HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data Potensi Desa (PODES) 2006, pengambilan datanya dilakukan tahun Data PODES berisi data tentang keterangan umum desa/kelurahan; kependudukan dan ketenagakerjaan; antisipasi dan kejadian bencana alam; pendidikan dan kesehatan; sosial budaya; rekreasi, hiburan, dan olah raga; angkutan, komunikasi, dan informasi, penggunaan lahan; ekonomi; politik dan keamanan; keterangan aparat desa/kelurahan. Sedangkan peta yang digunakan adalah peta digital Indramayu tahun Data PODES yang digunakan, disesuaikan dengan kecamatankecamatan yang ada pada peta. Berdasarkan defenisi kemiskinan dari BKKBN, Kabupaten Indramayu memiliki persentase kemiskinan tertinggi dibandingkan kabupaten lain yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Secara keseluruhan persentase kemiskinan di Jawa Barat sebesar 37.5% dan Kabupaten Indramayu sebesar 64%. Kabupaten Indramayu memiliki 24 kecamatan dan 310 desa. Peta Indramayu per kecamatan dapat dilihat pada Gambar 1. PETA INDRAMAYU SUBANG LAUT JAWA CIREBON Peta indramayu.shp ANJATAN ARAHAN BALONGAN BANGODUA BONGAS CANTIGI CIKEDUNG GABUSWETAN HAURGEULIS INDRAMAYU JATIBARANG JUNTINYUAT KANDANGHAUR KARANGAMPEL KERTASEMAYA KRANGKENG KROYA LELEA LOHBENER LOSARANG SINDANG SLIYEG SUKRA WIDASARI SUMEDANG N W Miles S E Gambar 1 Peta Indramayu 17

2 Berdasarkan Gambar 1, Kabupaten Indramayu berbatasan dengan Kabupaten Subang, Sumedang dan Cirebon. Bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa. Kabupaten Indramayu memiliki jumlah total keluarga 467,479 keluarga dan jumlah keluarga miskin 299,185 keluarga. Persentase kemiskinan per kecamatan dapat dilihat pada Gambar 2. Persentase Kemiskinan Persentase(%) Arahan Cantigi Krangkeng Kroya Sliyeg Kandanghaur Sukra Kertasemaya Sindang Bangodua Lohbener Cikedung Karangampel Kecamatan Gambar 2 Persentase kemiskinan Widasari Lelea Jatibarang Haurgeulis Anjatan Kota Indramayu Juntinyuat Balongan Losarang Bongas Gabuswetan Berdasarkan Gambar 2, persentase kemiskinan antara 40%-90%. Tiga kecamatan yang memiliki persentase lebih dari 85%, yaitu Kecamatan Krangkeng, Cantigi, dan Arahan. Kecamatan Gabus Wetan merupakan kecamatan yang memiliki persentase relatif terendah. Peta sebaran kemiskinan per kecamatan, tampak pada Gambar 3. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan yang ada dikelompokkan ke dalam 5 kelompok berdasarkan persentase kemiskinannya. Kecamatan-kecamatan yang berada pada tingkatan terendah dan tertinggi sama dengan kesimpulan yang diperoleh dari Gambar 2. Kelompok I merupakan kumpulan desa-desa dengan persentase relatif terendah. Kelompok ini terdiri dari tiga kecamatan dengan persentase kemiskinan 39.39%-43.17%, yaitu : Kecamatan Bongas, Gabus Wetan, dan Losarang. Kelompok II terdiri dari enam kecamatan dengan persentase 43.17%-60.01%, yaitu : Kecamatan Balongan, Juntinyuat, Jatibarang, Haurgeulis, Anjatan dan Kota Indramayu. Kelompok III terdiri dari tujuh kecamatan dengan persentase 60.01%-68.81%, yaitu : Kecamatan Karangampel, Sindang, Cikedung, Lelea, Lohbener, Bangodua, dan Widasari. Kelompok IV terdiri dari lima Kecamatan dengan persentase 68.81% %, yaitu Kecamatan Sliyeg, Sukra, Kertasemaya, Kandanghaur, Kroya. 18

3 PETA PERSENTASE KEMISKINAN PER KECAMATAN LAUT JAWA KEC.SINDANG KEC.SUKRA KEC.KANDANGHAUR KEC.ANJATAN KEC.BONGAS KEC.CANTIGI KEC.ARAHAN KEC.LOSARANG KOTA INDRAMAYU KEC.BALONGAN KEC.LOHBENER KEC.JUNTINYUAT Peta indramayu.shp KEC.GABUSWETAN KEC.KARANGAMPEL KEC.HAURGEULIS KEC.KROYA KEC.CIKEDUNG KEC.KRANGKENG KEC.SLIYEG KEC.LELEA KEC.JATIBARANG KEC.WIDASARI KEC.BANGODUA KEC.KERTASEMAYA N W E Miles S Gambar 3 Peta persentase kemiskinan per kecamatan Kelompok V merupakan kumpulan desa yang memiliki persentase relatif tertinggi. Kelompok ini terdiri dari tiga kecamatan dengan persentase kemiskinan 78.91%-89.61%, yaitu Kecamatan Krangkeng, Cantigi, dan Arahan. Kecamatan yang paling banyak berada pada kelompok III dengan persentase 60.01%-68.81%, hasil ini sesuai dengan rata-rata persentase kemiskinan di Indramayu 64%. Kantong dan Hotspot Kemiskinan di Indramayu Metode flexibly memeriksa 310 desa yang terdapat di Kabupaten Indramayu. Panjang maksimum kantong (K) dibatasi sampai 15 desa yang berbatasan dan jarak terdekat, termasuk desa awal. Pengujian nyata atau tidak kantong kemiskinan dilakukan dengan teknik simulasi Monte Carlo. Simulasi dilakukan dengan pengulangan 999 kali. Berdasarkan proses tersebut, diperoleh 7 kantong yang nyata pada taraf 1%. Kantong-kantong yang terbentuk, adalah: 1. Kantong I terdiri dari 12 desa, yaitu desa Dukuh jati, Kali Anyar, Kaplongan, Kedung Wungu, Krangkeng, Luwung Gesik, Purwajaya, Singakerta, Srengseng, Sukamanah, Tanjakan, Tegal Mulya pada Kecamatan Krangkeng dan Karang Ampel. 2. Kantong II terdiri dari 13 desa, yaitu desa Arahan Lor, Cangkring, Cantigi Kulon, Cantigi Wetan, Cidempet, Linggajati, Panyingkiran Kidul, 19

4 Panyingkiran Lor, Pranggong, Sindangkerta, Sukadadi, Sukasari, Tawang Sari pada Kecamatan Arahan, Cantigi, Lohbener. 3. Kantong III terdiri dari 10 desa, yaitu desa Jati Mulya, Jati Munggul, Kroya, Mekar Jaya, Plosokerep, Suka Melang, Suka Slamet, Temiyang, Temiyang Sari, Tunjung Kerta pada Kecamatan Cikedung, Kroya, Haurgeulis. 4. Kantong IV terdiri dari 8 desa, yaitu desa Curug, Karang Mulya, Karanganyar, Parean Girang, Pranti, Soge, Wirakanan, Wirapanjunan pada Kecamatan Kandanghaur. 5. Kantong V terdiri dari 10 desa, yaitu desa Gadingan, Majasari, Mekar Gading, Pilang Sari, Sleman, Sliyeg Lor, Tambi, Tambi Lor, Tenajar, Tenajar Lor pada Kecamatan Sliyeg, Jati Barang, Kertasemaya. 6. Kantong VI terdiri dari 7 desa, yaitu desa Bojong Slawi, Jati Sawit Lor, Legok, Leuwigede, Lobener, Rambatan Kulon, Sindangkerta, Teluk Agung pada Kecamatan Lohbener, Jati Barang, Widasari, dan Kota Indramayu. 7. Kantong VII terdiri dari 10 desa, yaitu desa Bugel, Mekar Sari, Patrol Baru, Patrol Lor, Sukahaji, Sukra, Ujung Gebang, Tegal Taman, Sumuradem, Sumuradem Timur pada Kecamatan Sukra. Kantong-kantong tersebut disusun berdasarkan nilai Log Likelihood Ratio (LLR), semakin ke bawah maka LLRnya semakin kecil, seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Keterangan pada setiap kantong K JD Pop Case % Harapan RR LLR P-value I II III IV V VI VII K : Kantong % : Persentase Miskin LLR : Log Likelihood Ratio JD : Jumlah Desa RR : Resiko Relatif Kantong I memiliki persentase kemiskinan sebesar 88.75% dan nilai harapan Nilai harapan tersebut berarti harapan jumlah keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin pada kantong I sebanyak 1143 keluarga. Dilihat dari nilai Resiko Relatif (RR) maka proporsi keluarga miskin pada desa- 20

5 desa yang berada di dalam kantong lebih besar 1.39 kali dari pada desa-desa di luar kantong tersebut. Kantong II memiliki persentase kemiskinan sebesar 91.52% dan nilai harapan Nilai harapan tersebut berarti harapan jumlah keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin pada kantong II sebanyak 8138 keluarga. Dilihat dari nilai RR-nya maka proporsi keluarga miskin pada desa-desa yang berada di dalam kantong lebih besar 1.43 kali dari pada desa-desa di luar kantong tersebut. Kantong III memiliki persentase kemiskinan sebesar 79.87% dan nilai harapan Nilai harapan tersebut berarti harapan jumlah keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin pada kantong III sebanyak keluarga. Dilihat dari nilai RR-nya maka proporsi keluarga miskin pada desa-desa yang berada di dalam kantong lebih besar 1.25 kali dari pada desa-desa di luar kantong tersebut. Kantong IV memiliki persentase kemiskinan sebesar 85.96% dan nilai harapan Nilai harapan tersebut berarti harapan jumlah keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin pada kantong IV sebanyak 7193 keluarga. Dilihat dari nilai RR-nya maka proporsi keluarga miskin pada desa-desa yang berada di dalam kantong lebih besar 1.34 kali dari pada desa-desa di luar kantong tersebut. Kantong V memiliki persentase kemiskinan sebesar 81.74% dan nilai harapan Nilai harapan tersebut berarti harapan jumlah keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin pada kantong V sebanyak 7933 keluarga. Dilihat dari nilai RR-nya maka proporsi keluarga miskin pada desa-desa yang berada di dalam kantong lebih besar 1.28 kali dari pada desa-desa di luar kantong tersebut. Kantong VI memiliki persentase kemiskinan sebesar 81.57% dan nilai harapan Nilai harapan tersebut berarti harapan jumlah keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin pada kantong VI sebanyak 6143 keluarga. Dilihat dari nilai RR-nya maka proporsi keluarga miskin pada desa-desa yang berada di dalam kantong lebih besar 1.28 kali dari pada desa-desa di luar kantong tersebut. 21

6 Kantong VII memiliki persentase kemiskinan sebesar 76.95% dan nilai harapan Nilai harapan tersebut berarti harapan jumlah keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin pada kantong VII sebanyak keluarga. Dilihat dari nilai RR-nya maka proporsi keluarga miskin pada desa-desa yang berada di dalam kantong lebih besar 1.20 kali dari pada desa-desa di luar kantong tersebut. Penentuan kantong tidak hanya memperhatikan persentase, tetapi juga jumlah total keluarga. Meskipun kantong II memiliki persentase dan RR lebih tinggi dari kantong I, tetapi jumlah total keluarganya lebih kecil dari kantong I sehingga kantong II berada pada urutan kedua. Kantong I memiliki nilai LLR tertinggi, sehingga kantong ini disebut most likely cluster (MLC). Ketujuh kantong nyata pada taraf yang paling tinggi dibanding kantong-kantong lain, memiliki nilai RR lebih besar dari 1 maka kantong-kantong tersebut disebut hotspot kemiskinan. Hotspot-hotspot tersebut dapat disajikan dalam peta hotspot kemiskinan, seperti pada Gambar 4. PETA HOTSPOT KEMISKINAN LAUT JAWA KOTA INDRAMAYU SUBANG Peta indramayu.shp SUMEDANG Miles CIREBON W N S E Gambar 4 Peta hotspot kemiskinan Kantong I berwarna merah, memiliki tingkat kemiskinan tertinggi, hasil ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari Gambar 2 dan 3. Kantong ini berdekatan dengan Kabupaten Cirebon. Kantong II, V, dan VI berdekatan dengan 22

7 Kota Indramayu. Ketiga kantong tersebut berdekatan, tetapi hanya kantong II dan VI yang berbatasan langsung karena Kantong V masih dibatasi dengan desa yang tidak masuk ke Kantong V dan VI. Kantong III bewarna coklat, berdekatan dengan Kabupaten Sumedang. Kantong IV berwarna biru, berada diantara Kantong II dan VII. Kantong VII berwarna hijau, berdekatan dengan Kabupaten Subang. Pada Kantong I, II, III, V, VI, dan VII ada desa yang berbatasan dengan kantong tetapi tidak masuk ke dalam kantong tersebut, secara berurutan yaitu : Desa Kapringan, Arahan Kidul, Sumbon, Sliyeg, Lobenerlor, Sukrawetan. Desadesa tersebut berbatasan dengan kantong, tetapi persentase kemiskinannya lebih kecil dari kantong sehingga desa-desa tersebut tidak dimasukkan ke dalam kantong. Deskripsi Kantong Deskripsi kantong dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 1. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk dari sektor pertanian, subsektor tanaman pangan dengan komoditi unggulan tertentu. Komoditi tersebut dipakai sebagian besar penduduk untuk dikonsumsi sendiri dan dijual. Sarana dan prasarana transportasi melalui darat. Jalanan tersebut dapat dilalui kenderaan bermotor roda 4 atau lebih dan sudah memiliki penerangan jalan. Pada semua kantong tidak terdapat telepon umum koin/ kartu, tetapi ada wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel. Fasilitas sekolah yang paling banyak sampai tingkat SD dengan rasio 1.62, yaitu terdapat dua sekolah per 1000 penduduk pada Kantong I, selainnya hanya satu sekolah. A. Kantong I Kantong I terdiri dari 12 desa dan berada di luar kawasan hutan. Sebagian besar letak geografisnya berada di dataran, kecuali Desa Luwung Gesik, Kalianyar, Krangkeng, Tanjakan berada di pesisir/ tepi laut. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk dari sektor pertanian dengan subsektor tanaman pangan dan perikanan darat. Komoditi unggulan padi, padi sawah, dan tambak bandeng. Persentase lahan sawah terhadap luas lahan desa keseluruhan 63.59% dengan kepemilikan lahan per keluarga petani 0.32 ha. 23

8 Rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh tani per 1000 penduduk adalah 198. Pada klaster ini tidak terdapat kawasan dan sentra industri. Jenis industri kecil/ kerajinan rumah tangga, kerajinan dari kayu dan makanan. Jenis permukaan jalan yang terluas dari aspal/beton dan diperkeras (kerikil/ batu). Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 4.15 km dengan waktu tempuh 8.42 menit. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota km dengan waktu tempuh 35 menit. Sedangkan jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota lain yang terdekat km dengan waktu tempuh menit. Fasilitas wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel sebanyak 17 unit. Dari setiap 1000 keluarga ada 22 keluarga yang berlangganan telepon kabel. B. Kantong II Kantong II terdiri dari 13 desa dan berada di luar kawasan hutan. Desa Tenajar dan Sliyeg Lor berada di pesisir/ tepi laut, selainnya berada di dataran. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk dari sektor pertanian dengan subsektor tanaman pangan. Komoditi unggulan padi dan padi sawah. Persentase lahan sawah terhadap luas lahan desa keseluruhan 48.45% dengan kepemilikan lahan per keluarga petani 0.42 ha. Rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh tani per 1000 penduduk adalah 300. Jenis industri kecil/ kerajinan rumah tangga, makanan. Jenis permukaan jalan yang terluas dari aspal/beton, diperkeras dengan kerikil/ batu, dan tanah. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 3.69 km dengan waktu tempuh 9.15 menit. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota km dengan waktu tempuh menit. Sedangkan jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota lain yang terdekat 58.1 km dengan waktu tempuh menit. Fasilitas wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel sebanyak 14 unit. Dari setiap 1000 keluarga hanya 4 keluarga yang berlangganan telepon kabel. C. Kantong III Kantong III terdiri dari 10 desa dan berada di tepi kawasan hutan. Semua desa berada di dataran. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk 24

9 dari sektor pertanian dengan subsektor tanaman pangan dan perikanan darat. Komoditi unggulan padi, padi sawah, dan tambak bandeng. Persentase lahan sawah terhadap luas lahan desa keseluruhan 41.17% dengan kepemilikan lahan per keluarga petani 0.39 ha. Rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh tani per 1000 penduduk adalah 243. Jenis permukaan jalan yang terluas diperkeras dengan kerikil/ batu dan dari aspal/beton. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 4.02 km dengan waktu tempuh 12.5 menit. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota km dengan waktu tempuh 89.5 menit. Sedangkan jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota lain yang terdekat km dengan waktu tempuh 116 menit. Fasilitas wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel sebanyak 32 unit. Dari setiap 1000 keluarga ada 2 keluarga yang berlangganan telepon kabel. Fasilitas sekolah yang paling banyak sampai tingkat SD dengan rasio 1.08, yaitu hanya ada satu sekolah per 1000 penduduk. Pada kantong ini tidak terdapat sentra industri, tetapi ada kawasan industri di Desa Jatimunggul. Jenis industri kecil/ kerajinan rumah tangga, kerajinan dari kayu dan makanan. D. Kantong IV Kantong IV terdiri dari 8 desa dengan letak geografisnya berada di dataran dan berada di luar kawasan hutan. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk dari sektor pertanian dengan subsektor tanaman pangan. Komoditi unggulan padi, padi sawah, dan cabe. Persentase lahan sawah terhadap luas lahan desa keseluruhan 76.23% dengan kepemilikan lahan per keluarga petani 0.46 ha. Rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh tani per 1000 penduduk adalah 9. Desa Karanganyar, Wirapanjunan, Pareangirang, Soge merupakan desa-desa yang rawan banjir. Jenis permukaan jalan yang terluas diperkeras dengan kerikil/ batu. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 4.73 km dengan waktu tempuh 13 menit. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota km dengan waktu tempuh 48 menit. Sedangkan jarak rata-rata dari desa ke ibukota 25

10 kabupaten/ kota lain yang terdekat km dengan waktu tempuh 97 menit. Fasilitas wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel sebanyak 20 unit. Dari setiap 1000 keluarga ada 20 keluarga yang berlangganan telepon kabel. Jenis industri kecil/ kerajinan rumah tangga, makanan dan gerabah/ keramik. E. Kantong V Kantong V terdiri dari 10 desa dan berada di luar kawasan hutan. Letak geografisnya berada di dataran. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk dari sektor pertanian dengan subsektor tanaman pangan dengan komoditi unggulan padi. Persentase lahan sawah terhadap luas lahan desa keseluruhan 76.26% dengan kepemilikan lahan per keluarga petani 0.34 ha. Rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh tani per 1000 penduduk adalah 290. Jenis permukaan jalan yang terluas diperkeras dengan kerikil/ batu. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 4.73 km dengan waktu tempuh 13 menit. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota km dengan waktu tempuh 48 menit. Sedangkan jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota lain yang terdekat km dengan waktu tempuh 97 menit. Fasilitas wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel sebanyak 20 unit. Dari setiap 1000 keluarga ada 59 keluarga yang berlangganan telepon kabel. Jenis industri kecil/ kerajinan rumah tangga, makanan, anyaman, kerajinan dari kayu dan kulit. F. Kantong VI Kantong VI terdiri dari 7 desa dan berada di luar kawasan hutan. Letak geografisnya berada di dataran. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk dari sektor pertanian dengan subsektor tanaman pangan. Komoditi unggulan padi dan padi sawah. Persentase lahan sawah terhadap luas lahan desa keseluruhan 64.93% dengan kepemilikan lahan per keluarga petani 0.13 ha. Rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh tani per 1000 penduduk adalah 351. Jenis permukaan jalan yang terluas dari aspal/beton dan diperkeras dengan kerikil/ batu. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 5.8 km dengan 26

11 waktu tempuh menit. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota 9.61 km dengan waktu tempuh 27 menit. Sedangkan jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota lain yang terdekat km dengan waktu tempuh 84 menit. Fasilitas wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel sebanyak 16 unit. Dari setiap 1000 keluarga ada 13 keluarga yang berlangganan telepon kabel. Jenis industri kecil/ kerajinan rumah tangga, anyaman dan makanan. G. Kantong VII Kantong VII terdiri dari 10 desa dan berada di luar kawasan hutan. Desa Sukra, Sumuradem Timur, Patrol Baru, Bugel berada di daratan, selainnya berada di pesisir/ tepi laut. Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk dari sektor pertanian dengan subsektor tanaman pangan. Komoditi unggulan padi dan bawang merah. Persentase lahan sawah terhadap luas lahan desa keseluruhan 78.86% dengan kepemilikan lahan per keluarga petani 0.32 ha. Rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh tani per 1000 penduduk adalah 241. Jenis permukaan jalan yang terluas diperkeras dengan kerikil/ batu. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kecamatan 4 km dengan waktu tempuh 19.6 menit. Jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota km dengan waktu tempuh 94.5 menit. Sedangkan jarak rata-rata dari desa ke ibukota kabupaten/ kota lain yang terdekat km dengan waktu tempuh 97.5 menit. Fasilitas wartel/ kiospon/ warpostel/warparpostel sebanyak 33 unit. Dari setiap 1000 keluarga ada 23 keluarga yang berlangganan telepon kabel. Jenis industri kecil/ kerajinan rumah tangga, makanan dan kerajinan dari kayu. Correlogram Kemiskinan di Indramayu Setiap pasangan desa yang terbentuk disusun berdasarkan jarak, mulai dari 0 sampai km dengan jarak terdekat km. Jarak-jarak tersebut dibagi menjadi 34 kelompok dengan panjang kelompok 2 km. Grafik korelasi terhadap jarak dapat dilihat pada Gambar 5. 27

12 0.25 Correlogram kemiskinan Korelasi Jarak Gambar 5 Correlogram kemiskinan Menurut gambar di atas, nilai korelasi cenderung menurun ketika jaraknya semakin jauh. Grafik tersebut memotong sumbu-x pada kelompok jarak 13, yaitu pada jarak km dengan rata-rata km. Nilai korelasi pada gambar tersebut mulai tidak stabil pada jarak km karena pada beberapa kelompok nilainya naik turun. Pada jarak 8-28 km, nilai korelasinya hampir sama. Nilai korelasi yang tidak stabil dan hampir sama, akan sulit untuk mengetahui korelasi bernilai nol pada jarak berapa jika hanya melihat gambar, maka dilakukan pengujian nilai korelasi. Pengujian untuk melihat korelasi tersebut signifikan bernilai nol pada jarak berapa dengan menghitung nilai statistik uji z-nya. Hipotesis yang digunakan : H 0 : r = 0 dan H 1 : r 0 pada taraf α = 0.05 wilayah kritis : Z < dan Z > 1.96 Pada jarak 5-6 km dengan jarak rata-rata km, diperoleh Z = 1.77 E-06. Nilai Z tersebut < 1.96, maka terima H 0. Berarti pada jarak 5-6 km, nilai korelasinya signifikan bernilai nol. Pada jarak tesebut, tidak terdapat korelasi antar kemiskinan secara spatial. Pusat-Pusat Pengentasan Kemiskinan di Indramayu Tabel 2 menunjukkan kantong-kantong yang terbentuk memiliki jarak maksimum dan radius yang berbeda. Jika radius dibandingkan dengan jarak pada saat korelasi nol, maka radius pada kantong lebih kecil, kecuali Kantong III. 28

13 Tabel 2 Jarak maksimum pada tiap kantong Kantong Desa Jarak maksimum Radius Kantong I Purwajaya - Tanjakan km km Kantong II Cangkring - Sindangkerta km km Kantong III Plosokerep - Suka Slamet km km Kantong IV Karang Mulya - Soge km km Kantong V Mekar Gading - Pilang Sari km km Kantong VI Rambatan Kulon km km Leuwigede Kantong VII Sukahaji - Sukra km km Berdasarkan bentuk dan radius kantong maka pusat pengentasan kemiskinan pada Kantong I : Desa Srengseng, Kantong II : Desa Cidempet, desadesa tersebut berada di tengah kantong. Kantong III : Desa Tanjungkerta dan Jatimulya, karena radiusnya lebih besar dari jarak correlogram. Kantong IV : Desa Wirapanjunan, Kantong V : Desa Tambi, desa-desa tersebut berada di tengah kantong. Kantong VI : Desa Bojongslawi dan Teluk Agung, karena bentuk kantong terdiri dari dua kelompok yang dihubungkan oleh satu desa. Kantong VII : Mekarsari, berada di tengah kantong. Desa-desa tersebut ditampilkan pada Gambar 6. PUSAT PENGENTASAN KEMISKINAN LAUT JAWA KLASTER II SUBANG KLASTER VII KLASTER IV KOTA INDRAMAYU KLASTER VI KLASTER I KLASTER V SUMEDANG KLASTER III CIREBON N W E Miles S Gambar 6 Peta pusat pengentasan kemiskinan Gambar 6 menunjukkan bahwa ada sembilan desa yang dapat mewakili tujuh puluh desa yang terdapat dalam tujuh kantong tersebut secara spatial. Kantong III dan VI dilakukan pada dua desa, sedangkan kantong lain pada pusat kantong. 29

14 Program Pengentasan Berdasarkan data-data dari setiap kantong, maka program yang diusulkan untuk setiap kantong adalah sebagai berikut: A. Kantong I Jika dibandingkan dengan Kantong III, maka kantong ini memiliki akses jalan dan telekomunikasi, fasilitas sekolah yang lebih baik. Kepemilikan lahannya juga tidak jauh berbeda dengan kantong lain, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai komoditi unggulan di kantong ini. B. Kantong II Jika dibandingkan dengan Kantong VII, maka kantong ini memiliki akses jalan yang lebih baik dan status kepemilikan lahan yang lebih besar, tetapi perlu penambahan untuk akses telekomunikasi. C. Kantong III Jika dibandingkan dengan Kantong I, kantong ini memiliki persentase kemiskinan lebih kecil, tetapi akses jalan dan telekumunikasinya masih kurang. Sehingga perbaikan pada akses tersebut, diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan. D. Kantong IV Jika dibandingkan dengan Kantong V, kantong ini memiliki akses telekomunikasi yang lebih baik, tetapi akses jalannya perlu perbaikan. Kedua klaster memiliki kepemilikan lahan yang tinggi. E. Kantong V Kantong ini memiliki akses jalan yang lebih baik, tetapi kurang dalam akses telekomunikasi sehingga perbaikan akses tersebut diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan. F. Kantong VI Kantong ini memiliki akses jalan yang baik, tetapi telekomuniksinya kurang, kepemilikan lahanya paling rendah dibanding kantong lain serta rasio penduduk yang bekerja sebagai buruh per 1000 penduduk, paling besar dibanding kantong lain. Maka perbaikan akses telekomunikasi diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan 30

15 G. Kantong VII Kantong ini memiliki persentase kemiskinan relatif terendah dibanding kantong lain, tetapi akses jalannya kurang. Perbaikan akses jalan diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan. 31

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN BAB III III.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu III.1.1 Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Indramayu berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada

Lebih terperinci

KABUPATEN INDRAMAYU [3212]

KABUPATEN INDRAMAYU [3212] KABUPATEN INDRAMAYU [3212] 1 Kode Kecamatan Dan Nama Kecamatan No Kode Nama Kecamatan 1. 3212010 HAURGEULIS 2. 3212011 GANTAR 3. 3212020 KROYA 4. 3212030 GABUSWETAN 5. 3212040 CIKEDUNG 6. 3212041 TERISI

Lebih terperinci

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Penutupan lahan didapatkan dari interpretasi citra Landsat wilayah Kabupaten Indramayu tahun 2009. Citra Landsat yang digunakan adalah citra saat musim hujan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 55 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografis dan Cuaca Kabupaten Indramayu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Ibukotanya adalah Indramayu, Indramayu sebagai pusat pemerintahan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 1 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 1 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 1 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN PASEKAN, TUKDANA,PATROL DAN PENATAAN KECAMATAN-KECAMATAN

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 166.527 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 56 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI 8.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kejadian kekeringan di Kabupaten Indramayu merupakan penyebab utama (79.8%)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan Ibu kotanya Indramayu. Kabupaten Indramayu berada pada 6º15 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM 4.1. Pendahuluan Ketersediaan data curah hujan dalam jangka panjang secara runut waktu (time series) sangat diperlukan dalam analisis,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 29 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografi, dan Iklim Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107 52-108 36 bujur timur dan 6 15-6 40 lintang selatan.

Lebih terperinci

Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/ Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat

Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/ Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Nomor : 102/SM.120/J.3.7/03/2015 3 Maret 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Yang terhormat, (Terlampir) Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama dalam pencapaian

Lebih terperinci

III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM

III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM III. ANALISIS DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM 3.1. Pendahuluan Salah satu indikator terjadinya perubahan iklim adalah semakin meningkatnya kejadian iklim ekstrim

Lebih terperinci

Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/ April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat

Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/ April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Nomor : 225/SM.120/J.3.7/04/2015 2 April 2015 Lampiran : Satu Berkas Perihal : Panggilan Peserta Diklat Yang terhormat, (Terlampir) Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama dalam pencapaian

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 73 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Kebijaksanaan Pembangunan Pada Sub-Sektor Perikanan Di Kabupaten Indramayu Sesuai dengan arahan kebijaksanaan pusat dan Provinsi Jawa Barat (Laporan tahunan Dinas

Lebih terperinci

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU PENDEKATAN HIERARCHICAL BAYES SMALL AREA ESTIMATION (HB SAE) DALAM MENGESTIMASI ANGKA MELEK HURUF KECAMATAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Ari Shobri B 1), Septiadi Padmadisastra 2), Sri Winarni 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Lampiran K Tabel Jumlah Penduduk, Luas Sawah dan Produksi Padi Tahun 1998

Lampiran K Tabel Jumlah Penduduk, Luas Sawah dan Produksi Padi Tahun 1998 105 Lampiran K Tabel Jumlah Penduduk, Luas Sawah dan Produksi Padi Tahun 1998 No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Sawah (Ha) 1998 Jumlah Produksi Padi (Ton) KAB. BEKASI 1 Babelan 98.136 4.751,57

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU Salinan NO : 1/LD/2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2012 SERI : D.1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2012 SERI : D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasokan ikan nasional saat ini sebagian besar berasal dari hasil penangkapan ikan di laut, namun pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap disejumlah negara dan perairan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 63 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini akan membahas gambaran umum Kabupaten Indramayu sebagai wilayah kajian. Kabupaten Indramayu memiliki tiga jenis area yaitu kelautan, pertanian dan kehutanan.

Lebih terperinci

VII. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI KABUPATEN INDRAMAYU

VII. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI KABUPATEN INDRAMAYU VII. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI KABUPATEN INDRAMAYU 7.1 Visi dan Misi Kabupaten Indramayu Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat Pemerintah Kabupaten Indramayu mempunyai rumusan visi, misi dan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : INDRAMAYU - PROVINSI : JAWA BARAT

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : INDRAMAYU - PROVINSI : JAWA BARAT 1 Panut A.Ma 000000000130476689 L 03/04/53 PNS NIP-13 D2 IV/a 01/12/75 36 SDN Punduan Gantar Indramayu 2 Ikin A.Ma 195202241978111001 L 24/02/52 PNS NIP-13 D2 IV/a 01/11/78 33 SDN Cemara Wetan Losarang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Jl. Pahlawan No. 31 Telp./Fax. (0234) 271606 I N D R A M A Y U KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN INDRAMAYU SELAKU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS IV.1 Uji Sensitifitas Model Uji sensitifitas dilakukan dengan menggunakan 3 parameter masukan, yaitu angin (wind), kekasaran dasar laut (bottom roughness), serta langkah waktu

Lebih terperinci

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN REF S/D 3 DESEMBER 04 5. - A PENDAPATAN,530,737,967,000.00,578,54,65,554.00 0.88,,308,065,74.00 Realisasi pendapatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Status dan jumlah nelayan di Kabupaten Indramayu

Lampiran 1. Status dan jumlah nelayan di Kabupaten Indramayu Lampiran 1. Status dan jumlah nelayan di Kabupaten Indramayu No. Kecamatan Status Nelayan Jumlah Pemilik (RTP) Buruh (RTP) 1. Haurgeulis 0 0 0 2. Gantar 0 0 0 3. Kroya 0 0 0 4. Gabuswetan 0 0 0 5. Cikedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Secara umum, wilayah Jawa Timur dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Luas wilayah Jawa Timur daratan hampir mencakup

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 16 TAHUN : 1997 SERI : B.1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 25 TAHUN 1996

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 16 TAHUN : 1997 SERI : B.1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 25 TAHUN 1996 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 16 TAHUN : 1997 SERI : B.1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 25 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DALAM RANGKA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN INDRAMAYU SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN INDRAMAYU Nomor : 37/Kpts/KPU-Kab/Im.011.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN INDRAMAYU SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN INDRAMAYU Nomor : 37/Kpts/KPU-Kab/Im.011. KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN INDRAMAYU SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN INDRAMAYU Nomor : 37/Kpts/KPU-Kab/Im.011.329110/VIII/2015 TENTANG PENETAPAN LOKASI PEMASANGAN ALAT PERAGA, PELAKSANAAN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN

3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN 3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN Pendahuluan Daerah prakiraan musim (DPM) merupakan daerah dengan tipe hujan yang memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan berdasarkan pola hujan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Global warming merupakan isu lingkungan terbesar dalam kurun waktu terakhir. Jumlah polutan di bumi yang terus bertambah merupakan salah satu penyebab utama terjadinya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FUZZY SIMILARITY DALAM PENENTUAN CAKUPAN WILAYAH INDEKS CURAH HUJAN

PENGGUNAAN METODE FUZZY SIMILARITY DALAM PENENTUAN CAKUPAN WILAYAH INDEKS CURAH HUJAN PENGGUNAAN METODE FUZZY SIMILARITY DALAM PENENTUAN CAKUPAN WILAYAH INDEKS CURAH HUJAN USING FUZZY SIMILARITY METHOD FOR DETERMINING COVERAGE RAINFALL INDEX AREAS 1 2 3 1 Woro Estiningtyas, Agus Buono,

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol

Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol L A M P I R A N 9 Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol Kategori Peubah Peubah Keterangan (satuan) Tipe Peubah Keterangan Umum Desa/Kelurahan X 1 Letak geografis desa/kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas hasil pertanian. Berdasarkan bidang usaha, terutama sektor pertanian subsektor tanaman

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No.6 Telp.(022) Fax.(022) , Bandung 40171

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No.6 Telp.(022) Fax.(022) , Bandung 40171 PEMERINTAH DAERAH PROVINSAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No.6 Telp.(022)4264813 Fax.(022)4264881, Bandung 40171 Instrumen Pengajuan Pembuatan Komunitas Guru Form berikut digunakan u/ pengajuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang wilayahnya disatukan oleh lautan dengan luas seluruh wilayah teritorial adalah 8 juta km 2. Menurut Puslitbang Geologi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kondisi Geofisik 1. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas

Lebih terperinci

1* Woro Estiningtyas, Rizaldi Boer, Irsal Las, Agus Buono 1

1* Woro Estiningtyas, Rizaldi Boer, Irsal Las, Agus Buono 1 IDENTIFIKASI DAN DELINEASI WILAYAH ENDEMIK KEKERINGAN UNTUK PENGELOLAAN RISIKO IKLIM DI KABUPATEN INDRAMAYU IDENTIFICATION AND DELINEATION OF DROUGHT AREA FOR CLIMATE RISK MANAGEMENT IN INDRAMAYU DISTRIC

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA ).

DAFTAR PUSTAKA ). 81 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Arif R.M. (2002), Model Simulasi Penyediaan Kebutuhan Beras Nasional, http://www.tumotou.net (down load tanggal l7-01-2008). Barlowe, Raleigh (1986), Land Resource Economics, 4

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang mendasari pemilihan, pengolahan dan penafsiran suatu data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR No. 16/02/35/Th. XIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Jawa Timur Hasil Pendataan Potensi Desa 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI

IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI 4.1. Letak Geografis Posisi geografis Wilayah Pengembangan Kawasan Agropolitan Ciwidey menurut Peta Rupa Bumi Bakorsurtanal adalah antara 107 0 31 30 BB 107 0 31 30 BT dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009

KATA PENGANTAR. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009 KATA PENGANTAR Kegiatan Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009 merupakan kerjasama antara Direktorat Perencanaan Kawasan Hutan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Peternakan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Analisis Spasial Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian... (Murdaningsih, et al.) ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DI KABUPATEN INDRAMAYU (Spatial

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

1 Prof. Dr. Sadu Wasistiono, MS. 2 Drs. A. Widanarto, M.Si. 3 H. Abdul Mutholib, ME. 4 Drs. M. Sugandhi, M.Si. 5 Hidayat Supriadi, BA.

1 Prof. Dr. Sadu Wasistiono, MS. 2 Drs. A. Widanarto, M.Si. 3 H. Abdul Mutholib, ME. 4 Drs. M. Sugandhi, M.Si. 5 Hidayat Supriadi, BA. SUSUNAN TIM KEGIATAN PENJARINGAN ASPIRASI MASYARAKAT MENGENAI RENCANA PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU DI KABUPATEN INDRAMAYU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 NO NAMA 1 Prof. Dr. Sadu Wasistiono,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

MPORfin Tfliiunnn 2016

MPORfin Tfliiunnn 2016 MPORfin Tfliiunnn 2016 PENGADILAN NEGERI INDRAMAYU Jin. Jenderal Sudirman No. 183 Telp. 0234-272309, Fax. 0234-276404 Indramayu Website : www.pn-indramayu.go.id, email: pengadilan.negeri.indramayu@gmail.com

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo, BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat 4.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Semarang Barat adalah pusat pemerintahan yang mempunyai ketinggian dataran 3 meter

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks No.357, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN- DPDTT. Daerah Tertinggal. Penetapan. Juknis. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 26 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dua kecamatan yang dipilih di Kabupaten Indramayu, yaitu: Kecamatan Patrol dan Lelea. Batas administratif Kabupaten Indramayu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Luas dan Potensi Wilayah Luas fungsional daerah penelitian adalah 171.240 ha, secara administratif meliputi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Subang, Sumedang,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Wilayah dan Potensi Kabupaten Indramayu 1. Geografi SecarageografisKabupatenIndramayuterletakpada 107 o 52 108 o 36 BujurTimurdan6 o 15 6 o 40 Lintang Selatan dengan batas

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 19/03/34/Th.XVII, 2 Maret 2015 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Menurut Podes 2014, di DIY terdapat sebanyak 438 wilayah administrasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

PENYEDIAAN SUMBER AIR ALTERATIF PENUNJANG IRIGASI DI KAWASAN PANTURA 1. Abstrak

PENYEDIAAN SUMBER AIR ALTERATIF PENUNJANG IRIGASI DI KAWASAN PANTURA 1. Abstrak PENYEDIAAN SUMBER AIR ALTERATIF PENUNJANG IRIGASI DI KAWASAN PANTURA 1 Oleh : Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. Letktor Kepala pada Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI Jln. Dr. Setyabudhi No 229 Bandung 40154

Lebih terperinci

ANALISIS DISTRIBUSI IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Kasus: PPI Tegal Agung, PPI Karangsong dan PPI Eretan Kulon) AKBAR TANJUNG

ANALISIS DISTRIBUSI IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Kasus: PPI Tegal Agung, PPI Karangsong dan PPI Eretan Kulon) AKBAR TANJUNG ANALISIS DISTRIBUSI IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN KABUPATEN INDRAMAYU (Studi Kasus: PPI Tegal Agung, PPI Karangsong dan PPI Eretan Kulon) AKBAR TANJUNG PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG

BAB 4 ANALISIS RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG BAB 4 ANALISIS RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat risiko bencana tsunami di Kota Padang berdasarkan atas faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bencana

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PERATURAN DALAM MENGENDALIKAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN

EFEKTIVITAS PERATURAN DALAM MENGENDALIKAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN EFEKTIVITAS PERATURAN DALAM MENGENDALIKAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN Bambang Sayaka dan Herlina Tarigan Konversi lahan pertanian untuk penggunaan non-pertanian terus terjadi seiring berlangsungnya pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

Analisis Potensi Banjir di Sawah Menggunakan... (Nur Febrianti et al.)

Analisis Potensi Banjir di Sawah Menggunakan... (Nur Febrianti et al.) ANALISIS POTENSI BANJIR DI SAWAH MENGGUNAKAN DATA MODIS DAN TRMM (STUDI KASUS KABUPATEN INDRAMAYU) (ANALYSIS OF POTENTIAL FLOOD IN PADDY FIELD USING MODIS AND TRMM DATA (CASE STUDY: INDRAMAYU DISTRICTS))

Lebih terperinci