DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013"

Transkripsi

1

2

3

4

5 DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH...iii DAFTAR ISI...iv ABSTRAK / ABSTRACT...v 1. PENDAHULUAN NEO-GOTIK GEREJA KATEDRAL JAKARTA.., CIRI NEO-GOTIK PADA ARSITEKTUR GEREJA KATEDRAL JAKARTA SIMPULAN...12 DAFTAR PUSTAKA...13 iv

6 Ciri Neo-Gotik Pada Arsitektur Gereja Katedral Jakarta Anyari Indah Lestari Zahroh Nuriah Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI), Depok 16424, Indonesia Abstrak Artikel ini memaparkan ciri-ciri gaya Neo-Gotik yang diaplikasikan pada Gereja Katedral Jakarta. Gaya arsitektur Neo-Gotik dibawa ke Indonesia pada masa kolonial Belanda. Informasi mengenai gaya gereja diperoleh melalui komponen-komponen arsitektural dan ornamental yang terdapat pada bangunan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan penerapan teori Neo-Gotik dari Nicola Coldstream. Hasil penelitan berupa paparan ciri khas gaya arsitektur Neo-gotik pada Gereja Katedral Jakarta tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamental bangunan tersebut seperti penggunaan material beton, kayu dan konstruksi baja. Kata kunci: Arsitektur Eropa; Arsitektur Kolonial Belanda; Gereja Katedral Jakarta; Neo- Gotik; Neo-Klasik The Characteristics of Neo-Ghotic in the Architecture of Cathedral Church in Jakarta Abstract This article describes the characteristics of Neo-Gothic of Cathedral Church in Jakarta. Neo- Gothic style was brought to Indonesia on the Dutch colonial period. The informations about the church s style will be obtained through the architectural components and ornamental components of the building. The method used in this article is a descriptive method by applicating the theory of Neo-Gothic style by Nicola Coldstream. Research results present the typical Neo-Gothic architectural style of the Cathedral that can be seen from the architectural components and ornamental components of the building such as the use of concrete materials, wood, and steel construction. Keywords: Cathedral Church Jakarta; Dutch Colonial Architecture; European Architectur; Neo-Gothic; Neo-Classical v

7 Ciri Neo-Gotik Pada Arsitektur Gereja Katedral Jakarta 1. PENDAHULUAN Kolonialisasi Belanda di Indonesia membawa banyak pengaruh bagi perkembangan bangsa ini. Dalam bukunya yang berjudul Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia (1993), Yulianto Sumalyo mengungkapkan bahwa selama masa pejajahan Belanda, Indonesia mengalami pengaruh Occidental (barat) dalam berbagai aspek yang ikut terpengaruh adalah arsitektur. Pengaruh tersebut dapat dilihat melalui bentuk kota dan bangunan-bangunan yang ada (Sumalyo, 1993 :1). Bangsa Belanda merasa berkepentingan untuk membuat bangunanbangunan sebagai fasilitas penunjang kegiatan mereka selama di Indonesia. Pada masa bangsa Belanda mulai menguasai Indonesia, tentu mereka juga memiliki keinginan untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinan mereka, sehingga dibangunlah gereja-gereja sebagai fasilitas tempat ibadah mereka, juga bagi masyarakat pribumi yang mempunyai keyakinan yang sama, salah satunya Gereja Katedral Jakarta. Kolonialisasi yang dilakukan oleh bangsa Belanda di Indonesia berlangsung dalam rentang waktu yang lama sehingga menghasilkan banyak bangunan bergaya arsitektur Eropa. Tren Gaya Bagunan yang terjadi di Eropa juga terbawa ke daerah jajahan seperti Indonesia, walaupun tidak sama persis seperti yang ada di Eropa. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki iklim yang jauh berbeda dengan iklim negara Belanda. Gereja Katedral Jakarta merupakan satu dari bangunan-bangunan yang dibangun pada masa kolonial. Pengaruh gaya arsitektur Eropa jelas terlihat pada bangunan ini. Dalam artikel ini akan dipaparkan gaya arsitektur Neo-Gotik yang mempengaruhi Gereja Katedral tersebut. Data mengenai gaya gereja diperoleh melalui komponen-komponen arsitektural 1 dan 1 Komponen arsitektural adalah komponen bangunan yang cara pengerjaannya dilakukan bersamaan dengan pengerjaan bangunan secara keseluruhan, berupa komponen bangunan yang secara teknis merupakan struktur yang menerima beban konstruksi tertentu atau konstruksi bangunan secara keseluruhan. Dapat juga berupa komponen bangunan yang menjadi faktor terbentuknya bangunan (Alputila, 2009 ; 12) 1

8 ornamental 2 yang terdapat pada bangunan zaman kolonial tersebut. Artikel ini memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa bangunan-bangunan di Indonesia banyak ditulari oleh bangsa Belanda. Dengan begitu dapat dipelajari bentuk dan ciri-ciri arsitektur yang diaplikasikan pada bangunan di Indonesia, contohnya ciri gaya Neo-Gotik pada bangunan Gereja Katedral Jakarta ini. Penelitian terhadap bangunan Gereja Katedral Jakarta dilakukan secara deskriptif dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara jelas tentang gaya yang digunakan pada Gereja Katedral Jakarta. Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas untuk memberikan sebuah gambaran secara mendetil tentang latar belakang, sifat-sifat dan karakter yang khas dari kasus (Moh. Nazir, 1988:66). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Neo-Gotik dari Nicola Coldstream. Pengumpulan data dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu dengan observasi bangunan secara langsung, pendokumentasian, serta studi literatur, antara lain, buku dan jurnal, serta artikel yang terdapat di beberapa situs internet. Tahap selanjutnya mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh. Terakhir ditarik kesimpulan dari penelitian ini. 2. NEO-GOTIK Perkembangan arsitektur bangunan di dunia selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Klasikisme adalah aliran pemikiran yang muncul di Eropa dan memberi pengaruh kuat kepada kebudayaan abad ke-17 dan ke-18 secara keseluruhan. Arsitektur klasik di Eropa muncul dan berkembang dari sekitar 3000 SM (jaman Yunani) sampai abad ke-17 dan ke-18. Pengulangan gaya arsitektur yang dimulai pada abad ke-18 di Eropa menandakan bahwa arsitektur Klasik masih diminati dan dianggap sebagai karya yang bermutu tinggi. Neo-Gotik mulai muncul dalam Neo-Stijlen atau disebut juga arsitektur Neo-Klasik yang berkembang antara abad ke-18 dan ke-19 hingga sekarang. Arsitektur Neo-Klasik merupakan pengulangan bentuk arsitektur Klasik (Arsitektur Yunani, Romawi, Kristen Awal, Bisantin, 2 Komponen ornamental adalah komponen bangunan yang secara teknik pengerjaannya dapat dilakukan setelah pengerjaan bangunan secara keseluruhan selesai dikerjakan. Komponen ornamental ini terutama berupa hiasanhiasan (seni dekoratif) pada bangunan (Alputila, 2009 ; 12). 2

9 Carolingian dan Romanes, Gotik, Reinaisans, Barok dan Rokoko) secara sebagian atau utuh. Pengulangan bentuk Klasik yang terjadi pada zaman sesudahnya ini membuktikan bahwa bangunan dengan gaya seperti itu diapresiasi dengan baik oleh masyarakat pada zaman arsitektur ini dibangun (Alputila, 2009 ; 10). Neo-Gotik atau juga dikenal Gothic Revival atau Victorian Gothic mulai berkembang di Inggris pada tahun Gaya ini diterapkan hampir di seluruh bangunan peribadatan (gereja), kastil, istana, dan bangunan-bangunan yang dihuni oleh pemerintahan ataupun kaum bangsawan di beberapa negara Eropa. Gaya arsitektur abad pertengahan lebih mementingkan konstruksi bangunan dari pada segi estetika (Nicola Coldstream: 2002 : 27). Di Belanda, Neo-Gotik pertama kali diperkenalkan ketika raja Willem II memberikan perintah membangun balai kota di Tilburg. Gaya arsitektur yang digunakan mencontoh dekorasi bangunan Inggris bergaya Neo-Gotik di Oxford. Ciri khas arsitektur bangunan Neo- Gotik tentunya tidak terlepas dari gaya lamanya, Gotik. Di Belanda arsitektur Neo-Gotik banyak diaplikasikan pada bangunan-bangunan yang memiliki fungsi yang berguna untuk masyarakat umum. Bangunan dengan gaya Neo-Gotik yang paling mencolok ialah gereja (Architectenweb: ). Tokoh yang terkenal dengan gaya arsitektur Neo-Gotik di Belanda adalah Pierre Cuypers. Ia adalah seorang yang bertanggung jawab atas banyak gereja Neo-Gotik di Belanda. Meskipun terkadang ia memasukkan unsur kontemporer pada karyanya, tetap saja sebagian besar bangunan tersebut berada pada garis arsitektur Neo-Gotik (Architectenweb: ). Neo-Gotik adalah gaya arsitektur berupa gaya Gotik yang berkembang ke arah lebih modern. Pada arsitektur gaya Gotik yang asli, langit-langit bangunan dibuat dari batu alam dan merupakan kesatuan konstruksi sebagai penyangga atap. Gereja Gotik abad pertengahan hampir seluruhnya dibuat dari batu alam, maka ciri khasnya adalah lengkungan yang bertemu melancip ke atas dan memberikan ekspresi ke atas yang sangat sesuai dengan bangunan ibadah (Nicola Coldstream : 2002 : 35,55). Menurut buku A History of Interior Design oleh John Pile (2003), karakter umum dari gaya Gotik adalah : 1. Hampir semua bangunan gaya Gotik menggunakan material batu alam sebagai bahan pembangunannya. 3

10 2. Bangunan dengan gaya Gotik banyak yang menggunakan patung orang suci dalam jumlah yang besar. Penggunaan flying buttresses (penopang tiang yang melayang) juga merupakan ciri khas dari gaya Gotik. 3. Ornamen dekoratif pada gaya gotik memiliki detil yang sangat rumit. Dalam bukunya yang berjudul Medieval Architecture, Nicola Coldstream (2002) menjelaskan karakter umum gaya Neo-Gotik : 1. Gaya Neo-Gotik merupakan pengulangan dari gaya Gotik yang mengalami penyederhanaan karena tumbuh pada saat modernisasi. 2. Pada bangunan bergaya Neo-Gotik, ornamen pada dinding yang rumit digantikan dengan permainan molding (ornamen hias) yang lebih sederhana. 3. Dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi bahan dasar batu alam yang digunakan pada bangunan bergaya Gotik digantikan dengan material beton, kayu, dan konstruksi baja yang memungkinkan bentuk bangunan menjadi lebih ramping, dan dengan demikian penggunaan flying buttresses (penopang tiang yang melayang) dihilangkan. Bangunan bergaya Neo-Gotik menekankan vertikalitas dan ketinggian bangunan dengan jendela kaca yang sangat besar tersebut memiliki fungsi agar cahaya lebih banyak masuk ke dalam bangunan. Jendela-jendela tersebut bersudut lengkung patah (pointed arch) dan sangat dekoratif. Ornamen yang digunakan pada bangunan bergaya Neo-Gotik berupa permainan molding (ornamen hias) yang lebih sederhana dibandingkan dengan yang bergaya Gotik. Diantaranya Gargoyle, yaitu ornamen ukir makhluk imajiner dari batu atau kayu yang merepresentasikan sosok manusia atau binatang. Selain itu, pada pangkal pilar ada pula ornamen berbentuk tumbuhan atau dedaunan yang disebut Foliage sculpture. Material yang digunakan dalam gaya Neo-Gotik menggunakan material beton, kayu dan konstruksi baja yang memungkinkan bentuk bangunan menjadi lebih ramping. Penggunaan material ini bukan hanya pada bangunan namun juga ornamen-ornamen bangunan. 4

11 3. GEREJA KATEDRAL JAKARTA Gereja Katedral Jakarta atau yang bernama resmi Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga (De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming) adalah salah satu tempat peribadatan umat beragama Katholik yang terletak di Jakarta. Bangunan Gereja Katedral yang megah dan berdiri kokoh ini mulai didirikan pada tahun 1891 untuk menggantikan bangunan gereja lama yang runtuh pada tanggal 9 April Gereja ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta (R. Kurris, S.J., 1992 : 130). Pastor Antonius Dijkmans seorang ahli bangunan yang pernah berguru kepada Violetle-Duc dari Perancis dan dan juga kepada Cuypers dari Belanda, menjadi Orang yang ditunjuk dan dipercaya untuk menjadi perencana dan arsitek pembangunan gereja ini (Katedral Jakarta Website, 2006). Gereja katedral yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun dan bercorak arsitektur Neo- Gotik ini bentuk dasarnya merupakan salib sepanjang 60 meter, lebar bagian utama 10 meter ditambah 5 meter di setiap sisinya. Gereja ini berukuran cukup besar dengan bangku-bangku cukup kokoh dan ketinggian ruang yang sangat mengagumkan. Ketinggian pada bagian tengah langit-langit gereja ini mencapai 17 meter yang dimahkotai oleh sebuah menara kecil yang puncaknya mencapai 45 meter, sedangkan dua menara besi di sisi kanan dan kiri pintu utama mencapai 60 meter (Gambar 1). Ruang altar menempati bagian atas batang salibnya (R. Kurris, S.J., 1992 : 130). GAMBAR 1 : Gereja Katedral merupakan jenis gereja salib (Trimble 3D Warehouse : 2013). 5

12 Pintu utama pada Gereja Katedral Jakarta ini mengikuti gaya dasar Gotik karena dijadikan titik pusat perhatian pada sisi depan gereja tersebut dengan adanya hiasan dan ornamen yang bernilai seni tinggi (Gambar 2). GAMBAR 2 : Pada Pintu utama Gereja Katedral Jakarta. (Dokumen Pribadi) 4. CIRI NEO-GOTIK PADA ARSITEKTUR GEREJA KATEDRAL JAKARTA. Dalam buku Handinoto (1996) yang berjudul Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya ( ), Hellen Jessup menjelaskan bahwa pada tahun 1800-an sampai tahun 1902 bangunan yang ada di Indonesia dibangun dengan arsitektur Neo- Klasik. Hal ini bertujuan untuk menonjolkan status orang Belanda sebagai penguasa pada saat itu. Gereja Katedral Jakarta mulai dibangun pada tahun Jika dimasukan dalam pembabakan gaya yang diajukan Hellen Jessup, maka gaya arsitektur Gereja Katedral Jakarta mengacu pada periode Dengan begitu gaya arsitektur yang melatari Gereja Katedral Jakarta sedikit banyak mengikuti gaya arsitektur yang secara keseluruhan sedang berkembang di Indonesia yaitu Neo-Klasik, termasuk Neo-Gotik sebagai salah satu cabangnya. 6

13 Ciri-ciri Neo-Gotik pada komponen bangunan Gereja Katedral di Jakarta pertama dapat dilihat dari bentuk menara. Menara yang dalam arsitektur asli Gotik dibuat dari susunan batu alam secara filigran (rajutan halus), pada Gereja Katedral sudah diganti dengan baja (Gambar 3). Di Eropa digunakan konstruksi baja dengan hiasan seolah-olah berupa pahatan batu. Gaya ini merupakan pengaruh guru besar arsitek Violet le Duc, yang memiliki banyak pengikut, termasuk Dijkmans. Di Belanda, Cuypers juga menerapkan arsitektur Neo-Gotik ini pada bangunan-bangunan di Belanda (Han Awal, 2001). GAMBAR 3 : Menara Gereja Katedral sudah diganti dengan bahan modern, yaitu baja. (Dokumen Pribadi) Ciri yang kedua adalah ciri hiasan lengkung menyudut atau pointed architecture yang berbentuk ramping, meninggi, dan berujung lengkung menyudut. Penggunaan pointed architecture ini terlihat dari bentuk ambang pintu utama, pintu sayap kanan dan kiri, jendela, hiasan pada langit-langit, pagar, tiang, dan kaca patri (Gambar 4). GAMBAR 4 : Bentuk pointed architecture pada ambang pintu utama, pintu sayap kanan dan kiri, jendela, hiasan pada langit-langit, pagar, tiang, dan kaca patri. (Dokumen Pribadi) 7

14 Ciri ketiga dapat dilihat dari penggunaan jendela bundar pada dinding di atas pintu masuk utama yang berbentuk bunga mawar dan terbuat dari kaca mosaik yang berwarnawarni. Jendela ini bernama Rozeta (Gambar 5). Selain itu juga dapat dilihat dari penggunaan jendela-jendela besar dengan kaca mosaik warna-warni dari bahan stained glass atau kaca timah yang terdapat pada sekitar altar (Gambar 6). GAMBAR 5 : Jendela bundar pada dinding di atas pintu masuk utama yang berbentuk bunga mawar dan terbuat dari kaca mosaik yang berwarna-warni. (Dokumen Pribadi) GAMBAR 6 : Penggunaan jendela-jendela besar dengan kaca mosaik warna-warni dari bahan kaca timah (stained glass) yang terdapat pada sekitar altar. (Dokumen Pribadi) 8

15 Ciri keempat terlihat dari adanya jendela-jendela kecil memanjang yang diletakan berhimpitan dalam satu lengkungan kusen seperti yang terdapat pada sisi kanan dan kiri pintu masuk utama gereja, juga jendela di sisi kanan dan kiri gereja yang diberi hiasan dan ukiran (Gambar 7). GAMBAR 7 : Jendela-jendela kecil memanjang yang diletakan berhimpitan dalam satu lengkungan kusen yang diberi hiasan dan ukiran. (Dokumen Pribadi) 9

16 Ciri kelima ialah penggunaan hiasan yang berbentuk mata tombak yang terdapat pada sudut teratas sisi kiri dan kanan bangunan gereja (Gambar 8). GAMBAR 8 : Mata tombak yang terdapat pada sudut teratas pada sisi kiri dan kanan bangunan gereja. (Dokumen Pribadi) Ciri-ciri Neo-Gotik juga tergambar dari material bangunan Gereja Katedral Jakarta, baik material ornamental seperti yang telah dijelaskan di atas, juga material bangunan pada umumnya. Ornamen-ornamen tersebut antara lain adanya ornamen gargoyle (Ornamen ukir makhluk imajiner dari batu atau kayu yang merepresentasikan sosok manusia atau binatang) seperti pada bangunan bergaya Gotik, akan tetapi ornamen tersebut terbuat dari kayu dan bukan batu sebagai cerminan gaya Neo-Gotik (Gambar 9). GAMBAR 9 : Ornamen gargoyle yang terbuat dari kayu. (Dokumen Pribadi) 10

17 Ornamen pada pilar di dalam gereja ini menggunakan ornamen dedaunan (Foliage Sculpture) yang berbentuk seperti rumput laut. Ornamen ini biasanya digunakan dalam pilarpilar bangunan bergaya Neo-Gotik, namun bentuknya bisa berbeda-beda sesuai dengan gaya arsiteknya (Gambar 10). GAMBAR 10 : Ornamen sederhana yg berbentuk menyerupai daun. (Dokumen Pribadi) Di bagian dalam gereja dapat terlihat penggunaan langit-langit kayu jati dengan bentuk seolah-olah Gotik (Gambar 11). Konstruksi langit-langit berselang-seling dan berbentuk lengkung patah (rib vault). Dalam gaya Gotik langit-langit yang digunakan juga berbentuk sama akan tetapi bahan yang digunakan adalah batu, sedangkan pada Gereja Katedral Jakarta ini digunakan kayu jati, sehingga dengan jelas terlihat manggunakan unsur Neo-Gotik. GAMBAR 11 : Penggunaan langit-langit kayu jati. (Dokumen Pribadi) 11

18 5. SIMPULAN Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ciri khas gaya arsitektur Neo-Gotik pada Gereja Katedral Jakarta dapat dilihat dari komponen arsitektural dan ornamental bangunan. Bangunan Gereja Katedral Jakarta berbentuk dasar salib yang menekankan vertikalitas dan ketinggian bangunan itu sendiri dengan jendela kaca berdudut lengkung patah (pointed architecture) yang sangat besar, dan sangat dekoratif. Jendela-jendela besar dengan kaca mosaik warna-warni terbuat dari bahan stained glass atau kaca timah. Penggunaan pointed architecture juga membentuk ambang pintu utama, pintu sayap kanan dan kiri, hiasan pada langit-langit, pagar, tiang, dan kaca patri. Ornamen yang terdapat pada bangunan gereja adalah molding (ornamen hias) yang sederhana. Ornamen di dalam gereja yang menjadi ciri dalam gaya Neo-Gotik adalah ornamen Gargoyle pada bagian bawah mimbar gereja yang terbuat dari kayu. Selain itu ada pula ornamen pada pangkal pilar yang berbentuk tumbuhan atau dedaunan yang disebut Foliage sculpture. Material yang digunakan pada bangunan gereja adalah beton, kayu, dan konstruksi baja yang memungkinkan bentuk bangunan menjadi lebih ramping seperti yang digunakan pada menara, pilar, langit-langit, dinding, dan ornamen gereja. Konstruksi langit-langit berselang-seling dan berbentuk lengkung patah (rib vault) seperti gaya Gotik namun material yang digunakan berbeda. Gereja Katedral memiliki bentuk bangunan, material dan ornamen bangunan bergaya Neo-Gotik seperti yang dijelaskan oleh Nicola Coldstream. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Gereja Katedral Jakarta bergaya arsitektur Neo-Gotik yang diaplikasikan oleh bangsa Belanda pada masa kolonial. 12

19 DAFTAR PUSTAKA Alputila, Cheviano Eduardo Skripsi: Gaya Bangunan Gereja Santa Perawan Maria, Bogor. Depok: Universitas Indonesia. Architectenweb Neogotiek-Archipedia. diunduh pada tanggal 6 Maret Awal, Han. Arsitektur Neogotik Gereja Katedral Jakarta. Kompas 21 April diunduh pada tanggal 25 Februari Coldstream, Nicola Medieval Architecture. London: Oxford University Press. Handinoto Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya ( ). Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Kristen PETRA dan penerbit Andi. Katedral Jakarta Website Tentang Gereja, Sebuah Catatan Sejarah diunduh pada tanggal 26 Februari Kurris, S.J.R Sejarah Seputar Katedral Jakarta. Jakarta: Penerbit Obor. Nazir, Mohammad Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pile, John F A History of Interior Design. Edisi ketiga. London: Pearson/prentice hall. Sumalyo, Yulianto Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Trimble 3D Warehouse Gereja Katedral Jakarta. c56, diunduh pada tanggal 26 Februari

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC

KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC SEJARAH ARSITEKTUR KAJIAN ARSITEKTUR GHOTIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gaya bangunan..., Cheviano Eduardo Alputila, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gaya bangunan..., Cheviano Eduardo Alputila, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolonisasi di Indonesia, khususnya yang dilakukan oleh orang Belanda, menghasilkan banyak sekali tinggalan berupa bangunan yang bergaya kolonial. Selain kantor dagang

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik 2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. Gaya Bangunan Gereja Katedral Jakarta. Makalah Non-Seminar. Siti Huwaida

UNIVERSITAS INDONESIA. Gaya Bangunan Gereja Katedral Jakarta. Makalah Non-Seminar. Siti Huwaida UNIVERSITAS INDONESIA Gaya Bangunan Gereja Katedral Jakarta Makalah Non-Seminar Siti Huwaida 1106063521 Pembimbing Dr. Jugairie Soegiarto M.Hum 195407291983032001 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC

SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal sebagai periode

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Salah satu hal yang paling penting bagi sebuah agama adalah tempat ibadah. Dan tempat ibadah tersebut dapat berupa gedung ataupun bangunan yang lain. Sebuah

Lebih terperinci

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance SEJARAH RENAISSANCE Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan Atau masa kelahiran, karena menghidupkan kembali budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari

Lebih terperinci

Peninggalan Islam.

Peninggalan Islam. Peninggalan Islam Seni Pahat Seni pahat (seni patung) yang sangat berkembang pada masa Hindu-Budha tidak berlanjut pada masa Islam, karena ada larangan untuk melukiskan makhluk hidup. Seni ukir berkembang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM Sejarah Singkat Byzantium Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi,

Lebih terperinci

Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya

Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya Ekspresi gaya arsitektur kolonial pada desain interior Gedung Lindeteves Surabaya Juan Antonio Koeswandi Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur, Universitas Widya Kartika Jl. Sutorejo Prima Utara II/1, Surabaya

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya

Lebih terperinci

PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI

PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI PERPADUAN GAYA ARSITEKTUR PADA GEREJA KATOLIK DI BALI Putu Lirishati Soethama 0890161027 SCHOOL OF POSTGRADUATE STUDIES TRANSLATION PROGRAM UNIVERSITY OF UDAYANA 2015 1 1. Latar Belakang Bangunan megah,

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

EGYPTIAN ARCHITECTURE

EGYPTIAN ARCHITECTURE EGYPTIAN ARCHITECTURE - terdapat pada daerah iklim yang panas kering - material tanah liat atau bebatuan lokal dengan warna asli materialnya. - Monumen dengan gaya arsitektur ini cenderung terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Brosur resmi Istana Kepresidenan Bogor, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Brosur resmi Istana Kepresidenan Bogor, 2012. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No.1,Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, sekitar 60 Kilometer dari kota Jakarta dengan luas sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

Penerapan gaya, Reizsa Yoga Setyawan, FIB UI, 2014

Penerapan gaya, Reizsa Yoga Setyawan, FIB UI, 2014 1 2 Penerapan Gaya Gotik Pada Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya Sebagai Sebuah Simbol Kristiani Reizsa Yoga Setyawan, R. Achmad Sunjayadi Program Studi Belanda, FIB UI E-mail: reizsa.yoga@gmail.com

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #008 / 2015

Architecture. Home Diary #008 / 2015 Architecture 82 A View of White Teks : Widya Prawira Foto : Bambang Purwanto Sejurus mata memandang, palette putih mendominasi dalam kesederhanaan desain yang elegan, warm dan mewah. K lasik adalah abadi.

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG

MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG Moedjiono 1, Indriastjario 2 1,2 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Ide Gagasan... 4

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Ide Gagasan... 4 ABSTRACT This design report is about designing or redesigning St.Maria Cathedral Catholic Church in Palembang, South Sumatra with the design theme is "Mary". The "Mary" theme was based by St.Mary figure

Lebih terperinci

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo

Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo Elemen Pintu dan Jendela pada Stasiun Kereta Api Sidoarjo Shabrina Maharani 1, Antariksa 2, Rinawati Pudji Handajani 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi

Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi Jeremy Meldika jeremy meldika@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 Gaya Desain pada Elemen Pembentuk Ruang dan Elemen Transisi Interior Gereja Santo Antonius Purbayan Surakarta Devi Yosin Tjia, dan Andereas Pandu Setiawan Program

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : acculturation, architecture, Bandung Lautze 2 and Ronghe Mosque ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : acculturation, architecture, Bandung Lautze 2 and Ronghe Mosque ABSTRAK ABSTRACT Name Study Program Title : Callin Tjahjana : Chinese Literature : Akulturasi Budaya dalam Arsitektur Bangunan Masjid Lautze 2 dan Masjid Ronghe Bandung This thesis looks into acculturation in

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Karakter Visual Fasade Bangunan Kolonial Belanda Rumah Dinas Bakorwil Kota Madiun (Pipiet Gayatri Sukarno, Antariksa, Noviani Suryasari) KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KOLONIAL BELANDA RUMAH DINAS BAKORWIL

Lebih terperinci

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE (300 1500) ROMANESQUE (1050 1200) GOTHIC (1200 1550) RENAISSANCE (1400 1600) BAROQUE (1600 1750) ROCOCO Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dalam kurun 200 tahun sejak

Lebih terperinci

Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya

Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya Juan Antonio Koeswandi/e-Jurnal Eco-Teknologi UWIKA (ejetu). ISSN: 2301-850X. Vol. I, Issue 2, Oktober 2013 pp. 43-48 Ekspresi Gaya Arsitektur Kolonial pada Desain Interior Gedung Lindeteves Surabaya Juan

Lebih terperinci

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia pertama kali ditandai dengan kedatangan bangsa Portugis pada abad 16 M kemudian diteruskan dengan kedatangan bangsa Belanda yang

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI GEREJA TUA DI KOTA MALANG. Widiawati Limanto. Program Studi Desain Komunikasi Visual Seni dan Desain,

PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI GEREJA TUA DI KOTA MALANG. Widiawati Limanto. Program Studi Desain Komunikasi Visual Seni dan Desain, PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI GEREJA TUA DI KOTA MALANG Widiawati Limanto Program Studi Desain Komunikasi Visual Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya Email : chen2liem@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI.. vi DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR DIAGRAM. xiv

DAFTAR ISI. ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI.. vi DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR DIAGRAM. xiv ABSTRAK Gereja Katedral Jakarta merupakan gereja Katolik yang menjadi pusat keuskupan se-jakarta. Letaknya yang berseberangan dengan Masjid Agung menunjukkan bahwa negara Indonesia yang memiliki keragaman

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG Cyndhy Aisya T 1, Antariksa 2 dan Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO (

MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE ( ) ROMANESQUE ( ) GOTHIC ( ) RENAISSANCE ( ) BAROQUE ( ) ROCOCO ( MEDIEVAL ARCHITECTURE BYZANTINE (300 1500) ROMANESQUE (1050 1200) GOTHIC (1200 1550) RENAISSANCE (1400 1600) BAROQUE (1600 1750) ROCOCO ( Kekaisaran Romawi mengalami kemunduran dalam kurun 200 tahun sejak

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD)

PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD) PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU JATIM (EKS SOERABAIASCH HANDELSBLAD) Lina Mardiani 1, Antariksa 2, Abraham M. Ridjal 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ARSITEKTUR BYZANTIUM

ARSITEKTUR BYZANTIUM ARSITEKTUR BYZANTIUM Seni bangunan ini kemudian disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES Agustina Putri Ceria, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145

Lebih terperinci

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Telah dikemukakan pada awal penulisan skripsi ini, bahwa pokok pembahasan permasalahan yang dikaji adalah Bagainamakah Interior Masjid Indrapuri di Aceh di tinjau dari Mihrab,

Lebih terperinci

Dampak Revolusi Industri dan Revolusi Sosial di Eropa Terhadap Perkembangan Arsitektur di Abad XVIII XIX Pertemuan 6 Gb.

Dampak Revolusi Industri dan Revolusi Sosial di Eropa Terhadap Perkembangan Arsitektur di Abad XVIII XIX Pertemuan 6 Gb. Matakuliah : SEJARAH ARSITEKTUR II Tahun : 2009 Dampak Revolusi Industri dan Revolusi Sosial di Eropa Terhadap Perkembangan Arsitektur di Abad XVIII XIX Pertemuan 6 Gb.1 / 9 : Judul Pertemuan 6.Gb.2 /

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 149 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN GEREJA EMMANUEL DI KOTA KEDIRI SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan Mashuri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

Keberlanjutan Arsitektur Kolonial Bangunan Gereja Di Malang Sebagai Pembentuk Landmark Kawasan

Keberlanjutan Arsitektur Kolonial Bangunan Gereja Di Malang Sebagai Pembentuk Landmark Kawasan Keberlanjutan Arsitektur Kolonial Bangunan Gereja Di Malang Sebagai Pembentuk Landmark Kawasan Nur Fauziah 1 1) Staf Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Muhammadiyah Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG BANGUNAN UTAMA HOTEL TOEGOE SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Indis Pada Interior Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Surabaya

Pengaruh Gaya Indis Pada Interior Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Surabaya JURNAL INTRA Vol 3, No 1 (2015) Hal 22-28 22 Pengaruh Gaya Indis Pada Interior Gereja Kristen Jawi Wetan Jemaat Surabaya Enggar Hadi Prayogo Program Studi Desain Interior,Universitas Kristen Petra Jl.

Lebih terperinci

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat

Lebih terperinci

Sebagai suatu bidang karya, sampai dengan abad 19, arsitektur masih belum dipisahkan secara tegas dari berbagai bidang lainnya. Tokoh-tokoh perencana

Sebagai suatu bidang karya, sampai dengan abad 19, arsitektur masih belum dipisahkan secara tegas dari berbagai bidang lainnya. Tokoh-tokoh perencana Sejarah Arsitektur Pada dasarnya, sejak generasi pertamanya manusia sudah berarsitektur, dalam batas pengertian bahwa arsitektur berkaitan dengan perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Jejak-jejak

Lebih terperinci

Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T

Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T Arsitektur Awal Kemerdekaan Arsitektur awal kemerdekaan berakar dari usaha pengembalian pemerintah Hindia Belanda setelah Jepang

Lebih terperinci

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Alifah Laily Kurniati 1 dan Antariksa 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Benda Cagar Budaya tahun 1992 nomor 5, secara eksplisit dikemukakan bahwa syarat sebuah Benda Cagar Budaya adalah baik secara keseluruhan maupun

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

KONTRAK PEMBELAJARAN

KONTRAK PEMBELAJARAN KONTRAK PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : History of Interior Design & Architecture KodeMata Kuliah : DI-412 Pengajar : Ariesa Pandanwangi, M.Sn Semester : Pendek {semester 3 (tiga)} Hari Pertemuan/ Jam

Lebih terperinci

BAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN

BAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN 10 BAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN 2.1. Lokasi Gereja Kristen Indonesia di Kota Medan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Medan, Sumatra Utara, yang dulu bernama Gereja Gereformeerd Medan

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PERWUJUDAN BUDAYA INDIS PADA INTERIOR GEREJA KRISTEN JAWI WETAN MOJOWARNO

PERWUJUDAN BUDAYA INDIS PADA INTERIOR GEREJA KRISTEN JAWI WETAN MOJOWARNO PERWUJUDAN BUDAYA INDIS PADA INTERIOR GEREJA KRISTEN JAWI WETAN MOJOWARNO Grace Mulyono, Yohana Mandasari Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra - Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan

Lebih terperinci

PENERAPAN ELEMEN ARSITEKTUR GOTHIC PADA GEREJA SANTO LAURENSIUS DI ALAM SUTERA, SERPONG

PENERAPAN ELEMEN ARSITEKTUR GOTHIC PADA GEREJA SANTO LAURENSIUS DI ALAM SUTERA, SERPONG SKRIPSI42 PENERAPAN ELEMEN ARSITEKTUR GOTHIC PADA GEREJA SANTO LAURENSIUS DI ALAM SUTERA, SERPONG { ~ -. ~'J NAMA: SISILIA HERMAWATI NPM : 2013420106, PEMBIMBING: IR. SUDIANTO ALY, MT. KO-PEMBIMBING: JONATHAN

Lebih terperinci

15 Universitas Indonesia

15 Universitas Indonesia BAB 2 GAMBARAN DATA 2.1 Sejarah Gereja Santa Perawan Maria Gereja Santa Perawan Maria merupakan bangunan peribadatan tertua bagi umat beragama Katolik di Kota Bogor. Bangunan yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008 Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman KAJIAN ARSITEKTUR MEDITERANIA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA M. Sahid Indraswara ABSTRAKSI Gaya Arsitektur mediterania

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

BAB Il TINJAUAN UMUM. : 6,5 dari tepi jalan alam sentosa di hadapan tapak. : Gereja dan Hunian terdiri dari Imam lanjut usia,

BAB Il TINJAUAN UMUM. : 6,5 dari tepi jalan alam sentosa di hadapan tapak. : Gereja dan Hunian terdiri dari Imam lanjut usia, BAB Il TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Lokasi : Sentul City (Bogor) Site : Jalan Alam Sentosa, Kav. C12 Tema : Arsitektur Simbolik Pemilik / Pendanaan : Swasta Sifat Proyek : Fiktif Luas Lahan

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

MEDIA MATRASAIN ISSN Volume 14, No.1, Maret Oleh:

MEDIA MATRASAIN ISSN Volume 14, No.1, Maret Oleh: Oleh: Hery Purnomo (Mahasiswa Magister Arsitektur, Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, hery_arsitektur@yahoo.co.id) Judi O. Waani (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam

Lebih terperinci

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan Rihan Rizaldy Wibowo rihanrw @gmail.com Mahasisw a Jurusan A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro Uswatun Chasanah usw ahsnh.10@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS...

BAB II LANDASAN TEORITIS... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL DAN BAGAN... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KOLONIAL RUMAH SAKIT DARMO DAN FAKTOR PERUBAHAN FUNGSI RUANG. Mega Anjasmara. Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Unud ABSTRAK

ARSITEKTUR KOLONIAL RUMAH SAKIT DARMO DAN FAKTOR PERUBAHAN FUNGSI RUANG. Mega Anjasmara. Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Unud ABSTRAK ARSITEKTUR KOLONIAL RUMAH SAKIT DARMO DAN FAKTOR PERUBAHAN FUNGSI RUANG Mega Anjasmara Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Unud ABSTRAK This thesis discusses "Colonial Architecture Darmo Hospital and Factor

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta

Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Elemen Tangga Pada 3 Bangunan Kolonial di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta Hazimah Ulfah Az Zaky azzakyhazimah@gmail.com Arsitektur Kolonial, Sejarah Teori Kritik

Lebih terperinci

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong Selain peninggalan situs kuno berupa lingga yoni, ternyata di wilayah banyak ditemukan situs Arca Megalit. Untuk batu berbentuk arca ini ditemukan di Dusun Kaum, Desa Pangayan, Kecamatan Doro. Situs tersebut

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

GAYA DESAIN KOLONIAL BELANDA PADA INTERIOR GEREJA KATOLIK HATI KUDUS YESUS SURABAYA

GAYA DESAIN KOLONIAL BELANDA PADA INTERIOR GEREJA KATOLIK HATI KUDUS YESUS SURABAYA GAYA DESAIN KOLONIAL BELANDA PADA INTERIOR GEREJA KATOLIK HATI KUDUS YESUS SURABAYA Laksmi Kusuma Wardani, Avelea Isada Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra - Surabaya

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH Parmonangan Manurung Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Lebih terperinci

UNSUR UNSUR BANGUNAN PEMBENTUK KARAKTER ARSITEKTURAL PADA KOMPLEKS GEREJA KATEDRAL BOGOR

UNSUR UNSUR BANGUNAN PEMBENTUK KARAKTER ARSITEKTURAL PADA KOMPLEKS GEREJA KATEDRAL BOGOR UNSUR UNSUR BANGUNAN PEMBENTUK KARAKTER ARSITEKTURAL PADA KOMPLEKS GEREJA KATEDRAL BOGOR Emmelia Tricia Herliana Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta e-mail: emmelia_th@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO Ramadhani Puspa Pratami Putri¹, Antariksa², Noviani Suryasari² ¹Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gedung bouwpleog..., Yuri Arief Waspodo, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Gedung bouwpleog..., Yuri Arief Waspodo, FIB UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari sisa-sisa peninggalan budaya masa lalu untuk mengungkapkan kehidupan masyarakat pendukung kebudayaannya serta berusaha untuk

Lebih terperinci

BAGIAN III ARSITEKTUR MODERN AWAL

BAGIAN III ARSITEKTUR MODERN AWAL BAGIAN III ARSITEKTUR MODERN AWAL Fungsionalisme dan Purisme dalam Arsitektur Modern Awal Dalam kurun 1880-1890 terjadi semacam revolusi industri kedua dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin secara

Lebih terperinci

Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang

Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang Gevi Vembrista Nirwana Permai Permadi dan Antariksa Sudikno Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,

Lebih terperinci

Gaya Kolonial pada Rumah Tinggal Keluarga Ko Som Ien dan Ko Kwat Ie di Magelang

Gaya Kolonial pada Rumah Tinggal Keluarga Ko Som Ien dan Ko Kwat Ie di Magelang Gaya Kolonial pada Rumah Tinggal Keluarga Ko Som Ien dan Ko Kwat Ie di Magelang Matthew Albert Lee Setiawan, Adi Santosa Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan yang masih dapat terlihat sampai sekarang yang kemudian menjadi warisan budaya.

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisa berdasarkan hasil observasi / survey, teori karakter kawasan dan teori fasade bangunan, didapat kesimpulan yang merupakan jawaban pertanyaan

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah : SEJARAH SENI RUPA BARAT I Dosen : Bambang Prihadi, M.Pd. Hari/Tanggal : Senin, 20 Juni 2011

UJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah : SEJARAH SENI RUPA BARAT I Dosen : Bambang Prihadi, M.Pd. Hari/Tanggal : Senin, 20 Juni 2011 UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah : SEJARAH SENI RUPA BARAT I Dosen : Bambang Prihadi, M.Pd. Hari/Tanggal : Senin, 20 Juni 2011 BUAT JARAK 1 TEMPAT DUDUK Petunjuk Mengerjakan Jumlah soal seluruhnya 50 butir.

Lebih terperinci