalui uji hipotesis secara statistik. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji hipotesis adalah melalui uji normalitas dan uji homogenitas kedua kelas sampel terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji hipotesis. Untuk melihat apakah data hasil belajar kelas sampel terdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas. Pada uji normalitas ini, digunakan uji Lilliefors terhadap nilai tes hasil belajar pada kedua kelas sampel pada taraf nyata 0,05. Pada kelas eksperimen diperoleh L 0 sebesar 0,124 dan L t sebesar 0,154 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh L 0 sebesar 0,094 dan L t sebesar 0,148. Hal ini menunjukkan bahwa nilai L 0 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari nilai L t. Ini berarti data pada kedua kelas terdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data hasil belajar kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pada uji homogenitas digunakan uji F. Setelah dilakukan perhitungan pada kedua kelas sampel diperoleh hasil pada taraf nyata = 0.05 yaitu F hitung untuk kedua kelas adalah 1,05 sedangkan untuk F Tabel adalah Hal ini menunjukkan bahwa F hitung kelas 62

7 eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari F Tabel (F hitung < F Tabel ). Berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen. Pengujian hipotesis didasarkan pada data hasil belajar ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Untuk pengujian hipotesis pada ranah psikomotor dalam penelitian ini digunakan uji-t. Berdasarkan jumlah siswa, nilai rata-rata, dan varians kedua kelas sampel diperoleh nilai t hitung untuk ranah psikomotor adalah 2,260. Untuk menentukan harga t tabel, dapat dilihat pada tabel distribusi t pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan 67 adalah 1,998. Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan bahwa t hitung berada berada di luar daerah -t t < t h < t t. Ini berarti bahwa t hitung berada di luar daerah penerimaan H o dan di dalam daerah penerimaan H i. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar kelas sampel berbeda secara signifikan. Hal ini diyakini akibat dari pengaruh penggunaan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar ranah psikomotor. 2. Pembahasan Berdasarkan analisis data hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dan pengujian hipotesis diperoleh hasil yang menyatakan bahwa untuk hasil belajar ranah kognitif hipotesis kerja ditolak, namun untuk hasil belajar ranah afektif dan psikomotor hipotesis kerja diterima. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang berarti penerapan bahan ajar berorientasi metode pemecahan masalah terhadap hasil belajar Fisika siswa pada ranah afektif dan psikomotor, sedangkan pada ranah kognitif tidak terdapat pengaruh yang berarti penerapan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah. Secara umum ada lima faktor penyebab penggunaan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah belum memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar pada ranah kognitif. Pertama, bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah masih kurangfokus dalam penyajian permasalahannya sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Akibatnya siswa belum bisa secara maksimal memahami konsep Fisika yang dipelajari. Untuk itu perlu dilakukan analisis kembali secara menyeluruh terhadap bahan ajar Fisika berorientasi metode pemcahan masalah. Kedua, proses pembelajaran di sekolah selama ini lebih banyak berpusat kepada guru, sehingga tidak mudah untuk mengubah pola belajar siswa yang terbiasa belajar mengandalkan materi yang disampaikan oleh guru melalui catatan di papan tulis menjadi belajar mandiri menggunakan bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah. Akibatnya, siswa belum mampu untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan di dalam pembelajaran Fisika. Untuk mengatasinya, guru sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi yang menuntun siswa untuk belajar secara mandiri. Ketiga, siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan konsep Fisika dengan permasalah yang telah dikemukakan di dalam bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah. Hal ini disebabkan sebagian siswa belum memahami konsep-konsep Fisika di dalam bahan ajar. Untuk mengatasinya, guru harus kreatif dalam pembelajaran, artinya guru dapat menggunakan berbagai cara sederhana atau mudah dalam menyampaikan konsep-konsep Fisika agar dapat dimengerti oleh siswa. Keempat, siswa tidak mengulang kembali meteri yang dipelajari. Ini dapat terlihat hanya beberapa siswa yang membawa kembali bahan ajar Fisika berorientasi metode pemecahan masalah dalam pembelajaran selanjutnya. Pada prinsipnya materi Fisika saling berkait, dimana untuk mendapatkan suatu konsep, kita membutuhkan konsep-konsep yang lain untuk mendapatkannya. Pada kendala ini, siswa terkesan tidak mengulang kembali materi pelajarannya di rumah. Untuk mengatasinya permasalahan dapat dilakukan dengan pemberian tugas rumah kepada siswa. Dengan tugas ini siswa dituntut untuk lebih memahami materi pelajaran yang telah dipelajari di rumah. Kelima, peneliti masih menemukan beberapa siswa yang berusaha untuk melakukan kecurangan pada saat ujian tes akhir meskipun sudah di awasi oleh peneliti. Hal ini di sebabkan kurangnya persiapan siswa sebelum melakukan tes akhir. Untuk mengatasinya yaitu siswa lebih mempersiapkan diri sebelum ujian akhir. Persiapan ini dapat dilakukan dengan cara belajar efektif dan efisien yang dilakukan secara teratur terhadap berbagai materi pelajaran dan usahakan untuk tidak membiasakan belajar hanya ketika menjelang ujian saja, dimana kegiatan belajar harus dilakukan setiap hari. Hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor yang tinggi, belum tentu juga dapat membuat hasil belajar siswa pada ranah kognitif tinggi. Pada ranah kognitif membicarakan kemampuan otak siswa itu sendiri. Ada siswa yang aktif dalam pembelajaran tetapi belum tentu siswa tersebut mengerti dan memahami materi yang di ajarkan oleh guru, ini disebabkan dalam penggunaan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif, contohnya metode eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk menemukan suatu konsep, meskipun siswa telah melakukan percobaannya dengan antusias tetapi hasil dari percobaan itu belum menunjukan konsep yang akan ditemukan atau percobaannya gagal, artinya aspek afektif dan psikomotor siswa telah terpenuhi, namun aspek kognitifnya belum. Hal ini menunjukan 63

