Industrial Management Review Business Model dan Daya Saing Industri Agribisnis
|
|
- Liana Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) ISSN X Industrial Management M. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Bekasi 17520, Indonesia Corresponding Author: 1 m.hudori@cwe.ac.id, Abstrak PT. Astra Agro Lestari Tbk. adalah emiten yg menjadi leading saat ini, dimana bisnisnya sangat menarik perhatian pasar, namun sayangnya kekuatan bisnisnya lemah. Hal ini diikuti dengan penurunan laba sebesar 1,8%. Walaupun demikian, laba yang diperoleh perusahaan ini masih yang tertinggi dibandingkan tiga kompetitor utamanya. Dari hasil analisis dengan Canvas Business Model terlihat bahwa perusahaan membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi untuk memperoleh profit yang tinggi. Di samping itu, pengembangan industri hilir juga belum dilakukan secara maksimal. Padahal industri hilir berpotensi untuk meningkatkan laba perusahaan. Jaringan kerjasama secara global juga belum dimaksimalkan. Hal ini terbukti dengan rendahnya komposisi pendapatan dari pasar ekspor. Di sisi lain juga faktor permintaan domestik yang cukup fluktuatif, karena permintaan para pelanggan sangat dipengaruhi harga komoditas di pasaran. Dengan demikian perusahaan akan kesulitan mengontrol pemasaran, sedangkan produksi terus berlangsung tanpa mengikuti tren pasar tersebut. Hal ini disebabkan bahan baku komoditas, yaitu tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan zat organik yang tidak memungkinkan untuk tidak diolah, sehingga hasil produksi akan terus menumpuk, walaupun tidak ada permintaan. Copyright 2015 Department of industrial engineering. All rights reserved. Kata Kunci: Canvas Business Model, Sektor Industri Agribisnis, Strategi Bisnis 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor Abribisnis dalam perekonomian Nasional hanya 13,70% dari Gross Domestic Product (GDP) di tahun Ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan pekerja di bidang sektor agribisnis sebesar 42 Juta dari total populasi sebesar 215 juta [1]. Sedangkan pada tahun 2012 menyumbang 14,4% atau naik 5,1%. Dengan demikian sangatlah wajar apabila pemerintah menempatkan sektor pertanian menjadi salah satu primadona dalam memacu pembangunan nasional. Peran serta dan konstribusi masyarakat pertanian baik di dalam negeri maupun di luar negeri diberikan ruang dan kesempatan yang luas untuk mendorong laju pembangunan nasional. Kondisi perkembangan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sektor pertanian melalui penanaman modal dalam kurun waktu sejak pasca krisis ekonomi, hingga saat ini, telah menunjukan kinerja yang cukup baik dan cenderung meningkat terutama untuk penanaman modal melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Realisasi investasi (BKPM 2013) di sektor ini selama lima tahun terakhir ( ), secara komulatif mencapai Rp 32,06 triliun (12 % dari total PMDN Nasional). Sedangkan untuk PMA mencapai USD 3,58 miliar (4,17 % dari total PMA Nasional) [2]. Menurut Kadin Indonesia, pertumbuhan nilai ekspor sektor agribisnis tahun 2012 dibanding dengan tahun 2011 tumbuh sebesar 10%. Dari sektor ini, kontribusi terbesar didapatkan dari hasil produk kelapa sawit [3]. Berdasarkan hasil pemetaan [4], ada 4 perusahaan yang mempunyai total prosentase areal tanam sebesar 66,25%, yaitu PT. Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP), PT. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT. London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dan PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. (SMAR). Berdasarkan hasil analisa komparasi dengan metode GE-McKinsey Matrix terlihat bahwa PT. Astra Agro Lestari Tbk. adalah emiten yg menjadi leading saat ini, dimana bisnisnya sangat menarik perhatian pasar, namun sayangnya kekuatan bisnisnya lemah. Hal ini diikuti dengan penurunan laba sebesar 1,8% [4]. Manuscript received September 1, 2014, revised October 1, 2014 reserved Copyright 2015 Department of Industrial Engineering. All right
2 Perumusan Masalah Dari uraian di atas, terlihat bahwa PT. Astra Agro Lestari Tbk. perlu mengkaji kembali model bisnisnya. Oleh karena itu, di dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana model bisnis PT. Astra Agro Lestari Tbk. jika dianalisis dengan Canvas Business Model dan bagaimana prospek perusahaan tersebut di masa mendatang? 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat model bisnis PT. Astra Agro Lestari Tbk. jika dianalisis dengan Canvas Business Model dan bagaimana prospek perusahaan tersebut di masa mendatang. 1.4 Batasan Masalah Analisis Business Model ini dilakukan dengan memperhatikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Hanya pada PT. Astra Agro Lestari Tbk. 2. Hanya berdasarkan Laporan Tahunan Perusahaan tahun Profil Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk. adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka di Indonesia yang telah berdiri sejak 33 tahun lalu. Komitmennya untuk selalu menghasilkan produk minyak sawit (CPO) berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar baik di dalam maupun luar negeri. Perusahaan ini telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kini telah menyatu menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak Desember Komposisi kepemilikan saham oleh investor publik saat ini sebesar 20,3%. Harga saham AALI juga terus naik dari Rp per saham saat penawaran umum saham perdana (InitialPublicOffering/IPO) pada Saat ini menjadi Rp per saham pada penutupan perdagangan tanggal 31 Desember 2012 di Bursa Efek Indonesia [5]. Wilayah operasional perusahaan ini mencakup delapan provinsi, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah dengan total areal tanam seluas hektar. Penyebaran areal perkebunan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. PT. Astra Agro Lestari Tbk. membukukan laba bersih sebesar Rp. 2,45 triliun pada tahun Terjadi penurunan sebesar 1,8% dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 2,50 triliun. Laba tersebut masih yang tertinggi dibandingkan tiga kompetitor utamanya, yaitu PT. Salim Ivomas Pratama Tbk. sebesar Rp. 1,52 triliun, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. sebesar Rp. 1,12 triliun dan PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. sebesar Rp. 2,18 triliun [6]. Tabel 1 Penyebaran Areal Perkebunan PT. Astra Agro Lestari Tbk. TM TBM Total No. Provinsi (Ha) (Ha) (Ha) 1 NAD Riau Jambi Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sumber: [5] Total Pendapatan dari penjualan minyak sawit (CPO) sebesar 90,2%, inti sawit (PK) sebesar 9,2% dan 0,6% dari komoditas lainnya, berarti terjadi kenaikan sebesar 2,15% dari tahun sebelumnya, yaitu 88,3%. Sedangkan kontribusi pendapatan dari inti sawit (PK) turun 18,58% dari tahun sebelumnya, yaitu 11,58%. Komoditas lainnya mengalami kenaikan kontribusi sebesar 33,33% dari tahun sebelumnya, yaitu 0,4% [6]. Pemasarannya masih didominasi oleh pasar domestik, yaitu 97,1% atau naik sebesar 1,78% dan 2,9% dari pasar ekspor yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 63,04% [6]. 3 Tinjauan Pustaka 3.1 Business Model Business Model merupakan istilah yang relatif baru. Istilah ini muncul pertama kali pada tulisan Robert Keidel (1984) Baseball, Football, and Basketball: Models for Business. Jauh sebelumnya, yakni tahun 1970-an, istilah Business Model sesungguhnya sudah dikenal (Stahler, 2001 sebagaimana dikutip oleh Bouwman, 2003). Hanya saja ketika itu konsep Business Model lebih diorientasikan dan digunakan untuk memetakan pola proses bisnis dan sistem informasi dan komunikasi dalam rangka membangun sistem informasi teknologi. Keidel sendiri ketika menyampaikan gagasannya tentang Business Model belum memberikan definisi yang tegas tentang apa itu Business Model. Ia hanya mengatakan bahwa aktivitas olah raga seperti Baseball, Football, dan Basketball bisa menjadi model untuk menjalankan aktivitas organisasi [7]. Dari wikipedia didapatkan bahwa deskripsi formal mengenai bisnis merupakan batu-bata bagi seluruh bangunan kegiatannya. Ada banyak perumusan bisnis yang berbeda-beda; tesis Alexander Osterwalder (2004) mengajukan sebuah model rujukan tunggal Copyright 2015 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 56-61
3 M. Hudori 58 berdasarkan kesamaan-kesamaan di antara berbagai macam perumusan bisnis. Melalui templat desain model bisnisnya itu, sebuah perusahaan dapat dengan mudah menggambarkan model bisnis mereka [8]. Menurut Wheelen dan Hunger (2010), Business Model adalah metode yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan uang di lingkungan bisnis dimana perusahaan beroperasi. Sedangkan Menurut Rappa (2000) adalah metode yang digunakan untuk menjalankan bisnisnya yang membuat perusahaan untuk bertahan [9]. Menurut Morris, Schindehutte dan Allen (2005), Business Model merupakan gambaran mengenai tantangan substantif untuk pembatasan sifat dan komponen model dan menentukan apa yang merupakan modus yang baik. Sedangkan menurut Stewartz dan Zhao (2000) merupakan pernyataan tentang bagaimana perusahaan akan membuat uang dan mempertahankan aliran keuntungan dari waktu ke waktu [10]. Business Model menurut Alt dan Zimmermann (2001) diartikan sebagai upaya sebuah organisasi/perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi konstituen yang dilayaninya dan menhasilkan income bagi organisasi bersangkutan [7]. Timmers (1998) mengartikannya sebagai arsitektur untuk produk, layanan dan informasi, termasuk deskripsi dari berbagai pelaku usaha dan peran mereka, dan deskripsi potensi manfaat bagi berbagai pelaku usaha, dan deskripsi dari sumber dari pendapatan [11]. 3.2 Canvas Business Model Bagi kita yang akan memulai suatu bisnis baru atau sedang menjalankan bisnis kadang kita sering bertanya pada diri sendiri atau orang lain: Mengapa saya tidak maju? Apa yang salah dengan bisnis saya? Atau saya mendapatkan hasil yang bagus dari bisnis saya saat ini, tapi bagaimana saya mengembangkan bisnis saya? Apa yang bisa saya lakukan untuk mengembangakan bisnis ini? Atau bagi yang lebih advance lagi akan bertanya: Apa strategi bisnis saya yang akan datang? Bagaimana rupa organisasi saya ke depan?. Pertanyaanpertanyaan di atas kadang sulit kita jawab karena kita tidak punya alat untuk memotret usaha kita. Untuk mengevaluasi rencana bisnis atau bisnis yang kita sedang jalani kta perlu melihat dari sudut pandang yang jelas dan utuh mengenai model bisnis kita [12]. Canvas Business Model adalah salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Dengan alat ini kita seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan mendetail tentang apa saja elemenelemen kunci yang terkait dengan bisnis kita. Dengan demikian kita bisa melihat gambaran utuh yang sangat membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis kita. Dengan mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci kita jadi lebih mudah menganalisis apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya kita bisa mengambil langkah untuk mencapai tujuan bisnis kita [12]. Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk menggambarkan bisnis kita, yaitu Canvas Business Model. Pada Canvas Business Model ini ada sembilan kotak yang merepresentasikan elemen-elemen kunci yang secara umum akan ada pada semua model bisnis. Kesembilan hal tersebut adalah [12]: 1. Customer segments 2. Value proposition 3. Channel 4. Customer relationship 5. Revenue stream 6. Key resource 7. Key activities 8. Key partners 9. Cost Kesembilan elemen tersebut secara visual terlihat pada Gambar 1. Gambar 1 Canvas Business Model [12] Yang akan kita lakukan adalah mengisi kesembilan kotak di bawah dan mulai menganalisis Business Model kita. Canvas Business Model Template terlihat pada Gambar 2. Gambar 2 Canvas Business Model Template [12] Copyright 2015 Department of Industrial Engineering.All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 56-61
4 59. Menurut wikipedia, Canvas Business Model adalah sebuah templat manajemen strategis untuk mengembangkan model bisnis baru atau mendokumentasikan model bisnis yang ada. Juga merupakan grafik visual dengan unsur menggambarkan proposisi nilai perusahaan, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan. Grafik ini dapat membantu perusahaan dalam menyelaraskan kegiatan mereka dengan menggambarkan potensi trade-off [13]. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2011), Canvas Business Model merupakan bahasa bersama untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis. Masing-masing blok bangunan sembilan dari Canvas Business Model dijelaskan secara rinci bergambar dan narasi [14]. Sedangkan menurut Wallin, Cimuralla dan Thompson (2013), Canvas Business Model merupakan alat yang digunakan untuk memahami manfaat potensial dan tantangan memasuki area bisnis yang tidak diketahui serta menjelajahi elemen bisnis terkait di seluruh area bisnis yang tidak diketahui [15]. Gambar 4 Value Proposition PT. Astra Agro Lestari Tbk. 4 Analisis dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Elemen-elemen Bisnis Dari hasil analsis Laporan Tahunan PT. Astra Agro Lestari Tbk. 2012, didapatkan variabel-variabel yang merupakan elemen-elemen bisnis yang akan dikaji dengan menggunakan templat seperti pada Gambar 3. Gambar 5 Value Proposition Target Customer PT. Astra Agro Lestari Tbk. Gambar 3 Canvas Business Model Template PT. Astra Agro Lestari Tbk. Masing-masing elemen akan dikomparasikan sehingga dapat dilihat apakah antara satu dengan lainnya saling mendukung atau tidak. Komparasi tersebut dapat dilihat pada Gambar Gambar 6 Value Proposition Distribution Channel Target Customer PT. Astra Agro Lestari Tbk. Copyright 2015 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 56-61
5 M. Hudori 60 Gambar 7 Value Proposition Customer Relationship Target Customer PT. Astra Agro Lestari Tbk. Gambar 11 Core Capabilities Partner Network Value Proposition PT. Astra Agro Lestari Tbk. Gambar 8 Value Proposition Revenue Stream Target Customer PT. Astra Agro Lestari Tbk. Gambar 12 Core Capabilities Revenue Stream Value Proposition PT. Astra Agro Lestari Tbk. 4.2 Existing Business Model Dari hasil deskripsi elemen-elemen bisnis tersebut, maka dapat dibuat Existing Business Model PT. Astra Agro Lestari Tbk. seperti terlihat pada Gambar 13. Gambar 9 Core Capabilities Value Proposition PT. Astra Agro Lestari Tbk. Gambar 13 Existing Business Model PT. Astra Agro Lestari Tbk. Gambar 10 Core Capabilities Value Configuration Value Proposition PT. Astra Agro Lestari Tbk. Dari Gambar 13 terlihat bahwa PT. Astra Agro Lestari Tbk. membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi untuk memperoleh profit yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan investasi yang tinggi guna mendukung kegiatan operasional, di antaranya peremajaan tanaman, peremajaan mesin dan peralatan Copyright 2015 Department of Industrial Engineering.All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 56-61
6 61. serta masih adanya unit usaha yang belum beroperasi secara ekonomis. Di samping itu, pengembangan industri hilir juga belum dilakukan secara maksimal. Padahal industri hilir berpotensi untuk meningkatkan laba perusahaan. Jaringan kerjasama secara global juga belum dimaksimalkan. Hal ini terbukti dengan rendahnya komposisi pendapatan dari pasar ekspor. Di sisi lain juga faktor permintaan domestik yang cukup fluktuatif, karena permintaan para pelanggan sangat dipengaruhi harga komoditas di pasaran. Dengan demikian perusahaan akan kesulitan mengontrol pemasaran, sedangkan produksi terus berlangsung tanpa mengikuti tren pasar tersebut. Hal ini disebabkan bahan baku komoditas, yaitu tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan zat organik yang tidak memungkinkan untuk tidak diolah, sehingga hasil produksi akan terus menumpuk, walaupun tidak ada permintaan. 4.3 New Concept Business Model Untuk memperbaiki kondisi yang ada sekarang, maka dapat dibuat konsep baru yang bisa dijadikan sebagai solusi alternatif untuk memperbaiki kinerja perusahaan saat ini. Konsep baru dari Business Model dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14 New Concept Business Model PT. Astra Agro Lestari Tbk. 5 Kesimpulan Dari hasil pembahasan Canvas Business Model PT. Astra Agro Lestari Tbk. di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memanfaatkan fundamental industri yang kokoh ekspansi perlu dilakukan baik di bisnis hulu maupun hilir. Namun terkait kebijakan kelestarian lingkungan, untuk bisnis hulu fokus ekspansi sebaiknya dilakukan pada pengembangan organik dan mencari kesempatan strategis untuk mengakuisisi perkebunan kelapa sawit maupun lahan yang sudah ada dan memiliki posisi baik dan berkualitas tinggi. Industri hilir dinilai sangat prospektif ke depannya, karena menghasilkan produk turunan yg bernilai ekonomis tinggi. Namun untuk melihat produk turunan yang paling bernilai ekonomis tinggi, perlu dikaji sebagai target ekspansi industri hilir. Untuk itu, perlu adanya penguatan penelitian dan pengembangan kelapa sawit melalui peningkatan anggaran dan investasi di bidang tersebut, dengan melakukan kerjasama penelitian dan pengembangan antara perusahaan dan lembaga penelitian termasuk perguruan tinggi. Peningkatan kerjasama dengan network transportasi secara global. Daftar Pustaka [1] Anonim, (2012), 1/1/0/160/kontribusi_sektor_pertanian_dalam_perekonomian.h tml, diakses 18 Juli [2] Anonim, (2013), diakses 18 Juli [3] Anonim, (2013), diakses 18 Juli [4] Hudori, M., & Muhammad, (2014), Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis, Malikussaleh Industrial Engineering Journal, 3(2), [5] Manajemen PT. AAI Tbk., (2013), Laporan Tahunan PT. Astra Agro Lestari Tbk., Jakarta. [6] Hudori, (2013), Analysis of Competitiveness of the Agribusiness Sector Companies Using Porter s Five Forces, Proceeding of 2 nd International Conference on Adaptive and Intelligent Agroindustry (ICAIA), Bogor, Indonesia, [7] Sobirin, A., (2007), Membangun Business Model: Sebuah Telaah Konseptual dan Pengalaman Praktis, Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen, 9(2). [8] Anonim, (2013), diakses tanggal 18 Juli [9] Tim PPM Manajemen, (2012), Business Model Canvas: Penerapan di Indonesia, PPM Manajemen, Jakarta. [10] Morris, M., Schindehutte, M., & Allen, J., (2005), The Entrepreneur s Business Model: Toward a Unified Perspective, Journal of Business Research, 58(6), [11] Jin-Li Han, Hsiang-Tzu Wan, & Hang Zu, (2001), The Business Model of a Shanzhai Mobile Phone Firm in China, Australian Journal of Business and Management Research, 1(3), [12] Anonim, (2012), diakses tanggal 18 Juli [13] Anonim, (2013), Business_Model_Canvas, diakses tanggal 18 Juli [14] Osterwalder, A., & Pigneur, Y., (2011), Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers and Challengers, African Journal of Business Management, 5(7), 1-3. [15] Wallin, J., Chimuralla, K., & Thompson, A., (2013), Developing PSS Concepts from Traditional Product Sales Situation: The Use of Business Model Canvas, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Copyright 2015 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 56-61
Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 40-46 ISSN 2302 934X Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciM. Hudori *1 dan Muhammad 2 1
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (214) 4-46 ISSN 232 934X Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Lebih terperinciM. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia
PEMETAAN DAYA SAING INDUSTRI PADA SEKTOR INDUSTRI AGRIBISNIS DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) M. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia
Lebih terperinciTOPIKAL PAPER. Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D
TOPIKAL PAPER Industrial Environment PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH VIETNAM TERHADAP KEPUTUSAN EKSPANSI PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Pengajar: Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D Aufa Fitria Yulius
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari 3 dasawarsa dalam pasar minyak nabati dunia, terjadi pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara tahun 1980 sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari 10 sektor, yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciMENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP
MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/
Lebih terperinciOperation Management Perencanaan Kebutuhan Kendaraan Angkutan Tandan Buah Segar (TBS) di Perkebunan Kelapa Sawit
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 23-28 ISSN 2302 934X Operation Management Perencanaan Kebutuhan Kendaraan Angkutan Tandan Buah Segar (TBS) di Perkebunan Kelapa Sawit M. Hudori
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian Obyek penelitian yang diambil adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantations Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. A.kan tetapi
Lebih terperinciPENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom
PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi keuangan yaitu menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam membangun perekonomian suatu negara dengan menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
Lebih terperinciBerita Acara Pelaksanaan Public Expose 2012 PT Astra Agro Lestari Tbk
Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2012 PT Astra Agro Lestari Tbk Waktu dan tempat Hari /tanggal : Selasa, 17 April 2012 Waktu : 16.00 16.30 WIB Tempat : JW Marriott Hotel Jakarta Dua Mutiara 1 & 2
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi perekonomian dan perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan usaha, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia melalui peningkatan nilai tambah, ekspor, pengurangan kemiskinan, dan penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakam salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang optimal bagi investor. Investor dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PTAstra Agro Lestari, Tbk PT. Astra Argo Lestari,Tbk merupakan salah satu anggota Astra Business Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menjadi kunci penting dalam kehidupan ini, kesehatan juga merupakan kebutuhan setiap manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menjadi kunci penting dalam kehidupan ini, kesehatan juga merupakan kebutuhan setiap manusia. Angka harapan hidup seseorang adalah suatu tingkat umur rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun dibayangi penurunan harga sejak akhir 2012, Prospek minyak kelapa sawit mentah (CPO) diyakini masih tetap akan cerah dimasa akan datang. Menurut Direktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia yang didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi alternatif yang menarik bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu kesatuan usaha yang mencangkup kegiatan proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk pertanian. Perusahaan yang masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth, growing,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Bagaikan roda yang berputar, siklus hidup perusahaan juga akan terus bergulir. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth,
Lebih terperinciMenyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)
Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber
Lebih terperinciPELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA. Makalah. Disusun Oleh : Imam Anggara
PELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA Makalah Disusun Oleh : Imam Anggara 11.12.5617 11.S1SI.04 STMIK AMIKOM Yogyakarta 2012-03-16 KATA PENGANTAR Makalah ini mengangkat judul tentang Peluang
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena
Lebih terperinciPENERAPAN ERP DALAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS. (Studi Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk)
Ujian Akhir Triwulan Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM) PENERAPAN ERP DALAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS (Studi Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk) Dosen : Dr. Ir.Arif Imam Suroso, M.Sc Oleh ARIEF MAULANA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional.
Lebih terperinciPT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018?
PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei 2018 1. Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018? Target produksi Perseroan untuk tahun 2018 adalah 219.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang pada saat ini telah menjadi komoditas pertanian unggulan di negara Indonesia. Tanaman kelapa sawit dewasa ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1
a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinciGROWTH UP STRATEGY PADA PENGEMBANGAN USAHA KARET PT BINA MITRA AGRO MENGGUNAKAN ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS
GROWTH UP STRATEGY PADA PENGEMBANGAN USAHA KARET PT BINA MITRA AGRO MENGGUNAKAN ANALISIS BUSINESS MODEL CANVAS METODE PENELITIAN Disusun oleh: GHYFARI MUNANDAR PRATAMA 1401144327 MBTI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aset lancar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. investor selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pihak yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Modal merupakan suatu mekanisme pasar yang mempertemukan investor selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pihak yang membutuhkannya, baik untuk kebutuhan jangka
Lebih terperinciBerita Acara Pelaksanaan Public Expose 2011 PT Astra Agro Lestari Tbk
Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2011 PT Astra Agro Lestari Tbk Waktu dan tempat Hari /tanggal : Jum at, 29 April 2011 Waktu : 15.30 16.30 WIB Tempat : Ballroom III Hotel Mulia Senayan Jl. Asia Afrika,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya globalisasi dan perdagangan bebas menyebabkan persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin tajam. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu mengembangakan
Lebih terperinciNO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN 1. Andre Parlian Ciptadana Securities
DAFTAR PERTANYAAN & JAWABAN PUBLIC EXPOSE PT SALIM IVOMAS PRATAMA Tbk Rabu, 17 September 2014 NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN 1. Andre Parlian Ciptadana Securities Saat ini ada pemberitaan di media terkait
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agroindustri suatu daerah diarahkan untuk menjamin pemanfaatan hasil pertanian secara optimal dengan memberikan nilai tambah melalui keterkaitan antara budidaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun
BAB I PENDAHULUAN Penelitian menjelaskan bagaimana sistem informasi manajemen rantai pasok minyak sawit mentah berbasis GIS dirancang. Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi dilakukan pada perusahaan go public yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan pusat transaksi capital market di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama menjadi sarana bagi perusahaan
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012
1 TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 I. PENDAHULUAN Pengembangan sektor agribisnis sebagai salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejatinya tak dapat dipungkiri bahwa setiap negara menghadapi berbagai macam polemik terutama dari segi ekonomi. Hal ini mengharuskan pemahaman lebih mendalam secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,
60 BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an, luas areal perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bila pada
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan salah satu bisnis strategis dan andalan dalam perekonomian Indonesia, bahkan pada masa krisis ekonomi. Agribisnis subsektor ini mempunyai
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agroindustri akan berdampak pada penciptaan kesempatan kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub sektor agroindustri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit adalah komoditi strategis yang diharapkan dapat memberikan konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa konsumsi minyak nabati
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk telah mengalami naik turunnya dari bisnis minyak sawit selama 31 tahun terakhir. Ini dimulai sebagai sebuah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai penghasil produk-produk hulu pertanian yang mencakup sektor perkebunan, hortikultura dan perikanan. Potensi alam di Indonesia memungkinkan pengembangan
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 02/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 02/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT NUSARAYA PERMAI, PT ALAM PERMAI DAN PT NAKAU OLEH PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha. Perusahaan tidak saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Minyak dan Gas Bumi merupakan sektor penting di dalam pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan baku industri di dalam negeri
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT
27 5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit yang menjadi salah satu tanaman unggulan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan paling penting dalam perekonomian nasional. Harianto (2013), Staf
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor pertanian dan perkebunan adalah salah satu industri yang memiliki peranan paling penting dalam perekonomian nasional. Harianto (2013), Staf Khusus Presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tiga tujuan utama yang ingin dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal, pertumbuhan
Lebih terperinciTuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas
PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat
Lebih terperinciANALISIS TOP-DOWN DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI) PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER Abstrak
ANALISIS TOP-DOWN DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI) PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER 2007 Abstrak Harga saham di BEI ditentukan oleh pelaku pasar antara lain permintaan dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BISNIS TRANSPORTASI CV. PP SERVICES DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4477 PENGEMBANGAN BISNIS TRANSPORTASI CV. PP SERVICES DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS TRANSPORTATION BUSINESS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha yang semakin ketat. Para pelaku usaha dituntut untuk dapat menjalankan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Sebagai negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan,
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL. business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini :
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL Berikut adalah pertanyaan yang diajukan penulis dalam melengkapi business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini : 1. Siapa saja yang
Lebih terperinciBoks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model
Boks 1 Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model I. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Riau selama beberapa kurun waktu terakhir telah mengalami transformasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkebunan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajer diberi kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola, menjalankan perusahaan dan mengatasi berbagai hambatan untuk dapat mencapai tujuan. Dalam mengelola
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH
SKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH 110523020 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai wilayah dan kondisi tanahnya yang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam bagian kesimpulan pada thesis ini memuat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada bab I yaitu mengenai analisis rantai nilai yang dikemukakan oleh
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT PP London Sumatra Indonesia Tbk berawal lebih dari satu abad yang lalu di tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons dan Crosfield
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Industri perbankan, khususnya bank umum, merupakan pusat dari sistem keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat penyimpanan dana, membantu pembiayaan
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI
KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI YAN FITRI SIRINGORINGO JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan convenience store di Indonesia khususnya di Jakarta semakin meningkat. Berawal dari minimarket biasa kemudian berkembang menjadi convenience
Lebih terperinciDAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...
DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan. iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel.. ix Daftar Gambar.. xi Daftar Lampiran... xiii Intisari.. xiv Abstract xv Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Tim Peneliti: Almasdi Syahza; Suwondo; Djaimi Bakce; Ferry HC Ernaputra; RM Riadi
KEGIATAN TINDAK LANJUT PENGHIMPUNAN DATA, INFORMASI DANA BAGI HASIL (DBH) SEKTOR PERKEBUNAN (DBH CPO) Kerjasama Dinas Pendapatan Propinsi Riau dengan Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru 2013
Lebih terperinciPT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Jakarta, 02 Desember 2013 A. Tanya Jawab pada saat Presentasi 1. Pertanyaan: - Apakah Lonsum sudah membuat prediksi mengenai kapan akan terjadinya CPO oversupply? - Bagaimana pengelolaan Gulma pada pohon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi pariwisata sebagai pilar penting perekonomian terus ditingkatkan di seluruh dunia dengan pertumbuhannya saat ini mencapai angka 5% atau duatiga kali lebih tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam pengembangan sektor pertanian sehingga sektor pertanian memiliki fungsi strategis dalam penyediaan pangan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2 0 08 LU serta 3 0 02 LS serta
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Harga Minyak Bumi Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi dunia. Oleh karenanya harga minyak bumi merupakan salah satu faktor penentu kinerja ekonomi global.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA
C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN
BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN 1.1. Sejarah Singkat Sektor/Industri Pertanian pada BEI Pada tanggal 02 Januari 1996 untuk meningkatkan pelayanan dalam hal informasi kepada para investor BEI
Lebih terperinci