BAB 3 PROFIL SANITASI KABUPATEN PATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PROFIL SANITASI KABUPATEN PATI"

Transkripsi

1 BAB 3 PROFIL SANITASI KABUPATEN PATI 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. Memang PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang terasa mudah dalam teori, namun dalam pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar hingga pemerintah. Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) ini, yang akan dibahas mengenai permasalahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hanya pada tataran rumah tangga dan sekolahan saja. Hal ini dikarenakan pada kedua lokasi tersebut mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam pencapaian program PHBS Tatanan Rumah Tangga Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga adalah suatu alat ukur yang membatasi focus perhatian untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya hidup, dan upaya kesehatan masyarakat. Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga yang digunakan di Propinsi Jawa Tengah terdapat 16 Indikator, yang terdiri dari 10 indikator Nasional dan 6 Indikator lokal Jawa Tengah. a. Indikator Nasional adalah sebagai berikut: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2. Memberikan ASI Eksklusif (ASI saja) kepada bayi sampai usia 6 bulan 3. Makan dengan gizi seimbang 4. Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. 5. Menggunakan jamban sehat untuk buang air besar (BAB). 6. Kepadatan hunian rumah minimah 9 M2 7. Menggunakan lantai rumah yang kedap air (bukan lantai tanah) 8. Melakukan aktifitas fisik (berolah raga) setiap hari. 9. Bebas asap rokok (anggota keluarga tidak ada yang merokok.) 10. Menjadi anggota JPK / Dana Sehat / Asuransi kesehatan lainnya b. Indikator lokal Jawa Tengah 1. Menimbang balita / batita setiap bulan (minimal 8 kali setahun). 2. Membuang sampah pada tempat yang disediakan 3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB. 4. Menggosok gigi secara teratur minimal 2 kali sehari. 5. Tidak menyalah gunakan miras / napza (narkoba). 6. Anggota rumah tangga melakukan PSN.

2 Penentuan kriteria strata rumah tangga ditentukan dengan menghitung jumlah indikator yang telah dilaksanakan oleh keluarga meliputi: a. Sehat Pratama : indikator yang terpenuhi antara 1 s/d 5 b. Sehat Madya : indikator yang terpenuhi antara 6 s/d 10 c. Sehat Utama : indikator yang terpenuhi antara 11 s/d 15 d. Sehat Paripurna: semua indikator dapat terpenuhi Untuk melihat kondisi higiene tatanan rumah tangga di Kabupaten Pati dalam menciptakan lingkungan yang sehat, digunakan 6 (enam) indikator yaitu : 1. Menggunakan air bersih. 2. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun pada 5 waktu penting 3. Menggunakan jamban sehat 4. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 5. Tempat sampah 6. Rumah sehat Adapun kondisi kesehatan higiene tatanan rumah tangga di Kabupaten Pati berdasarkan indikator kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut : Penggunaan Air Bersih Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap prosentase keluarga yang memiliki akses air bersih di Kabupaten Pati, telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pati pada tahun 2011, seperti terlihat dalam tabel 3.1. dibawah ini. Dari keluarga yang ada, 49,6 % menggunakan sumur gali, 0,1 % menggunakan sumur pompa tangan, 9,7 % menggunakan jaringan perpipaan, 0,9 % menggunakan penampungan air hujan, 0,2 % menggunakan sumur artesis dan 25,3 % menggunakan sumber air lainnya. Dari data tersebut, prosentase keluarga yang sudah mendapatkan akses air bersih sebesar 85,8% dari jumlah keluarga yang ada di Kabupaten Pati.

3 Tabel 3.1. Akses Sarana Air Bersih Per Puskesmas NO Puskemas Jumlah Jumlah KK akses sarana air bersih Jiwa KK SGL % SPT % PP % PAH % SA % Lain2 % 1 SUKOLILO I 48,433 14, , SUKOLILO II , KAYEN , TAMBAKROMO , WINONG I WINONG II , PUCAKWANGI I , PUCAKWANGI II , JAKEN BATANGAN , JUWANA , JAKENAN PATI I PATI II , GABUS I , GABUS II , MARGOREJO 55,842 17, , GEMBONG , TLOGOWUNGU , WEDARIJAKSA I , WEDARIJAKSA II , TRANGKIL MARGOYOSO I MARGOYOSO II , GN WUNGKAL , CLUWAK , TAYU I , TAYU II , DUKUHSETI , JUMLAH 1,184, , , , , , ,

4 50,0 49,6 45,0 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 SGL 0,1 SPT 9,7 PP 0,9 PAH 0,2 SA 25,3 Lainnya Gambar 3.1. Prosentase Akses Sarana Air Bersih Per Puskesmas Sedangkan hasil pemantauan terhadap kepemilikan sarana air bersih per puskesmas, dari keluarga, hanya dilakukan survey terhadap keluarga atau 58,5 % saja dari seluruh keluarga di Kabupaten Pati. Dari hasil survey yang dilakukan, 51,2 % menggunakan sumur gali, 9,3 % menggunakan sumur pompa tangan, 12,0 % menggunakan jaringan perpipaan, 0,3 % menggunakan penampungan air hujan, 0 % menggunakan sumur artesis dan 20,6 % menggunakan sumber air lainnya. Dari data tersebut, sebanyak 93,4 % dari responden telah memiliki sarana air bersih. Kabupaten Pati sebagai wilayah yang memiliki masalah dalam ketersediaan air bersih terutama pada saat musim kemarau. Pelayanan air bersih oleh PDAM Tirta Bening di Kabupaten Pati sudah mencakup 14 kecamatan dari sebanyak 21 kecamatan. Pada tahun 2010 cakupan pelayanan air bersih dari PDAM mencapai jiwa atau 39,78% dari daerah cakupan pelayanan yaitu jiwa jumlah penduduk pada 14 Kecamatan, sedangkan berdasarkan jumlah penduduk pada akhir tahun 2010 dari total penduduk jiwa baru dilayani oleh PDAM sebesar 11,53%. Pada tahun 2009 cakupan pelayanan air bersih dari PDAM mencapai jiwa atau 39,02% dari daerah cakupan pelayanan yaitu jiwa jumlah penduduk pada 14 Kecamatan, sedangkan berdasarkan total penduduk pada tahun 2009 sebanyak jiwa baru dilayani oleh PDAM sebesar 10,70%. Pada tahun 2008 cakupan pelayanan air bersih dari PDAM mencapai jiwa atau 40,20% dari daerah cakupan pelayanan yaitu jiwa jumlah penduduk pada 14 Kecamatan, sedangkan berdasarkan total penduduk pada tahun 2008 sebanyak jiwa baru dilayani oleh PDAM sebesar 10,48%. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat perkembangan pelayanan pelanggan dari tahun sebesar jiwa atau 4,87%.

5 No Tabel 3.2. Data Pelayanan Penlanggan PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati Tahun Tahu n Jumlah Penduduk (Administras i) Jumlah Cakupan Pelayanan Jumlah Pelanggan Sambungan % Cakupan Pelayanan Penduduk SR HU Total Terlayani Daerah Administrasi Pelayanan (Unit) (Unit) (Unit) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) ,48 40, ,70 39, ,53 39,78 Sumber: PDAM Tirta Bening Pati Upaya untuk meningkatkan akses terhadap air bersih juga dilakukan oleh Program Pamsimas di Kabupaten Pati. Pada tahun 2008 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 9 Desa yang terdiri dari 26 Dusun, dengan daerah cakupan jiwa dan yang terlayani air bersih adalah jiwa atau 36.77%, sedangkan dari total penduduk tahun 2008 sebanyak jiwa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 0,52%. Pada tahun 2009 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 11 Desa yang terdiri dari 40 Dusun, dengan daerah cakupan jiwa dan yang terlayani air bersih adalah jiwa atau 19,85%, sedangkan dari total penduduk tahun 2009 sebanyak jiwa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 0,42%. Pada tahun 2010 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 16 Desa reguler dan 2 desa replikasi yang terdiri dari 69 Dusun, dengan daerah cakupan jiwa dan yang terlayani air bersih adalah jiwa atau 52,61%, sedangkan dari total penduduk akhir tahun 2010 sebanyak jiwa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 2,22%. Pada tahun 2011 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses di 14 Desa reguler dan 2 desa replikasi yang terdiri dari 87 Dusun, dengan daerah cakupan jiwa Hasil yang telah dilakukan Program Pamsimas untuk penyediaan sarana air bersih selama kurun waktu tahun pada 38 desa dengan jumlah penduduk Jiwa telah terlayani air bersih sebanyak jiwa atau 39,80%. Tabel 3.3. Data PAMSIMAS Bidang Sarana Air Minum Kabupaten Pati Tahun SARANA AIR MINUM NO Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Desa Jumlah Dusun Jumlah Penduduk Desa Jumlah Dusun Yang Dilayani Jumlah Penduduk Yang Dilayani % Cakupan Pelayanan PELAYANAN Administrasi Daerah Pelayanan SR HU ,52 33, ,42 19, ,22 52, TOTAL , Sumber: DMAC Pamsimas Kabupaten Pati

6 Tabel 3.4. Akses Sarana Air Bersih Per Puskesmas NO Puskemas Jumlah Jumlah yang disurvey Jumlah KK Memiliki Sarana air bersih Jiwa KK Jml % SGL % SPT % PP % PAH % SA % Lain2 % 1 SUKOLILO I 48,433 14, , , , SUKOLILO II , , KAYEN , , , TAMBAKROMO , , , WINONG I , WINONG II , PUCAKWANGI I , , , PUCAKWANGI II , , JAKEN , BATANGAN , JUWANA , , JAKENAN , , PATI I , , PATI II , , GABUS I GABUS II , MARGOREJO 55,842 17, , , GEMBONG , , TLOGOWUNGU , , WEDARIJAKSA I , WEDARIJAKSA II ,

7 NO Puskemas Jumlah Jumlah yang disurvey Jumlah KK Memiliki Sarana air bersih Jiwa KK Jml % SGL % SPT % PP % PAH % SA % Lain2 % 22 TRANGKIL , , MARGOYOSO I MARGOYOSO II , GN WUNGKAL , CLUWAK , TAYU I , , TAYU II , DUKUHSETI , , JUMLAH 1,184, ,638 25, , , , ,

8 NO Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun Pada 5 Waktu Penting Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti penyakit diare, typhus perut, kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Sejak dulu kala, nenek moyang kita sudah mengajarkan kepada anak cucunya supaya menjaga kebersihan diri. Salah satunya adalah dengan melakukan cuci tangan dengan air bersih sebelum makan dan tentunya juga sesudahnya. Metode sederhana ini, ternyata banyak dilupakan orang, sehingga belum menjadi budaya atau belum menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sabun adalah bahan yang digunakan untuk membersihkan sesuatu yang kotor, seperti pakaian, badan, dan alat-alat rumah tangga. Saat ini sabun merupakan bahan kebutuhan primer bagi setiap orang untuk kebersihan. Tangan adalah bagian dari tubuh manusia yang paling sering berhubungan dengan mulut dan hidung secara langsung, sehingga tangan menjadi salah satu penghantar utama masuknya kuman penyebab penyakit ke dalam tubuh manusia. Apabila tangan manusia menyentuh tinja/feses, akan terkontaminasi dengan lebih dari 10 juta virus dan satu juta bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Virus dan bakteri ini, merupakan makhluk halus yang tidak terlihat, sehingga sering diabaikan dan mudah masuk kedalam tubuh manusia. Cuci tangan pakai sabun, bagi sebagian besar masyarakat sudah menjadi kegiatan rutin sehari-hari. Tapi, bagi sebagian masyarakat lainnya, cuci tangan pakai sabun belum menjadi kegiatan rutin, terutama bagi anak-anak. Cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan penyakit infeksi saluran nafas akut. Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun, namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting. Tidak terbatas bagi orang awam atau anak-anak, bahkan di kalangan petugas medis pun kebiasaan ini acapakali belum membudaya. Hasil study EHRA di Kabupaten Pati dengan responden orang yang tersebar di 406 desa dengan pertanyaan waktu kritis Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menunjukan bahwa baru 18,86 % responden sudah CTPS sebelum makan, 60,31 % responden sudah CTPS sebelum menyiapkan makanan, masih ada responden sebanyak 13,92 % belum CTPS setelah BAB, 34,42 % belum CTPS setelah menceboki bayi dan 76,58 % responden sudah CTPS setelah memegang unggas. Tabel 3.5. Hasil Study EHRA tentang waktu kritis CTPS WAKTU KRITIS CTPS YA % TIDAK % JAWABAN RESPONDEN TIDAK MENJAWAB % JUMLAH 1 Setelah BAB Setelah Menceboki Bayi Sebelum Makan Sebelum Menyiapkan makanan Setelah memegang Hewan Sumber: Study EHRA

9 Menggunakan Jamban Sehat Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu wadah atau sebut saja jamban keluarga. Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk jamban yang paling sederhana, dan murah, misal jamban cemplung, atau jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa dari bahan keramik. Prinsip utama tempat pembuangan tinja adalah suatu wadah atau tempat yang mampu menjaga atau mencegah tinja tersebut tidak mencemari air terutama air untuk sumber air minum dan tidak mencemari tanah. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC Jamban (baik jamban individual, bersama dan jamban umum) dapat dikatakan sehat apabila jamban tersebut telah memiliki pengolahan/pengumpulan tinja yang dapat Mencegah kontaminasi tinja ke badan air (air sungai, air tanah), Mencegah kontak antara manusia dengan tinja, membuat tinja tidak dapat dihinggapi lalat atau serangga vektor lainnya, serta binatang liar atau binatang peliharaan, mencegah buangan dari menimbulkan bau, serta, konstruksi dudukan dibuat dengan baik dan aman. Dengan demikian, jamban sehat lebih dilihat pada sistem pengolahan dan pengumpulannya daripada konstruksi bangunan atasnya (dinding, atap, tipe kloset). Selama seseorang memiliki jamban dengan kriteria seperti diatas, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut sudah tidak melakukan BABS, walaupun konstruksi dinding terbuat dari bambu atau plastik dan tanpa atap. Kondisi jamban sehat di kabupaten Pati, dari keluarga yang diperiksa, yang memiliki jamban sebanyak keluarga dan yang termasuk kategori jamban sehat sebesar keluarga. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

10 Tabel 3.6. Kepemilikan Jamban JAMBAN NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KELUARGA JUMLAH RUMAH KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKI SEHAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 1 SUKOLILO SUKOLILO I 14,301 12,176 4, , SUKOLILO II 12,283 11,873 1, , , KAYEN KAYEN 22,985 19,884 9, , , TAMBAKROMO TAMBAKROMO 17,951 17,822 2, , , WINONG WINONG I 7,936 8,315 3, , , WINONG II 7,395 7,207 2, , PUCAKWANGI PUCAKWANGI I 10,274 8,855 3, , , PUCAKWANGI II 14,428 4,214 9, JAKEN JAKEN 6,264 12,898 5, , , BATANGAN BATANGAN 12,811 11,024 2, , , JUWANA JUWANA 28,422 23,525 3, , , JAKENAN JAKENAN 15,595 10,730 10, , , PATI PATI I 17,136 14, PATI II 13,689 12, GABUS GABUS I 9,814 8,463 5, , , GABUS II 3,778 7,583 3, , , MARGOREJO MARGOREJO 17,662 15,533 17, , , GEMBONG GEMBONG 13,477 13,558 9, , , TLOGOWUNGU TLOGOWUNGU 17,157 14,044 2, , , WEDARIJAKSA WEDARIJAKSA I 8,720 9,234 5, , , WEDARIJAKSA II 7,452 6,745 6, , , TRANGKIL TRANGKIL 18,686 16,318 3, , , MARGOYOSO MARGOYOSO I 10,631 8,056 8, , , MARGOYOSO II 8,484 8, GN WUNGKAL GN WUNGKAL 12,327 10,504 10, , , CLUWAK CLUWAK 15,317 14,332 8, , , TAYU TAYU I 13,384 12,564 7, , , TAYU II 6,828 6,588 6, , , DUKUHSETI DUKUHSETI 15,451 16,243 2, , , JUMLAH 380, , , , , Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Salah satu kriteria rumah dinyatakan sehat adalah bebas jentik nyamuk Aedes Aegyti yang merupakan vektor. Indikator keberhasilan program pengendalian vektor adalah rumah atau bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes Aegyti dengan angka toleransi ABJ ( Angka Bebas Jentik) 95%. Dari rumah / bangunan yang ada di Kabupaten Pati, rumah / bangunan telah dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk aedes dan dari rumah / bangunan yang telah diperiksa tersebut,

11 rumah / bangunan atau 80,9 % telah dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes. Untuk rincian per puskesmas dapat di lihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.7. Prosentase Rumah / Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Aegyti Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Tahun 2011 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH RUMAH / BANGUNAN RUMAH / BANGUNAN DIPERIKSA RUMAH / BANGUNAN BEBAS JENTIK YANG ADA JUMLAH % JUMLAH % 1 SUKOLILO SUKOLILO I 12,176 9, , SUKOLILO II 11,873 9, , KAYEN KAYEN 19,884 9, , TAMBAKROMO TAMBAKROMO 17,822 17, , WINONG WINONG I 8,315 8, , WINONG II 7,207 6, , PUCAKWANGI PUCAKWANGI I 8,855 8, , PUCAKWANGI II 4,214 2, , JAKEN JAKEN 12,898 11, , BATANGAN BATANGAN 11,024 2, , JUWANA JUWANA 23,525 7, , JAKENAN JAKENAN 10,730 10, , PATI PATI I 14,586 14, , PATI II 12,976 6, , GABUS GABUS I 8,463 7, , GABUS II 7,583 7, , MARGOREJO MARGOREJO 15,533 15, , GEMBONG GEMBONG 13,558 13, , TLOGOWUNGU TLOGOWUNGU 14,044 5, , WEDARIJAKSA WEDARIJAKSA I 9,234 9, , WEDARIJAKSA II 6,745 6, , TRANGKIL TRANGKIL 16,318 6, , MARGOYOSO MARGOYOSO I 8,056 8, , MARGOYOSO II 8,484 4, , GN WUNGKAL GN WUNGKAL 10,504 7, , CLUWAK CLUWAK 14,332 10, , TAYU TAYU I 12,564 7, , TAYU II 6,588 6, , DUKUHSETI DUKUHSETI 16,243 15, , JUMLAH 344, , ,

12 Tempat Sampah Produksi sampah rumah tangga kian meningkat seiring bertambahnya populasi penduduk Indonesia, setiap harinya pasti banyak sampah yang dihasilkan dari segala aktivitas di rumah, diluar serta di lingkungan. Sampah-sampah tersebut tak semuanya mudah hancur dan larut. Dan tumpukannya akan semakin mengganggu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan akan semakin meningkat sedangkan tempat pembuangan sampah akhir terbatas dan pihak pemerintah belum maksimal menyediakan pengelolaan sampah, agar bisa lebih bermanfaat atau menjadi sesuatu yang bernilai daripada mencemari lingkungan. Ada baiknya kita tak hanya mengandalkan pemerintah dalam masalah sampah, kita bisa ambil peran dalam menyikapi problema sampah yang kian meningkat perharinya, dimulai dari diri sendiri. Karena jika lingkungan sekitarnya sehat akan berpengaruh juga terhadap kondisi kesehatan kita sendiri dan keluarga. Mengelola sampah sendiri tak susah, tak memerlukan peralatan canggih atau bermodal besar, kita bias mengelola sampah di mulai dari pemilahan tingkat rumah tangga dengan membedakan sampah organik dan anorganik. Kita yang sadar betul akan pentingnya kebersihan selalu berusaha untuk membuang sampah pada tempatnya. Bagi sebagian orang, urusan sampah rumah tangga tampaknya sudah selesai. Tapi bayangkan timbunan jutaan kubik sampah rumah tangga yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Saat datang hujan, timbunan sampah yang menggunung kemudian longsor dan sampahsampah yang kotor, berbau dan penuh kuman akhirnya masuk ke saluran air, mencemari udara dan juga mencemari tanah. Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga terutama tempat sampah keluarga. Dari rumah / bangunan yang ada di Kabupaten Pati, 157,186 rumah / bangunan telah dilakukan pemeriksaan dan dari rumah / bangunan yang telah diperiksa tersebut, 108,839 rumah / bangunan atau 69.2 % telah memiliki sarana tempat sampah dan 73,726 rumah/ bangunan atau 67.7 %. Mempunyai tempat sampah yang sehat. Untuk rincian perpuskesmas dapat di pada tabel berikut ini:

13 Tabel 3.8. Prosentase Rumah Memiliki Tempat Sampah Tahun 2011 NO KECAMATAN PUSKESMAS TEMPAT SAMPAH JML JML KELUARGA KELUARGA KELUARGA RUMAH DIPERIKSA MEMILIKI SEHAT JML % JML % JML % 1 SUKOLILO SUKOLILO I 14,301 12,176 4, , SUKOLILO II 12,283 11,873 1, , , KAYEN KAYEN 22,985 19,884 9, , , TAMBAKROMO TAMBAKROMO 17,951 17,822 2, , WINONG WINONG I 7,936 8,315 3, , , WINONG II 7,395 7,207 2, , , PUCAKWANGI PUCAKWANGI I 10,274 8,855 3, , , PUCAKWANGI II 14,428 4,214 9, , , JAKEN JAKEN 6,264 12,898 5, , , BATANGAN BATANGAN 12,811 11,024 2, , , JUWANA JUWANA 28,422 23,525 3, , , JAKENAN JAKENAN 15,595 10,730 10, , PATI PATI I 17,136 14, PATI II 13,689 12, GABUS GABUS I 9,814 8,463 5, , , GABUS II 3,778 7,583 3, MARGOREJO MARGOREJO 17,662 15,533 17, , , GEMBONG GEMBONG 13,477 13,558 9, , , TLOGOWUNGU TLOGOWUNGU 17,157 14,044 2, , , WEDARIJAKSA WEDARIJAKSA I 8,720 9,234 5, , , WEDARIJAKSA II 7,452 6,745 6, , , TRANGKIL TRANGKIL 18,686 16,318 3, , , MARGOYOSO MARGOYOSO I 10,631 8,056 8, , , MARGOYOSO II 8,484 8, GN WUNGKAL GN WUNGKAL 12,327 10,504 10, , , CLUWAK CLUWAK 15,317 14,332 8, , , TAYU TAYU I 13,384 12,564 7, , , TAYU II 6,828 6,588 6, , , DUKUHSETI DUKUHSETI 15,451 16,243 2, , , JUMLAH 380, , , , , Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang, pangan dan kesehatan. Oleh karena itu rumah harus sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas. Kontruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit yang berbasis lingkungan

14 Rumah merupakan tempat tinggal bagi suatu keluarga yang berfungsi sebagai tempat perlindungan untuk memberi keamanan, tempat istirahat, tempat menjalin hubungan antar anggota keluarga, tempat tumbuh kembang anak, penyediaan makanan keluarga termasuk mandi, mencuci dan sebagainya. Oleh karena itu keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. Pengertian rumah disini mencakup ruangan yang ada didalam rumah, halaman dan area di sekelilingnya Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Jumlah rumah di Kabupaten Pati pada tahun 2011 yang memenuhi kriteria rumah sehat adalah 142,452 rumah atau 55,1% dari 258,321 rumah yang diperiksa. NO KECAMATAN PUSKESMAS Tabel 3.9. Prosentase Rumah Sehat Tahun 2011 JUMLAH YANG ADA JUMLAH YANG DIPERIKSA RUMAH % DIPERIKSA JUMLAH YANG SEHAT 1 SUKOLILO SUKOLILO I 12,176 9, , SUKOLILO II 11,873 9, , KAYEN KAYEN 19,884 9, , TAMBAKROMO TAMBAKROMO 17,822 17, , WINONG WINONG I 8,315 8, , WINONG II 7,207 6, , PUCAKWANGI PUCAKWANGI I 8,855 8, , PUCAKWANGI II 4,214 2, , JAKEN JAKEN 12,898 11, , BATANGAN BATANGAN 11,024 2, , JUWANA JUWANA 23,525 7, , JAKENAN JAKENAN 10,730 10, , PATI PATI I 14,586 14, , PATI II 12,976 6, , GABUS GABUS I 8,463 7, , GABUS II 7,583 7, , MARGOREJO MARGOREJO 15,533 15, , GEMBONG GEMBONG 13,558 13, , TLOGOWUNGU TLOGOWUNGU 14,044 5, , WEDARIJAKSA WEDARIJAKSA I 9,234 9, , WEDARIJAKSA II 6,745 6, , TRANGKIL TRANGKIL 16,318 6, , MARGOYOSO MARGOYOSO I 8,056 8, , MARGOYOSO II 8,484 4, , GN WUNGKAL GN WUNGKAL 10,504 7, , CLUWAK CLUWAK 14,332 10, , TAYU TAYU I 12,564 7, , TAYU II 6,588 6, , DUKUHSETI DUKUHSETI 16,243 15, , JUMLAH 344, , , % RUMAH SEHAT

15 3.1.2 Tatanan Sekolah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Intitusi Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat Institusi Pendidikan ( pengajar, anak didik dll) dalam berprilaku hidup bersih dan sehat. Institusi Pendidikan dalam hal ini adalah dari tingkat TK /RA/BA,SD/MI,SLTP/MTs sampai dengan SLTA/ MA. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat roster atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai PHBS Tatanan Institusi Pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Ada 12 indikator dari 3 variabel yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah, salah satu variabel yaitu variabel lingkungan sekolah sehat dengan indikator Air bersih, Jamban, Sampah dan Warung sekolah Upaya untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi dasar (jamban) juga dilakukan oleh Program Pamsimas di Kabupaten Pati. Pada tahun 2008 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 9 Desa pada 14 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI siswa dan yang terlayani jamban sebanyak 14 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI siswa atau 100% dari jumlah siswa. Sedangkan dari total penduduk tahun 2008 sebanyak jiwa siswa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 0,14%. Pada tahun 2009 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 11 Desa pada 20 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI siswa dan yang terlayani jamban sebanyak 17 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI siswa atau 87,10% dari jumlah siswa. Sedangkan dari total penduduk tahun 2009 sebanyak jiwa siswa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 0,18%. Pada tahun 2010 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 16 Desa reguler dan 2 desa replikasi pada 37 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI siswa dan

16 yang terlayani jamban sebanyak 37 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI siswa atau 100% dari jumlah siswa. Sedangkan dari total penduduk akhir tahun 2010 sebanyak jiwa siswa yang berlayani oleh Program Pamsimas sebesar 0,39%. Pada tahun 2011 Program Pamsimas telah melakukan penyediaan akses jamban di 14 Desa reguler pada 14 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI siswa dan yang terlayani jamban sebanyak 14 SD/MI dengan jumlah siswa SD/MI 3449 siswa atau 100% dari jumlah siswa. Hasil yang telah dilakukan Program Pamsimas untuk penyediaan sarana sanitasi dasar selama kurun waktu tahun pada 52 desa dengan jumlah siswa SD/MI sebanyak siswa telah terlayani sarana sanitasi dasar sebanyak 1286 siswa atau 97,29%.

17 Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA JUMLAH GURU SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET PDAM SPT SGL GURU MURID JUMLAH TEMPAT KENCING GURU MURID FASILITAS CUCI TANGAN PERSE DIAAN SABUN SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA GURU PESURUH L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T 1 SD TAYU WETAN v 1 3 v v v 2 SD TAYU WETAN v 1 3 v v v 3 SDTAYU WETAN v v v v 4 MI TAYU WETAN v 1 4 v v v 5 SD TAYU KULON v 1 1 v v v 6 SD TAYU KULON v 1 3 v v v 7 SD SAMBIROTO v 2 2 v v v 8 SD SAMBIROTO v 1 2 v v v 9 SD BOPKRI v 1 1 v v v 10 SD MARAHATHA v 1 v v v 11 SD KEBOROMO v 1 1 v v v 12 MI KEBOROMO v 1 1 v v v 13 SD JEPAT LOR v v v v 14 MI JEPAT LOR v 2 2 v v v 15 SD JEPAT KIDUL v 1 3 v v v 16 SD TUNGGULSARI v 1 2 v v v 17 SD N MARGOMULYO v 1 v v v 18 SD M. MARGOMULYO v 3 7 v v v 19 SD SALAFIYAH M v 1 v v v 20 SD KEDUNGSARI v 1 1 v v v 21 SD KEDUNGSARI v 1 2 v v v 22 SD PAKIS v 4 v v v 23 SD PAKIS v 1 1 v v v 24 MI PAKIS v 1 2 v v v 17

18 NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA JUMLAH GURU SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET PDAM SPT SGL GURU MURID JUMLAH TEMPAT KENCING GURU MURID FASILITAS CUCI TANGAN PERSE DIAAN SABUN SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA GURU PESURUH L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T 25 SD PONDOWAN v 1 2 v v v 26 SD PONDOWAN v 1 2 v v v 27 MI PONDOWAN v 1 v v v 28 SD SENDANGREJO v 1 2 v v v 29 MI SENDANGREJO v 1 2 v v v 30 SD TENDAS v 1 v v v 31 MI TENDAS v 1 1 v v v 32 MTS MMH Tayu Wetan v 1 2 v v v 33 MTS PIA Tayu Wetan v v v v 34 SMP 01 Tayu v v v v 35 SMP Muhammadiyah v 1 1 v v v 36 SMP Bopkri v 1 2 v v v 37 MTS Jepat Lor v 1 2 v v v MTS Nurul Huda, 38 Margomulyo v 1 1 v v v MTS Raudlotut Tholibin, 40 Pakis v v v 42 MTS Mambaul Hidayah, Pondowan v v v 44 MA MMH Tayu Wetan v v v 45 MAN 02 Pati v v v 46 SMA Negeri Tayu v v v 47 SMA PGRI TAYU v v v 48 SMK Muhammadiyah v v v 49 MA Raudlotut Tholibin Pakis v v v SDN Gajahmati V 1 1 V V SDN Semampir V 1 1 V V SDN Mustokoharjo V 1 1 V V 18

19 NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA JUMLAH GURU SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET PDAM SPT SGL GURU MURID JUMLAH TEMPAT KENCING FASILITAS CUCI TANGAN PERSE DIAAN SABUN SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA GURU PESURUH L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T SDN Winong V V V SDN Winong V V V SDN Ngarus V V V V SDN Pati Kidul V 1 3 V V SDN Pati Kidul V V V SDN Blaru V V SDN Sidoharjo V V V SDN Kalidoro 2 5 V V SDN Dengkek V V SDN Puri V V V SDN Puri V 1 1 V V SDN Puri V V V SDN Pati Wetan V V SDN Pati Wetan V V V SDN Pati Wetan V V V SDN Pati Lor V V SDN Pati Lor 02 V V V V SDN Pati Lor V V V SDN Pati Lor 01 V V V SDN Pati Lor V 1 1 V V V SDN Geritan V 1 1 V V V SDN Parenggan V V V V SDI Kauman V 1 1 V V V SD Muhammadiyah V V V V SDN Panjunan V V V V GURU MURID 19

