NIM: SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NIM: SKRIPSI"

Transkripsi

1 Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh Deppy Eka Nurani NIM: SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

2 2

3 3

4 4

5 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN Biologi merupakan salah satu ilmu hasil pikiran manusia berdasarkan pengalaman, pemikiran, dan penyesuaian dengan lingkungan yang berkaitan erat dengan kehidupan (Susilowati, 2013). Belajar biologi tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan berupa konsep, fakta, prinsip dan hukum namun juga belajar tentang pengetahuan berupa cara memperoleh informasi, kebiasaan bekerja ilmiah, dan keterampilan berfikir (Wenno, 2008). Konsep-konsep dalam biologi disusun melalui rangkaian penelitian ilmiah yang melibatkan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Hasil belajar biologi idealnya dilakukan dengan mengukur aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini sejalan dengan Permendiknas No. 65 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa sasaran pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Sudjana (2005) mengemukakan bahwa ranah sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Ranah pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, di SMA Negeri 1 Pabelan pembelajaran biologi yang berlangsung masih berpusat pada guru. Pembelajaran masih hanya sekedar pemberian informasi kepada siswa dalam bentuk transfer of knowledge. Sebanyak 75 % siswa menganggap pembelajaran di kelas kurang menarik. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya berlangsung di dalam kelas, siswa sebatas mempelajari teori tanpa ada aplikasi atau tidak pernah menghasilkan produk. Kegiatan pembelajaran yang demikian memiliki banyak keterbatasan dalam pengembangan pemikiran siswa, karena guru hanya menekankan pada aspek kognitif tingkat rendah. Guru terkadang menggunakan metode tanya jawab dan diskusi kelompok. Upaya metode tanya jawab dan diskusi kelompok dilakukan namun masih sebagian besar siswa pasif dan tidak ikut 5

6 mengerjakan tugas. Siswa yang tidak ikut mengerjakan tugas berarti kurang memiliki rasa ingin tahu, kurang kerjasama, disiplin dan tanggung jawab. Guru jarang memperhatikan aspek aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurangnya keterampilan siswa dan kemampuan afektif siswa tidak dapat berkembang secara optimal. Aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah karena siswa cenderung pasif sebatas menerima tanpa mengeksplorasi pemikiran siswa sendiri. Hasil belajar kognitif siswa yang rendah didukung oleh data nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil siswa kelas XI IPA 2 dengan siswa yang tidak tuntas mencapai 55%. Rendahnya hasil belajar dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Faktor internal meliputi fisiologi dan psikologis. Faktor fisiologis merupakan kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indera, sedangkan faktor psikologis meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor eksternal adalah faktor luar yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat. Lingkungan non sosial meliputi waktu belajar, lokasi gedung sekolah dan alatalat pembelajaran. Kemampuan belajar siswa juga dipengaruhi oleh strategi, model dan metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Muhibbin, 2007). Pembelajaran yang berpusat pada guru seyogyanya diperbaiki dan diubah dengan model belajar aktif dan mandiri. Guru bukan lagi sebagai sumber belajar utama yang memiliki kekuasan dominan terhadap siswa tetapi guru sebagai fasilitator yang akan membimbing siswa untuk belajar. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa secara keseluruhan, maka perlu dipilih pembelajaran dengan konteks lingkungan belajar yang membentuk sikap ilmiah siswa serta memaksimalkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Adnyawati (2011) menyatakan siswa perlu diberi kesempatan untuk belajar secara bebas dan beragam sehingga dapat meningkatkan berbagai interaksi antar individu, sehingga mampu meningkatkan proses belajar dan hasil 6

7 belajar. Siswa diharapkan mengembangkan pola berfikir sehingga dapat menghasilkan sebuah produk. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa secara keseluruhan adalah model Project Based Learning (PjBL). PjBL adalah suatu pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti (Asan, 2005). Berdasarkan The George Lucas Educational Foundation (2005), langkah-langkah PjBL terdiri dari: (1) melemparkan pertanyaan esensial kepada siswa, (2) mendisain rencana proyek, (3) menyusun jadwal kegiatan, (4) memonitoring aktivitas siswa, (5) menilai keberhasilan siswa, dan (6) mengevaluasi pngalaman siswa. Manfaat dari PjBL adalah siswa menjadi pembelajar aktif, pembelajaran menjadi lebih interaktif, memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih siswa menjadi mandiri, dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa. Hasil penelitian Widiastuti (2010) dan Zaenal (2010) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal ini sejalan dengan Widyaningrum (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan proyek berpengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif. Berdasarkan permasalahan, maka peneliti mencoba untuk menerapkan model PjBL untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji lebih dalam melalui sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2015/ Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan model PjBL dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan? 7

8 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan melalui penerapan model PjBL. 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Menyampaikan informasi tentang penerapan dari model pembelajaran PjBL dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran PjBL di sekolah. 2. Bagi siswa a. Meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya. c. Memperoleh pengalaman proses pembelajaran yang baru. d. Mengembangkan pola berfikir sehingga siswa dapat menghasilkan sebuah produk. 3. Bagi Guru a. Menjadikan model pembelajaran PjBL sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar. b. Menambah wawasan tentang model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan yang beralamat di Semowo, kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2015/ Subyek Penelitian 8

9 Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan dengan jumlah 22 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Data pada penelitian penerapan model PjBL dikumpulkan melalui teknik observasi, angket, wawancara Observasi Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi berlangsung. Observasi dilakukan dengan instrumen lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan adalah Lembar observasi afektif, psikomotorik, dan lembar observasi keterlaksanaan model PjBL Angket Angket diberikan pada saat observasi awal untuk mengetahui proses pembelajaran yang telah berlangsung. Selain itu angket diberikan untuk menilai hasil belajar afektif. Kriteria penilaian item soal angket hasil belajar afektif sesuai dengan skala Likert yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Skor Penilaian Angket Skor untuk aspek yang Sangat setuju Setuju Tidak Punya Pendapat Tidak setuju Skor (+) (-) Wawancara Wawancara dilakukan pada saat observasi awal dan setelah proses pembelajaran berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru biologi dan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara terstruktur dimana semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat. Wawancara dilakukan bersama guru atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. 9

10 2.3.4 Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif setelah penerapan model PjBL. Tes yang dibuat sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Instrumen yang digunakan adalah lembar tes kognitif. Untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus : Nilai = n N 100 Keterangan : n = jumlah skor yang diperoleh siswa N = jumlah skor maksimal Setelah diketahui nilai siswa, kemudian dianalisis persentase ketuntasan. Rumus yang digunakan untuk melihat persentase ketuntasan siswa : 2.4 Teknik Analisis Data jumlah siswa yang tuntas KKM % = Jumlah siswa keseluruhan 100% Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa uraian deskriptif tentang perkembangan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Teknik yang digunakan dalam menjaga validitas data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data diperoleh dari guru, siswa dan observer. Triangulasi metode dilakukan dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui observasi, angket, maupun wawancara. 2.5 Prosedur Penelitian Perencanaan Pada tahap perencanaan, dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas, kemudian guru, peneliti dan kolaborator merencanakan alternatif tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan. Berdasarkan identifikasi masalah dan observasi yang telah dilakukan. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model PjBL. Pada tahap 10

11 ini dilakukan penyusunan skenario dan perangkat pembelajaran model PjBL yaitu meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen pembelajaran Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan merupakan tahap penerapan model PjBL. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis seperti yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Observasi Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan penerapan model PjBL. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Data pendukung observasi adalah hasil wawancara terhadap guru dan siswa, angket afektif, lembar observasi afektif dan psikomotorik, serta kajian dokumen yang ada. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan Refleksi Refleksi merupakan kegiatan melihat, dan mengkaji, mempertimbangkan hasil tindakan yang sudah dilakukan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya. Prosedur jalannya penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 1. Refleksi Awal Plan Reflection Action / Observation Siklus I Revised Plan Reflection 11

12 Action / Observation Siklus II Revised Plan Gambar 1. Siklus Perencanaan Penelitian Kemiss dalam Hopkins (1993) 2.6 Target Penelitian Pembelajaran melalui penerapan PjBL dilakukan sampai target yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik mencapai 80 dan 100% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan hasil penelitian selama tiga siklus, diperoleh hasil belajar kognitif dari persentase ketuntasan dan nilai rata-rata siswa. Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Gambar 1. Persentase Ketuntasan (%) Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Gambar 2. 12

13 Rata-rata Nilai Kognitif Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Hasil Belajar Afektif Gambar 2. Perbandingan Rata-rata Nilai Kogitif Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil belajar afektif dari persentase ketuntasan dan nilai rata-rata siswa. Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3. Persentase Ketuntasan (%) Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus IIdan Siklus III Rata-rata hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 4. Rata-rata Nilai Afektif Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 4. Perbandingan Rata-rata Nilai Afektif Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 13

14 Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan penelitian dapat dilihat ketuntasan dan rata-rata nilai siswa. Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 5. Persentase Keruntasan (%) Gambar 5. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotorik dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III Rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Rata-rata Nilai Psikomotorik Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 6. Perbandingan Rata-rata Nilai Psikomotorik Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Keterlaksanaan Model PjBL Keterlaksanaan langkah-langkah model PjBL sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada Gambar 7. 14

15 Persentase (%) Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 7. Perbandingan Keterlaksanaan Model PjBL pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III 4. PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Siklus Penelitian siklus I menunjukkan hasil bahwa saat proses pembelajaran, siswa kurang paham mengenai langkah-langkah PjBL, sehingga siswa kurang maksimal pada saat penerapan model PjBL, siswa kurang aktif dalam mencari informasi dan kurang menggunakan sumber yang relevan kaitannya dengan materi yang dipelajari, membutuhkan waktu yang lama karena siswa belum memahami langkah-langkah model PjBL. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model PjBL sudah mengalami peningkatan namun belum mencapai target yang telah ditetapkan, agar peningkatan tersebut dapat mencapai target maka dilanjutkan pemberian tindakan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II selanjutnya dilakukan revisi terhadap beberapa tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga proses pembelajaran lebih baik dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dapat lebih maksimal dan target dapat tercapai. Perencanaan dalam tindakan siklus II ini adalah guru mengadakan perbaikan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih mempersiapkan diri pada kegiatan pembelajaran dan lebih maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan untuk perbaikan pada siklus II yaitu guru lebih menekankan siswa untuk membangun kesiapan selama mengikuti pelajaran dengan harapan siswa dapat mengingat langkah-langkah yang dijelaskan guru sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan langkah-langkah PjBL, siswa untuk berperan aktif dalam mencari sumber-sumber 15

16 lain yang relevan untuk dipelajari sebagai penunjang penguasaan konsep, sehingga mempermudah siswa dalam menyampaikan penjelasan, membuat kesimpulan mengenai proyek yang akan dibuat, siswa untuk tetap disiplin waktu dalam penyelesaian proyek sesuai dengan langkah-langkah PjBL. Berdasarkan hasil penelitian beberapa kekurangan yang terdapat pada siklus II adalah siswa kurang bertanggungjawab dalam penyelesaian tugas kelompok yang sudah dibagikan kepada masing-masing anggota, siswa kurang teliti dalam membuat perencanaan proyek. Agar model PjBL terlaksana sesuai dengan indicator penilaian, dilakukan perbaikan pada tindakan siklus III. Perencanaan dalam tindakan siklus III ini adalah guru mengadakan perbaikan agar proses pembelajaran dari siklus II. Guru membimbing siswa dalam penyelesaian tugas kelompok dan membimbing siswa dalam membuat perencanaan proyek, supaya pembelajaran sesuai lebih maksimal dari siklu II. Hasil analisis pada siklus III menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model PjBL sudah mengalami peningkatan. Siswa mengalami ketuntasan 100 % dari hasil belajar kognitif, afektif, psikomotorik dan nilai rata-rata hasil kognitif, afektif dan psikomotorik mencapai 80, sehingga pada siklus III target penelitian telah tercapai, keterlaksanaan langkah-langkah PjBL sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang direncanakan. 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai kognitif siswa. Ketuntasan jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM 75 pada pra siklus hanya 18,18 %, kemudian pada siklus I setelah dilakukan penerapan model PjBL terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa menjadi 81,81 %. Peningkatan pra siklus menuju siklus I cukup tinggi yaitu 63,63 %. Pada siklus II dan siklus III penerapan model PjBL pada materi sistem pernapasan, persentase PjBL jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM 100%. Pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu seperti penyelidikan. Melalui kegiatan yang dilakukan atau pengalaman langsung yang telah didapatkan oleh siswa dalam mengerjakan tugas atau proyek dapat menjadikan siswa lebih memahami materi sehingga hasil belajar yang didapat menjadi 16

17 maksimal. Hal ini sesuai dengan teori piramida pembelajaran dari NTL (1999) yang menyatakan bahwa siswa dengan melakukan kegiatan, retensi yang dicapai lebih besar yakni sebesar 75% dibanding dengan siswa yang hanya mendengarkan orang berbicara/lecture, membaca/reading, mendengar dan melihat/audiovisual, maupun demonstrasi/demonstration yang retensinya hanya 5%, 10%, 20%, dan 30% saja. Peningkatan signifikan terjadi karena penerapan model PjBL mengerjakan tugas proyek yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori practice by doing/dipraktekkan di kehidupan nyata dan retensinya sebesar 75% karena tugas proyek merupakan salah satu kegiatan yang mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan. Melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa ini nantinya pengetahuan yang didapat oleh siswa lebih bermakna jika dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui membaca, mendengar maupun yang mendengar dan melihat saja. Melalui kegiatan yang dilakukan sendiri oleh siswa (tugas proyek) materi yang diterima siswa dapat lebih lama dan nantinya hasil belajar yang dicapai juga baik. Dalam penerapan PjBL siswa termotivasi untuk melakukan proyek saat mendengar pengarahan yang diberikan guru mengenai proyek yang akan mereka kerjakan. Siswa yang antusias terhadap apa yang dipelajarinya akan cenderung menggali lebih dalam dan mengembangkan pembelajaran tersebut. Mereka akan tetap menguasai dan mengingat daripada melupakan semua pengetahuan yang sudah dipelajari karena aplikasi dari teori yang telah dipelajari langsung mereka ketahui melalui proyek (Yance, 2013). Pembelajaran dengan model PjBL lebih bermakna dengan proyek yang dihasilkan sehingga ingatan siswa terhadap pelajaran lebih tahan lama (learning to know). PjBL mampu meningkatkan motivasi siswa sehingga hampir semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran (learning to do). Hampir semua siswa bekerja secara kelompok dengan baik tanpa memperdulikan jenis kelamin (learning to live together), sehingga pembuatan proyek dengan model PjBL lebih lengkap (learning to be) (Munawaroh, 2012). Siswa dalam pembuatan proyek dituntut dapat berpikir. Untuk menganalisis masalah yang telah diberikan oleh guru, siswa harus berpikir mencari solusi sehingga masalah dapat diselesaikan dan dapat menyelesaikan produk untuk hasil akhir proyek. Pembuatan proyek 17

