BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Persero Pada BUMN Perusahaan BUMN harus tunduk pada ketentuan peraturan pemerintah dan Undangundang Republik Indonesia. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara disingkat BUMN adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 yang diatur sesuai ketentuan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Pada saat ini Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat sehingga digantikan dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun Karena itu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk semula harus mengikuti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995, sejak akhir tahun 2007 harus mengikuti Undang-undang Nomor 40 Tahun Perseroan terbatas yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 dan Undang-undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 1 adalah perseroan yang berbentuk badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan Sejak tanggal 12 September 2007 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk terdaftar dalam perseroan terbuka dengan nomor surat SE.02.03/A.DIR.1671/2007. Maka pada nama perseroan ditambahkan singkatan kata Tbk sesuai yang disebutkan dalam Undang-undang Nomor 1 9

2 Tahun 1995 Pasal 13. Perseroan terbuka berlaku dalam ketentuan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 3 dan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 7. Pengertian dari persero terbuka adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. II.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan untuk BUMN termasuk didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 66 ditetapkan oleh BUMN termasuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Maksud dari Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 66 ayat 3 yaitu laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan dan wajib diaudit. Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan diperiksa oleh kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh BPK untuk membuat laporan tahunan. Laporan tahunan ini harus disampaikan paling lambat 5 bulan. Semua anggota Direksi dan semua anggota Dewan Komisaris harus menandatangani laporan keuangan dan akan dibawa ke RUPS untuk mendapat pengesahan Laporan keuangan yang telah disahkan oleh RUPS akan diserahkan kepada Menteri Negara BUMN sebagai pemegang saham. II.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Sebelum mengadakan analisis terhadap keuangan perusahaan sebaiknya diketahui terlebih dahulu pemahaman mengenai aktivitas-aktivitas dan laporan keuangan secara keseluruhan serta latar belakang dari data keuangan perusahaan, maka itu sebaiknya diketahui makna dari laporan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia (2004) menyatakan bahwa Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, 10

3 laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. (h.2) Selanjutnya menurut Jumingan, Drs., SE., MM. (2006), menyatakan bahwa, Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan (h.04). Laporan keuangan menurut pendapat Weston dan Copeland yang diterjemahkan oleh Waksana, J dan Kibrandoko (1999) adalah Suatu laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat dipakai sebagai dasar untuk penetapan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. (h.17) Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil ringkasan data keuangan yang dapat memberikan informasi keuangan tentang keadaan perusahaan pada suatu periode tertentu, yang dapat dijadikan sebagai salah satu dasar didalam pengambilan keputusan yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. II.2.2 Tujuan Dan Karakteristik Laporan Keuangan IAI (2004) melalui PSAK Buku Satu menyatakan, Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang sangat bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. (h.3) Menurut Munawir (2002) mengatakan, Karakteristik atau sifat laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta yang telah dicatat 11

4 (recorded fact), prinsip-prinsip, kebiasaan kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate), dan pendapat pribadi (personal judgment) (h. 6). Dapat disimpulkan bahwa Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban dan modal. Peranan laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen dan pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dan yang paling penting laporan keuangan juga digunakan, dianalisis, dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan laporan keuangan. II.2.3 Pihak-pihak Yang Menggunakan Laporan Keuangan Secara umum semua pihak yang tertarik untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan disebut Stakeholder. Pemakai laporan keuangan biasanya dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu: 1. Pemakai Internal yaitu pihak dalam perusahaan yang membuat keputusan-keputusan yang secara langsung mempengaruhi operasi internal perusahaan. a. Manajemen perusahaan, Manajemen menggunakan laporan keuangan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas setiap kegiatan, perlu tidaknya kebijakan baru, dan sebagai alat untuk pertanggung jawaban pengelolaan terhadap pemilik. b. Karyawan. Mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa dan kesempatan kerja. 2. Pemakai Eksternal yaitu pihak-pihak diluar perusahaan yang memerlukan laporan keuangan perusahaan. 12

5 a. Pemegang saham. Mereka membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, memprediksi kondisi perusahaan di masa mendatang dan mempertimbangkan untuk menambah atau mengurangi investasi. b. Pemberi pinjaman atau kreditor. Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo dan sejauh mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan. c. Pemasok atau supplier. Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jika ada yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemerintah dan lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional. e. Pelanggan. Mereka tertarik dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. f. Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitas. II.2.4 Jenis-jenis Laporan Keuangan 13

6 Sebelum kita menganalisis atau menginterpretasi Laporan Keuangan sebaiknya kita mengetahui bentuk bentuk maupun prinsip prinsip dari Laporan Keuangan itu sendiri. Adapun beberapa jenis laporan keuangan menurut sumber sumber buku antara satu dengan lainnya tidak selalu sama meskipun memiliki konsep dasar yang sama. Menurut dalam buku Munawir Laporan keuangan adalah pelaporan dari peristiwaperistiwa keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas Laporan Keuangan. (h.5) Dapat disimpulkan Laporan Keuangan terdiri atas : neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas Laporan Keuangan. II Neraca ( Balance Sheet ) IAI (2004) melalui PSAK Buku Satu mengungkapkan bahwa, Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar (h.18). Menurut Jumingan, Drs., SE., MM. (2006), menyatakan Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), hutang (liabilities), dan modal sendiri (owner equity) dari suatu perusahaan pada saat tutup buku (h.13). Dari beberapa pengertian tersebut, maka Penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1) Neraca berisi aktiva / harta, kewajiban / utang, dan ekuitas / modal. 2) Hanya menggambarkan keadaan suatu saat tertentu (saat penyusunannya), jadi neraca tidak berlaku sebelum dan setelah tanggal penyusunannya. 3) Disusun menurut suatu sistematika tertentu. Unsur-Unsur dari Neraca adalah sebagai berikut : 1. Aktiva digolongkan atas : 14

7 a. Aktiva lancar (current assets) Umumnya tersusun sebagai berikut : Kas atau uang tunai (cash), Suratsurat berharga (marketable securities), Wesel tagih (notes receivable), Piutang usaha (account receivable), Persediaan barang dagangan (merchandise inventory), Biaya dibayar dimuka (prepaid expence), Perlengkapan toko (store supplies), Perlengkapan kantor (office supplies). b. Aktiva tidak lancar. Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah : 1) Investasi atau penyertaan jangka panjang (investment) Meliputi : Pemilikan saham jangka panjang, obligasi dan hipotek, Sekuritas dari perusahaan-perusahaan afiliasi dan uang kepada perusahaan tersebut, Tanah yang dimiliki investasi, Uang pertanggungan asuransi jiwa. 2) Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) Meliputi : Goodwill, Hak paten (patent), Merek dagang (trade mark), Hak cipta (copy right), Biaya pendirian (organization cost), Hak monopoli (franchises), Biaya pengembangan software. 3) Aktiva lain-lain (other assets) Meliputi : Piutang jangka panjang, Uang titipan kepada penjual sebagai jaminan kontrak jual beli, Bangunan dalam proses, Tanah dalam penyelesaian, Aktiva tetap yang tidak digunakan, Piutang kepada pemegang saham, Beban yang ditangguhkan. 4) Aktiva yang belum pasti (contingent assets) 15

8 Merupakan aktiva yang belum pasti seperti klaim terhadap perusahaan Asuransi. 2. Kewajiban (liabilities) dapat digolongkan menjadi : a. Hutang atau kewajiban lancar (current liabilities) yang meliputi : Hutang wesel(notes payable) Hutang dagang(account payable) Pendapatan diterima dimuka (unearned revenues) Biaya-biaya yang masih harus dibayar Angsuran hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode akuntansi berjalan. b. Hutang atau kewajiban jangka panjang (longterm liabilities) Hutang obligasi (bond payable) Hutang hipotek (mortgage payable) Pinjaman jangka panjang yang lain. c. Kewajiban lain lain (other liabilities) Pos-pos yang masuk dalam kewajiban lain lain : Kewajiban jangka panjang kepada pegawai staf perusahaan atau perusahaan afiliasi. Nilai pokok dan kewajiban bunga obligasi yang jatuh tempo tetapi belum diklaim Kewajiban jangka panjang untuk program pensiun. Bentuk penyajian neraca ada 2 : 16

9 1. Bentuk laporan (report form) atau stafel, yaitu cara penyajian dengan menempatkan aktiva, kewajiban, modal secara berurutan ke bawah. 2. Bentuk perkiraan T (T account form) atau skontro,yaitu cara penyajian dimana aktiva disajikan disisi kiri, sedangkan kewajiban dan modal disisi kanan. II Laporan Laba-Rugi ( Income Statement ) Menurut Jumingan, Drs., SE., MM. (2006), Laporan laba rugi memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu. (h.04) Penulis menyimpulkan Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban untuk suatu periode tertentu. Bentuk dari laporan laba-rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bentuk langkah tunggal (single-step form) yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua beban dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba atau rugi hanya memerlukan satu langkah yaitu dengan mengurangkan total penghasilan dengan total beban. 2. Bentuk langkah bertahap (multiple-step form) dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. II Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement ) 17

10 IAI (2004) melalui PSAK Buku Satu No 2 mengenai Laporan Arus Kas menyatakan bahwa, Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian dari yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan setiap periode penyajian Laporan Keuangan Laporan arus harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. (h.21-22) Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan untuk menyusun arus kas hanya melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas menurut Aktivitas: 1. Aktivitas operasi, yaitu bagian dari laporan arus kas dimana dilaporkan transaksi kas yang masuk kedalam penentuan laba bersih. 2. Aktivitas investasi, yaitu bagian dari laporan arus kas dimana dilaporkan aktiva yang melibatkan penerimaan kas dari penjualan investasi, aktiva tetap dana pembayaran kas untuk akuisisi investasi dan aktiva tetap. 3. Aktivitas keuangan (pendanaan), yaitu bagian dari laporan arus kas dimana dilaporkan transaksi yang melibatkan penerimaan kas dari penerbitan ekuitas dan surat hutang, surat berharga ekuitas, dan penarikan surat hutang. Terdapat dua metode pelaporan arus kas, yaitu : 1. Metode tidak langsung adalah suatu metode pelaporan arus kas dari aktivitas operasi sebagai laba bersih operasi disesuaikan untuk semua deferral dari penerimaan dan pembayaran kas dimasa lalu dan semua 18

11 actual dari penerimaan dan pengeluaran kas dimasa depan yang diperkirakan. 2. Metode langsung adalah suatu metode pelaporan arus kas dari aktivitas operasi sebagai perbedaan antara penerimaan kas operasi dan pembayaran kas operasi. II Laporan Perubahan Ekuitas. Menurut Jumingan, Drs., SE., MM. (2006) mendefinisikan, Laporan ini memperlihatkan sumber-sumber dari mana modal telah diperoleh dan penggunaan atau pengeluaran modal yang telah dilakukan selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. (h.18) Laporan perubahan ekuitas memberikan ikhtisar tentang hasil aktivitas keuangan suatu perusahaan selama suatu periode (misalnya satu tahun) dan mengemukakan sebab-sebab terjadinya perubahan dalam posisi keuangan. Laporan ini berguna bagi pimpinan perusahaan sebagai alat yang penting dalam mengendalikan modal kerja dan dalam penggunaan modal di masa mendatang. II Catatan (Notes To Financial Statement) Ikatan Akuntan Indonesia (2000) menyatakan, Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atas rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta 19

12 pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. (h.118) II.2.5 Keterbatasan Laporan Keuangan Munawir (2002) menyatakan, Laporan Keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara : 1. Fakta yang telah dicatat (recorded fact) Berarti bahwa Laporan Keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank,jumlah piutang,persediaan barang dagangan,hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accounting convention and postulate) Berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapananggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. 3. Pendapat pribadi (personal judgment) Dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun pengguna dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. II.3 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat berharga dalam menganalisis keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan melaporkan dua hal, yakni posisi keuangan suatu 20

13 perusahaan pada suatu waktu tertentu dan mengenai operasional perusahaan di masa yang lampau. Maka diperlukan analisis laporan keuangan untuk memberikan gambaran mengenai prospek, resiko suatu perusahaan di masa depan dan meningkatkan laba dimasa datang. Dan selain itu untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. II.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Hongren, Harrison, dan Bamber (2002) berpendapat, The use of financial statement analysis is to predict the amount of expected return, and asses the risk associated with those return (p. 107). Dan diterjemahkan menjadi Analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksikan pengembalian dan Untuk mengetahui resiko atas pengembalian. Brigham dan Gapenski (2000) mengatakan, From an investor s standpoint, predicting the future is what financial statement analysis is all about, while from management s standpoint, financial statement is usefull both as a way to anticipate future conditions and, more important, as a starting point actions that will influence the future of events. (p. 47) Diterjemahkan menjadi Dari sudut pandang investor, analisa laporan keuangan adalah memprediksikan masa yang akan datang. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan berguna baik sebagai satu cara untuk mengantisipasi kondisi di masa yang akan datang, dan yang lebih penting adalah sebagai titik awal dari tindakan-tindakan yang akan mempengaruhi kejadian-kejadian yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan salah satu alat atau perangkat yang sangat berguna bagi investor dan manajemen perusahaan untuk mengambil atau membuat suatu keputusan. II.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan 21

14 Menurut Munawir (2002) mengatakan Tujuan analisa laporan keuangan adalah untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas usaha. Dan dengan analisa tersebut akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasilhasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. (h. 31) Yang dimaksud likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Stabilitas usaha adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. II.3.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Mengacu pada pendapat Munawir (2002), ada dua metode analisis laporan keuangan yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu : 1. Metode Horizontal Disebut juga metode analisis dinamis, yaitu analisis dengan cara membandingkan neraca dan laporan laba rugi beberapa tahun terakhir secara berurutan. Analisis horizontal ini digunakan untuk mengetahui perkembangan pos-pos laba rugi dan pos-pos neraca dari satu periode ke periode berikutnya. 22

15 2. Metode Vertikal Disebut juga metode analisis statis, yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode saja, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada satu saat itu saja. Menurut Munawir (2002) terdapat 8 (delapan) teknik analisis yang dapat digunakan dalam analisis laporan keuangan, yaitu : 1. Analisis perbandingan laporan keuangan (Comparative financial statement analysis). Adalah teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Teknik analisis ini juga sering diketahui kenaikan atau penurunan dari masing-masing laporan. 2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan (Trend ratio). Dinyatakan dalam persentase, adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. Dalam menghitung persentase umumnya digunakan tahun pertama sebagai dasar pengukuran. 3. Laporan dengan persentase per komponen (Common size statement or common size percentages or component percentages). Adalah teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihitung dengan jumlah penjualan. 4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 23

16 5. Analisis sumber dan penggunaan kas (Cash flow statement analisis). Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis ini khususnya digunakan dalam mengevaluasi ketentuan kredit dan investasi. Karena analisis ini memfokuskan pada hubungan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. 6. Analisis Ratio (Ratio analisis). Adalah suatu analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca, laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis ratio dapat menghasilkan hubungan yang menyatakan kondisi. 7. Analisis perubahan laba kotor (Gross profit margin). Adalah analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode. Yang lazim atau perubahan laba kotor suatu periode dengan yang dianggarkan untuk periode tersebut. Analisis ini memberikan sudut pandang khusus terhadap performa operasi sebuah perusahaan. 8. Analisis titik impas (Break event analisis). Adalah analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Analisis ini menghasilkan hubungan antara pendapatan dengan pola tindak tanduk biaya untuk pengeluaran-pengeluaran tetap dan variable. II.4 Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio merupakan sebagai alat analisa untuk menjelaskan dan memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama 24

17 apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standar. Khusus untuk BUMN standar analisis rasio keuangan sesuai dengan surat Keputusan Menteri BUMN UU No.100 tahun 2002 tanggal 4 Juni 2002 untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan BUMN khusus aspek Keuangan yang dihitung berdasarkan rasio keuangan. II.4.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Khan dan Jain yang diterjemahkan oleh Sinaga (2002) menjelaskan, Analisis rasio adalah sebuah alat yang digunakan secara luas untuk analisis keuangan. Analisis rasio diartikan sebuah penggunaan rasio-rasio secara sistematis guna menginterprestasikan laporan keuangan sehingga kekuatan maupun kelemahan sebuah perusahaan sebagaimana juga dengan kinerja performa nya dan kondisi keuangan saat ini dapat diketahui (h. 42). Tujuan dari perhitungan analisis rasio keuangan menurut Sawir (2005) adalah Untuk memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dengan menghubungkan unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi (h. 51). Menurut penjelasan-penjelasan dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dirancang untuk menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi guna memberikan gambaran tentang penilaian posisi kinerja keuangannya. II.4.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan Menurut pendapat Weston dan Copeland yang diterjemahkan oleh Kibrandoko dan Waksana, J (1999), analisis rasio keuangan bermanfaat atau berguna sebagai berikut : 1. Bagi manajer, analisis rasio digunakan untuk menganalisis dan mengendalikan serta memperbaiki kinerja perusahaan. 25

18 2. Bagi analis kredit (kreditor), analisis rasio digunakan untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutangnya. 3. Bagi analis sekuritas yaitu analisis terhadap saham, yang bertujuan melihat tingkat efisiensi dan prospek pertumbuhan terhadap perusahaan. 4. Bagi analis obligasi, yaitu yang berkepentingan menganalisis kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok obligasi serta nilai likuidasi aktiva dalam hal terjadinya kepailitan (h. 23). II.4.3 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Pendapat Weston dan Brigham (1998), analisis rasio keuangan memiliki keterbatasanketerbatasan yaitu : 1. Banyaknya divisi pada industri yang sangat berlainan sukar untuk menentukan ratarata industri yang dapat digunakan sebagai bahan pembanding yang tepat. 2. Suatu perusahaan bisa saja mempunyai sejumlah rasio yang kelihatan baik sedangkan lainnya buruk, sehingga sulit menyatakan apakah secara keseluruhan perusahaan ini baik atau buruk. 3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada nilai yang tercatat pada laporan keuangan (neraca) yang mana kerapkali sangat berbeda dari nilai yang sebenarnya, karena itu analisis rasio dari tahun ke tahun harus diinterprestasikan secara cermat dan dengan pertimbangan. 4. Faktor-faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio, misalnya rasio perputaran bagi pabrik pengolah makanan akan sangat berbeda bila persediaan yang digunakan adalah angka persediaan persis sebelum pengalengan selesai atau persediaan persis setelah pengalengan selesai. 26

19 5. Perusahaan dapat menggunakan teknik window dressing untuk membuat laporan keuangan tampak lebih baik dari yang sesungguhnya sehingga kelihatan baik bagi analis kredit. 6. Sebenarnya sukar untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau buruk, misalnya rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan posisi likuiditas yang kuat, tetapi bisa berarti adanya kas yang berlebih yang tentu tidak baik, karena tidak produktif. 7. Perbedaan praktek operasi dan akuntansi dapat menyebabkan distorsi dalam perbandingan. (h. 313). II.5 Analisis Kesehatan Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP- 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni Penilaian tingkat kesehatan dilakukan dengan berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Bandan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, tentang Tata Cara dan Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan. BUMN non jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur. Pada Pasal 4 ayat 2 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang infrastruktur selanjutnya disebut BUMN INFRASTRUKTUR dan BUMN yang bergerak dalam bidang non infrastruktur yang selanjutnya disebut BUMN NON INFRASTRUKTUR. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dalam Surat Keputusan Menteri tersebut dikategorikan termasuk bergerak dibidang non infrastruktur. Maka penulis hanya membahas Tingkat 27

20 Kesehatan BUMN Non Infrastruktur. Penilaian tingkat kesehatan BUMN diatur dalam pasal 3 ayat 2 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, yaitu berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian : Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi. II.5.1 Aspek Keuangan Penilaian aspek keuangan sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, mempunyai bobot 70% dari indikator 100% yang ditetapkan, penilaian dari aspek keuangan dimulai dari 8 rasio keuangan yang dapat dilihat pada tabel berikut : Metode Penilaian : Tabel II.1 Indikator dan bobot aspek keuangan Indikator Bobot Non Infra 1.Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) 20 2.Imbalan Investasi 15 3.Rasio Kas 5 4.Rasio Lancar 5 5.Colection Periods (DSO) 5 6.Perputaran persediaan 5 7.Perputaran total asset 5 8.Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 10 Total Bobot Return On Equity (ROE) Kieso et al. (2004), berpendapat bahwa ROE merupakan Measures profitability of owner s investment (p.201). yang artinya mengukur keuntungan dari investasi pemilik. Menurut Jumingan, Drs., SE., MM. (2006), mengatakan ROE adalah dipergunakan untuk mengetahui kemampuan menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri (h.245). 28

21 Rumus : ROE = Laba (rugi) setelah pajak X 100% Modal sendiri Laba setelah pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva non produktif, aktiva lain-lain, dan saham penyertaan langsung. Modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Setelah dihitung hasil ROE maka diberi skor yang diatur oleh Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yaitu: Tabel II.2 Skor penilaian ROE ROE % Skor Non Infra 15 < ROE < ROE <= < ROE <= < ROE <= ,9< ROE <= ,6< ROE <= 7,9 10 5,3< ROE <= 6,6 8,5 4 < ROE <= 5,3 7 2,5< ROE <= 4 5,5 1 < ROE <= 2,5 4 0 < ROE <= 1 2 ROE < Return On Investment (ROI) Laurance Gitman (2003), berpendapat Measures the overall effectiveness of management in generating profit with its available assets (p.68). Yang artinya untuk mengukur efektifitas manajemen dalam membandingkan keuntungan dengan asset yang ada. Munawir (2002), mengatakan ROI adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan 29

22 dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (h.89) Rumus : ROI = EBIT + Penyusutan X 100% Capital Employed EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva lain-lain, aktiva non produktif, dan saham penyertaan langsung. Penyusutan adalah Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan. Setelah dihitung hasil ROI maka diberi skor yang diatur oleh SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah sebagai berikut : Tabel II.3 Skor penilaian ROI ROI % Skor Non Infra 18 < ROI < ROI <= 18 13,5 13 < ROI <= < ROI <= 13 10,5 10,5< ROI <= < ROI <= 10,5 7,5 7 < ROI <= < ROI <= < ROI <= < ROI <= < ROI <= 1 2 ROI < Cash Ratio (Perputaran Kas) Menurut Agnes Sawir (2001), Rasio kas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancar dengan kas dan setara kas (h.10). Menurut Munawir (2002), Perputaran kas merupakan hasil dari kas ditambah efek dibagi hutang lancar (h.104). 30

23 Rumus : Cash Ratio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek X 100% Current Liabilities Kas, bank dan surat berharga jangka pendek adalah posisi masing-masing pada akhir tahun buku. Current Liabilities adalah posisi seluruh kewajiban Lancar pada akhir tahun buku. Setelah dihitung hasil rasio kas maka diberi skor yang diatur oleh SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yaitu: Tabel II.4 Skor penilaian Cash ratio Cash Ratio = x (%) Skor Non Infra x > = < = x < < = x < < = x < < = x < < = x < Current Ratio / Rasio Lancar Kieso et al. (2004), menyatakan manfaat dari rasio lancar adalah untuk Measures short-term debt-paying ability (p.201). yang artinya mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek. Menurut Munawir (2002), Current ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya (h.72). Rumus : Current Ratio = Current Asset X 100% Current Liabilities Current Asset adalah posisi total aktiva lancar pada akhir tahun buku. Current Liabilities adalah posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku. 31

24 Setelah dihitung hasil Current Ratio maka diberi skor yang diatur oleh SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 adalah sebagai berikut : Tabel II.5 Skor penilaian Current ratio Current Ratio = x (%) Skor Non Infra 125 < = x < = x < < = x < < = x < < = x < 95 1 x < Day Sales Outstanding (DSO) / Collection Periods (CP) Munawir (2002), menafsirkan rasio ini sebagai berikut semakin besar day s receivable suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagih pihutang, dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang (allowance for bad debts) berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar (h.76). Menurut pendapat Jumingan, Drs., SE. (2006), Makin kecil rasio ini semakin baik (h.228). Rumus : Jangka waktu penagihan (DSO) = Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha X 365 hari Total piutang usaha adalah posisi piutang usaha setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku. Total pendapatan usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama tahun buku. Setelah dihitung hasil Jangka waktu penagihan maka diberi skor yang diatur oleh SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002 adalah sebagai berikut: 32

25 Tabel II.6 Skor penilaian CP CP = x (hari) Perbaikan = x (hari) Skor Non Infra x < = 60 x > < x < = < x < = 35 4,5 90 < x < = < x < = < x < = < x < = 25 3,5 150 < x < = < x < = < x < = < x < = 15 2,4 210 < x < = < x < = 10 1,8 240 < x < = < x < = 6 1,2 270 < x < = < x < = 3 0,6 300 < x 0 < x < = 1 0 Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel diatas. 6. Inventory Turn Over (ITO) / Perputaran Persediaan (PP) Munawir (2002), menyatakan Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan (h.78). Menurut Helfert dengan diterjemahkan Wibowo, H. (1997), menyatakan secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi jumlah perputaran semakin baik, karena tingkat persediaan yang rendah sering ditafsirkan sebagai suatu risiko minimal dari persediaan yang tidak dapat dijual dan mengindikasikan pemanfaatan modal yang efisien (h.81). Rumus : Perputaran Persediaan = Total Persediaan Total Pendapatan Usaha X 365 hari Total persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang. Total pendapatan usaha adalah total pendapatan usaha dalam tahun buku yang bersangkutan. 33

26 Setelah dihitung hasil perputaran persediaan maka diberi skor yang diatur oleh SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yaitu: Tabel II.7 Skor penilaian perputaran persediaan PP = x (hari) Perbaikan = x (hari) Skor Non Infra x < = < x 5 60 < x < = < x < = 35 4,5 90 < x < = < x < = < x < = < x < = 25 3,5 150 < x < = < x < = < x < = < x < = 15 2,4 210 < x < = < x < = 10 1,8 240 < x < = < x < = 6 1,2 270 < x < = < x < = 3 0,6 300 < x 0 < x < = 1 0 Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel diatas. 7. Total Asset Turn Over (TATO) / Perputaran Total Aktiva Menurut Jumingan, Drs., SE., MM. (2006), menyatakan Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam total aktiva berputar dalam satu periode (h.228). Agnes Sawir (2001), mengatakan Total asset turn over berfungsi untuk mengukur kemampuan manajemen mengkelola aktiva dalam menghasilkan pendapatan (h.32). Rumus : TATO = Total Pendapatan X 100 % Capital Employed Total pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap. Capital employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan. Setelah dihitung hasil rasio perputaran total aktiva maka diberi skor yang diatur oleh SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yaitu: 34

27 Tabel II.8 Skor penilaian perputaran total asset TATO = x (%) Perbaikan = x (hari) Skor Non Infra 120 < x 20 < x < x < = < x < = 20 4,5 90 < x < = < x < = < x < = 90 5 < x < = 10 3,5 60 < x < = 75 0 < x < = < x < = 60 < x < = 0 2,5 20 < x < = 40 < x < = 0 2 x < = 20 < x < = 0 1,5 Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel diatas. 8. Ratio Total Modal Terhadap Total Asset (TMS thd TA) Munawir (2002), menyatakan Rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan (h.82). Menurut Jumingan, Drs., SE., MM. (2006), Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kecukupan modal guna menutupi kemungkinan kegagalan (h.243). Rumus : Ratio Modal dengan Total Aktiva = Total Modal Sendiri X 100% Total Aktiva Total modal sendiri adalah seluruh komponen modal Sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya. Total asset adalah total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan. Setelah dihitung hasil Rasio perputaran total aktiva maka diberi skor yang diatur oleh SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yaitu: 35

28 Tabel II.9 Skor penilaian Rasio modal sendiri terhadap Total Aktiva TMS thd TA (%) = x Skor Non Infra x < < = x < < = x < < = x < 30 7,25 30 < = x < < = x < < = x < 60 8,5 60 < = x < < = x < 80 7,5 80 < = x < < = x < 100 6,5 II.5.2 Aspek Operasional Penilaian aspek Operasional yang mempunyai bobot 15% dari indikator 100% yang ditetapkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni Indikator yang dinilai meliputi unsur-unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam rangka menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Jumlah indikator aspek operasional yang digunakan untuk penilaian tingkat kesehatan setiap tahunnya minimal 2 (dua) indikator dan maksimal 5 (lima) indikator, dimana apabila dipandang perlu indikator-indikator yang digunakan untuk penilaian dari suatu tahun ke tahun berikutnya dapat berubah. Indikator yang wajib dinilai dan masing-masing bobotnya yaitu Tabel II.10 Indikator dan bobot Aspek Operasional Indikator Bobot Non Infra 1. Pelayanan kepada Masyarakat 3 2.Sumber Daya Manusia 3 3.Inovasi dan Teknologi 3 Total 15 Penilaian terhadap masing-masing indikator dilakukan secara kualitatif dengan kategori penilaian dan penetapan skornya sebagai berikut : - Baik sekali (BS) : skor = 100% x Bobot indikator yang bersangkutan. 36

29 - Baik (B) : skor = 80% x Bobot indikator yang bersangkutan. - Cukup (C) : skor = 50% x Bobot indikator yang bersangkutan. - Kurang (K) : skor = 20% x Bobot indikator yang bersangkutan. Definisi untuk masing-masing kategori penilaian secara umum adalah sebagai berikut : - Baik sekali : Sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau diatas normal baik diukur dari segi kualitas dan kuantitas. - Baik : Mendekati standar normal atau sedikit dibawah standar normal namun telah menunjukkan perbaikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. - Cukup : Masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas dan kuantitas serta mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas. - Kurang : Tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Mekanisme Penilaian Aspek Operasional adalah: a. Penetapan indikator dan penilaian masing-masing bobot - Indikator aspek operasional yang digunakan untuk penilaian setiap tahunnya ditetapkan oleh pada pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahunan perusahaan. - Sebelum pengesahan RKAP tahunan oleh RUPS, Komisaris / Dewan Pengawas wajib menyampaikan usulan tentang indikator aspek operasional yang digunakan untuk penilaian tahun buku yang bersangkutan dan besar bobot masing-masing indikator tersebut kepada Pemegang Saham. 37

30 - Dalam menyampaikan usulan indikator dan besaran bobot tersebut, Komisaris/Dewan Pengawas wajib memberikan justifikasi mengenai masingmasing indikator aspek operasional yang diusulkan untuk digunakan dan dasar pembobotannya. - Dalam pengesahan RKAP sesuai SK Menteri BUMN No : KEP-101/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, RUPS sekaligus menetapkan indikator operasional yang digunakan untuk tahun yang bersangkutan dan masing-masing bobotnya dengan antara lain mempertimbangkan usul Komisaris / Dewan Pengawas. b. Mekanisme penetapan nilai - Sebelum diselenggarakan RUPS pengesahan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, Komisaris / Dewan Pengawas wajib menyampaikan kepada Pemegang Saham penilaian kinerja perusahaan berdasarkan indikator-indikator aspek operasional dan bobot yang telah ditetapkan. - Dalam menyampaikan usulan penilaian tersebut Komisaris / Dewan Pengawas diharuskan memberikan justifikasi atas penilaian masing-masing indikator aspek operasional yang digunakan. - RUPS pengesahan laporan keuangan menetapkan penilaian terhadap aspek operasional yang antara lain memperhatikan usulan Komisaris / Dewan Pengawas. II.5.3 Aspek Administrasi Penilaian aspek Administrasi yang mempunyai bobot 15% dari indikator 100% yang ditetapkan SK Menteri BUMN Nomor 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni Dalam penilaian aspek administrasi, indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah 38

31 Tabel II.11 Indikator dan bobot Aspek Administrasi Metode Penilaian : Indikator Bobot Non Infra 1.Laporan Perhitungan Tahunan 3 2.Rancangan RKAP 3 3.Laporan Periodik 3 4.Kinerja PKBL 6 Total 15 a. Laporan Perhitungan Tahunan - Standar waktu penyampaian perhitungan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus sudah diterima oleh Pemegang Saham paling lambat akhir bulan kelima sejak tanggal tutup buku tahun yang bersangkutan. - Penentuan nilai Tabel II.12 Penilaian waktu penyampaian Laporan Audit Jangka Waktu Laporan Audit Diterima - sampai dengan akhir bulan keempat sejak tahun buku perhitungan tahunan ditutup - sampai dengan akhir bulan kelima sejak tahun buku perhitungan tahunan ditutup - lebih dari akhir bulan kelima sejak tahun buku perhitungan tahunan ditutup Skor b. Rancangan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) - RKAP adalah penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang (RJP) BUMN. RKAPUKK adalah Rncana Kerja dan Anggaran PUKK tahunan. - Sesuai ketentuan pasal 13 PP No 12 tahun 1998 dan pasal 27 PP No 13 tahun 1998, RUPS dalam pengesahan rancangan RKAP tahunan harus sudah diterima 60 hari sebelum memasuki tahun anggaran yang bersangkutan. 39

32 - RUPS melimpahkan kewenangan pengesahan RKAP dan RKAPUKK dimaksud kepada Komisaris selama 2 tahun berturut-turut dinyatakan sehat. - RKAP yang dimaksud dalam KEP-101/MBU/2002 Menteri BUMN yaitu 1. Rencana kerja perusahaan. Memuat penjelasan dan rincian tentang : Misi perusahaan, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan, dan program kegiatan. 2. Anggaran perusahaan. Semua anggaran yang ada didalam perusahaan. 3. Proyeksi keuangan pokok perusahaan. Terdiri dari : Proyeksi neraca, proyeksi laba / rugi, proyeksi arus kas, sumber dan penggunaan data. 4. Proyeksi keuangan pokok anak perusahaan. Terdiri dari : Proyeksi neraca dan proyeksi laba / rugi. 5. Hal-hal lain yang memerlukan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham - Penentuan Nilai (RUPS). Hal-hal lain yang dimaksud yaitu : Penghapusan piutang, penghapusan persediaan, penghapusan aktiva tetap, penghapusan aktiva tetap lainnya, penarikan kredit, pengangunan asset, pemberian pinjaman, kerjasama jangka menengah / panjang dengan dengan pihak ketiga, perubahan modal, penunjukan Direksi & Komisaris anak perusahaan, penghasilan Direksi & Komisaris, dan pembagian tugas Direksi. Tabel II.13 Penilaian waktu penyampaian rancangan RKAP Jangka waktu surat diterima sampai dengan memasuki tahun anggaran yang bersangkutan 2 bulan atau lebih cepat kurang dari 2 bulan Skor 3 0 c. Laporan Periodik 40

33 - Waktu penyampaian laporan. Laporan periodik Triwulanan harus diterima oleh Komisaris / Dewan Pengawas dan Pemegang Saham paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya periode laporan. - Penentuan nilai Tabel II.14 Penilaian waktu penyampaian Laporan Periodik Jumlah keterlambatan dalam 1 tahun lebih kecil atau sama dengan 0 hari 0< x < = 30 hari 0< x < = 60 hari < 60 hari Skor Laporan periodik sekurang-kurangnya terdiri dari : Laporan pelaksanaan RKAP, Laporan pelaksanaan Proyek Pengembangan, Laporan pelaksanaan Anak Perusahaan, Laporan pelaksanaan penugasan (jika ada), Laporan pelaksanaan PUKK. d. Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) Pembinaan usaha kecil dan koperasi (PUKK) sudah digantikan oleh Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) sesuai SK Menteri BUMN No 236 Tahun Pengertian PKBL berdasarkan SK Menteri BUMN No 236 Tahun 2003 Pasal 3 dan 4 yaitu - Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari penyisihan bagian laba setelah pajak sebesar 1% sampai 3%. 41

34 - Program bina lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN diwilayah usaha BUMN melalui pemanfaatan dana dari penyisihan bagian laba setelah pajak maksimal sebesar 1%. Rencana anggaran PKBL memuat : 1. Sumber dana yang tersedia. Adalah saldo dana awal tahun anggaran, alokasi dana PUKK atau PKBL tahun anggaran, pengembalian pokok pinjaman dan bunga yang diterima dalam tahun anggaran. 2. Rencana penggunaan dana sesuai dengan program kegiatan. 3. Pengembalian pokok pinjaman dan bunga yang diterima dalam tahun anggaran. Persero terbuka seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melaksanakan program kemitraan dengan usaha kecil berpedoman pada Keputusan Menteri BUMN Nomor 236 tahun 2003 yang ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS. Syarat dan ketentuan yang dapat ikut serta dalam program kemitraan adalah sebagai berikut : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,- 2) Milik Warga Negara Indonesia. 3) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak atau cabang perusahaan. 4) Berbentuk usaha orang perseorangan dan badan usaha yang tidak berbadan hukum atau yang berbadan hukum termasuk koperasi. 42

35 5) Telah melakukan kegiatan usaha minimal satu tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. Tabel II.15 Indikator yang dinilai dalam PKBL Indikator Bobot Non Infra 1.Efektivitas penyaluran 3 2.Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman 3 TOTAL 6 - Metode penilaian masing-masing indikator. d.1. Efektivitas penyaluran dana. Rumus : Jumlah dana yang disalurkan x 100% Jumlah dana yang tersedia Definisi : - Jumlah dana tersedia adalah seluruh dana pembinaan yang tersedia dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri atas: Saldo awal dan Pengembalian pinjaman Setoran eks pembagian laba yang diterima dalam tahun yang bersangkutan (termasuk alokasi dari dana PKBL BUMN lain) Pendapatan bunga dari pinjaman PKBL - Jumlah dana yang disalurkan sesuai SK Menteri BUMN No 236 Tahun 2003 adalah seluruh dana yang disalurkan kepada usaha kecil dan koperasi dalam tahun yang bersangkutan yang terdiri dari : a. Hibah. yang ditetapkan maksimal 20% dari dana program kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. b. Pinjaman. termasuk dana penjaminan (dana yang dialokasikan untuk menjamin pinjaman usaha kecil dan koperasi kepada Lembaga Keuangan). 43

36 Tabel II.16 Penilaian tingkat penyerapan dana PKBL Penyerapan(%) > s.d s.d. 85 <80 Skor d.2. Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman. Rumus : Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman x 100% Jumlah pinjaman yang disalurkan Definisi : - Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman adalah perkalian antara bobot kolektibilitas (%) dengan saldo pinjaman untuk masing-masing kategori kolektibilitas sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan. Bobot masing-masing tingkat kolektibilitas adalah sebagai berikut: - Lancar 100 % - Kurang lancar 75 % - Ragu-ragu 25 % - Macet 0 % - Jumlah pinjaman yang disalurkan adalah seluruh pinjaman kepada program kemitraan dan program bina lingkungan sampai dengan periode akhir tahun buku yang bersangkutan. Tabel II.17 Penilaian tingkat pengembalian dana PKBL. Tingkat pengembalian (%) > s.d s.d. 40 <10 Skor II.6. Tingkat Kesehatan BUMN Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU2002tanggal 4 Juni

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mahlatin (2008) mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang dengan judul Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang sebelumnya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Brigham (2010:84) Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas

Lebih terperinci

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%) L1 Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROE (%) Skor 15 < ROE 2 13 < ROE < 15 18 11 < ROE < 13 16 9 < ROE < 11 14 7,9 < ROE < 9 12 6,6 < ROE < 7,9

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE ABSTRAK

EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE ABSTRAK EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE 2004-2006 ABSTRAK Krisis ekonomi yang melanda Indonesia memberikan dampak yang cukup besar pada dunia usaha. Kenaikan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberapa ahli. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Didalam mengamati perkembangan suatu perusahaan salah satu aspek yang paling penting adalah bidang keuangannya, Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui BAB II BAHAN RUJUKAN Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. LAPORAN KEUANGAN Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan haruslah mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan menginginkan perusahaannya berkembang, untuk mengetahui perkembangan aktivitas perusahaan maka pemilik perusahaan sangatlah perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli :

BAB II LANDASAN TEORI. pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan. pengertian laporan keuangan dari beberapa para ahli : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Pengertian Bank menurut Global Association of Risk Professionals (GARP) dan Badan Sertifikasi Manajemen resiko (BSMR; 2005:A3) adalah suatu lembaga yang telah memeperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Karakteristik penting akuntansi adalah pengidentifikasian, pegukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang entitas ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Di dalam mengamati perkembangan suatu perusahaan, salah satu aspek yang paling penting adalah Bidang Keuangannya. Dengan melihat aspek keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Fahmi (2013:2) menyatakan bahwa: Laporan Keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, keepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Laporan Keuangan Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut UU No.25 tahun 1992 pengertian koperasi yaitu: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan,

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI A. Penggolongan Akun / Perkiraan Pengertian Akun / rekening (account) adalah tempat untuk mencatat perubahan setiap laporan yang setiap saat dapat menunjukkan saldo pos tersebut.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: Analisis trend

BAB II LANDASAN TEORI. Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: Analisis trend BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Analisis Trend Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: Analisis trend (tendensi posisi) merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu pembahasan singkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi sebuah perusahaan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN 1. Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Asset a. Pengertian Asset Asset merupakan bentuk penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau atas kekayaan atau jasa yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Bagian keuangan atau bagian akuntansi di perusahaan memiliki tugas utama yaitu menyiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut secara umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai Alat Penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang dapat diterjemahkan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti "mengatur (mengelola)".

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 27 Bab 3 Analisis Rasio Keuangan Mahasiswa memahami mengenai jenis laporan keuangan dan mengerti tentang rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai kebijaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2000), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN

Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN SASARAN-SASARAN BELAJAR Merancang jumlah kebutuhan dan sumber permodalan untuk menjalankan usaha; Menyusun proyeksi kinerja keuangan perusahaan; Menganalisis kelayakan perusahaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci