MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS"

Transkripsi

1 MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI FINANCIAL DISTRESS Selfi Anggraeni Fauziah Hadi Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to test the influence of corporate governance mechanism (Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Directors, and Board of Commissioners), Liquidity, Leverage, and Operating Capacity to the Financial Distress. The result of the research shows that Institutional ownership has no influence to the financial distress. Managerial ownership has no influence to the financial distress. Board of Directors has no influence to the financial distress, Board of Commissioners has negative influence to the financial distress, liquidity has no influence to the financial distress, leverage has no influence to the financial distress, and operating capacity has positive influence to the financial distress. Keywords : Corporate Governance Mechanism, Liquidity, Leverage, Operating Capacity ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance (Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Direksi, Dewan Komisaris), Likuiditas, Leverage, dan Operating Capacity terhadap Financial Distress. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap financial distress, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress, dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress, dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress, likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress, leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress, dan operating capacity berpengaruh positif terhadap financial distress. Kata Kunci : Mekanisme Corporate Governance, Likuiditas, Leverage, Operating Capacity. PENDAHULUAN Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan kesulitan untuk tetap eksis dalam mempertahankan persaingan yang sangat ketat. Seiring dengan perkembangan perekonomian di indonesia yang menyebabkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk mengembangkan inovasi dan melakukan perluasan agar tetap bisa bertahan dalam persaingan. Dalam hal ini perusahaan tidak mampu bersaing dan akan mengalami kebangkrutan, salah satu penyebabnya adalah perusahaan mengalami rugi secara terus menerus dan sistem tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang kurang baik. Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada umumnya dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan yang meliputi, investor, kreditor, auditor, pemerintah dan pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi terhadap sinyal distress seperti : penundaan pengiriman, masalah kualitas produk, tagihan dari bank dan lain sebagainya untuk mengidentifikasi adanya financial distress yang dialami oleh perusahaan. Dengan diketahuinya financial distress yang dialami oleh perusahaan diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi.

2 Hanafi (2012:260) Menyatakan analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen Karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Pihak kreditur dan juga pihak pemegang saham bisa melakukan persiapan-persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda kebangkrutan tersebut dalam hal ini dilihat dengan menggunakan data-data akuntansi, Sedangkan menurut (Almilia, 2003) financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Model financial distress perlu dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakantindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan. Dengan melihat kondisi financial distress diharapkan perusahaan mampu untuk melakukan tidakan-tindakan yang dapat mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan sedini ini Almilia (2003). Menurut Platt dan Platt (2002) dalam Almilia (2003) menyatakan kegunaan informasi jika perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah sebagai berikut: Dapat mempercepat tindakan manajemen untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan, Pihak manajemen dapat mengambil merger atau takeover agar perusahaan lebih mampu untuk membayar hutang dan mengelola perusahaan dengan lebih baik, Memberikan tanda peringatan awal adanya kebangkrutan pada masa yang akan datang. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan, dengan menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil yang dicapai. Analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan dari rasio-rasio yang menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinanya di masa depan. Financial distress dapat diakibatkan oleh beberapa penyebab yang bermacam-macam. (Hasymi, 2007) dalam penelitianya menentukan dan menganalisis faktor yang mempengaruhi financial distress adalah faktor internal dan eksternal dan menurutnya faktor penyebab kesulitan keuangan secara internal adalah meliputi: kesulitan arus kas, besarnya jumlah hutang, kerugian dari kegiatan operasi perusahaan, sedangkan faktor eksternalnya adalah meliputi: kenaikan harga bahan bakar, kenaikan tingkat bunga pinjaman. Monks & Minow (2001) dalam Wardhani (2006) mendefinisikan mekanisme good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan tersebut akan mengurangi masalah keagenan karena pemegang saham institusional akan mengawasi perusahaan sehingga manajemen tidak akan merugikan pemegang saham. Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen. Kepemilikan saham oleh direksi dan komisaris dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer sehingga dapat mengurangi agency conflict. Dewan direksi, merupakan organ perusahaan yang menentukan kebijakan dan strategi yang diambil oleh perusahaan. Dewan direksi pada suatu perusahaan akan menentukan kebijakan atau strategi yang akan diambil baik jangka pendek maupun jangka panjang Dewan komisaris dalam suatu perusahaan berperan lebih ditekankan kepada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris inilah diharapkan dapat meminimalisir permasalahn agensi yang timbul antara dewan direksi dan pemegang saham. Oleh karena itu diharapkan dewan komisaris dapat mengawasi kinerja dewan direksi 2

3 sehingga sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham Wardhani (2006). Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2001:301), keadaan tersebut merupakan masalah likuiditas yang berat, karena tidak mampu dalam memenuhi kewajibanya secara tepat. Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian (Harahap, 2001:306). Operating Capacity merupakan rasio perputaran total aktiva. Rasio perputaran total aktiva yang tinggi menunjukkan semakin efektif suatu perusahaan dalam penggunaan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan direksi, dewan komisaris) dan likuiditas, leverage, dan operating capacity berpengaruh terhadap financial distress. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam jangka waktu pengambilan sampel yaitu antara Perbedaan periode pengamatan dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. 3 TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Mekling (1976) dalam Hanifah (2013) menggambarkan hubungan keagenan (agency relationship) sebagai hubungan yang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan antara principal yang menggunakan agen untuk melaksanakan jasa yang menjadi kepentingan dalam hal terjadi pemisahan kepemilikan dan control perusahaan. Teori keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Salah satu usaha yang diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan adalah penerapan good corporate governance dalam perusahaan. Good corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan dan diharapkan dapat meminimalkan masalah agensi dan principal dan dan agen dengan memberikan keyakinan terhadap pihak principal atas kinerja agen Setiawan (2011) dalam Agusti (2013). Menurut Fachrudin (2008;13) Financial distress dapat terjadi karena serangkaian kesalahan, pengambilan keputusan yang tidak tepat dan kelemahan yang saling berhubungan yang dapat menyebabkan secara langsung maupun tidak langsung kepada manajemen serta tidak adanya atau kurangnya upaya mengawasi kondisi keuangan sehingga penggunaan uang tidak sesuai dengan keperluan perusahaan. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkain hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainya. Financial Distress Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami masalah kesulitan keuangan. Platt dan Platt (2002) dalam Almilia (2003) mendefinisikan financial distress merupakan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Kondisi financial distress terlihat dari ketidakampuan atau tidak tersedianya dana untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo.

4 Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan umumnya mengalami penurunan dalam pertumbuhan dan aset tetap, serta peningkatan dalam tingkatan persediaan relatif terhadap perusahaan yang sehat menurut Fachrudin (2008:5). Kebangkrutan adalah kesulitan yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik. Sedangkan kesulitan keuangan (financial distress) adalah kesulitan keuangan atau likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan. Analisis kesulitan keuangan sangat membantu pembuat keputusan untuk menentukan sikap terhadap perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Penyebab Financial Distress Salah satu penyebab terjadinya financial distress menurut Brigham dan Daves (2003) dalam Fachrudin (2008:9), penyebab utamanya adalah faktor ekonomi (37%) dan faktor keuangan (47,3%), selain itu juga disebabkan oleh kelalaian, malapetaka dan kecurangan yaitu sebanyak (14%). Faktor ekonomi meliputi kelemahan industri dan lokasi yang buruk, Faktor keuangan meliputi hutang yang terlalu banyak dan modal yang tidak memadai. Fachrudin (2008:12) mengatakan bahwa kesulitan keuangan terjadi karena akibat economic distress, penurunan dalam industri perusahaan dan manajemen yang buruk. Manajemen yang buruk didefinisikan sebagai kecenderungan penurunan persentase pendapatan operasi perusahaan terhadap pendapatan operasi industri dalam lima tahun terakhir. Demikian juga tata kelola perusahaan yang buruk dapat menimbulkan kesulitan keuangan bagi perusahaan itu sendiri karena tidak mampu mengawasi kondisi perusahaan sehingga dapat terjadi adanya penyelewengan operasional perusahaan. Faktor Penyebab Financial Distress Financial distress dapat timbul karena adanya pengaruh dari dalam perusahan (internal) dan dari luar perusahaan (eksternal). Faktor internal perusahaan meliputi : Kesulitan arus kas, Besarnya jumlah hutang, Kerugian dari kegiatan operasi perusahaan selama beberapa tahun Apabila mampu untuk menutupi 3 hal di atas, belum tentu suatu perusahaan dapat terhindar dari kondisi financial distress, karena masih ada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Faktor eksternal dapat berupa kenaikan tingkat suku bunga pinjaman yang menyebabkan beban bunga yang ditanggung perusahaan meningkat, selain itu ada pula kenaikan biaya tenaga kerja yang mengakibatkan besarnya biaya produksi suatu perusahaan menyebabkan kenaikan biaya tenaga kerja juga meningkat Mekanisme Good Corporate Governance Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan menurut Monks & Minow (2001) dalam Wardhani (2006). Porter (1991) dalam Wardhani (2006) menyatakan bahwa alasan mengapa perusahaan sukses atau gagal mungkin lebih disebabkan oleh stretegi yang diterapkan oleh perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan banyak ditentukan oleh karakteristik strategis dan manajerial perusahaan tersebut. Strategi tersebut diantaranya dapat juga mencakup strategi penerapan sistem good corporate governance (GCG) dalam perusahaan dan struktur good corporate governance bisa jadi juga ikut menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan (Wardhani, 2006) Mekanisme corporate governance diarahkan untuk menjamin dan mengawasi sistem dalam sebuah organisasi serta diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan. Mekanisme tersebut berkaitan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan direksi dan dewan komisaris. 4

5 Kepemilikan Institusional Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuan untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional, maka pemanfaatan aktiva perusahaan semakin efisien. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen atau pengelola perusahaan tersebut. Kepemilikan ini menunjukkan adanya peran ganda seorang manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham tidak ingin perusahaan dalam keadaan kesulitan keuangan bahkan mengalami bangkrut. Menurut penelitian Classeens et al. (1999) dalam Hanifah (2013) apabila struktur kepemilikan perusahaan dimiliki oleh dewan direksi atau dewan komisarisnya maka dewan tersebut justru akan cenderung melakukan tindakan-tindakan ekspropriasi yang menguntungkan secara pribadi. Oleh karena itu dengan kepemilikan perusahaan dimiliki oleh direksi semakin meningkat maka keputusan yang diambil oleh direksi akan lebih cenderung untuk menguntungkan dirinya dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan sehingga kemungkinan nilai perusahaan akan cenderung mengalami penurunan (Wardhani, 2006). Dewan Direksi Dewan direksi merupakan pimpinan perusahaan yang dipilih oleh para pemegang saham untuk mewakili kepentingan mereka dalam mengelola perusahaan. Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang (Wardhani, 2006). Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang melakukan fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Dewan komisaris juga memiliki peran yag diharapkan dapat meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi dan pemegang saham Wardhani (2006). Dewan komisaris merupakan pengawas dalam perusahaan yang bertugas mengawasi perilaku manajemen dalam pelaksanaan strategi perusahaan dewan komisaris sebagai organ perusahaan juga bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksakan good corporate governance dengan baik Agusti (2013). Likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segara dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuanganya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan tersebut dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada 5

6 waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendeknya (Munawir, 1993:31). Leverage Leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang menurut Van Horne and Wachowicz, JR (2005) dalam Hanifah (2013). Triwahyuningtyas (2012), menyatakan apabila suatu perusahaan pembiayaanya lebih banyak menggunakan hutang, maka akan berisiko terjadi kesulitan keuangan di masa yang akan datang. Jika keadaan ini tidak dapat diatasi dengan baik maka maka potensi terjadinya financial distress akan semakin besar. Operating Capacity Operating capacity disebut juga dengan rasio efisiensi, rasio ini dihitung dengan total asset turnover yaitu dengan membandingkan total penjualan dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin efektif suatu perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan diharapkan dapat memberikan keuntungan yang semakin besar bagi perusahaan (Ardiyanto, 2011). 6 Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap financial distress Kepemilikan institusioanal merupakan salah satu mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi masalah dalam teori keagenan antara pemilik dan manajer sehingga timbul keselarasan kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan, sehingga potensi kesulitan keuangan dapat diminimalkan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 1 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial distress Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap financial distress Kepemilikan manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang. Kemungkinan suatu perusahaan berada pada posisi tekanan keuangan juga banyak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan. Kepemilikan manajerial diasumsikan mampu mengurangi masalah keagenan yang timbul pada suatu perusahaan yang apabila terjadi terus menerus dapat menimbulkan financial distress. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap financial distress Pengaruh Dewan Direksi terhadap financial distress Ukuran dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau strategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian (Wardhani, 2006) menyatakan bahwa semakin besar jumlah direksinya maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan mengalami kondisi tekanan keuangan. Dari hasil yang berbeda-beda tersebut mungkin dapat dikatakan bahwa pengaruh ukuran direksi terhadap kinerja perusahaan tergantung dari karakteristik dari masing-masing perusahaan (Wardhani, 2006). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 3 : Dewan direksi berpengaruh negatif tehadap financial distress

7 Pengaruh Dewan Komisaris terhadap financial distress Dewan komisaris merupakan mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi masalah dalam teori agency, Semakin tinggi proporsi dewan komisaris maka akan semakin meningkatkan monitoring atau evaluasi terhadap kinerja perusahaan sehingga akan bermanfaat pada semakin rendahnya kemungkinan kesulitan keuangan bagi perusahaan (Deviacita, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 4 : Dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress Pengaruh Likuiditas terhadap financial distress Likuiditas merupakan suatu rasio mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Apabila perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik maka potensi perusahaan mengalami financial distress akan semakin kecil. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 5 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress Pengaruh Leverage terhadap financial distress Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis leverage diperlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang (jangka pendek maupun jangka panjang). Apabila suatu perusahaan pembiayaanya lebih banyak menggunakan hutang maka hal ini berisiko akan terjadi kesulitan pembayaran di masa yang akan datang akibat utang lebih besar dari aset yang dimiliki. Jika keadaan ini tidak diatasi maka potensi terjadinya financial distress semakin besar (Triwahyuningtias, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 6 : Leverage berpengaruh positif terhadap financial distress Pengaruh Operating Capacity terhadap financial distress Operating capacity diproksikan dengan rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran total aktiva yang rendah harus membuat menajemen untuk mengevaluasi strategi, pemasaran dan pengeluaran modalnya. Apabila rasio tersebut rendah maka perusahaan tidak menghasilkan volume penjualan yang cukup dibanding dengan investasi dalam aktivanya, sehingga menunjukkan kinerja yang tidak baik dan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan memicu terjadinya financial distress. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 7 : Operating capacity berpengaruh positif terhadap financial distress 7 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun , (2) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki laporan keuangan dan laporan tahunan selama periode , (3) Perusahaan menerbitkan laporan tahunan yang menyediakan semua data yang dibutuhkan mengenai variabel-variabel penelitian, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan direksi, dewan komisaris, likuiditas, leverage, dan operating capacity, (4) Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan mata uang asing, (5) Perusahaan

8 yang interest coverage ratio kurang dari 1 artinya mengalami financial distress dan perusahaan pasanganya yang memiliki interest coverage ratio lebih dari 1 artinya tidak mengalami financial distress. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Mekanisme corporate governance atau tata kelola perusahaan diarahkan untuk menjamin dan mengawasi sistem dalam organisasi serta dapat mengontrol biaya keagenan, karena salah satu usaha yang diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan adalah penerapan good corporate governance dalam perusahaan. Dalam penelitian ini mekanisme corporate governance diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan direksi, dan dewan komisaris. 1) Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan prosentase saham yang dimiliki oleh institusi dari keseluruhan saham perusahaan yang beredar (Triwahyuningtias, 2012). Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur dengan menghitung proporsi kepemilikan saham perusahaan oleh institusi-institusi, dari seluruh saham beredar 2) Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen. Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial diukur dari prosentase tingkat kepemilikan dewan direksi dan dewan komisaris (Wardhani, 2006). 3) Dewan Direksi Dewan direksi merupakan organ perusahaan yang menentukan kebijakan dan strategi yang diambil oleh perusahaan. Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan atau strategi yang akan diambil baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam penelitian ini ukuran dewan direksi diukur dengan menghitung jumlah anggota dewan direksi yang ada dalam perusahaan pada periode t, termasuk CEO (Wardhani, 2006). 4) Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang melakukan fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi Triwahyuningtias (2012). Dalam penelitian ini dewan komisaris diukur dengan menghitung jumlah dewan komisaris yang ada pada periode t. b. Likuiditas Likuiditas merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian ini rasio yang dipakai dalam mengukur likuiditas adalah current ratio/current asset to current liabilities (Almilia dan Kristijadi, 2003). Current Ratio (CR) : c. Leverage Leverage merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dalam penelitian ini rasio yang dipakai dalam mengukur leverage adalah total liabilities to total asset (Almilia dan Kristijadi, 2003) Total liabilities to total asset = 8

9 d. Operating capacity Operating capacity diproksikan dengan perputaran total aktiva yang mencerminkan efisiensi operasional perusahaan. Dalam penelitian ini rasio yang dipakai untuk mengukut operating capacity adalah total asset turnover (Hanifah, 2013). Total asset turnover = 9 Variabel Dependen Financial Distress Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial ditress, variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy, pemberian skor pada variabel ini adalah 0 pada perusahaan yang mengalami financial distress dan 1 untuk perusahaan yang tidak mengalami financial distress. financial distress diproksi atau diukur dengan menggunakan interest coverage ratio (rasio antara biaya bunga terhadap laba operasional) (Wardhani, 2006). Interest coverage ratio = Keterangan: Operating Profit : laba Operasi Interest Expense : beban bunga Apabila diperoleh nilai dibawah 1 maka diberi skor 0 dan apabila nilainya di atas 1 diberi skor 1, Perusahaan yang mengalami financial distress diberi skor 0 dan skor 1 apabila perusahaan tidak mengalami financial distress. Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik yang digunakan untuk melihat pengaruh mekanisme corporate governance, likuiditas, leverage dan operating capacity pada perusahaan yang mengalami financial distress. Rumus metode regresi logistik : Ln ( ) Keterangan: P β 0 Kep_INST Kep_MAN Dew_DIREK Dew_KOM LIKUID LEV Oper_CAP = β0 + β1 Kep_INST + β2 Kep_MAN + β3 Dew_DIREK + β4 Dew_KOM+ β5 LIKUID + β 6 LEV + β 7 Oper_CAP = Probabilitas perusahaan yang mengalami financial distress = Konstanta = Kepemilikan institusional = Kepemilikan manajerial = Dewan Direksi = Dewan Komisaris = Likuiditas = Leverage = Operating capacity HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rata-rata,

10 nilai maksimum, dan nilai minimum serta deviasi standar untuk menggambarkan variabel dalam penelitian ini. Tabel 1 Statistik Deskriptif Fin.Dis KI KM Dew.Dir Dew.Kom Sumber: Hasil output 60 SPSS versi Likuid Lev Oper.Capac Sumber: Hasil output SPSS versi 20.0 Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan (N) yang diteliti yaitu sebanyak 60 pengamatan yang berupa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Burssa Efek Indonesia selama , Kepemilikan Institusional memiliki nilai minimum sebesar 29,35 dan nilai maksimum sebesar 94,90 dan secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 65,3055 dan deviasi standar 17,32152, Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum sebesar 0,02 dan nilai maksimum sebesar 24,41 dan secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 8,0398 dan deviasi standar sebesar 7,26491, Dewan Direksi memiliki nilai minimum sebesar 2.00 dan nilai maksimum sebesar 7.00 dan secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 4,1333 dan deviasi standar sebesar 1,12697, Dewan Komisaris memiliki nilai minimum sebesar 2.00 dan nilai maksimum sebesar 9.00 dan secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 4,1167 dan deviasi standar sebesar 1,55238, Likuiditas memiliki nilai minimum sebesar 0,47 dan nilai maksimum sebesar 4,53 dan secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 1,3625 dan deviasi standar sebesar 0, 65986, Leverage memiliki nilai minimum sebesar 0,26 dan nilai maksimum sebesar 1,11 dan secara keseluruhan memiliki rata-rata 0,6165 dan deviasi standar 0, 18287, Operating Capacity memiliki nilai minimum 0,23 dan nilai maksimum sebesar 2,57 dan secara keseluruhan memiliki rata-rata 0, 9980 dan deviasi standar 0,53331, Financial Distress memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum sebesar 1,00 dan secara keseluruhan memiliki rata-rata 0,6500 dan deviasi standar 0, Uji Asumsi Klasik Uji multikolinearis yaitu pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independenya, Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi maka dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawanya, VIF (variance inflation factor). Apabila nilai Tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10, maka model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Uji Hipotesis Valid N (listwise) 60 Menilai kelayakan model regresi Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kelayakan model regresi dapat dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test digunakan untuk menguji 10

11 apakah data yang diperoleh cocok atau tidak dengan model regresi logistik. Apabila probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak, dan apabila probabilitas > 0,05 maka H 0 diterima (Ghozali, 2006:233). Tabel 2 Hasil Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig Sumber: Hasil output SPSS versi 20.0 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa nilai statistik Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit adalah 10,137 dengan probabilitas signifikan 0,256 yang nilainya di atas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 tidak dapat ditolak yang berarti bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai keseluruhan model dilakukan dengan cara memperhatikan angka -2Log Likehood (-2LL) block number = 0 pada awal dan -2Log Likehood (-2LL) block number = 1 pada akhir. Apabila ada penurunan dalam -2 LL pada awal dan -2LL pada akhir maka ini menunjukkan regresi yang lebih baik (Ghozali, 2006:237). Tabel 3 Hasil Menilai Keseluruhan Model Fit Iteration History a,b,c Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter 11 Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square a a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than.001. estimates changed by less than.001. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa nilai -2LL awal adalah 77,699 dan setelah dimasukkan dua variabel independenya, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 41,982. Penurunan nilai -2LL ini menunjukkan model regresi yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data. Menilai Koefisien Determinasi (R 2 ) Analisis nilai Cox and Snell s R Square dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

12 12 Tabel 4 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square a a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than.001. Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 0,449 atau 44,9% yang berarti variabel financial distress dijelaskan oleh variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan direksi, dewan komisaris, likuiditas, leverage dan operating capacity, sedangkan 55,1 % sisanya dijelaskan di luar variabel dalam penelitian. Tabel Klasifikasi Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi probabilitas perusahaan mengalami financial distress. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat yang dinyatakan dalam persen. Tabel 5 Hasil Tabel Klasifikasi Step 1 Observed Fin.Dis Classification Table a Fin.Dis Fin.Dis Predicted Non Fin.Dis Percentage Correct Fin.Dis Non Fin.Dis Overall Percentage 86.7 a. The cut value is.500 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa kekuatan prediksi dari model regresi untuk mengetahui perusahaan yang mengalami kondisi financial distress sebesar 86,7%. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tersebut, terdapat sebanyak 21 perusahaan (76,2%) yang mengalami financial distress, Sedangkan kekuatan prediksi perusahaan yang non financial distress adalah 92,3%. Hal berari bahwa dengan model regresi tersebut, terdapat 39 perusahaan (92.3%) yang non financial distress. Uji Parsial Uji parsial dilakukan dengan cara melakukan uji wald. Uji ini bertujuan untuk menguji signifikansi setiap variabel independen dengan melihat kolom sig atau significance. Prosedur pengujian menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 yang berarti variabelvariabel independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependenya jika nilai probabilitas < 0,05, namun sebaliknya jika probabilitas > 0,05 maka tidak berpengaruh parsial terhadap variabel dependenya.

13 Step 1 a Tabel 6 Hasil Uji Parsial Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) KI KM Dew.Dir Dew.Kom Likuid Lev Oper.Capa c Constant a. Variable(s) entered on step 1: KI, KM, Dew.Dir, Dew.Kom, Likuid, Lev, Oper.Capac. Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa pada variabel kepemilikan institusional diperoleh nilai uji wald koefisien regresi 0,026 dengan nilai signifikansi sebesar 0,423 lebih besar dari batas signifikansi α = 0,05 dan nilai log odds (e 0,026 ) sebesar 1,026. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal ini berarti bahwa hasil analisis regresi ini menolak hipotesis pertama (H 1) yang menyatakan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap financial distress. Tingginya prosentase kepemilikan institusional belum tentu menjamin perusahaan mengalami financial distress hal ini dikarenakan penggunaan hutang yang meningkat, sehingga menyebabkan dana yang digunakan untuk membayar pinjaman atau bunga lebih besar. apabila dalam penggunaan hutang yang tinggi tidak diikuti dengan pengunaan yang hati-hati karena adanya perilaku oppurtunistic maka akan berdampak perusahaan mengalami financial distress. Hal inilah yang menyebabkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap financial distress. karena besar kecilnya prosentase kepemilikan intitusional tidak dapat dijadikan ukuran bahwa perusahaan mengalami financial distress ataupun tidak. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emrinaldi (2007) dalam Triwahyuningtias (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap financial distress. Variabel kepemilikan manajerial diperoleh nilai uji wald koefisien regresi -0,065 dengan nilai signifikansi adalah sebesar 0,433 lebih besar dari batas signifikansi α = 0,05 dan nilai log odds (e -0,065 ) sebesar 0,937. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal ini berarti bahwa hasil analisis dalam regresi ini menolak hipotesis (H 2) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap financial distress. Semakin meningkat proporsi kepemilikan manajerial maka akan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan semakin tingginya prosentase kepemilikan manajerial maka akan semakin tinggi tanggung jawab manajemen dalam mengambil keputusan. Kepemilikan manajerial mempengaruhi keputusan pencarian dana yang berupa keputusan dalam menggunakan hutangnya. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka perusahaan akan lebih giat dalam meningkatkan kinerjanya karena adanya tanggung jawab dalam memenuhi keinginan pemegang saham. Akan tetapi tingginya kepemilikan manajerial belum tentu perusahaan mengalami financial distress, hal ini dikarenakan semakin tingginya kepemilikan manajerial maka manajer memiliki wewenang dalam mengurangi hutangnya hal ini dikarenakan besarnya penggunaan hutang maka akan meningkatkan resiko financial distress bagi perusahaan. hal ini yang menyebabkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hasil dalam penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah 13

14 (2013), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap financial distress Variabel dewan direksi diperoleh nilai uji wald koefisien regresi -1,211 dengan nilai signifikansi sebesar 0,051 lebih besar dari batas signifikan α = 0,05 dan nilai log odds (e -1,211 ) sebesar 0,298. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal ini berarti bahwa hasil analisis dalam regresi ini menolak hipotesis (H 3) yang menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh negatif terhadap financial distress. Dewan direksi merupakan salah satu corporate governance yang paling penting, dimana keberadaanya menentukan kinerja perusahaan. Semakin besarnya jumlah dewan direksi, maka semakin besar tinggi kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan hal ini dikarenakan banyaknya kinerja dewan direksi tidak seefektif kinerja dewan direksi yang jumlah lebih kecil karena jumlah dewan direksi yang jumlahnya besar dapat menghambat koordinasi yang dapat mencegah dalam pengambilan keputusan. Sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah dewan direksi yang jumlahnya kecil dimungkinkan bisa tidak mengalami financial distress, kondisi ini dikarenakan jumlah dewan direksi yang kecil sehingga kinerja dewan direksi akan lebih efektif dalam pengambilan keputusan. Hal ini yang menyebabkan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wardhani (2006), yang menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap financial distress. Variabel dewan komisaris diperoleh bahwa nilai uji wald koefisien regresi -0,800 dengan nilai signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari batas signifikan α = 0,05 dan nilai log odds (e -0,800 ) sebesar 0,449. sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress. Hal ini berarti bahwa analisis dalam regresi ini menerima hipotesis (H 4) yang menyatakan bahwa dewan komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress. Tugas dewan komisaris adalah melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi. Pengawasan dan nasihat yang dilakukan dewan komisaris harus bertujuan untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan. Semakin banyak jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan maka akan menurunkan potensi financial distress, hal ini dikarenakan karena semakin banyaknya jumlah dewan komisaris yang memiliki wewenang yang lebih dalam melakukan fungsi monitoringnya dalam meningkatkan kinerja dewan direksi. Sehingga fungsi monitoringnya dijalankan dengan baik, dan dapat mengurangi adanya potensi financial distress. Hal inilah yang menyebabkan dewan komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress. Hasil yang sama dengan penelitian Sulistyaningsih (2012), menyatakan bahwa dewan komisaris memiliki pengaruh negatif terhadap financial distress. Variabel likuiditas diperoleh bahwa nilai uji wald koefisien regresi 1,179 dengan nilai signifikansi sebesar 0,209 lebih besar dari batas signifikan α = 0,05 dan nilai log odds (e 1,179 ) sebesar 3,250. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress. Hal ini berarti bahwa hasil analisis dalam regresi ini menolak (H 5) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress. Tingginya rasio likuiditas menandakan perusahaan mampu dalam melunasi kewajibannya, hal ini terlihat dari besarnya aktiva lancar dalam perusahaan yang jumlahnya lebih besar dari hutang lancarnya, sehinggaaktiva lancarnya dapat digunakan untuk melunasi hutang lancarnya dan dapat terhindar dari financial distress, sedangkan dalam penelitan ini beberapa perusahaan memiliki nilai rasio likuiditas yang rendah hal ini dikarenakan hutang lancar yang nilainya terlalu besar dari aktiva lancarnya sehingga aktiva lancarnya tidak cukup dana dalam melunasi hutang lancarnya sehingga perusahaan cenderung akan mengalami financial distress. Hal inilah yang menyebabkan likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan 14

15 oleh Hanifah (2013), yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress. Variabel leverage diperoleh bahwa nilai uji wald koefisien regresi 1,988 dengan nilai signifikansi sebesar 0,530 lebih besar dari batas signifikan α = 0,05 dengan nilai log odds (e 1,988) sebesar 7,298. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hal ini berarti hasil analisis dalam regresi ini menolak (H 6) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap financial distress. Leverage yang tinggi berarti memiliki resiko yang tinggi karena aktiva perusahaan yang digunakan tidak bisa menutupi total hutangnya sehingga perusahaan memiliki tanggung jawab lebih untuk melunasi atau menutupi hutangnya. Tingginya angka rasio leverage menandakan kondisi perusahaan yang tidak baik karena biaya yang digunakan untuk aset perusahaan semakin besar, sehingga menimbulkan adanya potensi financial distress. Akan tetapi, nilai leverage yang tinggi belum tentu menjamin perusahaan terkena financial distress. Perusahaan yang memiliki nilai leverage tinggi belum tentu memiliki beban yang tinggi sehingga laba yang dihasilkan rendah, akan tetapi dimungkinkan nilai leverage yang tinggi tidak diikuiti beban yang semakin tinggi sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi dan tidak terkena financial distress. Hal inilah yang menyebabkan leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2013), yang menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap financial distress Variabel operating capacity diperoleh bahwa nilai uji wald koefisien regresi 7,183 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari batas signifikan α = 0,05 dengan nilai log odds (e 7,183 ) sebesar 1317,444. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel operating capacity berpengaruh positif terhadap financial distress. Hal ini berarti analisis dalam regresi ini menerima (H 7) yang menyatakan bahwa operating capacity berpengaruh positif terhadap financial distress. Rasio perputaran aktiva yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak menghasilkan volume penjualan yang cukup dibanding dengan investasi dalam aktivanya sehingga menunjukkan kinerja perusahaan yang tidak baik dan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan sehingga memicu terjadinya financial distress. Hal inilah yang menyebabkan operating capacity memiliki pengaruh positif terhadap financial distress. Hasil dalam penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifah (2013), yang menyatakan bahwa operating capacity berpengaruh negatif terhadap financial distress. 15 Pengujian Simultan (Chi-Square) Pengujian ini bertujuan untuk menguji signifikansi variabel bebas secara simultan. Prosedur pengujian menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05, apabila probabilitas < 0,05 berarti variabel independen berpengaruh simultan terhadap variabel dependenya, namun apabila probabilitas > 0,05 berarti variabel independen tidak berpengaruh simultan terhadap variabel dependenya. Tabel 7 Hasil Pengujian Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Df Sig. Step 1 Step Block Model Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa nilai omnimus test of model coefficient 35,712 dengan tingkat probabilitas 0,000. Karena tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka

16 dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan direksi, dewan komisaris, likuiditas, leverage, dan operating capacity berpengaruh simultan terhadap financial distresss. 16 SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Penelitian ini menguji apakah pengaruh mekanisme corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan direksi, dewan komisaris), likuiditas, leverage, dan operating capacity pada perusahaan yang mengalami financial distress. Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap financial distress, (2) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap financial distress, (3) dewan direksi tidak berpengaruh terhadap financial distress, (4) dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap financial distress, (5) likuiditas tidak berpengaruh terhadap financial distress, (6) leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress dan (7) operating capacity berpengaruh positif terhadap financial distress. Keterbatasan Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah kurangnya perusahaan manufaktur yang menyediakan informasi mengenai mekanisme corporate governance pada laporan tahunanya sehingga umlah sampel menjad terbatas dan perusahaan yang memiliki interest coverage ratio yang digunakan untuk menguji ada tidaknya financial distress pada perusahaan manufaktur sampel menjadi kurang akurat karena laba operasi yang dimiliki dalam perusahaan tidak konsisten atau terlalu fluktuasi, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya lebih menambahkan variabel mekanisme corporate governance yang lebih beragam yang informasinya banyak terdapat dalam laporan tahunan seperti komite audit, komisaris independen dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Agusti, C. P Analisis faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya financial distress. Skripsi. Program studi akuntansi Fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro. Semarang. Ardiyanto, F. D Prediksi rasio keuangan terhadap kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Skripsi. Program studi manajemen Fakultas ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang Almilia, L. S Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi financial distress suatu perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta. Jurnal riset akuntansi Indonesia 6: , dan Kritijadi Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang di bursa efek Jakarta. Jurnal akuntansi dan auditing (JAAI) 7 (2): Deviacita, A. W Analisis pengaruh corporate governance terhadap financial distress. Diponegoro Journal of Accounting 1 (1): Fachrudin, K. A Kesulitan keuangan perusahaan dan personal. Edisi pertama. USU Press. Medan. Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi IV. Universitas Diponegoro. Semarang. Hanafi, M. M. dan A. Halim Analisa laporan keuangan. Edisi keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

17 Hanifah, O. E Pengaruh struktur corporate governance dan financial indikators terhadap kondisi financial distress (Studi pada perusahaan manufaktur yang di bursa efek Indonesia periode ). Skripsi. Program studi akuntansi Fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, S. S Analisa kritis atas laporan keuangan. edisi keempat. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Hasymi, M Analisis penyebab kesulitan keuangan (financial distress) studi kasus: pada perusahaan bidang konstruksi PT X. Tesis. Program studi sains akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Munawir, S Analisis laporan keuangan. edisi keempat. Liberty. Yogyakarta. Sulistyaningsih, P. E dan Indarto Analisis pengaruh corporate governance terhadap terjadinya kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI periode (Studi kasus pada perusahaan manufaktur). Jurnal ilmiah ekonomi USM 2 (3): Triwahyuningtias, M. dan H. Muharam Analisis pengaruh struktur kepemilikan, ukuran dewan, komisaris independen, likuiditas, dan leverage terhadap terjadinya kondisi financial distress (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun ). Diponegoro journal of management 1(1): 1-14 Wardhani, R Mekanisme corporate governance dalam perusahaan yang mengalami permasalahan keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 9:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Mekling (1976) dalam Hanifah (2013) menggambarkan hubungan keagenan (agency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan kesulitan untuk tetap eksis dalam mempertahankan persaingan yang sangat ketat. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan secara umum berbagai karakteristik data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan diuraikan mengenai statistik deksriptif dari penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Dari 144 perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS Lillananda Putri Mayangsari Lilla.nanda@yahoo.com Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek penelitian ini adalah meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Populasi dan Sampel Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods yang ada di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dari data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Penelitian menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Dari kelima variabel tersebut terdapat satu buah variabel yaitu reputasi

Lebih terperinci

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 4.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A.Karakteristik Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan tingkat total

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaanperusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada sampel penelitian yang digunakan yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IS 81 0 1.23.426 SIZE 81 4.8932 7.4245 6.171004.6447805 NPM 81.0002.2895.093994.0754724

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur 53 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan menguji faktor rasio keuangan yang dapat menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian Analisis Statistik Deksriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 yang per 10 Agustus 2016 berjumlah 143 perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Sample Penelitian Skripsi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar dibursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh solvabilitas, leverage, profitabilitas, dan likuiditas terhadap peringkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek/Obyek Penelitian Populasi penelitian ini terdiri dari semua perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan. Perusahaan yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab, misalnya saja perusahan mengalami rugi terus-menerus, penjualan yang tidak laku, bencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan diuraikan mengenai statistik deksriptif dari penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM PENGARUH UKURAN KAP, QUICK RATIO, TOTAL DEBT TO ASSET RATIO, TOTAL DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSET, DAN AUDITOR CHANGES TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS Okta Kusanti oktakusanti@ymail.com Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan gambaran hasil penelitian, hasil pengujian hipotesis hipotesis, dan pembahasan. Ketiga bagian tersebut dijelaskan secara terpisah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur di Bursa Efek Indonesi (BEI) tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengkajian dan Analisis Data 1. Statistik deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan (Annual Report) serta laporan keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek atau Subjek Penelitian Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun teori yang dapat mendukung dengan masalah yang sedang di teliti adalah: 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate 68 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum National Center for Sustainability Reporting (NCSR) adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2005 oleh lima organisasi terkemuka, yaitu Ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan financial distress. Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan financial distress. Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi yang kurang baik menuntut perusahaan untuk lebih teliti dalam mengawasi dan mengontrol pemakaian keuangan. Apabila perusahaan tidak mampu mengelola

Lebih terperinci

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN MELAKUKAN REVALUASI ASET TETAP (STUDI EMPERIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI Indeks LQ 45 PERIODE 2103-2015 Nama : Josy

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statisik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sebanyak 25 perusahaan yang masuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor 39 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas, 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia pada periode diperoleh jumlah sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia pada periode diperoleh jumlah sampel 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Hasil pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2016 diperoleh jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM PENGARUH MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN (ALTMAN Z- SCORE), LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN YENIASARI RIZKIA BUDI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan diuraikan mengenai statistik deksriptif dari penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Table 4.1 Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan hasil analisis data dari pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi logistik. Objek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Sampel dalam penelitian ini diambil dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 yang melakukan kecurangan. Berdasarkan kriteria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerbitkan Annual Report dan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. menerbitkan Annual Report dan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Sampel dalam penelitian adalah perusahaan yang menerbitkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Deskripsi Objek Penelitian Kemampuan laba (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Logistic Regression Binery Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian.

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE

PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE PENGARUH AKTIVITAS, LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015) Oleh : Aprilyandhika Putri Wulansari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. B. Jenis Data Jenis data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laporan tahunan selama periode pengamatan yakni Selain itu, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian No Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk BAB 4 PEMBAHASAN A. Statistik Frekuensi Statistik frekuensi digunakan untuk menyajikan distribusi data kedalam beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk kedalam suatu kategori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel 43 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Statistik Deskriptif Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini memakai obyek penelitian pada perusahaan sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder karena data diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat diperoleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Lampiran 1. Data Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Lampiran. Data Kecenderungan Kecurangan Akuntansi KODE EMITEN KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI 2007 2008 2009 200 20 TMPI 0 0 0 PGAS 0 0 0 0 ISAT 0 0 0 0 TLKM 0 0 0 0 UNSP 0 0 0 0 BNBR 0 0 0 0 BUMI 0

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Analysis of Financial Distress In Companies Manufacture Listed Indonesia Stock Exchange Sri Rahmayanti *),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Kinerja manajemen perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL INDICATORS TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL INDICATORS TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyeleksian Sampel Berdasarkan Nilai IOS Analisis faktor dalam penelitian ini digunakan untuk mencoba menemukan hubungan antara sejumlah variabel yang saling independen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate Governance (GCG) atau lebih dikenal dengan tata kelola perusahaan.bermanfaat sebagai suatu perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Corporate Governance) yang kurang baik atau dikarenakan oleh kondisi

BAB I PENDAHULUAN. (Corporate Governance) yang kurang baik atau dikarenakan oleh kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab, misalnya saja perusahan mengalami rugi terus-menerus, penjualan yang tidak laku, bencana alam yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil penelitian mengenai pengaruh dari ukuran perusahaan, debt default, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan reputasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Prosedur pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dijelaskan sebagai berikut: No 1 2 3 4 Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar sebagai perusahaan publik tahun 2010-2013. Selain

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO, PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO, DAN PEMBERIAN OPINI TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing di BEI pada tahun 2013-2015. Berdasarkan metode purposive

Lebih terperinci

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress) ILHAM PANDIKA Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari peneliti, dimana faktor keberadaannya dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan terbebas dari permasalahan keuangan (financial distress). Financial distress terjadi bermula ketika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau idx.com dan website masing-masing perusahaan. Objek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian pada bulan Desember 2010. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di Pojok Bursa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress

BAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Financial Distress merupakan suatu keadaan dimana perusahaan mengalami masalah kesulitan keuangan, banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami Financial Distress

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian

Lebih terperinci

ALTMAN Z-SCORE: MENDETEKSI FINANCIAL DISTRESS

ALTMAN Z-SCORE: MENDETEKSI FINANCIAL DISTRESS ALTMAN Z-SCORE: MENDETEKSI FINANCIAL DISTRESS Rice Program Studi Akuntansi STIE Mikroskil Jl Thamrin No. 112, 124, 144 Medan 20212 rice.lee@mikroskil.ac.id Abstrak Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean China Free Trade Area) pada 1 Januari 2010 lalu kemudian berlaku AFTA (Asean Free Trade Area)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASL PENELTAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek ndonesia (BE) pada periode 2009 2011. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. untuk memahami good corporate governance. Hal yang dibahas dalam teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. untuk memahami good corporate governance. Hal yang dibahas dalam teori ini BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi (agency theory) merupakan dasar yang digunakan perusahaan untuk memahami good corporate

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS I Ketut Sunarwijaya Fakkultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Pada variabel penelitian ini terdapat variabel dummy sehingga dalam mengolah data menggunakan analisis regresi logistik yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompas100 selama periode tahun Berdasarkan hasil seleksi sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompas100 selama periode tahun Berdasarkan hasil seleksi sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini mengunakan sampel perusahaan yang terdaftar dalam indeks kompas100 selama periode tahun 2013-2015. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci