PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KOPI PROVINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KOPI PROVINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 No kode :26/ /013/lapkir/2015 LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KOPI DI PROVINSI BENGKULU AFRIZON BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015

2 LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN KOPI DI PROVINSI BENGKULU Afrizon Siti Rosmanah Kusmea Dinata Marzan BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya, sehingga Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan Perkebunan Kopi di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun Laporan Akhir Tahun kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan Perkebunan Kopi di Provinsi Bengkulu berisi kegiatan yang telah dilaksanakan hingga akhir Desember yaitu : 1) persiapan meliputi : penyusunan RODHP, Seminar RODHP dan penyusunan Juklak; 2) koordinasi dengan Stakeholder di lokasi kegiatan serta 3) Aplikasi inovasi teknologi peremajaan tanaman kopi yang telah dilaksanakan di lapangan. Selain itu, Laporan akhir tahun ini juga melaporkan serapan anggaran hingga akhir Desember. Disadari masih banyak terdapat kekurangan didalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kopi di Provinsi Bengkulu. Bengkulu, Desember 2015 Penanggung Jawab Drs. Afrizon, M.Si NIP ii

4 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pendampingan Pengembangan Kawasan Perkebunan Kopi di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA Status Penelitian (L/B) : Baru 6. Penanggung Jawab : a. Nama : Drs. Afrizon, M.Si b. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I/IIId c. Jabatan : Peneliti Muda 7. Lokasi : Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong 8. Agroekosistem : Lahan Kering 9. Tahun Mulai : Tahun Selesai : Output Tahunan : Tersedianya inovasi teknologi budidaya kopi, peningkatan pengetahuan petani terhadap komponen teknologi budidaya kopi dan peningkatan peran serta fungsi kelembagaan tani. 12. Output Akhir : Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam adopsi komponen teknologi budidaya kopi melalui implementasi berbagai metode diseminasi (pelatihan, pertemuan dan demplot) dan didapatkanya model pendampingan pengembangan kawasan perkebunan spesifik lokasi. 13. Biaya : Rp (Lima puluh sembilan juta seratus lima puluh ribu rupiah) Koordinator Program, Penanggung Jawab RODHP, Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP Drs. Afrizon, M.Si NIP Mengetahui : Kepala BBP2TP Kepala BPTP Bengkulu Dr. Ir. Abdul Basit, M.S NIP Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP iii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v RINGKASAN... vii SUMMARY... viii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Pertimbangan Tujuan Perkiraan Keluaran Perkiraan Manfaat dan Dampak... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 III. PROSEDUR PELAKSANAAN Pendekatan/Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Kegiatan Lokasi dan waktu Lingkup kegiatan Bahan dan Metode Pelaksanaan Alat dan bahan Metode pelaksanaan kegiatan Metode analisis data... 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Pendahuluan Koordinasi ke Kabupaten Kepahiang Koordinasi ke Kabupaten Rejang Lebong Identifikasi Kebutuhan Inovasi Teknologi Identifikasi Lokasi Demplot Demplot peremajaan Tanaman kopi Studi Banding Apresiasi V. KESIMPULAN KINERJA HASIL PENGKAJIAN DAFTAR PUSTAKA ANALISIS RISIKO TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA JADWAL KERJA PEMBIAYAAN REALISASI ANGGARAN iv

6 DAFTAR TABEL Halaman 1. Dosis pemupukan tanaman kopi Tanaman yang tumbuh hasil sambungan Bentuk Pendampingan penyuluh lapangan Materi Worskhop dan Apresiasi Analisis risiko pelaksanaan pendampingan pengembangan kawasan perkebunan tahun Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan pendampingan pengembangan kawasan perkebunan Tenaga dalam kegiatan Jangka waktu kegiatan Pembiayaan Realisasi Anggaran v

7 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kebun entres Dinas Kehutananan dan Perkebunan di Kabupaten Kepahiang Buah kopi klon Sintaro Penjelasan tentang tata cara pemangkasan tanaman kopi Cara pemupukan tanaman kopi Area demplot tanaman kopi di Desa Babakan Bogor Lay out komposisi tanaman kopi di lapangan Penyambungan Tag Ent Hasil sambung sistem Tag Ent Pupuk hayati dan tanaman kopi berbuah serentak Lokasi UPBS kebun entres di Balittri Prosedur perbanyakan bibit kopi stek berakar Biji dan bubuk kopi dalam kemasan produk Balittri Sambutan Kepala BPTP Bengkulu pembukaan Apresiasi Penyampaian materi Inovasi peremajaan kopi Bahan diseminasi vi

8 RINGKASAN 1. Judul RDHP : Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Lokasi : Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong 4. Tujuan : 1. Menyiapkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi. 2. Meningkatkan pengetahuan petani terhadap teknologi budidaya tanaman kopi. 3. Untuk mengetahui peningkatan peran dan fungsi kelembagaan tani pada areal perkebunan kopi. 4. Output : 1. Tersedianya inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi. 2. Meningkatnya pengetahuan petani terhadap teknologi budidaya tanaman kopi. 3. Meningkatanya peran dan fungsi kelembagaan tani pada areal perkebunan kopi. 5. Metodologi : Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong pada Januari-Desember Tahapan kegiatan meliputi pendahuluan (penyiapan RODHP, Juklak, Seminar ROPP/RODHP, serta perbaikan RODHP) dan koordinasi dengan Dinas/Instansi terkait pada lokasi kegiatan. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi identifikasi kebutuhan inovasi teknologi budidaya tanaman kopi, apreasiasi, implementasi inovasi teknologi dan pengawalan pada lokasi kajian. 6. Perkiraan Manfaat : 1. Meningkatnya perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) petani dan penyuluh terhadap komponen teknologi budidaya kopi serta meningkatkan kemampuan petani dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya lahan, dan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. 2. Peningkatan adopsi komponen teknollogi sehingaga meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani. 3. Semakin baik koordinasi dengan petani dan stakeholders dan semakin terjamin ketersediaan saprodi diharapkan dapat meningkatkan akselerasi adopsi teknologi. vii

9 7. Perkiraan Dampak : 1. Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat. 2. Kawasan yang dibangun mampu menghasilkan multi produk sehingga mampu menciptakan pertanian berbasis bioindustri. 3. Teradopsinya teknologi introduksi oleh petani dan penyuluh secara luas dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan usahatani berkelanjutan. 8. Jangka Waktu : 2 tahun 9. Biaya : Rp ,00 (Lima puluh sembilan juta seratus lima puluh ribu rupiah) viii

10 SUMMARY 1. Title RDHP : National Agricultural Area Development Assistance 2. Work Unit : BPTP Bengkulu 3. Location : District Kepahiang and Rejang Lebong 4. Objectives : 1). Setting up technological innovation to improve the production and quality of coffee. 2). Improve the knowledge of farmers on crop cultivation technologies coffee. 3). To determine the role and function of institutional improvement of farmers in coffee plantation. 5. Output : 1). Availability of technological innovation to improve the production and quality of coffee. 2). Increased knowledge of farmers on crop cultivation technologies coffee. 3). Meningkatanya role and function Institutional farmer on plantations coffee. 5. Methodology : The research was conducted in Kepahiang and Rejang Lebong district in January-December Stages include preliminary activities (preparation RODHP, Guidelines, Seminar ROPP/ RODHP, as well as repair RODHP) and coordination with the Department/Institution related to the location of activities. Stages of implementation activities include the identification of the needs of the coffee crop cultivation technology innovation, appreciation, implementation of technological innovation and escort on the location of the study. 6. Estimated benefits : 1). Increasing behavior (knowledge, attitudes, and skills) farmers and extension workers to coffee cultivation technology components as well as improve the ability of farmers in designing an efficient farming both in the use of inputs and utilization of land resources, and efficient use of inorganic fertilizers. 2). Increased adoption teknollogi components sehingaga increase productivity, production and income of farmers. 3). The better coordination with farmers and stakeholders and more assured availability of inputs is expected to increase the acceleration of technology adoption. 7. Estimated Impact of : 1). Increased productivity and income of farmers through the development of innovative technologies relevant to the local socioeconomic and agro-ecosystems. ix

11 2). The area is built capable of producing multiproducts so as to create agriculture-based bioindustry. 3). Teradopsinya technology introduction by farmers and extension agents widely in order to increase revenue and realize sustainable farming. 8. Period : Two (2) years 9. Cost : IDR ,00 x

12 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2013, areal penanaman kopi di Provinsi Bengkulu seluas ha dengan produktivitas 0,738 ton/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2013). Dibandingkan dengan produktivitas kopi nasional, produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih rendah. Beberapa penyebab rendahnya produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu adalah umur tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta masih menggunakan bibit asalan. Umur tanaman kopi yang telah tua, rusak dan produktivitasnya rendah perlu dilakukan rehabilitasi tanaman. Rehabilitasi tanaman bertujuan agar pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kuat serta daya hasilnya lebih tinggi dan stabil. Rehabilitasi tanaman kopi dilakukan melalui sambung pucuk dengan cara memangkas batang utama serta klonalisasi yang dilakukan dengan cara penyambungan. Persyaratan teknis pada teknik penyambungan dengan tujuan rehabilitasi tanaman kopi adalah kondisi perakaran batang bawah masih kuat, produktivitas rendah (500 kg/ha/tahun), populasi tanaman > 70% dari jumlah standar, populasi naungan < 70% dari jumlah standar dan memenuhi persyaratan kesesuaian lahan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan sambungan adalah ketegapan batang bawah, bahan entres, kebersihan sarana, waktu, dan keterampilan tenaga penyambung (Iswandi, 2013). Peningkatan produktivitas tanaman kopi juga dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan tanaman secara optimal. Pemeliharaan tanaman kopi meliputi pengendalian gulma, pemangkasan, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah pengendalian secara kimia. Jenis gulma yang sering tumbuh dan merugikan tanaman kopi adalah alang-alang (Imperata sylindrica), teki (Cyperus rotundus), Cynodon dactylon, Salvia sp, Digitaria, belimbing-belimbingan (Oxalis spp), dan Mikania micrantha. Cara pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah pengedalian secara kimia dengan menggunakan herbisida dengan dosis dan waktu penyemprotan yang tidak beraturan. 1

13 Pada budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman. Selain ditentukan oleh faktor pengelolaantanaman (pemeliharaan tanaman), penggunaaan bahan tanam yang berkualitas sangat menentukan tingkat produktivitas yang akan diperoleh. Penerapan Budidaya yang benar dan penyambungan menggunakan bahan klon unggul lokal disamping dapat meningkatkan produksi dan mutu kopi juga meningkatkan umur produktif tanaman. Tujuan utama penggunaaan bahan tanam dengan teknik penyambungan adalah agar sifat klon diwariskan secara utuh kepada keturunannya. Didalam penyambungan ada dua bagian tanaman yang disambung, yaitu bagian batang bawah dan bagian batang atas (entres) yang akan diharapkan hasilnya. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Melalui pengawalan/pendampingan kegiatan pengembangan pada kawasan perkebunan kopi rakyat, diharapkanpemahaman dan penggunaan inovasi teknologi Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh para petani kopi Dasar Pertimbangan Produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih rendah, antara lain disebabkan tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta belum menggunakan klon unggul. Penyambungan dengan klon unggul diharapkan dapat meningkatkan produksi karena klon unggul memiliki potensi hasil dan sifat-sifat agronomis yang lebih baik dari pada genotipe standar yang biasa digunakan sebagai bahan tanaman dalam pertanaman komersial. Pada budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman. Penyambungan menggunakan bahan klon unggul akan mewariskan sifatsecara utuh kepada keturunannya seperti produksi tinggi, mutu yang baik, cita rasa dan sifat unggul lainnya. Untuk pencapaian teknologi/informasi hasil penelitian dan pengkajian tentang penyambungan kepada pengguna diperlukan 2

14 pengawalan atau pendampingan teknologi yang dihasilkan oleh BPTP/Badan Litbang Pertanian. Sehingga dengan diseminasi hasil litkaji dapat dipahami dan diadopsi oleh pengguna Tujuan 1. Menyiapkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi. 2. Meningkatkan pengetahuan petani dan petugas lapang terhadap teknologi budidaya tanaman kopi. 3. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan tani pada areal perkebunan kopi Perkiraan Keluaran 1. Tersedianya inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi 2. Meningkatnya pengetahuan petani terhadap teknologi budadaya tanaman kopi. 3. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan tani pada areal perkebunan kopi Perkiraan Manfaat dan Dampak Perkiraan manfaat 1. Meningkatnya perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) petani dan penyuluh terhadap komponen teknologi budidaya kopi serta meningkatkan kemampuan petani dalam merancang usaha tani yang efisien baik dalam penggunaan input maupun pemanfaatan sumberdaya lahan, dan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. 2. Peningkatan adopsi komponen teknollogi sehingaga meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan petani. 3. Semakin baik koordinasi dengan petani dan stakeholders dan semakin terjamin ketersediaan saprodi diharapkan dapat meningkatkan akselerasi adopsi teknologi. 3

15 Perkiraan dampak 1. Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial ekonomi setempat. 2. Kawasan yang dibangun mampu menghasilkan multi produk sehingga mampu menciptakan pertanian berbasis bio-industri. 3. Teradopsinya teknologi introduksi oleh petani dan penyuluh secara luas dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mewujudkan usahatani berkelanjutan. 4

16 II. TINJAUAN PUSTAKA Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Bengkulu, pada tahun 2013, areal penanaman kopi di Provinsi Bengkulu seluas ha dengan produktivitas 0,738 ton/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2013). Dibandingkan dengan produktivitas kopi nasional, produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu masih rendah. Beberapa penyebab rendahnya produktivitas kopi di Provinsi Bengkulu adalah umur tanaman yang sudah tua, pemeliharaan yang belum optimal serta masih menggunakan bibit asalan. Umur tanaman kopi yang telah tua, rusak dan produktivitasnya rendah perlu dilakukan rehabilitasi tanaman. Rehabilitasi tanaman bertujuan agar pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kuat serta daya hasilnya lebih tinggi dan stabil. Rehabilitasi tanaman kopi dilakukan melalui sambung pucuk dengan cara memangkas batang utama serta klonalisasi yang dilakukan dengan cara penyambungan. Persyaratan teknis pada teknik penyambungan dengan tujuan rehabilitasi tanaman kopi adalah kondisi perakaran batang bawah masih kuat, produktivitas rendah (500 kg/ha/tahun), populasi tanaman > 70% dari jum lah standar, populasi naungan <70% dari jumlah standar dan memenuhi persyaratan kesesuaian lahan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan sambungan adalah ketegapan batang bawah, bahan entres, kebersihan sarana, waktu, dan keterampilan tenaga penyambung (Iswandi, 2013). Peningkatan produktivitas tanaman kopi juga dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan tanaman secara optimal. Pemeliharaan tanaman kopi meliputi pengendalian gulma, pemangkasan, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah pengendalian secara kimia. Jenis gulma yang sering tumbuh dan merugikan tanaman kopi adalah alang-alang (Imperata sylindrica), teki (Cyperus rotundus), Cynodon dactylon, Salvia sp, Digitaria, belimbing-belimbingan ( Oxalis spp), dan Mikania micrantha. Cara pengendalian gulma yang banyak dilakukan oleh petani kopi adalah pengedalian secara kimia dengan menggunakan herbisida dengan dosis dan waktu penyemprotan yang tidak beraturan. Pada budidaya tanaman tanaman kopi, penggunaan bahan tanam yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam 5

17 keberhasilan pertanaman. Selain ditentukan oleh faktor pengelolaan tanaman (pemeliharaan tanaman), penggunaaan bahan tanam yang berkualitas sangat menentukan tingkat produktivitas yang akan diperoleh. Penerapan Budidaya yang benar dan penyambungan menggunakan bahan klon unggul lokal disamping dapat meningkatkan produksi dan mutu kopi juga meningkatkan umur produktif tanaman. Tujuan utama penggunaaan bahan tanam dengan teknik penyambungan adalah agar sifat klon diwariskan secara utuh kepada keturunannya. Didalam penyambungan ada dua bagian tanaman yang disambung, yaitu bagian batang bawah dan bagian batang atas (entres) yang akan diharapkan hasilnya. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Melalui pengawalan/pendampingan kegiatan pengembangan pada kawasan perkebunan kopi rakyat, diharapkan pemahaman dan penggunaan inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh para petani kopi. 6

18 III. PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1. Pendekatan/Kerangka Pemikiran Kegiatan pendampingan kawasan perkebunan dilaksanakan dengan metode pertemuan langsung, implementasi teknologi di lapangan, pertisipatif dan spesifik lokasi Ruang Lingkup Kegiatan Lokasi dan waktu Pembuatan demplot inovasi peremajaan tanaman kopi dilaksanakan di Kabupaten Kepahiang. Sedangkan untuk kabupaten dan Rejang Lebong hanya berupa display dan sebaran bahan diseminasi. Kegiatan dilaksanakan dari bulan Januari-Desember Pemilihan kedua lokasi tersebut, selain merupakan sentra pengembangan kopi di Provinsi Bengkulu juga karena adanya program daerah pengembangan komoditas kopi Lingkup kegiatan Lingkup kegiatan Pendampingan ini meliputi identifikasi kebutuhan inovasi, kegiatan apresiasi, implementasi teknologi di lapangan, pertemuan serta pengawalan. a. Identifikasi kebutuhan inovasi teknologi budidaya dan pasca panen tanaman kopi yang bertujuan untuk mengetahui jenis teknologi yang dibutuhkan oleh petani di lapangan. b. Kegiatan apresiasi hasil identifikasi kebutuhan teknologi budidaya dan pasca panen tanaman kopi dilakukan dengan stakeholder, penyuluh lapangan dan kontak tani. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui peran dari masingmasing Dinas/Instansi terkait terhadap pelaksanaan kegiatan pendampingan yang akan dilakukan di lapangan. c. Implementasi teknologi di lapangan dilakukan untuk mengaplikasikan inovasi teknologi pada lahan demplot. Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat penyampaian inovasi teknologi secara langsung kepada pengguna. d. Pertemuan yang dilaksanakan berupa temu lapang atau Apresiasi dilakukan setelah kegiatan implementasi inovasi teknologi yang bertujuan untuk mengetahui respon atau umpan balik dari pengguna terhadap inovasi teknologi yang telah diimplementasikan di lapangan. Selain itu, pertemuan 7

19 juga dilaksanakan terhadap anggota kelompok tani untuk melaksanakan kegiatan bimbingan/pembinaan. e. Kegiatan pengawalan dilakukan melalui kegiatan pada dua lokasi kegiatan berupa bimbingan teknis inovasi teknologi budidaya tanaman kopi di lapangan dan melalui penyebaran bahan diseminasi (leaflet, Banner, brosur, maupun buku Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan ini adalah gunting pangkas, cangkul, dan sabit; saprodi berupa pupuk dan pestisida; bahan informasi berupa leaflet, brosur dan lain-lain; serta alat tulis Metoda pelaksanaan kegiatan 1. Identifikasi kebutuhan inovasi teknologi dilaksanakan dengan melakukan pertemuan dengan petani, dinas/instansi terkait, kontak tani dan penyuluh. Tujuan pelaksanaan identifikasi adalah untuk mengetahui inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh petani pada lokasi kegiatan. Hasil identifikasi tersebut dijadikan sebagai acuan inovasi teknologi yang akan diberikan kepada petani. 2. Kegiatan apresiasi kebutuhan inovasi teknologi dilaksanakan dengan Stakeholder yang bertujuan untuk menjaring dukungan yang akan diberikan Pemda setempat terhadap penerapan inovasi teknologi yang akan diberikan kepada petani. 3. Implementasi inovasi teknologi di lapangan dilaksanakan di Desa Babakan Bogor Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang pada lahan seluas 1 ha. Inovasi teknologi yang diaplikasikan meliputi (1) pemangkasan tanaman kopi dan tanaman naungan; (2) pemupukan; (3) pengendalian hama dan penyakit; (4) pengendalian gulma; serta (5) penyambungan tanaman kopi untuk menggantikan tanaman yang tidak produktif dengan menggunakan klon unggul. 4. Pengawalan kawasan perkebunan dilaksanakan pada kedua lokasi yaitu Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong, sedangkan kegiatan implementasi inovasi teknologi budidaya tanaman kopi dilaksanakan di Kabupaten 8

20 Kepahiang melalui kegiatan bimbingan teknis berupa pertemuan, leaflet, brosur maupun buku Metode analisis data Data yang diperlukan didalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain adalah data sekunder dari Dinas/instansi terkait berupa keragaan dan profil wilayah dan data primer yang diperoleh dari petani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani sebagai sasaran diseminasi berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki terhadap inovasi teknologi yang diimplementasikan. Indikator yang diukur adalah : - Pengetahuan petani terhadap inovasi teknologi budidaya tanaman kopi. - Tingkat pengetahuan dan adopsi petani setelah implementasi inovasi teknologi dengan menggunakan analisis deskriptif. - Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan kelompoktani melalui penghitungan pertemuan atau kunjungan ke kelompok tani. 9

21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kegiatan Pendahuluan Koordinasi di Kabupaten Kepahiang Koordinasi dilakukan dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepahiang, pada kesempatan tersebut berkoordinasi dengan Kepala Bidang Produksi. Pada koordinasi tersebut disampaikan program pendampingan komoditi kopi yang akan dilakukan BPTP Bengkulu di Kabupaten Kepahiang pata tahun Untuk kegiatan pendampingan direncanakan akan membuat demplot penyambungan kopi dengan klon unggul lokal yang sudah di rilis yang akan dilakukan di lahan petani (petani sebagai kooperator). Kegiatan ini agar bersinergi dan saling mendukung dengan program yang dilakukan dinas perkebunan dalam upaya peningkatan produktifitas dan mutu kopi rakyat serta mengoptimalkan fungsi kelembagaan penyuluhan khususnya penyluhan perkebunan. Untuk program pengembangan kopi di Kabupaten Kepahiang Kabid Produksi menjelaskan bahwa di kabupaten kepahiang pada tahun 2015 akan melakukan program pengembangan tanaman kopi rakyat berupa kegiatan peremajaan dengan penyambungan kopi seluas 300 ha. Kopi yang akan disambung adalah tanaman kopi yang kurang produktif atau sudah tua dengan klon unggul yang sudah dirilis oleh Kementerian Pertanian dan juga klon unggul lokal yang memiliki berbagai keunggulan antara lain berproduksi tinggi dan lebih toleran terhadan hama dan penyakit. Selain itu ada program bantuan pupuk untuk petani kopi seluas 150 hektar serta bantuan pestisida untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seluas 150 ha. Adapun klon unggul kopi yang akan disambung yaitu jenis Sintaro 1, Sintaro 2, Sintaro 3 dan dan Sehasence. Dari data program Dinas Perkebunan Kabupaten Kepahiang sejak tahun tercatat sudah 1500 ha tanaman kopi dilakukan penyambungan dari total luas lahan perkebunan kopi sebesar ha. Sedangkan untuk pemupukan belum banyak dilakukan oleh petani. Hanya sebagian kecil petani yang melakukan pemupukan yang dilakukan setiap 6 bulan sekali. Saat ini Kabupaten Kepahiang telah memiliki kebun induk entres seluas 1 ha yang telah berumur 1 tahun sebagai bahan untuk kebutuhan entres penyambungan yang terdapat di desa Tebat Monok, dan direncanakan pada tahun 2015 ini akan di tambah lagi kebun induk seluas 2 ha. Pada tahun

22 terdapat juga kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu pada tanaman kopi dari Balai proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi Bengkulu sebanyak 2 paket. Masalah OPT yang dialami petani yaitu adanya serangan hama bubuk buah kopi, penyakit jamur akar dan penyakit jamur upas Koordinasi di Kabupaten Rejang Lebong Koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rejang Lebong juga menyampaikan kegiatan pendampingan tanaman kopi yang akan dilakukan BPTP Bengkulu. Pada kesempatan itu berkoordinasi dengan Kepala Bidang Produksi Perkebunan. Sama halnya dengan di Kabupaten Kepahiang disampaikan program pendampingan komoditi kopi yang akan dilakukan BPTP Bengkulu pada tahun Untuk kegiatan pendampingan direncanakan akan membuat demplot penyambungan kopi dengan klon unggul lokal yang sudah di rilis yang akan dilakukan di lahan petani di Kabupaten Kepahiang. Sedangkan untuk Kabupaten Rejang Lebong nantinya berupa display (penyebaran bahan informasi inovasi teknologi peremajaan kopi) dan pelatihan bagi petani. Kegiatan ini harus bersinergi dan saling mendukung dengan program yang dilakukan dinas perkebunan dalam upaya peningkatan produktifitas dan mutu kopi rakyat serta mengoptimalkan fungsi para penyuluh terhadap pemenuhan kebutuhan teknologi tanaman kopi bagi petani. Kabid Produksi menyampaikan rencana program tahun 2015 antara lain kegiatan intensifikasi produksi kopi dengan pelaksanaan kegiatan pemupukan yang akan dilaksanakan di daerah Sindang Dataran, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya, Selupu Rejang dan Curup Utara pada 10 Kelompok Tani. Di kabupaten Rejang Lebong juga mendapatkan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu pada tanaman kopi sebanyak 2 kelompok tani di Kecamatan Bermani Ulu. Masalah OPT yang paling meresahkan petani yaitu adanya serangan hama bubuk buah kopi. Di Kabupaten Rejang Lebong memiliki kebun induk kopi arabika yang terletak di daerah Air Lang dan Sambi Rejo Kecamatan Sindang Dataran seluas 2 ha yang masih berumur 2 bulan. Sedangkan untuk kopi robusta kebun induk entres terdapat di desa Pal 8 Kecamatan Bermani Hulu Raya. 11

23 4.2. Identifikasi Kebutuhan Inovasi Teknologi Mengingat di Kabupaten Kepahiang tersebar sentra sentra produksi kopi, maka pelaksanaan kegiatan identifikasi kebutuhan inovasi teknologi dilaksanakan di 2 Desa yang mewakili untuk menggali permasalahan perkopian di Kabupaten Kepahiang. Kedua desa tersebut adalah Desa Talang Gelompok Kecamatan Seberang Musi dan Desa Babakan Bogor Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan pengembangan kopi dan inovasi teknologi yang sesuai untuk mencari solusinya. Informasi yang didapat bersumber dari petani, penyuluh maupun stakeholder. Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh beberapa informasi yang menggambarkan kebutuhan inovasi teknologi budidaya kopi di Kabupaten Kepahiang. Hal yang sama dari koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rejang Lebong sebelumnya, permasalahan yang dihadapi petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong sama dengan petani kopi dimkabupaten Kepahiang. Hasil identifikasi yaitu : 1. Produksi kopi rata rata ditingkat petani berkisar antara kg/ha/tahun. Sebagian besar umur tanaman diatas 15 tahun dan belum menerapkan teknologi anjuran (jarak tanam rapat, belum melakukan pemupukan dan perawatan sangat minim). Untuk petani yang melakukan pemupukan dengan dosis yang tidak sesuai anjuran dan berbeda beda setiap petani. 2. Sebagian kecil petani sudah ada yang melakukan penyambungan tanaman kopi dengan klon yang dianggap lebih baik dari klon sebelumnya. Teknik penyambungan yang sudah dilakukan adalah sambung tunas dengan alasan petani adalah tanaman akan tumbuh lebih kuat tumbuhnya. 3. Informasi tentang teknologi budidaya kopi dirasa masih minim. Sebanyak 20% petani kopi mendapatkan informasi budidaya kopi penyuluhan dari petugas ketika mendapatkan masalah atau bukan pada jadwal rutin pertemuan dengan penyuluh pertanian sedangkan 11% petani menerima penyuluhan secara rutin. Sisanya adalah petani kopi tidak pernah mendapatkan informasi tentang budidaya tanaman kopi. 4. Penanganan pasca panen masih dilakukan secara kovensional. Setelah dilakukan panen petani langsung mengeringkan buah dengan menjemurnya di pekarangan rumah. Baru sebanyak 14% petani menggunakan lantai jemur 12

24 yang permanen. Sedangkan 86% mengeringkan buah di atas tanah. Sebanyak 30 % petani yang tidak memiliki lantai jemur menggunakan alas berupa terpal sebagai alat bantu penjemuran dan 70% petani lainnya menjemur buah kopi di atas tanah tanpa alas. Hal inilah salah satu penyebab mempengaruhi kualitas produk serta waktu yang dibutuhkan dalam pengeringan jadi lebih lama. 5. Pada kesempatan itu juga mengnjungi lokasi kebun entres milik Dinas Perkebunan Kabupaten Kepahiang. Entres ini nantinya direncanakan akan digunakan untuk penyambungan pada demplot yang akan diterapkan di lahan. Kebun entres seluas 1,5 ha ini mengkoleksi sebanyak 4 jenis/klon unggul kopi robusta yang sudah dirilis. Keempat klon tersebut adalah Sintaro 1, Sintaro 3, Sintaro 4 dan Sehanshense. Gambar 1. Kebun entres Dinas Perkebunan Kabupaten Kepahiang Gambar 2. Buah kopi klon Sintaro 1 Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan teknologi, inovasi teknologi yang diberikan kepada petani adalah pemangkasan, pemupukan dan penyambungan. Pemangkasan yang dilakukan meliputi pemangkasan pemeliharaan dan produksi. 1). Pemangkasan Pemangkasan pemeliharaan bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk baik, mengatur penyebaran daun produktif, membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki (seperi cabang sakit, patah dan tunas air). Selain itu pemangkasan pemeliharaan juga bertujuan untuk merangsang pembentukan daun baru, bunga dan buah. Cara yang dianjurkan adalah : 13

25 - Mengurangi sebagian daun yang rimbun di tajuk tanaman dengan cara memotong ranting-ranting yang terlindung dan yang menaungi. - Memotong cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya dan diameter kurang sari 2,5 cm dipotong. - Pemangkasan pemeliharaan ini dilakukan secara ringan di sela-sela - pemangkasan produksi dilakukan dengan frekuensi 2-3 bulan atau disesuaikan dengan kondisi tanaman Pemangkasan produksi bertujuan untuk peremajaan tanaman yang sudah tidak produktif ataupun tanaman yang sudah tua. Cara peremajaan tanaman kopi dilakukan sebagai berikut : - Pembuangan cabang-cabang balik yang tidak diperlukan yang tumbuh pada cabang primer. - Pemangkasan cabang tua yang tidak diperlukan. - Pemangkasan tunas-tunas dilakukan waktu masih kecil, dalam jangka waktu 2-4 minggu. - Pemangkasan cabang yang terserang hama / penyakit. 2). Pemupukan Pemupukan sangat diperlukan agar ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman dapat selalu dipenuhi. Tujuan utama pemupukan antara lain meningkatkan produksi, meningkatkan mutu hasil dan mempertahankan stabilitas produksi. Pemberian pupuk dianjurkan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada waktu awal musim hujan dan akhir musim hujan. Dosis yang diberikan disesuaikan dengan umur tanaman. Dosis pemupukan tanaman kopi pada tabel 1. Tabel 1. Dosis pemupukan tanaman kopi Umur (tahun) Dosis pupuk (gram/pohon) Urea SP-36 KCl Kieserit >

26 Gambar 3. Penjelasan tentang tata cara pemangkasan tanaman kopi Gambar 4. Cara pemupukan tanaman kopi 3). Penyambungan Penyambungan tanaman kopi dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Tag ent Penyambungan pada tunas dari pohon tua yang telah dipotong (tunas dengan tunas). Cara ini dapat dilakukan pada tunas dari pokok pohon kopi tua. Caranya : tunas dari pohon kopi yang sudah tua pada ketinggian sekitar cm dari permukaan tanah dipotong. Tunas dipilih dengan ukuran diameter 1 cm. Tunas tersebut dipotong dan dapat disambung dengan entres yang sudah disiapk an.penyambungan dilakukan dengan membelah batang bawah berbentuk V dan pada belahan leher V tersebut dapat disambungkan dengan entres yang telah dipersiapkan setelah itu diikat dengan tali rapia secukupnya dan dibungkus dengan kantong plastik lalu diikat kembali dengan tali plastik. Setelah tunas entres sudah nampak tumbuh sampai hidup maka kantong plastik dan pembalut sambungan dapat di buka atau dilepas, sehingga tanaman atas dapat tumbuh dengan leluasa. b. Top ent Penyambungan dengan cara langsung pada potongan pohon kopi tua. Caranya : pohon kopi tua dipotong setinggi ± 1-1,25 m dari permukaan tanah kemudian pada potongan tersebut di belah pada bagian samping kulit pohon yang telah dipotong tersebut pada kulit pohon dapat diselipkan entres yang telah disiapkan setelah itu diikat dengan tali plastik (tali raffia) secukupnya kemudian ditutup dengan plastik yang besar disesuaikan dengan besarnya batang kopi yang telah disambung. 15

27 4.3. Identifikasi Lokasi Demplot Lokasi demplot dilaksanakan di Desa Babakan Bogor Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang pada lahan seluas 1 ha. Kepemilikan lahan perkebunan petani di Desa Babakan Bogor rata-rata 0,5-1,5 ha/kk. Selain kopi, jenis tanaman lain yang diusahakan oleh petani di Desa Babakan Bogor adalah tanaman sayuran dengan lokasi penanaman di bawah tanaman kopi atau lahan lainnya. Produksi kopi di Desa Babakan Bogor masih rendah yaitu berada diantara kg/ha. Salah satu penyebab rendahnya produksi adalah usia tanaman kopi yang telah berada di atas 15 tahun. Selain itu, pemeliharaan tanaman kopi juga masih belum banyak dilakukan oleh petani. Pemupukan tanaman kopi belum dilakukan oleh petani dengan alasan kesulitan untuk mendapatkan pupuk dan harga yang cukup mahal. Perbaikan tanaman kopi telah dilakukan oleh sebagian petani melalui kegiatan penyambungan dengan menggunakan sistem sambung samping ( tag ent). Berdasarkan hasil, tanaman kopi dengan penyambungan dapat meningkatkan produksi sebanyak 100% dan dapat dipanen setiap bulan. Penanganan pascapanen kopi belum dilakukan oleh petani. Pengeringan kopi masih dilakukan secara dengan menggunakan lantai tanah tanpa alas. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kualitas kopi rakyat. Gambar 5. Area demplot tanaman kopi di Desa Babakan Bogor 4.4. Demplot Peremajaan Tanaman Kopi. Kopi robusta diperbanyak secara vegetatif, sehingga bahan tanaman yang digunakan berupa klon. Kopi robusta memiliki sifat menyerbuk silang, maka 16

28 untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitasnya dapat dicapai dengan menggunakan 3 4 klon unggul (poliklonal) yang berkomposisi dengan tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan tertentu (Ernawati, 2008). Untuk penyambungan dengan sistem Tag Ent yaitu penyambungan kopi dahan dengan batang/tunas batang yaitu dengan menggunakan entres berupa dahan /cabang produksi yang berasal dari kopi unggul (pruduksi tinggi dan stabil) setiap tahunnya. Keunggulan dari peremajaan sistem sambung antara lain bisa panen tiap bulan, produksi meningkat, mutu lebih baik, umur produktif lebih lama dan pemeliharaan lebih mudah. Demplot atau Demontration Plot adalah suatu metode penyuluhan pertanian kepada petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani dan pengguna teknologi pertanian lainnya bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan. Demplot bisa berupa Inovasi teknologi budidaya, VUB (Varietas Unggul Baru), Pemupukan dan lain -lain, disesuaikan dengan kebutuhan di suatu wilayah tersebut. Untuk Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong domplot yang di bangun di Desa Babakan Bogor merupakan demplot peremajaan tanaman kopi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan hasil identifikasi lapangan. Peremajaan tanaman kopi sistem sambung yang dibuat adalah merupakan komposisi 4 klon unggul yang disusun dalam satu baris terdiri dari satu klon seperti gambar 6 (lay out) dibawah ini : dst dst dst dst Sintaro 1 Sintaro 2 Sintaro 3 Sehacence Gambar 6. Lay out komposisi tanaman kopi di lapangan Sedangkan Untuk klon unggul lokal disambung dengan sistem Top Ent yaitu Penyambungan pada tunas yang tumbuh dari pohon tua yang telah dipotong (tunas dengan tunas). 17

29 Gambar 7. Penyambungan Tag Ent Gambar 8. Hasil sambung sistem Tag Ent Pertumbuhan tanaman hasil sambung Untuk mengetahui keberhasilan fisik lapangan dari demplot peremajaan penyambungan dapat dilihat dari keragaan tanaman antara lain prosentase tanaman sambung yang tumbuh dan pertumbuhan tanaman yang dapat dilihat dari komponen produksi ( jumlah cabang produktif, panjang cabang, jumlah dompolan dan jarak dompolan). Cabang produktif merupakan bagian tanaman kopi tempat tumbuhnya dompolan buah kopi. Panjang cabang dan jumlah cabang akan menentukan jumlah dompolan buah. Semakin panjang dan semakin banyak cabang produktif akan semakin banyak pula jumlah dompolan yang bisa tumbuh. Begitu juga dengan komponen hasil dompolan. Semakin banyak jumlah dompolan dan semakin rapat jarak antar dompolan akan semakin banyak pula produksi yang akan diperoleh. Untuk saat ini data yang baru bisa disajikan adalah banyaknya tanaman yang tumbuh pada penyambungan. Seperti tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Tanaman yang tumbuh hasil penyambungan No Klon Sistem sambung Jumlah yang disambung (batang) Jumlah yang tumbuh (batang) Prosentase (%) 1 Sintaro 1 Tag Ent ,5 2 Sintaro 2 Tag Ent ,5 3 Sintaro 3 Tag Ent Sehashence Tag Ent ,1 5 lokal Top Ent

30 Dari 5 klon unggul yang disambung terdapat variasi jumlah yang tumbuh yaitu berkisar antara 76,5 87 % (rata rata 81,62 %). Beberapa faktor penyebab adanya tanaman yang tidak tumbuh antara lain masalah entres yang terlambat menyambungnya dan banyak diantara entres sudah layu waktu disambung. Sebagai bahan tanam/ entres yang unggul tentunya diharapkan tanaman memiliki kelebihan terutama produksi dan mutu. Klon unggul adalah suatu genotipe tanaman yang memiliki potensi hasil dan sifat-sifat agronomis lebih baik dari pada genotipe standar yang biasa digunakan sebagai bahan tanaman dalam pertanaman komersial. Keunggulan suatu klon ditentukan oleh faktor genetik yang dikandungnya dan diekspresikan dalam bentuk morfologis, susunan anatomis dan proses fisiologis yang menunjang pertumbuhan, potensi hasil dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Perbedaan keunggulan suatu klon dengan klon lainya disebabkan oleh perbedaan susunan genetik yang menunjang ketiga faktor di atas. Kinerja Penyuluh lapangan Kinerja petugas/penyuluh lapangan dapat dilihat dari jumlah kunjungan ka lapangan dalam membina petani maupun kelompok tani. Pembinaan ada dalam beberapa bentuk kegiatan terkait dengan kegiatan pendampingan kawasan perkebunan kopi yang dilakukan BPTP Bengkulu. Jumlah kunjungan dan bentuk pembinaan atau pendampingan yang dilakukan selama kegiatan pendampingan kawasan kopi berjalan dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Bentuk pendampingan/aktifitas yang dilakukan penyuluh lapangan No Bentuk aktifitas Jumlah petugas/penyuluh 1 Peninjauan, Identifikasi calon petani dan lahan 3 petugas lapangan 2 Identifikasi Kebutuhan teknologi kopi bagi petani 3 petugas lapangan 3 Pemantapan dan Hunting Lokasi kegiatan demplot 3 petugas lapangan 4 Penjelasan Teknik Lapangan dan pengukuran lahan 3 petugas lapangan demplot 5 Pemilihan bahan entres 3 petugas lapangan 6 Penjelasan teknis dan aplikasi penyambungan kopi 3 petugas lapangan 7 Aplikasi pemupukan dan pemangkasan tanaman 2 petugas lapangan kopi 8 Pengamatan lapangan 2 petugas lapangan 9 Apresiasi 4 petugas lapang 19

31 Berbagai aktifitas sudah dilakukan oleh petugas/penyuluh lapangan dalam kaitannya dengan tugas dan fungsinya dalam membina petani/kelompok tani di wilayah kerjanya. Sudah banyak perobahan yang terjadi dengan kegiatan pendampingan pengembangan kawasan perkebunan kopi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu. Pada tahun sebelumnya sangat minim bimbingan ke petani hanya ada 2 kali kunjungan oleh penyuluh lapangan dalam rangka pembinaan dalam bentuk pertemuan yang membahas adanya rencana program bantuan yang akan diberikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepahiang. Pada tabel 3 diatas terlihat adanya perobahan yang signifikan dalam hal kunjungan ke kelompok tani maupun petani koperator pendampingan pengembangan kawasan perkebunan kopi. Ada sembilan kali kunjungan pembinaan/pendampingan dengan jumlah petugas yang datang 2 4 orang sesuai dengan bentuk binaan yang dilakukan Studi Banding Studi Banding ini merupakan salah satu Kegiatan pendukung Pendampingan kawasan Perkebunan Kopi untuk memperoleh inovasi teknologi yang bisa diterapkan dan dikembangkan baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang. Studi banding dilaksanakan di Balai penelitian komoditas yang menangani/mandat tanaman kopi yaitu di Balai Penelitian Tanaman Industri (Balittri) Pakuwon Sukabumi Jawa Barat. Dari pelaksanaan studi banding ini ada beberapa inovasi yang diharapkan bisa mendukung pengembangan kopi kususnya di kapupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Beberapa hasil tersebut adalah : a. Inovasi Matang Serentak Inovasi matang serentak buah adalah membuat buah kopi matang secara bersamaan dengan cara mengkondisikan tanaman berbunga serentak sehingga berbuah serentak dan matang juga serentak. Metode ini pada prinsipnya adalah menciptakan keseimbangan hara dalam tanah dengan penyediaan pupuk kandang dengan pupuk hayati. Pupuk hayati yang digunakan adalah Bionema yang merupakan agen hayati yang berbentuk cair yang berbahan baku Bacillus. Pupuk ini dikombinasikan dengan pupuk kandang (Perbandingan 5 kg pupuk kandang : 10 g pupuk cair) dan diaplikasikan pada tanaman kopi. 20

32 \ Gambar 9 Pupuk hayati dan tanaman kopi berbunga serentak b. Naungan Produktif Naungan sangat diperlukan untuk pertanaman kopi. Naungan yang dianjurkan adalah dengan menjaga agar intensitas cahaya berkisar antara %. Sehingga perlu diadakan pemangkasan kalau sudah terlalu ternaungi. Diantara pohon produktif yang dianjurkan adalah Tanaman Petai. Disamping produktif tanaman ini juga berfungsi menyerap Nitrogen yang ada di udara. Kunjungan ke Kebun Percobaan dan Diseminasi a. Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Klon unggul kopi Robusta yang sudah dihasilkan antara lain BP 42, BP 358, BP 234, SA 237. Di lapangan tanaman ini ditanam dalam bentuk komposisi karena tanaman kopi Robusta ini menyerbuk silang. Kondisi tanaman saat itu baru berumur 6 bulan (belum produksi). Gambar 10. Lokasi UPBS kebun Entres kopi Robusta di Kebun Percobaan Balittri 21

33 b. Stek berakar Stek berakar merupakan salah satu cara perbanyakan bibit tanaman kopi yang dapat dilakukan dalam waktu cepat dan jumlah yang banyak. Bagian tanaman yang diambil adalah wiwilan yang tumbuh pada pohon utama dan diambil bagian ruas yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Kemudian ditanam pada media yang sudah disiapkan pada bedengan ukuran 8 x 1,5 m yang ditutup plastik. Media yang digunakan adalah campuran pasir sungai dengan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1. Biasanya 3 minggu tanaman sudah kelihatan tumbuh. Gambar 11. Prosedur Perbanyakan bibit kopi stek berakar (Stek, Bedengan dan pertanaman dalam polibeg) c. Pasca Panen (Inovasi olah basah) Inovasi ini sebenarnya sudah lama ada, namun belum banyak diterapkan oleh petani. Inovasi ini menggunakan 2 jenis mesin yaitu mesin pengupas kulit buah (fullper) dan mesin pengupas kulit tanduk (Huller) yang menghasilkan gabah kopi. Buah yang digunakan buah yang sudah masak merah. Penjemuran dilakukan dilantai semen sampai kadar air 12 %. d. Ruang Diseminasi Di ruang diseminasi indoor di pajangkan berbagai produk inovasi kopi antara lain biji kopi varietas unggul dengan kadar air 12 %, biji kopi yang sudah diolah dalam bentuk kemasan, pupuk hayati dan Biopestisida 22

34 Gambar 12. Biji kopi dan bubuk kopi dalam kemasan produk Balittri Apresiasi Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian yang positif terhadap suatu karya tertentu. Dalam apresiasi disamping menyampaikan dan menginformasikan hasil kegiatan pendampingan peremajaan tanaman kopi yang dilakukan di lahan petani kepada petani lainnya serta stakeholder juga sekaligus menghimpun masukan dan saran saran dari petani dan stakeholder terkait dengan mengembangan kopi dan permasalahannya. Kegiatan Apresiasi dilaksanakan di Desa Tangsi Duren Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang. Mengingat di Kecamatan ini ada 2 kegiatan terkait komoditas kopi yaitu Pendampingan Pengembangan Kawasan Perkebunan Kopi dan Kajian Peremajaan Kopi Rakyat dengan Sistem Kapak Kulai, maka pelaksanaan Apresiasi digabung dengan judul Workshop dan Apresiasi Pendampingan Kawasan Kopi Melalui Inovasi Pemupukan, Peremajaan dan Pasca Panen di Provinsi Bengkulu. Kegiatan Workshop kusus untuk petani peserta Kajian Peremajaan Kopi Rakyat dengan Sistem Kapak Kulai di Desa Tangsi Duren. Kegiatan ini diikuti sebanyak 136 peserta yang berasal dari petani 3 Desa yaitu Desa Babakan Bogor, Desa Tangsi Duren dan Desa Pagar Gunung serta para penyuluh daerah/desa masing masing binaan. Dalam kegiatan Apresiasi ini juga diikuti 5 kelompok tani kopi dari Kabupaten Rejang Lebong dan 2 petugas dari Dinas Kehutanan dan perkebunan Kabupaten Rejang Lebong. Para petani dari 5 kelompok dari Rejang Lebong ini diharapkan dapat menjadi fasilitator untuk pengembangan kopi di desanya masing masing. Nara sumber dan materi yang disampaikan seperti tabel dibawah. 23

35 Tabel 4. Materi Worshop dan Apresiasi Pendampingan Kawasan Kopi melalui Inovasi Pemupukan, Peremajaan dan Pasca Panen di Provinsi Bengkulu No Materi Pemateri 1. Kebijakan Pengembangan Usahatani Perkebunan Kopi di Kabupaten Kepahiang Kepala Dinas Perkebunan Kab. Kepahiang 2. Program dan Kebijakan Penyuluhan dalam Rangka Percepatan dan Pengembangan Kopi Kepala BP4K Kab. Kepahiang di Kabupaten Kepahiang 3. Inovasi Teknologi Peremajaan Kopi Sistem Drs. Afrizon, M.Si Sambung Sebagai Upaya Bagi Percepatan Pengembangan Usahatani Perkebunan Kopi di Kabupaten Kepahiang 4. Kajian Pemupukan dan Peremajaan Kopi Dr. Wahyu Wibawa, MP Rakyat Dengan Sistem Kapak Kulai di Kepahiang 5. Diskusi Narasumber dan tim 6. Kunjungan lapangan Beberapa hasil diskusi apresiasi. 1. Pada budidaya kopi sangat penting penggunaan klon yang unggul. Dimana klon unggul adalah suatu genotipe tanaman yang memiliki potensi hasil dan sifat-sifat agronomis lebih baik dari pada genotipe standar yang biasa digunakan sebagai bahan tanaman dalam pertanaman komersial. Keunggulan suatu klon ditentukan oleh faktor genetik yang dikandungnya dan diekspresikan dalam bentuk morfologis, susunan anatomis dan proses fisiologis yang menunjang pertumbuhan, potensi hasil dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Perbedaan keunggulan suatu klon dengan klon lainya disebabkan oleh perbedaan susunan genetik yang menunjang ketiga faktor di atas. 2. Pemeliharaan yang intensif (pemupukan, pemangkasan, pengaturan naungan dan pengendalian gulma) dapat meningkatkan produksi dan mutu. Pemupukan sangat diperlukan dalam hal memenuhi ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman, pemangkasan tanaman kopi diperlukan untuk mempertahankan kerangka tanaman. yang sudah terbentuk baik, mengatur penyebaran daun produktif, membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki (seperi cabang sakit, patah dan tunas air). Selain itu pemangkasan pemeliharaan juga bertujuan untuk merangsang pembentukan daun baru, bunga dan buah. 24

36 3. Panen petik merah merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan mutu dan harga jual biji kopi ditingkat petani. Biji kopi yang berkualitas baik adalah biji kopi yang dipanen dalam keadaan matang sempurna, yaitu yang memiliki kulit berwarna merah pada semua bagian sisinya. Hal ini oleh para petani kopi biasa disebut sebagai panen petik merah. Pada panen biji kopi merah prosesnya harus dilakukan secara selektif, karena kematangan biji kopi tidak terjadi secara serentak dalam satu dompol. Biji kopi yang masih berwarna hijau tetap dibiarkan untuk waktu pemanenan berikutnya. Proses pemanenan petik merah ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kematangan agar tidak mengalami perubahan kualitas pada proses pengolahan. 4. Penanganan pasca panen perlu diterapkan kususnya penggunaan tempat jemur dari lantai semen. Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk pengeringan biji kopi. Jika cuaca memungkinkan, proses pengeringan sebaiknya dipilih dengan cara penjemuran penuh cahaya matahari. Secara teknis cara penjemuran akan memberikan hasil yang baik jika syarat-syarat berikut dapat dipenuhi, yaitu : - Sinar matahari mempunyai intensitas yang cukup dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. - Lantai jemur dibuat dari bahan yang mempunyai sifat menyerap panas. - Tebal tumpukan biji kopi di lantai jemur harus optimal. - Pembalikan yang cukup - Biji kopi berasal dari buah kopi yang masak. - Penyerapan ulang air dari permukaan lantai jemur harus dicegah. 5. Pada tanaman kopi yang tidak produktif perlu segera diadakan peremajaan dengan klon unggul lokal yang sesuai yang sudah dilepas oleh Kementerian Pertanian (Sintaro 1, Sintaro 2, Sintaro 3 dan Sehacence). Tujuan yang paling utama dari peremajaan adalah untuk meningkatkan hasil produksi dari pohon kopi tersebut dan mempertahankan umur produktif. Salah satu peremajaan dilakukan dengan cara menyambungkan antara kopi yg tidak berbuah lebat atau tidak produktif dengan yg berbuah lebat sepanjang tahun atau klon unggul. 6. Penggunaan bahan organik lokal sangat dianjurkan dalam sistem produksi. Dengan sentuhan teknologi dapat dijadikan kompos dan bisa mengurangi 25

37 biaya produksi. Penggunaan kompos juga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia (substitusi). 7. Keterlibatan para petugas penyuluh lapangan dalam membina petani sangat diperlukan dalam proses adopsi inovasi teknologi. 8. Diperlukan koordinasi dan sinergi antara Dinas teknis (Hutbun, BP4K) dengan dinas Perindustrian dan perdagangan dalam hal pemasaran kopi Gambar 13. sambutan Kepala BPTP dalam pembukaan Apresiasi Gambar 14. Penyampaian materi Inovasi Teknologi Peremajaan Kopi dan kajian pemupukan dengan sistem kapak kulai Penyebaran bahan diseminasi Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Untuk diseminasi bidang inovasi teknologi pertanian yang di informasikan pada kegiatan ini adalah berupa hasil hasil penelitian dan review dari beberapa sumber yang diharapkan di adopsi dan dimanfaatkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun 26

38 bahan diseminasi yang sudah dubuat dan disebarkan kepada pengguna terditi dari : a) Leaflet terdiri dari 3 judul : 1. Pemeliharaan Tanaman 2. Teknik Penyambungan dan Pemeliharaan Hasil Sambungan Tanaman Kopi 3. Teknik panen dan pengolahan kopi b) Banner terdiri dari 1 Judul : Peremajaan Kopi sistem sambung dan Pemeliharaan (upaya meningkatkan produksi dan mutu) Gambar 15 Bahan diseminasi bagi pengguna 27

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) TA 2015 PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN NASIONAL MELALUI INOVASI BUDIDAYA DAN PASCAPANEN TANAMAN KOPI DI PROVINSI BENGKULU Oleh : Afrizon

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL KOMODITAS PERKEBUNAN KOPI PROVINSI BENGKULU

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL KOMODITAS PERKEBUNAN KOPI PROVINSI BENGKULU LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL KOMODITAS PERKEBUNAN KOPI DI PROVINSI BENGKULU AFRIZON BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA

PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI SUMATERA UTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK TEKNIS NOMOR : 26/1801.013/011/B/JUKNIS/2013

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL Dwi Nugroho Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember, 26 Maret 2018 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN (ROPP) ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA 2015-2019 DEDI SUGANDI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014 RENCANA OPERASIONAL PENELITIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.019/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL ROPP

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu

KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU Afrizon, Dedi Sugandi, dan Andi Ishak (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu) afrizon41@yahoo.co.id Pengkajian Keragaan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas KOPI Panduan teknis budidaya kopi Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sedangkan

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT

I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT Mochamat Bintoro 1 dan Yuslaili Ningsih 2 1 Produksi Pertanian, 2 Jurusan Bahasa, Komunikasi dan Pariwisata, Politeknik Negeri Jember 1 mochamatb17@gmail.com, 2 yuslaili74@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung

Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung PRISMA (08) PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung Ulfasari Rafflesia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

DOKUMENTASI MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK LOKASI DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK LOKASI DI PROVINSI BENGKULU DOKUMENTASI MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK LOKASI DI PROVINSI BENGKULU KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT

PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT RENCANA DESIMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) PENGEMBANGAN LABORATORIUM LAPANGAN INOVASI PERTANIAN (LLIP) KAWASAN PERBATASAN RI-RDTL PROVINSI NTT. Peneliti Utama Y Ngongo BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

[ nama lembaga ] 2012

[ nama lembaga ] 2012 logo lembaga 1.04.02 KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES DI WILAYAH GERNAS KAKAO Prof. Dr. Ir. Azmi Dhalimi, SU Balai Besar Pengkajian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari: AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi

Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors L. Setyobudi 2013 Sistem Management lapangan Produksi dalam hubungannya dengan Mutu Produksi Tanaman Perkebunan: Budidaya Tanaman, Pengelolaan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka 2. 1. Tinjauan Agronomis Secara umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Sejarah

Lebih terperinci

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Agri Gardina 45 merupakan mangga hibrid yang terdaftar sebagai varietas unggul baru melalui SK Mentan No: 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Mangga ini dihasilkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN BPTP 1. Judul RKTM :

Lebih terperinci

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) Oleh : PH Padang,SP PBT. BBPPTP Surabaya PENDAHULUAN Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP) PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI KABUPATEN KEPAHIANG BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP) PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI KABUPATEN KEPAHIANG BENGKULU RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP) PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI KABUPATEN KEPAHIANG BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO)

ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO) ARTIKEL ILMIAH OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN PERKEBUNAN KAKAO BUKAAN BARU DENGAN TANAMAN SELA (PADI GOGO) (Muhsanati, Etti Swasti, Armansyah, Aprizal Zainal) *) *) Staf Pengajar Fak.Pertanian, Univ.Andalas

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH Yakob Bunga T, Saidah 1) dan Amran Muis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2)

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BENIH KAKAO dan KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

TEKNIK KONVERSI KOPI ROBUSTA KE ARABIKA PADA LAHAN YANG SESUAI. Oleh Administrator Selasa, 02 April :00

TEKNIK KONVERSI KOPI ROBUSTA KE ARABIKA PADA LAHAN YANG SESUAI. Oleh Administrator Selasa, 02 April :00 Benih menjadi pintu gerbang (entry point) utama suatu kehidupan, termasuk bagi kehidupan tanaman. Perannya menjadi lebih strategis bagi tanaman perkebunan yang berumur panjang dan sifat usahanya tahunan.

Lebih terperinci

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 1 Pendahuluan Tujuan, Output, Prakiraan Manfaat & Dampak Metodologi

Lebih terperinci

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP: PROSES DISEMINASI TEKNOLOGI EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

JUDUL PENGUATAN KELEMBAGAAN PENELITIAN, PELATIHAN DAN WORKSHOP TAHUN ANGGARAN 2010

JUDUL PENGUATAN KELEMBAGAAN PENELITIAN, PELATIHAN DAN WORKSHOP TAHUN ANGGARAN 2010 JUDUL PENGUATAN KELEMBAGAAN PENELITIAN, PELATIHAN DAN WORKSHOP TAHUN ANGGARAN 2010 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NTT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: 1 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: PENDAMPINGAN PROGRAM SLPTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM YONG FARMANTA, SP, MSi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Demfarm 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu 3. Alamat

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian 11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Surabaya, Februari 2013 KATA PENGANTAR Dengan memanjat syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh : PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI Oleh : BP3K KECAMATAN SELOPURO 2016 I. Latar Belakang PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Dengan perkembangan teknologi, ubi kayu dijadikan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. - ISSN: - PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci