GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA EMERGING ADULT ANGGOTA SITUS ONLINE DATING DI JAKARTA
|
|
- Liana Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA EMERGING ADULT ANGGOTA SITUS ONLINE DATING DI JAKARTA Okky W. Astiarini Pingkan C.B. Rumondor Abstrak Berdasar pada fenomena yang ada dan penelitian sebelumnya terdapat opini kontroversial terhadap bagaimana tingkat self-esteem pada anggota situs online dating. Sehingga pada penelitian ini akan menjelaskan tentang bagaimana gambaran self-esteem pada emerging adulthood anggota situs online dating. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Peneliti menggunakan alat ukur self-esteem scale oleh Rosenberg yang telah diadaptasi dengan angka reliabilitas α = 0,69. Partisipan dari penelitian ini berjumlah 102 orang yang merupakan anggota situs online dating di Jakarta. Berdasarkan pengolahan data didapatkan hasil mean Self-esteem adalah 19,84 dan Ѕ = 2,460, dengan nilai self-esteem paling rendah 14 dan paling tinggi 26. Dalam presentase terdapat (75%) partisipan memiliki self-esteem diatas rata rata dan 25% partisipan memiliki self-esteem dibawah rata rata. hal ini menjelaskan bahwa seseorang yang merupakan anggota dari online dating sebagian besar memiliki self-esteem diatas rata rata. peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian tentang pengaruh rejection pada online dating terhadap self-esteem dan juga bekerja sama dengan pihak situs online dating (OA) Kata Kunci : Self-esteem, Online Dating, Emerging Adulthod. Abstract Based on the phenomenon of existing and previous studies, there some controversial opinions about the level of self-esteem in members of online dating site. This research will explain about overview of self-esteem in emerging adulthood members of online dating sites. Research method applied was quantitative descriptive. Researchers used adapted Rosenberg self-esteem scale by Rosenberg (α = 0.69). Participants of the research are 102 people who are members of online dating sites in Jakarta. Based on the results, mean of the data is and (ЅD = 2.461), the lowest self-esteem score are 14 and the highest self-esteem score are 26. Based on percentage (75%) participants had self-esteem score above the mean score and (25%) participants had self-esteem score below the mean score. It explains that the most participants had self-esteem score above the mean score. researchers suggest to do another research about the effect of rejection on online dating to selfesteem and also working with the online dating site. (OA) Keyword : Self-esteem, Online Dating, Emerging Adulthod. Pendahuluan Perkembangan hidup pada manusia akan membawa seorang manusia menuju sebuah usia yang memiliki tugas untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup, menghasilkan uang, dan juga mencari pasangan hidup. Dalam perkembangan hidup manusia, tugas - tugas ini termasuk tugas tahapan usia dewasa muda. Menurut Erikson (dalam Feist & Feist, 2009), masa dewasa muda dimulai dari usia 19 sampai 30 tahun, dimulai dengan keintiman di awal tahapan dan perkembangan generativitas di akhir. Tahapan dewasa muda berlanjut selama beberapa dekade. Dewasa muda harus mengembangkan genitalitas yang matang, mengalami konflik antara keintiman dan keterasingan serta memperoleh kekuatan dasar cinta (Feist, 2009). Menurut Arnett (dalam Papalia, Old & Feldsman, 2005) masa dewasa muda diawali dengan transisi dari remaja menuju masa dewasa yang
2 melibatkan experimentasi dan explorasi yang disebut dengan emerging adult. Dikatakan juga oleh Hurlock (2009), dewasa muda memiliki tugas untuk memulai sebuah tanggung jawab, bekerja, memiliki pasangan, membina rumah tangga dan membangun karier, bertanggung jawab menjadi warga negara dan memiliki lingkungan sosial yang menyenangkan. Menurut Anna (2013), sebagian besar waktu dewasa muda habis untuk melaksanakan kesibukan keseharian sehingga terdapat banyak orang yang lebih akrab dengan gadget pribadi serta lebih bergantung pada teknologi internet untuk mencari berbagai macam informasi dan serta pasangan hidup. Indonesia memiliki pengguna internet yang cukup besar. Menurut Subiakto (2011) dalam beritasatu.com, pengguna internet di Indonesia mencapai 48 juta orang dan diprediksi tahun 2015 mengalami lonjakan hingga 100 juta pengguna. Dikatakan juga oleh Riyadhi (2012), dalam kabar24.com, pengguna Internet tertinggi terdapat pada kelompok usia tahun yang mencapai 15,1% dari populasi pengguna internet, dimana usia tersebut merupakan usia dewasa muda. Menurut Lim (dalam Hadriani, 2015) berdasarkan hasil penelitian dari biro jodoh yang dimilikinya, sekitar 49,09% pria dan 32,72% wanita menggunakan aplikasi online dating untuk mencari pasangan. CEO biro jodoh yang beranggotakan ribuan orang dari Kuala Lumpur, Hong Kong, Penang, Singapura, dan masuk ke Indonesia pada 2 Oktober tahun 2014 ini menjelaskan, berdasarkan komposisi umur, pria tahun lebih banyak menggunakan aplikasi kencan online dibanding pria di atas 31 tahun. Menurut Kamus Online Cambridge (2014), pengertian online dating ialah suatu cara memulai hubungan romantis di internet, dengan memberikan informasi tentang diri atau membalas informasi orang lain. Dikatakan juga oleh Kamus Online Oxford (2014), Online dating merupakan suatu cara praktis mencari pasangan romantis atau seksual di Internet, biasanya melalui situs khusus yang disediakan khusus untuk online dating. Menurut DeGenova (2006), manfaat menggunakan online dating adalah memberikan kesempatan pada setiap individu untuk berkomunikasi dan juga memberikan kesempatan untuk menyaring kembali karakter mereka melalui komunikasi tidak langsung sebelum bertatap muka. Berdasarkan hasil kuesioner peneliti yang berisi pertanyaan tentang alasan penggunaan online dating dan bagaimana pendapat mereka tentang anggota online dating pada 15 orang yang terdiri dari 9 orang pria dan 6 orang wanita, menurut responden beranggapan bahwa anggota online dating merupakan orang yang tidak cukup memiliki keberanian untuk menunjukan dirinya secara langsung, tidak cukup percaya diri, dan takut mengalami kegagalan mendapatkan teman atau pasangan. Walaupun menurut mereka sendiri tidak mengalami hal yang sama seperti yang dikatakan teman teman mereka. Sebaliknya, mereka beranggapan bahwa mereka cukup percaya diri dan berani mencoba hal baru, namun dikarenakan keterbatasan waktu yang mereka miliki, mereka menjadikan online dating sebagai alternatif untuk mencari teman baru atau pasangan. Menurut Coopersmith (dalam Miller & Morran, 2012) hasil evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang berarti, berhasil dan berharga ialah definisi dari self-esteem. Menurut Lerner dan Spanier (dalam Ghufron 2010), evaluasi ini diartikan sebagai penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menilai diri secara negatif. Jika seseorang dapat melihat dirinya secara positif, maka orang tersebut dikatakan memiliki harga diri yang tinggi, begitupun sebaliknya (Lerner & Spanier, dalam Ghufron, 2010). Menurut Degenova (2004), seseorang yang memiliki Self-esteem yang tinggi memiliki pencapaian yang lebih tinggi, memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi, seseorang yang memiliki Self-esteem tinggi juga cenderung lebih mengembangkan dirinya. Sebaliknya seseorang yang memiliki Self-esteem yang rendah cenderung lebih pesimis dalam menilai kemampuan dirinya, selain itu seseorang yang memiliki Self-esteem yang rendah lebih takut untuk melakukan kesalahan dan lebih melindungi dirinya dari kesalahan. Salah satu cara mengetahui Selfesteem seseorang ialah dengan menggunakan alat ukur Rosenberg Self-esteem scale. Dengan alat ukur Rosenberg Self-esteem scale dapat diketahui tinggi atau rendahnya tingkat Self-esteem seseorang. Adapun pada penelitan Kim, Kwon dan Lee (dalam Grohol 2009) dinyatakan bahwa di U.S orang yang memiliki nilai Self-Esteem tinggi akan cenderung melakukan online-dating daripada orang yang memiliki Self-Esteem rendah. Orang yang memiliki self-esteem tinggi mereka lebih percaya diri profil atau biodata mereka dilihat banyak orang. Disampaikan juga oleh Kim, Kwon, dan Lee (2009) orang yang memiliki self-esteem rendah lebih cemas dalam menampakan diri pada orang lain dan cenderung untuk menghindari aktifitas yang melibatkan penilaian orang lain terhadap dirinya. Berdasarkan penelitian Kim, M., Kwon, K-N dan Lee, M. (2009) di Amerika, diketahui bahwa individu yang melakukan online dating memiliki tingkat Selfesteem yang lebih tinggi daripada yang tidak melakukan online dating dan juga terdapat fenomena yang menjelaskan apabila seseorang yang melakukan online dating dapat mengalami penurunan atau peningkatan Self-esteem. Di Indonesia seseorang yang
3 melakukan online dating dianggap memiliki tingkat Self-esteem yang rendah, namun sampai dengan penelitian ini dilakukan belum ada sumber atau penelitian yang mencantumkan bagaimana gambaran pasti dari self-esteem pada emerging adult anggota situs online dating di Indonesia khususnya Jakarta. Self-esteem memiliki peran penting dalam kehidupan sehari hari sehingga bukan tidak mungkin Self-esteem mampu mempengaruhi aktifitas online dating yang di lakukan oleh emerging adult. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini guna memberikan gambaran pasti dari Self-esteem emerging adult anggota online dating. Metode Partisipan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self-esteem pada emerging adult anggota situs online dating di Jakarta. Usia responden kisaran 18 sampai dengan 25 tahun, yang merupakan anggota dari situs online dating. Populasi penelitian adalah anggota aktif 1 bulan terakhir pada Indonesiacupid, Setipe, Tinder, dan juga Beetalk dan berdomisili di Jakarta, dengan jumlah partisipan berjumlah 156 orang. Partisipan terdiri dari 61 orang laki laki dan 41 orang perempuan, dengan mayoritas suku pulau jawa (Jawa, Sunda dan Betawi). Pekerjaan terbanyak pada partisipan merupakan karyawan dengan penghasilan partisipan terbanyak pada kisaran Rp dan Rp Rp dan tempat tinggal mayoritas berada pada Jakarta Timur. Pengukuran Self-Esteem. RSES (Rosenberg Self-Esteem Scale) ialah suatu alat ukur yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965). Alat ukur ini digunakan oleh peniliti dikarenakan mampu digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya self-esteem. Skala ini memuat 10 item yang menggunakan format Likert dengan 4 kategori yang di skor 0 hingga 3. Kategori respons yang diberikan adalah: sangat setuju; setuju; tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selain itu 10 item pertanyaan memiliki item kriteria positif (favourable) sebagai kriteria kepercayaan diri (self confidence)dan item kriteria negatif (unfavourable) sebagai aspek penurunan percaya diri (Self depreciation).α = 0,69. Hasil Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale, dari 102 data di dapatkan hasil rata rata Self-esteem adalah 19,84 dan (SD = 2,460) dengan nilai self-esteem paling rendah 14 dan paling tinggi 26. Menurut Rosenberg Self-Esteem Scale (1965) dalam Gray- Little, B., Williams, V.S.L., & Hancock, T.D. 1997), merupakan score yang menunjukan bahwa Selfesteem seseorang berada di titik normal. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan mean kelompok dan yang di dapatkan dan teori Rossenberg, rata rata dari partisipan memiliki self-esteem normal. Pada hasil kuesioner sebanyak 2 orang (2%) memiliki Selfesteem tinggi, 99 orang (97%) memiliki self-esteem normal dan 1 orang (1%) memiliki self estem rendah. Kemudian pada gambaran Self-esteem berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa (67 % ) partisipan Laki laki memiliki Selfesteem tinggi dan (3%), partisipan Laki-laki memiliki Self-esteem normal sebanyak (97%) dan tidak ada partisipan laki-laki yang memiliki self-esteem rendah. Sementara itu pada perempuan diperoleh hasil yang menunjukan bahwa (98%) partisipan perempuan memiliki Self-esteem normal, (2%) partisipan perempuan memiliki Self-esteem rendah dan tidak ada partisipan perempuan yang memiliki self-esteem tinggi. Dilanjutkan pada Gambaran Self-esteem berdasarkan Suku diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada partisipan yang berasal dari suku pulau jawa terdapat (1%) partisipan memiliki Self-esteem tinggi, (98%) partisipan memiliki self-esteem normal dan (1%) partisipan memiliki self-esteem rendah. Sedangkan pada partisipan yang berasal dari suku non pulau jawa terdapat (1%) partisipan memiliki Selfesteem tinggi, (96%) partisipan memiliki self-esteem normal dan tidak ada partisipan yang memiliki selfesteem rendah. Pada gambaran Self-esteem berdasarkan tahap perkembangan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada tahap launching dengan usia tahun, terdapat (97%) partisipan yang memiliki Self-esteem normal, (1%) partisipan yang memiliki self-esteem rendah dan tidak ada partisipan yang memiliki self-esteem tinggi. Sedangkan pada tahap exploring dengan usia tahun terdapat (2%) partisipan yang memiliki Self-esteem tinggi, (97%) partisipan yang memiliki self-esteem normal dan tidak ada partisipan yang memiliki self-esteem rendah. Kemudian pada gambaran Self-esteem berdasarkan Pekerjaan diperoleh hasil partisipan yang termasuk pada kategori karyawan seluruhnya memiliki self-esteem normal. Dilanjutkan dengan pada partisipan yang termasuk pada kategori Pekerja lepas (freelance) terdapat (93%) partisipan yang memiliki Self-esteem normal, (7%) partisipan yang memiliki self-esteem rendah dan tidak ada partisipan yang memiliki self-esteem tinggi. Kemudian pada partisipan penelitan yang termasuk pada kategori mahasiswa terdapat (6%) partisipan yang memiliki Self-esteem tinggi dan (94%) partisipan yang memiliki self-esteem normal dan tidak ada partisipan yang memiliki selfesteem rendah. Lalu pada partisipan dengan kategori lain lain dan wiraswasta seluruhnya memiliki selfesteem normal. Sementara itu pada gambaran Self-
4 esteem berdasarkan penghasilan didapatkan hasil pada partisipan dengan penghasilan masih merupakan tanggungan orang tua (7%) partisipan memiliki Selfesteem tinggi, (93%) partisipan memiliki self esteem normal dan tidak ada partisipan yang memiliki selfesteem rendah. Pada partisipan dengan penghasilan >Rp terdapat hasil (93%) partisipan memiliki Self-esteem normal, (7 %) partisipan memiliki self-esteem rendah dan tidak ada partisipan yang memiliki self-esteem tinggi. Pada partisipan dengan penghasilan Rp Rp , Rp Rp dan Rp Rp , seluruhnya memiliki self-esteem normal. Dilanjutkan dengan gambaran Self-esteem berdasarkan tahun memulai Online Dating pada partisipan yang memulai online dating pada tahun 2014 terdapat hasil (100%) seluruh partisipan berada pada self-esteem normal. pada partisipan yang memulai online dating pada tahun 2013 terdapat hasil (4%) partisipan Self-esteem tinggi, (94%) partisipan memiliki self-esteem normal dan (2%) partisipan memiliki self-esteem rendah. pada partisipan yang memulai online dating pada tahun 2012 dan juga 2011 seluruhnya memiliki self-esteem normal. Pada gambaran Self-esteem berdasarkan keaktifan penggunaan aplikasi Online Dating pada partisipan yang menggunakan aplikasi online dating terakhir 1 jam yang lalu terdapat hasil seluruh partisipan memiliki self-esteem normal. Sedangkan pada partisipan yang menggunakan aplikasi online dating terakhir 1 hari yang lalu terdapat hasil (98%) partisipan memiliki Self-esteem normal, (2%) partisipan memiliki self-esteem rendah dan tidak ada partisipan yang memiliki self-esteem tinggi. Sementara itu pada partisipan yang menggunakan aplikasi online dating terakhir 1 minggu yang lalu terdapat hasil (3%) partisipan memiliki Self-esteem tinggi, (97% ) partisipan memiliki self-esteem normal dan tidak ada partisipan yang memiliki self-esteem rendah. Pada partisipan yang menggunakan aplikasi online dating terakhir 1 bulan yang lalu terdapat hasil (17%) partisipan memiliki Self-esteem tinggi, (83%) partisipan memiliki self esteem normal dan tidak ada partisipan yang memiliki self-esteem rendah. Lalu pada gambaran self-esteem berdasarkan Online Dating yang sering digunakan pada partisipan yang sering menggunakan Tinder terdapat (2%) partisipan yang memiliki Self-esteem tinggi, (96%) partisipan memiliki self-esteem normal dan (2%) partisipan yang memiliki self-esteem rendah, dilanjutkan dengan pada partisipan yang sering menggunakan Beetalk seluruhnya memiliki selfesteem normal, kemudian dilanjutkan pada partisipan yang sering menggunakan Indonesiacupid jusa seluruhnya memiliki self-esteem normal. Terakhir pada partisipan yang sering menggunakan Setipe terdapat (11%) partisipan yang memiliki Self-esteem tinggi, (89%) partisipan yang memiliki self-esteem normal dan tidak ada partisipan yang memiliki self esteem rendah. Terakhir pada gambaran Self-Esteem Berdasarkan jumlah Online Dating yang Diikuti pada partisipan yang mengikuti 1 online dating, terdapat (5%) partisipan yang memiliki self-esteem tinggi, (93%) partisipan yang memiliki self esteem normal dan (2%) partisipan yang memiliki self-esteem rendah. Lalu pada partisipan yang memiliki 2 online dating dan 3 online dating seluruhnya memiliki self-esteem normal. Diskusi Dalam penelitian ini dapat membuktikan bahwa anggapan rata rata anggota online dating memiliki Self-esteem rendah tidak benar, karena berdasarkan hasil penelitian rata rata emerging adult anggota online dating memiliki Self-esteem normal. Adapun hal hal yang mempengaruhi self-esteem seseorang adalah jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan dan juga penghasilan. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa jika seseorang memiliki tempat tinggal yang bagus, penghasilan yang lebih tinggi serta pekerjaan yang memiliki jenjang yang panjang akan memiliki tingkat Self-esteem yang tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mean kelompok self-esteem partisipan adalah 19,24. Menurut Rosenberg Self-Esteem Scale (1965) dalam Gray-Little, B., Williams, V.S.L., & Hancock, T.D. (1997), merupakan score yang menunjukan bahwa Self-esteem seseorang berada di titik normal. Menurut Coopersmith (1959, 1967) dan Rosenberg (1965) (dalam Mruk, 2006) walaupun self esteem hanya terbagi menjadi tinggi dan rendah terdapat selfesteem normal. Seseorang yang memiliki self-esteem normal, berada pada kondisi yang cukup stabil, aman, seimbang dan mampu membuat self-esteemnya menjadi lebih tinggi. (Coopersmith (1959, 1967) dan Rosenberg (1965), dalam Mruk, 2006). Sementara itu menurut Kim, Kwon, dan Lee (2009) di U.S orang yang memiliki nilai Self-Esteem tinggi akan cenderung melakukan online-dating daripada orang yang memiliki Self-Esteem rendah. Orang yang memiliki self-esteem tinggi mereka lebih percaya diri profil atau biodata mereka dilihat banyak orang. Dikatakan juga oleh Kim, Kwon, dan Lee (2009) apabila menurut seseorang hubungan romantis itu penting, maka seseorang yang memiliki self esteem rendah cenderung menghindari online dating dikarenakan akan berdampak buruk pada selfesteemnya. Sebaliknya apabila hubungan romantis itu tidak penting maka mereka akan melakukan online dating. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa sebagian besar partisipan memiliki self-esteem rata rata normal. Namun, dalam penelitian
5 ini tidak meneliti tentang orang yang tidak menggunakan online dating dan penelitian ini tidak mengontrol tentang pentingnya hubungan romantis pada self-esteem anggota online dating. Kelebihan dari penelitian ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang membawa tema tentang online dating dan self esteem. Kelemahan penelitian ini tidak meneliti tentang hasil menggunakan online dating sedangkan dikatakan oleh Baker (2002) hubungan yang diawali secara online akan lebih berhasil apabila seseorang yang melakukan online dating melanjutkan hubungan online tersebut dalam tahap nyata, transisi dari online ke offline dibantu dengan kejujuran, pikiran, perasaan dan juga pertukaran informasi yang intens. Dikatakan juga oleh Baker (2002), faktor faktor yang membuat hubungan berhasil dan tidak berhasil diantaranya adalah: dimana mereka bertemu, apa yang mereka lakukan apabila mereka bersama, kapan mereka berinteraksi, dan bagaimana mereka berkomunikasi. Lalu, singkatnya waktu yang peneliti miliki, sehingga penyebaran kuesioner belum merata dan mewakili tiap tiap daerah di Jakarta, keterbatasan waktu yang peneliti miliki sehingga peneliti tidak bisa bekerja sama dengan pihak online dating (setipe) dikarenakan durasi waktu yang ditawarkan oleh pihak online dating cukup panjang serta, kurangnya kerjasama dari beberapa pihak situs online dating (indonesiacupid) dimana peneliti tidak mendapatkan respon dari pihak situs online dating Referensi 1. Arnett, J.J. (2000). Emerging adult: A theory of development from the late teens through twenties. American psychologist. 2. Arnett, J. J & Fishel. E. (2013). When Will My Grown-Up Kid Grow Up?: Loving And Understanding Your Emerging adults. New York: Workman Publishing 3. Anna, L. K. (2013, Oktober 23). Berburu Jodoh Melalui Kencan Online. Retrieved Juli 19, 2014, fromhttp://female.kompas.com: kompas.com/read/2013/10/23/ /berb uru.jodoh.melalui.kencan.online 4. Baker, A (2002) What Makes Online Relationships Successful Clues From Couples Who Met in Cyberspace. CyberPsychology & Behaviour, Volume 5, No.4 5. Baumeister, et. Al. (2003). Does high selfesteem cause better performance, interpersonal success, happiness, or healthier lifestyles? Psychological Science in the Public Interest 6. Cahyani, R. (2015, Februari 16). Arisan 3!:Online Dating. Retrieved Maret 31, 2015, from an-3-online-dating-2 7. Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: PT Gramedia Widiasaran 8. Dariyo, A. (2008). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta : Grasindo 9. Degenova, M.K. (2006). Intimate Relationships, Marriages and Families. New York : McGrawHill Companies, Incorporated. 10. Dictionary, C. B. (2014). Online Dating. Retrieved Juli 2014, 2014, from tish/online-dating 11. Direktur Jendral Perhubungan Darat. (2013) Profil dan Kinerja Perhubungan Darat. Jakarta. 12. Duggan, M., & Smith, A. (2013, Oktober 21). Online Dating Relationships. Retrieved Juli 19, 2014, from e-dating-relationships/ 13. Feist, J.& Feist. (2009). Theory of personality. New York: McGraw-Hill Humanities. 14. Fardis, M. (2012, Agustus 24). Kiat Cari Pasangan Lewat Kencan Online. Retrieved Juli 19, 2014, from : asional.kompas.com/read/2012/08/24/ /Kiat.Cari.Pasangan.Lewat.Kencan.Online 15. Ghufron, M. & Risnawita, S. (2010). Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-ruz Media Grup. 16. Guindon, M.H. (2010). Self-Esteem across the lifespan. New York: Routledge Taylor & Francis Group. 17. Grohol, J. (2009). Who Uses Internet Dating?. Psych Central. Retrieved on July 20, 2014, from 7/23/who-uses-internet-dating 18. Hadriani. (2015, Februari 25). Riset Membuktikan, Pria 20 Tahun Lebih Suka Kencan Online. Retrieved maret 31, 2015, from /Riset-Membuktikan-Pria-20- Tahun-Lebih-Suka-Kencan-Online 19. Hurlock, E. B. (2007). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 20. Hurlock,E.B.(2009). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
6 21. Hendry, R. E. (2012, Desember 13). Pengguna Internet Terbesar di Indonesia Adalah Kaum Muda. Retrieved September 15 (Hadriani, 2015), 2014, from Hill, V. Z. (2013). Self-esteem. Canada : Psychology Press. 23. Indonesiancupid. (2015) About Us. IndonesianCupid. Retrieved on july 20, 2014, from about 24. Joinson, N.A. (2004) Selfesteem, interpersonal risk and preference for to face to face communication. CyberPsychology & Behaviour, Volume 7, No K, G., &.D, G. (2010). Counseling Children : A Pratical introduction. New Delhi: Sage Publication. 26. Kim, M., Kwon, K-N & Lee, M. (2009). Psychological Characteristics of Internet Dating Service Users: The Effect of Self- Esteem, Involvement, and Sociability on the Use of Internet Dating Services. CyberPsychology & Behavior, 12(4). DOI: =cpb Kusuma, M (2015) Cinta Bertarif Dollar. Kompas, 22 Maret, H Lopez, S. J.; Snyder, C. R. (2003). Positive psychological assessment: A handbook of models and measures. Washington, DC: American Psychological Association 29. Miller, D., & Moran, T. (2012). Definisi Self- Esteem. In T. M. David Miller, Self-Esteem : Guide For Teachers (pp ). Singapore: #10-04 Samsung Hub. 30. Monks, F dkk., (2004). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 31. Mruk, C.J. (2006). Self-Esteem research, theory, and practice : Toward a positive psychology of Self-Esteem 3 rd ed. New York : Springer Publishing Co. 32. Miftachul, A. (2013, Maret 8). Ngajakjalan Online Dating Website Dengan Jaminan Untuk Perempuan. Retrieved Juli 19, 2014, from Muthmainah, D. A. & Fatimah Y. (2015, Januari 12) Berjodoh dengan bisnis pencarian jodoh. Retrieved April 27, 2015, from oh-dengan-bisnis-pencarian-jodoh 34. Nardi, P. M. (2003). Doing survey research : A guide to Quantitative Methods. Boston : Pearson Education. 35. Orth, U., Trzesniewski, K. H. & Robins. R. W. (2010). Self-Esteem Development From Young Adulthood to Old Age: A Cohort- Sequential Longitudinal Study. Journal of Personality and Social Psychology, 98 (4), DOI: /a Diakses dari p pdf, tanggal 20 Maret Oxforddictionaries. (2013). Online Dating. Retrieved 2014, from ion/american_english/online-dating 37. Papalia, Old & Feldsman, (2005).Human Development 10 th Edition. Ohio: McGraw- Hill Humanities. 38. Pratiwi, H. (2013, Desember 12) Situs Perjodohan Setipe Diluncurkan Secara Resmi. Retrieved April, 26, 2015, from Propertidata. (2015) Peta Wilayah Kisaran Harga Rata Rata Rumah Di Jakarta. Retrieved on july 22, 2015, from Santrock. (2003). Perkembangan Remaja (Adolscence). Jakarta: Erlangga. 41. Santrock. (2008). Life-Span development. (11 th ed). New York : McGraw-Hill. 42. Sarwono, J. (2006). Metode Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. 43. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA, cv. 44. Silaen, N. (2013, Maret 11). Cinta Via Biro Jodoh Online. Retrieved Juli 19, 2014, from nta-via-biro-jodoh-online/ 45. Smith & Anderson. (2015, April 20). 5 Facts About Online Dating. Retrieved Juli 19, 2014, from
7 46. Subiakto, H. (2011, Desember 15). Jakarta, Pengguna Internet dan Twitter Terbesar di Asia. Retrieved September 15, 2014, from jakarta-pengguna-internet-dan-twitterterbesar-di-asia.html 47. Tinder. (2015) Introducing moments. Retrieved Juli 22, 2015, from Trinanda, K. (2013, Desember 12). Christian Sugiono: Orang Indonesia Masih tabu dengan Online Dating. Retrieved March 9, 2015, from christian-sugiono-orang-indonesia-masihtabu-dengan-online-dating.html 49. Thalib, R. (2013, Desember 12). Setipe Co- Founder On Social Media, Self-Esteem and OnlineDating In Indonesia. Retrieved Desember 9, 2014 from Wikipedia. (2014, Juli 19). Online Dating Service. Retrieved Juli 2014, 2014, from ervice
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Perkembangan hidup pada manusia akan membawa seorang manusia menuju sebuah usia yang memiliki tugas untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup, menghasilkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Esteem 2.1.1 Pengertian Self-Esteem Menurut Rosenberg (dalam Mruk, 2006), Self-Esteem merupakan bentuk evaluasi dari sikap yang di dasarkan pada perasaan menghargai diri
Lebih terperinciPENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA
PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,
Lebih terperincidengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP YOLANDA CHYNTYA NOVIYANTI BASARIA 190110100132 ABSTRACT Cinta dapat dipahami sebagai sebuah
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRACT During adolescence,
Lebih terperinciGAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA PASANGAN BERUSIA TAHUN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP
GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA PASANGAN BERUSIA 18-25 TAHUN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP Renata Ratnasari Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Dibimbing Oleh : Dr. Hj. Hendriati Agustiani,
Lebih terperinciGAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN
GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN RIMA AMALINA RAHMAH Langgersari Elsari Novianti, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman banyak perubahan yang terjadi, salah satunya adalah perubahan dalam pandangan orang dewasa mengenai pernikahan. Hal ini didukung
Lebih terperincimenyebutkan dunia kerja serta hidup berumah tangga 1. Seniger, menjelaskan bahwa
Siti Aisyah, 11410028, Hubungan Self Esteem dengan Orientasi Masa Depan pada Siswa SMA Kelas XI di SMA Negeri 3 Malang, Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
Lebih terperinciGAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK
GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.
Lebih terperinciHubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari
Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK
Lebih terperinciGAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini
GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciSumber : diakses pada 18 November pukul WIB
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era globalisasi, berpengaruh terhadap sektor kehidupan manusia. Salah satunya di bidang percintaan. Dulunya pencarian jodoh biasa dilakukan secara
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Selain itu, bab ini juga berisikan saran, baik saran metodologis maupun saran praktis
Lebih terperinciPSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN
Lebih terperinciGAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN
GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA 18-25 TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciPENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA
PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian
Lebih terperincikata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan
Lebih terperinciSUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang)
SUBJECTIVE WELL-BEING DAN REGULASI DIRI REMAJA PELAKU TINDAK KEKERSAN (Studi pada anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang) Naomi Soetikno, Debora Basaria email: naomis@fpsi.untar.ac.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN MASALAH. Menurut Branden (dalam Esri, 2004) perilaku seseorang mempengaruhi dan
6 BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN MASALAH II.1 Pengertian Harga diri (Self-Esteem (SE)) II.1.1 Definisi Harga diri (Self-Esteem) Menurut Branden (dalam Esri, 2004) perilaku seseorang mempengaruhi dan
Lebih terperinciGAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.
GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA 12-15 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme
Lebih terperinciProfil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah
Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia 26-29 Tahun Yang Belum Menikah Catri Damayanti Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi.¹ Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciPerbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship
Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the
Lebih terperinciPERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH
PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com
Lebih terperinciGAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA
GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas, mengenai hubungan antara contingent pay dengan konflik interpersonal karyawan sales dan marketing staff PT. General Shoe
Lebih terperinciHubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012
Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem Pada Dewasa Awal Tuna Daksa Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012 Abstrak. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh body image
Lebih terperinciPERBEDAAN SELF ESTEEM DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN PADA LULUSAN DIPLOMA TIGA DAN SARJANA. Siti Fathonatul Arifah
Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2017 Vol. 2, No. 1, Hal 57-63 PERBEDAAN SELF ESTEEM DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN PADA LULUSAN DIPLOMA TIGA DAN SARJANA Siti Fathonatul
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si
HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat seseorang memutuskan untuk menikah, maka ia akan memiliki harapan-harapan yang tinggi atas pernikahannya (Baron & Byrne, 2000). Pernikahan merupakan awal terbentuknya
Lebih terperinciKata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran
Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini
BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis statistik nonparametrik dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Kesepian Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang
Lebih terperinciHUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI
HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI Rhea Auliya Anggareni 1, Fitri Hartanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperincimereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 8 BEKASI Putri Ratna Juwita Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK Perkawinan saat ini diwarnai dengan gaya hidup commuter marriage. Istri yang menjalani
Lebih terperinciPERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA. Maya Marsiana Kowira
PERAN HARGA DIRI DALAM MEMPREDIKSI PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA Maya Marsiana Kowira mayamarsiana@gmail.com Dosen Pembimbing: Moondore Madalina Ali, B.Sc.,M.Sc., Ph.D Binus University:
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : dukungan sosial, pensiunan pria, dewasa akhir. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dukungan sosial dari keluarga pada pensiunan pria dari perusahaan X Bangka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas tentang landasan teori berupa definisi, dimensi, dan faktor yang berpengaruh dalam variabel yang akan diteliti, yaitu bahasa cinta, gambaran tentang subjek
Lebih terperinciAnindhita Prameswari Jl. Kuta V Blok D6 no.21 Kompleks Graha Cinere, Depok Efi Afifah ABSTRAK
PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIO- EMOSIONAL ANAK ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DENGAN POSITIF BELIEF DAN KETERLIBATAN ORANGTUA DENGAN NEGATIF BELIEF DI PAUD BAITURRAHMAH Anindhita Prameswari Jl. Kuta V Blok
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA
LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA Oleh : Mohamad Iksan NIS : 151095156 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG 2015
Lebih terperinciKata kunci: Motivasi Seksual, Mahasiswa, Pria, Perilaku Seksual, Hubungan Seks Pranikah
Studi Mengenai Motivasi Seksual Mahasiswa Pria Pada Perguruan Tinggi X di Jatinangor Karya Ilmiah Inneke Sandra Maharani (NPM. 190110070025) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia, yaitu antara seorang pria dengan seorang wanita (Cox, 1978). Menurut Hurlock (1999) salah
Lebih terperinciKata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif.
ABSTRAK Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram
Lebih terperinciCalyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)
Perbedaan Psychological Well-being Emerging Adulthood Antara Pasangan Long Distance Relationship Dengan Pasangan Proximal Relationship Putri Delinda Wendyana Tedjo Fakultas Psikologi putridelinda_92@yahoo.co.id
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tgl Berlaku : September 2012 Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 17 Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan II Kode Mata Kuliah : PSI-203 Jumlah
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use (PIU) 2.1.1 Definisi Problematic Internet Use Problematic Internet Use (PIU) didefinisikan sebagai penggunaan internet yang menyebabkan sejumlah gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data
Lebih terperinciPEDOMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya 2015 FORMAT PENULISAN JURNAL Kata-Kata Kunci LATAR BELAKANG METODE HASIL DISKUSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Make up dapat mempengaruhi aspek psikologis seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran self-esteem pada mahasiswi yang menggunakan make up jurusan public relations di Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai academic adjustment pada mahasiswa baru program studi Administrasi Perhotelan STP X di Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK Penelitian mengenai kanker payudara menunjukkan bahwa penerimaan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. Hasil ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis, serta metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian
Lebih terperinciDAPATKAH AKU BERHENTI BERJUDI? (STUDI FENOMENOLOGIS PROFIL PENJUDI BOLA YANG MEMASUKI MASA DEWASA AWAL)
DAPATKAH AKU BERHENTI BERJUDI? (STUDI FENOMENOLOGIS PROFIL PENJUDI BOLA YANG MEMASUKI MASA DEWASA AWAL) Paula Widyaratna Wandita, Hastaning Sakti* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro paula.widyaratna@yahoo.com,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ABSTRAK...
Abstrak Tinggi rendahnya derajat work engagement pada guru akan sangat berpengaruh terhadap penghayatan atas pekerjaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai work engagement
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Definisi Operasional Problematic Internet Use Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam penelitian
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US:
DAFTAR PUSTAKA Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US: Wadsworth Cengage Learning. Arishanti, K. I. (2007). Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional, dan Kepuasan Kerja
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Self-Esteem Remaja
Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Self-Esteem Remaja Nurul Aini Hidayati Universitas Muhammadiyah Malang nurulainihidayati@yahoo.co.id ABSTRAK. Harga diri ( self-esteem) merupakan bagian penting
Lebih terperinciStudi Persepsi Masyarakat Terhadap Program Wifi Bandung Juara THE STUDY OF PUBLIC PERCEPTION TOWARD BANDUNG JUARA WIFI JUARA PROGRAM
Abstrak Studi Persepsi Masyarakat Terhadap Program Wifi Bandung Juara THE STUDY OF PUBLIC PERCEPTION TOWARD BANDUNG JUARA WIFI JUARA PROGRAM Robby Gustia 1, Dini Turipanam Alamanda 2 12 Prodi S1 Manajemen
Lebih terperinciPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK Tri Oktha Ayu Evita (triokthaayuevita@rocketmail.com) 1 Muswardi Rosra2 Shinta Mayasari3 ABSTRACT This research aim was to determine
Lebih terperinciPERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK
PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI 12-20 TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK Online game yang mengandung unsur kekerasan merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well being
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam mencapai Drajat Sarjana S1 Psikologi. Disusun Oleh : ANA ARIFA SARI F
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN PENGENDALIAN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2013-2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi Sebagian
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada siswa kelas XII yang mengambil jurusan IPA dan IPS di SMA X Bandung beserta dimensi-dimensi konsep diri serta kaitannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalin relasi sosial. Kebutuhan individu untuk. membangun relasi sosial meningkat seiring bertambahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya untuk menjalin relasi sosial. Kebutuhan individu untuk membangun relasi sosial
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII... Jakarta Barat HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Kendal Tau diperoleh sebuah
60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Kendal Tau diperoleh sebuah kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara harga diri dengan body image pada wanita akseptor KB.
Lebih terperinciGAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.
GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA Rachel Satyawati Yusuf 1, Novy Helena Catharina Daulima 2 1. Program Studi Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciTuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,
Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik
Lebih terperinciHubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan mengenai kesimpulan, dan diskusi mengenai penelitian yang telah dilakukan, dan saran-saran yang akan berguna bagi penelitian selanjutnya.
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
44 BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian diperoleh dari pengolahan data secara statistik dengan menggunakan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Marantha
ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: conflict resolution style, dewasa awal, pacaran. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perceraian disebabkan salah satunya oleh penyelesaian konflik yang tidak konstruktif. Sebagai tindakan preventif sebelum menikah, diperlukan adanya penyelesaian konflik yang konstruktif sehingga
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X ARINA MARLDIYAH ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting task pada anak
Lebih terperinciGambaran Fungsi Persahabatan pada Same-sex Friendship dan Cross-sex Friendship di Dewasa Awal
Gambaran Fungsi Persahabatan pada Same-sex Friendship dan Cross-sex Friendship di Dewasa Awal Fairuz Ghina M.S. 190110110129 Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran Abstrak: Persahabatan memiliki definisi
Lebih terperinciKEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Dewina Pratitis Lybertha, Dinie Ratri Desiningrum Fakultas Psikologi,Universitas
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup saling membutuhkan satu sama lain. Salah satunya adalah hubungan intim dengan lawan jenis atau melakukan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b)
DAFTAR PUSTAKA American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b) Atwater,E. (1983). Psychology of adjustment (2 nd ed). New Jersey: Prentice Hall, Inc Bell, R.R. (1973). Marriage and
Lebih terperinciHubungan antara Self-efficacy dan Pengambilan Keputusan Berkuliah di Lain Kota. Yunita Winardi Tjiong Fakultas Psikologi
Hubungan antara Self-efficacy dan Pengambilan Keputusan Berkuliah di Lain Kota Yunita Winardi Tjiong Fakultas Psikologi yunita_winardi@yahoo.com Abstrak - Pengambilan sebuah keputusan untuk berkuliah di
Lebih terperinciMasa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak (S
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FILM DRAMA ROMANTIS DENGAN KECENDERUNGAN SEKS PRANIKAH PADA REMAJA Ardhi Pratama Putra Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Media masa mempunyai pengaruh
Lebih terperinciJadwal Perkuliahan Psikologi Perkembangan KKNI. Pertemuan ke- Materi Kegiatan A 16/02 B 15/02 C 17/02 D 16/02 E 16/02
Jadwal Perkuliahan Psikologi Perkembangan KKNI Pertemuan ke- Materi Kegiatan A 16/02 B 15/02 C 17/02 D 16/02 E 16/02 1 Pengantar & Kontrak Perkuliahan Penjelasan tugas dan pembagian kelompok A 17/02 B
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memeroleh gambaran mengenai derajat self-efficacy beliefs pada siswa kelas XII dalam menghadapi ujian nasional di SMA Negeri 1 Kota Bandung. Populasi sasaran dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan
Lebih terperinciPERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER
PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference
Lebih terperinciPSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA YANG MELAJANG SKRIPSI
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA YANG MELAJANG SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi Oleh: Myrza Salsabilla 08810294
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, telah dibuktikan melalui uji hipotesa bahwa terdapat korelasi antara self-disclosure online dengan penggunaan internet bermasalah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja akhir merupakan masa yang telah mengalami penyempurnaan kematangan secara fisik, psikis dan sosial. Masa remaja akhir berada direntang usia 18-21
Lebih terperinci