BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Televisi adalah sebuah media komunikasi unggulan yang. suara, baik yang monokrom (hitam-putih) maupun yang berwarna.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Televisi adalah sebuah media komunikasi unggulan yang. suara, baik yang monokrom (hitam-putih) maupun yang berwarna."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Televisi Televisi adalah sebuah media komunikasi unggulan yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta dengan suara, baik yang monokrom (hitam-putih) maupun yang berwarna. merupakan gabungan dari kata tele yang berarti jauh dan visio berasal dari bahasa Latin yang berarti penglihatan, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual / penglihatan. Dari segi -nya ditransmisikan dengan prinsip radio, sedangkan dari segi -nya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera, sehingga menjadi sebuah gambar, baik dalam bentuk gambar bergerak (moving picture) maupun gambar diam (still picture). Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. Televisi adalah salah satu media massa yang menggunakan alat - alat elektonis dengan memadukan radio (broadcast) dan fiim (moving picture). Merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. ( Franciscus theojunior Lamintang, 2013: 22) Televisi memiliki keunggulan dari media massa yang lain karena bersifat audio visual dapat didengar dan dapat dilihat. 4

2 5 Sehubungan dengan ini televisi mempunyai karakteristik, adapun yang dimaksud antara lain : a. Audio visual Televisi memiliki kelebihan dapat didengar (audio) dan dilihat (visual). Karena sifat audiovisual ini, selain tulisan dan kata TV juga dapat menyajikan informasi yang disertai gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita yakni rekaman peristiwa. b. Berpikir dalam gambar Ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini : 1. Visualization yaitu menggambarkan apa yang ingin disampaikan dari pikiran ke visual. 2. Picturization (penggambaran) yaitu teknik menghubungkan gambar yang satu dengan gambar yang lain sehingga menjadi gambar yang menarik dan bertutur yang mengandung pemahaman yang sama antara penutur dan penerima. Keunggulan televisi bila dibandingkan dengan media masaa lainnya : a. Menjangkau khalayak yang sangat luas. b. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau berita sangat cepat. c. Realism sesuai dengan kenyataan dan fakta. d. Mempunyai tingkat kredibilitas yang lebih tinggi. 5

3 6 e. Informasi atau berita yang disampaikan lebih singkat, jelas, sistematis, sehingga khalayak tidak perlu lagi berimajinasi menangkap isi pesan yang disiarkan. Kelemahan televisi adalah : a. Siaran televisi dibatasi oleh waktu dan frame (lebar monitor) b. Bersifat (hanya meneruskan) yaitu pesan yang disampaikan hanya dapat didengar dan dilihat sepintas saja. Maka isi pesan harus singkat, padat, dan jelas, dengan intonasi artikulasi dan pelafalasan harus tepat dan baik. c. Media televisi pada umumnya harus menyajikan sebuah tayangan hiburan yang lebih banyak. Karena pemirsa televisi lebih tertarik menyaksikan televisi dari unsur hiburan dibandingkan program berita seperti analisis, dan perdebatan. (Wawan Kuswandi. 1996: 23-24) B. Program Televisi Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku. (Sutisno.1993:6) Di stasiun televisi nasional maupun lokal biasanya menyajikan program televisi yang berbeda-beda untuk memenuhi selera dan menarik minat penonton, dimana penonton sendiri memiliki selera jenis program yang berbeda antara satu dengan yang lain. 6

4 7 Jenis program itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Informasi Jenis siaran yang memiliki tujuan memberikan sebuah pengetahuan dan informasi kepada khalayak luas. Informasi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: a) Berita keras, atau hard news adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran. Berita keras terbagi dalam : (1) Straight news, suatu berita yang singkat menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H. (2) Feature, berita ringan yang menarik dan tidak terikat waktu, serta berdurasi singkat. (3) Infotainment, berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang yang dikenal masyarakat seperti halnya kehidupan seorang selebritis. b) Berita lunak, atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Yang termasuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah: (1) Current affair, program yang menyajikan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. 7

5 8 (2) Magazine, informasi ringan yang didalamnya terbagi dalam beberapa macam rubrik dan tema yang disajikan aktual dan timeless sesuai dengan target penontonnya, berdurasi pendek. (3) Dokumenter, program yang menghadirkan suatu kejadian dan peristiwa masa kini atau masa lalu yang dikemas secara menarik. (4) Talk show, program yang menyajikan dialog antara satu atau beberapa orang yang membahas suatu topik tertentu dipandu oleh seorang pembawa acara. 2. Hiburan Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah sebagai berikut: a) Drama. Pertunjukan (show) format acara televisi yang diproduksi untuk menghadirkan sebuah cerita yang telah dikemas sedemikian rupa yang berbalut dengan konflik dan emosi diperankan oleh seorang tokoh untuk menghidupkan sebuah karakter. Sinetron dan film termsuk dalam program acara drama. b) Permaian. Game show merupakan bentuk program yang melibatkan sejumlah orang (individu ataupun kelompok) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: (1) Quiz show, Program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. 8

6 9 (2) Ketangkasan, Peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kekuatan fisik, strategi, perhitungan, atau ketangkasan untuk melewati suatu halangan. (3) Reality show, Menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan, atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. c) Musik. Program yang menampilkan pertunjukan musik, biasanya ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip dan konser. d) Pertunjukan. Menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). (Morissan. 2008: ) C. Produksi Televisi Produksi televisi adalah tahapan setelah pra produksi dan sebelum pasca produksi dimana bagian divisi produksilah yang berperan penting, untuk mengerjakan pengambilan gambar baik secara live maupun secara tapping. Dalam sebuah proses produksi di televisi terdapat beberapa elemen dasar yang berada didalamnya, elemen tersebut adalah : 1. Single atau multi kamera 2. CCU (Camera Control Unit) 9

7 10 Camera Control Unit adalah alat yang berada di master control untuk mengatur irish, white balance pada kamera khususnya untuk multycam. 3. Perekam kaset video/vtr 4. Switcher Untuk memilih dan memadukan gambar dari berbagai kamera, video playback, judul, dan spesial effect lainnya dan bergabung melalui berbagai transisi yang tersedia, sementara acara sedang berlangsung. Secara teknis switcher adalah kegiatan mengedit secara instan. 5. Audio Suara merupakan unsur terpenting dari media televisi. Audio tidak hanya untuk menyampaikan informasi namun juga berperan untuk membangun suasana dan atmosfer dalam suatu program acara. 6. Lighting 7. Spesial effects Menambahkan judul dua atas layar background dengan menggunakan character generator. Seperti halnya memberikan logo televisi, memberikan keterangan lain. 8. Post production editing Biasanya digunakan untuk mengedit program acara yang bersifat tidak live. (Zettl. 2000: 5) 10

8 11 D. Kamera Televisi Kamera merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah pengambilan gambar. Tanpa mengesampingkan bagian yang lain, tanpa sebuah kamera sebuah produksi suatu program atau film tidak akan berjalan. Karena dikameralah gambar dan suara dapat direkam dalam film atau pita magnetik, bahkan dengan mengggunakan kartu memori. Kecanggihan kualitas gambar sangatlah penting. Berdasarkan tingkat kecanggihan sistemnya kamera dapat dibedakan menjadi dua jenis : 1. Kamera Analog Sistem kerja kamera ini sederhana, sinyal yang dipancarkan oleh kamera ini melewati proses perekaman dalam kamera, sehingga menjadikan VTR menjadi analog. Data analog disebarluaskan melalui gelombang elektromagnetik secara terus menerus dan banyak dipengaruhi oleh gangguan. 2. Kamera Digital Sistem kamera ini sinyal video yaitu RGB sudah didigitalkan setelah diproses secara langsung melalui CCD. Meskipun sinyal digital jauh lebih kuat dari analog yang berarti sinyal digital tahan terhadap distorsi, sehingga tidak otomatis High definition. Dilihat dari penggunaannya menurut Hanoch Tahapary (MMTC Yogyakarta). Kamera video terdiri dari : 11

9 12 1. Kamera Studio Kamera yang digunakan untuk proses produksi atau pengambilan gambar di studio (indoor) untuk sebuah tayangan televisi. Kamera ini tidak dilengkapi dengan alat perekam gambar, jadi hanya sebagai penangkap gambar saja. 2. Kamera ENG (Electronic News Gathering) Kamera yang digunakan untuk hunting berita atau mendokumentasikan kejadian yang akan menjadi berita. Kamera ENG dirancang untuk mobile di luar studio sehingga kamera ini dilengkapi dengan perangkat perekam gambar. Sekarang ini kamera jenis ini sering dipakai untuk membuat film. Ada dua jenis kamera ENG, yaitu : a. Camera Built in VTR (Camcorder) Kamera yang menggunakan kaset untuk media penyimpanannya. b. Camera Separate VTR (Dooking) Kamera jenis ini menggunakan sambungan kabel conector yang disambungkan ke SNG (Satelite News gathering) untuk produksi berita live. 3. Kamera EFP (Electronic Field Production) Kamera yang digunakan untuk kegiatan produksi non berita. Biasanya digunakan untuk produksi di dalam ruangan (indoor) maupun diluar ruangan (outdoor). Menurut kameramen SCTV, 12

10 13 kamera jenis ini adalah kamera yang dipakai dengan sistem multi kamera. 4. Kamera Film Kamera yang menggunakan media perekaman adalah film seluloid. Pada umumnya digunakan untuk produksi film layar lebar. Ukuran film biasanya ; 8mm, 16mm, 35mm, 65mm, dan 70mm. Secara garis besar sistem pengoperasian semua tipe kamera pada dasarnya hampir sama, hanya saja yang membedakan adalah fasilitas yang disediakan dan kualitas hasil perekaman. Kamera terdiri dalam 3 bagian dasar : 1. Lensa Lensa adalah potongan kaca yang dibentuk dan ditata sedemikian rupa dan diletakkan didepan kamera yang fungsinya untuk memfokuskan berkas cahaya. Lensa memiliki fungsi untuk memilih bidang pandang tertentu dan ditangkap secara optik agar dapat menghasilkan gambar dan diteruskan ke image device (CCD). Ada beberapa jenis lensa menurut panjang fokalnya, panjang fokal atau focal lenght adalah jarak antara pusat optik lensa dengan titik dimana gambar itu terlihat dalam keadaan fokus. 13

11 14 Jenis-jenis lensa antara lain : a. Lensa Normal Atau lensa standar. Gambar yang dihasilkan memberi kesan yang biasa dan datar. b. Lensa Wide (sudut pandang lebar) Disebut sudut pandang lebar karena jangkauan dai objek yang bisa ditangkap oleh lensa cukup lebar. c. Lensa Tele Lensa dengan focal lenght yang panjang, jika menggunakan lensa ini objek jadi terasa dekat sehingga kedalaman menjadi kurang, keuntungannya kita bisa merekam gambar dari jarak jauh namun dapat menghasilkan gambar yg berkualitas. Kekurangannya jika kamera goyang maka hasil gambar yang dihasilkan juga ikut berguncang biarpun fokus maximal. d. Lensa Macro Baik digunakan untuk merekam benda-benda kecil, seperti serangga. Kita bisa mengambil gambar dari jarak yang sangat dekat. 14

12 15 e. Lensa Vario / Zoom Merupakan penggabungan dari lensa wide sampai ke lensa tele. Satu lensa sudah mencakup semua jenis lensa (lensa normal, wide, tele, dan macro). Di Lensa juga terdapat ring-ring dengan fungsi masingmasing. Ring terletak dibagian belakang lensa, terdapat 3 buah ring (lingkaran) yang berjajar horizontal, yaitu : a. Ring Fokus Ring yang paling dekat dengan lensa, berfungsi sebagai pengatur ketajaman dan kejernihan gambar. Jika gambar yang di hasilkan oleh kamera kabur (out of focus) maka juru kamera akan memutar fokus ring agar gambar menjadi tajam. b. Ring Zoom (zoom control) Mempunyai fungsi untuk memperbesar dan memperkecil suatu objek. Ring zoom biasanya digunakan untuk mengatur ukuran gambar yang akan direkam. c. Ring Diafragma (irish) Berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke lensa. (Morrisan. 2008: ) 15

13 16 2. Body Camera (Badan Kamera) Badan ini berisi tabung pengambil gambar atau pick up tube yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang dihasilkan lensa menjadi sinyal elektrik melalui CCD (Change-coupled device). Bagian-bagian dalam badan kamera : a. Viewfinder Viewfinder merupakan monitor kecil sebagai jendela pengamat untuk kita bisa melihat objek yang masuk kedalam kamera. Viewfinder pada umumnya berwarna hitam putih tetapi seiring berkembangnya teknologi sudah ada yang berwarna. b. Micrhophone Kamera video juga dilengkapi dengan micrhophone yang berguna untuk menangkap audio yang ada dilokasi atau atmosfer yang ada dan suara dari objek. c. LCD (Liquid Crystal Display) LCD monitor digunakan sebagai preview gambar bukan sebagai viewfinder. LCD dan viewfinder terdapat berbagai macam indikator yang berguma sebagai pengontrol kerja kamera. Diantaranya adalah indikator baterai, indikator formay kaset SP / LP (short 16

14 17 / long play), time code, indicator system kamera MNL / Auto, indikator WB, indicator irish, shutter, dan gain. d. VCR (Video Cassette Recorder) / Perekam Salah satu bagian dari kamera VCR (Video Cassette Recorder) atau alat perekam gambar dan suara. Jenis kamera ENG adalah kamera yang memiliki VCR karena sering digunakan di lapangan, sedangkan kamera EFP tidak sering digunakan sebab untuk multi kamera. Kelebihan VCR tergabung dengan body kamera adalah efisiensi waktu dalam merekam, sehingga tidak perlu membawa portable VCR. 3. Adaptor Adaptor adalah bagian belakang kamera terdapat baterai sebagai daya kamera. E. Kameramen Televisi Kameramen televisi (Camera Person) profesi yang lebih dikenal dengan istilah kameramen ini mempunyai tanggung jawab yaitu bertugas untuk merekam gambar atau mengambil gambar agar sebuah gambar yang diambil dan direkam saat produksi sesuai dengan harapan suatu konsep produksi. Seorang juru kamera adalah tangan kanan sutradara di lapangan. Ia bekerja sama dengan sutradara untuk menentukan jenis-jenis shot. Termasuk jenis lensa, maupun filter yang akan digunakan. Selain itu juru kamera juga menentukan bukaan diafragma kamera mengatur tata cahaya 17

15 18 untuk mendapatkan efek pencahayaan yang artistik. Sebagai tangan kanan sutradara, juru kamera melakukan tugas pembingkaian (framming). (marselli Sumarno. 1996: 50-51) Juru kamera broadcast bekerja dengan menggunakan kamera film digital dan elektronik. Pekerjaan kameramen berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu : a) Multy Camera Kegiatan perekaman gambar dan suara yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari dua kamera. Dimana seorang cameraman broadcast / videographer biasanya dipandu dengan shooting script, dengan adanya shooting script sangat membantu cameramen sebagai panduan pengambilan gambar saat akan take. Selama kegiatan perekaman cameraman broadcast dipandu oleh sutradara. b) Single Camera Kegiatan perekaman gambar dan suara yang dilakukan dengan menggunakan satu kamera. Dalam kegiatannya merupakan tempat yang banyak memberikan kesempatan dan ruang bagi seorang kameramen televisi untuk mengeksplorasi kemampuannya dalam menyajikan sebuah gambar yang artistik, berdasarkan saran dari sutradara. Jenis aktivitas pekerjaan kameramen televisi : 1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan shoting. 18

16 19 2. Menawarkan atau memberi masukan mengenai bagaimana pengambilan gambar yang terbaik suatu adegan. Menjelaskan hasil visual yang akan didapat dari sudut pengambilan gambar tertentu. 3. Ikut merencanakan pengambilan-pengambilan gambar, dengan sebelumnya mempelajari shoting script. 4. Berperan aktif dalam penentuan blocking camera dan terlibat dalam penetuan blocking pemain / adegan. 5. Memiliki keinginan dan siap untuk berinovasi atau bereksperimen dengan ide-ide dalam pengambilan gambar. 6. Mengikuti instruksi sutradara, sebagai bentuk kolaborasi dalam mengkonkritkan keinginan sutradara menjadi sebuah gambar. 7. Dapat bekerja dengan cepat, taktis, cerdik dan efisien. Dikarenakan waktu dalam pekerjaan ini merupakan faktor yang sangat diperhitungkan. 8. Memiliki pola berpikir edit kamera (khususnya saat melakukan pengambilan gambar dengan single camera). 9. Memiliki disiplin dan tepat waktu dalam pelaksanaan kegiatan pengambilan gambar. 10. Mampu bekerja sama dengan orang-orang yang terlibat dalam proses produksi dari pra, produksi, dan pasca produksi. 19

17 Memiliki sense of belonging terhadap program yang dikerjakan. 12. Melakukan evaluasi terhadap program yang sudah dikerjakan dan menerima kritik saran demi perbaikan dan kemajuan. F. Teknik Dasar Pengambilan Gambar Seorang Juru kamera harus memastikan bahwa gambar yang diambil sudah tajam (focus), komposisi gambar (framing) sudah tepat, pengaturan tingkat suara sudah sesuai, warna gambar yang dihasilkan sesuai dengan aslinya (natural), dan mendapatkan gambar (shot) yang terbaik. (Morrisan Hal : 160) Sebelum menjadi seorang juru kamera dan akan mengambil gambar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : 1. Peralatan yang digunakan untuk dapat mengambil gambar a) Kamera. b) Tripod, untuk menghasilkan gambar yang stabil. c) Lampu (lighting) untuk menambah cahaya dalam kondisi kurang cahaya. d) Microphone. 2. Elemen Shot Thompson telah membedah shot menjadi beberapa elemen The Element Of The Shot 20

18 21 a) Motivasi Sebuah shot harus mempunyai motivasi yang akan memberikan alasan bagi editor untuk memotong dan menyambung gambar ke shot berikutnya. Misalnya shot : figura foto yang pecah diciptakan untuk mendukung scene (adegan) sebagai penggambaran akan terjadi hal yang buruk. b) Informasi Menggambarkan informasi yang ingin disampaikan kepada pemirsa. Misalnya untuk menampilkan sebuah konser informasi yang harus disajikan adalah panggung, posisis pemain gitar, wajah pemain gitar, petikan tangan, dan sambutan penonton. c) Suara Suara sangat mempengaruhi makna gambar, semisal suasana di bandara dipertegas dengan suara pesawat akan terbang atau mendarat. d) Camera Angle Sudut pengambilan gambar oleh kameramen akan memberikan kekuatan dari sebuah shot. Point of View akan menempatkan arah pandangan mata dari penonton. 21

19 22 e) Kontinuiti Continuity disebut juga dengan kesinambungan sebuah gambar. 5 faktor kontinuiti, antara lain : 1. Content Continuity, kesinambungan gambar pada isi cerita yang terangkum dalam sambungan berbagai shot. Bisa berbentuk properti, tata cahaya, wardrobe, dan make up. 2. Movement Continuity, kesinambungan gambar pada gerakan yang direkayasa (pemain) atau terjadi secara natural (alam). 3. Position Continuity, kesinambungan gambar untuk blocking pemain, posisi properti,dan berbagai posisi lainnya yang disesuaikan dengan komposisi dari berbagai sudut arah kamera. 4. Sound Continuity, Kesinambungan suara dalam gambar, baik bersifat dirrect property (suara yg direkam langsung saar shooting) maupun inderect property (sound effect & illustrasi musik). 5. Dialogue Continuity, terwujud dalam percakapan dialog para pemeran sesuai dengan tuntutan cerita / naskah. f) Komposisi Ada empat bagian yang harus diperhatikan : 22

20 23 1. Framming, adalah pembingkaian gambar, dibagi menjadi 4 yaitu : a. Head Room Ruang kosong yang berada di atas kepala, yaitu yang menjadi batas antara kepala dengan frame. b. Looking Room Ruang arah pandangan mata dengan frame. Ketika seorang melihat atau menunjuk pada suatu arah tertentu, maka ruang kosong harus tersedia pada arah yang dimaksud. Tanpa adanya looking room, gambar akan tampak aneh dan tidak seimbang. c. Nose Room Letak posisi hidung ditempatkan ditengah frame. d. Walking Room Ruang yang cukup untuk arah kaki yang sedang berjalan, sehingga tidak ada bagian yang terpotong pada frame. (Amran : 43) 2. Illusion of Depth, kedalaman dimensi gambar. 3. Subject or object, subyek atau obyek gambar. 4. Colour, warna. 23

21 24 3. Teknik dasar pengambilan gambar a) Shot Size 1. Close Up (CU) Memperlihatkan bagian kepala. Dalam merekam suatu gambar obyek yang tengah bergerak, maka CU berfungsi untuk memfokuskan sebuah aksi yang tengah dilakukan. Gambar CU merupakan elemen utama gambar televisi. 2. Medium Close Up (MCU) Menampilkan mulai bagian kepala sampai bahu. Merupakan standar pengambilan gambar pada wawancara. 3. Big Close Up (BCU) Ukuran gambar yang diambil dari kepala hingga dagu. 4. Extreme Close Up (ECU) Ukuran gambar yang diambil dari bagianbagian wajah. Kedekatan dan ketajaman gambar hanya fokus pada suatu obyek wajah (ex : mata atau hidung saja). 24

22 25 5. Medium Shot (MS) Menunjukkan gambar mulai bagian kepala sampai pinggul. Berfungsi untuk menunjukkan siapa yang sedang melakukan aksi. 6. Medium Long Shot (MLS) Gambar yang diambil dari kepala hingga lutut. 7. Knee Shot (KS) Menunjukkan mulai bagian kepala hingga betis. 8. Long Shot (LS) Menunjukkan bagian kepala sampai keseluruhan bagian tubuh. 9. Very Long Shot (VLS) Menunjukkan subjek berada pada lingkungan sekitranya. VLS akan menampilkan panorama, biasanya digunakan untuk opening scene dan establish shot. b) Sudut Pengambilan Gambar 1. Normal Angle Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil. 2. High Angle Posisi kamera lebik tinggi daripada obyek yang diambil. 25

23 26 3. Low Angle Posisis kamera lebih rendah dari obyek yang diambil. 4. Wide Angle Atau sudut lebar adalah ukuran pengambilan gambar yang memasukkan keadaan sekeliling. Memberikan pandangan atas keseluruhan keadaan. 5. Obyektif Kamera Teknik pengambilan gambar dimana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya. 6. Subyektif Kamera Teknik pengambilan gambar dimana kamera berusaha melibatkan penonton. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata penonton dan sebagai mata pelaku dalam adegan. c) Pergerakan Kamera 1. Gerak kamera pada porosnya a. Pan Pergerakkan kamera secara horizontal yaitu gerakan kamera dari kiri ke kanan (pan kanan) atau dari kanan ke kiri (pan kiri) 26

24 27 b. Titl Pergerakkan kamera secara vertikal yaitu terdiri atas gerakan kamera dari atas ke bawah (tilt down) atau gerakan kamera dari bawah ke atas (tilt up). 2. Gerak kamera karena perubahan panjang titik api (focal length) a. Zoom out Teknik pengambilan gambar yang dimulai dari close up pada suatu obyek dan kemudian obyek terlihat bergerak menjauh dari kamera dan memperlihatkan keadaan sekitar obyek. Teknik ini dilakukan dengan memutar servo ke kiri. b. Zoom In Teknik pengambilan gambar yang dimulai dari angle wide kemudian mendekat ke arah obyek. Teknik ini dilakukan dengan memutar servo ke kanan. 3. Gerak kamera secara fisik berpindah posisi a. Dolly Track Dolly shot merupakan pergerakan kamera akibat dari perubahan posisi kamera secara 27

25 28 horizontal. Pergerakan dapat kearah manamun sejauh masih menyentuh permukaan tanah. Pergerakan dapat bervariasi yakni maju (track forward), mundur (track backward), melingkar, menyimpang (track left/right) dan sering menggunakan rel atau track. b. Crane Crane shot adalah pengambilan gambar menggunakan suatu tempat kedudukan kamera berupa kendaraan kecil (trolley) yang dilengkapi dengan lengan-lengan katrol yang dapat di naik turunkan sesuai dengan ketinggian tertentu yang diinginkan. Seperti yang digunakan pada jimmy jib. c. Steady Cam Tempat kedudukan kamera yang direkatkan pada tubuh kameramen dan desain untuk pengambilan gambar mengikuti pergerakan obyek namun kamera serasa tidak bergerak dan masih tetap steady. Menekankan suasana dari objek yang bergerak dan memberikan shot yang variatif. 28

26 29 d. Pedestal Menggerakan badan kamera dengan menggunakan alat penyangga pedestal. d) Berdasarkan Kemiringan Kamera Kemiringan kamera adalah kemiringan terhadap garis horizontal obyek dalam sebuah frame. Jenis angle ini disebut Tilt Angle (Dutch Angle), Angle ini menghasilkan gambar miring pada layar. Secara sederhana kamera dimiringkan. 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa televisi adalah sarana informasi yang terbaik, karena selain dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa televisi adalah sarana informasi yang terbaik, karena selain dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Televisi Televisi adalah media komunikasi massa yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik secara terbuka maupun tertutup, berupa

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR Tujuan praktikum : Mahasiswa dapat melakukan pengambilan gambar dalam berbagai ukuran, angle kamera dan pergerakan kamera. 2.1. UKURAN GAMBAR Ukuran pengambilan gambar selalu

Lebih terperinci

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom.

jenis lensa : lensa normal, lensa wide, lensa tele, dan lensa macro. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa zoom. Apakah kamu sudah siap untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagian-bagian kamera? Pada saat diskusi 2-2 tentunya kamu telah mengetahui bagian-bagian kamera beserta fungsinya. Untuk melengkapi pemahaman

Lebih terperinci

12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA

12/25/2011. JENIS-Jenis Kamera Video. Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. 1. LENSA 2. FOKUS 3. F-STOP, DIAFRAGMA Dikenal Dengan Sebutan Camcorder atau Handycam. Perekam Gambar Digital Gambar Tidak Bergerak - Gambar Bergerak / visual - Suara / audio Adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan Gambar

Lebih terperinci

Pengertian Videografy

Pengertian Videografy Videografy Pengertian Videografy Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari baik sebagai sebuah

Lebih terperinci

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala. JENIS- JENIS SHOT DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS SHOT CU (Close Up) Shot yang menampakan daripada bahu sampai atas kepala. MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas

Lebih terperinci

Produksi Media PR Audio-Visual

Produksi Media PR Audio-Visual Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Kamera ENG EFP - Studio Fakultas FIKOM Eppstian Syah As ari Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id KAMERA ENG KAMERA EFP KAMERA STUDIO ENG (ELECTRONIC

Lebih terperinci

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4 Broadcast:1 Definisi Kamera Video Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk

Lebih terperinci

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI BASIC PHOTOGRAFI Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi Sudut pengambilan kamera yang sesuai pergerakan kamera Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

JENIS KAMERA KAMERA ENG ( Electronic News Gathering ) 1.1 Camera Bulit in VTR ( Camcorder ) 1.2 Camera Separate VTR ( Dooking )

JENIS KAMERA KAMERA ENG ( Electronic News Gathering ) 1.1 Camera Bulit in VTR ( Camcorder ) 1.2 Camera Separate VTR ( Dooking ) KAMERA VIDEO Camera operator whose job is certainly to look through the viewfinder and operate the camera but also to follow the movement smoothly throughout the scene, framing each set up. Operator kamera

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR

JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR JENIS-JENIS KAMERA & TEKNIK KAMERA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR PRIAMBODOTOMMY.BLOGSPOT.COM Lisensi dokumen: Copyright @2012 by Priambodotommy.blogspot.com Seluruh dokumen yang ada di Priambodotommy.blogspot.com

Lebih terperinci

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera 3D Graphic Architecture - 1 05 POKOK BAHASAN Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera ASPECT RATIO Definisi AspectRatio adalah sebuah

Lebih terperinci

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting )

Pengambilan Gambar (Video (Video Shooting Shooting ) Pengambilan Gambar (Video Shooting ) Siswa dapat mendefenisikan Video Shooting Siswa dapat mendefenisikan df iik Kamera Video Siswa dapat mengklassifikasikan macam macam Kamera Video Siswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel).

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik. berwarna yang mempunyai berbagai jenis pemancar (TV kabel). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik Televisi merupakan perkembangan dari berbagai penemuan di dunia sebelumnya, yang mulai di awali dari penemuan teleskop, telegraf, telefon

Lebih terperinci

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar

Macam Macam Angle Pengambilan Gambar Macam Macam Angle Pengambilan Gambar 1. Bird eye. Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian

Lebih terperinci

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) PAV Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film 2.1.1 Pengertian Film Kehadiran film sebagai media komunikasi untuk menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan adalah salah satu media visual auditif yang mempunyai jangkauan

Lebih terperinci

MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I

MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I Dosen Mata Kuliah : NR. Ardi Candra DA., S.Sn. : Videografi I MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I Deskripsi Mata Kuliah : Perkuliahan Videografi I memberikan pengetahuan tentang proses terjadinya gambar

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : BC37012 / Fotografi Revisi ke : 2 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 7 Maret 2013 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengambilan gambar, kecuali... A. Teknik memegang kamera video B. Zoom C. keseimbangan putih, fokus, eksposure D. peraturan 5 detik E. editing Tujuan dari peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari segi visual berkualitas? Herman Effendy (Jurkam) : Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Langkah langkah metodologi dan perancangan karya yang digunakan dalam Kerja praktik ini adalah : 3.1 Metode Penelitian. Metodologi penelitian merupakan sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

BAB III STASIUN TELEVISI

BAB III STASIUN TELEVISI BAB III STASIUN TELEVISI 3.1 Stasiun Televisi Stasiun televisi adalah stasiun penyiaran yang menyebarkan siarannya dalam bentuk audio dan video secara bersama-sama ke televisi penerima. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Simulasi Teknik Dasar Penggunaan Kamera AVI Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tugas Buatlah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya

Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Mengenal Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan

Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Pelatihan singkat pengambilan gambar dan hal-hal yang harus diperhatikan Third of role Bayangkan 4 titik, pilih titik mana objek di tempatkan Hindari penumpukan object (merger) Penumpukan object akan sangat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

Produksi AUDIO VISUAL

Produksi AUDIO VISUAL Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000 MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000 Deskripsi Kamera : Panasonic MD 10000 Spesifikasi : + 3CCD Camera System + Crystal Engine + Shoulder-Type Design + One Touch Navigation + Manual Focus Ring + 0 lux colour

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 12FIKOM MELIPUT DAERAH KONFLIK. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING Modul ke: Dasar- dasar Jurnalistik TV MELIPUT DAERAH KONFLIK Fakultas 12FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan MENULIS BERITA TELEVISI MENYIAPKAN KAMERA MENYIAPKAN

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST

BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST BAB III KONSEP PERANCANGAN FILM DOKUMENTER PULAU ONRUST 3.1 Tujuan Komunikasi Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar BAB V IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini penulis akan menjelaskan proses produksi pengambilan gambar program acara Morning Tea, seperti yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini proses produksi pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya film akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain film, macam-macam

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Modul ke: Produksi Media PR AVI Teknik Dasar Penggunaaan Kamera Audiovisual untuk proses produksi media PR non printed Fakultas Ilmu Komunikasi Novida Irawan, M.Si Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA 3.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat menggunakan kamera dengan pergerakan yang variatif. 3.2 Pergerakan Kamera Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan pada setiap

Lebih terperinci

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi Pertemuan I Perancangan Audio Visual Dosen : Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds. Freddy Yusanto, S.Sos., MDs. finisi Fotografi dan Sinematografi Fotografi : Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan investasi di sektor penyiaran, khususnya perteleviasian, terus berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, faktanya

Lebih terperinci

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Divisi Produksi. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting. Modul ke: Divisi Produksi Fakultas FIKOM Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Departemen Operasional Produksi Stasiun televisi sekaligus menjadi provider content merupakan

Lebih terperinci

Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing

Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing By Abednego Diyan Pramudya, S.Sos Perangkat editing yang banyak digunakan televisi di Indonesia adalah menggunakan perangkat edit linear yang bekerja dengan merekam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1 VIDEO By Nurul Adhayanti 1 VIDEO teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Lebih terperinci

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Harwanto dan M. Arif, penulis mendapatkan penjelasan mengenai peran editor dalam. proses produksi Redaksi Pagi. Hasilnya adalah sebagai berikut: 4.2 Hasil Penelitian Berdasarka wawancara yang penulis lakukan dengan editor Redaksi Pagi Trans 7, Fani Fuji pada tanggal 18 Desember 2009, dan produser Redaksi Pagi Ervi Harwanto dan M. Arif, penulis

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: 11Fakultas FIKOM Dasar- dasar Jurnalistik TV TIM LIPUTAN BERITA Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan TIM LIPUTAN BERITA Kegiatan peliputan berita di lapangan,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Di sebuah stasiun televisi, Department Production and Facilities adalah pusat segala produksi acara televisi di dalam lingkungan internal televisi,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan BAB III TINJAUAN PUSTAKA Bab III merupakan, tinjauan pustaka, penulis menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pengerjaan menjadi editor

Lebih terperinci

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR 4.1 Install Peralatan Agar produksi shooting INDO COMMUNITIES berjalan dengan lancar, dilakukan survey untuk tempat produksi utama yaitu di Lego Store, Cilandak Town Square.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. 144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

Sinematografi. Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto

Sinematografi. Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto Sinematografi Disampaikan Oleh : Ferry Suprianto Sinematografi (dari bahasa Yunani: kinema - κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam") adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot

Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Pengertian Camera Dan Jenis-Jenis Pengambilan Shoot Muhammad Faisal faisalmuhammad734@yahoo.com Abstrak Camera merupakan suatu Alat yang digunakan untuk Merekam suatu kejadian atau mengabadikan suatu kejadian.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Video Menurut Cheppy Riyana (2007) media video adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep,prinsip, prosedur, teori

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat

Lebih terperinci

Teknik Pengambilan Foto

Teknik Pengambilan Foto Pertemuan 9 Fotografi Teknik Pengambilan Foto ACHMAD BASUKI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Teknik Pengambilan Foto Camera Shot Dalam produksi video maupun film, jenis-jenis shot dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

Week 5 C ne n ma ma Hist s o t r o y

Week 5 C ne n ma ma Hist s o t r o y Week 5 Cinema History Mutu Pertunjukan Awalnya film seringkali menampilkan akting aktor secara full body. Demi kepentingan penyajian cerita yang lebih menarik sudut pandang pengambilan gambar dilakukan

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT. Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn

MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT. Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn MENGIDENTIFIKASI TRANSISI SHOT Untuk Memenuhi Tugas Penyuntungan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh : Reni Apriliana 14148155 Sekar Manik Pranipta 14148157 FAKULTAS SENI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini di dalam komunikasi massa, baik media cetak maupun elektronik di Indonesia ini sudah demikian pesat. Informasi yang bisa

Lebih terperinci

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994)

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994) Tahapan Pelakasanaan Produksi Suatu produksi audio video yang melibatkan banyak orang, biaya yang besar dan banyak peralatan maka perlu pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu tahapan produksi yang

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU Mata Kuliah Jenjang : Broadcasing : SMK/MA KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU A. KOMPETENSI PROFESIONAL Kompetensi Inti Guru 1) Menguasai teknik dasar elektronika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga saat ini ada 11 stasiun televisi nasional dan 230 lebih televisi lokal memancarkan siaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1 Swara Liyan (TVRI) Menyajikan informasi mengenai kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting. Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER Fakultas Ilmu Komunikasi Bagus Rizki Novagyatna Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Editing berasal dari bahasa Latin editus yang artinya

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera KODE UNIT : TIK.MM02.006.01 JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menginterpretasikan uraian

Lebih terperinci