Christine Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Christine Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERMASALAHAN KEUANGAN YANG DIALAMI OLEH PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN ) Christine Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ABSTRAK Tujuan penelitian, ialah untuk menganalisa pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Metode yang digunakan dalam penelitian untuk menyatakan suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dengan Altman Z-score. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun Sebanyak 72 sampel terpilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, komisaris independen, struktur kepemilikan perusahaan, komite audit sebagai variabel independen, dan variabel dependen yang berskala nominal yang menyatakan (1) untuk perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan (0) untuk perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Model dalam penelitian ini diuji menggunakan regresi logistik. Hasil dalam penelitian ini yaitu hanya komite audit yang berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan Kata kunci : corporate governance, financial distress,z-score,gcg ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the influence of the implementation of Good Corporate Governance to the possibility of companies which experiencing in financial difficulties. The method used in this study to declare a company experiencing in financial difficulties or not is Altman Z-Score model. The object in this study are manufacturing company that consistently registered in Indonesia Stock Exchange in period of Total samples are 72 companies selected by purposive sampling method. Variables used in this study are the size of board commisioners, independent commisioners, ownership structure of the company, audit committee as an independent variable and the dependent variable that has nominal scale, (1) for the company which experiencing financial difficulties and (0) for the company which didn t experience financial difficulties. The model in this study were tested using logistic regression. The results in this study is only the audit committee which significantly influence to the possibility of companies experiencing financial difficulties. Keywords: corporate governance, financial distress,z-score,gcg 1

2 PENDAHULUAN Latar belakang Corporate Governance (CG) adalah salah satu hal yang selalu dibicarakan oleh para investor, terutama di Asia dalam Raharja (2014). Karena hal ini, para investor rela membayar lebih pada perusahaan yang telah menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan GCG mulai ditekuni serius oleh banyak perusahaan. Pada tahun 2014 prestasi membanggakan kembali diraih oleh perusahaan dalam negeri. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) yang mendapatkan penghargaan yang diakui secara internasional dalam ajang LACP 2013 Vision Award, dimana PT PGN mendapat peringkat ke-4 dalam kategori Top 100 Annual Report Worldwide Winner. Penghargaan ini pun menjadi bukti bahwa sebuah perusahaan yang ingin maju dan berkembang di dunia internasional harus memperhatikan pentingnya penerapan GCG dalam perusahaan mereka. Keasey (1993) dalam Sunarto (2003) di Almilia (2006) menyatakan bahwa corporate governance merupakan sebuah struktur, proses, budaya dan system untuk menciptakan kondisi operasional yang sukses bagi suatu organisasi. Sebenarnya istilah corporate governance sendiri mulai populer ketika Cadburry Commitee pada tahun 1992 membuat laporan yang dinamakan Cadburry Report (Tjager dkk. 2003) pada Setyaningrum (2005). Laporan ini dianggap sebagai hal yang menentukan praktek corporate governance di dunia. Sejak terjadinya peristiwa Worldcom dan Enron di Amerika Serikat pun telah meyakinkan bahwa pentingnya penerapan GCG. Asian Development Bank pun telah mengkaji apa saja faktor yang memberi kontribusi pada krisis di Indonesia. Dimana faktor faktor tersebut adalah konsentrasi kepemilikan yang terlalu tinggi, tidak efektifnya fungsi pengawasan dewan komisaris, inefisiensi dan rendahnya transparansi mengenai prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan, terlalu tingginya ketergantungan pada pendanaan eksternal dan ketidak memadainya pengawasan oleh kreditor dalam Kaihatu (2006). Krisis berkepanjangan di Indonesia sejak tahun 1998 pun menjadi salah satu bukti bahwa lemahnya corporate governance yang diterapkan di perusahaan Indonesia. Herwidiyatmo (2000) dalam Setyaningrum (2005) mengatakan bahwa tata kelola korporasi yang buruk merupakan salah satu penyebab munculnya krisis moneter di Asia Tenggara, dan Indonesia yang terkena dampak paling parah akibat krisis tersebut. Dan sejak saat itulah corporate governance menjadi salah satu perhatian bagi para investor yang ingin berinvestasi di perusahaan. Naja (2004) menyatakan bahwa banyak negara sadar akan arti pentingnya corporate governance bagi sebuah perusahaan maupun negara yang telah menjadi kebutuhan penting untuk bertahan hidup dari derasnya persaingan global, dan menghindarkan diri dari kebangkrutan. Bahkan secara prinsip masalah corporate governance ini juga sudah menjadi kebutuhan, dimana semuanya menuju pada tujuan yang sama yaitu agar usaha yang dijalankan menjadi lebih baik, dapat memenangkan persaingan, dan bertahan dari gempuran luar yang semakin hebat. Ketiadaaan faktor faktor yang berkaitan dengan transparansi, akuntabilitas, kewajaran, responsibilitas dan independensi dari para anggota perusahaan (direksi, komisaris dan pemegang saham) yang menyebabkan terpuruknya sebagian besar dunia usaha Indonesia. Dalam prinsip akuntabilitas, dimana hal tersebut berarti kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana dengan efektif. Struktur GCG dalam perusahaan merupakan hal yang penting, karena dalam struktur tersebut terdapat siapa saja yang terlibat dan tanggung jawab apa yang melekat sesuai dengan fungsinya masing masing. Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU Perseroan Terbatas) maka organ perusahaan haruslah terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditemukan indikasi mengenai adanya hubungan struktur corporate governance sebuah perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Struktur yang terkait di dalam tata kelola perusahaan seperti dewan direksi, dewan komisaris, komite audit, komisaris independen dan kepemilikan institusional akan diukur apakah struktur tersebut mempunyai pengaruh terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional yang rendah, kepemilikan dewan direksi dan komisaris yang tinggi, dan ukuran komite audit berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Berdasarkan hasil kajian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan dengan judul penelitian ANALISIS PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERMASALAHAN KEUANGAN YANG 2

3 DIALAMI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN ) Penelitian terdahulu terkait pengaruh tata kelola perusahaan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan ditulis oleh Wardhani (2007) dimana variabel independennya terdiri dari tiga, yaitu ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris dan struktur kepemilikan. Sedangkan variabel dependennya adalah variabel binary, yaitu perusahaan yang memiliki masalah keuangan atau perusahaan yang sehat secara keuangannya. Dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penambahan jumlah komisaris akan menurunkan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan melalui fungsi monitoring yang lebih baik, serta komisaris independen seharusnya tidak hanya ditempatkan untuk memenuhi persyaratan regulasi saja, namun juga harus menjalankan fungsinya dengan baik sehingga kondisi keuangan perusahaan dapat lebih baik. Penelitian selanjutnya ditulis oleh Utama (2004) dimana menghasilkan kesimpulan komite audit dibentuk untuk membantu dewan komisaris dalam fungsi pengawasan terutama yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan. CG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan yang terkait di dalamnya. Regulasi GCG mempunyai pengaruh terhadap mekanisme pengungkapan informasi perusahaan. Namun dalam skripsi ini penulis meneliti mengenai struktur dalam corporate governance yaitu ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, struktur kepemilikan perusahaan, dan komite audit yang berhubungan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, dimana untuk menentukan sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau tidak digunakan metode Altman Z-Score. Landasan Teori Pengertian corporate governance, memiliki arti yang luas, dimana dalam penelitian ini, penulis mengambil pengertian corporate governance menurut Cadburry Committe. Definisi corporate governance menurut Cadburry Committe dalam Forum Corporate Governance Indonesia : Seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka, atau sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Menurut Mintara (2008), corporate governance mensyaratkan sebuah perusahaan memiliki struktur perangkat untuk pencapaian tujuan dan pengawasan atas kinerja perusahaan. Dengan adanya good corporate governance adapun manfaat yang diperoleh perusahaan menurut FCGI, yaitu meningkatknya efisiensi operasional dan kinerja perusahaan lewat terciptanya pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan pelayanan pada stakeholder, perusahaan mendapatkan dana yang lebih murah dan tidak rigig sehingga meningkatkan nilai perusahaan, mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan meningkatkan shareholder s value dan dividen karena pemegang saham puas akan kinerja perusahaan. Ukuran Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah salah satu mekanisme dalam tata kelola perusahaan dimana ia bertugas untuk mengawasi dan tugasnya terpisah dari dewan direksi yang menjalankan operasional perusahaan dalam UU no.40 tentang Perseroan Terbatas. Wardhani (2007) pun menyatakan bahwa dengan semakin banyaknya dewan komisaris yang dimiliki perusahaan, maka akan menguntungkan perusahaan dari segi pengelolaan sumber daya yang lebih baik, dengan semakin besarnya kebutuhan akan hubungan eksternal, maka kebutuhan akan dewan komisaris pun semakin tinggi. Selain itu dengan semakin besarnya jumlah komisaris berarti semakin besar juga fungsi pengawasan yang dilakukan terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh direksi dalam Triwahyuningtias dan Muharam (2012). Oleh karena itu muncul pertanyaan apakah dengan semakin banyaknya jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahaan dapat membantu mengatasi masalah perusahaan? Dari penjelasan tersebut diperoleh hipotesis sebagai berikut: Ha 1 Ukuran dewan komisaris dalam suatu perusahaan berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Proporsi Komisaris Independen Menurut Raharja (2014) dengan adanya komisaris independen diharapkan dapat meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta tata kelola perusahaan yang baik dalam perusahaan. Komisaris 3

4 independen diharapkan dapat memberikan pengawasan secara objektif, bersih dan sehat sehingga dapat membantu kinerja perusahaan dalam Ulya (2014). Masalah dalam CG menurut Wardhan (2007) adalah CEO yang lebih dominan dibandingkan dewan komisaris, dimana untuk menyeimbangkannya dipengaruhi oleh independensi dari dewan komisaris tersebut. Komisaris independen menjadi pihak eksternal yang independen agar keputusan yang diambil tepat dan menjauhkan perusahaan dari kesulitan keuangan dalam Triwahyunigtias dan Muharam (2012). Dari penjelasan tersebut diperoleh hipotesis sebagai berikut: Ha 2 Proporsi komisaris independen berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Kepemilikan Investor Institusional Bagi perusahaan yang sudah go public di bursa efek, maka wajar apabila terdapat kepemilikan selain perusahaan itu sendiri dimana yang akan saya bahas disini yaitu kepemilikan oleh investor institusional. Dimana mereka diyakini memperkuat fungsi pengawasan pada setiap pengambilan keputusan perusahaan sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan dalam Kim, Nofsinger dan Mohr (2009). Dengan semakin besar kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong semakin besar pengawasan terhadap perusahaan sehingga potensi perusahaan mengalami kesulitan keuangan berkurang dalam Emrinaldi (2007) dalam Triwahyuningtias dan Muharam (2012). Dari penjelasan tersebut diperoleh hipotesis sebagai berikut: Ha 3 Semakin kecil presentase kepemilikan oleh institusional, semakin tinggi kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Kepemilikan Dewan Direksi dan Komisaris Selain investor institusional, kepemilikan dalam perusahaan juga dapat dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi. Dengan adanya kepemilikan oleh komisaris dianggap dapat menurunkan kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan dikarenakan komisaris akan cenderung termotivasi untuk meningkatkan pengawasannya terhadap direksi dalam Ariesta dan Chariri (2013). Kepemilikan oleh dewan direksi sendiri dapat menurunkan masalah keagenan dikarenakan pemilik dan yang menjalankan sama menurut Jensen dan Meckling (1976). Tetapi dengan semakin banyaknya kepemilikan oleh direksi dan komisaris cenderun menimbulkan masalah asimetri informasi dimana direksi dan komisaris mempunyai informasi lebih banyak dibandingkan dengan pemilik perusahaan sehingga cenderung melakukan tindakan yang menguntungkan diri sendiri. Dari penjelasan tersebut diperoleh hipotesis sebagai berikut: Ha 4 Semakin besar presentase kepemilikan oleh dewan direksi dan dewan komisaris berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Ukuran Komite Audit Komite audit bertugas untuk membantu tugas dan fungsi dari dewan komisaris, dimana menurut FCGI seorang komite audit dapat memberi pandangan mengenai permasalahan akuntansi, pelaporan keuangan dan independensi dari auditor dan masalah pengendalian internal. Menurut Pembayun dan Januarti (2012) efektivitas komite audit akan meningkat jika ukuran komite audit meningkat, dikarenakan komite memiliki sumber daya yang lebih banyak untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan, dan diharapkan keberadaan komite audit tersebut dapat menghindarkan perusahaan mengalami permasalahan keuangan. Selain itu KNKG juga menjelaskan bahwa setidaknya jumlah komite audit terdiri dari 3 orang, dimana diketuai oleh seorang komisaris independen dari dalam perusahaan dan dua orang eksternal yang independen yang mempunyai latar belakang akuntansi dan keuangan. Sehingga dengan semakin banyaknya komite audit yang dimiliki perusahaan, maka fungsi pengawasan mereka dalam membantu dewan komisaris pun semakin tinggi sehingga kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan pun menurun. Dari penjelasan tersebut diperoleh hipotesis sebagai berikut: Ha 5 Ukuran komite audit dalam suatu perusahaan berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Dimana datanya berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang diambil dari Jumlah perusahaan manufaktur tahun berjumlah 4

5 138 perusahaan. Dari jumlah tersebut hanya 72 perusahaan saja yang diambil sebagai sampel dalam penelitian. Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) regresi logistik digunakan apabila variebel responnya bersifat kualitatif. Dimana dalam penelitian ini variabel dependennya bersifat dikotomi, yaitu perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan diberi kode satu (1) dan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan diberi kode nol (0). Untuk menentukan apakah perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau tidak, digunakan metode Altman Z-Score. Dimana metode ini dikemukakan oleh Edward I. Altman yang terdiri dari lima rasio keuangan. Perusahaan dianggap mengalami kesulitan keuangan apabila nilai Z-score nya < 2,675. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Ln (p/l-p) = DISTRESSEDf = 0 + 1COMSIZE t + 2INDEP_COM t + 3INS_OWN t + 4BOARD_OWN t + 5SIZE t+ 6LEV t + 7AUDIT_SIZE t + i Dimana: DISTRESSED : Nilai satu untuk perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan nilai 0 untuk lainnya. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan adalah perusahaan yang memiliki nilai z score kurang dari 2,675. COM SIZE : Ukuran (jumlah) dewan komisaris pada sebuah perusahaan di periode t, termasuk komisaris independen. INDEP COM : Proporsi komisaris independen dibandingkan dengan total jumlah komisaris pada sebuah perusahaan di periode t. Jumlah komisaris independen didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dan/ atau laporan BEI mengenai jumlah komisaris independen dalam tiap perusahaan.laporan BEI yang digunakan adalah laporan pada akhir tahun. Apabila dalam laporan keuangan maupun laporan BEI tersebut tidak tercantum komisaris independen, maka jumlah komisaris independennya dianggap sama dengan nol. INS_OWN : Jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan total jumlah lembar saham yang beredar. Investor institusional mencakup bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya. BOARD_OWN : Jumlah lembar saham yang dimiliki oleh komisaris terafiliasi (di luar komisaris independen) dan direksi dibagi dengan total jumlah lembar saham yang beredar. SIZE : Logaritma natural dari rata-rata Total Aset. Rata-rata Total Aset adalah jumlah total aset periode t dan t+1 dibagi 2. LEV : Total hutang dibagi dengan total ekuitas. AUDIT_SIZE : Jumlah komite audit pada sebuah perusahaan pada periode t, termasuk komisaris independen. HASIL DAN BAHASAN Penelitian ini menggunakan aplikasi statistik SPSS 16 menggunakan analisa regresi logistik. Data yang sudah dimasukkan dalam SPSS 16 dianalisis dengan cara Analyze -> Regression -> Binary Logistic. Adapun hasil dari analisa tersebut : Tabel 1 Pseudo R Square Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square a a. Estimation terminated at iteration number 11 because parameter estimates changed by less than,001. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,069 dan Cox & Snell R Square 0,052. Hal ini berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 6.9% dan terdapat 93,1% faktor lain diluar model yang menjelaskan variabel dependen 5

6 Tabel 2 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig Berdasarkan tabel 2 Hosmer and Lemeshow Test (Goodness of Fit Test) digunakan untuk menentukan apakah model yang dibentuk sudah tepat atau tidak. Dimana hipotesisnya sebagai berikut : H0 = Model telah cukup mampu menjelaskan data (sesuai) Ha = Model tidak cukup mampu menjelaskan data Jika p value > α (0,05),maka H0 diterima. Sebaliknya jika p value < α (0,05), maka H0 ditolak. Dimana p-value =0,367, lebih besar dari α (0,05) maka H0 diterima. Dapat disimpulkan apabila model regresi logistik yang digunakan telah mampu menjelaskan data (sesuai). Tabel 3 Variables in the equation Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a COM_SIZE INDEP_COM INS_OWN BOARD_OWN SIZE LEV AUDIT_SIZE Constant a. Variable(s) entered on step 1: COM_SIZE, INDEP_COM, INS_OWN, BOARD_OWN, SIZE, LEV, AUDIT_SIZE. Berdasarkan tabel 3 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut : Ln (p/1-p) = DISTRESSED = 0,011-0,087COM_SIZE + 1,063INDEP_COM - 0,203INS_OWN + 0,001BOARD_OWN + 0,089SIZE + 0,021LEV - 0,852AUDIT_SIZE Uji Hipotesis a. Ukuran dewan komisaris dalam suatu perusahaan berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan H0 = variabel COM_SIZE tidak signifikan mempengaruhi y Ha = variabel COM_SIZE signifikan mempengaruhi y Jika p value > dari α (0,05) maka H0 diterima. Sebaliknya jika p value < dari α (0,05) maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel 4.12 maka didapat p value untuk β1 adalah 0,374, dimana p value > α (0,05) maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami permasalahan keuangan. Hasil penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triwahyuningtias dan Muharam (2012) dimana ukuran dewan komisaris mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap financial distress. b. Proporsi komisaris independen berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Hipotesis : H0 = variabel INDEP_COM tidak signifikan mempengaruhi y 6

7 Ha = variabel INDEP_COM signifikan mempengaruhi y Jika p value > dari α (0,05) maka H0 diterima. Sebaliknya jika p value < dari α (0,05) maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel 4.12 maka didapat p value untuk β2 adalah 0,440, dimana p value > α (0,05) maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen komisaris independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami permasalahan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan Gideon (2005) dalam Triwahyuningtias dan Muharam (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa komisaris independen tidak signifikan terhadap financial distress. c. Semakin kecil presentase kepemilikan oleh institusional, semakin tinggi kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Hipotesis : H0 = variabel INS_OWN tidak signifikan mempengaruhi y Ha = variabel INS_OWN signifikan mempengaruhi y Jika p value > dari α (0,05) maka H0 diterima. Sebaliknya jika p value < dari α (0,05) maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel 4.12 maka didapat p value untuk β3 adalah 0,773, dimana p value > α (0,05) maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami permasalahan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triwahyuningtias dan Muharam (2012) dimana kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. d. Semakin besar presentase kepemilikan oleh dewan direksi dan dewan komisaris berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Hipotesis : H0 = variabel BOARD_OWN tidak signifikan mempengaruhi y Ha = variabel BOARD_OWN signifikan mempengaruhi y Jika p value > dari α (0,05) maka H0 diterima. Sebaliknya jika p value < dari α (0,05) maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel 4.12 maka didapat p value untuk β4 adalah 0,991, dimana p value > α (0,05) maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen kepemilikan oleh dewan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami permasalahan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wardhani (2007), yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa kepemilikan dewan komisaris tidak signifikan dalam kemungkinan suatu perusahaan akan mengalami tekanan keuangan. e. Komite audit dalam suatu perusahaan berhubungan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Hipotesis : H0 = variabel AUDIT_SIZE tidak siginifikan mempengaruhi y Ha = variabel AUDIT_SIZE siginifikan mempengaruhi y Jika p value > dari α (0,05) maka H0 diterima. Sebaliknya jika p value < dari α (0,05) maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel 4.12 maka didapat p value untuk β5 adalah 0,029, dimana p value < α (0,05) maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen komite audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami permasalahan keuangan. Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pembayun dan Januarti (2012) dimana komite audit mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisa data dan diskusi yang disajikan pada bab-bab sebelumnya berikut ini dijelaskan simpulan sebagai berikut: 1. Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Yang dapat diartikan apabila jumlah dewan komisaris yang dimiliki oleh suatu perusahaan semakin besar, maka kemungkinan perusahaan tersebut mengalami kondisi kesulitan keuangan akan menurun. Karena dalam hasil pengujian statistik variabel ini dinyatakan tidak signifikan, dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan 7

8 terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Atau dengan kata lain terdapat faktor lain diluar ukuran dewan komisaris yang dapat menjelaskan dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaaan ukuran dewan komisaris pada perusahaaan yang tidak mengalami kondisi kesulitan keuangan dan perusahaan yang mengalami kondisi kesulitan keuangan. 2. Proporsi komisaris independen memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Yang berarti semakin besar proporsi komisaris independen, maka kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan akan semakin besar. Apabila dilihat dalam uji statistik, variabel tersebut tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel proporsi komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Sehingga tidak ada ada perbedaaan proporsi komisaris independen pada perusahaan yang mengalami kondisi kesulitan keuangan dan yang tidak mengalami kondisi kesulitan keuangan. 3. Kepemilikan oleh institusional memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Yang dapat diartikan apabila kepemilikan oleh institusional yang dimiliki oleh suatu perusahaan semakin besar, maka kemungkinan perusahaan tersebut mengalami kondisi kesulitan keuangan akan menurun. Karena dalam hasil pengujian statistik variabel ini dinyatakan tidak signifikan, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan oleh institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Atau dengan kata lain terdapat faktor lain diluar kepemilikan oleh institusional yang dapat menjelaskan dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaaan kepemilikan oleh institusional pada perusahaaan yang tidak mengalami kondisi kesulitan keuangan dan perusahaan yang mengalami kondisi kesulitan keuangan 4. Kepemilikan dewan direksi dan komisaris memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Yang berarti semakin besar kepemilikan dewan direksi dan komisaris, maka kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan akan semakin besar. Apabila dilihat dalam uji statistik, variabel tersebut tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan dewan direksi dan komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Sehingga tidak ada ada perbedaaan kepemilikan dewan direksi dan komisaris pada perusahaan yang mengalami kondisi kesulitan keuangan dan yang tidak mengalami kondisi kesulitan keuangan. 5. Ukuran komite audit memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Yang dapat diartikan bahwa bila jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan semakin besar maka kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan akan semakin turun. Karena dalam hasil pengujian statistik variabel komite audit dinyatakan signifikan mempengaruhi kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Hal ini dikarenakan fungsi komite audit yaitu mengawasi manajemen dan memastikan independensi dan objektivitas auditor eksternal. Dapat disimpulkan bahwa komite audit dalam perusahaan yang diteliti telah menjalankan perannya dengan baik sehingga tata kelola perusahaan yang mengharuskan adanya komite audit sangat berguna untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan. Jumlah komite audit minimal berjumlah tiga dalam perusahaan pun mempunyai maksud agar tiap anggota komite audit yang mempunyai pengetahuan dan kelebihan masing-masing dapat bertukar pikiran. 6. Variabel pengendali dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dan leverage. Dimana ukuran perusahaan menunjukkan logaritma dari total aset perusahaan di tahun berjalan dan tahun selanjutnya. Karena setiap perusahaan mempunyai total aset yang berbeda, dengan memasukkan dalam variabel kontrol diharapkan dapat membuat model semakin fit. Tetapi apabila dilihat dari hasil uji statistik variabel ukuran perusahaan tidak signifikan atau dengan kata lain berapapun nilai logaritma dari total aset perusahaan, kemungkinan perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan tetap sama. Sedangkan untuk leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya dan kewajibannya terhadap investor. Variabel leverage dimasukkan agar dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi kesulitan keuangan adalah positif. 8

9 Saran Dari hasil penelitian ini, penulis ingin memberikan saran untuk penelitian selanjutnya: 1. Untuk mengembangkan penelitian ini, penelitian selanjutnya mungkin dapat menggabungkan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif, sehingga didapatkan hasil yang lebih mendalam, dikarenakan penelitian ini hanya menggunakan penelitian kuantitatif dari laporan keuangan perusahaan. 2. Memperbanyak sampel menjadi seluruh industri dalam perusahaan BEI, sehingga dapat dilihat apakah penerapan tata kelola perusahaan di Indonesia benar-benar mempengaruhi kondisi perusahaan. 3. Berhubungan dengan model dalam penelitian ini masih kecil dalam menjelaskan pengaruh corporate governance terhadap kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain yang masih berhubungan dengan corporate governance, seperti dewan direksi, sekretaris perusahaan, RUPS, dll. 4. Berhubung dengan informasi mengenai corporate governance, diharapkan FCGI lebih mengupdate informasi dalam websitenya, sehingga para pencari informasi yang ingin tahu lebih dalam mengenai corporate governance dapat mencarinya di website mereka. 5. Bagi para investor yang akan menanamkan investasinya, melalui penelitian ini dapat dijadikan salah satu faktor pertimbangan dikarenakan kinerja dari salah satu unsur dalam corporate governance yaitu komite audit mempunyai pengaruh yang signifikan untuk membantu perusahaan terhindar dari kondisi kesulitan keuangan. REFERENSI Almilia,Luciana Spica. (2006) Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Ariesta, Dwiki Ryno dan Chariri, Anis. (2013). Analisis Pengaruh Struktur Dewan Komisaris, Struktur Kepemilikan Saham dan Komite Audit Terhadap Financial Distress. Diponegoro Journal of Accounting.1 (1) :1-9 Asian Development Bank. (2012). Global Crisis, Remittances, and Poverty in Asia. Philippines:ADB Avenue. Diakses tanggal 3 Maret 2015 dari Jensen, Michael, and William Meckling. (1976) Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and ownership Structure. Journal of Financial Economics 3: Kaihatu, Thomas S. (2006) Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 8(1) : 1-9 Kim, Kenneth A.; Nofsinger, John R. dan Mohr, Derek J. (2009). Corporate Governance (Third Edition). New Jersey:Pearson Prantice Hall Mintara, Y.H. (2008). Pengaruh Implementasi Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Informasi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Naja, Hasanuddin Rahman Daeng. (2004). Manajemen Fit and Proper Test. Yogyakarta : Pustaka Widyatama Pembayun, Agatha Galuh dan Januarti, Indra. (2012). Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Financial Distress. Diponegoro Journal of Accounting 1 (1):1-15 Raharja, Ramadhan Sukma Perdana. (2014) Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting. 3(3):1-13 Setyaningrum, Diah. (2005). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. 2(2): Triwahyuningtias, Meilinda dan Muharam, Harjum. (2012). Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Terjadinya 9

10 Kondisi Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ). Diponegoro Journal of Management 1 (1) :1-14 Ulya, Maulida Athiatul. (2014). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Ekonomi Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Variabel Intervening. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang : Program Sarjana Universitas Diponegoro. Utama, Marta. (2004). Komite Audit, Good Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 1:61-79 Wardhani, Ratna. (2007) Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan Yang Mengalami Permasalahan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. 4(1) : Undang Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU Perseroan Terbatas) RIWAYAT PENULIS Christine lahir di Tangerang, pada tanggal 5 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi dan Keuangan pada tahun

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan diuraikan mengenai statistik deksriptif dari penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1.

Lebih terperinci

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress) ILHAM PANDIKA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek penelitian ini adalah meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Populasi dan Sampel Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods yang ada di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IS 81 0 1.23.426 SIZE 81 4.8932 7.4245 6.171004.6447805 NPM 81.0002.2895.093994.0754724

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Alasan penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Penelitian menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Dari kelima variabel tersebut terdapat satu buah variabel yaitu reputasi

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATWAKTUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh struktur good corporate governance yang diproksikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dari data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate 68 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum National Center for Sustainability Reporting (NCSR) adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2005 oleh lima organisasi terkemuka, yaitu Ikatan

Lebih terperinci

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 yang per 10 Agustus 2016 berjumlah 143 perusahaan.

Lebih terperinci

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, PERUBAHAN STRUKTUR DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SECARA VOLUNTARY Lanny Wijaya Stefanus

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau idx.com dan website masing-masing perusahaan. Objek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder karena data diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat diperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS Lillananda Putri Mayangsari Lilla.nanda@yahoo.com Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan diuraikan mengenai statistik deksriptif dari penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Dari 144 perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas, 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat memiliki kebutuhan pokok harian yang harus dipenuhi, yakni berupa konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non makanan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing di BEI pada tahun 2013-2015. Berdasarkan metode purposive

Lebih terperinci

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP (STUDI EMPERIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI Indeks LQ 45 PERIODE 2103-2015 Nama : Josy

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNAIR

ADLN PERPUSTAKAAN UNAIR i PENGARUH KOMPLEKSITAS OPERASI, FINANCIAL DISTRESS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN EXISTENCE OF AUDIT COMMITTEE TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Logistic Regression Binery Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian.

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO, PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO, DAN PEMBERIAN OPINI TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan (Annual Report) serta laporan keuangan perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN FIRM SIZE TERHADAP PERUSAHAAN YANG MENGALAMI KESULITAN KEUANGAN (FINANCIAL DISTRESS)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN FIRM SIZE TERHADAP PERUSAHAAN YANG MENGALAMI KESULITAN KEUANGAN (FINANCIAL DISTRESS) DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-10 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN FIRM SIZE TERHADAP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor 39 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015 agar dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya perusahaan.

Lebih terperinci

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM PENGARUH UKURAN KAP, QUICK RATIO, TOTAL DEBT TO ASSET RATIO, TOTAL DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, DAN AUDITOR CHANGES TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: Pertama, kepemilikan saham manajerial berpengaruh negatif terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada 1 Maret 2016 s.d selesai yang dilakukan di Jakarta. B. Desain penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur di Bursa Efek Indonesi (BEI) tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaanperusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia pada periode diperoleh jumlah sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia pada periode diperoleh jumlah sampel 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Hasil pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2016 diperoleh jumlah

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan dan Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa yang Menjadi Peserta Corporate Governance

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1.Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh antara ukuran komite audit, independensi anggota komite audit, frekuensi pertemuan dan pengetahuan keuangan terhadap variabel financial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate Governance (GCG) atau lebih dikenal dengan tata kelola perusahaan.bermanfaat sebagai suatu perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 memiliki dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Pada tahun itu, terjadi inflasi secara besar-besaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerbitkan Annual Report dan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. menerbitkan Annual Report dan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Sampel dalam penelitian adalah perusahaan yang menerbitkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari peneliti, dimana faktor keberadaannya dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang semakin merosot di Indonesia disebabkan oleh krisis moneter, serta merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik ( principle)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada sampel penelitian yang digunakan yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 yang melakukan kecurangan. Berdasarkan kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel 43 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Statistik Deskriptif Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean China Free Trade Area) pada 1 Januari 2010 lalu kemudian berlaku AFTA (Asean Free Trade Area)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 2016, pengambilan data dilakukan secara online dari Indonesia Stock

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 2016, pengambilan data dilakukan secara online dari Indonesia Stock BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pada penelitian ini dimulai pada bulan September sampai dengan Februari 2016, pengambilan data dilakukan secara online dari Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi adalah kumpulan darimana sampel yang dipilih (Cochran : 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS Selfi Anggraeni Fauziah Hadi selviianggraeni67@gmail.com Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan. Perusahaan yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan secara umum berbagai karakteristik data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Deskripsi Objek Penelitian Kemampuan laba (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Kasus kecurangan pelaporan keuangan yang dilakukan Enron dan Worldcom menunjukkan bahwa perusahaan perlu meningkatkan pemahaman tentang risiko pada kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015) Oleh : Aprilyandhika Putri Wulansari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis yang mulai memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan perusahaan semakin tajam. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan gambaran hasil penelitian, hasil pengujian hipotesis hipotesis, dan pembahasan. Ketiga bagian tersebut dijelaskan secara terpisah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Jensen dan Meckling menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan akan rentan terhadap konflik. Konflik ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. B. Jenis Data Jenis data pada penelitian

Lebih terperinci

Peran Mekanisme Good Corporate Governance dalam Mencegah Perusahaan Mengalami Financial Distress

Peran Mekanisme Good Corporate Governance dalam Mencegah Perusahaan Mengalami Financial Distress JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.1, No.1, Juni 2016, 195-220 E-ISSN: 2528-0163 195 Peran Mekanisme Good Corporate Governance dalam Mencegah Perusahaan Mengalami Financial Distress Jeffry Hanafi 1, Ririn

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage, manajemen laba

ABSTRAK. Kata kunci: kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage, manajemen laba ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh corporate governance (kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris, kepemilikan manajerial), ukuran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antara kelompok atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan kesulitan untuk tetap eksis dalam mempertahankan persaingan yang sangat ketat. Seiring dengan

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL INDICATORS TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL INDICATORS TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015. Pemilihan perusahaan manufaktur disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun Perusahaan yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun Perusahaan yang menjadi 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2014. Perusahaan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016 Sabar Ita Br. Barus Th. Diah Widiastuti Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber ekonomi menjadi barang dan jasa agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013 Efendy Tanuwijaya Djoni Universitas Bina Nusantara, Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN SATYANING AYU FIRDAYANI Satya_firda@yahoo.co.id UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ABSTRACT This study aimed to analyze

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini memakai obyek penelitian pada perusahaan sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) baru mulai berkembang setelah kejadian The New York Stock Exchange Crush pada tanggal 19 Oktober

Lebih terperinci

D T E E T R E M R INA N S A I S

D T E E T R E M R INA N S A I S DETERMINASI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris : Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2007-2011) 2011) LATAR BELAKANG Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perataan laba dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan setiap perusahaan. Dengan tata kelola yang baik perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengkajian dan Analisis Data 1. Statistik deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Lebih terperinci

OLEH HENNY ANGGRAINI SIPAYUNG

OLEH HENNY ANGGRAINI SIPAYUNG SKRIPSI PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN UKURAN KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011 OLEH HENNY ANGGRAINI SIPAYUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian No Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan

Lebih terperinci