BAB II A. DESKRIPSI UMUM KABUPATEN KLATEN & SEJARAH PENGELOLAAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II A. DESKRIPSI UMUM KABUPATEN KLATEN & SEJARAH PENGELOLAAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA"

Transkripsi

1 BAB II A. DESKRIPSI UMUM KABUPATEN KLATEN & SEJARAH PENGELOLAAN KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA 1. Gambaran Administratif Klaten Kabupaten Klaten (Bahasa Jawa: Klathèn), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah kota Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat. Kompleks Candi Prambanan, salah satu kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, berada di Kabupaten Klaten. Klaten merupakan sebuah kota yang unik. Keunikan kota ini karena berada di antara dua kota budaya dimana sektor Pariwisatanya berkembang sangat pesat dan telah menjadi tujuan utama destinasi wisatawan, yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Klaten juga masih menjadi satu dengan Kasunanan Surakarta seehingga banyak kebudayaan diturunkan dan berkembang ditanah Klaten. Kota Klaten sebagai salah satu tujuan wisata menawarkan berbagai keindahan wisata dengan panorama yang indah yaitu terletak diantara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu. 20

2 21 Kota Klaten dibentuk berdasarkan PP 41/1986 [1] dan PP 33/2003. Cikal bakal kota ini adalah dari kota Melati, kata Melati kemudian berubah menjadi menjadi Mlati, berubah lagi menjadi kata Klati. Sehingga memudahkan pengucapan kata Klati berubah menjadi Klaten. Dari dasar kata kata diatas sebagaimana dikutip dari dalam buku Klaten Dari Masa ke Masa yang diterbitkan bagian Ortakala Setda Kab, Dati II Klaten tahun 1992/ Pembagian Wilayah Administratif Secara administratif Kabupaten Klaten terbagi dalam 26 kecamatan dan 401 kelurahan. Seluruh desa yang ada di Kabupaten Klaten merupakan desa swasembada. Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan regional.

3 22 Tabel 1. Pembagian wilayah administratif desa Kabupaten Klaten No. Kecamatan Desa Dukuh Luas Wilayah (KM 2 ) 1. Prambanan ,43 2. Gantiwarno ,64 3. Wedi ,38 4. Bayat ,43 5. Cawas ,47 6. Trucuk ,81 7. Kalikotes ,98 8. Kebonarum ,67 9. Jogonalan , Manisrenggo , Karangnongko , Ngawen , Ceper , Pedan , Karangdowo , Juwiring , Wonosari , Delanggu Polanharjo , Karanganom , Tulung , Jatinom , Kemalang , Klaten Utara , Klaten Selatan , Klaten Utara ,38 Jumlah/Total ,56 Sumber : BAPPEDA Kabupaten Klaten

4 23 3. Kependudukan Penduduk Klaten pada tahun 2009 mencapai jiwa dengan di dominasi oleh perempuan yaitu jiwa sisanya laki-laki sebesar jiwa, pada tahun 2010 mengalami kenaikan sedikit yaitu jiwa hingga tahun 2013 pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klaten tetap stabil, pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitu jiwa, Perempuan jiwa sedangkan laki-laki 556,449 jiwa. Berikut daftar tabel jumlah penduduk dari tahun sebagai berikut : Tabel 2. Jumlah penduduk dari tahun Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah , ,591 1,144, , ,572 1,316, , , , , ,649 1,311, , ,375 1,307, , , ,910 Sumber : Klaten Dalam Angka, BPS Kabupaten Klaten, Gambaran Wilayah a. Kondisi Topografi Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten di apit oleh Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara dpl (diatas

5 24 permukaan laut). Kabupaten Klaten secara Geografis terbagi menjadi tiga wilayah diantaranya : 1. Wilayah Lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yaitu Kecamatan Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung. 2. Wilayah Datar (wilayah bagian tengah) yaitu : Kecamatan Kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Klaten Utara, Wedi, Jogonalan, Prambanan, Delanggu, Gantiwarno, Wonosari, Juwiring, Ceper, Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom dan Polanharjo. 3. Wilayah Berbukit/Gunung Kapur ( wilayah bagian selatan) Yaitu hanya sebagian Kecamatan - Kecamatan Bayat, Cawas, dan Gantiwarno. Dari sisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten dapat dirinci sebagai berikut : 1. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 meter diatas permukaan laut (dpl) meliputi sebagian dari Kecamatan Kecamatan Juwiring, Karangdowo dan Cawas. 2. Wilayah dengan ketinggian meter diatas permukaan laut meliputi Kecamatan Kecamatan Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas (dibagian barat), Trucuk, Kalikotes, Klaten Utara, Klaten Selatan, Klaten Tengah, Kebonarum (dibagian selatan), Ngawen (dibagian selatan dan timur), Ceper, Pedan, Karanganom (dibagian timur), Polanharjo (dibagian timur), Delanggu, Juwiring (dibagian barat), dan Wonosari (dibagian barat).

6 25 3. Wilayah dengan ketinggian meter diatas permukaan laut meliputi Kecamatan Kemalang (sebagian besar), Manisrenggo (sebagian besar), Jatinom, Tulung (sebagian kecil). 4. Wilayah dengan ketinggian meter diatas permukaan laut meliputi Kecamatan Kemalang. 5. Fasilitas Di Kabupaten Klaten Fasilitas yang ada di Kabupaten Klaten tergolong cukup lengkap karena sistem transportasi di Kabupaten Klaten sudah termasuk modern, hal ini didukung karena Kabupaten Klaten sudah mempunyai transportasi seperti angkutan desa, Angkutan kota, Angkutan antar kota, Kereta api Jogja Solo. Kabupaten juga memiliki tempat pemberhentian seperti stasiun dan terminal yang mana jalur utamanya melewati jalan regional yaitu Solo Klaten. Oleh karena itu akses menuju Kabupaten Klaten dapat ditempuh melalui Transportasi modern. B. Potensi Alam dan Budaya di Kabupaten Klaten Klaten memiliki berbagai macam potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam, Kabupaten Klaten juga masih menjadi satu dengan Kasunanan Surakarta sehingga banyak kebudayaan yang diturunkan dan berkembang ditanah Klaten. Kabupaten Klaten sebagai salah satu Kabupaten tujuan wisata menawarkan berbagai keindahan wisata dengan panorama yang indah yaitu terletak diantara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu.

7 26 1. Berikut beberapa Obyek Wisata Alam yang unik untuk dikunjungi diantaranya adalah : a. Deles Indah Deles Indah merupakan obyek wisata yang terletak di lereng kaki Gunung Merapi Sebelah Timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles berada di wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, dengan ketinggian antara 800 m 1300 m diatas permukaan laut Deles mempunyai potensi spesifik suasana pemandangan alam pegunungan. Dari obyek wisata Deles dapat dilihat pemandangan puncak Merapi dengan nyata, pemandangan kota Klaten yang dihiasi dengan cerobong Perusahaan Gula Gondang Baru & perusahaan Ceper Baru dengan berselendangkan Rowo Jombor dengan Jajaran Gunung Kapurnya merupakan panorama yang indah. Dari ketinggian wisata Deles Indah ini, dapat disaksikan pemandangan gunung Merapi yang sangat indah dengan puncaknya yang sangat jelas alur aliran awan panas, serta pemandangan indah bekas Pesanggrahan Pakoebuwono X, Makam Kyai Mloyopati, Sendang Reno, Taman Pring Cendani dan Goa Sapuangin. b. Pemandian Ponggok Umbul Ponggok, Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Pengunjung bisa menikmati tingkah polah ikan tersebut dengan jarak yang cukup dekat tanpa khawatir terseret ombak. Pengunjung tinggal menyediakan kacamata dan peralatan snorkling seperti selang udara dan pelindung mulut, saking jernihnya, pengunjung juga bisa mengabadikan momen berharga tersebut dengan berfoto di bawah air.

8 27 Tidak usah ke Taman Laut Bunaken cukup ke Ponggok, Polanharjo. Kelebihan lain dari umbul ini adalah dasar didominasi oleh bebatuan, lumut dan pasir sehingga terlihat seperti didalam laut. Kelebihan selanjutnya Umbul Ponggok adalah kolam yang berisi ratusan ikan air tawar dengan berbagai ukuran dari yang kecil sampai yang besar. Ikan - ikan di umbul ini tidak berbahaya, justru mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Walaupun banyak ikanya air di Umbul Ponggok tidak berbau amis karena airnya terus mengalir di sungai. Umbul Ponggok adalah sumber mata air bernuansa dalam laut, dengan ratusan ikan, bebatuan besar, pasir didasar umbul, air yang sangat jernih. Karena Umbul Ponggok ini bisa jadi salah satu alternatif objek wisata untuk bermain air. Sumber mata air alam dengan sentuhan modern, tanpa meninggalkan konsep hijau. c. Umbul Tirto Mulyono dan Tirto Mulyani ( Pluneng Kebonarum ) Letaknya di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten Pemandian (Kolam Renang) Tirtomulyono yang merupakan pemandian dengan sumber air alam yang besar yang dahulu digunakan untuk mandi para putera (laki-laki). Letaknya di Desa Pluneng Kecamatan. Kebonarum, Kabupaten Klaten Pemandian (Kolam Renang) Tirtomulyani yang terletak tidak jauh dari pemandian Tirto Mulyono yang dahulu digunakan untuk mandi para puteri (perempuan). d. Pemandian Lumban Tirto Pemandian Lumban Tirto, Terletak di Desa Daleman, Kecamatan Tulung jarak dari kota Klaten ± 17 km Luas 25 m x 8 m = 200 m 2 luas

9 28 kawasan 700 m 2 Kedalaman rata rata 1,5 m fungsi sebagai kolam renang disebelah barat laut lokasi pemandian Lumban Tirto tersebut terdapat Umbul Ingas dengan pemandangan panorama yang bagus, disini sumber air ini digunakan untuk air minum Kraton Surakarta Hadiningrat atas prakarsa Paku Buwono X hingga sekarang. e. Sendang Tretes ( Ngreden Wonosari ) Terletak di Desa Ngraden, Kecamatan Wonosari Jarak dari kota Klaten ± 15 km Luas sendang 400 m 2 Kedalaman rata - rata 2 m, Makam Ki Ageng Perwito, Putra Syech Alim Akbar III yang bergelar Sultan Trenggono ( Raja Demak Bintoro ) yang merupakan senopati perang dari Kerajaan Pajang. Semasa hidupnya beliau mandi dan sesuci di Sendang Tretes ini yang terletak tidak jauh dari makamnya saat ini. Makam Ki Ageng Perwito banyak dikunjungi peziarah khususnya pada malam Jumat Wage. f. Gua Suran ( Kelurahan Jatinom Kecamatan Jatinom ) Goa Suran yang diyakini merupakan goa tempat Ki Ageng Gribig mengajar/mendidikdan memberikan wejangan kepada Sultan Agung. Dinamakan Suran karena di dekat goa tersebut terdapat air melimpah yang mengalir (sur-suran) dari atas goa yang diyakini berasal dari rumah Ki Ageng Gribig di Masjid Alit yang dibawa dari Mekah. g. Sendang Sinongko ( Pokak Ceper ) Terdapat dua sendang, yakni sendang Jaler dan sendang Estri. Di samping merupakan ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata) alam juga

10 29 merupakan ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata) ziarah dan sebagai tempat mengadakan syukuran Bersih Desa setiap bulan Agustus pada hari Jumat Wage dengan menyembelih kambing. 2. Berikut beberapa Obyek Wisata Budaya yang unik untuk dikunjungi diantaranya adalah : a. Candi Plaosan Candi Plaosan terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan. Candi ini terletak kira kira 1 kilometer ke arah timur laut dari Candi Sewu atau Candi Prambanan. Komplek ini dibangun pada abad ke IX pada jaman kerajaan Medang atau dikenal dengan nama kerajaan Mataram Kuno. Candi Plaosan terdiri dari Candi Plaosan Lor dan Kidul. Kelompok Candi Plaosan Lor terdiri dari 2 buah candi induk yang dikelilingi oleh 116 buah Stupa Perwara dan 50 buah Candi. Candi Plaosan Lor dan Kidul merupakan bangunan candi dengan Arsitektur Hindu dan Budha. Candi ini dibangun pada abad IX Masehi oleh Rakai Pikatan yang beragama Hindu untuk Permaisuri dan juga untuk Pramudyawardani yang beragama Budha. b. Candi Sojiwan Candi Sojiwan adalah sebuah Candi Buddhis yang terletak di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan. Candi yang masih direnovasi ini terletak kurang lebih 2 kilometer ke arah selatan dari Candi Roro Jonggrang. Candi Sojiwan kurang lebih dibangun antara tahun 842 dan 850 Masehi. Candi ini dibangun kurang lebih pada saat yang sama dengan Candi Plaosan.

11 30 c. Makam Sunan Tembayat (KA Pandanaran) Makam yang terletak diatas bukit Jabalakat, Desa Paseban, Kecamatan Bayat. KA Pandanaran adalah Bupati Semarang yang diangkat oleh Sunan Kalijaga atas nama Walisongo untuk menyebarkan Agama Islam. Melalui proses yang sangat panjang Hingga KA. Pandanaran rela melepaskan jabatan Bupati hanya untuk memperdalam ilmu agama. Di komplek Makam ini terdapat makam tua yang dipercayai sebagai tempat peristirahatan kekal Dompo Awang seorang pelaut ulung. Barang siapa yang dapat menyentuh dua sisi makam, menurut orang yang meyakini maka segala permintaannya akan terkabul. d. Makam KA Ronggowarsito Seorang pujangga besar dari Keraton Surakarta Hadiningrat yang memiliki reputasi sangat baik, hingga saat ini karyanya yang tertulis dalam sebuah Serat Kalatidha masih cukup dikenal sebagai pepiling yang berbunyi sak begjo begjone wong lali, Luwih begjo wong kang eling lan waspodo. Merupakan tempat ziarah yang sudah terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. e. Upacara Adat Yaqowiyyu Sebuah perayaan yang pertama kalinya dilakukan Ki Ageng Gribig pada hari jumat bertepatan 15 sapar, sebagai ungkapan rasa syukur atas pemberian nikmat Allah SWT. Rasa syukur itu dungkapkan dalam pujian pujian berupa kalimat dalam beberapa kalimat dalam bahasa arab Ya

12 31 Quwiyyu yang artinya Allah Maha Perkasa (kuat). Kalimat ini dilafalkan berulang kali hingga proses tersebut dinamakan Yaqowiyyu. Selain itu, Acara adat ini merupakan wujud sedekah berupa makanan kepada masyarakat luas. Konon Ki Ageng Gribig bersama Sultan Agung sering Sholat Tarawih dan Jum at dimakam. Suatu hari setelah pulang dari tanah suci, Ki Ageng Gribig membawa oleh oleh berupa kue Apem. Tetapi karena Jamaah Sholat pada waktu itu sangatlah banyak, maka Nyai Ageng Gribig diminta untuk membuat kue Apem agar bisa dibagikan kepada jamaah setelah selesai Sholat Jumat. f. Upacara Tradisional Syawalan Upacara Tradisional Syawalan merupakan sebuah Upacara Adat yang dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Kirab Gunungan Ketupat lalu di arak dari alun alun menuju Bukit Sidagora dengan jarak 6 kilometer. Setelah dipanjatkan doa doa, gunungan tersebut lalu menjadi rebutan para pengunjung. Ketupat tersebut diyakini dapat membawa berkah tersendiri, ketupat diartikan oleh masyarakat setempat yaitu Ngaku Lepat (merasa bersalah). Sehingga setelah perayaan tersebut selesai, orang tersebut mempunyai harapan agar terhapus dosa dosanya.

13 32 C. Obyek Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora 1. Rawa Jombor Rawa jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, dengan latar pegunungan yang indah deretan atau barisan pegunungan kapur diselatan yang membentang dari barat ke timur. Rawa Jombor sendiri terletak di Kabupaten Klaten, mengenai Asal Usul Rawa Jombor dahulunya merupakan bentangan sawah yang cukup luas, kemudian adanya turun hujan berhari hari, air sungai yang berada disekitar Rowo meluap hingga menggenangi sawah hingga tidak terbentuk sawah lagi hingga menjadi tampungan air yang cukup luas. Karena warga sekitar takut jika genangan tersebut sampai ke desa, Warga berbondong bondong membendung dan membuat tanggul hingga membentuk Rawa. Selang beberapa minggu, ada rombongan dari kalangan Kraton Kasunanan Surakarta bersama Belanda datang ke Jombor. (wawancara Parmin tanggal 8 juni, 2016) Tujuan mereka adalah untuk mencari sumber air untuk mengairi perkebunan tebu. Tebu tebu itu diproses di pabrik gula. Pabrik gula tersebut berkembang sangat pesat setelah adanya Rawa tersebut, namun warga sekitar tidak mendapatkan ganti rugi maupun subsidi dari pihak Kasunanan. Setelah Belanda menyerah kepada Jepang, pabrik gula jatuh ke tangan Jepang. Pada saat itu setelah Indonesia merdeka sampai sekarang masyarakat disekitar

14 33 diizinkan untuk membuat karamba di rawa asal membayar pajak kepada pemerintah daerah. Rawa Jombor wisatawan dapat melakukan aktivitas memancing, bersantai, berkendaraan keliling rawa untuk menikmati pemandangan. Jarak 8 kilometer kearah tenggara dari kota klaten luas kawasan 198 Ha panjang tanggul 7,5 kilometer lebar tanggul 12 meter kedalaman 4,5 meter daya tampung air meter kubik. Gambar 1. Pemandangan Obyek wisata Rawa Jombor ( sumber : koleksi rahmat dwiyanto, tanggal 8 Juni 2016 ) Tujuan utama pembuatan waduk Rawa Jombor adalah untuk menampung air dari sungai - sungai di sekitarnya untuk mengendalikan banjir dan sebagai persediaan air irigasi untuk mengairi sawah - sawah disekelilingnya pada

15 34 musim kemarau. Namun dimanfaatkan juga keperluan lain seperti sebagai sektor industri pariwisata dan peternakan ikan. Disekitar waduk Rawa Jombor terdapat pemandangan alam yang indah, situs peninggalan zaman dahulu yang kini diyakini mempunyai nilai sejarah, Museum pertanian, Pusat - pusat kerajinan, Warung apung, Arena olahraga, Arena bermain. Keunikan tempat di Rawa Jombor selain keindahan alam dan waduk serta pegunungan yang mengintari Rawa Jombor disini terdapat warung apung yang berdiri diatasnya yang berada disebelah utara disini terdapat berjejer - jejer warung apung yang dikelola warga sekitar untuk menambah ekonomi mereka, warga disini akan berlomba-lomba untuk menarik para pengunjung yang datang ke obyek wisata Rawa Jombor. Wisatawan yang datang disini akan diantarkan dengan ditarik getek untuk sampai ke rumah makan pilihan. Uniknya, getek merupakan bambu yang dirakit dan dibawahnya diberi drum - drum atau tong besar agar dibawahnya bisa mengapung. 2. Bukit Sidagora Bukit Sidagora terletak bersebelahan dengan Rawa Jombor dinamai Bukit Sidagora karena bukit ini sebagai simbolisasi peringatan penobatan Kyai Sidoguro, masyarakat lokal mempercayai bahwa Kyai Sidagora adalah sosok ratusan tahun lalu menjadi orang dekat dari Kyai Jimbung. Kepergian Kyai Sidagora oleh Kyai Jimbung dikenang dengan menggunakan namanya untuk menamai sebuah bukit yaitu Bukit Sidagora. (Wawancara Parmin, 8 Juni 2016)

16 35 Gambar 2. Pintu masuk obyek wisata Bukit Sidagora (sumber foto koleksi rahmat tanggal 8 Juni 2016 ) Rute untuk mencapai Bukit Sidagora ini adalah lewat jalur barat: Kota Klaten pertigaan Bendogantungan Desa Sumberejo, belok kiri / ke arah selatan Desa Danguran Desa Glodogan Desa Jimbung Rawa Jombor/Bukit Sidagora. Lewat jalur timur: Kota Klaten Stasiun Klaten By Pass belok kanan / ke arah selatan Terminal Klaten Ir. Soekarno Kelurahan Buntalan Desa Jimbung Rawa Jombor/Bukit Sidagora.

17 36 Atraksi yang berada di Bukit Sidagora berupa Upacara Tradisional Syawalan, Tradisi ini dilaksanakan pada bulan Syawal, Bulan dalam kalender Jawa dimana pada tanggal satu syawal ini adalah perayaan hari kemenangan umat Islam yaitu Idul Fitri. Di sekitar Solo Raya ini banyak daerah yang mengadakan Tradisi Syawalan, Salah satunya Tradisi berupa Grebeg Syawalan yang berasal dari Kabupaten Klaten, Tradisi Syawalan Ketupat ini diadakan yaitu dari alun - alun Klaten menuju Bukit Sidagora. Gambar. 3 Tradisi Syawalan di Bukit Sidagora ( sumber koleksi rahmat tanggal 13 Juli 2016 ) Proses Tradisi Syawalan diawali dengan proses kirab gunungan ketupat dari depan Masjid Agung Klaten menuju Bukit Sidagora. Dalam kirab Gunungan ini, puluhan gunungan yang tersusun dari gunungan ketupat yang dibuat oleh berbagai instansi dan elemen masyarakat akan dikirab dan nantinya diperebutkan oleh warga pada puncak acara. Waktu perayaan Tradisi Syawalan Ketupat Bukit Sidagora yang sering jatuh pada tanggal 8 Syawal.

18 37 Beberpa fasilitas yang ada di Bukit Sidagora masih memadai diantaranya tempat loket masuk, pintu gerbang, jalan beraspal, tempat duduk, pedagang, panggung, tempat parkir, gazebo, toilet, taman bermain anak, gardu pandang dan tempat istirahat. D. Profil Pengelola Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Desa Krakitan desa yang sejuk dan di hiasi dengan pegunungan yang membentang indah serta Rawa yang masih mempesona menambah ketertarikan disetiap pengunjung yang mempunyai hobi memancing maupun berwisata. Riwayat desa ini dimulai pada tahun Pada tahun 1939, Desa Batilan dan Desa Krakitan bergabung yang kemudian disebut Desa Krakitan. Selanjutnya pada tahun1947, turut bergabung Desa Tawang Jombor yang merupakan gabungan dari Desa Bugel. Dari gabungan - gabungan desa tersebut, nama Krakitan tetap digunakan sebagai nama desa hingga saat ini nama Krakitan diambil dari nama Nyai Ageng Rakit, Istri Kyai Jati Kusuma. Sejarah desa ini berlanjut ketika pada tahun 1944, pemerintah Jepang membangun sebuah waduk yang dikelilingi tanggul di tengah - tengah desa Krakitan. (Wawancara kepada dadi priyanto tanggal 26 Juli 2016). Kemudian pada tahun , setelah adanya pemerintahan Orde Baru, pemerintah kota Klaten memanfaatkan para tahanan politik (tapol) untuk melakukan perbaikan Rawa Jombor. Perbaikan tersebut dilakukan dengan memperlebar tanggul yang awalnya hanya 5 meter menjadi 12 meter.

19 38 Pekerjaan tersebut selesai dalam tujuh bulan dengan menyerap tenaga kerja tahanan politik sebanyak 1700 orang. Pada masa sebelum 1995, Rawa Jombor dan Bukit Sidagora masih sangat alami, belum ada bangunan gazebo, tempat bermain, panggung, belum ada warung apung, bersih dari tanaman eceng gondok dan belum tercemar. Hal ini karena Rawa Jombor dan Bukit Sidagora belum banyak terjamah oleh manusia. Setelah tahun 1995, Rawa Jombor mulai dimanfaatkan untuk pengairan sawah tidak hanya sawah disekitar rawa tetapi juga di Kecamatan Trucuk dan Cawas, warga sekitar juga memanfaatkan sebagai berternak ikan maupun nelayan tangkap, perdagangan, warung apung, dan daerah wisata oleh masyarakat sekitar. Dalam perkembangan selanjutnya, pada masa kepemimpinan lurah Citro Sumatro, Rawa Jombor yang dulunya berstatus sebagai Kas Desa Krakitan dipindah tangankan ke Dinas Pariwisata. Pengelolan Rawa Jombor sepenuhnya dilakukan oleh warga Krakitan, tetapi pengelolaan tersebut tetap melibatkan Dinas Kebudayaan, Parwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten. Pada masa kepemimpinan lurah Edi Rahmanto, dikembangkan warung apung dan karamba. Karamba dikembangkan dengan dua metode, yaitu karamba apung dan karamba tancap. Karamba apung sendiri adalah teknik budidaya ikan dengan cara drim yang terapung kemudian di ikatkan ke jaring yang ada di bawahnya, sedangkan karamba tancap bertumpu pada bambu yang ditancapkan membentuk segi empat untuk tumpuan jaring. Warung apung merupakan usaha warung yang mengapung di tengah - tengah rawa dan dikelola secara pribadi oleh warga di sekitar rawa. Pada masa ke

20 39 pemimpinan lurah Sunudi, dilakukan perbaikan dan pendalaman rawa yang dimulai pada bulan Juli Bagan 1. Struktur organisasi Obyek wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora tahun Bidang Dinas Pariwisata Klaten Kabid Pariwisata Kasi Pemasaran Wisata Hj. Purwani S.H, M.H Kasi Sarana dan Obyek Wisata Purwanto, S. Sos. M.Si Ety Pusparini, SH Staff Staff Pengurus Obyek Rawa Jombor dan Bukit Sidagora 1. Bambang Hari Respati 2. Darwito 3. Triawan 4. Riyanto 1. Sumarsono 2. Dian Yeni Mastuti, SE 3. Anita Silvia, S.ST 4. Thomas Pramono 5. Mulyana, SE,MM Tugas tugas dari profil Obyek wisata Rawa Jombor adalah 1. Hj. Purwani, SH, MH sebagai pembina dalam pemasaran obyek wisata dan sarana. 2. Ety Puspitarini, SH sebagai kasi Pemasaran Wisata mengenalkan obyek wisata yang ada di Kabupaten Klaten. 3. Purwanto, S. Sos. M.Si sebagai kasi Sarana dan Obyek Wisata untuk pengembangan obyek wisata serta sarana.

21 40 4. Staff bertugas membantu pekerjaan dari kabid maupun kasi dalam bidang Pariwisata. 5. Staff pengelola Obyek Rawa Jombor dan Bukit Sidagora sebagai Penarikan Tiket Retribusi Pengunjung, Penjaga Kebersihan serta keamanan disekitar Rawa Jombor maupun Bukit Sidagora.

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh: STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN

BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang Lingkup Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN Rancangan Sekolah Luar Biasa tipe C yang direncanakan berlokasi di Kabupaten Klaten. Perencanaan suatu pembangunan haruslah mengkaji dari berbagai aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun sistem informasi. 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Konsep Dasar Sistem Sistem

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KECAMATAN JUWIRING, KLATEN

BAB III TINJAUAN KECAMATAN JUWIRING, KLATEN BAB III TINJAUAN KECAMATAN JUWIRING, KLATEN A. TINJAUAN KABUPATEN KLATEN 1. KONDISI FISIK Kabupaten merupakan salah satu bagian dari wilayah Propinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak diantara

Lebih terperinci

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng) BAB II DISKRIPSI DAERAH 2.1 Letak Geografi Kabupaten Klaten termasuk daerah di Propinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Potensi-potensi tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Potensi-potensi tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu industri yang tidak akan pernah ada habisnya, juga menjadi andalan utama sumber devisa di berbagai negara. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu Negara yang mempunyai beragam jenis pariwisata, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu Negara yang mempunyai beragam jenis pariwisata, misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu industri yang tidak akan pernah ada habisnya, juga menjadi andalan utama sumber devisa di berbagai negara. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH 3.1 Kondisi Geografis Kabupaten Klaten Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Klaten Sumber : http://penataanruangjateng.info/index.php/galeri-kab/25 /11/11/2015 Secara

Lebih terperinci

RINGKASAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

RINGKASAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI Lampiran II PERDA APBD TA. Nomor 2016 :...TAHUN 2016 Tanggal : 21 September 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

PROFIL POTENSI INVESTASI KABUPATEN KLATEN. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten

PROFIL POTENSI INVESTASI KABUPATEN KLATEN. Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten PROFIL POTENSI INVESTASI KABUPATEN KLATEN Poten al Investment Profile of Klaten Regency Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Klaten KONDISI GEOGRAFI KABUPATEN KLATEN Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang lingkup Kabupaten Klaten Gambar 3.1 : Lokasi Kab. Klaten Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/14/lo cator_kabupaten_klaten.gif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena produksi padi Indonesia yang masih rendah dan ditambah dengan. diperbaiki dengan manajemen pascapanen yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. karena produksi padi Indonesia yang masih rendah dan ditambah dengan. diperbaiki dengan manajemen pascapanen yang benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai sumber karbohidrat. Kebutuhan pangan pokok beras

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 12 Tahun 2014 Tanggal : 31 Desember 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 KODE 1.01.01 DINAS

Lebih terperinci

(SP2010) merupakan dasar. administrasi terkecil. tim. dasar. tangga. Klaten, Agustus 2010 BPS Kabupaten. Klaten Kepala,

(SP2010) merupakan dasar. administrasi terkecil. tim. dasar. tangga. Klaten, Agustus 2010 BPS Kabupaten. Klaten Kepala, Sekapur Sirih Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar. Sensus Penduduk 2010 (SP2010) merupakan kegiatan

Lebih terperinci

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa RAPERDA APBD TA. 2016 Nomor :... TAHUN 2015 Tanggal : 30 October 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE

Lebih terperinci

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 1 TAHUN 2014 Tanggal : 15 Januari 2014 KABUPATEN KLATEN RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 KODE 1.01.01 DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten klaten merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kerajinan, beras, dan lain sebagainya. Terdapat banyak kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gempa bumi. Gempa bumi merupakan pergerakan (bergesernya) lapisan. batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. gempa bumi. Gempa bumi merupakan pergerakan (bergesernya) lapisan. batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pengertian atau definisi tentang bencana yang pada umumnya merefleksikan karakteristik tentang gangguan terhadap pola hidup manusia, dampak bencana bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

PENYUSUNAN USULAN PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

PENYUSUNAN USULAN PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN PENYUSUNAN USULAN PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLATEN DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 Oleh: KPU Kabupaten Klaten A. LATAR BELAKANG Daerah Pemilihan/Dapil

Lebih terperinci

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN BUPATI KLATEN,

BUPATI KLATEN BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN KEPUTUSAN BUPATI KLATEN NOMOR 18/297/2011 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMBANTU PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian dalam perekonomian nasional merupakan sektor yang cukup baik dan terbukti mampu bertahan pada saat krisis Indonesia tahun 1997-1998. Pembangunan sektor

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KLATEN,

Lebih terperinci

ARI WISONO X

ARI WISONO X FASILITAS WISATA AIRMATA AIR INGAS COKRO TULUNG DI KLATEN TATA RUANG LUAR, TATA MASSA DAN PENAMPILAN BANGUNAN YANG MFRESPON POTFNSI ALAM BAB I A. LATAR BELAKANG 1. Umum Indonesia memiliki potensi alam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Gambaran Kondisi Umum Daerah 2.1.1. Aspek Geografis Kabupaten Klaten dalam lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota yang

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA. A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan

BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA. A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan Analisa 4A Potensi kawasan Rowo Jombor dan Bukit Sidagora

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : /PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/ /2017 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : /PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/ /2017 TENTANG DRAFT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN NOMOR : /PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/ /2017 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS) SE KABUPATEN KLATEN DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perkonomian nasional. Padi adalah tanaman pangan yang utama. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif, Indo- Australia dan Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga belahan selatan Nusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Klaten

BAB I PENDAHULUAN. Klaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Redesai Umbul Jolotundo sebagai Water Park di Klaten. 1.1.1. Arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obyek wisata adalah sebuah tempat pokok untuk berwisata atau darma wisata (kamus bahasa indonesia). Jadi Obyek Wisata adalah, sebuah tempat untuk rekreasi atau bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu mesin penggerak perekonomian dunia yang terbukti mampu memberikan kontribusi terhadap kemakmuran sebuah negara. Pembangunan pariwisata mampu

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017 BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan Sunindhia, 2008). Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya memlalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu. Pariwisata adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor. alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor. alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT ' BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KLATEN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KLATEN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KLATEN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : 4/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/XI/2017 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : 4/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/XI/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 4/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/XI/2017 TENTANG PENETAPAN DAN PENGANGKATAN KETUA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN (PPK) SE DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya alam. Keberagaman potensi alam, flora, fauna serta berbagai macam budaya, adat istiadat,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kabupaten Sleman Gambar 4.1 Peta Kabupaten Sleman Kota Sleman terletak antara 110 33 00 sampai

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA KUNJUNGAN KERJA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS TANGGAL 20 SEPTEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : 11/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/II/2018 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN. NOMOR : 11/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/II/2018 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN NOMOR : 11/PP.05.3-Kpt/3310/KPU-Kab/II/2018 TENTANG PENETAPAN LOKASI KAMPANYE KABUPATEN KLATEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN TRANSPORTASI UMUM ANGKUTAN DESA TERHADAP PERGERAKAN PENDUDUK DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN. Publikasi Karya Ilmiah

PENGARUH KEBERADAAN TRANSPORTASI UMUM ANGKUTAN DESA TERHADAP PERGERAKAN PENDUDUK DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN. Publikasi Karya Ilmiah PENGARUH KEBERADAAN TRANSPORTASI UMUM ANGKUTAN DESA TERHADAP PERGERAKAN PENDUDUK DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Publikasi Karya Ilmiah Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN KLATEN TAHUN 2005-2025 RPJP Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2005-2025 I- 1 PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia pariwisata merupakan sektor andalan penerimaan devisa negara bagi kegiatan ekonomi dan kegiatan sektor lain yang terkait. Oleh karena itu pariwisata perlu

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN LOKASI

BAB III: TINJAUAN LOKASI BAB III: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Taman Wisata Prambanan 3.1.1. Profil Taman Wisata Prambanan Gagasan pendirian PT. TWCBPRB ini diawali dengan adanya Proyek Pembangunan Taman Wisata Candi Borobudur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI A DPRD KABUPATEN BANGKALAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI A DPRD KABUPATEN BANGKALAN 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI A DPRD KABUPATEN BANGKALAN TANGGAL 28 APRIL 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional sudah berkembang sedemikian rupa dan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi, karena berada pada jalur cincin api (Ring of Fire). Jalur api ini berasal dari jalur Mediterania

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki peran penting terhadap perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. Industri pariwisata merupakan

Lebih terperinci

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI 7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI 7.1 Kondisi Alam dan Fasilitas Pendukung Wisata Bahari Selain memiliki potensi perikanan laut, Pantai Jayanti memiliki kelebihan dalam hal potensi wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan Pipa Air Minum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan Pipa Air Minum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi berbasis komputer yang berkaitan erat dengan dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan

Lebih terperinci

1 Indra santoso, Kamus praktis bahasa indonesia, Ibid 3 Ibid 4 Ibid 5 Ibid 6 Ibid

1 Indra santoso, Kamus praktis bahasa indonesia, Ibid 3 Ibid 4 Ibid 5 Ibid 6 Ibid 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PEMBANGUNAN PERMUKIMAN KELAS MENENGAH ke BAWAH di KOTA KLATEN 1.2 Pengertian Judul Judul : PEMBANGUNAN PERUMAHAN KELAS MENENGAH KEBAWAH DI KOTA KLATEN PEMBANGUNAN Berasal dari kata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR Oleh : TEGAR PRAMUDYAN DEWANTORO L2D 004 356 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu sektor kehidupan, telah mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian bangsa - bangsa di dunia yang ditunjukkan dengan meningkatnya

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KLATEN NOMOR : 071 TAHUN 2013

SURAT KEPUTUSAN KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KLATEN NOMOR : 071 TAHUN 2013 SURAT KEPUTUSAN KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KLATEN NOMOR : 071 TAHUN 2013 TENTANG REGU BERPRESTASI PADA JAMBORE PENGGALANG SD/ MI KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 KETUA KWA

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188 STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: DPPKA Pemda DIY Gambar 4.1 Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri di Indonesia yang prospeknya memiliki nilai yang cerah dimana industri pariwisata di Indonesia ini memiliki potensi

Lebih terperinci

Fuzzy Decision Making dalam Pemilihan Hotel di Kabupaten Klaten

Fuzzy Decision Making dalam Pemilihan Hotel di Kabupaten Klaten SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 30 Fuzzy Decision Making dalam Pemilihan Hotel di Kabupaten Klaten Retno Ambarwati, Nur Ayomi, Agus Maman Abadi Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN BATANG

PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN BATANG 1 PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN BATANG TANGGAL 6 NOVEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

BAB 3: TINJAUAN LOKASI BAB 3: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Kantor PT. Taman Wisata Candi Prambanan Borobudur dan Ratu Boko Yogyakarta 2.1.1 Profil Kantor PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko PT. Taman Wisata

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air, Antara Ketersediaan dan Konflik Kepentingan

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air, Antara Ketersediaan dan Konflik Kepentingan KONDISI SUMBER AIR DI DAERAH VULKAN : STUDI KASUS DI DAERAH KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH (Suharjo, Karyono, Munawar Cholil, Alif Noor Anna) I. Pendahuluan Konflik antar Negara karena masalah air telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Sampai saat ini Kota Semarang terdiri dari 177 kelurahan dan 16 kecamatan. Batas wilayah administratif Kota Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil dan pembahasan akan diuraikan hasil dan analisa dari penelitian mengenai zona rawan banjir di Sub DAS Dengkeng. Aspek-aspek yang dianalisa antara lain adalah jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau pelabuhan dalam bahasa Indonesia. Orang-orang Tuban setempat mengatakan bahwa boom dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tempat wisata, meliputi wisata alam, budaya hingga sejarah ada di Indonesia. Lokasi Indonesia yang berada di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten 1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten berdiri sejak tahun 1984 yang telah

Lebih terperinci

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI Disusun oleh : Lucky Indra Pradipta (07312244072) Agus Satmoko (07312244081) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSUTAS

Lebih terperinci