AKUMULASI TIMBAL (Pb) PADA JUVENILE IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) SECARA IN SITU DI KALI SURABAYA
|
|
- Yandi Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AKUMULASI TIMBAL (Pb) PADA JUVENILE IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) SECARA IN SITU DI KALI SURABAYA Robby Febryanto*, Aunurohim 1, Indah Trisnawati Dwi T 1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akumulasi logam berat Pb pada juvenile ikan mujair (Oreochromis mossambicus) secara in situ di Kali Surabaya dengan menggunakan keramba selama 28 hari. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2011 dengan 3 stasiun lokasi penelitian yang diasumsikan mewakili daerah sepanjang Kali Surabaya menuju hilir. Pengambilan sampel ikan dilakukan setiap minggu untuk analisis konsentrasi Pb pada tubuh (whole body) juvenile ikan mujair. Data parameter lingkungan di ketiga stasiun turut diuji untuk mendukung analisa data. Parameter fisik lingkungan yang diuji berupa suhu, TSS dan TDS sedangkan parameter kimia yang diuji berupa ph, salinitas, BOD, COD, DO, Amonia- Nitrogen, Pb terlarut dan Pb pada sedimen. Analisis sampel logam berat menggunakan AAS (Atomic Absorbent Spectrophotometer). Hasil penelitian menunjukkan tingkat akumulasi Pb pada tubuh (whole body) juvenile ikan mujair pada periode awal pemaparan lebih tinggi dibandingkan periode akhir pemaparan selama 28 hari. Besarnya konsentrasi dan akumulasi Pb pada tubuh juvenile ikan mujair berturut-turut selama rentang waktu pemaparan 0, 7, 14, 21, dan 28 hari sebesar 0,82 mg/kg; 1,32 mg/kg; 1,03 mg/kg; 0,827 mg/kg dan 0,967 mg/kg pada stasiun 1. Sedangkan pada stasiun sebesar 0,82 mg/kg;1,019 mg/kg; 1,12 mg/kg;0,767 mg/kg; 0,815 mg/kg, dan pada stasiun 3 sebesar 0,82 mg/kg ;1,16 mg/kg; 1,122 mg/kg; 0,8 mg/kg; 0,906 mg/kg. Fluktuasi akumulasi Pb pada ikan mempunyai pola kecenderungan yang sama dengan konsentrasi Pb di perairan dimana konsentrasi Pb di air dan sedimen pada periode awal pemaparan rata-rata lebih tinggi dibandingkan konsentrasi pada periode akhir pemaparan di lokasi yang sama. Konsentrasi Pb di perairan rata-rata lebih rendah dibandingkan konsentrasi Pb pada tubuh (whole body) juvenile ikan mujair, sedangkan konsentrasi Pb pada juvenile ikan mujair rata-rata lebih rendah dibandingkan konsentrasi Pb di sedimen. Kata Kunci : Mujair (Oreochromis mossambicus), timbal, akumulasi, Kali Surabaya ABSTRACT This study aims to determine the level of Pb accumulation in juvenile tilapia (Oreochromis mossambicus) in Surabaya River using cages for 28 days. The study was conducted in May-June 2011 with three stations sites are assumed to represent Surabaya River until downstream area. Sampling of fish were taken every week for analysis Pb in whole body of tilapia fish. The data of environmental parameters in the three stations also tested for supporting data analysis. Physical parameters which tested in this research are temperature, TSS and TDS and the chemical parameters are ph, salinity, BOD,COD, DO, Ammonia Nitrogen, dissolved Pb and Pb in sediments. Analysis of samples for heavy metals using AAS (Atomic Absorbent Spectrophotometer). The results show the rate for lead accumulation in whole body of juvenile Oreochromis mossambicus at the early period of exposure is higher than
2 the end of the exposure period for 28 days. The amount of Pb concentration and accumulation in the body of tilapia in a row in a period of exposure 0, 7, 14, 21, 28 days are 0,82 mg/kg; 1,32 mg/kg; 1,03 mg/kg; 0,827 mg/kg and 0,967 mg/kg at station 1 while the second station are 0,82 mg/kg; 1,019 mg/kg; 1,12 mg/kg; 0,767 mg/kg; 0,815 mg/kg and at third station are 0,82 mg/kg; 1,16 mg/kg; 1,122 mg/kg; 0,8 mg/kg; 0,906 mg/kg. Fluctuations in the concentration of Pb in fish have a tendency pattern with the concentration of Pb in waters and sediment. Fluctuations in Pb accumulation is related with the concentration of Pb in water and sediments which are the higher concentration of Pb in water and sediments are showed at the early period of exposure. The concentration of Pb in the waters are lower than the concentration of Pb in whole body tilapia, whereas the concentration of Pb in tilapia are lower than the concentration of Pb in sediments. Key word: Tilapia (Oreochromis mossambicus), lead, accumulation, Surabaya River *Corresponding Author Phone: Alamat sekarang : Jurusan Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya I PENDAHULUAN Kali Surabaya adalah bagian dari Daerah Aliran Sungai Brantas yang mengalir sepanjang 41 km mulai dari DAM Mlirip di Mojokerto melewati wilayah Gresik, Sidoarjo dan berakhir di DAM Jagir Surabaya (Ecoton, 2003). Kali Surabaya kemudian bercabang menjadi 2 anak sungai, yaitu Kali Mas dan Kali Jagir Surabaya. Kali Surabaya merupakan sumber kehidupan berbagai jenis biota sungai dan menjadi salah satu sumber bahan baku PDAM untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Kota Surabaya. Semakin berkembangnya perindustrian jaman sekarang, semakin mendukung pula meningkatnya pencemaran terhadap lingkungan, termasuk pencemaran di Kali Surabaya. Menurut Dewi dkk (2010), pencemaran logam timbal (Pb) di Kali Surabaya daerah Rolak dan Kali Mas Surabaya menyebabkan kualitas air sungai menurun dimana sungai Rolak kawasan Gunungsari dan Kalimas terpapar logam timbal sebesar 0,393 ppm dan 0,252 ppm sementara ambang batas Pb berdasarkan PP No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk Mutu Air Kelas III sebesar 0,03 ppm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ariestya (2008), diketahui juga bahwa konsentrasi logam berat Pb dalam air di Kali Mas (anak sungai kali Surabaya) sebesar 0,92-0,928 ppm, sedangkan konsentrasi logam berat lain seperti Cd, Hg, Cu dan Cr tidak terdeteksi. Selain itu, konsentrasi Pb pada sedimen di Kali Mas saat itu mencapai 103, ,621 ppm. Timbal merupakan logam berat yang sangat beracun dan dapat dideteksi secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis (Widaningrum, 2007). Keracunan logam berat yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, diantaranya makanan dan minuman, udara dan penetrasi atau perembesan pada selaput atau lapisan kulit. Konsentrasi Pb yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan-ikan yang terdapat di badan perairan (Palar, 1994).
3 Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Makin tinggi kandungan logam dalam perairan akan menyebabkan semakin tinggi pula kandungan logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut (Rochyatun dan Rozak, 2007). Keberadaan logam berat melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi melalui aliran makanan dapat dideteksi dengan menggunakan ikan sebagai bioindikator. Jenis ikan yang dipilih adalah jenis ikan yang sering dikonsumsi oleh manusia (Yudha, 2009). Oleh karena ikan memiliki kemampuan untuk melakukan pergerakan yang tinggi bahkan migrasi, maka monitoring keberadaan logam berat melalui proses akumulasi dan magnifikasi dapat dilakukan secara in-situ dengan metode keramba jaring (fish caged). Di sisi lain, biomonitoring secara in-situ dengan menggunakan spesies yang dikurung dalam keramba (caged species) di lokasi yang telah ditentukan, memungkinkan diketahuinya hubungan antara gradien konsentrasi kontaminan logam berat dengan lokasi penelitian secara langsung (Barbee et al., 2008). Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan mujair. Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan ikan yang hidup di daerah pantai maupun perairan tawar sebagai pemakan detritus serta mikro dan makro bentik (Effendie, 2002). Sebagai salah satu predator puncak dalam jejaring makanan akuatik, Oreochromis mossambicus berpotensi mengakumulasi logam berat. Selain itu, ikan mujair (Oreochromis mossambicus) mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam atau salinitas (Suseno, 2010). Ikan mujair yang digunakan dalam penelitian ini masih berada dalam fase juvenile. Menurut Palace et al (2005), juvenile ikan yang dikeramba memiliki kemungkinan tingkat stress yang lebih rendah serta mobilitas yang lebih terbatas sehingga dapat memberikan interpretasi data yang baik selama jangka waktu paparan untuk mengetahui tingkat akumulasi logam berat. Dengan demikian, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat akumulasi Pb (timbal) tersebut dengan menggunakan juvenile ikan mujair (Oreochromis mossambicus) di Kali Surabaya. Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah bagaimana tingkat akumulasi Pb (timbal) pada tubuh juvenile (whole body) ikan mujair (Oreochromis mossambicus) di Kali Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akumulasi Pb (timbal) pada tubuh juvenile (whole body) ikan mujair (Oreochromis mossambicus) di Kali Surabaya. II METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Juni Preparasi alat dilakukan pada bulan Februari Kemudian, pengujian secara in-situ di Kali Surabaya dilakukan pada Bulan April - Mei 2011 selama 28 hari. Analisis data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan hingga bulan Juni Preparasi sampel juvenile ikan mujair (Oreochromis mossambicus) setiap minggunya dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi ITS, sedangkan analisis konsentrasi logam berat timbal (Pb) untuk sampel ikan, air dan sedimen dilakukan dengan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
4 minimal 5 gram. Hasil pengukuran konsentrasi Pb (timbal) pada tubuh ikan dari hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28 dibuat grafik sehingga dapat diketahui tingkat akumulasi dari logam berat Pb pada ikan mujair (Oreochromis mossambicus). Gambar 1. Lokasi Penelitian (modifikikasi Preparasi Keramba Jaring Keramba jaring dibuat dengan bentuk dan ukuran yang diadopsi dari Barbee,et al (2008) berdasarkan kepadatan juvenile ikan pada volume keramba tersebut. Desain keramba dibuat seperti balok dengan jaring berukuran 1 mm pada keenam sisinya. Bagian tepi jaring dari keramba tersebut kemudian dilapisi dengan kain terpal agar lebih kuat. Kerangka jaring dibuat dari paralon berdiameter ± 6 cm. Bagian dasar paralon tersebut diisi dengan semen cor sebagai pemberat. Biomonitoring In-situ dengan Metode Fish Caged Juvenile ikan mujair (Oreochromis mossambicus) diperoleh dari hasil budidaya ikan mujair di daerah Gunung Sari, Surabaya. Berat juvenile yang digunakan dalam penelitian ini antara 2,5-3 gram dengan panjang total 2-3 cm. Setelah uji kelayakan keramba selesai dilakukan, keramba jaring dimasukkan ke dalam tiaptiap stasiun dan masing-masing diisi dengan juvenile ikan mujair (Oreochromis mossambicus) sebanyak 40 ekor. Enam ekor ikan dalam keramba diambil untuk dianalisis konsentrasi logam berat Pb dalam tubuh juvenile ikan mujair tersebut dengan mempertimbangkan ulangan sebanyak 3 kali dan berat ikan untuk pengujian AAS Gambar 2. Keramba Jaring yang Digunakan (Sumber: Dokumentasi pribadi) Pengambilan Parameter Fisik-Kimia Lingkungan Suhu air dalam keramba jaring diukur dengan menggunakan thermometer air raksa sedangkan ph diukur dengan menggunakan kertas ph. Selain itu, salinitas air dalam keramba diukur dengan menggunakan hand-refractometer. Selain data tersebut, parameter lain yang diukur adalah BOD, COD, COD, TSS, TDS, DO dan Ammonia Nitrogen. Pengukuran parameter tersebut dilakukan di Laboratorium Kualitas Lingkungan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Pengambilan sampel Air dan Sedimen Sampel air untuk parameter kimia lingkungan, termasuk untuk analisis konsentrasi logam berat timbal (Pb) diambil di setiap stasiun dengan menggunakan water sampler. Sampel sedimen juga diambil dengan menggunakan bottom grab. Uji Konsentrasi Logam Berat Sampel dimasukkan dalam botol polipropilen, diawetkan dalam 10 % HNO 3 dan disimpan dalam pendingin sekitar C
5 (Darmono,1995). Untuk metode AAS, terlebih dahulu sampel harus dilarutkan atau disebut digest. Proses pelarutan ini dapat dilakukan berkali-kali tergantung besarnya konsentrasi unsur di dalamnya. Dalam proses pelarutan ini, sampel yang telah kering dimasukan ke dalam vessel atau bejana sebanyak 500 mg, setelah itu dilarutkan dengan menambahkan Asam Nitrat dan Asam Perklorat sebanyak 6.5 dan 1 ml serta ditambahkan pula 2,5 ml aquadest. Kemudian, sampel dimasukkan ke dalam microwave digestion untuk melarutkan semuanya. Setelah sampel menjadi larutan dalam bentuk bening, maka dapat diukur konsentrasi logam Pb pada sedimen tersebut (Handayani dkk, 2009). Untuk sampel air, dilakukan metode pemekatan sampel dengan asam nitrat. Analisa Data Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Data logam berat pada air serta kualitas perairan dianalisis secara deskriptif sesuai dengan baku mutu lingkungan yang terdapat dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008 mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air di Provinsi Jawa Timur. Data sedimen dianalisis secara deskriptif sesuai dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh IADC/CEDA 1997 mengenai kandungan logam yang dapat ditoleransi keberadaannya dalam sedimen berdasarkan standar kualitas Belanda (Panjaitan, 2009). Data logam berat Pb (timbal) pada juvenile ikan dianalisis secara deskriptif berdasarkan lama paparan dan besarnya konsentrasi logam berat Pb pada air dan sedimen. III HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Kualitas Lingkungan Parameter Suhu Hasil pengukuran suhu setiap 7 hari selama 28 hari masa penelitian menunjukkan kisaran suhu 26,4-30,6 o C. Suhu pada perairan di stasiun 1 berkisar antara 27,9-29,3 o C. Suhu pada perairan di stasiun 2 berkisar antara 26,4-30 o C sedangkan pada stasiun 3 berkisar antara 28,4-30,6 o C. Kondisi suhu perairan rata-rata menunjukkan rentang suhu dalam kisaran normal. Menurut Afriansyah (2009), suhu dapat mempengaruhi kuantitas logam berat yang diserap organisme, karena rata-rata proses biologi akan meningkat dua kali lipat pada tiap kenaikan temperatur 10 o C. Salinitas dan ph Hasil pengukuran salinitas dan ph pada ketiga stasiun selama 28 hari menunjukkan nilai yang tetap yaitu masingmasing 0 0 / 00 dengan nilai ph yaitu 7 (netral). Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) Hasil pengukuran oksigen terlarut menunjukkan data yang bervariasi. Kadar oksigen terlarut di stasiun 1 berkisar antara 1,27-3,04 mg/l sedangkan pada stasiun 2 berkisar antara 2,46-3,36 mg/l dan pada stasiun 3 berkisar antara 0,77-2,51 mg/l. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008, batas minimum oksigen terlarut (DO) untuk mutu air kelas III sebesar 3 mg/l. BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) Hasil uji BOD dan COD menunjukkan kisaran yang bervariasi pada tiap stasiun. Nilai BOD pada stasiun 1,2 dan 3 berturut-turut berkisar antara 9-37 mg/l, mg/l dan mg/l. Sedangkan nilai COD pada stasiun 1,2 dan 3 berturutturut berkisar antara mg/l, mg/l dan mg/l. Nilai BOD pada perairan telah melebihi ambang batas baku mutu perairan kelas III dan IV menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008 yaitu masing-masing sebesar 6 dan 12 mg/l sedangkan nilai COD masih di
6 bawah baku mutu perairan kelas III sebesar 50 mg/l, kecuali pengukuran pada hari ke-7 pada stasiun 1 dan 2. Nilai BOD dan COD tertinggi pada perairan terjadi pasca 7 hari masuknya ikan dalam keramba. Menurut Barus (2004), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai BOD diantaranya jumlah senyawa organik yang diuraikan, tersedianya mikroorganisme aerob dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses penguraian tersebut. TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolved Suspend) Hasil analisis TSS pada stasiun 1 berkisar antara mg/l sedangkan pada stasiun 2 berkisar antara mg/l dan pada stasiun 3 berkisar antara mg/l. TDS (Total Dissolved Suspend) merupakan salah satu parameter fisik yang biasanya menggambarkan bahan-bahan anorganik yang berupa ion-ion yang ditemukan di perairan. Hasil analisis TSS dan TDS pada stasiun 1 berkisar antara mg/l, sedangkan pada stasiun 2 berkisar antara mg/l dan pada stasiun 3 berkisar antara mg/l. Nilai TSS dantds pada ketiga stasiun masih di bawah ambang batas baku mutu perairan menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008 yaitu berturut-turut sebesar 400 dan 1000 mg/l. Ammonia Nitrogen Hasil analisis ammonia bebas pada stasiun 1 berkisar antara 0,41-1,38 mg/l, pada stasiun 2 berkisar antara 0,13-1,84 mg/l dan pada stasiun 3 berkisar antara 0,86-1,95 mg/l. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008, parameter amonia bebas termasuk dalam parameter yang tidak dipersyaratkan untuk perairan kelas II,III dan IV sedangkan untuk baku mutu air Kelas I, nilai amonia bebas tidak boleh melebihi 0,5 mg/l. Konsentrasi Pb di Air, Sedimen dan Juvenile Ikan Mujair Hasil analisis konsentrasi timbal pada air di setiap stasiun menunjukkan nilai yang juga bervariasi pada setiap waktu pengambilan sampel air. Hasil uji logam berat Pb pada stasiun 1 berkisar antara 0,024-0,076 mg/l, pada stasiun 2 berkisar 0,029-0,204 mg/l sedangkan pada stasiun 3 berkisar antara 0,036-0,231 mg/l. Nilai konsentrasi logam berat Pb di Kali Surabaya cenderung melebihi baku mutu perairan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk Mutu Air Kelas III sebesar 0,03 ppm. Dalam sedimen, konsentrasi Pb pada ketiga stasiun cukup tinggi dan berfluktuasi. Konsentrasi Pb pada sedimen di stasiun 1 berkisar antara 7,569-14,491 mg/kg, pada stasiun 2 berkisar antara 9,028-12,543 mg/kg sedangkan pada stasiun 3 berkisar antara 5,822-7,889 mg/kg. Baku mutu logam berat di dalam lumpur atau sedimen di Indonesia belum ditetapkan, sehingga sebagai acuan digunakan baku mutu yang dikeluarkan oleh IADC/CEDA (1997) mengenai kandungan logam yang dapat ditoleransi keberadaannya dalam sedimen berdasarkan standar kualitas Belanda, seperti dapatdilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1.Baku mutu kadar logam berat dalam sedimen (dalam mg/kg) Logam Berat Level Target Level Limit Level Tes Level Intervensi Level Bahaya Cadmium Timbal Merkuri Sumber : International Association of Dredging Companies /Central Dredging Association (1997) Hasil uji logam berat Pb pada sedimen di ketiga stasiun menunjukkan bahwa konsentrasi Pb pada sedimen masih di bawah level target, yaitu sebesar 85
7 mg/kg. Hal ini menunjukkan Pb pada sedimen tersebut tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan menurut IADC/CEDA (1997) tentang kualitas sedimen berdasarkan standart kualitas Belanda (< 85 mg/kg). Selain itu, Menurut Reseau National d Observation dalam Ahmad (2009) kadar normal Pb dalam sedimen yang tidak terkontaminasi berkisar antara mg/kg. Pada semua stasiun penelitian, jumlah logam Pb dalam sedimen juga menunjukkan konsentrasi yang selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah Pb di air dan di ikan. Hal ini erat kaitannya dengan sifat fisik kimia logam Pb yang mampu membentuk senyawa dengan bermacam-macam logam dan di dalam air akan mengikat agregatagregat sehingga menjadi partikel yang berukuran relatif lebih besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (Palar, 1994). Gambar 3. Grafik Perbandingan Konsentrasi Pb di Ikan, Sedimen dan Air di Lokasi Penelitian selama Rentang Waktu Pengamatan Tingginya konsentrasi Pb pada air dan sedimen akan mempengaruhi konsentrasi Pb di ikan di dalam keramba. Konsentrasi Pb pada ikan menunjukkan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan konsentrasi Pb yang ada di air tetapi lebih rendah dibandingkan konsentrasi Pb di sedimen. Perubahan konsentrasi Pb pada ikan di stasiun 1 tiap minggu selama 28 hari cukup berfluktuasi, demikian juga pada stasiun 2 dan 3. Hal ini diduga dipengaruhi oleh konsentrasi Pb di perairan, sedimen dan kemampuan fisiologis ikan tersebut serta faktor fisik kimia perairan. Akumulasi Timbal dalam Whole Body Juvenile Ikan Mujair Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan salah satu bioindikator yang sering digunakan dalam monitoring ekosistem perairan terkait kandungan logam berat di dalam tubuhnya serta resiko bagi manusia sebagai salah satu konsumen utamanya. Selain itu, ikan mujair memiliki kemampuan toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim. Menurut Suseno dkk (2010), ikan mujair dapat beradaptasi terhadap perubahan salinitas yang ekstrim serta dapat bertahan pada perairan dengan kadar oksigen terlarut yang rendah. Sebagai salah satu predator puncak dalam jejaring makanan akuatik, ikan mujair berpotensi mengakumulasi logam berat dan memberikan kontribusi terhadap paparan kontaminan tersebut pada manusia Hasil penelitian dengan metode fish caged monitoring menggunakan ikan mujair menunjukkan fluktuasi konsentrasi logam berat Pb selama masa paparan (28 hari) pada ketiga stasiun penelitian. Hasil uji logam berat pada whole body juvenile ikan mujair setiap minggu menunjukkan peningkatan konsentrasi pada minggu-minggu awal sejak ikan tersebut dipaparkan ke dalam sungai kemudian menurun dan meningkat kembali pada akhir periode paparan. Hasil uji konsentrasi Pb pada tubuh ikan mujair di stasiun 1 setiap minggu selama 28 hari berturut-turut sebesar 1,32 mg/kg; 1,03 mg/kg; 0,827 mg/kg dan 0,967 mg/kg sedangkan hasil uji konsentrasi Pb pada tubuh ikan mujair di stasiun 2 setiap minggu selama 28 hari berturut-turut sebesar 1,019 mg/kg; 1,12 mg/kg; 0,767 mg/kg dan 0,815
8 mg/kg. Hasil uji konsentrasi Pb di stasiun 3 setiap minggu berturut-turut selama 28 hari sebesar 1,16 mg/kg; 1,122 mg/kg; 0,8 mg/kg; 0,906 mg/kg. Fluktuasi konsentrasi logam berat Pb dalam whole body ikan mujair (Oreochromis mossambicus) diduga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya mekanisme regulasi, konsentrasi Pb di air dan sedimen serta beberapa faktor fisik-kimia perairan. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh ikan dapat menyebabkan gangguan fisiologis sehingga ikan akan berusaha mengeluarkan logam berat tersebut melalui mekanisme regulasi. Ikan dapat meregulasi logam berat yang ada di dalam tubuhnya sehingga resiko toksisitas logam berat dalam tubuhnya dapat dihindari. Menurut Al- Nagaawi (2008), ikan memiliki mekanisme regulasi, diantaranya ekskresi, detoksifikasi dan penyimpanan (storage). Apabila mekanisme regulasi tidak mampu menyeimbangi penyerapan (uptake) logam berat oleh organisme tersebut, maka resiko toksisitas dapat terjadi dimana terjadi kerusakan pada hati dan ginjal sebagai organ yang berperan dalam proses detoksifikasi dan ekskresi. Tubuh makhluk hidup biasanya memiliki kemampuan mentoleransi logam yang tidak diperlukan oleh tubuh (racun) melalui proses ekskresi tubuh oleh ginjal melalui urine (Darmono, 1995). Selain proses regulasi berupa ekskresi, hati ikan memiliki peran dalam mekanisme detoksifikasi. Proses detoksifikasi logam berat pada hati melalui proses pengikatan logam (metallothionein) di dalam jaringan. Kemampuan detoksifikasi oleh hati relatif terbatas sehingga logam berat yang berlebihan di dalam tubuh, akan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh ikan melalui pembuluh darah (Soemirat, 2002 dalam Sunarsih dkk, 2008). Menurut Kanakaraju and Anuar (2009), kenaikan Pb pada ikan akan semakin tinggi sesuai dengan kenaikan Pb pada air dan lama paparan. Fluktuasi kenaikan Pb pada tubuh ikan mujair diduga disebabkan karena konsentrasi Pb yang terdapat pada sedimen dan air. Rata-rata konsentrasi Pb pada tubuh ikan meningkat pada awal periode paparan seiring dengan tingginya konsentrasi Pb pada air dan sedimen. Ratarata konsentrasi Pb tertinggi pada ikan mujair di stasiun 1 sebesar 1,323 mg/kg setelah 7 hari periode paparan dimana konsentrasi Pb di air dan sedimen pada saat itu berturut-turut sebesar 0,052 mg/l dan 11,36 mg/kg. Rata-rata konsentrasi Pb pada ikan mujair di stasiun 2 dan 3 menunjukkan konsentrasi Pb tertinggi pada minggu kedua pengambilan sampel ikan masing-masing sebesar 1,12 mg/kg dan 1,122 mg/kg dimana konsentrasi Pb di air pada stasiun 2 sebesar 0,204 mg/l dan pada stasiun 3 sebesar 0,225 mg/l. Konsentrasi Pb terlarut pada minggu kedua di stasiun 2 dan 3 menunjukkan nilai konsentrasi tertinggi selama lima kali pengambilan sampel air setiap minggunya selama 28 hari. Hal ini memperkuat dugaan bahwa, terdapat keterkaitan antara logam berat pada sedimen dan air terhadap konsentrasi logam berat yang terdapat dalam tubuh (whole body) ikan mujair. Ikan dapat melakukan mekanisme akumulasi Pb seiring dengan meningkatnya konsentrasi Pb di perairan dan sedimen, namun ikan juga dapat melakukan mekanisme eliminasi seiring dengan penurunan konsentrasi logam berat di perairan. Al-Nagaawi (2008) melakukan penelitian skala laboratorium untuk mengetahui konsentrasi, akumulasi dan eliminasi Pb dalam tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan memaparkan ikan dalam perairan yang mengandung Pb pada konsentrasi 6 mg/l dan 12 mg/l selama 4 minggu, kemudian memindahkan ikan tersebut ke dalam akuarium yang tidak mengandung polutan Pb selama 2 minggu untuk mengetahui
9 proses eliminasi Pb dalam tubuh ikan. Hasil penelitiannya menunjukkan rata-rata akumulasi Pb meningkat sesuai kenaikan Pb di perairan dan lama paparan. Kemudian, dua minggu masa eliminasi menunjukkan penurunan logam Pb dalam tubuh ikan. Selain mekanisme fisiologis ikan dan konsentrasi Pb di perairan, beberapa parameter fisik dan kimia perairan pada penelitian ini diduga secara tidak langsung dapat mempengaruhi konsentrasi Pb di dalam tubuh ikan, diantaranya BOD, COD dan Ammonia Nitrogen. Faktor fisik-kimia perairan tersebut secara langsung memang tidak mempengaruhi konsentrasi Pb pada ikan, namun berpengaruh langsung pada peningkatan konsentrasi Pb pada sedimen. KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : - Tingkat akumulasi Pb pada juvenile (whole body) ikan mujair di Kali Surabaya pada periode awal pemaparan lebih tinggi daripada periode akhir pemaparan selama 28 hari. Tingkat akumulasi Pb pada ikan rata-rata memiliki pola kecenderungan yang sama dengan tingkat akumulasi Pb di perairan dan juga sedimen pada ketiga lokasi penelitian. - Konsentrasi Pb di perairan rata-rata lebih rendah dibandingkan konsentrasi Pb pada juvenile (whole body) ikan mujair, sedangkan konsentrasi Pb pada tubuh (whole body) juvenile ikan mujair ratarata lebih rendah dibandingkan konsnetrasi Pb di sedimen. DAFTAR PUSTAKA Afriansyah, A Konsentrasi Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu) dalam Air, Seston, Kerang dan Fraksinasinya dalam Sedimen di Perairan Delta Berau Kalimantan Timur. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor Ahmad, F Tingkat Pencemaran Logam Berat dalam Air Laut dan Sedimen di Perairan Pulau Muna Kabaena dan Sulawesi Tenggara. Makara Sains Volume 13, No.2 Al-Nagaawy,A.M Accumulation and Elimination of Copper and Lead from Oreochromis niloticus Fingerlings and Consequent Influence on Their Tissue Residues and Some Biochemichal Parameters. 8 th International Symposium on Tilapia in Aquaculture, Saudi Arabia Ariestya, Aulia Analisa Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu, Cr dan Hg dalam Air dan Sedimen Kali Mas Surabaya. Laporan Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Surabaya Barbee, Gary C., John Barich, Bruce Dunkan, John W. Bickam, Cole W. Matson, Christopher J. Hintze, Robin L. Autenrieth, Guo-Dung Zhou, Thomas J. McDonald, Leslie Cizmas, Dale Norton, Kirby C. Donnely In Situ Biomonitoring of PAH-contaminated Sediments Using Juvenil Coho Salmon (Oncorhynchus kisutch). Ecotoxitology and Enviromental Safety 71 (2008) Barus, T.A Metodi Ekologis untuk Menilai Kualitas Perairan Lotik. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara: Medan
10 Darmono Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press: Jakarta Dewi,R.T., Fitrihidajati,H.,Yuliani Identifikasi Rhizobakteri pada Eceng Gondok (Eichornia crassipes Solm.) dan Lemna minor L. yang Terpapar Logam Berat Timbal (Pb).Prosiding Seminar Nasional Biologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya Ecoton Jelajah Kali Surabaya.<http: // Handayani, E., Oginawati, K., Santoso,M Analisa Logam Cu dan Zn pada Jajanan anak Sekolah Dasar di Bandung dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Laporan Penelitian Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung Palace,Vince P., Doebel, Cecilia., Baron, Chris L.,Evans, R., Wautier, Kerry G., Klaverkamp, Jack F., Werner, J., Kollar, Suzzane Caging Small- Bodied Fish as an Alternative Method for Environmental Effects Monitoring (EEM). Water Qual. Res. J. Canada, 2005 Volume 40, No. 3, Palar, H Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta :Jakarta Panjaitan, Grace Y Akumulasi Logam Berat Tembaga (Cu) dan timbal (Pb) pada Pohon Avicennia marina di Hutan Mangrove. Laporan Skripsi Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Rochyatun, Endang dan Rozak, Abdul Pemantauan Kadar Logam Berat dalam Sedimen di Perairan Teluk Jakarta. Makara, Sains, Vol.11, Nomor 1,April 2007: Sunarsih,G Akumulasi Merkuri (Hg) pada Daging dan Tulang Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal ) di Tambak Keputih Sukolilo Surabaya. Tugas Akhir Jurusan Biologi FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Suseno, H., Hudiyono,S.,Budiawan dan Wisnubroto, Djarot S Bioakumulasi Anorganik dan Metil Merkuri oleh Oreochromis mossambicus :Pengaruh Konsentrasi Merkuri Anorganik dan Metil Merkuri dalam Air. Jurnal Teknologi Pengelolahan Limbah, Volume 13 No 1, ISSN Widaningrum, Miskiyah dan Suismono Bahaya Kontaminasi Logam Berat dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Cemarannya. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Vol Yudha, Indra G Kajian Logam Berat Pb, Cu, Hg dan Cd yang Terkandung pada Beberapa Jenis Ikan di Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Unila: Lampung
TUGAS AKHIR (SB )
TUGAS AKHIR (SB-091358) Akumulasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Juvenile Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) secara In-Situ di Kali Mas Surabaya Oleh : Robby Febryanto (1507 100 038) Dosen Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup, zat cair atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga kualitas air menjadi
Lebih terperinciKonsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling
Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048
Lebih terperinciBIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA
J.Tek.Ling Vol. 7 No. 3 Hal. 266-270 Jakarta, Sept. 2006 ISSN 1441 318X BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA Titin Handayani Peneliti
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM KADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN KOMUNITAS IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT TESIS.
KANDUNGAN LOGAM KADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN KOMUNITAS IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT TESIS Oleh : RIRI SAFITRI 127030017/BIO PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN
MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):69-76 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN ANALYSIS OF HEAVY METAL CADMIUM (Cd) AND MERCURY
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Sungai Code, Kota Yogyakarta dapat ditarik
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil uji penelitian kandungan Kadmium (Cd) pada air sungai dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Sungai Code, Kota Yogyakarta dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN
PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,
Lebih terperinciidentifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling
Lebih terperinciANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO
ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU
KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU Elya Febrita, Darmadi dan Thesa Trisnani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan industri yang dapat mengubah kulit mentah menjadi kulit yang memiliki nilai ekonomi tinggi melalui proses penyamakan, akan tetapi
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 2017. p-issn.1412-2960.; e-2579-521x
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Maksud dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh berkembangnya aktivitas kolam jaring apung di Waduk Cirata terhadap kualitas air Waduk Cirata. IV.1 KERANGKA PENELITIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan
Lebih terperinciAnalisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,
Lebih terperinciDISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cd DALAM AIR, SEDIMEN DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE
DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cd DALAM AIR, SEDIMEN DAN IKAN MERAH (Lutjanus erythropterus) DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN PAREPARE Ayu Andriana L, L Musa Ramang dan Nursiah La Nafie Jurusan Kimia
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN
ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN Metha Anung Anindhita 1), Siska Rusmalina 2), Hayati Soeprapto 3) 1), 2) Prodi D III Farmasi Fakultas
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI
KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI ARYALAN GINTING 090302081 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciEffect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium (Cd) in Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus)
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP AKUMULASI DAN DEPURASI TEMBAGA (Cu) SERTA KADMIUM (Cd) PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Effect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium
Lebih terperinciANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG. Ita Emilia
ANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG Ita Emilia e-mail : itaemilia@rocketmail.com Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang ABSTRACT Research
Lebih terperinciLAJU RESPIRASI MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DALAM MEDIA AIR LUMPUR SIDOARJO PADA KONSENTRASI SUBLETAL
TUGAS AKHIR SB 1510 LAJU RESPIRASI MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DALAM MEDIA AIR LUMPUR SIDOARJO PADA KONSENTRASI SUBLETAL TITISARI RETNO BUDIARTI NRP 1505 100 013 Dosen Pembimbing Aunurohim, S.Si.,
Lebih terperinciDISTRIBUSI KADMIUM (Cd 2+ ) SECARA HORIZONTAL DI PERAIRAN WONOREJO, SURABAYA
DISTRIBUSI KADMIUM (Cd 2+ ) SECARA HORIZONTAL DI PERAIRAN WONOREJO, SURABAYA Mega Estianna Pratiwi 1, Giman 2, Supriyatno Widagdo 3, Universitas Hang Tuah Email: megaestianna@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya
Lebih terperinciANALISIS LOGAM BERAT (Pb dan Cd) YANG TERAKUMULASI PADA ECENG GONDOK (Eichornia crassipes Solms.) DI SUNGAI ASAHAN, KABUPATEN TOBA SAMOSIR
ANALISIS LOGAM BERAT (Pb dan Cd) YANG TERAKUMULASI PADA ECENG GONDOK (Eichornia crassipes Solms.) DI SUNGAI ASAHAN, KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI UBASORI SIGALINGGING 090805024 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciGEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR
GEOKIMIA Pb, Cr, Cu DALAM SEDIMEN DAN KETERSEDIAANNYA PADA BIOTA BENTIK DI PERAIRAN DELTA BERAU, KALIMANTAN TIMUR Oleh: Sabam Parsaoran Situmorang C64103011 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 175-182 ISSN : 2088-3137 DISTRIBUSI KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd PADA KOLOM AIR DAN SEDIMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM HULU Arief Happy
Lebih terperinciPENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan
PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciTingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus.
Tingkat Toksisitas dari Limbah Lindi TPA Piyungan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus., L) Oleh: Annisa Rakhmawati, Agung Budiantoro Program Studi Biologi Fakultas
Lebih terperinciLampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinci*Corresponding Author Phone: ,2 Alamat sekarang : Jurusan Biologi FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
SINTASAN (SURVIVAL RATE) IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) SECARA IN-SITU DI KALI MAS SURABAYA Eni Suyantri*, Aunurohim 1, Dra. Nurlita Abdulgani, M. Si 2 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR
KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR (Heavy Metals Content in Seawater Sediment and Anadara granosa, in Mentok and
Lebih terperinciBAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam
PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT (Cu, Fe, Zn) KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN DENSITAS AIR SUNGAI GAUNG DI DESA SEMAMBU KUNING KECAMATAN GAUNG KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Dahlia Segeryanti *, Riad Syech, Usman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut
Lebih terperinciKAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG
KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG STUDY OF HEAVY METALS Pb, Cu, Hg, and Cd CONTAINED IN FISHES AT BANDAR LAMPUNG COASTAL
Lebih terperinciANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
ANALSS ON LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDMEN, AKAR, KULT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM Fitriani, Syarifudding Liong dan Maming Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciKANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR SUNGAI DAN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linnaeus) DI SUNGAI CODE KOTA YOGYAKARTA
1 KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA AIR SUNGAI DAN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linnaeus) DI SUNGAI CODE KOTA YOGYAKARTA THE CONTENT CADMIUM (Cd) ON THE WATER AND THE CARP (Cyprinus carpio Linnaeus) IN THE RIVER
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)
87 STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River) Infa Minggawati dan Lukas Fakultas Perikanan Universitas Kristen
Lebih terperinciPERAIRAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT Cu, Cd dan Pb DI PERAIRAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA (Studi kasus P.Panggang dan P. Pramuka) HARRY SUDRADJAT JOHARI SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode transek. Pengambilan sampel menggunakan metode eksploratif dengan pengamatan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Muara Kamal pada bulan Agustus Oktober 2011. Analisis preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Produktivitas
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperincidari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.
Lebih terperinciIdentifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung
Reka Lingkungan Teknik Lingkungan Itenas No.1 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Februari 2015 Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen sampai
Lebih terperinciEFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)
EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa) D 03 Putut Har Riyadi*, Apri Dwi Anggo, Romadhon Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Universitas
Lebih terperincisedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH
ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Doso Sarwanto 1) dan Eko Hendarto 2) ABSTRAK Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air yang dikonsumsinya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indramayu merupakan salah satu daerah yang penduduknya terpadat di Indonesia, selain itu juga Indramayu memiliki kawasan industri yang lumayan luas seluruh aktivitas
Lebih terperinciPEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017
PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air dan sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik. Limbah anorganik menurut Mukhtasor (2007) merupakan bahan yang tidak dapat terurai atau termasuk dalam senyawa
Lebih terperinciDISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA
DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA SKRIPSI Oleh : I Putu Bagus Mahendra NIM. 1108105011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciLampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut No. Parameter Satuan Baku Mutu FISIKA 1 Kecerahan a m Coral: >5 Mangrove : - Lamun : >3 2 Kebauan - Alami
Lebih terperinciTINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)
Abstrak TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE) Johan Danu Prasetya, Ita Widowati dan Jusup Suprijanto Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciKandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara
48 L. Grace et al. / Maspari Journal 02 (2011) 48-53 Maspari Journal 02 (2011) 48-53 http://masparijournal.blogspot.com Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU
PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari aktivitas industri merupakan masalah besar yang banyak dihadapi oleh negaranegara di seluruh dunia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi
Lebih terperinciFITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO
SIDANG TUGAS AKHIR SB 1358 FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO ATIKA AYU PERMATASARI 1505100032 Dosen Pembimbing : Aunurohim, S.Si.,
Lebih terperinciPENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 9 (1) : 44-49 (Januari 2012) ISSN 1829-6084 PENGARUH COD, Fe, DAN NH 3 DALAM AIR LINDI LPA AIR DINGIN KOTA PADANG TERHADAP NILAI LC50 EFFECT OF COD, Fe, AND NH 3 IN LEACHATE
Lebih terperinciGambar 7. Lokasi penelitian
3. METODA PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di muara Sungai Angke dan perairan Muara Angke, Jakarta Utara (Gambar 7). Lokasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan,
Lebih terperinciKORELASI UKURAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DI MUARA SUNGAI KETINGAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR
Journal of Marine and Coastal Science, 1(1), 34 44, 2012 KORELASI UKURAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DI MUARA SUNGAI KETINGAN, SIDOARJO, JAWA TIMUR CORRELATION
Lebih terperinciAzolla microphylla Bioremoval as Countermeasures Alternative of Heavy Metals (Zn) In the Cultivation Media
Azolla microphylla Bioremoval as Countermeasures Alternative of Heavy Metals (Zn) In the Cultivation Media By Fahri Muhammad 1), Syafriadiman 2), Niken Ayu Pamukas 2) Laboratory of Environmental Quality
Lebih terperinciANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG
ANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG Ima Rachmah Supardi, L. Musa Ramang, Rohani Bahar Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, 9245
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET
ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET SKRIPSI Oleh: KADEK ARI ESTA 1108105032 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena
Lebih terperinciKeywords : Heavy metals Pb, Heavy metals Cu, Water, Sediment, Belumai River
72 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI ALIRAN AIR SUNGAI BELUMAI, KECAMATAN TANJUNG MORAWA (Analysis Of The Content Of Heavy Metals Lead (Pb) And Copper (Cu) In River Water Flow
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah adalah tempat mengkarantinakan sampah atau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah sehingga tidak mengganggu lingkungan.
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:
STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: HIRAS SUCIPTO TAMPUBOLON 090302074 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) DALAM UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) YANG DIPEROLEH DARI MUARA SUNGAI BANJIR KANAL BARAT DAN PERAIRAN PANTAI KOTA SEMARANG Aqnes Budiarti,
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah banyak dikonversi lahan pantainya menjadi kawasan industri, antara lain industri batubara, pembangkit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan
Lebih terperinciANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN ABSTRAK
ANALISIS PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN MUARA SUNGAI SALO TELLUE UNTUK KEPENTINGAN BUDIDAYA PERIKANAN Jalil 1, Jurniati 2 1 FMIPA Universitas Terbuka, Makassar 2 Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma,
Lebih terperinciBAB. II TINJAUAN PUSTAKA
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau aktivitas yang dianggap sebagai suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah maupun kering,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung terletak di bagian ujung selatan Pulau Sumatera. Secara geografis, Propinsi Lampung
Lebih terperinciUJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM
UJI KADAR MERKURI PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY Fitrianti Palinto NIM 811409073 Dian Saraswati, S.Pd,. M.Kes Ekawaty Prasetya, S.Si., M.Kes JURUSAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enceng gondok (Eichhornia Crassipes) merupakan salah satu jenis tanaman air yang memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat (Ingole, 2003). Tumbuhan
Lebih terperinciUji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus )
Uji Toksisitas Akut Limbah Oli Bekas di Sungai Kalimas Surabaya Terhadap Ikan Mujair ( Tilapia missambicus ) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus ) Oleh : Shabrina Raedy Adlina 3310100047 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Logam Berat pada Air Laut dan Sedimen. Kabupaten Pasuruan, dapat dilihat pada tabel berikut:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kandungan Logam Berat pada Air Laut dan Sedimen Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kandungan logam berat pada air laut dan sedimen di sepanjang perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas
Lebih terperinci