PENERAPAN PENAMPILAN FISIK FRONTLINER DALAM MENCIPTAKAN CITRA di PT SURYA UTAMA NABATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PENAMPILAN FISIK FRONTLINER DALAM MENCIPTAKAN CITRA di PT SURYA UTAMA NABATI"

Transkripsi

1 PENERAPAN PENAMPILAN FISIK FRONTLINER DALAM MENCIPTAKAN CITRA di PT SURYA UTAMA NABATI Sylvia Jurusan Marketing Communication Bina Nusantara University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat, DKI Jakarta (021) Nama: Sylvia Dosen Pembimbing: Bhernadetta Pravita Wahyuningtyas, S.Sos., M.Si ABSTRAK The research goal is to acknowledge the regulation regarding physical appearance of frontliner in PT Surya Utama Nabati and to find out the image of company through the physical appearance of frontliners. The conceptual consist of nonverbal communication, corporate image, interpersonal communication, perception, frontliner. The research approach is qualitative research. Types methods is descriptive method. Analysis that researcher used is interview from competent informants and observation to the company during the operation hours. The result achieved are that PT Surya Utama Nabati has regulation regarding the physical appearance of frontliners and the purpose of regulation is to show the image company as Trusted and Qualified through the physical appearance of frontliner PT Surya Utama Nabati. The conclusion of the research is that image is formed by many element and one of the elements is physical appearance of frontliner because frontliner is representation of a company. Keywords: Physical appearance, frontliner,image. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui regulasi mengenai penampilan fisik untuk frontliner di PT Surya Utama Nabati dan untuk mengetahui citra yang ingin disampaikan oleh perusahaan melalui penampilan fisik frontliner. Landasan konseptual yang digunakan berupa komunikasi nonverbal, citra perusahaan, komunikasi interpersonal, persepsi, frontliner. Pendekatan penelitian adalah kualitatif. Jenis penelitian adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan interview dengan informan yang berkompeten dan observasi ke perusahaan selama jam kerja. Hasil penelitian adalah bahwa PT. Surya Utama Nabati memiliki regulasi mengenai penampilan fisik bagi frontliner dan tujuan dari regulasi tersebut adalah untuk menunjukkan bahwa citra perusahaan sebagai terpercaya dan berkualitas melalui penampilan fisik dari frontliner PT Surya Utama Nabati. Simpulan adalah bahwa citra ditunjukkan dari berbagai elemen dan salah satu elemen itu yaitu penampilan fisik dari frontliner karena frontliner merupakan representasi dari sebuah perusahaan. Kata Kunci: Penampilan Fisik, Frontliner, Citra PENDAHULUAN Komunikasi merupakan proses dimana seseorang menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan. Komunikasi juga diyakini oleh beberapa ahli merupakan suatu proses sosial yang melibatkan manusia dalam berinteraksi dan melibatkan pengirim dan penerima. Komunikasi juga memiliki berbagai bentuk dalam menyampaikan pesannya kepada penerima secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara tidak langsung juga mempunyai beberapa saluran salah satunya yaitu penampilan fisik. Penampilan fisik dapat diartikan sebagai cerminan diri atau bagaimana seseorang mempresentasikan dirinya. Dari segi busananya, seseorang memakai baju, sepatu, gelang, anting, kalung, tas, secara tidak langsung mereka membuat pencitraan tentang dirinya sendiri mengenai identitas atau kelas sosial. Penampilan fisik juga bisa dilihat dari karakterisik seseorang yaitu rambut,

2 warna kulit, bentuk bibir, tinggi badan, dan lain-lain. Pentingnya penampilan membuat rangkaian menata penampilan menjadi hal yang harus mendapat porsi perhatian tersendiri oleh setiap orang. Tidak hanya dalam kehidupan pribadi maupun sosial, tapi juga mencakup kehidupan karir seseorang. Hal tersebut sependapat dengan Annisa Thabiina adalah wanita peraih beasiswa program budaya Walt Disney World, di Florida, Amerika Serikat. Dia membagi tips keberhasilannya dan salah satu kunci keberhasilannya adalah penampilan. Mengenakan busana formal dan make up secukupnya agar terlihat menarik merupakan kesan pertama dan merupakan kunci keberhasilan wawancara. Dari fakta diatas, tak dapat dipungkiri jenjang karir seiring dengan jenjang status sosial di dalam masyarakat. Makin tinggi tangga karir yang didaki, berarti makin tinggi pula status sosial yang disandang. Makin tinggi jabatan dalam sebuah perusahaan makin tinggi pula tuntutan terhadap penampilan fisik, untuk mencerminkan siapa kita dalam jenjang hirarki organisasi. Secara horisontal, pada bagian tertentu seperti marketing, customer service, dan bidang-bidang lain yang berhubungan dengan pelanggan seringkali di tuntut penampilan lebih dibandingkan rekan-rekannya dari bagian lain. Karena mereka harus mencerminkan citra perusahaan dan seringkali harus berhubungan dengan orang yang posisinya lebih tinggi Dalam survei yang dilakukan oleh majalah Newsweek, survei tersebut mengungakapkan bahwa para atasan menilai bawahan dengan 3 faktor yang diperhitungkan, yaitu: pengalaman, kepercayaan diri, dan cara berpenampilan. Sehingga cara berpenampilan memiliki efek dalam dunia kerja. Seorang konsultan citra pada lembaga bernama House of Colour Fiona Ingham juga mengungkapkan, 70% kesan pertama muncul berdasarkan busana dan penampilan fisik. Sebagian orang juga mengatakan bahwa selain pintar, penampilan itu harus enak dilihat, bukan harus cantik, namun ada sebagian orang yang mengatakan bahwa penampilan itu tergantung dari bidang apa yang ditekuni. Kalau pegawai lapangan, lebih baik mengutamakan penampilan yang lebih santai namun tetap sopan. Hal terpenting dalam berpenampilan di kantor ialah bahwa penampilan yang ditunjukkan harus profesional sesuai dengan bidang pekerjaannya. Mengenakan pakaian yang tepat merupakan keharusan jika seorang karyawan ingin dihargai dilingkungan kerjanya. Kecenderungan masyarakat yang memandang seseorang berdasarkan kesan pada pandangan pertama tidak dapat diabaikan begitu saja. Dapat kita simpulkan bahwa di zaman modern ini, penampilan fisik merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan pekerjaan, banyak orang berkata bahwa jangan menilai segala sesuatu dari luarnya saja, tetapi fakta yang ditemukan sekarang ini adalah penampilan fisik merupakan syarat agar bisa mendapatkan pekerjaan. Dari hal-hal kecil yang sering terkadang kita lupakan justru merupakan hal yang sangat penting dan dinilai oleh perusahaan, klien maupun orang lain. Oleh karena itu PT. Surya Utama Nabati juga sangat memperhatikan penampilan para karyawan perusahaannya, karena mereka merupakan bagian dari pencitraan, image serta kesan pertama terhadap bagaimana perusahaan tersebut dinilai dimata para perusahaan lain dan klien khususnya. Frontliner adalah orang yang secara lansung mampu berhadapan ataupun berhubungan dengan customer. Perlu diketahui bahwa frontliner bukanlah sebuah jabatan, bisa dikatakan sebagai profesi seperti costumer service, resepsionis, sales, dan lain sebagainya. Adapun tugas dari frontliner ini ialah mampu memberikan kejelasan kepada para pelangan karena hal tersebut merupakan tugas yang palig utama sebagai frontliner. Menjadi orang yang paling terdepan dalam melayani pelanggan seperti yang dilakukan oleh customer service, sales, teller dan lainnya mampu menunjukan citra dari perusahaan tersebut. Sehingga, banyak sekali dari perusahaan yang menggunakan jasa custumer service dalam melakukan bisnis mereka. Seorang frontliner haruslah memiliki kepribadian yang hangat, humble, dan ramah sebab hal tersebut akan memberikan kenyamanan kepada pelanggan. Selain itu juga sikap baik yang ditunjukan mampu untuk merubah citra perusahaan. PT. Surya Utama Nabati adalah perusahaan yang bergerak dalam penyaringan kelapa sawit dan penjualan kelapa sawit CPO atau yang belum bisa dikonsumsi. Perusahaan ini telah berdiri pada pertengahan tahun 2012, walaupun masih terbilang baru dalam bisnis ini, namun perusahaan ini telah memiliki total karyawan tetap sekitar 350 karyawan. Subyek penelitian ini adalah frontliners di PT. Surya Utama Nabati yaitu lebih difokuskan pada departemen sales yang sering melakukan kontak atau komunikasi dengan pihak luar seperti konsumen, partner kerja. Karena penampilan fisik akan mencerminkan bagaimana seorang sales yang mewakili perusahaan untuk melakukan komunikasi dengan konsumen ataupun partner secara langsung. Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di perusahaan ini karena di PT Surya Utama Nabati, karyawan dituntut untuk mengikuti standar penampilan yang telah ditentukan oleh perusahaan (SOP) sebagaimana standar penampilan tersebut diatur sesuai dengan departemen masing-masing. Terutama bagi departemen sales, dimana mereka dituntut untuk selalu mengikuti standar penampilan

3 perusahaan.tetapi terkadang para sales associate tidak memperhatikan penampilan mereka seperti rambut, pakaian kurang rapi. Hal ini biasanya terjadi ketika para sales associate sudah mengenali klien tersebut karena para sales associate tidak hanya bertemu kepada klien untuk sekali saja, karena pada pertemuan-pertemuan selanjutnya mereka akan selalu menyampaikan laporan ataupun penawaran terbaru sesuai dengan keinginan klien tersebut. Sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil penelitian berjudul Penerapan Penampilan Fisik Frontliners dalam Menciptakan Citra PT Surya Utama Nabati untuk diteliti lebih lanjut. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu kualitatif dimana bertujuan untuk mengembangkan, menciptakan pemahaman akan suatu fenomena yang ada. Tipe penelitian yaitu deksriptif, penelitian deskriptif mengungkapkan suatu masalah/keadaan/peristiwa sebagaimana adanya yang sebenarnya. (Maholtra & Birks, 2007). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini menitikberatkan pada observasi dan ilmiah karena langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan hasil penelitian yang dibutuhkan, dalam penelitian kualitatif deskriptif dikenal beberapa metode pengumpulan data, antara lain: wawancara, observasi, studi kasus, dan dokumentasi. Pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder, dimana primer terdiri dari wawancara, observasi lapangan, dan sekunder dengan menggunakan dokumentasi perusahaan, dan studi kepustakaan yang berupa refrensi buku, jurnal serta arsip untuk mendukung tujuan dari kegiatan penelitian. Teknik sampling yang digunakan di penelitian ini yaitu purposive sampling dimana pengumpulan data dihasilkan dari wawancara yang mendalam dengan para informan. Teknik analisis data yang terdiri dari coding yang terdiri dari open coding: bagian analisis yang berhubungan khusus dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti, axial coding: meletakan data kembali ke belakang bersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya, dan selective coding: dimana mengintegrasikan kategorikategori dari pengumpulan data dan analisis data untuk membentuk sebuah teori dasar. Pengitegrasian membantu menciptakan suatu daftar jonsep yang menghasilkan suatu teori, pengintergrasian tidak jauh berbeda dari axial coding yang mengembangkan dasar-dasar untuk pengodean selective coding. Teknik keabsahan data dilakukan dengan menggunakan credibility: melalui uji kredibilitas data/kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan, ketekunan dalam penelitian, triagulasi, diskusi dengan teman-teman. Transferability: penelitian dibuktikan melalui validitas eksternalny, teknik ini hasil penelitian berbentuk uraian dan seteliti mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian dilakukan, uraian harus menggungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami penemuan-penemuan yang di peroleh,, dependability: dibuktikan dengan adanya kebergantungan merupakan subtitusi reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif, realibilitas adalah syarat dari validitas, dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian, dan confirmability: dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan, apabila hasil yang dilakukan dari hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standart confirmability. HASIL DAN BAHASAN Penampilan tak bisa dipungkiri adalah cerminan sosok dan citra diri yang sangat berperan terhadap penilaian orang lain terhadap seseorang bahkan dalam berbagai hal, penampilan bisa menjadi modal utama agar tidak dipandang sebelah mata relasinya. Pentingnya penampilan itulah yang membuat penampilan menjadi hal yang harus mendapat porsi tersendiri oleh setiap orang. Tak hanya dalam kehidupan pribadi maupun sosial, tapi juga mencakup kehidupan karir seseorang. Penampilan dapat dikatakan sebagai satu bagian penting terkait pembentukan citra profesional serta memberi rasa kepercayaan diri yang tinggi untuk mengekspresikan kompetensi yang dimiliki. Meski cukup banyak orang yang rasa kepercayaan dirinya terdapat dari penampilan, tapi ada juga orang yang akan tetap merasa percaya diri meski penampilannya seadanya. Itu karena sumber kepercayaan diri orang bersangkutan lebih bersifat intrinsic atau dari dalam diri. Penampilan memberikan persepsi mengenai pribadi seseorang secara tidak langsung melalui penampilan luar, orang lain dapat memberikan persepsi tersebut berdasarkan apa yang ia lihat, ia cerna dan menjadi sebuah gambaran mengenai pribadi induvidu tersebut. Hal tersebut sesuai dengan peryataan dari Thoha yang juga menerangkan bahwa persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa

4 persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2010). Penampilan merupakan hal yang berkaitan dengan pencitraan seseorang maupun suatu perusahaan, berpenampilan yang baik dianggap merupakan salah satu faktor pendukung dalam hal komunikasi yang baik, contohnya dengan berpenampilan yang menarik, segar, dan serasi akan turut menunjang suksesnya berkomunikasi dengan orang lain. Penampilan merupakan suatu keseluruhan yang tercipta melalui diri kita karena itu kita perlu merawat diri kita agar dapat terlihat baik. Seseorang mengirimkan pesan tentang dirinya sendiri melalui pakaian yang dipakainya hal tersebut berdasarkan pengalaman sehari-hari, pakaian dipilih sesuai dengan apa yang akan dilakukan pada hari itu, bagaimana suasana hati seseorang, siapa yang akan ditemuinya dan seterusnya. Pakaian sering dianggap sebagai manipulasi tubuh, untuk membangun dan menciptakan citra diri. Pakaian membangun karakter pribadi yang terlihat sebagai sebuah perangkat penting untuk berkomunasi. Penampilan sendiri termaksud dalam salah satu dari saluran komunikasi nonverbal yang ada. Komunikasi nonverbal sendiri mencangkup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencangkup prilaku yang disengaja juga tidak sengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan, kita mengirim banyak pesan nonverbal kepada orang lain tanpa menyadari pesan pesan tersebut bermakna bagi orang lain (Mulyana, 2009). Penampilan dalam hal berkomunikasi secara tidak langsung karena dianggap bahwa merupakan gambaran atau pandangan yang dimiliki oleh orang lain yang didapatkan dengan melalui penampilan fisik seseorang, penampilan fisik seseorang dapat memberikan gambaran besar mengenai induvidu tersebut, seperti gaya berpenampilan menunjukan karakter yang dimiliki oleh induvidu tersebut secara garis besar,dsb. Penampilan merupakan cara berkomunikasi tidak langsung dimana kita tidak berbicara dengan orang tersebut untuk mendapatkan penilaian mengenai pribadi kita. Penampilan dianggap sebagai pesan secara tidak langsung yang ditunjukan oleh seseorang kepada induvidu lainnya melalui apa yang dikenakan/gunakan. Penampilan yang beraneka ragam bentuknya membuat seseorang dapat berkreasi dengan penampilannya sesuai dengan karakter induvidu tersebut. Penampilan memiliki faktor pendukung, tidak hanya karier namun juga dalam kehidupan sehari-hari, Berpenampilan baik dianggap berpenampilan prima sehingga kita menjadi induvidu yang lebih percaya diri. Peraturan dalam berpenampilan juga memiliki standart yang berbeda yang di sesuaikan dalam setiap perusahaan, karena citra yang ada di setiap perusahaan juga bervariasi oleh sebab itu diperlukan nya penyesuaian ketika kita baru masuk kerja di perusahaan baru baik dalam segi peraturan, kenyamanan, dan ruang lingkup kerja yang terkait. Sebagai seorang pegawai/karyawan yang baik, kita tidak boleh seenaknya melakukan hal apa saja yang kita inginkan. Ada berbagai aturan mengikat yang harus kita pahami dan jalankan sebaik mungkin. Kegagalan menjalankan aturan kantor baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis bisa membawa dampak buruk yang merugikan kita. Berbagai hukuman dari mulai yang ringan sampai yang berat siap dijatuhkan kepada siapa saja yang melanggar tata tertib/peraturan kantor. Dalam mendukung citra perusahaan yang ada dimata masyarakat, maka perusahaan membuat peraturan mengenai cara berpenampilan yang menjadi standart di perusahaan untuk dipatuhi oleh semua karyawan yang bekerja. Hal tersebut didukung dengan peryataan dari Siswanto Sutojo citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perseorangan, benda atau organisasi. Citra sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau organisasi (Ardianto, 2011). Peraturan yang ada diperusahaan sudah menjelaskan secara rinci dan jelas untuk dapat dimegerti oleh para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan. Karena penampilan yang baik akan memberikan rasa percaya diri, perasaan/mood yang baik, dapat mengerjakan segala sesuatu dengan lebih maksimal dibandingkan dengan sebaliknya, oleh karena itu penampilan dapat dikatakan sebagai faktor pendukung baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja. Penampilan sangat di perhatikan bagi perusahaan karena menyangkut citra perusahaan dimata masyarakat, dan peraturan tersebut akan menjadi lebih selektif terhadap karyawan frontliner, karena mereka haruslah mempunyai penampilan yang menarik, rapi serta sopan karena akan menghadapi para calon pelanggan yang akan menjadi mitra bisnis perusahaan. Sebisa mungkin, frontliner harus memberikan kesan positif/terkesan pada saat awal berhadapan agar mereka bisa merasa yakin dengan bisnis yang akan dijalankan bersama perusahaan. Penampilan para frontliner yang memiliki pengaruh dalam mempengaruhi citra perusahaan yang membuat perusahaan terus memperhatikan penampilan karyawan yang bekerja baik back office maupun frontliner sendiri. Hal tersebut juga sesuai dengan peryataan dari Susilowati yang menyatakan bahwa frontliner mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi citra perusahaan, dan terdapat lima dimensi kualitas pelayanan yang menurut yang dapat mempengaruhi citra perusahaan dimata para klien salah satunya melalui Tangible /bukti fisik (Susilowati, 2015). Penampilan frontliner dalam mempengaruhi citra memang memilki pengaruh tersendiri di

5 mata para klien ataupun masyarakat, oleh karena itu maka setiap perusahaan memiliki peraturan dalam berpenampilan khususnya bagi para frontliner yang bekerja. Karena dari penampilan frontliner mencerminkan perusahaan yang seperti apakah di mata yang melihatnya. Citra yang baik akan selalu membawa dampak yang baik pula bagi perusahaan itu sendiri. dan sebuah citra yang baik dapat dilihat dari reputasi perusahaan. Reputasi sendiri adalah sebuah aset yang paling berharga yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan citra perusahaan adalah sebagai pemasaran organisasi yang terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan, menjaga atau mengubah perilaku konsumen yang dituju terhadap sebuah organisasi atau perusahaan. Yang harus disadari adalah bahwa setiap kali kita memberikan layanan kepada pelanggan, maka kita tengah membangun citra perusahaan di mata para klien atau masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan peryataan dari Ruslan yang mengatakan bahwa pengertian citra itu sendiri abstark (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari public (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya (Ruslan, 2010). Perusahaan selalu menamkan citra perusahaan yang ingin dibangun sehingga memiliki tujuan awal yang sama adalah bagaimana perusahaan dapat saling bekerja sama dengan mencapai satu tujuan hal tersebut, setelah tujuan hal tersebut telah terpenuhi adalah bagaimana tujuan tersebut dapat dipertahankan oleh perusahaan agar tidak goyah, karena hal yang tersulit dari citra adalah mempertahankan citra. Seorang individu dapat dinilai menjadi seseorang dengan penampilan yang menarik juga dapat dinilai dari betapa tinggi kepercayaan diri dari individu tersebut, bagaimana individu tersebut dapat mengontrol diri dan bagaimana sikap tubuh individu saat menemui orang baru ataupun berkomunikasi dengan orang sekitarnya. Penampilan inti masih sangat diperlukan untuk diperhatikan. Hal-hal seperti tata wajah, tata rias, pakaian, aksesoris juga menjadi bagian yang penting dalam perjalanan persepsi. Standart peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan bagi para karyawan yang bekerja juga berbeda-beda disesuaikan dengan job desk yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. frontliner sendiri merupakan ujung tombak perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan peryatan dari Nala yang menyatakan bahwa mereka mewakili perusahaan, berinteraksi dengan pelanggan secara langsung. Karena itu, banyak hal yang harus diperhatikan para frontliner agar citra mereka dan perusahaan tetap profesional dimata para pelanggan (Nala, 2010). bahwa frontliner yang bekerja menggunakan pakaian formal dengan perpanduan warna hitam secara garis besar, dimaksudkan untuk memberikan rasa formalitas dan kesopanan dibandingkan dengan warna lainnya, serta warna hitam memberikan warna kuat dalam penampilan karena memberikan kedewasaan, kematangan, serta kesopanan, warna hitam dalam penggunaan jas kerja akan terlihat lebih maskulin di bandingkan dengan penggunaan warna lainnya oleh karena itu perusahaan menetapkan standart penampilan bagi para karyawan frontliner untuk menggunakan jas dengan sepatu berwarna hitam yang dimaksudkan untuk memberikan kesan yang formal terhadap para klien. Adanya keterkaitan warna dengan pengaruh dalam penampilan dengan adanya pembagian saluran komunikasi yang dinyatakan oleh Devito, dimana dalam pembahasan nya membagi menjadi colour communication yaitu komunikasi warna yang mempengaruhi psikologi kita. Dapat disimpulkan bahwa peranan warna mempengaruhi bagaimana penampilan yang terlihat. Seperti contoh: kita menggunakan lipstick merah dengan alasan untuk terlihat lebih segar dan fresh/sexy, menggunakan gaun merah malam dengan warna merah yang memberikan gambaran bahwa anda berani tampil beda dan menjadi pusat perhatian sekitarnya. Peranan warna mempunyai komunikasi yang ditunjukan melalui warna-warna tersebut, yang sering kali tidak disadari bagi orang lain. Namun bukan hanya melalui penampilan luar yang diperhatikan oleh perusahaan untuk memberikan/ memperkuat citra yang dimiliki oleh perusahaan, namun juga melalui kualitas pelayanan (service quality) yang dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata yang diterima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan oleh para klien, maka kualitas pelayanan dapat dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan akan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Begitu juga dengan hal sebaliknya, dalam membangun suatu hubungan dengan klien di perusahaan. Tentunya diperlukannya service atau pelayanan yang diberikan perusahaan agar klien merasa nyaman dan puas terhadap perusahaan adalah dengan salah satunya melakukan komunikasi yang baik sehingga klien dapat merasakan kesan positif saaat melakukan komunikasi sehingga menimbulkan efek positif dari hasil komunikasi yang dilakukan. Sesuai dengan peryataan dari Devito yang mengatakan bahwa tujuan komunikasi interpersonal dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu salah satu yang berkaitan adalah to relate/berhubungan: komunikasi membantu dalam membuat suatu hubungan atau ikatan, dan to influence/pengaruh: kesepakatan yang baik dalam saat melakukan komunikasi interpersonal adalah dengan mengunakan komunikasi

6 persuasif, dalam beberapa research, kita sependapat dengan semua komunikasi persuasif dan semua komunikasi mempunyai tujuan persuasif. (Devito, 2013). Service atau pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada para klien meliputi memberikan informasi yang jelas, akurat serta mudah untuk dipahami, agar klien mengerti mengenai apa yang ingin diketahui secara lebih jelas baik dalam produk ataupun perusahaan yang lebih transparan agar klien merasa bahwa aman dan memiliki kepercayaan dalam menjalin kemitraan kerja dengan perusahaan, sehingga masyarakat diharapkan memiliki pandangan yang semakin baik dengan sistem kerja yang ada di perusahaan, karena perusahaan menyadari bahwa dengan adanya pelayanan yang di berikan dengan baik dapat serta mendapatkan kenyamanan, akan memberikan nilai plus dalam menciptakan citra yang baik di masyarakat. Standart yang ditetapkan oleh perusahaan mengenai penampilan frontliner cukup terperinci dan jelas, dimana secara garis besar harus memilki penampilan yang rapi, bersih (rambut pada laki-laki dan perempuan), cara berpakaian yag benar, potongan rambut bagi pria, dan tidak adanya jambang ataupun kumis di bagian wajah. Gambaran tersebut telah memberikan bahwa frontliner memilki arti penting dalam mempengaruhi citra perusahaan di mata para klien ataupun masyarakat, oleh karena itu standart penampilan yang ada harus tetap dipertahankan agar memberikan citra positif yang di harapkan oleh perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan peryataan dari Nala sendiri yang menyatakan bagaimana frontliner sebagai ujung tombak perusahaan, karena tercermin melalui tata peraturan yang diberikan oleh perusahaan mengenai standart penampilan frontliner. Standart penampilan back office sendiri tidak jauh berbeda dengan penampilan para frontliner yang bekerja, hanya tidak mencangkup secara detail apa dan spesifik, penampilan back office hanya berupa standart bagaimana kita bekerja di dalam perusahaan, tidak ada ketentuan yang lebih mengenai tata cara berpakaian seperti frontliner yang memiliki kriteria spesifik mengenai tata penampilan yang harus dikenaakan dan mengenai hal rinci seperti warna pakaian, warna sepatu yang harus sesuai dengan peraturan yang ada di perusahaan. Adanya peraturan Standart Operating Producure/S.O.P juga menjadi sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, dalam menjalankan operasional perusahaan, peran pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu, diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan. Pemberian sangsi diperlukan bagi para karyawan yang melakukan pelanggaran S.O.P sesuai dengan prosedur yang ada di dalam perusahaan. Sangsi yang didapatkan beraneka ragam hingga sangsi yang terberat adalah dengan melakukan pemecatan secara tidak hormat yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan yang melanggar. SIMPULAN DAN SARAN Penampilan karyawan di PT Surya Utama Nabati dibagi menjadi dua kategori yaitu untuk pria dan wanita dimana pria diwajibkan untuk berpenampilan seperti jas hitam, ikat pinggang, kemeja, dasi, pantofel hitam, rambut tidak boleh gondrong dan harus memakai wax, tidak ada kumis maupun jenggot. Bagi para wanita, penampilan yang diwajibkan seperti blouse, rok slim fit, heels 3-5 cm, blazer hitam, natural makeup, untuk rambut yang penting well-looking. Tentunya bila ada frontliner yang tidak mematuhi standar penampilan tersebut maka ada peringatan maupun sanksi yang tidak dapat diungkapkan oleh informan karena merupakan rahasia internal perusahaan. Pengunaan warna hitam yang ditentukan oleh perusahaan juga memiliki makna sendiri, dimana pakaian formal dengan perpanduan warna hitam secara garis besar, untuk memberikan rasa formalitas dan kesopanan dibandingkan dengan warna lainnya, serta warna hitam memberikan warna kuat dalam penampilan karena memberikan kedewasaan, kematangan, serta kesopanan, warna hitam dalam penggunaan jas kerja akan terlihat lebih maskulin di bandingkan dengan penggunaan warna lainnya, sedangkan untuk wanita akan terlihat lebih profesional. Hal tersebut di lakukan dimana untuk menunjukkan bahwa perusahaan menginginkan para frontliner untuk mengikuti peraturan atau regulasi yang telah ditentukan di Standard Operation Procedure perusahaan dalam hal penampilan. Penampilan karyawan yang baik dapat menciptakan citra perusahaan yang positif di mata konsumen ataupun masyarakat. Hal tersebut yang merupakan perusahaan inginkan dalam citra perusahaan yang ingin disampaikan yaitu melalui terpercaya dan berkualitas dimana terpercaya yang dimaksud adalah perusahaan dapat dipercayai oleh klien dengan penampilan yang profesional, rapi sehingga dapat membuat klien memiliki persepsi yang baik dengan perusahaan dan klien juga dapat mempercayai perusahaan, sedangkan berkualitas dengan ditunjukkan dari frontliner menguasai produk yang ditawarkan sehingga dapat menjelaskan dengan baik tidak hanya itu tetapi ditunjang dengan pelayanan yang baik dan wawasan yang luas sehingga klien pun dapat melihat kualitas dari frontliner. Karena standar penampilan yang telah ditentukan bertujuan untuk menyampaikan citra

7 perusahaan kepada klien melalui frontliner. Saran yang diberikan di penelitian ini yaitu Menjaga konsistensi penampilan sehingga frontliner dapat terlihat rapi dan profesional di setiap saat, citra perusahaan memang penting dan dapat dilihat dengan salah satunya melalui citra penampilan karyawannya, namun peraturan penampilan yang terlalu banyak dan terkesan akan membuat karyawan merasa tidak nyaman dengan peraturan yang ada di dalam perusahaan. Sehingga bila perlu adanya revisi kembali, dapat dilakukan dengan menanyakan pendapat karyawan juga. REFERENSI Buku: Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengatur. Bandung: Simbosa Rekatama Media.. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Basrowi, S. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Devito, J. A. (2013). The Interpersonal Communication, 11th Edition. Pearson International Edition. Kriyantono. (2012). Public Relation & Crisis Management. Jakarta: Kencana Prenanda Media. Maholtra, N. K. (2007). Marketing Research: An Applied Orientation. London: Prentice Hall. Moleong,J. (2011). Metode Penelitin Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana. (2009). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Rosda. Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis (Edisi Ketiga). Jakarta: Erlangga. Puspitasari, D., & Rosmawaty, R. (2010). Pelayanan Prima (Service Excellent) SMK Bisnis dan Manajemen. Jakarta: CV Arya Duta. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Subroto, S. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Solomon., M. R. (2007). Consumer Behavior: Buying, Having and Being. New Jarsey, Upper Saddle River: Pearson Education,Inc. Thoha, M. (2010). Kepemimpinan dan Management Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. West, R., & Turner, L. H. (2009). Introduction Communication Theory : Analysis and Application 3rd Edition. Jakarta: Salemba Humanika. Jurnal : Azizah, R. (2009, 05 01). Femina. Retrieved from Femina.co.id: Choirunisa, K. (2011). Hubungan antara Penampilan dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Putri Epifanie. (2014). CITRA TUBUH PEREMPUAN YANG MELAKUKAN BEDAH PLASTIK. Felicia, N. (2011, 02 11). Health.kompas. Retrieved from kompas: Ji Young, L., & Kil Soon, P. (2012). Study on Theory of Planned Behaviour applied to appearance management behaviour: focused on skin care, make up, apparel, hair and weight Fredmanagement behaviours. Kueh, S. (2013). The Effects of Nonverbal Communication of Hotel Employees upon Emotional Responses of Hotel Guests. Nala, I. W. (2010, 08 02). PERANAN FRONTLINER SEBAGAI IMAGE BUILDER - PENCIPTA KESAN. Retrieved from Mardiah, A. (2010, 02 09). Ejournal.uin-suska.ac.id. Retrieved from suska: Nugroho, R. (2011, 07 15). Tabloidnova. Retrieved from Tabloidnova: htmlhttp:// Politic-Kenali-Pekerjaan-dan-Lingkungan-Kerja/ Purwaningrum, N. F. (2008). HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DENGAN PERILAKU MAKAN PADA REMAJA PUTRI. Rasyid, B., & Uyun, Z. (2012). HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DENGAN.

8 Sarkissian,.. A., Cotlikkiner, C.,., Staben,.. N., Lee,.. J., & Youma,.. (2014). The Effect of Casual Dress on Performance in The Workplace. Science, N. (2010, 05 30). Clothing, Identity and the Embodiment of Age. Retrieved from Suandi, I. N. (2010). Keserasian TKV( Tindak Komunikasi Verbal) dan TKNV (Tindak Komunikasi Nonverbal) yang menyertai dalam pemakaian tutur Bahasa Bali. Susilowati, H. (2015). PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FRONTLINER TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA PT. BANK BNI SYARIAH KCP TULUNGAGUNG, Teguh, W. (2014, 12 21). Kesehatan.kompasiana. Retrieved from kompasiana: RIWAYAT PENULIS Sylvia lahir di kota Jakarta pada tanggal 23 Maret Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang komunikasi pemasaran pada tahun Pada saat ini penulis telah menjadi wiraswasta dalam bidang fashion.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses dimana seseorang menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses dimana seseorang menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses dimana seseorang menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan. Komunikasi juga diyakini oleh beberapa ahli merupakan suatu proses sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang dikelola secara komersial, dengan menyediakan layanan makanan, minuman, dan fasilitas lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pemasaran suatu produk memerlukan beberapa aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya. Sebagai fenomena yang berkembang saat ini, dalam pemasaran terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) bergantung pada petugas atau karyawan bank yang melayaninya.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) bergantung pada petugas atau karyawan bank yang melayaninya. BAB II LANDASAN TEORI A. Standar Operasional Prosedur Customer Service 1. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) Pada dasarnya pelayanan terhadap nasabah sebuah bank sangatlah bergantung pada petugas

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 105 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari uraian penelitian yang telah dilakukan terkait dengan personal appearance dosen dalam menciptakan partisipasi aktif mahasiswa di dalam kelas Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang semakin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Standar pelayanan keluhan pada Bank Nagari Cabang Pembantu Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Standar pelayanan keluhan pada Bank Nagari Cabang Pembantu Syariah BAB IV PEMBAHASAN A. Standar pelayanan keluhan pada Bank Nagari Cabang Pembantu Syariah Pariaman Bank Nagari sebagai salah satu Bank daerah Provinsi Sumatera Barat dalam menjalankan kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis mempelajari dan menganalisis hasil penelitian tentang pengaruh kualitas Customer Service terhadap kepuasan nasabah Bank BRI Unit X Cabang Cimahi, maka penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah BAB II LANDASAN TEORI A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah 1. Pengertian Pelayanan (Service) Program pelayanan kepada pelanggan dengan bertitik tolak dari konsep kepedulian kepada konsumen terus

Lebih terperinci

Standar Penampilan Pribadi.

Standar Penampilan Pribadi. Standar Penampilan Pribadi Standar dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang disepakati Sedangkan penampilan pribadi mempunyai pengertian sebagai penampilan (performance) dari diri seseorang maupun organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. terkumpul, maka analisis dapat dilakukan untuk memastikan apakah data tersebut sudah

BAB 4 HASIL PENELITIAN. terkumpul, maka analisis dapat dilakukan untuk memastikan apakah data tersebut sudah BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Setelah semua data yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan sudah terkumpul, maka analisis dapat dilakukan untuk memastikan apakah data tersebut sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa

Lebih terperinci

ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012)

ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012) ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012) Marries Stella Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini bergerak semakin cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan kompleks, mendorong adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

Bab III. Metode Penelitian

Bab III. Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian pada produk kertas fotokopi yang dilakukan di PT Cakrawala Mega Indah yang melakukan perluasan merek atau brand extension menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualiatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnmya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Komunikasi merupakan salah satu faktor penting terjalinnya aktivitas. Dengan komunikasi aktivitas apapun pasti terjadi baik antar individu, kelompok, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi dan misi bagi perusahaannya, untuk itu dibutuhkan karyawan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yaitu paradigma postpositifisme. Menurut Sugiyono 1 paradigma post-positifisme merupakan pandangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjdi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar bisa memenangkan pesaingan bisnis, perusahanan harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar bisa memenangkan pesaingan bisnis, perusahanan harus mampu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam dunia ekonomi membuat perusahaan semakin berlomba-lomba untuk menciptakan ide yang menarik masyarakat. Agar bisa memenangkan pesaingan

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 28 BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Wahana Interfood Nusantara bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman yang terbuat dari coklat. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. KESESUAIAN SOP DENGAN PRAKTEK PELAYANAN CUSTOMER. Penilaian terhadap pelayanan sangat berpengaruh dalam kontribusi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN A. KESESUAIAN SOP DENGAN PRAKTEK PELAYANAN CUSTOMER. Penilaian terhadap pelayanan sangat berpengaruh dalam kontribusi yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. KESESUAIAN SOP DENGAN PRAKTEK PELAYANAN CUSTOMER SERVICE Penilaian terhadap pelayanan sangat berpengaruh dalam kontribusi yang telah diberikan customer service kepada bank, ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian filed research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lingkungan tertentu. 1 Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bank yang profitable. Di tambah lagi dengan adanya bank bank

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bank yang profitable. Di tambah lagi dengan adanya bank bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tercatat 132 bank yang ada di Indonesia (data menurut infobank) baik swasta, local maupun bank asing, tentu saja terjadi persaingan di dunia perbankan semakin

Lebih terperinci

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta FX Okta Indrawan Satriya / Drs. M. Antonius Birowo, MA., Ph. D Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri kita sebenarnya. Citra diri seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur 73 BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan komunikasi, hal utama yang harus dilakukan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan komunikasi, hal utama yang harus dilakukan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan komunikasi, hal utama yang harus dilakukan adalah mengupayakan terjadinya suatu hubungan yang serasi, selaras, harmonis, dan saling pengertian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang dengan pesat dalam dunia modern saat ini. Perkembangan sektor bisnis bidang jasa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Event Organizer yang diartikan sebagai penyedia jasa profesional penyelenggara acara merupakan salah satu bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Event Organizer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kinerja Pelayanan Frontliner Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi memiliki hubungan yang erat dengan kegiatan Public Relations. Berbeda dengan jenis komunikasi lainnya, komunikasi yang dilancarkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang berada diantara masa anak dan dewasa. Masa ini dianggap sebagai suatu bentuk transisi yang cukup penting bagi pembentukan pribadi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN A: KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN A: KUESIONER PENELITIAN Kuesioner Kepuasan Pelanggan Petunjuk Pengisian : 1. Lengkapilah identitas diri anda. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut pendapat anda untuk setiap pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada permasalahan, penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada permasalahan, penelitian 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Didalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada permasalahan, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau sistem untuk mengerjakan sesuatu secara sistematis adalah pengetahuan tentang cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran

Lebih terperinci

PERATURAN PSYCHE 2017

PERATURAN PSYCHE 2017 PERATURAN PSYCHE 2017 HIMPUNAN MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 TATA TERTIB PSYCHE 2017 A. Hak Peserta 1. Peserta berhak untuk mendapatkan perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner kepada beberapa pelanggan pada Salon dan Spa Moz5 PTC Palembang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang dituntut untuk menciptakan kinerja karyawan yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang dituntut untuk menciptakan kinerja karyawan yang tinggi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 1 yaitu semua data yang terkumpul diperoleh dari lapangan,

Lebih terperinci

PELAYANAN PRIMA 11 AP

PELAYANAN PRIMA 11 AP PELAYANAN PRIMA 11 AP 1. Yang bukan dimaksud dengan personal Hygiene pada perusahaan adalah. a. Bagaimana memelihara agar pribadi karyawan dan karyawati tetap sehat b. Kesehatan pribadi setiap orang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memiliki berbagai kebutuhan yang beraneka ragam sebagai makhluk hidup. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan untuk mendapat penghargaan dalam relasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang positif, negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang positif, negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan di dunia bisnis di masa sekarang ini sangat ketat. Untuk meraih kesuksesan dalam persaingan, perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan secara fisik dan non fisik terhadap perusahaan lainnya. Situs

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan secara fisik dan non fisik terhadap perusahaan lainnya. Situs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identitas penting bagi sebuah perusahaan, berguna sebagai ciri dan tanda pengenal yang membedakan secara fisik dan non fisik terhadap perusahaan lainnya. Situs berita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik dipasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah, untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, akan diuraikan 1) konteks penelitian yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, akan diuraikan 1) konteks penelitian yang menjadi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan diuraikan 1) konteks penelitian yang menjadi landasan yang melatar belakangi penelitian ini begitu penting untuk dikaji, 2) fokus dan pertanyaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

PERSONAL SELLING KOMUNIKASI PEMASARAN PT. MAKASSAR RAYA MOTOR KENDARI DALAM PENJUALAN MOBIL DAIHATSU

PERSONAL SELLING KOMUNIKASI PEMASARAN PT. MAKASSAR RAYA MOTOR KENDARI DALAM PENJUALAN MOBIL DAIHATSU PERSONAL SELLING KOMUNIKASI PEMASARAN PT. MAKASSAR RAYA MOTOR KENDARI DALAM PENJUALAN MOBIL DAIHATSU *Eddy Yudha Putra* Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri jasa di Indonesia dalam kurun waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk Nasional Indonesia dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK ABSTRAK Jimmy Email: jimmymannuel@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Service

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L STUDI KORELASI MENGENAI PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN CITRA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KAB. SRAGEN PERIODE MARET TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB. 3 METODE PENELITIAN BAB. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data dalam penelitian kualitatif ada 2 sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan utama kita dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang tidak menggunakan perhitungan, akan tetapi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan merupakan bagian dari Public Relations. Hal tersebut tercermin dari definisi Public Relations seperti yang dikemukakan oleh Rex F.Halow di mana Public Relations

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B. BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus kepada faktor-faktor yang menjadi pembentuk kepribadian hardiness pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus lebih dari satu.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian 51 A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam konteks penelitian, approach atau pendekatan itu dapat dipahami sebagai upaya atau tindakan yang disiapkan dan dilakukan untuk memulai proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

disampaikan. Sedangkan hal yang perlu diperbaiki pada pelayanan jasa Aria jeans adalah: materi layanan yang tidak menarik secara visual; karyawan

disampaikan. Sedangkan hal yang perlu diperbaiki pada pelayanan jasa Aria jeans adalah: materi layanan yang tidak menarik secara visual; karyawan ABSTRAK Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat untuk tetap berkompetisi secara kompetitif dalam pemasaran jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa di zaman ini telah menjadi bagian wajib dari kehidupan manusia. Sadar atau tidak, media massa telah menempati posisi penting untuk memuaskan kebutuhan manusia

Lebih terperinci

SERAGAMKU SAYANG, SERAGAMKU MENAWAN... SUATU KEGIATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN BUDAYA KERJA DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA

SERAGAMKU SAYANG, SERAGAMKU MENAWAN... SUATU KEGIATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN BUDAYA KERJA DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA SERAGAMKU SAYANG, SERAGAMKU MENAWAN... SUATU KEGIATAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN BUDAYA KERJA DI RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA KATEGORI : INTERNAL SERVICE PROJECT RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik. Pemahaman dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik. Pemahaman dari suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra untuk suatu perusahaan atau organisasi adalah hal yang penting, karena dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik. Pemahaman dari suatu informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan perseroan milik negara yang bergerak dibidang ketenagalistrikan, dan bergerak dalam sektor pembangkitan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang tepat merupakan kekuatan bagi. perusahaan dalam berhadapan langsung dengan konsumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang tepat merupakan kekuatan bagi. perusahaan dalam berhadapan langsung dengan konsumen untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang yang terlibat dalam bidang pemasaran menjadi ujung tombak dalam berhadapan langsung dengan konsumen, baik dalam usaha menawarkan barang yang dihasilkan

Lebih terperinci

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metoda penelitian dengan pendekatan ini disesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan bisnis dan perekonomian yang semakin melejit pesat, maka tak heran banyak perusahaan yang menawarkan bermacam produk, diantaranya produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pelayanan Hotel Baltika Bandung Hotel yang baik secara umum dapat kita nilai dari kenyamanan, kebersihan, dan kualitas pelayanan dari hotel tersebut. Dalam memberikan pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran. Karena itu, dalam proses pembelajaran beberapa komponen penting perlu mendapatkan perhatian,

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Perkembangan dunia perbankan saat ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terutama berlaku di sektor jasa keuangan di mana deregulasi telah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terutama berlaku di sektor jasa keuangan di mana deregulasi telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era tekanan kompetitif matang dan intensif. banyak perusahaan yang memfokuskan usaha mereka untuk mempertahankan basis pelanggan setia. hal ini terutama

Lebih terperinci

CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi

CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi MODUL 4 CUSTOMER RETENTION MARKETING 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, MSi PELANGGAN INTERNAL DAN MENDENGARKAN PELANGGAN Tujuan instruksional: Setelah selesai pembahasan materi ini, diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997 negara kita mangalami krisis moneter yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), karena penulis terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci