BAB 3 METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kinerja perbankan syariah saat ini dengan melihat variabel-variabel yang ada Obyek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah laporan keuangan bank pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. dan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. serta bebarapa buku, artikel, jurnal, serta laporan penelitian yang sudah ada yang berkenaan dengan tema penelitian untuk menggali informasi sebagai panduan pelaksaan penelitian Time Horizon Penelitian yang akan dilakukan adalah menganalisis tingkat kesehatan dengan analisis CAMEL pada laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. dan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. tahun karena Unit Usaha Syariah Bank Rakyat Indonesia baru berdiri pada tahun Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan survey untuk mengetahui bagaimana tingkat kesehatan bank dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan bank. 46

2 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel, Konsep dan Indikator Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya adalah tingkat kesehatan bank. Dimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas kondisi laporan keuangan bank pada periode tertentu sesuai dengan standar bank Indonesia. Pada dasarnya tingkat kesehatan bank dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank, yang meliputi beberapa faktor (indikator) sebagai berikut : Faktor Permodalan Faktor Kualitas Aktiva Produktif Faktor Manajemen Faktor Rentabilitas Faktor Likuiditas Sedangkan untuk faktor sensitivitas terhadap resiko pasar, pada penilaian tingkat kesehatan perbankan syariah tidak dilakukan karena bank-bank syariah maupun unit usaha syariah tidak melakukan transaksi yang berisiko (hijing dan derefatif) dan tidak memakai sistem bunga seperti komponen-komponen faktor sensitivitas terhadap resiko pasar yang biasa dilakukan bank-bank konvesional, hal ini karena tidak sesuai dengan prinsip syariah. Meskipun pada UUD Perbankan NOMOR:9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank syariah sudah ditatapkan sistem penilaian terhadap faktor terhadap risiko pasar yang telah disesuaikan dengan prinsip syariah, namun ketentuan tersebut baru ditetapkan tahun 2007 sedang periode penelitian sehingga data-data yang dibutuhkan belum ada karena Bank Muamalat Indonesia maupun Unit Usaha Syariah belum menerapkannya. 47

3 3.2.2 Pembobotan Faktor dan Komponen Berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6/10/2004 Tahun 2004 mengenai Tingkat kesehatan Perbankan dan Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Menilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prisnsip Syariah. Penilaian tingkat kesehatan bank adalah melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan Sensitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank dan unit usaha syariah. Sedangkan penilian kualitatif terhadap manejemen. 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Untuk dapat mengetahui dan mengalami serta menganalisis permasalahan yang dihadapi, diperlukan data yang diperoleh dari sumber data, yaitu : Data primer: data yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Unit Usaha Syariah Bank Rakyat Indonesia, mengenai beberapa annual report terutama neraca dan laporan laba/rugi Bank Muamalat Indonesia dan Unit Usaha Syariah Bank Rakyat Indonesia di suatu pencatatan akuntansi. Data ini dapat diperoleh langsung dari Muamalat Institute dan kantor pusat Unit Usaha Syariah Bank Rakyat Indonesia atau di perpustakaan Info Bank. Data sekunder: data yang diperoleh dari literatur-literatur baik dari buku, penelitian-penelitian yang sudah ada, maupun pencarian (searching) dari internet. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan penelitian ini adalah : 48

4 1) Field Research (Penelitian Lapangan) melalui kegiatan: Dokumenter, yaitu dengan cara melihat data laporan keuangan yang terkait dengan permasalahan kesehatan bank, seperti rasio permodalan, rasio kualitas aktiva produktif, rasio manajemen, rasio rentabilitas, rasio likuiditas. Inverview, yaitu wawancara langsung kepada pihak dalam PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. dan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Observasi, yaitu dengan mengamati kegiatan operasional perbankan syariah pada Bank Muamalat Indonesia dan Unit Usaha Syariah Bank Rakyat Indonesia. 2) Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu membaca buku-buku literature, jurnal, penelitian-penelitian yang sudah ada, serta artikel-artikel yang dapat mendukung masalah yang dibahas dalam skripsi ini. 3.5 Metode Analisis Menghitung Tingkat Kesehatan Bank dengan Analisis CAMEL Metode analisis yang digunakan dalam pengelolahan data pada penelitian ini adalah metode CAMEL, yaitu langkah-langkah mengenai tatacara penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan dengan menghitung besarnya rasio dari komponenkomponen capital (modal), assets (aktiva), management (manajemen), earnings (entabilitas), dan liquidity (liquiditas). 1. Capital (Modal Bank) Penilaian pendekatan kuantitaif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen sebagai berikut: 49

5 a.) Capital Adequency Ratio (CAR) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku atau Capital Adequency Ratio (CAR) dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: MODAL CAR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM yang berlaku. Komponen Modal Inti, Modal Pelangkap dan Modal Pelengkap Tambahan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM yang berlaku. Angka pertumbuhan Modal dan ATMR serta Rasio KPMM diperoleh dari hasil stess test rencana bisnis bank. Tabel 3.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Permodalan Peringkat Hasil Analisis Peringkat 1 : Rasio KMPP lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 2 : Rasio KMPP lebih tinggi cukup signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 3 : Rasio KMPP lebih tinggi secara marginal dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (8% < KPMM < 9%). Peringkat 4 : Rasio KMPP dibawah ketentuan yang berlaku. Peringkat 5 : Rasio KMPP dibawah ketentuan yang berlaku dan Bank cenderung menjadi tidak soluable. 50

6 b.) Komposisi Permodalan Tier1 Komposisi Permodalan = Tier2 + Tier3 Komponen modal inti (Tier1), modal pelengkap (Tier2) dan modal pelengkap tambahan (Tier3) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang KPMM yang berlaku. Tabel 3.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Peringkat Hasil Analisis Peringkat 1 : Tier1 > 150% (Tier2+Tier3) Peringkat 2 : 125% (Tier2+Tier3) < Tier1 < 150% (Tier2+Tier3) Peringkat 3 : 100% (Tier2+Tier3) < Tier1 < 125% (Tier2+Tier3) Peringkat 4 : Jumlah (nominal) Tier1 semakin menurun cukup signifikan Peringkat 5 : Jumlah (nominal) Tier1 semakin menurun secara drastis dan mengarahkan kepada modal negatif. c.) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dibanding dengan Modal Bank APYD APYD dibanding dengan Modal Bank = Modal Bank Cukupan komponen dan kualitas Aktiva Produktif berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Kualitaf Produktif yang berlaku. Modal adalah Modal Inti + Modal Pelengkap. 51

7 APYD adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilkan atau menimbulkan kerugian. Besarnya ditetapkan sebagai berikut: 1. 25% dari Aktiva Produktif; digolongkan Dalam Perhatian Khusus (Special Mention) 2. 50% dari Aktiva Produktif; digolongkan Kurang Lancar (Substandard) 3. 75% dari Aktiva Produktif; digolongkan Kurang Lancar (Doubtful) % dari Aktiva Produktif; digolongkan Macet (Loss) Tabel 3.3 Matriks Kiteria Penetapan Peringkat komponen APYD dibanding Modal Bank Peringkat Peringkat 1 : Peringkat 2 : Peringkat 3 : Peringkat 4 : Peringkat 5 : Hasil Analisis Besarnya APYD relatif sangat kecil dibanding Modal Bank Besarnya APYD relatif kecil dibanding Modal Bank Besarnya APYD masih dapat dicover oleh Modal Bank (20% < Rasio < 50%) Besarnya APYD sudah mengarah sama dengan jumlah Modal Bank Besarnya APYD sudah melampaui jumlah Modal Bank Setelah mengetahui peringkat dari tiap komponen permodalan maka sesuai dengan Surat Edaran BI No.26/23/DPNO maka dibuat kertas kerja dengan criteria penetapan sebagi berikut: 52

8 Tabel 3.4 Matriks Kiteria Penetapan Faktor Permodalan Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Tingkat modal Tingkat modal Tingkat modal Tingkat modal Tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi berada sedikit di berada sedikit di berada lebih berada lebih tinggi dari ketentuan atas atau sesuai bawah ketentuan rendah dari dari ketentuan KPMM yang berlaku dengan ketentuan KPMM yang ketentuan KPMM KPMM yang berlaku dan diperkirakan KPMM yang berlaku berlaku dan yang berlaku dan dan diperkirakan tetap berada di dan diperkirakan diperkirakan diperkirakan tetap berada di tingkat ini serta tetap berada di mengalami tetap berada di tingkat ini untuk 12 membaik dari tingkat ini untuk 12 perbaikan untuk tingkat ini untuk bulan mendatang tingkat ini untuk 12 bulan mendatang 6 bulan 6 bulan bulan mendatang mendatang mendatang 2. Assets Quality (Kualitas Aset) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen aset. Indikator pendukung yang digunakan antara lain sebagai berikut: a.) Aktivitas Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dibandingkan Total Akiva Produktifitas APYD APYD dibandingkan Total Akiva Produktifitas = Total Aktivitas Produktif Cukupan komponen dan kualitas Aktiva Produktif berpedoman pada ketentuan bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif yang berlaku. Aktiva Produktif yang Diklasigikasi (APYD) adalah aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian, yang besarnyaditetapkan secara berikut : 53