20 NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA JUMLAH GURU SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET PDAM SPT SGL GURU MURID JUMLAH TEMPAT KENCING GURU MURID FASILITAS CUCI TANGAN PERSE DIAAN SABUN SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA GURU PESURUH L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T SD SEJOMULYO v v v v SD SEJOMULYO v v v v SD BRINGIN v v v v SD KETIP v v v v SD PEKUWON v v v v SD KARANG v v v v SD KARANGREJO v v v v SD BUMIREJO v v v v SD JEPURO v v v v SD TLUWAH v v v v SD DOROPAYUNG v v v v SD DOROPAYUNG v v v v SD MINTOMULYO v v v v SD GADINGREJO v v v v SD MARGOMULYO v v v v SD MARGOMULYO v v v v SD LANGGENHARJO v v v v SD LANGGENHARJO v v v v SD GENENGMULYO v v v v SD GENENGMULYO v v v v SD AGUNGMULYO v v v v SD BAKARAN KULON v v v v SD BAKARAN KULON v v v v SD BAKARAN KULON v v v v SD BAKARAN WETAN v v v v 20

21 NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA JUMLAH GURU SUMBER AIR BERSIH JUMLAH TOILET PDAM SPT SGL GURU MURID JUMLAH TEMPAT KENCING FASILITAS CUCI TANGAN PERSE DIAAN SABUN SIAPA YANG MEMBERSIHKAN TOILET SISWA GURU PESURUH L P L P S K T S K T S K T L P L P L P L P Y T Y T Y T Y T Y T SD BAKARAN WETAN v v v v SD DUKUTALIT v v v v SD DUKUTALIT v v v v SD GROWONG KIDUL v v v v SD GROWONG LOR v v v v SD GROWONG LOR v v v v SD KAUMAN v v v v SD KAUMAN v v v v SD KUDUKERAS v v v v v SD KEBONSAWAHAN v v v v SD KEBONSAWAHAN v v v v SD BAJOMULYO v v v v SD BENDAR v v v v SD TRIMULYO v v v v SD TRIMULYO v v v v SD RAJAWALI v v v v SDIT UMAR BIN KHOTOB v v v v MI LANGGENHARJO v v v v MI MARGOMULYO v v v v MI DUKUTALIT v v v v MI BAJOMULYO V V V V Keterangan: L = laki-laki, P = perempuan, S = selalu tersedia air, K = kadang-kadang, T = tidak ada persediaan air, SPT = Sumur pompa tangan, SGL = Sumur gali, Y = ya, T = tidak GURU MURID 21

22 Tabel 3.2: Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (Pengelolaan sampah dan pengetahuan hygiene) Nama Sekolah Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Sanitasi diberikan Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu Ya, saat Mata pelajaran PenJas di kelas Tidak pernah Apakah ada dana utk air bersih / sanitasi / pend. higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Dikum pul kan Dipisah kan Dibuat kompos Tempat buangan air kotor Dari Toliet Dari Kamar Mandi Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah 1 SD TAYU WETAN 01 v v v v v Trivial 2 SD TAYU WETAN 02 v v v v v Trivial 3 SDTAYU WETAN 03 v v v v v Trivial 4 MI TAYU WETAN v v v v v Low 5 SD TAYU KULON 01 v v v v v Trivial 6 SD TAYU KULON 02 v v v v v Trivial 7 SD SAMBIROTO 01 v v v v v Trivial 8 SD SAMBIROTO 02 v v v v v Trivial 1 SD BOPKRI v v v v v Trivial 2 SD MARAHATHA v v v v v Low 3 SD KEBOROMO v v v v v Trivial 4 MI KEBOROMO v v v v v Trivial 5 SD JEPAT LOR v v v v v Trivial 6 MI JEPAT LOR v v v v v Trivial 7 SD JEPAT KIDUL v v v v v Trivial 8 SD TUNGGULSARI v v v v v Trivial 9 SD N MARGOMULYO v v v v v Low 10 SD M. MARGOMULYO v v v v v Trivial 11 SD SALAFIYAH M v v v v v Trivial 12 SD KEDUNGSARI 01 v v v v v Trivial 13 SD KEDUNGSARI 02 v v v v v Low 14 SD PAKIS 01 v v v v v Trivial

23 15 SD PAKIS 02 v v v v v Low 16 MI PAKIS v v v v v Low 17 SD PONDOWAN 01 v v v v v Trivial 18 SD TAYU WETAN 01 v v v v v Trivial 19 SD TAYU WETAN 02 v v v v v Trivial 20 SDTAYU WETAN 03 v v v v v Trivial 21 MI TAYU WETAN v v v v v Low 22 SD TAYU KULON 01 v v v v v Trivial 23 SD TAYU KULON 02 v v v v v Trivial 24 SD SAMBIROTO 01 v v v v v Trivial 25 SD SAMBIROTO 02 v v v v v Trivial 26 SD PONDOWAN 02 v v v v v Trivial 27 MI PONDOWAN v v v v v Low 28 SD SENDANGREJO v v v v v Trivial 29 MI SENDANGREJO v v v v v Low 30 SD TENDAS v v v v v Low 31 MI TENDAS v v v v v Trivial 32 MTS MMH Tayu Wetan v v v v v Trivial 33 MTS PIA Tayu Wetan v v v v v Trivial 34 SMP 01 Tayu v v v v v Trivial 35 SMP Muhammadiyah v v v v v Low 36 SMP Bopkri v v v v v Low 37 MTS Jepat Lor v v v v v Low 38 MTS Nurul Huda v v v v v Trivial 40 MTS Raudlotut Tholibin, Pakis v v v v v Trivial 42 MTS Mambaul Hidayah, Pondowan v v v v v Trivial 44 MA MMH Tayu Wetan v v v v v Trivial 45 MAN 02 Pati v v v v v Trivial 46 SMA Negeri Tayu v v v v v Trivial 47 SMA PGRI TAYU v v v v v Trivial

24 48 SMK Muhammadiyah v v v v v Trivial 49 MA Raudlotut Tholibin v v v v v Trivial 1 SDN Gajahmati v v v v v Medium 2 SDN Semampir v v v v v Medium 3 SDN Mustokoharjo v v v v v Medium 4 SDN Winong 01 v v v v v Low 5 SDN Winong 02 v v v v v Medium 6 SDN Ngarus v v v v v Low 7 SDN Pati Kidul 03 v v v v v Medium 8 SDN Pati Kidul 05 v v v v v Medium 1 SDN Blaru v v v v v Medium 2 SDN Sidoharjo v v v v v Medium 3 SDN Kalidoro v v v v v Medium 4 SDN Dengkek v v v - - Medium 5 SDN Puri 01 v v v v v Medium 6 SDN Puri 03 v v v v v Medium 7 SDN Puri 02 v v v v v Medium 8 SDN Pati Wetan 01 v v v v v Low 9 SDN Pati Wetan 02 v v V v v Low 10 SDN Pati Wetan 03 v v V v v Medium 11 SDN Pati Lor 04 v v v v v v Low 12 SDN Pati Lor 02 v v v v v v Low 13 SDN Pati Lor 03 v v v v v v Medium 14 SDN Pati Lor 01 v v v v v v Medium 15 SDN Pati Lor 05 v v v v v v Low 16 SDN Pati Kidul 01 v v v v Low 24 SDN Geritan v v v v v Medium 25 SDN Parenggan v v v v v Medium 26 SDI Kauman v v v v v Medium 1 SD SEJOMULYO 01 V V V V V kurang

25 2 SD SEJOMULYO 02 V V V V V kurang 3 SD BRINGIN V V V V V cukup 4 SD KETIP V V V V V cukup 5 SD PEKUWON V V V V V cukup 6 SD KARANG V V V V V cukup 7 SD KARANGREJO 01 V V V V V V V baik 8 SD BUMIREJO V V V V V kurang 1 SD JEPURO V V V V V kurang 2 SD TLUWAH V V V V V kurang 3 SD DOROPAYUNG 01 V V V V V baik 4 SD DOROPAYUNG 02 V V V V V baik 5 SD MINTOMULYO V V V V V kurang 6 SD GADINGREJO V V V V V baik 7 SD MARGOMULYO 01 V V V V V baik 8 SD MARGOMULYO 02 V V V V V baik 9 SD LANGGENHARJO 01 V V V V V cukup 10 SD LANGGENHARJO 02 V V V V V cukup 11 SD GENENGMULYO 01 V V V V V kurang 12 SD GENENGMULYO 02 V V V V V kurang 13 SD AGUNGMULYO V V V V V cukup 14 SD BAKARAN KULON 01 V V V V V baik 15 SD BAKARAN KULON 02 V V V V V baik 16 SD BAKARAN KULON 03 V V V V V cukup 17 SD BAKARAN WETAN 01 V V V V V baik 18 SD BAKARAN WETAN 03 V V V V V cukup 19 SD DUKUTALIT 01 V V V V V cukup 20 SD DUKUTALIT 02 V V V V V kurang 21 SD GROWONG KIDUL 02 V V V V V baik 22 SD GROWONG LOR 01 V V V V V baik 23 SD GROWONG LOR 03 V V V V V cukup 24 SD KAUMAN 01 V V V V V baik 25 SD KAUMAN 02 V V V V V baik

26 26 SD KUDUKERAS 01 V V V V V baik 27 SD KEBONSAWAHAN 01 V V V V V baik 28 SD KEBONSAWAHAN 02 V V V V V baik 29 SD BAJOMULYO V V V V V baik 30 SD BENDAR V V V V V baik 31 SD TRIMULYO 01 V V V V V kurang 32 SD TRIMULYO 02 V V V V V kurang 33 SD RAJAWALI V V V V V baik 34 SDIT UMAR BIN KHOTOB V V V V V baik 35 MI LANGGENHARJO V V V V V cukup 36 MI MARGOMULYO V V V V V cukup 37 MI DUKUTALIT V V V V V cukup 38 MI BAJOMULYO V V V V V cukup Keterangan Trivial : Baik Low : Jelek

27 3.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik Pengelolaan sanitasi di Kabupaten Pati pada saat ini belum tersedia sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik, khususnya untuk air limbah rumah tangga (grey water) dan air limpasan dibuang langsung ke sistem drainase. Sedangkan untuk limbah black water seperti limbah dari kamar mandi (tinja) menggunakan pengolahan setempat (on site system). Kelemahan dari kondisi ini adalah seringkali masyarakat tidak mengetahui standart teknis dan kesehatan yang telah ditentukan. Salah satu syarat yang kurang diperhatikan oleh masyarakat saat membangun tangki septik adalah jarak antar tangki septik dan sumber air/sumur gali kurang dari 10 meter, terutama di kawasan-kawasan permukiman dan perumahan padat penduduk. Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Pati berdasarkan data dari Daftar Isian Non Fisik Program Adipura Kab. Pati adalah sebagai berikut : No TABEL. III Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Pati Tahun Jumlah Rumah Tangga (KK) Estimasi Total Air Limbah Domestik Dihasilkan lt/hr lt/hr lt/hr Sumber : Daftar Isian Non Fisik rogram Adipura Kab. Pati, 2011 Pembuangan air limbah rumah tangga/domestik di Kabupaten Pati yang dilakukan oleh masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kelompok masyarakat yang membuang air limbah domestiknya langsung ke badan air tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan studi EHRA menunjukkan jumlah kelompok sebesar Kelompok masyarakat yang membuang air limbah domestiknya langsung ke alam bebas setelah melalui pengolahan awal yang sangat sederhana berupa tangki septik. Berdasarkan studi EHRA menunjukkan jumlah kelompok sebesar Kelompok masyarakat yang membuang air limbah domestiknya langsung ke badan air setelah melalui pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan studi EHRA menunjukkan jumlah kelompok sebesar... Adapun untuk air limbah yang dikeluarkan oleh industri baik kecil, menengah dan besar sebagian telah dikelola melalui IPAL sebelum di buang ke alam, antara lain dengan menggunakan IPAL Biogas Kelembagaan Terkait dengan pengelolaan air limbah baik yang berasal dari rumah tangga/domestik dan industri menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Badan Lingkungan Hidup merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan di Kabupaten Pati, oleh karena itu BLH merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang lingkungan hidup. Berdasarkan Perda tersebut di atas, struktur organisasi yang ada di BLH adalah sebagai berikut: a. Kepala Badan;

28 b. Sekretariat, membawahkan : 1. Subbagian Program; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Tata Lingkungan, membawahkan : 1. Subbidang Kebijakan Lingkungan; dan 2. Subbidang Laboratorium Lingkungan dan Pengkajian Dampak Lingkungan. d. Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, membawahkan : 1. Subbidang Pengendalian Pencemaran/Kerusakan Lingkungan dan Bahan Berbahaya dan Beracun; dan 2. Subbidang Pemulihan Lingkungan, Konservasi dan Keanekaragaman Hayati e. Bidang Kepatuhan Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas, membawahkan : 1. Subbidang Kepatuhan Lingkungan; dan 2. Subbidang Peningkatan Kapasitas. f. Unit Pelaksana Teknis Badan; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Terkait dengan pengelolaan air limbah di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.3: Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PERENCANAAN FUNGSI Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala Kabupaten Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat

29 FUNGSI Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala Kabupaten Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat Dalam pengelolaan air limbah terdapat payung hukum yang mengatur tentang tatacara dan tatalaksana pengelolaan air limbah di Kabupaten Pati, yaitu Peraturan daerah Kabupaten Pati No 3 Tahun 2003 tentang pembuangan air limbah dan Peraturan Bupati No. 15 Tahun 2009 tentang ijin pembuangan air limbah ke air atau sumber air serta Peraturan Bupati No. 60/2010 tentang rencana penerapan dan pencapaian standar pelayanan minimal BLH Kabupaten Pati. Berikut disampaikan Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Pati pada tabel di bawah ini:

30 Tabel 3.4: Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Pati Peraturan AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten ini Ketersediaan Ada (Sebutkan) Mengacu pada Perbup No. 60/2010 tentang rencana penerapan dan pencapaian standar pelayanan minimal BLH Kabupaten Pati Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan Kewajiban dan sanksi bagi Pem erint ah Kabupat en dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kew ajiban dan s anks i bagi masyarakat dan atau pengembang unt uk m eny ediak an s arana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tem pat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestic untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi penyedotan air limbah domestik

31 Peraturan Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestic bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran Kewajiban dan sanksi bagi swasta dalam pengelolaan air limbah domestik Layanan Pemerintah Kab/Kota bagi masyarakat yang tidak mampu dalam pengelolaan air limbah domestik Ketersediaan Ada (Sebutkan) Mengacu Perda No 3 Tahun 2003 tentang pembuangan air limbah dan Peraturan Bupati No. 15 Tahun 2009 tentang ijin pembuangan air limbah ke air atau sumber air Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan

32 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Dalam pelayanan pengelolaan air limbah domestik mencakup di seluruh wilayah Kabupaten Pati, hal ini tertuang dalam RTRW Kabupaten Pati seperti tertera dalam peta di bawah ini: Peta 3.2: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestik

33 Input Black Water Black Water Black Water Black Water Grey Water Grey Water Sistem sanitasi permukiman di Kabupaten Pati, khusus untuk black water pada umumnya menggunakan sistem on site, dimana limbah yang ada ditampung pada suatu wadah yang disebut dengan tangki septic dan terjadi penguraian oleh bakteri anaerobik. Dari penguraian ini menghasilkan limpahan tangki septik yang dimasukkan ke dalam sumur resapan dan langsung meresap ke dalam air tanah, selain itu juga menghasilkan endapan lumpur yang mengendap di dasar tangki. Lumpur ini tidak boleh dibuang ke sungai karena BOD nya masih terlalu tinggi yaitu > 2000 mg/liter, dan perlu diolah melalui instalasi pengolahan limbah, jadi masih memerlukan off site untuk lumpurnya. Berikut disajikan sistem sanitasi air limbah domestik di Kabupaten Pati pada tabel di bawah ini: Tabel 3.5: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Pati User Interface Penam pungan Awal Pengalir an Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/Nama Aliran WC Sentor Tangki Septik Truk Tinja IPLT Reuse Aliran Limbah AL1 WC Sentor Tangki Septik Truk Tinja Sungai Aliran - Limbah AL2 WC Helikopter WC Sentor Tangki Septik Tempat Cuci, Kamar mandi - Tempat Cuci, Kamar mandi Drainase Drainase Saluran Irigasi Sungai Resapan Sungai Sungai Aliran Limbah AL3 Aliran Limbah AL4 Aliran Limbah AL5 Aliran Limbah AL6 Pati Kota Wilayah Juwana, Jaken, sebagian Pati Sepanjang Sungai Mayoritas Kabupaten Pati Mayoritas Kabupaten Pati Sebagian Wilayah Sepanjang Sungai Terkait dengan pengelolaan air limbah baik black water maupun grey water di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.6: Sistem pengelolaan air limbah yang ada di Kabupaten Pati Teknologi yang Jenis Data (Perkiraan) Nilai Kelompok Fungsi Sumber Data digunakan Sekunder Data a b c d e User Interface WC Sentor Jumlah (kuantitas) 157,186 Rumah Dinas Kesehatan Penampungan Awal Tangki Septik Jumlah (kuantitas) 157,186 Tangki Dinas Kesehatan Pengelolaan air limbah - Jumlah (kuantitas) Dinas Kesehatan Sumber : Dinkes Kab. Pati Kesadaran Masyarakat dan PMJK Berdasarkan studi EHRA yang dilaksanakan di Kabupaten Pati sistem sanitasi dalam pengelolaan air limbah masih banyak yang tanpa melalui pengelolaan terlebih dahulu, karena langsung di buang ke badan air/sungai.

34 Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan perlu dikembangkan adanya sikap dan perilaku yang arif terhadap lingkungan, yang intinya adalah kesadaran bahwa alam mempunyai daya dukung yang terbatas. untuk menanamkan sikap pembangunan yang arif terhadap lingkungan, harus dipertimbangkan empat faktor yaitu kesadaran terhadap lingkungan hidup harus dikembangkan sampai setiap individu mengetahui peran yang dimilikinya sebagai anggota masyarakat di dunia, dikembangkannya etika baru dalam penggunaan sumber daya alam, sikap terhadap alam lingkungan dikembangkan berdasarkan keharmonisan, manusia mengembangkan pemikiran bahwa untuk generasi yang akan datang perlu diwariskan keuntungan bukan malapetaka. Perilaku berwawasan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti tingkat pendidikan, status sosial, keinovatifan, pengetahuan tentang lingkungan, sikap terhadap kebersihan lingkungan dan sebagainya. Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan kesadaran melalui program pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaan pemberdayaan hendaknya masyarakat dilibatkan sejak awal, sehingga mereka merasa menjadi bagian penting dalam sistem lingkungan. Berikut disampaikan pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat di Kabupaten Pati :

35 Tabel 3.7: Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat Kecamatan Tahun Tahun Jumlah Jumlah MCK Jumlah Sanimas MCK Sanimas Pddk Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola RW RT dibangun dibangun miskin Keluarga RT RW CBO Lainnya RT RW CBO Lainnya Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunung Wungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Sumber : Dinkes kab. Pati 2012

36 Kecamatan Lokasi MCK Pemakai MCK PDAM SPI SGL Tabel 3.8: Kondisi sarana MCK Jml toilet/wc Jml kmr mandi Fas. Cuci Tangan Persediaa n Sabun Ada biaya pemakaian MCK Tempat buangan air kotor RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T T. Septik Cubluk Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunung Wungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Keterangan: L = laki-laki S = selalu tersedia air K = Kadang-kadang Y = ya SPT = Sumur pompa tangan P = perempuan T = tidak ada persediaan air T = tidak SGL = Sumur gali Kapan tangki septik dikosongkan

37 Tabel 3.9: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Sub Sektor No Nama Program/Proyek/Layanan Pelaksana/PJ I. Air Limbah Domestik (on-site individual) 1 Pembangunan IPAL domestik usaha kecil dan menengah (UKM) 2 Pembuatan Teknologi Biogas untuk Industri Tahu di Desa Dadirejo Kec. Margorejo 3 Pembuatan Teknologi Biogas untuk Industri Tahu di Desa Jepat Lor Kec. Tayu 4 Pembuatan Teknologi Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Banyuurip Kec. Margorejo 5 Pembuatan Teknologi Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Ketanggan Kec. Gembong 6 Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Bermi Kec Gembong 7 Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Sirahan Kec Cluwak 8 Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Waturoyo Kec Margoyoso 9 Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Trangkil Kec Trangkil 10 Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Lengkong Kec Batangan 11 Pembuatan Teknologi Biogas utk Peternakan Sapi di Desa Tunjungrejo Kec Margoyoso 12 Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Tayu Wetan Kec. Tayu Tahun mulai BLH 2012 BLH 2007 BLH 2007 BLH 2007 BLH 2007 BLH 2008 BLH 2008 BLH 2008 BLH 2008 BLH 2008 BLH 2008 BLH 2008 Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Tdk Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi

38 No Sub Sektor No Nama Program/Proyek/Layanan Pelaksana/PJ 13 Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Puluhan Tengah Kec. Jakenan 14 Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Sumberejo Kec. Jaken 15 Pembuatan Teknologi Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Desa Kajen Kec Margoyoso 16 Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Dadirejo Kec. Margorejo 17 Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Baturejo Kec. Sukolilo 18 Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Ketanen Kec. Trangkil 19 Pembuatan Teknologi Biogas utk Industri Tahu di Desa Blaru Kec. Pati 20 Pembuatan Teknologi Biogas utk Peternakan Sapi di Desa Sendangrejo Kec Tayu 21 Pembuatan Teknologi Biogas utk Peternakan Sapi di Desa Nguren Kec Wedarijaksa 22 Pembangunan Percontohan Biogas Pemanfaatan Tinja utk Ponpes di Kec Margoyoso 23 Pembangunan Percontohan Biogas utk Industri Tahu di Desa Pundenrejo Kec. Tayu 24 Pembangunan Percontohan Biogas utk Industri Tahu di Desa Dadirejo Kec. Margorejo 25 Pembangunan Percontohan Biogas utk Industri Tahu di Desa Gembong Kec. Gembong 26 Pembangunan Percontohan Biogas untuk Industri Tahu di Desa Pundenrejo Kecamatan Tayu 27 Pembangunan Percontohan Biogas untuk Industri Tahu di Desa Tambahmulyo Kecamatan Jakenan Tahun mulai BLH 2008 BLH 2008 BLH 2009 BLH 2009 BLH 2009 BLH 2009 BLH 2009 BLH 2009 BLH 2009 BLH 2010 BLH 2010 BLH 2010 BLH 2010 BLH 2011 BLH 2011 Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Tdk Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi

39 No Sub Sektor No Nama Program/Proyek/Layanan Pelaksana/PJ II Air Limbah Domestik (on-site komunal) 28 Pembangunan Percontohan Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Triguno Kecamatan Pucakwangi 29 Pembangunan Percontohan Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Tondomulyo Kecamatan Jakenan Tahun mulai BLH 2011 BLH Pembangunan Percontohan Biogas untuk Peternakan Sapi di Desa Gembong Kecamatan Gembong BLH Pembangunan Percontohan Biogas Pemanfaatan BLH 2011 Tinja untuk Ponpes di Desa Kadilangu Kecamatan Trangkil 32 Pembangunan Percontohan Biogas untuk Industri BLH 2011 Tahu di Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo 33 Penataan sanitasi desa Sukoharjo TPA kec. DPU 2009 Margorejo 34 Penataan sanitasi desa Raci kec. Batangan DPU Penataan sanitasi dk. Ngeluk, desa Panjunan kec. DPU 2009 Pati 36 Penataan sanitasi dk. Rambutan, desa Pohgading DPU 2009 kec. Gembong 1 Pengembangan teknologi pengolahan air limbah BLH 1998 tapioka (IPAL Percontohan industri kecil tapioka di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso) 2 Pengembangan teknologi pengolahan air limbah industri tahu tempe (IPAL Biogas industri tahu tempe di Desa Angkatan Lor Kecamatan Tambakromo) Keterangan : PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah BLH 2007 Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Tdk Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi

40 3.2.4 Pemetaan Media Peran media dalam pengelolaan air limbah adalah sangat penting, karena sebagai salah satu bentuk kampanye kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat di Kabupaten Pati. Beberapa kegiatan komunikasi yang telah dilakukan di Kabupaten Pati adalah sebagai berikut: Tabel 3.10: Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Pati No Kegiatan Dinas Khalayak Tahun Tujuan kegiatan pelaksana sasaran Pesan kunci Pembelajaran 1. Sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat BLH Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah Masyara kat Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah Masyarakat memahami arti penting mengelola sampah dan melaksanakan kegiatan tersebut dalam 2. Sarasehan Pengelolaan lingkungan 3. Leaflet Tentang Tata laksana permohonan ijin pembuangan air limbah industri ke sungai / badan air 2012 BLH Sebagai wahana untuk penyampaian aspirasi masyarakat sebagai pelaku dalam pengelolaan lingkungan 2009 BLH Sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada pelaku industri dalam mengajukan ijin pembuangan air limbah industri Masyara kat Pelaku industri Media komunikasi antar instansi pemerintah dan masyarakat dalam mengelola lingkungan Aturan pengajuan ijin pembuangan air limbah industri ke badan air/sungai kehidupan sehari-hari Memberikan Pemahaman kepada semua pihak dalam mengelola lingkungan Memberikan pemahaman kepada pelaku industri dalam mengelola air limbahnya Target utama Kegiatan komunikasi dengan melibatkan peran media massa ini adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan perlunya memprioritaskan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah rumah tangga dalam kehidupannya yang memacu perubahan pola hidup kearah perilaku hidup bersih dan sehat. Adapun Media Komunikasi yang turut berperan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.11: Media komunikasi yang ada di Kabupaten Pati No Nama Media Jenis Acara Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media 1 Warta Jateng Artikel Sanimas Keterlibatan Masyarakat Positif Jawa Pos Pemberitaan Infrastruktur Perbaikan Infrastruktur Sanitasi, Kedalamannya memadai 2 sanitasi, pengelolaan sampah peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah 3 Harbos FM Talk Show Cuci Tangan Pakai Mendorong Pentingnya CTPS Positif Sangat mendalam Sabun dan Partisipatif 4. PAS FM Talk Show Pengelolaan Menumbuhkan perilaku/budaya Positif Sangat mendalam lingkungan hidup bersih pada masyarakat dan Partisipatif Majalah BMT Artikel Pengelolaan Menumbuhkan budaya Positif 5. sampah berbasis masyarakat mengelola sampah pada masyarakat Berdasarkan media komunikasi yang digunakan dalam kampaye hidup bersih dan sehat di Kabupaten Pati mempunyai beberapa kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kesadaran masyarakat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

41 Tabel 3.12: Kerjasama terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama 1. Kampanye Cuci Tangan PHBS Unilever Melaksanakan demo tata Pakai Sabun cara cuci tangan 2. Pendidikan penyuluhan Penyuluhan dan praktek cuci Dinkes Kabupaten Pembangunan jamban kesehatan di sekolahsekolah lokasi PAMSIMAS tangan pakai sabun Pati dan sarana cuci tangan 3. Pembangunan MCK ++ Pembangunan Infrastruktur Bapermades Pembangunan MCK 4. Penyediaan sarana dan Pemberian bantuan tempat prasarana persampahan sampah dan alat pengomposan BLH Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan Peningkatan operasional Membangun Tempat BLH Masyarakat sebagai 5. pengelolaan persampahan Pemrosesan Sampah dengan pelaksana kegiatan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Kegiatan CSR (coorparate Social Responsibility) merupakan kewajiban dari perusahaan untuk menyisihkan sekitar 1,5% keuntungan perusahaan antara lain untuk kegiatan yang bergerak di bidang lingkungan. Berdasarkan data yang ada, beberapa perusahaan yang menjadi mitra kerja dalam pengelolaan lingkungan antara lain: Tabel 3.13: Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1. Unilever PHBS - In Kind 2. Garuda Food Bantuan operasional TPS 3R, Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 3. Dua Kelinci Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 4. PT. Sinar Indah Kertas Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 5. PG. Trangkil Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 6. Bank Jateng Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 7. Danamon Bantuan tempat sampah di pasar - In Kind 8. BPR BKK Bank Pasar Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 9. BPR BKK Pati Kota Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 10. BNI Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind 11. BRI Bantuan tempat sampah pilahan untuk umum - In Kind Partisipasi Dunia Usaha Sampai dengan saat ini Kabupaten Pati belum mempunyai penyedia layanan air limbah domestik yang dijalankan oleh swasta. Selama ini, kegiatan layanan air limbah seperti penyedotan tinja, dan air limbah baik domestik dan industri dilayani oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, sedangkan untuk swasta selama ini didatangkan dari daerah Kudus dan sekitarnya. Hal tersebut disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.14: Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Pati No Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis kegiatan a b c d 1 DPU Usaha sedot tinja Keterangan : Di Kabupaten Pati provider penyedia layanan air limbah domestik hanya DPU Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan dari sub sektor pengelolaan air limbah selama ini berasal dari pemerintah yaitu APBD sebagaimana yang tertera pada tabel berikut ini:

42 Tabel 3.15: Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan air limbah domestik No Subsektor / SKPD Rata-rata a b c d e f g h i Pertum buhan (%) A Air limbah ,80 B Retribusi Air Sumber : Realisasi APBD Kab. Pati Isu strategis dan permasalahan mendesak Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pati merupakan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati. Untuk Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati Berdasarkan visi, misi dan tupoksinya dapat diidentifikasi potensi dan kendala kemudian dikaji adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan evaluasi faktor eksternal dan internal dengan menggunakan pembobotan pada faktor-faktor yang teridentifikasi dalam pengelolaan air limbah domestik didapatkan: a. Kekuatan (strenght) : 1. Sudah ada Perda yang berkaitan dengan masalah lingkungan 2. Lembaga yang menangani lingkungan hidup adalah Eselon 2 3. Sudah ada sumber dana dari APBD Kab, DAK, DBHC 4. Sudah mempunyai sarana dan prasarana penunjang kegiatan yang menyangkut permasalahan lingkungan 5. Sudah mempunyai SDM yang ahli dibidangnya 6. Melibatkan peran serta masyarakat terkait pengelolaan lingkungan 7. Melakukan monitoring dan evaluasi atas kegiatan yang sudah berjalan 8. Sudah mempunyai peralatan radio FM 9. Adanya perda RTRW Kab. Pati b. Kelemahan (Weakness) 1. Sumber dana belum sesuai dengan kebutuhan 2. SDM belum mencukupi 3. Peralatan lab belum menunjang 4. Kendaraan operasional belum mencukupi 5. Belum dapat melaksanakan peraturan secara optimal 6. Belum mampu mengoperasionalkan peralatan radio FM c. Peluang ( Opportunity) 1. Masyarakat semakin peduli terhadap lingkungan 2. Adanya anggaran APBD Prov 3. Adanya anggaran APBN 4. SKPD diluar BLH ikut berperan aktif 5. Adanya tokoh masyarakat peduli lingkungan 6. Adanya LSM peduli lingkungan 7. Adanya CSR dari swasta d. Ancaman (Threatness) 1. Belum ada kesadaran sebagian masyarakat terhadap permasalahan lingkungan 2. Belum semua perusahaan swasta memiliki IPAL 3. Mobil sedot tinja membuang kotorannya ke bantaran sungai 4. Masih banyak pengusaha / industri belum menjalankan dokumen UKL/UPL 5. Masih banyak pengusaha/ industri belum membuat dokumen UKL/UPL 6. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di saluran terbuka

43 3.3 Pengelolaan Persampahan Kelembagaan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Kebersihan dan Pertamanan Seksi Kebersihan. Dalam pelaksanaan tugasnya seksi kebersihan mempunyai rincian tugas yaitu : a. Merencanakan program kegiatan di bidang kebersihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas b. Merumuskan sasaran program kegiatan kebersihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas c. Menyediakan bahan perumusan bijakan teknis kebersihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas d. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi guna kelancaran pelaksanaan tugas e. Memberikan bimbingan dan arahan pelaksanaan tugas kepada bawahan agar tugas berjalan lancar dan tepat waktu f. Menyediakan data dan informasi tentang kebersihan sebagai bahan pelaksanaan tugas g. Melaksanakan pemeriksaan terhadap alat-alat / kendaraan yang dipergunakan untuk melaksanakan operasional pengangkutan sampah h. Melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pelayanan di bidang kebersihan jalan, lingkungan, pengangkutan dan pemanfatan sampah pada masyarakat, pekerja / pasukan kuning i. Melaksanakan dan memberikan petunjuk pengelolaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan / kebersihan j. Menyusun kebijakan pengembangan sarana dan prasarana persampahan, penetapan lembaga penyelenggara pengelolaan persampahan k. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kerja sama dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan prasarana dan sarana persampahan kabupaten l. Memberikan bantuan teknis kepada kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok masyarakat di kabupaten m. Menyelenggarakan pembiayaan pembangunan prasaranadan sarana persampahan di Kabupaten n. Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan dalam rangka pembinaan karir o. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang kebersihan p. Memberikan sarana dan pertimbangan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan atasan q. Melaporkan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada atasan, dan r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan yang berkaitan dengan tugas seksi

44

45 Tabel 3.16: Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Pati Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, v Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target v Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target v PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan tong sampah Menyediakan tong sampah Menyediakan tong sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Menyediakan gerobak dan motor sampah - Menyediakan gerobak saampah Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun TPS dan - - menyediakan kontainer sampah Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Menyediakan dumptruk dan - - armroll Membangun sarana TPA Membangun kolam lindi dan - - lubang sampah Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Tukang sapu - PSB Mengelola sampah di TPS Petugas TPS TPST Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Armroll - TPST Mengelola TPA Petugas TPA - - Melakukan pemilahan sampah* Menyediakan tong sampah - Pemulung, TPST terpilah Melakukan penarikan retribusi sampah Petugas retribusi - - Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Membuat jadwal layanan sampah, pengangkutan sampah, personil dan peralatan - - Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Membuat papan larangan - - membuang sampah di sungai Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah Menentapkan Perda Nomor Tahun 2010 tentang MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan - - Mengajukan aduan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan - - Mengajukan aduan

46 Tabel 3.17: Peta Peraturan Persampahan Kabupaten/Kota Ketersediaan Peraturan Ada (Sebutkan) PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Permen PU Nomor 14 Tahun 2010 tentang Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang Kab/Kota dalam memberdayakan Pengelolaan Sampah masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang untuk mengurangi sampah, Pengelolaan Sampah menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit Perda Nomor 7 Tahun 2010 tentang usaha di kawasan komersial / fasilitas Pengelolaan Sampah social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan - Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum - Perda Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan

47 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Timbulan sampah yang ada di Kabupaten Pati sebagian besar merupakan sampah dari kegiatan rumah tangga, pertokoan, perkantoran, industri, fasilitas pendidikan, pasar, jalan, taman serta area area publik lainnya. Pengelolaan persampahan di sebagian wilayah Kabupaten Pati belum semua terlayani. Masih ada sebagian wilayah di Kabupaten Pati yang menggunakan sistem pembuangan open dumping dengan ditimbun atau dibakar. Sebagian wilayah yang kurang mempunyai lahan untuk membuang secara terbuka atau untuk membakar sampah, terpaksa dibuang ke sungai atau dipinggir jalan. Sistem pengelolaan persampahan di Kab. Pati dimulai dari sumber timbulan sampah sampai dengan pemprosesan akhir di TPA Pewadahan Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individu maupun komunal. Pewadahan merupakan bagian dari system pengelolaan setelah mengadakan kegiatan identifikasi dan inventarisasi sumber sampah. Adapun jenis jenis wadah sampah yang terdapat di Kab. Pati terdiri dari : 1. Wadah yang disediakan DPU, terdiri dari : a. Drum / tong sampah, kapasitas 40 liter b. Ban bekas, kapasitas 125 liter c. Pasangan bata, kapasitas 100 liter d. Keranjang sampah dan kotak kayu, kapasitas liter 2. Wadah yang disediakan Paguyuban Sampah Bersama Terdiri dari bin plastik, bin karet, bin tong dan pasangan batu bata yang diletakkan di halaman rumah. 3. Wadah yang disediakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Terdiri dari keranjang yang terbuat dari plastik dan diletakkan di depan kios kios pasar 4. Wadah yang disediakan Warga Masyarakat Non Paguyuban Sampah Bersama (PSB) Terdiri dari bak sampah plastik, drum, anyaman bambu dan ban bekas yang disediakan oleh masyarakat secara swadaya. 5. Wadah yang disediakan atas partisipasi dari pelaku usaha dan SKPD Sebagai tindak lanjut dari program Adipura, maka pelaku usaha dan SKPD menyediakan tempat sampah pemilahan dan ditempatkan di tempat tempat umum dan SKPD terkait Pengumpulan Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak sampah, becak sampah dan motor roda 3 (tiga). Adapun jumlah sarana pengumpulan sampah di Kab. Pati tersaji dalam Tabel 3... Tabel 3...Jumlah Kendaraan Pengumpul Sampah No Jenis Kendaraan Kapasitas Jumlah 1 Gerobak sampah 0,85 m³ 30 2 Becak sampah 0,85 m³ 85 3 Motor / roda tiga 1 m³ 8 4 Sepeda Keranjang 0,5 m³ 11 Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011 Pola pengumpulan sampah dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Pola Individual Proses pengumpulan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari sumber timbulan sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa proses pemindahan. Wilayah pelayanan pola individual ini meliputi pertokoan, perkantoran dan hotel.

48 2. Pola komunal Sampah yang berasal dari permukiman dikumpulkan dengan menggunakan becak sampah / motor sampah yang dikelola oleh Paguyuban Sampah Bersama (PSB) menuju tempat penampungan sementara (TPS) / kontainer terdekat. Sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal di dekat TPS/kontainer dan belum mendapatkan pelayanan secara individu serta tidak melakukan penanganan on site (setempat) membuang sampah langsung ke TPS/kontainer terdekat. Dari TPS/kontainer, petugas kebersihan mengangkut sampah ke TPA. Daerah yang melakukan pola komunal dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel 3...Lokasi Pelayanan dengan Pola Komunal No Lokasi Pemindahan Lokasi Pengumpulan 1 TPS Joyokusumo Muktiharjo, Winong, Sidokerto, Pati Lor, Kutoharjo, Parenggan, Perum Rondole Indah dan sampah jalan 2 TPS Puri Winong, Ds. Puri, Plangitan, Ngarus, Kel. Pati Kidul, Pati Lor, Muktiharjo 3 TPS Sleko Kel. Pati Kidul, Pati Lor, Sidoharjo, Semampir, Pati Wetan, Ds. Panjunan, Gajahmati, Sarirejo, Mustokoharjo 4 TPS Pasar Gabus Pasar Gabus dan sekitarnya 5 TPS Pasar Rogowangsan Pasar Rogowangsan 6 TPST Kalidoro Ds. Kalidoro 7 TPS Pasar Trangkil Pasar Trangkil dan sekitarnya 8 TPS Pasar Tayu Pasar Tayu dan sekitarnya 9 TPS Pasar Gembong Pasar Gembong dan sekitarnya 10 BRSUD RAA Soewondo BRSUD RAA Soewondo 11 TPST 3R Ds. Blaru Ds. Blaru dan Panjunan 12 TPS Ds. Panjunan Ds. Panjunan 13 TPS Polres Kompleks Polres 14 TPS Pasar Juwana Baru Pasar Juwana dan sekitarnya 15 TPS Terminal Juwana Terminal, kota dan jalan kota Juwana 16 TPS Pasar Porda Juwana Pasar Porda Juwana dan sekitarnya 17 TPS terminal Sleko Kompleks terminal Sleko dan sekitarnya 18 TPS Pasar Runting Pasar Runting dan sekitarnya 19 TPS BTN Bembleb BTN Gembleb 20 TPS Pasar Puri Pasar Puri 21 TPS Pemda dan PKK Pemda dan PKK 22 TPS Tayu Tayu dan sekitarnya 23 TPS RS Mitra Bangsa RS Mitra Bangsa 24 TPS Ds. Karaban Ds. Karaban 25 TPS Stadion Joyo Kusumo Muktiharjo, Winong, Sidokerto, Pati Lor, Kutoharjo, Parenggan, Perum Rondole Indah dan sampah jalan 26 TPS Pasar Bulumanis Pasar Bulumanis 27 TPS Bendar Desa Bendar 28 TPS SMA 1 Jakenan SMA 1 Jakenan 29 TPST 3R Winong Pati Desa Winong Pati 30 TPS Garud Food Garuda Food 31 TPS PG Trangkil PG Trangkil 32 TPS PSAA PSAA Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011

49 Pemindahan Pemindahan sampah dari TPS / kontainer dibawa oleh alat pengangkut berupa dump truk atau arm roll ke TPA dengan 2 (dua) cara, yaitu : 1. Dump truk atau arm roll datang dengan muatan kosong lalu menaikkan sampah langsung dari TPS/kontainer. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS / kontainer yang jaraknya relative jauh atau berada di luar kota. 2. Dump truk / arm roll langsung menangkut sampah yang ada di TPS / kontainer untuk dibawa ke TPA. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS / kontainer yang jaraknya relative dekat atau berada di dalam kota. Alokasi TPS dan kontainer yang terdapat di Kabupaten Pati dapat diihat pada tabel berikut. Tabel 3...Alokasi Kontainer Kabupaten Pati Tahun 2011 No Lokasi Jml. Kontainer Volume (m³) 1 Desa Blaru Pasar Gembong BRSUD RAA Soewondo (dalam) Desa Panjunan BRSUD RAA Soewondo (area parkir) Polres Pasar Trangkil Pasar Juwana Baru Terminal Juwana Pasar Porda Juwana Stadion Jaya Kusuma Terminal Sleko Pati Pasar Runting BTN Gembleb Pasar Gabus Pasar Puri Pasar Rogowongso TPS Puri TPS Joyo Kusumo TPS Sleko Pemda dan PKK RS. Mitra Bangsa SMA 1 Jakenan Pasar Winong RS. Kayen TPS Tayu TPS Desa Bendar Garuda Food PG Trangkil TPS PSAA 1 7 Jumlah Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011

50 Selain TPS sebagaimana disebutkan diatas, Kab. Pati juga memiliki TPS 3R yang berada di Kelurahan Kalidoro, dengan kapasitas 5 m³ per hari dengan luas 12 x 8 m, jumlah tenaga kerja sebanyak 4 (empat) orang, yang melayani Kel. Kalidoro. Di TPST 3R ini dilaksanakan kegiatan pemilahan dan composting, sedangkan sampah yang sudah tidak bisa diolah lagi langsung diangkut ke TPA Sukoharjo Pengangkutan Pengangkutan sampah dilakukan dari kontainer maupun TPS ke TPA. Sarana pengangkutan yang dimiliki Bidang Kebersihan dan Pertamanan di DPU Kab. Pati hingga tahun 2011 adalah sebanyak 22 unit, yang terdiri dari : 1. Dump Truck sebanyak 6 (enam) unit Kendaraan pengangkut sampah dengan bak terbuka yang memiliki lengan hidrolis yang tersambung dnegan bak truk, dengan kapasitas 6 m³, untuk mengangkut sampah dari 4 (empat) depo 2. Armroll Truck sebanyak 7 (tujuh) unit Kendaraan untuk mengangkut kontainer sampah sejumlah 36 unit kontainer yang tersebar di wilayah Kab. Pati. 3. Pick-up sebanyak 4 (empat) unit Kendaraan pick-up berkapasitas 2 m³ digunakan untuk melakukan penyisiran sampah, pelayanan / tindak lanjut, pengaduan masyarakat serta memobilisasi personil. 4. Kendaraan roda tiga sebanyak 8 (delapan) unit Kendaraan berkapasitas 1 m³ digunakan untuk melaksanakan operasional pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di jalan protokol, pertokoan, pasar dan berbagai fasilitas umum dan operasional taman. 5. Becak sampah sebanyak 85 (delapan puluh lima) unit Alat pengangkutan berkapasitas 0,85 m³ ini banyak digunakan untuk mengangkut sampah dari permukiman, pasar maupun jalan ke TPS 6. Truck penyedot tinja sebanyak 1 (satu) unit Kendaraan yang dilengkapi tangki dan mesin penyedot ini selain digunakan untuk penyedotan tinja juga digunakan untuk penyedotan kotoran dari saluran air yang tersumbat. Adapun kondisi sarana armada persampahan yang ada dapat dilihat pada table berikut. Tabel 3... Kondisi dan Jumlah Sarana Prasarana Pengelolaan Persampahan Kondisi Kapasitas Ritasi No Jenis Unit (m³) (kali) Rusak Rusak Baik Ringan Berat 1 Dump Truck Arm Roll Truck Kontainer Pick up Motor roda Becak sampah 85 0, Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, Pemrosesan Akhir Pemrosesan akhir sampah dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk memroses dan mengembalikan ke lingkungan secara aman. Kabupaten Pati memiliki 3 TPA yaitu TPA Sukoharjo, TPA Plosojenar dan TPA Sampok. TPA sukoharjo saat ini sudah menggunakan system controlled landfill sedangkan TPA Plosojenar dan Sampok masih menggunakan sistem open dumping.

51 1. TPA Sukoharjo TPA ini berlokasi di Kec. Margorejo Kab. Pati dan dalam pengelolaan sampah menggunakan 2 sistem, yaitu : a. Controlled landfill Sampah dimasukkan dalam parit / lubang, daerah cekungan atau lereng kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. b. Daur ulang cell Sampah organik dimasukkan dalam kotak kotak cell dan dibiarkan selama 2 3 tahun dan setelah itu dibongkar dan diayak menjadi kompos. Sisa produksi yang ada selama ini difungsikan sebagai tanah penutup untuk controlled landfill Proses Pengolahan Sampah 1. Pemilahan sampah Proses ini adalah memisahkan antara sampah organik dan non organik untuk selanjutnya dilakukan proses daur ulang. 2. Pengolahan sampah Pengolahan sampah yang dilakukan di TPA Sukoharjo adalah pengomposan, dimana hasil dari proses tersebut berupa pupuk kompos masih digunakan dilingkungan TPA sendiri sebagai pupuk tanaman. Fasilitas Pendukung 1. Pintu Gerbang, dibuat cukup menarik dan tidak berkesan akan menuju ke areal TPA. 2. Kantor TPA 3. Fasilitas jalan, yang terdiri dari : a. Jalan akses utama, yaitu jalan utama menuju TPA Sukoharjo yang sudah berupa jalan aspal b. Jalan kerja, adalah jalan yang menghubungkan satu fasilitas dengan fasilitas yang lain didalam komplek TPA 4. Tempat parkir 5. Taman bermain (rest area) 6. Bumi Perkemahan 7. Pondok taman baca 8. Kebun binatang kecil (little zoo) 9. Bangunan pengolah lindi (leachate) Lindi adalah cairan yang timbul sebagai limbah akibat masuknya air eksternal kedalam urugan atau timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil dekomposisi biologis. Air eksternal di TPA Sukoharjo berasal dari air hujan, saluran drainase, air tanah atau dari sumber lain. 10. Pipa gas Digunakan untuk mengalirkan gas dari timbunan sampah agar tidak terjadi ledakan akibat terakumulasinya gas pada tumpukan sampah. 11. Areal pengomposan Pengomposan adalah pengolahan sampah organik melalui pembusukan yang terkendali. Produk akhir dari kegiatan ini adalah pupuk kompos. Adapun profil TPA Sukoharjo secara detail seperti terlihat dalam tabel berikut ini.

52 Tabel 3....Profil TPA Margorejo No Item Keterangan 1 Jenis penimbunan Controlled landfill 2 Lokasi Ds. Sukoharjo, Kec. Margorejo 3 Waktu rencana umur TPA Luas Keseluruhan 12,495 ha 5 Luas Terpakai 2,5 ha 6 Jarak dari permukiman 1,5 km 7 Jarak dari pusat kota 6 km 8 Jarak dari badan air 0,5 km 9 Kantor TPA : - Luas kantor 6 x 12 m² - Bengkel & garasi 12 x 19 m² 10 Excavator 1 unit 11 Compactor - 12 Mesin crusher - 13 Jumlah petugas 10 orang 14 Instalasi lindi 2 unit 15 Sumur pantau 2 unit 16 Mesin pencacah sampah 2 unit 17 Tempat Pengomposan 6 x 9 m 2 18 Taman Baca 5 x 9 m 2 Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011 Area TPA terdiri dari 6 zona, dimana zona 1 3 telah penuh (zona non aktif), sehingga pembuangan sampah saat ini dilakukan di zona 4 6 yang masih aktif. Pengurugan sampah dilakukan setiap 1 10 hari tergantung operasional mesin excavator. 2. TPA Sampok Sampai dengan saat ini, TPA masih menggunakan sistem open dumping, dimana sampah dibuang begitu saja tanpa dibuat zona pembuangan. TPA ini digunakan untuk menampung pembuangan sampah dari Kec. Tayu dan Margoyoso dikarenakan jarak ke TPA SUkoharjo terlalu jauh. Adapun profil TPA Sampok terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3... Profil TPA Sampok No Item Keterangan 1 Jenis penimbunan Open dumping 2 Lokasi Kec. Gunungwungkal 3 Waktu rencana umur TPA - 4 Luas m² 5 Jarak dari permukiman 1 km 6 Kantor TPA - 7 Excavator - 8 Compactor - 9 Mesin crusher - 10 Jumlah petugas - 11 Instalasi lindi - Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011

53 3. TPA Plosojenar TPA Plosojenar masih menggunakan sistem open dumping untuk menampung sampah dari Kec. Juwana. Adapun profil TPA Plosojenar terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3....Profil TPA Plosojenar No Item Keterangan 1 Jenis penimbunan Open dumping 2 Lokasi Ds. Plosojenar, Kec. Jakenan 3 Waktu rencana umur TPA - 4 Luas m² 5 Jarak dari permukiman 0,8 km 6 Kantor / gudang 1 unit 7 Excavator - 8 Compactor - 9 Mesin crusher - 10 Jumlah petugas - 11 Instalasi lindi - Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011 Pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati secara resmi merupakan tanggung jawab Bidang Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Saat ini, daerah pelayanan pengelolaan persampahan di Kab. Pati meliputi Kecamatan Pati, Juwana, Tayu, Trangkil, Gembong dan Gabus. Berdasarkan data tersebut, cakupan layanan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pati hanya meliputi 6 (enam) kecamatan dan belum semua wilayah yang ada di 6 (enam) kecamatan tersebut dapat terlayani. Dengan demikian, masih terdapat 15 kecamatan di Kab. Pati yang belum terlayani sama sekali. Adapun tingkat pelayanan persampahan diasajikan dalam tabel berikut. No Tabel 3...Tingkat Pelayanan Kebersihan Kota Pelayanan Tingkat Pelayanan Luas daerah pelayanan 27,3147 Ha 27,3147 Ha 27,3147 Ha 2 Jumlah penduduk terlayani jiwa jiwa jiwa 3 Jumlah penduduk terlayani terhadap jumlah penduduk perkotaan 88,63 % 88,95 % 89,1 % Berdasarkan Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati tahun 2011, total timbunan sampah perkotaan sebesar 250 M³/hari atau 7500 M³/bulan, sedangkan kapasitas sampah terangkut ke TPA adalah sebesar 240 M³/hari atau 7200 M³/bulan. Data mengenai penanganan sampah disajikan dalam tabel berikut.

54 Tabel 3... Penanganan Sampah No Penanganan Volume (M³/bulan) Prosentase (Dari total timbulan sampah) 1 Diangkut ke TPA % 2 Diolah : 1. Kompos 3 0,04 % 2. Daur ulang 20 0,27 % 3. Pemanfaatan lain Dipilah (bank sampah) 4 Tidak terangkut 277 3,7 % Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011 Secara jelas, cakupan pelayanan pengelolaan sampah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3... Daerah Cakupan Pelayanan Pengelolaan Persampahan No Kecamatan Daerah Layanan Keterangan 1 Pati Kel. Pati Wetan Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo Kel. Pati Lor Kel. Pati Kidul Kel. Kalidoro Kel. Parenggan Ds. Blaru Ds. Gajahmati Ds. Panjunan Ds. Puri Ds. Winong Ds. Ngarus Ds. Plangitan Ds. Kutoharjo Ds. Sidokerto Ds. Semampir Ds. Sarirejo Ds. Sidoharjo Ds. Mustokoharjo Kawasan perkotaan 2 Margorejo Ds. Sukoharjo Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo Ds. Muktiharjo 3 Juwana Pasar Juwana Diangkut ke TPA Plosojenar Pasar Porda Bumirejo Doropayung Bakaran Kulon Bakaran Wetan Dukutalit Growong Kidul Growong Lor Kauman Pajeksan Kebonsawahan Bajomulyo Bendar Trimulyo Kawasan perkotaan 4 Tayu Pasar Tayu Keboromo Diangkut ke TPA Sampok

55 No Kecamatan Daerah Layanan Keterangan Sambiroto Tayu Wetan Tayu Kulon Kawasan perkotaan 5 Margoyoso Pasar Bulumanis Diangkut ke TPA Sampok Bulumanis kidul 6 Trangkil Pasar Trangkil Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo 7 Gembong Pasar Gembong Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo 8 Gabus Pasar Gabus Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo Pasar Karaban 9 Winong Pasar Winong Diproses lebih lanjut di TPA Sukoharjo Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, Badan Lingkungan Hidup Kab. Pati, 2011

56 Peta 3.3: Peta cakupan layanan persampahan

57 Peta 3.4: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan Keterangan No Lokasi Pemindahan 1 TPS Joyokusumo 2 TPS Puri 3 TPS Sleko 5 TPS Pasar Rogowangsan 6 TPST Kalidoro 10 BRSUD RAA Soewondo 11 TPST 3R Ds. Blaru 12 TPS Ds. Panjunan 13 TPS Polres 17 TPS terminal Sleko 18 TPS Pasar Runting 19 TPS BTN Bembleb 20 TPS Pasar Puri 21 TPS Pemda dan PKK 23 TPS RS Mitra Bangsa 25 TPS Stadion Joyo Kusumo 29 TPST 3R Winong Pati 30 TPS Garud Food 32 TPS PSAA

58 Keterangan No Lokasi Pemindahan 8 TPS Pasar Tayu 22 TPS Tayu 26 TPS Pasar Bulumanis

59 Keterangan No Lokasi Pemindahan 7 TPS Pasar Trangkil 31 TPS PG Trangkil

60 Keterangan No Lokasi Pemindahan 14 TPS Pasar Juwana Baru 15 TPS Terminal Juwana 16 TPS Pasar Porda Juwana 27 TPS Bendar 28 TPS SMA 1 Jakenan

61 Keterangan No Lokasi Pemindahan 9 TPS Pasar Gembong

62 Keterangan No Lokasi Pemindahan 4 TPS Pasar Gabus 24 TPS Ds. Karaban

63 Tabel 3.18: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan persampahan Input User Interface Pengumpulan Setempat 1 Sampah jalan Becak Sampah 2 Sampah Gerobak Rumah Becak Sampah 3 Sampah Kantor/toko 4 Sampah taman Motor Roda Tiga Sampah 5 Sampah Rumah 6 Sampah Rumah 7 Sampah Rumah Penampungan Sementara (TPS) Container Container Pengang kutan Arm Roll Truck Arm Roll Truck Semi Pengolah an Akhir (Terpusat) Daur Ulang / Pembuang an Akhir Kode/ Nama Aliran Wilayah TPA AL 1 Pati, Juwana, Tayu Kota TPA AL 2 Pati, Juwana, Tayu Kota Dump truck TPA AL 3 Container Arm Roll TPA AL 4 Truck Bak TPS Dump TPA AL 5 Pati bagian timur Truck arah Juwana Di bakar / AL 6 Di luar wilayah Ditimbun pelayanan Sungai AL 7 Di luar wilayah pelayanan, di lewati sungai 8 Sampah Motor Roda Bak TPS Residu TPA Al 8A Kalidoro Rumah Tiga (Pilah) Gerobak Organik Al 8B Kalidoro (Kompos) 9 Kompos skala Bak TPS Motor TPA Al 9 rumah tangga sampah 10 TPA Di pilah Al 10 daur ulang 11 Sampah Dump TPA, sampah Al 11 Fasilitas umum Truk organik dibuat keprasan Kompos pohon Tabel 3.19: Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten/Kota Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data a b c d e Persampahan Pengangkutan dengan menggunakan truk arm roll Pengelolaan sampah di TPA Sukoharjo dengan sistem controlled landfill dengan menggunakan beghoe dan excavator Pengomposan dengan menggunakan mesin pencacah sampah, mesin screen / pengayak kompos

64 3.3.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK Tabel 3.20: Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan Jenis kegiatan RT Dikelola oleh Masyarakat RW Dikelola oleh Sektor Formal di tingkat Kelurahan / Kecamatan Dikelola Pihak Swasta L P L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah - v - v - v v Pemilahan sampah di TPS v - v - v Pengangkutan Sampah ke TPS v - v - v Pengangkutan sampah ke TPA v - v - v - v Pemilahan sampah di TPA v v v v v v - - Para Penyapu Jalan v Keterangan Tabel 3.21: Pengelolaan persampahan di tingkat kabupaten/kota Jenis Kegiatan Dikelola oleh Kabupaten Dikelola oleh Masyarakat Dikelola oleh Sektor Formal di Tingkat Dikelola Pihak Swasta L P L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah - - v v v Pemilahan sampah di TPS v v Pengangkutan Sampah ke TPS v - v - v Pengangkutan sampah ke TPA v - v - v Pemilahan sampah di TPA v v Para Penyapu Jalan v v Tabel 3.22: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Kondisi Sarana Saat ini Aspek PMJK Nama Program / Pelaksana Tahun Sub Sektor Proyek / Layanan /PJ Mulai Tidak Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi Persampahan Pemetaan Media Tabel 3.23: Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten/Kota No Kegiatan Tahun Dinas pelaksana Tujuan kegiatan Khalayak sasaran Pesan kunci Pembelajaran

65 Tabel 3.24: Media komunikasi yang ada di Kabupaten/Kota No Nama Media Jenis Acara 1. Suara Merdeka Artikel Masalah persampahan, Masalah kebon binatang mini di TPA, Masalah penataan pohon di TPA, Penilaian Adipura 2. Radio Pas FM Wawancara Masalah persampahan, Masalah kebon binatang mini di TPA, Masalah penataan pohon di TPA, Penilaian Adipura 3. TV Simpang 5 Isu yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media Profil TPA TPA Sukoharjo sangat baik untuk dikembangkan menjadi objek wisata Tabel 3.25: Kerjasama terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama Tabel 3.26: Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1. Limbah Buana Plastik Pengepul sampah - Pengurangan timbunan sampah di TPA 2. Safitri Jaya Pengepul sampah - Pengurangan timbunan sampah di TPA 3. -

66 3.3.5 Partisipasi Dunia Usaha Tabel 3.27: Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten/Kota No Nama Provider Tahun mulai operasi Jenis kegiatan a b c d 1 Pengepul Sampah Safitri pengepul sampah yaitu usaha pemilahan sampah agar 1998 Jaya memiliki nilai jual yang lebih tinggi 2 Pengepul sampah Limbah pengepul sampah yaitu usaha pemilahan sampah agar 2006 Buana Plastik memiliki nilai jual yang lebih tinggi Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.28: Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan persampahan No Subsektor/SKPD n-4 n-3 n-2 n-1 n a b c d e f g A Persampahan B Retribusl Sampah Ratarata Pertumbuhan (%) Isu strategis dan permasalahan mendesak Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode SWOT dapat diketahui isu strategis dan permasalahan mendesak terkait pengelolaan persampahan di Kabupaten Pati yaitu sebagai berikut : Kekuatan : Tersedianya lahan TPA yang telah dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten Pati yaitu TPA Sukoharjo, TPA Plosojenar dan TPA Sampok Adanya Perda No.7 tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah Adanya Perda No. 13 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum dalam hal ini Retribusi Persampahan Telah dimiliknya sarana pengelolaan sampah yang berupa Kendaraan Pengangkut Sampah Adanya tenaga kebersihan yang bertugas melaksanakan pengelolaan sampah yaitu Pasukan Kuning Alokasi dana APBD adanya TPS Kelemahan : kurangnya Sumber daya manusia Sarpras persampahan kurang Ada TPA masih dengan sistem open dumping Kurangnya Monev Anggaran kurang Sosialisasi Perda Kurang Belum ada Kendaraan pengangkut sampah 3R Belum semua wilayah di Kab. Pati terlayani Belum adanya alat ukur timbulan sampah Peluang : penghargaan adipura CSR pihak swasta adanya tempat sampah 3R Sampah sebagai peluang ekonomi Budaya untuk hidup bersih

67 adanya kreatifitas, inovasi, improvisasi masyarakat adanya media tv lokal adanya media radio adanya media cetak adanya pendanaan dari APBN adanya pendanaan dari APBProp Hambatan : masyarakat belum tahu Perda sampah masyarakat belum memilah sampah masyarakat belum berperan serta mengelola sampah budaya hidup bersih belum mengakar masyarakat belum berfikir sampah sebagai bisnis keengganan masyarakat menjadikan sampah sebagai peluang Partisipasi Dunia Usaha Beri penjelasan mengenai berbagai penyedia layanan (service provider) yang ada dalam pengelolaan drainase yang berasal dari dunia usaha maupun LSM, di kabupaten/kota. Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-02: Survei Penyedia Layanan Sanitasi dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini. Lengkapi dengan tabel: - Tabel 3.39 Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten/Kota (Isi apabila ada. Biasanya berlaku untuk kawasan pemukiman yang dikelola pengembang besar) Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab selesai disusun Pendanaan dan Pembiayaan Berikan informasi terkait dengan pendapatan dan belanja (baik belanja investasi maupun untuk operasi dan pemeliharaan) yang dilakukan pemerintah (SKPD terkait) maupun institusi lain yang berwenang dalam pengelolaan drainase. Berikan informasi mengenai besaran retribusi serta penerimaan dari retribusi (sekiranya ada). Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai cara mendapatkan data tersebut, silakan lihat PT-04: Profil Keuangan dan Perekonomian Daerah dalam Lampiran Petunjuk Praktis ini. Lengkapi dengan tabel - Tabel 3.40 Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan persampahan Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab selesai disusun

68 Isu strategis dan permasalahan mendesak Sebutkan Isu Strategi dan Permasalahan Mendesak terkait pengelolaan drainase di kabupaten/kota. Silakan lihat buku-buku mengenai perencanaan strategis daerah untuk penjelasan lebih detailnya. Permasalahan yang disampaikan dapat berupa permasalahan yang terkait infrastruktur maupun noninfrastruktur. Tuliskan dalam bentuk bullet atau number. Hapus seluruh teks ini setelah sub-bab selesai disusun

69 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan Drainase lingkungan di kabupaten Pati pada umumnya kondisinya sudah cukup baik, namun masih ada beberapa wilayah / kawasan yang masih rawan terjadi banjir khususnya pada musim hujan. Hal tersebut terjadi karena belum adanya saluran drainase dan kapasitas saluran tidak sebanding dengan debit air yang mengalir. Untuk mengatasinya perlu adanya pembangunan saluran drainase, normalisasi, dan memperbesar dimensi saluran drainase. Permasalahan prioritas yang di hadapi terkait pengelolaan drainase lingkungan antara lain ; 1. Terbatasnya anggaran yang tersedia 2. Belum adanya master plan (DED) drainase kabupaten Pati Kelembagaan Terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan yang menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Dinas Pekerjaan Umum merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Pati, oleh karena itu DPU merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang lingkungan. Berdasarkan Perda tersebut di atas, struktur organisasi yang ada di DPU adalah sebagai berikut: Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahkan : 1. Subbagian Program; 2. Subbagian Keuangan; dan 3. Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Tata Kota dan Perdesaan, membawahkan : 1. Seksi Tata Ruang; 2. Seksi Air Bersih; dan 3. Seksi Penyehatan Lingkungan. d. Bidang Cipta Karya dan Perumahan, membawahkan : 1. Seksi Tata Bangunan/Gedung; 2. Seksi Permukiman dan Perumahan; dan 3. Seksi Jasa Konstruksi. e. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, membawahkan : 1. Seksi Pertamanan; 2. Seksi Kebersihan; dan 3. Seksi Penerangan Jalan. f. Bidang Bina Marga, membawahkan : 1. Seksi Jembatan; 2. Seksi Peralatan; dan 3. Seksi Jalan. g. Bidang Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral, membawahkan : 1. Seksi Pembangunan dan Pengairan; 2. Seksi Bina Manfaat; dan 3. Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral. h. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan

70 i. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (4) Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. (5) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. (6) Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (7) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk sebagai ketua kelompok dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (8) Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Terkait dengan pengelolaan air limbah di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.29 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Masya Swasta Kabupaten rakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota - - Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target - - Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target - - PENGADAAN SARANA - - Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan - - PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan - - Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak - - Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB - - PENGATURAN DAN PEMBINAAN - - Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun - - Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer - -

71 PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Masya Swasta Kabupaten rakat Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan - - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan - - MONITORING DAN EVALUASI - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan - - Tabel 3.30: Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Pati Ketersediaan Peraturan DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksa na kan Pelaksanaan Belum Tidak Efektif Efektif Dilaksana Dilaksana kan kan Kete rangan

72 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Pembangunan drainase di prioritaskan di kawasan yang kumuh, padat penduduk dan miskin. Institusi yang berwenang dalam pengelolaan drainase di kabupaten Pati adalah Dinas Pekerjaan Umum. Peta 3.5: Peta jaringan drainase Kabupaten Pati (atau peta zone drainase)

73 Tabel 3.31: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan No Input User Interface 1 Kamar mandi 2 Kamar mandi 3 Kamar mandi 4 Air hujan / Jalan 5 Kamar mandi 6 Air hujan / Jalan 7 Kamar mandi Penam pungan Awal Saluran Tersier Saluran Tersier Saluran Tersier Saluran Tersier Saluran Tersier Saluran Tersier Pengaliran Saluran sekunder Saluran sekunder Saluran sekunder Saluran sekunder Saluran sekunder Pengolahan Akhir Pembu angan/ Daur Ulang Kode/ Nama Aliran Keterangan /Lokasi Sungai AL 1 Dekat Sungai Genangan AL 2 Tidak di lewati sungai Batangan, Jakenan Genangan AL 3 Tidak ada sungai, tidak ada sal sekunder Sungai AL 4 Dekat sungai Saluran AL 5 irigasi Saluran AL 6 irigasi Genangan AL 7 Pedesaan Ds kalidoro, Dosoman Pati Ds kalidoro, Dosoman Pati Tabel 3.32: Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Kelompok Fungsi Teknologi yang Jenis Data (Perkiraan) Nilai digunakan Sekunder Data Sumber Data a b c d e Kesadaran Masyarakat dan PMJK Kesadaran masyarakat dalam pembangunan drainase di Kabupaten Pati cukup tinggi. Mereka sudah sadar akan pentingnya drainase dalam hal mencegah banjir. Sebagian masyarakat juga dengan kesadaran sendiri ikut membersihkan drainase di lingkungan tempat tinggal mereka. Berikut ini adalah data kondisi drainase di kabupaten Pati.

74 Tabel 3.33: Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan Drainase Pengelola oleh Bangunan Di Atas Saluran Kelurahan / Desa Pemerintah Masyarakat Rutin Tidak Rutin Kelurahan RT RW Lancar Mampet Kab (RT /RW) Swasta Ada Tidak Ada L P L P L P 1 Panjunan Gajahmati Mustokoharjo Semampir Pati Wetan Blaru Pati Kidul Plangitan Puri Winong Ngarus Pati Lor Parenggan Sidoharjo Kalidoro Sarirejo Geritan Dengkek Sugiharjo Widorokandang Payang Kutoharjo Sidokerto Mulyoharjo Tambaharjo Tambahsari Ngepungrojo 7 31

75 Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan Drainase Pengelola oleh Bangunan Di Atas Saluran Kelurahan / Desa Pemerintah Masyarakat Rutin Tidak Rutin Kelurahan RT RW Lancar Mampet Kab (RT /RW) Swasta Ada Tidak Ada L P L P L P 28 Purworejo Sinoman Sejomulyo Bringin Ketip Pekuwon Karang Karangrejo Bumirejo Kedungpancing Jepuro Tluwah Doropayung Mintomulyo Gadingrejo Margomulyo Langgenharjo Genengmulyo Agungmulyo Bakaran Kulon Bakaran Wetan Dukutalit Growong Kidul Growong Lor Kauman Pajeksan Kudukeras Kebonsawahan Bajomulyo 4 16

76 Jumlah Kondisi Drainase Saat Ini Pembersihan Drainase Pengelola oleh Bangunan Di Atas Saluran Kelurahan / Desa Pemerintah Masyarakat Rutin Tidak Rutin Kelurahan RT RW Lancar Mampet Kab (RT /RW) Swasta Ada Tidak Ada L P L P L P 57 Bendar Trimulyo 4 17 Tabel 3.34: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Sub Sektor No Nama Program/Proyek/Layanan Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Pelaksana Tahun /PJ mulai Tdk Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi IV Drainase Lingkungan 1 Penataan saluran lingkungan perumahan Puri Baru DPU Penataan saluran lingkungan perumahan Kutoharjo DPU belakang MUI Penataan saluran lingkungan perumahan Sidokerto DPU Penataan saluran lingkungan perumda Sukoharjo DPU Penataan saluran lingkungan Desa Blaru DPU Penataan saluran lingkungan Desa Sukoharjo dan DPU kompleks TPA Sukoharjo Penataan saluran lingkungan GWIB Desa Winong DPU Penataan saluran lingkungan Desa Panjunan DPU Perbaikan saluran desa Raci kec. Batangan (Lanjutan) DPU Perbaikan saluran desa Kuniran kec. Batangan DPU Perbaikan saluran desa Sukoharjo kec. Margorejo DPU (Lanjutan) - -

77 No Sub Sektor No Nama Program/Proyek/Layanan Kondisi Sarana Saat Ini Aspek PMJK Pelaksana Tahun /PJ mulai Tdk Fungsi Rusak PM JDR MBR Fungsi 12 Perbaikan saluran desa Winong kec. Pati DPU Perbaikan saluran desa Panjunan kec. Pati (Lanjutan) DPU Perbaikan saluran desa Ngarus kec. Pati DPU Perbaikan saluran kompleks perumahan Rendole Blok 2011 DPU - - F ds Muktiharjo Perbaikan saluran Ds. Sukoharjo Gapuro depan RS 2011 DPU - - KSH Pati Kec. Margorejo Perbaikan saluran Ds. Panjunan RT 10/ RW DPU - - Tembus Jl. Provinsi Kec. Pati Perbaikan saluran desa Raci kec. Batangan DPU Perbaikan saluran desa Kuniran kec. Batangan DPU Perbaikan saluran desa Bulumanis Kidul RT 2 RW II 2011 DPU - - Kec. Margoyoso Perbaikan Saluran Kompleks Eks Stasiun Kereta Api 2011 DPU - - Ds. Puri Kec. Pati Perbaikan Saluran Jl Melati Perumda Sukoharjo Kec DPU - - Margorejo Perbaikan saluran Ds. Soneyan Kec. Margoyoso DPU Perbaikan saluran Ds. Lengkong Kec. Batangan DPU Perbaikan saluran Ds. Ketitang Wetan Kec. Batangan DPU Perbaikan saluran Ds. Bogotanjung Kec. Gabus DPU Perbaikan saluran Ds. Puncel Kec. Dukuhseti DPU Perbaikan saluran Ds. Pecangaan Kec. Batangan DPU Perbaikan Saluran Ds. Tamansari Kec. Pati (Sisa 2011 DPU - - dana DAK 2010) - - Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah

78 ASPEK KEBIJAKAN DAERAH DAN KELEMBAGAAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN PATI a. Peta Peran dan Tupoksi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan No Fungsi A Perencanaan 1 Strategis Berperan dalam memanage kegiatan pengelolaan Drainase Lingkungan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, operasional dan monitoring evaluasi 2 Operasional Operasional drainase lingkungan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat, DPU sebagai institusi yang memantau sekaligus mengevaluasi pelaksanaannya tersebut B Pembangunan 1 Pembangunan Pembangunan melalui DAK SLBM bidang drainase lingkungan mulai tahun 2009 s.d tahun Pemeliharaan Pemeliharaan drainase lingkungan yang dibiayai DAK SLBM dilaku kan oleh masyarakat langsung sedangkan pemeliharaan drainase lingkungan yang dibiayai APBD II dilakukan oleh DPU Kab. Pati C 1 Pengumpulan, penampungan Pemberian layanan 2 Pengangkutan, pengaliran 3 Semi pegolahan air terpusat 4 Pembuangan akhir, daur ulang D Pemastian sumber daya 1 Anggaran dan pembiayaan Membangun IPLT Pengerukan/Normalisasi sungai Peran dan Tupoksi SKPD Swasta Masyarakat Belum ada Belum ada Sebagai penyedia jasa penyedia jasa Pendanaan berasal dari APBD Kabupaten dan APBN (DAK SLBM) Tidak ada Swadaya masyarakat Memberikan masukan terkait dengan program/kegiatan pada sub sektor sanitasi, khususnya pengelolaan drainase lingkungan. - Membangun saluran limbah rumah tangga ke saluran lingkungan, Membuat septic tank.

79 No Fungsi 2 Sosialisasi / penyadaran Peran dan Tupoksi SKPD Swasta Masyarakat Sosialisasi hanya dilakukan pada pembangunan drainase yang dibiayai DAK SLBM sedangkan pembangunan yang melalui APBD II usulan didasarkan pada musrenbang 3 Pembinaan Pelaksanaan sosialisasi sekaligus dilanjutkan pembinaan kepada masyarakat yang menjadi sasaran proram/kegiatan pada pembangunan drainase lingkungan yang dibiayai DAK SLBM 4 Advokasi Melaksanaan pendampingan kepada masyarakat mulai dari perencanaan sampai dengan operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana Aspirasi dewan E Pengawasan 1 Monitoring Melekat pada kegiatan Melekat pada kegiatan (SLBM) 2 Evaluasi Melekat pada kegiatan Melekat pada kegiatan b. Peta kebijakan sanitasi No Kebijakan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah Domestik A Aspek ketersediaan 1 Kebijakan teknis manajemen Pembangunan drainase dari usulan masyarakat melalui proposal dan musrenbang karena belum ada masterplan drainase / limbah 2 Kebijakan Operasi dan pemeliharaan Di serahkan kepada pemerintah desa / masyarakat penerima manfaat 3 Kebijakan retribusi Retribusi air limbah rumah tangga berdasarkan Perda No. 13 tahun 2011 B Aspek Isi 1 Pelibatan masyarakat dan swasta Masyarakat di libatkan dalam kegiatan SLBM 2 Kesesuaian dengan kebijakan propinsi dan nasional Masyarakat di libatkan dalam kegiatan SLBM 3 Pemerataan keadilan layanan bagi kelompok miskin Memberikan prioritas pembangunan bagi masyarakat di wilayah kumuh, padat dan miskin 4 Pelibatan perempuan dalam pengelolaan sanitasi Di libatkan dalam program SLBM C Aspek implementasi 1 Kesesuaian isi dengan substansi masalah Sesuai 2 Kesesuaian otoritas, fasilitas dan organisasi penegak sesuai kebijakan

80 3.1.1 Pemetaan Media Tabel 3.35: Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten No Tahun Dinas Tujuan Khalayak Pesan Kegiatan Pembelajaran pelaksana kegiatan sasaran kunci Keterangan : Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Pati terkait dengan drainase masih belum ada Tabel 3.36: Media komunikasi yang ada di Kabupaten No Jenis Isu yang Pendapat Media Nama Media Pesan Kunci Acara Diangkat Keterangan : Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Pati terkait dengan drainase masih belum ada Tabel 3.37: Kerjasama terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Pendapat Media Keterangan : Kerjasama terkait sanitasi dengan mitra lain yang ada di Kabupaten Pati terkait dengan drainase masih belum ada Tabel 3.38: Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Pendapat Media Keterangan : Mitra potensial kegiatan sanitasi yang ada di Kabupaten Pati terkait dengan drainase masih belum ada Tabel 3.39: Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Pati No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan a B c d

81 3.1.2 Partisipasi Dunia Usaha Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.40: Ringkasan pendapatan dan belanja dari subsektor pengelolaan drainase Pertum No Subsektor/SKPD Rata-rata buhan (%) A Drainase ,16 Retribusl Drainase B Lingkungan Sumber : Realisasi APBD Kab. Pati Isu strategis dan permasalahan mendesak Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode SWOT dapat diketahui isu strategis dan permasalahan mendesak terkait pengelolaan Drainase di Kabupaten Pati yaitu sebagai berikut : Kekuatan : Sudah ada pendanaan dari APBD dan DAK (APBN)Adanya Perda No.7 tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah Sudah memiliki SDM sesuai keahliannya Telah dimiliknya sarana pengelolaan sampah yang berupa Kendaraan Pengangkut Sampah Telah melibatkan masyarakat dalam kegiatannya Alokasi dana APBD Melakukan Perencanaan/Desain sesuai NSPM yang ada Kelemahan : Sumber dana belum sesuai kebutuhan SDM sudah ada tetapi secara kuantitas belum mencukupi Belum adanya PERDA terkait drainase Belum adaya Master Plan menyeluruh terkait drainase Peluang : Adanya anggaran APBN Adanya anggaran APBD Provinsi Adanya anggaran dana LOAN (program USRI) Masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam pengelolaan drainase lingkungan Hambatan : Perilaku masyarakat sangat rendah dalam memelihara drainase lingkungan Kurangnya lahan untuk lokasi sarana dan prasarana drainase Belum adanya master plan drainase mempengaruhi turunnya bantuan dana

82 3.5 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Pengelolaan Air Bersih Berkaitan dengan pengelolaan air bersih, di Kabupaten Pati telah ditetapkan peraturan Bupati Pati No. 62 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Pati Tahun Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) Kab. Pati berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat selama 2011 sampai dengan 2015 dalam rangka mendukung percepatan pencapaian tujuan pembanguan millennium. Kabupaten Pati memiliki jumlah sungai yang cukup banyak jumlahnya, yaitu terdapat 111 sungai/kali yang tersebar merata di seluruh wilayah. Ada beberapa sungai yang memiliki mata air, akan tetapi banyak juga yang tidak, yaitu bersumber dari drainase kota saja. Mata air sungai-sungai umumnya bersumber dari mata air Gunung Muria, khususnya sungai-sungai yang terdapat di Wilayah Utara Kabupaten Pati. Selain sungai, terdapat juga bangunan-bangunan utama sebagai penampung air maupun sumber air sebagai upaya pemenuhan sumber daya air di Kabupaten Pati yang terdiri dari waduk 2 (dua) buah, bendung tetap 201 buah, bendung gerak 12 buah, pengambilan bebas 188 buah, mata air 36 buah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pati. A. Pengelolaan Air Bersih Pemenuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Pati sebagian besar masih menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih, yaitu sebesar 49,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua wilayah di Kabupaten Pati dapat terlayani oleh sistem perpipaan dalam pemenuhan air bersihnya. Untuk lebih jelasnya mengenai sumber air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Pati terlihat pada tabel dibawah ini.

83 Tabel Akses Sarana Air Bersih Per Puskesmas NO Puskemas Jumlah Jumlah KK akses sarana air bersih Jiwa KK SGL % SPT % PP % PAH % SA % Lain2 % 1 SUKOLILO I 48,433 14, , SUKOLILO II , KAYEN , TAMBAKROMO , WINONG I WINONG II , PUCAKWANGI I , PUCAKWANGI II , JAKEN BATANGAN , JUWANA , JAKENAN PATI I PATI II , GABUS I , GABUS II , MARGOREJO 55,842 17, , GEMBONG , TLOGOWUNGU , WEDARIJAKSA I , WEDARIJAKSA II , TRANGKIL MARGOYOSO I MARGOYOSO II , GN WUNGKAL , CLUWAK , TAYU I , TAYU II , DUKUHSETI , JUMLAH 1,184, , , , , , , Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2011

84 Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pati sebagai lembaga penyedia air bersih di Kabupaten Pati, dibentuk berdasarkan Surat Keputusn Bupati Kepala Daerah Tingkat II No /569/1992 tanggal 7 Agustus Perusahaan Daerah Air Minum merupakan kelanjutan dari Perusahaan Daerah Air Minum yang ada sejak jaman Belanda yang air bakunya diambil dari sumber mata air Sonean dengan daerah pelayanannya khusus kota Juwana. Pada tanggal 26 November 1980 dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 110/KPTS/CK/XI/1980 dilebur menjadi Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Dati II Pati mulai beroperasi bulan Juli Sesuai Kebijaksanaan Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Dati II Pati menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) No. 14 tahun 1991 tanggal 31 Desember 1991 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Dati II Pati. Untuk meneruskan pengelolaan dalam rangka memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat dan sebagai tangan panjang Pemerintah Daerah dalam rangka menyongsong Otonomi Daerah yang mandiri. Serah Terima / Alih Status dari Badan Pengelola Air Minum ke Perusahaan Daerah Air Minum secara resmi mulai tanggal 17 Pebruari Penetapan perubahan Peraturan Daerah (Perda) no. 25 tanggal 24 Agustus 2007 Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, membuka peluang peran serta pihak swasta dalam pengelolaan di Perusahaan Daerah Air Minum. Dengan dasar Surat Keputusan DPRD Kabupaten Pati nomor : 48/Kep/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Persetujuan Kerjasama Operasi (KSO) PDAM Kabupaten Pati, Surat Keputusan Bupati nomor : 690/168/2004 tanggal 27 Pebruari 2004 tentang penunjukan PT. Pragolapati Jayasakti Selaku Pihak Ketiga Kerjasama Operasional Optimalisasi Kinerja PDAM Kabupaten Pati dan MOU antara Pemerintah Kabupaten Pati dengan PT. Prqagolapati Jayasakti Nomor : 01/III/MOU 2004 dan 603/MOU/AM/IV/2004 tanggal 6 Maret 2004 tentang Kerjasama Operasional Optimalisasi Kinerja PDAM Kabupaten Pati. Maka Pengelolaan PDAM Kabupaten Pati Sepenuhnya oleh PT. Pragolapati Jayasakti. Serah terima Kerjasama Operasional Optimalisasi dari Pemerintah Kabupaten Pati ke PT. Pragolapati Jayasakti pada tanggal 22 Desember Adapun wilayah pelayanan PDAM seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3....Wilayah Pelayanan PDAM NO NAMA DESA PENDUDUK HU SR Kecamatan Juwana 1 Ds. Doropayung 2, Ds. Kauman 2, Ds. Pajeksan Ds. Kudukeras 2, Ds. Kebonsawahan Ds. Bajomulyo 4, Ds. Growong Lor 6, Ds. Growong Kidul 5, Ds. Dukutalit 3, Ds. Bakaran Wetan 5, Ds. Bakaran Kulon 5, Ds. Langgenharjo 6, Ds. Geneng Mulyo 3, Ds. Agung Mulyo 2, Ds. Margomulyo 1, Ds. Sejomulyo 3, Ds. Bringin 1,

85 NO NAMA DESA PENDUDUK HU SR 18 Ds. Ketip 2, Ds. Pekuwon 2, Ds. Karang 2, Ds. Karangrejo 3, Ds. Bumirejo 1, Ds. Kedungpancing Ds. Jepuro Ds. Tluwah 1, Ds. Bendar 3, Ds. Tri Mulyo 4, Ds. Mintomulyo 2, Ds. Gadingrejo 2, Jumlah 86, ,991 Kec. Wedarijaksa 1 Ds. Bangsalrejo 2, Ds. Sidoharjo 2, Ds. Tluwuk 2, Ds. Jetak 1, Ds. Kepoh 1,698-1 Jumlah 9, Kec. Batangan 1 Ds. Kedalon 4, Ds. Raci 4, Ds. Ketitang Wetan 2, Ds. Bumi Mulyo 1, Ds. Jembangan 2, Ds. Lengkong 2, Ds. Mangunlegi 1, Ds. Batursari 2, Ds. Gajahkumpul 1, Ds. Pecangaan 1, Ds. Ngening 2, Jumlah 24, ,297 Kec. Pucakwangi 1 Ds. Lumbung Mas 2, Ds. Pucakwangi 4, Jumlah 7, Kec. Jakenan 1 Ds. Karangrowo Ds. Tondomulyo 1, Ds. Glonggong 1, Ds. Sembatur Agung 2, Ds. Sidoarum 1, Ds. Tambah Mulyo 4,180-27

86 NO NAMA DESA PENDUDUK HU SR 7 Ds. Kalimulyo 1, Jumlah 14, Kec. Kayen 1 Ds. Kayen 11, Ds. Sumbersari 5,104-8 Jumlah 16, Kec. Tambakromo 2 Ds. Tambakromo 4, Ds. Mangurekso 2, Ds. Sitirejo 2, Ds. Kedalingan 2, Ds. Karangmulyo 1, Ds. Angkatan Lor 2, Ds. Mojomulyo 2,475-3 Jumlah 18, Kec. Sukolilo 1 Ds. Sukolilo 11, Jumlah 11, Kec. Pati 1 Ds. Purworejo 3, Ds. Sinoman 1, Ds. Widorokandang 1, Ds. Sugiharjo Ds. Panjunan 3, Ds. Gajahmati 1, Ds. Mustokoharjo 1, Ds. Semampir 1, Ds. Pati Wetan 2, Ds. Blaru 3, Ds. Pati Kidul 7, Ds. Plangitan 3, Ds. Puri 6, Ds. Winong 7, Ds. Ngarus 1, Ds. Pati Lor 6, Ds. Parenggan 2, Ds. Sidoharjo 2, Ds. Kalidoro 1, Ds. Sarirejo 4, Ds. Geritan 1, Ds. Dengkek 2, Ds. Kutoharjo 9,630-1, Ds. Sidokerto 4, Jumlah 83, ,318

87 NO NAMA DESA PENDUDUK HU SR Kec. Tlogowungu 1 Ds. Tlogorejo 4, Ds. Wonorejo 3, Jumlah 8, Kec. Margorejo 1 Ds. Muktiharjo 8, Jumlah 8, Kec. Gembong 1 Ds. Gembong 8, Ds. Bermi 4, Ds. Wonosekar 1, Ds. Semirejo 3,755 2 Jumlah 18, Kec. Gunungwungkal 1 Ds. Gunung Wugkal 4, Ds. Ngetuk 4, Jumlah 8, Kec. Cluwak 1 Ds. Sentul 2, Jumlah 2, Total 316, ,847

88 Peta 3.6: Peta cakupan layanan air bersih Dalam rangka untuk menjamin kualitas air yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Bening Kabupaten Pati, maka dilakukan analisa harian terhadap air hasil produksi agar tetap terjaga kualitas dan memenuhi baku mutu. Adapun hasil dari pemeriksaan harian seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

BAB lll PROFIL SANITASI KABUPATEN PATI

BAB lll PROFIL SANITASI KABUPATEN PATI BAB lll PROFIL SANITASI KABUPATEN PATI 3.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) dan Promosi Higiene Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran

Lebih terperinci

Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko

Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko Lampiran 1: Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Berisiko Lampiran 1.1: Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah No Realisasi Anggaran Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Rata2 pertumbuhan

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Akses terhadap layanan sanitasi yang layak merupakan hak asasi bagi manusia, untuk itu penyediaan layanan sanitasi yang baik dan mudah

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami dua musim setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang rutin

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS BAMBANG PRIHUTOMO, SKM., MPH. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Bidang Kemitraan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

BAB 5 PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut: BAB 5 PENUTUP Dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), dapat diketahui nilai efisiensi relatif 29 puskesmas di Kabupaten Pati. Nilai efisiensi tersebut akan menunjukkan puskesmas mana yang beroperasi

Lebih terperinci

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X). Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Guru GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GURU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PELAKSANAAN PHBS PADA GURU SD NEGERIDI PERKEBUNAN TANAH GAMBUS TAHUN 2015 IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia tuhan yang sangat tinggi nilainya. Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI

KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden : Alamat : Tanggal Wawancara : KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI II. DATA KELUARGA 1. Nama KK :... 2. Umur :... 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Agama : 5. Pendidikan :... 6.

Lebih terperinci

Sekretariat Daerah Bappeda A. LEGALISASI RAPERDA RTRW B. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG. program :

Sekretariat Daerah Bappeda A. LEGALISASI RAPERDA RTRW B. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG. program : LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PATI TAHUN 2010-2030 INDIKASI PROGRAM RTRW KABUPATEN PATI TAHUN 2010-2030 NO. 2010 2011 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO setiap tahunnya sekitar 2,2 juta jiwa di Negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Pati

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Pati BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Pati IPDS BPS PATI IPDS BPS PATI IPDS BPS PATI IPDS BPS PATI IPDS BPS PATI IPDS BPS PATI IPDS BPS PATI IPDS BPS PATI Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan untuk mencapai Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat diwujudkan jika masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon responden penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI INTERVENSI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan makin meningkatnya angka kesakitan diare

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global yang akan dicapai pada 2015. Delapan tujuan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Tunas Jaya Kec Popayato

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 ) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kabupaten Pati

BAB 3 GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kabupaten Pati BAB 3 GAMBARAN UMUM 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Pati Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 150.368 Ha. Secara administratif terbagi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2.1.1 Pengertian Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah 1) Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN - 2014 D I S U S U N Kelompok Kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan

Lebih terperinci

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, dimana setiap tahunnya kejadian kasus diare sekitar 4 miliar, dengan jumlah kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%.

kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Jawaban : Kurang lebih 4%. Aturan Permainan A i r M i n u m & S a n i ta s i kotak turun 4. Berapa persen air tawar (freshwater) dari seluruh total air di bumi? Kurang lebih 4%. Sumber: http://water.usgs.gov/edu/earthhowmuch.html

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Sementara United Nations for Children and Funds

Lebih terperinci

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian tentang pentingnya menjaga lingkungan. Aturan Permainan & A i r M i n u m S a n i t a s i U l a r Ta n g g a A i r M i n u m & S a n i ta s i Ular Tangga Air Minum dan Sanitasi merupakan permainan yang disusun untuk meningkatkan kepedulian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 98 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III Profil Sanitasi Wilayah

BAB III Profil Sanitasi Wilayah BAB III Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Perkembangan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008-2012 Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Takalar Tahun 2008 2012 No Uraian Belanja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Rumah Pengertian sanitasi adalah usaha usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit 3. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Pati merupakan salah satu bagian dari 35 Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pati merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. Panti Asuhan Harapan Kita bertempat di Desa Huntu Utara, Kabupaten Bone Bolango, yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 2003. Panti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Desa Bukit Tingki merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Popayato dengan luas wilayah 5.250 Ha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara-negara lain. Berdasarkan laporan Human Development Report dari United Nations Development Programme

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI

KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI Survey Mawas Diri adalah survey yang dilakukan secara rutin untuk mengetahui permasalahan kesehatan di masyarakat. Informasi yang didapatkan melalui survey ini sangat berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN Pertemuan Konsultatif-1 KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 011 Daftar Isi 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI I. DATA UMUM : Tanggal Konseling : No. Rekam Medik : Nama : Umur : Nama orang tua/kk : Pekerjaan : Alamat RT/RW/RK : Kelurahan/Desa : II. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Waktu : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah : Siswa-siswa dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa Tabumela. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Sanitasi Lingkungan wilayah pesisir danau Limboto

Lebih terperinci

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik 1 Hidup Sehat untuk Jadi Anak Hebat Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Kesehatan juga merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak

Lebih terperinci