LAPORAN KINERJA. Sekertariat Jenderal. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA. Sekertariat Jenderal. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia"

Transkripsi

1

2 LAPORAN KINERJA Sekertariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Tahun 2016

3 TIM PENYUSUN Penanggungjawab : Ainun Na im Ketua : Erry Ricardo Nurzal Wakil Ketua : Moch. Wiwin Darwina Sekretaris : Wigit Jatmiko Anggota : Ari Hendrarto Saleh Ani Nurdiani Azizah Nada Darmiyanti Endang Wahyudi Akhmat Mahmudin M. Samsuri Arnold Achdijalsjah Verawati Puspitaningtyas Setio Wahyu Purnomo Yulia Setia Lestari Praharani Anjasmara Meliani Kurniati Triani Fatimaningpuri Evi Julianti Desain : Youngest Arsyani Akmad Tim Penyusun ii

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Permenristekdikti No. 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Tahun 2016, merupakan tahun kedua Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melaksanakan Rencana Strategis (Renstra) sejak bergabungnya Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengimplementasikan tata kelola pemerintahan berorientasi pada hasil (kinerja) dan meningkatkan kualitas layanan publik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi, Sekretariat Jenderal menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis organisasi. Masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan mempunyai indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaiannya, yang setiap tahun indikator kinerja tersebut diukur tingkat ketercapaiannya. Berikut ini adalah hasil pengukuran kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 yang tingkat ketercapaian masingmasing Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu: 1. Sasaran meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja dengan indikator kinerja Persentase efisiensi perencanaan penganggaran ditargetkan 91%, capaian kinerjanya adalah 99% atau tingkat ketercapaiannya 108,79%. Sedangkan indikator kinerja penilaian terhadap AKIP ditargetkan B, capaian kinerjanya adalah BB. 2. Sasaran meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara dengan indikator kinerja Persentase opini penilaian laporan keuangan oleh BPK ditargetkan WTP, capaian kinerjanya adalah WTP. 3. Sasaran meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum dengan indikator kinerja kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti ditargetkan 70, capaian kinerjanya adalah 67,46 atau tingkat ketercapaiannya 96,37%. Sedangkan indikator kinerja Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) ditargetkan 45%, capaian kinerjanya adalah 62,84% atau tingkat ketercapaiannya 139,64%. 4. Sasaran meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri dengan indikator kinerja indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman ditargetkan 65, capaian kinerjanya adalah 101,92 atau tingkat ketercapaiannya 156,8%. 5. Sasaran meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian dengan indikator kinerja Persentase pelayanan administrasi kepegawaian ditargetkan 90%, capaian kinerjanya adalah 90% atau tingkat ketercapaiannya 100%. iii Ikhtisar Eksekutif

5 KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance). Oleh karenanya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terus menggelorakan gerakan Reformasi Birokrasi sebagai suatu keharusan, dan mengupayakan birokrasi pemerintah menjadi lembaga yang efisien, transparan dan akuntabel. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan tiap pimpinan Kementerian/Lembaga Pemerintahan, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, membuat laporan akuntabilitas kinerja secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, telah disusun Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Lebih lanjut, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menyusun Permenristekdikti Nomor 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Laporan kinerja ini dimaksudkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Jenderal sebagai bagian integral dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dengan dukungan alokasi anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2016, telah dilaksanakan berbagai program guna merealisasikan target-target indikator kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis. Laporan kinerja ini diharapkan juga dapat menjadi acuan yang berkesinambungan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pada tahun mendatang. Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Jenderal Kata Pengantar ttd Ainun Na im iv

6 DAFTAR ISI v TIM PENYUSUN... ii IKHTISAR EKSEKUTIF... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GRAFIK...viii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia Anggaran Sistematika Penyajian BAB 2 PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Perjanjian Kinerja (PK) Tahun BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Pengendalian Kinerja Pengukuran Kinerja Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Analisis Capaian Kinerja Realisasi Anggaran PENUTUP LAMPIRAN... 52

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome) Gambar 2. Fitur SIMonev Capaian Output Gambar 3. Fitur SIMonev Capaian Kinerja Gambar 4. FGD Pembahasan Draft Permenristekdikti tentang Laporan Kinerja PTN-BH Yogyakarta, 8-9 April Gambar 5. Permenristekdikti No. 40 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum Gambar 6. Fitur pada Aplikasi SIMonev Gambar 7. Permenristekdikti No. 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kemenristekdikti Gambar 8. Workshop Penguatan SAKIP Jakarta, 3-5 November Gambar 9. Rapat Pimpinan Reviu Renstra Gambar 10. Kegiatan Penyampaian Hasil Capaian Output Semester I Gambar 11. Zonasi Kepatuhan Kementerian tahun Gambar 12. Pelayanan Publik di PINTU vi

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Pendidikan vii Tabel 3. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun Tabel 4. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun Tabel 5. Perubahan Indikator Kinerja Program (IKP) Sekretariat Jenderal Tabel 6. Unit Organisasi Pada SIMonev Tabel 7. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja Tabel 9. Nilai AKIP Kemenristekdikti Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Negara Tabel 11. Jumlah DIPA Satker Pada Masing-masing Eselon I Tabel 12. Selisih Kas Tabel 13. Persedian Tabel 14. Mutasi Tahun Berjalan (2016) Tabel 15. Neraca Barang Milik Negara Tabel 16. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum Tabel 17. Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti Tabel 18. Kasus Hukum Litigasi Tahun Tabel 19. Kasus Hukum Non Litigasi Tahun Tabel 20. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri Tabel 21. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar Pelayanan Publik Tabel 22. Capaian Sasaran Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan Pembinaan Kepegawaian Tabel 23. Kinerja Administrasi Kepegawaian Tahun Tabel 24. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun

9 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Alokasi & Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Belanja Grafik 2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja viii

10

11 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 10 Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal atas penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2016 ini dibuat dengan menyajikan serangkaian keberhasilan dan kegagalan atas pencapaian rencana, tindakan dan kegiatan atas perencanaan dan perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal dalam mewujudkan birokrasi yang akuntabel, transparan, dan profesional melalui program Reformasi Birokrasi. Laporan kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 ini menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tahun Tujuan penyajian laporan kinerja ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan kinerjanya. 1.2 Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi kegiatan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum; f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugas-tugas Kementerian dalam pengaturan, pembinaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan pembangunan terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan. 1.3 Struktur Organisasi Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari: 1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2. Biro Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepegawaian Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 3. Biro Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi keuangan, kerumahtanggaan, arsip, serta penyelenggaraan pengelolaan barang milik/ kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

12 4. Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan advokasi dan bantuan hukum, serta pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana. 5. Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan pelaksanaan kerja sama dalam negeri dan luar negeri, serta pelaksanaan komunikasi publik. 2. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana, kerjasama dan bisnis teknologi, serta keamanan dan keselamatan di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan program dan evaluasi pendidikan dan pelatihan, serta penyelenggaraan pelatihan. 11 Selain itu Sekretariat Jenderal secara administratif membina tiga pusat yaitu: 1. Pusat Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, pemanfaatan, evaluasi, dan pelaporan di bidang data dan informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi. 1.4 Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi didukung oleh sumberdaya manusia sebanyak 238 pegawai yang terdiri pegawai 156 pria dan 82 wanita. BAB I PENDAHULUAN Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Jenis Kelamin No Unit Kerja Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah 1 Sekretaris Jenderal Biro Perencanaan Biro SDM Biro Keuangan dan Umum Biro Hukum dan Organisasi Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Total Dilihat dari tingkat pendidikan, sumberdaya manusia Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti didominasi oleh SD sampai dengan SLTA sebesar persentase 21,85 % diikuti dengan S1 sebesar 45,38 %. Tabel 2. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Berdasarkan Pendidikan No Unit Kerja Pendidikan SD/SMP/SMA D3 S1 S2 S3 Jumlah 1 Sekretaris Jenderal Biro Perencanaan Biro SDM Biro Keuangan dan Umum Biro Hukum dan Organisasi Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Total Persentase (%) 21,85 8,82 45,38 21,43 2,52 100

13 1.5. Anggaran Pagu anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016 sebesar Rp Tabel 3. Alokasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Peningkatan Kualitas Perencanaan, Evaluasi, serta Akuntabilitas dan Pencapaian Kinerja Kegiatan Anggaran Proporsi ,95% Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia ,00% Peningkatan dan Pengelolaan Urusan Umum ,70% Pengelolaan Keuangan ,34% Pembinaan dan Pengembangan Hukum dan Organisasi ,50% Peningkatan Layanan Kerjasama dan Komunikasi Publik ,17% Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ,36% Pengembangan Data dan Informasi Iptek dan Dikti ,21% Pendidikan dan Pelatihan ,41% Pengelolaan Urusan Perbendaharaan ,34% Total % Dari sisi jenis belanja, paling besar dialokasikan untuk belanja barang sebesar Rp , belanja pegawai Rp , dan belanja modal Rp BAB I PENDAHULUAN Grafik 1. Alokasi & Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Belanja

14 1.6. Sistematika Penyajian Laporan kinerja ini melaporkan capaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2016 sesuai Rencana Strategis (Renstra) tahun Analisis Capaian Kinerja (performance result) diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai perbaikan kinerja di masa mendatang. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun Bab. I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang penyusunan laporan, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi, sumber daya manusia dan anggaran. 3. Bab. II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Rencana Strategis, Arah Kebijakan dan Strategi, dan Perjanjian Kinerja Bab. III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan tentang pengendalian, pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis pada tahun Bab. IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dan upaya perbaikan. 13 BAB I PENDAHULUAN

15

16 2.1. Rencana Strategis Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan yang bersifat mendasar dan dibuat secara integral, efisien, dan koordinatif. Dalam kurun waktu dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun dan memperhitungkan potensi, peluang, serta kendala yang ada maupun tantangan yang mungkin terjadi, Sekretariat Jenderal melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, visi Sekretariat Jenderal telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun Dalam penentuan visi, Sekretariat Jenderal telah mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu: (i) memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan organisasi, (ii) ditetapkan secara rasional, realistis, mudah dipahami, (iii) dirumuskan secara singkat, padat, mudah diingat, (iv) dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan (v) mempunyai sifat fleksibel. Oleh sebab itu visi Sekretariat Jenderal akan ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) dan mampu mengerahkan dan menggerakkan segala sumber daya Sekretariat Jenderal. Adapun visi Sekretariat Jenderal yang diharapkan mampu memberi arah ke masa depan yaitu: 15 BAB II PERENCANAAN KINERJA Menjadi pilar utama mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Misi Sekretariat Jenderal merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh unit organisasi Sekretariat Jenderal dalam upaya untuk mewujudkan visi. Dengan pernyataan misi yang telah ditetapkan, diharapkan seluruh unsur Sekretariat Jenderal dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran Sekretariat Jenderal dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Misi Sekretariat Jenderal telah disusun secara jelas dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, juga terkait dengan kewenangan yang dimilikinya sesuai peraturan perundangundangan. Perumusan misi ini telah memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan stratejik. Kriteria dalam penentuan misi Sekretariat Jenderal antara lain adalah: (i) sejalan dengan upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (ii) sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun serta tugas yang dibebankan oleh undangundang, (iii) menggambarkan tindakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal. Berdasarkan acuan tersebut di atas, misi Sekretariat Jenderal adalah: 1. Meningkatkan koordinasi dan pembinaan menuju tata kelola yang baik 2. Meningkatkan kualitas layanan yang prima

17 Dalam rangka mencapai Visi dan Misi, maka Visi dan Misi tersebut dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang harus dicapai adalah: 1. Meningkatnya tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel 2. Meningkatnya kualitas layanan yang efektif dan efisien Tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan dalam sasaran strategis sesuai dengan permasalahanpermasalahan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu Sasaran strategis tersebut adalah: 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja 2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara 3. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian 4. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum 5. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan Perjanjian Kinerja merupakan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dikelola. Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemenristekdikti Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2016, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2016 BAB II PERENCANAAN KINERJA 16 No Sasaran Indikator Kinerja Target Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian Persentase efisiensi perencanaan penganggaran Penilaian terhadap AKIP Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK 91% B WTP Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman 65 Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) Persentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian 70% 45% 90%

18

19 3.1. Pengendalian Kinerja Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja berubah dari pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja yang berorientasi hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU) menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan. Dalam hal pengendalian kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terus melakukan perbaikan. Dari PK 2016 yang telah ditandatangani, telah dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik (triwulan). Sehubungan dengan hal tersebut terus dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja (SIMonev). Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome) 3.2. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja finansial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut: 18 Persentase Capaian = Realiasasi Rencana x 100%

20 Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Untuk mengukur capaian masing-masing IKU dilakukan secara umum yakni melalui data capaian kinerja dan pengukuran dengan kondisi riil yang ada. Sedangkan analisis capaian masing-masing IKU diupayakan disampaikan secara rinci dengan mendefinisikan alasan penetapan masing-masing IKU; cara mengukurnya; capaian kinerja yang membandingkan tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, dan pada akhir periode Renstra; disertai dengan data pendukung berupa tabel, foto/gambar, grafik, dan data pendukung lainnya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Dalam upaya mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan berbagai upaya perbaikan, dengan tujuan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dan berorientasi kepada hasil (result oriented government). Oleh karena itu dalam rangka sinergi implementasi SAKIP mulai tingkat kementerian hingga unit organisasi, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan SAKIP di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sekretariat Jenderal juga menginisiasi berbagai agenda akuntabilitas kinerja di semua komponen yang merupakan bagian integral dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), meliputi aspek: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja. a. Perencanaan Kinerja Dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi Kemen. PAN dan RB maka Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menginisiasi beberapa kegiatan yaitu: 1) Mereviu Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan melibatkan seluruh pimpinan dalam Rapat Pimpinan. IKU telah di tetapkan melalui Keputusan Menteri Nomor 333/M/KPT/2016, untuk di implementasikan pada tahun ) Mereviu kembali Rencana Strategis, IKSS, IKP, dan IKK. 3) Merumuskan indikator kinerja secara berjenjang dalam PK 2017 hingga Eselon IV. 19 Tabel 5. Perubahan Indikator Kinerja Program (IKP) Sekretariat Jenderal Program Semula Menjadi Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya X1 X2 Persentase efisiensi perencanaan penganggaran Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK X1 X2 Persentase Efisiensi Perencanaan Penganggaran Opini Penilaian Laporan Keuangan Oleh BPK X3 Penilaian terhadap AKIP X3 Penilaian Terhadap AKIP X4 Indeks kepuasan pelayanan X4 Indeks Kepuasan Pelayanan X5 X6 Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kemenristekdikti Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) X5 X6 X7 Persentase Kasus Hukum Yang Diselesaikan Tingkat Kesesuaian Kompetensi Pejabat Ratio Data dan Knowledge Iptek dan Dikti Yang Dimanfaatkan

21 b. Pengukuran Kinerja Pada tahun 2016 dikembangkan sistem informasi untuk pengukuran dan pengelolaan data kinerja (Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi - SIMonev) yang merupakan pengembangan dari sistem yang telah ada sebelumnya yaitu SIREN (Sistem Informasi Perencanaan) yang diimplementasikan di Kementerian Riset dan Teknologi. Pengembangan sistem dilandasi pada semakin besarnya unit organisasi di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Tabel 6. Unit Organisasi Pada SIMonev Elemen Semula Menjadi Sistem Pengukuran dan Pengelolaan Data Kinerja SIREN (5 Satker) Satker Kemenristek Puspiptek PP Iptek ATP Eijkman SIMonev (143 Satker) 11 Satker Kemenristekdikti 118 PTN 14 Kopertis Fitur yang ada di SIMonev meliputi : 1. Data capaian output fisik dan realisasi anggaran yang dilaporkan setiap bulan. 2. Data capaian kinerja yang dilaporkan setiap triwulan. 20 Gambar 2. Fitur SIMonev Capaian Output

22 21 Gambar 3. Fitur SIMonev Capaian Kinerja c. Pelaporan Kinerja Penyajian informasi capaian kinerja dalam Laporan Kinerja (LAKIP) secara terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan antara lain melalui Capaian Kinerja dengan IKU yang terukur. Dalam laporan kinerja ini juga terus ditingkatkan kualitasnya diantaranya menggambarkan pembandingan capaian kinerja yang memadai, tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, tren kinerja dan pada akhir periode Renstra. Sehubungan dengan amanah PP No. 26 Tahun 2015, Sekretariat Jenderal menginisiasi penyusunan Peraturan Menteri tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 40 Tahun 2016.

23 Gambar 4. FGD Pembahasan Draft Permenristekdikti tentang Laporan Kinerja PTN-BH Yogyakarta, 8-9 April Gambar 5. Permenristekdikti No. 40 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja PTN Badan Hukum

24 d. Evaluasi Kinerja Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi. Dalam rangka hal tersebut maka dibuat aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMonev) untuk mendapatkan data sebagai sumber evaluasi. Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi (SIMonev) adalah aplikasi yang digunakan untuk mempermudah unit organisasi di lingkungan Kemenristekdikti dalam menetapkan dan melaporkan berbagai capaian target kinerja, anggaran, serta rencana pengadaan yang telah disusun. Aplikasi SIMonev dapat diakses melalui alamat Kemenristekdikti telah mengimplementasikan SIMonev di seluruh unit organisasi baik pusat dan daerah. Aplikasi ini terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem perencanaan di Kemenristekdikti. Tahun 2016, aplikasi SIMonev ini telah terintegrasi dengan aplikasi OM SPAN Kementerian Keuangan sehingga realiasasi anggaran dapat diketahui secara real time. Selain itu, SIMonev telah diintegrasikan dengan aplikasi SMART Kementerian Keuangan dalam rangka pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L. Penambahan dashboard SIMonev selama Tahun 2016 yaitu Fitur Rapor, Pengadaan Barang Jasa dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). 23 Gambar 6. Fitur pada Aplikasi SIMonev Pengisian aplikasi SIMonev dilaksanakan secara berkala yaitu dilakukan setiap bulan, 3 bulan (triwulanan), dan 6 bulanan (semesteran). Telah di laksanakan Rapat Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan dan Anggaran setiap triwulan dan pembagian Rapor Setiap Semester untuk seluruh unit kerja.

25 e. Capaian Kinerja Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menginisiasi penyusun Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 51 Tahun Gambar 7. Permenristekdikti No. 51 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kemenristekdikti 24 Gambar 8. Workshop Penguatan SAKIP Jakarta, 3-5 November 2016

26 3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah merumuskan indikator-indikator dan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa keberhasilan kinerja Kementerian. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan tolok ukur capaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya. IKU ditetapkan mengacu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Permenristekdikti No. 13 Tahun Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian kinerjanya, dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Indikator Kinerja Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti Tahun 2016 Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Tahun Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik Negara Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian Persentase efisiensi perencanaan penganggaran Penilaian terhadap AKIP Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman Persentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian 94% 91% 90% 99% 108,79 A B B BB - WTP WDP WTP WTP , ,46 96,37 60% 36% 45% 62,84% 139, , ,92 156,8 90% 90% 90% 90%

27 3.5. Analisis Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam periode yaitu: 1. Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja 2. Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara 3. Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum 4. Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri 5. Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian Capaian kinerja Sasaran Strategis tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKU Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2016, bahwa secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan, walaupun beberapa indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut: Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja diukur dengan dua indikator yaitu Persentase efisiensi perencanaan penganggaran dan Penilaian terhadap AKIP. Adapun capaiannya adalah sebagai berikut: Tabel 8. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perencanaan, Pemantauan dan Akuntabilitas Kinerja Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya kualitas perencanaan, pemantauan dan akuntabilitas kinerja Persentase efisiensi perencanaan penganggaran Penilaian terhadap AKIP 94% 99% 91% 99% 108,79 A B B BB - 1. Persentase Efisiensi Perencanaan Penganggaran 26 Efisiensi perencanaan anggaran diukur dengan teknik spending review, yaitu alat untuk mengevaluasi kinerja anggaran pemerintah. Fokus utamanya adalah untuk efisiensi anggaran. Spending Review secara lugas menyebut angka yang harus dihemat karena terdapat inefisiensi anggaran. Hasilnya direkomendasikan untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien. Spending Review dilakukan dalam rangka untuk mengetahui

28 potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana yang menjadi prioritas nasional seperti pembangunan infrastruktur. Sesuai dengan hasil Spending Review yang dilakukan Kementerian Keuangan kepada Kemenristekdikti pada tahun 2016, telah ditemukan inefisiensi sebesar 0,006% dari total keseluruhan pagu Kemenristekdikti sehingga tingkat efisiensi anggaran sebesar 99,99%. Hasil ini lebih besar dibandingkan target pada tahun 2016 sebesar 90%. Inefisiensi yang terjadi salah satunya akibat perencanaan anggaran yang belum dibuat dengan baik. Masih banyak yang membuat perencanaan anggaran mengikuti dari tahun anggaran sebelumnya kemudian ditambah berapa persen. Akibatnya terjadi pemborosan anggaran ataupun anggaran yang tidak terpakai karena bukan merupakan kebutuhan tahun bersangkutan. Contoh inefisiensi yang terjadi adalah masih adanya penggunaan biaya yang melebihi standar biaya. Hal ini dikarenakan pembuat anggaran tidak berpedoman pada standar biaya yang telah ditetapkan Kementerian Keuangan setiap tahunnya. Contoh lainnya yaitu adanya duplikasi anggaran, dimana untuk kegiatan yang sama dilakukan beberapa kali. Beberapa catatan hasil spending review yang dilakukan Kementerian Keuangan kepada Kemenristekdikti pada tahun 2016 antara lain: 1) Banyaknya konsinyering yang pesertanya sedikit sehingga lebih baik diganti dengan Rapat Dalam Kantor (RDK) saja, termasuk penyusunan laporan tidak perlu konsinyering. 2) Peserta RDK hanya berhak mendapatkan uang saku RDK. Uang transport diberikan kepada peserta rapat yang tidak berada dalam satu kompleks perkantoran dimana RDK diselenggarakan. 3) Kegiatan yang merupakan tupoksi semestinya tidak dapat diberikan honor. 4) Satuan honor moderator menggunakan jam, harusnya kali. 5) Harga satuan honor, biaya pemeliharaan dan uang harian yang melebihi SBM. 6) Jumlah narasumber dan/atau tim pelaksana kegiatan yang terlalu banyak. Untuk mengurangi tingkat inefisiensi pada tahun mendatang yang perlu dilakukan adalah: 1) Lebih mencermati lagi dalam penggunaan satuan biaya sehingga tidak terjadi kesalahan besaran biaya maupun penggunaan satuan dalam perhitungan anggaran; 2) Lebih selektif dalam hal pembentukan tim pelaksana kegiatan maupun penyelenggaraan rapat/meeting di luar kantor sehingga tidak melanggar ketentuan yang berlaku; 3) Lebih mencermati penyelenggaraan konsinyering hanya untuk kegiatan yang benar-benar diperlukan; 4) Dalam penyusunan RKA-KL tahun-tahun berikutnya perlu dicermati kembali pengalokasian pada Kelompok Belanja 5211, agar anggaran dapat diserap lebih optimal. 2. Penilaian Terhadap AKIP Terwujudnya akuntabilitas kinerja yang akuntabel tingkat keberhasilannya dilihat dari perolehan predikat akuntabilitas kinerja yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sesuai rencana strategis Kemenristekdikti , pada tahun 2016 Kemenristekdikti mentargetkan memperoleh predikat B. Berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor B/578/M.AA05/2017, perihal hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2016, tanggal 16 Februari 2017, pada tahun 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendapat predikat BB dengan nilai 70,38 yang interpretasinya adalah menunjukkan tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kemenristekdikti sudah menunjukkan hasil yang sangat baik. Dalam rangka implementasi SAKIP, Kemenristekdikti terus melakukan berbagai upaya perbaikan di semua komponen sistem akuntabilitas kinerja yaitu aspek perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja hingga capaian kinerja. Upaya perbaikan memperhatikan catatan penting hasil evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh Kementerian 27

29 PAN dan RB. Dalam Permenristekdikti No. 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kemenristekdikti Tahun , target hasil penilaian terhadap implementasi AKIP adalah katagori A dengan nilai > pada tahun Tabel 9. Nilai AKIP Kemenristekdikti KOMPONEN Perencanaan Kinerja 24,84 24,54 25,1 22,87 23,97 2. Pengukuran Kinerja 13,57 13,66 14,97 15,94 16,13 3. Pelaporan Kinerja 9,15 9,04 11,64 10,81 10,82 4. Evaluasi Kinerja 5,46 5,78 6,86 6,89 6,92 5. Pencapaian Kinerja 13 16,21 12,5 12,25 12,54 TOTAL 66,02 69,23 71,07 68,76 70,38 PREDIKAT B B B B BB 28 Sesuai data evaluasi kinerja di atas, selama lima tahun terakhir nilai akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti mengalami naik turun. Namun begitu tingkat akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti tetap berada pada predikat BB (Sangat Baik). Dibandingkan dengan tahun 2015, nilai akuntabilitas kinerja Kemenristekdikti pada tahun 2016 mengalami peningkatan. Ada beberapa catatan hasil evaluasi oleh Kementerian PAN RB atas implementasi SAKIP Kemenristekdikti yaitu: 1) Kemenristekdikti telah mampu menyusun dokumen Perencanaan Kinerja yang berisi tujuan dan sasaran yang berorientasi hasil dengan indikator kinerja yang baik. Target kinerja yang ditetapkan cukup realistis selaras dengan RPJMN. Renstra Kemenristekdikti telah digunakan sebagai acuan menyusun Rencana Kinerja Tahunan maupun rencana kinerja eselon 1 (Unit Kerja) dibawahnya; 2) Kemenristekdikti telah menggunakan IKU sebagai ukuran kinerja. Indikator tersebut telah memenuhi kriteria indikator yang baik. IKU telah menggambarkan tugas, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh Kemenristekdikti; 3) Laporan Kinerja Kemenristekdikti telah memuat informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja. Serta telah dilengkapi pernyataan telah di reviu oleh APIP; 4) Kemenristekdikti telah memiliki pedoman evaluasi yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi kinerja unit kerja. Hasil evaluasi cukup menggambarkan akuntabilitas kinerja unit kerja, namun masih belum mampu mendorong perubahan unit kerja ke arah yang lebih baik; 5) Dalam rangka Pemantauan kinerja secara berkelanjutan, Kemenristekdikti juga telah mengembangkan aplikasi yang dapat memantau perkembangan capaian kinerja baik pada tataran unit kerja maupun Kementerian. Aplikasi ini juga akan mendorong mekanisme pengumpulan data kinerja yang semakin dapat diandalkan serta meningkatkan kualitas laporan kinerja. Melihat permasalahan yang dihadapi di atas Kementerian PAN dan RB memberikan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan Kemenristekdikti agar nilai akuntabilitas kinerja dapat meningkat di masa datang antara lain: 1) Mereviu IKU Eselon sehingga lebih mencerminkan penjabaran (cascade down) IKU Kementerian; 2) Melakukan monitoring secara berkala Rencana Aksi atas Kinerja yang telah ditetapkan sebagai bahan pertimbangan dalam mengarahkan dan mengorganisir kegiatan agar target kinerja dapat dicapai serta menggunakan Perjanjian Kinerja untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon III dan IV; 3) Meningkatkan kualitas indikator kinerja eselon III dan IV sehingga selaras dengan indikator kinerja atasannya dan melakukan pengukuran kinerja tersebut secara berjenjang dan berkala (semester/triwulan/bulanan);

30 4) Memanfaatkan IKU dalam menyusun dokumendokumen perencanaan dan penganggaran, juga untuk melakukan penilaian kinerja. Melakukan monitoring capaian kinerja eselon III dan IV sebagai dasar pemberian reward and punishment; 5) Memanfaatkan informasi kinerja dalam pelaksanaan evaluasi akuntabilitas, dalam perbaikan perencanaan serta dalam menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi dan untuk peningkatan kinerja; 6) Melaksanakan evaluasi program dan memanfaatkan hasil evaluasi tersebut untuk perbaikan perencanan program yang akan datang, serta memanfaatkan hasil evaluasi atas Rencana Aksi Pencapaian Kinerja dalam menetapkan langkah-langkah nyata dimasa yang akan datang. Dalam rangka memenuhi rekomendasi Kementerian PAN dan RB, Kemenristekdikti telah melakukan beberapa langkah antara lain: a) Dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja, sehubungan dengan telah ditetapkannya Kemenristekdikti No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maka telah dilakukan revisi terhadap dokumen perencanaan yaitu Perjanjian Kinerja (PK) 2016, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) b) Selain itu dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja tahun 2016, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang melakukan reviu Renstra , Perjanjian Kinerja 2017, dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Gambar 9. Rapat Pimpinan Reviu Renstra c) Mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMonev), dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam sistem perencanaan di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sistem ini dikembangkan secara online, dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi pimpinan atas pelaksanaan program dan kegiatan di lapangan. Penambahan dashboard SIMonev yaitu Fitur Rapor, Pengadaan Barang Jasa dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Data capaian output dalam aplikasi SIMonev digunakan dalam perhitungan pemberian tunjangan kinerja di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

31 Gambar 10. Kegiatan Penyampaian Hasil Capaian Output Semester I e) Penyusunan Peraturan Perundangan d) Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menginisiasi penyusun Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 51 Tahun Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan Workshop Penguatan SAKIP di Semarang (20-22 Oktober 2016), Surabaya (27-29 Oktober 2016), dan Jakarta (3-5 November 2016) yang diikuti oleh 7 Unit Utama, 118 PTN, 14 Kopertis, dan 3 Pusat (Puspiptek, Pusdatin, Pusdiklat). Dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan SAKIP dan peningkatan kinerja, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menginisiasi penyusun Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan telah ditetapkan melalui Peraturan Menristekdikti Nomor 51 Tahun Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum dalam pasal 20 menyatakan bahwa Laporan Kinerja Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH) disusun secara sistematis, akurat dan akuntabel serta diatur dengan Peraturan Menteri. Oleh karena itu, perlu disusun Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) mengenai laporan kinerja PTN Badan Hukum. Sasaran 2: Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi dan Pelaporan Barang Milik Negara 30 Sasaran meningkatnya pengelolaan kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara tingkat pencapaiannya diukur dari opini audit yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku pemegang otoritas dalam pemeriksaan keuangan. Untuk memperoleh opini WTP suatu instansi pemerintah harus memenuhi beberapa syarat diantaranya: 1) disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai; 2) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP); 3) kepatuhan terhadap perundang-undangan; 4) pengungkapan yang memadai; 5) tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI.

32 Tabel 10. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Perbendaharaan, Pembiayaan, Akuntansi, Pelaporan Keuangan, Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Negara Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya kualitas perbendaharaan, pembiayaan, akuntansi, pelaporan keuangan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK Tahun 2015 tingkat pencapaian indikator Opini penilaian laporan keuangan oleh BPK adalah WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Sedangkan untuk tahun 2016 Kemenristekdikti berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangannya. Beberapa catatan pentingnya dalam penyusunan Laporan Keuangan Kemenristekdikti Tahun 2016 antara lain: 1. Perubahan Jumlah Unit Akuntansi Pembantu Anggaran Eselon I pada tahun anggaran 2016, menyebabkan beberapa Satuan Kerja beralih Kode Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I dan kode Satker. Sehubungan hal tersebut pada tahun anggaran 2016 ini telah dilakukan proses likuidasi Aset dan Kewajiban dari Satuan Kerja Entitas pelaporan yang lama (TA.2015) ke satuan Kerja Entitas Pelaporan baru (TA.2016) dengan kode Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I dan kode Satker yang baru. Proses likuidasi ini terjadi pada : WTP WDP WTP WTP - a) Satker Unit Eselon I Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (042.04) sebanyak 134 satker ke Unit Eselon I Sekretariat Jenderal (042.01); b) Satker Unit Eks Eselon I Kemristek (042.01) sebanyak 4 satker ke Unit Eselon I Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan (042.06) dan Eselon I Ditjen Penguatan Inovasi (042.07). 2. Pada Tahun Anggaran 2016, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi memiliki 142 (seratus empat puluh dua) satuan kerja dengan 317 (tiga ratus tujuh belas) DIPA satuan kerja. Hal ini terjadi karena ada beberapa satker yang memiliki multi DIPA di beberapa unit Eselon I. Jumlah DIPA Satker pada masing-masing Eselon I adalah sebagai berikut : 31 Tabel 11. Jumlah DIPA Satker Pada Masing-masing Eselon I No Eselon I DIPA Satker 1 Sekretariat Jenderal Inspektorat Jenderal 1 3 Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti 51 4 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan 57 5 Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti 70 6 Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Iptek dan Dikti 2 7 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 2 Jumlah 317

33 32 3. Pagu belanja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun anggaran 2016 senilai Rp ,- dan mengalami revisi sehingga menjadi senilai Rp ,- 4. Rendahnya realisasi belanja modal dikarenakan banyaknya satuan kerja yang tidak dapat merealisasikan belanja modal atas alokasi dana untuk Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang diterbitkan pada bulan Oktober 2016 oleh Eselon I Ditjen Sumber Daya IPTEK dan DIKTI, dikarenakan keterbatasan waktu dalam merealisasikannya. 5. Pada Satker Universitas Bengkulu masih terdapat permasalahan terkait pengesahan pendapatan dan belanja yang disebabkan double pengesahan. Sampai dengan laporan keuangan ini dibuat, proses administrasi untuk perbaikan data pengesahan masih dilakukan dan akan diusulkan koreksi pada penyusunan laporan keuangan audited tahun anggaran 2016 setelah dokumen pengesahan terbit oleh KPPN. 6. Penertiban administrasi Piutang pada Satuan Kerja sedang dilakukan, serta perbaikan sistem pengendalian terkait pengelolaan Piutang sedang berjalan pada Satuan Kerja. Laporan Keuangan Kemenristekdikti TA 2015 memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Akun-akun yang dikecualikan oleh BPK RI yaitu: a) Kas dengan permasalahan: Penyajian kas dan bank pada laporan keuangan Kemenristekdikti tidak sesuai dengan saldo tunai dan rekening koran serta pengendalian pengelolaan kas pada satker-satker di lingkungan Kemenristekdikti tidak memadai Hibah dalam bentuk kas digunakan langsung sebelum pengesahan dan tidak disajikan dalam laporan keuangan Kemenristekdikti tahun 2015 b) Persediaan dengan permasalahan: Penyajian dan pengungkapan persediaan pada laporan keuangan kemenristekdikti tahun 2015 tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya c) Piutang dengan permasalahan: Penyajian dan Pengungkapan Piutang pada Laporan Keuangan Kemenristekdikti Tahun 2015 Tidak Menggambarkan Kondisi yang Sebenarnya d) Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dengan permasalahan: Adanya perbedaan data antara penjumlahan saldo satker BA 23 yang dilikuidasi ditambah saldo satker BA 42 dengan saldo yang disajikan dalam Laporan BMN (aplikasi SIMAK BMN) yang menjadi dasar pencatatan di neraca. e) Beban Barang dengan permasalahan: Terdapat realisasi belanja yang belum dipertanggungjawabkan penyaluran dan atau penggunaannya seluruhnya sebesar Rp156,39 miliar terdiri atas sebesar Rp95,13 miliar untuk dana program beasiswa pendidikan pasca sarjana dalam negeri (BPPDN), sebesar Rp24,85 miliar penyaluran dana program maju bersama membangun Indonesia (MBMI), dan dana penelitian sebesar Rp36,41 miliar. Terdapat pengakuan beban barang dan jasa dilakukan pada saat dana dari program dan kegiatan yang bersumber dari anggaran satker pusat disalurkan kepada satker daerah (PTN/ Kopertis) walaupun belum diterima pihak yang berhak, seperti dana beasiswa kepada tenaga pendidik dan dana penelitian kepada dosen peneliti Adanya realisasi belanja yang tidak sesuai ketentuan seperti pertanggungjawaban tidak lengkap, realisasi belanja tidak sesuai SBM, bukti tidak valid sehingga mempengaruhi penyajian beban barang dan jasa sebesar Rp126,39 miliar Atas permasalahan dalam akun-akun tersebut, Kemenristekdikti pada Tahun 2016 telah melakukan upaya sebagai berikut: a) Kas Atas selisih kas bank pada akhir 2015, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melakukan penulusuran. Pada umumnya selisih pada saat itu

34 akibat adanya kas-bank yang dipinjam pegawai serta adanya Uang Muka kegiatan serta SPJ yang belum dipertanggungjawabkan. Namun sampai tahun 2016 akhir, masih terdapat sisa yang belum terselesaikan. Sisa selisih kas per 31 Desember 2015 yang terbawa menjadi saldo akhir per 31 Desember 2016 pada 4 Satker yaitu ITS, Universitas Tadulako, Universitas Andalas dan Universitas Negeri Manado yang semula sebesar Rp telah diselesaikan sebesar Rp sehingga tersisa sebesar Rp sebagai berikut: 33 Tabel 12. Selisih Kas Satuan Kerja Nilai Awal Penyelesaian Sisa ITS Surabaya Universitas Tadulako Universitas Andalas Universitas Mulawarman Universitas Negeri Manado Jumlah Nilai tersebut sudah termasuk di dalam akun Kas pada BLU dan akun Kas Setara Kas Lainnya dalam bentuk Pinjaman, Uang Muka Kerja dan SPJ yang belum di pertanggungjawabkan. Atas pinjaman, uang muak kerja dan SPJ yang belum dipertanggungjawabkan tersebut, masing masing rektor telah melengkapi dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) yang dikukuhkan dengan tandatangan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sebagaimana diungkapkan dalam catatan atas Laporan Keuangan nomor C.1.4. b) Persediaan Kemenristekdikti telah melakukan penelusuran atas saldo persediaan yang disesuaikan dengan dokumen sumber dan upaya tindak lanjut atas permasaalahan persediaan dengan hasil sebagai berikut: Telah disusun Pedoman Akuntansi Satuan Kerja di Lingkungan Kemenristekdikti dan disampaikan ke Para KPA di Lingkungan Kemenristekdikti dengan Surat Sekjen Nomor 5204/A.A3/KU/2016 pada tanggal 27 Desember Kemenristekdikti telah melakukan penelusuran atas saldo awal persediaan yang disesuaikan dengan dokumen sumber, sehingga selisih saldo awal TA.2016 sudah dapat ditelusuri dengan nilai koreksi kurang catatan pada Eselon Sekretariat Jenderal sebesar Rp( ,-) dan nilai koreksi lebih catatan pada Eselon Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan sebesar Rp ,- dengan perincian sebagai berikut: Kode Eselon-1 Tabel 13. Persediaan Nilai Sebelum Koreksi per 31 Desember 2015 Nilai Koreksi (+/-) Nilai Setelah Koreksi per 31 Desember

35 Sedangkan mutasi tahun berjalan (2016) bisa dilihat di tabel berikut: No Uraian Saldo Awal (Rp) Mutasi (Rp) Saldo Akhir (Rp) 1 Barang Konsumsi Bahan untuk Pemeliharaan Suku Cadang Pita Cukai, Materai dan Leges Tanah Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat Tabel 14. Mutasi Tahun Berjalan (2016) Hewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk dijual atau diserahkan Aset Tetap Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat Aset Lain-Lain untuk diserahkan kepada Masyarakat Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual/ Diserahkan ke Masyarakat Bahan Baku Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjagajaga Persediaan Lainnya Jumlah Perbandingan antara nilai Neraca BMN/Persediaan yang disajikan dalam laporan barang dan laporan keuangan pada Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahunan Tahun Anggaran 2016 Audited per Akun Neraca adalah sebagai berikut: Tabel 15. Neraca Barang Milik Negara Kode Akun Neraca SIMAK-BMN SAK Selisih A Aset Lancar Persediaan Persediaaan Badan Layanan Umum Jumlah Aset Lancar Adapun koreksi selisih Rp.3,- tersebut diakibatkan karena nilai pembulatan yang ada pada lampiran ringkasan kontrak pada Satker Universitas Diponegoro.

36 c) Piutang Kemenristekdikti telah melakukan penelusuran atas saldo piutang yang disesuaikan dengan dokumen sumber dengan hasil sebagai berikut: Atas permasalahan terdapat 17 satker dengan nilai piutang sebesar Rp yang belum dapat diperoleh informasi piutangnya sehingga tidak dapat diuji, dapat kami jelaskan bahwa sampai dengan laporan keuangan ini dibuat selisih yang terjadi adalah sebesar Rp( ) yang terdapat pada 2 satuan kerja yaitu Universitas Halu Oleo Rp( ) yang disebabkan karena kesalahan jurnal dari operatornya dan Universitas negeri papua sebesar Rp yang sampai dengan saat ini belum dapat dikonfirmasi penyebabnya. (rincian penjelasan satker terlampir) Terhadap permasalahan pencatatan piutang pendidikan tidak sesuai dengan dokumen pendukung belum dapat diperoleh informasi mengenai selisihnya dapat kami jelaskan bahwa atas permasalahan tersebut sudah seluruh satker telah memberikan klarifikasi yang disertai dokumen pendukung sehingga permasalahan tersebut sudah selesai ditindaklanjuti. (rincian penjelasan satker terlampir) Terdapat jurnal koreksi penyajian saldo piutang yang berasal dari BA 023 sebesar Rp233,20 miliar antara lain berupa koreksi Piutang Bukan Pajak sebesar Rp39,32 miliar dan Piutang Operasional BLU sebesar Rp193,88 miliar belum diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dapat kami jelaskan bahwa sampai dengan laporan keuangan ini dibuat selisih yang terjadi adalah sebesar Rp( ) yang terdapat pada 4 satuan kerja yaitu Politeknik negeri ketapang sebesar Rp( ), Universitas Halu Oleo sebesar Rp( ), Universitas Hasanuddin sebesar Rp( ) dan Politeknik Negeri Jakarta sebesar Rp d) Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Kemenristekdikti telah melakukan penelusuran atas saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) yang dianalisa melalui data base aplikai SIMAK BMN, sehingga selisih saldo awal Rp sudah dapat ditelusuri namun masih menimbulkan sisa selisih sebesar Rp , selisih tersebut masih dikoordinasikan degan satker yang bersangkutan. Total Koreksi nilai KDP di Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar koreksi tambah Rp dan koreksi kurang Rp sisanya sudah terkoreksi diaudited 2015 (per 31 Des 2015). e) Beban Barang Kemenristekdikti masih melakukan penelusuran atas permasalahan terkait beban barang dengan hasil sebagai berikut: Atas permasalahan terdapat realisasi belanja yang belum dipertanggungjawabkan penyaluran dan atau penggunaannya seluruhnya untuk dana program beasiswa pendidikan pasca sarjana dalam negeri (BPPDN), dana program maju bersama membangun Indonesia (MBMI), dan dana penelitian sebesar Rp36,41 miliar, Sekretaris Jenderal dan Direktorat Jenderal SDID telah membuat surat kepada satker terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Namun sampai laporan keuangan ini dibuat masih dalam progres tindak lanjut Atas permasalahan terdapat pengakuan beban barang dan jasa dilakukan pada saat dana dari program dan kegiatan yang bersumber dari anggaran satker pusat disalurkan kepada satker daerah (PTN/Kopertis) walaupun belum diterima pihak yang berhak, seperti dana beasiswa kepada tenaga pendidik dan dana penelitian kepada dosen peneliti, Sekretaris Jenderal dan Direktorat Jenderal SDID telah membuat surat kepada satker terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Namun sampai laporan keuangan ini dibuat masih dalam progres tindak lanjut 35

37 Adanya realisasi belanja yang tidak sesuai ketentuan seperti pertanggungjawaban tidak lengkap, realisasi belanja tidak sesuai SBM, bukti tidak valid sehingga mempengaruhi penyajian beban barang dan jasa sebesar Rp126,39 miliar. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah membuat surat kepada satker terkait untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Namun sampai laporan keuangan dibuat masih dalam progres tindak lanjut. Temuan dan Tindak Lanjut BPK merupakan rekapitulasi temuan dan tindak lanjut seluruh satuan kerja yang menjadi uji petik pemeriksaan BPK-RI. Oleh karena itu terhadap dilakukan upaya sebagai tindalajut atas temuan tersebut, antara lain: 1. Laporan Keuangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan laporan keuangan kompilasi dari 317 Satker yang cukup variatif dalam menerapkan pola pengelolaan keuangannya. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri pada saat melakukan kompilasi maupun saat melakukan verifikasi data laporan yang disampaikan oleh Satker dan 317 Satker tersebut adalah : Satker Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (29 satker); Satker Pengelola Keuangan PNBP (230 satker); Satker Pengelola Keuangan Non PNBP (51 satker) Satker Sekretariat Ditjen Dikti - PTN BH (7 satker) 2. Penyajian Aset Tetap di beberapa Satker di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi masih terjadi ketidaksesuaian nilai antara SAK dan SIMAK BMN, hal ini disebabkan pada saat pengiriman data BMN dari Aplikasi SIMAK Akrual tidak seluruh Saldo Aset BMN dari Aplikasi SIMAK berhasil terkirim ke Aplikasi SAIBA. 3. Sistem Akuntansi Akrual masih belum dipahami dengan baik oleh banyak operator SAIBA pada Satuan Kerja. Hal ini mengakibatkan pencatatan Akuntansi dengan sistem akrual belum dilaksanakan secara penuh. Kejadian setelah tanggal neraca, Saldo Kas yang disajikan di Neraca per 31 Desember 2016 sebesar: Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Kas Lainnya dan Setara Kas Kas pada Badan Layanan Umum Jumlah Kas pada BLU per 31 Desember 2016 senilai Rp , termasuk di dalamnya berupa Uang Muka Kerja, Pinjaman Pegawai dan SPJ yang belum dipertanggungjawabkan senilai Rp sebagaimana diuraikan pada penjelasan per akun poin C.1.4 sebagai berikut : Pinjaman Pegawai Uang Muka Kegiatan SPJ belum dipertanggungjawabkan Jumlah Atas Pinjaman, Uang Muka Kegiatan dan SPJ yang belum dipertanggungjawabkan tersebut diatas, masing masing rektor telah menyertakan Surat Keterangan Tanggung jawab Mutlak (SKTJM) yang dikukuhkan dengan pengesahan dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan sebagaimana terlampir. Selanjutnya Kemenristekdikti akan membentuk tim terpadu untuk melakukan penagihan, melakukan koreksi penyajian di TA Sasaran 3 : Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang- Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum

38 Sasaran Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum diukur dengan kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti dan Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap). Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai berikut: Tabel 16. Capaian Sasaran Meningkatnya Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, Organisasi, dan Ketatalaksanaan Serta Pemberian Advokasi dan Bantuan Hukum Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya pembinaan dan koordinasi penyusunan peraturan perundangundangan, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pemberian advokasi dan bantuan hukum Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti Persentase kasus hukum yang telah terselesaikan (berkekuatan hukum tetap) 100% 63,89% 70% 67,46% 96,37 60% 36% 45% 62,84% 139, Kualitas penilaian Kementerian PAN dan RB atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melaksanakan agenda reformasi birokrasi melalui pelaksanaan agenda perubahan dan hasilnya telah dirasakan oleh pegawai dan pemangku kepentingan terkait. Akan tetapi jalan panjang reformasi birokrasi masih berlanjut, tantangan dan permasalahan birokrasi belum sepenuhnya tuntas, mengharuskan adanya solusi dan penyelesaian untuk memecahkan persoalan-persoalan birokrasi untuk mewujudkan birokrasi yang profesional. Reformasi Birokrasi merupakan amanah dari Undang- Undang 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan menjadi prioritas pembangunan yang tertuang dalam Program Nawa Cita Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memiliki 8 (delapan) program perubahan, yang terdiri atas 1) Manajemen Perubahan; 2) Penguatan Pengawasan; 3) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; 4) Penguatan Kelembagaan; 5) Penguatan Tata Laksana; 6) Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur; 7) Penguatan Peraturan Perundang-undangan; dan 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi dapat terukur dan diketahui keberhasilannya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, selaku Tim Reformasi Birokrasi Nasional, menetapkan indikator keberhasilan, yaitu indeks reformasi birokrasi. Meninjau pada hasil Reformasi Birokrasi pada tahun 2015, indeks reformasi birokrasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah 67,48 dengan kategori B, dengan rincian sebagai berikut:

39 Tabel 17. Penilaian Indeks Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti No Komponen Penilaian Maks A Pengungkit 1 Manajemen Perubahan 5 1,41 2,17 2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 1,66 2,09 3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6 2,48 2,66 4 Penataan Tatalaksana 5 3,21 3,35 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15 12,36 12,69 6 Penguatan Akuntabilitas 6 4,35 4,83 7 Penguatan Pengawasan 12 5,11 6,53 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 3,83 4,24 Sub Total Komponen Pengungkit 60 34,41 38,56 B Hasil 1 Kapasitas Dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20 14,43 13,81 2 Pemerintah Yang Bersih Dan Bebas KKN 10 7,87 7,63 3 Kualitas Pelayanan Publik 10 7,18 7,46 Sub Total Komponen Hasil 40 29,48 28,9 Indeks Reformasi Birokrasi ,89 67,46 38 Kemenristekdikti telah melakukan berbagai upaya demi kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya dimaksud telah menghasilkan berbagai kemajuan perbaikan tata kelola pemerintahan, antara lain: a. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menerapkan manajemen perubahan secara sistematis, seperti terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi, tersedianya peta jalan reformasi birokrasi tahun , dan ditetapkannya agen perubahan secara formal; b. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengidentifikasikan peraturan yang tidak harmonis dan telah melakukan upaya perbaikan atau revisi; c. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melakukan evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi, tumpang tindih fungsi dengan instansi lain; dan kemampuan struktur organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis; d. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menyusun peta proses bisnis dan telah mengimplementasikan e-government pada layanan utama; e. Penataan manajemen sumber daya manusia yang telah dilakukan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, antara lain telah merencanakan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi, melaksanakan promosi jabatan pimpinan tinggi pratama secara terbuka, dan melakukan penilaian terhadap sebagian besar pegawai; f. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menerapkan manajemen kinerja dan pengukuran kinerja berbasis elektronik; g. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan kebijakan secara formal terhadap SPIP, pengaduan masyarakat, whistle blower system, penanganan benturan kepentingan, dan Zona Integritas; h. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah melakukan usaha peningkatan kualitas layanan publik dengan melakukan inovasi pelayanan publik dan juga melakukan survei kepuasan masyarakat guna mengetahui keinginan masyarakat; i. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah membentuk Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu sebagai program percepatan (quick win) reformasi birokrasi kementerian; dan j. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mendapatkan penghargaan peringkat 3 secara nasional dalam kepatuhan Standar Pelayanan Publik tahun 2016 dengan nilai 101, 92 dan berada di Zona Hijau.

40 Kendala dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi seringkali ada. Resistensi disebabkan karena penerapan budaya kerja dan kode etik pegawai saat ini belum sepenuhnya merata, sehingga kontribusi pegawai terhadap Reformasi Birokrasi belum optimal dan menjadi kelemahan dalam menjalankan program reformasi birokrasi. Beberapa kelemahan yang masih harus diperhatikan dalam menjalankan pelaksanaan reformasi birokrasi meliputi: a. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah memiliki sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan, namun belum diimplementasikan; b. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi belum melakukan evaluasi untuk menganalisis kesesuaian struktur orgaanisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan; c. Terdapat evaluasi terhadap peta proses bisnis dan standar operasional prosedur saat ini, namun belum ada proses analisis efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis dan standar operasional prosedur; d. Pengimplementasian e-government belum dilakukan secara terintegrasi; e. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi belum didasarkan pada rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi pegawai, belum dilakukan penilaian kinerja individu yang selaras dengan kinerja organisasi; f. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi belum melakukan evaluasi kebijakan secara berkala terhadap penanganan gratifikasi, pengaduan masyarakat, whistle blower system, dan penanganan benturan kepentingan g. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi belum memiliki unit kerja yang ditetapkan menjadi unit kerja yang menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM); dan h. Belum ada inovasi sistem pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak memenuhi standar pelayanan. Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan pada mental aparatur. Tetapi perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya melalui langkahlangkah yang ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi juga harus ditujukan kepada seluruh sistem yang melingkup aparatur. Pemahaman yang benar terhadap Reformasi Birokrasi kepada seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merupakan kunci perubahan mental aparatur. Untuk itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berusaha untuk mengikuti irama reformasi birokrasi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Pada tahun 2016, tim reformasi birokrasi Tinggi telah melaksananakan sosialisasi untuk menumbuhkan semangat reformasi birokrasi dan budaya kerja bagi pegawai di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan. Selain itu, dalam rangka lebih meningkatkan kualitas birokrasi serta mampu lebih menumbuhkan budaya kerja di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, terdapat beberapa hal yang masih perlu disempurnakan, yaitu: a. Mendorong tim reformasi birokrasi untuk melaksanakan seluruh tugas sesuai dengan rencana kerja; b. Mengimplementasikan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan guna meminimalisir terjadinya peraturan perundangan yang tumpang tindih; c. Melakukan evaluasi untuk menganalisis kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan; d. Melakukan evaluasi terhadap peta proses bisnis dan standar operasional prosedur yang disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi; e. Melakukan pengintegrasian pada seluruh e-government yang dimiliki; f. Meningkatkan kualitas pengelolaan SDM, antara lain melalui peningkatan kapasitas pegawai berdasarkan analisis kesenjangan kompetensi, melakukan penilaian kinerja individu yang selaras dengan kinerja organisasi, dan menjadikan capaian kinerja individu sebagai dasar untuk pemberian tunjangan kinerja; 39

41 g. Melakukan evaluasi kebijakan secara berkala terhadap penanganan gratifikasi, pengaduan masyarakat, whistle blower system, dan penanganan benturan kepentingan; h. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi segera menetapkan unit kerja yang akan dijadikan unit kerja yang berpredikat WBK/WBBM; dan i. Membuat inovasi sistem pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar. Implementasi Reformasi Birokrasi berorientasi membentuk pemerintahan yang baik dan profesional. Untuk itu, pelaksanaan Reformasi Birokrasi tidak hanya dilaksanakan di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, akan tetapi menjadi agenda dan program kerja di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Kopertis yang menjadi kewenangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Maksud dan tujuan dari pelaksaan Reformasi Birokrasi di PTN dan Kopertis adalah membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas, produktivitas, dan bertanggungjawab serta memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang prima melalui perubahan pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) dalam sistem manajemen pemerintahan. Dengan adanya keselarasan antara Kementerian, PTN, dan Kopertis, rencana-rencana pembangunan dan pengembangan riset, teknologi, dan pendidikan tinggi dapat tercapai dengan baik. Selain itu, tercipta sinergi positif dalam pengelolaan pemerintahan untuk menjadi lebih baik dan profesional serta menaikkan nilai indeks reformasi birokrasi Kementerian Riset, Tenologi, dan Pendidikan Tinggi. 2. Persentase Kasus Hukum Yang Telah Terselesaikan (Berkekuatan Hukum Tetap) Indikator kinerja Persentase Kasus Hukum Yang Telah Terselesaikan tahun 2016 targetnya adalah 45%, capaian kinerja Biro Hukum dan Organisasi untuk tahun 2016, kasus hukum (litigasi) ada 22 kasus hukum, yang telah terselesaikan 15 kasus hukum (68,18%) dan yang masih sementara proses ada 7 kasus Hukum (31,82%), sementara untuk non litigasi ada 40 perkara dan 23 perkara (57,50%) sudah selesai sementara 17 perkara (42,50%) masih dalam proses. Tabel 18. Kasus Hukum Litigasi Tahun NO DESKRIPSI PERKARA Perkara No. 13/G/2016/PTUN.PLG Perkara No. 76/G/2016/PTUN-JKT Perkara No. 15/G/2016/PTUN.YK Perkara No. 184/G/2016/PTUN-JKT Perkara No. 127/G/2016/PTUN-JKT Perkara No. 155/G/2016/PTUN-JKT TINGKAT PEMERIKSAAN PERKARA KETERANGAN PN/PTUN PT/PT.TUN KASASI PK TUN PTUN Palembang Incracht PTUN Jakarta PTUN Yogyakarta PT TUN Jakarta PTUN Jakarta PTUN Jakarta PT TUN Jakarta - - PTUN Jakarta Penggugat mengajukan banding Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan sudah masuk dalam tahap pemeriksaan alat bukti surat dan saksi dari para pihak Dengan dicabutnya gugatan oleh Penggugat maka perkara No. 184/G/2016/PTUN-JKT dinyatakan selesai. Penggugat mengajukan banding Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan sudah masuk dalam tahap pemeriksaan saksi dari para pihak

42 NO DESKRIPSI PERKARA Perkara No. 249/G/2016/PTUN-JKT Perkara No. 60/G/2015/PTUN-BDG Perkara No. 171/G/2015/PTUN-JKT Perkara No. 39/G/2015/PTUN.Mks Perkara No. 126/G/2015/PTUN-JKT Perkara No. 194/G/2015/PTUN-JKT Perkara No. 13/G/2015/PTUN.Plg. Perkara No. 204/ Pdt.G/2016/PN.Cbi. Perkara No. 34/ Pdt.G/2016/PN.Tgl. Perkara No. 586/ Pdt.G/2016/PN.JKT. PST. Perkara No. 114/ Pdt.G/2016/Pn.Smr. Perkara No. 38/ Pdt.G/2016/Pn.Kdi. Perkara No. 21/ Pdt.G/2015/Pn.Me. Perkara No. 91/PUU- XIV/2016 Perkara No. 98/PUU- XIV/2016 Perkara No. 41/P/ HUM/2016 PTUN Jakarta PTUN Bandung Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan sudah masuk dalam tahap jawaban dari Pihak tergugat PT TUN Kasasi MA - Incraht PTUN Incraht PTUN PT TUN MA - Incracht PTUN Incracht PTUN PT TUN Jakarta - - Penggugat mengajukan banding PTUN Incracht PN Cibinong PN Tegal PN Jakarta Pusat PT Jawa Tengah PN Samarinda PN TINGKAT PEMERIKSAAN PERKARA PN/PTUN PT/PT.TUN KASASI PK TUN PT Sulawesi Tenggara PN Metro MK MK MA KETERANGAN Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan berada dalam tahap pemanggilan Para Pihak Penggugat mengajukan banding Persidangan dalam tingkat pertama masih berlangsung dan kondisi terakhir proses persidangan berada dalam tahap pemanggilan Para Pihak Dengan terbitnya penetapan akta perdamaian maka perkara No. 114/Pdt.G/2016/ Pn.Smr. dinyatakan selesai. - - Incracht Dengan dicabutnya gugatan oleh Penggugat maka perkara No. 21/Pdt.G/2015/Pn.Me. Proses terkini ialah pemberian Keterangan dari Pihak Pemerintah Proses terkini ialah pemberian Keterangan dari Pihak Pemerintah Proses terkini ialah pemberian Keterangan dari Pihak Pemerintah 41

43 Tabel 19. Kasus Hukum Non Litigasi Tahun No Kajian Keterangan 1 Kajian terhadap Perkara Tanah Universitas Padjajaran Sudah meminta fatwa hukum ke Mahkamah Agung 2 Perguruan Tinggi Kesehatan milik Pemerintah Daerah/Permohonan Penggabungan Masih dalam Proses. Bengkulu dan Undiksa akan diserahterimakan 3 Permasalahan Dualisme Universitas Ibnu Chaldun Diterbitkan SK Badan Penyelenggara 4 Permasalahan Dualisme Universitas Trisakti 1. Sedang dalam pembahasan Tim terkait penyelenggara. 2. Terkait permasalahan aset, sedang menunggu surat NJOP dari Rektorat. 5 Permasalahan Dualisme Universitas PGRI NTT Menindaklanjuti hasil Putusan Kasasi 6 Kajian Hukum Universitas Darussalam Ambon 7 Permasalahan Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta 8 Permasalahan Mahasiswa FK Ukrida Diterbitkan SK Badan Penyelenggara ke Yayasan Darussalam Maluku Surat dari Sekjen mengenai penyelesaian permasalahan mahasiswa sudah diberikan ke Pihak Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta 9 Permasalahan Mahasiswa FKG Yarsi a.n Princess Janf Konsultasi permasalahan Hukum 10 Permasalahan Universitas Karya Dharma Makassar Diterbitkan SK Badan Penyelenggara Kajian Hukum Pengangkatan Dekan FISIP Universitas Jember Kajian Hukum Pengangkatan Dekan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Masih dalam proses Masih dalam proses 13 Legalitas Ijazah Universitas PGRI NTT Masih pembahasan lintas Dirjen 14 Kajian Hukum tentang Ijazah Sudah selesai 15 Permasalahan tanah Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang 16 Kajian Hukum Universitas Sahid 17 Kajian Hukum STIH Sunan Giri Malang Kajian Hukum terkait Perpanjangan Masa Jabatan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Kajian Hukum tentang Sengketa Tanah Milik Universitas Andalas yang dimiliki TNI AD Kajian mengenai Hibah Bangunan Bekas UNWIM ke ITB 21 Kajian Sengketa Tanah UNUD 22 Kajian Sengketa STKIP Al-azhar Diniyah Jambi 23 Kajian terkait penyelesaian pembangunan Asrama Mahasiswa UGM Masih dalam proses pembahasan dengan BMN Selesai dengan terbit surat dari Biro Hukor perihal Perpanjangan Masa Jabatan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Sudah mengirimkan surat ke Kemenhan perihal permintaan saran Sudah direkomendasikan penerbitan Perpres 24 Kajian Universitas Wiraraja Sumenep Diterbitkan SK Badan Penyelenggara 25 Kajian Yayasan Sapta Karya Masih dalam proses Kajian Permasalahan Dosen Universitas Ahmad Yani Banjarmasin Kajian Penyelesaian Perkara Tanah Universitas Tanjungpura Penyelesaian Perkara Tanah Universitas Negeri Surabaya Sudah selesai dengan dikabulkan permohonan dosen dari pihak Yayasan Masih dalam proses Sudah mengirim surat ke BPN Pusat perihal permintaan pendapat hukum 29 Kajian Hukum STKIP dan STIH Cokroaminoto Pinrang Sudah selesai dengan perdamaian

44 No Kajian Keterangan 30 Kajian hukum AKBP Padang Masih dalam proses 31 Kajian Hukum UNSRIT Sudah selesai dengan diterbitkannya SK 32 Kajian Pembahasan Pemanfaatan BMN Sudah selesai 33 Kajian Hukum STT Telematika Cakrawala dan Universitas Purwakarta 34 Kajian Hukum Universitas Dumoga Kotamobagu Pemda Kotamobagu harus memenuhi persyaratan rasio dosen dan lahan untuk mendirikan Universitas 35 Kajian Hukum Perubahan Badan Penyelenggara PTS Sudah dilaksanakan 36 Kajian Hukum Permasalahan Tanah di Universitas Tadulako Masih dalam proses 37 Kajian Hukum tentang Dekan Fisipol UKI Konsultasi Hukum 38 Kajian Hukum Permasalahan di Universitas Satria Makassar 39 Kajian Hukum Permasalahan di Akper Gowa Raya 40 Kajian Hukum AMI Veteran Makassar Sasaran 4 : Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antarlembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri 43 Sasaran Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerjasama luar negeri diukur dengan indikator Indeks Kepuasan Pelayanan oleh Ombudsman. Adapun tingkat pencapaian kinerjanya adalah sebagai berikut: Tabel 20. Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Koordinasi dan Pengelolaan Informasi, Publikasi, Hubungan Antar Lembaga, Layanan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya kualitas koordinasi dan pengelolaan informasi, publikasi, hubungan antar lembaga, layanan masyarakat dan kerja sama luar negeri Indeks kepuasan pelayanan oleh Ombudsman 80 60, ,92 156,8 Dalam rangka mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, Ombudsman RI melaksanakan penelitian kepatuhan penyelenggara pelayanan publik terhadap pelayanan publik, inovasi pelayanan publik, penguatan kapasitas, dan efektivitas pengawasan. Hasil penelitian diharapkan menjadi acuan peningkatan kualitas pelayanan publik. Pada tahun 2016, Ombudsman RI telah melaksanakan penelitian terhadap produk pelayanan administrasi yang diselenggarakan di Kemenristekdikti. Dari 6 produk pelayanan administrasi diperoleh nilai rata-rata 101,92 atau dalam zona hijau dengan predikat kepatuhan tinggi. Nilai tersebut lebih besar dari target tahun 2016 sebesar 65.

45 Dari 6 produk pelayanan publik yang dinilai, Kemenristekdikti berhasil diantaranya memperkuat beberapa kriteria yang dinilai oleh Ombudsman. Kriteria tersebut antara lain adalah Standar Pelayanan Publik, Maklumat Layanan, Sistem Informasi Pelayanan Publik, Sarana dan Prasarana serta Fasilitas, Pelayanan Khusus, Pengelolaan Pengaduan, Penilaian Kinerja, Visi, Misi dan Moto Pelayanan, Atribut, serta terakhir adalah Pelayanan Terpadu. Hasil penelitian tersebut disajikan dalam tabel berikut: Tabel 21. Nilai Kepatuhan Kemenristekdikti dalam Pemenuhan Komponen Standar Pelayanan Publik Produk Layanan 1) Izin Belajar Mahasiswa Asing 102,5 2) Ijin Perbantuan Atau Penugasan Bagi Tenaga Ahli Asing Dan Tenaga Sukarela 102,5 3) Perizinan Penambahan Program Studi PTN/PTS 102,5 4) Perizinan Peneliti Asing 101 5) Penyetaraan Ijazah Perguruan Tinggi Luar Negeri 100,5 6) Layanan Perizinan Pendirian/Perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) 102,5 Nilai Nilai Rata Rata 101,92 Zona HIJAU Dibandingkan dengan beberapa Kementerian lainnya, peringkat Kemenristekdikti dengan nilai total rata-rata seperti terlihat pada tabel diatas, berada di peringkat ke-3 di zona hijau yang terdiri dari 11 Kementerian, dan dari keseluruhan total 25 Kementerian yang masuk untuk dinilai dalam zonasi kepatuhan tahun 2016, seperti terlihat dalam gambar dibawah ini : 44 Gambar 11. Zonasi Kepatuhan Kementerian Tahun 2016

46 Hasil penelitian menunjukkan tingginya kepatuhan terhadap implementasi standar pelayanan publik dalam berbagai bentuk yaitu sangat jelasnya proses dan prosedur, kepastian jangka waktu pelayanan, dan kepastian hukum. Kondisi tersebut berdampak kepada pelayanan publik yang tinggi, perilaku aparat Pemerintahan yang meningkat positif dan kewibawaan Pemerintah yang terjaga dengan baik. Sejak pertengahan tahun 2016, untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, Kemenristekdikti meluncurkan program PINTU (Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu), dimana layanan ini mengintegrasikan layanan publik yang ada di Kemenristekdikti, seperti layanan teknis pendidikan tinggi, layanan perizinan, layanan informasi serta layanan pengaduan. 45 Gambar 12. Pelayanan Publik di PINTU PINTU dibentuk atas dasar semangat reformasi birokrasi internal Kemenristekdikti sebagaimana yang juga diamanatkan oleh UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik agar terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik, dan PP Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang juga menekankan perlunya membentuk unit pelayanan terpadu yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan pelayanan publik yang transparan, efisien, dan tepat waktu. Layanan PINTU ini menerapkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mulai dari sistem call center hingga help desk yang dapat melayani masyarakat secara datang langsung, tatap muka (offline) maupun tanpa tatap muka (online) di hari dan jam kerja setiap harinya. Dengan adanya PINTU inilah pelayanan publik di Kemenristekdikti meningkat tajam, sehingga berdasarkan penelitian yang dilakukan Ombudsman, PINTU mendongkrak penilaian pelayanan publik. Di tahun 2017 yang akan datang, direncanakan pelayanan publik akan bertambah baik dengan dijawabnya pertanyaanpertanyaan dari masyarakat melalui media online/media sosial milik Kemenristekdikti. Selain itu akan dibuatnya perpustakaan Kementerian baik secara online maupun fisik, sehingga kebutuhan informasi masyarakat mengenai

47 Kemenristekdikti dapat terpenuhi. Dalam upaya mempercepat kepatuhan pemenuhan standar pelayanan publik dan meningkatkan efektifitas pelayanan publik, Ombudsman memberikan beberapa opsi kebijakan, sebagai berikut: a. Memantau konsistensi peningkatan kepatuhan dalam pemenuhan standar pelayanan publik. Setiap unit pelayanan wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan publik sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun Terdapat lebih dari 10 komponen standar pelayanan yang harus dipenuhi penyelenggara pelayanan publik demi terciptanya kualitas pelayanan publik untuk kesejahteraan masyarakat. Guna memantau pemenuhan standar pelayanan publik dan untuk menjaga konsistensi dan peningkatannya, maka disarankan menunjuk pejabat yang kompeten b. Memprioritaskan peningkatan pemenuhan dan pelaksanaan standar pelayanan publik yang masih harus Sasaran 5 : Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan Pembinaan Kepegawaian dipenuhi oleh unit pelayanan publik sesuai Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pelayanan Administrasi Kepegawaian menjadi indikator kinerja Biro Sumber Daya Manusia sebagai wujud pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun Dalam melakukan tugasnya, Biro Sumber Daya Manusia selalu dituntut untuk memberikan pelayanan kepegawaian dengan cepat, tepat dan akurat. Pemenuhan persyaratan kebutuhan pelanggan menjadi prioritas utama untuk mengukur keberhasilan Biro Sumber Daya Manusia sehingga terwujud kepuasan pelanggan. Sehingga Pelayanan Administrasi Kepegawaian sangat dipengaruhi oleh ketelitian, ketepatan waktu, anggaran, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber dayanya. Sasaran Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian. Adapun capaiannya Tabel 22. Capaian Sasaran Meningkatnya Pengelolaan dan Penyusunan Bahan Pembinaan Kepegawaian 46 Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi 2015 Tahun 2016 Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Meningkatnya pengelolaan dan penyusunan bahan pembinaan kepegawaian adalah sebagai berikut: Persentase Pelayanan Administrasi Kepegawaian Administrasi Kepegawaian adalah bagian dari administrasi Negara yang kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pelayanan Administrasi Kepegawaian menjadi indikator kinerja Biro Sumber Daya Manusia sebagai wujud pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Biro Sumber Daya Manusia meliputi: a. Penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia 90% 90% 90% 90% 100 d. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia e. Promosi dan mutasi jabatan pimpinan tinggi, administrasi, dan fungsional f. Disiplin sumber daya manusia g. Pemberhentian dan pemensiunan pegawai sumber daya manusia h. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi manajemen kepegawaian i. Sistem pengukuran, dan penilaian kinerja pegawai b. Pengadaan sumber daya manusia c. Pengembangan sistem karier pegawai j. Pemberian penghargaan sumber daya manusia k. Tata naskah dinas kepegawaian

48 Beberapa capaian kinerja pada administrasi kepegawaian tahun anggaran 2016 antara lain: Tabel 23. Kinerja Administrasi Kepegawaian Tahun 2016 No. Capaian Volume Persentase 1 Seleksi jabatan tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kemenristekdikti 44 orang 100% 2 Pelantikan JPT Madya dan Pratama di lingkungan Kemenristekdikti 44 orang 100% 3 Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam Pengisian Jabatan Administrator dan Jabatan Pengawas 384 orang 100% 4 Pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas 378 orang 100% 5 Penataan staf/pegawai di lingkungan Kemenristekdikti 832 orang 100% 6 Pelantikan Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri 21 orang 100% 8 Pendataan dan pengalihan pegawai dari Kemendikbud ke Kemenristekdikti orang 100% 9 10 Pelatihan Bendahara Pengeluaran untuk 2 angkatan bagi pegawai PTN, Kopertis dan Dikti Pelatihan dan Ujian Sertifikasi Barang dan Jasa angkatan I dan II bagi pegawai PTN dan Dikti 59 orang 60 orang 11 Penyerahan Penghargaan Pegawai di lingkungan Kemenristekdikti; orang 12 Training Revolusi Mental bagi Aparatur Sipil Negara Kemenristekdikti 103 orang 13 Penugasan CPNS tahun 2014 (ex Ditjen Dikti) 35 orang 14 Penugasan CPNS tahun 2014 (ex Kemenristek) 62 orang 15 Kenaikan Pangkat TMT Oktober 2015 Jabatan Fungsional Dosen a. Jumlah yang diusul : orang b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN orang Jabatan Fungsional Non Dosen a. Jumlah yang diusul : 145 orang b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN 92 orang Staff Administrasi a. Jumlah yang diusul : orang b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN orang Alih Status a. Jumlah yang diusul : 140 orang b. Jumlah yang telah disetujui oleh BKN 5 orang 16 Tugas Belajar yang telah diproses 351 orang 17 Penyerahan LHKPN 268 orang a. Eselon 1 5 orang 50% b. Eselon 2 24 orang 71% c. Eselon 3 40 orang 36,50% d. Eselon orang 36,50% e. Auditor 2 orang 25% f. Perguruan Tinggi 145 orang 6,20% 47

49 No. Capaian Volume Persentase 18 Verifikasi E-PUPNS Tahap II per tgl 23 Desember orang 64% 19 Sosialisasi pengisian SKP bagi Pemimpin Perguruan Tinggi 20 Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Standar Pelayanan Publik Sosialisasi pengisian e-pupns pada pegawai (Kantor Pusat, PTN dan Kopertis) sejumlah 165 unit kerja Dokumen kepegawaian berkaitan dengan kenaikan pangkat, alih status kepegawaian, tugas belajar, izin keberangkatan ke luar negeri, izin tugas belajar, cuti dan penyelesaian kasus disiplin pegawai 3 regional (Jakarta, Denpasar dan Yogyakarta) 19 PTN dan 14 Kopertis 100% 100% 4 regional 100% 1 dokumen 100% Kendala yang dihadapi dalam pelayanan administrasi kepegawaian meliputi: a. Struktur Organisasi yang baru terbentuk. b. Penempatan dan penugasan pegawai belum sepenuhnya dapat didasarkan pada kompetensi. b. Penyelesaian tugas secara terpadu yang melibatkan tenaga dari luar Biro SDM dan dilaksanakan di luar kantor. c. Pengadaan sewa peralatan kantor Realisasi Anggaran 48 c. Keterbatasan sumber daya manusia yang ada. d. Fasilitas yang kurang memadai (ruang kerja, komputer, peralatan kantor, penyimpanan dokumen. e. Adanya beban kerja yang cukup besar yang belum terselesaikan sebelum terjadinya perubahan struktur organisasi Kementerian (pelimpahan beban kerja Kemendikbud ke Kemenristekdikti). Dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian, dilakukan antara lain: a. Mempekerjakan tenaga non PNS. Pagu belanja Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam DIPA 2016 yang digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja kementerian tahun 2016 adalah sebesar Rp Selama tahun 2016, Kementerian Keuangan memangkas anggaran kementerian/lembaga dan melakukan (selfblocking) sehingga Pagu Akhir adalah Rp Dari pagu anggaran tersebut, hingga akhir tahun 2016 terserap Rp sehingga persentase daya serap anggaran Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti tahun 2016 adalah sebesar 81,20% yang rinciannya sebagaimana dalam tabel berikut: Penyerapan anggaran yang tertinggi di Sekretariat Jenderal yaitu di unit kerja Biro Perencanaan sebesar Tabel 24. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2016 Unit Kerja Pagu Akhir Realisasi Persentase Biro Perencanaan ,55% Biro Sumber Daya Manusia ,64% Biro Keuangan dan Umum ,06% Biro Hukum dan Organisasi ,98% Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik ,32% Total ,20%

50 97,55% dan yang terendah pada unit kerja Biro Keuangan dan Umum sebesar 76,06%. Dari sisi jenis belanja, realisasi Sekretariat Jenderal Kemenristekdikti tahun 2016 untuk persentase realisasi anggaran belanja pegawai sebesar 70,04%, belanja barang sebesar 86,37%, dan belanja modal sebesar 88,19%. Secara umum, permasalahan tidak terserapnya anggaran secara maksimal dikarenakan lambatnya pertanggungjawaban dari pelaksana kegiatan. Hal 49 Grafik 2. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: 1. Uang Persedian (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) Adanya perbedaan akun potongan TUP dan Potongan UP yang menyebabkan banyak terjadi kesalahan pemotongan, tetapi tidak ada penolakan SPM dari KPPN ketika terjadi penolakan tersebut, Sehingga saldo UP dan TUP akan menjadi berbeda dengan perhitungan Pihak Satker. 2. Pelaksanaan Kontrak Sebanyak 95% kontrak terlambat disampaikan kepada Bagian Perbendaharaan dan PNBP. Sehingga pengajuan data kontrak ke KPPN menjadi terlambat dan profil Satker menjadi tidak baik dalam prespeksi KPPN. Banyak kontrak yang sering berubah-ubah (addendum). Banyak kontrak yang tidak sesuai saldo pagu. 3. Revisi Anggaran Revisi anggaran dari masing-masing pelaksana kegiatan tidak sesuai realisasi anggaran yang ada, sehingga pagu menjadi minus. Self blocking diperintahkan secara mendadak tidak terencana dari awal, sehingga banyak merubah rencana yang sifatnya vital/prioritas.

51

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Jenderal

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Oleh: Endang Wahyudi Kepala Bagian Akuntabilitas dan Pelaporan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 29 Juli 2016 ROADMAP RB 2015-2019

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kinerja. Area Perubahan : 1. Capaian

Kinerja. Area Perubahan : 1. Capaian Area Perubahan : 1. Capaian yang dilakukan Universitas Syiah Kuala merupakan suatu sistem manajemen strategis, prosesnya membentuk suatu siklus yang dimulai dari proses penetapan visi, misi, tujuan, dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Sasaran Reformasi Birokrasi

Sasaran Reformasi Birokrasi KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN AKUNTABILITAS DALAM RANGKA MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI EDDY SURYANTO ASISTEN DEPUTI PEMANTAUAN DAN EVALUASI AKUNTABILITAS APARATUR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI INTEGRITAS, PROFESIONAL, SEJAHTERA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 oaching SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2 Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja (LKJ) Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2011 adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya tatakelola kinerja yang baik, oleh karenanya, RKT menjadi suatu hal yang cukup kritikal yang harus

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran yang dikelola. Penyusunan laporan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 8, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa pedoman

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA BIRO AKUNTABILITAS KINERJA DAN REFORMASI BIROKRASI 2016 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2015 BIRO AKUNTABILITAS KINERJA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN 2015 1 2 No Sasaran Indikator Kinerja Meningkatnya lulusan tepat waktu Meningkatnya prestasi akademik peserta didik Persentase lulusan tepat waktu target

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

Ringkasan eksekutif sasaran strategis Ringkasan eksekutif Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah bertanggung jawab untuk terus mengawal perjalanan Reformasi Birokrasi di Kementerian Kesehatan serta mendorong tercapainya

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2015 2019 SEKRETARIS JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PENETAPAN KINERJA, RENCANA AKSI, DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 LKIP Inspektorat Kabupaten Pandeglang Tahun 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian TAHUN 2015 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang istem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

I N S P E K T O R A T

I N S P E K T O R A T PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU I N S P E K T O R A T Alamat :Jalan Nilam No. 7 Kotabaru Telp. (0518) 21402 Kode Pos 72116 KOTABARU ( LKj) TAHUN 2016 PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT KABUPATEN KOTABARU DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci