Penerapan gaya, Reizsa Yoga Setyawan, FIB UI, 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan gaya, Reizsa Yoga Setyawan, FIB UI, 2014"

Transkripsi

1 1

2 2

3 Penerapan Gaya Gotik Pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya Sebagai Sebuah Simbol Kristiani Reizsa Yoga Setyawan, R. Achmad Sunjayadi Program Studi Belanda, FIB UI Abstrak Gereja Katholik Kelahiran Santa Perawan Maria merupakan gereja tertua di Surabaya dan dibangun pada tahun Studi kasus dalam penelitian ini mengambil obyek Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan gaya gotik melalui perwujudan unsur-unsur visual pada gereja Katolik tertua di Surabaya tersebut. Artistik dan gaya gotik dari bangunan ini menjadi perpaduan arsitektur yang menarik dan unik. Bentuk jendela, pintu, dan atap melengkung adalah bagian dari corak gotik yang merupakan pengaruh dari masa kolonial Belanda. Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria juga menjadi bagian dari struktur gereja Katholik Roma yang memiliki banyak nilai-nilai sejarah. Kata Kunci: Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, gotik, gaya bangunan Abstract The Santa Perawan Maria Catholic church is the oldest church in Surabaya and built in year This research takes the Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Church as its study case. The research method used is the descriptive method. The aim of this research is to observe how gothic style is applied through the use of visual elements in this oldest catholic church in Surabaya An artistic and gothic style of this building form becomes of interesting and unique architecture. The form of the windows, doors and curved roof make up its entire Gothic form due to the influence of the Dutch colonial era. The Santa Perawan Maria Catholic Church is also part the Roman Catholic structure which has a huge amount of historical value. Key words: The Santa Perawan Maria Catholic church, gothic, building style 3

4 Pendahuluan Arsitektur merupakan suatu produk budaya dari peradaban manusia. Perkembangan arsitektur didasari oleh perkembangan kebudayaan manusia dalam arti yang luas, termasuk di dalamnya teknologi. Arsitektur dapat dipelajari dari kebudayaan manusia, yang diterjemahkan menjadi suatu artefak (arsitektur) dan juga sebaliknya. Melalui artefak arsitektur, dapat dipelajari kebudayaan manusia yang menciptakannya. Oleh sebab itu, arsitektur adalah produk budaya yang sarat akan makna. Salah satu objek arsitektur yang sarat akan makna adalah arsitektur rumah ibadah, yaitu: arsitektur masjid, gereja, klenteng, dan sebagainya. Rumah ibadah merupakan bentuk manifestasi rohani manusia dengantuhan yang diwujudkan secara fisik sesuai dengan ajaran agama tersebut. Objek arsitektur rumah ibadah menjadi sarat akan makna karena tidak hanya mengandung makna pragmatik/fungsional saja, tetapi juga mengandung makna-makna keagamaan yang dihasilkan suatu peradaban manusia selama ratusan bahkan ribuan tahun. Makna-makna ini tertuang baik dalam wujud arsitekturnya secara keseluruhan, maupun dalam unsur-unsur simbolik yang ada pada objek arsitekturnya. Unsur-unsur simbolik yang ada pada objek arsitektur rumah ibadah selain berperan dalam pembentukan suasana sakral pada bangunan ibadah, juga memberi karakter khusus yang menunjukkan hakikat, falsafah, dan aturan-aturan yang berlaku pada agama tersebut (Sumalyono, 2003: 202). Gereja Katolik merupakan persekutuan semua orang di seluruh dunia dengan Paus, sebagai pemimpinnya sekaligus persekutuan umat beriman di suatu daerah tertentu yang dipimpin oleh seorang uskup. Ciri gereja yang satu menuntut suatu communion dengan gereja Roma atau sekurang-kurangnya tidak terpisah dari padanya (Heuken, 1991: 341). Katolik merupakan agama yang terus berkembang dantersebar di seluruh dunia dengan gereja tertua di dunia. Pada tahun 1816, agama Katolik masuk ke Surabaya dan semakin bertambah penganutnya sehingga membutuhkan rumah ibadah yang khusus. Gereja Katolik pertama dibangun pertama kali pada tahun 1821di Jalan Merak. Beberapa tahun kemudian, karena adanya rencana pembuatan jalan tembus di Surabaya, maka gereja tersebut dibongkar dan dipindah ke Jalan Kepanjen (Handinoto, 1996). Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Kepanjen sebagai gereja tertua di Surabaya merupakan salah satu karya arsitek Belanda, bernama W. Westmaas sebelum konsili 4

5 Vatikan II ditetapkan. Hal itulah yang menjadi latar belakang penelitian ini yakni untuk mengetahui penerapan gaya gotik pada bangunan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria sebagai gereja tertua di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan tujuan menjelaskan bagaimana gaya gotik ditampilkan melalui elemen-elemen pembentuk fisik ruang pada bangunan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya sebagai sebuah simbol Kristiani. Gaya Bangunan Gereja Katolik Sebagai bangunan ibadat umat Kristiani, gereja mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Desain bangunan gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset sejarah. Di Indonesia, perkembangan umat Kristiani (khususnya Katholik) dibawa oleh pastur Belanda pada era kolonial juga masih membawa ciri Eropa khususnya penerapan gaya gotik. Secara umum gereja Katolik menawarkan kesan yang hening dan megah sebagai bentuk kekhusukan beribadah. Pandangan Katolik menjelaskan arti gereja adalah yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Gereja adalah satu, karena bersatu dalam iman, pembaptisan, perayaan Ekaristi dan pimpinan di seluruh dunia. Kesatuan ini bukan keseragaman yang dipaksakan atau tidak mengindahkan kebebasan wajar gereja-gereja partikular (keuskupan). Ciri gereja yang satu menuntut suatu communio dengan gereja Roma atau sekurang-kurangnya tidak terpisah dari padanya (ex-communicatio) (Heuken, 1991:345). Bentuk denah arsitektur Gereja Katolik Kolonial terlihat pada Gereja Katedral Jakarta atau Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga yang dibangun pada tahun 1826 (Tim Website KAJ: 2014). Menurut Windhu (1997: 13-23), sebuah gereja Katolik memiliki pembagian ruang dengan fasilitas-fasilitasnya. Denahnya berbentuk salib, simetris dengan nave atau ruang umat di tengah dan nave arcade atau ruang pada kiri dan kanan nave. Choir terletak di balkon belakang. Pada ruang peralihan (setelah masuk pintu utama pengunjung), di kanan dan kirinya terdapat tangga untuk naik balkon. Pada bagian dalam, selain kolom-kolom silindris dari arsitektur Romawi juga penuh hiasan yang sebagian besar berupa molding atau alur-alur terutama ke arah vertikal. Pada sisi kanan dan kiri terdapat masing-masing dua ruang pengakuan dosa, berbentuk bagian dari lingkaran. 5

6 Gambar 1.Gereja Katedral Jakarta (Sumber: Selain itu, pintu utama bergaya gotik berbentuk melengkung majemuk, runcing di atas dan kolom-kolom kecil silindris. Terdapat juga kolom yang membagi pintu menjadi dua dan di depan bagian atasnya diletakkan patung Maria. Di atas pintu utama terdapat jendela berbentuk lingkaran dengan elemen-elemen radial yang juga bagian dari arsitektur gotik. Pada bangunan gereja, terdapat dua buah menara tinggi di mana ujung atasnya masing-masing dihiasi oleh menara runcing penuh ornamen baja, merupakan modernisasi dari gotik karena menara ini biasanya dari konstruksi batu. Demikian pula dinding-dinding menara dihiasi dengan alur-alur, jendela gotik semuanya meruncing yang merupakan gaya bangunan gotik. Seperti karya arsitektur lainnya, kualitas fisik dari bangunan gereja mempengaruhi makna pengguna bangunan gereja tersebut. Simbol-simbol dapat dimunculkan dengan penciptaan elemen-elemen yang dapat menimbulkan suasana tertentu, dapat berupa bunyibunyian, pencahayaan ataupun penempatan simbol lain yang spesifik. Dengan kata lain simbol tersebut memberikan dan menafsirkan makna yang terkandung sebagai sebuah simbol Kristiani. 6

7 Sejarah dan Karakteristik Gaya Gotik Gaya gotik adalah gaya arsitektur yang digunakan selama abad pertengahan tengah dan akhir. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan oleh arsitektur Renaisans. Arsitektur gotik adalah kreasi para genius abad pertengahan. Sebagai gaya dalam seni, gaya gotik ini lebih baik jika dibandingkan dengan gaya-gaya lainnya. Arsitektur gotik awalnya berkembang di Perancis Tengah, terutama di sekitar Paris. Abad ke-13 merupakan puncak perkembangan arsitektur gotik. Selama masa pemerintahan Raja Louis IX ( ) muncul lah karya-karya besar seperti katedral-katedral di Reims, Amiens, Paris, Beauvais, dan Sainte Chappelle. Arsitektur ini tetap dianggap sebagai hasil dari semangat Kristiani karena Kristen merupakan agama yang merambah seluruh kawasan Eropa Barat (Budiono, 1997: 98). Gambar 2. Katedral Reims di Prancis yang bergaya gotik dan menjadi warisan dunia UNESCO (Sumber: Beberapa negara yang menjadi titik perkembangan arsitektur gotik adalah Perancis, Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Belgia, dan Belanda. Maksud titik di sini adalah yang paling menonjol dan ditemukan banyak bangunan bergaya gotik (Budiono, 1997: 104). 7

8 Menurut Yulianto dalam bukunya yang berjudul Arsitektur Klasik Eropa (2003), ciriciri bangunan gotik adalah 1 Ketinggian langit-langit yang jauh melebihi skala manusia, terutama pada gerejagereja dan katedral. 2. Bentuk busur yang meruncing, dikarenakan keinginan untuk menciptakan atap meruncing sebagai ciri arsitektur vernacular Eropa. Hal ini merupakan tuntutan musim dingin. 3. Pengembangan bentuk rib vaults bentuk kubah yang menyerupai rusuk. Salah satu pembeda arsitektur gotik dengan periode sebelumnya adalah sistem konstruksi kolom dan langit-langit tidak terpisah. Jadi antara kolom dan rusuk penyangga atap menyatu. Sebagai pengembangan dari struktur busur silang yang banyak digunakan pada periode sebelumnya, bentuk busur rusuk dapat dikatakan terinspirasi dari bentuk ranting pohon. Pada perkembangan selanjutnya, susunan rusuk yang terjadi malah menyerupai kipas. 4. Kolomnya berkembang menjadi kolom struktural dan non struktural. 5. Adanya jendela bunga dan bergambar. Jika diartikan secara arsitektural adalah sebuah pencahayaan, namun rose window menurut pengertian religi sebagai sebuah simbol firman Tuhan yang berarti memasukkan cahaya ke dalam hati jemaat sehingga dapat menerangi hati mereka yang gelap Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya Pada tahun 1816, agama Katolik masuk ke Surabaya dan semakin bertambah penganutnya sehingga membutuhkan rumah ibadah yang khusus. Gereja Katolik pertama dibangun pertama kali pada tahun 1821 di JalanMerak, tetapi sudah dibongkar dan dipindah di Jalan Kepanjen, sehingga Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria di Jalan Kepanjen ini menjadi gereja Katolik tertua di Surabaya. Menjadi gereja Katolik tertua di Surabaya membuat gereja tersebut tidak lepas dan berdiri sendiri tanpa mengikuti aturan yang telah ditetapkan pada gereja pusat di Roma (Disbudpar Jatim, 2011) Menurut Linus Lima dalam majalah Kristiani Harmoni (2009), pada tahun 1889, Pastor C.W.J. Wenneker membeli sebidang tanah di Tempelstraat (alamat gereja sekarang). Pada 14 Oktober 1896, dibuka Rapat Yayasan Dewan Gereja dan amal untuk pembangunan 8

9 gereja. Rapat pada tanggal 1 Oktober 1898, menunjuk W. Westmaas dari Semarang sebagai arsitek. Tanggal 4 April 1899 pemasangan patok persisnya gereja akan dibangun. Pilar yang dibutuhkan sebanyak 790 buah. Pilar tersebut dari kayu galam yang didatangkan dari Kalimantan. Peletakkan batu pertama dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 1899 oleh Pastor Van Santen SJ. Bahan kolom/pilarnya khusus didatangkan dari Eropa, demikian pula dengan bahan bangunan yang lain seperti tembok dari bata. Khusus untuk bangunan kayu menggunakan kayu jati sedangkan kap dan puncak menara menggunakan sirap dari kayu besi. Penggunaan gaya arsitektur harus beradaptasi dengan iklim lokal setempat sehingga bangunan yang dirancang dapat bertahan dengan berjalannya waktu dan terutama untuk pengguna atau pemakainya dapat merasa nyaman dalam menggunakan bangunan tersebut. Menurut Austensean Stanislaus dan Luther Betteng (2013: 39), bangunan Gotik sebenarnya memiliki stuktur dan konstruksi yang sama, contohnya arsitek Hindia Belanda, Ir.Charles Prosper Wolff Schoemaker ( ) berhasil mengintegrasikan bangunan Katedral Gotik ke dalam konteks lokal dan menggunakan kayu lokal dan konstruksi beton bukan bata sebagai bahan konstruksi bangunan Gotik. Pada langit-langit nave katedral yang berbentuk kubah bergaris merupakan sebuah konstruksi kayu yang menggantung di bawah konstruksi atap. Makna implementasi arsitektur ini berangkat dari iklim tropis. Iklim dapat disebut sebagai pengaruh utama dalam desain arsitektur tropis. Selain itu, aspek tropikalitas menjadi suatu aspek yang penting bagi beberapa arsitek kolonial yang sempat berkarya di Indonesia pada jaman kolonial dulu karena pemikiran tropis sejalan dengan kehidupan masyarakatnya yang cenderung bersifat adaptif, hidup dalam dunia oportunis (Austensean Stanislaus dan Luther Betteng (2013: 39). Hal inilah yang mendorong arsitek untuk mencari cara bagaimana mengadaptasikan bangunan bergaya Eropa di negaranya untuk dibangun di daerah tropis seperti di Indonesia. Hasilnya adalah detail-detail arsitektur yang khas hasil kolaborasi gaya arsitektur Eropa dan aspek tropikalitas daerah iklim tropis. Setelah tahap pembangunan selesai, gereja yang indah dan agung itu dipersembahkan kepada Santa Perawan Maria. Ukuran gereja adalah panjang as bagian dalam 47,60 meter, lebar gereja 30,70 meter, transep 12,70 meter, dari lantai sampai ujung gevel 17,40 meter. Linus Lima (2009) mengemukakan pada bulan November 1945 terjadi revolusi fisik yang menyebabkan gereja terbakar dan mengalami kerusakan. Bahkan panti imam dan bagian belakang gereja sudah menjadi puing-puing akibat kebakaran. Sekitar tahun 1950 Pastor P.A. Bastiaensen, CM. merenovasi gereja. Begitu juga menara tidak ada lagi. Pada bulan Oktober 1951 gereja mulai difungsikan lagi. Tahun 1960 Romo H.J.G. Veel, CM. melakukan renovasi 9

10 pada kaca-kaca jendela dengan hiasan indah yang diciptakan seorang seniman, yaitu Jaques Verheyen. Pada tahun 1996 menara gereja kembali direkontruksi setelah selama 46 tahun gereja tanpa menara. Ketinggian menara masing-masing 15 meter. Penerapan Gaya Gotik Pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya Sebagai Sebuah Simbol Kristiani Bentuk Dasar Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Gereja Katholik Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria membentuk tatanan berbentuk salib yang berdampak pada ekspresi bangunan dan maknanya. Gambar 3. Tampak bagian atas bangunan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya (Sumber: Gambar 4. Bentuk tatanan salib pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya (Sumber: dokumentasi penulis, 2013) 10

11 Bentuk salib dalam tatanan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria bukanlah hal baru dalam desain gereja. Bagi gereja-gereja tua/klasik, bentuk salib adalah bentuk yang paling umum. Salib merupakan simbol identitas Kristiani. Salib mengingatkan umat Kristiani tentang pengorbanan Kristus dan penyelamatan manusia. Kematian Kristus disalib adalah sebuah wujud nyata kasih dalam pengorbanan diri Kristus demi menyelamatkan manusia. Salib juga merupakan simbol kemenangan dari dosa. Karena peristiwa penyaliban Kristus, umat manusia diselamatkan dari dosa (menang dari dosa). Salib juga mengingatkan umat Kristiani untuk meninggalkan hidup keduniawian dan senantiasa berbalik kepada Tuhan. Menara Menara yang menjulang tinggi menjadi ciri khas bangunan gotik. Hal itulah yang terdapat pada gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Menara ini memiliki muatan simbolik sebagai suatu peringatan dan undangan bagi umat untuk datang beribadah. Selain itu, menara disimbolkan sebagai kedekatan antara Tuhan dengan umatnya. Gereja gotik umumnya memiliki dua menara lonceng di kanan dan kiri, namun ada pula yang memiliki satu atau tiga. Puncak menara ini seringkali dihiasi dengan atap yang meruncing yang disebut Spire. Gambar 5. Bangunan muka pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya (Sumber: dokumentasi penulis, 2014) 11

12 Gambar 6. Menara pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya (Sumber: Pintu Bentuk pintu gotik juga sangat khas. Seperti berlapis-lapis dan dari depan ke belakang semakin kecil, hal ini dimaksudkan untuk melindungi dari hujan atau semacam pelindung dari cuaca. Bagian sisi dan atasnya juga dihiasi dengan patung dan ukiran. Gambar 7. Bentuk berlapis-lapis bagian atas pintu utama Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria (Sumber: dokumentasi penulis, 2014) 12

13 Gambar 8. Pintu masuk utama Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria (Sumber: Bagian Dalam Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya Ciri khas bangunan gotik yang juga tak ada di jenis bangunan lain adalah bagian atap. Dari dalam gereja, bagian langit-langitnya tampak seperti disokong oleh beberapa rusuk melengkung yang bertemu pada satu titik di tengah. Inilah yang disebut Rib Vaults. Ciri khas ruang membentuk busur, kolom dan kuda-kudanya menjadi satu. Atap-atapnya membentuk kubah disertai pilar-pilar tinggi. Gambar 9. Bagian dalam Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2014) 13

14 Bagian dalam Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria terdiri dari Panti Imam, Panti Umat, paduan suara, Baptisterium, sakristi, ruang pengakuan dan balkon. Menurut Austensean Stanislaus dan Luther Betteng (2013: 41) gereja bergaya gotik biasanya mempunyai bentuk seperti salib. Bagian utama dari pintu masuk hingga ke ujung altar dinamakan nave dan bagian bangunan yang melintang melalui nave disebut transept. Sedangkan bagian bangunan altar dinamakan choir. Bangku-bangku disusun di nave, tergantung susunan bangkunya akan membentuk aisle. Aisle adalah jalur yang terbentuk dari susunan bangku tersebut. Umumnya terdapat satu atau dua aisle pada susunan bangku pada gereja. Pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria sendiri terdapat dua aisle, yaitu aisle utara dan aisle selatan. Jendela Kaca Patri Arsitektur Gotik mempengaruhi desain gereja Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Kaca-kaca jendela pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria tidak hanya memberikan unsur estetika, namun juga sebagai simbol terciptanya suasana sakral dalam ruang dalamnya. Stained glass secara nyata menggambarkan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang dalam. Aplikasi stained glass ini, selain sebagai ornamen estetika dan memiliki makna pragmatik sebagai pencipta suasana sakral, tetapi juga sebagai simbolisasi dari Kristus sebagai Penerang Dunia. Terdapat berbagai macam tanda pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria yang tersebar baik menempel pada perabot maupun pada jendela stained glass, yang semuanya memiliki makna khusus untuk membantu liturgi ibadah umat. Liturgi adalah perayaan misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Sang Imam Agung bersama Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus (Yovie, 2003). Liturgi dalam maknanya berarti pengudusan (yang dilaksanakan Allah) dan pemuliaan (yang dilakukan umat yang dikuduskan itu). Liturgi melambangkan ibadah Kristus sebagai Imam Agung dan mengamalkan tugas pertama dari tiga tugas pokok Kristus, yaitu sebagai Imam, Guru dan Raja. Tanda-tanda ini disimbolkan berupa lukisan tokoh-tokoh Alkitab pada jendela dan dinding, yang dimaksudkan untuk penghormatan umat kepada Allah melalui tokoh-tokoh seperti Yesus dan Maria. Pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, sebagian besar simbol terdapat pada Panti Umat, yaitu pada jendela (stained glass) dan perabot. Sedangkan tanda liturgi pada bagian dalam gereja paling banyak diterapkan pada jendela, perabot, dan dinding. Simbol pada jendela-jendela gereja berupa kaca berwarna (stained glass) dengan bentuk lengkungan 14

15 kubah menggambarkan simbol-simbol gerejawi atau suatu peristiwa dalam Alkitab, mengandung makna cita-cita lepas dari kehidupan fana. Cahaya dari jendela yang menembus masuk ke dalam ruang merupakan lambang Rahmat Tuhan yang menembus kefanaan hidup manusia untuk meneranginya dengan terang Ilahi (Mangunwijaya, 1995). Makna jendela stained glass di dalam gereja Kelahiran Santa Perawan Maria adalah sebagai berikut: 1. Jendela pada altar menggambarkan karya Injil yaitu mulai dari kelahiran Yesus, penyaliban dan kebangkitannya. 2. Stained glass kanan di atas pintu menggambarkan perjalanan Kristus sebagai pengajar dan gembala beserta murid-muridnya. 3. Rosewindow merupakan lambang Kristus pusat alam semesta alam. Gambar 10. Tiga Jendela pada Panti Imam (Sumber: kratonpedia.com) 15

16 Gambar 11. Kaca mozaik berwarna-warni yang menggambarkan perjalanan Kristus dan murid-muridnya (Sumber: kratonpedia.com) Gambar 12. Kaca mozaik di atas pintu utama.rosewindow (Sumber: kratonpedia.com) Jendela kaca bergambar dan berwarna memperlihatkan keindahan semu dunia yang penuh nafsu materi keduniawian dan kemunafikan. Keduanya menggunakan stained glass 16

17 yang secara nyata mengibaratkan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang dalam. Aplikasi stained glass ini, selain memiliki makna pragmatik sebagai pencipta suasana sakral, tetapi juga sebagai simbolisasi dari cerita Kristus yang mampu memaknai kehidupan. Selain itu, stained glass atau tata kaca dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang diibaratkan sebagai cahaya yang masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja. Cahaya yang menembus seperti lambang rahmat Tuhan yang menembus kefanaan hidup manusia. Simpulan Secara keseluruhan, Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria sebagai gereja tertua di Surabaya menerapkan gaya gotik pada perancangan interiornya, sehingga prinsip-prinsip yang ada pada liturgi tersebut dapat menjadi konsep dasar perancangan bangunan gereja. Arsitektur gotik diciptakan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan teknis bangunan, namun lebih sebagai karya seni yang dipengaruhi aspek filosofis dan religi yang berkembang pada masa itu. Filosofi gaya gotik pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya adalah vertikalisme, transparan dan hiasan. Garis vertikal mengungkapkan ciri zaman yang mengarah total dan dekat kepada Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa. Jendela kaca bergambar dan berwarna memperlihatkan keindahan semu dunia yang penuh nafsu materi keduniawian dan kemunafikan. Stained glass secara nyata mengibaratkan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan yang diibaratkan simbol firman Tuhan yang masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja. Selain sebagai unsur estetika, stained glas juga memiliki makna sakral religi sebagai simbol Tuhan sebagai penerang kehidupan. Daftar Referensi Budiono, MA. Endang. (1997). Sejarah Arsitektur. Jogjakarta: Kanisius. Disbudpar. (2011). Wisata Budaya Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria,Surabaya. Diakses 20 Juni 2014 dari budaya/271-cagar-budaya-gereja-katolik-kelahiran-santa-perawan maria.html. Eklesia, Gema. (2012). Sejarah Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Kepanjen, Surabaya. Diakses 20 Juni 2014 dari cagar-budaya-surabaya/. Handinoto. (1996). Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya Yogyakarta: Andi Offset. Heuken S.J., Adolf. (1991). Ensiklopedia Gereja Jilid A-G. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. 17

18 Lima, Linus. (2009). Gereja Maria Geboorte, Cagar Budaya Surabaya. Majalah Keluarga Muda Kristiani Harmoni. Surabaya: PT. Tirta Sarana Sukses. Mangunwijaya,Y. B. (1995). Wastu Citra Arsitektur. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Stanislaus, Austensean dan Luther Betteng. (2013). Implementasi Atsitektur Gotik Pada Bangunan Di Daerah Tropis Lemba. Jurnal Ilmiah Vol 10 Prodi Arsitektur Universitas Sam Ratulangi: Media Matrasain. Sumalyo, Yulianto Arsitektur Klasik Eropa. Jakarta: GMUP. Tim Website KAJ. (2014). Sejarah Katedral Jakarta. Diakses 6 Agustus 2014 dari Windhu, I. Marsana Mengenal Ruangan, Perlengkapan dan Petugas Liturgi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sumber Gambar diunduh 20 Juni diunduh 20 Juni diunduh 20 Juni diunduh 20 Juni diunduh 20 Juni diunduh 20 Juni

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC SEJARAH ARSITEKTUR KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Salah satu hal yang paling penting bagi sebuah agama adalah tempat ibadah. Dan tempat ibadah tersebut dapat berupa gedung ataupun bangunan yang lain. Sebuah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Kesimpulan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya (pada bab 1) sehingga akan didapatkan pemahaman mengenai konsep ruang

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal sebagai periode

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG Cyndhy Aisya T 1, Antariksa 2 dan Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB Il TINJAUAN UMUM. : 6,5 dari tepi jalan alam sentosa di hadapan tapak. : Gereja dan Hunian terdiri dari Imam lanjut usia,

BAB Il TINJAUAN UMUM. : 6,5 dari tepi jalan alam sentosa di hadapan tapak. : Gereja dan Hunian terdiri dari Imam lanjut usia, BAB Il TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Lokasi : Sentul City (Bogor) Site : Jalan Alam Sentosa, Kav. C12 Tema : Arsitektur Simbolik Pemilik / Pendanaan : Swasta Sifat Proyek : Fiktif Luas Lahan

Lebih terperinci

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi

Lebih terperinci

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM Sejarah Singkat Byzantium Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi,

Lebih terperinci

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance SEJARAH RENAISSANCE Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan Atau masa kelahiran, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013 DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH...iii DAFTAR ISI...iv ABSTRAK / ABSTRACT...v 1. PENDAHULUAN...1 2. NEO-GOTIK...2 3. GEREJA

Lebih terperinci

PENGARUH LITURGI GEREJA KATOLIK ROMA PADA INTERIOR GEREJA KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA

PENGARUH LITURGI GEREJA KATOLIK ROMA PADA INTERIOR GEREJA KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA PENGARUH LITURGI GEREJA KATOLIK ROMA PADA INTERIOR GEREJA KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA Ella Veronica Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya ABSTRAK Gereja

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan BAB I Pendahuluan A. Latar belakang permasalahan Manusia membutuhkan sarana untuk mengungkapkan setiap pengalaman yang dia rasakan dan dia alami, yang di dalamnya manusia bisa berbagi dengan manusia yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRACTION... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Gagasan Rumusan Masalah 4

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRACTION... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Gagasan Rumusan Masalah 4 ABSTRAKSI Gereja adalah salah satu objek arsitektur rumah ibadah yang memiliki banyak makna, tidak hanya makna pragmatic atau fungsional, namun mengandung makna-makna keagamaan, yang di ciptakan peradaban

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI.. vi DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR DIAGRAM. xiv

DAFTAR ISI. ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI.. vi DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR DIAGRAM. xiv ABSTRAK Gereja Katedral Jakarta merupakan gereja Katolik yang menjadi pusat keuskupan se-jakarta. Letaknya yang berseberangan dengan Masjid Agung menunjukkan bahwa negara Indonesia yang memiliki keragaman

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam

Lebih terperinci

ARSITEKTUR BYZANTIUM

ARSITEKTUR BYZANTIUM ARSITEKTUR BYZANTIUM Seni bangunan ini kemudian disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD) PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD) Lina Mardiani 1, Antariksa 2, Abraham M. Ridjal 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Ide Gagasan... 4

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Ide Gagasan... 4 ABSTRACT This design report is about designing or redesigning St.Maria Cathedral Catholic Church in Palembang, South Sumatra with the design theme is "Mary". The "Mary" theme was based by St.Mary figure

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang sudah dilakukan adalah gereja memiliki dua kebutuhan utama dalam hal akustik, yaitu musik dan speech. Kedua aktivitas

Lebih terperinci

PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI

PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI Putu Lirishati Soethama 0890161027 SCHOOL OF POSTGRADUATE STUDIES TRANSLATION PROGRAM UNIVERSITY OF UDAYANA 2015 1 1. Latar Belakang Bangunan megah,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gaya bangunan..., Cheviano Eduardo Alputila, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gaya bangunan..., Cheviano Eduardo Alputila, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolonisasi di Indonesia, khususnya yang dilakukan oleh orang Belanda, menghasilkan banyak sekali tinggalan berupa bangunan yang bergaya kolonial. Selain kantor dagang

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai dua aspek kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi oleh setiap pribadinya, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di

Lebih terperinci

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik 2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN GEREJA WANGON KABUPATEN BANYUMAS. Oleh: C. Dwi Istiningsih. Abstraksi

KONSEP PERANCANGAN GEREJA WANGON KABUPATEN BANYUMAS. Oleh: C. Dwi Istiningsih. Abstraksi KONSEP PERANCANGAN GEREJA WANGON KABUPATEN BANYUMAS Oleh: C. Dwi Istiningsih Abstraksi Umat Katolik Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas adalah komunitas manusia dinamis yang sedang tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI AR 3232 - Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE Nama / NIM : Teresa Zefanya / 152 13 035 DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI Sebuah bidang yang diangkat dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi

Lebih terperinci

1. Serambi dan Badan Gereja Badan gereja merupakan tempat dimana umat Gereja mengikuti Misa dan kegiatan yang berhubungan dengan acara di Gereja St. M

1. Serambi dan Badan Gereja Badan gereja merupakan tempat dimana umat Gereja mengikuti Misa dan kegiatan yang berhubungan dengan acara di Gereja St. M BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin ditampilkan pada Gereja St. Maria Emaculata adalah ruangan dengan sentuhan kesan modern cultural, dimana ruangan berkesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

ABSTRAK REDESAIN GEREJA SIDANG KRISTUS SUKABUMI

ABSTRAK REDESAIN GEREJA SIDANG KRISTUS SUKABUMI ABSTRAK REDESAIN GEREJA SIDANG KRISTUS SUKABUMI Dalam kehidupan manusia menciptakan kehidupan yang seimbang, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan sang pencipta. Setiap masing-masing agama memiliki

Lebih terperinci

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 Gaya Desain pada Elemen Pembentuk Ruang dan Elemen Transisi Interior Gereja Santo Antonius Purbayan Surakarta Devi Yosin Tjia, dan Andereas Pandu Setiawan Program

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO Ramadhani Puspa Pratami Putri¹, Antariksa², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pada proyek ini, gereja yang akan mengadaptasi budaya lokal adalah Gereja St. Maria Emaculata di Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yan

Pada proyek ini, gereja yang akan mengadaptasi budaya lokal adalah Gereja St. Maria Emaculata di Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Gereja merupakan salah satu tempat ibadah yang memiliki nilai-nilai religi yang tinggi dan memiliki standarisasi berdasarkan GIRM (General Instruction

Lebih terperinci

GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL

GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting

Lebih terperinci

BAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN

BAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN 10 BAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN 2.1. Lokasi Gereja Kristen Indonesia di Kota Medan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Medan, Sumatra Utara, yang dulu bernama Gereja Gereformeerd Medan

Lebih terperinci

GBI Keluarga Allah Yogyakarta

GBI Keluarga Allah Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang dianugrahi kelebihan-kelebihan yang luar biasa dibandingkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. BAB VI HASIL PERANCANGAN Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini berlandaskan pada konsep simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. Nilai-nilai Islam yang terkandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Vitruvius di dalam bukunya Ten Books of Architecture, arsitektur merupakan gabungan dari ketiga aspek ini: firmity (kekuatan, atau bisa dianggap sebagai struktur), venustas (keindahan

Lebih terperinci

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

dilatarbelakangi oleh bertambahnya di kawasan BSD dan sekitarnya, sehingga dibutuhkan sebuah bangunan gereja yang dapat mengakomodasi kegiatan Gereja

dilatarbelakangi oleh bertambahnya di kawasan BSD dan sekitarnya, sehingga dibutuhkan sebuah bangunan gereja yang dapat mengakomodasi kegiatan Gereja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah tempat ibadah bagi umat Kristiani. Dalam penyebarannya, gereja Katolik selalu mengikuti penyebaran agama Katolik di suatu daerah. Pada awalnya, agama

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HIEROPHANY DALAM RITUAL PERJAMUAN KUDUS DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) DAN GEREJA HATI KUDUS YESUS DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HIEROPHANY DALAM RITUAL PERJAMUAN KUDUS DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) DAN GEREJA HATI KUDUS YESUS DI SURABAYA BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HIEROPHANY DALAM RITUAL PERJAMUAN KUDUS DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) DAN GEREJA HATI KUDUS YESUS DI SURABAYA A. Pendahuluan Dalam suatu ritual keagamaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar-mengajar merupakan bagian dari proses pendidikan yang berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis

1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis RUANG SAKRA Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti Dasar Biblis 1 Kitab Nabi Yehezkiel 40:48 47:12 Bait Suci yang Baru Yesus Menyucikan Bait Allah RumahKu adalah Rumah Doa

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK V.1 Konsep dasar VI.1 Konsep Ruang pada Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Tata Ruang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral

Lebih terperinci

KAJIAN PERWUJUDAN NIRMANA INTERIOR GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIK

KAJIAN PERWUJUDAN NIRMANA INTERIOR GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIK KAJIAN PERWUJUDAN NIRMANA INTERIOR GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIK Sriti Mayang Sari, Sandy Ardina Fransisca Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih khusus akan ditinjau adalah sejumlah bangunan peribadatan dari Gereja. maupun relokasi (pembangunan bangunan baru).

BAB I PENDAHULUAN. lebih khusus akan ditinjau adalah sejumlah bangunan peribadatan dari Gereja. maupun relokasi (pembangunan bangunan baru). BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kondisi pasca gempa yang pernah terjadi di Yogyakarta 27 Mei 2006 lalu masih dapat dirasakan dampaknya oleh sejumlah pihak hingga saat ini terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan kompleks Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran di Kabupaten Bantul, DIY adalah sebagai

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur

Lebih terperinci

Keberlanjutan Arsitektur Kolonial Bangunan Gereja Di Malang Sebagai Pembentuk Landmark Kawasan

Keberlanjutan Arsitektur Kolonial Bangunan Gereja Di Malang Sebagai Pembentuk Landmark Kawasan Keberlanjutan Arsitektur Kolonial Bangunan Gereja Di Malang Sebagai Pembentuk Landmark Kawasan Nur Fauziah 1 1) Staf Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Muhammadiyah Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

Kebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama?

Kebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama? Kebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama? Paskah Easter hari Minggu adalah puncak dari tahun religius bagi banyak orang. Banyak tradisi yang disukai yang terkait dengan hari raya ini. Paskah Easter

Lebih terperinci

UKDW PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk rohani. Kata rohani berasal dari kata Ibrani ruah, yang berarti nafas. 1 Doa adalah nafas hidup. Ini menunjukkan bahwa di dalam kehidupan

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Wilayah Semarang dan sekitarnya merupakan salah satu pusat perkembangan Agama Katolik ditandai sejak tahun 1808 berawal dari Gereja Paroki pertama di Semarang yakni

Lebih terperinci

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia pertama kali ditandai dengan kedatangan bangsa Portugis pada abad 16 M kemudian diteruskan dengan kedatangan bangsa Belanda yang

Lebih terperinci

RELASI MAKNA-BENTUK INKULTURASI ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK DENGAN ARSITEKTUR JAWA DALAM TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERSEPTUAL

RELASI MAKNA-BENTUK INKULTURASI ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK DENGAN ARSITEKTUR JAWA DALAM TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERSEPTUAL RELASI MAKNA-BENTUK INKULTURASI DENGAN ARSITEKTUR JAWA DALAM TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERSEPTUAL OBJEK STUDI : GEREJA HATI KUDUS YESUS-GANJURAN- BANTUL, YOGYAKARTA Joyce M.Laurens Latar belakang Perkembangan

Lebih terperinci

KAJIAN SEMIOTIKA PADA INTERIOR GEREJA SANTO YAKOBUS SURABAYA

KAJIAN SEMIOTIKA PADA INTERIOR GEREJA SANTO YAKOBUS SURABAYA KAJIAN SEMIOTIKA PADA INTERIOR GEREJA SANTO YAKOBUS SURABAYA Rezca Navtalia Sutiono Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra - Surabaya Sumartono Program Studi Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #008 / 2015

Architecture. Home Diary #008 / 2015 Architecture 82 A View of White Teks : Widya Prawira Foto : Bambang Purwanto Sejurus mata memandang, palette putih mendominasi dalam kesederhanaan desain yang elegan, warm dan mewah. K lasik adalah abadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

BAB I PENDAHULUAN. Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti tradisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III mengatakan Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan peribadatan kepada Tuhan yang

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS Dalam bagian ini akan mengemukakan pengaruh perubahan penggunaan cawan menjadi sloki dalam Perjamuan Kudus dalam kehidupan jemaat masa modern dengan melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat menghargai adanya perbedaan, bukan hanya perbedaan pada suku, ras atau kebangsaan melainkan perbedaan dalam

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, maka manusia harus dapat membangun hubungan antara manusia dengan

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Karakter Visual Fasade Bangunan Kolonial Belanda Rumah Dinas Bakorwil Kota Madiun (Pipiet Gayatri Sukarno, Antariksa, Noviani Suryasari) KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1 Alasan Pemilihan Tema Rencana pengembangan suatu bangunan atau suatu site, tentu tidak akan dengan begitu saja merubah secara keseluruhan baik fisik bangunan atau keadaan

Lebih terperinci

SIMBOLISASI PADA RANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK SANTO PETRUS DAN GEREJA KATOLIK SANTA PERAWAN MARIA TUJUH KEDUKAAN DI KOTA BANDUNG

SIMBOLISASI PADA RANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK SANTO PETRUS DAN GEREJA KATOLIK SANTA PERAWAN MARIA TUJUH KEDUKAAN DI KOTA BANDUNG SIMBOLISASI PADA RANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK SANTO PETRUS DAN GEREJA KATOLIK SANTA PERAWAN MARIA TUJUH KEDUKAAN DI KOTA BANDUNG Meielisa Chrisylla Magister Arsitektur, Program Pascasarjana, Universitas

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Keseimbangan hidup manusia adalah adanya keseimbangan segi jasmani dan rohani. Kehidupan jasmani terpenuhi dengan segala hal yang bersifat duniawi sedangkan

Lebih terperinci

A.M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul Penghayatan Agama: Yang Otentik & dengan Tuhan baik secara perorangan maupun secara bersama sebagai umat.

A.M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul Penghayatan Agama: Yang Otentik & dengan Tuhan baik secara perorangan maupun secara bersama sebagai umat. BAB SATU PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek A.M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul Penghayatan Agama: Yang Otentik & Tidak Otentik (1993) menyatakan bahwa Agama merupakan perwujudan hubungan

Lebih terperinci