18 menuntut siswa untuk berpikir kreatif, sehingga siswa dapat menciptakan sendiri media pembelajaran sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan sistem pernapasan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran PjBL adalah sebuah pembelajaran yang relevan dengan melibatkan kreativitas yang ada dalam diri siswa (Widiyatmoko & Pamelasari 2012). Dengan kreativitas siswa, siswa dapat membuat sebuah proyek dengan memanfaatkan sumber belajar dari buku, internet, maupun sumber belajar lain yang mendukung siswa menyelesaikan proyek dan memahami materi lebih dalam. Secara tidak langsung siswa dapat belajar dan menemukan materi sendiri tanpa guru. Dengan siswa belajar sendiri, siswa lebih paham mengenai materi dan konsep, sehingga hasil belajar kognitif siswa meningkat di setiap siklus dan mencapai KKM 75. Hal ini didukung oleh pendapat Liu (2007) bahwa model pembelajaran PjBL merupakan model yang didasarkan pada teori kontruktivistik. Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa belajar dengan membangun pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalamannya sendiri. Sesuai dengan pendapat Stephanie (2010) PjBL mendorong pembelajaran mereka sendiri melalui penyelidikan, serta dapat bekerja sama untuk meneliti dan membuat proyek yang mencerminkan pengetahuan yang mereka miliki. Penerapan model PjBL siswa tidak hanya menghafal materi yang mereka dapatkan tetapi dapat merealisasikan pengetahuan yang diperoleh dengan membuat produk. Pengetahuan yang diiperoleh siswa lebih bermakna. Menurut Gulbahar (2006) PjBL memberikan kesempatan kepada siswa belajar sesuai kehidupan nyata yang dapat mengakibatkan pengetahuan permanen. Pembelajaran PjBL adalah pembelajaran yang didasarkan pada temuan konstruktivis bahwa siswa memperoleh pemahaman materi yang lebih dalam ketika mereka aktif membangun pemahaman dengan bekerja dengan menggunakan ide-ide. Krajcik (2006) berpendapat dalam pembelajaran PjBL, siswa terlibat secara nyata, sehingga kelas denganpenerapan model PjBL memungkinkan siswa untuk menyelidiki pertanyaan, mengusulkan hipotesis dan penjelasan, mendiskusikan ide-ide mereka, menantang gagasan orang lain, dan mencoba ide-ide baru. 18

19 Pada proses pembelajaran PjBL, siswa banyak mengajukan pertanyaan kepada guru maupun teman kelompok. Menurut Nuryani (2005) bertanya untuk meminta penjelasan tentang pokok bahasan pada saat pembelajaran menunjukkan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang materi. Pertanyaan yang diajukan siswa menunjukkan proses berpikir, menunjukkan bahwa siswa memiliki gagasan atau pemikiran sendiri untuk menguji atau memeriksanya. Demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran. Pembelajaran PjBL mendorong siswa untuk bereksplorasi dan melakukan penemuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Siswa diatih untuk untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam tugas proyek. Hal ini diungkapkan oleh Blumenfeld (2001) bahwa pembelajaran PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan para siswa dalam penyelesaian masalah-masalah. Siswa diberi kesempatan untuk menungkan ide-ide atas proyek yang dikerjakan sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Gambar 3 dan 4 dapat diketahui bahwa nilai ketuntasan dan rata-rata nilai afektif siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan terjadi baik dari aspek dan indikator afektif. Peningkatan hasil afektif siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam membuat proyek. Persentase sikap tanggung jawab meningkat cukup tinggi, hal ini terlihat dari tanggung jawab siswa terhadap alat dan bahan yang digunakan. Selain itu sikap tanggung jawab terlihat dari keterlibatan siswa saat mengerjakan tugas proyek secara berkelompok. Rencana proyek dapat berjalan lancer dan sukses apabila masing-masing anggota bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Hal ini didukung oleh pendapat Trianto (2010) yang menyatakan bahwa kesuksesan sebuah kelompok bergantung dari tanggung jawab masing-masing anggota kelompok. Dalam sebuah kelompok siswa merancang proyek melalui diskusi dan kerjasama. Pada saat diskusi, semua anggota kelompok mendengarkan ide dari teman maupun guru. Model PjBL ini menuntut siswa untuk dapat menghargai penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. 19

20 PjBL membutuhkan waktu yang efektif untuk dapat menyelesaikan proyek. Aspek disiplin mengalami peningkatan mulai siklus I. Siswa harus disiplin dalam mencari informasi atau sumber belajar dan disiplin dalam pembuatan proyek, sehingga proyek berjalan tepat waktu. PjBL menuntut siswa untuk belajar disiplin waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Asan (2005) yang menyatakan bahwa dalam penerapan model PjBL siswa dilatih untuk belajar disiplin dalam mengalokasikan waktu dan mencari informasi serta sumber-sumber lainnya. Waktu adalah kunci dari model PjBL, waktu sangat diperhatikan saat pembelajaran PjBL (Keegan, 2001). Pembelajaran PjBL terbukti efektif dalam meningkatkan sikap kerjasama siswa, karena siswa bekerja secara kelompok untuk mendapatkan hasil yang baik. Sesuai dengan pendapat Bartsch (2013) bahwa kerjasama proyek dapat meningkatkan sikap kerjasama siswa secara berkelompok. Kerja kelompok sangat penting dalam keberhasilan kegiatan proyek. Kerjasama yang baik dapat dibangun dengan adanya hubungan yang baik antar siswa. Saat bekerja sama dengan kelompok baik diskusi mengerjakan soal diskusi maupun saat mengerjakan tugas proyek. Hal ini sesuai dengan pendapat Djoko (2011) mengatakan bahwa melalui proses pembelajaran berkelompok akan membuat siswa menjadi terbiasa bekerjasama untuk mencapai tuuan dalam belajar. Hasil penelitian Van (2009) menunjukkan bahwa metodologi manajemen proyek memfasilitasi kolaboratif yang positif. Ketelitian dalam pembuatan proyek juga sangat penting. Siklus III terlihat siswa sudah mulai teliti saat tahap persiapan yaitu mendesain tugas proyek yang akan dikerjakan. Selain siswa harus teliti peranan guru juga sangat penting dalam membantu siswa untuk teliti, karena siswa akan menjadi lebih teliti dalam bekerja jika mendapatkan perhatian dari guru. Hal ini sesui dengan pendapat Sudjana (2004) bahwa guru harus lebih memperhatikan siswa saat mengerjakan tugas, sehingga siswa lebih teliti dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Psikomotorik Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan model PjBL dapat meningkatkan aspek psikomotorik siswa dari aspek membuat produk, melakukan diskusi, menyelesaikan tugas, dan komunikasi. Pra siklus menuju siklus I mengalami peningkatan yang cukup tinggi 20

21 sebesar 40,91. Pada siklus II dan siklus III ketuntasan aspek psikomotorik siswa meningkat 100 % mencapai KKM dan nilai rata-rata siswa sudah mencapai 80. Peningkatan yang cukup tinggi disebabkan karena PjBL memberi kesempatan kepada siswa untuk merancang produk, mengembangkan, dan meningkatkan kreativitas mereka. Dalam kelompok siswa aktif dalam melakukan diskusi, karena siswa bertukar pikiran dengan teman lain. Proyek dikerjakan secara berkelompok dan nantinya akan dipresentasikan. Pembuatan proyek sangat membutuhkan keterampilan karena siswa praktik secara langsung. Hasil penugasan proyek tidak hanya dituangkan dalam bentuk laporan tetapi juga dalam bentuk poster, dan media pembelajaran. Pembuatan proyek membuat siswa perlu mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan berkomunikasi. Siswa belajar berkomunikasi dengan teman dan belajar komunikasi dengan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazifah (2013) dan Van (2009) yang mengungkapkan bahwa model PjBL dapat mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi. Melalui model PjBL siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung. Adanya aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran, dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Jadi dapat diketahui bahwa aktivitas belajar memiliki hubungan positif terhadap hasil belajar. Sebagian besar siswa yang hasil belajarnya optimal adalah siswa yang sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono (2001) yang menyatakan bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran maka semakin tinggi pula hasil belajar dicapai. Wiyanto (2008) juga menyatakan bahwa model PjBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar psikomotorik siswa. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa antara lain membuat produk, melakukan diskusi, menyelesaikan tugas dan melakukan presentasi. Susilowati (2013) menyatakan melalui aktivitas yang dilakukan oleh siswa, siswa mendapat pengetahuan yang lebih bermakna dibanding dengan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui membaca, mendengar, maupun yang mendengar dan melihat saja. 4.5 Keterlaksanaan Model Project Based Learning (PjBL) 21

22 Keterlaksanaan langkah model PjBL mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada saat siklus I tindakan perencanaan guru belum sempurna. Guru belum memahami langkah pembelajaran PjBL dan melewatkan tujuan pembelajaran, sehingga peran guru sebagai fasilitator terlihat belum maksimal. Penerapan model PjBL siswa harus dibimbing oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator (Yunus, 2012). Pada saat pembelajaran guru membutuhkan waktu yang lama untuk membimbing aktivitas siswa dalam penerapan model PjBL. Menurut Yance (2013) penggunaan waktu untuk penerapan PjBL dalam pembelajaran perlu diperhatikan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pada siklus II keterlaksanaan model PjBL sudah meningkat. Guru sebagai fasilitator sudah menjalankan langkah PjBL dengan baik. Penyampaian materi dan penyampaian keterlaksanaan PjBL kepada siswa sudah baik, sehingga siswa dapat memahaminya. Tujuan pembelajaran sudah disampaikan oleh guru, sehingga siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Waktu yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan rencana. Pada siklus III keterlaksanaan model PjBL juga mengalami peningkatan. Penerapan model PjBL sudah berjalan dengan baik, dari pendahuluan sampai dengan penutup. Guru sudah melakukan peran sebagai fasilitator yang membimbing setiap individu maupun kelompok, sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan maksimal. Penerapan PjBL dapat mendorong siswa untuk tetap menjaga perhatian terhadap guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003) yang mengatakan bahwa peranan dan fungsi guru mampu mendorong siswa menjadi lebih baik dalam belajar. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan bahwa ada perubahan tingkah laku siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik. Selama penerapan model PjBL, dilakukan keterlaksanaan PjBL dengan lembar observasi. Observer mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I guru sudah menerapkan langkah-langkah PjBL, namun guru dalam menjelaskan langkah-langkah model PjBL kepada siswa kurang maksimal, sehingga siswa masih kebingungan dalam melaksanakan langkah-langkah PjBL. Guru kurang memberikan motivasi belajar, sehingga siswa belum fokus terhadap materi 22

23 pembelajaran. Guru merasa kurang maksimal dalam pelaksanaan model PjBL sehingga diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II guru sudah melakukan model PjBL sesuai dengan langkah-langkah PjBL, sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dibandingkan pada siklus I. Motivasi belajar sudah diberikan oleh guru diawal pembelajaran, sehingga siswa mulai fokus terhadap materi pembelajaran. Guru sudah mulai bisa mengatur waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar. Siklus III keterlaksanaan PjBL sudah baik, penerapan model PjBL sudah sesuai dengan langkahlangkah PjBL, karena guru sudah belajar dari pengalaman siklus I dan siklus II. Setelah dilakukan penerapan PjBL, didapatkan hasil wawancara bahwa siswa merasa senang menggunakan model PjBL, tetapi pada awal penerapan model PjBL siswa merasa bingung dengan langkah-langkah PjBL. Siswa belum paham tentang pemecahan masalah yang diberikan guru, tetapi guru berperan sebagai fasilitator untuk membimbing siswa. Respon siswa terhadap model PjBL adalah pembelajaran yang cukup menarik, karena siswa membuat proyek yang berupa media pembelajaran. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penerapan model PjBL dapat meningkatkan hasil belajar belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan Peningkatan hasil belajar kognitif ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar (63,63%), pada siklus II dan siklus III mencapai 100% tuntas. Ratarata kenaikan nilai kognitif pra siklus menuju siklus I sebesar 11,38, pada siklus I menuju siklus II sebesar 5,14, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 5,07. Peningkatan hasil belajar afektif ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar (41,82%), pada siklus I menuju siklus II sebesar (50%), dan pada siklus II menuju siklus III mencapai 100 %. Rata-rata kenaikan nilai afektif pra siklus menuju siklus I sebesar 6,48, pada siklus I menuju siklus II sebesar 4,20, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 7,27. Peningkatan hasil belajar psikomotorik ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar 40,91, dan pada siklus II serta siklus III mencapai 100% tuntas. Rata-rata nilai psikomotorik 23

24 pra siklus menuju siklus I sebesar 10,09, pada siklus I menuju siklus II sebesar 11,51, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 6, Saran Penggunaan waktu untuk penerapan PjBL dalam pembelajaran perlu diperhatikan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik Siswa diharapkan lebih aktif mencari sumber-sumber belajar yang relevan secara mandiri sehingga dapat memecahkan permasalahan dan membuat suatu produk Penerapan model pembelajaran PjBL dalam pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil sehingga semua siswa aktif dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Adnyawati. (2011). Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Tentang Hidangan Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 44 (1-3): Asan, H. (2005). Implementing project based learning in computer classroom. The Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET. 4(2):1-12. Diakses pada tanggal 7 Februari Blumenfeld. (2001). Motivating Project-Based Learning: Sustaining the Doing, Supporting the Learning. Educational Psychologist. vol: 26 (3 & 4) pp: Diakses pada tanggal 29 Agustus Darsono. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Djoko, A. (2011). Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar Melalui Pembelajaran Kaloboratif. Jurnal Prospektus Nomor 2. Diakses pada tanggal 10 Juli

25 Gulbahar, y. Tinmaz. (2006). Implementing Project Based learning And E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on Technology in Education, 38(3): Diakses pada tanggal 29 Agustus Hopkins, D. (1993). A Teacher s Guide to Classroom Research. Buckingham : Open University. Keegan, A. (2001). Quantity versus Quality in Project Based Learning Practices. Management Learning. vol: 32(1) pp: Diakses pada tanggal 30 Agustus Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Jakarta : Balai Pustaka. Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria : Deakin University. Krajcik, J. (2006). Project-Based Learning. The Cambridge Handbook of the Learning Sciences: Cambridge University Press. Liu, W. C. (2007). Project-Based Learning and Student Motivation. [serial online]. Journalfiletype.pdf. Diakses pada tanggal 24 Agustus Muhibbin, S. (2007). Psikologi Belajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. Munawaroh. (2012). Penerapan model project based learning dan kooperatif untuk membangun empat pilar pembelajaran siswa SMP. Unnes Physics Education Journal. 1(1). Nazifah. (2013). Penggunaan Media Konkret Meningkatkan Aktivitas Siswa Matematika Kelas I SDN 07 Sungai Soga, Bengkayang. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura. Diakses pada tanggal 24 Februari NTL [National Training Laboratories] The Learning Pyramid. Online at Learning Pyramid.pdf. Diunduh tanggal 21 Januari Nuryani, R. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta : IKIP Malang. Risda, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Project Based Learning dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 10 Februari Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta. Stephanie, B. (2010). Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. The Clearing House. vol: 83 pp: Diakses pada tanggal 30 Agustus Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada. Sudjana, N. (2005). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya Offest. Susanti. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Nutrisi. Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.vol 18 No 1. Diakses pada tanggal 13 Februari Susanti E & Muchtar Z. (2008). Pendekatan Project Based Learning untuk Pembelajaran Kimia Koloid di SMA. Jurnal Pendidikan Matematika & Sains. 3 (2):

26 Susilowati, I. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Jurusan Biologi, FMIPA: Universitas Semarang. Unnes Journal of Biology Education. The George Lucas Educational Foundation Instructional Module Project Based Learning. Online at [diakses tanggal 6 Februari 2016]. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Van Rooij, S. (2009). Scaffolding project-based learning with the project management body of knowledge.computers and Education. Vol.52.1 : Diakses pada tanggal 23 Agustus Wenno I. H. (2008).Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta : Inti Media Yogyakarta. Widiastuti, F.D.S. (2010). Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Semarang pada Materi Limbah dan Daur Ulang. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 13 Februari 2016 Widyaningrum, I. (2012). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Arthropoda Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA 1 Parakan Temanggung Jurnal.Semarang: Universitas Negeri Semarang. Diakses pada tanggal 13 Februari Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D. (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (Indonesian Journal of Science Education), 1(1). Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Yance, R. D., Ramli, E., & Mufit, F. (2013). Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning ( PjBL ) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Xi IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. 1(April), Yunus. (2012). Teachers Views on the Practice of Project Based Learning Approach in Primary School Science Education. Firat University : Mustafa Kemal University (Turkey). Zaenal, M. (2010). Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Protista di SMA Nusa Bhakti Semarang untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jurnal pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 10 Maret

27 Lampiran 1 Hasil Observasi Afektif Siklus 1 SIS WA Disiplin Kerjasama Indikator Tanggung jawab Teliti Menghargai Ratarata NA 27

28 Lampiran 2 Hasil Observasi Afektif Siklus 2 SIS WA Disiplin Kerjasama Indikator Tanggung jawab Teliti Menghargai Ratarata NA 28

29 Lampiran 3 Hasil Observasi Afektif Siklus 3 SIS WA Disiplin Kerjasama Indikator Tanggung jawab Teliti Menghargai Ratarata NA 29

30 Lampiran 4 Hasil Belajar Kognitif SISWA Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Rata-rata

31 Lampiran 5 Siswa Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 1 Indikator Ratarata NA 31

32 Rata-rata Keterangan = 1 = Membuat laporan 2 = Melakukan diskusi 3 = Menyelesaikan tugas 4 = Melakukan presentasi Lampiran 6 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 2 No. Indikator Rata-rata NA

33 Keterangan = 1 = Membuat laporan 2 = Melakukan diskusi 3 = Menyelesaikan tugas 4 = Melakukan presentasi Lampiran 7 No. Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 3 Indikator Ratarata NA 33

34 Keterangan = 1 = Membuat laporan 2 = Melakukan diskusi 3 = Menyelesaikan tugas 4 = Melakukan presentasi 34

35 Lampiran 8 Hasil Angket Siswa Siklus 1 Siswa Indikator Disiplin Kerjasama Tanggungjawab Teliti Menghargai

36 Lampiran 9 Sis wa Hasil Angket Siswa Siklus 2 Indikator Displin Tanggungjawab Kerjasama Teliti Menghargai

37 Lampiran 10 Hasil Angket Siswa Siklus 3 Siswa Indikator Disiplin Tanggungjawab Kerjasama Teliti Menghargai

38 Lampiran Foto 1

39 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 PABELAN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 PABELAN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 PABELAN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING Desy Fajar Priyayi 1, Deppy Eka Nurani 2, Susanti Pudji

Lebih terperinci

Unnes Journal of Biology Education

Unnes Journal of Biology Education Unnes.J.Biol.Educ. 2 (1) (2013) Unnes Journal of Biology Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM PENCERNAAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DIPADUKAN DENGAN SHARING GALLERY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIF SMPN 5 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 Hempi

Lebih terperinci

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA MARIA ULFAH, AGUS SUYUDI, EDI SUPRIANA Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 1 (1) (2012) 57-62 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii UPAYA MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY SISWA KELAS X SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK Sri Suwarni Guru SDN Mlirip1 Kec. Jetis Kabupaten Mojokerto ssuwarni.13@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS ECO-CAMPUS

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS ECO-CAMPUS Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi: PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN T.SERI AMINAH Guru SMP Negeri 29 Medan Email : bangunsardiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau juga disebut dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH: Artikel Skripsi UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI, KETERAMPILAN INKUIRI, DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-IMA MAN PRAMBON NGANJUK MELALUI PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBASIS LOCAL

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 11 November 2017 PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Experiential Learning Penerapan Experiential Learning dalam Pembelajaran IPA pada Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Inpres Mandok Resni Taung, I Made Tangkas, dan Ratman Mahasiswa

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com IMPLEMENTASI SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian juga sering disebut metodologi yaitu cara-cara untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu bidang studi sains yang dapat membangun kreatifitas berfikir siswa karena dipenuhi konsep-konsep yang berhubungan dengan dunia

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110 ISSN: 1693-1246 Juli 2011 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110 J P F I http://journal.unnes.ac.id PEMBELAJARAN SAINS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Nugroho Adi Prayitno SMP AL ISLAH SEMARANG D fish Adi R@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menjadi sarana yang paling penting dan efektif untuk membekali siswa dalam menghadapi masa depan. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang bermakna sangat

Lebih terperinci

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU Sakka, Yusuf Kendek dan Kamaluddin e-mail: sakha_rahma@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 199 208. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Citra Veronika, Djoko Adi Susilo, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang veronikacitra11@gmail.com

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Sitti Rahmah 1 1 SMPN 6 Kota Bima Email: 1 sittirahmah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipilih adalah Penelitian Tindakan atau Classroom Action Research maksudnya adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 32 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning Melda Ariyanti Dosen Teknik Perminyakan Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray Fadiyah Suryani SMA Negeri 5 Yogyakarta Jl Nyi Pembayun 39 Prenggan Kotagede Yogyakarta 55172 Surat-e: fadiyahsuryani@yahoocom Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar fisika konsep fluida

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PROJECT BASED LEARNING SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS

PROJECT BASED LEARNING SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS PROJECT BASED LEARNING SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS Anis Susanti 1, Suryo Ediyono 2 Universitas Sebelas Maret Email: anis.susanti917@gmail.com 1, ediyonosuryo@yahoo.com 2

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari kajian tentang struktur, komposisi, sifat, dan perubahan materi serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan Inhar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono

Lebih terperinci

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN Oleh: Raras Dwi Asri 11144100129 Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK Heriyanto Nggodulano. A., Dasa Ismaimusa, dan Mustamin Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 2 GAMPING Oleh: Intan Mira Depita 11144100190 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATERI

Lebih terperinci

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Mariani Setiawati, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin Abstrak:

Lebih terperinci

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X-7 SMA NEGERI 1 TUREN Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2),

Lebih terperinci

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016 IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA SMP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Indah Puspita Sari 1, Adi Nurjaman 2 1, 2 STKIP Siliwangi 1 chiva.aulia@gmail.com, 2

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO Defi Selfiana 1), Edy Nurfalah 2), Wendri Wiratsiwi 3) 1) PGSD FKIP Unirow, Tuban;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,

Lebih terperinci

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh : PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PBL DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT (PTK pada siswa kelas VIIB semester genap SMP Negeri 1 Sambi tahun ajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana untuk dapat membentuk karakter manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG Umar Wirahadi Kusuma Universitas Negeri Malang Pembimbing

Lebih terperinci

OLEH DESRIYANTI A1C309009

OLEH DESRIYANTI A1C309009 ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH TERSTRUKTUR DI KELAS X SMA NEGERI 3 BATANGHARI OLEH DESRIYANTI A1C309009

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL)

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-E SMP NEGERI 3 MALINAU BARAT PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN ARTIKEL Oleh: Roy Sepdoni NIM 608311454736

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, hal ini berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester 24 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Dengan jumlah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tindakan yang mungkin dilakukan oleh guru terkait dengan permasalahan dalam proses pembelajaran adalah mencari akar permasalahan. Jika akar permasalahan sudah

Lebih terperinci

A ABSTRAK

A ABSTRAK A005 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN Talking Stick DISERTAI DENGAN Concept Map UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN SISWA KELAS XI IPA I SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. Agus Makmur Dosen Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan panjaitan_makmur@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VIII PUTRA SMP IT MASJID SYUHADA Ifut Riati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci