Perubahan fungsi sungai. Resume. Outline Tesis. Outline Tesis. Outline Tesis

Transkripsi

1 Pengembangan Model Optimasi Manajemen Pengelolaan Limbah Industri di Kali Surabaya Menggunakan Model Interval Goal Programiming (IGP) Magister Teknik Jurusan Teknik Industri ITS-Surabaya 200 Yusnita Aprilia ( ) Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, MEngSc Ir. Budi Santosa, MSc, PhD Resume Perubahan fungsi Kali Surabaya menyebabkan pencemaran terjadi sepanjang sungai. Pencemaran yang disebabkan oleh industri dan kegiatan masyarakat tersebut dapat menurunkan kualitas sungai. Model model optimasi pengelolaan manajemen kualitas air Kali Surabaya dikembangkan dengan pendekatan yang beragam. Model optimasi yang menggabungkan antara pengolahan individu dan komunal dengan pendekatan Interval Goal Programing sehingga diperoleh hasil berupa interval yang memberi kelonggaran bagi pembuat keputusan untuk menentukan prosentase kepentingan Perubahan fungsi sungai Waterfront hinterland (970an) Salah satu sumber air baku air minum Standar kualitas air baku kelas B (SK Gubernur Kepala Daerah Jawa Timur No. 43 Tahun 987) Klasifikasi mutu air Kelas I (PP 82 Tahun 200) Kali Surabaya (±4 km) melewati:. Mojokerto 2. Gresik 3. Sidoarjo 4. Surabaya 5 6

2 Tujuan Penelitian Mengembangkan suatu model Interval Goal Programming (IGP) untuk minimasi biaya pengolahan limbah dengan mengalokasikan beban limbah pencemar sehingga mendapat strategi perbaikan kualitas air Kali Surabaya Menerapkan model yang dikembangkan untuk menghitung solusi optimal alokasi pengolahan limbah industri yang ada di sepanjang Kali Surabaya 7 8 Model terdahulu Model terdahulu Ciptomuyono (985) Novita (2000) Maharani (2008) 9 Ciptomuyono (985) Novita (2000) (primer dan sekunder) Maharani (2008) - Alokasi beban pengolahan: 2 alternatif pengolahan - Optimasi menggunakan pendekatan Goal Programming Kelebihan: Diperoleh alokasi beban optimal untuk tiap industri Kekurangan: Nilai optimum yang dihasilkan berupa suatu nilai yang kurang memberikan kelonggaran bagi pengambil keputusan untuk menentukan pilihan. 0 Ciptomuyono (985) Novita (2000) Maharani (2008) Model terdahulu - Alokasi pengolahan limbah dilakukan dengan alternatif pengolahan komunal - Pendekatan yang digunakan dengan menggunakan statistik dan perhitungan manual Kelebihan: - Dari alternatif yang diberikan memudahkan instalasi karena yang dibangun sedikit - Memudahkan pengontrolan buangan pada sungai Kekurangan: - Biaya yang dibutuhkan sangat besar - Kesulitan mengontrol limbah dari industri karena setiap industri tidak memiliki kewajiban untuk ikut menjaga kelestarian. Anggapan dari industri bahwa biaya yang dibayarkannya sudah termasuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga kuantitas dan kualitas limbahnya tidak dijaga. Ciptomuyono (985) Novita sekunder dan (2000) komunal Maharani (2008) Model terdahulu - Alokasi pengolahan limbah menggunakan 3 alternatif: pengolahan primer, - Pendekatan yang digunakan Interval Fuzzy Linier Programming Kelebihan: - Hasil yang diperoleh berupa interval sehingga pembuat keputusan bisa menentukan prosentase kepentingan - Biaya yang dibutuhkan lebih kecil dibanding pembuatan unit pengolahan komunal saja. - Tiap industri mampu mengontrol limbahnya dan berpartisipasi pada kelestarian lingkungan. Kelemahan: - Sistem yang digunakan sebenarnya bukan pengolahan komunal, tapi pengolahan tersier yang berarti pengolahan tersebut merupakan pengolahan 2 individu yang harus dibiayai oleh industri yang bersangkutan. 2

3 3 4 Kondisi Eksisting Kali Surabaya Aliran Kali Surabaya secara umum dikontrol oleh Perum Jasa Tirta (PJT) menggunakan pintu air di Mlirip Q = m3/detik selama musim hujan, Q = 5 20 m3/detik selama musim kemarau. Sebagian besar kebutuhan air minum kota Surabaya disuplai dari sungai Kali Surabaya melalui PDAM Karang Pilang Surabaya. Kondisi Eksisting Kali Surabaya Jarak antara Stasiun Pemantauan No Stasiun Pemantau Jarak (km) Canggu Perning 5,90 2 Perning, ,50 4 Bambee 4,90 5 Bambee Karangpilang 2,50 6 Karangpilang,5 7 5,45 8 Jagir 2, Canggu Industri pada segmen Canggu : PT. Ajinomoto PG. Gempol Kerep PT. Milan PT. Adiprima Suraprinta PT Sidomakmur 7 Industri pada segmen : PT. Huey Chie 8 3

4 Karangpilang Karangpilang Industri pada segmen Karangpilang: PT. Miwon Indonesia PT Kedaung Setia (enamel) PT. Kedaung Setia (karton box) 9 PT. Spindo Industri pada segmen Karangpilang : PT. Suparma PT. Samajaya PT. Sumber Agung 20 Jagir Industri pada segmen : PT. Sarimas Permai PT. Jayabaya Perusahaan susu Lany PT. Tahu Purnomo PT. Asia Tile PT. Bintang Apolo PT. Batara Agung Mulia PT. Gawe Rejo RPH Kedurus PT Pakabaya PT. Tahu Halim Jaya PT. Tahu Soponyono 2 Industri pada segmen Jagir: PT. Tahu Legowo Perusahaan susu Farida PT. Kuda Laut 22 n i Persamaan Interval Goal Programming α ( n + p ) Dengan: α i = ( ϕijk + + ϕijk ) + β.( ϕ x i i i i ijk j= i j k S 2S3 2 β 2 Tot C i j k ( ϕijk + ϕ ) = + i i j k = ϕijk i j k S3, S3 x + n p ijk i i ijk )

5 Persamaan Interval Goal Programming Subject to: Persamaan Interval Goal Programming Subject to: Penyelesaian Model Industri Alokasi Beban Pencemar (k) (ij) 2 3 (WWTP I) (WWTP II) (Komunal) 0,2348 0, , , ,2342 0, ,002 40, ,234 0, ,972 90, ,2345 0, ,292 23, ,2342 0, ,072 83, , , ,72 5, , , ,652 26, , , ,742 4, , , ,32 56,82 6 0,234 0, ,02 6, Penyelesaian Model Penyelesaian Model Industri Alokasi Beban Pencemar (k) (ij) (sungai) (WWTP II) (Komunal) 0 0, , , , , , , , , , Industri Alokasi Beban Pencemar (k) (ij) (sungai) (Komunal) (sungai) (WWTP I) (sungai) , , , , , , , , , ,

6 Canggu Canggu PT. Adiprima Suraprinta: WWTP I: [05 466] juta WWTP II: [8 38] juta PT. Sidomakmur: WWTP I: [0,8 ] juta WWTP II: [5 7] juta WWTP Komunal: [3,6 3,7] milyar 3 PT. Adiprima Suraprinta: [86,45 384,68]kg/hari PT. Sidomakmur: [25,84 34,84]kg/hari [4,3 7,0] [6,003 6,482] [,8 9,5] [,8,85] 32 PT. Huey Chie: WWTP I: [,8 2,5] juta WWTP II: [3 4] juta WWTP Komunal: [84 87] juta 33 PT. Huey Chie [55,42 74,69] kg/hari [2,6 6,5] [6,005 6,457] [2,0 0,8] [,82,85] 34 Karangpilang Karangpilang PT. Miwon Indonesia: WWTP I: [25, 25,3] juta WWTP II: [2,6] juta WWTP Komunal: [2,8] milyar 35 PT. Miwon Indonesia [973,40 965,2] kg/hari [2,6 5,9] [6,006 6,447] [2,0 35,6] [,85,90] 36 6

7 Karangpilang Karangpilang PT. Suparma: WWTP I: [40 44] juta WWTP II: [4, 4,5] juta WWTP Komunal: [2,936 2,937] milyar 37 PT. Suparma [593, 653,3] kg/hari [2,5 5,0] [6,006 6,425] [,7 0,5] [,93,96] 38 PT. Sarimas Permai: WWTP I :[0,4 0,8] juta WWTP II:[4,5 9,6] juta PT. Tahu Purnomo: WWTP I :[0,3 05]j 0,5] juta WWTP II:[,9 3] juta RPH Kedurus: WWTP I :[0, 0,5] juta WWTP II:[5,3 8,] juta PT. Tahu Halim Jaya: WWTP I :[0,3 0,349] juta WWTP II:[4,0 4,6] juta WWTP Komunal: [50 520] juta 39 Pengurangan g Beban Limbah: PT. Sarimas Permai: [20,38 43,5] kg/hari PT. Tahu Purnomo: [66,36 03,63] kg/hari RPH Kedurus: [23,23 35,88] kg/hari PT. Tahu Halim Jaya: [4,95 48,09] kg/hari [2, 4,9] [6,007 6,425] [,7 0,5] [,94,97] 40 Jagir Jagir PT. Tahu Legowo WWTP I: [0,2 0,5] juta WWTP II: [,5 3,] juta WWTP Komunal: [38 42] juta 4 PT. Tahu Legowo [64,25 3,98] kg/hari [0,7 4,9] [6,008 6,49] [,9 8,6] [,95,99] 42 7

8 Perubahan Hasil Solusi Optimum Model Variabel Alokasi (kg/hari) Analisa Sensitivitas Asumsi Perubahan Kondisi Asumsi Asumsi 2 Asumsi dan 2 Tetap Berubah (Alokasi pengolahan komunal bertambah) Berubah (Alokasi pengolahan komunal bertambah) Asumsi = perubahan sistem akibat perubahan standar kualitas yang berlaku. Asumsi 2 = perubahan sistem akibat perubahan beban pencemar Kesimpulan Optimasi manajemen pengelolaan kualitas perairan Kali Surabaya dilakukan dengan pendekatan model Interval Goal Programing. Dari model tersebut diperoleh solusi optimal alokasi beban pengolahan limbah untuk tiap industri di Waste Water Treatment yang direncanakan. Penelitian dilakukan dengan industri sebagai sumber pencemar yang mempengaruhi kualitas perairan Kali Surabaya (point source) Hasil solusi optimal menunjukkan bahwa setiap industri memerlukan pengolahan limbah ditambah unit pengolahan komunal dengan total biaya yang dibutuhkan sebesar: WWTP I = Rp ,58 sd Rp ,79 WWTP II = Rp ,87 sd Rp ,06 WWTP Komunal = Rp ,4 sd Rp ,6. Saran Penelitian ini terbatas pada limbah industri sebagai sumber pencemar dominan dalam Kali Surabaya. Pada kenyataannya pencemaran dari kegiatan domestik tidak dapat dianggap ringan lagi. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang semakin meningkat sementara tidak diimbangi dengan kesadaran sanitasi lingkungan. Hasil penelitian ini terbatas pada perhitungan teoritis kualitas perairan. Oleh sebab itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh limbah domestik dan limbah industri lainnya Terima Kasih 47 8