KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua ini disusun dengan mengacu dua sumber hukum, yaitu Peraturan Presiden No 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun dan arahan Presiden terkait penyusunan RKP 2017 tentang fokus prioritas pembangunan 54 kabupaten tertinggal. Buku ini berisi data dan informasi mengenai gambaran umum Kabupaten Deiyai yang menguraikan 6 indikator (perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, infrastruktur, aksesibilitas, keuangan lokal dan karakteristik daerah) dan 27 sub indikator yang menjadi faktor yang mempengaruhi ketertinggalan suatu daerah. Data dan informasi yang disajikan diolah dari sumber data Potensi Desa (PODES) Tahun 2011 dan 2014, Data dan Informasi Kabupaten/Kota Tahun 2010 dan 2013, Indeks Pembangunan Manusia 2010 dan 2013, dan Daerah dalam Angka Tahun Sedangkan data spasial diolah dari sumber data Peta Dasar yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Tahun Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan pembangunan daerah tertinggal bagi stakeholders terkait dalam rangka mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal di Indonesia. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi Helmiati, SH, M.Si i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup Metodologi Pengumpulan dan Pengolahan Data Penganalisisan dan Penyajian Data Tim Penyusun 6 BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Konsep Pembangunan Daerah Tertinggal Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal 9 BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA Administrasi Penduduk Jaringan Jalan Wisata 18 BAB IV PERKEMBANGAN KABUPATEN TERTINGGAL DEIYAI PROVINSI PAPUA Perekonomian Masyarakat Sumber Daya Manusia Insfrastruktur 30 ii

4 Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Utama Terluas Aspal/Beton, Diperkeras, Tanah dan Lainnya Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik dan Telepon Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Persentase Desa yang Mempunyai Pasar Tanpa Bangunan Permanen/Semi Permanen Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan per 1000 Penduduk Jumlah SD-SMP Per 1000 Penduduk Kelembagaan atau Keuangan Lokal (Celah Fiskal) Aksesibilitas Rata-rata Jarak Kantor Desa ke Kantor Kabupaten yang Membawahi Persentase Desa dengan Jarak ke Pelayanan Kesehatan > 5 Km Rata-Rata Jarak dari Desa ke Pelayanan Pendidikan Dasar Karakteristik Daerah Persentase Jumlah Desa Rawan Bencana Persentase Jumlah Desa yang Berada di Kawasan Hutan Lindung dan Berlahan Kritis Persentase Jumlah Desa Rawan Konflik 46 BAB V KESIMPULAN 48 DAFTAR PUSTAKA 50 iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Sebaran Daerah Tertinggal Tahun Tabel 2.2. Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal 9 Tabel 3.1. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Deiyai Tahun Tabel 3.2. Penduduk Kabupaten Deiyai menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio Tahun Tabel 3.3. Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Deiyai per Kecamatan Tahun Tabel 3.4. Sarana dan Prasarana Penunjang Transportasi di Kabupaten Deiyai 17 Tabel 4.1. Persebaran 122 Kabupaten Tertinggal di Indonesia serta Kabupaten Prioritas Pembangunan Tabel 4.2. Persebaran Kabupaten Tertinggal di Provinsi Papua serta Kabupaten Prioritas Pembangunan Tahun Tabel 4.3. Status Ketertinggalan Desa di Kabupaten Deiyai 24 Tabel 4.4. Persentase Penduduk Miskin dan Konsumsi per Kapita di Kabupaten Deiyai 28 Tabel 4.5. Persentase Angka Harapan Hidup, Rata-rata Lama Sekolah Dan Angka Melek Huruf di Kabupaten Deiyai 29 Tabel 4.6. Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Terluas Aspal/Beton, Diperkeras, Tanah dan Lainnya di Kabupaten Deiyai 31 Tabel 4.7. Jumlah Keluarga Pengguna Listrik dan Telepon di Kabupaten Deiyai 32 Tabel 4.8. Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kabupaten Deiyai 33 iv

6 Tabel 4.9. Persentase Desa yang Mempunyai Pasar Tanpa Bangunan Permanen di Kabupaten Deiyai 35 Tabel Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan per 1000 Penduduk di Kabupaten Deiyai 36 Tabel Jumlah SD-SMP per 1000 Penduduk di Kabupaten Deiyai 38 Tabel Persentase Kelembagaan atau Keuangan Lokal (Celah Fiskal) di Kabupaten Deiyai 39 Tabel Jarak dari Kantor Desa Ke Kabupaten di Kabupaten Deiyai 39 Tabel Persentase Desa dengan Akses Pelayanan Kesehatan > 5 Km di Kabupaten Deiyai 41 Tabel Rata-rata Jarak Kantor Desa Ke Pelayanan Pendidikan (SD-SMP) di Kabupaten Deiyai 43 Tabel Persentase Jumlah Desa Rawan Bencana di Kabupaten Deiyai 44 Tabel Persentase Jumlah Desa yang Berada di Kawasan Lindung dan Berlahan Kritis di Kabupaten Deiyai 46 Tabel Persentase Jumlah Desa Rawan Konflik di Kabupaten Deiyai 46 v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data Spasial Perkembangan Kabupaten Tertinggal 5 Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua 14 Gambar 4.1. Grafik Status Ketertinggalan Desa per Kecamatan di Kabupaten Deiyai 26 Gambar 4.2. Peta Status Ketertinggalan berdasarkan Indeks Pembangunan Desa Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua 27 vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sumber daya manusia, sosial ekonomi, serta infrastruktur yang tidak merata di Indonesia mengakibatkan adanya perbedaan pencapaian pembangunan di setiap daerah. Daerah dengan pencapaian pembangunan yang rendah dikategorikan sebagai daerah tertinggal dan diperhitungkan memiliki indeks kemajuan pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia di bawah rata-rata indeks nasional. Pada umumnya, daerah tertinggal memiliki faktor geografis yang sulit dijangkau, media komunikasi yang sulit dijangkau, sumber daya manusia dan alam yang rendah berakibat langsung terhadap mata pencaharian penduduk yang tidak memadai. Presiden Joko Widodo pada 4 November 2015 telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun Berdasarkan Perpres tersebut, terdapat 122 kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015, ditetapkan 122 kabupaten tertinggal yang harus ditangani. Penetapan ini merupakan hasil perhitungan pada RPJMN Tahun dimana terdapat 183 kabupaten tertinggal yang melalui upaya percepatan dapat terentaskan sebanyak 70 kabupaten tertinggal, namun pada Tahun 2013 terdapat 9 Daerah Otonom Baru (DOB) pemekaran yang masuk dalam daftar daerah tertinggal, sehingga secara keseluruhan menjadi 122 kabupaten tertinggal. Berdasarkan Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 1 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 78 Tahun 2014 tentang 1

9 percepatan pembangunan daerah tertinggal, bahwa penetapan daerah tertinggal berdasarkan pada 6 (enam) kriteria yaitu Perekonomian Masyarakat, Sumberdaya Manusia, Infrastruktur (sarana dan prasarana), Celah Fiskal, Aksesibilitas dan Karakteristik Daerah, yang terdiri dari 27 sub indikator. Pembuatan Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua dilatarbelakangi oleh arahan presiden terkait penyusunan RKP 2017 (Hasil sidang kabinet 10 Februari 2016). Hasil Sidang tersebut secara garis besar mengarahkan agar pada tahun 2017 penanganan daerah tertinggal fokus terhadap 54 (dari 122) kabupaten tertinggal sehingga dampak yang dihasilkan lebih signifikan. Kabupaten Deiyai yang terletak di Provinsi Papua menjadi salah satu bagian dari 54 kabupaten tertinggal. Prioritas Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal dalam RKP 2017 terdiri dari empat hal penting yaitu peningkatan SDM dan IPTEK, pengembangan ekonomi lokal, pemenuhan pelayanan dasar publik, peningkatan aksesibilitas/konektivitas. Dari keempat unsur tersebut dibutuhkan kerjasama antar lembaga penyedia data dan pelaksana pembangunan seperti Kemenkeu, Kemendagri, Kemendag, Pemda, LSM, dan K/L lainnya. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memiliki peran strategis baik dalam fungsi koordinasi dan fungsi gap filter pada seluruh Program Prioritas Nasional (Sumber: Paparan Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan dalam RKP 2017 oleh Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal Kementerian PPN/Bappenas). Dengan adanya peran serta fungsi yang menjadi tugas dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam pembangunan daerah tertinggal, maka salah satu kegiatan yang akan dilakukan Tahun 2016 adalah menyediakan data dan informasi detail, lengkap serta informatif mengenai profil Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua. 2

10 1.2. Tujuan Membantu menyediakan data dan informasi yang detail, lengkap serta informatif agar dapat mendukung pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk pembangunan daerah tertinggal di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan penyusunan data dan informasi pembangunan daerah tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua meliputi 6 indikator (aspek perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, infrastruktur/sarana prasarana, keuangan lokal, aksesibilitas dan karakteristik daerah) serta 27 sub indikator penetapan daerah tertinggal di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua. Semua indikator maupun sub indikator akan dibahas lebih detail hingga batas administrasi terkecil di kabupaten yaitu desa/kelurahan Metodologi Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan data dan informasi pembangunan daerah tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua adalah sebagai berikut: Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua merupakan kompilasi data sekunder. Koordinasi dengan unit teknis terkait dilakukan dalam proses pengumpulan data yang terkait dengan pembangunan daerah tertinggal. Pengumpulan data sekunder juga dilakukan melalui koordinasi dengan instasi terkait, khususnya Badan Pusat Statistik untuk memperoleh data Potensi Desa Tahun 2011 dan 2014, Provinsi dalam Angka (PDA), Daerah dalam Angka (DDA), Kecamatan dalam Angka (KDA), dan Indeks Pembangunan Desa (IPD). 3

11 Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk meggambarkan keadaan data secara umum. Analisis deskriptif membantu menyederhanakan data dalam jumlah besar dengan cara yang logis. Data diringkas sehingga lebih sederhana dan lebih mudah diinterpretasikan. Pada analisis deskriptif ini terdapat informasi yang bisa diperoleh dari data yang digunakan seperti: 1. Mean (rata-rata) merupakan ukuran rata-rata yang merupakan penjumlahan dari seluruh nilai dibagi jumlah datanya. 2. Median merupakan suatu nilai di mana setengah dari data berada di bawah nilai tersebut dan setengahnya lagi berada atas nilai tersebut setelah nilai itu disusun berurut. Dengan kata lain, median membagi data menjadi dua bagian. 3. Modus merupakan salah satu ukuran rata-rata yang menunjukkan skor atau nilai data yang memiliki frekuensi terbanyak pada suatu distribusi. Modus biasanya digunakan untuk data nominal. 4. Variansi merupakan ukuran variasi yang menunjukkan seberapa jauh data tersebar dari mean (rata-ratanya). Semakin bervariasi data tersebut maka semakin jauh data tersebut tersebar di sekitar meannya. 5. Maksimum merupakan yang paling besar/tinggi dari data. 6. Minimum merupakan nilai yang paling rendah/kecil dari data. Untuk hasil olahan terhadap indikator dan sub indikator akan terbatas pada nilai mean (rata-rata), variansi, nilai maksimum dan nilai minimum. Data yang diperoleh untuk pembuatan buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua 4

12 meliputi 6 indikator dan 27 sub indikator yang disajikan dari hasil olahan secara statistik deskriptif Penganalisisan dan Penyajian Data Dalam penyajian data dan informasi ini, hal penting yang harus diperhatikan adalah angka yang bertambah atau menurun dari setiap sub indikator, berikut disajikan tabel rumusan bertambah atau menurunnya setiap sub indikator. Penyusunan peta tematik memerlukan peta dasar yang digunakan sebagai dasar untuk menempatkan simbol dari tema yang dipetakan. Peta dasar berisi informasi batas administrasi terkecil yaitu desa tahun 2010, sedangkan peta tematik berupa peta Indeks Pembangunan Desa (IPD) tahun Peta yang digunakan sudah dalam bentuk shapefile yang dapat langsung ditampilkan. Input Data Atribut Data Spasial Administrasi Kabupaten Data Spasial Status Ketertinggalan Berdasarkan IPD Software ArcGIS Layout Peta Administrasi Kabupaten Peta Status Ketertinggalan Berdasarkan IPD Output Gambar 1.1. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data Spasial Perkembangan Kabupaten Tertinggal 5

13 1.5. Tim Penyusun Tim Penyusunan Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua terdiri dari: 1. Pengarah Helmiati, S.H., M.Si.; 2. Penanggung Jawab Ir. Elly Sarikit, M.M.; 3. Tim Penyusun Ria Fajarianti, SE., MM.; Alfandi Pramandaru, S.T.; Esti Afriyani, S.Sos.; Nur Fajriah, S.T.; Dimas Haryoyuda, S.E.; Dina Rosmalia Listya Utami, S.Si. 6

14 BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 2.1. Konsep Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di kawasan Asia Tenggara. Layaknya sebuah negara berkembang, Indonesia tak akan pernah lepas dengan program-program pembangunan baik dalam skala lokal maupun skala nasional. Pada hakikatnya tujuan pembangunan adalah mewujudkan masyarakat yang mempunyai tingkat kesejahteraan sosial yang tinggi. Namun dalam perjalanannya, berbagai kendala masih sering dijumpai. Kesenjangan pembangunan di berbagai sektor masih banyak dijumpai baik antar wilayah, sektor wilayah, maupun antar masyarakat. Kondisi tersebut menjadi salah satu pemicu munculnya pandangan tentang daerah tertinggal yang menandakan belum optimalnya pemerataan pembangunan di Indonesia. Kesenjangan pembangunan terutama terjadi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Salah satu akar dari permasalahan pembangunan di Indonesia adalah strategi pembangunan yang belum tepat. Presiden telah menetapkan 122 daerah tertinggal yang menjadi lokus prioritas pada Tahun Penetapan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun Dalam Perpres tersebut disebutkan bahwa daerah tertinggal merupakan daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Adapun ketertinggalan suatu daerah ditetapkan dengan mempertimbangkan 6 (enam) kriteria utama: 1. Perekonomian masyarakat; 2. Sumber daya manusia; 3. Infrastruktur; 7

15 4. Kemampuan keuangan daerah; 5. Aksesibilitas; dan 6. Karakteristik daerah. Penetapan daerah tertinggal dilakukan berdasarkan usulan menteri dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah yang dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Tabel 2.1. Sebaran Daerah Tertinggal Tahun Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, BPS, Tahun 2015 Pembangunan daerah tertinggal menurut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan komunitas yang kualitas hidupnya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. antara lain: Pembangunan di daerah tertinggal perlu memperhatikan isu-isu strategis, 1. Belum optimalnya pembangunan antar sektor yang mengakibatkan lemahnya koordinasi antar pelaku pembangunan; 8

16 2. Regulasi yang bersifat afirmatif terhadap percepatan pembangunan daerah tertinggal belum terintegrasi; 3. Belum optimalnya kerangka sistem kelembagaan yang menempatkan masing-masing pelaku pada tugas, dan fungsi yang jelas; 4. Terbatasnya sarana dan prasarana serta aksesibilitas daerah tertinggal terhadap wilayah cepat tumbuh; 5. Pemanfaatan sumber daya lokal sebagai sumber perekonomian di daerah tertinggal belum optimal; dan 6. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah dan lemahnya kualitas belanja daerah tertinggal. Tabel 2.2. Daerah Otonom Baru yang Menjadi Daerah Tertinggal No. Kabupaten Daerah Induk Provinsi Kabupaten Dasar Hukum 1 Pesisir Barat Lampung Lampung Barat UU No. 22 Th Malaka NTT Belu UU No. 3 Th Mahakam Ulu Kalimantan Timur Kutai Barat UU No. 2 Th Banggai Laut Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan UU No. 5 Th Mamuju Tengah Sulawesi Barat Mamuju UU No. 4 Th Pulau Taliabu Maluku Utara Kepulauan Sula UU No. 6 Th Morowali Utara Sulawesi Tengah Morowali UU No. 12 Th Musi Rawas Utara Sumatera Selatan Musi Rawas UU No. 16 Th Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara Konawe UU No. 13 Th 2013 Sumber: Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, BPS, Tahun Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal yang antara lain meliputi: promosi potensi daerah untuk mempercepat pembangunan di daerah tertinggal, pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan dasar publik, dan pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber daya 9

17 manusia yang berkualitas dan infrastruktur yang memadai. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan pembangunan dan mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah tertinggal dan daerah maju. Adapun sasaran strategis yang ingin dicapai dalam pembangunan daerah tertinggal ditujukan untuk mengentaskan minimal 80 (delapan puluh) daerah tertinggal dengan target sebagai berikut: 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-rata 7,24%; 2. Menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi rata-rata 14,00%; 3. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal menjadi rata-rata 69,59%; 4. Indeks komposit pembangunan daerah tertinggal di bawah satu atau negatif (<1) sebanyak 80 kabupaten. Mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal, salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui strategi percepatan. Dalam Dokumen STRANAS PPDT Tahun , disebutkan beberapa alternatif strategi percepatan berbasis kewilayahan, antara lain: 1. Pemerintah harus memantapkan kelembagaan untuk meningkatkan urbanisasi perdesaan di wilayah yang sebagaian besar merupakan daerah perdesaan; 2. Di wilayah yang merupakan daerah tertinggal, pemerintah harus mengembangkan pelayanan dasar secara merata, agar mobilitas masyarakat lebih baik sebagai upaya mempercepat integritas ekonomi antar wilayah; 3. Pemerintah perlu menyediakan tiga instrumen di wilayah yang jauh dari pasar, yaitu: pelayanan infrastruktur wilayah, kelembagaan 10

18 sosial ekonomi dan insentif ekonomi untuk memantapkan ekonomi lokal; 4. Penyeimbangan perkembangan antar wilayah, melalui: a. Peningkatan kemampuan masyarakat dan kemandirian daerah; b. Pemanfaatan potensi wilayah darat dan laut secara optimal; c. Integrasi ekonomi antara daerah tertinggal dan daerah maju; 5. Penanganan daerah tertinggal dilakukan melalui pendekatan potensi kewilayahan secara terintegrasi dalam kondisi internal pulau-pulau itu sendiri. 11

19 BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DEIYAI PROVINSI PAPUA 3.1. Administrasi Kabupaten Deiyai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Paniai, diresmikan sebagai kabupaten baru dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 55 Tahun Kabupaten Deiyai secara geografis terletak pada ,12 Lintang Selatan dan ,32" Bujur Timur diketinggian 1700 meter diatas permukaan laut. Ibu kota kabupaten ini berada di Distrik Tigi dan kantor Bupati yang berada di Kota Waghete yang terletak dipinggir Danau Purba yang berada di Provinsi Papua, yakni Danau Tigi, wilayah Tigi merupakan satuan lembah dengan kemiringan 0-15%, sedangkan Kota Waghete sendiri secara keseluruhan kondisi topografi wilayahnya cukup bervariasai yaitu antara 0 s/d 45% kemiringan >45% terlihat disekitar area rencana pengembangan bandara disekitar wilayah tengah dan utara, kemiringan relatif datar 0-15% terlihat dibagian selatan, utara dan terutama disekitar Danau Tigi. Berdasarkan Undang-undang RI No 55 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Deiyai di Provinsi Papua, seperti yang tercantum pada bab sebelumnya di bagian ketiga tentang Batas Wilayah pada Pasal 5 Ayat 1, Kabupaten Deiyai mempunyai batas wilayah berikut: Batas Utara Batas Selatan : Batas Barat Batas Timur : Distrik Yatamo Kabupaten Paniai; : Distrik Mimika Timur dan Distrik Mimika Barat Kabupaten Mimika; Distrik Kamu Selatan dan Distrik Kamu Timur Kabupaten Dogiyai; : Distrik Paniai Timur Kabupaten Paniai. Wilayah Kabupaten Deiyai terdiri dari lima kecamatan/distrik,yaitu Kecamatan/Distrik Tigi, Kapiraya, Tigi Barat, Tigi Timur dan Bowobado. Luas 12

20 Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Deiyai menurut Kecamatan dalam Angka Tahun 2008 dan 2010 ditampilkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Deiyai Tahun 2010 Luas dan Pembagian Wilayah Menurut Kecamatan/Distrik No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Presentase (%) 1 Tigi 55,579 3,025 2 Kapiraya 309,585 16,854 3 Tigi Barat 190,683 10,381 4 Tigi Timur 794,138 43,233 5 Bowobado 486,862 26,505 Jumlah 1.836, Sumber : Administrasi Kecamatan, BPS, Tahun 2010 Berdasarkan data spasial yang digunakan dalam membuat peta yang bersumber dari data BPS Tahun 2010 masih terdapat ketidaksesuaian jumlah desa. Ketidaksesuaian ini dikarenakan ada beberapa desa yang merupakan hasil dari pemekaran tahun Kecamatan Tigi mengalami pemekaran dari 7 desa menjadi 20 desa, Kecamatan Kapiraya dari 1 desa menjadi 5 desa, Kecamatan Tigi Barat dari 12 desa menjadi 22 desa, Kecamaran Tigi Timur dari 7 desa menjadi 14 desa dan Kecamatan Bowobado dari 3 desa menjadi 6 desa. 13

21 Gambar 3.1. Peta Administrasi Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua 14

22 3.2. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Deiyai pada Tahun 2012 adalah jiwa, yang terdiri atas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Dari hasil Sensus Penduduk sebesar 42,74% penduduk Deiyai tinggal di daerah Tigi Barat, hal ini mengindikasikan penyebaran penduduk Deiyai paling padat terdapat di daerah tersebut. Dari lima distrik yang ada di Kabupaten Deiyai, Distrik Kapiraya yang memiliki penduduk paling sedikit, hal ini tampak dari kecilnya persentase penduduk yang mendiami, yakni hanya sekitar 6,27% atau jiwa. Distrik Tigi Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak, yaitu jiwa atau setara dengan 42,75% dari seluruh penduduk di Kabupaten Deiyai. Tabel 3.2. Penduduk Kabupaten Deiyai menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio Tahun 2012 No Kecamatan Jenis Kelamin Persentase Jumlah Laki-laki Perempuan (%) Sex Rasio 1 Kapiraya , Tigi Barat , Tigi , Tigi Timur , Bowobado , Total Sumber : Kabupaten Deiyai dalam Angka, BPS, Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 3.2. diatas, dapat dilihat bahwa perbandingan laki-laki dan perempuan atau rata-rata sex ratio di Kabupaten Deiyai adalah sebesar 106 yang menunjukan jumlah penduduk laki-laki 6% lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Dari lima distrik yang ad a di Kabupaten Deiyai, hanya satu diantaranya yang memiliki sex ratio dibawah 100 yaitu Distrik Tigi dengan angka sex ratio 97 kondisi ini menunjukan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Sedangkan sex ratio terbesar terdapat di Distrik Bowobado yaitu sebesar 139% yang 15

23 No menunjukan yang menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki 39% lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Tabel 3.3. Distribusi dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Deiyai per Kecamatan Tahun 2012 Kecamatan Luas (km 2 ) Persentase (%) Rumah Tangga Penduduk Kepadatan Penduduk per km 2 1 Tigi 55,579 3, ,70 2 Kapiraya 309,585 16, ,14 3 Tigi Barat 190,683 10, ,38 4 Tigi Timur 794,138 43, ,90 5 Bowobado 486,862 26, ,21 Jumlah 1.836, ,85 Sumber : Kabupaten Deiyai dalam Angka, BPS, Tahun 2013 Kabupaten Deiyai dan Administrasi Kecamatan, BPS, Tahun 2010 Kabupaten Deiyai merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paniai. Setelah mekar dari Kabupaten Paniai, luas wilayah Kabupaten Deiyai adalah 1.836,846 km 2. Distrik Tigi Timur merupakan wilayah terluas di Kabupaten Deiyai dengan luas 794,138 km 2 (43,23%), sedangkan Distrik Tigi merupakan wilayah terkecil yang ada di Kabupaten Deiyai dengan luas adalah 55,579 km 2 (3,03%). Dari hasil pelaksanaan Sensus Penduduk 2010, tercatat jumlah penduduk Kabupaten Deiyai adalah jiwa dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk sebesar 41,85 jiwa/km 2. Distrik Tigi Timur merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 15 jiwa/km 2 sedangkan Distrik Kapiraya merupakan distrik dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 107 jiwa/km Jaringan Jalan Menurut RTRW Kabupaten Deiyai Tahun , Kabupaten Deiyai memiliki beberapa jenis jalan, yaitu jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten. 16

24 1. Jalan Nasional merupakan jalan arteri primer mencakup jalan yang menghubungkan antara Timika-Waghete-Enarotali. 2. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor primer, mencakup Jalan Nabire-Waghete. 3. Jalan kabupaten yang terdiri dari : a. Jaringan jalan kolektor sekunder (meliputi jalan Waghete- Damabagata, jalan Waghete-Aiyatei, jalan Aiyatei-Maatadi- Waghete-Aiyatei, jalan Maatadi-Kapiraya-Waghete-Aiyatei, jalan Kapiraya-Putapar I-Waghete-Aiyatei, jalan Putapar I-Bouwobado- Waghete-Aiyatei, jalan Kemauto-Dautadi-Tawaou-Kopai, jalan Kokobaya-Kemauto, jalan Oewagi-Henangi-Dadipakogo- Dadikoge, jalan Bouwobado Damabagata-Waghete Aiyatei) b. Jaringan jalan lokal, terdiri atas (meliputi jalan Komauto- Yowayoga, jalan Kopai I-Diyotoudah, jalan Putapar I Putapar II Wolowatali jalan kolektor primer dan jalan Mugotadi-Wadidte- Abeuwo-Wogee-Kopai II. Beberapa sarana dan prasarana penunjang transportasi tersedia di Kabupaten Deiyai, seperti tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4. Sarana dan Prasarana Penunjang Transportasi di Kabupaten Deiyai No Kecamatan Nama Nama Dermaga Nama Terminal Sungai Danau Bandara 1 Tigi Waghete Waghete Waghete dan Obamo Waghete 2 Kapiraya Kapiraya Kapiraya - Kapiraya 3 Tigi Barat Aiyatei - Ayatei dan Duama - 4 Tigi Timur Damabagata Bowobado Bouwo Sumber : Kabupaten Deiyai dalam Angka, BPS, Tahun

25 3.4. Wisata Obyek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Deiyai adalah Danau Tigi. Sebuah cerita menarik di kalangan masyarakat Tigi, Kabupaten Deiyai. Disana terdapat Danau Tigi dengan kedalaman 150 meter yang merupakan ladang nafkah bagi masyarakat setempat. Belakangan ini danau tersebut ditumbuhi lumut hingga menutup semua aktivitas warga di sana. Danau Tigi yang terbentang ditengah Lembah Tigi, Kabupaten Deiyai, oleh masyarakat setempat dipandang sebagai sebuah ladang subur yang dapat memberikan nafkah dan mempertahankan hidup. Danau tersebut menjadi idola bagi mereka, selain karena memberikan kelangsungan hidup juga memberikan suasana yang sejuk bagi siapa saja yang memandang dan melintasi wilayah itu karena panorama yang pesona. Cerita asal usul danau itu kini masih menjadi rahasia bagi masyarakat lokal karena memiliki nilai-nilai kesakralan tersendiri. Sebelumnya di danau tersebut hanya terdapat udang, namun perkembangan berjalan terus oleh para misionaris asal Belanda memasukkan ikan jenis emas sehingga ikanpun berkembang. Bahkan hingga sekarang danau ini tidak ada udang, sebaliknya jenis ikan air tawar di sana antara lain ikan emas, lele, nila, atau kerap kali disebut ikanmujair. Ironisnya sejak tahun 2010 hingga saat ini, warga yang selalu menjala ikan baik dengan cara mendecok mengunakan pukat asli (ebay) dan maupun memancing tidak lagi dapat melakukannya (Sumber: 18

26 BAB IV PERKEMBANGAN KABUPATEN TERTINGGAL DEIYAI PROVINSI PAPUA Kabupaten Deiyai merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah administrasi Provinsi Papua. Kabupaten Deiyai menjadi salah satu dari 54 daerah prioritas pembangunan kabupaten tertinggal pada Tahun Di bawah ini akan disajikan beberapa data terkait provinsi, kabupaten, jumlah kecamatan, jumlah desa serta status ketertinggalan berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan. Data persebaran 122 kabupaten tertinggal di Indonesia serta kabupaten yang masuk ke dalam 54 prioritas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Persebaran 122 Kabupaten Tertinggal di Indonesia serta Kabupaten Prioritas Pembangunan 2017 No Provinsi Kabupaten Jumlah Jumlah Kecamatan Desa 1 Aceh Aceh Singkil Sumatera Utara Nias Sumatera Utara Nias Selatan Sumatera Utara Nias Utara Sumatera Utara Nias Barat Sumatera Barat Kepulauan Mentawai Sumatera Barat Solok Selatan Sumatera Barat Pasaman Barat Sumatera Selatan Musi Rawas Sumatera Selatan Musi Rawas Utara Bengkulu Seluma Lampung Lampung Barat Lampung Pesisir Barat Jawa Timur Bondowoso Jawa Timur Situbondo Jawa Timur Bangkalan Jawa Timur Sampang Banten Pandeglang Banten Lebak Nusa Tenggara Barat Lombok Barat Prioritas

27 No Provinsi Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan Desa Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Sumbawa Nusa Tenggara Barat Dompu Nusa Tenggara Barat Bima Nusa Tenggara Barat Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat Lombok Utara Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Nusa Tenggara Timur Sumba Timur Nusa Tenggara Timur Kupang Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur Belu Nusa Tenggara Timur Alor Nusa Tenggara Timur Lembata Nusa Tenggara Timur Ende Nusa Tenggara Timur Manggarai Nusa Tenggara Timur Rote Ndao Nusa Tenggara Timur Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur Nagekeo Nusa Tenggara Timur Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur Malaka Kalimantan Barat Sambas Kalimantan Barat Bengkayang Kalimantan Barat Landak Kalimantan Barat Ketapang Kalimantan Barat Sintang Kalimantan Barat Kapuas Hulu Kalimantan Barat Melawi Kalimantan Barat Kayong Utara Kalimantan Tengah Seruyan Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara Kalimantan Timur Mahakam Hulu Kalimantan Utara Nunukan

28 No Provinsi Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan Desa Sulawesi Tengah Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah Donggala Sulawesi Tengah Toli-Toli Sulawesi Tengah Buol Sulawesi Tengah Parigi Moutong Sulawesi Tengah Tojo Una-Una Sulawesi Tengah Sigi Sulawesi Tengah Banggai Laut Sulawesi Tengah Morowali Utara Sulawesi Selatan Jeneponto Sulawesi Tenggara Konawe Sulawesi Tenggara Bombana Sulawesi Tenggara Konawe Kepulauan Gorontalo Boalemo Gorontalo Pohuwato Gorontalo Gorontalo Utara Sulawesi Barat Polewali Mandar Sulawesi Barat Mamuju Tengah Maluku Maluku Tenggara Barat Maluku Maluku Tengah Maluku Buru Maluku Kepulauan Aru Maluku Seram Bagian Barat Maluku Seram Bagian Timur Maluku Maluku Barat Daya Maluku Buru Selatan Maluku Utara Halmahera Barat Maluku Utara Kepulauan Sula Maluku Utara Halmahera Selatan Maluku Utara Halmahera Timur Maluku Utara Pulau Morotai Maluku Utara Pulau Taliabu Papua Barat Teluk Wondama Papua Barat Teluk Bintuni Papua Barat Sorong Selatan Papua Barat Sorong Papua Barat Raja Ampat

29 No Provinsi Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan Desa Papua Barat Tambrauw Papua Barat Maybrat Papua Merauke Papua Jayawijaya Papua Nabire Papua Kepulauan Yapen Papua Biak Numfor Papua Paniai Papua Puncak Jaya Papua Boven Digoel Papua Mappi Papua Asmat Papua Yahukimo Papua Pegunungan Bintang Papua Tolikara Papua Sarmi Papua Keerom Papua Waropen Papua Supiori Papua Mamberamo Raya Papua Nduga Papua Lanny Jaya Papua Mamberamo Tengah Papua Yalimo Papua Puncak Papua Dogiyai Papua Intan Jaya Papua Deiyai 5 67 Sumber: Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan dalam RKP 2017, Bappenas, Tahun 2016 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015, Kemendagri, Tahun 2015 Dari tabel di atas, terdapat 26 Kabupaten yang berada di Provinsi Papua yang termasuk dalam 122 Kabupaten Tertinggal. Hanya 6 dari 26 kabupaten tertinggal di Provinsi Papua yang tidak masuk dalam 54 kabupaten tertinggal yang menjadi prioritas pembangunan Tahun 2017 dan Kabupaten Deiyai merupakan salah satu kabupaten prioritas pembangunan Tahun

30 Tabel 4.2. Persebaran Kabupaten Tertinggal di Provinsi Papua serta Kabupaten Prioritas Pembangunan Tahun 2017 No Kabupaten Jumlah Jumlah Prioritas Kecamatan/Distrik Desa Merauke Jayawijaya Nabire Kepulauan Yapen Biak Numfor Paniai Puncak Jaya Boven Digoel Mappi Asmat Yahukimo Pegunungan Bintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supiori Mamberamo Raya Nduga Lanny Jaya Mamberamo Tengah Yalimo Puncak Dogiyai Intan Jaya Deiyai 5 67 Sumber : Kebijakan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan dalam RKP 2017, Bappenas, Tahun 2016 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2015, Kemendagri, Tahun 2015 Berdasarkan data Indeks Pembangunan Desa (IPD) tahun 2015, Kabupaten Deiyai yang terdiri dari 5 Kecamatan/Dsitrik dan 67 Desa, merupakan kabupaten yang memiliki desa dengan status perkembangan desa 23

31 tertinggal. Daftar status perkembangan desa berdasarkan Indeks Pembangunan Desa (IPD) disajikan pada Tabel 4.3. berikut. Tabel 4.3. Status Ketertinggalan Desa di Kabupaten Deiyai No Kecamatan Desa Status 1 Komauto Tertinggal 2 Mogodagi Belum terklasifikasi 3 Kapiraya Yamouwitina Belum terklasifikasi 4 Idego Belum terklasifikasi 5 Uwe Onagei Belum terklasifikasi 6 Widuwakiya Tertinggal 7 Digibagata Tertinggal 8 Ayate Tertinggal 9 Diyai Tertinggal 10 Onago Tertinggal 11 Tenedagi Tertinggal 12 Dagokebo / Bagou /Gakakebo Tertinggal 13 Widimey Tertinggal 14 Yenudoba / Jinidaba Tertinggal 15 Piyakadimi / Piyekedimi Tertinggal 16 Wagomani Tertinggal 17 Tigi Barat Demago Tertinggal 18 Yagu Belum terklasifikasi 19 Obai Belum terklasifikasi 20 Yipai Belum terklasifikasi 21 Diyai II Belum terklasifikasi 22 Meyepa Belum terklasifikasi 23 Kogemani Belum terklasifikasi 24 Digikotu Belum terklasifikasi 25 Onago II Belum terklasifikasi 26 Maatadi Belum terklasifikasi 27 Epanai Belum terklasifikasi 28 Bamou I Tertinggal 29 Bamou II Tertinggal 30 Yaba Tertinggal Tigi 31 Wagete I Tertinggal 32 Wanghete II Tertinggal 33 Okomokebo Tertinggal 24

32 No Kecamatan Desa Status 34 Ugiya Tertinggal 35 Atouda Belum terklasifikasi 36 Oneibo Belum terklasifikasi 37 Yaba II Belum terklasifikasi 38 Tigi Mugouda Belum terklasifikasi 39 Bomou III Belum terklasifikasi 40 Okomotadi Belum terklasifikasi 41 Buwoudimi Belum terklasifikasi 42 Ibodiyo Belum terklasifikasi 43 Ikiyawo Belum terklasifikasi 44 Motano Belum terklasifikasi 45 Amago Belum terklasifikasi 46 Idege Belum terklasifikasi 47 Peku Belum terklasifikasi 48 Kokobaya Tertinggal 49 Dakebo Tertinggal 50 Watiyai Tertinggal 51 Edagotadi Tertinggal 52 Dakokebo Tertinggal 53 Damabagata Tertinggal 54 Bagou Tertinggal 55 Tigi Timur Ipoke Belum terklasifikasi 56 Waitakotu Belum terklasifikasi 57 Pekepa Belum terklasifikasi 58 Bagumoma Belum terklasifikasi 59 Udaugida Belum terklasifikasi 60 Bagou II Belum terklasifikasi 61 Idayodagi Belum terklasifikasi 62 Kopai I Tertinggal 63 Kopai II Tertinggal 64 Woge Tertinggal Bowobado 65 Yewadide Belum terklasifikasi 66 Mudeadi Belum terklasifikasi 67 Diita Belum terklasifikasi Sumber: Indeks Pembangunan Desa, Bappenas, Tahun

33 Berdasarkan tabel 4.3., status ketertinggalan desa per kecamatan di Kabupaten Deiyai digambarkan pada Gambar 4.1. dibawah ini, kondisi ini dapat menjadi referensi bagi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah dalam melaksanakan pembangunan di Tahun 2017, khususnya dalam menentukan prioritas desa yang tepat guna dan tepat sasaran. Gambar 4.1. Grafik Status Ketertinggalan Desa per Kecamatan di Kabupaten Deiyai Bowobado Kapiraya Tigi Tigi Barat Tigi Timur Tertinggal Belum Terklasifikasi Sumber: Indeks Pembangunan Desa, Bappenas, Tahun 2014 Gambar 4.1 diatas menunjukan bahwa 30 desa (44,77%) di kabupaten Deiyai adalah desa tertinggal dan 37 desa (55,23%) belum terklasifikasi statusnya. 26

34 Gambar 4.2. Peta Status Ketertinggalan Berdasarkan Indeks Pembangunan Desa Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua 27

35 4.1. Perekonomian Masyarakat Kriteria perekonomian masyarakat dalam penentuan ketertinggalan suatu daerah terdiri dari sub indikator persentase penduduk miskin dan konsumsi per kapita. Berdasarkan data yang diperoleh, satuan wilayah administrasi terkecil dalam persentase tersebut hanya sampai kabupaten. Secara rinci gambaran mengenai perkembangan jumlah keluarga miskin dan konsumsi per kapita di Kabupaten Deiyai disajikan pada Tabel 4.4. berikut: Tabel 4.4. Persentase Penduduk Miskin dan Konsumsi per Kapita di Kabupaten Deiyai No Sub Indikator Tahun Progress (%) 1 Penduduk Miskin (%) 49,58 47,52-4,15 2 Konsumsi Per Kapita 584,5 593,1 1,47 Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota, BPS, Tahun 2010 dan 2014 Indeks Pembangunan Manusia (IPM), BPS, Tahun 2010 dan 2014 Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang dilakukan, terlihat bahwa persentase penduduk miskin di Kabupaten Deiyai mengalami penurunan sebesar 4,15% dari Tahun 2011 ke 2014, sedangkan sub indikator konsumsi per kapita menunjukkan bahwa di Kabupaten Deiyai mengalami pertambahan sebesar 1,47%. Hal ini merupakan suatu indikasi yang baik, karena dengan berkurangnya penduduk miskin maka berpengaruh pada meningkatnya pendapatan masyarakat yang mengakibatkan konsumsi per kapita meningkat. Peningkatan kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Deiyai menjadi salah satu variabel yang berpengaruh pada peningkatan IPM Sumber Daya Manusia Kriteria sumber daya manusia dalam penentuan ketertinggalan suatu daerah terdiri dari sub indikator persentase angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Dari sumber data yang diperoleh, satuan wilayah administrasi terkecil dalam persentase tersebut hanya sampai 28

36 kabupaten. Secara rinci gambaran mengenai angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf di Kabupaten Deiyai disajikan pada Tabel 4.5. berikut: No Tabel 4.5. Persentase Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf di Kabupaten Deiyai Sub Indikator Tahun Progress (%) 1 Angka Harapan Hidup (Th) 66,59 66,64 0,08 2 Rata-rata Lama Sekolah (Th) 2,50 2,97 18,80 3 Angka Melek Huruf (%) 28,54 31,05 9,14 Sumber : Indeks Pembangunan Manusia, BPS, Tahun 2011 dan 2014 Berdasarkan data yang terkumpul dan analisis yang dilakukan, terlihat bahwa dari Tahun 2011 ke 2014, persentase angka harapan hidup di Kabupaten Deiyai mengalami pertambahan sebesar 0,08%. Sedangkan persentase rata-rata lama sekolah menunjukkan bahwa di Kabupaten Deiyai mengalami pertambahan sebesar 18,80%. Dan persentase angka melek huruf di Kabupaten Deiyai mengalami pertambahan sebesar 9,14%. Ketiganya menjadi parameter untuk melihat perkembangan mutu dan kualitas sumber daya manusia. Angka harapan hidup adalah jumlah rata-rata tahun penduduk suatu kabupaten diharapkan hidup, sehingga meningkatnya angka harapan hidup menunjukan adanya peluang hidup yang lebih lama bagi manusia. Beberapa hal yang menyebabkan bertambahnya angka harapan hidup antara lain meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan pola hidup sehat. Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun keatas yang telah diselesaikan dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun yang mengulang). Sehingga pertambahan angka rata-rata lama sekolah menunjukan adanya penambahan waktu suatu kelompok dalam mengenyam pendidikan, sedangkan angka melek huruf adalah proporsi penduduk usia 15 tahun keatas yang mempunyai kemampuan 29

37 membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang dibaca atau di tulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun keatas. Sehingga pertambahan angka melek huruf menunjukan banyaknya penduduk yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis. Hasil analisis ketiga sub indikator menunjukan adanya perkembangan yang positif, dapat disimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Deiyai mengalami peningkatan Infrastruktur Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Utama Terluas Aspal/Beton, Diperkeras, Tanah dan Lainnya Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan terhadap sub indikator persentase desa, terlihat bahwa belum ada jenis permukaan jalan terluas dengan tipe aspal/beton sehingga tidak dapat dilakukan analisis persentasenya. Sedangkan untuk analisis yang dilakukan terhadap sub indikator persentase desa dengan jenis permukaan jalan terluas diperkeras, ada dua dari lima kecamatan yang memiliki jenis permukaan jalan utama terluas yang diperkeras yaitu Kecamatan Tigi dan Tigi Barat. Dari kedua kecamatan itu, tidak terlihat adanya pertambahan sebaliknya terdapat penurunan. Penurunan tertinggi terjadi di Kecamatan Tigi sebesar 100% dan diikuti oleh Kecamatan Tigi Barat sebesar 89%. Jika dilihat dari nilai rata-rata, terlihat bahwa jenis permukaan jalan terluas diperkeras berkurang sebesar 39% selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Selanjutnya, untuk persentase desa dengan jenis permukaan jalan terluas berupa tanah terlihat bahwa pengurangan tertinggi terjadi di Kecamatan Kapiraya, Tigi dan Tigi Barat sebesar 100%. Sedangkan pengurangan terendah terjadi di Kecamatan Tigi Timur sebesar 43%. Pada Tahun 2014, dari nilai rata-rata persentase desa dengan jenis permukaan 30

38 utama terluas tanah di Kabupaten Deiyai terlihat bahwa berkurang sebesar 69% dibanding Tahun Pada persentase jumlah desa dengan permukaan utama terluas lainnya di Kabupaten Deiyai, terlihat bahwa selama kurun waktu tiga tahun yaitu tahun 2011 ke tahun 2014 terjadi peningkatan untuk sebagian besar kecamatan di Kabupaten Deiyai. Untuk perkembangan yang ada di kecamatan tersebut tidak dapat dikonversikan dalam bentuk angka karena nilainya tidak terdefinisi dan dilambangkan dalam bentuk simbol. Rincian data disajikan pada Tabel 4.6.berikut. Tabel 4.6. Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Terluas Aspal/Beton, Diperkeras, Tanah dan Lainnya di Kabupaten Deiyai No Kecamatan Persentase Desa dengan Jenis Permukaan Utama Terluas Aspal/Beton (%) Diperkeras (%) Progress Progress 1 Bowobado Kapiraya Tigi ,29 0, Tigi Barat ,75 0, Tigi Timur Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,21 0,02-38 Persentase Desa dengan Jenis Permukaan No Kecamatan Utama Terluas Tanah (%) Lainnya (%) Progress Progress 1 Bowobado 1, Kapiraya 1, ,00 1,00 3 Tigi 0, ,00 1,00 4 Tigi Barat 0, ,00 0,92 5 Tigi Timur 1,00 0, ,00 0,43 Rata-rata 0,79 0, ,00 0,67 0,00 Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan 2014 Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap sub indikator persentase jumlah desa dengan permukaan jalan utama terluas di Kabupaten Deiyai, disimpulkan bahwa selama kurun waktu tiga tahun dari 31

39 Tahun 2011 ke 2014 tidak terlihat perkembangan kondisi jalan secara pasti. Hasil analisis keempat persentase desa dengan jenis permukaan utama terluas belum menunjukan adanya perkembangan yang positif Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik dan Telepon Berdasarkan data yang diolah dan analisis yang dilakukan terhadap sub indikator jumlah keluarga pengguna listrik (PLN+Non PLN) di Kabupaten Deiyai, terlihat bahwa perkembangan terbesar terjadi di Kecamatan Tigi Timur ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah pengguna listrik sebesar 132% dan terjadi penurunan di Kecamatan Bowobado sebesar 34%. Sedangkan untuk tiga kecamatan lain di Kabupaten Deiyai, yaitu Kecamatan Karimata, Tigi dan Tigi Barat juga mengalami kenaikan jumlah pengguna listrik. Pada Tahun 2014, dilihat dari nilai rata-rata keluarga pengguna listrik di kabupaten tertinggal di Kabupaten Deiyai meningkat sebesar 257% dibanding Tahun Berdasarkan pengumpulan data dan analisis sub indikator jumlah keluarga pengguna telepon di Kabupaten Deiyai, terlihat bahwa sampai dengan tahun 2014 tidak terdapat keluarga yang menggunakan telepon, yang disebabkan karena belum tersedianya jaringan telepon. Kondisi ini mempengaruhi mutu aspek komunikasi dalam masyarakat di kabupaten Deiyai. Rincian data disajikan pada Tabel 4.7. berikut: Tabel 4.7. Jumlah Keluarga Pengguna Listrik dan Telepon di Kabupaten Deiyai Jumlah Keluarga Pengguna No Kecamatan Listrik (PLN+Non PLN) (%) Telepon (%) Progress Progress 1 Bowobado 40,00 26, Kapiraya - 20, Tigi - 156, Tigi Barat - 141, Tigi Timur 0,71 10, Rata-rata 8,14 70, Sumber: Potensi Desa (Podes), BPS, Tahun 2011 dan

40 Dari tabel 4.7. diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah rumah tangga pengguna listrik atau listrik masuk desa di kabupaten Deiyai mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan masyakarat mengalami keterbatasan tehadap akses komunikasi dan informasi Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Berdasarkan pengumpulan data dan analisis yang dilakukan terhadap sub indikator jumlah rumah tangga pengguna air bersih (air kemasan, PDAM, sumur, sungai/danau/kolam, pompa air dan lainnya) di Kabupaten Deiyai menunjukkan bahwa belum ada keluarga yang menggunakan sumber air yang berasal dari air kemasan, PDAM dan sungai/danau/kolam. Sumber air bersih lainnya yang digunakan sebagai sub indikator adalah sumur, pompa air dan sumber lainnya. Adapun rincian datanya disajikan pada Tabel 4.8. berikut. Tabel 4.8. Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kabupaten Deiyai Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Air Kemasan PDAM Sumur No Kecamatan Progress Progress Progress (%) (%) (%) 1 Bowobado Kapiraya Tigi ,57 0, Tigi Barat ,50 0, Tigi Timur Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,21 0,00-40 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Sungai/Danau/Kolam Pompa Air Mata Air No Kecamatan Progress Progress Progress (%) (%) (%) 1 Bowobado ,00 1,00 0,00 2 Kapiraya ,00 0, Tigi ,14 0, ,29 0, Tigi Barat ,42 0, Tigi Timur ,43 1, Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,03 0, ,63 0,

41 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih No Kecamatan Air Hujan Lainnya Progress (%) Progress (%) 1 Bowobado Kapiraya 0,00 1, Tigi 0,00 0, Tigi Barat 0,08 0, Tigi Timur 0,14 0, ,43 0, Rata-rata 0,05 0, ,09 0,00-20 Sumber: Potensi Desa (Podes, BPS, Tahun 2011 dan 2014 Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap sub indikator pengguna air bersih yang bersumber dari sumur, dari lima kecamatan hanya ada dua kecamatan yang menggunakan air bersih dari sumur, yaitu Kecamatan Tigi dan Tigi Barat, namun sama-sama mengalami penurunan jumlah keluarga pengguna pengguna air masing-masing berkurang sebesar 100% dibanding Tahun Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa dari lima kecamatan hanya satu kecamatan saja yang menggunakan sumber air berupa pompa air, yaitu Kecamatan Tigi. Terlihat bahwa persentase rumah tangga pengguna air bersih (pompa air) di Kecamatan Tigi mengalami penurunan sebesar 100%. Maka, nilai rata-rata persentase rumah tangga pengguna air bersih (pompa air) pada Tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 20% dibanding pada Tahun Pada persentase rumah tangga pengguna air bersih dari sumber mata air menunjukkan bahwa pertambahan tertinggi terjadi di Kecamatan Tigi Timur yaitu sebesar 133% sedangkan Kecamatan Kapiraya mengalami pengurangan terbesar yaitu 100%. Nilai rata-ratanya pada Tahun 2014 berkurang 1% dibanding Tahun Sedangkan persentase rumah tanga pengguna air bersih yang bersumber dari air hujan menunjukkan bahwa pertambahan tertinggi terjadi di Kecamatan Tigi Barat yaitu sebesar 500%. Sedangkan penurunan terbanyak terjadi di Kecamatan Tigi Timur yaitu sebesar 100%. Hanya Kecamatan Bowobado yang tidak menggunakan air bersih yang 34

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal

Daftar Daerah Tertinggal DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi

Lebih terperinci

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN 1101 Simeulue 62,52 62,70 62,75 62,84 62,91 62,98 63,05 63,12 63,21 63,29 63,38 63,46 63,55 63,63 63,72 1102 Aceh Singkil 63,16 64,00 64,27 64,46 64,69 64,92 65,10 65,28 65,58 65,89 66,19 66,49 66,79 67,10

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2

Lebih terperinci

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 Yth. Dari Perihal KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA : Daftar Terlampir M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 : Direktur Daerah,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah

Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah PUSAT LITBANG INOVASI DAERAH Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah KENAPA SIH HARUS BERINOVASI??? ZAMAN OLD VS ZAMAN NOW... ZAMAN NOW... Selanjutnya??? KALAH DIMAKAN

Lebih terperinci

PELAYANAN DASAR PUBLIK

PELAYANAN DASAR PUBLIK buku data dan informasi PELAYANAN DASAR PUBLIK DAERAH TERTINGGAL PUSAT DATA DAN INFORMASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016 Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMBUTAN... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. SAMBUTAN... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 4 1.3 Ruang Lingkup... 4 1.4 Tim Penyusun...

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA Dinamika Bumi sejak 180 Jt th Yang Lalu 2 Bumi Bumi selalu bergerak dinamis, menyebabkan gempa

Lebih terperinci

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA 17 2014, No.67 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014 Ir. R.r. AISYAH GAMAWATI, MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MERLYN PARK HOTEL 23 Mei 2017 PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

(DIKETIK dengan Format : Tahoma 11) Jenjang : D3 / D4 / S2 (Pilih salah satu) No. Berkas : (Diisi Panitia) FORMULIR PENDAFTARAN BEASISWA KEMENTERIAN PUPR 2016 Nama Lengkap (Tanpa Gelar) : Tempat, Tanggal

Lebih terperinci

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Jakarta, Januari 2017 CAPAIAN BANTUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Indeks Ketahanan Konflik Daerah Tertinggal Indonesia ( IKKDTI) Direktorat Pengembangan Daerah Paska Konflik Dirjen PDTu - Kemendesa

Indeks Ketahanan Konflik Daerah Tertinggal Indonesia ( IKKDTI) Direktorat Pengembangan Daerah Paska Konflik Dirjen PDTu - Kemendesa Indeks Ketahanan Konflik Daerah Tertinggal Indonesia ( IKKDTI) Direktorat Pengembangan Daerah Paska Konflik Dirjen PDTu - Kemendesa Yogyakarta, 20 Juli 2017 Pengantar Keragaman Indonesia secara geografis

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA . DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA . DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 29 AGUSTUS 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 17 APRIL 2017) NO 1 Provinsi Maluku Utara 2 Kabupaten

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 08 MEI 2017) NO 1 Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh

Lebih terperinci

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAFTAR NAMA PROVINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI (UPDATED 30 MARET 2017) NO 1 Provinsi Kalimantan Utara 2 Provinsi

Lebih terperinci

PENGUMUMAN. Nomor: Un.03.PPs/01.1/928/2015

PENGUMUMAN. Nomor: Un.03.PPs/01.1/928/2015 KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG PASCASARJANA Jalan Ir. Soekarno No. 1 Dadaprejo Kota Batu 65323, Telepon (0341) 531133 Faksimile (0341) 531130 Website: http://pasca.uin-malang.ac.id,

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Tanggal : 20 Desember 2012 RINCIAN LOKASI DAN ALOKASI DAERAH PENERIMA BANTUAN SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH DAN JUMLAH PIUTANG AWAL DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR DAERAH DAN JUMLAH PIUTANG AWAL DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 5/PMK.07/2014 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG PEMERINTAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH ATAS SISA DANA PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Boalemo 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Bone Bolango 3. Kepala Badan

Lebih terperinci

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan. Jiwa (Ribu) Persentase (%) 40 37.08 37.53 36.8 35 30 31.98 30.66 31.53 27.8 25 20 15 10 5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR : 040/PER/M-PDT/II/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN PENETAPAN ALOKASI DANA STIMULAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. [Data dan Informasi Penyiapan Pembangunan Daerah Tertinggal]

KATA PENGANTAR. [Data dan Informasi Penyiapan Pembangunan Daerah Tertinggal] KATA PENGANTAR Buku Data dan Informasi Penyiapan Pembangunan Daerah Tertinggal ini disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2015-2019 Kementerian Desa, Pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016)

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 12 APRIL 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.

Lebih terperinci

DAERAH BELUM MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYALURAN DANA DESA TAHAP I DAN TAHAP II

DAERAH BELUM MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYALURAN DANA DESA TAHAP I DAN TAHAP II 1 Kab. Aceh Singkil ditunda laporan belum lengkap 2 Kab. Simeulue ditunda belum ada laporan 3 Kota Sabang ditunda belum ada laporan 4 Kota Langsa ditunda laporan belum lengkap 5 Kab. Aceh Tamiang ditunda

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan AHH dan IPM Provinsi,

Tabel 1. Perkembangan AHH dan IPM Provinsi, Tabel 1. Perkembanan AHH dan IPM Provinsi, 2009-2010 ID Anka Harapan Hidup IPM 11 NANGGRO ACH DARUSSALAM 68,6 68,7 71,31 71,7 12 SUMATRA UTARA 69,35 69,5 73,8 74,19 13 SUMATRA BARAT 69,25 69,5 73,44 73,78

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 Kepala Pusat Data dan Informasi. Helmiati, SH, M.Si KATA PENGANTAR Buku Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara ini disusun dengan mengacu dua sumber hukum, yaitu Peraturan Presiden No 131 Tahun 2015

Lebih terperinci

Daftar Program Studi Pilihan Beasiswa Pendidikan Kedinasan dan Vokasi Tahun Ajaran 2016 No Jenjang Studi Perguruan Tinggi Mitra Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Program Studi Magister Sumber Daya Air

Lebih terperinci

DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS

DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS DAFTAR KAB/ KOTA REKRUI TMEN SAKTI PEKSOS 2 0 1 5 NO PROVINSI KAB/KOTA 1 Kabupaten Kuningan 2 JAWA BARAT Kabupaten Purwakarta 3 Kabupaten Tasikmalaya 4 Kabupaten Bangkalan 5 Kabupaten Lamongan 6 Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 No. 32/06/94/Th. I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 IPM Provinsi Papua Tahun 2015 Hingga saat ini, pembangunan manusia di Provinsi Papua masih berstatus rendah yang ditunjukkan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016)

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016) DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN SK DAN SOP (DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID) KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2016 (UPDATED 5 FEBRUARI 2016) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/P/2012 TENTANG PENETAPAN DAERAH KHUSUS TAHUN 2012 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua ht t p:

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS TAHUN 2017

PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS TAHUN 2017 PEDOMAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI DI DAERAH KHUSUS TAHUN 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIKDASMEN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 ACEH

DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 ACEH DAFTAR KABUPATEN / KOTA YANG BELUM MENYALURKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 2011 Status 17 Maret 2011 No 1 Kab. Aceh Selatan 2 Kab. Aceh Singkil 3 Kab. Aceh Tengah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 001/KEP/M-PDT/I/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 001/KEP/M-PDT/I/2005 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 001/KEP/M-PDT/I/2005 TENTANG STRATEGI NASIONAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2007, TAHUN ANGGARAN 2008,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN Jalan Jenderal Sudirman, Pintu Satu, Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021-57946073 Faks 021-57946072

Lebih terperinci

TARGET PROGRES BULANAN PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014

TARGET PROGRES BULANAN PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014 ROMS - 1 (kumulatif) 216 212 4 4 212 2 0 214 0 0 214 2 0 1 Nanggroe Aceh Darussalam 16 16 0 0 16 0 0 16 0 0 16 0 0 1 Aceh Besar 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 2 Pidie 4 4 0 0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 3 Bireuen 8 8

Lebih terperinci

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN KEMENTERIAN DESA, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN NASIONAL PERCEPATAN TAHUN 2015-2019 ? adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN LOKASI KEGIATAN DIREKTORAT PERENCANAAN KAWASAN PERDESAAN SELURUH KABUPATEN/KOTA YANG ADA KAWASAN PERDESAAN UNTUK PENETAPAN KAWASAN PERDESAAN MINIMAL

Lebih terperinci

PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN

PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI BAGI NELAYAN NO Provinsi No Kabupaten/Kota 1 Aceh 12,991 7,812 1 Kab. Aceh Barat 175 139 2 Kab. Aceh Besar 278 230 3 Kab. Aceh Selatan 1,881 1,261 4 Kab. Aceh Singkil 754

Lebih terperinci

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI OUTLINE PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAK DASAR HUKUM DAK PRASPEM DAK PRASPEM DAN

Lebih terperinci

Pelaksanaan Rembuk Stunting Intervensi Gizi Terintegrasi

Pelaksanaan Rembuk Stunting Intervensi Gizi Terintegrasi Pelaksanaan Rembuk Stunting Intervensi Gizi Terintegrasi Sesi 0.1 Pungkas Bahjuri Ali Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Jakarta, 26 Maret 2018 Latar Belakang Arahan Presiden dan Wapres RI Intervensi

Lebih terperinci

Katalog: 9199018 TNJAUAN RNAL Berdasarkan PDRB KABUPATN/KTA 2011-2015 BUKU 5 PULAU NUSA TNARA, MALUKU, DAN PAPUA BADAN PUSAT STATSTK Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota 2011-2015 Pulau Nusa

Lebih terperinci

Penduduk Indonesia Sensus Penduduk 2010 BADAN PUSAT STATISTIK Sensus Penduduk 2010 Katalog BPS: 2102021 No. Publikasi: 03230.1102 ISBN: 978 979 064 269 0 Ukuran Buku: 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman: viii

Lebih terperinci

PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA

PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan 28 Agustus 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN.. 1 A Latar belakang...

Lebih terperinci

DAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH AKHIR JABATAN AKHIR JABATAN

DAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH AKHIR JABATAN AKHIR JABATAN DAFTAR PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 Jambi 3/8/2010 2 Kalimantan Tengah 4/8/2010 5/6/2010 3 Kalimantan Selatan 5/8/2010 4 Sulawesi Utara 13/08/2010 5 Sumatera Barat

Lebih terperinci

Provinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total

Provinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total Tabel 1. Perkiraan Jumlah Responden yang Mewakili Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Provinsi Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) 01. Fakfak 10,747 6,081 16,828 02. Kaimana

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)

Lebih terperinci

PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN 2010-2014 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL A. Pendahuluan Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

Lebih terperinci

INFORMASI BEASISWA PENDIDIKAN KEDINASAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN AJARAN 2016

INFORMASI BEASISWA PENDIDIKAN KEDINASAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN AJARAN 2016 INFORMASI BEASISWA PENDIDIKAN KEDINASAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN AJARAN 2016 1. Persyaratan Umum a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian PUPR baik yang ditempatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LAKI PEREMPUAN TOTAL AMJ 1 ACEH ACEH SELATAN /04/ ACEH PIDIE JAYA

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LAKI PEREMPUAN TOTAL AMJ 1 ACEH ACEH SELATAN /04/ ACEH PIDIE JAYA NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA LAKI PEREMPUAN TOTAL AMJ 1 ACEH ACEH SELATAN 115.396 114.858 230.254 15/04/2018 2 ACEH PIDIE JAYA 78.454 79.134 157.588 03/02/2019 3 ACEH KOTA SUBULUSSALAM 41.203 39.984 81.187

Lebih terperinci

DAFTAR UNDANGAN SOSIALISASI PAMSIMAS 2

DAFTAR UNDANGAN SOSIALISASI PAMSIMAS 2 Lampiran Surat No : UM.02.06-DC/692 Tanggal, 12 November 2012 Daftar Undangan Acara Sosialisasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) 2 DAFTAR UNDANGAN SOSIALISASI PAMSIMAS

Lebih terperinci

Program dan kegiatan Kementerian MEMBANGUN DAERAH PINGGIRAN MENJADI SEJAHTERA DAN MANDIRI

Program dan kegiatan Kementerian MEMBANGUN DAERAH PINGGIRAN MENJADI SEJAHTERA DAN MANDIRI Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia MEMBANGUN PINGGIRAN MENJADI SEJAHTERA DAN MANDIRI Program dan kegiatan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 No. 25/05/94/ Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 Pada tahun 2016, IPM Papua mencapai 58,05. Angka ini meningkat sebesar 0,80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 yang sebesar

Lebih terperinci

DAERAH OTONOM BARU (DOB)

DAERAH OTONOM BARU (DOB) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PENYELESAIAN KEWAJIBAN HIBAH/BANTUAN KEUANGAN KEPADA DAERAH OTONOM BARU (DOB) Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Integritas

Lebih terperinci

Rekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/Desa Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 November 2015

Rekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/Desa Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 November 2015 Rekap Progress Quick Status 2015 Tingkat Kelurahan/ Reguler Tahun 2015 dana APBN Status: 17 vember 2015 T1 T2 T3 SPM SP2D Nasional 1449 1304 1279 867 818 120 113 20.99 1442 7 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Lebih terperinci

NO HOME_TOWN PROVINSI 1 ACEH BARAT DAYA Aceh 2 ACEH TENGAH Aceh 3 ACEH JAYA Aceh 4 ACEH BESAR Aceh 5 GAYO LUES Aceh 6 PIDIE Aceh 7 ACEH SELATAN Aceh

NO HOME_TOWN PROVINSI 1 ACEH BARAT DAYA Aceh 2 ACEH TENGAH Aceh 3 ACEH JAYA Aceh 4 ACEH BESAR Aceh 5 GAYO LUES Aceh 6 PIDIE Aceh 7 ACEH SELATAN Aceh NO HOME_TOWN PROVINSI 1 ACEH BARAT DAYA Aceh 2 ACEH TENGAH Aceh 3 ACEH JAYA Aceh 4 ACEH BESAR Aceh 5 GAYO LUES Aceh 6 PIDIE Aceh 7 ACEH SELATAN Aceh 8 ACEH TIMUR Aceh 9 ACEH TAMIANG Aceh 10 KOTA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 ( REKAPITULASI KABUPATEN/KOTA PER PROVINSI )

RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 ( REKAPITULASI KABUPATEN/KOTA PER PROVINSI ) RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 ( REKAPITULASI KABUPATEN/KOTA PER PROVINSI ) KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN UNIT ORGANISASI : Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PENGETAHUAN PAPUA PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG DAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

TARIF / BIAYA KIRIM SELURUH INDONESIA TAHUN 2016

TARIF / BIAYA KIRIM SELURUH INDONESIA TAHUN 2016 TARIF / BIAYA KIRIM SELURUH INDONESIA TAHUN 2016 Provinsi Kabupaten / Kota Ongkos Kirim Aceh Kabupaten Aceh Barat 3.200.000 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 3.200.000 Aceh Kabupaten Aceh Besar 3.100.000

Lebih terperinci

LAPORAN PENETAPAN NIP FORMASI UMUM PER INSTANSI TAHUN 2013

LAPORAN PENETAPAN NIP FORMASI UMUM PER INSTANSI TAHUN 2013 LAPORAN PENETAPAN NIP UMUM PER INSTANSI TAHUN 2013 KEADAAN : 26/02/2016 04:28:59 NO KANREG KODE 1 Pusat 1010 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 17 17 17 0 0 17 0 0 2 Pusat 1020

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN 7 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan

Lebih terperinci

2012,No LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

2012,No LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN 2012,No.689 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 027 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT PROVINSI (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)

JUMLAH PUSKESMAS MENURUT PROVINSI (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PUSKESMAS MENURUT NO. RAWAT INAP NON RAWAT INAP 1 ACEH 149 185 334 2 SUMATERA UTARA 164 406 570 3 SUMATERA BARAT 88 174 262 4 RIAU 75 132 207 5 JAMBI 68 108 176 6 SUMATERA SELATAN 95 224 319 7 BENGKULU

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DANA OTONOMI KHUSUS KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,

Lebih terperinci

BEJE Januari - Desember 2017

BEJE Januari - Desember 2017 Januari - Desember 2017 Aceh Kabupaten Aceh Barat 3.503.500 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 3.503.500 Aceh Kabupaten Aceh Besar 3.382.500 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 3.492.500 Aceh Kabupaten Aceh Selatan 3.492.500

Lebih terperinci

BEJE Januari - Desember 2015

BEJE Januari - Desember 2015 Aceh Kabupaten Aceh Barat 3,503,500 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 3,503,500 Aceh Kabupaten Aceh Besar 3,382,500 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 3,492,500 Aceh Kabupaten Aceh Selatan 3,492,500 Aceh Kabupaten

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mendukung

Lebih terperinci

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks No.357, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN- DPDTT. Daerah Tertinggal. Penetapan. Juknis. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015

DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015 DAFTAR NAMA DAERAH YANG BELUM MELAPORKAN DATA DUKUNG PEMBENTUKAN PPID KE KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2015 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA 1 PROV. MALUKU UTARA 2 PROV. KALIMANTAN UTARA 3 KABUPATEN ACEH TAMIANG

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 57, 2008 OTONOMI KHUSUS. PEMERINTAHAN. PEMERINTAH DAERAH. Papua. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842) PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI

Lebih terperinci

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth :

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth : Lampiran Surat No : KL.01.01.01/BIII.1/1022/2017 Kepada Yth : Provinsi Papua Barat 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat 3. Kepala Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

(dalam ribuan rupiah) BIDANG BIDANG SARANA PERDAGANGAN BIDANG TRANSPORTASI TOTAL INFRASTRUKTUR NO DAERAH BIDANG KESEHATAN BIDANG PERTANIAN IRIGASI

(dalam ribuan rupiah) BIDANG BIDANG SARANA PERDAGANGAN BIDANG TRANSPORTASI TOTAL INFRASTRUKTUR NO DAERAH BIDANG KESEHATAN BIDANG PERTANIAN IRIGASI NO DAERAH KESEHATAN PERTANIAN SARANA SUB PASAR SUB 1 Kab. Aceh Besar - - 15.456.200 20.122.375 29.877.625 65.456.200 2 Kab. Aceh Selatan 30.000.000 13.000.000 12.569.800 11.000.000 50.000.000 116.569.800

Lebih terperinci

No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI SAMPAI KABUPATEN

No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI SAMPAI KABUPATEN ONGKOS KIRIM TRAKTOR 4WD TRAKTOR 4WD MERK ISEKI No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI SAMPAI KABUPATEN 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 20.850.000 2 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 18.900.000

Lebih terperinci

ONGKOS KIRIM MESIN HPS 60B

ONGKOS KIRIM MESIN HPS 60B ONGKOS KIRIM MESIN HPS 60B MESIN HPS 60 B No Provinsi Kabupaten/Kota ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI KABUPATEN TERMASUK PERAKITAN,OLIE & BBM,UJICOBA 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 15.750.000 2 Aceh Kabupaten

Lebih terperinci

ONGKOS KIRIM MESIN RPS 10 A

ONGKOS KIRIM MESIN RPS 10 A ONGKOS KIRIM MESIN RPS 10 A No Provinsi Kabupaten/Kota MESIN RPS 10 A ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI KABUPATEN TERMASUK PERAKITAN,OLIE & BBM,UJICOBA 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 10.237.500 2 Aceh Kabupaten

Lebih terperinci

Nomor : 037 / DPPMD / IV / 2017 Lampiran : Hal : Pemutakhiran Data Indeks Desa Membangun Tahun 2017

Nomor : 037 / DPPMD / IV / 2017 Lampiran : Hal : Pemutakhiran Data Indeks Desa Membangun Tahun 2017 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Jalan TMP. Kalibata Nomor 17 Jakarta Selatan Telp.

Lebih terperinci

ONGKOS KIRIM MESIN AVS-1

ONGKOS KIRIM MESIN AVS-1 ONGKOS KIRIM MESIN AVS-1 No Provinsi Kabupaten/Kota MESIN AVS-1 ONGKOS KIRIM PERUNIT SAMPAI KABUPATEN TERMASUK PERAKITAN,OLIE & BBM,UJICOBA 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 10.237.500 2 Aceh Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan ridhonya sehingga penyusunan Pengembangan Model Solusi Strategik Penanganan Dampak Ancaman Disaster

Lebih terperinci

Menara Bidakara 1, lantai 19. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan Alamat Penyedia

Menara Bidakara 1, lantai 19. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan Alamat Penyedia DAN ASURANSI 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 444,300 634,714 2 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 444,300 634,714 3 Aceh Kabupaten Aceh Besar 444,300 634,714 4 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 444,300 634,714 5 Aceh Kabupaten

Lebih terperinci

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 90 s/d 110 HP

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 90 s/d 110 HP 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 20.656.563 17.900.313 2 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 20.656.563 17.900.313 3 Aceh Kabupaten Aceh Besar 20.656.563 17.900.313 4 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 20.656.563 17.900.313

Lebih terperinci

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 40 s/d 50 HP

: G WALK SHOP HOUSES A-1 NO. 2 CITRALAND, SURABAYA : IMPLEMENT ROTARY TRAKTOR 40 s/d 50 HP 1 Aceh Kabupaten Aceh Barat 11.803.750 10.228.750 2 Aceh Kabupaten Aceh Barat Daya 11.803.750 10.228.750 3 Aceh Kabupaten Aceh Besar 11.803.750 10.228.750 4 Aceh Kabupaten Aceh Jaya 11.803.750 10.228.750

Lebih terperinci