8 belum tentu hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor tinggi, dapat membuat hasil belajar siswa pada ranah kognitif juga ikut tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat dikemukakan kesimpulan dari penelitian ini yaitu hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar berorientasi metode pemecahan masalah pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor masingmasing 76,182, 81,333, dan 78,182. Ini berarti hasil belajar siswa telah melewati batas KKM yang ditetapkan di sekolah penelitian yaitu sebesar 75. Penggunaan bahan ajar berorientasi metode pemecahan masalah belum memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa pada ranah kognitif, namun sudah memberikan pengaruh yang berarti pada ranah afektif dan psikomotor. [1] [2] DAFTAR PUSTAKA Anwar, Kasful. Harmi, Hendra Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. [3] BSNP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta. [4] Mulyasa, E Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. [5] Panen, P & Purwanto, Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud. [6] Depdiknas Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. [7] Sadirman, N. dkk Ilmu Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya. [8] Gulo, W Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grasindo. [9] Zahara D, Tengku Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang. [10] Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di Sekolah Menengah Atas. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional. [11] Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Psikomotor di Sekolah Menengah Atas. Jakarta. Kementrian Pendidikan Nasional. [12] Sudjana, Nana Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 64

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 3. April 014, 185-19 PENGARUH PENERAPAN LKS BERORIENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DI SMA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK FISIKA DALAM PEMBELAJARAN TUNTAS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA N 4 PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK FISIKA DALAM PEMBELAJARAN TUNTAS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA N 4 PADANG PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, 73-80 PENGARUH PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK FISIKA DALAM PEMBELAJARAN TUNTAS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA N 4 PADANG Rahmi Hasynah

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang Elfawati 1), Gusmaweti 2) dan Azrita 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2) Dosen Program Studi

Lebih terperinci

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. Silfia Afrina Fitri 1), Wince Hendri 2), Lisa Deswati 2) 1) Biology Education Student Guidance and Counseling

Lebih terperinci

PENGARUH LKS DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA N 2 PARIAMAN

PENGARUH LKS DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA N 2 PARIAMAN PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol.. Oktober 013, 65-7 PENGARUH LKS DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA N PARIAMAN Diani Asyhari 1), Syakbaniah ),

Lebih terperinci

PENGARUH PEGGUNAAN TEKNIK TALKING CHIP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PEGGUNAAN TEKNIK TALKING CHIP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 1. April 2013, 97-103 PENGARUH PEGGUNAAN TEKNIK TALKING CHIP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Arif Budi Yanda

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Hesti Fitriani 1), Nurul Afifah 2) dan Eti Meirina Brahmana 3) 1 Fakultas

Lebih terperinci

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 2 LENGAYANG TAHUN AJARAN 2016/2017 Nengsih

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION YANG DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG OLEH: HELMI SUSANTI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Widya Monesa 1, Mulyati 2, dan Novi

Lebih terperinci

Ade Mayasari 1, Akmam 2, Nurhayati 3. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013,

Ade Mayasari 1, Akmam 2, Nurhayati 3. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, 145-152 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBANTUKAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG 2) Yesi Maharani Martha 1), Wince Hendri 2), Gusmaweti 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH LKS BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI KELAS VIII SMPN 1 KUBUNG KABUPATEN SOLOK

PENGARUH LKS BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI KELAS VIII SMPN 1 KUBUNG KABUPATEN SOLOK PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 1. April 2013, 85-90 PENGARUH LKS BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI KELAS VIII SMPN 1 KUBUNG KABUPATEN SOLOK

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK Mitra sofina 1), Lisa Deswati 2, ) Gusmaweti 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Application of the method of role playing by administering a post-test in the form of TTS in the VIII grade students learning biology junior high school 2 Sungai Penuh 1) Welie Martalia 2) Drs. Nawir Muhar,

Lebih terperinci

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN PANTI KABUPATEN PASAMAN Fitrah Naluri, Dra. Gusmaweti, M.Si, Dra. Lisa Deswati, M.Si 2

Lebih terperinci

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Problem Solving Dengan Pemberian Tugas Rumah Meringkas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 3 Padang

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Problem Solving Dengan Pemberian Tugas Rumah Meringkas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 3 Padang Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Problem Solving Dengan Pemberian Tugas Rumah Meringkas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 3 Padang Utari Permata Sari 1), Wince Hendri 2) dan Azrita 2)

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU Meiliza Ardilla 1,Gusmaweti 2, Azrita 2 1 : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi,Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG Joni Pratama, Gustina Indriati dan Evrialiani Rosba Program studi Pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain. PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Yesni Oktrisma 1, Husna Rifai, Aidhia

Lebih terperinci

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN Reni Dia Sari 1, Mulyati 2,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Yola Setria Nengsih 1, Nurhadi 2, Diana

Lebih terperinci

Okta Alpindo 1, Mahrizal 2, Harman Amir Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang

Okta Alpindo 1, Mahrizal 2, Harman Amir Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 3. April 2014, 113-120 PENGARUH PEMBERIAN PERTANYAAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN DISERTAI DENGAN TUGAS RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTsN PARAK LAWAS PADANG Sri Nova Andrina 1), Gusmaweti 2) 2), Lisa Deswati

Lebih terperinci

IMPELEMENTASI BAHAN AJAR BERMODELKAN ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN AKTIF DI KELAS XI SMA NEGERI 7 PADANG

IMPELEMENTASI BAHAN AJAR BERMODELKAN ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN AKTIF DI KELAS XI SMA NEGERI 7 PADANG PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 3. April 2014, 33-40 IMPELEMENTASI BAHAN AJAR BERMODELKAN ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN AKTIF DI KELAS XI SMA NEGERI 7 PADANG Dian Mayasari, Masril 2, Hidayati 2

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Meza Okta Vilanda 1, Nurhadi 2, Ade Dewi Maharani 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Misri Yunita 1, Lince Meriko 2, Annika Maizeli 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK Application of Cooperative Learning Model Type two stay two stray (TSTS) and Effect on Student Learning Outcomes Biology Class X SMA Negeri 4 baseboards Bengkalis Riau Province 1) Putri Jhonevia 2) Drs.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MTsN KUBANG PUTIH

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MTsN KUBANG PUTIH PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, 33-40 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MTsN KUBANG PUTIH Ulfa Rahmi *) Festiyed **) Zulhendri

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Melda Sari 1, Mulyati 2, Evrialiani

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ARTIKEL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG Oleh : RINI

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG. PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG Dian Arima Gusti 1, Iing Rika Yanti 2, Silvi Trisna 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Hendra Patriot 1, Wince Hendri 2, Azrita 2. Mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Bung Hatta

Hendra Patriot 1, Wince Hendri 2, Azrita 2. Mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Bung Hatta PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB YANG DIAWALI DENGAN PEMBERIAN BAHAN AJAR DALAM PEMBELJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN Hendra Patriot 1, Wince Hendri 2, Azrita

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR Defnol Gusnaidi 1, Husna 2, Auliya Hidayati 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DENGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII MTsN PARAK LAWAS PADANG Helma Putri 1), Gusmaweti 2), Azrita 2) 1)Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN Tinsi Motri, Siska Nerita, Yosmed Hidayat Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH OBSERVASI GEJALA FISIS BERBANTUAN LKS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA DI KELAS X SMAN 3 PADANG

PENGARUH OBSERVASI GEJALA FISIS BERBANTUAN LKS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA DI KELAS X SMAN 3 PADANG PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 8. Oktober 2016, 25-32 PENGARUH OBSERVASI GEJALA FISIS BERBANTUAN LKS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA DI KELAS X SMAN 3 PADANG Chyntia Arman

Lebih terperinci

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS TEACHER HERE (ETH) YANG DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG Rika Handayani 1), Gusmaweti 2),dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 14 PADANG.

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 14 PADANG. PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 4 PADANG. YellyAnggraini, Husna, Silvi Trisna Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DALAM BENTUK PROBLEM SOLVING DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI 2 PARIAMAN ARTIKEL

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DALAM BENTUK PROBLEM SOLVING DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI 2 PARIAMAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DALAM BENTUK PROBLEM SOLVING DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI 2 PARIAMAN ARTIKEL Oleh : RIKA PUTRI RAHAYU RAFELZA 0910013221061 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 PASAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 1 PASAMAN PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI PASAMAN Rudi Kurniawan, Husna, Helendra Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI

Lebih terperinci

ARTIKEL Oleh SILVA YUSALIM NPM:

ARTIKEL Oleh SILVA YUSALIM NPM: PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LISTENER TEAM YANG DIAWALI DENGAN TUGAS RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 3 X KOTO TANAH DATAR SINGGALANG PADA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review)

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review) Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review) Dengan Pemberian Tugas Rumah Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Kartika 1-5 Padang Tahun Ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.

Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. The Effect of Bilingual Student Worksheet Application toward Students Learning

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL Oleh : FRESTY YUMERISA NPM : 0910013221059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak. CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG Melisa Oktavia Candani 1, Ade Dewi Maharani

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE YANG DILENGKAPI TUGAS RUMAH DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 3 PADANG Romiul Padli Hairu 1), Wince Hendri 2), Lisa Deswati

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN Muslimah Anif 1, Diana Susanti 2, Elza Safitri 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nofi Demalawita Fitri 1, Megasyani Anaperta 2, Aidhia Rahmi

Lebih terperinci

Nurfah Wilda 1, Hufri 2, Fatni Mufit 3

Nurfah Wilda 1, Hufri 2, Fatni Mufit 3 PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 6. Oktober 2015, 169-176 PENGARUH PENERAPAN LKS BERORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM-ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN LKPD BERBASIS DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MIND MAP TERHADAP KOMPETENSI IPA PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 6 BUKITTINGGI

PENGARUH PENERAPAN LKPD BERBASIS DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MIND MAP TERHADAP KOMPETENSI IPA PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 6 BUKITTINGGI PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 5. April 2015, 145-152 PENGARUH PENERAPAN LKPD BERBASIS DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MIND MAP TERHADAP KOMPETENSI IPA PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 6 BUKITTINGGI Ernita

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENTS DIVISION (STAD) DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWERPIONT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA DI SMAN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Nur

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PENGARUH PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ria

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI Oleh: Oktavia Andrika 1, Atmazaki 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI LDS BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG Ria Utami 1, Mulyati 2, Ria Kasmeri 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: YUNIAR PRASASTI

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) SEPTIA RULIYANI NIM.

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) SEPTIA RULIYANI NIM. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI LEMBARAN DISKUSI SISWA (LDS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS VIII SMP NEGERI 1 LENGAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TA Putranto,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMPN 1 Cikoneng Tahun Ajaran 2015/2016) THE EFFECT

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN LKS BERORIENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG

PENGARUH PENERAPAN LKS BERORIENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 4. November 014, 17-4 PENGARUH PENERAPAN LKS BERORIENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG Yana Dirza Amalia

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA Desti Anggistia*, Eko Suyanto, I Dewa Putu Nyeneng FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII MTsM KECAMATAN RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PARIAMAN Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet

Lebih terperinci

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 86-92 86 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA

Lebih terperinci

Vonny Tinedi 1) Djusmaini Djamas 2) Ratnawulan 2) PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 5. April 2015, 17-24

Vonny Tinedi 1) Djusmaini Djamas 2) Ratnawulan 2) PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 5. April 2015, 17-24 PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 5. April 2015, 17-24 PENGARUH LKS BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS VIII SMP ADABIAH

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I KOTO XI TARUSAN ARTIKEL

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I KOTO XI TARUSAN ARTIKEL PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I KOTO XI TARUSAN ARTIKEL QHARIN SYAFITRI ALVIN NIM.11010133 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Oleh: CHRISNIA OCTOVI X

Oleh: CHRISNIA OCTOVI X UJI KADAR TIMBAL PADA DAUN MAHONI SEBAGAI MEDIA BELAJAR (VIDEO) PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN UDARA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh: CHRISNIA OCTOVI X4307021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017 Science Education Journal, 1 (2), November 2017, 64-72 E. ISSN. 2540-9859 Article DOI: 10.21070/sej.v1i2.1178 Original Research Article Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning Berbasis Inquiry

Lebih terperinci

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal E- ISSN : 2503-3425 JRFES Vol 2, No 2 (2016) 90 95 P- ISSN : 2407-3563 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DISERTAI LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 BATANG ANAI Novia Angraini 1,

Lebih terperinci

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)... 1 Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dalam Pembentukan Konsep Fisika Siswa SMA di Kabupaten Jember (Materi Pokok Elastisitas Zat Padat dan Hukum Hooke) (Children Learning in Science

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIPE BAMBOO DANCING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI SISWA SMP Maisuri Hardani Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia maisurihardani@student.upi.edu ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH LKS BERBASIS REASONING AND PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN FISIKA SMAN 1 LUBUK ALUNG KELAS XI SEMESTER 1

PENGARUH LKS BERBASIS REASONING AND PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN FISIKA SMAN 1 LUBUK ALUNG KELAS XI SEMESTER 1 PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 3. April 2014, 169-176 PENGARUH LKS BERBASIS REASONING AND PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN FISIKA SMAN 1 LUBUK ALUNG KELAS XI SEMESTER 1 Muzi Novriyani 1,

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG Resti Andayani ¹), Erman Har²), dan Azrita²) ¹)Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta   ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENGGUNAKAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG Ikbal Pebri Pranata 1, Drs. Wince Hendri, M.Si 2,

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KINALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Tika Putri 1, Annika Maizeli 2, Novi

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 2 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 2 PARIAMAN 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 2 PARIAMAN Miftahul Khairiyah 1, Gustina Indriati 2, Evrialiani Rosba

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA N 3 KOTA JAMBI Bayu Asfadi 1), Upik Yelianti 2), Retni S Budiarti 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: SISWANTO K4308054 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P

Lebih terperinci

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan...

Pangesti et al., Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan... 1 Pengaruh Penggunaan Media Lingkungan sebagai Sumber Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III Mata Pelajaran IPAdi SDN Ajung 01 Ajung-Jember Tahun Pelajaran 2013/2014 (The Effect of The Use of Media

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN (MOODLE) BUDIDAYA JAMUR KUPING PADA POKOK BAHASAN FUNGI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN (MOODLE) BUDIDAYA JAMUR KUPING PADA POKOK BAHASAN FUNGI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN (MOODLE) BUDIDAYA JAMUR KUPING PADA POKOK BAHASAN FUNGI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: FATIH NGAISAH WIJAYANTI K4307029 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 1. April 2013, 48-54 PENGARUH PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Rusvalinda 1, Armein Lusi Zeswita 2, Evrialiani Rosba 2 1

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL GANTANG Vol. II, No. 2, September 2017 p-issn. 2503-0671, e-issn. 2548-5547 Tersedia Online di: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA ,) Dosen Program Studi PGSD UNS 1 PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Laela Lusi Palupi 1), Siti Kamsiyati ), Tri Budiarto ) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING STARS WITH A QUESTION (LSQ) DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMAN 1 TANJUNGMUTIARA KABUPATEN AGAM Wika Silvia, Annika Maizeli,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY BERBANTUAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY BERBANTUAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 5. April 2015, 49-56 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY BERBANTUAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Aria

Lebih terperinci

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II DI SMA DHARMAWANGSA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG Sari Octavianti 1, Annika Maizeli 2, Rizki 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 1. April 2013, Devi Susanti 1, Festiyed 2, dan Nurhayati 3

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 1. April 2013, Devi Susanti 1, Festiyed 2, dan Nurhayati 3 PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 1. April 2013, 91-96 PERBEDAAN KOMPETENSI IPA FISIKA MELALUI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MODEL KREATIF-PRODUKTIF BERKELOMPOK DENGAN INDIVIDUAL SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh: ASRI NAFI A DEWI X4307018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 3. April 2014, Fatma Adiaty 1, Masril 2, Hidayati 2 1

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 3. April 2014, Fatma Adiaty 1, Masril 2, Hidayati 2 1 PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 3. April 2014, 81-88 PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM BERBANTUKAN KIT FISIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC.

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC. PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC. SULIKI Annisa Mardhatillah 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci