BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. PT Airland Hilman Abadi didirikan oleh keluarga Tumewa pada tahun 1974 yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. PT Airland Hilman Abadi didirikan oleh keluarga Tumewa pada tahun 1974 yang"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan PT Airland Hilman Abadi didirikan oleh keluarga Tumewa pada tahun 1974 yang beralamat di daerah Pasar Kemis, Tangerang. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan spring bed bernama AIRLAND yang berasal dari Hongkong. Setelah beberapa tahun berjalan, pada tahun 2001 perusahaan ini mengalami kebangkrutan. Meskipun demikian, keluarga Tumewa tidak larut dalam keterpurukan, pada tahun 2002 keluarga Tumewa kembali bangkit dan mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama tetapi dengan nama perusahaan yang berbeda yaitu dengan nama PT Dinamika Indonusa Prima. Perusahaan ini juga dipindahkan ke Jl. Industri Raya 1 Blok H No.10F, Jetake Tangerang dengan luas gedung kurang lebih 6000 m 2. Perusahaan ini juga membuka cabang di Depok, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta. Sebagai perusahaan yang sudah lama berkecimpung di dalam pembuatan spring bed dan juga salah satu pembuatan spring bed di Indonesia, telah memegang lisensi atau menggunakan standarisasi ISO 9001 yang diterapkan dalam melakukan pemasaran produk AIRLAND ke seluruh Indonesia. AIRLAND ini merupakan salah satu perintis spring bed di Indonesia, secara teknologi dan manajemen didukung oleh group AIRLAND di Jakarta, Sydney, Singapura, Hongkong, Beijing, dan Tokyo. Selama kurang lebih 35 tahun PT. Dinamika Indonusa Prima lewat produknya AIRLAND telah terbukti memberikan kepuasan dalam hal produk dan pelayanan terhadap pelangganya. Karena perusahaan ini mempunyai komitmen untuk selalu menggunakan bahan baku yang berkualitas tinggi, serta melakukan perbaikan secara terus menerus demi menciptakan citra produk dimata konsumen. Oleh karena itu perusahaan ini 51

2 52 telah mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Adapun cabang dari perusahaan ini yang bertujuan untuk memenuhi pesanan dari daerah tempat cabang tersebut berada dan memperluas pemasaran produk agar lebih dikenal oleh konsumen. Untuk tetap bersaing bersama competitor lain, maka PT. Dinamika Indonusa Prima selalu mempunyai visi dan misi yang menjadi arahan kerja setiap hari Visi dan Misi PT Dinamika Indonusa Prima Visi PT Dinamika Indonusa Prima Visi dari PT Dinamika Indonusa Prima adalah Proven Quality For Generation yang bearti menjadikan kasur pilihan pertama disetiap rumah dengan kualitas yang bagus Misi PT Dinamika Indonusa Prima Misi dari PT Dinamika Indonusa Prima sebagai berikut: 1. Hadir disetiap ibukota propinsi di Indonesia 2. Pemimpin merk 3. Pola pikir dan produk yang mengutamakan kualitas 4. Kepemimpinan dalam keuntungan dan biaya 5. Infrastruktur memenuhi standar terbaik di industri 6. Tiga besar produsen mattras dari segi industri 7. Investasi sumber daya manusia

3 Analisis Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Analisis Struktur Organisasi Struktur organisasi yang berada didalam PT Dinamika Indonusa Prima adalah struktur organisasi berupa matriks. Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan-kebaikan organisasi fungsional dan organisasi proyek. Para ahli/staf dihimpun berdasarkan fungsinya untuk mengerjakan proyek tertentu. Dalam hal ini dibentuk bagian manajemen proyek secara tersendiri. Masing-masing bagian secara structural tidak boleh mempunyai proyek. Walaupun demikian, berbagai proyek masih dapat dilakukan oleh perusahaan akan tetapi ada dibawah pengawasan manajemen proyek. Kesulitannya disini ialah bahwa organisasi matriks biasanya hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar dan bila sistemnya tak lancar dapat menimbulkan pertentangan dan kesenjangan antara badan fungsional dan bagian manajemen proyek. Kelebihan Struktur Organisasi Matriks : Mampu mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tuntutan ganda lingkungan. Dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel. Sesuai untuk pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan yang tidak stabil. Sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang. Kekurangan Struktur Organisasi Matriks : Adanya wewenang ganda menyebabkan munculnya kebingungan. Menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi.

4 54 Hanya bisa berjalan jika hubungan bersifat kolegial bukan vertikal Uraian Pekerjaan Adapun uraian tugas dari CEO (Chief Executive Officer) dan para manajer yang bertanggung jawab langsung pada CEO (Chief Executive Officer) di PT Dinamika Indonusa Prima: 1. CEO (Chief Executive Officer) Memimpin perusahaan dan membina jajarannya agar berdaya guna dan berhasil guna Mengkoordinasikan dan mengawasi para manajer dalam melaksanakan tugasnya Menyusun rencana jangka panjang, serta visi dan misi dalam mencapai tujuan perusahaan 2. Continuous Improvement Manager Melakukan evaluasi dan perbaikan akan kinerja dari perusahaan dan menyampaikannya pada CEO 3. Operational Manager Bertindak sebagai kepala pabrik sekaligus menangani semua masalah produksi yang ada di perusahaan 4. Finance and Accounting Manager Merencanakan dan menganalisa pembelanjaan perusahaan Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada perusahaan

5 55 Menyusun laporan keuangan atas transaksi perusahaan Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran perusahaan Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan administrasi perusahaan 5. Purchasing Manager Melaksanakan pembelian seluruh bahan baku yang dibutuhkan Menjalin rekanan dengan para pemasok 6. Marketing Manager Bertanggung jawab mengenai pemasaran produk produk Melakukan koordinasi dengan sales dan agen mengenai masalah penjualan produk produk di PT Dinamika Indonusa Prima

6 CEO Secretaries CEO Continuous Improvement Manager Operational Manager Finance & Accounting Purchasing Manager Marketing Manager Ka. Personalia Production Manager PPIC Manager Ka. Gudang BJ & Ekspedisi Finance Manager Finance Staff Accounting Manager Accounting Staff Purchasing Staff Team Sales SPV SPV Gudang SPV Cashier Umum Leader Penerimaan dan Pengiriman Barang Leader Security Leader IDL DL ADM OB ADM IDL Sumber: PT Dinamika Indonusa Prima, (2010) Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Dinamika Indonusa Prima 56

7 57 Keterangan: SPV : Supervisor ADM : Administrasi DL : Direct Labour IDL : Indirect Labour OB : Office Boy Sistem Kerja pada PT Dinamika Indonusa Prima Adapun system kerja karyawan dari segi lamanya jam kerja sesuai aturan pemerintah yang berlaku yakni 40 jam kerja dalam seminggu. Aktivitas pabrik untuk lantai produksi terus berjalan 16 jam, dimana pengaturan kerja di tetapkan 7 jam kerja per shift dengan waktu istirahat 1 jam. Karyawan PT Dinamika Indonusa Prima terbagi menjadi 2 sistem kerja untuk karyawan kantor dan karyawan produksi antara lain : a. Untuk Karyawan Kantor Sistem kerja untuk karyawan kantor yaitu hari senin sampai haru jumat dimulai dari pukul WIB, dengan 1 jam istirahat yaitu pukul WIB. Untuk hari sabtu bekerja setengah hari yaitu dari pukul WIB tanpa istirahat. b. Untuk Karyawan Operator di Pabrik Sistem kerja karyawan untuk karyawan produksi di bagi menjadi 2 shift yaitu : pagi dan sore yang diatur sebagai berikut :

8 58 Shift Pagi Jam kerja di mulai pukul WIB dengan jam istirahat, yaitu pukul Shift Sore Jam kerja dimulai dari pukul WIB dengan jam istirahat, yaitu pukul WIB Pengaturan jam kerja pada PT. Dinamika Indonusa Prima diatur sedemikian rupa agar karyawan merasakan kenyamanan dalam mulai dan selama bekerja. Meminimalisir timbulnya stress karena kemacetan lalu lintas harian. Dating dan pulang kerja sebelum kemacetan harian terjadi dalam taraf yang parah Proses Produksi dan Tipe Produk Proses Produksi PT Dinamika Indonusa Prima Kegiatan usaha PT. Dinamika Indonusa Prima yaitu memproduksi Mattras, Boks dan sandaran (bed Set). Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :

9 59 Proses Pembuatan Mattras Supplie r Supplie r Gudang BB Gudang BB Gudan gbj PER QLT Packing Gudang BB Gudang BB QC RAM Potong Kain T-ED Tembak RAM Cotton Sheet Jahit Tembak Mattaras Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Cotton Sheet Gambar 4.2 Proses Pembuatan Mattras Kain. Kain yang diterima dari supplier dimasukan ke gudang bahan baku 1, diquilting (dijahit dengan lapisan tertentu dan diberi motif yang di inginkan oleh mesin quilting), hasil quilting dimasukan ke gudang bahan baku 2, kain quilting diminta produksi dan kain tersebut dipotong, dan dijahit sesuai order yang ada. Kawat. Kawat yang diterima dari supplier dimasukan ke gudang bahan baku 1, diminta untuk diproses di mesin per menjadi per/pegas. Spring ini dirakit lagi

10 60 di mesin rakit ram sesuai ukuran ram dan tipe yang di inginkan. Ada juga kawat yang ditekuk agar menjadi kawat pinggiran yang menjadi pengikat keliling ram, setelah itu merakit/menembaj dengan clip RAM dengan kawat pinggiran dan dimasukan ke gudang bahan baku 2. RAM yang sudah dirakit dibungkus dengan lapisan cotton sheet. Penyatuan antara kain dan kawat. Kain yang sudah dipotong kemudian dijahit menjadi mattras, setelah itu mattras disatukan dengan Ram yang sudah dirakit dengan cotton sheet dan menjadi mattras yang siap dijahit dengan menggunakan mesin tape edge (T- Ed). Kasur pegas atau spring bed yang sudah jadi kemudian diperiksa dan dipastikan kualitasnya oleh QC (Quality Control), apabila layak maka bisa di packing dan simpan di gudang barang jadi Tipe Tipe Produk dari PT Dinamika Indonusa Prima Produk produk yang telah dihasilkan ini dikirim ke took furniture dan konsumen yang sudah menjadi langganan sesuai dengan order yang ada. Selain itu mereka mempromosikan ke tempat-tempat pameran seperti JCC dan sebagainya. Adapun tipe produk yang dihasilkan yaitu : a. Latex 888 dengan Headboard Barcelona, b. Crescendo dengan Headboard Symphony, c. Allegro dengan Headboard Osaka, d. 808 Plush Top dengan Headboard Angelique,

11 61 e. 808 Standard dengan Headboard Harmony, f. 505 dengan Headboard Concerto, g. 101 dengan Headboard Accoustic, h. 303 dengan Headboard Concerto, i. 202 dengan Headboard Concerto, j. Economy dengan Headboard Cielo, k. Chiropedic 1 dengan Headboard New Castle, l. Chiropedic 2 dengan Headboard Accoustic, m. Headboard Jazz 3 in 1 n. Headboard concerto 2 in Kegiatan Rutin PT Dinamika Indonusa Prima Sebelum memulai pekerjaannya setiap hari, semua karyawan harus mengikuti senam pagi, doa bersama dan mengucapkan spirit / semangat kerja harian karyawan PT Dinamika Indonusa Prima, dimana setiap karyawan mengucapkan janju seperti dibawah ini: Kami karyawan PT. Dinamika Indonusa Prima, menyatakan bersedia : a. Menegakkan budaya disiplin waktu dan konsisten terhadap peraturan yang berlaku. b. Melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, tanggung jawan, kreatif, inisiatif dan tepat waktu, demi jaminan mutu produk dan kualitas pelayanan konsumen.

12 62 c. Bekerja sama dalam tim yang solid. d. Mencintai dan peduli akan kebersihan dan peraturan. e. Siap melakukan perbaikan dan pengembangan berlanjut, demi peningkatan kualiatas diri dan produk. Demikian ungkapan semangat kerja kami hari ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi dan memberkati pekerjaan kami setiap hari. Amin. Semua proses kerja dan kinerja harian selalu di evaluasi secara terus menerus dan dipantau secara berkala demi pengembangan budaya kerja serta kualitas barang yang terus berkembamg secara terus menerus. 4.2 Analisis Data Data penjualan dari tahun 2009 sampai dengan September 2010 untuk spring bed tipe 101 pada PT. Dinamika Indonusa Prima. Adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Penjualan Tipe 101 Tahun 2009 Bulan Jumlah Unit Januari 1200 Febuari 1000 Maret 1000 April 950

13 63 Mei 1150 Juni 1000 Juli 800 Agustus 1100 September 900 Oktober 1000 November 1250 Desember 1170 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Tabel 4.2 Data Penjualan Tipe 101 Januari September 2010 Bulan Jumlah Unit Januari 1150 Febuari 900 Maret 850 April 920 Mei 1000

14 64 Juni 1150 Juli 980 Agustus 1250 September 1175 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) 4.3 Menghitung Peramalan Peramalan permintaan akan spring bed tipe 101 dihitung dengan menggunakan software QM (Quantity Management) For Windows. Peramalan dihitung dengan menggunakan beberapa metode yang ada, antara lain : Regresi Linier Rata rata Bergerak Rata rata Bergerak dengan Bobot Penghalusan Eksponensial Penghalusan Eksponensial dengan Trend Naïve Method

15 Peramalan dengan Metode Linear Regresi Hasil dari perhitungan peramalan akan spring bed tipe 101 untuk bulan Oktober 2010 dengan menggunakan software QM For Windows dengan metode regresi linear (Linear Regression) dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.3 Hasil Hitung QM Regresi Linear (Oktober 2010)

16 Peramalan dengan Metode Rata Rata Bergerak Hasil dari perhitungan peramalan akan spring bed tipe 101 untuk bulan Oktober 2010 dengan menggunakan software QM For Windows dengan metode rata rata bergerak (Moving Average) dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.4 Hasil Hitung QM Rata Rata Bergerak (Oktober 2010) Peramalan dengan Metode Rata Rata Bergerak dengan Bobot Hasil dari perhitungan peramalan akan spring bed tipe 101 untuk bulan Oktober 2010 dengan menggunakan software QM For Windows dengan metode rata rata bergerak dengan bobot ( Weighted Moving Average) dengan bobot 0,5, 0,3, dan 0,2 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

17 67 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.5 Hasil Hitung QM Rata Rata Bergerak dengan Bobot (Oktober 2010) Peramalan dengan Metode Penghalusan Ekponensial Hasil dari perhitungan peramalan akan spring bed tipe 101 untuk bulan Oktober 2010 dengan menggunakan software QM For Windows dengan penghalusan eksponensial (Ekponential Smoothing) dengan Alpha sebesar 0,3 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

18 68 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.6 Hasil Hitung QM Penghalusan Ekponensial (Oktober 2010) Peramalan dengan Metode Penghalusan Ekponensial dengan Trend Hasil dari perhitungan peramalan akan spring bed tipe 101 untuk bulan Oktober 2010 dengan menggunakan software QM For Windows dengan penghalusan eksponensial (Ekponential Smoothing) dengan Alpha sebesar 0,3 dan Beta 0,2 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

19 69 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.7 Hasil Hitung QM Penghalusan Ekponensial Dengan Trend (Oktober 2010) Peramalan Dengan Naïve Method Hasil dari perhitungan peramalan akan spring bed tipe 101 untuk bulan Oktober 2010 dengan menggunakan software QM For Windows dengan Naïve Method dapat dilihat pada gambar berikut ini.

20 70 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.8 Hasil Hitung QM Naïve Method (Oktober 2010)

21 71 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan QM dengan Enam Metode METODE MAD MSE Forecast (Oktober 2010) LR 112, , ,191 ES 0,3 132, , ,21 WMA , ,5 MA 131, , NM 143, , ESWT 139, , ,946 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Berdasarkan perhitungan akan jumlah permintaan spring bed tipe 101 untuk bulan oktober 2010 pada PT Dinamika Indonusa Prima dengan menggunakan 6 metode pada QM For Windows, antara lain : Regresi Linear (Linier Regression), Rata- rata Bergerak (Moving Average), Rata rata Bergerak dengan Bobot (Weighted Moving Average), Penghalusan Eksponensial (Eksponential Smoothing), Penghalusan Eksponensial dengan Tren (Ekponential Smoothing With Trend) dan Naïve Method. Berdasarkan hasil pengolahan data telah diperoleh hasil MAD dan MSE yang memiliki nilai yang terkecil yaitu pada metode Regresi Linier. Metode regresi linier merupakan metode peramalan yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan untuk meramalkan banyaknya permintaan akan spring bed tipe 101 dimasa yang akan dating berdasarkan perhitungan dengan menggunakan QM for Windows dan secara manual.

22 Perhitungan Manual Peramalan Perhitungan Manual Regresi Linier Tabel 4.4 Perhitungan Manual Regresi Linier Bulan Penjualan (Yt) Xi (Xi)(Yi) (Xi)2 Ft Yt - Ft Jan , ,161 Feb ,717-16,717 Mar ,595-19,595 Apr ,473-72,473 Mei , ,649 Jun ,229-28,229 Jul , ,107 Agust ,985 66,015 Sep , ,863 Okt ,741-39,741 Nop , ,381 Des , ,503 Jan , ,625 Feb , ,253 Mar , ,131 Apr , ,009 Mei ,887-59,887 Jun ,765 87,235 Jul ,643-85,643 Agust , ,479 Sep , ,601 JUMLAH ,297 Y22 (oktober 2010) 1074,277 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010)

23 73 MAD Oktober 2010 = Σ aktual - peramalan n = 2365, = 112,633 MSE Oktober 2010 = Σ (kesalahan peramalan)² n = , = 16635, Perhitungan Manual Rata Rata Bergerak Tabel 4.5 Perhitungan Manual Rata Rata Bergerak Bulan Penjualan (Yt) Xi Ft Yt - Ft Jan Feb Mar , , Apr , , Mei , , Jun , , Jul

24 74 Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun , , , , , , , , , , , , Jul ,333-43,3333 Agust , ,6667 Sep ,667 48,33333 Okt ,6667 Jumlah 298,3 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) MAD Oktober 2010 = aktual - peramalan n = 2308, = 131,9444

25 75 MSE Oktober 2010 = (kesalahan peramalan)² n = , = 24611, Perhitungan Manual Rata Rata Bergerak dengan Bobot (0,5, 0,3, dan 0,2) Tabel 4.6 Perhitungan Manual Rata Rata Bergerak dengan Bobot Bulan Penjualan (Yt) Xi Ft Yt - Ft Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan

26 76 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt ,5 256 Jumlah 2304 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) MAD Oktober 2010 = aktual - peramalan n = = 128 MSE Oktober 2010 = (kesalahan peramalan)² n =

27 77 18 = 23561, Perhitungan Manual Penghalusan Eksponensial (Alpha = 0,3) Tabel 4.7 Perhitungan Manual Penghalusan Eksponensial (Alpha = 0,3) Bulan Penjualan (Yt) Xi Ft Yt - Ft Jan Feb Mar Apr Mei ,6 96,4 Jun ,92-81,92 Jul , ,424 Agust , ,5032 Sep , ,648 Okt , ,0464 Nop , ,3325 Des , ,3328 Jan ,967 53,0331 Feb , ,877 Mar , ,014 Apr , ,3098 Mei , ,48314 Jun , ,0382 Jul ,573-49,5733 Agust , ,2989 Sep ,291 89,7093 Okt , ,588

28 78 Jumlah 2657,944 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) MAD Oktober 2010 = aktual - peramalan n = 2657, = 132,89 MSE Oktober 2010 = (kesalahan peramalan)² n = ,2 20 = 23037, Perhitungan Manual Penghalusan Eksponensial dengan Trend (Alpha = 0,3 dan Beta = 0,2) Tabel 4.8 Perhitungan Manual Penghalusan Eksponensial dengan Trend (Alpha = 0,3 dan Beta = 0,2) Penjualan FIT = Ft + Bulan (Yt) Xi Ft Tt Tt Yt - FIT

29 79 Jan Feb Mar Apr ,6-19, ,92-119,92 Mei ,944-24, ,32 140,68 Jun ,524-16, , ,3408 Jul ,987-18, , ,1328 Agust , , , ,5717 Sep , , , ,31831 Okt , , , ,75779 Nop , , , ,3856 Des ,43 2, , ,0619 Jan ,357 11, , ,25157 Feb ,424 15, , ,151 Mar ,606 2, , ,4235 Apr ,3967-9, , ,00917 Mei , , , ,4617 Jun ,1768-9, , ,6636 Jul ,835 1, , ,4948 Agust ,246-0, , ,3443 Sep ,959 14, , ,97071 Okt ,621 18, ,6092 Jumlah 2784,94 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) MAD Oktober 2010 = aktual - peramalan n = 2784,94 20 = 139,247

30 80 MSE Oktober 2010 = (kesalahan peramalan)² n = ,1 20 = 25637, Perhitungan Manual Naïve Method Tabel 4.9 Perhitungan Manual Naïve Method Bulan Penjualan (Yt) Xi Ft = Yt - 1 Yt - Ft Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

31 81 Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Jumlah 2865 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) MAD Oktober 2010 = aktual - peramalan n = = 143,25 MSE Oktober 2010 = (kesalahan peramalan)² n = = 28026,25

32 82 Berdasarkan perhitungan akan jumlah permintaan spring bed tipe 101 untuk bulan oktober 2010 pada PT Dinamika Indonusa Prima secara manual dengan 6 metode antara lain Regresi Linear (Linier Regression), Rata- rata Bergerak (Moving Average), Rata rata Bergerak dengan Bobot (Weighted Moving Average), Penghalusan Eksponensial (Eksponential Smoothing), Penghalusan Eksponensial dengan Tren (Ekponential Smoothing With Trend) dan Naïve Method. Berdasarkan hasil pengolahan data telah diperoleh hasil MAD dan MSE yang memiliki nilai yang terkecil yaitu pada metode Regresi Linier. Dengan menggunakan software QM For Windows didapati nilai MAD dan MSE dari metode regresi linier merupakan yang terkecil dari ke enam metode lainnya. Jadi sebaiknya perusahaan menggunakan peramalan untuk spring bed tipe 101 dengan menggunakan metode regresi linier karena nilai kesenjangannya sangat kecil. 4.5 Persediaan Kawat Baja PT Dinamika Indonusa Prima Jika perusahaan telah mendapatkan peramalan akan permintaan produk tersebut, maka hal yang kedua yang harus dilakukan adalah menghitung Inventory atau Persediaan. Hal ini sangat diperlukan agar perusahaan tetap bisa memproduksi dan memenuhi permintaan dari konsumen. Dalam penelitian ini penulis akan menghitung persediaan bahan baku dalam pembuatan spring bed tersebut dan memfokuskannya kepada persediaan akan kawat baja untuk bahan baku pembuatan spring bed tersebut. Berikut ini akan dijelaskan pada tabel mengenai data-data yang diperlukan atau yang tersedia dalam PT Dinamika Indonusa Prima untuk mengetahui persediaan yang baik bagi kawat baja. Tabel 4.10 Data Data Kawat Baja Demand Kg

33 83 Harga kawat per satuan kilogram Rp9.800 Biaya pengiriman (Co) Rp Lead Time 12 hari Biaya penyimpanan (Ch) Rp1.000 Jumlah Hari Kerja 300 Hari Safety Stock Kg Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Menghitung Persediaan Persediaan akan kawat baja pada PT Dinamika Indonusa Prima akan di hitung dengan menggunakan software QM For Windows dan secara manual. Persediaan akan dhitung dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) sederhana karena perusahaan telah memberikan data data persediaan kawat baja dan biaya yang diperlukan untuk membeli kawat baja tersebut untuk spring bed tipe 101. Sehingga penulis tidak bisa menghitung dengan menggunakan metode EOQ Discount Perhitungan Persediaan dengan QM For Windows Hasil perhitungan akan persediaan kawat baja pada PT Dinamika Indonusa Prima dengan menggunakan software QM For Windows dengan metode Economic Order Quantity Model dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

34 84 Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.9 Hasil EOQ Kawat Baja dengan QM For Windows Perhitungan Persediaan secara Manual Berdasarkan data data pada tabel 4.9 dibawah ini maka bisa dihitung secara manual persediaan akan kawat baja untuk spring bed tipe 101 pada PT Dinamika Indonusa Prima. Dalam perhitungan ini akan dijelaskan atau dipaparkan hasil perhitungan yang diperlukan atau dibutuhkan perusahaan, antara lain : Economic Order Quantity (EOQ) Average Inventory Frekuensi Pemesanan

35 85 Annual Setup Cost Annual Holding Cost Total Unit Cost Total Cost Daily Demand Reorder Point Berikut akan di uraikan perhitungan secara manual untuk membuktikan bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan software QM For Windows akan sama dengan hasil perhitungan manual oleh penulis. EOQ = 2.D.S H = = = 87977,3 kg atau = 87,98 Ton Average Inventory = Q* 2 = 87977,3 kg

36 86 2 = 43988,65 Kg atau = 43,98 Ton Frekuensi Pemesanan = D Q* = ,3 kg = 3,66 kali pemesanan Annual Setup Cost = D. Co Q* = ,3 = Rp ,791 Annual Holding Cost = Q*. Ch 2 = 87977,

37 87 = Rp ,00 Total Unit Cost = Unit Cost x D = Rp 9.800,00 x Kg = Rp ,00 Total Cost = Total Unit Cost + Setup Cost + Holding Cost = Rp ,00 + Rp ,791 + Rp = Rp ,791 Daily Demand = D Hari Kerja = = 1075 kg atau = 1,075 Ton Reorder Point = SS x (LT x DD) = 50 Ton x (12 x 1,075) = 645 Ton Dari hasil kedua perhitungan diatas maka dapat di simpulkan bahwa PT Dinamika Indonusa Prima sebaiknya melakukan pemesanan kawat baja yang ekonomis untuk spring bed tipe 101 sebanyak 87977,3 kg atau = 87,98 Ton. PT Dinamika Indonusa Prima juga harus melakukan pemesanan sebanyak 3,66 kali dalam waktu setahun untuk memenuhi kebutuhan kawat baja tersebut. Pemesanan kembali akan kawat baja (Reorder

38 88 Point) dilakukan jika jumlah persediaan kawat baja sudah tersisa 645 Ton. PT Dinamika Indonusa Prima memerlukan kawat baja sebanyak 1075 kg atau = 1,075 Ton untuk keperluan produksi spring bed tipe 101 setiap hari. Setiap melakukan pemesanan kawat baja maka PT Dinamika Indonusa Prima harus mengeluarkan biaya pemesanan sebesar Rp ,791 dan juga biaya penyimpanan kawat baja tersebut sebesar Rp ,00. Total seluruh biaya yang dikeluarkan PT Dinamika Indonusa Prima untuk memenuhi keperluaan akan kawat baja untuk spring bed tipe 101 adalah sebesar Rp. Rp ,791. Sedangkan biaya kawat baja itu sendiri sebesar Rp , Pohon Keputusan (Decision Tree) PT Dinamika Indonusa Prima juga harus melakukan pengiriman akan spring bed tipe 101 ke Manado. Dimana dalam proses pendistribusiannya menggunakan 2 alternatif jalur yaitu jalur darat dan jalur laut. PT Dinamika mempunyai 3 jasa ekspedisi untuk pengiriman barang ke Manado. Dimana ke tiga perusahaan ekspedisi tersebut memiliki jasa pengiriman darat dan laut pula. Dalam proses pengiriman tersebut tentu PT Dinamika harus menentukan biaya terendah untuk pengiriman spring bed ke kota Manado tersebut. Dengan harga dari 3 ekspedisi tersebut berbeda dan dengan 2 jalur yang berbeda. Berikut adalah data yang tersedia dari ke tiga perusahaan ekspedisi tersebut untuk kota tujuan Manado. Tabel 4.11 Data Harga Ekspedisi ke Manado Perusahaan Ekspedisi Jalur Darat (Rp) Jalur Laut (Rp) WKS CARGO Rp Rp PT Nusantara Citra Transporttindo Rp Rp

39 89 PT Mitra Mulia Cargo Rp Rp Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010 Keterangan : Harga pengiriman sudah diberikan oleh PT Dinamika Indonusa Prima dan merupakan biaya untuk pengiriman spring bed tipe 101 sebanyak kurang lebih 1000 unit Perhitungan Pohon Keputusan (Decision Tree) dengan QM For Windows Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software QM For Windows untuk menentukan jalur apakah yang tepat untuk PT Dinamika Indonusa Prima melakukan pengiriman barang ke Manado dan oleh perusahaan ekspedisi mana dengan biaya termurah. Maka hasil perhitungannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.10 Hasil Perhitungan Decision Tree dengan QM For Windows

40 90 Hasil pada QM For Windows menunjukan bahwa sebaiknya PT Dinamika Indonusa Prima menggunakan jalur laut untuk pengiriman spring bed tipe 101 ke Manado dan dengan menggunakan jasa ekpedisi dari PT Mitra Multi Cargo dengan biaya sebesar Rp selain dengan menggunakan software untuk melakukan perhitungan maka untuk mempastikan lagi hasil tersebut penulis juga akan menghitung dengan menggunakan cara manual untuk melihat apakah hasil dari kedua perhitungan tersebut sama atau tidak Perhitungan Pohon Keputusan (Decision Tree) secara Manual Pada perhitungan manual penulis mengasumsikan bahwa akan terjadi kenaikan harga sebesar 10% dari setiap perusahaan ekpedisi tersebut. Maka pada perhitungan manual akan timbul nilai ekonomi baik dan nilai ekonomi buruk. Hasil dari perhitungan manual dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.12 Perhitungan Decision Tree secara Manual Peluang Bagi Nilai Hasil Keputusan NO Keterangan Kondisi Alamiah (Rp) Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi Baik Buruk Baik Buruk Untuk Pengiriman Dengan Jalur Darat 1 WKS CARGO 0,7 0, ( ) 2 PT Nusantara Citra 0,75 0, ( ) Transporttindo 3 PT Mitra Mulia Cargo 0,85 0, ( )

41 91 Untuk Pengiriman Dengan Jalur Laut 1 WKS CARGO 0,78 0, ( ) 2 PT Nusantara Citra 0,8 0, ( ) Transporttindo 3 PT Mitra Mulia Cargo 0,82 0, ( ) Sumber: Hasil Pengolahan Data, (2010) Keterangan : Nilai ekonomi buruk didapat dengan asumsi terjadi kenaikan harga sebesar 10% dari harga ekonomi baik Hasil Perhitungan Decision Tree secara Manual Berikut hasil perhitungan yang diperoleh: Untuk Pengiriman Dengan Jalur Darat : WKS CARGO = (0,7)(Rp ) + (0,3)( - Rp ) = Rp Rp = Rp PT Nusantara Citra Transporttindo = (0,75)(Rp ) + (0,25)( - Rp )

42 92 = Rp Rp = Rp PT Mitra Mulia Cargo = (0,85)(Rp ) + (0,15)( - Rp ) = Rp Rp = Rp Untuk Pengiriman Dengan Jalur Laut : WKS CARGO = (0,78)(Rp ) + (0,22)( - Rp ) = Rp Rp = Rp PT. Nusantara Citra Transporttindo = (0,8)(Rp ) + (0,2)( - Rp ) = Rp Rp = Rp PT. Mitra Mulia Cargo = (0,82)(Rp ) + (0,18)( - Rp ) = Rp Rp

43 93 = Rp Dari hasil perhitungan secara manual menjelaskan bahwa sebaiknya PT Dinamika Indonusa Prima menggunakan jalur laut untuk melakukan pengiriman spring bed tipe 101 ke Manado dan dengan menggunakan jasa ekspedisi dari PT Mitra Mulia Cargo. Hal ini menunjukan bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan software QM For Windows sama dengan hasil perhitungan secara manual yang dilakukan oleh penulis.

44 Pohon Keputusan Sumber : Hasil Pengolahan Data, (2010) Gambar 4.11 Pohon Keputusan Jalur Pengiriman

45 Implikasi Penelitian Setelah dilakukan perhitungan untuk mencari solusi dari masalah yang terjadi pada PT Dinamika Indonusa Prima maka sebaiknya perusahaan menggunakan metode regresi linier untuk melakukan peramalan permintaan produk spring bed tipe 101. Peramalan untuk metode regresi linier pada bulan oktober 2010 mendapatkan hasil sebesar 1.074,191 unit. Pemilihan metode ini berdasarkan atas hasil dari nilai kesenjangan MAD (112,633) dan MSE (16635,143) terkecil dari keenam metode yang dilakukan perhitungan juga. Setelah mendapatkan jumlah peramalan untuk bulan oktober 2010 yaitu sebesar 1.074,191 maka PT Dinamika Indonusa Prima harus menghitung jumlah bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi spring bed tipe 101 tersebut. Dalam penelitiian ini penulis melakukan perhitungan akan bahan baku kawat baja untuk pembuatan spring bed tipe 101 tersebut. Dari hasil perhitungan tersebut maka PT Dinamika Indonusa Prima harus melakukan pemesanan bahan baku yang ekonomis sejumlah 87977,3 kg atau 87,98 Ton kawat baja. Setelah barang diproduksi perusahaan harus melakukan pengiriman barang ke Manado, dimana untuk memilih jalur pengiriman terbaik (jalur darat dan jalur laut) dan dengan alternatif tiga perusahaan ekspedisi yang ada maka untuk pengambilan keputusan ini perusahaan menggunakan metode pohon pengambilan keputusan (decision tree). Dari hasil perhitungan tersebut maka sebaiknya perusahaan menggunakan jalur laut untuk melakukan pengiriman ke Manado dan menggunakan jasa ekspedisi dari PT Mitra Mulia Cargo dimana memiliki biaya terkecil dari ketiga perusahaan ekspedisi lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan antar produk di pasar perdagangan semakin ketat, dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini menuntut pihak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sebastian Citra Indonesia merupakan salah satu produsen frozen dough yang di supply ke outlet-outlet dengan brand

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Profil PT. Sinar Perdana Ultra PT. Sinar Perdana Ultra (SPU) yang berdiri pada tahun 1990 pada mulanya adalah Home Industry dan mulai menjadi Perseroan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia. Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 L1 LAMPIRAN Lampiran 1 Data Pendukung dari PT. Sebastian Citra Indonesia Data Penjualan Roti O Outlet Stasuin Kota Jakarta Tahun 2012 Bulan Penjualan Mei 1.826 Juni 6.089 Juli 5.268 Agustus 5.083 September

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan PT. Delijaya Global Perkasa merupakan perusahaan bisnis keluarga yang bergerak dibidang industry sarung tangan. Perusahaan ini menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada CV. Armindo Inti Perkasa adalah sebagai berikut : 1. Dari metode peramalan yang terdiri dari Moving Average, Weighted

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan yang 87 BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV. Orlena yang berlokasi di Jln. K.H.Moh.Mansyur No.32A, Jakarta Barat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dan stabil meskipun sedang terjadi krisis di Negara eropa dan AS, pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN UNTUK MENGOPTIMUMKAN PESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GARUDA LANGIT BERLIAN Aldi Firmansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bakery di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada beberapa tahun terakhir. Menurut data Euromonitor, nilai konsumsi roti per kapita oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman Industri di Indonesia pada saat ini berkembang cukup pesat. Bermacam macam industri banyak yang tumbuh berkembang sehingga mengakibatkan semakin banyaknya pesaing

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *)

ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA KOPERASI NIAGA ABADI RIDHOTULLAH *) Kartika Aprilia Benhardy, Rudi Aryanto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Strategi Bisnis, Jurnal Management Strategic, Aug 2015 PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA Ardiz Sebastian ardiz.sebastian@gmail.com Mulyono,

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Pandega Marta, Ring Road utara, Kentungan, Sleman, Kafe Zarazara didirikan pada tanggal 7 Juni tahun 2014, oleh

BAB IV PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Pandega Marta, Ring Road utara, Kentungan, Sleman, Kafe Zarazara didirikan pada tanggal 7 Juni tahun 2014, oleh BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Usaha 1. Sejarah Singkat Perusahaan Kafe Zarazara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner dengan fokus produk es krim dan merupakan pelopor dari produk

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PT. CENTRAL KARYA SENTOSA Christianto¹ dan Harry Indra² Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H Syahdan No 9, Kemanggisan-Jakarta Barat, 021-5345830

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dizaman industri semakin maju dan berkembang serta diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat saat berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 menurut

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. LG Electronics Indonesia adalah perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang menjadi salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun

Lebih terperinci

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V Pangkat/Gol. : Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan Jabatan Fungsional : Bulan : Januari 2014 No. HARI TANGGAL DATANG PULANG. DATANG PULANG 1 Rabu 01-Jan-14 Libur Libur Libur 2 Kamis 02-Jan-14 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, jenis usaha penyaluran produk relatif lebih diminati

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, jenis usaha penyaluran produk relatif lebih diminati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, jenis usaha penyaluran produk relatif lebih diminati dibandingkan dengan usaha berbasis produksi. Alasannya, usaha ini lebih mudah untuk dijalankan, memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN METODE MONTE CARLO PADA PT DELIJAYA GLOBAL PERKASA Eriani Lestari Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. Delijaya Global Perkasa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 88 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM BASISDATA 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dinamika Indonusa Prima berdiri pada tanggal 9 Desember 1974. Pada awal berdirinya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan A.1 Gambaran Umum PT Kansai Paint Indonesia PT. Kansai Paint Indonesia adalan sebuan perusahaan yang bergerak di bidang chemical industry yaitu manufacturing

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PRODUK OBAT, VITAMIN, DAN VAKSIN PADA PT. ROMINDO PRIMAVETCOM Jonathan Nandana Pratama Binus University, Jakarta, Indonesia, jonathan_nandanapratama@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA ABSTRAK Vendy Santoso Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. 47 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna. Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN METODE KANBAN COMPARISON OF THE ECONOMIC ORDER QUANTITY METHOD AND THE KANBAN METHOD ON RAW

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data aktual konsumsi bahan bakar minyak solar oleh alat-alat berat dan produksi yang dipergunakan PT. Pamapersada Nusantara adalah data konsumsi bahan bakar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan pada struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Direktur Adapun kewajiban Direktur

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA Yustine Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 Lim Sanny Binus University,

Lebih terperinci

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat Prayonne Adi Program Studi Teknik Industri Universtitas Pelita Harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi ketatnya persaingan industri retail yang menjual produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pengelola dituntut untuk mengoperasikan retail secara efektif

Lebih terperinci

guna memenuhi kebutuhan furniture di Indonesia.

guna memenuhi kebutuhan furniture di Indonesia. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Amerindo Sentosa adalah sebuah perusahaan berkembang yang bergerak di bidang industri springbed, dimana keberadaanya

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR

ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR ANALISIS PENENTUAN STOK SUKU CADANG PADA PT. KARS INTI AMANAH (KALLA KIA) CABANG MAKASSAR Bayum Pacsi Pataddungi, Andi Pawennari, Nurul Chairany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada PT.Panca Putra

Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada PT.Panca Putra Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada PT.Panca Putra SKRIPSI Oleh : Hendry Hartono 0900817104 Sardi Wirawan 0900816726 Fakultas Ekonomi - Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Anarko Collection merupakan perusahaan yang berfokus pada bidang konveksi yang berada di Jalan Ireda 133B Yogyakarta. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR

ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SOL SEPATU DAN PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied Reseach atau penelitian terapan yang mempunyai alasan praktis, keinginan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior.

LAMPIRAN 1. Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior. L1 LAMPIRAN 1 Spesifikasi produk : Catylac New, Catylac Exterior Base, Catylac Exterior. Cat Catylac adalah cat yang berfungsi sebagai pelapis serta pelindung dari hujan dan memberikan varian warna yang

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman teknologi yang sudah semakin canggih dan modern dewasa ini, tentunya persaingan antar perusahaan sudah semakin ketat khususnya di Indonesia. Perekonomian nasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan Jaya Mulia Perkasa merupakan perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang produksi semen instan. Perusahaan ini menghasilkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG

TUGAS AKHIR. Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG TUGAS AKHIR Analisis Forecasting System Dan Pengendalian Persediaan Alat Berat Dalam Memenuhi Permintaan Pasar Pada PT. KTG Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan bisnis dalam dunia industri mengalami pertumbuhan dengan pesat di Indonesia. Berbagai macam industri sudah banyak menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat. Persaingan di dalam dunia industri menjadi sangat ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat. Persaingan di dalam dunia industri menjadi sangat ketat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada masa sekarang ini, industri manufaktur maupun industri jasa mulai berkembang dengan cepat. Persaingan di dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Andini Sarana didirikan pada tanggal 31 Mei 1983 oleh Drg. John Takili dengan menempati sebuah garasi dengan beberapa mesin sederhana dan 6 orang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PERMINTAAN PADA CV. ANDELA JAYA

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PERMINTAAN PADA CV. ANDELA JAYA ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN TERHADAP PERMINTAAN PADA CV. ANDELA JAYA Delinda Nathalie 1401117122 Universitas Bina Nusantara, Jakarta Abstrak CV. Andela Jaya adalah perusahaan distributor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Trisinar Indopratama yang beralamat: Office : Wisma Technoplast Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah UKM yang bergerak di sektor kuliner yaitu kafe

Lebih terperinci