SEGMENTASI DAN PEMISAHAN SEL DARAH PUTIH BERSENTUHAN MENGGUNAKAN K-MEANS DAN HIERARCHICAL CLUSTERING ANALYSIS PADA CITRA LEUKEMIA MYELOID AKUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEGMENTASI DAN PEMISAHAN SEL DARAH PUTIH BERSENTUHAN MENGGUNAKAN K-MEANS DAN HIERARCHICAL CLUSTERING ANALYSIS PADA CITRA LEUKEMIA MYELOID AKUT"

Transkripsi

1 JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi - Volume 15, Nomor 2, Juli 2017: SEGMENTASI DAN PEMISAHAN SEL DARAH PUTIH BERSENTUHAN MENGGUNAKAN K-MEANS DAN HIERARCHICAL CLUSTERING ANALYSIS PADA CITRA LEUKEMIA MYELOID AKUT Aryo Harto 1), Chastine Fatichah 2) 1, 2) Teknik Informatika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia aryo14@mhs.if.its.ac.id 1), chastine.fatichah@gmail.com 2) ABSTRAK Keberhasilan identifikasi dan klasifikasi pada proses diagnosis penyakit Acute Myeloid Leukemia (AML) berbasis pengolahan citra sangat bergantung pada hasil segmentasi. Segmentasi pada citra mikroskopis sediaan apus darah tepi bertujuan untuk memisahkan region sel darah putih dari region lainnya. Untuk meningkatkan akurasi segmentasi pada citra AML beberapa hal seperti efek pencahayaan, kontras, staining yang beragam dan keberadaan sel yang bersentuhan harus diatasi. Pada penelitian ini diusulkan metode segmentasi dan pemisahan sel darah putih bersentuhan pada citra AML menggunakan analisis cluster dengan metode K-Means dan hierarchical clustering analysis (HCA). Segmentasi dilakukan menggunakan analisis cluster dengan metode K-Means pada citra AML yang memiliki variasi staining beragam. Keberadaan sel yang bersentuhan dipisahkan dengan metode HCA secara otomatis dengan hasil cluster yang stabil. Segmentasi dan pemisahan sel akan dilakukan pada masing-masing region lokal atau sub-citra yang didapatkan dari cropping pada citra AML. Untuk mendeteksi sel yang bersentuhan digunakan fitur geometri berupa kebulatan dan luasan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap 40 citra pada dataset AML, metode yang diusulkan melakukan segmentasi sel darah putih dengan baik dan memisahkan touching cell menjadi sel-sel tunggal. Nilai rata-rata dari hasil segmentasi masing-masing adalah 0,975 untuk presisi, 0,885 untuk recall dan 0,928 untuk Zijdenbos similarity index (ZSI) pada region sel darah putih. Sedangkan pada region nukleus nilai rata-rata presisi adalah 0,975, recall adalah 0,924 dan ZSI adalah 0,948. Pada perhitungan jumlah sel, kesalahan yang dihasilkan juga cukup rendah yaitu sebesar 7,68%. Kata Kunci: AML, clustering, hierarchical clustering analysis, k-means, segmentasi ABSTRACT The success of identification and classification on diagnosing acute myeloid leukemia (AML) diseases based on image processing relies heavily on segmentation result. Segmentation on peripheral blood smear images aims to separate the leukocytes region with others region. To increase the segmentation accuracy on AML images, a few things regarding lighting condition, contrast, staining variations and the existence of touching cells must be overcome. In this study a method for leukocytes segmentation and separate the touching cell on AML images using cluster analysis with K-Means and hierarchical clustering analysis (HCA) is proposed. K-Means method is used to analyze the cluster for AML images segmentation. The AML image datasets with various staining variations is segmented using K-Means method. The existence of touching cells is separated using HCA method which produce a stable clusters result. Segmentation and cell separation will be processed on local region or sub-image which is obtained from AML images cropping. From the evaluation results in 40 images of AML dataset, the proposed method is capable to properly segment the white blood cells region and separating the touching cell into a single cells. The average value of the segmentation results is for precision, for recall and for Zijdenbos similarity index (ZSI) in white blood cell region. While in nucleus region the average value is for precision, for recall and for ZSI. On cell counting, the error rate is also low which about 7.68%. Keywords: AML, clustering, hierarchical clustering analysis, k-means, segmentation I. PENDAHULUAN K ELAINAN pada darah dianggap sebagai salah satu penyakit yang paling berbahaya yang dapat menyebabkan kematian dan banyak dari penyakit pada darah berhubungan dengan sel darah putih seperti Leukimia [1]. Terdapat dua jenis leukemia yaitu akut dan kronis. Salah satu jenis leukemia akut menurut klasifikasi French-American-Bristish (FAB) yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Acute Myeloid Leukemia (AML). AML merupakan jenis kanker yang ditandai dengan infiltrasi pada bone marrow, darah dan jaringan lainnya oleh 140

2 Harto dan Fatichah Segmentasi dan Pemisahan Sel Darah Putih Bersentuhan Menggunakan K-Means dan Hierarchical Clustering Analysis pada Citra Leukemia Myeloid Akut sel proliferative, klonal dan tidak normal dari sistem hematopoietic [2]. Pertumbuhan sel darah putih yang tidak normal tersebut mempengaruhi produksi sel darah normal pada bone marrow. Meskipun AML termasuk penyakit yang relatif jarang, di Amerika Serikat kasus ini memiliki persentase sebesar 1,2% untuk kasus kematian yang disebabkan oleh kanker dan diprediksi akan meningkat seiring dengan pertambahan umur penduduk [3]. Observasi dari apusan darah melalui mikroskop memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif yang penting untuk membantu diagnosis dari berbagai penyakit termasuk Leukimia [4]. Identifikasi dan klasifikasi dari sel darah putih ke beberapa sub-jenis sangat bernilai penting di pengujian klinis dan labolatorium, termasuk untuk diagnosis leukemia tipe AML. Akan tetapi observasi yang dilakukan oleh ahli secara manual memiliki keterbatasan dari faktor teknis dan kelelahan yang dapat menyebabkan efisiensi dan kualitas diagnosis kemungkinan menurun sehingga diperlukan suatu sistem otomatis yang dapat membantu ahli dalam melakukan diagnosis dan mempersingkat waktu pemeriksaan [5]. Pengenalan sel darah putih secara otomatis pada pengolahan citra hematologi pada umumnya terdiri dari 4 tahapan utama yaitu praproses, segmentasi, ekstraksi fitur dan klasifikasi. Tahap segmentasi menjadi sangat penting karena akurasi pada tahap ekstraksi fitur dan klasifikasi bergantung pada seberapa baik hasil segmentasi sel darah putih [6]. Secara umum pada citra mikroskopis sediaan apus darah tepi terdapat tiga bagian, yaitu sel darah merah, sel darah putih dan latar belakang. Pada sel darah putih sendiri terdapat dua wilayah (region) utama, yaitu nukleus atau inti sel dan sitoplasma [7]. Pada tahap segmentasi citra region sel darah putih akan dipisahkan dengan region lainnya dan kemudian dilanjutkan dengan pemisahan antara region nukleus dan sitoplasma. Penelitian yang fokus pada segmentasi sel darah putih dengan pendekatan atau metode yang berbeda-beda telah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian menggunakan citra apus darah normal [8], [9], [10], [5], [11] dan juga citra apus darah tepi leukemia [12], [13], [14]. Metode berbasis clustering untuk segmentasi sel darah putih telah dilakukan pada penelitian [9], [10] [13]. Pada [9] dan [13], ROI dari citra mikroskopis dibagi menjadi tiga cluster yaitu sel darah putih, sel darah merah dan latar belakang. Sementara itu penelitian [10] membagi ROI citra mikroskopis ke dalam enam cluster yaitu tiga cluster untuk variasi dari warna nukleus, satu cluter untuk sitoplasma dan dua cluster untuk variasi warna dari sel darah merah. Pada metode berbasis clustering informasi warna dan spasial yang digunakan dan penentuan jumlah cluster yang tepat sangat menetukan untuk mendapatkan hasil segmentasi sel darah putih yang baik, namun metode berbasis clustering merupakan metode yang efektif untuk dapat melakukan segmentasi pada sel darah putih dengan citra mikroskopis yang memiliki variasi staining yang beragam. Permasalahan lain yang berpengaruh dalam proses analisis sel darah putih adalah keberadaan sel yang bersentuhan (touching cell) sehingga sel-sel tersebut perlu dideteksi dan dipisahkan [14]. Proses identifikasi dan klasifikasi sel darah putih memerlukan informasi dari tiap sel (single cell) dan untuk mendapatkan informasi tersebut sel yang bersentuhan harus dipisahkan dengan baik agar dapat meningkatkan akurasi pada tahap tersebut. Selain itu perhitungan jumlah sel darah putih juga penting dalam proses diagnosis ataupun tindakan medis yang dilakukan, oleh karena itu pemisahan sel yang bersentuhan yang baik akan meningkatkan akurasi perhitungan sel darah putih. Penelitian [15] memperkenalkan metode condition-erosion (CE) watershed yang digunakan pada citra mikroskopik berflourensi dan merupakan pengembangan dari marker controlled watershed. Metode ini dimulai dengan proses erosi dengan batas nilai ambang (threshold) tertentu dan akan menjadi extracted marker sebagai pengganti region minimum pada watershed. Pada penelitian [16] yang juga menggunakan watershed, diusulkan metode active contour sebagai inisialisasi awal segmentasi dan shape marker sebagai maker extraction didapatkan melalui ekstraksi adaptive H-minima transform. Untuk memisahkan region pada watershed digunakan marking function yang dibentuk dengan fungsi jarak euclidean distance. Namun pada kedua metode tersebut jika marker tidak merepresentasikan objek dengan baik akan mengakibatkan terjadinya under segmentation. Pada sel darah putih, penelitian yang menggunakan watershed untuk memisahkan sel yang bersentuhan diusulkan pada penelitian [14]. Citra sel darah putih diidentifikasi untuk penentuan sel yang bersentuhan atau tidak menggunakan analisis pada kebulatan (roundness) sel darah putih. Sel darah putih yang memiliki nilai kebulatan di bawah threshold akan dianggap sebagai sel yang berkumpul atau bersentuhan dan kemudian dipisahkan menggunakan metode watershed dengan perhitungan distance transform. Kontur hasil pemisahan sel darah putih dihaluskan dengan line refining dari ekstraksi pada transformasi watershed. Hasil pemisahan sel menunjukan hasil yang baik pada jumlah tertentu, namun pada citra sel darah putih yang memiliki sel bersentuhan yang cukup banyak terjadi penurunan pada akurasi segmentasi. Pendekatan lain yang berbasis clustering untuk pemisahan sel yang bersentuhan juga diusulkan [17], [18]. Pada penelitian [17] pemisahan dari sel yang bertumpuk pada citra sel serviks diformulasikan dengan analisis cluster. 141

3 JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi - Volume 15, Nomor 2, Juli 2017: Cluster validity index digunakan sebagai parameter untuk mengetahui jumlah sel yang overlap yang kemudian cluster dianalisis menggunakan Unsupervised Bayesian Classifier. Sementara itu penelitian [18] mengusulkan metode pemisahan pada citra sel darah merah menggunakan metode K-Means. Citra sel darah merah pada tahap awal di segmentasi menggunakan operasi morfologi dan untuk menentukan keberadaan dari sel darah merah yang bertumpuk pada citra digunakan fitur geometri. Metode berbasis clustering yang diusulkan tersebut berhasil memisahkan sel dengan lebih baik dibanding metode lainnya [18], namun jumlah cluster masih belum dapat ditentukan secara langsung sehingga harus ditentukan terlebih dahulu sebelum proses analisis cluster dan analisis cluster hanya terbatas pada fitur ruang spasial. Oleh karena itu, pada penelitian ini diusulkan metode segmentasi dan pemisahan sel darah putih bersentuhan pada citra AML menggunakan analisis cluster dengan metode K-Means dan Hierarchical Clustering Analysis (HCA). Segmentasi akan dilakukan pada masing-masing region lokal atau sub-citra untuk menyeimbangkan komposisi piksel dari tiap region yang ada pada citra. Dalam analisis cluster digunakan informasi warna yaitu komponen S pada ruang warna HSV untuk mengatasi efek iluminasi akibat pencahayaan yang kurang baik. Dari hasil segmentasi, sel yang bersentuhan dipisahkan dengan metode HCA untuk mendapatkan hasil cluster yang stabil dengan menggunakan fitur spasial dan gradient magnitude. II. DATA DAN USULAN METODE Pada tahap ini akan dibahas data yang digunakan dan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan detail metode yang diusulkan. A. Data Dataset yang yang digunakan pada penelitian ini adalah data citra Acute Myeloid Leukemia (AML), yang diambil di Labolatorium Kesehatan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan. Dataset citra AML merupakan citra sampel sediaan apus darah tepi (peripheral blood smear) yang di dalamnya terdapat sel darah putih normal dan abnormal (blast) dari pasien penderita AML dan yang telah mendapat izin untuk digunakan oleh ahli patologi dan pihak terkait untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dataset citra AML dapat digunakan untuk pengujian kemampuan algoritma segmentasi dan sistem klasifikasi karena terdiri dari citra dengan proses staining, resolusi, dan pencahayaan yang berbeda-beda. B. Metode yang Diusulkan Pada penelitian ini diusulkan metode segmentasi dan pemisahan touching cell menggunakan K-Means dan Hierarchical clustering analysis pada citra AML. Terdapat beberapa tahapan utama pada metode yang diusulkan yaitu penentuan initial region of interest (ROI) sel darah putih, cropping citra, segmentasi sub-citra sel darah putih dengan metode K-Means, identifikasi touching cell, pemisahan sel dengan hierarchical clustering analysis dan terakhir tahap pembersihan citra. Skema utama dari metode yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 1. 1) Penentuan Initial ROI Pada tahap penentuan initial ROI, nukleus (inti sel) dari sel darah putih menjadi region yang menjadi dasar perkiraan lokasi awal dari ROI karena nukleus umumnya memiliki intensitas warna piksel lebih gelap dibandingkan region lainnya. Region dari nukleus didapatkan dengan menggunakan metode thresholding Otsu pada citra AML yang telah di pra-proses dengan Leukocytes Nucleus Enhancer (LNE) yang digunakan untuk memperkuat region nukleus [11]. Dua komponen digunakan pada pra-proses dengan LNE yaitu komponen G dari ruang warna RGB dan S pada ruang warna HSV. Secara umum perbedaan komponen S dan G pada sel darah merah kecil namun besar pada nukleus dari sel darah putih. Pada LNE nilai dari komponen S dan G dinormalisasi terlebih dahulu menggunakan persamaan (1) dan citra LNE diperoleh melalui persamaan (2). IG = (I G )/(G G ) (1) IS = (I S )/(S S ) (2) I = (3) 142

4 Harto dan Fatichah Segmentasi dan Pemisahan Sel Darah Putih Bersentuhan Menggunakan K-Means dan Hierarchical Clustering Analysis pada Citra Leukemia Myeloid Akut Citra AML F(x,y) Penentuan initial ROI sel darah putih Cropping citra AML berdasarkan initial ROI Sub-Citra AML F i (x,y) Hasil segmentasi sel darah putih Image cleaning Non-touching cell Deteksi sel bersentuhan (touching) Segmentasi dengan K-Means pada sub-citra AML Touching cell Pemisahan touching cell dengan hierarchical clustering analysis Gambar. 1 Diagram alir dari metode yang diusulkan 2) Cropping Citra AML Berdasarkan initial ROI yang diperoleh pada tahap sebelumnya, dilakukan cropping citra yang bertujuan membagi input citra AML menjadi beberapa sub-citra atau citra lokal yang memiliki region sel darah putih. Proses pembagian region sel darah putih menjadi sub-citra juga berguna untuk membuat proses analisis cluster pada tahap segmentasi menjadi lebih efektif karena rasio jumlah piksel antara region sel darah putih dengan background menjadi lebih seimbang. Citra biner initial ROI sel darah putih adalah r(x,y), maka r i(x,y) adalah komponen terhubung (region-region) initial ROI sel darah putih, dengan i=1, 2,, n; n adalah jumlah komponen terhubung initial ROI sel darah putih dan r (x, y) r(x, y). Bounding box adalah kotak imajiner yang mengelilingi r i(x,y). Bounding box awal tiap r i(x,y) ditentukan berdasarkan koordinat spasial piksel upper-left (UL), upper-right (UR), lower-left (LL), dan lower-right (LR) dari r i(x,y) [19]. 3) Segmentasi Sel Darah Putih dengan Metode K-Means Dari sub-citra hasil cropping pada citra AML, segmentasi sel darah putih dilakukan dengan analisis cluster menggunakan metode K-means. Dataset citra AML yang digunakan pada penelitian ini memiliki variasi staining yang beragam sehingga analisis berbasis cluster yang bersifat adaptif terhadap variasi informasi piksel pada dataset citra AML lebih efektif untuk mendapatkan region dari sel darah putih. Metode K-Means mengelompokan data secara iteratif dengan melakukan partisi set data ke sejumlah K cluster yang telah ditentukan di awal [20]. Metode K-Means melakukan paritisi pada informasi warna pada tiap piksel dan dapat mengatasi variasi informasi dataset yang memiliki variasi staining beragam. Data yang digunakan pada proses analisis cluster pada citra AML adalah komponen saturation (S) pada ruang warna HSV untuk mengatasi efek iluminasi akibat dari pencahayaan yang kurang baik. Sub-citra AML, F (x,y) pada analisis cluster menggunakan metode K-Means merupakan titik data X = {x i i=1,., N} yang dipartisi ke dalam K cluster. Pada proses segmentasi, informasi warna piksel citra AML, F (x,y), dikelompokan menjadi tiga cluster yaitu K 1 merupakan region nukleus, K 2 merupakan region sitoplasma dan K 3 merupakan region background (sel darah merah dan platelets). Untuk mengukur ketidakmiripan (dissimilarity) 143

5 JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi - Volume 15, Nomor 2, Juli 2017: atau jarak dalam penentuan keanggotaaan data ke dalam satu cluster digunakan fungsi jarak Euclidean distance yang dituliskan pada persamaan 4. d(x, c) = x c = (x c ), i = 1,2,, n (4) Dari cluster K 1 dan K 2 yang merupakan region nukleus dan sitoplasma ditentukan sebagai region sel darah putih, f bin(x,y). Pada sub-citra biner hasil segmentasi sel darah putih dengan metode K-Means akan menjadi dasar untuk pemisahan sel pada tahap selanjutnya. 4) Identifikasi Touching Cell Dari setiap sub-citra yang telah di segmentasi dengan metode K-Means dilakukan identifikasi untuk menentukan sub citra sel darah putih yang memiliki region touching cell dan sel darah putih tunggal. Untuk mendeteksi region yang termasuk touching cell digunakan fitur geometri yaitu kebulatan (roundness) dan luasan area (size). Pada analisis pada fitur geometri dengan menghitung kebulatan sel, secara umum sel darah putih tunggal memiliki bentuk lebih bundar dibanding sel yang bersentuhan. Perhitungan kebulatan dari region sel didapatkan dengan berdasarkan persamaan 5. roundness = 4 π area (5) perimeter Roundness menyatakan circularity objek, yaitu rasio antara area dengan perimeter. Roundness bernilai satu untuk objek yang berbentuk bundar, sedangkan bernilai kurang dari satu untuk objek yang menjauhi bentuk bundar. Pada penelitian [14] roundness threshold yang diusulkan sebesar 0.8. Untuk deteksi dengan fitur roundness terdapat kemungkinan beberapa sel yang berkumpul mendekati bentuk bundar sehingga fitur luasan area (size) diperlukan untuk meningkatkan akurasi dari pendeteksian touching cell. Area atau jumlah piksel pada sel darah putih yang bersentuhan relatif berukuran lebih besar dibanding rata-rata ukuran sel tunggal sehingga sel dengan ukuran piksel diatas nilai threshold sel tunggal akan diklasifikasikan sebagai touching cell. Threshold untuk luasan area ditentukan dengan menghitung rata-rata ukuran sel tunggal. Untuk nilai dari rata-rata luas dari sel darah putih tunggal diperoleh melalui perhitungan pada persamaan 6. single cell mean = mean (area ) (0,25 std (area )) (6) 5) Pemisahan Touching Cell dengan Hierarchical Clustering Analysis Pada proses ini, sub-citra yang ditentukan sebagai touching cell pada perhitungan dengan fitur geometri sebelumnya akan dipisahkan dengan menggunakan metode Hierarchical Clustering Analysis. Pemisahan sel darah putih yang bersentuhan dilakukan dengan proses klasterisasi dengan ruang informasi spasial (piksel) dan gradient magnitude dari citra AML. Setiap koordinat piksel pada region sel darah putih merupakan titik yang merupakan informasi spasial dari sub-citra f i (x,y). Sedangkan informasi gradient yaitu sub-citra f G (x,y) berfungsi untuk memberikan informasi seberapa besar (magnitude) perubahan intensitas yang terjadi pada sub-citra di region sel darah putih. Hierarchical clustering analysis merupakan metode analisis cluster yang memberikan hasil cluster yang stabil. Metode pengelompokan pada hirarki cluster yang digunakan pada penelitian ini adalah aglomeratif yang memulai pengelompokan dari masing-masing data sebagai cluster kemudian secara rekursif mencari cluster terdekat sebagai pasangan untuk digabungkan sebagai satu cluster yang lebih besar. Kedekatan dua cluster pada penelitian ini dihitung dengan metode centroid linkage yaitu menggabung cluster berdasarkan jarak terdekat antara titik pusat dari dua cluster. Jarak dua cluster pada metode centroid linkage diukur dengan formula jarak tengah (median proximity) dengan persamaan 7. d(u, V) = C C ; d(u, V) D (7) Dimana D menyatakan matriks kedekatan (jarak) antar cluster. Untuk parameter perhitungan jarak yang digunakan adalah Euclidean distance seperti yang dituliskan pada persamaan 4. Penerapan hierarchical clustering analysis pada sub-citra juga mengoptimalkan proses analisis cluster karena pada citra dengan area piksel lebih kecil 144

6 Harto dan Fatichah Segmentasi dan Pemisahan Sel Darah Putih Bersentuhan Menggunakan K-Means dan Hierarchical Clustering Analysis pada Citra Leukemia Myeloid Akut proses klusterisasi menjadi lebih cepat dibandingkan pada citra AML secara keseluruhan. Untuk kernel yang digunakan pada fitur gradient magnitude adalah operator Roberts. 6) Pembersihan Citra Pembersihan citra (image cleaning) terdiri dari penghapusan semua region sel darah putih yang terdapat pada tepi citra dan semua komponen abnormal (region sel darah putih cacat pewarnaan), bertujuan untuk mengurangi error pada tahap klasifikasi. Penghapusan citra yang berada di tepi merupakan operasi sederhana, sedangkan penghapusan komponen abnormal merupakan proses yang lebih kompleks karena membutuhkan analisis geometri region sel darah putih. Pertama, ukuran area dan convex area dihitung untuk masing-masing sel darah putih yang ada pada citra. Selanjutnya kombinasi area dan convex area digunakan untuk menghitung nilai solidity yang digunakan untuk memisahkan komponen abnormal. Solidity mengukur kepadatan objek. Solidity didefinisikan sebagai rasio antara objek area dengan area convex hull objek seperti pada persamaan 8. solidity = area convex area (8) Nilai solidity 1 menandakan objek yang solid, dan nilai kurang dari 1 menandakan objek dengan boundary irregular (atau terdapat holes). Nilai ambang solidity yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0.9 [14]. Semua objek bernilai solidity di bawah nilai ambang (threshold) akan dihapus. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji coba pada penelitian ini menggunakan data 40 citra AML dari basis data yang ada di Labolatorium Kesehatan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan. Citra uji tersebut merupakan citra sediaan apus darah tepi (peripheral blood smear) sel darah yang mengandung sel-sel AML (blast) dan sel-sel normal (healthy cells). Beberapa citra pada dataset terdapat sejumlah region sel yang berkelompok atau touching cell. Hasil segmentasi dari metode yang diusulkan (analisis cluster dengan metode K-Means pada citra lokal) dibandingkan dengan citra yang telah disegmentasi secara manual. Citra yang disegmentasi secara manual tersebut dianggap sebagai hasil segmentasi yang benar (ground truth). Perhitungan manual jumlah sel darah putih pada data berdasar pada arahan yang diberikan oleh ahli/dokter patologi. Untuk Hasil segmentasi metode yang diusulkan dan citra ground truth digunakan untuk mengklasifikasikan piksel ROI sel darah putih sebagai true positive, false negative, atau false positive, yang direpresentasikan ke dalam Zijdenbos Similarity Index (ZSI), presisi, dan recall [19]. ZSI didefinisikan sebagai rasio dua kali interseksi area antara hasil segmentasi dan citra ground truth dengan jumlah dari keduanya. Nilai ZSI dihitung menggunakan persamaan 9. ZSI = 2 x A G A + G (9) Dengan A merepresentasikan piksel hasil segmentasi metode yang diusulkan dan G merepresentasikan piksel citra ground truth. Dengan menggunakan true positive (TP), false negative (FN), dan false positive (FP), presisi (P) dan recall (R) dapat dihitung menggunakan persamaan 10 dan 11. P = R = TP TP + FP TP TP + FN (10) (11) Uji coba pada penelitian ini dilakukan pada PC dengan spesifikasi CPU i GHz dan RAM 4GB. Pada tahap uji coba segmentasi terhadap output dari metode yang diusulkan, terdapat dua skenario uji coba yang dilakukan yaitu perbandingan hasil evaluasi segmentasi antara metode yang diusulkan (LKM) dengan analisis cluster menggunakan metode K-Means pada citra global (GKM) terhadap region sel darah putih dan nukleus. Untuk mengevaluasi hasil segmentasi citra AML digunakan nilai dari presisi, recall, dan Zijdenbos similarity index (ZSI). 145

7 JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi - Volume 15, Nomor 2, Juli 2017: Citra ground truth segmentasi manual dari citra AML dibandingkan dengan hasil segmentasi untuk mendapatkan nilai presisi, recall, dan ZSI. (a) (b) (c) Gambar. 1 Perbandingan hasil segmentasi citra AML dengan citra ground-truth. (a) Gradient magnitude, (b) Local K-Means dan (c) Global K-Means LKM dan GKM melakukan analisis cluster terhadap nilai saturation (S) pada ruang warna Hue Saturation Value (HSV). Pada GKM, analisis cluster dilakukan pada nilai saturation dari keseluruhan citra. Pembagian jumlah cluster yang dilakukan pada GKM sama sepeti LKM, yaitu hasil analisis cluster dibagi menjadi region nukleus, sitoplasma dan background. Gambar 1 menunjukkan perbandingan antara hasil segmentasi metode LKM dengan GKM. Region dari nukleus ditunjukkan dengan warna hitam, sedangkan sitoplasma dengan warna keabuan. Pada Tabel I ditunjukan evaluasi hasil segmentasi pada region sel darah putih menggunakan LKM dan GKM dengan nilai presisi (P), recall (R) dan Zijdenbos similarity index (ZSI) pada citra uji dataset AML. Untuk perbandingan hasil evaluasi segmentasi sel darah putih antara metode LKM dan GKM ditunjukan oleh grafik pada Gambar

8 Harto dan Fatichah Segmentasi dan Pemisahan Sel Darah Putih Bersentuhan Menggunakan K-Means dan Hierarchical Clustering Analysis pada Citra Leukemia Myeloid Akut Gambar. 2 Evaluasi hasil segmentasi sel darah putih berdasarkan ZSI. Tabel I EVALUASI HASIL SEGMENTASI SEL DARAH PUTIH Citra LKM GKM P R ZSI P R ZSI aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ Untuk region nukleus (inti sel), evaluasi hasil segmentasi antara LKM dan GKM ditunjukan oleh Tabel II dengan nilai presisi (P), recall (R) dan Zijdenbos similarity index (ZSI). Untuk perbandingan dari hasil evaluasi segmentasi pada region nukleus diperlihatkan oleh grafik pada Gambar

9 JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi - Volume 15, Nomor 2, Juli 2017: Gambar. 3 Evaluasi hasil segmentasi nukleus berdasarkan ZSI. Tabel II EVALUASI HASIL SEGMENTASI NUKLEUS Citra LKM GKM P R ZSI P R ZSI aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ Pada hasil uji coba hasil segmentasi sel darah putih menggunakan metode yang diusulkan memiliki nilai ratarata presisi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil segmentasi sel darah putih menggunakan analisis cluster dengan metode K-Means pada citra global (GKM), yaitu dengan nilai sebesar sedangkan GKM hanya memiliki nilai rata-rata presisi sebesar Begitu juga dengan nilai rata-rata perhitungan Zijdenbos Similarity Index (ZSI), metode yang diusulkan pada penelitian ini memiliki nilai rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan GKM yaitu sebesar 0.928, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai ZSI dari GKM yang hanya Namun pada hasil 148

10 Harto dan Fatichah Segmentasi dan Pemisahan Sel Darah Putih Bersentuhan Menggunakan K-Means dan Hierarchical Clustering Analysis pada Citra Leukemia Myeloid Akut perhitungan nilai rata-rata recall, hasil segmentasi dengan GKM memiliki nilai yang tidak jauh berbeda yaitu sebesar 0.796, sementara metode yang diusulkan memiliki nilai rata-rata Pada hasil segmentasi di region nukleus (inti sel) dari sel darah putih, metode yang diusulkan juga memiliki nilai rata-rata yang lebih baik pada hasil perhitungan presisi dan ZSI. Nilai rata-rata presisi dan ZSI masing-masing adalah dan Sedangkan untuk nilai rata-rata recall, hasil segmentasi oleh GKM memiliki nilai rata-rata yang sedikit lebih baik yaitu 0.958, dibanding dengan metode yang diusulkan yang memiliki nilai rata-rata recall sebesar Secara umum hasil segmentasi pada metode yang diusulkan maupun GKM sama-sama memiliki hasil yang lebih baik pada region nukleus baik dari rata-rata nilai presisi, recall ataupun ZSI dibandingkan dengan hasil pada region sel darah putih. Namun di sisi lain perbedaan nilai rata-rata yang signifikan terdapat pada hasil perhitungan presisi dan ZSI di region sel darah putih dimana metode yang diusulkan memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dengan perbedaan rata-rata sekitar untuk presisi dan untuk ZSI. Pada rata-rata nilai recall dimana hasil segmentasi GKM memiliki nilai yang lebih baik pada region nukleus dibanding metode yang diusulkan, namun perbedaannya tidak terlalu signifikan dengan nilai perbedaan sekitar Sedangkan pada region sel darah putih metode yang diusulkan memiliki nilai recall yang sedikit lebih baik dibanding GKM yaitu dengan perbedaan rata-rata sebesar Dari hasil perhitungan rata-rata nilai recall juga dapat diketahui bahwa pada sebagian besar data citra AML yang disegmentasi memiliki nilai false negative yang cukup rendah terutama pada region nukleus, sehingga terjadinya under-segmentation juga kecil. Akan tetapi untuk region sel darah putih rasio terjadinya over-segmentation cukup tinggi pada hasil segmentasi GKM karena nilai presisi yang rendah yaitu sebesar Rasio false positive yang tinggi pada GKM disebabkan pada cluster sitoplasma terdapat banyak sel darah merah ataupun background yang ikut tersegmentasi, terutama pada citra yang memiliki rasio perbandingan piksel sel darah putih yang jumlahnya jauh dibawah piksel region sel darah merah dan background. Dengan banyaknya region sel darah merah dan background yang ikut tersegmentasi sebagai objek juga menyebabkan nilai rata-rata ZSI pada hasil segmentasi sel darah putih menjadi sangat rendah pada GKM. Pada skenario uji coba untuk mengevaluasi hasil pemisahan sel dilakukan perhitungan total terhadap jumlah sel darah putih tunggal yang ada pada citra, termasuk region touching cell yang telah dipisahkan menggunakan metode yang diusulkan (Hierarchical Clustering Analysis). Hasil perhitungan jumlah sel dari metode yang diusulkan dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan data ground truth yang ditunjukan oleh Tabel III. Selain jumlah keseluruhan, perhitungan juga dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yaitu jumlah region sel darah putih yang diidentifikasi benar yaitu correctly counted, jumlah region yang seharusnya tidak disertakan yaitu over counted, dan jumlah region yang merupakan objek tetapi tidak terhitung yaitu not counted. Hasil perhitungan dari Tabel III juga ditunjukan dalam bentuk grafik oleh Gambar 4. Pada ujicoba identifikasi touching cell, secara umum fitur geometri yang digunakan yaitu fitur roundness dan rata-rata luasan sel tunggal dari sel darah putih telah berhasil menemukan region yang merupakan touching cell dan juga menentukan jumlah cluster yang akan digunakan pada proses pemisahan sel darah putih dengan HCA. Untuk pemisahan pada touching cell pada citra menjadi sel-sel tunggal, penggunaan fitur ruang spasial dan gradient magnitude dapat memisahkan sel-sel tersebut dengan identifikasi yang tepat untuk penentuan jumlah cluster. Fitur ruang spasial f (x,y) merupakan fitur yang memberikan informasi letak koordinat dari sel darah putih dan fitur gradient magnitude memberikan informasi letak dari bagian tepi dari setiap sel tunggal. Antara region nukleus dan sitoplasma terdapat perbedaan intensitas yang cukup besar sehingga berguna sebagai batas pemisah. Namun karena pada fitur gradient magnitude secara umum region sitoplasma akan menjadi region yang lebih terang yang kemudian menjadi pembatas untuk memisahkan sel, pada beberapa sub-citra terdapat sel darah putih yang region sitoplasmanya memiliki rasio yang cukup besar atau hampir sebanding dengan nukleus sehingga perubahan intensitas gradient letaknya menjadi jauh dari region yang ideal sebagai region pemisahan sel. Tabel III PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH SEL DARAH PUTIH DENGAN PERHITUNGAN MANUAL DAN YANG TERIDENTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE YANG DIUSULKAN Citra Ground truth Metode yang diusulkan (HCA) Counted Correctly counted Over counted Not counted aml_ aml_ aml_

11 JUTI: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi - Volume 15, Nomor 2, Juli 2017: aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ aml_ Gambar. 4 Jumlah sel darah putih teridentifikasi. Selain kemungkinan luas region sitoplasma yang cukup besar sehingga menyebabkan hasil pemisahan tidak baik, letak nukleus yang saling berdekatan langsung juga dapat mengganggu proses pemisahan sel. Hal ini karena nukleus yang berdekatan memiliki intensitas yang mirip sehingga perubahan gradient menjadi kecil (memiliki nilai yang rendah) pada region yang seharusnya menjadi region ideal pemisahan sel. Karena terdapat region yang batasnya tidak jelas tersebut, saat proses analisis cluster dengan HCA dapat terjadi over-cluster. 150 IV. KESIMPULAN Pada penelitian ini telah dilakukan segmentasi dan pemisahan sel darah putih menggunakan metode K-Means dan hierarchical clustering analysis pada citra AML. Analisis cluster pada citra local (LKM) menghasilkan segmentasi sel darah putih dan nukleus lebih akurat dengan rata-rata ZSI 82% dan 6.1% lebih tinggi dari pada menggunakan analisis cluster metode K-Means pada citra global (GKM). Metode yang diusulkan memiliki kelebihan dengan memiliki komposisi jumlah piksel region sel darah putih yang lebih seimbang antara region sel darah putih dengan background saat proses analisis cluster sehingga dapat melakukan segmentasi lebih baik terutama pada region sitoplasma. Pada proses identifikasi dan pemisahan touching cell pada sub-citra, fitur

12 Harto dan Fatichah Segmentasi dan Pemisahan Sel Darah Putih Bersentuhan Menggunakan K-Means dan Hierarchical Clustering Analysis pada Citra Leukemia Myeloid Akut geometri roundness dan rata-rata luasan sel tunggal yang kemudian dipisahkan dengan metode hierarchical clustering analysis secara umum telah dapat menentukan region dari touching cell dengan baik dan memisahkannya menjadi sel-sel tunggal. Penelitian selanjutnya yang dapat dikembangkan dari metode yang diusulkan adalah dengan menemukan komposisi ruang warna yang mampu membuat region sitoplasma menjadi lebih berbeda dan memilih fitur yang lebih baik untuk proses pemisahan touching cell dengan hierarchical clustering analysis atau metode postprocessing yang akan memperbaiki hasil pemisahan sel yang kurang baik. DAFTAR PUSTAKA [1] H.T. Madhloom, S.A. Kareem, H. Ariffin, A.A. Zaidan, H.O. Alanazi and B.B. Zaidan, An Automated White Blood Cell Nucleus Localization and Segmentation using Image Arithmetic and Automatic Threshold. Journal of Applied Sciences, 10: Tersedia: [2] H. Döhner, D.J. Weisdorf, C.D. Bloomfield (17 September 2015). "Acute Myeloid Leukemia". The New England Journal of Medicine. 373 (12): Tersedia: [3] A. Jemal, A. Thomas, T. Murray, M. Thun (2002). "Cancer statistics, 2002". CA Cancer J Clin. 52 (1): Tersedia : [4] Theera-Umpon, N. Wang, L. & Jin, Y. (Eds.) White Blood Cell Segmentation and Classification in Microscopic Bone Marrow Images Fuzzy Systems and Knowledge Discovery: Second International Conference, FSKD 2005, Changsha, China, August 27-29, 2005, Proceedings, Part II, Springer Berlin Heidelberg, 2005, Tersedia: [5] S. H. Rezatofighi, H. Soltanian-Zadeh, Automatic recognition of five types of white blood cells in peripheral blood, Computerized Medical Imaging and Graphics, Volume 35, Issue 4, June 2011, Pages , ISSN Tersedia: [6] R.A. Saputra, C. Fatichah, N. Suciati. Penggabungan Fitur Tekstur yang Invariant terhadap Iluminasi dan Fitur Bentuk untuk Deteksi Acute Lymphoblastic Leukemia. JBI: Jurnal Buana Informatika, vol. 7, No. 1, [7] C. Fatichah, M.L. Tangel, M.R. Widyanto, F. Dong and K. Hirota. Interest-Based Ordering for Fuzzy Morphology on White Blood Cell Image Segmentation. JACII: Journal of Advanced Computational Intelligence and Intelligent Informatics, Vol.16, No.1, pp , [8] V. Piuri and F. Scotti, "Morphological classification of blood leucocytes by microscope images," 2004 IEEE International Conference oncomputational Intelligence for Measurement Systems and Applications, CIMSA, 2004, pp [9] F. Scotti, "Robust Segmentation and Measurements Techniques of White Cells in Blood Microscope Images," 2006 IEEE Instrumentation and Measurement Technology Conference Proceedings, Sorrento, 2006, pp [10] E.-y. Wang, Z. Gou, A.-m. Miao, S.-q. Peng, Z.-y. Niu and X.-l. Shi. Recognition of Blood Cell Images Based on Color Fuzzy Clustering Fuzzy. Information and Engineering,Volume 2, Springer Berlin Heidelberg, 2009, pp Tersedia: [11] D.C. Huang, K.D. Hung, Y.K. Chan, A computer assisted method for leukocyte nucleus segmentation and recognition in blood smear images, Journal of Systems and Software, Volume 85, Issue 9, September 2012, Pages , ISSN Tersedia: [12] H.T. Madhloom, S.A. Kareem and H. Ariffin. An Image Processing Application for the Localization and Segmentation of Lymphoblast Cell Using Peripheral Blood Images, Journal of Medical Systems, Vol. 36, pp , Tersedia: [13] S. Mohapatra, D. Patra and S. Satpathy. An ensemble classifier system for early diagnosis of acute lymphoblastic leukemia in blood microscopic images, Neural Computing and Applications, 24, , Tersedia: [14] L. Putzu, G. Caocci, C. Di Ruberto. Leucocyte classification for leukaemia detection using image processing techniques, Artificial Intelligence in Medicine, Volume 62, Issue 3, November 2014, Pages , ISSN Tersedia: [15] X. Yang, H. Li and X. Zhou, "Nuclei Segmentation Using Marker-Controlled Watershed, Tracking Using Mean-Shift, and Kalman Filter in Time-Lapse Microscopy," in IEEE Transactions on Circuits and Systems I: Regular Papers, vol. 53, no. 11, pp , Nov [16] J. Cheng and J. C. Rajapakse. "Segmentation of Clustered Nuclei With Shape Markers and Marking Function," in IEEE Transactions on Biomedical Engineering, vol. 56, no. 3, pp , March [17] C. Jung, C. Kim, S. W. Chae and S. Oh. "Unsupervised Segmentation of Overlapped Nuclei Using Bayesian Classification," in IEEE Transactions on Biomedical Engineering, vol. 57, no. 12, pp , Dec [18] F. Effendy, Segmentasi sel darah merah bertumpuk berdasarkan fitur geometri pada perhitungan sel darah merah, tesis magister, Teknik Informatika, ITS, Surabaya, Indonesia, [19] E.P. Mandyarta, C. Fatichah. Three-level Local Thresholding Berbasis Metode Otsu untuk Segmentasi Leukosit pada Citra Leukemia Limfoblastik Akut. JBI: Jurnal Buana Informatika, vol. 7, No. 1, [20] E. Prasetyo, Pengolahan Citra Digital dan Aplikasinya Menggunakan Matlab. Yogyakarta, Indonesia,

Three-level Local Thresholding Berbasis Metode Otsu untuk Segmentasi Leukosit pada Citra Leukemia Limfoblastik Akut

Three-level Local Thresholding Berbasis Metode Otsu untuk Segmentasi Leukosit pada Citra Leukemia Limfoblastik Akut Mandyartha, Three-level Local Thresholding Berbasis Metode Otsu untuk Segmentasi Citra Leukemia Limfoblastik Akut 43 Three-level Local Thresholding Berbasis Metode Otsu untuk Segmentasi Leukosit pada Citra

Lebih terperinci

SEGMENTASI DAN PEMISAHAN SEL DARAH PUTIH BERSENTUHAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DAN HIERARCHICAL CLUSTERING ANALYSIS PADA CITRA LEUKEMIA MYELOID AKUT

SEGMENTASI DAN PEMISAHAN SEL DARAH PUTIH BERSENTUHAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DAN HIERARCHICAL CLUSTERING ANALYSIS PADA CITRA LEUKEMIA MYELOID AKUT TESIS KI142502 SEGMENTASI DAN PEMISAHAN SEL DARAH PUTIH BERSENTUHAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS DAN HIERARCHICAL CLUSTERING ANALYSIS PADA CITRA LEUKEMIA MYELOID AKUT ARYO HARTO NRP. 5114201001 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS

IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS ORBITH VOL. 12 NO. 1 MARET 2016 : 29 34 IDENTIFIKASI PENYAKIT LEUKIMIA AKUT PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS Oleh: Indah Susilawati Staf Pengajar Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATIS UNTUK CROPPING REGION OF INTEREST SEL DARAH PUTIH PADA CITRA LEUKEMIA LIMFOBLAST AKUT

SISTEM OTOMATIS UNTUK CROPPING REGION OF INTEREST SEL DARAH PUTIH PADA CITRA LEUKEMIA LIMFOBLAST AKUT SISTEM OTOMATIS UNTUK CROPPING REGION OF INTEREST SEL DARAH PUTIH PADA CITRA LEUKEMIA LIMFOBLAST AKUT Andrey Kartika Widhy Hapantenda 1), F.X. Ferdinandus 2) Teknologi Informasi, Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FITUR GEOMETRI DAN K-MEANS PADA PERHITUNGAN DAN SEGMENTASI SEL DARAH MERAH BERTUMPUK

IMPLEMENTASI FITUR GEOMETRI DAN K-MEANS PADA PERHITUNGAN DAN SEGMENTASI SEL DARAH MERAH BERTUMPUK Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 9 No. 3 Oktober 2014 11 IMPLEMENTASI FITUR GEOMETRI DAN K-MEANS PADA PERHITUNGAN DAN SEGMENTASI SEL DARAH MERAH BERTUMPUK Faried Effendy 1), Chastine Fatichah 2), Diana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

SEGMENTASI SEL DARAH PUTIH PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS

SEGMENTASI SEL DARAH PUTIH PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS 142 JURNAL MATRIX VOL. 5, NO. 3, NOPEMBER 2015 SEGMENTASI SEL DARAH PUTIH PADA CITRA DARAH MIKROSKOPIS Oleh: Indah Susilawati Program Studi Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

Segmentasi Citra Sel Tunggal Smear Serviks Menggunakan Radiating Component Normalized Generalized GVFS

Segmentasi Citra Sel Tunggal Smear Serviks Menggunakan Radiating Component Normalized Generalized GVFS JNTETI, Vol. 6, No. 1, Februari 2017 107 Segmentasi Citra Sel Tunggal Smear Serviks Menggunakan Radiating Component Normalized Generalized GVFS Nursuci Putri Husain 1, Chastine Fatichah 2 Abstract Component

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

Identifikasi Sel Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) pada Citra Peripheral Blood Smear Berdasarkan Morfologi Sel Darah Putih M. Dzikrullah Suratin

Identifikasi Sel Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) pada Citra Peripheral Blood Smear Berdasarkan Morfologi Sel Darah Putih M. Dzikrullah Suratin Identifikasi Sel Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) pada Citra Peripheral Blood Smear Berdasarkan Morfologi Sel Darah Putih M. Dzikrullah Suratin Irul.dzi@gmail.com Teknik Elektro Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS Ikhwan Ruslianto KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS IKHWAN RUSLIANTO Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

Spatial Fuzzy C-means dan Rapid Region Merging untuk Pemisahan Sel Kanker Payudara

Spatial Fuzzy C-means dan Rapid Region Merging untuk Pemisahan Sel Kanker Payudara 51 Spatial Fuzzy C-means dan Rapid Region Merging untuk Pemisahan Sel Kanker Payudara Desmin Tuwohingide 1, Chastine Fatichah 2 Abstract Segmentation and overlapped cells separation are important phases

Lebih terperinci

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna F7 bentuk [5]. Pendekatan berbasis bentuk bibir menggunakan Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Shinta Puspasari, STMIK lobal Informatika MDP Abstrak Metode yang

Lebih terperinci

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity 54 Integer Journal, Vol 1, No 1, Maret 2016: 54-59 Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity Hendro Nugroho Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK Arwin Halim 1, Hardy 2, Alvin Yufandi 3, Fiana 4 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Identifikasi Masalah Penggunaan citra digital telah menjadi semakin popular akhir-akhir ini. Hal ini menyebabkan program pengolah grafis untuk memanipulasi citra

Lebih terperinci

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc Oleh Yuli Wijayanti Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc TEKNIK INFORMATIKA-ITS 26 JULI 2010 Latar Belakang Segmentasi gambar merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan citra pada masa sekarang mempunyai suatu aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang antara lain bidang teknologi informasi, arkeologi, astronomi, biomedis,

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 3.1 Pengumpulan Data Tahap ini merupakan langkah awal dari penelitian. Dataset

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila (5109100049) Dosen Pembimbing 1 Prof. Ir. Handayani Tjandrasa, M.Sc., Ph.D. Dosen

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT ACUTE MYELOID LEUKEMIA (AML) MENGGUNAKAN FUZZY RULE BASED SYSTEM BERDASARKAN MORFOLOGI SEL DARAH PUTIH

IDENTIFIKASI PENYAKIT ACUTE MYELOID LEUKEMIA (AML) MENGGUNAKAN FUZZY RULE BASED SYSTEM BERDASARKAN MORFOLOGI SEL DARAH PUTIH IDENTIFIKASI PENYAKIT ACUTE MYELOID LEUKEMIA (AML) MENGGUNAKAN FUZZY RULE BASED SYSTEM BERDASARKAN MORFOLOGI SEL DARAH PUTIH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

BAB IV PREPROCESSING

BAB IV PREPROCESSING BAB IV PREPROCESSING 4.1 Langkah yang Dilakukan Interpretasi visual citra Pap smear merupakan hal yang sangat rumit. Hal ini disebabkan karena citra Pap smear memberikan hasil sel yang beragam mulai dari

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA Dina Indarti Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

PENERAPAN ILMU GRAFOLOGI DALAM MEMBANGUN PIRANTI PENGANALISA TULISAN TANGAN MELALUI EKSTRAKSI FITUR BENTUK

PENERAPAN ILMU GRAFOLOGI DALAM MEMBANGUN PIRANTI PENGANALISA TULISAN TANGAN MELALUI EKSTRAKSI FITUR BENTUK PENERAPAN ILMU GRAFOLOGI DALAM MEMBANGUN PIRANTI PENGANALISA TULISAN TANGAN MELALUI EKSTRAKSI FITUR BENTUK Dian Pratiwi 1), Anung Barlianto Ariwibowo. 2) 3) Fetty Octaviyanti 1) Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sel Darah Merah Sel yang paling banyak di dalam selaput darah adalah sel darah merah atau juga dikenal dengan eritrosit. Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter

Lebih terperinci

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 18-29 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Mata Otomatis Menggunakan Pemfilteran Intensitas dan K-Means Clustering

Implementasi Deteksi Mata Otomatis Menggunakan Pemfilteran Intensitas dan K-Means Clustering JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Mata Otomatis Menggunakan Pemfilteran Intensitas dan K-Means Clustering Ahmad Kadiq, Arya Yudhi Wijaya,

Lebih terperinci

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Septi Wulansari (5109100175) Pembimbing I: Prof. Ir. Handayani Tjandrasa, M.Sc.,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data dan Akuisisi Citra. Segmentasi Citra - Perbaikan Kualitas Citra - Deteksi Nukleus - Deteksi WBC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data dan Akuisisi Citra. Segmentasi Citra - Perbaikan Kualitas Citra - Deteksi Nukleus - Deteksi WBC digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tugas akhir ini melibatkan beberapa tahapan dan sistematika penelitian mulai dari pengunpulan data dan akuisisi citra, segmentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian paling tinggi di dunia, berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 terdapat sekitar 14 juta kasus

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT

SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT SEMINAR TUGAS AKHIR ATMISYA WIYANTI NRP 2404 100 032 Dosen Pembimbing Dr.rer.nat.Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc. Suyanto,ST.MT JURUSAN TEKNIK FISIKA Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari dua puluh tahun terakhir, penelitian tentang tumor otak yang dilakukan oleh National Cancer Institute Statistics (NCIS) menyebutkan penyakit tumor

Lebih terperinci

SCENE COMPLETION MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING DAN POISSON BLENDING

SCENE COMPLETION MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING DAN POISSON BLENDING SCENE COMPLETION MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING DAN POISSON BLENDING Erick Alfons Lisangan Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Atma Jaya Makassar Alamat email : erick_lisangan@lecturer.uajm.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

DETEKSI WAJAH BERBASIS SEGMENTASI WARNA KULIT MENGGUNAKAN RUANG WARNA YCbCr & TEMPLATE MATCHING

DETEKSI WAJAH BERBASIS SEGMENTASI WARNA KULIT MENGGUNAKAN RUANG WARNA YCbCr & TEMPLATE MATCHING DETEKSI WAJAH BERBASIS SEGMENTASI WARNA KULIT MENGGUNAKAN RUANG WARNA YCbCr & TEMPLATE MATCHING Rony Wijanarko *, Nugroho Eko Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl. Menoreh Tengah X/22 Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu cara diagnosis suatu penyakit ataupun keadaan kondisi tubuh secara umum oleh tenaga medis pada pasien, yaitu membutuhkan informasi berupa jumlah dan komposisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL) MENGGUNAKAN FUZZY RULE-BASED SYSTEM BERDASARKAN MORFOLOGI CITRA SEL DARAH PUTIH

IDENTIFIKASI PENYAKIT ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL) MENGGUNAKAN FUZZY RULE-BASED SYSTEM BERDASARKAN MORFOLOGI CITRA SEL DARAH PUTIH IDENTIFIKASI PENYAKIT ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL) MENGGUNAKAN FUZZY RULE-BASED SYSTEM BERDASARKAN MORFOLOGI CITRA SEL DARAH PUTIH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Strata

Lebih terperinci

1BAB I. 2PENDAHULUAN

1BAB I. 2PENDAHULUAN 1BAB I. 2PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Pelacak objek (object tracking) pada saat ini merupakan penelitian yang menarik dalam bidang computer vision. Pelacak objek merupakan langkah awal dari berbagai

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI POSISI PELAT NOMOR KENDARAAN SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN HOUGH TRANSFORM

SISTEM IDENTIFIKASI POSISI PELAT NOMOR KENDARAAN SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN HOUGH TRANSFORM SISTEM IDENTIFIKASI POSISI PELAT NOMOR KENDARAAN SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN HOUGH TRANSFORM Billy Buana Putra NRP : 1122055 Email : billy_buana@yahoo.com ABSTRAK Pengenalan pelat nomor kendaraan secara

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan

Lebih terperinci

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi. dalam contoh ini variance bernilai 2000 I p I t 2 = (200-150) 2 + (150-180) 2 + (250-120) I p I t 2 = 28400. D p (t) = exp(-28400/2*2000) D p (t) = 8.251 x 10-4. Untuk bobot t-link {p, t} dengan p merupakan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI

BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI BAB 4 UJI COBA DAN EVALUASI 4.1 Data dan Metode Pengujian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data yang digunakan dalam proses penelitian yang dilakukan oleh penulis. Selain itu, akan dilakukan juga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung

BAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan pembunuh yang paling berbahaya saat ini yang menjadikannya sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia (WHO, 2012). Salah satu tanda penyakit

Lebih terperinci

JUDUL THRESHOLDING DENGAN PEMILIHAN WINDOW SECARA ADAPTIVE BERBASIS PENGUKURAN TINGKAT KETAJAMAN CITRA

JUDUL THRESHOLDING DENGAN PEMILIHAN WINDOW SECARA ADAPTIVE BERBASIS PENGUKURAN TINGKAT KETAJAMAN CITRA PRESENTASI TESIS JUDUL THRESHOLDING DENGAN PEMILIHAN WINDOW SECARA ADAPTIVE BERBASIS PENGUKURAN TINGKAT KETAJAMAN CITRA OLEH I Made Darma Susila 5108.201.014 PEMBIMBING Dr. Agus Zainal, SKom., M.Kom. Isye

Lebih terperinci

Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 1, Mei 2015

Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 1, Mei 2015 Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 1, Mei 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 JUDUL ARTIKEL Identifikasi Kualitas Beras dengan Citra Digital Arissa

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Hendrick Rofen Nicolas¹, Koreadianto Usman², Msc³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak

Lebih terperinci

Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia

Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia Imam Subekti, I Ketut Eddy Purnama, Mauridhi Hery Purnomo. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Penelitian ini mengidentifikasi

Lebih terperinci

Keywords: Single cervical cell images, cervical cancer, pap smear test, fuzzy c means, backpropagation

Keywords: Single cervical cell images, cervical cancer, pap smear test, fuzzy c means, backpropagation Identifikasi Kanker Serviks Dari Citra Papsmear Berbasis Kecerdasan Buatan Winda Dwi Tanti 1, Endah Purwanti 2, Adri Supardi 3 1,2,3 Program Studi S1 Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains Dan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deteksi kulit manusia berperan penting dan digunakan secara luas sebagai langkah awal pada aplikasi pengolahan citra seperti gesture analysis, content based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Shinta Puspasari STMIK Global Informatika MDP Palembang e-mail: shinta@stmik-mdp.net Abstract Metode yang diusulkan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan, No.86, Renon, Denpasar, Bali Email: naser.jawas@gmail.com ABSTRAK Meter air adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN TUGAS...iv HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xv

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA PANORAMIK GIGI MENGGUNAKAN SIMILARITAS ANTAR GRAY LEVEL BERDASARKAN INDEX OF FUZZINESS

SEGMENTASI CITRA PANORAMIK GIGI MENGGUNAKAN SIMILARITAS ANTAR GRAY LEVEL BERDASARKAN INDEX OF FUZZINESS Pratamasunu, Arifin, Yuniarti, Wijaya, Khotimah, dan Navastara Segmentasi Citra Panoramik Gigi Menggunakan Similaritas antar Gray Level erdasarkan Index of Fuzziness SEGMENTASI CITRA PANORAMIK GIGI MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna

Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna Iping Supriana 1) Yoseph Suryadharma 2) 1) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung email: iping@informatika.org

Lebih terperinci

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Komang Budiarta,

Lebih terperinci

Identifikasi Kadar Gula Buah Salak dengan Menggunakan Metode Fraktal Lacunarity

Identifikasi Kadar Gula Buah Salak dengan Menggunakan Metode Fraktal Lacunarity Identifikasi Kadar Gula Buah Salak dengan Menggunakan Metode Fraktal Lacunarity Joko Sampurno 1, a) dan Sabariah 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

Segmentasi pada Citra Panoramik Gigi dengan Metode Two-Stage SOM dan T-CLUSTER

Segmentasi pada Citra Panoramik Gigi dengan Metode Two-Stage SOM dan T-CLUSTER Segmentasi pada Citra Panoramik Gigi dengan Metode Two-Stage SOM dan T-CLUSTER Khoirul Umam 1, Fidi Wincoko Putro 2, Gulpi Qorik Oktagalu Pratamasunu 3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Jurusan

Lebih terperinci

BAB IX EVALUASI. File Interpretation Magnification Clinical History Size 1 Adenocarcinoma, Medium 39 year old female, 2000x1600 Endocervical

BAB IX EVALUASI. File Interpretation Magnification Clinical History Size 1 Adenocarcinoma, Medium 39 year old female, 2000x1600 Endocervical BAB IX EVALUASI 9.1 Analisis Data Dataset yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 13 citra dengan tipe preparasi ThinPrep/ LBP. Dataset yang digunakan untuk sampel merupakan koleksi data citra

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG Gama Wisnu Fajarianto 1, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

SYSTEMIC Vol. 1, No. 1, Agustus 2015, PENGENALAN CATATAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENGENALAN ANGKA BERBASIS KORELASI.

SYSTEMIC Vol. 1, No. 1, Agustus 2015, PENGENALAN CATATAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENGENALAN ANGKA BERBASIS KORELASI. SYSTEMIC Vol. 1, No. 1, Agustus 2015, 14-19 PENGENALAN CATATAN PENJUALAN MENGGUNAKAN PENGENALAN ANGKA BERBASIS KORELASI Ahmad Yusuf 1) 1) Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Lebih terperinci

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,

Lebih terperinci

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX Mohammad imron (1), Yuliana Melita (2), Megister Teknologi Informasi Institusi

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 590~595 PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION 590 Indra Gunawan

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

Deteksi Kepala Janin Pada Gambar USG Menggunakan Fuzzy C-Means (FCM) Dengan Informasi Spasial Dan Iterative Randomized Hough Transform (IRHT)

Deteksi Kepala Janin Pada Gambar USG Menggunakan Fuzzy C-Means (FCM) Dengan Informasi Spasial Dan Iterative Randomized Hough Transform (IRHT) Deteksi Kepala Janin Pada Gambar USG Menggunakan Fuzzy C-Means (FCM) Dengan Informasi Spasial Dan Iterative Randomized Hough Transform (IRHT) Dwi Puspitasari 1 *, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan BAB III DATASET DAN RANCANGAN PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan tentang dataset citra yang digunakan dalam penelitian ini serta rancangan untuk melakukan penelitian. 3.1 DATASET PENELITIAN Penelitian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET Monica Widiasri Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya monica@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Automatic Number Plate Recognition Automatic Number Plate Recognition atau yang disingkat dengan ANPR adalah metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE BERBASIS MULTISCALE FEATURE EXTRACTION UNTUK SEGMENTASI PEMBULUH DARAH CITRA RETINA RED-FREE DAN FLUORESCEIN

IMPLEMENTASI METODE BERBASIS MULTISCALE FEATURE EXTRACTION UNTUK SEGMENTASI PEMBULUH DARAH CITRA RETINA RED-FREE DAN FLUORESCEIN IMPLEMENTASI METODE BERBASIS MULTISCALE FEATURE EXTRACTION UNTUK SEGMENTASI PEMBULUH DARAH CITRA RETINA RED-FREE DAN FLUORESCEIN Dosen Pembimbing Dr. Agus Zainal Arifin, S.Kom., M.Kom. Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN 3.1 Analisis Masalah dan Kebutuhan Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi yang akan kami buat. 3.1.1 Analisis Masalah Untuk mengetahui

Lebih terperinci

SEGMENTASI AREA MAKULA PADA CITRA FUNDUS RETINA DENGAN OPERASI MORFOLOGI (Kata kunci: segmentasi makula, operasi morfologi, citra fundus retina)

SEGMENTASI AREA MAKULA PADA CITRA FUNDUS RETINA DENGAN OPERASI MORFOLOGI (Kata kunci: segmentasi makula, operasi morfologi, citra fundus retina) PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 SEGMENTASI AREA MAKULA PADA CITRA FUNDUS RETINA DENGAN OPERASI MORFOLOGI (Kata kunci: segmentasi makula, operasi morfologi, citra fundus retina) Penyusun Tugas Akhir : Diandra

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC Naser Jawas STMIK STIKOM BALI naser.jawas@stikom-bali.ac.id Abstrak Binerisasi citra dokumen adalah sebuah langkah awal yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Meirista Wulandari Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia meiristaw@ft.untar.ac.id Diterima 10 Desember 016

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi

Lebih terperinci