BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk, yang berpendapat bahwa suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan, dengan masing masing bagian saling mendukung. Analisis wacana dibagi menjadi 3 struktur atau tingkatan menurut Van Dijk, pertama adalah struktur makro. Struktur makro adalah makna umum atau global yang dapat terlihat dengan mengamati topik atau tema sebuah wacana/ berita. Struktur yang kedua adalah superstruktur. Superstruktur merupakan salah satu struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks dengan melihat bagian pendahuluan, isi, penutup, dan juga kesimpulan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya suatu teks. Struktur wacana yang terakhir adalah struktur mikro, yaitu makna yang dapat diamati dari bagian kecil teks seperti kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase dan juga gambar. Meskipun terdiri dari berbagai struktur dan elemen, semua struktur dan elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mendukung satu sama lain. Untuk menunjwukkan wacana apa yang ditonjolkan dan wacana yang terpinggirkan, serta untuk melihat ideologi yang dipakai oleh penulis, serta posisi penulis dalam suatu teks/berita maka dilakukan dengan cara membedah satu persatu, mulai dari bahasa dan bentuk teks yang ada dengan menggunakan elemen wacana menurut Teun A. Van Dijk. Untuk mendapatkan teks yang akan dianalisa, maka penulis mereduksi teks novel Sepatu Dahlan, sesuai dengan teori kepemimpinan menurut Ordway Tead & Goerge R. Terry. Teori tersebut menyebutkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sifat tersebut diantaranya memiliki kesehatan dan kekuatan secara jasmani dan rohani. Memiliki kestabilan emosi ditunjukkan dengan sabar, dan tidak mudah terpengaruh. Memiliki pengetahuan tentang relasi insani ditunjukkan dengan dapat menilai kelebihan ataupun kekurangan bawahan,agar dapat memberikan tugas sesuai dengan kemampuan. Memiliki kejujuran baik pada diri sendiri maupun orang lain. Mampu bersikap obyektif dengan berani mencari bukti nyata dan alasan rasional atas sebuah penolakan. Memiliki dorongan pribadi berupa keikhlasan saat memberikan pelayanan dan pengabdian. Memiliki kemampuan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Memiliki kemampuan mengajar, pemimpin adalah seorang guru yang mampu memberikan saran - saran. Dan yang 44

2 terakhir adalah memiliki ketrampilan social berupa sikap ramah, terbuka, menghargai pendapat orang lain, sederhana dan apa adanya. 5.1Analisis Proses analisis novel dilakukan dengan terlebih dahulu melihat sifat kepemimpinan menurut Ordway Tead & George Terry pada masing - masing bab di novel Sepatu Dahlan. Tabel 5.1 Tabel Sifat Kepemimpinan dalam Bab No Bab Sifat Kepemimpinan Ordway & George 1. Tanah Tebu Mahir berkomunikasi 2. Muslihat Gagal - 3. Masa Orientasi - 4. Batik Tegal Arum - 5. Berhenti Merawat Luka - 6. Riwayat Sumur Tua - 7. Senyum Ibu - 8. Lolos Tanpa Mantra - 9. Gitar Kadir Miskin Harta Kaya Iman Sepeda Maryati Suara Suara Tak - Terkatakan 13. Teguran Juragan Buah Pemberontakkan Para - Domba 15. Ojo Kepingin Sugih Dorongan Pribadi Ketrampilan Sosial 16. Kepala Gading - 17 Luka di Mata Zain Logika Berdoa untuk Aisha - 45

3 19. Kupatan Jangan Terlalu Merasa - Bahagia 21. Smash! Si Kumbang dan Pesta - Opor 23. Tragedi Sepatu Bekas Patriot Sejati Kemampuan Mengajar Pengetahuan tentang Relasi Insani 25. Misteri Purwodadi Kesaksian Kadir Perseteruan Murid Zen Stabilitas Emosional 28. Geletar Asing di jalan - Takeran 29. Akhirnya Punya Sepatu Di Bawah Rindang - Trembesi 31. Surat Penting Stasiun Madiun Kejujuran Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 5 bab yang memiliki sifat kepemimpinan menurut Ordway Tead & George Terry. Bab tersebut kemudian akan dilihat secara mendalam dengan analisis wacana kritis. 46

4 5.1.1 Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan- Bab 1 Tanah Tebu Tabel Hasil Penelitian Hal Yang Elemen Keterangan Diamati Temati Topik Mahir berkomunikasi (halaman 16) Skemantik Alur Desember 1962, Dahlan menerima ijazah Sekolah Rakyat. Setelah menerima ijazah Dahlan tidak langsung pulang, tinggalah Dahlan seorang diri di halaman sekolah yang mulai sepi. Dahlan duduk dipelataran sekolah sambil memandangi ijazah yang dihiasi dua nilai merah untuk mata pelajaran Berhitung dan Bahasa Daerah, tiga angka sembilan untuk mata pelajaran kegemarannya, yaitu Menulis, Gerak Badan, dan Menyanyi. Selebihnya nilai delapan dan tujuh dan enam. Dahlan pun takut untuk pulang ke rumah karena dua nilai merah di ijazahnya. Ia pun menuliskan ketakutan itu, di buku hariannya, Maaf, Pak, Dahlan sudah mengecewakan Bapak dengan dua angka merah. Dahlan sudah berusaha, tapi hasilnya seperti ini, Pak. Dahlan masih boleh sekolah, kan? Semantik Latar Kegemaran Dahlan dalam pelajaran Menulis membuatnya mendapatkan nilai yang baik dalam ijazah. Detil 1. Dahlan mendapatkan nilai 9 untuk mata pelajaran Menulis, Gerak Badan, dan Menyanyi. 2. Dahlan pandai menulis, ditunjukkan dengan penulis mencantumkan tulisan Dahlan pada buku hariannya. Maksud Menunjukkan kepandaian Dahlan dalam bidang 47

5 Maksud Menunjukkan kepandaian Dahlan dalam bidang menulis, hal ini ditunjukkan dengan mencantumkan petikkan tulisan Dahlan dalam buku hariannya, selain itu mata pelajaran menulis mendapatkan nilai tinggi dalam ijazah Sekolah Rakyat milik Dahlan. Sintaksis Koherensi Koherensi yang digunakan adalah koherensi Kondisional kondisional dengan kata yang untuk menunjukkan anak kalimat atau sekedar kalimat penjelas negatif, seperti kutiban berikut ini, Aku masih duduk di pelataran sekolah, memandangi ijazah yang dihiasi dua angka merah untuk pelajaran Berhitung dan Bahasa Daerah Stilistik Leksikon memandangi ijazah yang dihiasi dua angka merah Retoris Analisis Tabel Metafora yang dihiasi 1. Analisis Struktur Makro Struktur makro merupakan makna secara global atau umum dari suatu teks yang dapat dilihat dengan mengamati topik/tema yang diangkat pada suatu teks. Topik sendiri merupakan elemen dari tematik. Topik merupakan pokok pembicaraan dalam sebuah diskusi, ceramah atau karangan, juga kerap disandingkan dengan kata tema (Sobur, 2006 : 75). Dilihat dari sudut pandang sebuah tulisan yang telah selesai, tema dapat diartikan sebagai suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya (Keraf, 1980: 107), sehingga bila ditarik kesimpulan topik atau pun tema merupakan sebuah pokok yang terdapat dalam suatu teks, dimana pokok tersebut secara sengaja ditulis oleh penulis teks tersebut. Tema/ topik yang menonjolkan sisi kepemimpinan dalam bab 1 Tanah Tebu dalam novel Sepatu Dahlan adalah pemimpin yang mahir berkomunikasi. Dalam bukunya, Kartono menegaskan sifat kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya terdapat ketrampilan berkomunikasi yang ditunjukan dengan mahir berkomunikasi baik secara lisan ataupun tulisan. Dalam bab 1, kemahiran 48

6 berkomunikasi Dahlan ditunjukkan dengan nilai yang baik untuk mata pelajaran menulis, selain itu kemahiran berkomunikasi melalui tulisan ini dipertegas dengan dicantumkannya petikkan tulisan Dahlan yang ditujukan kepada Bapaknya. Pengambilan topik menurut Van Dijk merupakan sebuah pandangan penulis yang sedang meliput sebuah peristiwa dan memandang suatu masalah berdasarkan suatu mental atas pikiran tertentu. Kognisi atau mental penulis inilah yang kemudian terlihat sebagai topik yang dimunculkan oleh penulis. Karena topik disini dipahami sebagai mental atau kognisi wartawan, tidak mengherankan jika semua elemen dalam berita mengacu dan mendukung topik dalam teks (Eriyanto, 2001: ). Dalam bab ini topik yang dikembangkan oleh penulis adalah kemahiran berkomunikasi yang dimiliki oleh Dahlan Iskan. Mahir berkomunikasi menjadi salah satu kecakapan yang diperlukan oleh individu sekarang ini. Ini terjadi seiiring perkembangan media komunikasi yang semakin beragam. Dahlan Iskan merupakan salah satu individu yang mengikuti perkembangan dunia komunikasi. Ditunjukkan dengan memiliki akun di media sosial, seperti twitter. 1 Bukan hanya memilki akun, Dahlan Iskan bahkan aktif menggunakan akun yang memiliki jumlah followers sebanyak Dengan followers sebanyak ini, Dahlan Iskan memperlakukan mereka dengan sangat baik. Terbukti dengan selalu membalas mention dar followersnya. Selain memiliki akun Twitter, Dahlan Iskan bahkan aktif menulis di beberapa blog pribadinya, seperti Catatan Harian Dahlan Iskan 2, dan blog yang baru baru ini dibuatnya berkaitan dengan kasus korupsi yang dituduhkan padanya, Gardu Dahlan 3. Dengan keadaan tersebut, membuat masyarakat berfikir bahwa Dahlan Iskan memang seseorang yang mahir berkomunikasi adalah sebuah realita. Dengan tema ini pula, penulis mendapatkan keuntungan. Tema yang dikembangkan dalam bab ini, merupakan salah satu syarat kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R. Terry. Sehingga secara tidak langsung para pembaca novel ini diberikan keyakinan bahwa Dahlan Iskan adalah salah satu pemimpin yang dicari dan dibutuhkan Indonesia Catatanhariandahlaniskan.blogspot.com 3 Gardudahlan.com 49

7 2. Analisis Superstruktur Analisis pada tingkatan superstruktur dilakukan dengan melihat alur yang merupakan elemen skemantik. Alur cerita sendiri merupakan suatu rangkaian yang membentuk cerita dari awal hingga akhir, dengan urutan perkenalan, awal masalah, menuju klimaks, klimaks, dan penyelesaian (Ahmad, 1996:24). Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia alur adalah rangkaian yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan kea rah klimaks dan penyelesaian. Dalam topik kepemimpinan- mahir berkomunikasi pada bab 1 novel Sepatu Dahlan, alur cerita dimulai dari lulusnya Dahlan dari Sekolah Rakyat tempatnya menimba ilmu. Dahlan pergi sendiri untuk mengambil ijazahnya tersebut. Permasalahan mulai muncul saat Dahlan tidak langsung pulang ke rumah namun memilih duduk di plataran sekolah, dengan memandangi nilai- nilai yang tertera di ijazahnya. Dahlan takut menyerahkan ijazahnya kepada kedua orang tuanya karena terdapat 2 nilai merah untuk mata pelajaran berhitung dan bahasa daerah. Merasa takut dimarahi oleh orang tuanya, Dahlan menuliskan isi hatinya pada buku catatan harian miliknya. Petikkan catatan harian Dahlan menunjukkan penulis ingin menonjolkan bahwa gemeran Dahlan adalah menulis, ditambah lagi cerita bahwa nilai tertinggi dalam ijazah Sekolah Rakyat Dahlan adalah mata pelajaran menulis. 3. Analisis Struktur Mikro Latar merupakan elemen yang berguna karena peneliti dapat mengerti apa yang hendak disampaikan oleh penulis/ wartawan (Eriyanto, 2001:235). Latar yang digunakan dalam bab 1 novel Sepatu Dahlan adalah kegamaran Dahlan dalam pelajaran menulis membuatnya mendapatkan nilai baik di ijazahnya. Kegemarannya juga ditunjukkan dengan sering menulis di dalam buku harian. Detil cerita yang digunakan adalah Dahlan gemar menulis. Ditunjukkan dengan nilai 9 untuk mata pelajaran menulis terlebih lagi, penulis memberikan detil cerita mengenai gemaran Dahlan menulis dalam buku hariannya dengan menyantumkan kutiban curahan hatinya. Pemberitaan dengan detil besar, akan mengembangkan bagaimana wacana dikembangan oleh media, tentunya menguntungkan pihak komunikator (Eriyanto, 2001: 238). Oleh karena itu, informasi 50

8 berkaitan dengan kegemaran Dahlan menulis dan ditambah dengan petikkan tulisannya dalam buku hariannya mendukung wacana dalam teks tersebut. Maksud merupakan penguraian secara eksplisit dan jelas, tujuan utamanya adalah public disajikan informasi yang mendukung komunikator (Eriyanto, 2001:247). Dalam teks novel tersebut diceritakan kepandaian Dahlan dalam mata pelajaran menulis. Ditunjukkan dengan nilai 9 dalam ijazahnya dan juga petikkan tulisan Dahlan dalam buku catatannya, semakin menguatkan bahwa Dahlan memang pandai dan gemar menulis. Kepandaian dan kegemaran Dahlan menulis dapat dipandang sebagai salah satu sifat seorang pemimpin, dimana seorang pemimpin harus memiliki ketrampilan berkomunikasi baik itu lisan maupun tertulis. Koherensi kondisional dapat menjadi penjelas mengenai bagaimana maksud tersembunyi diekspresikan dalam kalimat (Eriyanto, 2001: 245). Dalam teks berikut ini koherensi kondisional ditunjukkan dalam kalimat Aku masih duduk di pelataran sekolah, memandangi ijazah yang dihiasi dua angka merah untuk pelajaran Berhitung dan Bahasa Daerah. Kata yang atau disebut sebagai kata hubung memberikan penjelasan bahwa terdapat dua kalimat, dimana kalimat kedua berfungsi sebagai penjelas. Dalam kalimat ini, kata yang diikuti dengan kalimat dihiasi dua angka merah menunjukkan penjelasan negatif pada kalimat tersebut Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 15- Ojo Kepingin Sugih Tabel Hasil Penelitian Hal Yang Elemen Keterangan Diamati Tematik Topik Kepemimpinan versi Tsanawiyah Takeran yang rendah hati, pasrah diri. (halaman 158) Skemantik Alur Persahabatan Dahlan dan teman-teman Tsanawiyah terjalin begitu akrab, tak terasa sudah 1 tahun lamanya. Masuk ke tahun ajaran baru, diadakan pemilihan/pergantian pengurus ikatan santri. Pemilihan 51

9 diawali dengan mendengarkan sambutan dan tata cara pemilihan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Setelah mendengarkan arahan dari Kiai dan Ustad, maka diadakan pemilihan dan hasilnya Arif dan Dahlan terpilih sebagai pengurus ikatan santri yang baru. Bapak memberikan selamat dan juga wejangan kepada Dahlan. Setelah terpilih, diadakan pengukuhan dan pelantikan pengurus yang disaksikan orang tua murid dan santrisantri yang lain. Kebahagiaan Dahlan dicurahkan dalam buku hariannya. Semantik Latar Tahun ajaran baru di awali dengan pemilihan pengurus ikatan santri yang baru, dan kelas II A yang juga kelas Dahlan dijagokan karena berbagai prestasi yang diraih kelas IIA. Detil Wejangan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham mengenai kriteria pemimpin yang akan dipilih, hendaknya yang memiliki sifat tawaduk dan tawakal. Serta rasa ikhlas sebagai kunci seorang pemimpin. Proses pemilihan pengurus ikatan santri, Dahlan sempat dijagokan menjadi salah satu pengurus. Maksud Memberikan kriteria pemimpin yang baik, yang memiliki keikhlasan, tawakal, dan tawaduk. Sifat itu ada dalam diri Dahlan. Sintaksis Koherensi Anak-anakku sekalian, setiap tahun selalu ada Kata Hubung Konjungsi dan pergantian pengurus Ikatan Santri. Hal ini kita lakukan sebagai cara untuk membiasakan kalian berorganisasi dan bekerja sama. Sebab, Ikatan Santri ini adalah penggerak kegiatan santri di pesantren yang kita cintai ini, kalian harus memilih santri-santri yang benar-benar layak menerima amanat, bertanggungjawab, dan mampu menjadi pemimpin. Hindari kebiasaan asal pilih. Stilistik Leksikon menjadi pelayan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Retoris Metafora Tawaduk dan tawakal 52

10 Ojo kepingin sugih, lan ojo wedi mlarat Sumber bening ora bakal golek timbo Analisis Tabel Analisis Struktur Makro Hal yang diamati dalam struktur makro adalah elemen tematik berupa topik besar yang berkembang dalam sebuah teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dan topik tersebut menunjukkan konsep yang dominan dalam sebuah teks. Pada bagian ke 15 dari novel Sepatu Dahlan ini, topik yang dikembangkan oleh penulis adalah kepemimpinan versi Tsanawiyah Tekeran. Terlihat dari subtopik yang ditunjukkan oleh penulis. Subtopik yang dimaksud adalah pemilihan pengurus ikatan santri, dan wejangan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Kedua subtopik tersebut memiliki garis merah yang sama yaitu kepemimpinan. Pemilihan pengurus ikatan santri berkaitan erat dengan jiwa kepemimpinan seseorang, hal ini terlihat dari kemauan untuk melayani sesama santri. Wejangan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham berisi sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin menurut ajaran Tsanawiyah Takeran. Pemilihan topik berdasarkan mental penulis, sehingga topik pemimpin versi Tsanawiyah Takeran yang rendah hati dan pasrah diri merupakan kognisi penulis. Hal ini diperkuat dengan elemen elemen wacana yang mendukung topik tersebut. Sehingga penulisan bab ini, didasari oleh pemahaman penulis novel tentang pemimpin yang rendah hati dan pasrah diri. Kerendah hatian dan pasrah diri seorang Dahlan Iskan bukan hanya ditunjukkan dalam novel tersebut. Namun juga ditunjukkan dengan sikapnya saat menghadapi masalah dalam hidupnya. Seperti saat sukses membawa BUMN berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional, yang ditunjukkan dengan suksesnya Pertamina masuk Fortune 500, PT Garuda Indonesia menjadi maskapai kelas ekonomi terbaik di dunia, dan PT Semen Indonesia menjadi pabrik semen terbesar di ASEAN. Dengan hasil kinerja tersebut, Dahlan Iskan tidak pernah menyombongkan diri dengan menunjukkan kesuksesannya di depan masyarakat. Hal ini membuat pemilihan topik pemimpin yang rendah hati bukan hanya keisengan semata, namun didasarkan pada suatu realita. 53

11 Selain rendah hati, Dahlan Iskan juga menunjukkan sikap pasrah diri saat menghadapi kasus yang sedang dituduhkan padanya. Pada kasus korupsi gardu induk yang dituduhkan, Dahlan Iskan tidak berusaha untuk datang ke media untuk melawan dan menunjukkan kebenaran menurut versinya. Dahlan Iskan memilih untuk diam, dan hanya bereaksi melalui tulisan di situs miliknya, yang dinamai Gardu Dahlan. Dalam situs tersebut Dahlan Iskan menuliskan bahwa Ia sebenarnya ingin pasrah kepada jaksa, dan tidak melawan 4. Hal ini didasari oleh pemikirannya bahwa kebenaran yang sesungguhnya akan terkuak dengan sendirinya. Kepasrahan diri yang dimiliki Dahlan Iskan ini, juga merupakan realita yang terjadi. Realita yang terjadi, bahwa Dahlan Iskan merupakan orang yang rendah hati dan pasrah diri. Kedua sifat itu merupakan salah satu dari sifat kepemimpinan menurut Orway Tead & George R. Teddy. Sehingga penulis menggiring pembaca untuk berpikiran bahwa Dahlan Iskan memiliki sifat pemimpin. Ini merupakan sebuah keuntungan bagi penulis dan juga bagi Dahlan Iskan. 2. Superstruktur Hal yang diamati dari superstruktur adalah skemantik pada teks, atau bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam sebuah teks. Untuk melihat skema dan urutan tersebut dapat mengamati alur dari sebuah teks (Eriyanto, 2005:231). Dengan mengamati alur pada sebuah teks, dapat terlihat bagaimana teks tersebut dibentuk sehingga membentuk sebuah arti. Seperti pada bab 15 novel Sepatu Dahlan, alur cerita pada novel tersebut dimulai dari cerita persahabatan Dahlan dan teman-teman sekelasnya di Tsanawiyah yang telah berjalan selama 1 tahun lamanya. Pengambilan alur dengan menceritakan lama persahabatan Dahlan dan teman temannya dikarenakan penulis ingin menunjukkan Dahlan dan teman-temannya telah memasuki tahun ajaran baru. Dilanjutkan dengan tradisi di setiap ajaran baru, yaitu pemilihan pengurus ikatan santri, yang dimulai dengan sambutan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Alur yang kedua ini ingin menunjukan kepemimanan versi Tsanawiyah Tekeran, hal ini terlihat jelas melalui wejangan dari Kiai Irsyad dan Ustad Ilham. Alur yang ketiga adalah terpilihan Dahlan dan Arif menjadi pengurus ikatan santri. Bila dilihat dari alur pertama hingga ketiga penulis ingin menyampaikan bahwa Dahlan telah naik kelas 4 Gardudahlan.com/pakai- dan- tidak/ 54

12 dan memasuki tahun ajaran baru, dan berhasil menjadi pengurus ikatan santri yang berarti Dahlan memiliki sikap seorang pemimpin versi Tsanawiyah Takeran. 3. Struktur Mikro Latar dalam teks digunakan sebagai alat untuk membongkar maksud yang ingin disampaikan seorang komunikator, juga dapat berfungsi sebagai cerminan ideologis dari pembuat pesan (Eriyanto, 2001: 235). Dalam bab Ojo Kepingin Sugih latar yang digunakan adalah persahabatan Dahlan dan teman-teman sekelasnya yang sudah berjalan kurang lebih dua tahun. Artinya Dahlan dan teman temannya telah melewati kenaikan kelas, dan memulai tahun ajaran baru, dimana pada umumnya setiap tahun ajaran baru akan diadakan pemilihan pengurus santri yang baru. Pada bab Ojo Kepingin Sugih dituliskan bahwa kelas IIA yang juga kelas Dahlan dijagokan menjadi pengurus ikatan santri, dan Dahlan menjadi perwakilan kelas tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pesan yang sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh penulis adalah Dahlan termasuk dalam deretan santri yang dijagokan menjadi pengurus. Dijagokan menjadi pengurus ikatan santri berarti Dahlan telah memiliki kriteria sebagai seorang pemimpin. Detil yang digunakan dalam bab ini adalah wejangan dari Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Wejangan tersebut berisi syarat yang harus dipenuhi oleh santri yang akan terpilih menjadi pengurus ikatan santri tersebut. Syarat yang ada adalah santri tersebut harus rendah hati, dan tawakal. Detil yang diberikan oleh penulis juga ditemukan pada pemilihan pengurus ikatan santri. Proses pemilihan hingga terpilihnya pengurus diceritakan secara mendalam oleh penulis. Dan hasilnya adalah Dahlan terpilih sebagai pengurus ikatan santri. Detil yang besar, akan mengembangkan bagaimana wacana dikembangkan oleh media, tentunya yang menguntungkan pihak komunikator (Eriyanto, 2001: 238). Berdasarkan kutipan diatas, detil yang besar dalam bab ini adalah wejangan dan pemilihan pengurus ikatan santri yang berujung pada terpilihan Dahlan sebagai pengurus, mengembangkan wacana bahwa Dahlan adalah pemimpin yang baik, karena memiliki syarat sebagai pengurus ikatan santri seperti yang disampaikan oleh Kiai Irsjad dan Ustad Ilham. Maksud merupakan penguraian secara ekplisit dan jelas. Tujuan utamanya adalah publik disajikan informasi yang menguntungkan komunikator (Eriyanto, 2001: 240). Maksud yang digunakan dalam bab ini lebih cenderung kepada pesan eksplisit. 55

13 Seperti wejangan dari Kiai Irsjad tentang syarat menjadi pengurus dan juga terpilihnya Dahlan sebagai pengurus ikatan santri yang diuraikan secara gamblang dan jelas. Hal ini menerangkan bahwa menguntungkan komunikator, karena pesan yang ingin disampaikan dapat diterangkan secara gamblang dan jelas. Sehingga para pembaca dapat menangkap pesan bahwa Dahlan yang terpilih sebagai pengurus ikatan santri telah sesuai dengan syarat. Leksikon dapat menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu realitas. Pilihan kata yang dipakai sebenarnya menunjukkan sikap dan ideologi tertentu (Eriyanto, 2001: 255). Leksikon yang digunakan dalam bab ini adalah menjadi pelayan. Dalam teks ini, penulis tidak menggunakan kata pembantu atau pesuruh. Hal ini dikarenakan makna yang ingin disampaikan bukanlah menjadi seorang pembantu atau pesuruh, melainkan menjadi seorang pelayan yang siap melayani, bukan hanya seorang yang membantu atau orang yang disuruh. Metafora yang dipakai oleh penulis cukup banyak. Terdapat kata tawaduk dan tawakal yang berarti rendah hati dan pasrah diri. Pemakaian metafora bisa menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks (Eriyanto, 2001: 259). Metafora dalam kamus bahasa Indonesia adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan Dalam wejangan dari Kiai Irsjad diungkapkan bahwa syarat menjadi pemimpin adalah tawaduk dan tawakal, sehingga yang dimaksudkan adalah pemimpin haruslah rendah diri dan pasrah diri. Metafora lain yang digunakan adalah Sumber bening ora bakal golek timbo. Berasal dari pepatah Jawa yang artinya sumur yang bening tidak akan mencari timba. Makna sesungguhnya dari pepatah tersebut adalah hidup harus digunakan dengan baik, bukan untuk disiasiakan dengan mencari cari, karena apabila kita ditakdirkan mendapatkan maka kita mendapatkan Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 24 Patriot Sejati 56

14 Tabel Hasil Penelitian Hal Yang Elemen Keterangan Diamati Tematik Topik Perjuangan dalam pertandingan. (halaman 266) Skemantik Alur Pertandingan final bola voli antara Tsanawiyah Takeran melawan SMP Magetan diselimuti dengan peraturan yang janggal, dengan adanya syarat pemain harus memakai sepatu saat perlombaan. Peraturan baru ini membuat Dahlan tidak bisa mengikuti pertandingan, dan hanya bisa memberikan arahan sebagai ketua tim voli. Dahlan memberi arahan kepada anggota tim untuk bermain sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing masing. Semantik Latar Dahlan hanya bisa memberikan masukan sesuai kelebihan dan kekurangan anggota tim lainnya. Detil Masukan bagi masing masing anggota tim, yaitu Arif, Imran, Dirham, Suprapto. Maksud Bentuk pengenalan anak buah dengan baik. Sintaksis Kata Ganti Kita, dan kalian. Terdapat pada kalimat Ingat, ini tim kita, bukan kalian. Stilistik Leksikon Daya dan lalai Retoris Metafora Penipu ulung Analisis Tabel Struktur Makro Topik merupakan konsep dominan dalam suatu teks (Eriyanto, 2001: 229) maka pemilihan topik dapat menentukan konsep dominan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Pada bab Patriot Sejati, topik yang dipakai adalah perjuangan tim voli Tsanawiyah Takeran dalam pertandingan voli antar kecamatan. Perjuangan tersebut ditunjukan Dahlan sebagai kapten tim voli yang secara kebetulan tidak bisa mengikuti pertandingan karena terhambat peraturan tentang sepatu. Kemudian Dahlan harus 57

15 tetap memimpin timnya, walaupun hanya dengan memberikan strategi melalui pesan. Dalam pesannya, Dahlan memberikan semangat dan juga memberi arahan kepada anggota tim yang lain untuk bermain sesuai dengan kelebihan dan saling menutupi kekurangan mereka masing masing. Topik yang dipilih menunjukkan mental penulis novel tersebut. Mental penulis tersebut, berupa kepercayaannya bahwa Dahlan Iskan merupakan orang yang mengenal anak buahnya dengan baik. Hal ini didasari oleh penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh penulis dalam penulisan novel ini. Sehingga pengenalan yang baik terhadap rekan satu tim merupakan realita yang terjadi di masyarakat. Hal ini ditunjukkan pula dengan rasa penyesalan Dahlan sebagai mantan pimpinan BUMN melihat anak buah yang sebelumnya digadang gadang sebagai putra petir, yang akan membawa Indonesia sejajar dengan negara lain kini terjerat kasus korupsi seperti yang dikatakannya dalam Gardu Dahlan yang bertajuk Gardu KPA & P2K 5. Hal ini semakin menambah realitas yang terjadi, bahwa Dahlan Iskan memang mengenal anak buah dengan baik. Karena hal ini berdasarkan realitas, maka masyarakat akan lebih mudah percaya akan masalah tersebut. Topik ini juga mendatangkan keuntungan yang sama bagi penulis dan Dahlan Iskan. Keuntungan ini didapatkan dari topic yang diambil merupakan syarat bagi pemimpin yang baik. Dengan kata lain, penulis novel ingin menyampaikan bahwa Dahlan Iskan memenuhi syarat menjadi seorang pemimpin. 2. Superstruktur Untuk menganalisa struktur wacana, terlebih superstruktur, dapat dilihat melalui alur yang dipakai oleh penulis. Aluvr merupakan bagian bagian dari teks yang disusun secara rapi agar menjadi kesatuan arti (Eriyanto, 2001: 232). Pada bab ini, alur dimulai dari bagian final pertandingan bola voli antara Tsanawiyah Takeran dan SMP Magetan. Lalu alur menuju ke bagian kedua, yakni diterbitkannya aturan baru oleg panitia lomba yang mengharuskan pemain menggunakan sepatu. Peraturan ini membuat Tsanawiyah Takeran merasa dirugikan, dan akibatnya beberapa pemain tidak bisa melanjutkan pertandingan. Dahlan pun tidak bisa mengikuti perlombaan, dan hanya bisa memberikan saran dan petunjuk sebagai ketua tim bola voli kepada anggota tim bola voli yang lain. 5 Gardudahlan.com/KPA- &- P2K/ 58

16 3. Struktur Mikro Latar yang digunakan dalam bab ini adalah tidak ikut sertanya Dahlan dalam pertandingan bola voli. Latar belakang atas sebuah peristiwa yang menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa (Eriyanto, 2001 : 235). Untuk itu tidak ikut sertanya Dahlan dalam pertandingan bola voli membuat Dahlan hanya bisa memberikan saran dan strategi bagi anggota tim lain. Saran yang diberikan Dahlan diambil dari kelebihan dan kekurangan anggota tim tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Dahlan mengenal anggota tim bola voli dengan baik, sehingga Ia tau apa yang harus disarankan kepada mereka masing masing. Pengenalan akan anggota tim merupakan salah satu karakteristik kepemimpinan. Ordway Tead dan George R. Terry dalam Kartono (1995 : 37) mengatakan bahwa pemimpin yang baik memiliki sifat, watak dan perilaku bawahan agar bisa menilai kelebihan / kelemahan bawahan sesuai dengan tugas yang diberikan. Detil pada teks adalah bagian yang akan diungkapkan panjang lebar dan cenderung menguntungkan bagi penulis. Dalam bab ini, detil diberikan kepada saran dan arahan Dahlan kepada anggota tim yang lain. Seperti saran yang diberikan kepada Arif agar berjuang sekuat tenaga dan membuktikan bahwa Tsanawiyah takeran tidak bisa dikalahkan oleh peraturan. Saran lain yang juga diberikan Dahlan untuk Dirham, agar Ia tidak lalai karena godaan perempuan. Dalam saran saran yang diberikan, Dahlan menjadi pribadi yang tegas dan berani untuk mengungkapkan kekurangan anggota tim yang lain. Menunjukan bahwa Dahlan adalah pribadi yang tegas dan tidak pandang bulu dalam bersikap. Detil ini dapat memberikan citra yang baik kepada diri Dahlan, selain karena Ia mengenal anggota tim dengan baik, tetapi juga berani dan tegas dalam bersikap. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas (Eriyanto, 2001: 240). Dalam bab ini, maksud juga ditunjukkan secara eksplisit dan jelas. Terlihat dalam saran yang diberikan oleh Dahlan kepada anggota tim, ditulis secara jelas dan gamblang. Hal ini seakan memberikan penekanan pada informasi bahwa Dahlan benar benar memahami anggota tim sehingga bisa memberikan saran dan strategi kepada anggota tim yang lain. Dalam bab ini, terdapat kata ganti yang digunakan. Pada kalimat Ingat, ini tim kita, bukan tim kalian.. Kata ganti kita merujuk pada semua anggota tim bola 59

17 voli Tsanawiyah takeran. Sedangkan kata ganti kalian, seakan tidak mengikut sertakan diri dalam tim bola voli. Hal ini ditegaskan Dahlan kepada anggota tim, agar bersatu dan tidak seenaknya sendiri dalam bertindak. Dari stilistik dapat dilihat pada leksikon atau pilihan kata yang dipakai oleh penulis. Dalam bab ini, terdapat 2 kata yang dipilih penulis yaitu kata daya dan lalai. Kata daya dipilih penulis dalam kalimat.agar mereka bisa tampil sepenuh daya di pertandingan puncak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata daya berarti kemampuan untuk bertindak. Sehingga yang dimaksudkan olej penulis adalah agar anggota tim voli Tsanawiyah Takeran memampukan diri untuk bertindak di pertandingan puncak. Kata kedua adalah lalai, yang digunakan pada kalimat, Kamu sering lalai karena godaan. Kata lalai memiliki arti tidak ingat karena asik akan sesuatu, sehingga penulis menggunakan kata lalai seakan ingin menegaskan bahwa Imran tidak ingat diri karena asik dengan godaan dari luar tim. Metafora yang dipakai oleh penulis berupa kata penipu ulung. Kata tersebut merupakan sebuah ungkapan yang berarti seseorang yang pandai penipu. Kalimat ini digunakan sebagai penegas kemampuan anggota tim voli Tsanawiyah Takeran yang dapat digunakan sebagai senjata untuk menghadapi lawannya, yaitu SMP Magetan Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 27 Perseteruan Murid Zen Tabel Hasil Penelitian Hal Yang Elemen Keterangan Diamati Tematik Topik Memperbaiki persahabatan (halaman 302) Skemantik Alur Kejujuran Kadir tentang jati diri orang tuanya, membuat persahabatan Kadir, Dahlan dan teman teman yang lain tidak baik. Terlebih dengan Imran yang merasa masih menyimpan dendam terhadap perbuatan ayah Kadir. Hali ini membuat Dahlan mencari cara agar persabatan mereka kembali akur. Dahlan meminta bantuan kepada ayahya untuk menyatukan kembali persahabatan mereka. 60

18 Semantik Latar Keinginan pribadi Dahlan untuk mendamaikan teman temannya yang sedang berselisih paham. Detil Keadaan persahabatan mereka yang sudah renggang. Keprihatinan Dahlan akan keadaan persahabatan mereka Maksud Dahlan menjunjung tinggi perdamaian dan kerukunan dalam persahabatan. Sintaksis Kata Ganti Kita Stilistik Leksikon Tergelincir Retoris Metafora Telur diujung tanduk Analisis Tabel Struktur Makro Topik dalam teks dapat menggambarkan gagasan apa yang sedang dikemukakan oleh penulis. Dalam bab ini, penulis menggambarkan mengenai persahabatan Dahlan dan teman temannya sedang dalam masalah. Sehingga membuat Dahlan tidak tenang dan mencari cara untuk mendamaikan mereka. Dalam pengambilan topik menurut gagasan Van Dijk, penulis memandang suatu masalah didasarkan pada suatu mental atau pikiran tertentu. Kognisi atau mental ini secara jelas dapat dilihat dari topik yang dimunculkan dalam suatu teks. Penulis memunculkan Dahlan yang ingin merukunkan teman temannya dengan meminta bantuan sang ayah. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa penulis ingin menonjolkan gagasan mengenai sikap Dahlan yang dapat menahan emosi agar tidak masuk dalam pertengkaran, dan justru mencoba menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam persahabatannya. Kognisi penulis dalam bab ini ditunjukkan dengan pemilihan topik. Dalam pengambilan topik menurut gagasan Van Dijk, pandangan seorang penulis yang sedang meliput suatu peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu mental atau pikiran tertentu. Kognisi atau mental ini secara jelas dapat dilihat dari topik yang dimunculkan dalam teks. Sehingga tidak heran apa bila elemen elemen mengacu dan mendukung topik. 61

19 Gambaran bangunan wacana yang berkembang di masyarakat sedikit berbeda dengan apa yang tertera di dalam novel. Di dalam novel diceritakan bahwa Dahlan Iskan merupakan seseorang yang membawa kerukunan dan kedamaian. Namun, di beberapa kehadirnya di media, Dahlan Iskan sering sekali membuat kehebohan. Ditunjukkan dengan tragedi kecelakaan bersama mobil pintarnya. Atau gebrakannya yang menjual tiket tol (GTO) di pintu masuk tol. Kedua hal tersebut sedikit membuat masyarakat merasa tidak nyaman dan cenderung berpikir bahwa tindakan Dahlan Iskan terkesan dilebih - lebihkan. Respon yang terjadi membuktikan bahwa bangunan wacana yang terjadi di masyarakat tidak sama dengan wacana apa yang dibangun melalui buku novel Sepatu Dahlan. Sehingga pada akhirnya, masyarakat pun tidak menganggap Dahlan Iskan sebagai pembawa kerukunan dan kedamaian. Dan wacana bahwa Dahlan Iskan adalah orang yang rukun dan damai yang coba dibangun, menjadi wacana yang tidak tersampaikan. 2. Superstruktur Alur dalam bab ini, berfungsi sebagai cara menggambarkan sebuah teks secara umum, namun terbagi dalam bagian bagian tersendiri. Alur dimulai dari pertengkaran yang terjadi antara teman teman Dahlan akibat pengakuan tentang masa lalu orang tua Kadir. Pengakuan Kadir membuat Imran merasa terpukul, sejak saat itu Kadir dan Imran tidak saling tegur sapa. Keadaan ini membuat teman teman disekitar mereka merasa tidak nyaman dan kasian, terutama Dahlan. Hingga akhirnya, Dahlan meminta bantuan Bapak untuk mendamaikan teman temannya. Bapak bersedia membantu, dan dengan sebuah cerita mengenai perseteruan murid Zen yang berisi tentang makna untuk saling mengerti, mereka kembali rukun. 3. Struktur Mikro Latar dalam teks biasanya digunakan penulis untuk menentukan akan dibawa kemana pandangan pembaca (Eriyanto, 2001: 235). Latar pada bab ini adalah ketidakinginan Dahlan melihat perseteruan yang terjadi antara Kadir dan Imran. Dahlan berniat untuk mendamaikan kedua temannya, dengan meminta bantuan kepada Bapaknya. Dilihat dari latar yang ada, penulis ingin menyampaikan bahwa Dahlan adalah sosok yang mempunyai emosi yang stabil. Hal ini dapat terlihat dari 62

20 sikap Dahlan yang memilih untuk tidak ikut campur dalam persoalan, dan justru mencari cara untuk mendamaikan kedua sahabatnya. Terdapat 2 detil yang terdapat dalam bab ini, detil yang pertama adalah keprihatinan Dahlan dengan keadaan persahabatan mereka serta niat Dahlan untuk mendamaikan kedua temannya yang sedang berseteru. Ditunjukkan dengan menceritakan secara detil dan mendalam mengenai keadaan persahabatan mereka, mulai dari alasan hingga dampak dari perseteruan tersebut. Detil sebenarnya dapat digunakan penulis untuk mengkontrol informasi (Eriyanto, 2001: 238), dan dalam detil ini informasi mengenai keprihatinan dan inisiatif Dahlan untuk mendamaikan teman temannya ditulis dengan porsi besar. Menunjukkan bahwa penulis melakukan kontrol informasi dalam bab Perseteruan Murid Zen. Maksud merupakan penguraian secara eksplisit dan jelas untuk menyajikan informasi yang menguntungkan komunikator (Eriyanto, 2001 : 240). Maksud di bab ini ditemukan pada keinginan Dahlan untuk mendamaikan teman temannya. Keinginan Dahlan ini ditulis secara gamblang, dengan berusaha untuk mendamaikan teman teman melalui bantuan Bapaknya. Keuntungan yang diambil oleh penulis yang dalam hal ini adalah komunikator adalah kesan bahwa Dahlan seseorang yang peduli dan dapat menciptakan suasana damai dan rukun di lingkungannya. Kata ganti orang yang digunakan adalah kata kita. Terdapat pada wejangan yang diberikan Bapak kepada Dahlan dan teman - teman. Kata kita yang merupakan kata ganti orang pertama jamak. Hal ini berartikata kita digunakan untuk menggantikan Bapak, Dahlan dan teman - teman. Sehingga kita disini bersifat jamak, mencakup semua orang, yang artinya wejangan Bapak berlaku untuk semua. Bukan wejangan yang hanya diperuntukkan untuk Dahlan, atau Imran. Hal ini digunakan untuk membangun kerukunan dan kedamaian bersama. Leksikon yang digunakan pada bab ini adalah kata tergelincir yang menerangkan keadaan jatuh karena terpeleset, terjerumus. Kata tergelincir dipih karena lebih menerangkan suatu keadaan. Metafora yang digunakan dalam bab ini adalah sebuah peribahasa. Penggunaan peribahasa dalam bab ini bertujuan untuk menggambarkan situasi yang sedang terjadi. bagai telur diujung tanduk memiliki arti suatu situasi dan kondisi yang berbahaya, kritis atau genting. Dengan menggunakan peribahasa tersebut, penulis ingin memperkuat keadaan persahabatan Dahlan dan teman temannya 63

21 sedang dalam masa sulit. Hal ini dilakukan guna memperkuat pesan utama, bahwa Dahlan prihatin dengan keadaan persahabatannya dan ingin mendamaikan Analisis Teks Novel Sepatu Dahlan Bab 32 Stasiun Madiun Tabel Hasil Penelitian Hal Yang Elemen Keterangan Diamati Tematik Topik Jujur pada diri sendiri Skemantik Alur Setelah mendapatkan surat dari Aisha untuk bertemu 3 tahun lagi dengan gelar sarjana muda membuat Dahlan berusaha merayu Bapak dan Zain agar mengijinkan kuliah di luar kota. Dan setalah mengutarakan niatnya untuk pergi kuliah dan diijinkan oleh Bapak, barulah Dahlan berani membalas surat Aisha. Semantik Latar Setelah 6 tahun memendam perasaan terhadap Aisha akhirnya Dahlan berani mengungkapkan isi hatinya kepada Aisha. Detil Merayu Bapak dan juga Zain agar diijinkan untuk kuliah di luar kota. Membalas surat dari Aisha. Maksud Ingin menunjukkan Dahlan jujur terhadap dirinya sendiri dengan membalas surat Aisha dan mengajaknya bertemu. Sintaksis Koherensi Kondisional Akhirnya, keluar juga kalimat sakti yang paling kutunggu. Stilistik Leksikon Geming Retoris Metafora Melambung tinggi Analisis Tabel

22 1. Struktur Makro Topik merupakan konsep dominan, sentral dan paling penting dari suatu teks, dan dalam teks topik dapat digunakan sebagai penggambaran suatu hal yang ingin diungkapkan oleh wartawan (Eriyanto, 2001 : 229). Topik yang terdapat dalam bab ini adalah usaha Dahlan untuk jujur terhadap dirinya sendiri mengenai perasaannya terhadap Aisha. Walaupun dengan berbagai rintangan, Dahlan mencoba memenuhi persyaratan yang diajukan Aisha. Dengan topik berani jujur pada diri sendiri, penulis novel seolah ingin mengatakan bahwa penulis mempercayai bahwa Dahlan Iskan merupakan seorang yang jujur. Ditunjukkan dengan elemen yang mengarah dan mendukung topik tersebut. Kejujuran sekarang ini menjadi hal yang dibicarakan oleh masyarakat, terlebih lagi kejujuran yang dimiliki oleh para elit politik, termasuk Dahlan Iskan. Dengan kasus yang baru menimpanya, mengenai tuduhan korupsi dana pembangunan gardu induk, membuat masyarakat mempertanyakan kejujuran Dahlan Iskan. Dahlan mengatakan dalam situs online Gardu Dahlan, bahwa Ia tidak melakukan korupsi, dan kejadian ini hanya kesalahan administratif semata. Kejujuran Dahlan ini diperkuat dengan hasil praperadilan atas kasusnya tersebut, yang mengabulkan seluruh gugatan praperadilan dan menghapus status tersangka karena tidak terbukti bersalah 6. Dengan hasil praperadilan tersebut, menunjukkan sikap jujur yang dimiliki Dahlan Iskan adalah sebuah realita. Kejujuran terutama pada diri sendiri, merupakan syarat kepemimpinan meurut Orway Tead & George R. Teddy. Sehingga Dahlan Iskan memenuhi syarat kepemimpinan tersebut. 2. Superstruktur Alur cerita merupakan jaringan atau rangkaian yang membangun atau membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir. Urutan alur terdiri atas fase perkenalan, awal masalah, menuju klimaks, klimaks dan penyelesaian (Ahmad, 1996: 24). Dalam bab ini, alur cerita dimulai dari usaha Dahlan untuk membujuk Bapak dan Zain agar mengijinkan kuliah di luar kota, sebagai salah satu syarat dari Aisha untuk pertemuan 3 tahun yang akan datang. Selama Dahlan membujuk Bapak dan Zain, surat dari Aisha tidak pernah Ia balas, karena Dahlan tidka ingin menjanjikan hal yang tidak pasti. Setelah Bapak mengijinkan untuk pergi kuliah, 6 indo diunduh Kamis, 20 Agustus 2015 pukul WIB. 65

23 barulah Dahlan berani membalas surat Aisha, bahkan mengajaknya bertemu lebih cepat dari syarat yang diajukan Aisha. Dalam alur ini, bagian yang ditonjolkan terletak pada keberanian Dahlan menulis surat balasan untuk Aisha. Hal ini ditunjukkan dengan diceritakan di ujung bab, karena keberanian untuk jujur terhadap dirinya dipandang sebagai tujuan dari bab ini. Sedangkan saat Dahlan membujuk Bapak dan Zain merupakan rangkaian dari cerita pada bab ini, yang akhirnya membuat Dahlan mantap untuk membalas surat dari Aisha. 3. Struktur Makro Latar merupakan bagian teks yang dapat mempengaruhi arti yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis (Eriyanto, 2001 : 235). Latar belakang yang digunakan dalam bab ini adalah rasa suka Dahlan terhadap Aisha yang telah dipendam selama 6 tahun, yang selama ini coba disembunyikan oleh keduanya. Detil yang dijelaskan dalam bab ini adalah usaha Dahlan untuk merayu Bapak dan Zain agar mengijinkannya pergi kuliah. Usaha tersebut dilakukan agar dapat memenuhi syarat pertemuan 3 tahun lagi yang diajukan oleh Aisha Detil ini digunakan untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak (Eriyanto, 2001 : 238). Dengan menuliskan secara detil mengenai usaha Dahlan tersebut penulis ingin mengarahkan pembaca kepada citra baik Dahlan yang tidak patah menyerah dalam mencapai keinginannya. Detil kedua dalam bab ini adalah kejujuran Dahlan terhadap perasaannya selama ini, ditunjukan dengan membalas surat Aisha. Bahkan, Dahlan memberanikan diri untuk mempercepat pertemuannya, bukan3 tahun lagi namun esok pagi. Detil ini memberikan kesan bahwa Dahlan berani jujur akan perasaannya setelah Ia memastikan bias berkuliah, sehingga tidak memberikan harapan palsu terhadap Aisha. Maksud adalah informasi yang menguntungkan komunikator akan di uraikan secara eksplisit dan jelas (Eriyanto, 2001 : 240). Pada bab ini, maksud yang ingin disampaikan adalah menunjukkan kejujuran Dahlan terhadap dirinya sendiri. Maksud ini disampaikan untuk menjawab pertanyaan yang dibawa penulis di dalam novel, mengenai hubungan Dahlan dan Aisha. Dalam bab ini, koherensi yang digunakan adalah koherensi kondisional atau menunjukkan sebuah penjelasan. Akhirnya, keluar juga kalimat sakti yang paling kutunggu. Dari kalimat tersebut, terdapat induk da anak kalimat. Induk kalimat berupa kata keluar juga kalimat sakti, dan anak kalimat berupa yang paling 66

24 kutunggu. Dari anak kalimat, dapat dilihat bahwa penulis mencoba penjelaskan perasaan Dahlan bahwa Ia benar - benar menunggu kalimat sakti tersebut. Leksikon yang dipilih penulis adalah kata geming. Geming dalam kamus Bahasa Indonesia berarti diam saja. Kata geming digunakan dalam kalimat Namun, apapun alasannya, mereka tetap bergeming.. menunjukkan bahwa pesan yang ingin disampaikan adalah mereka yang dimaksud dalam teks tersebut hanya diam saja tanpa mengeluarkan alasan ataupun penolakkan. Metafora yang digunakan dalam bab ini adalah ungkapan melambung tinggi. Ungkapan tersebut sebagai tanda bahwa memiliki harapan besar akan sesuatu. Dalam hal ini, melambung tinggi digunakan pada kalimat Harapanku melambung tinggi. Menyatakan bahwa Ia sangat berharap akan sesuatu Analisis Kognisi Sosial Analisis wacana tidak hanya melihat pada struktur teks saja, namun juga melihat bagaimana teks tersebut diproduksi (Eriyanto,2001:259). Van Dijk meng`gunakan analisis kognisi sosial guna mengungkap mengenai kesadaran mental penulis yang membentuk teks tersebut. Selain representasi mental penulis, kognisi sosial juga digunakan untuk mengetahui strategi penulis untuk memproduksi suatu teks (Eriyanto,2001:260) Setiap teks pada dasarnya dihasilkan melalui kesadaran, pengetahuan, prasangka atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa (Eriyanto,2001:160). Novel Sepatu Dahlan, ditulis oleh seorang novelis bernama Khrisna Pabichara yang telah menulis 13 novel. Dalam penulisan novel ini, mental penulis dalam membentuk teks terlihat jelas. Representasi kognisi penulis dapat terlihat pada kisah Dahlan Iskan saat menjadi seorang ketua tim voli. Isi teks tersebut menceritakan kehebatan Dahlan sebagai seorang ketua tim. Kehebatan Dahlan ditunjukkan dengan tidak mudah putus asa, memberikan strategi dan semangat kepada teman - teman satu timnya seperti yang diceritakan pada bab Patriot Sejati. Hal ini dipandang sebagai representasi mental dari penulis novel dalam memandang sosok Dahlan Iskan. Pandangan, kepercayaan penulis bahwa Dahlan Iskan adalah sosok pemimpin yang mumpuni. 67

25 Sebelum menuliskan biografi Dahlan Iskan dalam sebuah novel, Krisna Pabichara terlebih dahulu melakukan penelitian mengenai keabsahan data diri Dahlan Iskan. Hal ini menunjukkan, bahwa sebagai penulis, Khrisna Pabichara menghasilkan teks lewat kesadaran dan pengetahuan akan peristiwa kehidupan Dahlan Iskan. Melakukan riset sebelum menuliskan novel, juga merupakan strategi penulis dalam pembentukan suatu teks. Strategi dalam pembentukan teks juga dilakukan penulis dengan menuliskan biografi elit politik dalam bentuk novel Analisis Konteks Konteks digunakan untuk melihat bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi (Eriyanto,2001:271). Dengan kata lain, analisis konteks digunakan untuk melihat bagaimana sebuah wacana diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Konteks yang digunakan dalam wacana ini adalah penulisan novel dan terbitnya novel Sepatu Dahlan ini menjelang Pemilihan Presiden Sebagaimana kita tahu, bahwa sebelumnya, masyarakat sedang mencari sosok pemimpin yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Dan munculnya novel biografi ini, seakan memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat, akan adanya calon pemimpin yang baik, yang ditunjukkan dengan carita hidupnya dalam novel tersebut. Dahlan Iskan dipandang masyarakat sebagai elit politik yang dekat dengan masyarakat, hal ini terlihat melalui akun media sosial Twitter. Dalam akunnya, Dahlan bisa mengobrol bebas dengan masyarakat, membicarakan segala macam topik permasalahan, akun tersebut juga digunakan hanya untuk bertegur sapa dengan masyarakat sosial media. Hal ini seakan memberikan sebuah pandangan baru, bahwa Dahlan Iskan adalah sosok elit politik yang low profile, terlihat pada kemauan Dahlan meluangkan waktu untuk mengobrol dengan masyarakat dunia maya. Hal ini merupakan proses produksi wacana yang dipakai untuk membentuk kesadaran bahwa Dahlan adalah pribadi yang merakyat. Kesadaran tersebut secara tidak langsung mengontrol masyarakat dengan mempengaruhi kondisi mental masyarakat, seperti kepercayaan, sikap dan pengetahuan. 68

26 Baru baru ini, Dahlan Iskan juga dikabarkan terlibat dalam kasus korupsi PLN dalam pengadaan gardu induk. Pemberitaan ini, mempengaruhi pandangan masyarakat kepada sosok Dahlan Iskan. Dahlan yang semula dipandang sebagai elit politik yang merakyat, kini dipandang sebagai seorang koruptor. Namun, Dahlan Iskan membatasi pikiran masyarakat dengan membuat situs pribadi berjudul Gardu Dahlan. Dalam situs tersebut, Dahlan menceritakan kejadian sebenarnya dari kasus tersebut. Pembuatan situs tersebut merupakan sebuah praktek kekuasaan Dahlan, dalam mengkontrol berita tentang dirinya dalam kasus korupsi. Dahlan Iskan tidak pernah memberikan pernyataan resmi kepada media bahwa dirinya tidak terlibat dalam kasus korupsi PLN. Pernyataan ketidakterlibatkan dalam kasus korupsi tersebut, disampaikan di situs Gardu Dahlan. Pengkontrolan informasi tentang kebenaran kasus tersebut berimbas positif pada citra Dahlan Iskan. Ditemui di media sosial, banyak masyarakat dunia maya tidak mempercayai Dahlan terlibat kasus korupsi tersebut. Ditambah dengan keputusan Pra Peradilan yang menyatakan bahwa Dahlan tidak terbukti sebagai tersangka, membuat citra Dahlan Iskan tetap baik di mata masyarakat. 5.2 Pembahasan Dalam analisis diatas, penulis menggunakan teori kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R Terry untuk menemukan topik mengenai kepemimpinan di dalam novel Sepatu Dahlan. Penyaringan dengan teori kepemimpinan tersebut mendapatkan hasil 5 bab novel Sepatu Dahlan, yang mengulas mengenai teori tersebut. 5 bab tersebut adalah bab 1 Tanah Tebu yang di dalamnya terdapat teori kepemimpinan yaitu ketrampilan berkomunikasi yang merupakan salah satu sifat pemimpin menurut Ordway Tead & George R Terry. Dalam bab tersebut, diceritakan bahwa Dahlan Iskan memiliki sifat mahir berkomunkasi, yang ditunjukkan dengan kegemarannya menulis. Pada bab 15 Ojo Kepingin Sugih juga terdapat teori kepemimpinan menurut Ordway Tead & George R Terry, yaitu memiliki ketrampilan sosial dan dorongan pribadi yang baik. Ketrampilan sosial yang dimaksudkan adalah memiliki sifat pemimpin yang sederhana dan apa adanya, sedangkan dorongan pribadi ditunjukkan dengan sifat memberikan pelayanan dan pengabdian secara tulus sebagai seorang pemimpin. Di dalam novel Sepatu Dahlan, kedua sifat tersebut terlihat dalam wejangan Kiai Irsjad dan Ustad Ilham, yang mengatakan bahwa sebagai seorang pemimpin haruslah tawaduk dan tawakal. 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kajian dalam mempelajari peraturanperaturan yang terdapatdalam penelitian (Usman&Akbar,2008:41). Metode dalam penelitian juga diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian akan menggunakan metode penelitian kualitatif non kancah. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungannya hanya memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN PENELITIAN BAB IV GAMBARAN PENELITIAN 4.1 Novel Sepatu Dahlan Novel Sepatu Dahlan merupakan sebuah karya sastra dari Khrisna Pabichara. Novel ini berbentuk trilogi, dan Sepatu Dahlan merupakan bagian pertama dari

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical discourse analisis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Kata metode memiliki arti suatu cara yang di tempuh dan digunakan secara jelas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan penelitian merupakan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk. 233 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa simpulan dari hasil analisis atau hasil penelitian. Selain itu, peneliti juga menyampaikan beberapa saran berkaitan dengan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis, yaitu analisis sosiokognitif. Berangkat dari pendapat van Dijk yang merupakan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan seni cipta antara perpaduan imajinasi pengarang dan pengalaman kehidupan yang ada disekitarnya, mungkin pernah ia alami sendiri. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif berfokus

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Sebagaimana dikemukakan Mahsun (2007:257) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

A. Pendekatan dan Jenis penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian Untuk Mengungkap sebuah realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dakwah yang disampaikan oleh KH. Aad Ainurussalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Metodologis berarti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian atau metodologi riset berasal dari Bahasa Inggris. Metodologi berasal dari kata methology, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat 36 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkapkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan kualitatif ini

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kewajiban Menuntut Ilmu dengan menggunakan analisis isi dengan menggunakan

BAB V PENUTUP. Kewajiban Menuntut Ilmu dengan menggunakan analisis isi dengan menggunakan 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan kajian pustaka dan analisis data tentang film Semesta Mendukung, dengan sangkutannya Representasi Pesan Dakwah Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy,

BAB III METODE PENELITIAN. disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, 43 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi Penelitian atau Metodologi Riset bahasa Inggrisnya adalah disebut: Science Research Method. Metodologi berasal dari kata methodogy, maknanya ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank Century merupakan bank publik yang didirikan pada 6 Desember 2004. Bank ini merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac dan

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR (Studi Analisis Wacana Tentang Representasi Etnis Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir oleh Clara Ng) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Massa

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Massa BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi massa terdiri dari dua kata,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu kebenaran yang sesuai dengan target dan tujuan. Seorang peneliti perlu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematik yang dimaksudkan untuk menambahkan pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada untuk menemukan

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewan Perwakilan Rakyat (Kota Bandung) telah menetapkan nama Gelora Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage, Bandung bulan Maret

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, komunikasi menjadi demikian penting bagi kehidupan masyarakat. Salah satu ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia membawakannya. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. musik, pemilihan instrumen musik, dan cara ia membawakannya. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik seringkali digunakan sebagai media penyampaian pesan secara unik melalui lagu. Lagu sebagai media yang universal dan efektif, dapat menuangkan gagasan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi penelitian komunikasi, sehingga mengacu pada landasan dan teori komunikasi yang mendukung. Berikut ini, penulis akan memaparkan konsep-konsep

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP BENCANA JEPANG (STUDI ANALISIS WACANA TEUN A. VAN DIJK PADA HARIAN KOMPAS TENTANG PEMBERITAAN GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kritis secara ontologi berpandangan bahwa realitas yang teramati (virtual reality) merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan

Lebih terperinci

Kecerdasan Emosional. Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011. Kelas :. Umur :...

Kecerdasan Emosional. Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011. Kelas :. Umur :... Kecerdasan Emosional Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011 Nama : Kelas :. Umur :... Petunjuk mengerjakan Didalam skala ini terdapat 24 buah pertanyaan. Pada etiap pertanyaan disediakan 5 buah pilihan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Perancis bertujuan agar peserta didik memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Perancis bertujuan agar peserta didik memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Perancis bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis sehingga

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Model framing yang digunakan dalam menganalisis konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan oleh Pan dan Kosicki. Dalam model ini, perangkat

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research

Lebih terperinci

Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi

Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi Bagian Pertama: Bangga Menjadi ASN Judul diatas bukan maksud untuk mengajak Anda untuk berpikir bahwa menjadi pegawai/ ASN adalah sesuatu. Meminjam istilah anak sekarang. Bukan tanpa alasan mengangkat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia komunikasi sedang mengalami masa peningkatan, ditunjukkan dengan beragamnya media yang digunakan untuk saling berbagi informasi seperti televisi, radio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebenarnya ada dibalik semua itu, yang jelas hal hal seperti itu. remaja yang sedang berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini marak terjadi kasus perkelahian antar siswa sekolah yang beredar di media sosial. Permasalahannya pun beragam, mulai dari permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

Lebih terperinci

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis)

WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) WACANA PENCITRAAN KINERJA ANGGOTA DPR PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT (Analisis Wacana Kritis) Apriyanti Rahayu Fauziah Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI apriyanti.260491@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan paradigma kritis. Perspektif kritis ini bertolak dari asumsi umum bahwa realitas kehidupan bukanlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi ini sangat menguntungkan bagi guru dan anak didik. dipahami, digunakan oleh siswa dengan baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi ini sangat menguntungkan bagi guru dan anak didik. dipahami, digunakan oleh siswa dengan baik. 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Teknik Penyajian Pelajaran Penggunaan teknik yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peserta didik lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Pembukaan yang tidak efektif dapat menghambat keseluruhan khotbah Anda Pembukaan yang tidak tepat atau tidak memikat dapat membuat audiens bosan, mengantuk atau bahkan tertidur Sebaliknya jika pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembentukan makna merupakan pokok dari komunikasi menggunakan media massa terutama surat kabar, karena makna yang dibangun membentuk sebuah realitas media yang dianggap benar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.

Lebih terperinci