KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara ini disusun dengan mengacu dua sumber hukum, yaitu Peraturan Presiden No 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun dan arahan Presiden terkait penyusunan RKP 2017 tentang fokus prioritas pembangunan 54 kabupaten tertinggal. Buku ini berisi data dan informasi mengenai gambaran umum Kabupaten Pulau Morotai yang menguraikan 6 indikator (perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, infrastruktur, aksesibilitas, keuangan lokal dan karakteristik daerah) dan 27 sub indikator yang menjadi faktor yang mempengaruhi ketertinggalan suatu daerah. Data dan informasi yang disajikan diolah dari sumber data Potensi Desa (PODES) Tahun 2011 dan 2014, Data dan Informasi Kabupaten/Kota Tahun 2010 dan 2013, Indeks Pembangunan Manusia 2010 dan 2013, dan Daerah dalam Angka Tahun Sedangkan data spasial diolah dari sumber data Peta Dasar yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Tahun Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan pembangunan daerah tertinggal bagi stakeholders terkait dalam rangka mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal di Indonesia. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi Helmiati, SH, M.Si i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Metodologi Pengumpulan dan Pengolahan Data Penganalisisan dan Penyajian Data Tim Penyusun 6 BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Konsep Pembangunan Daerah Tertinggal Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal 10 BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN PULAU MOROTAI PROVINSI MALUKU UTARA Administrasi Penduduk Jaringan Jalan Wisata 18 BAB IV PERKEMBANGAN KABUPATEN TERTINGGAL PULAU MOROTAI PROVINSI MALUKU UTARA Perekonomian Masyarakat Sumber Daya Manusia Insfrastruktur Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Utama ii

4 Terluas Aspal/Beton, Diperkeras, Tanah dan Lainnya Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik dan Telepon Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Persentase Desa yang Mempunyai Pasar Tanpa Bangunan Permanen/Semi Permanen Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan per 1000 Penduduk Jumlah SD-SMP Per 1000 Penduduk Kelembagaan atau Keuangan Lokal (Celah Fiskal) Aksesibilitas Rata-rata Jarak Kantor Desa ke Kantor Kabupaten yang Membawahi Persentase Desa dengan Jarak ke Pelayanan Kesehatan > 5 Km Rata-Rata Jarak dari Desa ke Pelayanan Pendidikan Dasar Karakteristik Daerah Persentase Jumlah Desa Rawan Bencana Persentase Jumlah Desa yang Berada di Kawasan Hutan Lindung dan Berlahan Kritis Persentase Jumlah Desa Rawan Konflik 43 BAB V KESIMPULAN 44 DAFTAR PUSTAKA 47 iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Sebaran Daerah Tertinggal Tahun Tabel 2.2. Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal 9 Tabel 3.1. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Pulau Morotai Tahun Tabel 3.2. Jumlah Desa Pantai dan Desa Bukan Pantai di Kabupaten Pulau Morotai 14 Tabel 3.3. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai Tahun Tabel 3.4. Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pulau Morotai per Kecamatan Tahun Tabel 4.1. Persebaran 122 Kabupaten Tertinggal di Indonesia serta Kabupaten Prioritas Pembangunan Tabel 4.2. Persebaran Kabupaten Tertinggal di Provinsi Maluku Utara serta Kabupaten Prioritas Pembangunan Tahun Tabel 4.3. Status Ketertinggalan Desa di Kabupaten Pulau Morotai 24 Tabel 4.4. Persentase Penduduk Miskin dan Konsumsi per Kapita di Kabupaten Pulau Morotai 29 Tabel 4.5. Persentase Angka Harapan Hidup, Rata-rata Lama Sekolah Dan Angka Melek Huruf di Kabupaten Pulau Morotai 30 Tabel 4.6. Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Terluas Aspal/Beton, Diperkeras, Tanah dan Lainnya di Kabupaten Pulau Morotai 31 Tabel 4.7. Jumlah Keluarga Pengguna Listrik dan Telepon di Kabupaten Pulau Morotai 32 Tabel 4.8. Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kabupaten Pulau Morotai 33 iv

6 Tabel 4.9. Persentase Desa yang Mempunyai Pasar Tanpa Bangunan Permanen di Kabupaten Pulau Morotai 34 Tabel Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan per 1000 Penduduk di Kabupaten Pulau Morotai 35 Tabel Jumlah SD-SMP per 1000 Penduduk di Kabupaten Pulau Morotai 36 Tabel Persentase Kelembagaan atau Keuangan Lokal (Celah Fiskal) di Kabupaten Pulau Morotai 37 Tabel Jarak dari Kantor Desa Ke Kabupaten di Kabupaten Pulau Morotai 38 Tabel Persentase Desa dengan Akses Pelayanan Kesehatan > 5 Km di Kabupaten Pulau Morotai 39 Tabel Rata-rata Jarak Kantor Desa Ke Pelayanan Pendidikan (SD-SMP) di Kabupaten Pulau Morotai 41 Tabel Persentase Jumlah Desa Rawan Bencana di Kabupaten Pulau Morotai 41 Tabel Persentase Jumlah Desa yang Berada di Kawasan Lindung dan Berlahan Kritis di Kabupaten Pulau Morotai 43 Tabel Persentase Jumlah Desa Rawan Konflik di Kabupaten Pulau Morotai 43 v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data Spasial Perkembangan Kabupaten Tertinggal 5 Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara 15 Gambar 4.1. Grafik Status Ketertinggalan Desa per Kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai 27 Gambar 4.2. Peta Status Ketertinggalan berdasarkan Indeks Pembangunan Desa Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara 28 vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sumber daya manusia, sosial ekonomi, serta infrastruktur yang tidak merata di Indonesia mengakibatkan adanya perbedaan pencapaian pembangunan di setiap daerah. Daerah dengan pencapaian pembangunan yang rendah dikategorikan sebagai daerah tertinggal dan diperhitungkan memiliki indeks kemajuan pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia di bawah rata-rata indeks nasional. Pada umumnya, daerah tertinggal memiliki faktor geografis yang sulit dijangkau, media komunikasi yang sulit dijangkau, sumber daya manusia dan alam yang rendah berakibat langsung terhadap mata pencaharian penduduk yang tidak memadai. Presiden Joko Widodo pada 4 November 2015 telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun Berdasarkan Perpres tersebut, terdapat 122 kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Maluku. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015, ditetapkan 122 kabupaten tertinggal yang harus ditangani. Penetapan ini merupakan hasil perhitungan pada RPJMN Tahun dimana terdapat 183 kabupaten tertinggal yang melalui upaya percepatan dapat terentaskan sebanyak 70 kabupaten tertinggal, namun pada Tahun 2013 terdapat 9 Daerah Otonom Baru (DOB) pemekaran yang masuk dalam daftar daerah tertinggal, sehingga secara keseluruhan menjadi 122 kabupaten tertinggal. 1

9 Berdasarkan Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 1 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 78 Tahun 2014 tentang percepatan pembangunan daerah tertinggal, bahwa penetapan daerah tertinggal berdasarkan pada 6 (enam) kriteria yaitu Perekonomian Masyarakat, Sumberdaya Manusia, Infrastruktur (sarana dan prasarana), Celah Fiskal, Aksesibilitas dan Karakteristik Daerah, yang terdiri dari 27 sub indikator. Pembuatan Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara dilatarbelakangi oleh arahan presiden terkait penyusunan RKP 2017 (Hasil sidang kabinet 10 Februari 2016). Hasil Sidang tersebut secara garis besar mengarahkan agar pada tahun 2017 penanganan daerah tertinggal fokus terhadap 54 (dari 122) kabupaten tertinggal sehingga dampak yang dihasilkan lebih signifikan. Kabupaten Pulau Morotai yang terletak di Provinsi Maluku menjadi salah satu bagian dari 54 kabupaten tertinggal. Prioritas Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal dalam RKP 2017 terdiri dari empat hal penting yaitu peningkatan SDM dan IPTEK, pengembangan ekonomi lokal, pemenuhan pelayanan dasar publik, peningkatan aksesibilitas/konektivitas. Dari keempat unsur tersebut dibutuhkan kerjasama antar lembaga penyedia data dan pelaksana pembangunan seperti Kemenkeu, Kemendagri, Kemendag, Pemda, LSM, dan K/L lainnya. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memiliki peran strategis baik dalam fungsi koordinasi dan fungsi gap filter pada seluruh Program Prioritas Nasional (Sumber: Paparan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan dalam RKP 2017 oleh Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Kementerian PPN/Bappenas). Dengan adanya peran serta fungsi yang menjadi tugas dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam pembangunan daerah tertinggal, maka salah satu kegiatan yang akan dilakukan Tahun

10 adalah menyediakan data dan informasi detail, lengkap serta informatif mengenai profil Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara Tujuan Membantu menyediakan data dan informasi yang detail, lengkap serta informatif agar dapat mendukung pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk pembangunan daerah tertinggal di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan penyusunan data dan informasi pembangunan daerah tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara meliputi 6 indikator (aspek perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, infrastruktur/sarana prasarana, keuangan lokal, aksesibilitas dan karakteristik daerah) serta 27 sub indikator penetapan daerah tertinggal di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Semua indikator maupun sub indikator akan dibahas lebih detail hingga batas administrasi terkecil di kabupaten yaitu desa/kelurahan Metodologi Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan data dan informasi pembangunan daerah tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara adalah sebagai berikut: Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara merupakan kompilasi data sekunder. Koordinasi dengan unit teknis terkait dilakukan dalam proses pengumpulan data yang terkait dengan pembangunan daerah tertinggal. Pengumpulan data sekunder juga dilakukan melalui koordinasi dengan instasi terkait, khususnya Badan Pusat Statistik untuk memperoleh data Potensi Desa 3

11 Tahun 2011 dan 2014, Provinsi dalam Angka (PDA), Daerah dalam Angka (DDA), Kecamatan dalam Angka (KDA), dan Indeks Pembangunan Desa (IPD). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk meggambarkan keadaan data secara umum. Analisis deskriptif membantu menyederhanakan data dalam jumlah besar dengan cara yang logis. Data diringkas sehingga lebih sederhana dan lebih mudah diinterpretasikan. Pada analisis deskriptif ini terdapat informasi yang bisa diperoleh dari data yang digunakan seperti: 1. Mean (rata-rata) merupakan ukuran rata-rata yang merupakan penjumlahan dari seluruh nilai dibagi jumlah datanya. 2. Median merupakan suatu nilai di mana setengah dari data berada di bawah nilai tersebut dan setengahnya lagi berada atas nilai tersebut setelah nilai itu disusun berurut. Dengan kata lain, median membagi data menjadi dua bagian. 3. Modus merupakan salah satu ukuran rata-rata yang menunjukkan skor atau nilai data yang memiliki frekuensi terbanyak pada suatu distribusi. Modus biasanya digunakan untuk data nominal. 4. Variansi merupakan ukuran variasi yang menunjukkan seberapa jauh data tersebar dari mean (rata-ratanya). Semakin bervariasi data tersebut maka semakin jauh data tersebut tersebar di sekitar meannya. 5. Maksimum merupakan yang paling besar/tinggi dari data. 6. Minimum merupakan nilai yang paling rendah/kecil dari data. Untuk hasil olahan terhadap indikator dan sub indikator akan terbatas pada nilai mean (rata-rata), variansi, nilai maksimum dan nilai 4

12 minimum. Data yang diperoleh untuk pembuatan buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara meliputi 6 indikator dan 27 sub indikator yang disajikan dari hasil olahan secara statistik deskriptif Penganalisisan dan Penyajian Data Dalam penyajian data dan informasi ini, hal penting yang harus diperhatikan adalah angka yang bertambah atau menurun dari setiap sub indikator, berikut disajikan tabel rumusan bertambah atau menurunnya setiap sub indikator. Penyusunan peta tematik memerlukan peta dasar yang digunakan sebagai dasar untuk menempatkan simbol dari tema yang dipetakan. Peta dasar berisi informasi batas administrasi terkecil yaitu desa tahun 2010, sedangkan peta tematik berupa peta Indeks Pembangunan Desa (IPD) tahun Peta yang digunakan sudah dalam bentuk shapefile yang dapat langsung ditampilkan. Input Data Atribut Data Spasial Administrasi Kabupaten Data Spasial Status Ketertinggalan Berdasarkan IPD Software ArcGIS Layout Peta Administrasi Kabupaten Peta Status Ketertinggalan Berdasarkan IPD Output Gambar 1.1. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data Spasial Perkembangan Kabupaten Tertinggal 5

13 1.5. Tim Penyusun Tim Penyusunan Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara terdiri dari: 1. Pengarah Helmiati, S.H., M.Si.; 2. Penanggung Jawab Ir. Elly Sarikit, M.M.; 3. Tim Penyusun Anton Tri Susilo, BE., SE.; Alfandi Pramandaru, S.T.; Esti Afriyani, S.Sos.; Nur Fajriah, S.T.; Dimas Haryoyuda, S.E.; Dina Rosmalia Listya Utami, S.Si. 6

14 BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 2.1. Konsep Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di kawasan Asia Tenggara. Layaknya sebuah negara berkembang, Indonesia tak akan pernah lepas dengan program-program pembangunan baik dalam skala lokal maupun skala nasional. Pada hakikatnya tujuan pembangunan adalah mewujudkan masyarakat yang mempunyai tingkat kesejahteraan sosial yang tinggi. Namun dalam perjalanannya, berbagai kendala masih sering dijumpai. Kesenjangan pembangunan di berbagai sektor masih banyak dijumpai baik antar wilayah, sektor wilayah, maupun antar masyarakat. Kondisi tersebut menjadi salah satu pemicu munculnya pandangan tentang daerah tertinggal yang menandakan belum optimalnya pemerataan pembangunan di Indonesia. Kesenjangan pembangunan terutama terjadi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Salah satu akar dari permasalahan pembangunan di Indonesia adalah strategi pembangunan yang belum tepat. Presiden telah menetapkan 122 daerah tertinggal yang menjadi lokus prioritas pada Tahun Penetapan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun Dalam Perpres tersebut disebutkan bahwa daerah tertinggal merupakan daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Adapun ketertinggalan suatu daerah ditetapkan dengan mempertimbangkan 6 (enam) kriteria utama: 1. Perekonomian masyarakat; 2. Sumber daya manusia; 3. Sarana dan prasarana; 7

15 4. Kemampuan keuangan daerah; 5. Aksesibilitas; dan 6. Karakteristik daerah. Penetapan daerah tertinggal dilakukan berdasarkan usulan menteri dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah yang dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Tabel 2.1. Sebaran Daerah Tertinggal Tahun Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, BPS, Tahun 2015 Pembangunan daerah tertinggal menurut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan komunitas yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. antara lain: Pembangunan di daerah tertinggal perlu memperhatikan isu-isu strategis, 1. Belum optimalnya pembangunan antar sektor yang mengakibatkan lemahnya koordinasi antar pelaku pembangunan; 8

16 2. Regulasi yang bersifat afirmatif terhadap percepatan pembangunan daerah tertinggal belum terintegrasi; 3. Belum optimalnya kerangka sistem kelembagaan yang menempatkan masing-masing pelaku pada tugas, dan fungsi yang jelas; 4. Terbatasnya sarana dan prasarana serta aksesibilitas daerah tertinggal terhadap wilayah cepat tumbuh; 5. Pemanfaatan sumber daya lokal sebagai sumber perekonomian di daerah tertinggal belum optimal; dan 6. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah dan lemahnya kualitas belanja daerah tertinggal. No. Tabel 2.2. Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal Kabupaten Provinsi Daerah Induk Kabupaten Dasar Hukum 1 Pesisir Barat Lampung Lampung Barat UU No. 22 Th Malaka NTT Belu UU No. 3 Th Mahakam Ulu Kalimantan Timur Kutai Barat UU No. 2 Th Banggai Laut Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan UU No. 5 Th Mamuju Tengah Sulawesi Barat Mamuju UU No. 4 Th Pulau Taliabu Maluku Utara Kepulauan Sula UU No. 6 Th Morowali Utara Sulawesi Tengah Morowali UU No. 12 Th Musi Rawas Utara Sumatera Selatan Musi Rawas UU No. 16 Th Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara Konawe UU No. 13 Th 2013 Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, BPS, Tahun

17 2.2. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal yang antara lain meliputi: promosi potensi daerah untuk mempercepat pembangunan di daerah tertinggal, pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan dasar publik, dan pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan infrastruktur yang memadai. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan pembangunan dan mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah tertinggal dan daerah maju. Adapun sasaran strategis yang ingin dicapai dalam pembangunan daerah tertinggal ditujukan untuk mengentaskan minimal 80 (delapan puluh) daerah tertinggal dengan target sebagai berikut: 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-rata 7,24%; 2. Menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi rata-rata 14,00%; 3. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal menjadi rata-rata 69,59%; 4. Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau negatif (<1) sebanyak 80 kabupaten. Mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal, salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui strategi percepatan. Dalam Dokumen STRANAS PPDT Tahun , disebutkan beberapa alternatif strategi percepatan berbasis kewilayahan, antara lain: 1. Pemerintah harus memantapkan kelembagaan untuk meningkatkan urbanisasi perdesaan di wilayah yang sebagaian besar merupakan daerah perdesaan; 10

18 2. Di wilayah yang merupakan daerah tertinggal, pemerintah harus mengembangkan pelayanan dasar secara merata, agar mobilitas masyarakat lebih baik sebagai upaya mempercepat integritas ekonomi antar wilayah; 3. Pemerintah perlu menyediakan tiga instrumen di wilayah yang jauh dari pasar, yaitu: pelayanan infrastruktur wilayah, kelembagaan sosial ekonomi dan insentif ekonomi untuk memantapkan ekonomi lokal; 4. Penyeimbangan perkembangan antar wilayah, melalui: a. Peningkatan kemampuan masyarakat dan kemandirian daerah; b. Pemanfaatan potensi wilayah darat dan laut secara optimal; c. Integrasi ekonomi antara daerah tertinggal dan daerah maju; 5. Penanganan daerah tertinggal dilakukan melalui pendekatan potensi kewilayahan secara terintegrasi dalam kondisi internal pulau-pulau itu sendiri. 11

19 BAB III GAMBARAN UMUM 3.1. Administrasi Pulau Morotai merupakan kabupaten perbatasan yang terletak di ujung utara dari Indonesia bagian timur, kabupaten ini terletak pada posisi 2 o 00 Lintang Utara dan 2 o 40 Lintang Utara, serta 128 o 15 dan 129 o 08 Bujur Timur. Secara geografis, Pulau Morotai terletak di antara Samudera Pasifik dan Pulau Halmahera. Luas Wilayah Pulau Morotai berupa daratan seluas 2.314,90 km 2. Pulau Morotai baru terbentuk pada tahun 2008 dan merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara yang terdiri dari lima wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Morotai Selatan, Morotai Timur, Morotai Selatan Barat, Morotai Utara dan Morotai Jaya. Wilayah Kabupaten Pulau Morotai bagian utara berbatasan dengan Samudera Pasifik, bagian timur berbatasan dengan Laut Halmahera, bagian selatan berbatasan dengan Selat Morotai dan bagian barat berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Laut Halmahera. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Pulau Morotai menurut Kabupaten dalam Angka Tahun 2015 dan 2016 ditampilkan pada Tabel

20 Tabel 3.1. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2016 Luas dan Pembagian Wilayah Menurut Kecamatan/Distrik No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 Presentase ) 1 Morotai Selatan 363,10 15,69 2 Morotai Timur 362,80 15,61 3 Morotai Selatan Barat 731,80 31,61 4 Morotai Utara 448,70 19,38 5 Morotai Jaya 408,50 17,16 Jumlah 2314,90 100,00 Sumber : Administrasi Kabupaten Pulau Morotai Dalam Angka, BPS, Tahun 2016 Pulau Morotai memiliki lima gunung api yaitu Gunung Sabatai, Gunung Para-para dan Gunung Bandera di Morotai Selatan, Gunung batu Putih di Morotai Utara dan Gunung Meja di Morotai Selatan Barat. Selain itu Pulau Morotai juga memiliki enam sungai yaitu Sungai Sangowo dan Sungai Cao yang terdapat di Morotai Selatan, Sungai Tiley dan Sungai Sosolo di Morotai Selatan Barat dan Sungai Yao dan Sungai Mira di Morotai Utara. Sebagian besar desa di Kabupaten Pulau Morotai adalah merupakan desa pantai dengan jumlahnya mencapai 79 desa. Untuk jumlah desa yang berada di Kabupaten Pulau Morotai dapat dilihat dalam tabel 3.2. dimana dalam tabel tersebut terdiri dari desa pantai dan desa bukan pantai. Adapun rinciannya sebagai berikut: 13

21 Tabel 3.2. Jumlah Desa Pantai dan Desa Bukan Pantai di Kabupaten Pulau Morotai Desa Desa Bukan No Kecamatan Jumlah Pantai Pantai 1 Morotai Selatan Morotai Timur Morotai Selatan Barat 4 Morotai Utara Morotai Jaya Jumlah Sumber : Administrasi Kabupaten Pulau Morotai Dalam Angka, BPS, Tahun 2016 Berdasarkan data spasial yang digunakan dalam membuat peta yang bersumber dari data BPS Tahun 2010 masih terdapat ketidaksesuaian jumlah desa. Ketidaksesuaian ini dikarenakan ada beberapa desa yang merupakan hasil dari pemekaran tahun Kecamatan Morotai Selatan mengalami pemekaran dari 20 desa menjadi 25 desa, Kecamatan Morotai Selatan Barat dari 17 desa menjadi 20 desa, Kecamatan Morotai Jaya dari 9 desa menjadi 14 desa, Kecamaran Morotai Utara dari 10 desa menjadi 14 desa dan Kecamatan Morotai Timur dari 8 desa menjadi 15 desa. 14

22 Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara 15

23 3.2. Penduduk Penduduk Kabupaten Pulau Morotai berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, penduduk Kabupaten Pulau Morotai mengalami pertumbuhan sebesar 4,21%. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 105,75. Jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Pulau Morotai adalah Kecamatan Morotai Selatan sebanyak jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pulau Morotai tahun 2015 mencapai 26,23 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk di lima kecamatan cukupberagam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Morotai Selatan dengan kepadatan sebesar 59,46 jiwa/km 2 dan terendah di Kecamatan Morotai Selatan Barat sebesar 16,91 jiwa/km 2. Sementara itu jumlah rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 2,75% dari tahun Tabel 3.3. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2016 No Kecamatan Jenis Kelamin Sex Jumlah Laki-laki Perempuan Rasio 1 Morotai Selatan ,44 2 Morotai Timur ,86 3 Morotai Selatan Barat ,14 4 Morotai Utara ,18 5 Morotai Jaya ,29 Total ,75 Sumber : Pulau Morotai Dalam Angka, BPS, Tahun 2016 Berdasarkan hasil Sensus Penduduk, sex ratio Kabupaten Pulau Morotai adalah sebesar 105,75 yang artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Dari lima kecamatan yang ada di 16

24 Kabupaten Pulau Morotai, dapat dilihat bahwa seluruh kecamatan jumlah penduduk perempuannya lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Tabel 3.4. Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pulau Morotai per Kecamatan Tahun 2016 No Kecamatan Persentase Kepadatan Penduduk Penduduk per km 2 1 Morotai Selatan 35,55 59,46 2 Morotai Timur 13,99 23,42 3 Morotai Selatan Barat 20,37 16,91 4 Morotai Utara 17,39 25,86 5 Morotai Jaya 12,69 17,17 Jumlah ,23 Sumber: Kabupaten Pulau Morotai dan Administrasi Kecamatan, BPS, Tahun 2016 Berdasarkan tabel di atas, tercatat jumlah penduduk Kabupaten Pulau Morotai adalah jiwa dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk sebesar 26,23 jiwa/km 2. Kecamatan Morotai Selatan merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu 59,46 jiwa/km 2 sedangkan Kecamatan Morotai Selatan Barat merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu sebesar 16,91 jiwa/km Jaringan Jalan Transportasi memegang peranan yang sangat strategis dalam memperlancar sektor perekonomian dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman dan efisien serta mampu untuk memadukan transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok daratan guna menunjang pemerataan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional. Untuk mewujudkan transportasi tersebut perlu adanya sarana prasarana yang memadai. Bahwa Pemerintah daerah Kabupaten Pulau Morotai sesuai dengan Undangundang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, berkewajiban 17

25 untuk melancarkan jalannya pemerintahan dan pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang salah satu aspeknya adalah pembangunan dibidang transportasi dan untuk menunjang kegiatan dimaksud, berbagai program dan kegiatan bersumber dari APBD Kabupaten Pulau Morotai yang telah diselenggarakan tahun 2014 pembangunan jalan dan jembatan, terdiri dari 6 kegiatan: a. Pembangunan Jembatan b. Peningkatan Jalan c. Pembangunan Jalan (DAK) d. Pembangunan Jalan Trotoar e. Pembangunan Jalan Trotoar (Lanjutan 2013) 3.4. Wisata Sektor Pariwisata menempati urutan ke dua sektor unggulan yang merupakan salah satu jenis aktifitas ekonomi yang berpotensi dikembangkan menjadi salah satu sektor penggerak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pulau Morotai. Potensi pariwisata utama yang dimiliki daerah ini terutama wisata sejarah peninggalan perang Dunia kedua. Kabupaten Pulau Morotai memiliki nilai historis yang cukup tinggi yang lebih dikenal dengan wilayah peninggalan tentara Amerika pada perang dunia II diantaranya Lapangan terbang Peninggalan Tentara Sekutu dengan 7 Landasan pacunya (Pitoe Street), Taman Makam Pahlawan, Menara Radio Sekutu, Army Dock, Waterpom Sekutu dan Navy Base, Markas Komando Tentara Sekutu di Pulau sum-sum, Wama Airfel, tempat Persembunyian Nakamura, Kuburan Masal Tentara Jepang, Gua Tentara Jepang, Gua Tentara Sekutu, Hill 40 (kode sandi tentara sekutu) dan sisa-sisa kendaraan tempur termasuk kapal perang, pesawat tempur, Amfibi dan berbagai jenis persenjataan serta amunisinya. Potensi wisata lain yang tak kalah menarik adalah wisata alam, dengan sejumlah obyek yang sangat menarik dari daerah-daerah lain di Indonesia. Kepulauan Morotai menyimpan kekayaan dan keelokan alam untuk 18

26 dikembangkan. Obyek wisata di Kabupaten Pulau Morotai ini sangat beragam, mulai dari wisata alam, seperti Pulau Dodola dengan hamparan pasir putih halus yang menghubungi Pulau Dodola Besar dan Pulau Dodola Kecil, begitu pula dengan Pulau Matita dengan lingkaran pasir putih, sejumlah obyek wisata pantai lainnya seperti seperti Pantai Tanjung Pinang, Pantai Sagolo, Kokota River dan Keker River, Pulau Galogalo kecil, Pulau Ngele-ngele Besar dan Pulau Ngelengele Kecil, Pulau Saminyamau Potensi Pariwisata di daerah ini makin lengkap dengan tersedianya Potensi Wisata Budaya seperti tarian tide-tide dan tarian Cakalele yang dapat menjadi daya tarik tambahan bagi para Wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. 19

27 BAB IV PERKEMBANGAN KABUPATEN TERTINGGAL PULAU MOROTAI PROVINSI MALUKU UTARA Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah administrasi Provinsi Maluku Utara. Kabupaten Pulau Morotai menjadi salah satu dari 54 daerah prioritas pembangunan kabupaten tertinggal pada Tahun Di bawah ini akan disajikan beberapa data terkait Provinsi, Kabupaten, jumlah Kecamatan, jumlah desa serta status ketertinggalan berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan. Data persebaran 122 kabupaten tertinggal di Indonesia serta kabupaten yang masuk ke dalam 54 prioritas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Persebaran 122 Kabupaten Tertinggal di Indonesia serta Kabupaten Prioritas Pembangunan 2017 Jumlah Jumlah No Provinsi Kabupaten Prioritas 2017 Kecamatan Desa 1 Aceh Aceh Singkil Sumatera Utara Nias Sumatera Utara Nias Selatan Sumatera Utara Nias Utara Sumatera Utara Nias Barat Sumatera Barat Kepulauan Mentawai Sumatera Barat Solok Selatan Sumatera Barat Pasaman Barat Sumatera Selatan Musi Rawas Sumatera Selatan Musi Rawas Utara Bengkulu Seluma Lampung Lampung Barat Lampung Pesisir Barat Jawa Timur Bondowoso Jawa Timur Situbondo Jawa Timur Bangkalan Jawa Timur Sampang Banten Pandeglang Banten Lebak

28 No Provinsi Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan Desa Nusa Tenggara Barat Lombok Barat Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Sumbawa Nusa Tenggara Barat Dompu Nusa Tenggara Barat Bima Nusa Tenggara Barat Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat Lombok Utara Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Nusa Tenggara Timur Sumba Timur Nusa Tenggara Timur Kupang Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur Belu Nusa Tenggara Timur Alor Nusa Tenggara Timur Lembata Nusa Tenggara Timur Ende Nusa Tenggara Timur Manggarai Nusa Tenggara Timur Rote Ndao Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur Nagekeo Nusa Tenggara Timur Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur Malaka Kalimantan Barat Sambas Kalimantan Barat Bengkayang Kalimantan Barat Landak Kalimantan Barat Ketapang Kalimantan Barat Sintang Kalimantan Barat Kapuas Hulu Kalimantan Barat Melawi Kalimantan Barat Kayong Utara Kalimantan Tengah Seruyan Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara Kalimantan Timur Mahakam Hulu

29 No Provinsi Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan Desa Kalimantan Utara Nunukan Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah Donggala Sulawesi Tengah Toli-Toli Sulawesi Tengah Buol Sulawesi Tengah Parigi Moutong Sulawesi Tengah Tojo Una-Una Sulawesi Tengah Sigi Sulawesi Tengah Banggai Laut Sulawesi Tengah Morowali Utara Sulawesi Selatan Jeneponto Sulawesi Tenggara Konawe Sulawesi Tenggara Bombana Sulawesi Tenggara Konawe Kepulauan Gorontalo Boalemo Gorontalo Pohuwato Gorontalo Gorontalo Utara Sulawesi Barat Polewali Mandar Sulawesi Barat Mamuju Tengah Maluku Maluku Tenggara Barat Maluku Maluku Tengah Maluku Buru Maluku Kepulauan Aru Maluku Seram Bagian Barat Maluku Seram Bagian Timur Maluku Maluku Barat Daya Maluku Buru Selatan Maluku Utara Halmahera Barat Maluku Utara Kepulauan Sula Maluku Utara Halmahera Selatan Maluku Utara Halmahera Timur Maluku Utara Pulau Morotai Maluku Utara Pulau Taliabu Papua Barat Teluk Wondama Papua Barat Teluk Bintuni Papua Barat Sorong Selatan Papua Barat Sorong

30 No Provinsi Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan Desa Papua Barat Raja Ampat Papua Barat Tambrauw Papua Barat Maybrat Papua Merauke Papua Jayawijaya Papua Nabire Papua Kepulauan Yapen Papua Biak Numfor Papua Paniai Papua Puncak Jaya Papua Boven Digoel Papua Mappi Papua Asmat Papua Yahukimo Papua Pegunungan Bintang Papua Tolikara Papua Sarmi Papua Keerom Papua Waropen Papua Supiori Papua Mamberamo Raya Papua Nduga Papua Lanny Jaya Papua Mamberamo Tengah Papua Yalimo Papua Puncak Papua Dogiyai Papua Intan Jaya Papua Pulau Morotai 5 67 Sumber: Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan dalam RKP 2017, Bappenas, Tahun 2016 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015, Kemendagri, Tahun 2015 Dari tabel di atas hanya satu kabupaten yaitu Kabupaten Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara yang termasuk ke dalam 122 Kabupaten Tertinggal. Terdapat 3 dari 6 kabupaten tertinggal di Provinsi Maluku Utara yang masuk dalam 54 kabupaten tertinggal yang menjadi prioritas pembangunan Tahun

31 dan Kabupaten Pulau Morotai merupakan salah satu kabupaten prioritas pembangunan Tahun Tabel 4.2. Persebaran Kabupaten Tertinggal di Provinsi Maluku Utara serta Kabupaten Prioritas Pembangunan Tahun 2017 No Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan/Distrik Desa Halmahera Barat Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Timur Pulau Morotai Pulau Taliabu Sumber: Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan dalam RKP 2017, Bappenas, Tahun 2016 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015, Kemendagri, Tahun 2015 Berdasarkan pengolahan data IPD tahun 2014, Kabupaten Pulau Morotai yang terdiri dari 5 unit Kecamatan/Dsitrik dan 88 unit Desa terbagi menjadi 3 status ketertinggalan, yaitu berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal. Daftar status ketertinggalan berdasarkan data IPD ditampilkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Status Ketertinggalan Desa di 5 Kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai No Kecamatan Kelurahan/ Desa Status 1 Morotai Jaya Aru Tertinggal 2 Bere Bere Kecil Tertinggal 3 Cempaka Tertinggal 4 Cendana Tertinggal 5 Gorugo Tertinggal 6 Hapo Tertinggal 7 Libano Tertinggal 8 Loleo Tertinggal 9 Pangeo Tertinggal 10 Podimor Padange Tertinggal 11 Sopi Tertinggal 12 Sopi Majiko Tertinggal 13 Titigogoli Tertinggal 24

32 No Kecamatan Kelurahan/ Desa Status 14 Towara Tertinggal 15 Aha Berkembang 16 Morotai Selatan Daeo Berkembang 17 Daeo Majiko Berkembang 18 Darame Berkembang 19 Daruba Berkembang 20 Dehegila Berkembang 21 Falila Tertinggal 22 Galo-Galo Tertinggal 23 Gotalamo Berkembang 24 Joubela Berkembang 25 Juanga Berkembang 26 Koloray Tertinggal 27 Mandiri Tertinggal 28 Momojiu Berkembang 29 Morodadi Tertinggal 30 Muhajirin Berkembang 31 Nakamura Tertinggal 32 Pandanga Tertinggal 33 Pilowo Tertinggal 34 Sabala Berkembang 35 Sabatai Baru Berkembang 36 Sabatai Tua Berkembang 37 Totodoku Tertinggal 38 Wawama Berkembang 39 Yayasan Berkembang 40 Morotai Selatan Aru Burung Tertinggal 41 Barat Aru Irian Tertinggal 42 Bobula Tertinggal 43 Cio Dalam Tertinggal 44 Cio Gerong Tertinggal 45 Cio Maloleo Tertinggal 46 Cucumare Tertinggal 47 Leo-Leo Tertinggal 48 Lou Madoro Tertinggal 49 Ngele-Ngele Besar Tertinggal 50 Ngele-Ngele Kecil Tertinggal 51 Posi-Posi Tertinggal 25

33 No Kecamatan Kelurahan/ Desa Status 52 Raja Tertinggal 53 Sami Nyamau Tertinggal 54 Tiley Tertinggal 55 Tiley Pantai Tertinggal 56 Tutuhu Tertinggal 57 Usbar Pantai Tertinggal 58 Waringin Tertinggal 59 Wayabula Berkembang 60 Buho-Buho Tertinggal 61 Morotai Timur Doku Mira Tertinggal 62 Gamlamo Tertinggal 63 Gosoma Maluku Tertinggal 64 Hino Tertinggal 65 Lifao Tertinggal 66 Mira Berkembang 67 Rahmat Tertinggal 68 Sambiki Baru Berkembang 69 Sambiki Tua Tertinggal 70 Sangowo Berkembang 71 Sangowo Barat Berkembang 72 Sangowo Timur Berkembang 73 Seseli Jaya Tertinggal 74 Wewemo Berkembang 75 Bere-Bere Berkembang 76 Morotai Utara Bido Tertinggal 77 Goa Hira Tertinggal 78 Gorua Berkembang 79 Gorua Selatan Berkembang 80 Kenari Tertinggal 81 Korago Tertinggal 82 Loleo Jaya Tertinggal 83 Lusuo Tertinggal 84 Maba Tertinggal 85 Sakita Tertinggal 86 Tanjung Saleh Tertinggal 87 Tawakali Berkembang 88 Yao Tertinggal Sumber: Indeks Pembangunan Desa, Bappenas, Tahun

34 Berdasarkan Tabel 4.3., status ketertinggalan desa per kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai digambarkan pada Gambar 4.1. di bawah ini, kondisi ini dapat menjadi referensi bagi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dalam melaksanakan pembangunan di Tahun 2017, khususnya dalam menentukan prioritas desa yang tepat guna dan tepat sasaran. Gambar 4.1. Grafik Status Ketertinggalan per Kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai Sumber: Indeks Pembangunan Desa, Bappenas, Tahun 2014 Grafik di atas menggambarkan bahwa distrik yang memiiliki desa dengan kategori tertinggal paling banyak berada di Kecamatan Morotai Selatan Barat atau sebesar 22%. Sedangkan untuk kategori berkem bang paling banyak berada di Kecamatan Morotai Selatan atau sebesar 18%. Secara keseluruhan, terdapat 61 desa dengan kategori tertinggal atau jika dinyatakan dalam persentase yaitu sebesar 69%. Sedangkan untuk kategori berkemb ang terdapat 27 desa atau sebesar 31% dari keseluruhan desa yang berada di Kabupaten Pulau Morotai. 27

35 Gambar 4.2. Peta Status Ketertinggalan Berdasarkan Indeks Pembangunan Desa Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara 28

36 4.1. Perekonomian Masyarakat Kriteria perekonomian masyarakat dalam penentuan ketertinggalan suatu daerah terdiri dari sub indikator persentase penduduk miskin dan konsumsi per kapita. Dari sumber data yang diperoleh, satuan wilayah administrasi terkecil dalam persentase tersebut hanya sampai kabupaten. Secara rinci gambaran mengenai perkembangan jumlah keluarga miskin dan konsumsi per kapita di Kabupaten Pulau Morotai disajikan pada Tabel 4.4. berikut: Tabel 4.4. Persentase Penduduk Miskin dan Konsumsi per Kapita di Kabupaten Pulau Morotai No Sub Indikator Tahun 1 Penduduk Miskin 10,59 9, Konsumsi Per Kapita (Rp.) 578,62 587,29 1 Sumber : BPS, Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota, BPS, Tahun 2010 dan 2014 Indeks Pembangunan Manusia (IPM), BPS, Tahun 2010 dan 2014 Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang dilakukan, terlihat bahwa persentase penduduk miskin di Kabupaten Pulau Morotai mengalami penurunan sebesar 13% dari Tahun 2011 ke Sedangkan untuk analisis terhadap sub indikator konsumsi per kapita menunjukkan bahwa di Kabupaten Pulau Morotai mengalami peningkatan sebesar 1% Sumber Daya Manusia Kriteria sumber daya manusia dalam penentuan ketertinggalan suatu daerah terdiri dari sub indikator persentase angka harapan hidu dan rata-rata lama sekolah. Dari sumber data yang diperoleh, satuan wilayah administrasi terkecil dalam persentase tersebut hanya sampai kabupaten. Secara rinci gambaran mengenai angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Pulau Morotai disajikan pada Tabel 4.5. berikut: 29

37 Tabel 4.5. Persentase Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf di Kabupaten Pulau Morotai Tahun No Sub Indikator 1 Angka Harapan Hidup (Th) 65,23 66, Rata-Rata Lama Sekolah (Th) 6,15 7,41 20,49 3 Angka Melek Huruf 93,89 95,45 2 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia, BPS, Tahun 2011 dan 2014 Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang dilakukan, terlihat bahwa persentase ketiga sub indikator sumber daya manusia mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1% untuk angka harapan hidup, 20,49% untuk rata-rata lama sekolah dan 2% untuk angka melek huruf dari Tahun 2011 ke Sehingga secara keseluruhan dapat dilihat bahwa pada indiakator sumber daya manusia mengalami perkembangan Infrastruktur Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Utama Terluas Aspal/Beton, Diperkeras, Tanah dan Lainnya Berdasarkan tabel 4.6. dapat dilihat bahwa persentase desa dengan jenis permukaan terluas aspal/ beton dalam kurun waktu 3 tahun berkurang sebesar 12%. Untuk jenis permukaan terluas diperkeras mengalami penurunan sebesar 69% dengan pengurangan terbanyak berada di Kecamatan Morotai Timur dan Morotai Utara masing-masing sebesar 100%. Rincian data disajikan pada Tabel 4.6. berikut. 30

38 Tabel 4.6. Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Terluas Aspal/Beton dan Diperkeras di Kabupaten Pulau Morotai No Kecamatan Aspal/ Beton Diperkeras 1 Morotai Jaya 0,00 0,00 0 0,00 0, Morotai Selatan 0,52 0, ,20 0, Morotai Selatan barat 0,00 0,00 0 0,35 0, Morotai Timur 0,20 0, ,33 0, Morotai Utara 0,00 0,00 0,57 0, Rata-rata 0,14 0, ,29 0,03-69 No Kecamatan Tanah Lainnya 1 Morotai Jaya 0, % - 0,00-2 Morotai Selatan 0,00 0,76-0,04-3 Morotai Selatan barat 0,10 0,90 800% - 0,05-4 Morotai Timur 0,00 0,73-0,00-5 Morotai Utara 0,00 0,36-0,00 - Rata-rata 0,08 0,75 210% 0,00 0,02 0,00 Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan 2014 Berdasarkan analisis yang dilakukan pada sub indikator persentase desa dengan jenis permukaan utama terluas tanah di Kabupaten Pulau Morotai, dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 3 tahun terjadi pertambahan sebesar 210% yang berarti bahwa permukaan tanahnya semakin luas. Sedangkan untuk permukaan lainnya tidak mengalami perkembangan maupun penurunan karena dalam kurun waktu 3 tahun nilai persentasenya sebesar 0%. Detail datanya disajikan pada Tabel 4.7. berikut Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik dan Telepon Berdasarkan data yang diolah dan dianalisis sub indikator jumlah keluarga pengguna listrik (PLN + Non PLN) di Kabupaten Pulau Morotai, terlihat bahwa perkembangan terbesar terjadi di Kecamatan Morotai Timur ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah pengguna listrik sebesar 31

39 No 49%% dan penurunan terbesar berada di Kecamatan Morotai Jaya sebesar 46%. Dilihat dari nilai rata-rata keluarga pengguna listrik di kabupaten tertinggal di Kabupaten Pulau Morotai pada Tahun 2014 menurun sebesar 4% dibanding Tahun Rincian data disajikan pada Tabel 4.7. berikut. Tabel 4.7. Jumlah Keluarga Pengguna Listrik dan Telepon di Kabupaten Pulau Morotai Jumlah Keluarga Pengguna Listrik (Listrik PLN+Non Telepon Kecamatan PLN) 1 Morotai Jaya Morotai Selatan Morotai Selatan Barat Morotai Timur Morotai Utara Rata-rata Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan 2014 Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan terhadap sub indikator jumlah keluarga pengguna telepon di Kabupaten Pulau Morotai, terlihat bahwa Kecamatan Morotai Selatan mengalami penurunan sebesar 100%. Dalam kurun waktu tiga tahun yaitu tahun 2011 ke tahun 2014 di Kabupaten Pulau Morotai mengalami penurunan sebesar 20% Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan terhadap sub indikator jumlah rumah tangga pengguna air bersih (air kemasan) di Kabupaten Pulau Morotai, terlihat bahwa belum ada keluarga yang menggunakan sumber air yang berasal dari air kemasan sehingga tidak dapat dilakukan analisis persentasenya baik pada tahun 2011 maupun tahun Sedangkan untuk pengguna PDAM dalam kurun waktu tiga tahun meningkat sebesar 20% dengan perkembangan terbesar berada pada 32

40 Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Utara yaitu masing-masing 150%. Adapun rincian datanya disajikan pada Tabel 4.8. berikut: Tabel 4.8. Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kabupaten Pulau Morotai Air Kemasan PDAM Sumur No Kecamatan 1 Morotai Jaya ,00 0,00 0 0,43 0, Morotai Selatan ,16 0, ,40 0, Morotai Selatan Barat ,05 0, ,70 0, Morotai Timur ,13 0, ,33 0, Morotai Utara ,14 0, ,50 0,50 0 Rata-rata , ,47 0,61 38 Sungai/Danau/Kolam Pompa Air Mata Air No Kecamatan 1 Morotai Jaya 0,14 0,07-50% ,00 0,36 2 Morotai Selatan 0,08 0,04-50% ,12 0, Morotai Selatan Barat 0,05 0,00-100% ,05 0, Morotai Timur 0,07 0,00-100% ,00 0, Morotai Utara 0,00 0,00 0% ,07 0, Rata-rata ,02-60% ,05 0,14 40 Air Hujan Lainnya No Kecamatan 1 Morotai Jaya 0,07 0, Morotai Selatan 0,04 0, Morotai Selatan Barat 0,00 0, Morotai Timur 0,00 0, Morotai Utara 0,00 0, Rata-rata 0,02 0, Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan 2014 Untuk pengguna air bersih berupa sumur mengalami peningkatan sebesar 38% dalam kurun waktu tiga tahun yaitu tahun 2011 ke tahun Untuk perkembangan terbesar berada di Kecamatan Morotai timur yaitu sebesar 140%. 33

41 Berdasarkan tabel 4.8. dapat dilihat bahwa untuk jumlah rumah tangga pengguna sungai/danau/kolam mengalami penurunan sebesar 60%. Sedangkan untuk jumlah rumah tangga pengguna mata air meningkat sebesar 40% dan untuk pompa air tidak tersedia datanya sehingga tidak dapat dilakukan analisis. Pada jumlah rumah tangga pengguna air hujan mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2014 sebesar 20%. Sedangkan untuk sumber air bersih lainnya tidak dapat direpresentasikan karena tidak tersedia datanya Persentase Desa yang Mempunyai Pasar Tanpa Bangunan Permanen/Semi Permanen Secara rinci, gambaran mengenai perkembangan desa yang mempunyai pasar tanpa bangunan permanen di daerah tertinggal disajikan pada Tabel 4.9. berikut: Tabel 4.9. Persentase Desa yang Mempunyai Pasar Tanpa Bangunan Permanen di Kabupaten Pulau Morotai No Kecamatan Pasar Tanpa Bangunan Permanen 1 Morotai Jaya 0,00 0,07 2 Morotai Selatan 0,12 0, Morotai Selatan Barat 0,00 0,05 4 Morotai Timur 0,07 0, Morotai Utara 0,00 0,00 0 Rata-rata ,06 7 Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.9. di atas, terlihat bahwa persentase desa yang mempunyai pasar tanpa bangunan permanen di Kabupaten Pulau Morotai, mengalami penurunan terbesar yang terjadi di Kecamatan Morotai Selatan yaitu sebesar 67%. Sedangkan pertambahan desa yang mempunyai pasar tanpa bangunan permanen 34

42 berada di Kecamatan Morotai Timur yaitu sebesar 100%. Nilai rata-rata persentase desa yang mempunyai pasar tanpa bangunan permanen di kabupaten tertinggal di Kabupaten Pulau Morotai menggambarkan adanya pertambahan sebesar 7% dalam kurun waktu 3 tahun yaitu tahun 2011 ke tahun Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan per 1000 Penduduk Berdasarkan table pengumpulan data yang dilakukan terhadap sub indikator jumlah sarana dan prasarana kesehatan per 1000 penduduk di Kabupaten Pulau Morotai, terlihat bahwa di kelima kecamatan di Kabupaten Pulau Morotai tidak mengalami perkembangan baik itu untuk rumah sakit, rumah sakit bersalin dan poliklinik. Adapun rincian disajikan pada Tabel berikut: Tabel Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan Per 1000 Penduduk di Kabupaten Pulau Morotai Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin Poliklinik No Kecamatan 1 Morotai Jaya 0,00 0,00 0 0, ,00-2 Morotai Selatan 0,09 0,09 0 0, ,09-3 Morotai Selatan Barat 0,00 0,00 0 0, ,00-4 Morotai Timur 0,00 0,00 0 0, ,00-5 Morotai Utara 0,00 0,00 0 0, ,00 - Rata-rata 0,02 0,02 0 0, ,02 - Dokter Umum dan Puskesmas Puskesmas Pembantu Dokter Gigi No Kecamatan 1 Morotai Jaya 0,13 0,13 0 0,26 0, ,13 0, Morotai Selatan Morotai Selatan Barat 0,05 0,05 0 0,14 0, ,28 0, ,08 0, ,48 0,48 0 0,08 0, Morotai Timur 0,12 0,12 0 0,24 0, ,12 0,

43 Dokter Umum dan Puskesmas Puskesmas Pembantu Dokter Gigi No Kecamatan 5 Morotai Utara 0,09 0,09 0 0,38 0, ,38 0,09-75 Rata-rata 0,09 0, ,30 0, ,20 0,25 38 Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan 2014 Untuk jumlah prasarana kesehatan per 1000 penduduk (puskesmas) meningkat sebesar 20% dengan peningkatan terbesar berada di Kecamatan Morotai Selatan Barat. Pada jumlah prasarana kesehatan per 1000 penduduk untuk puskesmas pembantu meningkat sebesar 30% dari tahun 2011 ke tahun Jumlah SD-SMP Per 1000 Penduduk Secara rinci gambaran mengenai perkembangan jumlah dokter dan SD-SMP per 1000 penduduk di Kabupaten Pulau Morotai disajikan pada Tabel berikut: Tabel Jumlah SD-SMP Per 1000 Penduduk di Kabupaten Pulau Morotai No Kabupaten Jumlah SD-SMP Per 1000 Penduduk 1 Morotai Jaya Morotai Selatan Morotai Selatan Barat Morotai Timur Morotai Utara Rata-rata Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan 2014 Pada Tabel di atas, terlihat bahwa jumlah dokter umum dan dokter gigi yang mengalami perkembangan terbesar adalah Kecamatan Morotai Selatan yaitu sebesar 167% dengan peningkatan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir adalah 38%. Sedangkan untuk jumlah SD-SMP semua kecamatan mengalami perkembangan dengan nilai terbesar berada di Kecamatan Morotai Timur yaitu sebesar 38%. Jika dilihat dari nilai 36

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal

Daftar Daerah Tertinggal DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN 1101 Simeulue 62,52 62,70 62,75 62,84 62,91 62,98 63,05 63,12 63,21 63,29 63,38 63,46 63,55 63,63 63,72 1102 Aceh Singkil 63,16 64,00 64,27 64,46 64,69 64,92 65,10 65,28 65,58 65,89 66,19 66,49 66,79 67,10

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2

Lebih terperinci

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 Yth. Dari Perihal KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA : Daftar Terlampir M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 : Direktur Daerah,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMBUTAN... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. SAMBUTAN... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 4 1.3 Ruang Lingkup... 4 1.4 Tim Penyusun...

Lebih terperinci

Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah

Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah PUSAT LITBANG INOVASI DAERAH Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah KENAPA SIH HARUS BERINOVASI??? ZAMAN OLD VS ZAMAN NOW... ZAMAN NOW... Selanjutnya??? KALAH DIMAKAN

Lebih terperinci

PELAYANAN DASAR PUBLIK

PELAYANAN DASAR PUBLIK buku data dan informasi PELAYANAN DASAR PUBLIK DAERAH TERTINGGAL PUSAT DATA DAN INFORMASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014 Ir. R.r. AISYAH GAMAWATI, MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MERLYN PARK HOTEL 23 Mei 2017 PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016 Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA Dinamika Bumi sejak 180 Jt th Yang Lalu 2 Bumi Bumi selalu bergerak dinamis, menyebabkan gempa

Lebih terperinci

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Jakarta, Januari 2017 CAPAIAN BANTUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA 17 2014, No.67 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

(DIKETIK dengan Format : Tahoma 11) Jenjang : D3 / D4 / S2 (Pilih salah satu) No. Berkas : (Diisi Panitia) FORMULIR PENDAFTARAN BEASISWA KEMENTERIAN PUPR 2016 Nama Lengkap (Tanpa Gelar) : Tempat, Tanggal

Lebih terperinci

Indeks Ketahanan Konflik Daerah Tertinggal Indonesia ( IKKDTI) Direktorat Pengembangan Daerah Paska Konflik Dirjen PDTu - Kemendesa

Indeks Ketahanan Konflik Daerah Tertinggal Indonesia ( IKKDTI) Direktorat Pengembangan Daerah Paska Konflik Dirjen PDTu - Kemendesa Indeks Ketahanan Konflik Daerah Tertinggal Indonesia ( IKKDTI) Direktorat Pengembangan Daerah Paska Konflik Dirjen PDTu - Kemendesa Yogyakarta, 20 Juli 2017 Pengantar Keragaman Indonesia secara geografis

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA . DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA . DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 AGUSTUS 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Tanggal : 20 Desember 2012 RINCIAN LOKASI DAN ALOKASI DAERAH PENERIMA BANTUAN SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 17 APRIL 2017) NO 1 Provinsi Maluku Utara 2 Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si KATA PENGANTAR Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua ini disusun dengan mengacu dua sumber hukum, yaitu Peraturan Presiden No 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 08 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 30 MARET 2017) NO 1 Provinsi Kalimantan Utara 2 Provinsi

Lebih terperinci

PENGUMUMAN. Nomor: Un.03.PPs/01.1/928/2015

PENGUMUMAN. Nomor: Un.03.PPs/01.1/928/2015 KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG PASCASARJANA Jalan Ir. Soekarno No. 1 Dadaprejo Kota Batu 65323, Telepon (0341) 531133 Faksimile (0341) 531130 Website: http://pasca.uin-malang.ac.id,

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH DAN JUMLAH PIUTANG AWAL DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR DAERAH DAN JUMLAH PIUTANG AWAL DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 5/PMK.07/2014 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG PEMERINTAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH ATAS SISA DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Boalemo 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Bone Bolango 3. Kepala Badan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN PENETAPAN ALOKASI DANA STIMULAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. [Data dan Informasi Penyiapan Pembangunan Daerah Tertinggal]

KATA PENGANTAR. [Data dan Informasi Penyiapan Pembangunan Daerah Tertinggal] KATA PENGANTAR Buku Data dan Informasi Penyiapan Pembangunan Daerah Tertinggal ini disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2015-2019 Kementerian Desa, Pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016)

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.

Lebih terperinci

DAERAH BELUM MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYALURAN DANA DESA TAHAP I DAN TAHAP II

DAERAH BELUM MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYALURAN DANA DESA TAHAP I DAN TAHAP II 1 Kab. Aceh Singkil ditunda laporan belum lengkap 2 Kab. Simeulue ditunda belum ada laporan 3 Kota Sabang ditunda belum ada laporan 4 Kota Langsa ditunda laporan belum lengkap 5 Kab. Aceh Tamiang ditunda

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan AHH dan IPM Provinsi,

Tabel 1. Perkembangan AHH dan IPM Provinsi, Tabel 1. Perkembanan AHH dan IPM Provinsi, 2009-2010 ID Anka Harapan Hidup IPM 11 NANGGRO ACH DARUSSALAM 68,6 68,7 71,31 71,7 12 SUMATRA UTARA 69,35 69,5 73,8 74,19 13 SUMATRA BARAT 69,25 69,5 73,44 73,78

Lebih terperinci

DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS

DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS 2 0 1 5 NO PROVINSI KAB/KOTA 1 Kabupaten Kuningan 2 JAWA BARAT Kabupaten Purwakarta 3 Kabupaten Tasikmalaya 4 Kabupaten Bangkalan 5 Kabupaten Lamongan 6 Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Daftar Program Studi Pilihan Beasiswa Pendidikan Kedinasan dan Vokasi Tahun Ajaran 2016 No Jenjang Studi Perguruan Tinggi Mitra Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Program Studi Magister Sumber Daya Air

Lebih terperinci

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan. Jiwa (Ribu) Persentase (%) 40 37.08 37.53 36.8 35 30 31.98 30.66 31.53 27.8 25 20 15 10 5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016)

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016) DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 001/KEP/M-PDT/I/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 001/KEP/M-PDT/I/2005 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 001/KEP/M-PDT/I/2005 TENTANG STRATEGI NASIONAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Lebih terperinci

PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA

PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan 28 Agustus 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN.. 1 A Latar belakang...

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN Jalan Jenderal Sudirman, Pintu Satu, Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021-57946073 Faks 021-57946072

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI OUTLINE PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAK DASAR HUKUM DAK PRASPEM DAK PRASPEM DAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)

Lebih terperinci

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN KEMENTERIAN DESA, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN NASIONAL PERCEPATAN TAHUN 2015-2019 ? adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN PERDESAAN UNTUK PENETAPAN KAWASAN PERDESAAN MINIMAL

Lebih terperinci

TARGET PROGRES BULANAN PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014

TARGET PROGRES BULANAN PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014 ROMS - 1 (kumulatif) 216 212 4 4 212 2 0 214 0 0 214 2 0 1 Nanggroe Aceh Darussalam 16 16 0 0 16 0 0 16 0 0 16 0 0 1 Aceh Besar 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 2 Pidie 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 3 Bireuen 8 8

Lebih terperinci

PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN

PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN NO Provinsi No Kabupaten/Kota 1 Aceh 12,991 7,812 1 Kab. Aceh Barat 175 139 2 Kab. Aceh Besar 278 230 3 Kab. Aceh Selatan 1,881 1,261 4 Kab. Aceh Singkil 754

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG PENETAPAN DAERAH KHUSUS TAHUN 2012 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS TAHUN 2017

PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS TAHUN 2017 PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS TAHUN 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 ACEH

DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 ACEH DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 No 1 Kab. Aceh Selatan 2 Kab. Aceh Singkil 3 Kab. Aceh Tengah

Lebih terperinci

Program dan kegiatan Kementerian MEMBANGUN DAERAH PINGGIRAN MENJADI SEJAHTERA DAN MANDIRI

Program dan kegiatan Kementerian MEMBANGUN DAERAH PINGGIRAN MENJADI SEJAHTERA DAN MANDIRI Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia MEMBANGUN PINGGIRAN MENJADI SEJAHTERA DAN MANDIRI Program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua ht t p:

Lebih terperinci

PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN 2010-2014 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL A. Pendahuluan Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

Lebih terperinci

DAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH AKHIR JABATAN AKHIR JABATAN

DAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH AKHIR JABATAN AKHIR JABATAN DAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 Jambi 3/8/2010 2 Kalimantan Tengah 4/8/2010 5/6/2010 3 Kalimantan Selatan 5/8/2010 4 Sulawesi Utara 13/08/2010 5 Sumatera Barat

Lebih terperinci

DAFTAR UNDANGAN SOSIALISASI PAMSIMAS 2

DAFTAR UNDANGAN SOSIALISASI PAMSIMAS 2 Lampiran Surat No : UM.02.06-DC/692 Tanggal, 12 November 2012 Daftar Undangan Acara Sosialisasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) 2 DAFTAR UNDANGAN SOSIALISASI PAMSIMAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mendukung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2007, TAHUN ANGGARAN 2008,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN

Lebih terperinci

Rekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/Desa Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 November 2015

Rekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/Desa Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 November 2015 Rekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/ Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 vember 2015 T1 T2 T3 SPM SP2D Nasional 1449 1304 1279 867 818 120 113 20.99 1442 7 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Lebih terperinci

Katalog: 9199018 TNJAUAN RNAL Berdasarkan PDRB KABUPATN/KTA 2011-2015 BUKU 5 PULAU NUSA TNARA, MALUKU, DAN PAPUA BADAN PUSAT STATSTK Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2011-2015 Pulau Nusa

Lebih terperinci

Penduduk Indonesia Sensus Penduduk 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Sensus Penduduk 2010 Katalog BPS: 2102021 No. Publikasi: 03230.1102 ISBN: 978 979 064 269 0 Ukuran Buku: 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman: viii

Lebih terperinci

Pelaksanaan Rembuk Stunting Intervensi Gizi Terintegrasi

Pelaksanaan Rembuk Stunting Intervensi Gizi Terintegrasi Pelaksanaan Rembuk Stunting Intervensi Gizi Terintegrasi Sesi 0.1 Pungkas Bahjuri Ali Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Jakarta, 26 Maret 2018 Latar Belakang Arahan Presiden dan Wapres RI Intervensi

Lebih terperinci

INFORMASI BEASISWA PENDIDIKAN KEDINASAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN AJARAN 2016

INFORMASI BEASISWA PENDIDIKAN KEDINASAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN AJARAN 2016 INFORMASI BEASISWA PENDIDIKAN KEDINASAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN AJARAN 2016 1. Persyaratan Umum a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian PUPR baik yang ditempatkan

Lebih terperinci

DAERAH OTONOM BARU (DOB)

DAERAH OTONOM BARU (DOB) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN KEUANGAN KEPADA DAERAH OTONOM BARU (DOB) Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Integritas

Lebih terperinci

SEKRETARIAT JENDERAL

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL JALAN MEDAN MERDEKATIMUR NOMOR 16 JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELEPON (021) 3519070 (LACAK), FAKSIMILE (021) 3520351 LAMAN www.kkp.qo.id

Lebih terperinci

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks No.357, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN- DPDTT. Daerah Tertinggal. Penetapan. Juknis. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

Angka harapan hidup (jumlah rata-rata tahun. Jumlah infrastruktur kesehatan per Persentase jumlah desa di suatu kabupaten

Angka harapan hidup (jumlah rata-rata tahun. Jumlah infrastruktur kesehatan per Persentase jumlah desa di suatu kabupaten LAMPIRAN 11 Lampiran 1. Daftar Peubah Respon dan Peubah Penjelas Peubah Respon Status Ketertinggalan 1 = agak tertinggal Y 2 = tertinggal 3 = sangat tertinggal 4 = tertinggal sangat parah Peubah Penjelas

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan hingga terselesaikannya laporan ini.

Kata Pengantar. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan hingga terselesaikannya laporan ini. Kata Pengantar Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam menyusun Laporan Akhir Pekerjaan Penyusunan RIPKDA Kabupaten Pulau Morotai yang diselenggarakan

Lebih terperinci

NO HOME_TOWN PROVINSI 1 ACEH BARAT DAYA Aceh 2 ACEH TENGAH Aceh 3 ACEH JAYA Aceh 4 ACEH BESAR Aceh 5 GAYO LUES Aceh 6 PIDIE Aceh 7 ACEH SELATAN Aceh

NO HOME_TOWN PROVINSI 1 ACEH BARAT DAYA Aceh 2 ACEH TENGAH Aceh 3 ACEH JAYA Aceh 4 ACEH BESAR Aceh 5 GAYO LUES Aceh 6 PIDIE Aceh 7 ACEH SELATAN Aceh NO HOME_TOWN PROVINSI 1 ACEH BARAT DAYA Aceh 2 ACEH TENGAH Aceh 3 ACEH JAYA Aceh 4 ACEH BESAR Aceh 5 GAYO LUES Aceh 6 PIDIE Aceh 7 ACEH SELATAN Aceh 8 ACEH TIMUR Aceh 9 ACEH TAMIANG Aceh 10 KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 No. 32/06/94/Th. I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 IPM Provinsi Papua Tahun 2015 Hingga saat ini, pembangunan manusia di Provinsi Papua masih berstatus rendah yang ditunjukkan

Lebih terperinci

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LAKI PEREMPUAN TOTAL AMJ 1 ACEH ACEH SELATAN /04/ ACEH PIDIE JAYA

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LAKI PEREMPUAN TOTAL AMJ 1 ACEH ACEH SELATAN /04/ ACEH PIDIE JAYA NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LAKI PEREMPUAN TOTAL AMJ 1 ACEH ACEH SELATAN 115.396 114.858 230.254 15/04/2018 2 ACEH PIDIE JAYA 78.454 79.134 157.588 03/02/2019 3 ACEH KOTA SUBULUSSALAM 41.203 39.984 81.187

Lebih terperinci

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012 KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012 No. Provinsi Kab/Kota 1 Provinsi Nangroe Aceh Kab. Aceh Barat Darussalam Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Aceh

Lebih terperinci

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT PROVINSI (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT PROVINSI (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PUSKESMAS MENURUT NO. RAWAT INAP NON RAWAT INAP 1 ACEH 149 185 334 2 SUMATERA UTARA 164 406 570 3 SUMATERA BARAT 88 174 262 4 RIAU 75 132 207 5 JAMBI 68 108 176 6 SUMATERA SELATAN 95 224 319 7 BENGKULU

Lebih terperinci

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014 NO NAMA SATKER BADAN KETAHANAN PANGAN, KEMENTERIAN PERTANIAN DKI JAKARTA 1 DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 57, 2008 OTONOMI KHUSUS. PEMERINTAHAN. PEMERINTAH DAERAH. Papua. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842) PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN

TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN Oleh: Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Daerah tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 ( REKAPITULASI KABUPATEN/KOTA PER PROVINSI )

RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 ( REKAPITULASI KABUPATEN/KOTA PER PROVINSI ) RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 ( REKAPITULASI KABUPATEN/KOTA PER PROVINSI ) KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN UNIT ORGANISASI : Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan

Lebih terperinci

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth :

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth : Lampiran Surat No : KL.01.01.01/BIII.1/1022/2017 Kepada Yth : Provinsi Papua Barat 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat 3. Kepala Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

TARIF / BIAYA KIRIM SELURUH INDONESIA TAHUN 2016

TARIF / BIAYA KIRIM SELURUH INDONESIA TAHUN 2016 TARIF / BIAYA KIRIM SELURUH INDONESIA TAHUN 2016 Provinsi Kabupaten / Kota Ongkos Kirim Aceh Kabupaten Aceh Barat 3.200.000 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 3.200.000 Aceh Kabupaten Aceh Besar 3.100.000

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN 7 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BEJE Januari - Desember 2017

BEJE Januari - Desember 2017 Januari - Desember 2017 Aceh Kabupaten Aceh Barat 3.503.500 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 3.503.500 Aceh Kabupaten Aceh Besar 3.382.500 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 3.492.500 Aceh Kabupaten Aceh Selatan 3.492.500

Lebih terperinci

2012,No LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

2012,No LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN 2012,No.689 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BEJE Januari - Desember 2015

BEJE Januari - Desember 2015 Aceh Kabupaten Aceh Barat 3,503,500 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 3,503,500 Aceh Kabupaten Aceh Besar 3,382,500 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 3,492,500 Aceh Kabupaten Aceh Selatan 3,492,500 Aceh Kabupaten

Lebih terperinci

(dalam ribuan rupiah) BIDANG BIDANG SARANA PERDAGANGAN BIDANG TRANSPORTASI TOTAL INFRASTRUKTUR NO DAERAH BIDANG KESEHATAN BIDANG PERTANIAN IRIGASI

(dalam ribuan rupiah) BIDANG BIDANG SARANA PERDAGANGAN BIDANG TRANSPORTASI TOTAL INFRASTRUKTUR NO DAERAH BIDANG KESEHATAN BIDANG PERTANIAN IRIGASI NO DAERAH KESEHATAN PERTANIAN SARANA SUB PASAR SUB 1 Kab. Aceh Besar - - 15.456.200 20.122.375 29.877.625 65.456.200 2 Kab. Aceh Selatan 30.000.000 13.000.000 12.569.800 11.000.000 50.000.000 116.569.800

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 90 s/d 110 HP

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 90 s/d 110 HP 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 20.656.563 17.900.313 2 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 20.656.563 17.900.313 3 Aceh Kabupaten Aceh Besar 20.656.563 17.900.313 4 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 20.656.563 17.900.313

Lebih terperinci

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 40 s/d 50 HP

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 40 s/d 50 HP 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 11.803.750 10.228.750 2 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 11.803.750 10.228.750 3 Aceh Kabupaten Aceh Besar 11.803.750 10.228.750 4 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 11.803.750 10.228.750

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016 NO 1 1 BNN Kab. Aceh Tamiang 2 2 BNN Kab. Pidie 3 3 BNN Kab. Aceh Utara 4 4 BNN Kab. Aceh Besar 5 Aceh 5 BNN Kab. Aceh Barat 6 6 BNN Kab. Subulussalam 7 7 BNN Kab.

Lebih terperinci

No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI SAMPAI KABUPATEN

No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI SAMPAI KABUPATEN ONGKOS KIRIM TRAKTOR 4WD TRAKTOR 4WD MERK ISEKI No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI SAMPAI KABUPATEN 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 20.850.000 2 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 18.900.000

Lebih terperinci

LAPORAN PENETAPAN NIP FORMASI UMUM PER INSTANSI TAHUN 2013

LAPORAN PENETAPAN NIP FORMASI UMUM PER INSTANSI TAHUN 2013 LAPORAN PENETAPAN NIP UMUM PER INSTANSI TAHUN 2013 KEADAAN : 26/02/2016 04:28:59 NO KANREG KODE 1 Pusat 1010 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 17 17 17 0 0 17 0 0 2 Pusat 1020

Lebih terperinci

ONGKOS KIRIM MESIN HPS 60B

ONGKOS KIRIM MESIN HPS 60B ONGKOS KIRIM MESIN HPS 60B MESIN HPS 60 B No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI KABUPATEN TERMASUK PERAKITAN,OLIE & BBM,UJICOBA 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 15.750.000 2 Aceh Kabupaten

Lebih terperinci