BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat
|
|
- Hartanti Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Conveyor Di dalam industri, bahan-bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada : 1. Kapasitas material yang ditangani. Jarak perpindahan material 3. Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi 4. Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties) 5. Harga peralatan tersebut. 4
2 .1.1 Klasifikasi Conveyor Secara umum jenis/type Konveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Belt Conveyor. Chain Conveyor : a. Scraper Conveyor b. Apron Conveyor c. Bucket Conveyor d. Bucket Elevator 3. Screw Conveyor 4. Pneumatic Conveyor Belt Conveyor Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas. Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu : 1. Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai dengan 18.. Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan. 3. Kapasitas tinggi. 4. Serba guna. 5
3 5. Dapat beroperasi secara continiue. 6. Kapasitas dapat diatur. 7. Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m. 8. Dapat naik turun. 9. Perawatan mudah. Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor: 1. Jaraknya telah tertentu.. Biaya relatif mahal. 3. Sudut inklinasi terbatas Chain Conveyor Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu : 1. Scraper Conveyor. Apron Conveyor 3. Bucket Conveyor 4. Bucket Elevator 6
4 Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya menggunakan rantai sebagai alat bantu untuk menggerakkan material. Scraper Conveyor Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis -jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan. Karakteristik dan performance dari scaper conveyor: 1. Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45.. Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m. 3. Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam. 4. Harganya murah. Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor: 1. Mempunyai jarak yang pendek.. Tenaganya tidak konstan. 3. Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur. 4. Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap. 7
5 Apron Conveyor Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat. Karakteristik dan performance dan apron conveyor: 1. Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 5.. Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam. 3. Kecepatan maksimum 100 ft/m. 4. Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar. 5. Perawatan murah. Kelemahan -kelemahan apron konveyor : 1. Kecepatan yang relatif rendah.. Kapasitas pengangkutan yang kecil 3. Hanya satu arah gerakan 8
6 Gambar.3 Apron Conveyor Bucket Conveyor Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang dalam. Karakteristik dan performance dari bucket conveyor: 1. Bucket terbuat dari baja. Bucket digerakkan dengan rantai 3. Biaya relatif murah. 4. Rangkaian sederhana. 5. Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan. 6. Kecepatan sampai dengan 100 ft/m. 7. Kapasitas kecil 100 ton/jam. 9
7 Kelemahan -kelemahan bucket conveyor: 1. Ukuran partikel yang diangkut -3 in.. Investasi mahal. 3. Kecepatan rendah. Bucket Eleyator Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-0 dan scraper jarang melebihi Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing -masing. Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas : 1. Minneapolis Type. Buckets for Wet or Sticky Materials 3. Stamped Steel Bucket for Crushed Rock 4. Minneapolis Type i. ¾ Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. 10
8 ii. Dipergunakan untuk mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat. 5. Buckets for Wet or Sticky Materials. i. ¾ Bucket yang lebih datar. ii. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket. 6. Stamped Steel Bucket for Crushed Rock i. ¾ Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang berat. Ketiga jenis bucket tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini : 11
9 Screw Conveyor Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor)alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. Macam-macam flight adalah: 1. Sectional flight. Helicoid flight 3. Special flight, terbagi: ~cast iron flight ~ribbon flight ~cut flight Konveyor berfiight section (Gambar.6-a) dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang. Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros (Gambar.6-b). Untuk membentuk suatu konveyor, flight-flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor (Gambar.6-c). Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar.6-d). Untuk mengaduk digunakan cut flight (Gambar.6-e). Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah. 1
10 Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya. Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi (Gambar.7). Gambar.6 Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight Gambar.7 Screw Conveyor Coupling Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja (Gambar.8), Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan 1 ft. Tipe wadah yang paling sederhana 13
11 (Gambar.8-a) hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor. Gambar.8-b menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya semuanya terbuat dari besi. Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada persambungan yang tetap sejajar. Dua buah persambungan dibuat pada ujung wadah, dan sepanjang wadah harus tetap ada hanger atau penahan, Biasanya ada sebuah hanger untuk tiap bagian. Gambar.9 menunjukkan beberapa tipe hanger. Gbr.9-a menunjukkan tipe paling sederhana dan paling murah. Gbr.9-b menunjukkan tipe yang mempunyai persambungan terpisah dan ditempatkan di wadah baja. Bentuk yang lebih rumit mempunyai persambungan yang dapat disetel dan juga dengan cara meminyaki yang lehih baik. 14
12 Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan persambungan hanger, seringkali minyak atau pelumas tidak dapat dipakai karena akan mencemari bahan tersebut, dan wadah kayu akan basah oleh minyak. 0leh karena itu, wadah dalam hanger dibuat dari besi putih cor (Gbr. 9-c) sehingga tempat bergerak dapat digunakan walaupun tanpa pelumas. Ujung dari wadah konveyor disebut box ends. Umumnya box ends awal berbeda konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki roda gigi (gears) bevel untuk memutar poros konveyor. 15
13 Pneumatic Conveyor Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara. Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain: 1. Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.. Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar. 3. Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu. Pada tipe yang sederhana (Gambar.11), sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat dipindahpindahkan ujungnya. Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa. Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen. Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya 16
14 yang sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelokkelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi. Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah fpm dan pada kecepatan tinggi adalah fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah cfm, tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain. Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-data peralatan pabrik. 17
15 . Dasar Pemilihan Conveyor Untuk melakukan pemilihan suatu tipe pesawat pengangkut diperlukan pengetahuaan tentang rancangan dan disesuaikan dengan kemampuan pengoperasiannya. Dalam pemilihan pesawat pengangkut perlu diketehui sebagai berikut : 1. Jenis dari ukuran beban yang akan ditangani, misalnya beban padu (unit bulk) dan beban tumpahan (bulk load).. Kondisi perjam dari unit serta kontinius pemindahan 3. Kondisi lingkungan yang menentukan arah dan lintasan pesawat pengangkut. 4. Prinsip prinsip ekonomis meliputi ongkos pembuatan dan pemeliharaan. Berdasarkan keterangan diatas maka dipilih konveyor yang membantu material berupa. Beban tumpahan (bulk load) dengan berputarnya poros yang dililiti lempengan plat yang berfungsi sebagai pendorong yang berbentuk ulir (screw) sehingga material Nut dan Fiber dapat diangkut dan dipindahkan..3 Dasar Perhitungan Bagian Bagian Utama Konveyor. Didalam perencanaan konveyor terdapat bagian-bagian yang harus terkena beban seperti motor listrik, roda gigi, poros, bantalan. Bagian-bagian ini harus diamati secara tepat agar dapat menerima beban tekanan cukup kuat. Kekuatan bahan harus diperhitungkan sesuai dengan kondisi operasi yang akan berlangsung, untuk itu perencanaan bahan yang akan digunakan harus benarbenar diteliti untuk memberikan informasi yang akurat serta perangkat peralatan pengaman yang menjamin konveyor tersebut bekerja pada kondisi yang telah diperhitungkan. 18
16 .3.1 Daya Motor Penggerak Dalam perencanaan screw konveyor digunakan tenaga motor listrik. Poros motor penggerak dirangkai dengan sistem transmisi roda gigi yang mana daya dan putaran dari motor listrik direduksi dan diteruskan keporos penggerak konveyor. Daya penggerak poros screw konveyor dapat dihitung dengan persamaan : Q.l P p... (.1) 10 Dimana : P p = Daya penggerak poros konveyor (kw) Q = Kapasitas konveyor (kg/s) l = Panjang lintasan konveyor atau panjang poros konveyor (m) Bila Q dalam Ton/jam dan P dalam Hp, maka persamaan.1 menjadi : P p Q. l.1, Q. l. P p... (.) 74,03 Karena ada faktor-faktor lain maka daya penggerak poros haruslah dikalikan dengan faktor resistansi total (Wo) yaitu sebesar 4,0 (Spivakopsky,1969), persaman. menjadi : P p. Q. l. Wo... (.3) 74,03 Untuk menentukan daya motor penggerak dapat dihitung dengan persamaan berikut : P m. Pp.... (.4) mek Dimana : P m = Daya motor penggerak (Hp) mek = Effisiensi mekanisme (biasanya diambil 0,98) 19
17 .3. Sistem Transmisi Sistem transmisi memakai mekanisme roda gigi lurus. Adapun perbandingan transmisi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : i n n 1... (.5) Z Z 1 Dimana : n = Putaran (rpm) Z = Jumlah gigi.3.3 Roda Gigi Lurus Untuk mentransmisikan daya yang besar maka digunakan dengan roda gigi. Keunggulan menggunakan roda gigi yaitu lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat dengan daya lebih besar. Jika diameter jarak bagi adalah d b1 (mm),maka kecepatan keliling v (m/s) yang mempunyai putaran n 1 (rpm): d b1 n1 v (.6) Hubungan antara daya yang ditransmisikan P (kw) gaya tangensial F t (kg), dan kecepatan keliling v (m/s) adalah Ft v P... (.7) 10 Dalam hal ini perlu dipergunakan daya perencana yaitu : Pd = fc.p Dimana Pd = daya perencana (kw) fc = faktor koreksi daya (dapat dipilih fc = 1,) maka 10Pd Ft... (.8) v 0
18 atau harga Ft dapat dicari dengan Ft b b m Y (Sularso;Elemen Mesin; Hal 39) (.9) Dimana b =tegangan lentur (kg/mm ) b = lebar gigi(mm) m = modul gigi Y = faktor bentuk gigi Faktor bentuk gigi dapat dilihat pada tabel.1 Tabel.1 Faktor Bentuk Gigi Jumlah gigi Y z 10 0, ,6 1 0, , , , , , , , ,30 1 0,37 3 0,333 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 40) Jumlah gigi z Batang gigi Y 0,339 0,349 0,358 0,371 0,383 0,396 0,408 0,41 0,434 0,446 0,459 0,471 0,484 Besarnya beban lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi ' F b (kg/mm ) dapat dihitung dari besarnya modul (m),jumlah gigi (z), faktor bentukgigi (Y), dengan sudut tekan 0º dan faktor dinamis fv sebagai berikut: F ' b m Y a fv (Sularso;Elemen Mesin; Hal 40) (.10) Maka lebar sisi b adalah b Ft (Sularso;Elemen Mesin; Hal 40) (.11) ' F b Harga fv dapat dilihat pada tabel. : 1
19 Tabel. faktor dinamis fv Kecepatan v=0,5-10 m/s rendah Kecepatan v=5-0 m/s sedang Kecepatan v=0-50 m/s (Sularso;Elemen Mesin; Hal 40) 3 f v 3 v 6 f v 6 v f v 5, 5 5, 5 v Untuk menentukan ukuran-ukuran roda gigi dapat dilihat pada Tabel.3 : Tabel.3 Ukuran-ukuran utama roda gigi Satuan : mm Diameter jarak bagi (Db) Diameter kepala (Dk) D b D k m Z ( Z ) m Diameter dasar (Dd) Jarak bagi (p) Tebal gigi (t) Lebar gigi (b) Tinggi kepala gigi (ha) Tinggi kaki gigi (hf) Tinggi gigi (h) Kelonggaran puncak gigi (Ck) D d Zmcos p m t p b m ha m hf 1, 5 m h ha hf Ck 0, 5 m Jarak sumbu poros antar roda gigi (a) a Z 1 Z m
20 .3.4 Poros Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran Poros dengan Beban Puntir Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka perencanaan diameter porosnya adalah sebagai berikut : 16. T. 3 d s Supaya konstruksi aman maka izin ( ) (kg/mm ) a timbul 16. T a. d 3 s d s 16. T. a 1 3 d s 1 3 5,1. T... (.1). a Dimana : d s = Diameter poros (mm) T = Torsi (kg.mm) a = Tegangan izin (kg/mm ) Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak (kw), maka berbagai faktor keamanan bisa diambil, sehingga koreksi pertama bisa diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya perencana adalah : Pd fc. P... (.13) Dimana Pd = Daya perencana (kw) Harga fc dapat dilihat pada tabel.4 dibawah ini : 3
21 Tabel.4 faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan Daya yang Akan Ditransmisikan Daya rata-rata yang diperlukan 1, -,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1, Daya normal 1,0-1,5 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 7) Untuk menghitung Torsi T (kg.mm) dapat dihitung dari daya perencana (kw) sebagai berikut : T Pd f c T Pd n T 5 Pd 9, (.14) n Tegangan izin dapat dihitung sebagai berikut : B a (Sularso;Elemen mesin;hal 8)(.15) sf 1 sf Dimana : B = Kekuatan tarik bahan (kg/mm ) Sf 1 = Faktor keamanan bahan, untuk bahan SF = 5,6 S-C = 6,0 Sf = Faktor keamanan akibat alur pasak (1,3 3,0) Dalam perencanaan diameter poros, ada faktor-faktor lain seperti faktor koreksi akibat momen puntir (Kt) dan faktor akibat beban lenturan (Cb), maka persamaan (.1) menjadi : 4
22 d s 5,1. T. a Kt Cb 1 3 (Sularso;Elemen mesin;hal:8)(.16) Dimana harga Kt = 1,0 (jika beban halus) 1,0 1,5 (Jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan) 1,5 3,0 (Jika beban dikenakan dengan kejutan) Cb = 1,,3(jika tidak ada beban lentur maka Cb = 1).3.4. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur Jika poros yang direncanakan mendapat beban puntiran dan lenturan maka persamaan (.1) menjadi : d s 5,1.. a M T (.17) Dimana M = Momen lentur (kg.mm) Dalam perencanaan diameter poros ada faktor-faktor seperti faktor koreksi akibat momen puntir (Kt) dan faktor koreksi untuk momen lentur (Km), maka persamaan (.17) menjadi : d s 5,1.. a ( Km. M ) ( KtT ) 1 3 (Sularso;Elemen mesin;hal:18)(.18) Dimana harga Km = 1,5 (Untuk beban momen lentur yang tetaps) 1,5,0 (Untuk beban dengan tumbukan ringan),0 3,0 (Untuk beban dengan tumbukan berat) defleksi pada Poros Kekakuan terhadap poros terhadap lenturan juga perlu diperiksa. Bila suatu poros baja yang ditumpuh oleh bantalan pada kedua ujungnya dan mendapat beban merata maka besarnya defleksi poros y (mm) adalah : 5
23 q A B d L Gambar.1 Defleksi akibat beban terbagi rata y q l ( l 4. E. I lx x ) 4 y 5 g. l mak 384 E.... (.19) I Dimana E = Modulus elastisitas baja (, kn/m ), bila beban dalam kg maka E =, kg/m I = Momen inersia lingkaran pejal 64 d 4 m 4 l = Panjang poros (m) q = Beban (kn) jika pembebanan seperti pada gambar.13 maka defleksi yang terjadi : A a P b B L d Sebelah kiri gaya P (0 x a) Gambar.13 Defleksi satu beban P. b. x y l b x )... (.0) 6. l. E. I Sebelah kanan gaya P (a x b) 3 P. b. x P( x a) y l b x )... (.1) 6. l. E. I 6. E. I 6
24 Jika diberi momen puntir maka, Mo Mo A B L d Gambar.14 Defleksi akibat momen puntir Mo. x y ( l x)... (.). E. I Jika salah satu ujungnya ditumpuh dan diberi momen puntir maka, A Mo P d L Gambar.15 Defleksi yang salah satu ujungnya ditumpuh dan diberi momen puntir Px y (3l x)... (.3) 6. E. I Putaran Kritis Poros Bila beberapa diameter poros seragam d s (mm), maka putaran kritis poros adalah : n c d s l 5700 (Sularso;Elemen mesin;hal:19)(.4) l. l W 1 Dimana n c = Putaran kritis poros (rpm) l 1 dan l = Jarak bantalan terhadap beban (mm) l = Panjang poros (mm) W = Beban pada poros (kg) 7
25 Bila terdapat beberapa beban pada poros maka putaran kritis poros adalah : 1 n c 1 n c1 1 n c 1 n c3... (Sularso;Elemen mesin;hal:19)(.5) Menurut Sularso Perbandingan putaran yang baik antara putaran sebenarnya dengan putaran kritis adalah lebih kecil dari 0,6 0,8 n = 0,6 0,8 (Sularso;Elemen mesin;hal:0)(.6) n c.3.5 Pasak Pasak adalah suatu elemen yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling dan lain-lain pada poros. momen diteruskan dari poros kenaaf atau tari naaf ke poros. Ukuran dan bentuk standart pasak diberikan dalam tabel.5.untuk pasak umumnya dipilih bahan yang memiliki kekuatan tari lebih dari 60 (Kg/mm ), lebih kuat dari pada porosnya. Kadang-kadang sengaja dipilih bahan yang lemah, sehingga pasak akan lebih mudah rusak dari pada poros. Ini disebabkan harga pasak yang murah serta mudah menggantinya. Tabel.5 Ukuran standart pasak (Sularso;Elemen Mesin; Hal 10) 8
26 Jika momen rencana dari poros adalah T(Kg.mm) dan diameter poros adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (Kg) Pada permukaan poros adalah : T F...(.7) d / ) ( s Tegangan geser yang ditimbulkan adalah : F k...(.8) bl Dimana : k = Tegangan geser yang terjadi (kg/mm ) b l = Lebar pasak (mm) = Panjang pasak (mm) Tegangan geser izin didapat dengan : b ka...(.9) S fk1 S fk Dimana : Sfk 1 = Faktor keamanan (umumnya diambil 6) Sfk = Faktor keamanan = 1,0 1,5 (jika beban dikenakan perlahan-lahan) = 1,5 3,0 (jika beban dikenakan tumbukan ringan) =,0 5,0 (jika beban dikenakan secara tiba-tiba dengan tumbukan berat) Dari tegangan geser izin, panjang pasak yang diperlukan dapat diperoleh dengan : F ka...(.30) bl 1 Gaya keliling F (kg) yang sama seperti diatas dikenakan pada luas permukaan samping pasak. Maka tekanan permukaannya adalah : 9
27 F P... (.31) l ( t atau t ) 1 Dimana : P = tekanan permukaan (kg/mm ) ` l = panjang pasak (mm) t 1 atau t = kedalaman alur pasak pada poros atau naf (mm) dari harga tekanan permukaan yang di izinkan, panjang pasak yang diperlukan dapat dihitung dengan : F P a... (.3) l ( t atau t ) 1 Dimana : P a = Tekana permukaan izin (kg/mm ) Harga Pa adalah sebesar 8 kg/mm untuk poros dengan diameter kecil, 10 kg/mm untuk poros dengan diameter besar, dan setengah dari harga-harga diatas untuk poros berputaran tinggi. Perlu diperhatikan bahwa lebar pasak sebaiknya antara 5-35% dari diameter poros, dan panjang pasak jangan terlalu panjang dibandingkan dengan diameter poros. Karena lebar dan tinggi pasak sudah distandartkan, maka beban yang ditimbulkan oleh gaya F yang besar hendaknya datasi dengan penyesuaian panjang pasak. Menurut Sularso perbandingan : b 0,5 0,35 ds Baik Lk 0,75 1,5 ds dimana b = lebar pasak, Lk = Panjang poros 30
28 .3.5 Screw Konveyor Gambar.16 Screw Konveyor d ds = Diameter luar srew (mm) = Diameter poros (mm) Untuk menentukan pitch secrew (p)mm dapat dihitung dengan rumus: 1 p d. tg p d. tg... (.33) Bila panjang poros penggerak adalah l (mm) maka banyaknya screw (n) adalah n l p Sedangkan kecepatan dorong muatan adalah : p n v... (.34) 6000 Dimana n = Putaran poros penggerak konveyor (rpm). Screw konveyor membawa nut dan fiber dengan berat per meternya adalah : Q q... (.35) 3, 6v Diman a : q =Berat muatan per meter (kg /m) Q =Kapasitas konveyor(ton / jam) 31
29 v = Kecepatan dorong (m/s) Dengan memasukkan persamaan (.34) ke persamaan (.35) maka diperoleh: Q 60 q 3,6Pn Q 1000 q 0,06 p.n... (.36) Untuk gaya dorong screw terhadap nut dan fiber dapat dihitung dengan rumus : F s q. l. f... (.37) Dimana : F s = gaya dorong screw (kg) l = Panjang lintasan konveyor(m) f = Koefisien gesek material (f diambil 0,60).3.6 Bantalan Tujuan merencanakan bantalan adalah untuk mendapatkan umur bantalan. Suatu beban yang besarnya sedemikian rupa hingga memberikan umur yang sama dengan umur yang diberikan oleh beban dan kondisi putaran sebenarnya disebut beban ekivalen dinamis. Misalkan se buah bantalan membawa beban radial Fr (kg) dan beban aksial Fa (kg), maka beban ekivalen dinamis P (kg) adalah : Pr XVFr YFa (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135) (.38) Dimana : X,V dan Y = faktor-faktor beban Harga X,V dan Y dapat dilihat pada tabel.6 3
30 Tabel.6 faktor-faktor X,V dan Y Bantalan bola alur dalam Bantalan bola sudut Jenis bantalan Fa/Co = 0,014 = 0,08 = 0,084 = 0,11 = 0,17 = 0,8 = 0,4 = 0,56 Beba Beba n n putar punti pada r Baris tunggal Baris ganda Baris tunggal Baris ganda cinci pada e n cinci dala n m luar Fa/VFr>e Fa/VFr efa/vfr> e V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo, 30, 30 0, 190 1,99 1,90, 1,71 1,71 0,6 1 1, 0,56 1,55 1,45 1,31 1,15 1,04 1,00 α = 0º = 5º 0,43 1,00 = 30º 0,41 0,87 = 35º 1 1, 0,39 0,76 = 40º 0,37 0,66 0,35 0,55 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135) 1 0 0,56 1,09 0,9 0 0,78 0,66 0,55 Umur nominal L dapat ditentukan sebagai berikut : 0,70 0,67 0,63 0,60 0,57 1,55 1,45 1,31 1,15 1,04 1,00 1,63 1,41 1,4 1,07 0,93 0,8 0,30 0,34 0,38 0,4 0,44 0,57 0,68 0,80 0,95 1,14 0,6 0,5 0,6 0,5 0,4 0,38 0,5 0,33 0,9 0,6 1 0,84 0,76 0,66 0,58 0,5 untuk untuk bantalan bantalan Bola, f rol, f n n 33,3 n 33,3 n 1/ 3 3 /10 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135) (.39) Faktor umur : C Untuk kedua bantalan,f h = f n (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135) (.40) P Umur nominal L h adalah untuk untuk bantalan bantalan Bola, Lh 500 f h rol, f h 500 f h 1/ 3 3 /10 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 135) (.41) Dimana C = Beban nominal dinamik spesifik (kg) P = Beban ekivalen dinamis (kg) Harga C dapat dilihat pada tabel.7 berikut : 33
31 Tabel.7 Beban nominal dinamik spesifik (Sularso;Elemen Mesin; Hal 143) 34
ALAT TRANSPORTASI BENDA PADAT SYAHRUL FAUZI SIREGAR. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN
ALAT TRANSPORTASI BENDA PADAT SYAHRUL FAUZI SIREGAR Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN 1. Conveyor Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah
Lebih terperinciPERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM
KARYA AKHIR PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM SURANTA GINTING 025202007 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi
5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan
Lebih terperinciBAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.
BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,
Lebih terperinciLampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)
Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan Faktor-faktor Koreksi (Sularso,04:7) Daya yang akan ditransmisikan fc Daya rata-rata yang diperlukan,-,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,-,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk
Lebih terperinciPERANCANGAN CAKE BREAKER CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON / JAM
KARYA AKHIR PERANCANGAN CAKE BREAKER CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON / JAM KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH IJAZAH SARJANA SAINS
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat
BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah
BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A
Lebih terperinciBAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram
BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Bahan Baku Secara tradisional orang membuat tepung beras dengan cara menumbuk dalam lesung dengan antum atau alu. Beras menjadi halus dikarenakan adanya proses tekan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang tidak
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Konveyor. Konveyor (Conveyor) berasal dari kata convoy yang artinya, berjalan bersama dalam suatu grup besar. Konveyor berfungsi mengangkut suatu barang dalam
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)
LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar
Lebih terperinciKopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut
Lebih terperinciPOROS dengan BEBAN PUNTIR
POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM
SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto
Lebih terperinciMESIN PERUNCING TUSUK SATE
MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR
BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN BELT CONVEYOR SEBAGAI ALAT PENGANGKUT BUTIRAN PUPUK DARI PENGOLAHAN AKHIR KE BULK STORAGE PADA SEBUAH PABRIK PUPUK KAPASITAS 87 TON/JAM OLEH : GABE PANDAPOTAN
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN
Lebih terperinciBahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:
Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM
SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Noor
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)
BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya
Lebih terperinciA. Dasar-dasar Pemilihan Bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL
IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200
Lebih terperinciIV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :
A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...
Lebih terperinci2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan
Lebih terperinci1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN
BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar
BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERHITUNGAN
BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur
BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK
BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:
BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :
Lebih terperinciGambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging
78 Lampiran 1 Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging Lampiran 1. Lanjutan 79 Lampiran 1. Lanjutan 80 Lampiran 1. Lanjutan 81 Lampiran 1. Lanjutan 82 Lampiran 1. Lanjutan 83 Lampiran 1. Lanjutan 84 Lampiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciBAB VI POROS DAN PASAK
BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran:
P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan
Lebih terperinciSABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk
0/0/0 ELEMEN MESIN FLEKSIBEL RINI YULIANINGSIH Elemen mesin ini termasuk Belts, Rantai dan ali Perangkat ini hemat dan sering digunakan untuk mengganti gear, poros dan perangkat transmisi daya kaku. Elemen
Lebih terperinciIV. ANALISA PERANCANGAN
IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).
Lebih terperinciPerhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS
Lebih terperinciPERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON
TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput
71 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Lampiran 2. Presensi Proyek akhir 93 Lampiran 3. Kartu bimbingan proyek akhir 94 95 96 Lampiran
Lebih terperinciJumlah serasah di lapangan
Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciMAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin
MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
Lebih terperinciPERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)
PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT
PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM
PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi
Lebih terperincihingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.
7 BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Singkat Produk Mesin Pengaduk Reaktor Biogas merupakan alat tepat guna untuk memaksimalkan proses pembentukan biogas dalam reaktor skala rumah tangga. iharapakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dari mesin pengupas biji kulit kopi ini dilakukan dengan. mempertimbangkanp beberapa metode seperti berikut :
BAB III METODE PENELITIAN A. Konsep Rancangan Rancangan dari mesin pengupas biji kulit kopi ini dilakukan dengan mempertimbangkanp beberapa metode seperti berikut : 1. Pemilihan pisau pengupas kulit biji
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM
PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB II LADASAN TEORI
II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam mencapai tujuan untuk membuat suatu benda atau mesin, kadangkala merupakan bahan maupun
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam
RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik
Lebih terperinciSISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS
SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS Perancangan dan pembuatan mekanik mesin sortasi manggis telah selesai dilakukan. Mesin sortasi manggis ini terdiri dari rangka mesin, unit penggerak, unit pengangkut,
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS
PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS (1) Sobar Ihsan, (2) Muhammad Marsudi (1)(2) Prodi Teknik Mesin, Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan MAB Jln. Adhyaksa (Kayutangi)
Lebih terperinci