9 1. 25% dari Aktiva Produktif; digolongkan Dalam Perhatian Khusus (Special Mention) 2. 50% dari Aktiva Produktif; digolongkan Kurang Lancar (Substandard) 3. 75% dari Aktiva Produktif; digolongkan Kurang Lancar (Doubtful) % dari Aktiva Produktif; digolongkan Macet (Loss) Tabel 3.5 Matriks Kiteria Penetapan Peringkat Komponen APYD dibanding Total Aktifa Produktif Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 APYD Rasio sangat Rasio rendah Rasio Moderat Rasio relatif Rasio terhadap Total rendah atau atau tidak atau raso tinggi atau sangat Aktifa sangat tidak signifikan berkisar antara di atas rasio tinggi Produktif signifikan 3% s.d 6% peringkat 3 b.) Perkembangan Aktifa Produktif Bermasalah (Non Performing Assets) dibanding dengan Aktiva Produktif Aktivitas Produktif bermasalah Non Performing Loans = Total Aktivitas Produktif Cakupan komponen dan kualitas Aktiva Produktif berpedoman pada ketentuan bank Indonesia tentang kualitas Aktiva Produktif yang berlaku. Aktiva Produktif (AP) bermasalah merupakan AP dengan kualitas Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. AP bermasalah dihitung dengan gross (tidak dikurangi PPAP). Rasio dihitung berposisi dengan perkembangan salama 12 bulan terakhir. 54

10 Tabel 3.6 Matriks Kriteia Penetapan Peringkat komponen Non Performing Loan terhadap Aktiva produktif Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 (NPL) Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan rasio sangat rasio rendah rasio moderat rasio cukup rasio tinggi rendah atau berkisar tinggi antara 5% s.d 8% c.) Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) PPAP yang telah dibentuk Tingkat kecukupan Pembentukan PPAP = PPAP yang wajib dibentuk Perhitungan PPAP berpedoman pada ketentuan Bang Indonesia tentang PPAP yang berlaku. Adapun perhitungan pembentukan cadangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Pembentukan Cadangan yang Wajib Dilakukan Kategori 1. Lancar 2. Perhatian Khusus 3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet Cadangan Yang Wajib Dibentuk 0% x saldo debet kategori tersebut 5% x saldo debet kategori tersebut 15% x saldo debet kategori tersebut 50% x saldo debet kategori tersebut 100% x saldo debet kategori tersebut 55

11 Tabel 3.8 Matriks Kriteria Penetapan Komponen PPAP Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Tingkat PPAP yang PPAP yang PPAP yang PPAP yang PPAP yang Kecukupan dibentuk secara dibentuk lebih dibentuk relative dibentuk lebih dibentuk secara Pembentukan signifikan lebih tinggi dari PPAP sama atau rasio kecil dari PPAP signifikan lebih PPAP tinggi dari PPAP yang wajib berkisar 100% yang wajib kecil dari PPAP yang wajib dibentuk s.d 105% dibentuk yang wajib dibentuk dibentuk Setelah mengetahui peringkat dari tiap komponen kualitas aktiva produktif maka sesuai dengan Surat Edaran BI No.26/23/DPNO maka dibuat kertas kerja dengan criteria penetapan sebagi berikut: Tabel 3.9 Matriks Kiteria Penetapan Faktor Kualitas Aset Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Kualitas aset Kualitas aset baik Kualitas aset cukup Kualitas aset kurang Kualitas aset sangat baik dengan namun terdapat baik dan dan diperkirakan akan tidak baik dan risiko portofolio minor deficiencies diperkirakan akan mengancam diperkirakan yang sangat yang tidak mengancam kelangsungan hidup tingkat aset minimal. signifikan. kelangsungan bank apabila tidak bermasalah hidup bank. dikoreksi. semakin buruk. Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan pemberian Kebijakan pemberian pemberian pemberian kredit/investasi, pemberian kredit/investasi, kredit/investasi, kredit/investasi, prosedur dan kredit/investasi, prosedur dan prosedur dan prosedur dan administrasi kurang prosedur dan administrasi sangat administrasi sangat administrasi cukup mendukung kegiatan administrasi tidak mendukung mendukung mendukung operasional yang aman mendukung kegiatan kegiatan kegiatan dan sehat, serta kegiatan operasional yang operasional yang operasional yang didokumentasikan operasional yang aman dan sehat, aman dan sehat, aman dan sehat, dengan baik. aman dan sehat, serta serta serta serta didokumentasikan didokumentasikan didokumentasikan didokumentasikan dengan baik. dengan baik. dengan baik. dengan baik. 56

12 3. Management (Manajemen) Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen manajemen menggunakan indikator pendukung antara lain sebagai berikut: a.) Manajemen Umum. Manajemen umum dinilai dari praktik good corporate governance antara lain sebagai berikut: Struktur dan komposisi pengurus bank: yaitu bank memliki komposisi dan jumlah serta kualitafikasi anggota Komisaris dan Direksi yang sesuai dangan ukuran, kompleksitas (karakteristik), kemampuan keuangan, dan sasaran strategik bank. Penanganan conflict of interest: yaitu jika hal terjadi conflict of interest, anggota dewan Komasaris, anggota Direksi, pejabat Eksekutif dan Pimpinan Kantor Cabang bank mampu menghindari atau tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan bank dan segera melakukan pengungkapan (disclosure) conflict of interes tersebut dalam setiap keputusan. Independensi pengurus bank; yaitu anggota dewan Komisaris dan atau anggota Direksi memiliki kemampuan untuk bertindak independent dan menangani pengaruh (intervensi) pihak eksternal yang dapat mengakibatkan kualitas praktek good corporate governance bank memburuk (menurun). Transparansi informasi dan edukasi nasabah; yaitu bank transparan dalam menyelenggarakan good corporate govermance dan bank transparan menginformasikan kepada public secara konsisten. Di 57

13 samping itu, bank secara berkesinambungan melaksanakan edukasi kepada nasabah mengenai kegiatan operasional maupun produk dan jasa bank untuk menghindari timbulnya informasi yang dapat menyesatkan dan merugikan nasabah. b.) Penerapan Sistem Manajemen Risiko Penerapan Sistem Manajemen Risiko dinilai berdasarkan 4 (empat) cakupan, yaitu: a. Pengawasan aktif dewan Komisaris dan Direksi. b. Kecakupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit. c. Kecakupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta syistem informasi Manajemen Risiko. d. Sistem pengendalian intern. c.) Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku antara lain meliputi: a. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). b. Posisi Devisa Neto (DPN) atau Net Open Position (NOP). c. Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer/ KYC Principles). d. Kepatuhan bank terhadap komitmen dan ketentuan lainnya antara lain: ketentuan kualitas aktiva produktif, penyisihan penghapusan aktiva produktif, dan restrukturisasi kredit serta komitmen bank yang tercantum dalam action plan, rencana bisnis dan lain-lain. 58

14 4. Earnings (Rentabilitas) Penilaian pendekatan kualitatif factor rentabilitas antara lain dilakukan melakui penilaian terhadap komponen-komponen sebgai berikut: a) Return on Assets (ROA) Besarnya nilai return on assets dapat dihitung dengan rumus berikut: Laba sebelum pajak ROA = X 100% Total Aktiva Besarnya nilai (angka) untuk laba sebelum dipajak dapat dibaca pada perhitungan laba rugi yang disusun oleh bank yang bersangkutan, sedangkan total aktiva dapat dilihat pada Neraca. Tabel 3.10 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen ROA Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 ROA Perolehan laba Perolehan laba Perolehan laba Perolehan laba Bank mengalami sangat tinggi tinggi cukup tinggi, bank rendah kerugian besar atau rasio ROA atau cenderung (ROA negatif) berada antara mengalami 0,25% s.d kerugian (ROA 1,25% mengarah negatif) b.) Return on Equity (ROE) Besarnya nilai return on assets dapat dihitung dengan rumus berikut: Laba setelah pajak ROE = X 100% Rata-rata modal inti 59

15 Besarnya nilai (angka) untuk laba setelah dipajak dapat dibaca pada perhitungan laba rugi yang disusun oleh bank yang bersangkutan, sedangkan rata-rata modal inti dapat dilihat pada perhitungan kewjiban penyediaan modal minimum. Tabel 3.11 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen ROE Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 ROE Perolehan laba Perolehan laba Perolehan laba Perolehan laba Bank mengalami sangat tinggi tinggi cukup tinggi, bank rendah kerugian besar atau rasio ROE atau cendenrung (ROE negatif) berada antara mengalami 0,25% s.d kerugian (ROE 1,25% mengarah negatif) c.) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus: Beban Operasional BOPO = x 100% Pendapatan Operasional Beban angka untuk beban operasional maupun untuk pendapatan operasional dapat dilihat pada perhitungan laba rugi laporan keuangan bank yang bersangkutan. 60

16 Tabel 3.12 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen BOPO Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 BOPO Tingkat efisiensi Tingkat efesiensi Tingkat efesiensi Tingkat efesiensi Tingkat efisiensi sangat baik baik cukup baik atau buruk sangat buruk rasio BOPO berkisar antara 94% sampai dengan 96% Setelah mengetahui peringkat dari tiap komponen rentabilias maka sesuai dengan Surat Edaran BI No.26/23/DPNO maka dibuat kertas kerja dengan criteria penetapan sebagi berikut: Tabel 3.13 Matriks Kiteria Penetapan Faktor Rentabilias Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Secara umum Secara umum Secara umum Secara umum Secara umum kinerja kinerja kinerja kinerja kinerja rentabilitas rentabilitas baik. rentabilitas rentabilitas rentabilitas sangat baik. cukup baik. baik. sangat buruk. Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan rentabilitas rentabilitas rentabilitas rentabilitas rentabilitas sangat tinggi tinggi untuk cukup tinggi rendah untuk sangat rendah untuk mengatisipasi untuk mengatisipasi untuk mengatisipasi potensi kerugian mengatisipasi potensi kerugian mengatisipasi potensi kerugian dan potensi kerugian dan potensi kerugian dan meningkatkan dan meningktakan dan meningkatkan modal. meningktakan modal. meningktakan modal. modal. modal. 61

17 5. Liquidity (Likuiditas) a) Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan Pasiva likuid kurang dari 1 bulan Aktiva likuid < 1 bulan Aktiva likuid < 1 bulan dibanding = Pasiva likuid < 1 bulan Pasiva likuid < 1 bulan Aktiva likuid dan pasiva likuid, 1 bulan dihitung berdasarkan posisi penilaian. Yang termasuk Aktiva likuid < 1 bulan adalah: - Kas - Giro - Sertifikat di Bank Indonesia (SBI) - Antar Bank Aktiva (giro, deposit on call, call money) Sedangkan yang termasuk Pasiva likuid < 1 bulan adalah: - Giro - Tabungan - Deposito - Kewajiban segera - Kewajiban pada bank lain Tabel 3.14 Matriks Kriteria Peringkat Komponen Aktiva Likuid dibanding Pasiva Likuid Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Aktiva likuid disbanding pasiva likuid Sangat likuid Likuid Cukup likuid atau rasio berkisar antara 15% s.d 20% Kurang likuid Tidak likuid 62

18 b) Financial to Deposits Ratio (FDR) Besarnya nilai lfinancial to Deposits Ratio dapat dihitung dengan rumus: Kredit FDR = DanaPihakKetiga Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain). Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antar bank) Suatu bank dikatakan likuid apabila: 1. Bank tersebut memiliki cash assets sebsar kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya. 2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari di atas, tetapi yang bersangkutan mempunyai assets lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu. 3. Bank tersebut memiliki kemampuan untuk menciptakan cash assets baru melaui berbagai bentuk hutang. Tabel 3.15 Matriks Kriteria Peringkat Komponen FDR Komponen Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 FDR 50% < rasio 75% < rasio 85% < rasio < 100% < rasio Rasio > 120% < 75% < 85% 100% atau rasio < 120% < 50% Setelah mengetahui peringkat dari tiap komponen kualitas aktiva produktif maka sesuai dengan Surat Edaran BI No.26/23/DPNO maka dibuat kertas kerja dengan kriteria penetapan sebagi berikut: 63

19 Tabel 3.16 Matriks Kiteria Penetapan Faktor Likuiditas Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5 Secara umum Secara umum Secara umum Secara umum Secara umum kinerja likuiditas kinerja likuiditas kinerja likuiditas kinerja likuiditas kinerja likuiditas sangat baik. baik. Kemampuan cukup baik. kurang baik. kurang baik. Kemampuan likuiditas untuk Kemampuan Kemampuan Kemampuan likuiditas untuk mengatasipasi likuiditas untuk likuiditas untuk likuiditas untuk mengatasipasi kebutuhan mengatasipasi mengatasipasi mengatasipasi kebutuhan likuiditas dan kebutuhan kebutuhan kebutuhan likuiditas sangat penerapan likuiditas dan likuiditas dan likuiditas dan kuat. manajemen rasio penerapan penerapan penerapan likuiditas kuat. manajemen rasio manajemen rasio manajemen rasio likuiditas memadai. likuiditas lemah. likuiditas sangat lemah. Peringkat Komposit Peringkat komposit (composite rating) adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Penentuan peringkat komposit nini dilakukan dengan menetapkan peringkat setiap komponen berdasarkan perhitungan dan analisis. Perhitungan dan analisis dilakukan dengan mempertimbangkan indikator pendukung atau pembanding yang relevan. Kemudian berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap komponen tersebut, ditetapkan peringkat setiap factor. Selanjutnya, berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor ditetapkan peringkat komposit (composite rating). Peringkat komposit di tetapkan sebagai berikut: a. Peringkat 1 (PK-1), mencerminkan bahwa bank tergolong sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan. b. Peringkat 2 (PK-1), mencerminkan bahwa bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun 64

20 bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin. c. Peringkat 3 (PK-1), mencerminkan bahwa bank tergolong cukup baik, namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk, yang dapat terjadi apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif. d. Peringkat 4 (PK-1), mencerminkan bahwa bank tergolong kurang baik, namun terdapat pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, atau bank memeiliki kelemahan keuangan yang serius, atau kombinasi dari kondisi bebrapa factor yang tidak memuaskan. Apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif, baik berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelemahan usahanya. e. Peringkat 5 (PK-1), mencerminkan bahwa bank tergolong tidak baik dan sangat berpengaruh terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahyakan kelangsungan usahanya. 3.6 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Setelah data-data dan hasil analisis selesai dipelajari, maka akan diketahui hasil penilaiannya bagaimana posisi tingkat kesehatan Bank Muamalat Indonesia dan Unit Usaha Syariah Bank Rakyat Indonesia pada periode tahun yang terlihat pada kinerja keuangan dan manjemen perusahaan. Kemudian barulah dapat dilakukan perbandingan dan diketahui bagaimana perbedaan cara penilaian kinerja keuangan dan manajemen bank umum syariah dan unit usaha syariah. Sehingga dapat diketahui aspekaspek apa yang perlu diperhatikan dan diperbaiki bagi masing-masing bank untuk meningkatkan kinerja bank-bank tersebut dan khususnya bagi unit usaha syariah bila ingin melakukan spin off dari bank konvensional sebagai induknya. 65

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) A. Capital (Permodalan) Penilaian pertama adalah aspek permodalan, dimana aspek ini menilai permodalan ang dimiliki bank yang didasarkan pada: 1. Kewajiban

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

Lebih terperinci

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha PENDAHULUAN Bab 9 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS) Penilaian tingkat kesehatan bank secara kuantitatif dilakukan terhadap 6 faktor, yaitu 1. CAPITAL ( Permodalan ), 2. ASSET QUALITY ( Kualitas

Lebih terperinci

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data-data keuangan yang dibutuhkan. Data-data keuangan tersebut dapat diperoleh

Lebih terperinci

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Lebih terperinci

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk dan PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI ABSTRAK Sampai saat ini Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Permodalan (Capital) Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negative kondisi a. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Perbankan a. Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

Citra Dewi ABSTRAK

Citra Dewi ABSTRAK Analisis CAMEL Dalam Menilai Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Studi Kasus: PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk. dan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk) Citra Dewi -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : 1. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan bank adalah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu BAB HI METODE PENELITIAN Pendahuluan Bab ini merupakan bab yang berisi mengenai Metode Penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis di bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang obyek yang akan diteliti

Lebih terperinci

Kualitas Aset (Asset Quality) Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risks)

Kualitas Aset (Asset Quality) Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risks) DAFTAR ISI LAMPIRAN 1 MATRIKS PERHITUNGAN/ANALISIS KOMPONEN FAKTOR Lampiran 1 a Lampiran 1 b Lampiran 1 c Lampiran 1 d Lampiran 1 e Lampiran 1 f Permodalan (Capital) Kualitas Aset (Asset Quality) Manajemen

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 X. KESEHATAN BANK Sebagaimana selayaknya suatu perusahaan yang setiap saat atau secara berkala perlu melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian Tingkat kesehatan bank merupakan cerminan dari kondisi suatu bank yang dilihat dari laporan keuangan. Bank yang sudah go public wajib menerbitkan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2009), laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Muniya Alteza Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Pengertian Bank Menurut Kasmir, secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN PERINGKAT

MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN PERINGKAT Lampiran 2a: Permodalan (Capital) MATRIKS KRITERIA PENETAPAN PERINGKAT FAKTOR PERMODALAN FAKTOR PERINGKAT 1 2 3 4 5 Permodalan (Capital) Tingkat modal secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menurut analisis data termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menganalisis data berbentuk angka. Sedangkan menurut kegunaannya

Lebih terperinci

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 08 & 09 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK Laporan Keuangan Bank Tujuan pembuatan laporan keuangan bank: 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva da jenis aktiva yang dimiliki 2. Memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS Farhani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok ABSTRAK Sektor perbankan mempunyai peranan

Lebih terperinci

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS DAN CAPITAL PADA PT BANK DANAMON INDONESIA TBK PERIODE 2010-2014 Nama : Deni Aulia NPM : 21212826

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK NAMA : Alien Aprilian NPM

Lebih terperinci

BAB II. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kinerja. kinerja keuangan Bank yang telah dilakukan oleh peneliti antara lain:

BAB II. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kinerja. kinerja keuangan Bank yang telah dilakukan oleh peneliti antara lain: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan bank. Adapun penelitian yang pernah dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK KESEHATAN DAN RAHASIA BANK Kesehatan Bank Yaitu kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang

Lebih terperinci

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Lembaga Keuangan 2.1.1 Pengertian Lembaga Keuangan Pengertian lembaga keuangan menurut Iskandar (2008:2) adalah sebagai berikut: Badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kesehatan suatu bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Deskriptif Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing variabel yang diteliti. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia Analisis Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia Ayuningtyas Y.M Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Isna Yuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Rusliansyah Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB 2 TEORI PENUNJANG 2.1. Kerangka Teoritis 1. Kredit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Hermawan Darmawi (2011) Kesehatan Bank merupakan kepentingan semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuann.menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum. No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH

Lebih terperinci

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 dan 11 EMAIL: rowland dot pasaribu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti.

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti. LAMPIRAN 58 Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti 898.031 Modal Pelengkap 420.486 Modal Pelengkap Tambahan 0 2009 Penyertaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kesehatan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa kondisi bank dapat terjaga, sehingga hasil dari penilaian kesehatan bank dapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Laporan keuangan perusahaan mengandung informasi yang sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek dan data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan perbankan periode 2005-2009 dari Bank Indonesia. Objek penelitian untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 2014 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pada semua bank syariah dan bank konvensional yang berada di Bursa Efek Indonesia. Adapun ruang lingkup penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Bank BCA, atau BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Pengertian bank menurut PSAK No. 31 adalah: Suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan mempunyai peranan dan fungsi penting dalam perekonomian suatu negara yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan menyalurkannya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA,Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAN PT BANK CIMB NIAGA,Tbk DAN ENTITAS ANAK MENGGUNAKAN METODE CAMELS Imaniar email: Imaniar_ainq888@yahoo.com Progam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 24 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank wajib

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M

ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M ANALISIS KINERJA KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE CAMELS-M ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan atribut yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek lain. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2017

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2017 ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus Pada BMT Surya Asa Artha Pada Tahun 2015-2016) Oleh: Putri Wahyuni 13061080

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment)

III. METODE PENELITIAN. dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment) 31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskriptif dan evaluatif, yaitu dengan menganalisis penilaian sendiri (self assessment) atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci